1 METODE PENULISAN KARYA ILMIAH 1. Standar Kompetensi Mata Latih Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka penulisannya, 2. Kompetensi Dasar Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan mampu: a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian 3. Prasyarat Mata Latih Mata latih ini diharapkan diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti Metodologi Penelitian di Program S1. 4. Metode dalam Mempelajari Buku Ajar: Untuk lebih mudah memahami buku ajar ini maka, peserta pelatihan harus : a. Membaca bagian petunjuk yang terdapat dalam buku, hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan materi. b. Berlatih mengerjakan tugas atau soal-soal yang terdapat dalam buku ajar c. Berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok kerja untuk mendalami suatu permasalahan/topik. d. Membuat laporan kegiatan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
METODE PENULISAN KARYA ILMIAH
1. Standar Kompetensi Mata Latih
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka
penulisannya,
2. Kompetensi Dasar
Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan
mampu:
a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah
b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar
dan laporan penelitian
3. Prasyarat Mata Latih
Mata latih ini diharapkan diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti
Metodologi Penelitian di Program S1.
4. Metode dalam Mempelajari Buku Ajar:
Untuk lebih mudah memahami buku ajar ini maka, peserta pelatihan
harus :
a. Membaca bagian petunjuk yang terdapat dalam buku, hal ini dilakukan untuk
menghindari kerancuan materi.
b. Berlatih mengerjakan tugas atau soal-soal yang terdapat dalam buku ajar
c. Berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok kerja untuk mendalami
suatu permasalahan/topik.
d. Membuat laporan kegiatan.
2
BAB 1
RAGAM KARYA ILMIAH DAN SISTEMATIKA PENULISANNYA
Pengantar
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara
lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada
dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,
dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas
akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian, sebab dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia
sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan
ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan
dasar untuk melakukan penelitian.
Ketika kita membuat tulisan ilmiah, disadari atau tidak, kita membangun
narasi yang memberikan suatu makna naratif. Mode naratif, dalam konteks ini,
tidaklah terbatas pada kajian pustaka atau kasus, tetapi pada salah satu dari dua
mode dasar dan kognitif yang universal, yakni mode naratif itu sendiri dan mode
3
logika-ilmiah. Berbeda dari mode logika ilmiah yang berupaya mencari kondisi-
kondisi kebenaran, mode naratif secara kontekstual berupaya mencari hubungan-
hubungan tertentu di antara kejadian-kejadian. Hubungan-hubungan di antara
kejadian-kejadian inilah yang disebut makna (Hempel dalam Winarno, dkk, 2004:16).
Kapan saja kita menulis tulisan ilmiah, sesungguhnya kita menuturkan
semacam cerita, atau sebagian dari narasi yang lebih luas. Sebagian dari cerita
yang kompleks diuraikan lebih konkret dan dekat dengan kita, sedangkan yang
lainnya lebih abstrak, berjarak dari pengalaman kita, dan memantapkan hegemoni
yang sudah ada. Malahan tak hanya sebatas itu. Ketika kita memaparkan cerita,
kerap kali kita mempertautkan kajian kita dengan sesuatu yang meta naratif.
Misalnya, bagaimana kajian kita dalam menyumbangkan suatu gagasan baru bagi
ilmu pengetahuan tertentu. Laporan penelitian konversional menggambarkan
subteks yang digerakkan oleh narasi: teori (tinjauan pustaka adalah masa lampau
atau penyebab peneliti melakukan sebuah kajian ke masa depan – penemuan dan
implikasi (bagi peneliti, yang diteliti, dan ilmu (pengetahuan). Oleh karena itu,
struktur narasi adalah praoperatif atau prakonsepsi, tidak soal apakah seseorang
menulis dalam mode naratif atau mode logika-ilmiah. Karya ilmiah dibedakan
menjadi artikel, makalah dan leporan penelitian. Berikut ini akan dipaparkan
mengenai ragam karya ilmiah.
