Pengaruh Sistem Kardiovaskular dan Aliran Balik Vena pada
KehidupanClaudia Marissa102013281Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.06 Jakarta
11510. Telepon : (021)5694-2051Email :
[email protected]
AbstrakJantung merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh
manusia. Fungsi jantung sangatlah banyak dari mulai mengalirkan
darah ke seluruh tubuh dalam tautannya dengan sistem sirkulasi dan
memberi nutrisi bagi tubuh yang terdapat di darah yang dialirkan
oleh jantung melalui pembuluh-pembuluhnya. Salah satu pembuluh yang
berperan adalah vena. Vena merupakan pembuluh balik, setiap aliran
dari pembuluh haruslah lancar agar tidak terjadi suatu masalah
dalam tubuh kita. Jika aliran darah tidak lancar atau terjadi
penumpukan dapat menyebabkan pingsan hingga hal yang sangat fatal,
oleh karena itu haruslah dilakukan pemngkompensasian yang tepat.
Jantung bekerja dibantu oleh beberapa komponen dari mulai
strukturnya hingga zat-zat yang mendukung terjadinya suatu detakan
jantung. Oleh karena itu seluruh komponen pendukung tersebut harus
terintegrasi satu sama lain agar sistem kardiovaskular dalam tubuh
kita dapat berjalan dengan baik.Abstract Heart is a vital organ in
the human body. The function of the heart is very much from the
start of blood flow throughout the body in its link with the
circulation system and provide nutrients for the body are found in
the blood that flowed by the heart through the veins-veins. One of
the vessels whose role was veins. Veins are veins, each vessel must
flow smoothly from order to avoid a problem in our body. If blood
flow is not smooth or buildup can cause fainting up to something
very fatal, because it must be done right pemngkompensasian.
Cardiac work was assisted by several components of the structure
began to substances that favor the occurrence of a heartbeat.
Therefore, all components must be integrated supporting each other
so that the cardiovascular system in our body can run well.
PendahuluanSistem Kardiovaskular merupakan sistem yang
terpenting dalam tubuh kita. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
struktur makrosopik dan mikroskopik jantung beserta mekanisme kerja
dan enzim-enzimnya. Dan juga akan dibahas mengenai vaskularisasi
ekstremistas inferior dan struktur mikroskopik pembuluh darah.
Jantung mengalirkan darah melalui pembuluh-pembuluhnya salah
satunya adalah vena yang merupakan pembuluh darah balik, oleh
karena itu pada makalah ini juga akan dibahas mengenai aliran balik
vena beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan tujuan agar
makalah ini dapat diterima dengan baik dan penulis berharap agar
makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi para pembacanya.
Struktur Makroskopik Vaskularisasi Ektermitas InferiorEkstermitas
inferior terbagi menjadi regio glutealis, femoralis, cruralis, dan
pedis. Fungsi utama dari ektremitas inferior adalah untuk menyangga
berat tubuh ketika berdiri, dan untuk menggerakkan tubuh melintasi
ruang. Suplai vaskuler bagi sendi coxae didominasi melalui
cabang-cabang arteria obturatoria, arteria circumflexa femoris
medialis dan arteria circumflexa femoris lateralis, arteria glutea
superior dan arteria glutea inferior serta arteria perforans
pertama dari arteria profunda femoris. Cabang articularis
pembuluh-pembuluh darah ini membentuk anyaman disekitar sendi.
Vaskularisasi ekstremitas inferior dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.1
Gambar 1. Arteri-Arteri Ekstremitas Bawah Sisi Kanan Ventral
Gambar 2. Arteri-Arteri Ekstremitas Bawah Sisi Kanan Dorsal
Gambar 3. Vena-Vena Ekstremitas Bawah
Arteria utama yang meyuplai ekstremitas inferior adalah arteria
femoralis yang merupkan lanjutan arteria iliaca externa di abdomen.
Arteria iliaca externa berubah menjadi arteria femoralis ketika
pembuluh darah tersebut lewat dibawah ligamentum inguinale untuk
memasuki trigonumm femorale pada aspectus anterior regio femoralis.
Cabang-cabang tersebut menyuplai sebagian besar regio femoralis dan
seluruh regio crralis dan pedis.1Arteria glutea superior dan
arteria glutea inferior berasal dari cavitas pelvis sebagai
cabang-cabang arteria iliaca interna dan menyuplai regio glutealis.
Arteria glutea superior meninggalkan pelvis melalui foramen
ischiadicum mejuas di atas musculus piriformis dan arteria glutea
inferior meninggalkan pelvis melalui foramen yang sama, tetapi
dibawah musculus piriformis. Arteria obturatoria juga merupakan
abang arteria iliaca interna pada cavitas pelvis dan berjalan
melalui canalis obturatorius untuk memasuki dan menyuplai
kompartemen medialis regio femoralis. Cabang-cabang arteria
femralis, arteria glutea inferior, arteria glutea superior, dan
arteria obturatoria, bersama dengan cabang-cabang dari arteria
pudenda interna perineum, saling berhubungan untuk membentuk
anyaman anastomosis pada regio femoralis bagian atas dan regio
glutealis. Dengan adanya saluran anastomosis tersebut memungkinkan
tersedianya sirkulasi kolateral apabila salah satu pembuluh darah
terganggu.1Venae yang melakukan drainase ekstremitas inferior
adalah kelompok venae superficiales dan venae profundae. Venae
profundae umumnya mengikuti arteriae (femoralis, glutea superior,
glutea inferior dan obturatoria). Vena profunda utama yang
melakukan drainase ekstremitas adalah vena femoralis. Vena
femoralis menjadi vena iliaca externa ketika lewat dibawah
ligamentum inguinale untuk memasuki abdomen. Venae superficialis
terletak di jaringan ikat subcutaneus dan saling berhubungan dan
akhirnya bermuara ke dalam venae profundae. Venae superficialis
membentuk dua saluran utama yaitu vena saphena magna dan vena
saphena parva yang berasal dari arcus venosus dorsalis pedis.1Vena
saphena magna berasal dari sisi medial arcus venosus dorsalis pedis
dan kemudia berjalan naik di sisi medial regio cruralis, genus, dan
regio femoralis untuk berhubungan dengan vena femoralis tepat di
inferior ligamentum inguinale. Vena saphena parva berasal dari sisi
lateral arcus venosus dorsalis pedia, berjalan naik di permukaan
posterior regio cruralis dan kemudian menembus fascia dalam untuk
bergabung dengan vena poplitea di posterior terhadap genus, di
proximal genus, vena poplitea akan menjadi vena femoralis.1Arteria
glutea inferior berawal dari truncus anterior arteria iliaca
interna didalam cavitas pelvis. Arteria glutea inferior
meninggalkan cavitas pelvis melalui foramen ischiadicum majus di
inferior dari musculus piriformis. Arteria glutea inferior
menyuplai musculi di dekatnya dan berjalan turun melalui regio
glutealis dan menuju regio femoralis posterior untuk menyuplai
struktur-struktur di dekatnya dan beranastomosis dengan
cabang-cabang perforantes arteria femoralis. Arteria glutea
inferior juga menyuplai sebuah cabang menuju nervus ischiadicus
(arteria comitans nervi isciadici).1Arteria glutea superior berawal
dari truncus posterior arteria interna di dalam cavitas pelvis.
Arteria glutea superior meninggalkan cavitas pelvis melalui foramen
ischiadicum majus diatas musculus piriformis. Pada glutealis,
arteria glutea superior terbagi menjadi sebuah ramus superficialis
dan sebuah ramus profundus. Ramus superficialis berjalan pada
permukaan dalam musculus gluteus maximus. Ramus profundus berjalan
diantara musculus gluteus medius dan musculus gluteus minimus.
Selain untuk musculi di dekatnya, arteria glutea superior
berkontribusi utnuk menyuplai sendi coxae. Cabang-cabang arteria
glutea superior juga beranastomosis dengan arteria circumflexa
femoris lateralis dan arteria cirumflexa femoris medialis dari
arteria pforunda femoris pada regio femoralis dan dengan arteria
glutea inferior.1Vena glutea inferior dan vena glutea superior
mengikuti arteria glutea inferior dan superior menuju pelvis untuk
bergabung dengan pelxus venosus di dalam pelvis. Ke arah perifer,
venae beranastomosis dengan venae glutea superficialis, yang
akhirnya bermuara ke anterior menuju vena femoralis.1Arteria
femoralis merupakan lanjutan arteria iliaca externa dan berawal
ketika arteria iliaca externa lewat di bawah ligamentum inguinale
untuk memasuki trigonum femorale pada aspectus anterior regio
femoralis dibagian atas. Arteria femoralis berjalan secara
verticalis melalui trigonum femorale dan kemudian berjalan
menurunni regio femoralis pada canalis adductorius. Arteria
femoralis meninggalkan canalis dengan melalui hiatus adductorius
pada musculus adductor magnus dan menjadi arteria poplitea
dibelakang genus. Suatu kelompok empat cabang kecil yaitu arteria
epigastrica superficialis, arteria circumflexa iliaca
superficialis, arteria pudenda externa superficialis, dan arteria
pudenda externa profundus. Berasal dari arteria femoralis di dalam
trigonum femorale dan menyuplai daerah kulit pada regio femoralis
bagian atas, abdomen bagian bawah, dan perineum.1Cabang terbesar
arteria femoralis pada regio femoralis adalah arteria profunda
femoris, yang berasal dari sisi lateral arteria femoralis didalam
trigonum femorale dan merupakan sumber suplai darah utama untuk
regio femoralis. Arteria profunda femoris segera melewati ke
posterior diantara musculi pectineus dan adductor longus dan
kemudian diantara musculi adductor longus dan adductor brevis,
kemudian berjalan ke inferior diantara adductor longs dan adductor
magnus, akhirnya menembus adductor magnus untuk berhubungan dengan
cabang-cabang arteria poplitea dibekang genus. Arteria profunda
femoris memiliki cabang-cabang arteria circumflexa femoris
lateralis dan medialis dan tiga arteriae perforantes.1Arteria
circumflexa femoris lateralis berasal di bagian proximal dari sisi
lateral arteria profunda femoris, namun dapat langsung berasal dari
arteria femoralis. Arteria circumflexa femoris lateralis berjalan
di sebelah dalam dai sartorius dan rectus femoris dan terbagi
menjadi tiga cabang terminal yaitu satu pembulu darah (ramus
ascendens) berjalan naik ke lateral di sebelah dalam dari musculus
tensor fascia latae dan berhubungan dengan cabang arteria
circumflexa femoris medialis untuk membentuk suatu saluran, yang
melingkari collum osssis femoris dan menyuplai collum dan caput
ossis femoris.1Satu pembuluh darah (ramus descendens) berjalan
turun disebelah dalam dari rectus femoris, menembus musculus vastus
lateralis dan berhubungan dengan cabang dari arteria poplitea di
dekat genus. Dan satu pembuluh (ramus transversus) berjalan ke arah
lateral untuk menembus vastus lateralis dan kemudian melingkar di
sekitas corpus osssis femoris bagian proximal untuk beranastomosis
dengan cabang-cabang dari arteria circumflexa femoris medialis,
arteria glutea inferior dan arteria perforantes pertama untuk
membentuk anastomosis cruciatum di sekitar pelvis.1Arteri
circumflexa femoris medialis berasal di bagian proximal dari
aspectus posteromedialis arteria profunda femoris, namun dapat
berasal dari arteria femoralis. Arteria circumflexa femoris
medialis berjalan ke medial di sekitar corpus osssis femoris,
pertama-tama di atanara musculi pectineus dan iliopsoas dan
kemudian diantara musculi obturator externus dan adductor brevis.
