BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulator normal. Nodul-nodul regenerasi ini dapat berukuran kecil (mikronodular) atau besar (makronodular). Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intrahepatik, dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertahap.¹ Insiden penyakit ini sangat meningkat sejak Perang Dunia II, disebabkan oleh insiden penyakit hepatitis virus yang meningkat, namun yang lebih bermakna akibat peningkatan konsumsi alkohol. Alkoholisme merupakan satu-satunya penyebab terpenting sirosis.¹ Peningkatan tekanan darah merupakan penyakit yang banyak dijumpai, menyerang sekitar 15% penduduk AS (60 juta orang).Meskipun banyak penduduk ini tanpa gejala, hipertensi kronik-sistolik ataupun diastolik dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, infark miokard, kerusakan ginjal dan cedera serebovaskular.Insidens morbiditas sangat menurun jika hipertensi terdiagnosis lebih awal dan diobati dengan baik. 3 Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur hati yang
normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak
berkaitan dengan vaskulator normal. Nodul-nodul regenerasi ini dapat berukuran kecil
(mikronodular) atau besar (makronodular). Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah
intrahepatik, dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati secara
bertahap.¹
Insiden penyakit ini sangat meningkat sejak Perang Dunia II, disebabkan oleh insiden
penyakit hepatitis virus yang meningkat, namun yang lebih bermakna akibat peningkatan
konsumsi alkohol. Alkoholisme merupakan satu-satunya penyebab terpenting sirosis.¹
Peningkatan tekanan darah merupakan penyakit yang banyak dijumpai, menyerang
sekitar 15% penduduk AS (60 juta orang).Meskipun banyak penduduk ini tanpa gejala,
hipertensi kronik-sistolik ataupun diastolik dapat menyebabkan gagal jantung kongestif,
infark miokard, kerusakan ginjal dan cedera serebovaskular.Insidens morbiditas sangat
menurun jika hipertensi terdiagnosis lebih awal dan diobati dengan baik.3
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara
lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai
target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.2
Data epidemiologis menunjukan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia
lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah,
dimana baik hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi sitolik dan diastolik sering
timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia >65 tahun, selain itu, laju pengendalian
tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam dekade terakhir tidak menunjukan
kemajuan lagi (pola kurva mendatar) dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai
34% dari seluruh pasien hipertensi.2
Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-
negara yang sudah maju. Data dari the national health and nutrition examination survey
(NHNES) menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000 insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65juta orang hipertensi diamerika.2
1
BAB II
1. SIROSIS HATI
1.1 Definisi
Sirosis adalah suatau keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis
hepatik dan berlagsung progresif, ditandai dengan kelainan bentuk hepar dan pembentukan
nodul.Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular.2
Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi dua, pertama sirosis hati kompensata yaitu, belum
ada gejala klinis yang nyata, dan sirosis hati dekompensata yaitu, sirosis hati yang disertai
dengan gejala dan tanda klinis yang jelas.2
1.2 Klasifikasi dan Etiologi
Sirosis secara konvensional diklasifikasi sebagai :
1. Makronodular (besar nodul lebih dari 3mm)
2. mikronodular (besar nodul kurang dari 3mm)
3. Campuran makro dan mikronodular.2
Penyebab dari sirosis hati dapat dikelompokkan menjadi 4 penyebab antara lain :
dosis pada orang dewasa 25-200 mg/hr dan anak-anak 3 mg/hr
sediaan : tablet
cara pemberian : oral
5. Triamteren
Dosis : 100-300 mg/hari
Sediaan ; kapsul
Cara pemberian ; oral
- Penyekat β
1. Atenolol
Dosis : 50-100 mg/hari
Sediaan : tablet
2. Labetalol
Dosis : 100 mg/hari, dosis maksimum 2400 mg/hari
