2-1 PARIWISATA BAHARI dan INFRASTRUKTUR KABUPATEN KEPULAUAN SIAU-TAGULANDANG-BIARO Dalam bingkai negara kesatuan, kepulauan Indonesia dikelilingi lautan serta memiliki keanekaragaman biologi dan keragaman ekosistem terkaya dan tertinggi di dunia (megadiversity). Indonesia terletak pada bagian utama Sundaland Hotspot, seluruh wilayah Wallacea Hotspot, dan setengah dari Papua New Guinea Tropical Wilderness Area. Republik ini dikelilingi oleh kekayaan hayatiyang tidak terbatas dan bukan hanya pada bagian terrestrial (daratan) saja tetapi di daerah pesisir-laut dengan berbagai jenis flora-fauna yang mendiami berbagai habitat, seperti ekosistem dengan mangrove, lamun dan terumbu karang. Terumbu karang secara alami memiliki tingkat produktifitas yang tinggi seperti hutan tropis. Kawasan ini terdiri dari karang batu (scleractinian coral) dengan ditribusi yang sangta tinggi. Di kawasan Timur Indonesia terdapat 590 species karang dari total 793 jenis yang diketahui dan terdapat 1650 species ikan. Kawasan ini juga memiliki kombinasi ekosistem mangrove-padang lamun-terumbu dan ini sangat mendukung kehidupan beribu-ribu jenis organisme dari berbagai taksonomi hidup-berasosiasi di dalamnya. Dalam peta konservasi dunia, Indonesia merupakan ‘key of marine area’, the center of marine biodiversity. Potensi ini menggambarkan tingginya nilai ‘jual’ yang dimiliki terutama lewat pemanfaatan di bidang Perikanan dan Pariwisata 2.1 Potensi Ekobiogeografi The Heart of Coral Triangle Kawasan Sulawesi Sulawesi diyakini merupakan pusat ‘Coral Triangle’ atau dikenal dengan ‘the heart of coral triangle’ . Kawasan ini memiliki keunikan tersendiri dalam potensi keanekaragaman laut. Walaupun belum seluruh daerah diteliti dan belum memiliki database mengenai komposisi jenis yang ada, namun kecenderungan terlihat pada tingginya spesies endemik daratan.
40
Embed
PARIWISATA BAHARI dan INFRASTRUKTUR KABUPATEN … · memisahkan penyebaran fauna yang ada di pulau Palawan, Borneo, Bali, Jawa dan Sumatera (Dangkalan Sunda) dengan penyebaran flora
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2-1
PARIWISATA BAHARI dan
INFRASTRUKTUR KABUPATEN KEPULAUAN
SIAU-TAGULANDANG-BIARO
Dalam bingkai negara kesatuan, kepulauan Indonesia dikelilingi lautan serta
memiliki keanekaragaman biologi dan keragaman ekosistem terkaya dan
tertinggi di dunia (megadiversity). Indonesia terletak pada bagian utama
Sundaland Hotspot, seluruh wilayah Wallacea Hotspot, dan setengah dari
Papua New Guinea Tropical Wilderness Area. Republik ini dikelilingi oleh
kekayaan hayatiyang tidak terbatas dan bukan hanya pada bagian terrestrial
(daratan) saja tetapi di daerah pesisir-laut dengan berbagai jenis flora-fauna
yang mendiami berbagai habitat, seperti ekosistem dengan mangrove, lamun
dan terumbu karang. Terumbu karang secara alami memiliki tingkat
produktifitas yang tinggi seperti hutan tropis. Kawasan ini terdiri dari karang
batu (scleractinian coral) dengan ditribusi yang sangta tinggi. Di kawasan
Timur Indonesia terdapat 590 species karang dari total 793 jenis yang
diketahui dan terdapat 1650 species ikan. Kawasan ini juga memiliki
kombinasi ekosistem mangrove-padang lamun-terumbu dan ini sangat
mendukung kehidupan beribu-ribu jenis organisme dari berbagai taksonomi
hidup-berasosiasi di dalamnya. Dalam peta konservasi dunia, Indonesia
merupakan ‘key of marine area’, the center of marine biodiversity. Potensi ini
menggambarkan tingginya nilai ‘jual’ yang dimiliki terutama lewat
pemanfaatan di bidang Perikanan dan Pariwisata
2.1 Potensi Ekobiogeografi The Heart of Coral Triangle Kawasan Sulawesi
Sulawesi diyakini merupakan pusat ‘Coral Triangle’ atau dikenal dengan ‘the
heart of coral triangle’ . Kawasan ini memiliki keunikan tersendiri dalam potensi
keanekaragaman laut. Walaupun belum seluruh daerah diteliti dan belum
memiliki database mengenai komposisi jenis yang ada, namun kecenderungan
terlihat pada tingginya spesies endemik daratan.
