Top Banner
8/16/2019 PAPER Difteri http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 1/24 PAPER DIFTERI PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular Dosen Pengampu : drh. Dyah Mahendrasari S, M.Sc. Disusun oleh: Siti Mafrihah (6!!!!"# $ayu %hristiyono Eko &. (6!!!!"'# e)riana *ka Saputri (6!!!!"6# &rdha +ur Maida (6!!!!"-# om)el ' JURUSAN ILU !ESE"ATAN AS#ARA!AT FA!ULTAS ILU !E$LA"RA%AAN UNI&ERSITAS NE%ERI SEARAN% '*
24

PAPER Difteri

Jul 05, 2018

Download

Documents

ArdhaMajida
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 1/24

PAPER 

DIFTERI

PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular 

Dosen Pengampu : drh. Dyah Mahendrasari S, M.Sc.

Disusun oleh:

Siti Mafrihah (6!!!!"#

$ayu %hristiyono Eko &. (6!!!!"'#

e)riana *ka Saputri (6!!!!"6#

&rdha +ur Maida (6!!!!"-#

om)el '

JURUSAN ILU !ESE"ATAN AS#ARA!AT

FA!ULTAS ILU !E$LA"RA%AAN

UNI&ERSITAS NE%ERI SEARAN%

'*

Page 2: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 2/24

A+ De,inisi

Difteri adalah suatu penyakit )akteri akut yang menyerang tonsil, faring, laring,

hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadangkadang konungti/a

dan atau /agina. Difteri dise)a)kan oleh Corynebacterium diphtheriae  dengan ditandai

 pem)entukan pseudo0mem)ran pada kulit dan atau mukosa. 1esi nampak se)agai suatu

mem)ran asimetrik kea)u0a)uan yang dikelilingi dengan daerah inflamasi.

Semua golongan umur )aik anak0anak maupun orang de2asa dapat tertular oleh

 penyakit ini. +amun anak usia kurang dari ' tahun dan orang tua diatas 63 tahun sangat

 )eresiko tertular penyakit Difteri.

!-asi,ikasi

Menurut tingkat keparahannya, penyakit difteri di)agi menadi 4 tingkat yaitu :

!. *nfeksi ringan )ila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gealahanya nyeri menelan.

". *nfeksi sedang )ila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding )elakang

rongga mulut# sampai menim)ulkan pem)engkakan pada laring.

4. *nfeksi )erat )ila teradi sum)atan nafas yang )erat disertai dengan geala

komplikasi seper)/

. ti miokarditis (radang otot antung#,  paralisis (kelemahan anggota gerak# dan nefritis

(radang ginal#.

Disamping itu, penyakit ini uga di)edakan menurut lokasi geala yang dirasakan pasien,

yaitu:

a. Difteri hidung (nasal diphtheria# )ila penderita menderita pilek dengan ingus yang

 )ercampur darah. Pre/alesi Difteri ini " 5 dari total kasus difteri. $ila tidak dio)ati

akan )erlangsung mingguan dan merupakan sum)er utama penularan.

 ). Difteri faring ( pharingeal diphtheriae#dan tonsil dengan geala radang akut

tenggorokan, demam sampai dengan 4,' deraat celsius, nadi yang cepat, tampak 

lemah, nafas )er)au, tim)ul pem)engkakan kelenar leher. Pada difteri enis ini uga

akan tampak mem)ran )er2arna putih kea)u a)uan kotor di daerah rongga mulut

sampai dengan dinding )elakang mulut (faring#.

c. Difteri laring ( laryngo tracheal diphtheriae # dengan geala tidak )isa )ersuara,

sesak, nafas )er)unyi, demam sangat tinggi sampai 3 deraat celsius, sangat lemah,

kulit tampak ke)iruan, pem)engkakan kelenar leher. Difteri enis ini merupakan

difteri paling )erat karena )isa mengancam nya2a penderita aki)at gagal nafas.

d. Difteri kutaneus (cutaneous diphtheriae# dan /aginal dengan geala )erupa luka mirip

saria2an pada kulit dan /agina dengan pem)entukan mem)ran diatasnya. +amun

Page 3: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 3/24

tidak seperti saria2an yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang teradi cenderung

tidak terasa apa0apa.

.+ Se/a0ah

Penemu penyakit difteri adalah Emil 7on $ehring (!'0!!-# seorang dokter 

 )erke)angsaan 8erman peraih no)el kesehatan dan kedokteran pada tahun !93! yang

menemukan penyakit difteri yang )anyak menelan kor)an i2a di 8erman, terutama anak0

anak. Pada tahun ! penyakit difteri uga ditemukan oleh 1oeffer. Pada tahun !9!3

Mc%oy uga menumukan penyakit difteri di &merika Serikat. Emil 7on $ehring )elaar 

ilmu kedokteran di oyal Medical0Surgical riedrich0ilhelm ; *nstitute pada tahun

!- dan lulus pada tahun !9-. Selain menemukan penyakit difteri Emil pun

menemukan serum yang )isa menguatkan tu)uh dari penyakit diferi. Saat itu Emil

menadi asisten o)ert Koch di <ni/ersitas $erlin pada tahun !. Emil menco)a

 )er)agai senya2a golongan antiseptik seperti iodoform, merkuri dan asetilen untuk 

mem)unuh )aketeri penye)a) difteri. Emil )erhasil menemukan serum difteri dengan

mem)uat kultur )akteri difteri dengan iodine triklorida. Kultur ini kemudian di suntikan

ke )a)i guinea. =asilnya, )a)i guinea terse)ut menadi ke)al terhadap difteri. Serum

darah dari )a)i guinea terse)ut disuntikan kem)ali kepada ke )a)i guinea yang kedua dan

hasilnya )agi guinea kedua itu pun ke)al terhadap difteri. &tas penemuaannya ini Emil

kemudian dikenal se)agai pelopor>penemu terapi serum.

1+ Epi2emi-gi

Menurut laporan =? tahun "3!4, dinegara )erkem)ang difteri masih endemic.

South-East Asia Region (SE&?# selalu menempati urutan pertama kasus difteri

ter)anyak didunia. *ndia merupakan +egara tertinggi di SE&? dengan kasus difteri

".'"' kasus ("3!"#. 8umlah ini menurun di)andingkan tahun "3!! yaitu ."44 kasus.

Sedangkan di *ndonesia merupakan +egara tertinggi kedua setelah *ndia dan selalu

mengalami peningkatan setiap tahunnya.$erdasarkan profil kesehatan *ndonesia tahun "3!", umlah kasus difteri pada tahun

"3!" se)anyak !.!9" kasus dengan umlah kasus meninggal se)anyak -6 kasus sehingga

% difteri se)esar 6,45. 8umlah kasus difteri di *ndonesia pada tahun "339 se)anyak 

!9 kasus, tahun "3!3 se)anyak 4", tahun "3!! se)anyak 36 kasus . Dari ! pro/insi

yang melaporkan adanya kasus difteri, kasus tertinggi teradi di 8a2a @imur se)anyak 9'

kasus (35#, diikuti oleh Kalimantan Selatan dan Sula2esi Selatan masing0masing

se)anyak 6! kasus (',!5# dan '3 kasus (,"5#. Sedangkan di 8a2a @engah urutan ke

 pada kasus penyakit difteri dengan umlah kasus 4" kasus. Aam)aran kasus menurut

Page 4: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 4/24

kelompok umur pada tahun "3!" menunukkan umlah kasus pada kelompok umur '09

 )ulan se)anyak 435, pada kelompok umur B ! )ulan se)anyak "9,95. Pada tahun "3!"

se)anyak -,4"5 kasus telah mendapatkan /aksinasi.

