Top Banner
METODE ILMIAH 2013 METODE ILMIAH I PENGANTAR Menurut Suryabrata (1983:3), “Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik melalui cara yang ilmiah maupun non ilmiah.” Setiap masalah pasti menimbulkan hasrat keingintahua manusia,dalam proses mencari jawaban manusia menggunakan dua metode yaitu pendekatan ilmiah dan non ilmiah. Contoh Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non Ilmiah: “Amir sakit perut selama seminggu” Pendekatan Ilmiah : • Cari data di lapangan Amir makan apa ? • Periksa ke dokter • Tes laboratorium • Pengobatan • Kesimpulan :Amir Keracunan Pendekatan Non Ilmiah : • Pergi ke dukun • Penyembuhan • Kesimpulan : Amir kena guna-guna dari temen/musuhnya Dengan demikian, merujuk pendapat diatas bahwa pengetahuan yang benar dapat dicapai manusia melaui cara 1
29

PBS4 METODE ILMIAH

Jan 21, 2023

Download

Documents

Lia Cerewetzz
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

METODE ILMIAH

I PENGANTAR

Menurut Suryabrata (1983:3), “Hasrat ingin tahu manusia

terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal

yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya.

Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang

benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara

inherent dapat dicapai manusia, baik melalui cara yang

ilmiah maupun non ilmiah.”

Setiap masalah pasti menimbulkan hasrat keingintahua

manusia,dalam proses mencari jawaban manusia menggunakan

dua metode yaitu pendekatan ilmiah dan non ilmiah.

Contoh Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non

Ilmiah:

“Amir sakit perut selama seminggu”

Pendekatan Ilmiah :

• Cari data di lapangan

Amir makan apa ?

• Periksa ke dokter

• Tes laboratorium

• Pengobatan

• Kesimpulan :Amir

Keracunan

Pendekatan Non Ilmiah :

• Pergi ke dukun

• Penyembuhan

• Kesimpulan : Amir kena

guna-guna dari temen/musuhnya

Dengan demikian, merujuk pendapat diatas bahwa

pengetahuan yang benar dapat dicapai manusia melaui cara

1

Page 2: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

atau metedelogi ilmiah ataupun non ilmiah. Berikut tabel

perbandingan metedologi ilmiah dan metedologi non ilmiah: Tabel 1.1 Tabel Perbandingan Metedologi Ilmiah dengan Non Ilmiah

No Metedologi Ilmiah Metedologi non ilmiah

1.Perumusan masalah jelas

dan spesifik

Perumusan masalah yang

kabur atau abstrak

2.

Masalah merupakan hal

yang dapat diamati dan

diukur secara empiris

Masalah tidak selalu

diukur secara empiris

dan dapat bersifat

supranatural/dogmatis

3.Jawaban permasalahan

didasarkan pada data

Jawaban tidak diperoleh

dari hasil pengamatan

data di lapangan

4.

Proses pengumpulan dan

analisis data, serta

pengambilan keputusan

berdasarkan logika yang

benar

Keputusan tidak

didasarkan pada hasil

pengumpulan data dan

analisis data secara

logis

5.

Kesimpulan yang didapat

siap/terbuka untuk

diuji oleh orang lain

Kesimpulan tidak dibuat

untuk diuji ulang oleh

orang lain

Dengan merujuk perbandingan tabel 1.1 maka

pembahasannya tentang metode ilmiah yang merupakan salah

satu fasilitator manusia untuk mencapai kebenaran dari

sebuah pengetahuan yang dipertanyakannya.

Metode ilmiah perlu diketahui karena ini merupakan

prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk

2

Page 3: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

memperoleh pengetahuan yang disebut dengan

ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa peneliti mempunyai

pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan secara

ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang

harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu

penelitian ilmiah.

II DEFINISI METODE ILMIAH

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses

keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis

berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan

serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan

fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis

tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu

hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat

menjadi suatu teori ilmiah (Wikipedia). Berikut pendapat

para ahli tentang definisi metode ilmiah.

metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip

logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan

kebenaran (Almadk, 1939). Sedangkan Ostle (1975)

berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap

sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.

Adapun menurut Barnamid (1994:85), “ metode ilmiah

adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun

data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka

usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat

mutlak.”

