BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Percepatan arus informasi, globalisasi, dan krisis multidimensional telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan, dan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk semakin terkikisnya nilai-nilai Islami pada sebagian masyarakat. Hal tersebut terjadi, ketika masyarakat didikte untuk memasuki “kehampaan spiritual”, yang membuatnya terasing dan dir lingkungan, dan nilai-nilai agania yang dianutnya. Oleh karena itul jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata SDM, terutama menyangkut aspek emosional, spiritual, kreativitas, dan moral, di smping aspek intelektual. Penataan SDM tersebut harus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik secara informal, formal, maupun nonfo rmal, mulai dan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Hal mi penting, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan belum mampu menasi1kan SDM sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percepatan arus informasi, globalisasi, dan krisis multidimensional
telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan, dan kualitas sumber daya
manusia (SDM), termasuk semakin terkikisnya nilai-nilai Islami pada
sebagian masyarakat. Hal tersebut terjadi, ketika masyarakat didikte untuk
memasuki “kehampaan spiritual”, yang membuatnya terasing dan dir
lingkungan, dan nilai-nilai agania yang dianutnya. Oleh karena itul jika bangsa
Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah menata SDM, terutama menyangkut aspek
emosional, spiritual, kreativitas, dan moral, di smping aspek intelektual.
Penataan SDM tersebut harus diupayakan secara bertahap dan
berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik secara
informal, formal, maupun nonfo rmal, mulai dan pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi. Hal mi penting, karena berbagai indikator menunjukkan
bahwa pendidikan belum mampu menasi1kan SDM sesuai dengan
perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan, meskipun kondisi
yang ada sekarang bukan sepenuhnya kesalahan pendidikan.
Hampin setiap han, kita disuguhi contohcontoh yang menyedihkan
melalui berbagai media massa, yang secara bebas
mempertontonkan perilaku kekerasan, kejahatan, perselingkuhan, dan
korupsi,. yang telah membudayadalam sebagian masyarakat, bahkan di
kalangan pejabat. Contoh-contoh tersebut menunjukkan betapa rendah dan
rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa, sehingga telah
melemparkan
moralitas bangsa kita pada titik terendah, yang mengesankan manusia
Indonesia hidup dengan hukum rimba di tengah hutan belantara kota. Kita
juga mendengar dan menyaksikan, betapa para pemuda, pelajar dan
mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat
1
dengan VCD forno, narkoba, dan perjudian. Dalam pada itu, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara belum tumbuh budaya mutu, budaya na1u, dan
budaya kerja, baik di kalangan para pemimpin
B.
2
BAB II
A. Identitas Buku
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KOMPETENSI
( Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 )
Penulis : Abdul Majid, S. Ag dan Dian Andayani, S. Pd
Pengantar : Dr. E. Mulyasa, M. Pd
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Kota terbit : Bandung
Tahun : 2004
Jumlah Halaman : 284 Lembar
B. Ruang Lingkup Permasalahan
3
DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Pengembangan kurikulum model makro
Mempunyai cakupan yang cukup luas bukan hanya di tingkat guru,
analisis kebutuhan masalah pendidikan, akan tetapi sampai pada tingkat
nasional.
a. Model Romizowsky
Dalam buku Oemar Hamalik, model sistematik menerapkan, salah satu
penerapan pendekatan sistem (system approach). Pengembangan
kurikulum model sistematik yang dikembangkan oleh Romizowsky
dilakukan melalui 14 langkah, yaitu:
Identifikasi tugas-tugas
Identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan.
Berdasarkan tuntutan pekerjaan itu, harus dilaksanakan sehubungan
dengan job tersebut.
Analisis tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan
menjadi seperangkat tugas yang lebih rinci.
Menetapkan kemampuan
Setiap kemampuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif,
afektif dan performance, serta produktif dan ekploratoris.
Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap
Setiap kemampuan yang dimiliki, dirinci menjadi pengetahuan apa,
sikap-sikap apa, dan keterampilan-keterampilan apa yang perlu dimiliki
oleh setiap lulusan.
Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
Artinya jenis-jenis pendidikan yang perlu disediakan dalam rangka
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan seperti
kegiatan belajar teorik dan praktik lapangan.
Perumusan tujuan kompetensi
4
Tujuan pendidikan ini masih bersifat umum. Karena itu perlu
dijabarkan menjadi tujuan kurikulum dan tujuan intruksional umum dan
harus koheren dengan kompetensi yang hendak dikembangkan.
