Page 1
METODE ILMIAH 2013
METODE ILMIAH
I PENGANTAR
Menurut Suryabrata (1983:3), “Hasrat ingin tahu manusia
terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal
yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya.
Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang
benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara
inherent dapat dicapai manusia, baik melalui cara yang
ilmiah maupun non ilmiah.”
Setiap masalah pasti menimbulkan hasrat keingintahua
manusia,dalam proses mencari jawaban manusia menggunakan
dua metode yaitu pendekatan ilmiah dan non ilmiah.
Contoh Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non
Ilmiah:
“Amir sakit perut selama seminggu”
Pendekatan Ilmiah :
• Cari data di lapangan
Amir makan apa ?
• Periksa ke dokter
• Tes laboratorium
• Pengobatan
• Kesimpulan :Amir
Keracunan
Pendekatan Non Ilmiah :
• Pergi ke dukun
• Penyembuhan
• Kesimpulan : Amir kena
guna-guna dari temen/musuhnya
Dengan demikian, merujuk pendapat diatas bahwa
pengetahuan yang benar dapat dicapai manusia melaui cara
1
Page 2
METODE ILMIAH 2013
atau metedelogi ilmiah ataupun non ilmiah. Berikut tabel
perbandingan metedologi ilmiah dan metedologi non ilmiah: Tabel 1.1 Tabel Perbandingan Metedologi Ilmiah dengan Non Ilmiah
No Metedologi Ilmiah Metedologi non ilmiah
1.Perumusan masalah jelas
dan spesifik
Perumusan masalah yang
kabur atau abstrak
2.
Masalah merupakan hal
yang dapat diamati dan
diukur secara empiris
Masalah tidak selalu
diukur secara empiris
dan dapat bersifat
supranatural/dogmatis
3.Jawaban permasalahan
didasarkan pada data
Jawaban tidak diperoleh
dari hasil pengamatan
data di lapangan
4.
Proses pengumpulan dan
analisis data, serta
pengambilan keputusan
berdasarkan logika yang
benar
Keputusan tidak
didasarkan pada hasil
pengumpulan data dan
analisis data secara
logis
5.
Kesimpulan yang didapat
siap/terbuka untuk
diuji oleh orang lain
Kesimpulan tidak dibuat
untuk diuji ulang oleh
orang lain
Dengan merujuk perbandingan tabel 1.1 maka
pembahasannya tentang metode ilmiah yang merupakan salah
satu fasilitator manusia untuk mencapai kebenaran dari
sebuah pengetahuan yang dipertanyakannya.
Metode ilmiah perlu diketahui karena ini merupakan
prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk
2
Page 3
METODE ILMIAH 2013
memperoleh pengetahuan yang disebut dengan
ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa peneliti mempunyai
pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan secara
ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang
harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu
penelitian ilmiah.
II DEFINISI METODE ILMIAH
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan
serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat
menjadi suatu teori ilmiah (Wikipedia). Berikut pendapat
para ahli tentang definisi metode ilmiah.
metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran (Almadk, 1939). Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap
sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Adapun menurut Barnamid (1994:85), “ metode ilmiah
adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun
data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka
usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat
mutlak.”
3
Page 4
METODE ILMIAH 2013
Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara
tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang
disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah (Senn,1971:4-6).
Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai
perumusan mengenai pengertian metode ilmiah. George
Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur
rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-
pangkal duga disusun dan diuji. Harold Titus menyatakan
pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau langkah
untuk memperoleh pengetahuan.
Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data,
menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid.
Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak
berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti
semata yang bersifat subyektif. Penelitian ilmiah
melibatkan theory construction dan theory verification. Kontruksi
teori merupakan suatu proses untuk membentuk struktur dan
kerangka teori yang akan digunakan untuk mengembangkan
suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya.
Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis
tersebut diuji secara empiris.