3

Page 4: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara

tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang

disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah (Senn,1971:4-6).

Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai

perumusan mengenai pengertian metode ilmiah. George

Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur

rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-

pangkal duga disusun dan diuji. Harold Titus menyatakan

pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau langkah

untuk memperoleh pengetahuan.

Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk

mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data,

menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid.

Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak

berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti

semata yang bersifat subyektif. Penelitian ilmiah

melibatkan theory construction dan theory verification. Kontruksi

teori merupakan suatu proses untuk membentuk struktur dan

kerangka teori yang akan digunakan untuk mengembangkan

suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya.

Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis

tersebut diuji secara empiris.

III CIRI DAN UNSUR METODE ILMIAH

Metode ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan, yaitu:

Rasional : Sesuatu yang masuk akal dan terjangkau

oleh penalaran manusia

4

Page 5: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Empiris : Menggunakan cara-cara tertentu yang dapat

diamati dengan menggunakan panca indera

Sistematis : Menggunakan proses dengan langkah-

langkah logis.

Unsur-unsur yang termasuk dalam metode ilmiah adalah

sebagai berikut:

1. Karakterisasi

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang

cermat atas subjek investigasi. Dalam proses

karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat

utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang

diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan

proses penentuan (definisi) dan observasi; dimaksud

seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan

yang cermat.

Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai

dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran

tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan

dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas

yang diukur. Ketidakpastian juga dapat dihitung

berdasarkan ketidakpastian masing-masing kuantitas yang

digunakan.

2. Prediksi dari Hipotesis

Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi

berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin

meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium

atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi

5

Page 6: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa

probabilitas.

Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah

belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan

terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka

terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa

hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika

hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut

konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat

membuat hipotesis.

Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi,

hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah

berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu

metode yang mungkin akan datang.

3. Eksperimen

Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan

eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan

prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah

benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau

bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai

dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi

benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih

lanjut.

Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu

hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas

kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara

mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil

6

Page 7: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari

hipotesis.

Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam

eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil

eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan

keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan

membantu dalam reproduksi eksperimen.

4. Evaluasi dan Pengulangan

Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif,

yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang

ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal

karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk

membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan

mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari.

Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan

prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan

mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau

definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan

eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik

dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode

eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau

bahkan definisi subjek penelitian itu.

Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka

sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang

manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang

telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri,

atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan

mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali

7

Page 8: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh

orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi

didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang

lain.

IV SYARAT DAN KARAKTERISTIK METODE ILMIAH

Syarat-syarat metode ilmiah antara lain:

1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya

atau didukung metodik fakta empiris.

2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan

menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan

terkontrol.

3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun

dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan

yang lain saling berkaitan.

4. Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau

dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja

tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan

memperoleh hasil yang sama.

Metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik

umum sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37; Sekaran,

1992, 2003):

1. Kritis dan analitis

Mendorong suatu kepastian dan proses penelitian untuk

mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan

solusinya.

2. Logis

8

Page 9: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan

rasional diturunkan dari bukti yang ada.

3. Testabiity

Penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan

pengujian statistik yang menggunakan data yang

dikumpulkan.

4. Obyektif

Hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama

apabila studi yang sama dilakukan pada kondisi yang

sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat

dibuktikan kebenarannya.

5. Konseptual dan Teoretis

Ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan suatu

struktur konsep dan teoretis untuk menuntun dan

mengarahkan upaya penelitian.

6. Empiris

Metode ini pada prinsipnya berstandar pada realitas.

7. Sistematis

Mengandung arti suatu prosedur yang cermat.

Suatu penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik

jika memenuhi kriteria berikut (Sekaran, 1992, 2003);

Indriantoro & Supomo, 1999: 14-15).

1. Menyatakan tujuan secara jelas.

2. Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses

penelitian yang dilakukan secara hati-hati (prudent)

dengan keakurasian yang tinggi.

9

Page 10: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

3. Basis teori dan rancangan penelitian yang baik akan

menambah kekokohan dari penelitian ilmiah.

4. Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data

yang relevan.

Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah

teoretis atau berdasarkan pengungkapan data.

5. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).

6. Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat

dipercaya. Tidak ada penelitian yang sempurna dan

ketepatannya tergantung pada keyakinan peneliti yang

dapat diterima umum. Kesalahan pengukuran data dapat

menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain

penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga hasil

penelitian dapat dekat dengan kenyataannya (precision)

dengan tingkat probabilitas keyakinan (confidence) yang

tinggi.

7. Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil

penelitian ilmiah akan memberikan hasil dan konklusi

yang obyektif jika tidak dipengaruhi oleh faktor

subyektif peneliti.

8. Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu

penelitian ilmiah mempunyai kemudahan di dalam

menjelaskan hasil penelitiannya.

9. Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil

penelitian ilmiah mampu untuk diuji ulang dengan hasil

yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang

berbeda.

10

Page 11: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

V TUJUAN METODE ILMIAH

Tujuan metode ilmiah adalah mendapatkan pengetahuan

ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan

pengetahuan yang dapat diandalkan. Dapat disimpulkan bahwa

tujuan metode ilmiah yaitu:

1 Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang

teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat

diandalkan.

2 Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang

diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.

3 Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari

penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan,

analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan

penarikan kesimpulan.

VI SIKAP ILMIAH

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude”

sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa

latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara

mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis

mendefenisikan sikap sebagai : “ An  attitude ia an idea

charged with emotion  which predis poses a class of

actions to aparcitular class of social situation”. Rumusan

tersebut diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen

yaitu  komponen kognitif, komponen afektif dan komponen

tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek

dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan

positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa

11

Page 12: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung

untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu

bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa ”Sikap

ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh

para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai

seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain  kecenderungan

individu  untuk bertindak atau berprilaku  dalam

memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui

langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan

oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa

dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah

berdasarkan metode ilmiah, antara lain:

1. Sikap ingin tahu

Apabila menghadapi suatu masalah yang baru

dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang

mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea;

kebiasaan menggunakan alat indera  sebanyak mungkin

untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah

dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

2. Sikap kritis

Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa

ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti –

bukti pada waktu menarik kesimpulan;  Tidak merasa

paling benar yang harus diikuti oleh orang lain;

bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti

yang kuat.

3. Sikap obyektif

12

Page 13: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu,

menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh

pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat

mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan

dirinya sebagai subjek.

4. Sikap ingin menemukan

Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru;

kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara

yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi

yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

5. Sikap menghargai karya orang lain

Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain

sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun

ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

6. Sikap tekun

Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia

mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak

akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila

belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya

ia berusaha bekerja dengan teliti.

7. Sikap terbuka

Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun

berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima

kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

VII LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH

Pola Pikir dalam Metode Ilmiah:

13

Page 14: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

1. Induktif

Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat

khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum

2. Deduktif

Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum

menjadi kasus yang bersifat khusus

Contoh sederhana:

Induktif :

Tumbuhan akan mati (khusus)

Hewan akan mati (khusus)

Manusia akan mati (khusus)

Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan mati (umum)

Deduktif :

Semua manusia akan mati (umum)

Aris adalah manusia (khusus)

Kesimpulan : Aris akan mati (khusus)

Metode Ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan

pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu

struktur logis yang terdiri atas tahapan kerja :

1. Adanya kebutuhan obyektif

2. Perumusan masalah

3. Pengumpulan teori

4. Perumusan hipotesis

5. Pengumpulan data/informasi/fakta

6. Analisis data

7. Penarikan kesimpulan

14

Page 15: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Prosedur diatas disebut daur logico-hypothetico verifikatif, jadi

Sarana Berpikir Ilmiah dapat dilukiskan sebagai berikut:

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah

harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Schluter (1926)

memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan

metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.

2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-

malalah yang ingin dipecahkan.

3. Membangun sebuah bibliografi.

4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.

5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur

permasalahan.

6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut

hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung

ataupun tidak langsung.

7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai

dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.

8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan

tersedia atau tidak.

15

Page 16: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan

atau tidak.

10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.

11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.

12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk

membuat interpretasi.

13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.

14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan

kaki).

