REAKSI UJI PROTEIN I. Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap protein. Memahami metode identifikasi protein dengan uji biuret. Memahami metode identifikasi protein dengan pengedapan oleh logam. Memahami metode identifikasi protein dengan pengendapan oleh garam. Memahami metode identifikasi protein dengan pengendapan oleh alkohol. Memahami metode identifikasi protein dengan uji koagulasi. Memahami metode identifikasi protein dengan denaturasi protein. II. Teori Dasar Protein merupakan biopolimer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel dan sebagai zat pengatur.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REAKSI UJI PROTEIN
I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap protein.
Memahami metode identifikasi protein dengan uji biuret.
Memahami metode identifikasi protein dengan pengedapan oleh logam.
Memahami metode identifikasi protein dengan pengendapan oleh garam.
Memahami metode identifikasi protein dengan pengendapan oleh alkohol.
Memahami metode identifikasi protein dengan uji koagulasi.
Memahami metode identifikasi protein dengan denaturasi protein.
II. Teori Dasar
Protein merupakan biopolimer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolimer yang
multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai
enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika
melalui biomembran sel dan sebagai zat pengatur.
protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena
zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dn
pengatur. Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).
Protein merupakan suatu polipeptida dengan BM yang sangat bervariasi dari
5000 samapi lebih dari satu juta karena molekul protein yang besar, protein sangat
mudah mengalami perubahan fisis dan aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang
menyebabkan perubahan sifat alamiah dari protein seperti panas, asam, basa, solven
Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada uji biuret, pengendapan oleh garam,
pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein
A. Uji Biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSo4
encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus
amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan rekasi
positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.
B. Uji Xantroprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.
Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada
molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin
dan triptofan.
C. Uji Hopkins-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi
Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam
oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di
bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas
antara kedua lapisan tersebut.
D. Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila
pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk
fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna.
E. Uji denaturasi
Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur
sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan
kovelen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hydrogen,
interaksi hidrofobik, ikatan garam dan aterbukanya lipatan atau wiru molekul protein
(Winarno, 1992).
III. Alat dan Bahan
Bahan Alat
Pereaksi Molisch Tabung reaksi
Reagent Benedict Pipet tetes
Reagent Barfoed Gelas ukur
Pereaksi Seliwanoff Erlenmeyer
Larutan Iodium Penangas air
Larutan Asam Sulfat Pekat
9 Jenis Larutan Karbohirat :
- Larutan 0,1 M Glukosa
- Larutan 0,1 M Fruktosa
- Larutan 0,1 M Galaktosa
- Larutan 0,1 M Arabinosa
- Larutan 0,1 M Sukrosa
- Larutan 0,1 M Maltosa
- Larutan 0,1 M Laktosa
- Larutan 1℅ pati/amilum
- Suspensi selulosa (kapas) dalam air
HCl 6 N
NaOH 6 N
Air
IV. Prosedur Percobaan Uji Biuret
Dalam tabung reaksi dimasukan 3 ml larutan protein (gelatin dan albumin).
Lalu ditambahkan 1 ml NaOH 2,5 N, aduk. Ditambahkan pula setetes larutan CuSO 4
0,01 M, aduk. Bila tidak timbul warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes larutan
CuSO4.
Pengendapan Dengan Logam
Dalam tabung reaksi dimasukan 3 ml larutan protein (gelatin dan albumin).
Lalu ditambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb
asatat 0,2 M.
Pengendapan Dengan Garam
Larutan protein (gelatin dan albumin) sebanyak 5 ml dijenuhkan dengan
ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini: Pertama ditambahkan sedikit garam tersebut
kedalam larutan protein (gelatin dan albumin), aduk hingga melarut. Lalu
ditambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, lakukan sehingga sedikit
garam tertinggal tidak terlarut. Setelah larutan jenuh, lalu disaring. Uji kelarutan
endapan di dalam air. Uji pula endapan dengan reagen Millon dan filtrat dengan uji
biuret.
Pengendapan Dengan Alkohol
Disiapkan 3 tabung reaksi:
Tabung 1: Dimasukan larutan albumin sebanyak 5 ml, buffer asetat pH 4,7 (1M)
sebanyak 1 ml dan etil alkohol 95% sebanyak 6 ml.
Tabung 2: Dimasukan larutan albumin sebanyak 5 ml, HCl 0,1 M sebanyak 1 ml dan
etil alkohol 95% sebanyak 6 ml.
