1. KONSEP DASAR STATUS GIZI1. Pengertian Status GiziStatus gizi
adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentukvariabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu(Supariasa, dkk, 2007).Status gizi adalah keadaan tubuh
yang merupakan hasil akhir darikeseimbangan antara zat gizi yang
masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya(Sediaoetama, 2010).Status
gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
danpenggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2005).
2. Metode Penilaian Status GiziSecara umum peniliaan status gizi
dapat dilihat dengan metode langsung dantidak langsung
(Proverawati, 2010). Untuk menilai status gizi digunakan dua metode
penilaian status gizi, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001)
dapat dilakukan dengan:a. Antropometri Kata antropometri berasal
dari bahasa latin antropos yang berarti manusia (human being).
Sehingga antropometri dapat diartikan sebagai pengukuran pada tubuh
manusia (Soekirman, 2000). Metode antropometri mencakup pengukuran
dari dimensi fisik dan komposis nyata dari tubuh (WHO cit Gibson,
2005). Pengukuran antropometri khususnya bermanfaat bila ada
ketidakseimbangan antara protein dan energi. Dalam beberapa kasus,
pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat sedang
maupun parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi status kekurangan (defisiensi) gizi tertentu
(Gibson, 2005).Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan
dan kelebihan, yaitu mampu menyediakan informasi mengenai riwayat
gizi masa lalu, yang tidak dapat diperoleh dengan bukti yang sama
melalui metode pengukuran lainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan
dengan relatif cepat, mudah, dan reliable menggunakan
peralatan-peralatan yang portable, tersedianya metode-metode yang
terstandardisasi, dan digunakannya peralatan yang terkaliberasi.
Untuk membantu dalam menginterpretasi data antropometrik,
pengukuran umumnya dinyatakan sebagai suatu indeks, seperti tinggi
badan menurut umur (Gibson, 2005).Dalam pemakaian untuk penilaian
status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai
berikut : b. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan
status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi
status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi
badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah
adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1
tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu
dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12
bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam
bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (
Depkes, 2004).c. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu
ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan
tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak
baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan
menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan
berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam
penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling
banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya
saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke
waktu (Djumadias Abunain, 1990).d. Tinggi Badan Tinggi badan
memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk
melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.
Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan
menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi
Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat
dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini
pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun (Depkes RI,
2004).e. Lingkar Lengan AtasPengukuran LILA bertujuan untuk
mendapatkan gambaran status gizi klien. Pada pasien yang tidak
dapat diukur berat badannya (misalnya pada pasien bed rest on bed
seperti stroke, dll), selain pengukuran albumin, cara ini merupakan
cara yang cepat dan praktis. Nilai ini nantinya akan dibandingkan
dengan nilai standar sesuai golongan usianya.
f. Lingkar KepalaLingkar kepala adalah standar prosedur dalam
ilmu kedokteran anak praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan
patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.
g. Lingkar DadaBiasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun,
karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6
bulan.Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter
penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang
berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan
BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan
fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi,
1994).Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan
sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila
dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB,
menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas
10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang
sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.Data
baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi
yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar
deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak
dinegara-negara yang populasinya relatif baik (well-nourished),
sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak
yang populasinya relatif kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median
baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990)Penilaian Status Gizi
berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometri
WHO-NCHSNoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status
Gizi
1BB/U < -3 SDGizi buruk
- 3 s/d +2 SDGizi lebih
2TB/U < -3 SDSangat Pendek
- 3 s/d +2 SDTinggi
3BB/TB < -3 SDSangat Kurus
- 3 s/d +2 SDGemuk
Sumber : Depkes RI 2004.a. KlinisPemeriksaan klinis adalah
metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan
zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ
yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.b.
BiokimiaPenilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot.
c. BiofisikPenilaian status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melibat kemampuan fungsi dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.Penilaian status gizi secara tidak
Iangsung menurut Supariasa, IDN (2001) dapat dilakukan dengan :1.
Survey Konsumsi MakananSurvey konsumsi makanan adalah metode
penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah
dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.Kesalahan dalam survey
makanan bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat dalam
menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi balita, kecenderungan
untuk mengurangi makanan yang banyak dikonsumsi dan menambah
makanan yang sedikit dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ),
membesar-besarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi,
keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan mineral tambahan
kesalahan dalam mencatat (food record).2. Statistik VitalYaitu
dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.3.
Faktor EkologiMalnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
Z SCORE Pengukuran Skor Simpang Baku / SSB (Z-score) dapat
diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan
Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan,
hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau
dengan menggunakan rumus :Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas
2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada
tabel diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga
indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel di bawah
ini.Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri
(BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)NoIndeks
yang digunakanInterpretasi
BB/UTB/UBB/TB
1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi
RendahTinggiRendahSekarang kurang ++
RendahNormalRendahSekarang kurang +
2NormalNormalNormalNormal
NormalTinggiRendahSekarang kurang
NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang
3TinggiTinggiNormalTinggi, normal
TinggiRendahTinggiObese
TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah :
< -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD
Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar
Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber : Depkes RI 2004.Untuk memperjelas penggunaan rumus Zskor
dapat dicontohkan sebagai berikutDiketahui BB= 60 kgTB=145 cm Umur
: karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan
WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak
laki-laki usia 15 tahunTable weight (kg) by age of boys aged 15
year from WHO-NCHSAgeStandard Deviations
Yrmth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd
15031.639.948.356.769.281.694.1
Sumber: WHO, Measuring Change in Nutritional Status, Genewa
1985
Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from
WHO-NCHSStatureStandard Deviations
cm-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd
145024.828.832.836.943.049.255.4
Sumber: WHO, Measuring Change in Nutritional Status, Genewa
1985
Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from
WHO-NCHSStatureStandard Deviations
Yr mth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd
150144.8152.9160.9169.0177.1185.1193.2
Sumber: WHO, Measuring Change in Nutritional Status, Genewa
1985
Jadi untuk indeks BB/U adalah= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 =
+ 0,4 SD= status gizi baik Untuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145
kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek Untuk Indeks BB/TB
adalah= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD= status gizi gemuk
INDEKS MASSA TUBUH (BODY MASS INDEX)Bentuk aplikasi penilaian
status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan
teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini
merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan
berat badan beserta resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat
badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif.
Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi
berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan
tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal
berdasarkan IMT yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan
konsumsi sehari-hari.Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa
digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan
tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan.Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula
sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan
standard IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut : IMT
Status GiziKategori
< 17.0Gizi KurangSangat Kurus
17.0 - 18.5Gizi KurangKurus
18.5 - 25.0Gizi BaikNormal
25.0 - 27.0Gizi LebihGemuk
> 27.0Gizi LebihSangat Gemuk
Sumber : Departemen Kesehatan RI
Klasifikasi status gizi1. Antropometri
Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHSNoIndeks yang dipakaiBatas
PengelompokanSebutan Status Gizi
1BB/U < -3 SDGizi buruk
- 3 s/d +2 SDGizi lebih
2TB/U < -3 SDSangat Pendek
- 3 s/d +2 SDTinggi
3BB/TB < -3 SDSangat Kurus
- 3 s/d +2 SDGemuk
Sumber : Depkes RI 2004.2. Z-ScoreInterpretasi Status Gizi
Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart
Baku Antropometeri WHO-NCHS)NoIndeks yang digunakanInterpretasi
BB/UTB/UBB/TB
1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi
RendahTinggiRendahSekarang kurang ++
RendahNormalRendahSekarang kurang +
2NormalNormalNormalNormal
NormalTinggiRendahSekarang kurang
NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang
3TinggiTinggiNormalTinggi, normal
TinggiRendahTinggiObese
TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah :
< -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD
Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar
Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber : Depkes RI 2004.Hasil pengukuran dikategorikan sbb :1.
Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SDb. Gizi Baik Bila SSB
-2 s/d +2 SDc. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2. TB/Ua. PendekBila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2
SDc. Tinggi Bila SBB > +2 SD3. BB/TBa. KurusBila SSB < -2
SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gemuk Bila SSB > +2 SD3.
Indeks Massa Tubuh / Body Mass IndexIMT Status GiziKategori
< 17.0Gizi KurangSangat Kurus
17.0 - 18.5Gizi KurangKurus
18.5 - 25.0Gizi BaikNormal
25.0 - 27.0Gizi LebihGemuk
> 27.0Gizi LebihSangat Gemuk
Sumber : Departemen Kesehatan RI2. STATUS GIZI BURUK
Rendahnya status gizi berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
Balita, dampak gizi kurang (Supariasa, 2007) sebagai berikut:1.
Perkembangan motorik tergangguFungsi zat gizi pada masa Balita
adalah untuk perkembangan dan pertumbuhan. Gizi pada Balita juga
digunakan untuk pemeliharaan tubuh. Kondisi kurang gizi berpengaruh
terhadap perkembangan dan pertumbuhan khususnya perkembangan
motorik anak.2. Penyakit giziKondisi status gizi kurang apa bila
terus berlanjut dapat mengakibatkan penyakit gizi seperti marasmus,
kwashiokor dan marasmus kwashiorkor.3. Tingkat kecerdasanTingkat
kecerdasan dipengaruhi oleh asupan zat-zat gizi dari pra konsepsi
sampai dengan masa Balita, karena pertumbuhan otak paling cepat
pada usia Balita. Oleh karena itu perkembangan otak optimla
diperlukan kondisi status gizi yang baik.4. Faktor-faktor yang
mempengaruhi status giziAda beberapa faktor yang sering merupakan
penyebab gangguan gizi, baik langsung maupun tidka langsung.
Sebagai penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi
pada bayi dan balita adalah tidak sesuai jumlah giziyang mereka
peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Beberapa faktor
yang yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak balita anatar lain (Proverawati, 2010):a.
PengetahuanDalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat
keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan
yang dihidangkan seadanya. Dengan demikian kejadian gangguan gizi
tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan
tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup. Keadaan ini
menunjujkkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan
tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,
khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan
dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makan
anak., keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang
mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan.b. PersepsiBanyak bahan
makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanyak digunakan secara terbatas akibat adanya
prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan
bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. jenis
sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya
akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
c. Kebiasaan atau pantanganBerbagai kebiasaan yang bertalian
dengan pantang makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama
di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan
atau daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan
hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu
sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti guna keperluan
pertumbuhan tubuhnya.d. Kesukaan jenis makanan tertentuKesukaan
yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut
sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan.e. Jarak kelahiran yang terlalu
rapatBanyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak
yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi
atau adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat
merawat secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih sangat
memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun
perawatan kesehatan dan kasih sayang.f. Sosial ekonomiKeterbatasan
penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut menentukan
hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas
maupun jumlah makanan.g. Penyakit infeksiInfeksi dapat menyebabkan
anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga
menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai
untuk pertumbuhan.