Dinas Kesehatan 8a2a @imur ("3!4# menye)utkan )ah2a difteri merupakan kasus re

emerging dease karena kasus difteri terse)ut se)enarnya seudah menurun paada tahun

!9', namun kem)ali meningkat pada tahun "33' saat teradi K1$ di Ka)upaten

$angkalan. Seak *tu penye)aran difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya tahun

"3!" se)anyak 9'' kasus dengan 4- kematian. Ka)upaten $angkalan merupakan

 penyum)ang kasus tertinggi kedua di Propinsi 8a2a @imur "3!4. Seperti yang tercatat

dalam laporan tahunan Dinas Kesehatan Ka)upaten $angkalan )ah2a tahun "3!4

mencapai -6 kasus.

$erdasarkan profil kesehatan 8a2a @engah tahun "3!", umlah kasus Difteri di

Pro/insi 8a2a @engah pada tahun "3!" se)anyak 4" kasus, le)ih )anyak di)anding tahun"3!! ( kasus# =al ini dimungkinkan karena pencapaian cakupan imunisasi yang

meningkat (B'5#.

Page 5: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 5/24

Sedangkan )erdasarkan profil kesehatan 8a2a @engah tahun "3!4, umlah

kasus difteri di Pro/insi 8a2a @engah pada tahun "3!4 se)anyak 9 kasus, le)ih sedikitdis)anding tahun "3!" (4" kasus#.

$erdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang tahun "3!, Di Kota Semarang

tahun "3! kasus difteri tidak ditemukan penderita, penyakit Difteri sudah tidak 

ditemukan Kasusnya di @ahun "3!, $aik itu di umah Sakit ataupun Puskesmas =al

ini dise)a)kan kera keras semua pihak untuk Sosialisasi> Penyuluhan tentang difteri

di masyarakat dan Peningkatan Super/isi di $idan Praktek Mandiri ( $PM #

Pemantauan untuk suhu 7aksin dalam %hold %hain, Dimana Penyakit ini dapat

dicegah dengan *munisasi.

Page 6: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 6/24

D+ Eti-gi

Difteri adalah suatu penyakit )akteri akut yang menyerang tonsil, faring, laring,

hidung, adakanya menyerang selaput lender atau kulit serta kadang0kadang konungti/a

atau /agina. @im)ulnya lesi yang khas dise)a)kan oleh cytotoxin specific yang dilepaskan

oleh )akteri. 1esi +ampak se)agai suatu mem)rane asimetrik kea)u0a)uan yang

dikelilingi dengan daerah inflamasi. @enggorokan terasa sakit, pada diphtheria faucial 

atau pada diphtheria faringotonsil  diikuti dengan kelenar limfe yang mem)esar dan

melunak. Pada kasus0kasus )erat dan sedang ditandai dengan pem)engkakan dan edema

dileher dengan pem)entukan mem)rane pada trakea secara ekstensif dan dapat teradi

o)struksi alan nafas.

Penye)a) penyakit difteri adalah Corynebacterium diphtheriae. $er)entuk )atang

gram positif, tidak )erspora, tum)uh secara aero), )ercampak atau kapsul, tidak 

mem)entuk spora, mati pada pemanasan 63C%, tahan dalam keadaan )eku dan kering.

Menurut )entuk, )esar, dan 2arna koloni yang ter)entuk, dapat di)edakan 4 enis

 )asil yang dapat memproduksi toksin, yaitu:

%0a4is, koloninya )esar, kasar, irregular, )er2arna a)u0a)u dan tidak menim)ulkan

hemolisis eritrosit.

itis5 koloninya kecil, halus, 2arna hitam, kon/eks, dan dapat menim)ulkan hemolisis

eritrosit.

Page 7: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 7/24

Inte0me2iate5 koloninya kecil, halus, mempunyai )intik hitam di tengahnya dan dapat

menim)ulkan hemolisis eritrosit.

  8enis gravis dan intermediate le)ih /irulen di)andingkan dengan enis mitis.

Karakteristik enis gravis ialah dapat memfermentasikan tepung kani dan glikogen,

sedangkan dua enis lainnya tidak. Semua enis )akteri ini )isa memproduksi eksotoksin,

akan tetapi /irulensinya )er)eda.

  Se)agian )esar enis yang tidak /irulen adalah termasuk grup mitis, kadang0

kadang ada )entuk grafis atau intermediate yang tidak /irulen terhadap manusia. Strain

toksigenik ini mungkin )eru)ah menadi non0toksigenik, setelah dilakukan su)kultur 

yang )erulang0ulang di la)oratorium atau karena pengaruh pem)erian )akteriofag. %irikhas C.diphteriae adalah kemampuannya memproduksi eksotoksin )aik in

vivo maupun in vitro. Kemampuan suatu strain untuk mem)entuk>memproduksi toksin

dipengaruhi oleh adanya )akteriofag, toksin hanya )isa diproduksi oleh C.diphteriae yang

terinfeksi oleh )akteriofag yang mengandungtoxigene.

Difteri dise)a)kan oleh )e)erapa enis spesies yaitu corinrbacterium diphtheria,

Corinebacterium ulcerans, dan Corinebacterium pseudotuberculosis. Spesies yang paling

terkenal dan paling umum penye)a) agen penyakit difteri adalah %orine)acterium

diphtheria.

!-asi,ikasi

Keraaan : $acteria

ilum : &ctino)acteria

?rdo : &ctinomycetales

amili : %oryne)acteriaceae

Aenus : Corynebacterium

Spesies : C. diphtheria

E+ Patgenesis

Kuman corinebacterium diphtherium masuk melalui mukosa>kulit, melekat seta

 )erkem)ang)iak pada permukaan mukosa saluran nafas )agian atas dan mulai

memproduksi toksin yang merem)es ke sekeliling, selanutnya menye)ar keseluruh tu)uh

melalui pem)uluh limfe dan darah. Efek toksin pada aringan tu)uh manusia adalah

ham)atan pem)entukan protein dalam sel. @oksin difteri mula0mula menempel pada

mem)rane sel dengan )antuan fragmen $ dan selanutnya fragmen &, mengaki)atkan

Page 8: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 8/24

inakti/asi enim translokasi sehingga proses translokasi terse)ut tidak )eralan sehingga

tidak ter)entuk rangkaian polipeptida yang diperlukan, aki)atnya sel akan mati. Se)agai

respon, teradi inflamasi local )ersamaan dengan aringan nekrotik mem)entuk )ercak 

eksudat yang pada a2alnya mudah dilepas. Semakin )anyak produksi toksin maka

semakin le)ar daerah infeksi sehingga ter)entuk eksudat fi)rin, kemudian mem)entuk 

suatu mem)rane yang melekat erat )er2arna kela)u kehitaman tergantung pada umlah

darah yang terkandung.