Kriteria keberhasilan program
Adalah indikator keberhasilan suatu program yang ditandai dengan
ketercapaian tujuan kemampuan yang diharapkan.
Organisasi sumber-sumber belajar
Komponen ini berisikan sumber materi dan objek masyarakat yang
dapat dijadikan sumber informasi.
Pemilihan strategi pembelajaran
Perlu dirancang secara seksama kegiatan-kegiatan belajar dan
mengajar yang terpilih dan cocok dengan pencapaian tujuan yang
direncanakan.
Uji coba program
Berdasarkan pengukuran itu dapat dicek sejauh mana efektifitas
program, validitas dan reliabilitas alat ukur dan efektifitas sistem
informasi pengukuran yang digunakan sebagai umpan balik untuk
perbaikan dan penyesuaian program.
Pelaksanaan program
Bahwa rancangan program yang talah di desain secara cermat dan
telah mengalami uji serta perbaikan dapat dipublikasikan dan
dilaksanakan dalam sample yang lebih luas.
Monitoring program
Untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program,
hendaknya didesain secara cermat. Dengan demikian pada akhirnya
diperoleh suatu program yang sinkron sesuai dengan kebutuhan
lapangan dan diadaptasikan dengan lingkungan rohani.
Perbaikan dan penyesuaian
Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah pelakasaan uji coba dan
pengukuran.
b. Model Gagne dan Briggs
5
Gagne dan Briggs dalam bukunya priciples of intructional design
menggambarkan model kurikulum pendidikan berdasarkan teknologi
pendidikan.
1. Memperhatikan perbedaan individu siswa
2. Memperhatikan psikologi perkembangan
Model ini menggunakan pendekatan sistem, terutama berorientasi
pada keterampilan dasar dan penugasan materi pelajaran.
c. Model Blank
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan standar performansi yang
telah ditetapkan.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung
tiga unsur pokok, yaitu:
1. Pemilihan kompetensi yang sesuai
2. Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi
3. Pengembangan sisitem pengajaran
Langkah-langkah pengembangan kurikulum pelatihan dan
pembelajaran berbasis kompetensi menurut E. Blank, antara lain:
Mengidentifikasi dan menetapkan jabatan (okupasi khusus). Pada
langkah ini perlu diidentifikasi dan ditentukan bidang pekerjaan apa yang
hendak ditingkatkan dan perlu mendapat pertimbangan untuk dilakukan
bagi pelatih unsur ketenagaanya.
Mengidentifikasi kemampuan awal (prerequisit). Pada langkah ini
identifikasi semua unsur kemampuan yang telah dimiliki oleh calon
peserta latihan yang mencakup pengetahuan, pengalamam dan
sebagainya. Hal ini perlu, karena dengan mengetahui kelemahan dan
realita kemampuan yang ada, kelak dapat dikembangkan materi pelatihan
yang lebih relevan.
Mengidentifikasi dan menetapkan jenis pekerjaan (jobs) sesuai dengan
okupasi khusus.
6
Menganalisis tugas-tugas (task) pekerjaan dan menambah pengetahuan
tentang tugas-tugas yang diperlukan.
Merumuskan dan menulis tujuan-tujuan prilaku terminal. Prilaku terminal
adalah prilaku spesifik, dapat diamati dan terukur.
Menyusun urutan tugas-tugas dan tujuan-tujuan prilaku terminal. Hal ini
dilandasi oleh asumsi-asumsi , bahwa ketercapaain tujuan prilaku berati
siswa atau pesertas telah memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya.
Mengmbangkan tes prilaku. Berdasarkan tolak ukur, ketercapaian tujuan
pelatihan dan tingkat ketercapaian tersebut menjadi indikator keberhasilan
program pelatihan.
Mengembangkan tes tertulis. Tes tertulis dimaksudkan untuk mengukur
atau menilai tingkat penguasan pengetahuan berkenaan dengan tugas dan
job yang dilakukan.
Mengmbangkan konsep petunjuk (acuan) belajar. Petunjuk belajar tersebut
harus sesuai dengan prinsip-prinsip pengajaran berdasarkan kompetensi,
menggunakan pendekatan sisitem, memberdayakan teknologi intrukssional
dan dilasanakan dalam bentuk pembelajaran modular.