III CIRI DAN UNSUR METODE ILMIAH
Metode ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan, yaitu:
Rasional : Sesuatu yang masuk akal dan terjangkau
oleh penalaran manusia
4
Page 5
METODE ILMIAH 2013
Empiris : Menggunakan cara-cara tertentu yang dapat
diamati dengan menggunakan panca indera
Sistematis : Menggunakan proses dengan langkah-
langkah logis.
Unsur-unsur yang termasuk dalam metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang
cermat atas subjek investigasi. Dalam proses
karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat
utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang
diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan
proses penentuan (definisi) dan observasi; dimaksud
seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan
yang cermat.
Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai
dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran
tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan
dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas
yang diukur. Ketidakpastian juga dapat dihitung
berdasarkan ketidakpastian masing-masing kuantitas yang
digunakan.
2. Prediksi dari Hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi
berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin
meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium
atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi
5
Page 6
METODE ILMIAH 2013
tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa
probabilitas.
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah
belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan
terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka
terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa
hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika
hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut
konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat
membuat hipotesis.
Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi,
hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah
berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu
metode yang mungkin akan datang.
3. Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan
eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan
prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah
benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau
bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai
dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi
benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih
lanjut.
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu
hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas
kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara
mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil
6
Page 7
METODE ILMIAH 2013
eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari
hipotesis.
Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam
eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil
eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan
keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan
membantu dalam reproduksi eksperimen.
4. Evaluasi dan Pengulangan
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif,
yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang
ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal
karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk
membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan
mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari.
Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan
prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan
mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau
definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan
eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik
dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode
eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau
bahkan definisi subjek penelitian itu.
Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka
sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang
manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang
telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri,
atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan
mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali
7
Page 8
METODE ILMIAH 2013
eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh
orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi
didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang
lain.
IV SYARAT DAN KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
Syarat-syarat metode ilmiah antara lain:
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya
atau didukung metodik fakta empiris.
2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan
menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan
terkontrol.
3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun
dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan
yang lain saling berkaitan.
4. Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau
dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja
tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama.
Metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik
umum sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37; Sekaran,
1992, 2003):
1. Kritis dan analitis
Mendorong suatu kepastian dan proses penelitian untuk
mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan
solusinya.
2. Logis
8
Page 9
METODE ILMIAH 2013
Merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan
rasional diturunkan dari bukti yang ada.
3. Testabiity
Penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan
pengujian statistik yang menggunakan data yang
dikumpulkan.
4. Obyektif
Hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama
apabila studi yang sama dilakukan pada kondisi yang
sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat
dibuktikan kebenarannya.
5. Konseptual dan Teoretis
Ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan suatu
struktur konsep dan teoretis untuk menuntun dan
mengarahkan upaya penelitian.
6. Empiris
Metode ini pada prinsipnya berstandar pada realitas.
7. Sistematis
Mengandung arti suatu prosedur yang cermat.
Suatu penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik
jika memenuhi kriteria berikut (Sekaran, 1992, 2003);
Indriantoro & Supomo, 1999: 14-15).
1. Menyatakan tujuan secara jelas.
2. Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses
penelitian yang dilakukan secara hati-hati (prudent)
dengan keakurasian yang tinggi.
9
Page 10
METODE ILMIAH 2013
3. Basis teori dan rancangan penelitian yang baik akan
menambah kekokohan dari penelitian ilmiah.
4. Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data
yang relevan.
Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah
teoretis atau berdasarkan pengungkapan data.
5. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
6. Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat
dipercaya. Tidak ada penelitian yang sempurna dan
ketepatannya tergantung pada keyakinan peneliti yang
dapat diterima umum. Kesalahan pengukuran data dapat
menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain
penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga hasil
penelitian dapat dekat dengan kenyataannya (precision)
dengan tingkat probabilitas keyakinan (confidence) yang
tinggi.
7. Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil
penelitian ilmiah akan memberikan hasil dan konklusi
yang obyektif jika tidak dipengaruhi oleh faktor
subyektif peneliti.
8. Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu
penelitian ilmiah mempunyai kemudahan di dalam
menjelaskan hasil penelitiannya.
9. Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil
penelitian ilmiah mampu untuk diuji ulang dengan hasil
yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang
berbeda.
10
Page 11
METODE ILMIAH 2013
V TUJUAN METODE ILMIAH
Tujuan metode ilmiah adalah mendapatkan pengetahuan
ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan. Dapat disimpulkan bahwa
tujuan metode ilmiah yaitu:
1 Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang
teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan.
2 Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
3 Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan,
analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan
penarikan kesimpulan.
VI SIKAP ILMIAH
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude”
sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa
latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara
mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis
mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea
charged with emotion which predis poses a class of
actions to aparcitular class of social situation”. Rumusan
tersebut diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen
yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen
tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek
dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan
positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
11
Page 12
METODE ILMIAH 2013
sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung
untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu
bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa ”Sikap
ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh
para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai
seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecenderungan
individu untuk bertindak atau berprilaku dalam
memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui
langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan
oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa
dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah
berdasarkan metode ilmiah, antara lain:
1. Sikap ingin tahu
Apabila menghadapi suatu masalah yang baru
dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang
mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea;
kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin
untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah
dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2. Sikap kritis
Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa
ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti –
bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa
paling benar yang harus diikuti oleh orang lain;
bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
3. Sikap obyektif
12
Page 13
METODE ILMIAH 2013
Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu,
menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh
pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat
mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan
dirinya sebagai subjek.
4. Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru;
kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara
yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi
yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5. Sikap menghargai karya orang lain
Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain
sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun
ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6. Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia
mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak
akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila
belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya
ia berusaha bekerja dengan teliti.
7. Sikap terbuka
Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun
berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima
kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
VII LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH
Pola Pikir dalam Metode Ilmiah:
13
Page 14
METODE ILMIAH 2013
1. Induktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat
khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum
2. Deduktif
Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus yang bersifat khusus
Contoh sederhana:
Induktif :
Tumbuhan akan mati (khusus)
Hewan akan mati (khusus)
Manusia akan mati (khusus)
Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan mati (umum)
Deduktif :
Semua manusia akan mati (umum)
Aris adalah manusia (khusus)
Kesimpulan : Aris akan mati (khusus)
Metode Ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu
struktur logis yang terdiri atas tahapan kerja :
1. Adanya kebutuhan obyektif
2. Perumusan masalah
3. Pengumpulan teori
4. Perumusan hipotesis
5. Pengumpulan data/informasi/fakta
6. Analisis data
7. Penarikan kesimpulan
14
Page 15
METODE ILMIAH 2013
Prosedur diatas disebut daur logico-hypothetico verifikatif, jadi
Sarana Berpikir Ilmiah dapat dilukiskan sebagai berikut:
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah
harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Schluter (1926)
memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan
metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-
malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur
permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut
hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung
ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai
dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan
tersedia atau tidak.
15
Page 16
METODE ILMIAH 2013
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan
atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk
membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan
kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abelson
(1933) memberikan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat
2. Pemilihan masalah.
a. Menyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b. Memberikan alasan terhadap pemilihan tersebut.
c. Menyebutkan ruang lingkup penelitian dan secara
singkat materi dijelaskan, serta situasi dan hal-hal
lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah harus
diikuti hal-hal berikut:
a. Analisa harus logis. Bukti dalam bentuk yang
sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-
unsur yang dapat memecahkan masalah.
b. Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan
secara singkat.
c. Mengurutkan data, fakta dan keterangan-keterangan
khas yang diperlukan.
16
Page 17
METODE ILMIAH 2013
d. Data yang diperoleh termasuk referensi yang
digunakan harus dicantumkan.
e. Menunjukkan cara data dari awal diolah sampai
mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
f. Mengurutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta
hubungannya dalam berbagai fase penelitian.