2-2
Sejak Alfred Russel Wallace (1823-1913) memaparkan pengamatannya
mengenai perbedaan komposisi jenis-jenis fauna di pulau Jawa dan Bali
dengan komposisi pada gugusan pulau-pulau di sebelah timurnya; perhatian
ilmuwan, khususnya biogeografi terhadap wilayah ini menjadi sangat besar
hal ini dapat dilihat dari ditetapkannya garis Wallacea (1863) yang
memisahkan penyebaran fauna yang ada di pulau Palawan, Borneo, Bali,
Jawa dan Sumatera (Dangkalan Sunda) dengan penyebaran flora di sebelah
timur pulau-pulau tersebut.
Pada tahun tahun 1896 telah ditetapkan garis Lydekker yang memisahkan
pola penyebaran jenis-jenis satwa di Australia sampai ke Papua (Dangkalan
Sahul) dengan jenis-jenis flora di sebelah baratnya. Atas dasar penelitian
yang intensif, posisi dari garis-garis tersebut beberapa kali mengalami
perubahan sampai akhirnya ditetapkan wilayah yang berada antara garis
Wallace dengan garis Lydekker sebagai wilayah Wallace.
Gambar 2. 1 Titik-titik potensi bahari global, tingginya keanekaragaman dan kerentanan.
2-3
Secara administratif sebagian besar wilayah Wallacea berada di Sulawesi
sebagai pulau terbesar memanjang ke selatan di bagian Nusa Tenggara dan
ke Selatan termasuk kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro, Sangihe dan
Talaud. Penyebaran flora-fauna daratan dan beragamnya kehidupan di laut
menjadikan wilayah ini sangat khas karena terbentuk dari pusat laut purba
yakni pertemuan tektonik lempeng Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng
Eurasia yang proses pembentukannya terjadi sekitar 180 juta tahun yang lalu.
Berdasarkan sejarah pembentukannya yang sangat rumit serta
keanekaragaman hayati yang dimilikinya, wilayah ini telah menjadi kawasan
spesifik sebagai laboratorium alam terbesar di dunia dunia.
Tipe habitat yang ada di wilayah Wallacea sangat bervariasi dari satu tempat
ke tempat lainnya. Ada berbagai habitat di kawasan ini seperti habitat
beriklim monsoon di sebelah selatan, habitat rawa di sebelah tenggara,
habitat tropika basah di bagian tengah dan mendekati monsoon di bagian
utara. Variasi bentuk lahan memberi kontribusi untuk terciptanya variasi
habitat karena batuan induk (vulkanik atau kapur), iklim (monsoon atau
basah) serta variasi ketinggian dari permukaan laut yang berbeda antar
pulau menjadikan setiap pulau dalam kawasan ini memiliki karakteristik
habitat tersendiri. Banyaknya jumlah pulau yang menyusun gugusan wilayah
ini makin meningkatkan keanekaragaman habitat.
Indikator yang dijadikan dasar untuk menentukan tingginya keanekaragaman
jenis hayati dapat dilihat dari kehadiran binatang berkantung di pulau
Sulawesi yang mirip dengan Kangguru Australia. Hewan ini berkembang
menjadi dua jenis yaitu Phalanger celebensis dan Phalanger ursinus
(kuskus). Anoa juga berkembang menjadi dua jenis (Anoa depressicornis dan
Anoa quarlesi) disebabkan oleh sebarannya di habitat yang berbeda yakni di
gunung dan di dataran rendah. Indikator keanekaragaman juga terlihat dari
hadirnya primata terkecil Tarsius yang terdistribusi di wilayah ini. Selain
jenis-jenis mammalia dan burung, keanekaragaman jenis kupu-kupu juga
diketahui sangat tinggi.
Munculnya berbagai jenis species disebabkan oleh adanya variasi habitat dan
pulau sehingga tipe – tipe habitat tertentu hanya dapat ditemukan di
kawaan tertentu pula dan variasi ini menjadi salah satu faktor yang
2-4
menentukan adanya hewan endemik. Wilayah Walacea memiliki variasi
habitat yang sangat tinggi dan inilah salah satu penyebab tingginya tingkat
endemisme di kawasan ini.
