BAB IPENDAHULUANUlkus pada mulut adalah pengelupasan epitel
rongga mulut, dimana pengelupasan ini mengenai akhiran syaraf pada
lamina propria, sehingga menyebabkan rasa nyeri. Ulkus pada mulut
merupakan sebagai manifestasi akhir dari berbagai keadaan. Yaitu
kerusakan epitel yang dikarenakan trauma, gangguan imunologi (HIV
dan leukemia), infeksi (herpes, TBC, sifilis), kanker, dan
defisiensi vitamin. Dari keadaan diatas, yang paling sering
menyebabkan ulkus pada mulut adalah trauma (Simatupang, 2009).Ulkus
pada mulut yang dikarenakan trauma dapat terjadi pada cara
menggosok gigi yang kurang tepat, pemasangan gigi palsu, bibir yang
tergigit, subluksasi dari gigi, maupun trauma karena makanan. Ulkus
pada mulut yang dikarenakan hal seperti ini dapat kembali sembuh
segera setelah factor penyebabnya sudah tidak ada atau tidak
terkena trauma lagi. Sedangkan ulkus pada mulut yang merupakan
manifestasi dari penyakit sistemik, dapat sembuh jika kita sudah
mengatasi penyakit sistemik tersebut. Pasien yang menderita ulkus
pada mulut lebih dari 3 minggu disarankan untuk dilakukannya biopsy
atau pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengeluarkan kemungkinan
keganasan (Simatupang, 2009).Pada makalah ini, akan membahas
mengenai ulkus mulut karena banyak bentuk, penyebab dan penampilan
klinis mauth ulcer sehingga menambah ilmu pengetahuan kita dalam
mendiagnosis dan memberikan terapi kelainan ulkus mulut .
Rumusan Masalah 1. Bagaimana melakukan anamnesis dalam
menegakkan diagnosis ulkus di mukosa mulut? 2. Bagaimana membedakan
diagnosis ulkus tunggal dan multipel? 3. Bagaimana membedakan
diagnosis ulkus akut dan kronis? 4. Apa saja kelainan kulit maupun
sistemik lain yang menimbulkan manifestasi ulkus di mukosa mulut?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari ulkus di mukosa mulut?
Tujuan
Tujuan penulis adalah dengan adanya referat ini diharapkan agar
dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang menegakkan
diagnosis ulkus di mukosa mulut berikut terapinya secara tepat,
sehingga dapat berguna untuk kepentingan bersama dalam mencapai
kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA Definisi
Ulkus diartikan sebagai defek lokal atau ekskavasasi permukaan
jaringan atau organ, yang lebih dalam dari jaringan epitel. Hal ini
penting mengingat penyakit-penyakit yang manifestasinya berupa
ulkus seringkali salah didiagnosis dengan penyakit bermanifestasi
erosi. Penyebab timbulnya ulkus di mukosa mulut antara lain karena
berbagai infeksi atau gangguan sistemik lainnya, terutama kelainan
darah, saluran pencernaan, atau kulit. Neoplasma ganas biasanya
mulai sebagai pembengkakan atau benjolan, tetapi dapat
bermanifestasi sebagai bisul. Ulkus sering juga disebabkan oleh
trauma atau luka bakar, aphtha, terkadang disebabkan pula karena
obat-obatan (Scully, 2010).Etiologi 1. GenetikRiwayat keluarga
terdapat pada 50% kasus. Insiden tertinggi terdapat di antara
saudara bila kedua orang tua terkena. Beberapa peneliti menyatakan
bahwa hubungan genetik. Salah satu penelitian menemukan bahwa 35%
dari orang yang memiliki paling tidak satu orang tua yang juga
menderita. Penelitian lain menemukan bahwa 91% kembar identik
menderita dimana untuk kembar biasa hanya 57%.13
2. ImunologikRespon imun mungkin merupakan peran utama
stomatitis umum terjadi pada pasien dengan imunodefisiensi sel B
