PENDIDIKAN PANCASILA Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dosen : DR. H. Tato. Setiawan MM. Semester / TA : 1 / 2014 / 2015 Disusun Oleh : KELOMPOK 1
PENDIDIKAN PANCASILA
Untuk Melengkapi Salah Satu PersyaratanMata Kuliah Pendidikan PancasilaDosen : DR. H. Tato. Setiawan MM.Semester / TA : 1 / 2014 / 2015
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI (UNJANI)CIMAHI - 2014Disusun oleh :
Maya Latifah Damayanti (5112141001)Resda Fitriyanti (5112141002)Alfiana Yuliana (5112141003)Yani Pebriana (5112141004)Wina Herawati (5112141005)Dina Widhiani (5112141006)Isyana Dewi Sana (5112141024)Yayang Suminar (5112141025)Nitami (5112141026)Ramdhan Pirmansyah (5112141024)Sandi Permatasari (5112141028)
Daftar Kehadiran Anggota Kelompok
No Nama NIM12-Sep-
1419-Sep-
1426-Sep-
14Paraf
1 Maya Latifah Damayanti
5112141001
2 Resda Fitriyanti511214100
2
3 Alfiana Yuliana511214100
3
4 Yani Pebriana511214100
4
5 Wina Herawati511214100
5
6 Dina Widhiani511214100
6
7 Isyana Dewi Sana511214102
4
8 Yayang Suminar511214102
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Salawat dan Salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang
merupakan tauladan bagi kaum muslimin di muka bumi ini.
Walaupun berbagai macam tantangan yang dihadapi, tapi semua
itu telah memberikan pengalaman yang berharga untuk dijadikan
pelajaran di masa yang akan datang.
Tugas Makalah ini yang disusun untuk melengkapi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis sudah
berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi
penulis menyadari kesalahan dan kealfaan, makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Namun berkat arahan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan dan bimbingan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi pembaca umumnya. Kritik dan saran pembaca
yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
tugas ini.
4
1.1 Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji
ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari
bulan Juni 1945, 67 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya
sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai dasar negara,
tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Tuhan YME dan ternyata
merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-
masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan
manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik
Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh
perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr
Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila
itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh
politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara
intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa
yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang
dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai
keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang
ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari
nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
6
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang
bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya
Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak
oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia
berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur.
Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta
akan kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa
Indonesia yang sejati sangat cinta kepada Pancasila, yakin
bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan
keyakinan serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar
falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh
warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga
dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para
pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang
untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan
muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam
penulisan ini kami memperoleh hasil yang diinginkan, maka
kami sebagai penyusun mengemukakan beberapa rumusan masalah.
Rumusan masalah itu adalah:
7
1. Jelaskan mengapa Pancasila disebut sebagai identitas
bangsa? Lalu bagaimana pandangan anda kaitannya pancasila
dengan keberadaan globalisasi?
2. Dalam kehidupan bernegara kita mengenal istilah ideologi
a. Jelaskan pengertian ideologi!
b. Bedakan antara ideologi pancasila dengan ideologi
komunis!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan ideologi liberal dan
ideologi politik?
4. Jelaskan perbedaan antara negara persatuan dengan negara
kebangsaan? Berikan contoh masing masing?
5. Sebagai mahasiswa wajib mempertahankan negara dari
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. Dalam suasana
perang mauapun dalam suasana tidak perang. Coba anda
jelaskan masing masing dan berikan contoh? Danbagaimana
sikap anda sebagai mahasiswa ?
8
BAB II GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN
Secara umum, makalah ini membahas tentang tujuan
pendidikan pancasila. Mempelajari Pancasila sebagai dasar
negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan
pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral
seluruh warga negara Indonesia. Pancasila yang benar dan sah
(otentik) adalah yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu ditegaskan melalui Instruksi
Presiden RI No.12 Tahun 1968, tanggal 13 April 1968. Penegasan
tersebut diperlukan untuk menghindari tata urutan atau rumusan
sistematik yang berbeda, yang dapat menimbulkan kerancuan
pendapat dalam memberikan isi Pancasila yang benar dan
sesungguhnya.
Dalam rangka mempelajari Pancasila, dua pendekatan yang
semestinya dilakukan untuk memperoleh pemahaman secara utuh
dan menyeluruh mengenai Pancasila. Pendekatan tersebut adalah
pendekatan yuridis-konstitusional dan pendekatan komprehensif.
Pendekatan yuridis-konstitusional diperlukan guna
meningkatkan kesadaran akan peranan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum, dan karenanya mengikat seluruh
bangsa dan negara Indonesia untuk melaksanakannya. Pelaksanaan
Pancasila mengandaikan tumbuh dan berkembangnya pengertian,
penghayatan dan pengamalannya dalam keseharian hidup kita
secara individual maupun sosial selaku warga negara Indonesia.