15. Menulis laporan penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abelson

(1933) memberikan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat

2. Pemilihan masalah.

a. Menyatakan apa yang disarankan oleh judul.

b. Memberikan alasan terhadap pemilihan tersebut.

c. Menyebutkan ruang lingkup penelitian dan secara

singkat materi dijelaskan, serta situasi dan hal-hal

lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.

3. Pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah harus

diikuti hal-hal berikut:

a. Analisa harus logis. Bukti dalam bentuk yang

sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-

unsur yang dapat memecahkan masalah.

b. Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan

secara singkat.

c. Mengurutkan data, fakta dan keterangan-keterangan

khas yang diperlukan.

16

Page 17: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

d. Data yang diperoleh termasuk referensi yang

digunakan harus dicantumkan.

e. Menunjukkan cara data dari awal diolah sampai

mempunyai arti dalam memecahkan masalah.

f. Mengurutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta

hubungannya dalam berbagai fase penelitian.

4. Kesimpulan

a. Memberikan kesimpulan dari hipotesa dengan menyatakan

dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh

b. Memberikan implikasi dari kesimpulan, yaitu dengan

menjelaskan beberapa implikasi dari produk hipotesa

dengan memberikan beberapa inferensi.

Dari pedoman beberapa ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode

ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah

berikut:

1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan

masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan

keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara

jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan.

Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapat

dalam masalah, misalnya masalah yang dipilih adalah

bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha

tani di Aceh? dan sebagainya.

2. Mengadakan studi kepustakaan

Setelah masalah dirumuskan, langkah kedua yang

dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah

17

Page 18: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan

masalah yang ingin dipecahkan. Mencari bahan di

perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan

oleh seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah

dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

3. Memformulasikan hipotesa

Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian

ahli lain yang ada keterkaitannya dengan masalah yang

ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti

memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian.

Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang

hubungan sangkut-paut antar variabel atau fenomena dalam

penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang

diterima secara sementara sebelum diuji.

4. Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. langkah

selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji

hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah

lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi, misalnya

pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa

(analytical framework) yang telah ditetapkan. Model

matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan

hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal

dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang

tersedia.

Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan

untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data

18

Page 19: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh

peneliti.

5. Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data

tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk

menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bergantung dan

masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan

digunakan, teknik pengumpulan data akan berbeda-beda.

Jika penelitian menggunakan metode percobaan, misalnya

data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibuat

sendiri oleh peneliti Pada metode sejarah ataupun survei

normal, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada responden, baik secara langsung

ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data

adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku

manusia di mana peneliti secara partisipatif berada

dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

6. Menyusun, menganalisa, dan menyusun interpretasi

Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk

mengadakan analisa. Sebelum analisa dilakukan, data

tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.

Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat

coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data

dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau

interpretasi terhadap data tersebut.

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat

generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya

19

Page 20: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan

generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah

hipotesa benar untuk diterima ataukah hiporesa tersebut

ditolak.

8. Membuat laporan ilmiah

Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah

membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang

diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara

ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

VIII Berbagai Tipe Penelitian

1. Menurut Penggunannya

Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure

research ).

Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure

research ) adalah setiap penelitian yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk

menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan

praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian

itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka

panjang juga akan terpakai.

Penelitian terapan ( applied reaserch )

Setiap penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan

praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat

dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian

untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang

20

Page 21: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan

pengambilan keputusan atau administrator.

Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan

berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang

berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep

teoritis tertentu.

2. Menurut Metodenya

A Penelitian Historis

Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa

lampau sistematis dan objektif memahami

peristiwa-peristiwa masa lampau itu.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar

dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan

permasalahan dengan metode ini adalah paling

rendah.

Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan

orang lain seperti surat-surat arsip atau

dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti

ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi

seseorang, maka penelitian disebut penelitian

biografis.

Penelitian Filosofis

Penelitian filosofis adalah prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki secara rasional melalui

perenungan/pemikiran yang terarah, mendalam dan

mendasar tentang hakikat sesuatu yang ada dan

yang mungkin ada, baik dengan mempergunakan pola

21

Page 22: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

berpipkir aliran filsafat tertentu maupun dalam

bentuk analisa sistematik berdasarkan pola

berpikir induktif, deduktif, fenomenologis dan

lain-lain dan dengan memperhatikan hukum-hukkum

berpikir logika.

