Top Banner
TUGAS MIKROBIOLOGI I “PARACOCCIDIODOMYCOSIS” O L E H LAURA FRANCISKA 02310088 FAKULTAS KEDOKTERAN
27

Para Cocci Dio Do Mycosis

Jan 20, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Para Cocci Dio Do Mycosis

TUGAS MIKROBIOLOGI I

“PARACOCCIDIODOMYCOSI

S”

O

L

E

H

LAURA FRANCISKA 02310088

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

Page 2: Para Cocci Dio Do Mycosis

2006

DAFTAR ISI

Pendahuluan dan sejarah…………………………………………… 3

Klasifikasi Jjamur Jaringan pengikat sebenarnya………………….. 3

Mikosis yang mengenai organ Dalam …………………………….. 5

PARACOCCIDIOIDES BRASILIENSIS……………………….. 7

Morfologi dan Identifikasi……………………………………….... 8

Faktor fatogenitas dan Gambaran Klinik ………………………… 9

Penyakit yang Ditimbulkan ……………………………………… 9

Cara Diagnosa 11

Diagnosa dengan cara pemeriksaan …………….

Diagnosa dengan cara kultur…………………………

Pemeriksaan Serologi ……………………………………

Diagnosa dengan mengunakan Hibridisasi DNA…..

Diagnosa dengan Skaning dan MRI …………………

Cara pencegahan dan penanggulangan …………………… 15

Epidemologi………………………………………………………… 17

Kesimpulan…………………………………………………………… 17

Daftar Pustaka ……………………………………………………… 19

2

Page 3: Para Cocci Dio Do Mycosis

1. PENDAHULUAN DAN SEJARAH

Fungi adalah bentuk kehidupan yang sangt istimewa sehingga fungi ditempatkan

pada kingdom tersendiri dalam TaksonomiDilihat dari cara makan-nya Fungi dapat

dibedakan atas tiga Fungsi makan yaitu :

Fungsi Sapropik ► Menyerap zat makan dari hewan, tumbuhan dan

organisme yang telah mati. Misal fungi yang menimfeksi saluran pernapasan dan

kulit

Fungsi Parasit ► Menyerap zat makanan dari seol inang yang masih

hidup

Fungsi Mutualistik ► Menyerap makanan dari Inang, tetapi membalasnya

dengan fungsi yang menguntungkan bagi pasangannya, Mis pengambilan mineral

oleh tumbuhan tumbuhan .

Ada tiga jenis infeksi mikotik pada manusia yang dikelompokkan dalam Infeksi

jamur Superfisial, Kutan, subkutan, kulit, rambut, dan Kuku.

Mikosis profunda disebabkan oleh jamur patogenik atau jamur

oportunistik yang mengimfeksi penderita dengan gangguan

imunologi, yang terkadang bersifat fatal.

I. 1 . KLASIFIKASI JAMUR

Jamur dapat di klasifikasikan atar dasar bentuk reproduksi yang sulit untuk

diinduksi dan jarang diamati pada bahan klinik. Kebanyakan jamur dihasilkan melalui

pembentukan konidia malalui mitosis ( reproduksi Aseksual). Penjelasan mengenai

spesies datas dasar struktur aseksual yang dikenali dengan ciri morfologi hifa, ragi,

dan konidia yang mungkin membentuk konidiofora khusus.

3

Page 4: Para Cocci Dio Do Mycosis

Klasifikasi Jamur

= Askomikotina ( Askomises)

Spora aseksual ( konidia ) lahir secara external pada ujung hifa.

Contoh: a. Trichophyna ( Arthroderma)

b. Microsporum (Nannizzia)

c. blastomyces (Ajellomyces)

= Basidiomikotina (basidiomises)

Hasil penyatuan secara seksual pada pembentukan sebuah organ yang

berbentuk tongkat yang disebut basidium. Terdapat empat bentuk mitotic

(bsidiospora). Spora Aseksual (konidia) lahir secara eksternal pada ujung hifa

yang berkembang menjadi jamur baru.

= Deuteromikotina (Fungi imperfekta)

Kebanyakan anggota kelompok ini menyerupai askomises sevara

morfologi.