Pendekatan komprehensif diperlukan untuk memahami aneka
fungsi dan kedudukan Pancasila yang didasarkan pada nilai
historis dan yuridis-konstitusional Pancasila: sebagai dasar
negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan9
pandangan hidup bangsa Indonesia. Telaah tersebut dilakukan
dengan pertimbangan bahwa selain merupakan philosphische
grondslaag (Bld), dasar filsafat negara Republik Indonesia,
Pancasila pun merupakan satu kesatuan sistem filsafat bangsa
atau pandangan hidup bangsa (Ing: way of life; Jer:
weltanschauung). Maka tinjauan historis dan filosofis juga
dipilih untuk memperoleh pemahaman yang mengarah pada hakikat
nilai-nilai budaya bangsa yang dikandung Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat. Pancasila adalah keniscayaan sejarah
yang dinamis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kendati demikian, tinjauan filosofis tidak hendak
mengabaikan sumbangan budi-nurani terhadap aspek-aspek
religius dalam Pancasila (Lapasila, 1986:13-14): Dengan
tercantumnya Ketuhanan yang maha esa sebagai sila pertama
dalam Pancasila, Pancasila sebenarnya telah membentuk dirinya
sendiri sebagai suatu ruang lingkup filsafat dan religi.
Karena hanya sistem filsafat dan religi yang mempunyai ruang
lingkup pembahasan tentang Ketuhanan yang mahaesa.
Dengan demikian secara inheren Pancasila mengandung watak
filosofis dan aspek-aspek religius, sehingga pendekatan
filosofis dan religius adalah konsekuensi dari essensia
Pancasila sendiri yang mengandung unsur filsafat dan aspek
religius. Karenanya, cara pembahasan yang terbatas pada bidang
ilmiah semata-mata belum relevan dengan Pancasila.
10
3.1 Pancasila sebagai Identitas Bangsa dan Kaitan Pancasila dengan Keberadaan Globalisasi
3.1.1 Pancasila sebagai Identitas Bangsa
A. Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan
identitas kebangsaan. Secara etimologis, identitas nasional
berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas
berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian
harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan
yang lain.
Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata
identitas berasal dari bahasa Inggris identiti yang memiliki
pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat
pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai
kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku
di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang
merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh
semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak
asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia.
atau juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain.
12
Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa
Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai
Kebudayaan Nasional
B. Unsur-unsur pembentuk identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
a) Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang
bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
b) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat
yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang
di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi
negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman
Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
13
c) Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai
makhluk social yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak
(dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
d) Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal
yang lain. Bahasa dipahami sebagai system perlambang
yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan
manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi
antar manusia.
C. Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat
dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
1) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan
falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara
2) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata
perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara,
Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
3) Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan
(Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa,
budaya, dan agama, serta kepercayaan.
D. Pengertian Pancasila sebagai identitas Nasional
14
Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian
bangsa harus mampu mendorong bangsa Indonesia secara
keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan
berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat
dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang
yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai
karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian
bangsa, tentunya kedua hal ini merupakan suatu kesatuan
layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila yang mampu
menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia dengan
negara lain.Naskah Pancasila .
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang
tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh
suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat
kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut
Berger dalam The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa
ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia.
Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi
sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian
besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga
nasib, social, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan
suatu ideologi, yaitu dari ideologi partikular kearah ideology
universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang
15
akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional
akan dikuasai oleh negara.
3.1.2 Kaitan Pancasila dengan keberadaan globalisasiA. Fenomena globalisasi
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar
negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan
di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi.Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek
kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi
dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta
mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di
dunia.
Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi
dampak positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari
globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang
politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang
bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak
mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang
sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena
globalisasi ini.
B. Pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi Globalisasi
16
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah
ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi
sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi
pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus
dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar
negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang
sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa
mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak
mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus
globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara
Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup
ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas
kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan
kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut
menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan
jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-
nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi
batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa
Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya
pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang
akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa
kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali
terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini
17
wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk
fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan
ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik
dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama
seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih
menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang
menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan
tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa
lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal
anti dunia luar—tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri.
Maka, kini konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan
rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan
dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya
menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial
politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat
Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan
yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang
terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai
apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak
dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak
pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila
rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai
luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang
tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma,
persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat
18
ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik
nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak
mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari
luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-
bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai
bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam
sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat
saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air
yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara
Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan
Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan
mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung
dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem
politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan
diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa
demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi
manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat
semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak
orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme,
telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat
Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal
memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam
ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini,
konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite
19
politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan
kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila
sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan
penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang
bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila
sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang
nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia.
Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan
hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup,
suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap
persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan
tersebut.
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar
kehidupan yang dicita-citakan suatu bangsa. Juga terkandung
pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai
wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan
hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang diyakini
kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang
bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan
kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa
begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa
lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan
bangsa Indonesia sendiri.