B Penelitian Observasional

Penelitian yang bertujuan untuk mengamati dan

mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi dalam

(pada) fenomena natural ataupun sosial, yang

terjadi dalam tingkatan waktu tertentu, dan

tidak dapat dikendalikan oleh si peneliti,

seperti perubahan iklim, pergerakan binatang,

pencemaran lingkungan, perubahan perilaku

masyarakat, kriminalitas, dsb.

C Penelitian Ekspremental

Di dalam studi eksperimental, peneliti

memanipulasi sekurang-kurangnya satu variable

bebas, mengontrol variable lain yang relevan dan

mengamati pengaruh dari satu atau lebih variable

terikat. Variabel bebas juga diartikan sebagai

variable eksperimental, variable sebab, atau

variable perlakuan yang aktif atau mempunyai

karakteristik yang diyakini membuat perbedaan

terhadap variable tergantung. Variabel terikat

juga diartikan sebagai variable patokan,

variable akibat atau pascauji hasil darin suatu

studi, perubahan atau perbedaan yang terjadi

22

Page 23: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

dalam kelompok sebagai hasil dari pemanipulasian

variable bebas.

Langkah-langkah dalam studi eksperimental :

pemilihan dan pendefinisian masalah, pemilihan

subyek dan instrument-instrumen pengukuran,

pemilihan rancangan, penetapan prosedur,

penganalisaan data dan perumusan kesimpulan.

Ciri khas yang terdapat pada metode ini adalah

adanya dua kelompok yaitu satu sebagai kelompok

eksperimen dan yang lainnya sebagai kelompok

kontrol.

D Penelitian Rekayasa

Penelitian rekayasa (termasuk penelitian

perangkat lunak) adalah penelitian yang

menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu

rancangan guna mendapatkan konsep/benda/kinerja

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

3. Menurut Sifat Permasalahannya

Penelitian Historis

Penelitian Deskriptif

Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan

sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan

sifat populasi tertentu.

Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan

proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi

dari waktu.

23

Page 24: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Penelitian kasus dan Penelitian lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu

kasus secara intensif dan terperinci mengenai

latar belakang keadaan sekarang yang

dipermasalahkan.

Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan melihat

hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya,

apakah ada hubungan antara status sosial orang

tua siswa dengan prestasi anak mereka.

Penelitian Kausal-Komparatif

Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan

hubungan sebab akibat antara faktor tertentu

yang mungkin menjadi penyebab gejala yang

diselidiki.

Penelitian Ekspremental

Penelitian Tindakan

Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan

dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain.

Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang

sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.

4. Menurut Bidang Ilmu

Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah:

penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi pendidikan

guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian),

24

Page 25: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan,

kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya.

IX Studi Kasus

Studi kasus yang diangkat adalah “Meningkatkan Kualitas

Air Sungai Kawasan Pemukiman Pinggir Kota di Dusun

Grobogan”.

1. Latar Belakang Masalah

Air bersih merupakan kebutuhan utama dalam hidup

manusia. Air dapat diperoleh dari sumber-sumber alam

dan air tanah (sumur). Kualitas air sangat dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan sekitarnya.

Dusun Grobogan adalah salah satu pemukiman penduduk di

pinggir kota Magelang. Karakter masyarakatnya merupakan

masyarakat peralihan antara kota dan desa. Kondisi

ekonomi masyarakatnya termasuk pada tingkat ekonomi

rendah. Sebagian penduduk bekerja sebagai buruh

penggarap sawah. Dalam kesehariannya penduduk memakai

air sungai untuk kebutuhan mandi, gosok gigi, mencuci,

buang air besar dan kecil.

Kualitas air sungai yang digunakan oleh masyarakat

buruk secara fisik. Air berwarna coklat keruh,

bercampur dengan sampah, dan berbau. Air bersih yang

“tidak berbiaya” menjadi harapan masyarakat. Untuk

mempebaiki kondisi air pada pemukiman pinggiran kota

dengan studi kasus ini, perlu dicari solusi pemecahan

masalah, yaitu teknik penjernih air dengan bahan-bahan

yang relatif “tidak berbiaya”.