A. Ragam Karya Ilmiah
1. Artikel
a. Pengertian Artikel
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel yang ditulis oleh
mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari
hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi
sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
4
yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis
skripsi dan tesis sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk
artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
b. Sistematika Penulisan Artikel
Setiap Perguruan Tinggi memiliki sistematika penulisan jurnal, sesuai
selingkung jurnal yang ditetapkan. Secara garis besar, artikel dalam sebuah jurnal ini
perlu ditulis dengan sistematika yang berbeda agar para pembaca jurnal dapat
segera mengenali jenis artikel yang dibacanya secara cepat dari sistematikanya,
apakah artikel itu merupakan hasil penelitian atau hasil pemikiran konseptual. Yang
paling membedakan keduanya bahwa dalam artikel hasil penelitian harus ada
bagian yang diberi subjudul “metode” dan “hasil”. Sedangkan dalam artikel
konseptual tidak ada bagian yang diberi subjudul seperti itu. Artikel konseptual
biasanya terdiri dari beberapa unsur pokok, yaitu judul, nama penulis, abstrak dan
kata kunci, pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar rujukan.
Uraian singkat tentang unsur-unsur tersebut disampaikan di bawah ini:
1) Judul
Judul artikel konseptual hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah
yang dibahas. Pilihan kata-kata yang tepat, mengandung unsur-unsur utama
masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik
yang cukup kuat bagi pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita atau
kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul adalah “provokatif”, yaitu merangsang
pembaca untuk membaca artikel. Hal ini penting karena artikel konseptual pada
dasarnya bertujuan membuka wacana diskusi, argumentasi, analisis dan sintesis
pendapat-pendapat para ahli atau pemerhari bidang tertentu. Hal ini berguna untuk
menghindari penulisan rasa perbedaan antara junioritas dengan senioritas dan
wibawa atau inferioritas penulis.
2) Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar
profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan
5
boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki
dihalaman pertama. Jika penulis lebih dari dua orang, ada dua cara (1) tetap
mencantumkan semua nama penulis, (2) mencantumkan nama penulis utama saja,
disertai tambahan dkk (dan kawan-kawan) atau nama penulis lain ditulis dalam
catatan kaki atau di tempat lain jika tempat catatan kaki tidak memcukupi.
3) Abstrak dan kata kunci
Abstrak dan kata kunci harus selalu ada dalam setiap artikel yang ditulis
untuk dimuat dalam jurnal. Kata kunci hendaknya disertai 3-5 kata kunci. Kata kunci
berisikan istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait
dalam artikel. Jika dapat diperoleh, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu
terkait.
Pada dasarnya, abstrak artikel berisi seperangkat pernyataan yang ditulis
secara ringkas dan padat tentang isi artikel yang dianggap paling penting dalam
sebuah artikel. Bagian kata kunci memuat kata-kata yang mengandung konsep
pokok yang dibahas dalam artikel itu. Pemilihan kata dianggap kunci informasi
ilmiah. Dengan kata-kata kunci itu, suatu artikel dapat ditemukan dengan mudah jika
jurnal yang memuatnya telah melakukan komputerisasi dalam sistem informasi
ilmiah. Tata cara penulisan abstrak dan kata kunci dalam sebuah jurnal merupakan
bagian penting yang diatur dalam gaya selingkung jurnal ilmiah. Penulis artikel harus
memerhatikan tata cara penulisan abstrak dan kata kunci yang berlaku untuk
sebuah jurnal karena masing-masing jurnal mungkin mengikuti tata cara yang
berbeda-beda.
Dengan membaca abstrak, pembaca diharapkan segera memperolah
gambaran umum masalah yang dibahas di dalam artikel. Ciri-ciri umum artikel
konseptual seperti kritis dan provokatif hendaknya juga sudah terlihat di dalam
abstrak ini, sehingga pembaca tertarik meneruskan bacaannya.
4) Pendahuluan
6
Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatiam pembaca
dan memberikan acuan (konteks) permasalahan yang akan dibahas, misalnya
menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas dalam pembahasan
permasalahan terdahulu. Bagian pendahuluan ini hendaknya diakhiri dengan
rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas dan tujuan
pembahasan.
5) Bagian inti
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis,
argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai
masalah yang dibicarakan. Banyak subbagian juga tidak ditentukan, tergantung
kepada kecukupan kebutuhan penulisan menyampaikan pikiran-pikiran. Di antara
sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah
kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis,
sejauh mungkin juga berisi komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif.
Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan
menjadi bersifat enumaratif seperti diklat. Penggunan subbagian dan sub-subbagian
yang terlalu banyak juga akan menyebabkan artikel tampil sepertu diklat.
6) Penutup
Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian penulis
atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak penulis yang
berusaha menampilkan segala yang telah dibahas di bagian terdahulu, secara
ringkas. Sebagian penulis menyertakan saran-saran atau pendirian alternatif. Jika
memang dianggap tepat bagain terakhir ini dapat disajikan dalam subbagian
tersendiri. Contoh bagian ini dapat dilihat pada berbagai artikel atau jurnal.
Walaupun mungkin terdapat beberapa perbedaan gaya penyampaian, misi bagian
akhir ini pada dasarnya sama; mengakhiri suatu diskusi dengan suatu pendirian atau
menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.
2. Makalah
7
a. Pengertian Makalah
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau
masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya
ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup
suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil
kegiatan perkuliahan lapangan. Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis
yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis
secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif.
Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau
ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.
b. Karakteristik Makalah
Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan
lapangan.
2) Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu
mata kuliah.
3) Memperlihatkan kemampuan penulis/mahasiswa tentang permasalahan teoritis
yang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori yang
berhubungan dengan perkuliahan.
4) Memperlihatkan kemampuan para peneliti/mahasiswa dalam memahami isi
dari sumber-sumber yang digunakan.
5) Menunjukkan kemampuan peneliti/mahaiswa dalam merangkai berbagai
sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.
c. Sistematika Makalah
Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian
pokok sebagai berikut :
8
1) Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antara lain
meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan masalah, prosedur
pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.
2) Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalam
mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau
masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian
sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
3) Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap
diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber
literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil
pembahasan permasalahan dan bukan merupakan ringkasan dari isi
makalah.
3. Laporan Penelitian
a. Pengertian laporan penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian
dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian.
Banyak, bahkan mungkin orang tidak pernah menghitung, hasil penelitian yang
hanya menjadi dokumen mati di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi,
kelembagaan penelitian, atau perpustakaan pribadi. Mungkin juga hasil penitian
hanya digunakan oleh penelitinya untuk keperluan kenaikan pangkat, sesudah itu
menjadi dokumen mati. Ketika laporan penelitian selesai dibuat, seharusnya ada
beban moral dan akademik pada diri peneliti untuk mempublikasikannya.
Salah satu kegiatan yang dilakukan peneliti pada keseluruhan kegiatan
ilmiahnya adalah menulis laporan penelitian. Ketika memasuki fase ini, kemauan
dan kemampuan menulis manjadi keniscayaan. Tanpa kemauan dan kemampuan
itu, laporan penelitian tidak akan dapat diselesaikan secara total, dan kalaupun
selesai tidak akan memberi sumbangsih yang berarti dilihat dari tujuan penelitian.
9
Secara umum tujuan laporan penelitian adalah melaporkan proses dan hasil
kerja penelitian agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas atau pemakai, di
samping tujuan yang diperuntukkan bagi peneliti sendiri, seperti mendapatkan angka
kredit, dibukukan untuk dikirim ke penerbit, dikirim ke perpustakaan resmi, dikirim ke
sejawat, dan sebagainya.
Pekerjaan menulis laporan dan mempublikasikan hasil temuan tersebut
bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak energi yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan ini. Di samping itu, peneliti perlu memiliki keterampilan khusus untuk
menuangkan hasil penelitiannya secara baik.
b. Sistematika Laporan Penelitian
Tidak ada standar buku sistematika laporan, yang ada adalah standar
minimal dan standar “standar rasional “. Merujuk pada tradisi penelitian pada
umumnya, beberapa contoh standar rasional adalah sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah mendahului rumusan masalah
4) Hasil penelitian diikuti dengan diskusi atau pembahasan
5) Kesimpulan mendahului saran dan implikasi
6) Deskripsi tujuan penelitian mendahului deskripsi mengenai kegunaan hasil
penelitian.
