KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM KALAN, KALIMANTAN BARA T Model Termostratigrafi Mineralisasi Uranium (P2BGGN/PGNTPBGN/P 101/2005). Oleh : Soeprapto Tjokrokardono, Bambang Sutopo, Lilik Subiantoro, dan Kurnia Setiawan. ABSTRAK STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM KALAN, KALIMANTAN BARAT: MODEL TERMOSTRATIGRAFI. Mineralisasi uranium Kalan Kalimantan berupa urat mengisi fraktur, breksi tektonik dan bidang sekistositas pada batuan Metamorfik Pinoh yang diintrusi oleh granit berumur Yura-Kapur Atas. Pola karakter mineralisasi meliputi arah, ukuran, komposisi dan intensitas mineralisasi berbeda setiap sektor dipengaruhi oleh faktor : komposisi, jenis batuan induk, tektonik, dan kondisi pembentukan mineralisasi meliputi suhu dan komposisi larutan. Tujuan studi adalah untuk mengetahui pola umum stratigrafi mineralisasi terkait dengan jenis batuan induk, sektor geografis kedapatan, serta suhu dan cara pembentukannya. Metode pendekatan yang dilakukan adalah inventarisasi dan evaluasi karakter batuan induk dan karakter mineralisasi kemudian dikaitkan dengan lokasi kedapatan mineralisasi bersangkutan. Hasil studi adalah suhu mineralisasi Kalan terbagi dalam 4 zone suhu yaitu : dibawah 260DC; 260-300 DC; 300- 400 DC; dan diatas 400 DC yang ternyata berimpit dengan zona metamorfosa Kalan. Sektor pengembangan eksplorasi d Kalan adalah sektor zone II dan III. Kata kunci : Model Termostratigrafi, Mineralisasi Uranium, Kalan. ABSTRACT STUDY ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION OF KALAN, WEST KALIMANTAN : THERMOSTRATIGRAPHIC MODELS. Uranium mineralization of Kalan were discovered as the fracture filing of fractures, tectonic breccia, and schistocity on Pinoh Metamorphics that were intruded by Yura-Upper Cretaceous granitic bodies. Mineralized pattern related to direction, size, composition, mineralization intensities, that varies every sectors depends on the types and chemical composition of the country rocks and also depends on chemical composition of solutions and the occurrences condition of the minerals. The goal of study is to obtain general trend the mineralization and its correlation between stratigraphic and geographic position to role of occurrences and temperatures. Approaching methods were used are country rocks and mineralized characters inventarization and its correlate to their occurrences. Result of the study is there are four temperature zones Ie. Less than 260 DC ; 260-300 DC ; 300-400 DC; and above 400 DC, the zones match with the metamorphic grade of Kalan. Developmen sectors for exploration follow-up are zone II and zone III. Key words: Thermostratigraphic Model, Uranium Mineralization, Kalan. PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN 27
26
Embed
(P2BGGN/PGNTPBGN/P 101/2005). Oleh : Soeprapto ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM KALAN,KALIMANTAN BARA T
Model Termostratigrafi Mineralisasi Uranium
(P2BGGN/PGNTPBGN/P 101/2005).
Oleh : Soeprapto Tjokrokardono, Bambang Sutopo, Lilik Subiantoro, danKurnia Setiawan.
ABSTRAK
STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUM KALAN,KALIMANTAN BARAT: MODEL TERMOSTRATIGRAFI. Mineralisasi uranium
Kalan Kalimantan berupa urat mengisi fraktur, breksi tektonik dan bidang sekistositas padabatuan Metamorfik Pinoh yang diintrusi oleh granit berumur Yura-Kapur Atas. Polakarakter mineralisasi meliputi arah, ukuran, komposisi dan intensitas mineralisasi berbedasetiap sektor dipengaruhi oleh faktor : komposisi, jenis batuan induk, tektonik, dan kondisipembentukan mineralisasi meliputi suhu dan komposisi larutan. Tujuan studi adalah untukmengetahui pola umum stratigrafi mineralisasi terkait dengan jenis batuan induk, sektorgeografis kedapatan, serta suhu dan cara pembentukannya. Metode pendekatan yangdilakukan adalah inventarisasi dan evaluasi karakter batuan induk dan karakter mineralisasi
kemudian dikaitkan dengan lokasi kedapatan mineralisasi bersangkutan. Hasil studi adalahsuhu mineralisasi Kalan terbagi dalam 4 zone suhu yaitu : dibawah 260DC; 260-300 DC; 300400 DC; dan diatas 400 DC yang ternyata berimpit dengan zona metamorfosa Kalan. Sektorpengembangan eksplorasi d Kalan adalah sektor zone II dan III.