Keanekaragaman biologi laut dunia secara geografi terpusat di daerah
kepulauan Indo-Australia, Segitiga Hindia Timur (the East Indian Triangle)
atau sekarang ini lebih dikenal dengan ‘Coral Triangle’.
Coral triangle didefinisikan sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia
yang sebagian besar terdapat di wilayah Wallacea ditandai oleh tinginya
keanekaragaman ekosistem terumbu (coral, ikan serta invertebrata lainnya).
Kawasan ini mencakup 2 wilayah biogeografi yaitu :
(1) Indonesia-Filipina dan wilayah Pasifik Selatan-Timur Jauh;
(2) wilayah 5 Negara: Indonesia, Timor Timur, Filipina, Malaysia
(Sabah), dan Papua New Guinea.
Kriteria utama yang digunakan untuk memetakan kawasan ini adalah sbb :
(1) Keragaman habitat/ekosistem: Kawasan yang masuk dalam
kategori ini memiliki lebih dari 500 spesies coral. Tingginya
spesies coral akan dibarengi dengan tingginya spesies ikan serta
organism lainnya.
(2) Kemiripan dan kesatuan geografi: Hal ini dapat dilihat dari
karakteristik oseanografi seperti arus, geomorfoologi (tipe dari
struktur pesisir), batimetri (laut dangkal continental shelf dan
palung laut), fluktuasi tingkat permukaan air laut (pada skala
waktu geografi), tipe habitat (coral reef, exposed coast) dan
masukan air sungai.
2-5
Gambar 2. 2 Posisi Strategis Kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro di antara Seascape/ecoregion wilayah ‘Coral triangle’
The Nature Conservacy (TNC, 2003) membagi wilayah ‘Coral Triangle’
berdasarkan ecoregion dan functional seascape dalam strategi konservasi
dunia. Ekoregion yang diadopsi dari WWF adalah suatu kesatuan alami dari
daratan/perairan yang secara geografi memiliki perbedaan atau juga
kesamaan dalam kelimpahan spesies, komunitas serta kondisi lingkungan.
Kriteria utama untuk mengidentifikasi ekoregion adalah sbb:
(1) Kesatuan geografi daerah yang berdampingan dengan kesamaan
habitat, komunitas dan spesies;
(2) Keterkaitan antar daerah dan antara ekosistem;
(3) Faktor lingkungan;
(4) Karakteristik secara ekologi.
2-6
Batasan wilayah ekoregion hampir menyerupai pembagian wilayah functional
landscape yang dibagi dalam 11 wilayah (Gambar 4.2). ‘Functional
seascapes’ adalah daerah yang memiliki ekoregion yang luas dimana
terdapat perbedaan atau kesamaan baik secara geografi dan ekologi dan
untuk kawasan ini dapat diterapkan pengelolaan konservasi seperti jaringan
Daerah Perlindungan Laut (MPA Networks).
Wilayah seascape ekoregion laut Sulawesi mencakup semenanjung pantai
Sulawesi bagian Utara termasuk rantai kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro
serta Sangihe-Talaud, dan ke utara sampai semenanjung pulau Mindanao
(Filipina). Wilayah ini memiliki karakteristik ekologi seperti lokasi migrasi
penting bagi Cetaceans, Dugongs dan populasi ikan pelagik. Di kawasan ini
juga bisa ditemukan Coelacanths (Raja Laut) yang termasuk ikan purba.
Seascape Laut Sulawesi memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi
dengan habitat di sekitar selat terlindungi sampai pada daerah upwelling,
Siau Timur Siau Timur Siau Barat Utara Siau Barat Siau Barat Sitim / Sitimsel Sitimsel / Sibarsel Sitimsel / Sibarsel Sibar / Sibarsel Sitim Siau Barat Siau Timur Siau Barat Siau Timur Siau Barat Tengah Siau Barat Siau Timur Siau Timur Siau Tengah Siau Tengah Siau Tengah Siau Tengah Siau Tengah Siau Timur Siau Timur Tagulandang Tagulandang
Baik rutin Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik B(RR) B(RR) B(RR) B(RS) RS B(RS) B(RR) B(RS) B(RR) B(RS) B(RR) B(RS) B(RS) B(RR) B(RR) B(RR) B(RR) B(RR) B(RR)
2-15
25 Sp Buhias-Bungamanu Sp Buhias-Lesa Lesa-bungamanu Lesa- Sp.minanga Buang-Karungo Dalam kota Buhias
Sumber : Dinas PU Kab SIAU TAGULANDANG BIARO, Agustus 2010
B. Prasarana terminal
Terminal adalah bagian integral dalam membangun aksesibilitas kawaan.