Tidak ada sistematika baku bagi sebuah laporan penelitian. Kalaupun ada,
sifat dibakukannya tidak lebih dari sebuah konvensi atau kesepakatan. Menulis
laporan merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara sadar, kemudian
mendisiplinkan diri sendiri untuk menyelesaikannya. Kemampuan menulis tidak
datang dari seseorang atau bagaikan durian runtuh atau muncul secara tiba-tiba.
Menulis membutuhkan kemauan, kedisiplinan, dan latihan secara terus-menerus.
Tidak banyak orang yang dapat menulis dengan baik tanpa adanya latihan dan
kemauan keras untuk itu. Namun demikian, peneliti jangan gemetar dan cemas
10
karena siapa pun sebenarnya akan dapat menjadi penulis yang baik sepanjang ada
kemauan kuat untuk itu.
c. Petunjuk praktis penyusunan laporan
Menyusun laporan merupakan suatu seni sehingga peneliti dapat berkreasi
dengan caranya sendiri. Peneliti mempunyai keleluasaan untuk bekerja dengan
caranya sendiri. Berikut disajikan petunjuk praktis penyusunan laporan dengan
ketentuan dapat dilakukan secara kenyal. Adapun langkah-langkah tentatif adalah
sebagai berikut:
1) Buat outline (garis-garis besar laporan penelitian) dengan memperhatikan
pedoman yang berlaku atau ditentukan.
2) Buat draf batang tubuh laporan, mulai dari bagian pendahuluan hingga
kesimpulan, rekomendasi, implikasi, dan daftar kepustakaan.
3) Buat abstrak laporan, barangkali dalam dua versi bahasa
4) Buat kata pengantar laporan
5) Buat daftar tabel, gambar, foto, grafik, lampiran, apendik, dan sejenisnya
6) Buat daftar isi secara lengkap
7) Lakukan pengetikan laporan penelitian
8) Lengkapi daftar isi dengan halaman-halaman
9) Lengkapi laporan secara menyeluruh, baik segi-segi ilmiah, bahasa atau cara
pengetikan
10) Lakukan pengetikan akhir
11) Penjilidan laporan
12) Pengiriman laporam
4. Skripsi
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi, (tugas
akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
11
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. (Harry, 2004: 1).
a. Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah akhir dari mahasiswa guna menyelesaikan
program S1 di Fakultas Ilmu Sosial Universitar Negeri Semarang. Skripsi tersebut
sebagai bukti kemampuan akademis mahasiswa yang berhubungan dengan
penelitian dan pemecahan masalah-masalah sosial. Atas dasar itu maka skripsi
yang disusun mahasiswa harus dipertahankan dalam suatu ujian akhir guna
mencapai gelar Sarjana.
b. Karakteristik Skripsi
Beberapa karakteristik pokok yang perlu dimiliki dalam penyusunan skripsi
mahasiswa, antara lain :
1) Disusun berdasarkan hasil kajian literatur dan atau pengamatan lapangan.
2) Ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
3) Bidang kajian difokuskan kepada permasalahan sosial dan upaya
pemacahannya, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
4) Sistematika Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok seperti berikut
ini.
a) Bagian Persiapan :
(1) SAMPUL
(2) HALAMAN JUDUL
(3) HALAMAN PENGESAHAN
(4) ABSTRAK
(5) KATA PENGANTAR
(6) DAFTAR ISI
(7) DAFTAR TABEL
12
(8) DAFTAR BAGAN (GAMBAR)
b) Bagian Teks
(1) BAB I. PENDAHULUAN
(2) BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II)
(3) BAB III. METODE PENELITIAN
(4) BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
(5) BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.
c) Bagian Akhir
(1) DAFTAR PUSTAKA
(2) LAMPIRAN-LAMPIRAN
B. Fokus Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah yang baik harus mempunyai fokus yang jelas. Karya
ilmiah ditulis dengan rumusan dan tujuan yang jelas dan penulisnya harus
memenuhi kebutuhan dan tuntutan pembaca. Menurut Bogdan dan Biklen dalam
Danim, 2002, menyebutkan ada tiga macam fokus yang dapat dikembangkan dalam
penulisan naskah ilmiah. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema,
(3) fokus topik.