Di dekat tepi adductor brevis, pembuluh darah tersebut mengeluarkan
sebuah cabang kecil, yang memasuki sendi coxae melalui incisura
acetabuli dan beranastomosis dengan ramus acetabuli arteria
obturatoria. Batang utama arteria circumflexa femoris medialis
berjalan diatas tepu superior dari adductor magnus dan terbagi
menjadi dua cabang utama di sebelah dalam dari musculus quadratus
femoris.1Satu cabang berjalan naik menuju fossa trochanterica dan
berhubungan dengan cabang-cabang arteria glutealis dan arteria
circumfelxa femoris lateralis. Cabang yang lainnya berjalan ke
lateral untuk berpartisipasi dengan cabang-cabang arterua
circumflexa femoris lateralis, arteria glutea inferior, dan arteria
perforantes pertama dalam membentuk suatu jalinan anastomosis
pembuluh-pembuluh darah di sekitar pelvis. Tiga arteri perforantes
bercabang dari arteria profunda femoris ketik arteria profunda
femoris berjakan turun di aterior terhadap musculus adductor
brevis, cabang pertama berpangkal di atas musculus, cabang kedua
berpangkal di anterior musculus, dan cabang ketiga berpangkal di
bawah musculus. Ketiganya menembus adductor magnus di dekat
perlekatannya pada linea aspera untuk memasuki dan menyuplai
kompartemen posterior regio femorais. Disini, pembuluh-pembuluh
darah tersebut memiliki ramus ascendens dan ramus descendens, yang
saling berhubungan untuk membentuk saluran longitudinal, yang
berpartisipasi diatas untuk membentuk suatu jalinan anastomosis
pembuluh-pembuluh darah di sekitar pelvis dan ke inferior
beranastomosis dengan cabang-cabang arteria poplitea di belakang
genus.1Arteria obturatoria berasal sebagai cabang arteria iliaca
interna didalam cavitas pelvis dan memasuki kompartemen medialis
regio femoralis melalui cabalis obturatorius. Ketika arteria
obturatoria berjalan melalui canalis, arteria ini bercabang dua
menjadi sebuah ramus anterior dan sebuah ramus posterior, yang
bersama-sama membentuk suatu saluran yang mengelilingi tepi
membrana obturatoria dan terletak di dalam tempat lekat musculus
obturator externus. Pembuluh-pembuluh darah yang berasal dari ramus
anterior dan ramus posterior menyuplai musculi di dekatnya dan
beranastomosis dengan arteria glutea inferior dan arteria
circumflexa femoris medialis. Selain itu, sebuah ramus actebularis
berasal dari ramjus posterior, memasuki sendi coxae melalui
incisura acetabuli dan berkontribusi menyuplai caputnossis
femoris.1Vena pada regio femoralis terdiri dati venae superficialis
dan venae profundae. Umumnya venae profundae mengikuti arterianya
dan memiliki nama serupa. Venae superficiales terletak pada fascia
superficialis, saling berhubungan dengan venae profundae, dan
umumnya tidak menyertai arteriae. Venae suprficialis terbesar pada
regio femoralis adalah vena saphena magna. Vena saphena magna
berasal dari arcus venosus pada aspectus dorsalis pedis dan
berjalan naik di sepanjang sisi medial ekstremitas inferior menuju
regio femoralis bagian proximal. Di sini vena saphena magna
berjalan melalui hiatus saphenus pada fasvia profundus, yang
membungkus regio femoralis anterior untuk berhubungan dengan vena
femoralis di dalam trigonum femorale.1Suplai vaskuler untuk sendi
genus di dominasi oleh ramus descendens dan ramus genicularis dari
arteria femoralis, arteria poplitea dan arteria circumflexa femoris
lateralis pada regio femoralis dan ramus atau arteria circumfelxus
fibularis dan ramus reccurens dari arteria tibialis anterior pada
regio cruralis. Pembuluh-pembuluh darah tersebut membentuk suatu
jalinan anastomosis di sekitar sendi.1Arteria poplitea merupakan
suplai darah utama untuk regio cruralis dan pedis dan memasuki
kompartemen posterior regio cruralis melalui fossa poplitea di
belakang genus. Arteria poplitea berjalan menuju kompartemen
posterior regio glutea cruralis diantara musculus gatrocnemius dan
musculus popliteus. Ketika berlanjut ke arah inferior arteria
poplitea berjalan dibawah arcus tendineus yang terbentuk di antara
caput fibulare dan caput tibiale musculus soleus (arcus tendineus
musculi solei) dan memasuki daerah profundus kompartemen posterior
regio cruralis yang dengan segera arteria poplitea terbagi menjadi
arteria tibialis anterior dan arteria tibialis posterior.1Terdapat
dua arteriae surales yang besar, satu pada tiap sisi, merupakan
cabang dari arteria poplitea untuk menyuplai musculus
gastrocnemius, musculus soleus, dan musculus plantaris. Selain itu,
arteria poplitea mengeluarkan cabang-cabang yang berkontribusi pada
jalinan collaterale pembuluh-pembuluh darah di sekitar sendi
genus/rete articulare genus. Arteria tibialis anterior berjalan ke
arah depan melalui apertura di bagian atas membrana interossea
cruris dan memasuki dan menyuplai kompartemen anterior regio
cruralis. Arteria tibialis anterior berlanjut ke arah inferior
menuju regio dorsalis pedis.1Arteria tibialis posterior menyuplai
kompartemen posterior dan lateralis regio cruralis dan berlanjut
menuju regio plantaris pedis. Arteria tibialis posterior berjalan
turun melalui daerah profundus kompartemen posterior regio cruralis
pada permukaan superficialis musculus tibialis posterior dan
musculus flexor digitorum longus. Arteria tibialis posterior
berjalan melalui canalis tarsi dibelakang malleolus medialis dan
menuju regio plantaris pedis. Pada regio cruralis, arteria tibialis
posterior menyuplai musculi dan tulang di dekatnya dan memiliki dua
cabang utama, arteria circumflexa fibularis (ramus circumflexus
fibularis) dan arteria fibularis/peronea.1Arteria circumflexa
fibularis berjalan ke arah lateral melalui musculus soleus dan
disekitar collum fibulae untuk berhubungan dengan jalinan
anastomosis pembuluh-pembuluh darah yang memiliki genus. Arteria
fibularis berjalan sejajar dengan arah arteria tibialis, namun
berjalan turun di sepanjang sisi lateral kompartemen posterior
berdekatan dengan crista medialis pada fascies posterior fibula,
yang memisahkan perlekatan musculus tibialis posterior dan musculus
flexor hallucis longus. Arteria fibularis menyuplai musculi dan
tulang di dekatnya pada kompartemen posterior regio cruralis dan
juga memiliki cabang-cabang yang berjalan ke arah lateral melalui
septum intermusculare cruris untuk menyuplai musculi fibulares pada
kompartemen lateralis regio cruralis. Sebuah raus perforans yang
berasal dari arteria fibularis bagian distal pada regio cruralis
berjalan ke arah anterior melalui apertura inferior pada membrana
interossea cruris untuk beranastomosis dengan sebuah cabang arteria
tibialis posterior. 1Arteria fibularis berjalan di belakang
perlekatan antara ujung-ujung distal tibia dan fibula dan berakhir
pada suatu jalinan pembuluh-pembuluh darah diatas permukaan lateral
calcaneus. Dan umumnya venae profundae pada kompartemen posterior
menyertai arteriae. Pada kompartemen lateralis regio cruralis tidak
ada arteria utama yang berjalan secara verticalis melalui
kompartemen lateralis regio cruralis. Kompartemen lateralis
disuplai oleh cabang-cabang (terutama dari arteria fibularis pada
kompartemen posterior regio cruralis) yang menembus ke dalam
kompartemen lateralis. Begitu juga dengan venae profundanya
menyertai arteriaenya.1Suplai darah bagi pedi adalah oleh
cabang-cabang arteria tibialis posterior dan arteria dorsalis pedis
(arteria regio dorsalis pedis). Arteria tibialis posterior memasuki
pedis melalui canalis tarsi pada sisi medial regiones talocruralis
dan di posterior dari malleolus medialis. Disini arteria tibialis
posterior terbelah dua menjadi arteria plantaris medialis yang
kecil dan arteria plantaris lateralis yang lebih besar.1Arteria
plantaris lateralis berjalan ke arah anterolateral di dalam regio
plantaris pedis, pertama-tama berada di sebelah dalam dari ujung
proximal musculus abductor hallucis, kemudian diantara musculus
quadratus plantae dan musculus flexor digitorum brevis. Arteria
plantaris lateralis mencapai batas metatarsalis V dan arteria
tersebut terletak pada alur diatara musculus flexor digitorum
brevis dan musculus abductor digiti minimi. Dari sini, arteria