Keberadaan terminal sebagai tempat naik turun penumpang dan sebagai
tempat berganti moda transportasi sangat mendukung kelancaran transportasi
di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Prasarana transportasi yang
ada saat ini masih berupa pelataran parkir kendaraan umum yang dilayani oleh
angkutan kota (ANGKOT) dan angkutan pedesaan (ADES). Terdapat 3 (tiga)
buah pelataran parkir di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, yaitu:
- Pelataran parkir Ulu, Kecamatan Siau Timur
- Pelataran parkir Ondong, Kecamatan Siau Barat
- Pelataran parkir Tagulandang, Kecamatan Tagulandang
Gambar 2. 4 Terminal
2-16
Gambar 2. 5 Pelataran parkir di Ulu Siau dan moda angkutan darat
C. Angkutan Umum
Angkutan umum di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro saat ini
adalah berbentuk Angkutan Pedesaan yang melayani pergerakan penumpang
dan barang antar desa dan Angkutan Kota yang melayani pergerakan
penumpang dan barang dalam kota serta angkutan barang yang melayani
pergerakan barang. Tabel-tabel berikut memperlihatkan data-data tentang
jumlah kendaraan angkutan umum dengan rute/trayek angkutan umum di
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Tabel 2. 4 Jumlah kendaraan dan trayek angkutan di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro
No Trayek Pulau Siau Jumlah (Unit)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Ulu – Kanang Ulu – Ondong – Peling Ulu – Sawang – Biau Ulu – Kalihiang – Balirangen Ulu – Ondong – Tanaki Ulu – Ondong – Laghaeng Ulu – Ondong – Hiung Ulu – Ondong – Kinali Ulu – Ondong – Dompase Ulu – Pangirolong
11 32 19 3 11 4 11 5 1 4
Total 101
No Trayek Pulau Tagulandang
1. Minanga – Buhias 23 Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten KepulauanKabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2012
2-17
Gambar 2. 6 Moda angkutan umum pedesaan.
Angkutan umum yang melayani penumpang dalam kota saat ini memiliki rute
yang melayani Pusat Kota Ulu, Ondong dan Buhias (Pulau Tagulandang).
Jumlah angkutan tidak merata dan lebih didominasi oleh trayek Pusat Kota
(Ulu) – Dame seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 5 Trayek angkutan kota dan jumlah kendaraan angkutan
No Trayek Jumlah
(Unit) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pusat kota – Dame Pusat Kota – Bebali Pusat Kota – Tampungan Pusat Kota – Buao Pusat Kota – Bahu Pusat Ondong – Pehe Pusat Ondong – Paseng Pusat Kota – Kanawong
29 7 1 1 12 2 8 1
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Kepulauan KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO, 2012
Gambar 2. 7 Jenis angkutan umum pedesaan berupa Bus yang digunakan di Pulau Tagulandang.
2-18
Khusus untuk angkutan darat dan kendaraan pribadi di Pulau Biaro sampai
saat ini masih belum tersedia
2.4.2 Transportasi Laut
Mengingat posisi geogrfis Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
yang terdiri dari pulau – pulau menjadi sangat vital bagi pembangunan
ekonomi, efektifita pemerintahan dan aspek sosial kemasyarakatan.
Gambar 2. 8 PelabuhanTagulandang, di Kecamatan Tagulandang.
Angkutan laut menjadi sangat esensial untuk menghubungkan wilayah –
wilayah pulau dengan pusat kegiatan Di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro serta menghubungkan dengan pusat kegiatan di
kabupaten lainnya maupun pusat kegiatan di propinsi.
Untuk lingkup regional Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
dihubungkan oleh jalur pelayaran lokal antar pulau yang melayani angkutan
penumpang dan barang– yangmenghubungkan Manado (ibukota provinsi)
dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe (Manado – Tagulandang – Ulu Siau –
Tahuna) rute ini dilayani setiap hari oleh kapal cepat yang berangkat pada
pagi hari dari manado PP, sedangkan kapal biasa setiap hari senin, rabu dan
jumat yang berangkat pada sore hari.
2-19
Gambar 2. 9 Pelabuhan Ulu Siau, di Kecamatan Siau Timur
Pelabuhan-pelabuhan yang ada di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro juga
disinggahi oleh kapal perintis yang melayani route Bitung – Tagulandang –
Ulu – Tahuna – Melonguane – Miangas – Marore.
