Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kelenjar Tiroid Kelompok SGD 6 : Luh Putu Utami Adnyani (1302105013) Dewa Ayu Sara Purwati Dewi (1302105022) Ni Putu Juliadewi Eka Gunawati (1302105033) Putu Maya Prihatnawati (1302105040) Ni Ketut Natalia Kristianingsih (1302105054) Devi Dwi Yanthi (1302105057) Harista Miranda Salam (1302105059) I Putu Eri Aditya (1302105073) Made Ayu Wedaswari Widya (1302105080) I Gusti Ayu Angga Sukmaniti (1302105081) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kelenjar Tiroid
Kelompok SGD 6 :
Luh Putu Utami Adnyani (1302105013)
Dewa Ayu Sara Purwati Dewi (1302105022)
Ni Putu Juliadewi Eka Gunawati (1302105033)
Putu Maya Prihatnawati (1302105040)
Ni Ketut Natalia Kristianingsih (1302105054)
Devi Dwi Yanthi (1302105057)
Harista Miranda Salam (1302105059)
I Putu Eri Aditya (1302105073)
Made Ayu Wedaswari Widya (1302105080)
I Gusti Ayu Angga Sukmaniti (1302105081)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
CASE: (KELOMPOK 6 & 7)
Nn. Weni, 19 tahun mengeluh bengkak pada leher sehingga sulit menelan. Pasien didiagnosa
Struma dan direncakan akan dilakukan pembedahan.
Tasks
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Struma?
Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan yodium yang ditandai dengan
pembesaran kelenjar tyroid. (Djoko Moelianto, Ilmu penyakit Dalam, 1993). Struma
adalah setiap pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh penambahan jaringan
kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak, sedangkan
struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid yang secara klinik teraba
nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme. Struma disebut juga
goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid
akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan
kelenjar dan morfologinya. Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran
kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di
bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat
mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga
terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan berdampak terhadap gangguan
pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka
akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai
kesulitan bernapas dan disfagia.
2. Jelaskan penyebab Struma?
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tiroid merupakan faktor
penyebab pembesaran kelenjar tiroid antara lain:
1. Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi
air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah
pegunungan.
2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesis hormon tiroid.
a. Penghambatan sintesis hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
dan kacang kedelai).
b. Penghambatan sintesis hormon oleh obat-obatan (misalnya: thiocarbamide,
sulfonylurea, dan lithium) (Brunicardi et al, 2010).
c. Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.
Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan,
laktasi, menopause, infeksi dan stress lainnya. Dimana menimbulkan nodularitas
kelenjar tiroid serta kelainan a`rseitektur yang data berkelanjutan dengan berkurangnya
aliran darah didaerah tersebut`.
3. Jelaskan apa saja keluhan dan gejala klinis yang mungkin muncul pada pasien
Struma? Pada Nn. Weni, apa saja gejala yang anda temukan dan apa saja yang
perlu dikaji lebih dalam?
Keluhan dan Gejala Klinis yang mungkin muncul pada pasien struma
Pembesaran kelenjar tiroid atau struma diklasifikasikan berdasarkan efek fisiologisnya,
klinis, dan perubahan bentuk yang terjadi. Struma dapat dibagi menjadi:
1. Struma Toksik, yaitu struma yang menimbulkan gejala klinis pada tubuh, berdasarkan
perubahan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi
a. Diffusa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid meliputi seluruh lobus, seperti yang
ditemukan pada Grave’s disease.
Keluhan dan Gejala Klinis: Penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang muda
dengan gejala seperti berkeringat berlebihan, tremor tangan, menurunnya toleransi
terhafap panas, penurunan berat badan, ketidakstabilan emosi, gangguan
menstruasi berupa amenorrhea, dan polidefekasi ( sering buang air besar ). Klinis
sering ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, kadang terdapat juga
manifestasi pada mata berupa exophthalmus dan miopatia ekstrabulbi. Walaupun
etiologi penyakit Graves tidak diketahui pasti, tampaknya terdapat peran dari
suatu antibodi yang dapat ditangkap reseptor TSH, yang menimbulkan stimulus
terhadap peningkatan hormon tiroid. Penyakit ini juga ditandai dengan
peningkatan absorbsi yodium radiokatif oleh kelenjar tiroid. (Benno Syahnbana,
2012)
b. Nodosa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid hanya mengenai salah satu lobus,
seperti yang ditemukan pada Plummer’s disease.