Menurut ulhiah ("3!"# toksin yang dihasilkan menyerang saraf tertentu seperti

saraf ditenggorokan. Penderita mengalami kesulitan dalam menelan pada minggu pertama

kontaminasi toksin. &ntara minggu ketiga sampai minggu keenam, )isa teradi

 peradangan pada saraf lengan dan tungkai, sehingga teradi kelemahan pada lengan dan

tungkai. Kerusakan paada otot antung (miokarditis# )isa teradi selama minggu pertama

sampai minggu keenam, )ersifat ringan, tampak se)agai kelainan ringanpada

elektrokardioma (EKA#. +amun kerusakan )isa sangat )erat, )ahkan menye)a)kan gagal

 antung dan kematian mendadak. Pemulihan saraf antung dan saraf )erlangsung secara

 perlahan selama )erminggu0minggu.

+ Tahap Inku6asi

Kuman difteri masuk ke hidung atau mulut dimana )aksil akan menempel di mukosa

saluran nafas )agian atas, kadang0kadang kulit, mata atau mukosa genital dan )iasanya

 )akteri )erkem)ang)iak pada atau di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau

tenggorokan dan menye)a)kan peradangan. $ila )akteri sampai ke hidung, hidung akan

meler. Peradangan )isa menye)ar dari tenggorokan ke pita suara (laring# dan

menye)a)kan pem)engkakan sehingga saluran udara menyempit dan teradi gangguan

 pernafasan.

$akteri ini ditularkan melalui percikan ludah dari )atuk penderita atau )enda maupun

makanan yang telah terkontaminasi oleh )akteri. Ketika telah masuk dalam tu)uh, )akterimelepaskan toksin atau racun. @oksin ini akan menye)ar melalui darah dan )isa

menye)a)kan kerusakan aringan di seluruh tu)uh, terutama antung dan saraf.

Masa inku)asi penyakit difteri dapat )erlangsung antara "0' hari. Sedangkan masa

 penularan )eragam, dengan penderita )isa menularkan antara dua minggu atau kurang

 )ahkan kadangkala dapat le)ih dari empat minggu seak masa inku)asi. Sedangkan

stadium karier kronis dapat menularkan penyakit sampai 6 )ulan

'+ Tahap Penyakit Dini

Page 9: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 9/24

@oksin )iasanya menyerang saraf tertentu, misalnya saraf di tenggorokan. Penderita

mengalami kesulitan menelan pada minggu pertama kontaminasi toksin.&ntara minggu

ketiga sampai minggu keenam, )isa teradi peradangan pada saraf lengan dan tungkai,

sehingga teradi kelemahan pada lengan dan tungkai.Kerusakan pada otot antung

(miokarditis# )isa teradi kapan saa selama minggupertama sampai minggu keenam,

 )ersifat ringan, tampak se)agai kelainan ringanpada EKA. +amun, kerusakan )isa sangat

 )erat, )ahkan menye)a)kan gagal antung dan kematian mendadak. Pemulihan antung

dan saraf )erlangsung secara perlahan selama )erminggu0minggu. Pada penderita dengan

tingkat ke)ersihan )uruk, tak arang difteri uga menyerang kulit.

3+ Tahap penyakit -an/ut

Pada serangan difteri )erat akan ditemukan pseudomem)ran, yaitu lapisan selaput

yang terdiri dari sel darah putih, )akteri dan )ahan lainnya, di dekat amandel dan )gian

tenggorokan yang lain. Mem)rane ini tidak mudah ro)ek dan )er2arna a)u0a)u. 8ika

mem)rane dilepaskan secara paksa, maka lapisan lender di)a2ahnya akan )erdarah.

Mem)rane inilah penye)a) penyempitan saluran udara atau secara ti)a0ti)a )isa terlepas

dan menyum)at saluran udara, sehingga mengalami kesulitan )ernapas. $erdasarkan

geala dan ditemukannya mem)rane inilah diagnosis dapat ditegakkan. Diagnosis

sikonfirmasi dari )asil s2a) hidung dan tenggorok.

F+ ani,estasi !-inis

Aeala klinis penyakit difteri adalah panas le)ih dari 4,9F%, ada pseudomem)rane

 )ias di faring, laring atau tonsil, sakit 2aktu menelan, leher mem)engkak dise)a)kan

karena pem)engkakak kelenar leher. @idak semua geala0geala klinik ini tampak elas,

maka setiap anak panas yang sakit 2aktu menelan harus diperiksa faring dan tonsilnya

apakah ada psedomem)rane. 8ika pada tonsil tampak mem)ran putih kea)u0a)uan

disekitarnya, 2alaupun tidak khas rupanya, se)aiknya diam)il sediaan (spesimen# )erupa

apusan tenggorokan (throat s2a)# untuk pemeriksaan la)oratorium. @ergantung pada )er)agai faktor, maka manifestasi penyakit ini )iasa )er/ariasi dari tanpa geala sampai

suatu keadaan > penyakit yang hipertoksik serta fatal. Se)agai factor primer adalah

imunitas peamu terhadap toksin difteria, /irulensi serta toksigenitas %. diphtheriae

( kemampuan kuman mem)entuk toksin#, dan lokasi penyakit secara anatomis. aktor 

lain termasuk umur, penyakit sistemik penyerta dan penyakit pada daerah nasofaring yang

sudah se)elumnya.

Page 10: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 10/24

Aeala dia2ali dengan nyeri tenggorokan ringan dan nyeri menelan. Pada anak tak 

 arang diikuti demam, mual, muntah, menggigil dan sakit kepala. Pem)engkakan kelenar 

getah )ening di leher sering teradi. (Diten P"P1 Depkes,"334# 

Masa tunas 40- hari khas adanya pseudo mem)rane, selanutnya geala klinis dapat

di)agi dalam geala umum dan geala aki)at eksotoksin pada aringan yang terkena.

Aeala umum yang tim)ul )erupa demam tidak terlalu tinggi lesu, pucat nyeri kepala dan

anoreksia sehingga tampak penderita sangatlemah sekali. Aeala ini )iasanya disertai

dengan geala khas untuk setiap )agian yang terkena seperti pilek atau nyeri menelan atau

sesak nafas dengan sesak dan strides, sedangkan geala aki)at eksotoksin )ergantung

kepada aringan yang terkena seperti iniokorditis paralysis aringan saraf atau nefritis.