plantaris lateralis melengkung ke arah medial untuk membentuk arcus
plantaris profundus, yang menyilang bagian dalam bidang regio
plantaris pada basis metatarsales dan musculi interossei. 1Diantara
basis metatarsales I dan II, arcus plantaris profundus bergabung
dengan cabang terminal (arteria plantaris profundus) arteria
dorsalis pedis, yang memasuki regio plantaris pedis dari sisi
dorsum pedis. Cabang-cabang utama arcus plantaris profundus
meliputi sebuah ramus digitalis menuju sisi lateral digitus
minimus, empat arteria metatarsalis plantaris, yang mengeluarkan
rami digitales menuju sisi-sisi yang berdampingan digiti pedis I-V
dan sisi medial hallux dan tiga arteria perforans, yang berjalan
diatara basis metatarsalis II-V untuk beranastomosis dengan
pembuluh-pembuluh darah pada aspectus dorsalis pedis.1Arteria
plantaris medialis berjalan di dalam regio plantaris pedis dengan
melintas abductor hallucis. Ateria plantaris medialis mengeluarkan
sebuah ramus profundus menuju musculi di dekatnya dan kemudian
berjalan ke depan pada alur di antara musculus abductor hallucis
dan musculus flexor digiotrum brevis. Arteria plantais medialis
berakhir dengan bergabung menuju ramus digitalis arcus plantaris
profundus, yang menyuplai sisi medial hallux. Di dekat basis
metatarsalis I, arteria plantaris medialis mengeluarkan cabang
ramus superficialis, yang terbagi menjadi tiga pembuluh darah yang
berjalan di superficial dari musculus flexor digitorum brevis,
untuk bergabung dengan arteriae metatarsales plantares arcus
plantaris profundus.1Arteria dorsalis pedis merupakan kelanjutan
arteria tibialis anterior dan berawal ketika arteria tibialis
anterior melintasi sendi talocruralis. Arteria dorsalis pedis
berjalan ke arah anterior di atas aspectus dorsalis tulang talus,
naviculare, dan cuneiforme intermedium, dan kemudian berjalan ke
arah inferior, sebagai arteria plantaris profundus, di antara kedua
caput musculus interosseus dorsalis I untuk bergabung dengan arcus
plantaris profundus pada regio plantaris pedis.1Cabang-cabang
arteria dorsalis pedis meliputi rami tarsalis lateralis dan rami
tarsalis medialis, arteria arcuata dan ateria metatarsalis dorsalis
I. Arteriae tarsalis berjalan ke arah medial dan lateral melintasi
ruang tarsi, menyuplai struktur-struktur di dekatnya dan
beranastomosis dengan suatu jalinan pembuluh darah yang terbentuk
di sekitar regiones talocruralis. Arteria arcuata berjalan ke arah
lateral melintasi aspectus dorsalis tulang metatarsi di dekat basis
metatarsal dan mengeluarkan tiga arteriae metatarsalis dorsalis,
yang menyuplai arteriae digitales dorsales menuju sisi-sisi yang
berdapingan digitus II-V, dan sebuah arteria digitalis dorsalis
yang menyuplai sisi laterali digitus V. 1Arteria metatarsalis
dorsalis I (cabang terakhir arteria dorsalis pedis sebelum arteria
dorsalis pedis berlanjut sebagai arteria plantaris profundus di
dalam regio plantaris pedis) menyuplai rami digitales dorsales
menuju sisi-sisi yang berdampingan hallux dan digitus secundus.
Arteria metatarsales dorsales berhubungan dengan rami perforantes
dari arcus plantaris profundus dan cabang-cabang serupa dari
arteriae metatarsalis plantaris. 1Terdapat jalinan venae
superficiales dan venae profundae yang saling berhubungan pada
pedis. Venae profundae menyertai arterianya. Venae superficiales
bermuara ke dalam arcus venosus dorsalis pedis, diatas metatarsi.
Vena saphena magna berasal dari sisi medial arcus dan berjalan di
anterior dari malleolus medialis dan menuju sisi medial regio
cruralis. Vena saphena parva berasal dari sisi lateral arcus dan
berjalan di posterior dari malleolus lateralis dan menuju sisi
belakang regio cruralis. Sistem Limfatik pada ekstremitas inferior
terdapat Nnll. Popliteae, Nnll. Sub-inguinales superficiales yang
terdiri dari tractur verticalis dan tractus horizontalus. Tractus
horizontalus terdiri dari pars lateralis dan medialis. Yang
terakhir adalah Nl. Inguinalis profundus.1
Struktur Makroskopik Jantung Struktur makroskopik jantung yaitu
mulai dari bentuk hingga persarafan dan pendarahannya, secara umum
dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Gambar 4.Struktur Makroskopik jantungJantung terletak pada
mediastinum bersama pericardium, pembuluh-pembuluh darah baik yang
besar maupun kecil serta beberapa saraf. Pertama kita akan membahas
tentan pericardium yaitu suatu saccus fibroserosum yang
mengelilingi cor dan radix pembuluh-pembuluh-pembuluh darah besar.
Pericardium ini terdiri dari 2 komponen yaitu pericardium fibrosum
dan pericardium serosum.1Pericardium fibrosum adalah jaringan ikat
padat lapis bagian luar yang membatasi mediastinum medium yang
bentuknya seperti kerucut dengan basis yang melekat ke centrum
tendineum diafragma dan daerah kecil berotot disisi kiri diafragma
dan apexnya bersinambungan dengan tunika adventitia
pembuluh-pembuluh darah besar. Di bagian anteriornya melekat dengan
permukaan posterior sternum oleh ligamentum sternopericardiaca,
melalui pelekatan ini cor akan tetap berada di posisinya pada
cavitas thoracis. Nervus phrenicus melewati pericardium fibrosum
serta mempersarafi struktur ini.1Pericardium serosum dikelompokkan
lagi menjadi 2 yaitu, lamina parietal yang melapisi permukaan dalam
fibrosum dan lamina visceral yang melekat pada jantung dan
membentuk pelapis luarnya. Ruangan sempit yang terdapat diantara 2
lamina pericardium serosum ini berisi sedikit cairan yang
memungkinkan gerakan jantung tidak terhambat, disebut cavitas
pericardii. Kedua lamina ini berlanjut hingga radix
pembuluh-pembuluh darah besar, dimana ada refleksi yang
mengelilingi pembuluh vena besar dan mengelilingi arteri besar,
aorta ascendens, dan truncus pulmonalis. Refleksi yang mengelilingi
vena ini berbentuk huruf J berada di bagian posterior dari atrium
sinistrum adalah sinus obliquus pericardii. Kemudian sinus
transversus pericardii, yang terletak di bagian posterior aorta
ascendens dan trunkus pulmonalis yang berfungsi untuk memisahkan
arteri dan vena terutama pada saat pembedahan.1Pericardium ini
disuplai oleh arteri yang merupakan cabang-cabang dari arteriae
thoracica interna, pericardiophrenica, muskulophrenica, phrenica
inferior, dan aorta thoracica. Sedangkan vena untuk pericardium
memasuki sistem vena azygos, vena thoracica interna, dan vena
phrenica superior. Untuk persarafan pericardium berasal dari nervus
vagus, truncus sympaticus, dan nervi phrenici.1Sekarang akan
dibahas mengenai jantung dimana bentuk dan orientasinya sperti
piramida terbalik yang berdiri di atas satu sisinya. Pada gambar
dibawah ini memperlihatkan orientasi, facies dan margo dari
jantung.
Gambar 5. Ilustrasi Skematik jantungJantung kita memiliki basis
dan apex, basis jantung menghadap ke posterior terdiri dari atrium
kiri, sebagian kecil atrium kanan, dan bagian proximal vena besar.
Dengan demikian, basis jantung terfiksasi pada bagian posterior
dinding pericardium berhadapan dengan corpus vertebrae T5-T8 atau
ketika berdiri T4-T9. Sedangkan apex jantung terletak di bagian
inferolateral ventrikulus kiri dan berada di posterior dari spatium
interkostal 5 sebelah kiri.1Facies anterior jantung terdiri atas
ventrikulus kanan, sebagian atrium kanan, dan sebagian ventrikulus
kiri. Jantung pada posisi anatomis berada diatas facies
diaphragmatica yang terdiri atas ventrikulus kiri dan sebagian
kecil ventrikulus kanan yang terpisah oleh sulcus
interventrikularis posterior. Facies pulmonalis kiri menghadap
pulmo kiri, lebar dan cembung, terdiri dari ventrikel kiri dan
sebagian kecil atrium kiri. Sedangkan facies pulmonalis kanan
menghadap pulmo kanan, lebar dan cembung, terdiri dari atrium
kanan.1Terdapat pemisah internum yang membagi jantung menjadi 4
ruangan (2 atrium dan 2 ventrikel)dan membentuk cekungan externum
disebut sulcus. Sulcus coronarius mengelilingi jantung, memisahkan
atrium dan ventrikel. Sulcus ini berisi arteri koronari kanan, vena
cordis parva, sinus coronarius, dan ramus circumflexa ateri
koronaria sinistra. Lalu, sulcus interventrikularis ada dua yaitu
bagian anterior dan posterior, yang memisahkan dua ventrikel.