1) Fokus tesis
Fokus tesis adalah suatu preposisi yang diajukan oleh peneliti yang
kemudian barangkali bisa didebat oleh orang lain. Tesis ini dapat dihasilkan oleh
peneliti atau dari acuan ilmiah yang khusus membahas hal itu. Dengan tesis,
peneliti membandingkan apa yang diajukan sebelum pelaksanaan dengan apa
yang telah dibuktikan dalam penelitian. Tesis merupakan fokus yang baik karena
bersifat argumentatif dan dapat menimbulkan minat pembaca. Dalam membuat
fokus tesis, peneliti harus berhati-hati dan penuh pertimbangan. Di luar fokus tesis,
dikenal pula fokus paper dan fokus kerja. Fokus sebuah kertas kerja dapat
menggambarkan manfaat dari konsep atau tema yang telah dikembangkan oleh
orang lain. Jika peneliti terlibat dalam penelitian evaluasi, fokusnya seringkali ialah
13
pertanyaan yang akan dikembangkan ketika menandatangani sebuah kontrak
untuk pekerjaan tertentu.
2) Fokus tema
Sebuah tema adalah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data
penelitian. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kecenderungan, konsep
utama, atau beberapa perbedaan penting. Tema dapat dirumuskan dengan
berbentuk abstraksi dari pernyataan-pernyataan umum tentang manusia, perilaku
mereka dan situasi pada umumnya.
3) Fokus topik
Topik merupakan deskripsi atau gambaran. Dalam praktik, jarang dapat
diterapkan satu jenis fokus saja secara ekslusif, melainkan lebih sering berupa
persilangan dari ketiga unsur tersebut. Memilih topik mana yang paling tepat untuk
laporan sangat tergantung pada seberapa jauh peneliti mengenal lapangan tempat
bekerja dan apa yang diperlukan.
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu :
makalah, proposal penelitian skripsi dan skripsi. Masing-masing karya tulis ilmiah
itu memiliki karakteristik tertentu. Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas
perkuliahan, proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan penelitian
sebagai bahan penulisan skripsi, sedangkan skripsi merupakan karya ilmiah
terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan sidang (ujian)
akhir guna memperoleh gelar Sarjana. Mahasiswa dapat mengungkapkan
pemikirannya melalui karya tulis ilmiah secara sistematis sesuai dengan kaidah-
kaidah keilmuan. Karya tulis ilmiah ini juga merupakan wahana komunikasi hasil
penelitian ilmiah dengan masyarakat akademik untuk diuji secara terbuka dan
objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik. Selain sebagai wahana komunikasi,
karya tulis ilmiah mahasiswa juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai
praktis dan teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah. Dengan sifat dan
kedudukan seperti ini maka karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah
keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang yang relevan.
14
Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di atas
maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu:
1. Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan
hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
2. Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
pengetahuan dalam bidang Sosial. (UMSU: 1997)
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis
karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium,
artikel jurnal, yang pada dasarnya ke semuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Rangkuman
a) Karya ilmiah secara umum dapat dibedakan menjadi makalah bahan seminar,
artikel jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian. Laporan penelitian dapat
bedakan menjadi pola laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian
kualitatif. Laporan hasil penelitian dari mahasiswa antara lain Skripsi untuk
mahasiswa S1,
b) Karya ilmiah makalah bahan seminar artikel untuk jurnal, makalah bahan
seminar dan laporan penelitian merupakan karya ilmiah tetapi ketiganya
memiliki ciri masing-masing. Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang
untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata
cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati.
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau masalah
yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya
15
ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup suatu perkuliahan.
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian
dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian.
Salah satu laporan hasil penelitian mahasiswa adalah skripsi.
c) Dalam menulis karya ilmiah dikenal ada tiga macam fokus yang dapat
dikembangkan. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema, (3)
fokus topik.
Evaluasi
a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah
b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel iuntuk jurnal, makalah bahan
seminar dan laporan penelitian
16
BAB II
KERANGKA DAN BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH
Pengantar
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-
bagian yang harus dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain
berfungsi sebagai acuan dasar penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk
memaparkan alur tulisannya. Untuk itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka
dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh
penulis.