Klasifikasi Gizi Buruk
1. Kurang kalori ( marasmus)
Marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan
cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak kurus dan
keriput.
Etiologi : Penyebab utama dari kekurangan makanan yang
mengandung kalori Penyebab umum: Kegagalan menyusui anak : ibunya
meninggal dan Tidak adanya makanan tambahan
Tanda & gejala Tampak sangat kurus, sehingga tulang
terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng Kulit keriput ,
jari lemak subtikus sangat sedikit sampai tidak ada Perut cekung
Sering disertai penyakit kronis ; diare kronik
Patofisiologi Defisiensi kalori yang lama Penghancuran jaringan
lemak (kebutuhan energy) Menghilangnya lemak dibawah kulit
Penciutan/pengecilan otot Pelisutan tubuh yang menyeluruh
2. Kurang protein ( kwashiorkor )
Kwashiorkor adalah penyebab utama dari kekurangan makanan yang
mengandung protein hewani. Penyakit ini biasanya diderita oleh
golongan sosial ekonomi rendah.
Etiologi : Defisiensi asupan protein
Tanda & gejala Kegagalan pertumbuhan tampak dengan berat
badan rendah maupun ada edema Edema pada kaki Wajah membulat dan
sembab Pandangan mata sayu Cengeng Cracy papement Rambut tipis
kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa
sakit dan rontok Pembesaran hati Otot mengecil, lebih nyata bila
diperiksa pada posisi berdiri dan duduk Sering disertai infeksi
anemia , diare.
3. Kurang kalori dan protein ( marasmus kwashiorkor )Etiologi,
tanda dan gejalanya merupakan gabungan dari marasmus dan
kwashiorkor.
Penatalaksanaan
Makanan /minuman dengan biologic tinggi gizi kalori / protein.
Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula mula cair
(seperti susu) lunak (bubur) biasa ( nasi lembek)Prinsif pemberian
nutrisi Porsi kecil,sering,rendah serat, rendah laktosa Energy /
kalori : 100 K kal / kg BB/ hari Protein : 1 1,5 g / kg BB / hari
Cairan : 130 ml / kg BB / hari Ringan sedang : 100 ml / kg BB /
hari Edema BeratObati / cegah infeksi AntibioticBila tampak
komlikasi : Cotrymoksasol 5 mlBila anak sakit berat : Ampicillin 50
mg / kg BB IM/ IV Setiap 6 Jam Selama 2 Hari
Untuk Melihat kemajuan / perkembangan anak Timbang berat badan
setiap pagi sebelum diberi makan Catat kenaikan BB anak tiap
minggu
http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/mandala%20jan%202010%20pdf/NUTRISI%20DAN%20GIZI%20BURUK.pdf
Wawancara khusus untuk mengetahui tentang pola asuh dan pola makan
dengan memakai instrumen Food Frequency Questioner (FFQ) :
Wawancara masalah kesehatan kepada masing-masing tempat tinggal
sasaran Melakukan pemeriksaan psikologis dan aktifitas anak-anak
secara terpadu Melaksanakan pengukuran status gizi, meliputi :
berat badan (BB), tinggi badan (TB), tebal lemak, kepadatan masa
tulang, lingkar lengan atas (LILA) Melakukan pengambilan sampel
darah kapiler (umur 6-23 bulan) dan darah vena (usia 2-12 bulan)
untuk pemeriksaan golongan darah, hemoglobin serta kimia darah
lengkap.Sebelum dilakukan pengambilan darah, kelompok sasaran
penelitian itu diperiksa kesehatan jasmaninya oleh tim dokter,
apakah ada indikasi medis untuk diambil spesimen darahnya. Untuk
kelancaran kegiatan penelitian tersebut, tim peneliti mengharapkan
bantuan bersama petugas puskesmas untuk menyiapkan tempat fokus
penelitian untuk mengumpulkan sasaran, melakukan edukasi dan
komunikasi kepada masyarakat di tempat penelitian.Pencegahan Gizi
Buruk Secara teratur menimbang anak di Posyandu Berikan ASI saja
pada bayi berusia 2 tahun Berikan makanan pendamping ASI sesuai
usia dan kesehatan anak Berikan makanan beraneka ragam bagi anggota
keluarga lainnya Beritahukan petugas kesehatan/kader bila anak
sakit atau mengalami gangguan pertumbuhan.Biasakan Makan Aneka
Ragam Makanan Makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari 4 macam
kelompok bahan makanan Makanan pokok (sumber zat tenaga): beras,
jagung, ubi, singkong, mie, dll. Lauk pauk (sumber zat pembangun):
ikan, telor, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan, tahu, dll).
Sayuran dan buah (sumber zat pengatur): bayam, kangkung, wortel ,
buncis, kacang panjang, daun singkong, daun katuk, pepaya, pisang,
jeruk, semangka, dll. Dari tiap kelompok bahan makanan dan jenis
yang dikonsumsi, maka makin banyak jenisnya makin baik dan ditambah
dengan susu. Mencegah penyakit Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), yang ditandai dengan membesarnya kelenjar gondok do daerah
leher, sehingga mengurangi daya tarik seseorang. Dan pertumbuhan
anak tidak normal (kerdil).Biasakan makan pagi Untuk menjaga tubuh,
agar dapat berkerja atau belajar dengan baik Membantu memusatkan
pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran Membantu
mencukupi zat gizi Menjaga kesehatan dan pertumbuhan anggota
keluarga, khususnya balita dan ibu hamil Ibu hanya memberikan ASI
saja pada bayi sampai usia 4 bulan ASI, makanan bayi yang paling
sempurna, murah dan mudah memberikannya ASI saja mencukupi
kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal sampai bayi
berumur 4 bulan ASI yang pertama keluar (kolustrum) berwarna
kekuningan, mengandung zat kekebalan untuk mencegah timbulnya
penyakit. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi dan jangan
sekali-kali dibuang Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi 0-4 bulan Dengan ASI mempererat ikatan kasih sayang
antara ibu dan bayi.