Gambar 2. 10 Pelabuhan Pehe, di Kecamatan Siau Barat
Sesuai data RAPERDA RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro, ketersediaan Pelabuhan Laut adalah sebagai berikut:
- Pelabuhan pengumpan regional Ulu di Kecamatan Siau Timur;
- Pelabuhan pengumpan regional Tagulandang di Kecamatan
Tagulandang
- Pelabuhan pengumpan lokal Sawang di Kecamatan Siau Timur Selatan
2-20
- Pelabuhan pengumpan lokal Pehe di Kecamatan Siau Barat.
Pelabuhan – pelabuhan terebut di atas melayani jalur – jalur sbb:
- Ulu Siau – Manado
- Tagulandang – Manado.
Semua Pelabuhan Laut ini dilayani oleh kapal laut reguler dan kapal cepat
yang memiliki jadwal sebagai berikut:
- Kapal reguler beroperasi setiap hari Senin, Rabu dan Jumat dari
Manado menuju Ulu Siau dan dari Manado menuju Tagulandang yang
berangkat pada pukul 17.00 WITA.
- Kapal reguler melayani penumpang di setiap hari Selasa, Kamis dan
Sabtu dari Ulu Siau menuju Manado dan dari Tagulandang menuju
Manado yang berangkat pada pukul 17.00 WITA.
- Kapal cepat dengan jadwal jadwal pelayaran di setiap hari pada pukul
10.00 WITA dengan Pelabuhan Tagulandang dan Pelabuhan Ulu Siau
yang merupakan pelabuhan persinggahan karena yang menjadi tujuan
adalah Pelabuhan Tahuna di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Khusus untuk rute pelayaran di Pulau Biaro hanya dilayani oleh perahu
yang memiliki kapasitas sekitar 25 penumpang dengan route Manado –
Biaro sekali dalam seminggu dan Buhias (Tagulandang) – Biaro dua kali
dalam seminggu.
2.4.3 Angkutan penyeberangan
Angkutan Penyeberangan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
merupakan kegiatan penyeberangan antar pulau yang melayani pergerakan
barang dalam jumlah besar dari pusat kegiatan di daratan Pulau Sulawesi
(Kota Bitung) dengan pusat kegiatan di Kabupaten ini.Keberadaan Pelabuhan
Penyeberangan pada saat ini dilayari oleh Kapal Ferry yang berangkat dari
Pelabuhan Penyeberangan di Bitung dengan tujuan Pelabuhan
Total 8.200.200 822.00 41.500 491.600 195.850 9.751.150
Sumber : - Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2011
- PT. PLN (Persero) Wilayah VII Cabang Tahuna
2.5.2 Sistem telekomunikasi
Sistem telekomunikasi di wilayah perencanaan saat ini belum bisa dinikmati
secara menyeluruh oleh segenap masyarakat karena mayoritas penduduk
masih banyak yang belum terlayani oleh PT TELKOM. Untuk jaringan
telepon kabel dilayani oleh PT TELKOM sebagai satu-satunya penyedia jasa
2-24
untuk sistem telekomunikasi, yang dilayani oleh 2 STO (Sentral Telepon
Otomat) yaitu STO Ulu dan STO Tagulandang. Saat ini masing-masing STO
memiliki 600 SST untuk STO Ulu Siau dan 540 SST untuk STO Tagulandang.
Gambar 2. 13 Kantor TELKOM Tagulandang
Sementara itu untuk komunikasi terdapat telepon selular yang disediakan
oleh 2 (dua) operator selular yang melayani wilayah Kabupaten Siau
Tagulandang Biaro yaitu Telkomsel dan Satelindo dengan jangkauan pada
beberapa pusat-pusat kegiatan seperti di Ulu, Ondong, Buhias dan Lamango,
sedangkan wilayah lainnya belum termasuk pada coverage area. Tabel
berikut memperlihatkan keberadaan lokasi BTS untuk setiap operator selular
di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Tabel 2. 10 Jumlah dan lokasi BTS di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
No. Operator LOKASI 1. SATELINDO Kecamatan Siau Timur 2. TELKOMSEL Kec. Siau Barat, Kec. Siau Timur, Kecamatan
Siau Timur Selatan, Kecamatan Siau Barat Selatan, Kecamatan Tagulandang, Kecamatan Tagulandang Utara, Kecamatan Tagulandang Selatan dan Kecamatan Biaro.
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Kepulauan KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG
BIARO, 2011
2-25
Gambar 2. 14 BTS telepon selular di Kecamatan Tagulandang.