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan memahami kerangka pemulisan karya ilmiah, dan metode
penulisannya.
Kompetensi dasar
Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan:
1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel
dan makalah
2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah
penulisan karya ilmiah)
3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan
4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran
17
A. JUDUL
Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun
laporan hasil penelitian di tulis dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
(a) Dirumuskan secara singkat
(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi
(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap
B. KATA PENGANTAR
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang
ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain
yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan
karya ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf kapital,
simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada
pengantar diketik dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari
dua halaman kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah)
dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama terang.
C. ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris
dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik
dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir
diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan
ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan
huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik.
Kata jeniskarya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul
dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat,
18
nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama
pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama
dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci
diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat
ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran penelitian dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan
penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang
digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang
diajukan.
Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi,
seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa
paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan
Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada
bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman
informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya.
Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi
dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi
dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu
dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau
dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup
penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta
kesimpulan yang ditarik.
19
Contoh Abstrak Artikel Jurnal:
Abstract
The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their discipline is one indicator of the education institution success. Seeking the absorption of Sociology and Anthropology Study Program graduates in opportunities of employment is much needed. Most of the Sociology and Anthropology Study Program graduates are become teacher, both in state or private school. Beside become a teacher, they work in non educational field, such as in bank, in hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and Anthropology Study Program graduate seek the information through asking friends, internet media, mass media, and trial and error method.
Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue yang mengemuka. Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.
Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah satu upaya peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang dijadikan tujuan utama penelitian ini antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim tanam; Kajian dan analisa perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara; Solusi jenis tanaman PLDT ramah lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.
Penelitian ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap berikut: Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis Data Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan pendapatan pokok dan sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan terdiri atas (a) Membuka lahan; (b) Memanfaatkan Lahan Hutan untuk Pertanian; (b) Menjaga Kelestarian Hutan; (c) Menjaga Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara. Terwujud dalam bentuk berikut: pembentukan organisasi kelompok tani, dan pembentukan organisasi LMDH; Peningkatan Partisipasi Desa; (4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan yang telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung, ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.
21
D. PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca
untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya
ilmiah. Pendahuluan dalam laporan penelitian lebih kompek daripada
pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal. Pendahuluan untuk
artikel dan makalah disampaikan secara lebih ringkas dan unsur-unsurnya
tidak harus dicantumkan secara eksplisit.
Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat
mengulas alasan mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada.
Memberikan alasan yang kuat, termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih
alasan tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode yang akan
digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini seyogianya membimbing
pembaca secara halus, tetap melalui pemikiran logis yang berakhir dengan
pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya.
berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian mengakhiri bab
pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Dalam
menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan dilihat,
seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau
menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).
Pendahuluan dalam penelitian dapat dibedakan pada laporan penelitian
kuantitatif dan laporan penelitian kualitatif. Pendahuluan dalam laporan
penelitian kualitatif memuat uraian tentang: (1) latar belakang masalah
penelitian, (2) identifikasi masalah, (3) cakupan masalah (penegasan dan
pembatasan masalah), (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)
keguanaan penelitian, (7) sistematik.
a. Latar Belakang Masalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang
dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan
22
keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru
kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari
sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu.
Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep
dalam topik.
Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma
penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-
hasil penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih.
Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat
ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu
dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dan dapat mengatasi
kekurangan hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu
digunakan teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat menghasilkan
temuan yang lain dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk mengemukakan
keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di
bawah judul tersendiri, misalnya hasil penelitian sebelum ini. Dalam kajian
pustaka itu, pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian,
diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan
diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan
demikian peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu
teoritis) mengenai pemilihan topik penelitiannnya.
23
Contoh Latar Belakang Masalah:
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat
beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain guru, kurikulum,
sarana/prasarana, lingkungan belajar dan masyarakat serta pemerintah.
Dalam pembelajaran guru dituntut harus profesional dalam melaksanakan
tugasnya dan para siswa harus terlibat aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran, dan ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai.
Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta
tersedianya sarana dan prasarana, belum cukup untuk menunjang
kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, perlu tersedianya kurikulum yang senantiasa
disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, agar kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka perlu tersedianya
guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya
kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
memadai.
Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi sebagai salah satu
mata pelajaran di SMA diajarkan sejak Kurikulum 1984 hingga sekarang.
Pada Kurikulum 1984, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi
digabung. Mata pelajaran ini tidak dipelajari sejak kelas I SMA, namun
diberikan sejak kelas II untuk jurusan A3 dan A4. Pada Kurikulum 1994,
mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi dipisah. Mata pelajaran
Sosiologi diberikan mulai dari kelas II program umum sampai kelas III
jurusan IPS dan Bahasa, sedangkan mata pelajaran Antropologi hanya
diberikan di jurusan IPS dan Bahasa. Pada Kurikulum 2004 dan KTSP,
mata pelajaran Sosiologi diberikan di kelas X, kelas XI dan XII untuk
Jurusan IPS. Mata pelajaran Antropologi diberikan di kelas XI dan XII
untuk jurusan Bahasa.
Kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di SMA perlu
ditunjang dengan tersedianya guru yang professional, adanya peran aktif
dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai. Muatan kurikulum disesuaikan
dengan kebutuhan lapangan kerja, tenaga guru yang profesional dan
kompeten, sarana dan prasarana disesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam kegiatan
pembelajaran Sosiologi dan Antropologi harus tersedia secara memadai,
baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Secara kuantitas, guru
Sosiologi dan Antropologi harus tersedia dalam jumlah tertentu agar
beban mengajarnya tidak terlalu banyak. Secara kualitas, guru Sosiologi
dan Antropologi harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diampunya.
Meskipun mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi di berikan di
SMA sejak Kurikulum 1984, namun lembaga pencetak tenaga guru (ex
IKIP) di Indonesia baru tahun 2001 membuka Program Studi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi. Akibatnya, dengan belum adanya tenaga guru
mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi maka menjadi terbatasnya
jumlah tenaga guru. Lebih dari itu, mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya. Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh
guru-guru yang kekurangan jam mengajarnya. Sebab ada ketentuan dari
otoritas pendidikan bahwa beban mengajar guru minimal 18 jam per
minggu. Itulah sebabnya tidak aneh jika mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi diampu oleh guru-guru yang berlatar belakang pendidikan
Geografi, Sejaran, Teknik, PKn, dan PKK. Bagaimana keadaan dan
kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah
saat ini? Untuk memperoleh gambaran mengenai ini perlu diadakan
penelitian.
24
b. Identifikasi dan Rumusan Masalah
25
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan
atau dipertanyakan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu
sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya
mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni
apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau
wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.
Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar
dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi
semua variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan
khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya.
Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai dengan jelas agar dapat
dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.
Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan
metode penentuan data dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu,
sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri
sesudah latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan
identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan
masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional
memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan
variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat
dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara
tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.
Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan
pentingnya penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan
pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi
munculnya permasalahan
26
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area
permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan
menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta
dengan konsep dalam area permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara
nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan
orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi
praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis,
mengungkapkan data empiris atau keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.
Contoh Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi dan
Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada
lapangan kerja yang tersedia?
2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS
UNNES?
3. Bagaimana upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja?
27
Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan
penelitian. Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1)
apakah ada pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menentukan ada
tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada antara hubungan antara X dan
Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (3)
bagaimanakan persepsi peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya
ialah mendeskripsikan persepsi..dst.
Contoh Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah adalah
“Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi
di SMA Negeri di Jawa Tengah”? Berangkat dari permasalahan ini
maka penelitian ini ingin menjawab :
a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi SMA di Jawa Tengah?
b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi SMA di Jawa Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata
pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah
28
d. Kegunaan Penelian
Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan,
baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini
sekaligus berfungsi untuk menunjukan bahwa masalah yang dipilih memang
layak diteliti.