Kata kunci : Model Termostratigrafi, Mineralisasi Uranium, Kalan.
ABSTRACT
STUDY ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION OF KALAN,WEST KALIMANTAN : THERMOSTRATIGRAPHIC MODELS. Uraniummineralization of Kalan were discovered as the fracture filing of fractures, tectonic breccia,and schistocity on Pinoh Metamorphics that were intruded by Yura-Upper Cretaceousgranitic bodies. Mineralized pattern related to direction, size, composition, mineralizationintensities, that varies every sectors depends on the types and chemical composition of thecountry rocks and also depends on chemical composition of solutions and the occurrencescondition of the minerals. The goal of study is to obtain general trend the mineralizationand its correlation between stratigraphic and geographic position to role of occurrences andtemperatures. Approaching methods were used are country rocks and mineralized charactersinventarization and its correlate to their occurrences. Result of the study is there are fourtemperature zones Ie. Less than 260 DC ; 260-300 DC ; 300-400 DC; and above 400 DC, thezones match with the metamorphic grade of Kalan. Developmen sectors for explorationfollow-up are zone II and zone III.
Seperti tclah disinggung di depan pada Bab II Gcologi dan Stratigrafi, bahwa
mineralisasi uranium terdapat pada 4 grup batuan dari 5 grup yang ada, dengan karakter
dan intensitas berbeda-beda pada masing-masing batuan. Secara umum mineralisasi
terdiri dari mineral uraninit, branerit, dan davidit yang berasosiasi dengan sulfida dan
oksida.
Oiskripsi karakter mineralisasi masing-masing sektor yang disampaikan dibawah ini
disusun berdasarkan nama sektor sesuai dengan nomor anomali radioaktivitas hasil
penyelidikan BAT AN-CEA 1977 [I] dan hasil penyelidikan geologi sesudahnya, adalah
sebagai berikut:
1. Mineralisasi Uranium Sektor Lembah Hitam 11,6,71
Sektor Lembah Hitam terletak di bagian barat Eko-Remaja dan sebenamya
stratigrafi tidak dapat dipisahkan dari Eko-Remaja. Litologi terdiri metapelit
andalusit, berarah N85°E/70o, semakin kearah timur kemiringan menjadi sub vertikal.
• Batuan induk Metalanau, metapelit sekisan dan metaampelit, sebagai sisipan dari metapelitJeronang"sekistositas N21 0-31OE/70dan tebal 80-100 m
34 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLlR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
• Kontrol mineralisasi
•
Bentuk mineralisasi
•
Jumlah vein/urat
•Tebal urat
•Cadangan uranium'
•
Tipe mineralisasi•
Komposisi mineral
• Alterasi
• Suhu pembentukannya
Tektonik, frakturasi, breksi tektonikdan foliasi dengan arah E-W/70° ke utaraUrat tidak beraturan membentuk stockwork
22 bidang mineralisasiRata-rata 1 (satu) meter2.350 ton U30g pada kadar rata-rata0,091 %, status terindikasi.
Turmalin
Uraninit, branerit, davidit, apatit, pirit,pirhotit, kalkopirit, lollingit, kobaltit,gedorsfit, petlandit, saflorit, arsenopirit,sfalerit, magnetit, dan klorit.Silisifikasi, karbonatisasi, muskovitisasidan kloritisasi.260-270 °c berdasar kadar Co dalam
Mineralisasi uranium di Eko-Remaja terdapat di bagian Hulu Sungai Kalan.