+ Di,te0i Sa-u0an Pe0napasan

Sesudah sekitar masa inku)asi "0 hari, teradi tanda0tanda dan geala0geala radang

lokal. Demam arang le)ih tinggi dari 49F%.

a. Difteri =idung

Difteria hidung pada a2alnya meneyerupai common cold, dengan geala pilek 

ringan tanpa atau disertai geala sistemik ringan. *nfeksi nares anterior (le)ih sering

 pada )ayi# menye)a)kan rhinitis erosif, purulen, serosanguinis dengan pem)entukan

mem)rane. <lserasi dangkal nares luar dan )i)ir se)elah dalam adalah khas. Pada

 pemeriksaan tampak mem)rane putih pada daerah septum nasi. &)sor)si toksin

sangat lam)at dan geala sistemik yang tim)ul tidak nyata sehingga diagnosis lam)at

di)uat.

 ). Difteri @onsil aring

Pada difteri tonsil dan faring, nyeri tenggorok merupakan geala a2al yang umum,

tetapi hanya setengah penderita menderita disfagia, serak, malaise atau nyeri kepala.

Dalam !0" hari kemudian tim)ul mem)rane yang melekat )er2arna putih kela)u,

ineksi faring ringan disertai dengan pem)entukan mem)rane tonsil unilateral atau

 )ilateral, yang meluas secara )er)eda0)eda mengenai u/ula, palatum molle,

orofaring posterior, hipofaring dan daerah glottis. Edema aringan lunak di)a2ahnya

dan pem)esaran limfonodi dapat menye)a)kan gam)aran G)ull neckH. Selanutnya

geala tergantung dari deraat peneterasi toksin dan luas mem)rane. Pada kasus )erat,

dapat teradi kegagalan pernafasan atau sirkulasi. Dapat teradi paralisis palatum

molle )aik uni maupun )ilateral, disertai kesukaran menelan dan regurgitasi. Stupor,

koma, kematian )ias teradi dalam ! minggu sampai !3 hari. Pada kasus sedang

Page 11: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 11/24

 penyem)uhan teradi secara )erangsur0angsur dan )ias disertai penyulit miokarditis

atau neuritis. Pada kasus ringan mem)rane akan terlepas dalam -0!3 hari dan

 )iasanya teradi penyem)uhan sempurna.

c. Difteri 1aring

Difteri laring )iasanya merupakan perluasan difteri faring. Penderita dengan difteri

laring sangat cenderung tercekik karena edema aringan lunak dan penyum)atan

lepasan epitel pernapasan te)al dan )ekuan nekrotik. Pada difteria faring primer 

geala toksik kurang nyata, oleh karena mukosa laring mempunyai daya serap toksin

yang rendah di)andingkan mukosa faring sehingga geala o)struksi saluran nafas

atas le)ih mencolok. Aeala klinis difteri laring sukar di)edakan dari tipe infectious

croups yang lain, seperti nafas )er)unyi, stridor yang progresif, suara parau dan

 )atuk kering. Pada ?)struksi laring yang )erat terdapat retraksi suprasternal,interkostal dan suprakla/ikular. $ila teradi pelepasan mem)rane yang menutup alan

nafas )iasa teradi kematian mendadak. Pada kasus )erat, mem)rane dapat meluas ke

 perca)angan trakeo)ronkial. &pa)ila difteria laring teradi se)agai perluasan dari

difteria faring, maka geala yang tampak merupakan campuran geala o)struksi dan

toksemia.

'+ Di,te0i !u-it

Difteri kulit )erupa tukak dikulit, tepi elas dan terdapat mem)rane pada

dasarnya, kelainan cenderung menahun. Difteri kulit klasik adalah infeksi

nonprogresif lam)an yang ditandai dengan ulkus yang tidak menyem)uh, superficial,

ektimik dengan mem)rane coklat kea)u0a)uan. *nfeksi difteri kulit tidak selalu dapat

di)edakan dari impetigo streptokokus atau stafilokokus, dan mereka )iasanya

 )ersama. Pada ke)anyakan kasus, dermatosis yang mendasari, luka goresan, luka

 )akar atau impetigo yang telah terkontaminasi sekunder. @ungkai le)ih sering terkena

dari pada )adan atau kepala. +yeri, sakit, eritema, dan eksudat khas. =iperestesi lokal

atau hipestesia tidak laim. Kolonisasi saluran pernapasan atau infeksi )ergeala dankomplikasi toksik teradi pada se)agian kecil penderita dengan difteri kulit.

Di,te0i &u-44agina-5 !n/ungti4a5 2an Te-inga 1+ 

diphtheriae kadang0kadang menim)ulkan infeksi mukokutan pada tempat0tempat lain,

seperti telinga (otitis eksterna#, mata (konungti/itis purulenta dan ulseratif#, dan saluran

genital (/ul/o/ginitis purulenta dan ulseratif#. uud klinis, ulserasi, pem)entukan

mem)rane dan perdarahan su)mukosa mem)antu mem)edakan difteri dari penye)a)

 )akteri dan /irus lain

Page 12: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 12/24

%+ 1a0a Penu-a0an

Sum)er penularan : Manusia, )aik se)agai penderita maupun carier. %arier adala

orang yang terinfeksi dengan %oryne)acterium diphteriae yang tidak memiliki geala0

geala penyakit dan merupakan sum)er penularan potensial. %ara penularan melalui

kontak dengan penderita pada masa inku)asi, dan kontak dengan carier . %aranya melalui

 pernafasan atau droplet infection. Masa inku)asi penyakit difteri ini " ; ' hari, masa

 penularan penderita "0minggu seak masa inku)asi, sedangkan masa penularan carier

 )isa sampai 6 )ulan.

%ara penularan penyakit ada ", yaitu :

!. Secara langsung, yaitu agen penyakit ditularkan langsung dari seorang infectious ke

orang lain melalui hu)ungan intim. Selain itu dapat teradi melalui kontak langsung

dengan penderita.

". Secara tidak langsung, penyakit dapat menular dari orang ke orang lain dengan

 perantara media. Media yang sering teradi yaitu le2at media udara. $akteri

%oryne)acterium diphteriae dapat )erasal dari percikan air ludah saat penderita

 )er)icara, )atuk atau )ersin penderita kemudian ditularkan le2at media udara.

Melalui pernapasan )akteri masuk ke dalam tu)uh orang sekitarnya, maka teradilah

 penularan penyakit difteri dari seorang penderita kepada orang disekitarnya. Selain itu

dapat ditularkan melalui )enda dan makanan yang telah terkontaminasi )akteri

terse)ut

Penyakit difteri yang diserang terutama saluran pernafasan )agian atas. %iri khasdari

 penyakit ini ialah pem)ekakan di daerah tenggorokan, yang )erupa reaksiradang lokal ,

dimana pem)uluh0pem)uluh darah mele)ar mengeluarkan sel darah putih sedang sel0sel

epitel disitu rusak, lalu ter)entuklah disitu mem)aran putih kea)u0a)uan

(psedomem)ran#. Mem)ran ini sukar diangkat dan mudah )erdarah. Di )a2ah mem)ran

ini )ersarang kuman difteri dan kuman0kuman ini mengeluarkan eIotoIin yangmem)erikan geala0geala dan miyocarditis. Penderita yang paling )erat didapatkan pada

difteri fauncial dan faringeal.