2.5.3 Sistem pengelolaan lingkungan
A. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih untuk masyarakat di klaster Siau disediakan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ulu, dengan memanfaatkan air yang
berasal dari mata air Akelabo dan mata air Kalarung. PDAM Ulu
mendistribusikan air bersih ini untuk penduduk di Kecamatan Siau Timur dan
desa-desa sekitarnya. Di samping kedua mata air tersebut, juga terdapat 2
(dua) danau sebagai sumber air bersih yaitu Danau Kapeta yang berlokasi di
Kecamatan Siau Barat Selatan dan Danau Makalehi yang terdapat di Pulau
Makalehi Kecamatan Siau Barat. Air yang berasal dari Danau Makalehi
dimanfaatkan masyarakat yang terdapat di Pulau Makalehi dan air yang
berasal dari Danau Kapeta hanya dimanfaatkan untuk kegiatan mandi dan
mencuci tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air
minum. Penyebabnya adalah karena kondisi air yang berbau dan sampai
saat ini belum ada cara untuk mengelolah sumber air ini agar dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat
2-26
Gambar 2. 15 Bak Air di Kecamatan Tagulandang
Kebutuhan air bersih untuk masyarakat yang berada di Klaster
Tagulandang tercapai dengan memanfaatkan air Sungai Minanga, mata
air/sumur, dan air hujan dengan sistem penampungan (PAH). Sungai ini
memiliki potensi untuk dikelola menjadi sumber air bersih namun sampai
saat ini belum ada pengelolaan untuk dimanfaatkan sebagai air bersih.
Bagi masyarakat yang ada di Klaster Biaro air bersih didapat dengan
memanfaatkan air sumur, dan mata air yang disalurkan melalui pipa. Mata
air Bukide dan mata air Bohangga merupakan sumber air untuk
masyarakat. Mata air Bukide dikelola secara langsung oleh masyarakat
dan disalurkan melalui pipa yang berdiameter sekitar 3-4 inchi. Sedangkan
mata air Bohanga dimanfaatkan masyarakat dan dikelola oleh Jemaat
Gereja setempat. Pada saat yang bersamaan masyarakat di Kampung
Buang, Kampung Tope, Kampung Dalingsaheng dan Kampung Kahungo
memanfaatkan sumber air tanah (sumur) dan mata air dari gunung.
Gambar 2. 16 Sumur warga desa Makalehi, Kecamatan Siau Barat
2-27
Masyarakat yang tidak terlayani oleh jaringan air bersih dan tidak tersedia
sumur memanfaatkan air hujan yang ditampung dalam wadah penampungan
air hujan atau PAH (Penampungan Air Hujan). Kelompok Masyarakat yang
menggunakan PAH sebagian besar terdapat di Kecamatan Siau Barat Utara
dan Kecamatan Siau Tengah.
B. Persampahan dan drainase
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam
yang berbentuk padat. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro belum memadai. Sampai saat ini belum
tersedia tempat pengolahan akhir sampah (TPA), sehingga sampah
permukiman, sampah pasar, sampah persekolahan dan sampah pertokoan
pada umumnya dilakukan dengan cara mengubur, membakar dan bahkan
ada yang membuang ke sungai dan ke laut.
Gambar 2. 17 Saluran drainase yang menjadi tempat pembuangan sampah di Ulu, Kecamatan Siau Timur
C. Limbah cair
Sistem penanganan Limbah cair/air limbah yang diterapkan di daerah
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih menggunakan cara –
cara tradisional yaitu dengan mengalirkan air limbah domestik ke selokan
yang ada. Sebagian besar di wilayah ini (Klaster Siau, Klaster Tagulandang
maupun Klaster Biaro) belum memiliki drainase. Sistem pengolahan drainase
di wilayah ini perlu dibangun secara bertahap dengan sistem on site, komunal
dan off site, terutama di Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
2-28
Biaro yaitu Ondong yang menjadi pusat pemerintahan dan memiliki
konsentrasi penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah
kecamatan lainnya. Disamping Ondong, Ulu Siau memerlukan fasilitas
pengelolaan air limbah dengan pertimbangan antara lain bahwa di Ulu Siau
terdapat aktivitas pelabuhan dan aliran air dari aktivitas permukiman di daratan
yang mengalir ke laut.
D. Sistem penyediaan dan distribusi BBM
Pemenuhan kebutuhan BBM di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro sangat tergantung pada pasokan BBM yang berasal dari Bitung. Sampai
saat ini belum tersedia depot penampungan dan SPBU sehingga penjualan
BBM khususnya premium tidak sama harganya dengan harga eceran yang
ditetapkan oleh pemerintah. Pada setiap kecamatan harga premium berbeda-
beda seperti di Kecamatan Biaro, harga premium dapat mencapai Rp.