Terowongan eksplorasi yang di dibuat di sektor ini panjang 680 m menembus Bukit
Eko pada level 450 m diatas permukaan laut (dpl). Berdasarkan data dari terowongan
dan intibor yang dibuat dari permukaan maupun dari dalam terowongan, karakter
mineralisasi Eko-Remaja disimpulkan sebagai berikut:
• Batuan induk
• Kontrol mineralisasi
•
Bentuk mineralisasi
•
Jumlah vein/urat
•
Tebal urat
•Tipe mineralisasi
•Cadangan uranium maks. :
•
Komposisi mineral
Metalanau dan metapelit sekisan sebagai sisipanpada batuan steril metapelit Jeronang, berarahN50 E subvertikal miring kearah selatan, denganketebalan sekitar 80-100 meter.
Bukaan fraktur, breksi tektonik dan pada bidangsekistositas
Urat curvi planar iregular (stockwork) arah N275285 E miring subvertikal ke utara.
19 vein termasuk 4 vein utama yang mengandungmengandung 70% total cadangan Eko-Remaja.Rata-rata 1 meterTurmalin
553 ton U30g kategori terukur dan 3247 tonU30g terindikasi pada kadar 0,091%Uraninit, branerit, davidit berasosiasi denganpirit, pirhotit, kalkopirit, kobaltit, lollingitpetlandit, gedorsfit, saflorit, sfalerit, molibdenit,ilmenit, magnetit, dan beryl.
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN 35
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENEL/TIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
• Suhu pembentukan 260-270 °c berdasarkan kadar Co dalam pirit(di TRK-7 suhu 400 -700° C berdasarkantekstur mineral).
3. Mineralisasi Uranium Sektor Kalan Ketungau 11,3,6,71
Mineralisasi uranium Kalan Ketungau berupa anomali singkapan yang telah
ditindak lanjuti dengan pengupasan dan pemboran, yaitu sebanyak 4 lubang bar inti
dengan kedalaman total 392 m dan pemboran non inti sebanyak 37 lubang bor dengan
kedalaman total 2339 m dan telah diidentifikasi karakter mineralisasinya sebagai
berikut :
• Batuan induk.
• Kontrol mineralisasi
•Bentuk mineralisasi
•
Jumlah Vein
•Tebal Vein
•Cadangan uranium
•Tipe mineralisasi
•Komposisi Mineral
•
Alterasi
•Suhu pembentukan
Batuan metalanau dan metapelit sekisan sebagailensa/ menyisip dalam metapelit tipe Jeronangyang steril. Ketebalan batuan induk sekitar 130310 m.
: 22 vein yang terbagi dalam 15 grup: Rata-rata 0,7 meter
: 50 ton U30g pada kadar 0,06 %, status terukur: Tunnalin
: Uraninit, branerit berasosiasi dengan pirit, pirhotitmolibdenit, rutil, arsenopirit, dan apatit.
: Tidak ada data: tidak ada data
4. Mineralisasi Uranium Sektor Sarana [1,3,81
Litologi terdiri dari metapelit, mikro kuarsit, kuarsit biotit, kuarsit biotit
andalusit dengan stratifikasi N60-800E/35 dengan tingkat metamorfosa rendah, fasies
albit-epidot hornsfels, BATA-CEA menyebutnya sebagai Seri Atas. Mineralisasi
berupa anomali radiometri singkapan batuan yang belum ditindak lanjuti dengan
pemboran. Karakter singkapan anomali radioaktivitas dijelaskan sebagai berikut:
• Batuan induk• Kontrol mineralisasi• Bentuk mineralisas• Jumlah vein/urat
Metapelit sekisan dan mikrokuarsitTektonik pada bidang fraktur sejajar sekistositasUrat-urat tipis30 urat
36 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLlR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2005 ISBN.978-979-991 41-2-5
• Tebal urat• Radioaktivitas maks
• Kadar uranium maks.
