Pemeriksaan Radiograf Panoramik Istilah Panoramic berarti
gambaran (=view) suatu region secara lengkap dari segala arah.
Panoramik radiografi adalah istilah yang dipakai untuk teknik
pemotretan, yang memproyeksikan, gigi-geligi serta seluruh struktur
jaringan penyangganya, dan struktur anatomis rahang atas maupun
bawah, sampai setinggi rongga orbita dan mencakup kondilus
mandibula dalam satu lembar film.
Panoramik (juga disebut panthomography) adalah gambaran suatu
region secara lengkap dari segala arah. Panoramik radiografi adalah
istilah yang dipakai untuk teknik pemotretan, yang memproyeksikan
gigi geligi serta seluruh jaringan penyangganya, dan struktur
anatomis rahang atas maupun bawah, sampai setinggi rongga orbita
dan mencakup kondilus mandibula dalam satu lembar. Keuntungan utama
dari gambar panorama adalah (1) cakupan yang luas dari tulang wajah
dan gigi, (2) dosis radiasi rendahpada pasien, (3) kenyamanan
pemeriksaan untuk pasien, (4) fakta bahwa
pemeriksaan ini dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat
membuka mulut mereka, dan (5) Pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
membuat gambar panoramik, biasanya berkisar antara 3 sampai 4
menit.
Panoramic radiografi paling berguna secara klinis untuk
diagnostik masalah yang
memerlukan cakupan luas dari rahang. Contoh umum mencakup untuk
evaluasi trauma, molar ketiga, perkembangan gigi (terutama di
geligi campuran), mempertahankan gigi atau ujung akar (pada pasien
edentulous), dan perkembangan anomali. Panoramik tidak memerlukan
resolusi tinggi dan detail yang tajam seperti yang tersedia di
radiograf intraoral. Panoramic radiografi sering digunakan sebagai
survei awal yang dapat memberikan wawasan yang dibutuhkan atau
membantu dalam menentukan kebutuhan proyeksi lain. Panoramic
radiografi juga berguna bagi pasien yang tidak dapat mentolerir
prosedur intraoral. Kerugian utama dari radiografi panoramik adalah
bahwa gambar tidak menampilkan detail anatomi halus yang tersedia
pada radiografi periapikal intraoral. Jadi, tidak sebaik seperti
radiografi periapikal yang dapat mendeteksi lesi karies kecil atau
penyakit periapikal.
Kendala membaca struktur anatomis normal: 1. Anatomi wajah
tengah yang kompleks 2. Superimpos variasi struktur anatomis
3. Orientasi proyeksi yang berubah-ubah
Gambaran yang bermacam-macam berhubungan dengan: 1. Gerakan
pasien dan mesin 2. Posisi pasien 3. Anatomi pasien yang tidak
biasa Contoh: posisi external oblique dan mylohyoid ridges di
mandibula. Di foto panoramic mereka terlihat tajam, di mana secara
fisik external oblique ridge di permukaan bukal mandibula dan
mylohyoid ridge di permukaan lingual mandibula, terpisah beberapa
millimeter.
Foto panoramic sebenarnya adalah tiga foto dalam satu foto: foto
lateral kanan dan kiri posterior dari kaninus dan gambar
posterior-anterior anterior dari kaninus. Foto anterior paling
sering terjadi distorsi, juga superimpos karena cervical vertebrae.
(Gambar 10-16)
Struktur anatomis penting dalam foto panoramic 1. Mandibula
Daerah anatomis mayor di mandibula: 1. prosesus kondilaris dan TMJ
2. prosesus koronoideus 3. Ramus 4. Body and angle 5. Anterior
sextant 6. gigi and struktur pendukung
Kita harus bisa menelusuri batas tulang kortikal disekeliling
seluruh tulang. Batas ini harus terlihat halus, tanpa kelainan
bentuk berupa step, dan ketebalan yang simetris. Trabekulasi di
mandibula cenderung lebih banyak di regio anterior, sumsum tulang
bertambah ke arah angle dan ke arah ramus; bagaimanapun, pola
trabekula dan densitas ini secara relatif simetris. Anak-anak punya
trabekula yang sangat jarang pada periode gigi sulung dan mixed
dentition.