Sulcus interventrikularis anterior berada diantara ventrikel kanan
dan ventrikel kiri dan terdapat arteri interventrikularis anterior
serta vena cordis magna yang berjalan di dalamnya. Sedangkan,
sulcus interventrikularis posterior pada facies diaphragmatica
berisi arteri interventrikularis posterior dan vena cordis
media.1Trunkus pulmonalis berada di dalam cavitas pericardialis,
tertutup lamina visceral pericardium serosum dan terbungkus di
dalam sarung bersama dengan aorta ascendens. Truncus pulmonalis
kemudian terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri. Arteri
pulmonalis kanan ini melewati posterior aorta ascendens dan vena
cava superior yang kemudia masuk ke pulmo kanan. Sedangkan, arteri
pulmonalis kiri ini melewati inferior arcus aorta dan anterior
aorta ascendens untuk memasuki pulmo kiri. Asal aorta ascendens
adalah basis ventrikel kiri yang berlanjut sampai setinggi
kartilago costalis 2 berubah sama menjadi arcus aorta, kemudian
turun kebawah berubah nama menjadi aorta descendens. Aorta
asdendens memiliki 3 cabang utama yaitu arteri subclavia kiri,
arteri brachiocephalica, dan arteri carotis communis.1Secara
fungsional, jantung terdiri atas 2 pompa yang terpisah oleh suatu
sekat, dimana pompa kanan menerima darah deoksigenasi dari tubuh
dan mengirimnya ke paru-paru sedangkan pompa kiri menerima darah
dari teroksigenasi dari paru-paru dan mengirimnya ke seluruh tubuh.
Setiap pompa terdiri atas atrium dan ventrikel yang terpisah oleh
suatu katup/valva. Atrium yang berdinding tipis menerima darah yang
datang ke jantung, sedangkan ventrikel yang relatif berdinding
tebal memompa darah ke luar jantung. Septum interventrikulare,
anteratriale, atrioventriculare memisahkan keempat ruangan
jantung.1Atrium kanan pada posisi anatomisnya membentuk batas kanan
jantung dan bagian kanan facies anterior cordis. Ruang ini
berfungsi menerima darah yang beredar dari seluruh tubuh melalui
vena cava superior, vena cava inferior, dan sinus coronarius.
Atrium kanan ini terdiri dari dua bangunan yaitu, dalam atrium dan
luar atrium. Pada bagian luar atrium terdapat sulcus terminalis
cordis, sulcus yang terletak antara vena cava superior dan vena
cava inferior, dimana dibentuk atau ditandai oleh adanya krista
terminalis. Selain itu juga terdapat auricula dextra (kuping
jantung). Bagian dalam atrium kanan terdiri dari ostium vena cava
superior, ostium vena cava inferior, ostium sinus coronarii,
musculi pectinati, dan fossa ovalis. Adanya septum interatriale
yang memisahkan atrium kanan dan kiri, struktur ini menghadap ke
depan dan kanan karena atrium kiri terletak di bagian
posterior.1Ventrikel kanan pada posisi anatomisnya membentuk
sebagian besar facies anterior cordis dan membentuk sebagian pars
diaphragmatica. Dinding bagian aliran masuk ventrikel kanan
memiliki banyak pars muskularisyang strukturnya tak beraturan
disebut trabecula canae. Struktur ini melekat secara keseluruhan di
dinding ventrikulus membentuk rigi yang hanya melekat diujungnya.
Trabecula canae hanya salah satu ujungnya yang melekat di dinding
ventrikel sedangkan ujung lainnya menjadi tempat pelekatan pita
fibrosa disebut corda tendinea, yang menghubungkan tepi katup serta
diantaranya terdapat musculi papilares. Septum interventrikulare
merupakan struktur yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri.1Atrium
kiri membentuk sebagian besar facies posterior jantung, terbentuk
berasal dari dua struktur. Bagian posteriornya merupakan bagian
yang menerima aliran masuk darah dari 4 vena pulmonalis dan bagian
ini memiliki dinding halus. Sedangkan bagian anterior
bersinambungan dengan auricula sinistra. Bagian ini berisi musculi
pectinati dimana tidak terdapat struktur jelas yang
memisahkan.1Ventrikel kiri terletak di anterior atrium kiri dan
membentuk facies anterior, diaphragmatica, pulmonalis kiri jantung,
dan apex jantung. Ruangan ini berbentuk kerucut, lebih panjang dari
ventrikel kanan dan memiliki lapisan miokardium paling tebal. Pada
ventrikel kiri juga terdapat trabecula canae yang menyambungkan
cordan tendinae dan musculi papilaris.1Pada jantung ada terdapat
tiga katup atau valva, yaitu katup trikuspidalis, bikuspidalis, dan
semilunar. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga buah daun katup
yang dinamakan cupis anterior, posterior dan septalis yang
berdasarkan posisi relatif cupis di ventrikel kanan. Katup
bikuspidalis atau disebut juga katup mitral karena hanya memiliki
dua cupis yaitu cupis anterior dan posterior. Kedua katup ini
terletak diantara atrium dan ventrikel yang nantinya saat kontraksi
untuk mengalirkan darah dari atrium ke ventrikel akan terdorong ke
atas bersamaan dengan aliran darah. Ketika darah sudah memasuki
ventrikel seolah dia akan bergerak kembali ke atrium tetapi karena
adanya corda tendinae dan musculi papilaris ini lah yang
menyebabkan kedua katup ini menutup. Katup semilunar merupakan
katup yang memiliki 3 cupis dan cupisnya berbentuk seperti setengah
bulan, dimana terdapat dua yaitu katup trunci pulmonalis dan katup
aorta. Katup trunci pulmonalis ini 3 cupisnya dinamai cupis
sinistra, cupis dextra, dan cupis anterior. Katup aorta ini juga
memiliki 3 cupis dengan tepi bebas yang menghadap ke atas , ke
dalam lumen aorta ascendens.1Jantung sendiri memiliki pendarahannya
sendiri menggunakan sirkulasi koroner.Sirkulasi ini berfungsi untuk
memperdarahi dinding jantung.Arteri koroner dextra dan sinistra
merupakan cabang aorta tepat diatas katup semilunar aorta.Arteri
ini terletak diatas sulcus coronarius. Cabang utama dari arteri
coronaria sinistra adalah arteri interventrikular anterior yang
mensuplai darah ke bagian anterior ventrikel kanan dan kiri serta
membentuk satu cabang, arteri marginalis sinistra, yang mensuplai
darah ke ventrikel kiri, serta arteri sircumflexa yang mensuplai
darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri. Di sisi posterior, arteri
circumflexae ini beranastomosis dengan arteri coronaria dextra.
Cabang utama dari arteri coronaria dextra adalah arteri
interventrikular posterior yang mensuplai darah untuk kedua dinding
ventrikel, dan arteri marginalis kanan yang mensuplai darah untuk
atrium kanan dan ventrikel kanan.1Untuk pembuluh baliknya, semua
vena jantung akan bermuara di sinus coronaria yang kemudian
bermuara ke atrium kanan. Sinus coronarius menerima 4 cabang utama
yaitu vena cordis magna, media, parva, dan posterior. Vena cordis
magna dimulai dari apex cordis dan naik di sulcus
interventrikularis anterior. Vena cordis media dimulai dekat apex
cordis dan naik di sulcus interventrikularis posterior menuju sinus
coronarius. Vena cordis parva dimulai di bagian anterior bawah
sulcus coronarius, di antara atrium dextrum dan ventrikel dextrum.
Yang terakhir, vena cordis posterior terletak di facies posterior
ventrikulus kiri.1Divisi otonom sistem saraf perifer langsung
bertanggung jawab untuk meregulasi detak jantung, kekuatan setiap
kontraksi, dan luaran jantung. Selain itu terdapat cabang-cabang
dari sistem sympathicum dan parasympathicum yang berkontribusi
membentuk plexus cardiacus. Dimana plexus ini terdiri dari pars
superficialis, inferior dari arcus aortae dan diantara arcus aortae
dan trunkus pulmonalis, dan pars profundus, di antara arcus aortae
dan bifurcatio trachea.1 Persarafan parasympathicum ini akan
mempengaruhi stimulasi yang menurunkan detak jantung, menurunkan
kekuatan kontraksi, dan mengkontriksi arteri coronaria.
Serabut-serabut parasympathicum preganglioners mencapai jantung
sebagai rami cardiaci dan nervus vagus dextra dan sinistra.
Persarafan sympathicum melakukan stimulasi dengan meningkatkan
detak jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi. Serabut-serabut
sympathicum mencapai plexus cardiacus melalui nervi cardiaci dari
truncus sympaticus.1
Struktur Mikroskopik JantungSeperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa jantung memiliki 4 ruangan yang terdiri dari dua
atrium dan dua ventrikel. Atrium merupakan ruangan yang menerima
darah yang masuk ke jantung, sedangkan ventrikel merupakan ruang
yang memompakan darah keluar meninggalkan jantung. Oleh karena itu,
dinding dinding ventrikel lebih tebal dari pada dinding atrium,.