Tabung 3: Dimasukan larutan albumin sebanyak 5 ml, NaOH 0,1 M sebanyak 1 ml
dan etil alkohol 95% sebanyak 6 ml.
Uji Koagulasi
Dalam tabung reaksi dimasukan 5 ml larutan protein, lalu ditambahkan 2 tetes
CH3COOH 1M. Tabung kemudian diletakan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu
endapan diambil dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air, uji
pula endapan dengan reagen Millon.
Denaturasi Protein
Disiapkan 3 tabung reaksi:
Tabung 1: Dimasukan larutan albumin sebanyak 9 ml dan HCl 0,1 M sebanyak 1 ml
Tabung 2: Dimasukan larutan albumin sebanyak 9 ml dan NaOH 0,1 M sebanyak 1
ml
Tabung 3: Dimasukan larutan albumin sebanyak 9 ml dan buffer asetat pH 4,7 (1M)
sebanyak 1 ml.
Lalu ketiga tabung tersebut ditempatkan didalam air mendidih selama 15 menit dan
dinginkan pada temperatur kamar. Pada tabung 1 dan 2 ditambahkan 10 ml buffer
asetat pH 4,7 lalu ditulis hasilnya.
V. Data Pengamatan
Tabel 1. Uji Biuret
Prosedur Hasil Reaksi Keterangan Gambar 3 ml larutan gelatin + 1
ml NaOH 2,5 N → diaduk → ditambah 6 tetes CuSO4 0,01 M → diaduk
Larutan gelatin yang berwarna kuning bening menjadi berwarna agak bening setelah ditambah NaOH 2,5 N. Setelah ditambah 6 tetes CuSO4,
Permukaan larutan berwarna ungu
3 ml larutan albumin + 1 ml NaOH 2,5 N → diaduk → ditambah 6 tetes CuSO4 0,01 M → diaduk
Larutan albumin yang berwarna putih keruh menjadi berwarna bening setelah ditambah NaOH 2,5 N. Setelah ditambah 6 tetes CuSO4,
Permukaan larutan berwarna ungu lebih tua
Tabel 2. Uji Pengendapan dengan Logam
Prosedur Hasil Reaksi Keterangan Gambar 3 ml larutan gelatin + 5
tetes HgCl2 0,2 M Larutan berwarna kuning
pudar dan keruh Tidak terbentuk endapan
(-)
3 ml larutan gelatin + 5 tetes Pb asetat 0,2 M
Larutan berwarna kuning pudar dan keruh
Tidak terbentuk endapan (-)
3 ml larutan albumin + 5 tetes HgCl2 0,2 M
Larutan berwarna putih susu
Terbentuk endapan berwarna putih di bagian bawah larutan lebih banyak (++) dari endapan oleh Pb asetat
HgCl2 → Hg2+ + 2 Cl-
3 ml larutan albumin + 5 tetes Pb asetat 0,2 M
Larutan berwarna putih susu
Terbentuk endapan (+) di bagian bawah berwarna putih
Pb(COOH)2 → Pb2+ + 2 COOH-
Tabel 3. Uji Pengendapan dengan Garam
Prosedur Hasil Reaksi Keterangan Gambar 5 ml gelatin + 10
tetes (NH4)2SO4
hingga terjadi pengendapan
↓Menyaring endapan
↓Menguji kelarutan endapan di dalam air
↓Menguji endapan dengan reagent Millon
↓Menguji filtrat dengan uji Biuret
Terbentuk endapan (+) warna putih
Endapan yang dihasilkan larut dalam air
Endapan yang diuji dengan reagent millon memberikan warna kuning muda
Filtrat yang diuji dengan reagent biuret menjadikan permukaan larutan filtrat berwarna ungu
Terbentuk endapan gelatin
Filtrat gelatin dengan uji biuret
5 ml albumin + 10 tetes (NH4)2SO4
hingga terjadi pengendapan
↓
Terbentuk endapan warna putih yang lebih banyak (++) daripada endapan yang dihasilkan
Menyaring endapan↓
Menguji kelarutan endapan di dalam air
↓Menguji endapan dengan reagent Millon
↓Menguji filtrat dengan uji Biuret
reaksi gelatin dengan (NH4)2SO4
Endapan yang dihasilkan larut dalam air
Endapan yang diuji dengan reagent millon memberikan warna kuning kemerah-merahan
Filtrat yang diuji dengan reagent biuret menjadikan permukaan larutan filtrat berwarna ungu Albumin Millon (merah bata) dan
Gelatin Millon (kuning)
Filtrat albumin dengan uji biuret
Tabel 4. Uji Pengendapan dengan alkohol
Prosedur Hasil Reaksi Keterangan Gambar 5 ml larutan albumin + 1
ml buffer asetat pH 4,7 (1 M) + 6 ml etil alkohol 95 %
