Top Banner
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN 1 PSAK – Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan Bagus Setiawan, Grace M. Hasibuan, Jemma Regan, Maman Abdurohman, Widya Martono 7A Reguler: Kelompok 3
41

paper kel 3

Nov 22, 2015

Download

Documents

Abahna Aslan

paper seminar akuntansi keuangan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PSAK Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan1Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan29PSAK Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan KeuanganBagus Setiawan, Grace M. Hasibuan, Jemma Regan, Maman Abdurohman, Widya Martono7A Reguler: Kelompok 3AbstrakStandar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu pedoman dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS dan IFRS. Di dalam PSAK ini, terdapat beberapa kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan.Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Di dalamnya meliputi tujuan disusunnya laporan keuangan, asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penyususnan laporan keuangan, karakteristik kualitatif yang dijadikan acuan dalam penyusunan laporan keuangan, unsur-unsur yang dicatat dicatat dalam laporan keuangan, kriteria-kriteria yang dijadikan acuan sebagai titik pengakuan hingga sebuah pos bisa dikemukakan dalam laporan keuangan, kriteria-kriteria pengukuran atas unsur-unsur yang yang dikemukakan dalam laporan keuangan, serta tentang konsep modal dan pemeliharaan modal.Dalam kaitannya dengan IAS/IFRS, Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial Reporting Standard), saat ini Indonesia telah resmi menerapkan PSAK Konvergensi IFRS per 1 Januari 2012. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) ke dalam PSAK, maka PSAK mengacu pada kerangka konseptual IFRS tersebut. IAI sendiri memilih konvergensi dari para adaption dan adoption sebab tidak semua standar IFRS tersebut dicontek habis dan diubah menjadi PSAK, melainkan standard baru yang dibuat hanya mempertimbangkan keadaan yang berlaku.

PSAK Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

1. PENDAHULUAN1.A. Tujuan dan Peranana. merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal (komite penyusun SAK, penyusun LK, auditor, dan para pemakai LK);b. bukan standar akuntansi keuangan dan karenanya tidak mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu;c. Dalam hal terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi keuangan, maka ketentuan standar akuntansi keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini;d. Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan pengalaman komitepenyusun standar akuntansi keuangan dalam penggunaan kerangka dasar tersebut.1.B. Ruang Lingkupa. Tujuan laporan keuangan;b. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;c. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan; dand. konsep modal serta pemeliharaan modal.1.C. Pemakai dan Kebutuhan Informasia. Investor. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.b. Karyawan. Mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, serta informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada, perusahaan.f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajakdan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.g. Masyarakat.Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2. TUJUAN LAPORAN KEUANGANTujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisikeuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yangdipercayakan kepadanya.2.A. Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan Posisi KeuanganPara pemakai dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik kalau mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Informasi posisi keuangan terutama disediakandalam neraca. Informasi kinerjaterutama disediakan dalam laporan laba rugi. Dalam laporan keuangan, informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri.

2.B. Catatan dan Skedul TambahanLaporan keuangan juga menampung catatan dan skedul tambahan serta informasi lainnya. Misalnya, laporan tersebut mungkin menampung informasi tambahan yang relevan dengan kebutuhan pemakai neraca danlaporan laba rugi. Mungkin pula mencakupi pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi perusahaan dan setiap sumber daya dan kewajiban (obligation) yang tidak dicantumkan dalam neraca (seperti cadangan mineral). Informasi segmen segmen industri dan geografi serta pengaruhnya pada perusahaan akibat perubahan harga dapat juga disediakan dalam bentuk informasi tambahan.

3. ASUMSI DASAR3.A. Dasar AkrualUntuk mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.3.B. Kelangsungan UsahaLaporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.

4. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN4.A. Dapat DipahamiKualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.4.B. RelevanAgar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalaudapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mere kamengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, ataumengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.4.C. MaterialitasInformasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusanekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantungpada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus darikelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atautitik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agarinformasi dipandang berguna.4.D. KeandalanAgar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dandapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfulrepresentation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4.E. Penyajian JujurAgar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.4.F. Substansi Mengungguli BentukJika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dandisajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentukhukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apayang tampak dari bentuk hukum.4.G. NetralitasInformasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara haltersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.4.H. Pertimbangan Sehat (Prudence)Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatihatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktivaatau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidakdinyatakan terlalu rendah.4.I. KelengkapanAgar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission)mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itutidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.4.J. Dapat DibandingkanPemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaanuntuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangansecara relatif.4.K. Kendala Informasi yang Relevan dan AndalTepat waktuJika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuaninformasi andal.Keseimbangan antara Biaya dan ManfaatKeseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnyamelebihi biaya penyusunannya.Keseimbangan di antara Karakteristik KualitatifKeseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnyamelebihi biaya penyusunannya.4.L. Penyajian WajarLaporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wa jar dari, atau menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisikeuangan suatu perusahaan.

5. UNSUR LAPORAN KEUANGANUnsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.5.A. Posisi KeuanganUnsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.5.B. AktivaManfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidaklangsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan.Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva dapat:a. digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan;b. dipertukarkan dengan aktiva lain;c. digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; ataud. dibagikan kepada para pemilik perusahaan.Bentuk fisik tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva, contoh, paten dan hak cipta.Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial; jadi, misalnya, properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah aktiva jika perusahaan mengendalikan manfaat yang diharapkan dari property tersebut.5.C. KewajibanKarakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan caratertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi darikontrak mengikat atau peraturan perundangan. Keputusan manajemen perusahaan untuk membeli aktiva di masa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Kewajiban biasanya timbul hanya kalau aktiva telah diserahkan atau perusahaan telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aktiva.Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapatdilakukan dengan berbagai cara, misalnya, dengan:a. pembayaran kas;b. penyerahan aktiva lain;c. pemberian jasa;d. penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain; ataue. konversi kewajiban menjadi ekuitas.Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya. Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi dalam derajat yang substansial.Beberapa perusahaan menyebut kewajiban inisebagai penyisihan (provision). Contohnya adalah penyisihan untuk pembayaran yang akan dilakukan terhadap garansi berjalan danpenyisihan untuk menutup kewajiban manfaat pensiun.5.D. EkuitasMeskipun dalam didefinisikan sebagai residual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo laba (retained earnings), penyisihan saldo labadan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal masing- masing disajikan secara terpisah. Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk kebutuhanpengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas. Klasifikasi tersebut juga dapat merefleksikan fakta bahwa pihak-pihak dengan hak kepemilikannya masing-masing dalam perusahaan mempunyai hak yang berbeda dalam hubungannya dengan penerimaan dividen atau pembayaran kembali modal.5.E. KinerjaPenghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment)atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitandengan pengu kuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut:a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinyakewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkutpembagian kepada penanam modal.5.F. PenghasilanDefinisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaanyang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilanjasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan danmungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Definisi penghasilan juga mencakupi keuntungan yang belum direalisasi ; misalnya , yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan (marketable); dan dari kenaikan jumlah aktiva jangka panjang. Kalau diakui dalam laporan labarugi, keuntungan biasanya dicantumkan terpisah karena informasi mengenai postersebut berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keuntungan biasanyadilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan beban yang bersangkutan.5.G. BebanDefinisi beban mencakupi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Definisi beban juga mencakupi kerugian yang belum direalisasi, misalnya, kerugian yang timbul dari pengaruh peningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang tersebut. Kalau kerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuktujuan pengambilan keputusan ekonomi. Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan.5.H. Penyesuaian Pemeliharaan ModalRevaluasi atau pernyataan kembali (restatement) aktiva dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban, menurut konsep pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi. Sebagai alternatif, pos ini dimasukkan dalam ekuitas sebagai penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi.

6. PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGANPengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau:a. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan b. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.6.A. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa DepanDalam kriteria pengakuan penghasilan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.Konsep tersebut dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi perusahaan. Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan.6.B. Keandalan PengukuranKriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat keandalan tertentu (reliable). Pada banyakkasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak merupakanbagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkatkeandalan.Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial suatu unsur tetapi tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan, materipenjelasan atau skedul tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan kalaupengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisikeuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan oleh pemakailaporan keuangan.6.C. Pengakuan AktivaAktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyainilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.6.D. Pengakuan KewajibanKewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikandapat diukur dengan andal.6.E. Pengakuan PenghasilanPenghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajibantelah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilanterjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.6.F. Pengakuan BebanBeban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telahterjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadibersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva.Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanyadisebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues) inimelibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaanyang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yangberkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomimasa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakuidalam neraca sebagai aktiva.Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpaadanya pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.

7. PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGANPengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukurantersebut adalah sebagai berikut:a. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.b. Biaya kini (current cost). Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang denganmenjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.d. Nilai sekarang (present value). Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untukmenyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan penyusunan keuangan adalah biaya historis.

8. KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL8.A. Konsep ModalKonsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal adalah sinonim dengan aktiva bersih atau ekuitas perusahaan. Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada, misalnya, unit output per hari. Pemilihan konsep modal yang sesuai bagi perusahaan harus didasarkan pada kebutuhan pemakai laporan keuangan.8.B. Konsep Pemeliharaan Modal dan Penetapan LabaKonsep modal menciptakan dua konsep pemeliharaan modal:a. Pemeliharaan modal keuangan. Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh kalau jumlah finansial (atau uang) dari aktiva bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau uang) dari aktiva bersih pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau dalam satuan daya beli yang konstan.b. Pemeliharaan modal fisik. Menurut konsep ini laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.Konsep pemeliharaan modal berkepentingan dengan bagaimana perusahaan mendefinisikan modal yang ingin dipelihara (dipertahankan). Konsep ini mengaitkankonsep modal dengan konsep laba karena memberikan dasar rujukanuntukmengukur laba. Konsep ini juga merupakan prasyarat untuk membedakan antaraimbalan modal perusahaan (return on capital) dan pengembalian modal (return of capital); hanya arus masuk aktiva yang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara modal dapat dianggap laba dan karenanya merupakan imbalan modal.Perbedaan pokok antara dua konsep pemeliharaan modal ini adalah perlakuan terhadap pengaruh perubahan harga aktiva dan kewajiban perusahaan. Dalam pengertian umum, perusahaan telah memelihara modalnya kalau modal yang dimiliki pada akhir periode sama dengan pada awal periode. Setiap jumlah di atas atau yang melebihi yang diperlukan untuk memelihara modal pada awal tahun merupakan laba. Menurut konsep pemeliharaan modal keuangan yang mendefinisikan modal dalam satuan moneter nominal, laba merupakan kenaikan dalam modal uangnominal selama suatu periode. Menurut konsep pemeliharaan modal fisik yang mendefinisikan modal dalam kapasitas produktif fisik, laba merupakan kenaikan modal tersebut selama suatu periode.Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Model akuntansi yang berbeda menunjukkan derajat relevansi dan keandalan yang berbeda dan, seperti halnya dalam bidang lain, manajemen harus mencari keseimbangan antara relevansi dan keandalan.