Melakukan uji coba. Langkah ini berkaitan erat dengan strategi
pengajaran.
Mengembangkan sisitem pengelolaan belajar.
Implementasi dan evaluasi program pelatihan. Dalam proses implementasi
program pelatihan, pengeloloan program melakukan kegiatan-kegiatan
monitoring yang bertujuan mengnumpulkan data dan informasi tentang
pelaksanaan program.
B. Pengembangan Kurikulum Model Mikro
1. Model desain Gerlach dan Ely
Merumuskan materi
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk kemampuan yang
perlu dimilki oleh siswa pada jenjang belajar tertentu.
7
Menentukan tujuan
Mengukur kemampuan awal
Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelum menempuh sisitem
intruksional.
Menentukan kemampuan isi atau materi
Strategi pembelajaran adalah prosedur yang digunakan oleh pengajar
untuk memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, menentukan
tugas dan perenan siswa.
Pengorganisasian kelompok
Perlu dilakukan sesuai dengan strategi pembelajaran yang telah
direncanakan, jumlah sisiwa, besarnya kapasitas kelas dan waktu yang
tersedia.
Mengalokasikan waktu
Mengalokasikan ruang dan tempat
Memilih sumber-sumber
Mengevaluasi perilaku
Menganalisis umpan balik
2. Model desain Dick dan Carey
Seluruh tingkatan dalam beberapa model sistem pembelajaran dapat
dikategorikan kedalam salah satu dari tiga fungsi:
a) Mengidentifikasi hasil pembelajran,
b) Pengembangan pembelajaran,
c) Evaluasi efektifitas pembelajaran,
Tujuan pembelajaran
Analisis pembelajaran
Tingkah laku dan karakteristik siswa
Tujuan perfomansi
Ada dua alasan untuk menyusun tujuan umum ke tujuan khusus.
Pertama, agar dapat mengkomunikasikan tingkat perbedaan seseorang.
Kedua, untuk menambah kelengkapan atau rincian dalam menyusun
8
perencanaan sehingga dimungkinkan terjadinya pengembangan dari
bahan dan sistem pengantar.
Fungsi performansi objektif, yaitu:
a) Memberikan sebuah pengertian untuk menentukan apakah hubungan
pembelajaran dangan pencapaian tujuan.
b) Memberikan makna, untuk memfokuskan perencanaan pembelajarn
diaatas menuju keadaan yang tepat atau cocok untuk belajar.
c) Sebagai pengantar dalampengnembangan pengukuran kinerja siswa.
d) Membantu siswa dalam belajar.
Kriteria-refeaensi soal tes
Strategi pembelajaran
Bahan pembelajaran
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
3. Model Istiqomah
Model ini diadaptasi dari tulisa B.S Wibowo dalam Buku Tarbiyah
Menjawab Tantangan.
Imagination: imagination is more importhan than knowladge (Albert
Einstein). Dengan demikian guru harus mampu mengajar dengan
membangkitkan imajinasi jauh kedepan, baik itu manfaat ilmu maupun
menciptakan teknologi yang tidak ada menjadi ada.
Student centre: murid sebagai pusat aktivitas. Inquir adalh sebuah
program yang menekankan rasa ingin tahu belajar dan menggali dari
pengalaman terstruktur yang diberikan.
Teknologi: mengaar adalah memanfaatkan qolam teknologi.
Mengajar adalah proses formasi dari tidak tahu menjadi tahu (QS. 96: 1-
5).
Intervention: guru yang terbaik adalah pengalaman. Seluruh alam
adalah ruang kelas belajar bagi ornag yang mau berfikir.
9
Question and answer: hipotesa adalah pernyataan ilmiah dalam
bentuk kalimat tanya atau statment negatif yang harus di uji kebenarannya.
Organization: guru atau trainer yang paling siap adalah yang paling
siap materi. Dengan demikian sebaiknya guru turut mengontrol pola
pengorganisasian ilmu yang telah diperoleh oleh siswa.
Motivation: the three most important factor in learning are
motivation, motivqtion and motivation (Cristoper Ball).
Application: dengan demikian dalam mengjar hendaknya guru
mamapu memvisualisasikan ilmu pengetahuan pada duniaparaktis atau
mampu berfikir lateral untuk mngmbangkan aplikasi ilmu tersebut
kedalam berbagai bidang kehidupan.