Contoh: Cryptococus neoformans (Filolobasidiella neoformans)

Contoh: 1. Spesis Epidermophyton

2. Sporothix

3. Canndida

= Zigomikotina (fikomises)

4

Page 5: Para Cocci Dio Do Mycosis

Miselum biasanya tidak bersekat, spora dalam jumlah terbatas dalam

sporogium. Hasil penyatuan secara seksual pada pembentukan sel tidur

berbentuk tebal yang disebut Zigospora.

Contoh: 1. Rhizopus nigrans (pathogen oportunis)

II. MIKOSIS YANG MENGENAI ORGAN DALAM

( MIKOSIS FROFUNDA/SISTEMATIK)

Jenis mikosis yang mengenai organ dalam biasanya disebabkan oleh jamur

tanah. Infeksi diperoleh melalui inhalasi dan sebahagian besar infeksi asimtomatis.

Pada penyakit yang simtomatik infeksi

dapat menyebar ke setiap organ, walupun

masing - masing jamur cenderung

menyerang organ tertentu. Jamur ini

kelihatan nya menyebabkan penyakit pada

orang tertentu, yang apabila menyebar dapat

berakibat fatal. Sifat genetic yang

menyebabkan perdisposisi terhadap infesi ini

belum dimengerti dengan jelas.

Gambar miselium ( sumber

http://tomvolkfungi.net/)

Semua jamur ini besifat dimorfik

yaitu mempunyai daya adaptasi morfologik

yang unik terhadap pertumbuhan dalam

jaringan atau pertumbuhan pada suhu 37ºC.

Yang temasuk dalam jamur ini adalah:

1. Coccidioides Immitis

Coccidioides immitis adalah jamur

tanah yang menyebabkan

5

Page 6: Para Cocci Dio Do Mycosis

Koksidoidomikosis. Infeksisnya bersifat endemic pada beberapa daerah kering

dibarat daya Amerika Serikat dan Amerika Latin. Biasanya

infeksi ini sembuh sendiri dan jarang yang mematiakan

2. Histoplasma Capsulatum

Histoplasma Capsulatum adalah jamur tanah dimorfik ( jamur yang memiliki

dua bentuk, hifa dan ragi yang berkembang pada kondisi yang berbeda ) yang

terdapat di Amerika Serikat. Jamur ini menyebabkan Histoplasma, suatu

mikosis intrasel pada system retikulerendotel.

3. Histoplasma capsulatum Var Duboissii

Histoplsma capsulatum Var Duboisii adalah varian dari H capsulatum dan

merupakan penyebab histoplasmosis di Afrika dan sangat

sedikit perbedaan dengan histoplasmatik klasik bila

menyerang paru-paru.

4. Blastomyces Dermatitidis

Blastomyces dermatitidis adalah suatu jamur dimorfik yang tumbuh dalam

jaringan mamalia sebagi sel bertunas dan dalam diakan pada suhu 20ºC

sebagai jamur. Jamur ini menyebabkaan blastomikosis suatu penyakit

granulomatosa kronik yang sampai kini hanya ditemukan di AS, Kanada, dan

Meksiko.

5. Paracoccidioides Brasiliensis

Paracoccidioides Brasiliensis akan dibahas secara lebih terperinci dalam

makalah ini.

6

Page 7: Para Cocci Dio Do Mycosis

III . PARACOCCIDIOIDES BRASILIENSIS

Paracoccidioides Brasiliensis adalah suatu jamur dimorfik yang

menyebabkan Paracoccidioidomycosis suatu mikosis

sistemati yang paling sering terjadi di Amerika Latin. Infeksi ini

ditemukan di 23 derajat lintang utara di Mexiko dan meluas ke bahagian selatan

Argentina.

Inhalasi dari conidia diduga merupakan jalan dari penularan dan umumnya

infeksis ini tidak memiliki symptom. Jamur ini bias tetap “dorman” selama bertahun

tahun dalam pembuluh lympe dan bisa timbul apabila system imunitas tubuh

menurun. Menurut data paracoccidiodomycosis biasanya mengimpeksi laki-laki lebih

sering dari wanira dengan perbandingan 15 : 1 Manusia di atas 30-an atau

pemuda dan remaja pada daerah miskin juga sering terinfeksi jamur ini. Infeksi lanjut

dimanifestasikan dengan ulcus yang menyebabkan rasa sakit yang sangat dan lesi pada

mulut atau bibir.