9. KAITAN SAK DENGAN IAS/IFRSSesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial Reporting Standard), saat ini Indonesia telah resmi menerapkan PSAK Konvergensi IFRS per 1 Januari 2012. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) ke dalam PSAK, maka sudah seharusnya pun kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.Jika dibandingkan antara semua standard akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas di dalam tabel 1.Di Indonesia sendiri masih terdapat Standard Akuntansi Pemerintahan yang masih mengacu pada PSAK lama, yang sebentar lagi akan menyusul perubahannya setelah konvergensi IFRS. IAI sendiri memilih konvergensi dari para adaption dan adoption sebab tidak semua standar IFRS tersebut dicontek habis dan diubah menjadi PSAK, melainkan standard baru yang dibuat hanya mempertimbangkan keadaan yang berlaku.Dengan adanya PSAK Konvergensi IFRS ini, terdapat tiga perbedaan mendasar pada dunia akuntansi, yaitu:1. PSAK yang tadinya lebih berdasarkan Rule Based, di mana segala sesuatu diatur dengan jelas batasannya, seperti materiality di atas 75% baru dianggap material dan ketentuan-ketentuan lainnya, kini berubah menjadi Principle Based. Principle Based sendiri menggunakan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbangan akuntan/manajemen perusahaan sebagai dasar pengambilan kebijakan akuntansi perusahaan.2. PSAK yang tadinya Historical Cost kini mengubah paradigmanya menjadi Fair Value Based. Suatu aset, liabilitas, dan ekuitas wajib dilakukan penilaian kembali apakah terdapat kenaikan atau penurunan nilai berdasarkan nilai kekinian dalam pencatatan pembukuannya. Hal ini dilakukan untuk memberikan keakuratan data pada suatu laporan keuangan.3. Update PSAK Konvergensi IFRS ini memunculkan transparansi laporan eksternal yang memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal, sehingga para pembaca eksternal dapat menganalisa laporan dengan lebih baik.Pada dasarnya, batang tubuh kerangka konseptual antara GAAP sebagai standard lama dan IFRS masih sama. Hanya saja terdapat perbedaan pada beberapa levelnya, seperti dijelaskan pada tabel 2 sampai tabel 7.

ReferensiIkatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan . Jakarta: Author.

TabelTable 1Perbandingan Jumlah Standar dalam PSAK dan IFRSPSAKIFRS

43 Standard (PSAK)37 Standart

8 Syariah Standard8 IFRS

11 Interpretation (ISAK)29 IAS

4 Tecnical Bulletins27 Interpretations

1 SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik/UKM)16 IFRIC Interpretation

11 SIC

Tabel 2Level 1: Tujuan Laporan KeuanganUSGAAPIFRS

Menyediakan informasi yangbergunauntuk pengambilan keputusaninvestasidankredit. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar penggunadalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menyediakan informasi yangbergunauntuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastianarus kasmasa depan perusahaan Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

Menyediakan informasi tentangsumber dayaekonomi,klaimterhadap sumber daya tersebut, danperubahanterhadap keduanya.

Tabel 3Level 2 : Karakteristik Kualitatif Informasi AkuntansiUSGAAPIFRS

Relevan terdiri dari: Nilai prediksi membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan masa depan. Nilai umpan balik membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi sebelumnya. Tepat waktu tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan

Relevan terdiri dari: Nilai prediksi Nilai konfirmasi Materialitas

Dapat dipercaya terdiri dari: Disajikan dengan jujur Netral Dapat diverifikasiDapat dipercaya terdiri dari: Disajikan dengan jujur Netral Substansi mengungguli bentuk Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin adanya konservatisme). Kelengkapan

Dapat dibandingkanDapat dibandingkan

Konsisten

Tabel 4Level 2 : Elemen Laporan KeuanganUSGAAPIFRS

AsetKewajibanEkuitasInvestasi pemilikDistribusi kepada pemilikLaba komprehensifPendapatanKeuntunganBebanKerugianAsetKewajibanEkuitasPemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi asset dan kewajiban)Laba (Pendapatan dan keuntungan)Beban (beban dan kerugian)

Tabel 5Level 3 : Pengakuan dan Pengukuran Asumsi DasarUSGAAPIFRS

1. Kelangsungan usaha2. Entitas ekonomi3. Unit moneter4. Periodisitas1. Kelangsungan usaha2. Basis akrual

Tabel 6Level 3 : Pengakuan dan Pengukuran PrinsipUSGAAPIFRS

1. Biaya historis2. Pengakuan pendapatan3. Kesesuaian4. Pengungkapan penuh1. Biaya historis2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas4. Nilai wajar5. Pengakuan pendapatan6. Pengakuan beban7. Pengungkapan penuh

Tabel 7Level 3 : Pengakuan dan Pengukuran KendalaUSGAAPIFRS

1. Biaya dan manfaat2. Materialitas3. Praktik Industri4. Konservatisme1. Keseimbangan antara biaya dan manfaat2. Tepat waktu3. Keseimbangan antara karakteristik kualitatif

Tabel 8Ringkasan gambar untuk kerangka konseptual dalam IFRS