Sediaan : tablet
Cara pemberian : oral
3. Metoprolol
Dosis : 100-200 mg/hari
Sediaan : tablet
4. Nadolol
Dosis : 40 mg/ hari , dosis maksimum 240 mg/hari
Sediaan : tablet
Cara pemberian : oral
5. Propranolol
Dosis : 10 mg/hari
Sediaan : tablet
6. Timolol
26
Dosis : 5-10 mg
Sedian ; tablet
Cara pemberian : oral
- Inhibitor ACE
1. Benazepril
Dosis : 5-10 mg/hari
Sediaan : tablet
2. Captopril
Dosis : 12,5-25 mg/hari
Sediaan : tablet
3. Enalapril
Dosis : 10-40 mg/hari
Sediaan : tablet
4. Fosinopril
Dosis : 10 mh/hari, dosis maksimum : 40 mh/hari
Sediaan : kaplet
Cara pemberian oral
5. Lisinopril
Dosis : 2,5-40 mh/hari
Sediaan : tablet
6. Ramipril
Dosis : 2,5-15 mg/hari
Sediaan : tablet
7. Quinapril
Dosis : 5-20 mg/hari
Sediaan : tablet
8. Moeksipril
Dosis : 7,5 – 15 mh/hari
Sedia : tablet
- Angiotensin antagonis II
1. Losartan
Dosis : 25 mg / hari, maksimum 100 mg/hari
27
Sediaan : tablet
Cara pemberian ; oral
- Penyekat kanal kalsium
1. Amlodipin
Dosis : 5-10 mg/hari
Sediaan : tablet
2. Diltiazem
Dosis :
Sediaan :
3. Felodipin
Dosis : 2,5-10 mg/hari
Sediaan : tablet
4. Isradipin
dosis : 4 x 30 mg/ hari
sediaan : tablet
cera pemberian : oral
5. Nitedipin
Dosis : 30 mg/hari
Sediaan : tablet dan botol infus
6. Nisodipin
Dosis :
Sediaan :
7. Verapamil
Dosis :
Sediaan :
- Penyekat α
1. Doksazosin
Dosis : 1mg/hari
Sediaan : tablet led
2. Prazosin
Dosis :
28
Sediaan :
3. Terazosin.3
Dosis :
Sediaan :
2.9 Pemantauan
Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus datang kembali untuk evaluasi
lanjutan dan pengaturan dosisi obat sampai target tekanan darah tercapai. Setelah tekanan
darah tercapai dan stabil, kunjungan selanjutnya dengan interval 3-6 bulan, tetapi frekuensi
kunjungan ini juga ditentukan oleh ada tidaknya komorbiditas seperti gagal jantung, penyakit
yang berhubungan dengan diabetes, dan kebutuhan akan pemeriksaan laboratorium.2
Penyebab hipertensi resisten2
1. Pengukuran tekanan darah yang tidak benar
2. Dosis belum memadai
3. Ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat antihipertensi
- Asupan alkohol berlebih
- Kenaikan berat badan berlebih
4. Ketidakpatuhan pasien dalam memperbaiki pola hidup
- Asupan garam berlebih
- Terapi diuretika tidak cukup
- Penurunan fungsi ginjal berjalan progresif
5. Kelebihan volume cairan tubuh
6. Adanya terapi lain
7. Adanya penyebab hipertensi lain/sekunder.2
Jika dalam 6 bulan target pengobatan (termasuk target tekanan darah) tidak tercapai,
harus dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis atau subspesialis. Bila
selain hipertensi ada kondisi lain seperti diabetes melitus atau penyakit ginjal, baik american
diabetes association (ADA) maupun international society of nephrology (ISN) dan NKF
menganjurkan rujukan kepada seorang dokter ahli jila laju filtrasi glomerulus mencapai < 60
ml/men/1,73 m2 atau jika ada kesulitan dalam mengatasi hipertensi atau hiperkalemia, serta
29
rujukan kepada konsultan nefrologi jika laju filtrasi glomerulus mencapai < 30 ml/men/1,73
m2 atau lebih awal jika pasien berresiko mengalami penurunan fungsi ginjal yang cepat atau
diagnosis dan prognosis pasien yang diragukan.2
Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup. Penghentian pengobatan cepat
atau lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan darah sampai seperti sebelum dimulai
pengobatan hipertensi. Walaupun demikian, ada kemungkinan untuk menurunkan dosi
jumlah obat antihipertensi secara bertahap bagi pasien yang diagnosis hipertensinya sudah
pasti serta tetap patuh terhadap pengobatan nonfarmakologis. Tindakan ini harus disertai
dengan pengawasan tekanan darah yang ketat.2
BAB III
KESIMPULAN
Sirosis merupakan penyakit hati yang kronis biasanya akibat infeksi hepatitis kronis akibat alkoholisme.2
Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi dua, pertama sirosis hati kompensata yaitu, belum ada gejala klinis yang nyata, dan sirosis hati dekompensata yaitu, sirosis hati yang disertai dengan gejala dan tanda klinis yang jelas.2
Penyebab sirosis adalah alkoholisme, infeksi hati kronis dan dapat menyebabkan komplikasi seperti varises oesofagus, asites, dan ensefalopati hepatik.