3. Memahami dan Menjelaskan POSYANDU Pengertian
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan
nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini
yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat
dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi
yaitu :
a) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam
kandungan ibu sampai usia balita. b) Pembinaan perkembangan anak
(Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang
anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh. c) Pembinaan kemampuan kerja
(Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan
berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan
a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (
ibu Hamil, melahirkan dan nifas) b) Membudayakan NKKBS. c)
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. d)
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera.
Penyelenggaraan Posyandu
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi,
pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu
posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau
disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat,
geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam
kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang
mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan
demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang
sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempatpertemuan RK/RT atau
ditempat khusus dibangun masyarakat.
/Penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja sebagaimana
diuraikanantara lain:
Meja 1: pendaftaranMeja 2: penimbangan bayi dan anak balitaMeja
3: pengisian KMS (kartu menuju sehat)Meja 4: peyuluhan
perorangan
Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang
naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, pralit
dan vitamin A dosis tinggi. mTerhadap ibu hamil yang resiko tinggi,
diikuti dengan pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi
peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan
atau tablet busa.
Meja 5: Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan
kebutuhan setempat.
Kader KesehatanSebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di
Posyandu, dimana anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh
masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara
umum istilah kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh
masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli
mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara
lain:L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan:
kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehtan desa (prokes)
adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan
bertugas mengembangkan masyarakat.Direktorat bina peran serta
masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader:Kader adalah warga
masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan
dapat bekerja secara sukarela.
Tujuan pembentukan kaderDalam rangka mensukseskan pembangunan
nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan
diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan
tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada
hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara
aktip dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam
meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya
dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan
memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin.
Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama
yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya dalam bidang kesehatan.Menurut Santoso Karo-Karo, kader
yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa teryata mampu
melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi
masyarakat sekelompoknya meliputi:
a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing
pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam,
obat-obatan sederhan dan lain-lain.b. Penimbangan dan penyuluhan
gizi.c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan
vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan
dalam upaya menanamkan NKKBS.d. Peyediaan dan distribusi obat/alat
kontasepsi KB penyuluhan dalam upayamenamakan NKKBS.e. Penyuluhan
kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan
jamban keluarga da sarana air sederhana.f. Penyelenggaraan dana
sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.
2. Dari Segi Kemasyarakatan
Perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan
masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat
harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga
untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan
khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang
baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu,
berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan
dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.Dengan terbentuknya
kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan
oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan
demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan,
tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya
dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan sempurna berkat adanyakader, jelaslah bahwa
pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang
kesehatan.
Tugas kegiatan kaderTugas kegiatan kader akan ditentukan,
mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional
melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini
perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah
maupun jenis pelayanan.Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui
oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan
kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar
Posyandu antara lain:
a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:
Melaksanan pendaftaran. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan. Memberikan penyuluhan.
Memberi dan membantu pelayanan. Merujuk.
b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu
KB-kesehatan adalah: Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA,
Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare. Mengajak ibi-ibu untuk
datang para hari kegiatan Posyandu. Kegiatan yang menunjang upanya
kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada:
Pemberantasan penyakit menular. Penyehatan rumah. Pembersihan
sarang nyamuk. Pembuangan sampah. Penyediaan sarana air bersih.
Menyediakan sarana jamban keluarga. Pembuatan sarana pembuangan air
limbah. Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. P3K Dana
sehat. Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan
kesehatan.
c. Peranan Kadfe diluar Posyandu KB-kesehatan: Merencanakan
kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas
diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan
masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat,
membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. Melakukan
komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat
peraga dan percontohan. Menggerakkan masyarakat: mendorong
masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan informasi dan mengadakan
kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.
Memberikan pelayanan yaitu :
Membagi obat Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan Mengawasi
pendatang didesanya dan melapor Memberikan pertolongan pemantauan
penyakit Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
Melakukan pencatatan, yaitu: KB atau jumlah Pus, jumlah peserta
aktif dsb KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan
sebagainya Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan
jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan Gizi: jumlah bayi yang
ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan
Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan
dirujuk Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan
KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. Keluarga pembinaan yang
untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan
kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi
tentang upanya kesehatan dilaksanakan. Melakukan kunjungan rumah
kepada masyarakat terutama keluarga binaan. Melakukan pertemuan
kelompok.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
a) Kesehatan ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah (ibu
hamil) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada
bulan Februarii dan Agustus) PMT imunisasi. Penimbangan balita
rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui
pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat
melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
b) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. c) Pemberian
Oralit dan pengobatan. d) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan
penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK
melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN S : Semua
baita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.N : Balita yang naik berat badannya.