dan 40% dari pasien-pasien stomatitis mempunyai kompleks dari
sirkulasi imun. Ulserasi dapat disebabkan oleh pengendapan
imonoglobulin dan komponen-komponen komplemen dalam epitel atau
respons imun seluler terhadap komponen-komponen epitel.2 Antibodi
tersebut bergantung pada mekanisme sitoksik atau proses
penetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga jika sistem
imunologi mengalami abnormalitas, maka dengan mudah bakteri ataupun
virusmenginfeksi jaringan lunak disekitar mulut.14
3. Hematologik15-20% pasien stomatitis adalah penderita
kekurangan zat besi, vitamin B12 atau folid acid dan mungkin juga
terdapat anemia. Penyembuhan stomatitis sering terjadi sesudah
terapi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.2 Seperti
frekuensi defisiensi pada pasien awalnya akan menjadi lebih buruk
pada pertengahan usia. Banyak pasien yang defisiensinya
tersembunyi, hemoglobulin dengan batasan yang normal dan ciri utama
adalaah mikrositosis dan makrositosis pada sel darah merah.14
4. GastrointestinalHanya sebagian kecil dari pasien-pasien
mempunyai gejala gastrointestinal, terutama penyakit pada usus
kecil yang berhubungan dengan malabsorpsi. Walaupun hanya 2-4%
pasien-pasien stomatitis mempunyai penyakit seliak tetapi terdapat
60% pasien-pasien dengan penyakit seliak yang menderita stomatitis.
Stomatitis dapat dihubungan dengan penyakit Crohn dan colitis
ulseratif.2
5. HormonalPada umumnya penyakit stomatitis banyak menyerang
wanita, khususnya terjadi pada fase stress dengan sirkulasi
menstruasi. Dalam sebuah penelitian, ditemukan kadar hormon
progesterone yang lebih rendah dari normal pada penderita RAS
sementara kadar hormone Estradiol, LH, Prolaktin, FSH pada kedua
grup adalah normal. Pada wawancara didapat adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami RAS dibanding bukan penderita RAS. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penderita RAS pada
umumnya mempunyai kadar hormon progesteron yang lebih rendah dari
normal dan ada salah satu keluarganya yang menderita
RAS.14Stomatitis dapat berlanjut atau berhenti selama kehamilan dan
karena pada sebagian kecil wanita ulserasi berkembang hanya selama
fase luteal dari siklus menstruasi maka kadang-kadang hal ini
berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan pada hormonal.2
6. TraumaTerdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa trauma
pada bagian rongga mulut dapat menyebabkan stomatitis. Dalam banyak
kasus, trauma ini disebabkan oleh masalahmasalah yang sederhana.
Trauma merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ulser
terutama pada pasien yang mempunyai kelainan tetapi kebanyakan
stomatitis mempunyai daya perlindungan yang relatif dan mukosa
mastikasi adalah salah satu proteksi yang paling umum.15 Faktor
lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga mulut
meliputi:a. Pemakaian gigi tiruanRekuren apthous stomatitis
disebabkan oleh pemasangan gigi palsu. Seringkali, gigitiruan yang
dipasang secara tidak tepat dapat mengiritasi dan melukai jaringan
yang ada di dalam rongga mulut. Masalah yang sama sering pula
dialami oleh orang-orang yang menggunakan gigitiruan kerangka
logam. Logam dapat melukai bagian dalam rongga mulut.b. Trauma
makananBanyak jenis makanan yang kita makan dapar menggores atau
melukai jaringan-jaringan yang ada di dalam rongga mulut dan
menyebabkan RAS. Contohnya adalah keripik, kue yang keras,dll.c.