Beberapa penampakan klinikal lainya

termasuk lesi kulit ( cutaneus lesions),

lymphadenopathy, dysphagia, dan

suara yang serak. Gambaran klinikal di paru

adalah gambar paru-paru seperti terkena

tuberculosis, demam, berat tubuh menurun, dan

batuk yang sering dan berat terkadang disertai

muscus yang bercampur darah.

7

Page 8: Para Cocci Dio Do Mycosis

Beberapa spesies dari:

1. Paracoccidioides brasiliensis (dimorphic)

Aleurisma brasiliensis.

Blastomyces brasiliensis.

Coccidioides brasiliensis.

Coccidioides histosporocellularis

Lutziomyces histosporocellularis.

Monilia brasiliensis

Mycoderma brasiliensis

Mycoderma histosporocellularis

Zymonema brasiliense

2. Paracoccidioides loboi (obsolut)

III.A.MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI

Paracoccidioides Brasiliensis menyerupai Blastomyces dermatidis yaitu yang

terdapat dalam jaringan, nanah atau eksudat yang tampak sebagai sel bertunas dan

multinukleat ( 8 μm – 15 μm ) dengan dinding berbias ganda. Koloni pada agar darah

yang membentuk sel-sel ragi berdinding tebal (10–60 μm dalam jarigan ).

8

Page 9: Para Cocci Dio Do Mycosis

Pada suhu kamar P. brasiliensis berbentuk miselium dengan konodium yang

kecil. particularly Blastomyces, Paracoccidioides memiliki kepala yang banya, dinding

sel yang tipis, dan akar yang lempeng. Pada suhu 25 derajat coloni tmenyebar denga

micliun yang putih. Pada stabouraud agar mengambil masa 2-3 minggu untuk

berkembang.

III.B.FAKTOR PATOGENITAS DAN GAMBARAN KLINIK

Penularan jamur ini dengan cara inhasi atau terhirup yang lesi-lesi awalnya

terdapat dalam paru-paru. Penyebaran lanjutanya akan bergerak ke limpa, hati, selaput

mukosa, dan kulit. Infeksi asimtosis paru-paru dapat di ikuti dengan penyebaran

yang bisa mencapai berpuluh-puluh tahun, lesi-lesi selaput mukosa mulut yang berat

sering ditemukan .

Pembesaran kelenjar getah bening dan gastrointestinal mungkin merupakan

gejala yang dapat terlihat dan didiagnos. Secara histology terdapat granuloma dengan

bahagian tengah mengalami kaseasi atau pembentukan mikroabses. Organisme ini

sering ditemukan dalm sel-sel raksasa atau naanh dan selalu ditandai dengan banyak

tunas.

Tes kulit dapat dilakukan dengan Parakoksidiodin yaitu suatu filtrate steril

kaldu biakan lama dari organisme atau ekstrak dari fase ragi. Beberapa reaksi-silang

dapat terjadi dengan histoplasmin dan blastomisin.

III.C.PENYAKIT YANG DITIMBULKAN

Jamur ini dapat menyebabakan granuloma yang kronik pada membrane mukosa,

kulit dan system pernafasan.

Jamur Paracoccidioides Brasillensis adalah jamur infeksisus, adapun penyakit –

penyakit yang apat ditimbukan oleh jamur ini tersedia dalam tabel

9

Page 10: Para Cocci Dio Do Mycosis

PARACOCCIDIOIDOMYCOSIS

10

Page 11: Para Cocci Dio Do Mycosis

Gambar dan informasi didapat dari

htpp.www myccologyonline.org

dan Murray, Medical

Microbiology

III.D.CARA DIAGNOSA

Pada individu yang terkena

paracoccidioidomycosis

dilakukan suatu diagnosa.

Sebagaimana yang dijelaskan di

atas jamur ini dapat menginfeksi

saluran pernafasan, nasal, system

nervous, kulit dan saluran

pencernaan. Penyakit ini

berkembang yang hamper sama

dengan blastomycosis dan

coccidioidomycosis.

Lokasi Yang ditimbulkan  

Paru – paru Infeksi yang sistematik yang

disebabkan oleh jamur dimorfik

Paracoccidioides brasiliensis.