Jenjang posyandu menurut konsep arrif dikelompokkan menjadi 4,
yaitu :
1. Posyandu Pratama (warna merah) : belum mantap.kegiatan belum
rutin. kader terbatas
2. Posyandu Madya (warna kuning) : kegiatan lebih teratur Jumlah
kader 5 orang
3. Posyandu Purnama (Warna hijau) : kegiatan sudah teratur.
cakupan program/kegiatannya baik. jumlah kader 5 orang mempunyai
program tambahan
4. Posyandu Mandiri (warna biru) : kegiatan secara terahir dan
mantap cakupan program/kegiatan baik. memiliki Dana Sehat dan JPKM
yang mantap.
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai
penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : Jumlah buka Posyandu
pertahun. Jumlah kader yang bertugas. Cakupan kegiatan. Program
tambahan. Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung
kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta
tanggungjawab kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat
sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.
4. Memahami dan menjelaskan PHBSTujuan PHBSUntuk meningkatkan
pengetahuan,kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup
bersih dan sehat,serta menigkatkan peran serta aktif masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.Sasaran PHBS
a. Tatanan Rumah TanggaSasaran PHBS di rumah tangga adalah
seluruh anggota keluarga secarakeseluruhan dan terbagi dalam :1)
Sasaran primerAdalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan
dirubahperilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu
dalamkeluarga yang bermasalah)2) Sasaran sekunderAdalah sasaran
yang dapat mempengaruhi individu dalam keluargayang bermasalah
misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokohkeluarga, kader
tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan danlintas sektor
terkait, PKK3) Sasaran tersierAdalah sasaran yang diharapkan dapat
menjadi unsur pembantu dalammenunjang atau mendukung pendanaan,
kebijakan, dan kegiatan untuktercapainya pelaksanaan PHBS misalnya,
kepala desa, lurah, camat,kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat
dll.
b. Tatanan Institusi PendidikanSasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan adalah seluruh anggotakeluarga institusi pendidikan dan
terbagi dalam :1) Sasaran primerAdalah sasaran utama dalam
institusi pendidikan yang akan dirubahperilakunya atau murid dan
guru yang bermasalah (individu/kelompokdalam institusi pendidikan
yang bermasalah).2) Sasaran sekunderAdalah sasaran yang dapat
mempengaruhi individu dalam institusipendidikan yang bermasalah
misalnya, kepala sekolah, guru, orang tuamurid, kader kesehatan
sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatandan lintas sektor
terkait, PKK3) Sasaran tersierAdalah sasaran yang diharapkan dapat
menjadi unsur pembantu dalammenunjang atau mendukung pendanaan,
kebijakan, dan kegiatan untuktercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan misalnya, kepaladesa, lurah, camat, kepala
Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakatdan orang tua
murid.Pentingnya PHBS
1. Sehat adalah karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat
merupakan hakasasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga
investasi untuk meningkatkanproduktivitas kerja guna meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Orang bijakmengatakan bahwa Sehat memang
bukan segalanya tetapi tanpa kesehatansegalanya menjadi tidak
berarti. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipeliharadan
ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan
olehsemua pihak.1. Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999
Presiden RI mencanangkanpembangunan nasional berwawasan kesehatan
yang artinya setiap sektor harusmempertimbangkan dampak pembangunan
terhadap kesehatan1. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah
perilaku dari yang tidak sehatmenjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga1. Cakupan rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai profil PHBSPropinsi
Sulawesi Selatan tahun 2004 hanya kurang lebih 14 %1. Rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila
adakeinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan
lintassektor terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan
menjadi salah satuagenda pembangunan di Kabupaten/Kota, serta
didukung oleh masyarakat
Manfaat PHBS
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit.1. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja
anggota keluarga1. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah
tangga maka biaya yangtadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat
dialihkan untuk biaya investasiseperti biaya pendidikan dan usaha
lain yang dapat meningkatkan kesejahteraananggota rumah tangga1.
Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah
Kabupaten /Kotadibidang kesehatan1. Meningkatnya citra pemerintah
daerah dalam bidang kesehatanDapat menjadi percontohan rumah tangga
sehat bagi daerah lain.
Indikator PHBS
1. Indikator PHBS Tatanan Rumah TanggaIndikator PHBS adalah
suatu alat ukur untuk menilai keadaan ataupermasalahan kesehatan di
rumah tangga. Indikator mengacu pada StandarPelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yangterdiri dari 6
indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan
rinciansebagai berikut :a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga
kesehatanb. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinyac. Keluarga
mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)d. Anggota keluarga
tidak merokoke. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara
teraturf. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah
setiap hari)g. Tersedia air bersihh. Tersedia Jambani. Kesesuaian
luas lantai dengan jumlah penghunij. Lantai rumah bukan dari
tanah2. Indikator PHBS Tatanan Institusi PendidikanIndikator PHBS
adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan ataupermasalahan
kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi
pendidikanadalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI).
Sasaran PHBS tatananinstitusi pendidikan adalah sekolah dan siswa
dengan indikator :a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan
jumlah siswab. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di
setiap kelasc. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan
sekolah yang bersihdan serasid. Ketersediaan UKS yang berfungsi
dengan baike. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)f. Siswa pada
umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersihg. Siswa tidak merokokh.
Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah
(min 10 org)
Kegiatan PHBS Kesehatan LingkunganKegiatan yang dilakukan tenaga
kesehatan menurut Occupational Health and Safety Administration
(OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah: 1. Pembuatan
standar kualitas air dan udara2. Pemeriksaan dan pemantauan
kesehatan 3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan4. Penerimaan
informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan 5.
Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru 6. Pemeliharaan data
dasar 7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar
peraturan-peraturan yang telah dibuat dapat ditepati.
Adapun kegiatan kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap
komponen, yaitu :a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga1.
Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban sehat 3. Memberantas
jentik di rumah 4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 5. Tidak
merokok
b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah1. Mencuci tangan dengan
air bersih mengalir dan sabun 2. Menjaga kebersihan dan kesehatan
kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 4.
Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6.
Tidak merokok 7. Membuang sampah pada tempatnya
c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja1. Mengadakan kawasan tanpa
asap rokok 2. Bebas jentik 3. Jamban Sehat 4. Kesehatan dan
keselamatan kerja 5. Olah raga teraturd. Kegiatan PHBS di
lingkungan umum1. Menggunakan jamban sehat 2. Memberantas jentik
nyamuk 3. Menggunakan Air Bersih
e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 3. Membuang sampah
pada tempatnya 4. Tidak merokok 5. Tidak meludah sembarangan 6.
Memberantas jentik nyamuk
Kesimpulan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta
semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara
manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat
kesehatan manusiaPHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku
kesehatan yang menciptakan hubungan antara manusia dan
lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan
manusia.Indikator kesehatan lingkungan :1. Perumahan bersih dan
sehat2. Penyediaan air bersih 3. Penanganan air limbah 4.
Penanganan sampah 5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja) PHBS
Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi
kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan
agar dapat memenuhi criteria kesehatan pemukiman.
5. Memahami dan Menjelaskan Lingkungan SehatLingkungan
SehatProgram pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna,
walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Salah satu fenomena
utama yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan adalah
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat dan upaya
kesehatan. A. Pengertian Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitar kita, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata
ataupun abstrak termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang
terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen dialam
tersebut. Dalam Indonesia sehat 2010: lingkungan yang diharapkan
adalah Yang kondusif bagi terwujudnya keadaan lingkungan yang bebas
dari polusi Tersedianya air bersih Sanitasi lingkungan yang memadai
Pemukiman yang sehat Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 adalah yang bersifat
proaktif untuk : Memelihara dan meningkatkan kesehatan Mencegah
terjadinya penyakit Melindungi diri dari ancaman penyakit
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat kemampuan
masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan
Prinsip-prinsip pembangunan kesehatan Dasar perikemanusiaan Dasar
adil dan merata Dasar pemberdayaan dan kemandirian Dasar
pengutamaan dan manfaat Sustainable development atau pembangunan
berwawasan lingkungan pada dasarnya adalah pembangunan yang mampu
membawa rakyat secara merata memperoleh kebutuhan hidupnya. Dalam
arti terpenuhi kebutuhan materiil dan spiritual termasuk kualitas
lingkungan yang layak huni tanpa terkena derita penyakit menahun
dan makin subur sebagai sumber daya alam untuk kelangsungan
kehidupan generasi penerusnya. Hygiene atau sanitasi lingkungan
adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, social atau ekonomi
yaitu mempengaruhi kesehatan manusia dimana lingkungan yang berguna
ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki
atau dihilangkan. Ditinjau dari luasnya lingkup,maka masalah
lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok dasar: Lingkungan Rumah
Tangga atau mikro (Mikro environtment) Lingkungan Khusus atau
lingkungan kerja (Meso environtment) Lingkungan luas atau makro
(makro environtment) Dengan membagi semua masalah lingkungan dalam
tiga kelompok ini diharapkan upaya penanganan dapat dilakukan
dengan lebih terarah. Lingkungan Mikro Masalah lingkungan yang
tergolong dalam lingkup mikro atau lingkungan rumah tangga adalah :
0. Kualitas rumah 0. Penyediaan air minum 0. sanitasi makanan 0.
pembuangan tinja 0. pembuangan sampah rumah tangga 0. pembuangan
air kotor Masalah kesehatan mikro: 1 Kualitas rumah Keadaan
perumahan adalah salah satu factor yang menentukan keadaan hygiene
dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa
perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula
tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat. Syarat rumah sehat
(Winslow) Memenuhi kebutuhan fisiologis Memenuhi kebutuhan
psikologis Harus dapat menghindarkan dari kecelakaan Harus dapat
menghindarkan dari terjadinya penyakit Masalah perumahan : adanya
rumah-rumah yang tidak sehat Upaya penanggulangannya : Pembangunan
rumah-rumah sehat dengan harga terjangkau Penyuluhan pentingnya
rumah sehat Penyuluhan modifikasi rumah sehat Menurunkan tingkat
suku bunga : memudahkan kepemilikan rumah sehat
2. Penyediaan Air Minum Hidup kita tidak dapat lepas dari air.
Air ini diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci,
membersihkan dan keperluan lainnya. Untuk itu diperlukan air yang
memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya.