• Komposisi mineral
• Alterasi
• Suhu pembentukan
1-30 em
11.000 eps (Ano 431)1500 eps (Ano 435 dan 437)1626 ppmUraninit, branerit, pikblende, gumit denganasosiasi pirit, kalkopirit, sfalerit, magnetit, bomit,rutil, ilmenit, dan hematit.Kloritisasi, serisitisasi, dan silisifikasi.300-325°C
5. Mineralisasi Uranium Sektor Semut [1,7J
Mineralisasi uranium di Sektor Semut berupa anomali singkapan batuan dan
telah ditindak lanjuti dengan pemboran inti sebanyak 5 lubang dengan kedalaman
total 1885 m. Karakter mineralisasi daerah Semut diskripsikan sebagai berikut :
• Batuan induk
• Kontrol mineralisasi
•Bentuk Mineralisasi
•Jumlah vein
•Tebal vein
•
Cadangan uranium
•
Tipe mineralisasi•
Kadar elemen asosiasi
•Komposisi mineral
•
Alterasi
•Suhu pembentukan
Batuan induk berupa metalanau metapelit sekisandan metapelit lanauan. Tebal favorabel sekitar120m -250 m, denganjurus N30-75° E miring keselatan.
Tektonik
Vein tektonik arah timur-barat miring ke utara3 grup bidang mineralisasiSentimetrik -desimetrik
274 ton U308 pada kadar bervariasi antara 0,12 %- 0,14 % dengan status terekaTurmalinTidak ada data
Uraninit, branerit, dengan asosiasi mineral molibdenit, pirhotit, pirit, dan monasit.Kaolinisasi dan turmalinisasi.
: Tidak ada data
6. Mineralisasi Uranium Sektor Lemajung 11,3,791
Litologi terdiri metapelit andalusit, berarah N85°E/70°, semakin kearah timur
kemiringan menjadi sub vertikal. Mineralisasi berupa anomali radiometri 15.000 e/s
SPP2NF setelah ditindak lanjuti dengan pengupasan dan pemboran inti sebanyak 21
lubang bor dan non inti 6lubang bor dengan total kedalaman 6290 m,
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN 37
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TAHUN 2fJ05 ISBN.978-979-99141-2-5
diidentifikasikan bahwa mineralisasi Lemajung tidak berbeda jauh dengan
mineralisasi sektor Eko-Remaja dengan karakter sebagai berikut.
• Batuan induk
• Kontrol mineralisasi
• Bentuk mineralisasi
•Jumlah vein/urat
•Tebal urat
•Cadangan uranium
•
Tipe mineralisasi•
Komposisi mineral
•
Alterasi
•
Suhu pembentukannya
Batuan favorabel berupa lensa metalanau,metapelit sekisan dengan sekistositasN30- 50E/70, tebal 50-100 m.Tektonik, frakturasi, breksi tektonikdan foliasi dengan arah NE-SW/70° keutaraUrat membentuk stockwork
47 bidang (termasuk 39 bidang utama)Rata-rata -rata 1,1 m, maksimal 5 m
745 ton U30g dengan kadar rata-rata0,094 %, status terindikasi.Turmalin
Uraninit,branerit, apatit, pirit, pirhotit,kalkopirit, ilmenit, magnetit, dan apatit.Silisifikasi, karbonatisasi, muskovitisasiturmalinisasi, dan kloritisasi.260-270 °C berdasarkan kadar Co
dalam pirit
7. Mineralisasi Uranium Sektor Amir Engkala 112,3,71·
Mineralisasi uranium di sektor Amir Engkala, ditemukan sebagian besar pada S.