4. Kesimpulan
a. Memberikan kesimpulan dari hipotesa dengan menyatakan
dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh
b. Memberikan implikasi dari kesimpulan, yaitu dengan
menjelaskan beberapa implikasi dari produk hipotesa
dengan memberikan beberapa inferensi.
Dari pedoman beberapa ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode
ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan
masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan
keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara
jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan.
Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapat
dalam masalah, misalnya masalah yang dipilih adalah
bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha
tani di Aceh? dan sebagainya.
2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, langkah kedua yang
dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah
17
Page 18
METODE ILMIAH 2013
ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan. Mencari bahan di
perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan
oleh seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah
dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian
ahli lain yang ada keterkaitannya dengan masalah yang
ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti
memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian.
Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang
hubungan sangkut-paut antar variabel atau fenomena dalam
penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang
diterima secara sementara sebelum diuji.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. langkah
selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji
hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah
lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi, misalnya
pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa
(analytical framework) yang telah ditetapkan. Model
matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan
hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal
dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang
tersedia.
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan
untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data
18
Page 19
METODE ILMIAH 2013
prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh
peneliti.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data
tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk
menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bergantung dan
masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan
digunakan, teknik pengumpulan data akan berbeda-beda.
Jika penelitian menggunakan metode percobaan, misalnya
data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibuat
sendiri oleh peneliti Pada metode sejarah ataupun survei
normal, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden, baik secara langsung
ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data
adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku
manusia di mana peneliti secara partisipatif berada
dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
6. Menyusun, menganalisa, dan menyusun interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk
mengadakan analisa. Sebelum analisa dilakukan, data
tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.
Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat
coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data
dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau
interpretasi terhadap data tersebut.
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat
generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya
19
Page 20
METODE ILMIAH 2013
memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan
generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah
hipotesa benar untuk diterima ataukah hiporesa tersebut
ditolak.
8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah
membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara
ilmiah mempunyai teknik tersendiri.
VIII Berbagai Tipe Penelitian
1. Menurut Penggunannya
Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure
research ).
Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure
research ) adalah setiap penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk
menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan
praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian
itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka
panjang juga akan terpakai.
Penelitian terapan ( applied reaserch )
Setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan
praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat
dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian
untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang
20
Page 21
METODE ILMIAH 2013
berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan
pengambilan keputusan atau administrator.
Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan
berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang
berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep
teoritis tertentu.
2. Menurut Metodenya
A Penelitian Historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa
lampau sistematis dan objektif memahami
peristiwa-peristiwa masa lampau itu.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar
dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan
permasalahan dengan metode ini adalah paling
rendah.
Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan
orang lain seperti surat-surat arsip atau
dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti
ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi
seseorang, maka penelitian disebut penelitian
biografis.
Penelitian Filosofis
Penelitian filosofis adalah prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki secara rasional melalui
perenungan/pemikiran yang terarah, mendalam dan
mendasar tentang hakikat sesuatu yang ada dan
yang mungkin ada, baik dengan mempergunakan pola
21
Page 22
METODE ILMIAH 2013
berpipkir aliran filsafat tertentu maupun dalam
bentuk analisa sistematik berdasarkan pola
berpikir induktif, deduktif, fenomenologis dan
lain-lain dan dengan memperhatikan hukum-hukkum
berpikir logika.
B Penelitian Observasional
Penelitian yang bertujuan untuk mengamati dan
mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi dalam
(pada) fenomena natural ataupun sosial, yang
terjadi dalam tingkatan waktu tertentu, dan
tidak dapat dikendalikan oleh si peneliti,
seperti perubahan iklim, pergerakan binatang,
pencemaran lingkungan, perubahan perilaku
masyarakat, kriminalitas, dsb.