15.000/liter. Kondisi ini terjadi juga pada minyak tanah, dimana harga minyak
tanah cukup bervariasi sesuai dengan jarak tempat pangkalan minyak tanah
berada.
2.6 Aksesibilitas
Sudah berlaku umum bahwa kemudahan dalam hal pergerakan akan
memberi pengaruh pada tingginya minat seseorang ataupun kelompok untuk
bepergian pada suatu tempat ke tempat lainnya. Jika hal ini dikaitkan pada
pengembangan pariwisata maka prasarana dan sarana transportasi akan
memberi peran penting. Selain aspek kemudahan pencapaian, ketersediaan
fasilitas pendukung juga akan mempengaruhi lama atau tidaknya seseorang
ataupun kelompok orang tinggal di tempat tujuan wisata.
2.6.1 Kemudahan
Kemudahaan (fasilitation) untuk menjangkau sebuah destinasi adalah bagian
vital dari pengembangan pariwisata. Wisatawan khususnya mass tourist
melakukan kunjungan ke sebuah destinasi karena tertarik oleh faktor
kemudahan untuk berkunjung. Destinasi yang sukar untuk dijangkau karena
jarak yang jauh dan minimnya transportasi serta fasilitas vital lainnya akan
2-29
melemahkan daya tarik destinasi dalam penilaian wisatawan. Transportasi
dan fasilitas dapat dikategorikan dalam dua faktor penting sekaligus dalam
kaitannya dengan pengembangan pariwisata. Pertama, pull factor atau faktor
yang menarik seseorang atau sekelompok orang untuk mengunjungi
destinasi. Transportasi akan menjadi pertimbangan utama wisatawan dalam
memilih sebuah atau beberapa destinasi untuk di kunjungi. Tetapi di saat yang
bersamaan, transportasi dapat menjadi ‘push factor’ atau faktor yang
mendorong seeorang atau sekelompok orang untuk mengunjungi destinasi.
Dewasa ini pilihan untuk berkunjung ke sebuah negara atau daerah tujuan
wisata tidak sepenuhnya terletak pada daya tarik obyek atau produk wisata
tetapi faktor transportasi khususnya bila transportasi menjadi lebih murah dan
tersedia secara mudah. Transportasi berada pada daftar teratas dalam
pertimbangan untuk berkunjung ke sebuah destinasi.
Demikian pula sebaliknya tidak kurang wisatawan batal berkunjung ke suatu
tempat, daerah, atau negara, karena merasa tidak memperoleh kemudahan
walaupun. Kemudahan yang dimaksud antara lain dalam hal memperoleh
informasi, mengurus dan menempuh perjalanan ke tujuan, membawa
barang/uang dan lain sebagainya. Informasi merupakan satu hal yang sangat
penting dalam kehidupan umat manusia, terutama di era globalisasi.
Informasi yang diperlukan oleh wisatawan baik wisnu atau wisman biasanya
yang menyangkut hal-hal elementer dan umum, seperti visa, iklim, mata uang
lokal biasanya untuk wisatawan mancanegara-, kehidupan sehari-hari dan
kebiasaan penduduk.
2.6.2 Aksesibilitas
Dari segi aksesibilitas, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
terpisah secara signifikan dengan pangsa pasarnya. Walaupun saat ini
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dilayani oleh Kapal Cepat
tetapi dari segi efektifitas dan efesiensi waktu dalam perspektif wisatawan
dianggap rendah. dalam melayani kebutuhan wisatawan. Waktu
keberangkatan kapal cepat tidak epenuhnya mendukung akesibilitas. Kapal
cepat berangkat dari Manado pada pukul 10.00 di waktu pagi dan tiba pada
siang hari. Hal ini menyita waktu produktif wisatawan. Waktu produktif
berlaku dari pukul 07.00 pagi s/d pukul 17.00 sore dimana seseorang dapat
2-30
melakukan aktifitas kunjungan outdoor secara maksimal. Jadwal pelayaran
kapal cepat di waktu produktif wiatawan melemahkan aksesibilitasnya untuk
melakukan aktivitas pariwisata.
2.6.3 Transportasi
Seperti diketahui Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang
merupakan bagian provinsi Sulawesi Utara merupakan wilayah kepulauan
yang hanya dapat dikunjungi atau dicapai melalui perjalanan laut dari Kota
Manado (Pelabuhan Laut Manado) dengan 3 pintu masuk yaitu:
- Ulu (Kec. Siau Tmur) di Pulau Siau yang menempuh perjalanan
selama + 7 jam apabila menggunakan kapal reguler –berangkat sore
pukul 17.00 wita– dan selama + 3,5 jam apabila menggunakan kapal
cepat.