20
3.2 Ideologi
3.2.1 Pengertian IdeologiIstilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari
dua kata, yaitu idea dan logi. Idea berarti melihat(idean),
sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan
atau teori. Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan
dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori. Ideologi
dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah
tujuan untuk kelangsungan hidup.Ideologi terbagi mencadi
dua,yaitu ideologi Terbuka dan Ideolgi tertutp,perbedaan
ideologi terbuka dan tertutup ini sangat mencolok,sehingga
dapat dengan mudah dikelompokkan.
Indonesia adalah negara yang menganggap Pancasila sebagai
Ideologi Terbuka dan pancasila sebagai sumber nilai .Namun
sebenarnya,Ideologi sering dipahami secara berbeda-beda. Hal
ini menimbulkan berbagai pendapat mengenai pengertian ideologi
dari berbagai ahli, diantaranya:
a) Karl Marx
Karl Marx memahami ideologi berlawanan dengan pengertian
ideologi menurut Destutt de Tracy. Menurut Karl Marx,
ideologi adalah kesadaran palsu. Mengapa disebut
kesadaran palsu? Karena ideologi merupakan hasil
pemikiran yang diciptakan oleh pemikirnya, padahal
21
kesadaran para pemikir tersebut pada dasarnya ditentukan
oleh kepentingannya.Jadi ideologi menurut Karl Marx
adalah pengandalan-pengandalan spekulatif yang berupa
agama moralitas, atau keyakinan politik .Meskipun
spekulatif ideologi tersebut dianggap sebagai kenyataan
untuk menyembunyikan atau melindungi kepentingan kelas
sosial pemikir tersebut.
b) Louis Althuser
Louis Althuser adalah murid Karl Marx. Meskipun begitu,
ia tidak setuju dengan gagasan Karl Marx mengenai
Ideologi.Menurutnya, Ideologi adalah gagasan spekulatif
tetapi ideologi bukan gagasan palsu karena gagasan
spekulatif tersebut bukan dimaksudkan untuk menggambarkan
realitas melainkan untuk memberikan gambaran tentang
bagaimana semestinya manusia menjalani hidupnya.
Sesungguhnya setiap orang membutuhkan ideologi, karena
setiap orang perlu memiliki keyakinan tentang bagaimana
semestinya ia menjalankan kehidupannya.
c) Dr. Alfian
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang
menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang
tepat, yaitu secara moral dianggap benar dan adil,
mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi
kehidupan.
d) Soerjanto Poespowardoyo
Ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan macam-macam
nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan
22
bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya itu,
seseorang menangkap apa yang dilihat baik dan tidak baik.
e) Machiavelli
ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang
dimiliki oleh penguasa.
f) M.Sastra Prateja
Ideologi sebagai seperangkat gagasan atau pemikiran yang
berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu
sistem yang teratur. Dalam hal ini, ideologi mengandung
beberapa unsur, yaitu :
Adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap
kenyataan.
Setiap Ideologi memuat seperangkat nilai atau suatu
persepsi moral.
Ideologi merupakan suatu pedoman kegiatan untuk
mewujudkan nilai-nilai di dalamnya.
g) Thomas H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasan
pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
3.2.2 Perbedaan Ideologi Komunis dengan Ideologi PancasilaA. Ideologi Komunis
Komunisme adalah salah satu paham pemikiran konsep yang
berkembang menjadi sebuah kerangka ideologi semenjak Uni
Sovyet mengadopsinya pada sekitar abad ke-20. Di dalam sistem
komunisme, menjelaskan dasar-dasar asumsi bahwa negara terdiri
23
dari pengklasifikasian masyarakat ke dalam perjuanagan antar
kelas.
Komunisme sendiri berasal dari ide hasil cetusan oleh
Karl Marx, seorang filsuf. Lalu kemudian setelah dia
meninggal, lahirlah berbagai maca perdebatan yang muncul
sebagai pengaruh dari perbedaan penafsiran yang muncul oleh
para pengikutnya, termasuk para pengikutnya di Rusia yang
merupakan daerah pertama kali yang menjadi tonggak berdirinya
strukturalism menjadi negara dengan konsep komunisme sebagai
landasan tetap. Komunisme beragumen bahwa satu satunya cara
agar dapat meciptakan kestabilan dan keadilan dalam masyarakat
yakni dengan cara-cara garis keras : merubah tatanan politik
dan menghilangkan kelas-kelas.
Ideologi komunisme diperjuangkan dahuku sudah mulai
luntur termakan usia setelah pencetusnya. Hal ini dapat
dilihat di Negara Cina sendiri, kebijakan pemerintah Cina
terhadap investor (kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah
berubah sejak 90-an. Hal ini dapat ilihat denagan kebanjiran
pabrik-pabrik di dalam negeri Cinasendiri.
Meskipun banyak yang menganggap ideologi komunisme sudah
lemah menyusul jatuhnya Uni Republik Soviet pada tahun 1991.
Namun ideologi itu tetap ada dalam bentuk sosialisme. Masih
ada partai komunis di negara-negara lain seprti di barat yang
memperjuangkan hak pekerja, pelajar dan bersikap anti
kolonial.