"+ Diagnsis

Diagnosis dini sangat penting karena keterlam)atan pem)erian antiotoksin sangat

mempengaruhi prognosis penderita. Diagnosa ditegakkan )erdasarkan geala klinik dan

 pemeriksaan la)oratorium. Aeala klinik merupakan pegangan utama dalam menegakkan

diagnosa, karena setiap keterlam)atan dalam pengo)atan akan menim)ulkan resiko pada

Page 13: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 13/24

 penderita. Secara klinik diagnose dapat ditegakkan dengan melihat adanya mem)rane

yang tipis (Mem)ran pada difteri )er)eda dengan mem)ran penyakit lain, yaitu 2arna

mem)ran pada difteri le)ih gelap# dan )er2arna kea)u0a)uan, miripseperti sarang la)a0

la)a dan mudah )erdarah )ila diangkat.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya tonsillitis, faringitis ataupun rhinitis.

Pada penyakit ini uga ditemukan limfadenitis ser/ikal dan edema aringan lunak leher 

()ullneck#. Sangat penting untuk diagnosis ditemukannya mem)rane pada tempat infeksi

yang )e2arna putih kea)u ; a)uan yang mudah )erdarah )ila diangkat. Pada pemeriksaan

la)oratorium didapatkan hitung leukosit darah tepi dapat meninggi dan kadang ; kadang

disertai dengan anemia. Kultur harus diperoleh dari hidung, tenggorokan dan setiap lesi

mukokutan lainnya.

Peme0iksaan 6akte0i-gis

dapat dilakukan dengan :

• Pengam)ilan preparat langsung dari mem)ran dan )ahan di )a2ah mem)ran

• Kultur dengan medium 1oeffler, tellurite dan media agar darah

• Pada pemeriksaan la)oratorium didapatkan hitung leukosit darah tepi dapat meninggi

dan kadang ; kadang disertai dengan anemia. Kultur harus diperoleh dari hidung,

tenggorokan dan setiap lesi mukokutan lainnya.

Miokarditis atau peradangan dinding otot antung pada pasien difteri dapat diketahui

dngan melakukan pemeriksaan electrocardiogram (E%A# dengan dilakukan minimal !I

seminggu.

Tes imunitas

.  Schick test   : menentukan kerentanan (susepti)ilitas# terhadap diphtheria. @est

dilakukan dengan menyuntikan toksin diphtheria (dilemahkan# secara intrakutan. $ila

tidak terdapat keke)alan antitoksik akan teradi nekrosis aringan sehingga test

 positif. @es ini tidak )erguna untuk diagnosis dini karena )aru dapat di)aca )e)erapahari, tetapi tes ini )erguna untuk menentukan kerentanan penderita, diagnosis serta

 penatalaksanaan defisiensi keke)alan.

<i Schick ialah pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang telah

mengandung antitoksin. Dengan titer antitoksin 3,34ml satuan per millimeter darah

cukup dapat menahan infeksi difteria. <ntuk pemeriksaan ini digunakan dosis !>'3

M1D yang di)erikan intrakutan dalam )entuk larutan yang telah diencerkan se)anyak 

3.! ml. pada seseorang yang tidak mengandung antitoksin, akan tim)ul /esikel pada

 )ekas suntikan dan hilang setelah )e)erapa minggu. Pada yang mengandung

Page 14: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 14/24

antitoksin rendah, ui Schick dapat positif, pada )ekas suntikan tim)ul 2arna merah

kecoklatan dalam " am. <i Schick dikatakan negatif )ila tidak didapatkan reaksi

apapun pada tempat suntikan dan ini terdapat pada orang dengan imunitas atau

mengandung antitoksin yang tinggi. Positif palsu teradi aki)at reaksi alergi terhadap

 protein antitoksin yang akan menghilang dalam -" am. (K<* kapita selekta#

  <i ini )erguna untuk mendiagnosis kasus0kasus difteri ringan dan kasus0kasus

yang mengalami kontak dengan difteri, sehingga dio)ati dengan sempurna. %ara

melakukan Schick test ialah, se)anyak 3,! ml toksin difetri disuntikkan intrakutan

 pada lengan klien, pada lengan yang lain disuntikkan toksin yang sudah dipanaskan

(kontrol#. eaksi di)aca pada hari ke0', hasilnya positif )ila teradi indurasi eritema

yang diameternya !3mm atau le)ih pada tempat suntikkan. =asil positif )erarti

adanya antitoksin difteri dalam serumnya (menderita difteri#.

!.  Moloney test   : menentukan sensiti/itas terhadap produk kuman diphtheria. @es

dilakukan dengan mem)erikan 3,! ml larutan fluid diphtheria toIoid secara

suntikan intradermal. eaksi positif )ila dalam " am tim)ul eritema B !3 mm.

*ni )erarti )ah2a :

0 pernah terpapar pada )asil diphtheria se)elumnya sehingga teradi reaksi

hipersensiti/itas.

0 pem)erian toksoid diphtheria )isa mengaki)atkan tim)ulnya reaksi yang

 )er)ahaya

Pemeriksaan preparat smear kurang dapat dipercaya, sedangkan untuk )iakan

di)utuhkan 2aktu )e)erapa hari, cara yang le)ih akurat adalah dengan identifikasi secara

lourescent anti)ody techniJue. Diagnosis pasti dengan isolasi C."iphtheriae  dengan

 pem)iakan pada media 1oeffler dilanutkan dengan tes toksinogenitas secara in0/i/o dan

in0/itro dengan tes Elektrocardiogram.%ara  #olymerase Chain Reaction  (P%# dapat mem)antu menegakkan diagnosis

difteri dengan cepat, namun pemeriksaan ini mahal dan masih memerlukan penaagan

le)ih lanut untuk penggunaan secara luas.

Diagnsis .an2ing

 "iphtheria $idung  :

!. ang menyerupai dipteri hidung ialah hinorrhea (common cold, sinusitis, adenoiditis#

". $enda asing dalam hidung

4. Snuffles (lues congenita#.

Page 15: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 15/24

 "iphtheria %aring  :

!. @onsilitis mem)ranosa akuta oleh karena  streptokokus  (tonsillitis akuta> septic sore

 throat&

". 'ononucleosis infectiosa

4. @onsilitis mem)ranosa non )akterial

. @onsillitis herpetika primer 

'. Moniliasis

6. (lood dyscrasia

-. Pasca tonsilektomi

 "iphtheria )aring  :

!. *nfectious croup yang lain

". Spasmodic croup

4. Angioneurotic edema pada laring

. $enda asing dalam laring

 "iphtheria +ulit  :

!. *mpetigo

". *nfeksi o.k. streptokokusstafilokokus

I+ !mp-ikasi

Pengo)atan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penye)aran sekaligus

komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak0anak. Komplikasi )isa dipengaruhi

oleh /irulensi kuman, luas mem)ran, umlah toksin, 2aktu antara tim)ulnya penyakit

dengan pem)erian antitoksin

Komplikasi yang teradi antara lain :

• asa-ah pe0napasan.