Pendahuluan dalam laporan peenelitian kualitatif pada dasarnya
menguraikan bagian-bagian yang sama seperti dalam laporan penelitian yang
menggunakan penelitian kuantitatif yang berisi (1) latar belakang, (2) identifikasi
dan pembatasan masalah, (3) perumusan masalah atau fokus masalah, (4) tujuan
penelitian, (5) kegunaan penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian ada
persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan laporan penelitian
yang menggunakan penelitian kualitatif, :
a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan
substansial anatara penelitian kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif lebih
diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan
mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada
persoalan utama secara tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan
masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok)
dan disajikan setelah masalah pokok.
b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan
menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban
atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas,
operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.
c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun
bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih itu benar-benar
penting untuk diteliti.
29
Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan
medodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun
kerangka kerja penelitian. kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan
dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan
pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument, serta
teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya
diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka
teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan
dalam bab III.
Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk
landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga
berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang
digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka
dan hasil penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu
diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel
penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu,
landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis
atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang
peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi SMA di Jawa Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata
pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.
30
Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan
dan/atau kerangka teritik, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian
yang digunakan. bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan
disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan, melainkan
dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.
Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan
laporan penelitian yaitu karena pada hakikatnya hasil penelitian seseorang
bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang
berkaitan dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini hasil
penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk memberi gambaran
pengetahuan yang mendasari pola kesamaan penelitian dan pada gilirannya
dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan/atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan kepustakaan disusun
secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori maupun data empiris
sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil penelitian.
Kerangka teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja” dimungkinkan untuk
disajikan dalamm penelitian kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian
kualitatif metupakan kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam
satu system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam
menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun pembahasan hasil
penelitian.
Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi
kaharusan dalam penelitian kualitatif. Telaah pustaka atau landasan teori
dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap
klasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah
ilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan
dihubungkan dengan permasalahan
31
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika
memenuhi kriteria berikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk
didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model
skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara
penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan
masalah dan fokus penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di
lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.
Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:
Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat
beberapa tulisan yang dapat digunakan untuk pijakan. Pertama, tulisan Drost
Sj (1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan tinggi didirikan.
Diaktakan bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah untuk
menciptakan manusia-manusia intelektual yang manusiawi, yang sanggup
berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan negaranya.
32
F. METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat
dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan
juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya
ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara
eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian
dalam metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan
penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data,
Kedua, tulisan Widiastono (1990: 23) yang menjelaskan bahwa
harapan masyarakat kepada perguruan tinggi begitu besar. Ribuan
lulusan SLTA setiap tahun memasuki perguruan tinggi dengan harapan
kelak setelah selesai mengikuti pendidikan di perguruan tinggi masa
depannya akan cerah.
Ketiga, tulisan Adi (1990: 60-62) yang menjelaskan tentang
sarjana dan pasar tenaga kerja . Dalam penjelasannya itu, dikemukakan
bahwa dalam perkembangannya Indonesia makin memasuki pasar bebas.
Hal itu berarti, pasar yang semula lebih didominasi pemerintah makin
bergeser ke peran swasta. Oleh karena swasta semakin penting
menyediakan lapangan kerja. Permintaan pasar kerja diduga akan lebih
banyak dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian Prodi dan Jurusan
Keilmuan harus lebih memikirkan alternative lapangan kerjanya. Meskipun
demikian ia mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan pasar kerja.
Keempat, Imron (1990: 52-64) yang menjelaskan tentang
dialektika pendidikan tinggi dan signifikansi masa depan. Dikatakan
bahwa dinegara berkembang pendidikan tinggi merupakan sarana
mencapai kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan baik
dapat menjadi alat pengusir kebodohan dan kemiskinan.
33
pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam
bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain
penelitian, (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel
yang dirumuskan secara operasional, (4) instrument penelitian disertai
penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data , (6) teknik
pengolahan dan analisis data.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut
istilah-istilah, seperti angket guide interview observasi, wawancara. masing-
masing istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau
pelaksanaannya. bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode
yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.
sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel,
angket, guide interview, guide observation, wawancara dan sebagainya tidak
perlu diuraikan sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. yang
diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berpa
ukuran sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik
pengolahan dan analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-masing
metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuia dengan
apa yang dikerjakan oleh peneliti.
Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa
perancangan dan hal ini mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada
beberapa pendekatan penelitian kualitatif yang sering digunakan, seperti: (1)