Hipertensi merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic sekitar 140
mmhgdan diastolic sekitar 90 mmhg (Wilson LM,1995).1
klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.2
Faktor-faktor yangdapat menyebabkan kenaikan tekanan darah antara lain lingkungan
seperti cara hidup dengan stres, diet tinggi natrium, kegemukan, dan merokok,
merupakan faktor predisposisi pribadi terjadinya hipertensi.3
Pengaobatan hipertensi ada 2 cara nonfarmokologi dan farmokologi.2
30
LAPORAN KASUS
STATUS ORANG SAKIT
Anamnesa Pribadi
Nama : Ny Rokaya
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status Kawin : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gg. Abdul manan,Dusun 5
Suku : Jawa
Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama :
Perut membesar
Telaah :
Os datang ke IGD RS Haji Medan dengan keluhan perut membesar.Perut membesar
dirasakan oleh Os sejak ± 2bulan sebelum masuk rumah sakit. Perut dirasakan makin
membesar dan menyesak terutama sejak 1 minggu ini. OS mengeluh adanya nyeri di daerah
ulu hati sejak 1 minggu ini. OS ada mencret dalam 1 minggu ini dengan frekuensi 2 kali/hari,
BAB lebih cair ada ampas, berwana kuning kecoklatan dengan volume ½ gelas agua. Os juga
merasakan mual yang hilang timbul, mual semakin parah bila perut os kosong dan semakin
berkurang bila os makan. Tetepi os tidak muntah (-).
Demam(-),batuk kering (+), nafsu makan menurun (+), minum(+), BAK (+) warna
kuning pekat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi± 2 tahun
31
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Riwayat Pemakaian Obat
Tidak jelas
Anamnesa Umum
Badan kurang enak : Ya Tidur : Biasa
Merasa capek/lemas : Ya Berat badan : Menurun
Merasa kurang sehat : Ya Malas : Ya
Menggigil : tidak Demam : Tidak
Nafsu makan : Menurun Pening : Ya
Anamnesa Organ
1. Cor
Dyspnoe d’effort : Tidak Cyanosis : Tidak
Dyspnoe d’repos : Tidak Angina pectoris: Tidak
Oedema : Tidak Palpitasi cordis : Tidak
Nycturia : Tidak Asma cardial : Tidak
2. Sirkulasi Perifer
Claudicatio intermitten : Tidak Gangguan Tropis : Tidak
Sakit waktu istirahat : Tidak Kebas-kebas : Tidak
Rasa mati ujung jari : Tidak
3. Tractus Respiratorius
Batuk : Tidak Stridor : Tidak
Berdahak : Tidak Sesak nafas : Tidak
Hemaptoe : Tidak Suara parau : Tidak
Sakit dada waktu bernafas : Tidak
Pernafasan cuping hidung : Tidak
4. Tractus digestivus
32
A. Lambung
Sakit di epigastrium Sendawa : Tidak
Sebelum/sesudah makan : Tidak Anoreksia : Tidak
Rasa panas di epigastrium : Tidak Mual-mual : Ya
Muntah (freq,warna,isi,dll) : Tidak Dysphagia : Tidak
Hematemesis : Tidak Foetor ex ore : Tidak
Ructus : Tidak Pyrosis : Tidak
B. Usus
Sakit di abdomen : Ya Melena : Tidak
Borborygmi : Tidak Tenesmi : Tidak
Defekasi : Ya Flatulensi : Tidak
Obstipasi : Tidak Haemorroid : Tidak
Diare : Tidak
C. Hati dan saluran empedu
Sakit perut kanan : Tidak Gatal-gatal di kulit : Tidak
Memancar ke Asites : Ya
Kolik : Tidak Oedema : Tidak
Icterus : Ya Berak dempul : Tidak
5. Ginjal dan saluran kencing
Muka sembab : Tidak