Sel0sel yang mati aki)at toksin yang diproduksi )akteri difteri akan mem)entuk 

mem)ran a)u0a)u yang dapat mengham)at pernapasan. Partikel0partikel mem)ran

 uga dapat luruh dan masuk ke paru0paru. =al ini )erpotensi memicu inflamasi pada

 paru0paru sehingga fungsinya akan menurun secara drastis dan menye)a)kan gagal

napas.

• !e0usakan /antung.

Selain paru0paru, toksin difteri )erpotensi masuk ke antung dan menye)a)kan

inflamasi otot antung atau miokarditis. Komplikasi ini dapat menye)a)kan masalah,

seperti detak antung yang tidak teratur, gagal antung dan kematian mendadak.

Page 16: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 16/24

•  )iasanya tim)ul akhir minggu kedua atau a2al minggu ketiga peralanan

 penyakit

• Pemerikasaan isik :

*rama derap, )unyi antung melemah atau meredup, kadang0kadang ditemukan

tanda0tanda payah antung.Aam)aran EKA :

o Depresi segmen S@, in/ersi gelom)ang @, )lok &7, tachicardi /entrikel,

fi)rilasi /entrikel dan peru)ahan inter/al L@

o 1a)orat : kadar enim antung meningkat (1D=,%PK,SA?@,SAP@#

o ontgen : antung mem)esar )ila terdapat gagal antung

!. Kolaps perifer 

". ?)struksi alan nafas dengan segala aki)atnya, )ronkopneumonia dan atelektasis

4. <rogenital : dapat teradi nefritis

. Penderita difteri (!35# akan mengalami komplikasi yg mengenai sistem susunan

saraf terutama sistem motorik • @eradi pada akhir minggu pertama peralanan penyakit

• @anda0tanda renatan :

@D menurun (systol 3 mm=g#

@ekanan nadi menurun

Kulit kea)u0a)uan dingin dan )asah

&nak gelisah

• !e0usakan sa0a, .

@oksin dapat menye)a)kan penderita mengalami masalah sulit menelan, masalah

saluran kemih, paralisis atau kelumpuhan pada diafragma, serta pem)engkakan saraf 

tangan dan kaki. Masalah saluran kemih dapat menadi indikasi a2al dari kelumpuhan

saraf yang akan memengaruhi diagfragma. Paralisis ini akan mem)uat pasien tidak 

 )isa )ernapas sehingga mem)utuhkan alat )antu pernapasan atau respirator. Paralisis

diagfragma dapat teradi secara ti)a0ti)a pada a2al muncul geala atau )erminggu0

minggu setelah infeksi sem)uh. Karena itu, penderita difteri anak0anak yang

mengalami komplikasi apa pun umumnya dianurkan untuk tetap di rumah sakit

hingga !,' )ulan.

• Di,te0i hipe0tksik .

Komplikasi ini adalah )entuk difteria yang sangat parah. Selain geala yang sama

dengan difteri )iasa, difteri hipertoksik akan memicu pendarahan yang parah dan

gagal ginal. Se)agian )esar komplikasi ini dise)a)kan oleh )akteriCorynebacterium

diphtheriae.

J+ Peng6atan

@uuan pengo)atan penderita difteria adalah menginakti/asi toksin yang )elum terikat

secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang teradi minimal,

Page 17: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 17/24

mengeliminasi %. diphtheriae untuk mencegah penularan serta mengo)ati infeksi penyerta

dan penyulit difteria.

!. Peng6atan umum 

Pasien diisolasi sampai masa akut terlampaui dan )iakan hapusan tenggorok 

negati/e " kali )erturut0turut. Pada umumnya pasien tetap diisolasi selama "04

minggu. *stirahat tirah )aring selama kurang le)ih "04 minggu, pem)erian cairan serta

diet yang adekuat, makanan lunak yang mudah dicerna, cukup mengandung protein

dan kalori. Penderita dia2asi ketat atas kemungkinan teradinya komplikasi antara

lain dengan pemeriksaan EKA pada hari 3, 4, - dan setiap minggu selama ' minggu.

Khusus pada difteri laring di aga agar nafas tetap )e)as serta diaga kelem)a)an

udara dengan menggunakan ne)ulier.

'+ Peng6atan !husus

a+ Antitksin 7 Anti Diphthe0ia Se0um (ADS)&ntitoksin harus di)erikan segera setelah di)uat diagnosis difteria. Dengan

 pem)erian antitoksin pada hari pertama, angka kematian pada penderita kurang

dari !5. +amun dengan penundaan le)ih dari hari ke06, angka kematian ini )iasa

meningkat sampai 435.

Se)elum Pem)erian &DS harus dilakukan ui kulit atau ui mata terle)ih

dahulu, oleh karena pada pem)erian &DS dapat teradi reaksi anafilaktik, sehingga

harus disediakan larutan adrenalin a:!333 dalam semprit. <i kulit dilakukan

dengan penyuntikan 3,! ml &DS dalam larutan garam fisiologis !:!.333 secara

intrakutan. =asil positif )ila dalam "3 menit teradi indurasi B !3 mm. <i mata

dilakukan dengan meneteskan ! tetes larutan serum !:!3 dalam garam fisiologis.

Pada mata yang lain diteteskan garam fisiologis. =asil positif )ila dalam "3 menit

tampak geala hiperemis pada konungti/a )ul)i dan lakrimasi. $ila ui kulit>mata

 positif, &DS di)erikan dengan cara desentisasi ($esredka#. $ila uihiprsensiti/itas

terse)ut diatas negati/e, &DS harus di)erikan sekaligus secara intra/ena. Dosis

&DS ditentukan secara empiris )erdasarkan )erat penyakit dan lama sakit, tidak 

tergantung pada )erat )adan pasien, )erkisar antara "3.3330!"3.333 K* seperti

tertera pada ta)el diatas. Pem)erian &DS intra/ena dalam larutan garam fisiologis

atau !33 ml glukosa '5 dalam !0" am. Pengamatan terhadap kemungkinan efek 

samping o)at dilakukan selama pem)erian antitoksin dan selama " am )erikutnya

Demikian pula perlu dimonitor teradinya reaksi hipersensiti/itas lam)at (serum

sickness#

Dosis di)erikan )erdasar atas luasnya mem)rane dan )eratnya penyakit.

N 3.333 *< untuk difteri sedang, yakni luas mem)ran menutupi se)agian>seluruh

Page 18: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 18/24

tonsil secara unilateral>)ilateral.

N 3.333 *< untuk difteri )erat, yakni luas mem)ran menutupi hingga mele2ati

tonsil, meluas ke u/ula, palatum molle dan dinding faring.

N !"3.333 *< untuk difteri sangat )erat, yakni ada )ull neck, kom)inasi difteri

laring dan faring, komplikasi )erupa miokarditis, kolaps sirkulasi dan kasus lanut.