Heart, hepar, jantung, hati, spiritual: bahahn bakar motif yang
paling kuat ada pada nilai-nilai, doktrin dan ideologi dan faktor spiritual.
Dengan demikian guru harus mampu mendidik dengan turut menyertai
nilai-nilai spiritual, karena ini merupakan faktor paling mendasar untuk
kesuksesan jangka panjang.
4. Model Rasulullah membelajarkan anak
a) Fokus, ucapannya ringkas. Langsung pada inti pembicaraan sehingga
mudah dipahami.
b) Pembicaraannya tidak terlalu cepat sehingga dapat memberi waktu
untuk mencernanya.
c) Memperhatikan keragaman anak, sehingga dapat melakukan
pemahaman yang brebeda dan tidak terbatas.
d) Analogi, memberikan perumpamaan-perumpamaan untuk
mempermudah memahami sesuatu.
e) Memperhatikan faktor kognitif, emosional dan kinetik.
f) Menumbuhkan krestivitas anak.
g) Berbaur sehingga terbiasa higup bersama.
h) Aplikasi, langsung memberikan tugas kepada anak.
10
5. Strategi Teaching jadi learning
Untuk mengubah paradigma dari teaching menjadi learning, proses
pembelajaran harus dikelola dengan baik
a) Berusaha menjadikan materi pelajaran sebagai bahan pembicaraan
yang menarik.
b) Tunjukan kepada siswa beberapa tokoh ilmuwan.
c) Lakukan asosiasi, artinya menghubungkan pelajaran yagn baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d) Proses pembelajaran hendaknya mengikuti langkah-langkah strategis
dengan prinsip-prinsip didaktis.
e) Mencoba menyingkat beberapa istilah dengan nama yang unik sehngga
siswa dapat menghafalnay dengan mudah.
f) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
g) Menjadikan guru sebagai media atau siswa dijadikan sebagi model
dalam pembelajaran.
11
KONSEP DASAR KBK
Ada empat madzhab kurikulum yang kini tumbuh dengan cepat, yaitu:
a) Esensial: mata pelajaaran inti. Tokohnya Plato.
b) Ensiklopedisme: yaitu mata pelajaran dasar dengan cakupan lebih luas dan
terbuka bagi semua orang.
c) Model pendidikan awal berbasis indera: arietoteles mengusulkan bahwa
pengetahuan berwal dari panca indera.
d) Gerakan pragmatis yang berorientasi pada anak: kini ada dua aliran
utama,yang satu berorientasi pada anak sebagi pribadi, dan yang lain pada
rekonstruksi masyarakat.
Konsep kompetensi dalam kurikulum menurut (Depdiknas, 2002: 1)
1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam
berbagai konteks.
2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk
menjadi kompeten
3) Kompetensi merupakan hasil belajar yang mejelaskan hal-hal yang dilakukan
oleh siswa melalui proses pembelajaran
4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara
jelas dan lugas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang
dapat diukur.
a. Latar belakang KBK
a. Pengertian Kompetensi
Menurut Mc. Ashan dalam Tarsisus Suhono mengatakan bahwa
kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik termasuk
menyangkut perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Stefhn P.
Becker dan Jack Gordon mengemukakan elemen yang terkandung dalam
konsep kompetensi sebagai berikut:
12
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Pengertian (understanding), yaitu kedalaman kognektif dan afektif yang
dimilik oleh siswa.
3. Keterampilan (skilss), adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu
untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya
4. Nilai (value), adalah suatu norma atau standar yang telah diyakini atau
secara fsikologis telah menyatu pada diri individu
5. Minat (interest), adalah keadaan yang mendasari motivasi individu,
keinginan yang berkelanjutan dan orientasi fsikologis.
Scrag dan Poland menjelaskan bahwa: Kompetensi merupakan
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik sebagai hasil dari
pendidikan dan pelatihan yang diikutinya.
Depdiknas (2002:1) mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan kebiasaan berfikir dan
bertindak.
Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai oleh siswa.
b. Fokus pendekatan kompetensi
Pendidikan merupakan lingkungan utama yang memberikan kesempatan
dan dukuan bagi perkembangan potensi-potensi peserta didik dan diharapkan
guru dapat mengenali dan memahami potensi-potensi yang dimiliki peserta
didiknya sehingga dapat berkembang secara optimal.
c. Diversivikasi
Upaya memberikan ras keadilan atas keragaman yang timbul dari setiap
peserta didik yaitu dengan cara diversifikasi. Dan dengan melalui program ini
diharapkan dapat melayani keragaman latar belakang sosial, budaya, dan
kemamapuan peserta didik yang secara fitrah memang beragam.