Sakit pinggang memancar ke : Tidak
Kolik : Tidak Oliguria : Tidak
Miksi : normal Anuria : Tidak
Polyuria : Tidak Polaksuria : Tidak
6. Sendi
Sakit : Tidak Sakit di gerakkan : Tidak
Sendi kaku : Tidak Bengkak : Tidak
Merah : Tidak Stand abnormal : Tidak
33
7. Tulang
Sakit : Tidak Fraktur spontan : Tidak
Bengkak : Tidak Deformasi : Tidak
8. Otot
Sakit : Tidak Kejang-kejang : Tidak
Kebas-kebas : Tidak Atrofi : Tidak
9. Darah
Sakit dimulut dan di lidah: Tidak Muka pucat : Tidak
Mata berkunang-kunang : Tidak Bengkak : Tidak
Pembengkakan kelenjar : Tidak Penyakit darah : Tidak
Merah di kulit : Tidak Pendarahan sub kutan : Tidak
10. Endokrin
A. Pankreas
Polidipsi : Tidak Pruritus : Tidak
Polifagi : Tidak Pyorrhea : Tidak
Poliuri : Tidak
B. Tiroid
Nervositas : Tidak Struma : Tidak
Exoftalmus : Tidak Miksoderm : Tidak
C. Hipofisis
Akromegali : Tidak Distrofi adipos kongenital : Tidak
11. Susunan Syaraf
Hipoastesia : Tidak Sakit kepala : Tidak
Parastesia : Tidak Gerakan tics : Tidak
Paralisis : Tidak
34
12. Panca Indra
Penglihatan : Normal Pengecapan : Normal
Pendengaran : Normal Perasaan : Normal
Penciuman : Normal
13. Psikis
Mudah tersinggung : Tidak Pelupa : Tidak
Takut : Tidak Lekas marah : Tidak
Gelisah : Ya
14. Keadaan sosial
Pekerjaan : IRT
Hygiene : Baik
Anamnesa penyakit terdahulu :Hipertensi ± 2 tahun
Riwayat pemakaian obat : Tidak jelas
Anamnesa makanan
Nasi : freg2x/hari Sayur-sayuran : Ya
Ikan : Ya Daging : Ya
Anamnesa Family
Penyakit-penyakit family : Tidak ada
Peyakit seperti orang sakit : Tidak ada
Anak-anak 7, hidup 7, mati 0
Keadaan umum
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Temperatur : 37o C
Pernafasan : 20 kali per menit, reguler, tipe thorakal abdominalis
Nadi : 80kali per menit, regular
35
Keadaan Penyakit
Anemia : Tidak Eritema : Tidak
Ikterus : Ya Turgor : Baik
Sianose : Tidak Gerakan aktif : Tidak
Dispnoe : Tidak Sikap tidur paksa : Tidak
Edema : Tidak
Keadaan Gizi
BB : - TB : -
BBRBW = x 100 % = Tidak bisa ditimbang karena os susah untuk duduk
TB – 100 dan berdiri
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
1. Kepala
Pertumbuhan rambut : Baik
Sakit kalau dipegang : Tidak
Perubahan lokal : Tidak
a. Muka
Sembab : Tidak Parase : Tidak
Pucat : Tidak Gangguan lokal : Tidak
Kuning : Tidak
b. Mata
Stand mata : Simetris Ikterus : Tidak
Gerakan : Otoforik Anemia : Tidak
Exoftalmus : Tidak Reaksi pupil : Isokor
Ptosis : Tidak Gangguan lokal : Tidak
36
c. Telinga
Sekret : Tidak Bentuk :Normal
Radang : Tidak Atrofi : Tidak
d. Hidung
Sekret : Tidak Benjolan-benjolan : Tidak
Bentuk : Normal
e. Bibir
Sianosis : Tidak Kering : Tidak
Pucat : Tidak Radang : Tidak
f. Gigi
Karies : Tidak Jumlah : 28
Pertumbuhan : Normal
g. Lidah
Kering :Tidak Beslag : Tidak
Pucat : Tidak Tremor : Tidak
h. Tonsil
Merah : Tidak Angina lakunaris : Tidak
Bengkak : Tidak Beslag : Tidak
2. Leher
Inspeksi :
Struma : Tidak Tortikalis : Tidak
Kelenjar bengkak : Tidak Venektasi : Tidak
Pulsasi vena : Tidak tampak
Palpasi :
Posisi trachea : Medial
Tekanan vena jugularis : R-3 cmH20