Masalah penyediaan air minum : Belum tersedianya cukup air bersih
(kualitas) bagi keperluan rumah tangga Persediaan air rumah tangga
yang masih belum memenuhi syarat syarat kesehatan secara kualitas
Sumber sumber air yang tercemar. Upaya penanggulangannya :
Penyediaan tambahan air bersih bagi daerah yang kesulitan air
Perbaikan mutu dan kinerja pelayanan air oleh pemerintah (PAM)
Perbaikan sarana penyediaan air Penyuluhan tentang cara pemanfaatan
sumber air dengan benar Penyuluhan tentang pembuatan sumur
Penyuluhan tentang desinfeksi air sumur Purifikasi air (pengolahan
air permukaan) 3 Sanitasi makanan Makanan yang sehat dan bergizi
merupakan modal utama tubuh dalam metabolisme. Diperlukan sanitasi
makanan yang baik agar makanan yang dikonsumsi benar-benar memenuhi
persyaratan sehat yang dapat menjadikan jasmani kuat. Masalah :
Pencemaran bahan bahan makanan penggunaan bahan-bahan pengawet dan
pewarna pengolahan bahan makanan yang kurang benar
penanggulangannya Upaya penyuluhan cara pemakaian pupuk dan
pembasmi hama yang benar pada tanaman pencegahan penyakit pada
ternak penyuluhan tentang bahan pengawet dan pewarna makanan
pemeriksaan secara berkala pada jenis-jenis makanan yang dikonsumsi
oleh masyarakat (BPOM) penyuluhan cara pengolahan bahan makanan
yang benar
4 Pembuangan tinja Pembuangan kotoran (Feces dan urine) yang
tidak menurut aturan, memudahkan terjadinya water borne disease
Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan Ehlers dan
steel) adalah : Tidak mengotori tanah permukaan Tidak mengotori air
permukaan Tidak mengotori air dalam tanah Kotoran tidak boleh
terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau
perkembangbiakan vektor penyakit lainnya Kakus harus terlindung
dari penglihatan orang lain Pembuatannya mudah dan murah Masalah :
Tidak tersedianya jamban (kakus) keluarga Adanya jamban yang tidak
memenuhi syarat-syarat kesehatan Penanggulangan: Penyediaan jamban
sehat Penyuluhan tentang perlunya jamban sehat 5 Pembuangan sampah
rumah tangga Sampah adalah semua zat / benda yang sudah tidak
terpakai lagi. Garbage : sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang
mudah membusuk Rubbish : sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang
tidak mudah membusuk Dari sampah harus diperhatikan: Penyimpanan
(Storage) pengumpulan (Collection) pembuangan (disposal) Masalah :
Pembuangan sampah yang tidak tertib (kurang kesadaran) tempat
sampah yang tidak dikelola dengan baik Penanggulangan : Peningkatan
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dengan benar pembuatan
tempat sampah sementara pada tingkat keluarga pengelolaan tempat
pembuangan akhir dengan baik pengolahan sampah daur ulang
Pembuangan air limbah (sewage disposal) 6 Air limbah : excreto
manusia, air kotor dari dapur , kamar mandi, WC, air kotor
permukaan tanah dan air hujan Masalah : Pembuangan limbah rumah
tangga yang tidak memenuhi sarat Penanggulangnnya: Peningkatan
kesadaran masyarakat tentang pengolahan limbah yang benar
Lingkungan Meso Masalah yang masuk lingkungan meso (lingkungan
kerja) adalah : Keselamatan kerja pencemaran di lingkungan kerja
sanitasi di tempat kerja penyakit akibat kerja faal kerja/ ergonomi
Permasalahan lingkup meso ini relatif lebih mudah diatasi karena
menyangkut kondisi pekerjaan disuatu perusahaan yang berpengaruh
terhadap produktivitas kerja yang merupakan perhatian utama pemilik
usaha. Tingkat tingkat pencegahan gangguan kesehatan dan kecelakaan
akibat kerja Peningkatan kesehatan (Health Promotion) Pendidikan
kesehatan kepada pekerja Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
Perkembangan kejiwaan pekerja yang sehat Penyediaan perumbahan
pekerja yang sehat Rekreasi bagi pekerja Penyediaan tempat dan
lingkungan kerja yang sehat Pemeriksaan sebelum bekerja Perhatian
terhadap faktor faktor keturunan Perlindungan khusus (Specific
protection) Pemberian imunisasi Hygiene kerja yang baik Sanitasi
lingkungan kerja yang sehat Perlindungan diri terhadap bahaya
bahaya pekerjaan Pengendalian bahaya akibat kerja agar dalam
keadaan aman Perlindungan terhadap faktor karsinogen Menghindari
sebab-sebab alergi Perserasian manusia (pekerja) dengan mesin
Diagnosa dini dan pengobatan yang tetap (Early Diagnosis &
Prompt Treatment) Mencari tenaga kerja baik perorangan atau
kelompok terhadap gangguan gangguan penyakit tertentu General check
up secar teratur dengan tujuan : Mengobati dan mencegah proses
penyakit Mencegah penularan penyakit Mencegah komplikasi
Penyaringan Pencegahan kecacatan (Disabillity Limitation) Proses
yang adekuat untuk mencegah dan menghentikan proses penyakit
Perawatan yang baik Penyediaan fasilitas untuk membatasi kecacatan
dan mencegah kematian Pemulihan (Rehabilitation) Latihan dan
pendidikan untuk melatih kemampuan yang ada Pendidikan masyarakat
untuk menggunakan tenaga cacat Penempatan tenaga cacat secara
selektif Terapi kerja di rumah sakit Penyediaan tempat kerja yang
dilindungi Upaya - upaya pencegahan penyakit akibat kerja
Substitusi Yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan
bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali
Ventilasi umum Yaitu mengalirkan sebanyak-banyaknya menurut
perhitungan kedalam ruang kerja, agar bahan-bahan yang berbahaya
ini lebih rendah dari kadar yang membahayakan yaitu kadar pada
nilai ambang batas. Ventilasi keluar setempat (local exhausters)
Alat yang dapat menghisap udara dari suatu tempat kerja tertentu
agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat
dialirkan keluar Isolasi adalah cara mengisolasi proses perusahaan
yang membahayakan misal isolasi mesin yang hiruk pikuk sehingga
kegaduhan yang disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan
pada pekerja Pakaian / alat pelindung Alat pelindung dalam
pekerjaan dapat berupa kacamata, masker, helm, sarung tangan,
sepatu atau pakaian khusus yang didesain khusus untuk pekerjaan
tertentu pemeriksaan sebelum kerja yaitu pemeriksaan kesehatan pada
calon pekerja untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut sesuai
dengan pekerjaan yang akan diberikan baik fisik maupun mentalnya
pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan secara berkala terhadap pekerja apakah ada gangguan
kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang dilakukan. Disesuaikan
dengan kebutuhan bisa 6 bulan / tahun sekali penerangan sebelum
bekerja Bertujuan agar pekerja mengetahui dan mematuhi
peraturan-peraturan sehingga dalam bekerja lebih hati-hati dan
tidak terkena penyakit-penyakit akibat perkerjaan pendidikan
kesehatan sangat penting untuk keselamatan dalam bekerja sehingga
pekerja tetap waspada dalam melaksanakan pekerjaannya6. JIHAD
SOSIAL
Jihad sosial yaitu sikap atau tindakan yang membutuhkan
kesungguhan, seperti kesungguhan dalam bersumpah, kesungguhan orang
tua dalam memaksa anaknya agar mengganti aqidah, kesungguhan
seseorang meraih sesuatu dengan segala kemampuan.