Kondil mandibula biasanya terletak lebih anteroinferior daripada
posisi normal pada saat menutup karena pasien harus sedikit membuka
dan protusi
mandibulanya untuk menggunakan positioning device di kebanyakan
mesin panoramik. Perlu diingat bahwa kita dapat menilai perubahan
anatomis TMJ (kepala kondil dan glenoid fossa) yang menyolok; kita
tidak dapat menevaluasi jaringan lunak, seperti discus artikularis
dan posterior ligamentous attachment. Juga perlu diingat bahwa
glenoid fossa adalah bagian dari tulang temporal dan dapat terisi
oleh mastoid air cells. Hal ini dapat menyebabkan penampakan
radiolusen di articular eminence dan atap dari glenoid fossa (ini
normal). Pemeriksaan tulang TMJ lebih detil dapat menggunakan
complex motion tomography, dan pemeriksaan disc dan pericondylar
soft tissue dapat digunakan magnetic resonance imaging (MRI)
(Brooks, 1997).
Bayangan struktur lain yang dapat superimpos di atas area ramus
mandibula termasuk: 1. Pharyngeal airway shadow khususnya ketika
pasien tidak dapat menghembuskan udara dan menempatkan lidah nya di
palatal selama ekspos radiasi. 2. Dinding posterior nasofaring 3.
Cervical vertebrae khususnya pada pasien dengan anterior lordosis
berat, biasanya terlihat pada pasien osteoporosis parah. 4. Ear
lobe dan ear decorations 5. Soft palate dan uvula 6. Dorsum lidah
7. Ghost shadow dari sisi mandibula yang berlawanan
Telusuri dari angle mandibula ke symphyseal region. Fraktur
sering terlihat sebagai diskontinuitas (kelainan berupa step) di
border inferior; perubahan menyolok yang mendatar di bidang oklusal
mengindikasikan frakturnya melewati tooth-bearing area, sedangkan
cant di seluruh bidang oklusal mengindikasikan frakturnya posterior
dari tooth-bearing area. Lebar dari tulang kortikal di border
inferior harus kurang dari 3 mm pada orang dewasa dan densitasnya
harus seragam. Tulang dapat menjadi lebih tipis secara local oleh
lesi seperti kista atau secara general oleh penyakit sistemik
seperti hiperparatiroid dan osteoporosis. Outline kedua sisi harus
simetry, kalau ada simetri ukuran dapat terjadi karena
posisi pasien yang tidak sesuai atau karena hiperplasia atau
hipoplasia hemifasial. Tulang hyoid dapat terproyeksi di bawah atau
di atas border inferior mandibula.
Trabekulasi adalah yang paling jelas terlihat di dalam prosesus
alveolar. Kanal mandibula dan foramen mentalis biasanya terlihat
jelas di ramus dan region badan mandibula. Biasanya lebar kanal
sama atau ada sedikit tapering dari foramen mandibula ke foramen
mentalis. Kanal bisa terlihat lebih kabur di daerah molar dan
premolar. Biasanya berjalan ke atas ke arah foramen mentalis,
memutar beberapa millimeter di depan foramen mentalis = anterior
loop kanal mandibula, posisi dan perluasan dari kanal ini menjadi
pertimbangan ketika membuat implan gigi di regio kaninus. Tonjolan
di kanal menunjukkan tumor neural. Midline lebih opak karena mental
protuberance, meningkatkan jumlah trabekula, dan pelemahan radiasi
berkas sinar X karena melewati cervical spine. Banyak mesin
panoramic modern meningkatkan factor eksposure ketika
melewati regio cervical spine untuk meminimalisir opasitas ini;
namun opasitas masih saja terlihat di regio anterior foto. Biasa
juga terlihat depresi di permukaan lingual mandibula dikarenakan
kelenjar mandibula dan submandibula = lingual salivary gland
depression, atau fossae, dan biasanya lebih radiolusen. Bentuk ini
terlihat di foto panoramic, foto periapikal, dan coronal CT image,
dan tengkorak kering. (Gambar 10-19)
2. Regio midfasial Midfasial (gambar 10-20; gambar 10-18) adalah
gabungan kompleks antara tulang, lubang udara, dan jaringan lunak,
semuanya tampak di foto panoramik. Tulang yang tampak pada foto
midfasial adalah temporal, zygoma, mandible, frontal, maxilla,
sphenoid, ethmoid, vomer, nasal, turbinate, dan palate.