Meskipun begitu baik atrium maupun ventrikel mempunyai sifat umum
yang sama terdiri dari tiga lapisan yaitu, epikardium, miokardium,
dan endokardium. Epikardium merupakan laisan paling luar dan
dilapisi oleh selapis gepeng yang disebelah dalamnyaada jaringan
fibroelastis. Lapisan paling dalam dari epikardium terdiri atas
jaringan lemak yang terdapat saraf dan pembuluh koronaria
didalamnya bisa dilihat pada gambar berikut.2
Gambar 6. Potongan Melintang dari Dinding Jantung
Lapisan kedua, miokardium merupakan lapisan terbesar pada
dinding jantung. Terdiri atas berkas-berkas otot jantung yang
melekat pada rangka jantung dan adanya jaringan ikat kolagen yang
tebal. Endokardium membatasi atrium dn ventrikel, terdiri atas
selapis gepeng endotel dan jaringan ikat fibroelastis subendotel.
Endokardium ini ikut berperan dalam pembentukan katup jantung yang
berfungsi mengatur arah aliran darah. Secara mikroskopik ini
terlihat bahwa dinding atrium memiliki lapisan endokardium yang
lebih tebal sedangkan dinding ventrikel memiliki lapisan miokardium
yang lebih tebal.2
Gambar 7. Lapisan Endotel yang Membentuk KatupSel otot jantung
mempunyai taut celah atau disebut gap junction yang memungkinkan
perpindahan ion-ion dan molekul kecil dari satu sel ke sel lainnya.
kemudia pada jantung terdapat sistem penghantaran impuls yang
terdiri dari nodus SA, nodus AV, dan serat Purkinje. Nodus SA dari
jantung membangkitkan impuls yang menimbulkan kontraksi otot-otot
atrium. Nodus AV menerima impuls melalui berkas his karena adanya
impuls yang menjalar di septum interventrikularis. Adanya
modifikasi otot jantung membentuk serat purkinje (pada gambar 5)
yang terletak pada lapisan subendokardium. Serat purkinje berfungsi
mempercepat hantaran impuls ke sel otot jantung dari ventrikel yang
berkontraksi untuk dipompa keluar dari jantung.2
Gambar 8. Serat Purkinje pada Ventrikel Jantung
Jenis Jenis dan Struktur Pembuluh DarahSistem sirkulasi darah
terdiri dari peredaran darah pulmonal yang menyalurkan darah dari
jantung menuju paru-paru dan dari paru-paru menuju jantung.
Sedangkan peredarah darah sistemik menyalurkan darah ke seluruh
tubuh organ/jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung.
Sistem sirkulasi berfungsi untuk mendistribusikan O2, zat makanan,
hormon serta enzim ke jaringan dan mengumpulkan CO2 serta limbah
metabolisme lain dari jaringan untuk disalurkan ke organ
eksretorius. Dan juga sebagai tempat pertukatan zat dari dan ke
jaringan.2Susunan umum pembuluh darah terdiri dari Tunika Intima
yang terdiri dari endotel yang tersusun dari epitel selapis gepeng
dan subendotel yang terdiri dari jaringan ikat areolar, Tunika
Media yang terdiri dari jumlah jaringan ikat yang padat bervariasi
dan otot polos dan Tunika Adventitia yag terdiri dari jaringan
ikat, serat saraf, pembuluh limfe dan vasa vasorum. Batas antara
Tunika Intima dan Tunika Media adalah Tunika Elastika Interna.
Sedangkan batas antara Tunika Media dan Tunika Adventitia adalah
Tunika Elastika Eksterna.Macam-macam pembuluh darah seperti arteri
dan vena dapat dilihat pada gambar dibawah ini.2
Gambar 9. Struktur Mikroskopik Arteri dan VenaPada sel endotel
antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan junctional
complexes. Sel ini mensekresi faktor-faktor yang mencegah pembekuan
darah dan mensekresi faktor-faktor yang memelihara tonus otot polos
pembuluh darah. Jenis-jenis pembuluh darah terdiri dari arteri,
arteriol, kapiler, venula, vena kecil dan vena besar. Arteri
terdiri dari 3 tipe yaitu arteri besar ata elastik, arteri medium
atau muskular dan arteri kecil atau arteriol, susunan lapisannya
sama seperti pembuluh pada umumnya. 2Arteri tipe besar atau elastis
fungsinya untuk menyalutkan darah, meredam tekanan yang disebabkan
sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus/ tidak
terhentak-hentak yang disebut conducting arteries. Contohnya adalah
arteri subklavia dan arteri carotis komunis. Diameternya lebih dari
1 cm, dan tebal dindingnya 2mm. Arteri elastik yang terdiri dari
tunika adventitia terdapat jaringan ikat dan fibroblas, lebih tipis
dari pada tunika media, beberapa serat elastin dan terdapat vasa
vasorum di tunika adventitianya sampai pada tunika media. Pada
tunika intimanya terdapat endotel dengan lamina basalis,
subendotlnya terdiri dari jaringan ikat kolagen, elastin, otot
polos dan terdapat juga lamina elastika interna. Pada tunika
medianya terdapat lapisan yang lebih tebal, serat elastin, kolagen
dan sel-sel otot polos, juga beberapa fibroblas.2Arteri sedang
yaitu arteri tipe muskular fungsinya adalah untuk membagi darah ke
organ yang membutuhkannya yang dikenal sebagai distributing
arteries. Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas,
terutama interna. Diameternya 0,5 mm- 1 cm, rata-rata tebal
dindingnya 1 mm. Contohnya arteri brakhialis dan arteri femoralis.
Arteri muskular terdiri dari tunika intima yang terdiri dari
lapisan endotel dengan laimna basalis, subendotelnya terdiri dari
sedikit jaringan ikat, dan terdapat lamina elastika interna. Tunika
media terdiri dari otot polos sirkular, kolagen, beberapa serat
elastin, juga terdapat lamina elastika eksterna. Tunika
adventitianya tebal dan lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan
tebal tunika medianya, kandungan kolagen yang tinggi dengan
fibroblas, dan serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika
eksterna. 2Arteri kecil atau arteriol yang berfungsi untuk
mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol
aliran darah ke dalam kapiler. Tunika elastika interna pada
arteriol besar tapi tidak terdapat pada arteriol kecil. Tidak
terdapat tunika elastika eksternanya, diameternya 50-300 um.
Rata-rata tebal dindingnya 20 um. Arteri kecil dan arteriol
mempunyai 1-2 lapis otot polos pada tunika media. Arteri kecil
mempunyai sampai 8 lapis otot polos pada tunika media. Arteri kecil
mempunyai lamina elastika interna, tunika adventitia tipis dan
kurang berkembang. Arteriol merupakan kunci yang mengontrol jumlah
aliran darah.2Metarteriol merupakan arteriol yang ukurannya paling
kecil, otot polosnya tunggal, satu dengan yang lainnya ada jarak,
fungsinya sebagai sfingter untuk mengatur darah ke kapiler. Kapiler
darah mempunyai fungsi sebagai tempat pertukaran zat. Dinding
selapis endotel atau hanya tunika intima. Diameternya 8-12 um,
lebih besar sedikit dari pada eritrosit, lumen kapiler hanya dapat
dilalui oleh 1 eritrosit saja. Sel endotel menonjol ke dalam lumen
dan sel perisit menonjol keluar lumen. Terdapat 3 jenis kapiler
darah yaitu kapiler tipe viseral yang berpori atau bertingkap atau
berjendela yaitu fenesterated capillary terdapat di pankreas, usus,
kelenjar endokrin, dan ginjal. Yang kedua adalah tipe muskular atau
kapiler sempura atau utuh yaitu continous capillary terdapat pada
otot polos, jaringan saraf dan jaringan ikat. Yang ketiga adalah
sinusoid atau discontinous capillary strukturnya berongga terdapat
di hepar atau lifer.2Vena berfungsi membawa darah dengan tekanan
rendah kembali ke jantung. Tipe vena terdapat vena besar, sedang
dan kecil. Mempunyai tunika intima, media dan adventitia. Dinding
vena lebih tipis daripada dinding arteri. Beberapa vena mempunyai
katup untuk mencegah aliran darah kembali atau balik. Umumnya vena
berjalan mendampingi arteri. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak
dan kurang elastis dari pada arteri. Batas antara tun ika intima,
media dan adventitianya tidak sejelas arteri. Unsur jaringan
ikatnya lebih mencolok, unsur otot polos dan elastinnya tidak. Vena
umumnya dilengkapi dengan katup yang merupakan lipatan intima dan
tengahnya diperkuat oleh jaringan ikat. Biasanya di vena sedang,
terutama di tungkai. Fungsi dari katup vena adalah mengatasi gaya
berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali ke arah arteri,
sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka
tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah.2Venula
berfungsi sebagai pertukaran zat antara jaringan. Diameter 15-20 um
lebih lebar dari pada kapiler. Dindingnya terdiri dari 1 lapis sel
endotel (mirip dengan kapiler darah). Permeabilitas dinding sangat
tinggi. Diameter venula makin lama makin besar yaitu vena kecil,
sel otot polos mula-mula selapis kemudian lapisan otot polos
bertambah banyak mengelilingi endotel. Vena sedang memiliki
diameter 1-2 mm. Tunika intimanya selapis sel endotel,
kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Tunika media jauh lebih
tipis dari pada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol dari
pada serat otot polos. Tunika adventitianya lebih tebal dari pada
tunika medianya, terdapat jaringan ikat dan beberapa otot
polos.2Vena besar contohnya adalah vena kava, tunika intimanya sama
seperti vena sedang, tunika medianya kurang sempurna
perkembangannya, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologis
mirip dengan vena sedang. Tunika adventitianya beberapa kali lebih
tebal dari pada tunika medianya, terdiri atas jaringan ikat dengan
serat kolagen tersusun longitudinal, terdapat berkas otot polos
yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal.2Arteri sedang
khusus contohnya adalah arteri koronaria yang mempunyai dinding
lebih tebal dari pada arteri lainnya, tunika media tebal dan
terbagi atas 2 lapisan (luar dan dalam). Dan arteri umbilikalis
yaitu tunika elastika interna tidak ada. Tunika medianya juga
terdiri dari 2 lapis otot polos (dalam dan luar). Vena-vena khusus
yaitu vena yang tidak mempunyai otot polos, tidak ada tunika media.