@a)el !. Dosis &DS Menurut 1okasi Mem)ran dan 1ama Sakit

@ipe difteri Dosis DS

(K*#

%ara Pem)erian

Difteri hidung "3.333 *M

Difteri tonsil 3.333 *M atau *7

Difteri faring 3.333 *M atau *7

Difteri laring 3.333 *M atau *7Kom)inasi

lokasi di atas

3.333 *7

Difteri O

 penyulit,

 )ullneck 

3.3330

!"3.333

*7

@erlam)at

 )ero)at (B-"

 am#, lokasi

dimana saa

3.3330

!"3.333

*7

S&D di)erikan dalam dosis tunggal melalui drips *7 dengan cara

melarutkannya dalam "33 cc +a%l 3,9 5. Pem)erian selesai dalam 2aktu "

 am (sekitar 4 tetes>menit#.

6+ Anti6itik

&nti)iotik di)erikan )ukan se)agai pengganti antitoksin melainkan untuk 

mem)unuh )akteri dan menghentikan produksi toksin dan uga mencegah

 penularan organisme pada kontak. %. diphtheriae )iasanya rentan terhadap

 )er)agai agen in/itro, termasuk penisilin, eritromisin, klindamisin, rifampisin dan

tetrasiklin. Sering ada resistensi terhadap eritromisin pada populasi yang padat

 ika o)at telah digunakan secara luas. ang dianurkan hanya penisilin atau

eritromisin eritromisin sedikit le)ih unggul daripada penisilin untuk 

 pem)erantasan pengidap nasofaring.Dosis :

Page 19: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 19/24

• Penisilin prokain "'.3330'3.333 <>kg$$>hari i.m. , tiap " am selama ! hari

atau )ila hasil )iakan 4 hari )erturut0turut (0#. Maksimal 4 gram>hari.

• Eritromisin 30'3 mg>kg$$>hari, maks " g>hari, p.o. , tiap 6 am selama !

hari. Secara oral 40 kali>hari.N Penisilin A kristal aJua !33.3330!'3.333

<>kg$$>hari, i.m. atau i./. , di)agi dalam dosis.

• &moksisilin.

• ifampisin.

• Klindamisin.

@erapi di)erikan selama ! hari. $e)rapa penderita dengan difteri kulit dio)ati

-0!3 hari. 1enyapnya organisme harus didokumentasi sekurang0kurangnya dua

 )iakan )erturut0turut dari hidung dan tenggorok (atau kulit# yang diam)il )erarak 

" am sesudah selesai terapi.

c+ !0tikste0i2

$elum terdapat persamaan pendapat mengenai kegunaan o)at ini pada difteria.

Dianurkan korikosteroid di)erikan kepada kasus difteria yang disertai dengan

geala o)struksi saluran nafas )agian atas (dapat disertai atau tidak )ullneck# dan

 )ila terdapat penyulit miokarditis. Pem)erian kortikosteroid untuk mencegah

miokarditis ternyata tidak ter)ukti.

Dosis : Prednison !,30!,' mg>kg$$>hari, p.o. tiap 60 am pada kasus )erat selama

! hari.3+ Peng6atan Penyu-it

Pengo)atan terutama dituukan untuk menaga agar hemodinamika tetap )aik.

Penyulit yang dise)a)kan oleh toksin pada umumnya re/ersi)le. $ila tampak 

kegelisahan, irita)ilitas serta gangguan pernafasan yang progresif merupakan indikasi

tindakan trakeostomi.

8+ Peng6atan !a0ie0

Karier adalah mereka yang tidak menunukkan keluhan, mempunyai ui

Schick negati/e tetapi mengandung )asil difteria dalam nasofaringnya. Pengo)atan

yang dapat di)erikan adalah penisilin !33 mg>kg$$>hari oral>suntikan, atau

eritromisin 3mg>kg$$>hari selama satu minggu. Mungkin diperlukan tindakan

tonsilektomi> edenoidektomi.

Pengo)atan @erhadap Kontak Difteria

$iakan <i Schick @indakan

(0# (0# $e)as isolasi : anak  

yang telah mendapat

imunisasi dasar 

di)erikan )ooster 

Page 20: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 20/24

toksoid difteria

(O# (0# Pengo)atan karier :

Penisilin !33

mg>kg$$>hari

oral>suntikan, atau

eritromisin 3

mg>kg$$>hari selama

! minggu

(O# (O# Penisilin !33

mg>kg$$>hari

oral>suntikan atau

eritromisin 3

mg>kg$$ O &DS

"3.333 K*

(0# (O# @oksoid difteria

( imunisasi aktif#,

sesuaikan dengan

status imunisasi

!+ Pencegahan+ Pencegahan P0im2ia-

9 Penyu-uhan

Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada orang tua

tentang )ahaya difteri dan perlunya imunisasi difteri pada )ayi dan anak0anak,

 perlunya ke)ersihan dan pengetahuan tentang )ahaya penyakit ini )agi anak0

anak. Pada umumnya setelah menderita penyakit diphtheria keke)alan

 penderita terhadap penyakit ini sangat rendah sehingga perlu imunisasi.

'+ Pencegahan P0ime0

9 Imunisasi

<ni/ersal imunisasi adalah cara paling efektif mencegah difteri.

Kursus standar imunisasi )agi anak0anak yang sehat adalah tiga dosis DP@

(difteri0tetanus0pertussis# persiapan di)erikan antara dua )ulan dan enam

 )ulan usia, dengan dosis penguat di)erikan pada ! )ulan dan pada masuk ke

sekolah. *munisasi DP@ di)erikan se)anyak 4 kali, yaitu pada saat anak 

 )erumur " )ulan (DP@ *#, 4 )ulan (DP@ **# dan )ulan (DP@ ***#, selang

2aktu tidak kurang dari minggu. *munisasi DP@ ulang di)erikan ! tahun

Page 21: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 21/24

setelah DP@ *** pada usia prasekolah ('06 tahun#. ?rang de2asa harus

diimunisasi pada inter/al !3 tahun dengan @d (tetanus0difteri# toksoid. toksoid

adalah toksin )akteri yang diperlakukan untuk mem)uatnya tidak )er)ahaya

tapi masih dapat menim)ulkan keke)alan terhadap penyakit.

Dosis yang digunakan untuk menyuntikkan /aksin DP@ ini pada tu)uh anak di

 )a2ah umur - tahun adalah 3.' m1. Penyuntikan secara fraksional (dosis yang

dikurangi kemudian di)erikan )erkali0kali# tidak direkomendasikan, karena

 penyuntikan secara fraksional tidak mem)eri manfaat apa pun.

%ara mem)erikan /aksin DP@ ini adalah secara intramuskular.

*ntramuskular maksudnya adalah disuntik langsung ke otot tu)uh anak. 1okasi

 penyuntikan dilakukan di )agian aspek anterolateral ()agian depan dan )agian

samping# paha dan uga di otot deltoid lengan atas (sekitar pundak dan lengan

atas#. Penyuntikan tidak )oleh dilakukan di )agian otot gluteal (sekitar pantat

dan paha )agian )elakang# dan uga tidak )oleh dilakukan di )agian tu)uh

yang ada )atang saraf utamanya. Selama empat pem)erian pertama /aksin

Page 22: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 22/24

DP@, penyuntikan di titik yang sama tidak )oleh dilakukan. Saat menyuntik 

 uga harus hati0hati agar /aksin DP@ tidak masuk ke pem)uluh darah.