Daerah-daerah mayor yang diperiksa di maksila: 1. Cortical boundary
maksila, termasuk border posterior dan alveolar ridge 2.
Pterygomaxillary fissure 3. Sinus maksilaris 4. Zygomatic complex,
termasuk orbital rims inferior dan lateral, prosesus zygomaticus
maksila, dan bagian anterior zygomatic arch 5. Kavitas nasal dan
conchae 6. TMJ
7. Gigi-gigi maksila dan supporting alveolus
Cara yang baik untuk memeriksa midface adalah dengan memeriksa
outline tulang kortikal. Batas posterior maksila mulai dari bagian
superior
pterygomaxilarry fissure turun ke bawah ke tuberosity region dan
sekitarnya. Batas posterior dari pterygomaxilarry fissure adalah
pterygoid spine dari tulang sphenoid (batas anterior pterygoid
plates). Kadang-kadang sphenoid sinus meluas ke struktur ini.
Pterygomaxillary fissure sendiri memiliki bentuk teardrop terbalik;
penting untuk mengecek bagian ini di kedua sisi karena mucocele dan
karsinoma sinus maksilaris akan secara khas merusak batas posterior
maksila, yang terlihat sebagai kehilangan Pterygomaxillary fissure.
Fraktur maksila
LeFort juga selalu melibatkan pterygoid plate(s), dan akan
sering terdiagnosis oleh gangguan integritas gambaran
Pterygomaxillary fissure. (gambar 10-21)
Sinus maksilaris biasanya terlihat jelas di foto panoramic.
Periksa setiap batas kemudian catat apakah semuanya dibatasi oleh
tulang kortikal, kira-kira simetris, dan densitasnya normal.
Batasnya harus ada dan utuh. Border medial sinus maksilaris adalah
border lateral nasal cavity, tapi interface ini tidak terlihat di
foto panoramik. Border superior atau atap sinus maksilaris
merupakan lantai dari orbit; interface ini terlihat di foto di
aspek paling anterior. Penting untuk membandingkan sinus maksilaris
kanan dan kiri untuk menngecek
ketidaknormalan, tetapi perlu diingat bahwa sinus sering
asimetris dalam bentuk, ukuran, dan kehadiran serta jumlah septae
dalam keadaan nonpatologis. Aspek posterior sinus lebih opak karena
superimpose dengan zygoma. Periksa ada tidaknya mucous retention
cyst di tiap sinus, penebalam mukoperiosteum, dan ketidaknormalan
sinus lainnya. Zygomaticus complex atau buttress di midface adalah
daerah anatomis yang sangat kompleks, dengan kontribusi dari
frontal, zygomatic, dan tulang maksila. Termasuk orbital rims
lateral dan inferior, prosesus zygomaticus maksila, dan zygomatic
arch. Prosesus zygomaticus maksila timbul di atas M1 dan M2
maksila. Sinus maksilaris dapat melewati prosesus zygomaticus
maksila sampai zygomaticomaxillary suture. Hal ini mengakibatkan
tampaknya radiolusensi di sinus maksilari berbentuk elips yang
dilapisi tulang kortikal, dapat superimpose
di atas akar gigi molar. Border inferior zygomatic arch mulai
dari batas inferior prosesus zygomaticus ke arah posterior dan dari
articular tubercle dan glenoid fossa di tulang temporal ke arah
posterior. Perhatikan juga border superior zygomatic arch, yang
membentuk kurva di bagian superior untuk membentuk bagian lateral
dari orbital rim. Zygomaticotemporal suture terletak di tengah
zygomatic arch dan dapat disalah artika sebagai fraktur. Mastoid
air cells kadangkadang melewati tulang temporal ketika akan menuju
Zygomaticotemporal suture, mengakibatkan glenoid fossa TMJ terlihat
multilocular, atau soap bubbly, yang sebenarnya radiolusensi
normal.
Di nasal fossa dapat terlihat septum nasalis dan inferior
concha, termasuk tulangnya dan mukosa yang melapisisnya. Conchae
yang tersusun dari tulang internal, turbinate, dan yang melapisi
tulang kartilago dan mukosa, terlihat dari koronal di daerah
anterior foto dan dari sagital di daerah posterior. Struktur ini
dapat terlihat sebagai densitas jaringan lunak yang sangat besar,
homogen yang superimpos di atas sinus maksilaris dan kadang-kadang
di atas nasofaring anterior.