C Penelitian Ekspremental
Di dalam studi eksperimental, peneliti
memanipulasi sekurang-kurangnya satu variable
bebas, mengontrol variable lain yang relevan dan
mengamati pengaruh dari satu atau lebih variable
terikat. Variabel bebas juga diartikan sebagai
variable eksperimental, variable sebab, atau
variable perlakuan yang aktif atau mempunyai
karakteristik yang diyakini membuat perbedaan
terhadap variable tergantung. Variabel terikat
juga diartikan sebagai variable patokan,
variable akibat atau pascauji hasil darin suatu
studi, perubahan atau perbedaan yang terjadi
22
Page 23
METODE ILMIAH 2013
dalam kelompok sebagai hasil dari pemanipulasian
variable bebas.
Langkah-langkah dalam studi eksperimental :
pemilihan dan pendefinisian masalah, pemilihan
subyek dan instrument-instrumen pengukuran,
pemilihan rancangan, penetapan prosedur,
penganalisaan data dan perumusan kesimpulan.
Ciri khas yang terdapat pada metode ini adalah
adanya dua kelompok yaitu satu sebagai kelompok
eksperimen dan yang lainnya sebagai kelompok
kontrol.
D Penelitian Rekayasa
Penelitian rekayasa (termasuk penelitian
perangkat lunak) adalah penelitian yang
menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu
rancangan guna mendapatkan konsep/benda/kinerja
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
3. Menurut Sifat Permasalahannya
Penelitian Historis
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan
sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan
sifat populasi tertentu.
Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan
proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi
dari waktu.
23
Page 24
METODE ILMIAH 2013
Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan terperinci mengenai
latar belakang keadaan sekarang yang
dipermasalahkan.
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat
hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya,
apakah ada hubungan antara status sosial orang
tua siswa dengan prestasi anak mereka.
Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat antara faktor tertentu
yang mungkin menjadi penyebab gejala yang
diselidiki.
Penelitian Ekspremental
Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan
dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain.
Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang
sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
4. Menurut Bidang Ilmu
Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah:
penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi pendidikan
guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian),
24
Page 25
METODE ILMIAH 2013
ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan,
kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya.
IX Studi Kasus
Studi kasus yang diangkat adalah “Meningkatkan Kualitas
Air Sungai Kawasan Pemukiman Pinggir Kota di Dusun
Grobogan”.
1. Latar Belakang Masalah
Air bersih merupakan kebutuhan utama dalam hidup
manusia. Air dapat diperoleh dari sumber-sumber alam
dan air tanah (sumur). Kualitas air sangat dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan sekitarnya.
Dusun Grobogan adalah salah satu pemukiman penduduk di
pinggir kota Magelang. Karakter masyarakatnya merupakan
masyarakat peralihan antara kota dan desa. Kondisi
ekonomi masyarakatnya termasuk pada tingkat ekonomi
rendah. Sebagian penduduk bekerja sebagai buruh
penggarap sawah. Dalam kesehariannya penduduk memakai
air sungai untuk kebutuhan mandi, gosok gigi, mencuci,
buang air besar dan kecil.
Kualitas air sungai yang digunakan oleh masyarakat
buruk secara fisik. Air berwarna coklat keruh,
bercampur dengan sampah, dan berbau. Air bersih yang
“tidak berbiaya” menjadi harapan masyarakat. Untuk
mempebaiki kondisi air pada pemukiman pinggiran kota
dengan studi kasus ini, perlu dicari solusi pemecahan
masalah, yaitu teknik penjernih air dengan bahan-bahan
yang relatif “tidak berbiaya”.
25
Page 26
METODE ILMIAH 2013
2. Perumusan masalah
Beberapa kawasan pemukiman pinggir kota belum terseda
fasilias air bersih. Masyarakat yang tinggal di kawasan
ini membutuhkan fasilitas air bersih yang cenderung
“tidak berbiaya” atau yang tidak memberikan beban
ekonomi bagi masyarakat. Pengolahan air sungai menjadi
air bersih menjadi harapan masyarakat. Masalah yang ada
adalah bagaimana agar air sungai tersebut dapat
digunakan untuk mencuci, minum maupun kegiatan rumah
tangga lainnya.