Ada 9 negara yang pernah berpegang dengan ideologi komunisme,
yaitu :
1. Uni Soviet
24
2. Cina
3. Mencoba (repbuklik cuba)
4. Laos (republik demokratik rakyat laos)
5. Vietnam (republik sosialis vietnam)
6. Korea utara (republik rakyat demokratik korea)
7. Yaman selatan (republik demokratik rakyat yaman)
8. Myanmar/burma (republik sosialis uni burma)
9. Kamboja/kampuchea (demokratik kampuchea)
Namun hanya 6 negara yang tetap memerintah di bawah ideologi
komunisme yaitu :
1. Cina
2. Laos
3. Vietnam
4. Mencoba
5. Kamboja
6. Korea utara
B. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah Ideologi terbuka. Artinya,
ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi
pada negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan
Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini
disebabkan karen ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang
meliputi; nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
Selain itu, Pancasila bukan merupakan ide baru atau perenungan
suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila
berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa. Dengan
demikian, Pancasila pada hakikatnya berlaku untuk seluruh
lapisan serta unsur-unsur bangsa secara keseluruhan. Oleh
25
karena itu, ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan
bangsa Indonesia.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara, Pancasila
diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Dengan
kata lain, unsur-unsur yang merupakan materi Pancasila
diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri.
Sebagai contoh, kebiasayaan gotong royong dan bermusyawarah
adalah nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terdapat dalam
Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi berarti Pancasila
dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.
Negara yang memakai : Indonesia
Perbedaan ideologi komunis dengan ideologi pancasila
AspekIdeologi
Komunisme Pancasila
Politik
Demokrasi rakyat
Demokrasi PancasilaBerkuasa mutlak
Satu partai
Hukum
Hukum untuk
melanggengkan
komunis
Hukum untuk menjunjung tinggi
keadilan dan keragaman individu
dalam masyarakat
Ekonomi Peran negara dominan Peran negara adalah tidak
menjadi monopoli yang merugikan
rakyatDemi kolektivitas
berati demi negara
Monopoli negara
26
Agama
Agama candu
masyarakatBebas memilih salah satu agama
Agama harus
dijauhkan dari
masyarakat
Agama harus menjiwai dalam
kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegaraAtheis
Pandangan
terhadap
individu
dan
masyarakat
Individu tidak
pentingIndividu diakui keberadaannya
Masyarakat tidak
pentungMasyarakat diakui keberadaannya
Kolektivitas yang
dibentuk negara
lebih penting
Hubungan indibidu dan
masyarakat dilandasi asa
selaras, serasi dan seimbang
Masyarakat ada karena individu
Individi akan punya arti
apabila hidup di tengah
masyarakat
Ciri Khas
Atheisme
Keselarasan, keseimbangan dan
keserasian dalam setiap aspek
kehidupan
Dogmatis
Otoriter
Ingkar HAM
Reaksi terhadap
kapitalisme dan
liberalisme
27
3.3 Ideologi Liberal dan Ideologi Politik
3.3.1 Ideologi LiberalA. Pengertian Ideologi Liberal
Idiologi Liberalisme adalah suatu, pandangan filsafat,
dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa
kebebasan adalah nilai politik yang utama.Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan
agama .Kata-kata liberal diambil dari bahasa Latin liber
artinya bebas dan bukan budak atau suatu keadaan dimana
seseorang itu bebas dari kepemilikan orang lain. Secara
politis liberalisme adalah ideologi politik yang berpusat
pada individu, dianggap sebagai memiliki hak dalam
pemerintahan, termasuk persamaan hak dihormati, hak
berekspresi dan bertindak serta bebas dari ikatan-ikatan
agama dan ideologi.
Negara yang memakai :USA, United Kingdom, India, Iran,
Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand
dan Turki, Australia ,Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria,
Islandia, Italia.
B. Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Liberalisme
a. Kelemahan ideologi liberalisme:
a) Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena
persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada
pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan
pekerja hanya menerima sebagian kecil dari
pendapatan.
28
b) Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi
golongan pekerja, sehingga yang kaya makin kaya,
yang miskin makin miskin.
c) Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
d) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena
kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering
terjadi
e) Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak
swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan
memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media
komunikasi dan media masa sangat efektif
menciptakan image dimasyarakat sesuai misi
kepentingan mereka.
b. Kelebihan ideologi liberalisme:
a) Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam
mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu
menunggu komando dari pemerintah.
b) Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber
daya produksi. Hal ini mendorong partisipasi
masyarakat dalam perekonomian.
c) Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi
sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
d) Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena
barang yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
e) Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap
tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari
keuntungan.
29
f) Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku
secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang
dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-
kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan
lembaga atau pemerintah.
g) Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada
gangguan dari siapapun.
3.3.2 Ideologi PolitikA. Pengertian Ideologi Politik
Dalam ilmu sosial, Ideologi politik adalah sebuah
himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya
masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat
tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan
bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya
dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut
mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai
ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap
pada abad 20.
Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme,
komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme,
demokrasi kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme,
liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral
entrepreneurs", yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka
sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip,
doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi,
30
kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya
yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang
menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.