Yang paling umum lesi-lesi

yang sering dijumpai pada

jaringan mukosa bronchitis

System saraf

Meningitis dan

Pseudotumoral yang

kemudian meninggalkan abcesses,

granuloma, nodus, dan cysts. P.

brasilienses lebih sering

menyerang cerebral hemiper

(solitary atau multi granuloma)

dan bisa masuk ke cerebelum, pons,

bulb dan meninges dan jarang pada

spinal cord

Central nervous system

Menyebabakan hilang kesadaran

dan ganguan pernafasan yang akut

yang berakibat fatal. 

Jaringan limpa

Menimbulkan lesi pada saluran

pencernaan , lesi pada hati,

kelenjar adrenal dan tulang.

 

Mulut dan nasal

Rasa sakit sering berkembang

didaerah gusi, lidah, bibir, ronga

mulut yang berkembang bisa

dalam berminggu minggu atau

berbulan bulan

 

11

Page 12: Para Cocci Dio Do Mycosis

Dalam makalah ini kita akan membahas cara diagnosa jamur paracoccidioidomycosis

brasillensis, yang akan ditinjau dari:

a. Diagnosa dengan cara pemeriksaan lansung b. Diagnosa dengan cara kultur

c. Pemeriksaan Serologi

d. Diagnosa dengan mengunakan Hibridisasi DNA

e. Diagnosa dengan Skaning dan MRI

III.D.1.Diagnosa dengan cara pemeriksaan

Teknik pemeriksaan sangat tergantung pada syndrome klinik dengan

mencocokan tipe penyebab yang dicurigai.

Tidak satupun uji fisik dapat mengisolasi atau menyimpulkan dengan

sempurna suatu patogenesis penyakit. Informasi klinik samgatlah penting untuk

mikrobiologi diagnostic. Perlu diingat sebelum hasil test dari laboratorium diperoleh

dokter perlu memberitahu staff laboratorium mengenai diagnosa sementara ( jenis

infeksis dan penyakit yang dicurigai) yang termasuk data klinik, nama, alamat dan

nomoer tellepon dari dokter yang meminta .

Adapun cara yang dapat dilakukan sebagiberikut:

1. Infeksi Saluran pernapasan

Paracoccidioidomycosis adalah suatu

infeksi yang sistematik yang

disebabkan oleh jamur dimorfik

Paracoccidioides brasiliensis. lesi-

lesi yang sering dijumpai pada jaringan mukosa bronchitis.

12

Page 13: Para Cocci Dio Do Mycosis

Pada paru-paru sering ditunjukkan dengan gejala menyerupai tuberculosis

yang diikuti oleh demam, berat tubuh menurun, dan batuk yang sering dan

berat terkadang disertai muscus yang bercampur darah.

2. Neuroparacoccidioidomycosis yang menginfeksi system saraf

Adapun bentuk infeksi ini adalah meningitis dan pseudotumoral yang

kemudian meninggalkan abcesses, granuloma, nodus, dan cysts. P.

brasilienses lebih sering menyerang cerebral hemiper (solitary atau multi

granuloma) dan bisa masuk ke cerebelum, pons, bulb dan meninges dan

jarang pada spinal cord Tanda yang bisa dijumpai seperti cephalalgia,

kesulitan dalam berbicara, seizure dengan urinary yang tidak terkendali.

3. Neuroparacoccidioidomycosis pada central nervous system

Paracoccidioidomycosis pada system cerebrospinalis juga dapat dijumpai

dan telah banyak laporan jamur ini dapat menyebabkan hilang kesadaran

yang diikuti oleh ganguan pernafasan yang akut yang sering berakibat

berakibat fatal. 

4. Mucocutaneous paracoccidioidomycosis pada mulut dan nasal

Ulser yang menimbukan rasa sakit, yang sering berkembang didaerah gusi,

lidah, bibir, ronga mulut yang perkembangannya bisa dalam berminggu

minggu atau berbulan bulan

5. Lymphonodular paracoccidioidomycosis pada jaringan limpa

Haematogenes penyebaran dari P. brasiliensis bisa menimbulkan lesi pada

saluran pencernaan , lesi pada hati, kelenjar adrenal dan tulang. Ulcer lesi

pada bagian tonsil dengan edema( pembengkakan yang isa karena infeksi

maupun kurangnya protein dalam intrasel.

6. Infeksi paracoccidioidomycosis pada kulit

Untuk infeksi kulit biasanya di jumpai lesi pada jaringan kulit, yang bisa

ditandai dengan terbentuknya luka yang ber-lesi yang bisa mencapai 4 X

13

Page 14: Para Cocci Dio Do Mycosis

2 cm dijumpai pada supraclavicular. Gejala pada kuku yang kelihatan

lebih dan tebal dengang luas yang lebih kecil dan melengkung.