Trauma sikat gigiBeberapa pasien berpikir bahwa ulser terjadi
karena trauma pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh cara
penggunaan dari sikat gigi yang berlebihan dan cara menyikat gigi
yang salah dapat merusak gigi dan jaringan yang ada dalam rongga
mulut.d. Menggigit bagian dalam mulutBanyak orang yang menderita
luka di dalam mulutnya karena menggigit bibir dan jaringan lunak
yanga da di dalam rongga mulut secara tidak sengaja. Seringkali,
hal ini dapat menjadi kebiasaan yang tidak disadari atau dapat
terjadi selama tidur dan luka juga disebabkan oleh tergigitnya
mukosa ketika makan dan tertusuk kawat gigi sehingga dapat
menimbulkan ulser yang mengakibatkan RAS. Luka tergigit pada bibir
atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur.e. Prosedur
dentalProsedur dental dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang
tipis dan menyebabkan terjadinya RAS. Terdapat informasi bahwa
hanya dengan injeksi novacaine dengan jarum dapat menyebabkan
timbulnya RAS beberapa hari setelah dilakukan penyuntikan.16
7. StresBanyak orang yang menderita stomatitis menyatakan bahwa
stomatitis yang mereka alami disebabkan oleh stres. Terkadang orang
secara objektif menghubungkan timbulnya stomatitis dengan
peningkatan stres. 13
8. HIVStomatitis dapat digunakan sebagai tanda adanya infeksi
HIV. Stomatitis memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada keadaan
defisiensi imun seperti yang telah dibahas sebelumnya. Namun
infeksi akibat virus HIV biasanya menunjukkan tanda klinis yang
sangat jelas yaitu kerusakan jaringan yang sudah parah.15
9. Kebiasaan merokokKelainan stomatitis biasanya terjadi pada
pasien yang merokok. Bahkan dapat terjadi ketika kebiasaan merokok
dihentikan.15
10.Kondisi MedikBeberapa kondisi medik yang berbeda juga dapat
dihubungkan dengan timbulnya stomatitis. Untuk pasien yang
mengalami stomatitis yang resisten harus mendapatkan evaluasi dan
tes dokter untuk mengetahui ada tidaknya penyakit sistemik.
Beberapa kondisi medik yang dihubungkan dengan stomatitis yaitu
seperti penyakit Behcet, disfungsi neutrofil, radang usus, dan
HIV-AIDS.13
11.PengobatanPenggunaan obat-obatan anti peradangan, beta
bloker, kemoterapi, dan nicorandil dilaporkan menjadi salah satu
pemicu timbulnya stomatitis.13
12.InfeksiFakta bahwa zat-zat kimia seperti pada penggunaan
kemoterapi dan radiasi biasanya dihubungkan dengan bakteri seperti
ANUG yang kaya dengan bacillus fusiformis dsn spirochete, dan virus
pada Virus Herpes Simpleks yang meliputi sitomegalovirus, virus
voricella zoster, Epstein Bar ini ternyata dapat menjadi salah satu
penyebab dari stomatitis.13
2. Tabel Etiologi (Scully, 2010).
1. Manifestasi KlinisGejala yang muncul biasanya terbatas pada
mukosa mulut dan dimulai dengan gejala prodromal rasa terbakar
mulai dari 2 sampai 48 jam sebelum munculnya ulcer. Selama periode
ini akan terbentuk suatu daerah yang hiperemi, yang dalam waktu
beberapa jam kemudian sebuah papula putih yang kecil akan
terbentuk, mengalami ulserasi dan secara berangsur-angsur membesar
dalam waktu 48 sampai 72 jam berikutnya. Masing-masing lesinya
berbentuk bulat, simetris dan dangkal ( mirip dengan ulser oleh
virus) , tetapi tidak ada vesikel yang sudah pecah. Mukosa bukal
dan labial paling sering terkena. Lesi ini agak jarang ditemukan
pada palatum atau gingiva yang berkeratinisasi tebal (Robert,
2009).
Gambar 2. Mayor aphtae
RAS memiliki 3 bentuk klinis : (Scully, 2010). KarakteristikTipe
gambaran
Apthae minorApthaemayor
Ulkus herpetiform
Ukuran (mm)5-10
>10
2minggu10-14
Pembentukan skartidak
yatidak
Presentase dari semua Apthae75-85
10-15
5-10
Tabel 1. Karakteristik gambaran klinis RAS.
Gambar 3. Minor aphtae
Gambar 4. Herpetiform aphthae
DAFTAR PUSTAKA1. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine. The
Basis of Diagnosis and Treatment. London: Elsevier Limited; 2004.
p.194-002. Lawler W, Ahmed A, Hume WJ. Buku pintar patologi untuk
kedokteran gigi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran; 2002. p.813.