Terjadi dua fase warna pada larutan. - Di bagian atas terbentuk
endapan (+++) berwarna putih
- Di bagian bawah berwarna keruh
Ketiga larutan sebelum ditambahkan alkohol 95%Tabung dari kiri ke kanan-Tabung 1 albumin+buffer-Tabung 2 albumin+HCl-Tabung 3 albumin+NaOH
Ketiga larutan setelah ditambahkan alkohol 95%Tabung dari kiri ke kanan-Tabung 1 albumin+buffer+alkohol 95%-Tabung 2 albumin+HCl+alkohol 95%-Tabung 3 albumin+NaOH+alkohol 95%
5 ml larutan albumin + 1 ml HCl 0,1 M + 6 ml etil alkohol 95 %
Terjadi dua fase warna pada larutan. - Di bagian atas terbentuk
endapan (++) berwarna putih
- Di bagian bawah berwarna keruh
5 ml larutan albumin + 1 ml NaOH 0,1 M + 6 ml etil alkohol 95 %
Larutan berwarna bening dan tidak terjadi endapan (-)
Tabel 5. Uji Koagulasi
Prosedur Hasil Reaksi Keterangan Gambar 5 ml larutan gelatin + 2
tetes asam asetat 1 M → diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit → ambil endapan dengan spatula
↓Menguji kelarutan endapan di dalam air
↓Menguji endapan dengan reagent Millon
Warna larutan gelatin yang ditambahkan 2 tetes asam asetat 0,1 M tetap berwarna kuning, begitu pula setelah dipanaskan selama 5 menit, larutan tidak membentuk endapan
Karena tidak terbentuk endapan, maka tidak dilakukan uji kelarutan endapan dalam air maupun uji endapan dengan reagen Millon
Gelatin Setelah dipanaskan selama 5 menit
5 ml larutan albumin + 2 tetes asam asetat 1 M → diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit → ambil endapan dengan spatula
↓Menguji kelarutan endapan di dalam air
↓Menguji endapan dengan reagent Millon
Warna larutan albumin yang ditambahkan 2 tetes asam asetat 0,1 M tetap berwarna putih keruh, dan setelah dipanaskan selama 5 menit, larutan membentuk endapan (gumpalan) berwarna putih
Endapan albumin yang diuji kelarutannya dalam air memberikan hasil bahwa endapan albumin tidak larut dalam air
Endapan albumin yang diuji dengan regent Millon memberikan warna merah bata
Albumin Setelah dipanaskan selama 5 menit
Uji kelarutan endapan dalam air
Uji endapan Millon
Tabel 6. Uji Denaturasi Protein
Prosedur Hasil Reaksi Keterangan Gambar 9 ml larutan albumin + 1
ml HCl 0,1 M → menempatkan dalam air mendidih selama 15 menit → mendinginkan pada temperatur kamar → melihat ada atau tidak adanya endapan→ ditambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7
Larutan albumin yang ditambahkan HCl 0,1 M, setelah dipanaskan selama 15 menit terjadi warna putih susu dan terbentuk endapan.
Setelah ditambahkan buffer asetat pH 4,7, warna larutan tetap berwarna putih susu
Gambar setelah ditambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7
9 ml larutan albumin + 1 ml NaOH 0,1 M → menempatkan dalam air mendidih selama 15 menit → mendinginkan pada temperatur kamar → melihat ada atau tidak adanya endapan→ ditambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7
Larutan albumin yang ditambahkan NaOH 0,1 M, setelah dipanaskan selama 15 menit terjadi warna kuning bening dan tidak terbentuk endapan.
Setelah ditambahkan buffer asetat pH 4,7 warna larutan menjadi warna putih susu dan terbentuk sedikit endapan
Gambar setelah ditambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7
9 ml larutan albumin + 1 ml buffer asetat pH 4,7 → menempatkan dalam air mendidih selama 15 menit → mendinginkan pada temperatur kamar → melihat ada atau tidak adanya endapan ditambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7
Larutan albumin yang ditambahkan 1 ml buffer asetat pH 4,7, setelah dipanaskan selama 15 menit terjadi gumpalan berwarna putih susu