Diversifikasi kurikulum adalah kurikulum yang disesuaikan, diperluas
dan diperdalam atau dirancang untuk melayani keragaman kemampuan dan
13
minat peserta didik serta kebutuhan dan kemampuan daerah dan sekolah
ditinjau dari segi geografis dan budaya.
Diversifikasi kurikulum dikelompokan menajdi sebagai berikut:
a. Kelompok normal
Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktikal
aplikasi.
Mengembangkan kemampuan praktkal akademik yang
berhubungan dengan alam pekerjaan.
b. Kelompok sedang
Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, menggali potensi diri
dan praktikal aplikasi.
Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal
sehubungan dengan tuntutan dunia kerja.
c. Kelompok tinggi
Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori dan aplikasi.
Mengmbangkan kemampuan akademik untuk memasuki
pendidikan tinggi.
d. Desentralisasi
Pergeseran pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan
ini merupakan upaya memperday daerah dan sekolahdalam meningkatkan mutu
pendidikan secara berkelanjutan.
Salah satu upaya peningkatan mutu pendidika adalah penyempurnaan
kurikulum. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diarahkan untuk
memberdayakan sumber daya yang adadidaerah dan sekolah dalam mengelola
kurikulum berbasis kompetensi.
e. Keunggulan kurikulum berbasis kompetensi
A. Landasan dan prinsip KBK
a. Landasan kurikulum kompetensi
14
Menurut Tyler (1949), landasan lurilulum terdiri dari landasan
filosofis, sosial budaya, dan psikologis.
a. Landasan Filosofis
Proses pentingnya mendidik anak agar menjadi manuisia yang baikpada
hakikatnya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut oleh
negara.
Dalam undang-Undang tentang Dasar Pendidikan dan Pengajaran
disekolah, Bab III pasal 4, tercantum: “pendidikan dan pengajaran
berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara”
Dengan demikian filosofis pancasila yang dianut oleh negara kita dengan
prinsip demokratis, mengandung makna bahwa peserta didik diberi kebebasan
untuk berkembang dan mampu berfikir intelegen dikehidupan masyarakat,
melakukan aktifitas yang memberi manfaat terhadap hasil akhir.
b. Landasan sosial budaya
Landasan ini berkenaan dengan keadaan masyarakat, perkembangan dan
perubahannya berupa pengetahuan dan lail-lain. Tiap masayarakat berlainan
corak nilai-nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang
kebudayaannya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam penyusunan
kurikulum. Dengan dijadiknnya sosiologis sebagai landasan pengembangan
kurikulum, maka peserta didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
c. Landasan psikologis
Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan
demikian belajar dan psikologis anak ada hubungan yang erat antara
kurikulum dan psikologi belajar dan psikologi anak. Karena hubungan yang
sangat erat itu, maka psikologis menjadi salah satu dasar atau landasan
pengembangan kurikulum.
Guru mengajar apa yang diperkirakannya akan memberikan hasil yang
baik dan sering dilakkan dengan menggunakan berbagai teori belajar,
15
Dalam hal ini, aliran psikologis behaviorisme dan humanistika yng
mengandung maknapada pengembangan dan penguaaan terhadap kompetensi,
serta menekankan pada pengnembangan manusisa seutuhnya dijakan sebagai
salah satu landasan.
b. Prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetesi
Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur
Penguatan integritas nasional
Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
Kesamaan memperoleh kesempatan
Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
Pengembangan keterampilan hidup
Belajar sepanjang hayat
Berpusat pada anak
Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
c. Komponen-komponen KBK
Kurikulum dan hasil belajar
Penilaian berbasis kelas
Kegiatan belajar mengajar
Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
B. Penjabaran Tujuan Pendidikan Nasional
Undang-undang RI sistem pendidikan nasional (UUSPN) no 20 tahun
2003 memuat tujuan pendidikan nasional “pendidikan nasional bertujuan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak mulia, nerilmu, cakap, kretif, mandiri
dan menjadi warga negar yang doemokratis serta bertanggung jawab.