Sakit / nyeri tekan : Tidak
Kosta servikalis : Tidak
37
3. Thorax depan
Inspeksi :
Bentuk : Fusiformis Venektasi : Tidak
Simetris/asimetris : Simetris Pembengkakan : Tidak
Bendungan vena : Spider nevi Pylsasi verbal : Tidak
Ketinggalan bernafas : Tidak Mammae : Simetris
Palpasi :
Nyeri tekan : Tidak ada
Fremitus suara : Stem Fremitus sin = dex
Fremissement : Tidak
Iktus : Tidak Teraba
a. Lokalisasi : Tidak
b. Kuat angkat : Tidak
c. Melebar : Tidak
d. Iktus negatif : Tidak
Perkusi :
Suara perkusi paru : Sonor
Batas paru hati Gerakan bebas : 1cm
a. Relatif : ICS V dextra
b. Absolut : ICS VI dextra
Batas jantung
Atas : ICS III sinistra
Kanan : Linea parasternal dextra
Kiri : ICS IV midclavikula sinistra
Auskultasi
Paru-paru
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : Tidak ada
Cor
Heart rate : 80 kali per menit
38
Suara katup : M1 > M2 A2 > A1
P2 > P1 A2 > P2
Suara tambahan : Tidak ada
4. Thorak belakang
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : Tidak
Simetris : Simetris Ketinggalan bernafas : Tidak
Benjolan : Tidak Venektasi : Tidak
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak Penonjolan : Tidak
Fremitus suara : Stem Fremitus sin = dex
Perkusi
Suara perkusi paru : sonor
Auskultasi Suara pernafasan : Vesikuler Suara tambahan : Tidak ada
5. Abdomen
Inspeksi
Bengkak : ya, simetris
Venektasi/pembentukan vena : Tidak
39
Gembung : Tidak
Sirkulasi collateral : Ya
Pulsasi : Tidak
Palpasi
Defens muskular : Tidak
Nyeri tekan : Tidak
Lien : Tidak Teraba
Ren : Tidak Teraba
Hepar teraba/tidak, pinggir - konsistensi permukaaan - nyeri tekan -
Perkusi
Pekak hati : Tidak
Pekak beralih : Ya
Auskultasi
Peristaltik usus : 5 kali / menit
6. Ekstermitas
1. Atas Kanan Kiri
Bengkak : Tidak Tidak
Merah : Tidak Tidak
Stand abnormal : Tidak Tidak
Gangguan fungsi : Tidak Tidak
Tes rumpelit : Tidak Tidak
2. Bawah Kanan Kiri
Bengkak : Tidak Tidak
Merah : Tidak Tidak
Oedema : Tidak Tidak
Pucat : Tidak Tidak
Gangguan fungsi : Tidak Tidak
Varises : Tidak Tidak
40
Pemeriksaan Laboratorium Darah
Hemoglobin 9,9gr %
Leukosit 17.700 mm3
LED 78mm/jam
Eritrosit 2.7 mm3
Trombosit 62.000
Hematokrit 28,5 %
Gula Darah Sewaktu 96 mg/dl
Ureum 44 mg/dl
Kreatinin 1.85 mg/dl
Bilirubin total 5,78 mg/dl
Bilirubin direct 3,47 mg/dl
AST (SGOT) 50 U/I
ALT (SGPT) 5 U/I
Protein total 7,66 g/dl
Albumin 1,74 g/dl
Globulin 4,27 g/dl
RESUME
Anamnesa
Keluhan utama : Perut membesar
Telaah :
Os datang ke IGD RS Haji Medan dengan keluhan perut membesar.Perut membesar
dirasakan oleh Os sejak ± 2bulan sebelum masuk rumah sakit. Perut dirasakan makin
membesar dan menyesak terutama sejak 1 minggu ini. OS mengeluh adanya nyeri di daerah
ulu hati sejak 1 minggu ini. OS ada mencret dalam 1 minggu ini dengan frekuensi 2 kali/hari,
BAB lebih cair ada ampas, berwana kuning kecoklatan dengan volume ½ gelas agua. Os juga
merasakan mual yang hilang timbul, mual semakin parah bila perut os kosong dan semakin
berkurang bila os makan. Os juga merasakan batuk kering (+), nafsu makan menurun (+),