Ada juga yang memakai agama sebagai ideologi politik. Hal
ini disebabkan agama tersebut mempunyai pandangan yang
menyeluruh tentang kehidupan. Islam, contohnya adalah agama
yang holistik. Ideologi adalah seperangkat tujuan dan ide-ide
yang mengarahkan pada satu tujuan, harapan, dan tindakan.
Jadi, ideologi politik dapat diartikan sebagai seperangkat
tujuan dan ide yang menjelaskan bagaimana suatu rakyat
bekerja, dan bagaimana cara mengatur kekuasaan.
a. Liberalisme
Kebebasan telah muncul sejak adanya manusia di dunia,
karena pada hakikatnya manusia selalu mencari kebebasan bagi
dirinya sendiri. Bentuk kebebasan dalam politik pada zaman
dahulu adalah penerapan demokrasi di Athena dan Roma. Tetapi,
kemunculan liberalisme sebagai sebuah paham pada abad akhir
abad 17.
Liberalisme berasal dari kata liberalis yang berarti
bebas. Dalam liberalisme, kebebasan individu, pembatasan
kekuasaan raja (pemerintah), dan persaingan pemilik modal
(kapital). Karena itu, liberalisme dan kapitalisme terkadang
dilihat sebagai sebuah ideologi yang sama.
Liberalisme muncul pada abad ke akhir abad 17,
berhubungan dengan runtuhnya feodalisme di Eropa dan
dimulainya zaman Renaissance, lalu diikuti dengan gerakan
politik masa Revolusi Prancis. Liberalisme pada zaman ini
terkait dengan Adam Smith, dikenali sebagai liberalisme
31
klasik. Pada masa ini, kerajaan (pemerintahan) bersifat lepas
tangan, sesuai dengan konsep Laissez-Faire. Konsep ini
menekankan bahwa kerajaan harus memberi kebebasan berpikir
kepada rakyat, tidak menghalang pemilikan harta indidvidu atau
kumpulan, kuasa kerajaan yang terbatas dan kebebasan rakyat.
Seruan kebebasan ini dikumandangkan setelah sebelumnya
pada abad 16 dan awal abad 17, Reformasi Gereja dan kemajuan
ilmu pengetahuan menjadikan masyarakat yang tertekan dengan
kekuasaan gereja ingin membebaskan diri dari berbagai ikatan,
baik agama, sosial, dan pemerintahan. Menurut Adam Smith,
liberal berarti bebas dari batasan (free from restraint),
karena liberalisme menawarkan konsep hidup bebas dari
pengawasan gereja dan raja.
Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung perang
Napoleon, liberalisme kembali berpengaruh dengan bangkitnya
Benthamites dan Mazhab Manchester. Keberhasilan terbesar
liberalisme terjadi di Amerika, hingga menjadi dominan sejak
tahun 1776 sampai sekarang. Dengan liberalisme, Amerika
sekarang menjadi sebuah negara yang besar dan dianggap polisi
dunia. Di sana kebebasan dijunjung tinggi karena hak-hak tiap
warganya dijamin oleh pemerintah. Sehingga jangan heran kalau
tingkat kompetisi di sana sangat tinggi.
b. Kapitalisme
Kapitalisme (capitalism) berasal dari kata kapital
(capital), yang berarti modal. Modal disini maksudnya adalah
alat produksi, seperti tanah dan uang. Jadi, arti kapitalisme
32
adalah ideologi dimana kekuasaan ada di tangan kapital atau
pemilik modal, sistem ekonomi bebas tanpa batas yang
didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat bersaing dalam
batasan-batasan ini.
Menurut cara pandang kapitalisme, setiap individu
bukanlah bagian dari masyarakat, tetapi merupakan suatu pihak
yang harus berjuang untuk kepentingan sendiri. Dalam
perjuangan ini, faktor penentunya adalah produksi. Produsen
unggul akan tetap bertahan, dan produsen lemah akan
tersingkir.
Kapitalisme berawal pada zaman feodal di Mesir,
Babilonia, dan Kekaisaran Roma. Ahli ilmu sosial menyebut
kapitalisme pada zaman ini sebagai commercial capitalism
(kapitalisme komersial). Kapitalisme komersial berkembang
ketika pada zaman itu perdagangan lintas suku dan kekaisaran
sudah berkembang dan membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk
menjamin keadilan perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para
pedagang, tuan tanah, kaum rohaniwan.
Kapitalisme berlanjut menjadi sebuah hukum dan kode etik
bagi kaum pedagang. Karena terjadi perkembangan kompetisi
dalam sistem pasar, keuangan, dan lain-lain, maka diperlukan
hukum dan etika yang relatif mapan. Para pedagang membuka
wacana baru tentang pasar. Setiap membicarakan pasar, mereka
membicarakan tentang komoditas, dan nilai lebih yang akan
menjadi keuntungan bagi pedagang.
Pandangan kaum pedagang dan perkembangan pasar
menyebabkan berubahnya sistem ekonomi feodal yang dimonopoli
tuan tanah, bangsawan, dan rohaniwan. Ekonomi mulai menjadi
33
bagian dari perjuangan kelas menengah, dan mulai berpengaruh.