3. Jaringan lunak Struktur opak jaringan lunak (gambar 10-22;
gambar 10-18) yang dapat dilihat yaitu lidah yang membusur
melintasi foto di bawah palatum keras (kira-kira dari angle kanan
ke angle kiri mandibula), bibir (di tengah film), dan palatum lunak
yang ada di posterior dari palatum keras di atas setiap ramus
(gambar 10-15 6), septum nasalis, ear lobe, hidung, dan nasolabial
folds. Bayangan jalan arus udara superimpos di atas struktur
anatomis normal dan dapat ditunjukkan oleh border jaringan lunak
yang bersebelahan yaitu fossa nasalis, nasal pharynx, kavitas oral,
dan faring. Epiglottis dan kartilago thyroid sering terlihat.
Kadang-kadang space udara antara dorsum lidah dan palatum lunak
disalahartikan sebagai fraktur melewati mandibula.
4. Superimpos dan ghost images Superimpos terjadi karena sinar
x-ray terproyeksi melewati benda padat (misalnya anting, spinal
column, ramus mandibular, atau palatum keras) yang ada di dalam
jalur sinar x-ray tetapi di luar focal yang melewati objek yang
ingin
difoto. Objek ini terlihat kabur dan terproyeksi di atas
struktur midline,(seperti cervical vertebrae) atau di atas bagian
di radiograf yang berlawanan dalam bentuk terbalik dan posisinya
lebih cranial daripada struktur aslinya (gambar 1017). Gambar
kontralateral ini disebut ghost images, dan dapat mengaburkan
anatomi normal atau dapat juga disalahartikan sebagai patologi.
5. Gigi Jika gigi anterior terlalu lebar atau sempit, hal ini
menunjukkan malposisi. Jika gigi lebih lebar di satu sisi daripada
di sisi lainnya, hal ini menunjukkan bahwa sagital plane pasien
berotasi. Walaupun karies besar, penyakit periodontal dan
periapikal dapat terlihat, penyakit yang tidak ekstrim terlihat
memerlukan foto intraoral untuk diagnosis. Permukaan proksimal gigi
premolar sering overlap, yang sering mengganggu interpretasi
karies.
Kekuatan foto panoramic: memperlihatkan complete dentition.
Kelemahan: masalah posisi pasien dan tidak dapat melihat gigi
ektopik keluar dari batas foto (gambar 10-23). Harus diperiksa
abnormalitas yang menyolok dari jumlah, posisi dan anatomi. Juga
harus dicatat obturasi endodontik, crown, dan restorasi fixed
lainnya.
Penting untuk memeriksa M3 impaksi secara dekat. Orientasi,
jumlah dan bentuk akarnya, hubungan bagian gigi dengan struktur
anatomis penting seperti kanal mandibularis, lantai dan dinding
posterior sinus maksilaris, tuberositas maksilaris, dan gigi
sebelahnya. Juga perlu diperhatikan ada atau tidaknya abnormalitas
tulang perikoronal dan/ atau periradikular. Abnormalitas yang
dicurigai ketika melihat foto panoramic biasanya memerlukan foto
intraoral untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci.
Cara pemotretan panoramik : 1. Sumber sinar X langsung di dalam
mulut penderita, film ditempatkan di luar mulut, sekeliling rahang
yang akan diperiksa. 2. Sumber sinar X dan film berputar
mengelilingi rahang pasien yang akan diperiksa. 3. Pasien berputar
di antara film
4. dan sumber sinar X diam.
Macam-macam foto panoramik : 1. Panagraphy Disebut juga status
X. Sumber sinar X ditempatkan di dalm mulut pasien sedangkan film
dipegang oleh pasien sendiri dan ditempatkan di sekeliling muka
atau rahang saja, mulai dari region gigi molar 3 kiri sampai molar
3 kanan. Kerugian tehnik ini adalah terhadi distorsi gambaran yang
dihasilkan, radiasi hambur ke struktur anatomis lainnya di rongga
mulut. 2. Panorex Mempunyai dua pusat perputaran, yaitu sumber
sinar X mengelilingi rahang pasien. Setelah mencapai pertengahan
rahang pasien, tube berhenti untuk pindah pada lintasan berikutnya.