25

Page 26: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

2. Perumusan masalah

Beberapa kawasan pemukiman pinggir kota belum terseda

fasilias air bersih. Masyarakat yang tinggal di kawasan

ini membutuhkan fasilitas air bersih yang cenderung

“tidak berbiaya” atau yang tidak memberikan beban

ekonomi bagi masyarakat. Pengolahan air sungai menjadi

air bersih menjadi harapan masyarakat. Masalah yang ada

adalah bagaimana agar air sungai tersebut dapat

digunakan untuk mencuci, minum maupun kegiatan rumah

tangga lainnya.

3. Tujuan penelitian

Meningkatkan kualitas air sungai yang kotor dan bau

menjadi bersih dengan menggunakan bebatuan, pasir,

ijuk, arang, dan sabut kelapa dengan teknik penjernih

yang berbiaya rendah.

4. Pengamatan

Sebelum melakukan tindakan penjernihan air tersebut,

harus dilakukan pengamatan terhadap keadaan air seperti

warna air, kekeruhannya dan baunya.

5. Perumusan Hipotesis

Dari hasil pengamatan, dapat dirumuskan hipotesis

yang membuat perkiraan jalan keluarnya (solusi). Salah

satu usaha untuk memperbaiki warna atau keruh atau bau

air tersebut dengan jalan menyaring air tersebut,

dengan menggunakan bebatuan, pasir, ijuk, arang, sabut

kelapa, dan lain-lain.

6. Penelitian

26

Page 27: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Untuk mengetahui apakah hipotesis bisa diterima atau

tidak perlu dilakukan penelitian. Penelitian dilakukan

dengan menyediakan alat atau bahan yang diperlukan.

Adapun penelitian yang dilakukan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar Penjernih air

7. Membuat laporan

Setiap penelitian berakhir dengan membuat laporan.

Laporan harus bersifat jujur, apa adanya, sesuai dengan

hasil yang didapatkan. Dengan demikian orang lain pun

dapat memanfaatkan hasil eksperimen yang dilakukan.

X SOAL LATIHAN

1. Apa pengertian metode ilmiah?

2. Unsur – unsur apa saja yang terkandung dalam metode

ilmiah sebutkan dan jelaskan?

3. Apa tujuan metode ilmiah?

4. Sebutkan dan jelaskan Karakteristik Metode Ilmiah!

27

Page 28: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

5. Jelaskan tentang sikap ilmiah!

6. Sebutkan macam-macam metode ilmiah dan berikan contoh

dalam bidang teknik industri!

7. Apa perbedaan metode ilmiah dengan non ilmiah?

8. Sebutkan langkah-langkah dalam metode ilmiah?

9. Sebutkan syarat – syarat metode Ilmiah?

10. Uraikan dan beri contoh berbagai jenis penelitian!

Contoh hendaknya dibidang Teknik Industri!

XI DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Prinsip-Prinsip Metode Ilmiah.

http://www2.jogjabelajar.org/modul/

adaptif/kimia/1_PENGENALAN%20ILMU%20KIMIA/kb2_3.htm

(diakses tanggal 23 Maret 2012)

Arikunto, Suharsimi.1993. Manajemen Penelitian.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitin. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Setyowati, Endang. 2008. Jurnal Meningkatkan Kualitas Air

Sungai dengan Katalisator Batuan dan Arang Kasus

PemukimanPinggir Kota di Dusun Grobogan. Yogyakarta.

Nasrudin. 2008. Apakah yang Dimaksud dengan Metode Ilmiah.

http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-

dimaksud-dengan-metode-ilmiah/ (diakses tanggal 23

Maret 2012)

28

Page 29: PBS4 METODE ILMIAH

METODE ILMIAH 2013

Stefano. 2009. Metode Ilmiah.

http://classassignment.wordpress.com/2009/03/30/

metode-ilmiah/ (diakses tanggal 23 Maret 2012)

Taschia. 2011. Langkah dalam Metode Ilmiah.

http://thascia.blogspot.com/2011/03/ langkah-dalam-

metode-ilmiah.html (diakses tanggal 23 Maret 2012)

Admin. 2011. Macam-Macam Metode Ilmiah.

http://blog.tp.ac.id/macam-macam-metode-ilmiah (diakses

tanggal 23 Maret 2012)

29