Sariawan. Available from :
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1811761-sariawan-kecil-tapi-menyengsarakan/.
Akses 21 Desember 20104. Katherinearta. Stomatitis Apthosa Rekuren.
Available from: http://one.indoskripsi.com/click/9141/. Akses 02
Januari 20115. Lewis MAO, Lamey PJ. Tinjauan klinis penyakit mulut.
Jakarta: Widya Medika; 1998. p.48-96. Apriasari ML, Tuti H.
Stomatitis aftosa rekuren oleh karena anemia. Dentofasial Jurnal
Kedokteran Gigi 2010; 9(1) : 44-57. Sapp JP, Eversole LR, Wysocki
GP. Contemporary oral and maxillofacial pathology. 2nd ed. Mosby:
St Louis; 2004. p.1848. Greenberg MS, Glick M. Burkets oral
medicine diagnosis and treatment. 10th ed. Philedelpia: BC Decker
Inc; 2003. p.63-49. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna kelainan
rongga mulut yang lazim. Alih bahasa: Susetyo B. Editor: Juwono L.
Jakarta: Hipokrates; 1994. p.94-810. Neville BW, Damm DD, Allen CM,
Bouquot JE. Oral and maxillofacial pathology. 2nd ed. Philadelphia:
W.B. Saunders Company; 1991. p.287-8
11. Eversole LR. Clinical outline of oral pathology: diagnosis
and treatment. 3rd ed. Hamilton Ontario: BC Decker Inc; 2002.
p.64-66
12. Jenis-jenis sariawan. Available from:
http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg03970.html.
Akses 11 Desember 201013. Canker sores (Recurrent Minor Aphthous
Ulcers): What Causes These Mouth Ulcers Risk Factors. 2006 :
[internet]. Available from:
http://www.animated-teeth.com/canker-sores/t1-canker-sores.html.
Accessed Desember 6, 201014. Penyebab sariawan. Available from :
http://www.bmf.litbang.depkes.go.id/index.php?option=content&task=view&id=130&Itemid=53.
Akses 20 Desember 201015. Cawson RA, Odell EW, Porter S . Cawsons
essentials of oral pathology and oral medicine. 7th ed. New York:
Churchill living stone; 2005. p.192-316. Penyebab trauma di rongga
mulut. Available from: http://www.ayahbunda.com. Akses 20 Desember
201017. Marwati E, Chahya R. Penatalaksanaan penderita stomatitis
aftosa rekuren. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2004; 19(55) : 2918.
Juniastuti M, Ekaputri S. Perbandingan efek anti inflamasi substrat
lidah buaya 10% dengan substrat lidah buaya 25% selama 1 hari.
Indonesian Journal of Dentistry 2005; 12(3) : 18719. BKKBN.
Pendalaman materi membantu remaja memahami dirinya. Jakarta:
Direktorat remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi; 2008.
p.1-720. BKKBN. Remaja hari ini adalah pemimpin masa depan.
Jakarta: Direktorat remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi;
2004. P.14-921. Stomatitis. Available from:
http://www.ahealthyme.com/topic/topic100587510. Akses 10 Januari
201022. Bhaskar SN. Sypnosis of oral pathology. 7th ed.
Toronto-London: The C.V. Mosby Company ST.Louis; 1999.23. Pitojo S.
Keterlibatan infeksi bakteriologik pada stomatitis apthosa dan
peranan antimikroba pada pengobatannya. Medan: FKG-USU; 1991.
DAFTAR PUSTAKA
1. Simatupang MM, 2009. Candida Albicans. Thesis.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1935 x
2. Roberts G, 2009. Traumatic ulcers. University of arkansas
Fort Smith, College of Health Sciences.
http://www.zhub.com/pathology/listings/34.html
6. Scully, Crispian dkk. Oral Medicine and Pathology at a
Glance. Ed ke-1. Oxford: Blackwell Publishing; 2010: 31-36, 54-65.
x