Periode ini disebut dengan kapitalisme industri. Ada tiga
tokoh yang berpengaruh besar pada periode ini, yaitu Thomas
Hobbes, John Locke, dan Adam Smith.
Thomas Hobbes menyatakan bahwa setiap orang secara
alamiah akan mencari pemenuhan kebutuhan bagi dirinya sendiri.
John Locke berpendapat bahwa manusia itu mempunyai hak milik
personalnya. Adam Smith menganjurkan pasar bebas dengan
aturannya sendiri, dengan kata lain, tidak ada campur tangan
pemerintah di dalam pasar. Teori-teori dari para tokoh
tersebut semakin berkembang dengan adanya Revolusi Industri.
Pada perkembangannya, kapitalisme memasuki periode
kapitalisme lanjut, yaitu lanjutan dari kapitalisme industri.
Pada periode ini, kapitalisme tidak hanya mengakumulasikan
modal, tapi juga investasi. Selanjutnya, kapitalis menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berdasarkan pada faktor
produksi, tetapi juga faktor jasa dan kestabilan sistem
masyarakat. Kapitalisme berkembang tidak hanya untuk terus
mendapatkan keuntungan, tetapi juga menjadi lahan pendapatan
yang cukup bagi para konsumennya. Tetapi karena pada
prakteknya kapitalisme lebih banyak merugikan kaum kelas
bawah, muncullah sosialisme yang dipelopori oleh Karl Marx.
c. Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan mengubah bentuk
masyarakat dengan menjadikan perangkat produksi menjadi milik
bersama, dan pembagian hasil secara merata disamping pembagian
lahan kerja dan bahan konsumsi secara menyeluruh. Dalam
34
sosialisme setiap individu harus berusaha untuk mendapatkan
layanan yang layak untuk kebahagiaan bersama, karena pada
hakikatnya, manusia hidup bukan hanya untuk bebas, tapi juga
saling menolong. Sosialisme yang kita kenal saat ini
Sosialisme sebenarnya telah lahir sebelum dicetuskan oleh Karl
Marx. Orang yang pertama kali menyuarakan ide sosialisme
adalah Francois Noel Babeuf, pada abad 18. Kemudian muncul
tokoh lain seperti Robert Owen di Inggris, Saint Simon dan
Fourier di Perancis. Mereka mencoba memperbaiki keadaan
masyarakat karena terdorong oleh rasa perikemanusiaan tetapi
tidak dilandasi dengan konsep yang jelas dan dianggap hanya
angan-angan belaka, karena itu mereka disebut kaum sosialis
utopis.
Karl Marx juga mengecam keadaan masyarakat di
sekelilingnya, tapi ia menggunakan hukum ilmiah untuk
mengamati perkembangan masyarakat, bukan sekedar harapan dan
tuntutan seperti yang dilakukan oleh kaum sosialis utopis.
Marx menamakan idenya sebagai sosialisme ilmiah. Setelah itu,
pada abad 19, sosialisme ilmiah marx diadopsi oleh Lenin,
hingga tercipta komunisme. Komunisme lebih radikal daripada
sosialisme, karena dalam komunisme diajarkan untuk memberontak
dan merebut kekuasaan dengan Partai Komunis sebagai
pemimpinya. Inilah yang lebih dikenal sebagai sosialisme
sampai saat ini.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap
ideologi politik mempunyai dampak besar bagi kehidupan
manusia. Dalam sistem liberalisme dan kapitalisme manusia
hidup berkompetisi dalam kebebasan untuk memenuhi kebutuhan
35
hidupnya, dan negara tidak boleh mencampuri hidup pribadi
warga negaranya, namun di sisi lain, rakyat kelas bawah
seringkali menjadi pihak yang dirugikan. Sedangkan sosialisme
lebih mementingkan kesejahteraan yang merata bagi rakyatnya,
dengan mengorbankan hak milik pribadi warga negaranya.
3.4 Negara Persatuan dan Negara Kebangsaan
3.4.1 Negara Persatuan
Peta negara-negara yang berbentuk kesatuan (berwarna biru).
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang
diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana
pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan
subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang
dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Bentuk
pemerintahan kesatuan diterapkan oleh banyak negara di dunia.
Negara kesatuan bertentangan dengan negara federal (federasi):
Di negara kesatuan, satuan subnasional diciptakan dan
dihapus oleh pemerintah pusat, dan kekuasaan subnasional
itu dapat diperluas atau dipersempit oleh pemerintah
pusat. Meskipun kekuasaan politik di negara kesatuan
dapat didelegasikan melalui proses devolusi kepada
pemerintah daerah berdasarkan perundang-undangan yang
36
dibuat parlemen, pemerintah pusat tetaplah yang paling
berkuasa; pemerintah pusat dapat membatalkan peraturan-
peraturan daerah atau membatasi kekuasaan mereka.
o Britania Raya adalah contoh negara kesatuan.
Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, bersama-sama
dengan Inggris adalah negara-negara konstituen dari
Britania Raya, mereka memiliki satu taraf kekuasaan
devolutif otonom - yakni Pemerintah Skotlandia dan
Parlemen Skotlandia di Skotlandia, Majelis
Pemerintah Wales dan Majelis Nasional Wales di
Wales, dan Eksekutif Irlandia Utara dan Majelis
Irlandia Utara di Irlandia Utara. Tetapi kekuasan
devolutif itu hanya didelegasikan oleh Pemerintah
Britania Raya, lebih spesifiknya oleh Parlemen
Britania Raya, yang tertinggi di bawah doktrin
kedaulatan parlementer. Lebih jauhnya, pemerintah-
pemerintah devolutif secara konstitusional tidak
dapat menentang undang-undang yang dihasilkan oleh
parlemen Britania Raya, dan kekuasaan pemerintah-
pemerintah devolutif tidak dapat diperluas atau
dipersempit oleh pemerintah pusat (parlemen dengan
suatu pemerintahan yang terdiri dari Kabinet, yang
dikepalai oleh perdana menteri). Misalnya, Majelis
Irlandia Utara pernah dibubarkan sebanyak empat
kali, dan kekuasaannya dialihkan kepada Kantor
Irlandia Utara yang dijalankan pemerintah pusat.
Sebaliknya, di negera federal, negara bagian (atau satuan
subnasional lainnya) berbagi kedaulatan dengan pemerintah
37
pusat, dan negara bagian memiliki fungsi kewujudan dan
fungsi kekuasaan yang tidak dapat diubah secara sepihak
oleh pemerintah pusat. Di dalam beberapa kasus, misalnya
di Amerika Serikat, hanya pemerintah federal yang secara
langsung memiliki kekuasaan-kekuasaan pendelegasian.
o Satu contoh negara federal adalah Amerika Serikat;
di bawah Konstitusi Amerika Serikat, kekuasaan
dibagi antara pemerintah federal Amerika Serikat dan
semua negara bagiannya. Terdapat beberapa negara
federal yang juga memiliki satuan-satuan pembagian
wilayah yang lebih rendah yang berbentuk kesatuan;
Amerika Serikat adalah federal, sedangkan semua
negara bagiannya adalah kesatuan-kesatuan di bawah
Aturan Dillon - county dan munisipalitas hanya
memiliki wewenang yang diberikan kepada mereka oleh
masing-masing pemerintah negara bagian di Amerika
Serikat berdasarkan konstitusi negara bagian atau
peraturan daerah.
Sebagian besar negara yang menjalankan sistem Westminster
adalah negara kesatuan kecuali India, Australia, Kanada, dan
Malaysia, yang berbentuk federal. Negara-negara ini dapat
dipandang sebagai campuran kedua-dua sistem itu, menggunakan
sentralitas sistem kesatuan pada tingkatan federal, dan
berbagi kekuasaan dengan negara bagian, provinsi, atau
teritori yang dijumpai di dalam sistem federal.
Devolusi (seperti federasi) bisa saja simetris, dengan semua
satuan subnasional yang memiliki kekuasaan dan status yang
38
sama, bisa juga tak-simetris, dengan status dan kekuasaan
tiap-tiap wilayah tidak seragam.
3.4.2 Negara KebangsaanNegara kebangsaan (bahasa Inggris: nation state) adalah
suatu istilah politik yang berarti warga negara yang tinggal
di suatu negara juga merupakan bangsa yang sama. Jadi, suku
bangsanya hanya satu. Negara kebangsaan modern adalah negara
yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan --atau
nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama
walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya.
Dalam praktik hanya ada sedikit bangsa di mana (hampir) semua
anggota warganegaranya juga termasuk bangsa yang sama.
Beberapa contoh ialah Islandia, Republik Irlandia, Jepang dan
Korea.
3.5 Pertahananan Negara
3.5.1 Pembelaan Secara FisikA. Dasar Hukum pertahanan Negara
Pandangan hidup bangsa Indonesia tentang pertahananNegara tertuang dalam Pembukaan dan BatangTubuh UUD 1945,yaitu :
o Pembukaan UUD 1945 alenia pertama: Kemerdekaan adalah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
39
o Pembukaan UUD 1945 alenia keempat: Pemerintah Negara
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, sertaikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
o UUD 1945 pasal 30 ayat 1: Hak dan kewajiban setiap
warga negara untuk ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara.
o UUD 1945 pasal 27 ayat 3: Setiapwarga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi,
hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup,
ketentuan hokum nasional, hukum internasional, dan kebiasaan
internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai
dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai
Negara kepulauan.
a. Pertahanan bertujuan antara lain :
Untuk menjaga dan melindungi kedaulatan Negara dan
keutuhan wilayah Negara RI.
Untuk keselamatan segenap bangsa dan segala bentuk
ancaman.
Untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh
wilayah Negara RI sebagai satu kesatuan
pertahanan.
b. Pentingnya Pembelaan Negara
40
Agar kita tidak mengulangi peristiwa sejarah bangsa akibat
kelengahan,misalnya :
Belanda yang mula-mula dating hanya berdagang
lama-lama menjajah Negara kita.