Misalnya vena-vena sereberal dan meninges, sinus duramater,
piamater medula spinalis. Vena retina, tulang, vena trabekularis
limpa, jaringan erektil penis dan bagian maternal plasenta. Vena
dengan otot polos tebal adalah vena umbilikalis.2Ketika kelebihan
jaringan, yang tidak memasuki sistem balik vena di tingkat
jala-jala kapiler, dapat masuk ke dalam kapiler limfe, yang
merupakan pembuluh buntu berdinding tipis dari sistem aliran limfe.
Aliran selanjutnta melalui rangkaian nodus limfatikus dan pembuluh
limfe yang lebih besar, cairan itu disebut cairan limfe, memasuki
sistem sirkulasi darah di pangkal leher..2
Pembuluh DarahSirkulasi sistemik dan paru masing-masing terdiri
dari sistem pembuluh tertutup. Rangkaian vaskular ini masing-masing
terdiri dari kontinum jenis pembuluh darah berbeda yang berawal
dari dan berakhir di jantung. Pada sirkulasi sistemik, arteri
secara progresif bercabang-cabang untuk membawa darah dari jantung
ke organ. Ke setiap organ terbentuk suatu cabang arteri tersendiri
untuk menyalurkan darah. Setelah masuk ke dalam organ yang
didarahinya, arteri bercabang-cabang menjadi arteriol yang kemudian
bercabang-cabang lagi menjadi anyaman kapiler yang luas.
Kapiler-kapiler menyatu kembali untuk membentuk venula, yang
selanjutnya menyatu menjadi vena-vena kecil yang keluar dari organ.
Vena-vena kecil secara progresif menyatu untuk membawa darah
kembali ke jantung.3Tabel 1. Fungsi dan Jenis Pembuluh
DarahGambaranJenis Pembuluh
ArteriArteriolKapilerVena
JumlahBeberapa ratus*Setengah jutaSepuluh milyarBeberapa
ratus*
Gambaran Khusus
FungsiDinding tebal, sangat elastik; radius besar*Dinding sangat
berotot, persarafan lengkap; radius kecilDinding tipis; luas
penampang melintang total besarDinding tipis; sangat mudah
teregang; radius besar*
Saluran dari jantung ke organ; berfungsi sebagai reservoar
tekananPembuluh resistensi utama; menentukan distribusi curah
jantungTempat pertukaran; menentukan distribusi cairan ekstrasel
antara plasma dan cairan interstisiumSaluran dari organ ke jantung;
berfungsi sebagai reservoar darah
*Jumlah dan gambar khusus ini mengacu pada arteri dan vena
besar, tidak pada cabang arteri atau vena yang lebih kecil
Tekanan DarahTekanan yang dilakukan oleh darah kepada pembuluh
darah, bergantung kepada volume darah pada pembuluh darah dan
distensibilitas atau compiance. Tekanan darah sistol yaitu tekanan
maksimum pada arteri ketika darah di pompa ke arteri pada saat
sistol ventrikel dan tekanan darah diastol adalah tekanan minimum
saat darah berjalan di arteri pada saat diastol ventrikel. Fase
korotkov adalah 5 fase yang terdapat pada saat pengukuran tekanan
darah. Fase 1 adalah bunyi pembuluh seperti bunyi jantung, fase 2
adalah seperti fase 1 ditambah dengan bising, fase 3 adalah bising
hilang kembali seperti fase 1 dan lebih kuat atau keras, fase 4
adalah bunyi tiba-tiba melemah dan fase 5 adalah bunyi hilang. Cara
penulisan tekanan darah adalah sistol/diastol atau fase 1/fase
5.3Tekanan NadiDenyut yang dapat dirasakan di sebuah arteri yang
terletak dekat dengan permukaan kulit disebabkan oleh perbedaan
antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini
dikenal sebagai tekanan nadi. Tekanan nadi (tekanan sistol -
tekanan diastol).3Tekanan Arteri Rata-RataTekanan arteri rerata
adalah tekanan rerata yang mendorong darah maju menuju jaringan
sepanjang siklus jantung. Berbeda dari apa yang mungkin anda
harapkan, tekanan arteri rerata bukan nilai tengah antara tekanan
sistolik dan diastolik (misalnya, dengan tekanan darah 120/80 mmHg,
tekanan rerata bukan 10 mmHg). Penyebabnya adalah bahwa dalam
setiap siklus jantung tekanan arteri lebih dekat dengan tekanan
diastolik dari pada tekanan sistolik untuk periode yang lebih lama.
Pada kecepatan jantung istirahat, sekitar dua pertiga dari siklus
jantung dihabiskan dalam diastol dan hanya sepertiga dalam
sistol.3Sebagai analogi, jika sebuah mobil balap berjalan 80 km/
jam selama 40 menit dan 120km/jam selama 20 menit maka kecepatan
reratanya adalah 93 km/jam, bukan nilai tengah sebesar 100km/jam.
Demikian juga, perkiraan tekanan arteri rerata dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut : Tekanan arteri rerata = tekanan
diastolik +1/3 tekanan nadi. Pada 120/80, tekanan arteri rerata =
80 mmHg + (1/3) 40 mmHg = 93 mmHg. Tekanan arteri rerata, bukan
tekanan sistolik atau diastolik , yang dipantau dan diatur oleh
refleks-refleks tekanan darah. Karena arteri tidak banyak
menimbulkan resistensi terhadap aliran maka hanya sedikit energi
yang lenyap di pembuluh ini akibat gesekan. Karena itu, tekanan
arteri-sistol. Diastol, nadi, atau rerata pada hakikatnya sama di
seluruh percabangan arteri. Tekanan darah terdapat di seluruh pohon
vaskular, tetapi ketika kita membahas tekanan darah seseorang tanpa
kualifikasi jenis pembuluh darah apa yang sedang dibicarakan, maka
istilah tersebut menunjukkan tekanan di arteri.3Aliran Balik
VenaVena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap
aliran darah rendah. Selain itu karena luas potongan melintang
total sistem vena secara bertahap berkurang seiring dengan
menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh darah yang semakin
besar tapi semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika
mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi
rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung, vena
sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas
penyimpannya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena
memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos
dibandingkan dengan arteri. Juga, berbeda dari arteri, vena
memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih
banyak mengandung serat kolagen daripada elastin. Otot polos vena
tidak banyak memiliki tonus miogenik. Karena sifat-sifat tersebut,
vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan recoil
elastik. Kapasitas vena merupakan volume darah yang dapat ditampung
oleh vena yang bergangtung kepada daya regang (distensibilitas)
dinding vena (seberapa banyak pembuluh darah ini dapat diregangkan
untuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang memeras
vena. Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah yang
masuk ke masing-masing atrium per menit dari vena. Terdapat
faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran balik vena yaitu
vasokontriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot
rangka, efek katup vena, aktivitas pernafasan, dan efek penghisapan
oleh jantung. Sebagian dari faktor sekunder ini mempengaruhi aliran
balik vena dengan mempengaruhi gradien tekanan antara vena dan
jantung.3Stimulasi simpatis menyebabkan vasokontriksi vena, yang
secara moderat meningkatkan tekanan vena yang akan meningkatkan
gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah yang tersimpan
di vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena meningkat
dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas
vena, maka lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler tetap
berada divena, karena berlanjut mengalir ke jantung yang
menyebabkan peningkatan curah jantung karena bertambahnya volume
diastolik akhir. Perlu diketahui perbedaan akibat dari
vasokontriksi di arteriol dan vena. Vasokontriksi arteriol segera
mengurangi aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya
resistensi (darah yang masuk dan mengalir melalui arteriol yang
menyempit menjadi lebih sedikit), sementara vasokontriksi vena
segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini karena berkurangnya
kapasitas vena (penyempitan vena memeras keluar lebih banyak darah
yang sudah ada divena, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh
ini).3Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena. Banyak
vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka
sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini
mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini
yang dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara
pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolah
raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah
keluar vena dan masuk ke jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis
dan vasokontriksi vena yang ditimbulkannya pada saat berolah raga,
semakin meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot rangka juga
melawan efek gravitasi pada sistem vena. 3Melawan efek gravitasi
pada sistem vena. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi
berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun ketika
berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain tekanan biasa
akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang berada dibawah
jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang
dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat dua
konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena
yang dapat teregang akan melebar akibat meningkatnya tekanan
hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek
gravitasi yang sama namun arteri tidak terlalu mudah teregang dan
tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler
cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah yang mengembang dan
tidak kembali ke jantung. Karena aliran balik vena berkurang maka
curah jantung menurun dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua,
peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek
gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di
ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal (yaitu kaki dan
pergelangan kaki membengkak). Dalam keadaan normal terdapat dua
mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama,
penurunan tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang
berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi
vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah
yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah
dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena
sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami beban dari
seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. 3Secara
vasokontriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek
gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang
berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak berkurang
karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi
refleks untuk mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya
aliran darah ke otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan
orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek
gravitasi pada sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi
efektif.3Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokontriksi vena
dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung. Darah
hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh
katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain;
katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tapi
menghambatnya menglir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga
berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu
meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
seseorag berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari
kolom darah ketika otot rangka melemas.3Efek aktivitas pernafasan
pada aliran balik vena. Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam
rongga dada rata-rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan
atmosfer. Dalam mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian
bawah tubuh, sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat
pembuluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem
vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal maka
terbentuk gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (pada
tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mm Hg lebih rendah daripada
tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari
vena-vena bawah ke vena-vena dada, meningkatkan aliran balik vena.
Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi,
karena terjadi akibat aktivitas bernapas. Peningkatan aktivitas
bernapas serta efek pompa otot rangka dan vasokontriksi vena
meningkatkan aliran balik vena sewaktu olahraga.3Efek penghisapan
jantung pada aliran balik vena. Tingkat pengisian jantung tidak
semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena.
Jantung juga berperan dalam proses pengisian dirinya. Selama
kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga
atrium. Akibatnya tekanan atrium secara transien turun di bawah 0
mm Hg sehingga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan
aliran balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga
ventrikel selama relaksasi ventrikel menciptakan tekanan negatif
sesaat di ventrikel sehingga darah tersedot dari atrium dan vena;
jadi, tekanan negatif di ventrikel meningkatkan gradien tekanan
vena terhadap atrium dan terhadap ventrikel sehingga aliran baik
vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai pompa
hisap untuk mempermudah pengisian jantung.3Aktifitas Listrik
Jantung
Kontraksi sel otot jantung berguna untuk menyalurkan darah yang
dipicu oleh potensial aksi. Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantungyaitu sel kontraktil dan sel otorimik.Sel kontraktil yang
membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk
sendiri potensial aksinya.Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang
sedikit tetapi sangat penting, yaitu sel otoritlmik, yang tidak
berkontraksi tetapi khusus memulai dan mengahantarkan potensial
aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.3Sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel ini
malah memperlihatkan aktivitas pemacu yaitu, potensial membrannya
secara perlahan terdepolarisasi, antara potensial aksi sampai
ambang tercapai, saat membran mengalami potensial aksi. Pergeseran
lambat potensial membran sel otoritmik ke ambang disebut potensial
pemacu. Melalui siklus berulang, sel-sel otoritmik tersebut memicu
potensial aksi, yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk
memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun.3Letak Sel-Sel
Jantung yang Mampu Melakukan Otoritmisitasyaitu ada nodus SA, nodus
AV, berkas his, serat purkinje. Nodus sinuatrialis (SA node)
terletak pada dinding atrium dextrum di bagian kanan sulcus
terminalis, tepat di sebelah kanan muara vena cava superior. Nodus
ini merupakan asal impuls ritmik elektronik secara otomatis dan
teratur dengan frekuensi70-80kali per menit yang secara spontan
disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan menyebabkan
otot-otot ini berkontraksi.3Nodus atrioventricularis (AV node)
terletak pada bagian bawah septum interarteriale tepat di atas
tempat perlekatan cuspis septalis valva tricuspidalis. Dari sini,
impuls jantung dikirim ke ventrikel oleh fasciculus
atrioventricularis. Nodus ini distimulasi oleh gelombang eksitasi
pada waktu gelombang ini melalui myocardium atrium. Kecepatan
konduksi impuls jantung melalui nodus atrioventricularis (sekitar
0,11 detik) memberikan waktu yang cukup untuk atrium mengosongkan
darahnya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel mulai
berkontraksi.Mengluarkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali per
menit.3Fasciculus atrioventricularis (berkas His) suatu jaras
sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang
berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik ke arah
atrium di sepanjang dinding luar. Mengeluarkan impuls dengan
frekuensi 20-40 kali per menit.3Serabut purkinje, serabut ini akan
mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel
impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls)
yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40
kali per menit.3
Mekanisme Kerja Jantung
Jantung dapat bekerja karena diatur oleh system saraf khusus
yang bekerja secara otonom atau diluar kesadaran. Mekanisme kerjan
yaitu sendiri dimulai dengan S-A node (sino auricular node,
merupakan pacemaker atau pencetu simpuls). Rangsangan kemudian
menjalar ke serambi lalu bilik kanan dan kiri. Setiap kontraksi
atrium akan di ikuti oleh kontraksi ventrikel.Penyaluran impuls ke
ventrikel melalui sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus
yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum tepat di atas
pertemuan atrium ventrikel.Melalui sel ini atau yang kita kenal
sebagai Atrioventrikulare (Nodus AV). 3Perjalanan kerja jantung
untuk berkontraksi tidak berhenti sampai penyaluran ke nodus AV,
dari nodus AV disalurkan kesalah satu jaras sel yang khusus bernama
berkas His, berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang
berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan baik kearah
atrium sepanjang dinding luar. Impuls kembali di sebar keseluruh
jantung dengan menggunakan serat sel khusus yang dinamakan serat
purkinje. Serat ini adalah serat-serat halus terminal yang menjulur
dari berkas His dan menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti
ranting kecil dari cabang sebuah pohon. Setelah impuls ini tersebar
keseluruh bagian jantung, maka jantung pun dapat berkontraksi.3
Untuk kontraksi jantung atrium dan ventrikel tidak dapat bekerja
bersamaan, agar darah bisa mengalir ke semua, keempat ruangan yang
ada di jantung harus berkontraksi secara terorganisasi.4Untuk
menganalogikan bagaimana kecepatan dan cara kerja kita menggunakan
analogi kereta dengan gerbongnya. Misalnya ada gerbong pertama
(nodus SA) menggunakan kecepatan 70km/jam, yang kedua (AV)
keceapatan 50km/jam, ketiga (seratpurkinje) memiliki kecepatan
30km/jam. Pada keadaan normal kecepatan denyut jantung ditentukan
nodus SA atau gerbong pertama tadi, jika kecepatan gerbong pertama
70km/jam maka gerbong kedua dan ketiga serta seterusnya akan
berjalan dengan kecepatan yang sama. Jika gerbong pertama rusak
atau tidak berfungsi lagi maka akan diambil alih langsung oleh
gerbang kedua (nodus AV), namun dengan kecepatan yang sesuai dengan
yang dimiliki oleh gerbong dua. Jika terjadi gerbong dua putus dari
gerbong ketiga maka akan terjadi yang namanya blok jantung. Ini
terjadi selain karena terputusnya gerbong dua dengan ketiga ini
dikarenakan setelah putus gerbong pertama tetap dengan
kecepatannya, sedangkan gerbong tiga (serat purkinje) dipicu oleh
sel otoritmik untuk menggantikan posisi dari gerbong satu yang
menarik gerbong lainnya dengan kecepatan yang dia miliki. Dengan
demikian kecepatan gerbong tiga tidak bias menopang kebutuhan dari
denyut. Sehingga keadaan ini biasanya terjadi pada orang yang kena
serangan jantung dan dalam keadaan koma. Lalu ada juga yang keadaan
dimana salah satu bagian jantung atau gerbong mengalami sangat peka
rangsang, seperti gerbong tiga (serat purkinje) dia bias memiliki
kecepatan lebih dari kecepatan gerbong satu sekitar
140km/jam.sehingga menarik gerbong yang di belakangnya dan
mendorong gerbong di depannya. Biasanya terjadi pada orang yang
sedang cemas. Dinamakan keadaan focus ektopik.3
Enzim-Enzim pada Jantung
Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil
diagnostik yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram.
Analisis enzim bertujuan untuk mendiagnosis infark miokardium.
Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya
pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan
organ tertentu yang rusak.5Laktat Dehidrogenase (LDH) dan
Isoenzimnya, ada 5 macam LD isoenzim (LD1-LD5). Masing-masing
isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.
Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung lebih banyak
mengandung LD1, sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan
LD isoenzim dilakukan dengan cara elektroforesis. Pada infark
miokardium akut, kadar LD1 melebihi kadar LD2, sedangkan pada
keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.5Kreatinin
Kinase merupakan enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada
periode yang berbeda setelah infark miokardium, maka sangat penting
mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan waktu awitan.
Kreatinins kinase (creatinine kinase CK), dan isoenzimnya (CKMB)
adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infark miokardium
akut dan merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infark
miokardium. Gangguan pada jantung selain infark miokard akut juga
dihubungkan dengan nilai kadar CK dan CKMB total yang abnormal.
Gangguan tersebut juga termasuk perikarditis, miokarditis, dan
trauma.5Troponin T(cTnT) merupakan protein kontraktil mulai menarik
perhatian sebagai karakteristik terjadinya gangguan pada sistem
kardiovaskular yang sangat potensial pada akhir tahun 1970-an, saat
ditemukan isoform unik pada berbagai tipe otot striated (cepat,
lambat, dan jantung). Karakteristik yang spesifik untuk jantung
seperti cTnT mempunyai keunggula dibandingkan dengan karakteritik
yang terdapat di semua otot seperti CK dan mioglobin.5C-Reactive
Protein(CRP) merupakan anggota dari protein pentraxin. Istilah CRP
dikenalkan oleh Tillet dan Framcis pada tahun 1930, senyawa ini
dapat bereaksi dengan polisakarida C somatik padaStreptococcus
pneumonia. Kadarnya akan meningkat 100 kali dalam 24-48 jam setelah
terjadi luka jatingan. Sebelas tahun kemudian, Mac Leod dan Avery
mengenalkan istilah fase akut pada serum penderita infeksi akut,
untuk menunjukkan sifat CRP.5CRP secara normal berada dalam serum
manusia dalam jumlah yang kecil. Kushner dan Feldman menemukannya
dalam hepatosit, 24-38 jam setelah sel dirangsang oleh senyawa
inflamasi. CRP disintesis dan disekresi oleh hati sebagai respons
terhadap sitokin, terutama IL-6. Sitokin dihasilkan terutama oleh
monosit atau makrofag, juga oleh leukosit lain atau sel
endotel.5Peningkatan kadar CRP biasanya non-spesifik tetapi
merupakan pertanda respons fase akut yang sensitif terhadap senyawa
infeksius, stimulus imunologik, kerusakan jaringan, dan inflamasi
akut lain. Peningkatan kadar CRP yang menetap terjadi pada
inflamasi kronis meliputi penyakit autoimun dan mglinasi. Inflamasi
kronis merupakan komponen yang penting dalam perkembagan dan
progresi arteriosklerosis. Kadar CRP berhubungan juga dengan
disfungsi endotel.5Elektrolit Serum, dapat memengaruhi prognosis
klien dengan infark miokard akut atau setiap kondisi gangguan
jantung. Natrium serum mencerminkan keseimbangan cairan relatif.