Karakteristik Jihad1. Jihad dengan al-Quran(inilah) kitab yang
Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap
gulita kepada cahaya yang terang benderang. (Ibrahim[14]: 1)2.
Jihad dengan hartaJihad dengan harta merupakan perjuangan yang
memiliki dimensi spiritual yang sangat tinggi, sebab tidak semua
orang memiliki kesadaran berkorban dijalan Allah dengan harta
mereka. Atas dasar itu, maka setiap pengorbanan dengan harta di
jalan Allah, diganjar oleh Allah dengan derajat dan kemuliaan (QS.
al-Nisa [4]: 49-96) dan (QS. at-Taubah [9]: 20)3. Jihad dengan Jiwa
(anfus)Jihad bil al anfus ,erupakan jihad tertinggi yang dilakukan
sepanjang hayat manusia terutama dalam menjalankan tugas
kekhalifannya di muka bumi
Dimensi-dimensi Jihad1. Jihad di Bidang Sosial
PendidikanPendidikan merupakan proses pembentukan karakter dan
kepribadian seseorang sehingga pendidikan juga merupakan salah satu
bentuk Jihad dalam kehidupan.2. Jihad di Bidang Sosial EkonomiJihad
sosial ekonomi adalah gerakan memperjuangkan kehidupan ekonomi
lebih baik.3. Jihad Sosial KemasyarakatanJihad sosial
kemasyarakatan dilakukan sebagai bentuk upaya memberikan bantuan
dan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk di dalamnya
adalah di bidang pelayanan kesehatan.
Hukum dan dalil jihad social :
Jika kita cermati dalil-dalil dalam al-Quran dan Sunnah
sesungguhnya terdapat hukum-hukum yang dalil-dalilnya bersifat
pasti dan tidak perlu dilakukan ijtihad. Ada ayat-ayat al-Quran
yang maknanya qathi dan hadis-hadis Nabi saw. yang sumbernya tidak
diragukan lagi (mutawatir) memang berasal dari beliau dan maknanya
juga qathi. Dalil-dalil semacam itu adalah dalil-dalil qathi yang
dapat dipahami begitu saja dan penolakan terhadapnya berarti bentuk
kekufuran. Misalnya, masalah akidah, seperti keyakinan terhadap
surga dan neraka, serta Yaumul Hisab, adalah masalah-masalah agama
yang tidak dapat dibantah lagi kepastiannya sehingga kita tidak
punya alasan untuk tidak meyakininya. Ada contoh beberapa hukum
syara yang juga bersifat pasti dan tegas, dan penolakan terhadapnya
akan menyebabkan kekufuran. Misalnya, al-Quran dan Sunnah
menyebutkan sejumlah dalil menyangkut kewajiban menegakkan shalat.
Penolakan atas kewajiban ini berarti kufur. Dalam surat al-Muminuun
(23) ayat 1-2, misalnya, Allah Swt. berfirman,
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang
yang khusyu dalam shalatnyaDalam hadis Nabi saw. yang diriwayatkan
dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal:
Perjanjian antara aku dan dirimu adalah shalat. Siapa saja yang
melalaikan shalat maka ia melakukan tindakan kufur.Karena itu,
hukum syara dalam masalah wajibnya shalat bersifat qathi.Contoh
lain tentang aturan yang pasti adalah haramnya riba yang sudah
begitu jelas ketika dalam surat al-Baqarah (2): 275 Allah Swt.
berfirman:Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.Makna ayat ini sudah jelas dan pasti dan hanya
dapat dimaknai sebagai larangan untuk berurusan dengan riba dalam
segala bentuknya, baik itu melalui perbankan, meminjam dana dari
IMF, maupun mendukung IMF melalui pemberian dana bantuan.Contoh
lain hukum yang tidak dipertentangkan adalah masalah wajibnya shaum
di bulan Ramadhan, haramnya orang-orang kafir menguasai
negeri-negeri kaum muslim seperti al-Quds, wajibnya menegakkan
hukum-hukum Allah swt, serta wajibnya melakukan jihad. Hukum-hukum
tersebut bersifat pasti karena dalil-dalilnya qathi. Dalam
masalah-masalah tersebut, tidak ada ruang bagi perbedaan pendapat
atau pandangan.