3. Tujuan penelitian
Meningkatkan kualitas air sungai yang kotor dan bau
menjadi bersih dengan menggunakan bebatuan, pasir,
ijuk, arang, dan sabut kelapa dengan teknik penjernih
yang berbiaya rendah.
4. Pengamatan
Sebelum melakukan tindakan penjernihan air tersebut,
harus dilakukan pengamatan terhadap keadaan air seperti
warna air, kekeruhannya dan baunya.
5. Perumusan Hipotesis
Dari hasil pengamatan, dapat dirumuskan hipotesis
yang membuat perkiraan jalan keluarnya (solusi). Salah
satu usaha untuk memperbaiki warna atau keruh atau bau
air tersebut dengan jalan menyaring air tersebut,
dengan menggunakan bebatuan, pasir, ijuk, arang, sabut
kelapa, dan lain-lain.
6. Penelitian
26
Page 27
METODE ILMIAH 2013
Untuk mengetahui apakah hipotesis bisa diterima atau
tidak perlu dilakukan penelitian. Penelitian dilakukan
dengan menyediakan alat atau bahan yang diperlukan.
Adapun penelitian yang dilakukan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar Penjernih air
7. Membuat laporan
Setiap penelitian berakhir dengan membuat laporan.
Laporan harus bersifat jujur, apa adanya, sesuai dengan
hasil yang didapatkan. Dengan demikian orang lain pun
dapat memanfaatkan hasil eksperimen yang dilakukan.
X SOAL LATIHAN
1. Apa pengertian metode ilmiah?
2. Unsur – unsur apa saja yang terkandung dalam metode
ilmiah sebutkan dan jelaskan?
3. Apa tujuan metode ilmiah?
4. Sebutkan dan jelaskan Karakteristik Metode Ilmiah!
27
Page 28
METODE ILMIAH 2013
5. Jelaskan tentang sikap ilmiah!
6. Sebutkan macam-macam metode ilmiah dan berikan contoh
dalam bidang teknik industri!
7. Apa perbedaan metode ilmiah dengan non ilmiah?
8. Sebutkan langkah-langkah dalam metode ilmiah?
9. Sebutkan syarat – syarat metode Ilmiah?
10. Uraikan dan beri contoh berbagai jenis penelitian!
Contoh hendaknya dibidang Teknik Industri!
XI DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Prinsip-Prinsip Metode Ilmiah.
http://www2.jogjabelajar.org/modul/
adaptif/kimia/1_PENGENALAN%20ILMU%20KIMIA/kb2_3.htm
(diakses tanggal 23 Maret 2012)
Arikunto, Suharsimi.1993. Manajemen Penelitian.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitin. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Setyowati, Endang. 2008. Jurnal Meningkatkan Kualitas Air
Sungai dengan Katalisator Batuan dan Arang Kasus
PemukimanPinggir Kota di Dusun Grobogan. Yogyakarta.
Nasrudin. 2008. Apakah yang Dimaksud dengan Metode Ilmiah.
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-
dimaksud-dengan-metode-ilmiah/ (diakses tanggal 23
Maret 2012)
28
Page 29
METODE ILMIAH 2013
Stefano. 2009. Metode Ilmiah.
http://classassignment.wordpress.com/2009/03/30/
metode-ilmiah/ (diakses tanggal 23 Maret 2012)
Taschia. 2011. Langkah dalam Metode Ilmiah.
http://thascia.blogspot.com/2011/03/ langkah-dalam-
metode-ilmiah.html (diakses tanggal 23 Maret 2012)
Admin. 2011. Macam-Macam Metode Ilmiah.
http://blog.tp.ac.id/macam-macam-metode-ilmiah (diakses
tanggal 23 Maret 2012)
29