- Buhias (Kec. Tagulandang) di Pulau Tagulandang yang menempuh
perjalanan selama + 4 jam apabila menggunakan kapal reguler –
berangkat sore pukul 18.00– dan selama + 2,5 jam apabila
menggunakan kapal cepat.
- Lamango (Kec. Biaro) di Pulau Biaro yang menempuh perjalanan
selama + 2,5jam.
Ketika wisatawan telah memasuki wilayah Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro, untuk mencapai ODTW yang ada mereka
menggunakan moda kendaraan darat dengan pilihan angkutan umum atau
menyewa kedaraan. Umumnya wisatawan akan lebih memilih jenis moda
angkutan yang murah dan cepat untuk sampai di tujuan, hal ini tidak akan
dijumpai di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro karena apabila
menggunakan angkutan umum penumpang yang naik di terminal harus
menunggu sampai kendaraan penuh. Apabila wisatawan menggunakan
kendaraan sewa, biayanya termauk BBM yang cukup tinggi. Kondisi
seperti ini terjadi pada bagian wilayah kabupaten di Pulau Siau dan Pulau
Tagulandang, sedangkan di Pulau Biaro sampai saat ini belum tersedia
moda angkutan darat berupa mobil yang menjadi angkutan umum.
2-31
a. Pelabuhan Penyeberangan Bitung – Pelabuhan Penyeberangan
Minanga (Kecamatan Tagulandang Utara) – Pelabuhan Ulu Siau
(Kecamatan Siau Timur)
b. Pelabuhan Penyeberangan Munte – Pelabuhan Penyeberangan
Tabel 2. 10 Banyaknya VA Tersambung di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 23
Tabel 2. 11 Jumlah dan lokasi BTS di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro......... 24
Tabel 2. 12 Stoping point di Pulau Siau dan Pulau Kecil sekitar ............................................ 36
Tabel 2. 13 Stoping point di Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro sekitar .............................. 39
Gambar 2. 1 Titik-titik potensi bahari global, tingginya keanekaragaman dan kerentanan. .... 2
Gambar 2. 2 Posisi Strategis Kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro di antara
Seascape/ecoregion wilayah ‘Coral triangle’............................................................................. 5 Gambar 2. 3 Dive Spot (Titik-titik penyelaman) yang telah dimanfaatkan ............................... 9
Gambar 2. 4 Terminal .............................................................................................................. 15 Gambar 2. 5 Pelataran parkir di Ulu Siau dan moda angkutan darat ....................................... 16
Gambar 2. 6 Moda angkutan umum pedesaan. ........................................................................ 17 Gambar 2. 7 Jenis angkutan umum pedesaan berupa Bus yang digunakan di Pulau
Tagulandang. ............................................................................................................................ 17 Gambar 2. 8 PelabuhanTagulandang, di Kecamatan Tagulandang. ........................................ 18
Gambar 2. 9 Pelabuhan Ulu Siau, di Kecamatan Siau Timur .................................................. 19 Gambar 2. 10 Pelabuhan Pehe, di Kecamatan Siau Barat ....................................................... 19 Gambar 2. 11 Pelabuhan penyeberangan Sawang, Kec. Siau Timur Selatan ......................... 21
Gambar 2. 12 PLTS pada rumah penduduk di Kecamatan Biaro ............................................ 22
Gambar 2. 13 Kantor TELKOM Tagulandang ........................................................................ 24 Gambar 2. 14 BTS telepon selular di Kecamatan Tagulandang. ............................................. 25 Gambar 2. 15 Bak Air di Kecamatan Tagulandang ................................................................. 26 Gambar 2. 16 Sumur warga desa Makalehi, Kecamatan Siau Barat ....................................... 26
Gambar 2. 17 Saluran drainase yang menjadi tempat pembuangan sampah di Ulu, Kecamatan
Siau Timur ............................................................................................................................... 27 Gambar 2. 18 Jalur moda angkutan laut menuju Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro ......................................................................................................................................... 32 Gambar 2. 19 Jalur moda angkutan Kapal Motor Penyeberangan menujuKabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ........................................................................................ 33 Gambar 2. 20 Analisis Pergerakan Wisatawan dari pintu masuk Ulu Siau. ............................ 35 Gambar 2. 21 Analisis Pergerakan Wisatawan dari pintu masuk Buhias ................................ 38