Secara umum, hiponatremia menunjukkan kelebihan cairan dan
hipernatremia menunjukkan kekurangan cairan. Kalsium sangat penting
untuk koagulasi darah dan aktivitas beuromuskular. Hipokalsemia dan
hiperkalsemia dapat menyebabkan perubahan EKG dan disritmia.5
Komposisi DarahDarah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total
dan memiliki volume rerata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada
pria. Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi
untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh.Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga
diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah
terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen.6Meskipun secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya
darah terdiri dari bagian yangcair dan padat. Apabila diperiksa di
bawah mikroskop, tampak banyak benda bundar kecil di dalamnya, yang
dikenal sebagai korpuskulus darah atau sel darah. Sel-sel darah
merupakan bagian yang padat, sedangakan cairan tempat sel-sel ini
berada merupakan bagian cair yang disebut plasma. Sel-sel darah
membentuk 45% seluruh volume darah dan plasma membentuk 55% seluruh
volume darah.61. PlasmaPlasma atau bagian cair darah adalah cairan
jernih berwarna kekuningan.Komponen plasma :Air membentuk sekitar
90% volume plasma. Air dalam plasma berfungsimenyuplai air segar
untuk mencuci sel-sel tubuh dan memperbaharui air yang terdapat di
dalam sel-sel tersebut. 60% berat badan kita adalah air dan pada
pria dengan berat badan 70 kg, hal itu berarti sekitar 46 lliter.
Dari 46 liter tersebut, sekitar 29 liter terdapat di dalam sel
(cairan intrasel) dan 17 liter terdapat di luar sel (cairan
ekstrasel). Cairan ekstrasel terbagi atas cairan di dalam pembuluh
darah (3 liter) dan cairan pencuci sel yang disebut cairan
interstisial (14 liter).6Garam mineral mencakup garam-garam
klorida, fosfat, dan karbonat dari natrium,kalium, dan kalsium.
Keseimbangan akurat berbagai garam ini diperlukan untuk fungsi
normal jaringan tubuh, dan terdapat sekitar 0,9% zat
anorganik.garam-garam didalam plasma diperlukan untuk membentuk
protoplasma dan berfungsi sebagai zat buffer (dapar) yang akan
menetralisir asam atau basa ddi dalam tubuh dan mempertahankan pH
normal darah.6Protein plasma : albumin, globulin, fibrinogen,
protombin, dan heparin. Proteinplasma membuat konsistensi darah
lengket, yang disebut viskositas, yang diperlukan untuk mencegah
cairan berlebihan menembus dinding kapiler masuk ke dalam jaringan.
Kelebihan cairan di dalam jaringan dikenal sebagai edema.
Viskositas darah juga berperan mempertahankankan tekanan darah.
Albumin dibentuk di hati, sedangkan globulin dihasilkan oleh
sejenis sel darah putih yangdisebut limfosit. Fibrinogen dan
protombin diproduksi di dalam hati dan keduanya diperlukan untuk
mekanisme pembekuan darah. Plasma tanpa fibrinogen disebut serum.
Serum bisa ditemukan sebagai cairan kuning yang keluar dari luka
setelah bekuan darah terbentuk. Heparin juga dihasilkan oleh hati
dan berfungsi mencegahpembekuan di dalam pembuluh darah.6Zat-zat
nutrisi dalam bentuk yang paling sederhana : glukosa, asam amino,
asamlemak serta gliserol, diabsorpsi dari saluran cerna ke dalam
darah. Mereka merupakan haril akhir metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak. Gas terlarut : oksigen, karbondioksida, dan
nitrogen. Sisa produk jaringan : urea, asam urat, dan kreatinin
merupakan produk sisa metabolisme protein. Mereka diproduksi di
dalam hati dan dibawa oleh darah untuk kemudian diekskresi oleh
ginjal.6Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan tubuh, yang akan
menyebabkan perubahankimiawi pada zat-zat lain tanpa terlibat
langsung dalam reaksi perubahan tersebut.62. Eritrositatauseldarah
merahEritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan
lekukan padasentralnya dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus
dalam membrane sel dengan permeabilitas tinggi. Membrane ini
elastic dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus
kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung
sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang
mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume
sel.6Struktur kimia hemoglobin :Hemoglobin adalah molekul yang
tersusun dari suatu protein,globin. Globin terdiridari empat rantai
polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat
besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah. Pada hemoglobin orang
dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri dari dua rantai alfa
dan dua rantai beta yang identik, masing-masing membawa gugus
hemnya. Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan
bergabung dengan rantai alfa dan beta untuk
membentukoksihemoglobin. Oksihemoglobin berwarna merah terang.
Hematokrit adalah presentase volume darah total yang mengandung
eritrosit. Hematokrit dapatbertambah atau berkurang bergantung pada
jumlah eritrosit atau faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah
seperti asupan cairan atau air yang hilang.6Fungsi sel darah merah
mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui
pengikatanhemoglobin terhadap oksigen. Hemoglobin sel darah merah
berikatan dengan karbon dioksida untuk ditranspor ke paru-paru,
tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada
dalam bentuk ion bikarbonat. Pengaturan produksi sel darah merah
diatur eritropoietin, suatu hormone glikoproteinyang diproduksi
terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritropoietin berbanding
terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor apapun
yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang akan
mengakibatkan peningkatan produksi eritropoietin, sehingga semakin
menstimulasi produksi sel darah merah.63. Leukosit atau sel darah
putihJumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per
mm3. Leukositberfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda
asing, termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar aktivitas
leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah.
Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus
pori-pori membrane kapilar dan masuk ke dalam jaringan. Leukosit
bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan seperti gerakan
amuba). Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan
leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif) atau menjauhi
(kemotaksis negative) sumber zat. Semua leukosit adalah fagisitik,
tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan
monosit.6Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang
dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nucleus, dan ada tidaknya
granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut
granulosit, sel tanpa granula disebut agranulosit.6a. Granulosit
terbagi berdasarkan warna granula sitoplasmanya menjadi :1.
Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil
memilikigranula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan
benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 m sampai 12m.
Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai
dijaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri,
virus, atau agens penyebab cedera lainnya.62. Eusinofil mencapai 1
sampai 3% jumlah sel darah putih. Eusinofiil memiliki granula
sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan.
Sel ini memiliki nucleus berlobus 2, dan berdiameter 12 m sampai 15
m. eusinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat
terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama
stress berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksikasi
histamine yang diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat
inflamasi berlangsung.6
3. Basofilmencapaikurangdari 1% jumlah leukosit. Basofil
memiliki sejumlahgranula sitoplasma besar yang bentuknya tidak
beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta
memperlihatkan nucleus besbentuk S.diameternya sekitar 12 m sampai
15 m. Basofil menyerupai fungsi sel mast.6
b. Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma yaitu
:1. Limfosit mencapai 30%jumlah total leukosit dalam darah.
Sebagian besarlimfosit dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik.
Limfosit mengandungnucleus bulat berwarna biru gelap yang
dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran
terkecil 5 m sampai 8 m, ukuran terbesar 15m. limfosit berasal dari
sel-sel batang sumsum tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi
dan proliferasiya dalam organ lain. Sel ini berfungsidalam reaksi
imunologis.62. Monosit mencapai 3sampai 8% jumlah total leukosit.
Monosit adalah sel darah terbesar, diameternya rata-rata berukuran
12 m sampai 18 m. nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau
seperti ginjal, yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan
pucat. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap
bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan
aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag
tetap).6
4. TrombositataukepingdarahBerjumlah 250.000 sampai 400.000 per
mm3. Bagian ini merupakan fragmen seltanpa nucleus yang berasal
dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran
trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah.Sitoplasmanya
terbungkus suatu membrane plasma dan mengandung berbagaijenis
granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah.
Trombositberfungsi dalam hemostasis (penghentian pendarahan) dan
perbaikan pembuluhdarah yang robek.6
PenutupBerdasarkan pembahasan diatas mengenai skenario yang
didapat yaitu tentara yang melakukan terjun payung pingsan karena
terjadi aliran darahnya tidak lancar menumpuk di vena. Sehingga
kompensasi yang harus dilakukan adalah memperlancar aliran darahnya
kembali. Sistem sirkulasi memiliki berbagai komponen yaitu dimulai
dari jantung yang memompakan darah ke seluruh tubuh yang dibantu
oleh komponen-komponen di dalamnya, komponen tersebut harus
terintegrasi satu sama lain agar dapat berjalan dengan baik.Daftar
Pustaka1. Drake RL. GreysBasic Anatomi. Singapore: Elsevier;
2012.h.93-114, 278-377.2. Leslie PG. Atlas berwarna histologi.
Edisi 5. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara; 2012.h.185-201.3.
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.372-5, 398-403, 334-6.4. Tapan
E. Penyakit Degeneratif. Jakarta : Elex Media
Komputindo.Jakarta.2005.h. 8-9.5. Corwin E. Buku saku
patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.468.6. Sloane E. Anatomi dan
fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.218-9.
32