Film ditempatkan pada posisi lurus di film holder dan akan bergeser
pada saat tube pindah lintasan. Foto yang dihasilkan memperlihatkan
gigi geligi RA dan RB dalam satu lembar film, dengan garis putih
ditengahnya, karena tube, berhenti dan berpindah lintasan. 3.
Rotograph Mempunyai satu pusat perputaran. Pasien duduk di kursi
yang dapat berputar di antara film dan sumber sinar X yang diam. 4.
Orthopantomography Mempunyai 3 pusat perputaran yaitu: o Sumber
sinar X dan film berputar dengan arah berlawannan, mengelilingi
rahang penderita. o Film pada kaset holder setengah lingkaran
berputar mengelilingi sumbu perputarannya
Foto yang dihasilkan memperlihatkan gambaran tanpa garis pemisah
antara region sebelah kiri dengan kanan. Walupun panoramik
memperlihatkan seluruh daerah RB dan RA, termasuk kondilus dan
sinus maksilaris, tetapi radiogram dapat dibagi dalam 3 daerah
kejalasan gambar (image layer/ focal trough): 1. Daerah simfisis
mandibula 2. Daerah kondilus mandibula 3. Daerah sinus
maksilaris
Oleh karena itu bila merujuk penderita untuk foto panoramic,
harus ditulis jelas region mana yang spesifik akan diperiksa. Hal
ini disebabkan bentuk rahang tidak selalu parabola, tetapi berbagai
bentuk, seperti segitiga atau suatu segi empat.
Indikasi Utama Foto panoramic pada prinsipnya untuk
melihat/menilai kelainan yang luas di RA maupun RB, serta menilai
hubungannya dengan struktur anatomi tulang muka disekitarnya.
Penilaian ortodontik untuk melihat keberadaan, posisi dan hubungan
gigi susu dengan gigi permanent yang sedang tumbuh. Lesi-lesi
seperti kista, tumor dan anomali pertumbuhan di regio korpus dan
ramus mandibula (untuk mengetahui ukuran dan tempat/lokasinya).
Fraktur di seluruh bagian mandibula, kecuali regio anterior.
Kelainan sinus maksilaris, terutama untuk menilai diding anterior,
posterior dan dasar sinus. Melihat keadaan permukaan artikular
kepala kondilus (condylar head) mandibula pada kasus kelainan TMJ.
Melihat tinggi tulang alveolar secara umum pada kelainan/ penyakit
periodontal. Melihat keadaan gigi molar 3. Melihat ada tidaknya
penyakit/ kelainan yang mempengaruhi sebelum pembuatan gigi tiruan
sebagian/ penuh. Evaluasi ukuran vertikal (tinggi) tulang alveolar
sebelum pemasangan gigi tiruan implant.
b. Teknik Pemotretan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Film dimasukkan ke dalam
kaset Buat identifikasi pasien di bagian depan kaset Letakkan kaset
di kaset holder Perhiasan logam dan alt lain sperti kaca mata,
harus dilepaskan Pasien berdiri atau duduk, kedua tangannya
memegang hand holder Atur posisi kepala, dengan dagu pada chin cup.
Mid Sagital Plane tepat di tengah-tengah.
7.
Atur image layer (focal trough) sesuai tujuan pemotretan, apakah
untuk melihat : daerah simfisis mandibula, atau daerah condyle TMJ
atau daerah sinus maksilaris. Penderita diminta mengigit bite
plastic atau bite tab edge to edge untuk mencegah tumpang tindih
gigi anterior RA dan RB.
8.
9.
Tentukan kondisi sinar X, kVp = 100, mA =5 untuk orang dewasa.