III.D.2.Diagnosa Dengan Cara Kultur

Dahak, eksudat, nanah, atau bahan lain dari lesi bisa diambil pada orang yang

disuspek atau terinfeksi jamur P.brasillensis. Beberapa aturan tentang pengambilan

bahan laboratorium yang selayaknya dikkuti adalah:

Jumlah harus Adekuat

Contoh harus dapat mewakili infesius

Kontaminasi harus dicegah dand guanakan alat yang steril

Bahan yang dibawa ke laboratorium harussegera di periksa, dengan

menggunakan transport khusus mungkin dapat membantu.

Bahan yang harus di ambil sebelum obat diberikan

( jawetz, MD hal684)

Bahan yang diambil dari suspek paracoccidioidomycosis harus di inoculasi ke

media yang utama, media ini adalah Agar infuse otak-jantung dengan 5% darah

kambing ( bisa pakai antibiotic atau tidak) atau Agar dextrose Sabouraud.

Pembenihan ini dibuat dari bahan sayuran yang merupakan habitat alami umum jamur

baik yang infeksius maupun yang non-infeksisus.

Biakan lazimnya dilakukan dalam set berpasangan Proses yang pertumbuhan

yang lambat dengan warna koloni tebal yang keputihan dan salah satu set inkubasi

pada 25 - 30˚C dan set yang lain adalah 37˚C. Jamur ini terlihat

seperti budding yeast dengan cel berdiameter 12-14 μm dengan pusat yang di kelilingi

blastoconidia ( sejenis akar ) dengan berbagai ukuran yang menempel pada pusat sel

atau batang seperti akar pada pohon-pohon monokotil

III.D.3.Pemeriksaan Serologi

14

Page 15: Para Cocci Dio Do Mycosis

Sistem imunologik yang dirancang untuk mendeteksi antigen mikroorganisme

dapat digunakan dalam mendiagnosa infeksi spesifik. Parakoksidioidin, Uni Imuno

Enzim (EIA) termasuk Uji Imunoasorben terkait-enzim (ELISA) dan uji aglutinasi

untuk mendeteksi antigen dapt digunakan di klinik.

Parakoksidioidin digunakan sebagai test antigen pada infeksi jamur

paracoccidioidomycosis, pada orang yang sehat tidak menunjukkan bahwa jaringan

terserang oleh penyakit dan apabila terjangkit maka titer ikatan komplemen 1:2048 atau

lebih dapat dijumpai pada orang yang terinfeksi aktif. Pada tes imunodifusi dua garis

presipitin yang beratas tegas dikatakan diagnostic positif parakoksidioidomikosis.

Prinsip uji EAI dapat ditinjau sbb:

1. Suatu cara yang sering digunakan adalah dengan mengikat antibody penangkap

dengan perigi pendulang mikrodilusi plastic( 2 hal 686) bahan di inkubasi dalam

perigi dan dilanjutkan dengan pembilasan perigi. Antigen. Peambahn subtract

untuk ezim memungkinkan mendeteksi antigen melalui reaksi kolorimetrik

2. Prisnsip lain adalah immunoblotting (“westen blot”) dengan cara menempatkan

antigen tertentu pada pota kertas nitroselulosa.

Uji aglutinasi leteks terutama untuk mendeteksi antigen karbohidrat atau

glikopolisakarida dari mikroorganisme yang terekapsulasi. Adapun cara yang bisa

digunakan adalah

Antibodi spesifik-antigen ( poliklonal atu monoclonal ) defiksasi dengan mengunakan

beads (mani-manik) lateks.

1. Setelah penambahan beads lateks natibodi yang berikatan dengan antigen pada mikroba membentuk strktur kis dan timbul agllutinasi dari beads.

2. Koagulasi sering dijumpai.

III.D.4.Diagnosa dengan mengunakan Hibridisasi DNA

15

Page 16: Para Cocci Dio Do Mycosis

Prinsip yang melatar belakangi diagnosa molekuler adalah hibridisasi Pemeriksaan

Asam Nukleat yang khas dimiliki tiap tiap indipidu. Bahan DNA atau RNA yang

telah dinaturasi deberi label kemudian di test. Test yang digunakan adalah reaksi

rantai polymerase (PCR).