Keluhan dan Gejala Klinis: Saat anamnesis, sulit untuk membedakan antara
Grave’s disease dengan Plummer’s disease karena sama-sama menunjukan gejala-
gejala hipertiroid. Yang membedakan adalah saat pemeriksaan fisik di mana pada
saat palpasi kita dapat merasakan pembesaran yang hanya terjadi pada salah satu
lobus. (Benno Syahnbana, 2012)
2. Struma Nontoksik, yaitu struma yang tidak menimbulkan gejala klinis pada tubuh,
berdasarkan perubahan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi
a. Diffusa, seperti yang ditemukan pada endemik goiter
Keluhan dan Gejala Klinis: Sebagian besar manifestasi klinik berhubungan dengan
pembesaran kelenjar tiroid. Sebagian besar pasien tetap menunjukkan keadaan
eutiroid, namun sebagian lagi mengalami keadaaan hipotiroid. Hipotiroidisme
lebih sering terjadi pada anak-anak dengan defek biosintetik sebagai penyebabnya,
termasuk defek pada transfer yodium. (Benno Syahnbana, 2012)
b. Nodosa, seperti yang ditemukan pada keganasan tiroid
Keluhan dan Gejala Klinis: Pada umumnya struma nodosa non toksik tidak
mengalami keluhan karena tidak ada hipo- atau hipertiroidisme. Yang penting pada
diagnosis SNNT adalah tidak adanya gejala toksik yang disebabkan oleh
perubahan kadar hormon tiroid, dan pada palpasi dirasakan adanya pembesaran
kelenjar tiroid pada salah satu lobus. Biasanya tiroid mulai membesar pada usia
muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Karena
pertumbuhannya berangsur-angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala
kecuali benjolan di leher. Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat
hidup dengan strumanya tanpa keluhan. (Benno Syahbana, 2012)
Walaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernafasan karena menonjol
ke depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila
pembesarannya bilateral. Struma nodosa unilateral dapat menyebabkan
pendorongan sampai jauh ke arah kontra lateral. Pendorongan demikian mungkin
tidak mengakibatkan gangguan pernafasan. Penyempitan yang berarti
menyebabkan gangguan pernafasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan stridor
inspiratoar. Keluhan yang ada ialah rasa berat di leher. Sewaktu menelan trakea
naik untuk menutup laring dan epiglotis sehingga terasa berat karena terfiksasi
pada trakea. (Benno Syahnbana, 2012)
Gejala yang di temukan pada Nn. Weni
Keluhan Utama (Berdasarkan Kasus) :
Pasien mengeluh bengkak pada leher sehingga sulit menelan.
Rasionalnya : Pada penyakit struma nodosa nontoksik tiroid membesar dengan
lambat. Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika
struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga esofagus tertekan sehingga terjadi gangguan
menelan (Brunicardi et al, 2010).
Hal Yang Perlu Dikaji Lebih Dalam
Pengkajian Data :
1. Identifikasi klien.
Nama : Nn Weni
Umur: 19 Tahu
2. Keluhan utama klien.
Keluhan utama biasanya nyeri pada leher, sulit menelan , sulit berbicara
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin
membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan
trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit
gondok, misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau
penduduk sekitar berpenyakit gondok.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama dengan klien
saat ini.
6. Riwayat psikososial
Akibat dari benjolan pada leher kemungkinan klien merasa malu dengan orang lain.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan
tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
Pemeriksaan leher
Inspeksi : Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang
berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika
terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu
lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat
pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan.
Palpasi: Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk,
leher dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid
dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Pada palpasi
teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal.
Benjolan awalnya sebesar telor puyuh lalu membesar hingga sebesar telor bebek.
Keluhan tanpa disertai nyeri menelan ataupun gangguan perubahan suara menjadi
serak. Pada pemeriksaan fisik tampak massa di leher kiri depan dengan ukuran ±
10x7x4 cm, permukaan berbenjol, konsistensi padat kenyal, batas atas dan samping
kanan-kiri tegas namun batas bawah tidak jelas, nyeri tekan (-), dan ikut bergerak
Parathyroid, and Adrenal” in Schwartz Principles of Surgery. 9th ed. the McGrawHill
Companies, Chapter 38; 2010.
Davey. Patrick. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta : Erlangga
Guyton & Hall. 2011. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Mochamad Aleq Sander, dr., M.Kes., SpB., FinaCS, 2012. Struma Multi Nodosa Non Toksika
Intrathorakal. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang- Malang
NANDA. North American Nursing Diagnosis Association
Kajian Pustaka Universitas Sumatra Utara, 2011. Diakse melalui (27 September 2014)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20013/4/Chapter%20II.pdfKajian Pustaka. Universitas Sumatra Utara. diakses melalui http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20013/4/Chapter%20II.pdf tanggal 26 September 2014