Seiring dengan ditetapkannya K1$ Difteri di )er)agai daerah, maka

 pemerintah melakukan serangkaian kegiatan penanggulangan. Salah satu

konsentrasi kegiatan difokuskan pada imunisasi tam)ahan dan imunisasi

dalam penanggulangan K1$. @eradinya suatu K1$ Difteri dapat

mengindikasikan )ah2a *munisasi yang telah diperoleh pada 2aktu )ayi

 )elum cukup untuk melindungi terhadap penyakit PD4* (Penyakit ang Dapat

Dicegah Dengan *munisasi# sampai usia anak sekolah. =al ini dise)a)kan

karena seak anak mulai memasuki usia sekolah dasar teradi penurunan

terhadap tingkat keke)alan yang diperoleh saat imunisasi ketika )ayi.

Sehingga perlu di)erikan imunisasi tam)ahan untuk menangani K1$ Difteri

yaitu dengan program $1 ($acklog ighting# dan ?* (?ut)reak esponse

*muniation#.

+  $1 ($ack 1og ighting#

$1 (Penyulaman# adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak 

yang )erumur ! ; 4 tahun. Sasaran prioritas adalah desa>kelurahan yang

selama " tahun )erturut turut tidak mencapai desa <%* (<ni/ersal %hild

*mmuniation#. $1 tergolong dalam imunisasi tam)ahan diamana definisinya

adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah

dari hasil pemantauan atau e/aluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak rutin,

mem)utuhkan )iaya khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu periode

tertentu.

". ?* (?ut)reak esponse *muniation#

?* adalah *munisasi yang dilakukan dalam penanganan K1$. Dilaksanakan

 pada daerah yang terdapat kasus penyakit PD4*, dalam hal ini adalah Difteri.

Sasarannya adalah anak usia !" )ulan s>d !' tahun, melakukan ?* ter)atas di

2ilayah sekitar K1$, sesaat setalah K1$ teradi.

Mengingat Penyakit Difteri ini muncul terutama pada )ulan0)ulan

dimana temperatur le)ih dingin di negara su)tropis dan terutama menyerang

anak0anak )erumur di )a2ah !' tahun yang )elum diimunisasi. Maka

tindakan pre/entif untuk mencegah penyakit melalui pem)erian keke)alan

tu)uh (*munisasi# harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan

Page 23: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 23/24

dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu mem)erikan perlindungan

kesehatan dan memutus mata rantai penularan.

9 I2enti,ikasi 2an kemu2ian meng6ati ka0ie0 2i,te0i

Karena difteri adalah sangat menular dan memiliki masa inku)asi yang

singkat, anggota keluarga dan kontak lainnya pasien difteri harus mengamati

geala dan diui untuk melihat apakah mereka adalah pem)a2a. Dilakukan

dengan ui Schick, yaitu )ila hasil ui negatif (mungkin penderita karier pernah

mendapat imunisasi#, maka harus diiakukan hapusan tenggorok. 8ika ternyata

ditemukan Corynebacterium diphtheriae, penderita harus dio)ati dan )ila

 perlu dilakukan tonsilektomi.

0 en/aga ke6e0sihan 6a2an5 pakaian5 2an -ingkungan.

0 ene0apkan st0ategi yang 2i-akukan 2a-am upaya PD3I 2i,te0i  yaitu

antara lain :

+ Mem)erikan akses (pelayanan# kepada masyarakat dan s2asta

'+ Mem)angun kemitraan dan earing kera

3+ Menamin ketersediaaan dan kecukupan /aksin, peralatan rantai /aksin

dan alat suntik 

8+ Menerapkan sistem pemantauan 2ilayah setempat (PS# untuk 

menentukan prioritas kegiatan serta tindakan per)aikan

:+ Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional>terlatih

*+ Pelaksanaan sesuai dengan standard;+ Memanfaatkan perkem)angan methoda dan tekhnologi yang le)ih efektif 

 )erkualitas dan efisien

<+  Meningkatkan ad/okasi, fasilitasi dan pem)inaan

3+ Pencegahan Sekun2e0

9 Is-asi Pasien

Pasien difteri harus diisolasi selama satu sampai tuuh hari atau sampai

dua )udaya )erturut0turut menunukkan )ah2a mereka tidak lagi menular.

&nak0anak ditempatkan dalam isolasi )iasanya ditugaskan seorang pera2at

utama untuk dukungan emosional. Pasien  )aru dapat dipulangkan setelah

 pemeriksaan sediaan langsung menunukkan tidak terdapat

lagi Corynebacterium diphtheriae.

9 Peng6atan pen2e0ita

<mumnya di)eri Penisilin atau anti)iotic seperti @etrasiklin atau

Eritromisin yang )ermaksud untuk mencegah infeksi sekunder (Streptococcus#

dan pengo)atan )agi carrier penyakit ini. Pengo)atan dengan eritromisin

secara oral atau melalui suntikan (3 mg > kg > hari, maksimum, " gram > hari#

Page 24: PAPER Difteri

8/16/2019 PAPER Difteri

http://slidepdf.com/reader/full/paper-difteri 24/24

selama ! hari, atau penisilin prokain A harian, intramuskular (433.333 < >

hari untuk orang dengan )erat !3 kg atau kurang dan 633.333 < > sehari )agi

mereka yang )erat le)ih dari !3 kg# selama ! hari.

8+ Pencegahan Te0sie0eha)ilitasi pada penderita difteri. Dilakukan dengan )eristirahat yang cukup.

Re,e0ensi

&nonim, "33-. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan *munisasi.222. dinkes.denpasarkota.go.id diakses tanggal - Mei "33.$ehrman, Kliegman dan

&r/in. "333. *lmu +esehatan Anak. Edisi !' 7ol.". Pener)it $uku Kedokteran EA%:

8akarta

Diten P"P1, Depkes *, e/isi $uku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Keadian

1uar $iasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit#,"33-, 8akarta

Diten P"P1, Depkes *, Pedoman @eknis *munisasi @ingkat Puskesmas, "33',8akarta

Kartono, "33, 1ingkungan umah dan Keadian Difteri di Ka)upaten @asikmalaya dan

Ka)upaten Aarut, 8urnal Kesehatan Masyarakat +asional 7ol." +o.' Profil,"33,

Profil Kesehatan *ndonesia @ahun "3!"

Profil Kesehatan 8a2a @engah @ahun "3!"

Profil Kesehatan *ndonesia @ahun "3!4

Profil Kesehatan Kota Semarang @ahun "3!

&gung Pra)o2o Kusumo, dkk. "3!6. Patogenesis dan Patofisiologi.Makalah. <ni/ersitasDiponegoro EK? <D=? =&D* P&$??. "3!". PE+E1*@*&+ PE*1&K< *$<

D&1&M PE+%EA&=&+ PE+&K*@ D*@E* P&D& &+&K <S*& !0' @&=<+ Di @ !

" Desa @anung eo Kecamatan $adegan Ka)upaten Ponorogo. <+*7ES*@&S

M<=&MM&D*&= P?+??A?