Test ini sangat efektik dari banyak segi salah satunya karena keakuratanya. Test

DNA atau RNA sesuatu yang lebih mudah dilakukan pada masa sekarang, khususnya

kalau kita dihadapkan pada bakteri yang sangat sulit di kulturkan. Teknik ini berkembang

sangat pesat dengan keakuratan yang bisa dikatakan 100% disamping biaya yang

semakin murah, teknisi yang mengetahui tetang test DNA ini semakin banyak dan

terkualifikasi.

III.D.5.Diagnosa dengan Scaning dan MRI

Cara ini banyak dilakukan untuk mengetahui efek dari infeksi jamur

paracoccioidimicosis Brasilliensis dan bisa juga di gunakan sebagai penetuan stadium

dari infeksi.

Dalam makalah ini kita akan membahas cara diagnosa jamur paracoccidioidomycosis

brasillensis, yang akan ditinjau dari:

IV. Cara Pecegahan dan Pengobatan

Dengan mengetahui simtome yang terjadi seperti disebutkan diatas dimana bisa

ditermukan lesi danruam disekitar mulut, orban pernafasan oragan penncernaan maka

kita dapat melakukan pengobatan yang tepat dan berguna.

Pencegahan yang bisa dilakukan adalah kebersihan lingkungan dan kesehatan

tubuh yang baik khussunya pada daerah endemic dan lingkungan yang kumuh. Pathogen

jamur ini sering ditemukan ditanah dan bisa meninfeksi manusia yang melakukan kontak

deganya. Pengunaan alas kaki atau sepatu merupakan pencegahan yang minimal tetapi

16

Page 17: Para Cocci Dio Do Mycosis

penting. Degan memakan makanan yang sehat juga dapat meningkatakan ketahanan

system imun untuk mengeliminasi jamur yang masuk.

Pengobatan degan infeksi jamur ini biasanya sudah pada stadium menengah atau

parah karena banyaknya diagnosa yang salah pada mulanya. Pada infeksi

Paracocidiodomycosis maka pengobatan dapat dilakukan dengan obata anti jamur

Adapun obat obat yang dapat digunakan untuk pencgahan dan pengobatan infeksi

penyakit ini adalah

1. Untuk pengobatan neuroparacoccidioidomycosis pada umumnya digunakan

amphotericin B intravena dan intratekeal yang dipadukan dengan sulfonamides

baisanya menghasilkan efek farmakologi yang baik.

2. Ketoconazol telah digunakan pada banyak kasus tetapi sangat disayangkan

banyak kasus yang kurang sukses. Pengunaan obat ini dikarenakan banyk terdedia

dan condisi ekonomi pasien yang kurang mampu. Dengan pengobatan 5-12 bulan

biasanya dapat menobati infeksi kronik yang terjadi pada paru-paru denga

persentase 88-95% keberhasilan.

3. Fluconazole 200-400 mg/hari sekurangya selam 2 bulan atau denga durasi 5

bulan adalah pengobatan yang efektif. Dari 29 orang yang diteliti terdapat 27

orang yang sembuh. Obat azole ini mampu menembus jaringan darah dan masuk

kedalam sawar otak sehingga baik digunakan untuk infeksi nervous seitem.

4. Tersedia juga Itraconazol sebagai obat alternative untuk infeksi

Paraccocidioidomycosis. Hampir semua pasien yang diberi obat itraconazole 50-

100 nmg/hari dengan rentang waktu 6 bulan menampakan perbaikan yang sangat

menyenangkan dan sembuh. ( Htpp: www, scelio. Com dan Htpp: www.

Fungusworld. Com)

Jenis obat anti jamur kelompok azol biasanya sangat efektive untuk menghambat

pertumbuhan jamur infeksi. Cara kerja bahan anti jamur kelompok azol in

bekerja dengan cara merusak kemantapan membrane dengan

menghambat biosintesis ergeterol yang diperlukan oleh membrane sel

17

Page 18: Para Cocci Dio Do Mycosis

jamur sehingga mengakibatkan kebocoran membran melewatkan ion K +,

gula dan protein.