Untuk anakanak kVp = 90, mA =3
10. Instruksikan penderita jangan bergerak (diam) selama
penyinaran 15 detik 11. Tekan tombol penyinaran
c. Kelebihan Foto Panoramik Bagi dokter gigi foto mempermudah
dan mempersingkat waktu untuk menilai suatu kasus secara
keseluruhan Memperoleh gambaran daerah yang luas berikut seluruh
jaringan yang berada di dalam focal trough (image layer), walaupun
penderita tidak dapat membuka mulutnya Gambaran di foto panoramik
mudah dimengerti sehingga foto ini berguna untuk penjelasan kepada
penderita atau untuk bahan pendidikan Pergerakan sesaat dalam arah
vertikal hanya merusak gambaran pada bagian tertentu saja, tidak
seluruh gambaran mengalami distorsi. Pengaturan posisi pasien dan
pengeturan pesawat relative mudah Gambaran keseluruhan rahang yang
diperoleh memungkinkan deteksi
kelainan/penyakit yang tidak diketahui sebelumnya. Diperolehnya
gambaran kedua sisi rahang memungkinkan penilaian keadaan fraktur
dan bagi pasien dengan luka-luka akibat fraktur, proyeksi ini lebih
nyaman. Sangat berguna untuk mengevaluasi awal keadaan jaringan
periodontal serta kasus orthodonsi. Bagian dasar dan dinding
anterior serta posterior sinus terlihat dengan baik Mudah
memperbandingkan kedua kepala kondilus TMJ Dapat dipergunakan untuk
penderita dengan kesadaran menurun, sukar atau tidak dapat membuka
mulut, serta penderita yang tidak kooperatif seperti anak-anak.
Kelemahan foto panoramik
a. Gambaran foto yang dihasilkan kurang detail b. Jika salah
satu sisi rahang membengkak misalnya abses, tumor, atau fraktur,
gambar yang dihasilkan kabur
Namun demikian proyeksi ini juga mempunyai banyak keterbatasan
yaitu gambaran foto yang dihasilkannya kurang detail. Dan apabila
salah satu sisi rahang membengkak misalnya abses, tumor atau
fraktur, biasanya gambar yang dihasilkan kabur.
Kesalahan Umum yang Dijumpai Dalam Foto Panoramik 1. Kesalahan
dalam mempersiapkan pasien Berakibat: o o o o o Tidak jelasnya
gambaran daerah anterior Pembesaran salah satu sisi gambar Adanya
garis radiopak di daerah anterior Distorsi gambar akibat
pergerakkan pasien selam pemotretan Terlihat gamabaran ghost
image
2. Kesalahan dalam pemotretan dan pencucian Berakibat: o o
Gambaran yang dihasilakn terlalu terang / gelap, tidak jelas /
sebagian terlihat tidak jelas, kabur / berkabut. Adannya berbagai
noda / artefak.
Landmark Foto Panoramik
1. orbital cavity 2. nasal cavity 3. inferior concha 4.
maxillary sinus 5. palatal process of maxilla 6. incisive canal 7.
zygomatic arch and malar bone 8. angular spine of the sphenoid bone
9. condylar process of the mandible 10. coronoid process of the
mandible with superimposition of the zygomatic arch 11. tuberosity
of the maxilla 12. lateral pterygoid plate with superimposition of
the coronoid process of the mandible and zygomatic arch 13.
coronoid notch 14. glenoid fossa 15. styloid process 16. mastoid
process 17. oblique ridge of the mandible 18. mandibular foramen
19. mandibular or inferior alveolar canal 20. mental foramen 21.
genial tubercles 22. inferior border of the mandible 23. angle of
the mandible 24. panorex chin rest
FIG. 11-14 1, Mandibular condyle. 2, Articular eminence. 3,
Coronoid process of mandible superimposed on zygomatic arch. 4,
Posterior wall of maxillary sinus. 5, Posterior wall of zygomatic
process of maxilla. 6, Hard palate. 7, Nasal septum. 8, Tip of
nose. 9, Dorsum of tongue. 10, Hyoid superimposed over inferior
border of mandible. 11, Inferior border of maxillary sinus. 12,
Image of cervical spine. 13, Medial border of maxillary sinus. 14,
Infraorbital canal. 15, Infraorbital rim. 16, Pterygomaxillary
fissure. 17, Anterior border of the pterygoid plates. 18, Lateral
pterygoid plate superimposed over soft palate and coronoid process
of mandible. 19, Ear lobe. 20, Inferior border of mandibular canal.
21, Mental foramen. 22, Posterior wall of nasopharynx. 23, Inferior
border of mandible superimposed from opposite side. 24, Soft palate
over mandibular foramen of mandible.
Mengenali struktur anatomi normal pada radiografi panoramik
sering menantang karena anatomi kompleks midface, superimposisi
berbagai struktur anatomi, dan beragamnya orientasi proyeksi.
Gambar diatas dapat menjadi Suatu pendekatan sistematis yang
berguna dalam menafsirkan radiograf panoramik.
Mesin Panoramik