Jepang yang menyatakan sebagai saudara tua
diterima dengan baik, ternyata juga menjajah
Negara kita.
Peristiwa pemberontakan PKI tanggal 18 September
1948.
Peristiwa DI/TII.
Peristiwa PRRI/Permesta.
Peristiwa G 30 S/PKI tanggal 30 September 1965.
Pasal 30 UUD 1945 mewajibkan kepada kita untuk bersikap hati-
hati dan tidak lengah terhadap segala macam ancaman, gangguan,
hambatan maupun tantangan baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
c. Pembelaan Negara bertujuan untuk :
Meningkatkan kepekaan dan ketajaman diri pribadi
dan masyarakat dalam menemukan berbagai macam,
bentuk, wujud dan modus operandi ancaman,
gangguan, hambatandantantangan.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya
penanggulangannya.
d. Bentuk-bentuk Usaha Pembelaan Negara
Menurut UU No. 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 2, bentuk-bentuk
usaha pembelaan Negara yaitu melalui :
41
Pendidikan Kewarganegaraan. Artinya, untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cintat anah air.
Pelatihan dasar kemiliteran. Artinya, selain TNI
salah satu omponenwarga Negara yang mendapat
pelatihan dasar militer adalah unsure mahasiswa yang
tersusun dalam organisasi ResimenMahasiswa (Menwa).
Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
atausecara wajib
Pengabdian sesuai dengan profesi. Artinya pengabdian
warga Negara yang mempunyai tugas profesi tertentu
untuk kepentingan pertahanan Negara termasuk dalam
menanggulangi atau memperkecil akibat yang
ditimbulkanolehperang, bencana alam atau bencana
lainnya.Warga Negara yang berprofesi sebagai medis,
tim SAR, PMI, bantuan social dan perlindungan
masyarakat (Linmas) memiliki hak dan kewajiban ikut
serta dalam usaha pembelaan Negara.
TNI sebagai alat pertahanan Negara memiliki tugasuntuk :
Mempertahankan kedaulatan Negara dan keselamatan
bangsa.
Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.
Melaksanakan operasi militer.
Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan
perdamaian regional dan internasional.
Dalam tugasnya TNI melaksanakan :
42
Operasi Militer Perang (OMP) adalah operasi militer
dalam menghadapi kekuatan militer Negara lawan, baik
berupa invasi, agresi maupun infiltrasi.
Operasi Militer Selain Perang (OMPS) adalah operasi
militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang
dengan Negara lain, tetapi tugas lain seperti
melawan pemberontakan bersenjata gerakan separatis,
tugas mengatasi kejahatan lalu lintas Negara,
tugasbantuan, tugas kemanusiaan dan tugas
perdamaian.
B. Bela Negara Secara Fisik
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan
negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga
negara Republik Indonesia. Tapi, seperti diatur dalam UU no 3
tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan
Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih
(Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen
Mahasiswa, Perlawanan Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa,
OKP yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya.
Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat dan Perlawanan
Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan
pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau
darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu
pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam
keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur
43
bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung
di medan perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan
negara memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan
kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga negara
yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara
maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar
militer akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional Indonesia
selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan
dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus
penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat
dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur
maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara
selektif, teratur dan berkesinambungan. Penempatan tugas dapat
disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi
mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di
Rumah Sakit Tentara, pengacara di Dinas Hukum, akuntan di
Bagian Keuangan, penerbang di Skwadron Angkutan, dan
sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya
militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi
sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela
negara" di mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah
semata-mata tanggung jawab TNI, tapi adalah hak dan kewajiban
seluruh warga negara Republik Indonesia.
44
3.5.2 Pembelaan Secara Non FisikDi masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan
reformasi saat ini, justru kesadaran bela negara ini perlu
ditanamkan guna menangkal berbagai potensi ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam
seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah
diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti
"memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara
sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala
situasi, misalnya dengan cara:
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk
menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan
pendapat dan tidak memaksakan kehendak
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui
pengabdian yang tulus kepada masyarakat
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan
berkarya nyata (bukan retorika) meningkatkan kesadaran
dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung
tinggi Hak Azasi Manusia
pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar
dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah
sesuai agama/kepercayaan masing- masing.
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif
dalam melakukan bela negara secara non-fisik ini, maka
berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan
45
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara
dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela negara secara non-fisik
sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga sangat
penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era
globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau
disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung
akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.
46
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan
4.2 SaranPenulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun
materi, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan dari
rekan-rekan mahasiswa yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
4.3 Daftar Pustaka
http://www.slideshare.net/rajabulgufronalenkaadesprabu/
ideologi-komunis
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-ideologi-
pancasila.html#_
http://www.slideshare.net/NurulArifin/idlogi?related=1
http://adeyaka-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-78381-
Pendidikan%20Pancasila%20dan%20Kewarganegaraan-Pancasila
%20Sebagai%20Identitas%20Bangsa%20Indonesia.html
http://elysabethvitrian.blogspot.com/2013/08/pancasila-
sebagai-identitas-nasional.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_kebangsaan
47