VII. EPIDEMOLOGI

Penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki daripada perempuan. Usia di atas

30-an juga usia yang umum ditemukakn penyakit ini. Bisa atau sering juga menyerang

para indipidu muda pada daerah yang sanitasinya kurang dan daerah miskin. Negara

seperti Brasil, Paraguai, Venezuella, Bolivia, mexico, peru dan lainya. Organisme ini

sangat jarang bisa di isolasi dari tanah dan penelitian tentang jamur ini masih terus

berkembang.

VIII.KESIMPULAN

Fungi adalah bentuk kehidupan yang sangt istimewa sehingga fungi

ditempatkan pada kingdom tersendiri dalam Taksonom. Dari segi mencari makan maka

di golongkan tiga bahagian yaitu: Saprofit, Parasit dan Mutualisme. Para alhi

mengklasifikasikan jamur menjadi empat kelas atas dasar perkawinan Askomikotina,

Basidiomikotina, Deuteromikotina, Zigomikotin. Kebanyakan jamur terdapat di alam

dan tumbuh dengan mudah bila terdapat sumber nitrogen dan kadar karbohidrat,

media yang baik untuk menumbuhkan jamur Paracoccidoides adalah Agar Sabouraud

yang mengandung glukosa dan ekstra sapi ( pH 5,0 ).

Tubuh fungi yang vegetatif yang dimilikinya umumnya berfungsi untuk

mencari sumber makanan termasuk jaringan hidup dan tidak dapat membuat makannya

sendiri karena tidak mempunyai organel sel yang dapat mengubah energi. Dalam

dunia jamur yang parasit di kenal “ Hifae” ( tunggalnya disebut hifa) yang bisa

diartikan sebagai akar untuk tumbuhan. Hifa dimodifikasi sebagai haustoria yaitu

ujung hifa yang mikro yang dapar menembus jaringan bahkan sel inang sehingga

merugikan Hifa ini kemudian membentuk miselium ( jamk-nya miselia) yaitu suatu

penjaring makanan di tempat organisme ini berada

18

Page 19: Para Cocci Dio Do Mycosis

Mikosis yang mengenai organ dalam dibagi atas lima yaitu: Coccidioides

immitis adalah jamur tanah yang menyebabkan Koksidoidomikosis, Histoplasma

Capsulatum adalah Jamur ini menyebabkan Histoplasma, suatu mikosis intrasel pada

system retikulerendotel, Histoplsma capsulatum Var Duboisii adalah varian dari H

capsulatum, Blastomyces dermatitidis adalah Jamur ini menyebabkaan blastomikosis

suatu penyakit granulomatosa kronik yang sampai kini hanya ditemukan di AS,

Kanada, dan Meksiko. dan yang terahir Paracoccidioides Brasiliensis

Paracoccidioides Brasiliensis menyerupai Blastomyces dermatidis yaitu yang

terdapat dalam jaringan, nanah atau eksudat yang tampak sebagai sel bertunas dan

multinukleat ( 8 μm – 15 μm ) dengan dinding berbias ganda. Koloni pada agar darah

yang membentuk sel-sel ragi berdinding tebal (10–60 μm dalam jarigan ).

Penularan jamur ini dengan cara inhasi , penyebaran lanjutanya akan bergerak ke limpa,

hati, selaput mukosa, dan kulit.

Cara diagnosa jamur paracoccidioidomycosis brasillensis, yang akan ditinjau

dari: Diagnosa dengan cara pemeriksaan lansung, cara kultur, Pemeriksaan Serologi ,

Hibridisasi DNA, dan skaning dan MRI.

Epidemologi jamur ini terdapat pada daerah daerah aerah pedesan di Amerika Latin dan

Amerika bagian selatan sepertti Brazil, Venezuela, meksico dan lainnya yang sering

menjangkiti para petani dan masyarakat yang miskin.

19

Page 20: Para Cocci Dio Do Mycosis

V DAFTAR PUSTAKA

1. Clinical Dermatology, Diaseas of the Skin 8 Ed …………oleh Arnold Odom and

James Andrew.

2. Campbell-Reece-Mitchell…………………Edisi ke-5 Jjilit- 3 1999 oleh Neil A.

Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell

3. Basic Microbiology Fith Edition Publish by Harper & Row 1687……oleh Wesley

A. Volk and Margaret F. Wheeler

4. Htpp: www Fungionline.org

5. Htpp: www scielo org

6. Htpp: www botany.wish Edu

20