Kupu-Kupu dan Sungai Engkala. Berdasarkan data singkapan permukaan dan data
hasil 9 lubang pemboran dengan kedalaman sekitar 2.220 meter menunjukkan
karakter sebagai berikut :
•
••
•••••
Batuan induk
Kontrol mineralisasiBentuk mineralisasi
Jumlah vein/uratTebal urat
Radioaktivitas maksimal ;
Cadangan uraniumKomposisi mineral
Batuan volkanik asam (metavolcanic) berarahtimur-barat dengan panjang 1,5 kmTektonik
Urat dan breksi tektonik, berarah timur-baratmiring 32-59 ° ke utara, terdeteksi sampaikedalaman 128,65-550m
Banyak terpisah secara individualBervariasi dari sentimetrik-metrik
15.000 cis (SPP2NF)935 ton U30g pada kadar 0,06 %Uraninit berasosiasi dengan pirit, kalkopirit,pirhotit, molibdenit, sfalerit, petlandit, ilmenit,magnetit dan hematit
38 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASlL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
• Alterasi
• Suhu pembentukan
Silisifikasi dan turmalinisasitak ada data
8. Mineralisasi Uranium Scktor Tiga Dara' [ 1,2,3,10]
Litologi terdiri dari kuarsit muskovit, kuarsit turmalin, sekis kuarsa muskovit yang
termasuk dalam fasies sekis hijau. Mineralisasi uranium berupa anomali
radioaktivitas maksimal 3000 cis SPP2NF dan tindak lanjut berupa pengupasan dan
belum ada pemboran. Secara rinci kondisi mineralisasi diuraikan sebagai berikut .
Urat pengisi fraktur/foliasi dan bongkah minelisasi.
5 urat dan 6 spot (titik lokasi)0,5-8 cm
Singkapan 3000 cps ; bongkah 2000-6000 cps.3.585,4 ton U atau 5.853 ton U30g.1.910 - 2.307 ppmBiotit, kuarsa, muskovit, pirit, magnetit, ilmenit,pirhotit, dan autunit.Serisitisasi
: Tidak ada data
9. Mineralisasi Uranium Sektor Rabau Hulu [1.2,3,61
Litologi terdiri dari kuarsit mikro muskovit, kuarsit mikro biotit, kuarsit
muskovit dengan pola sebaran E-W/30-400 ke utara, fasies albit epidot homsfels,
ditemukan terobosan granit dan greisen. Mineralisasi berupa anomali radiometri
permukaan yang telah diindak lanjuti dengan pengupasan dan pemboran inti 9 lubang
bor dan non inti 5 lubang bor dan telah diidentifikasikan bahwa karakter bijihnya
sebagai berikut :
• Batuan induk
• Kontrol mineralisasi
Metalanau berbutir halus (kuarsit mikrobiotit )dan kuarsit berfasies leopard, ketebalan 45-85 m.Tektonik Nl000EI 35° ke utara
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN 39
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-S
• Bentuk mineralisasi
• Jumlah vein/urat
•Tebal urat
•Cadangan uranium
•Tipe Mineralisasi
•Komposisi mineral
•
Alterasi
•
Suhu pembentukan
Isian breksi dan fraktur dalam zone berukuran
5-25 m dengan sebaran lateral 230 m dan vertikal down dip 130 m.Multiple (banyak)Desimetrik-metrik dengan zone 0,3-1,4 m294 ton U30gTurmalin
Uraninit berasosiasi dengan pirit,molibdenit,kalkopirit, lollingit, sfalerit, bomit, magnetitdan turmalin
Litologi terdiri dari mctapelit mengapit metalanau yang berwama abu-abu pucat berbutir
sedang dengan komposisi kuarsa, serisit, biotit dan sedikit klorit serta muskovit, sedang
metapelit berwana abu-abu gelap. Berdasarkan data permukaan dan pemboran sebanyak 24
lubang, diidentifikasi karakter bijih Rirang adalah sebagai berikut:
: Metalanau dengan tebal 25-100 m arah NNESSW miring kuat arah WNW.
: Tektonik N50 E
: Sebagai urat dan bongkah sebesar lOx1,3x 1,5= 11 m3 sampai dengan ukuran bola tenis.
: urat monasit dan 1 urat turmalin
: 1,3 m-l,5 m: 400 ton U30g plaser dan 1475 ton U30g vein
dengan status bervariasi terukur 10 ton,terindikasi 120 ton, tereka 270 ton danspekulatif 1.475 ton., kadar uranium berkisardari 0,6 %- 6,67 %.
: Terdapat 2 jenis bijih yaitu tipe monasit, sebagaiurat dan bongkah dengan kadar logam tanahjarang (RE) tinggi 50%-60 %, dan tipe turmalinsebagai singkapan dan juga bongkah dengankadar logam tanah jarang kedl kurang dari 5 %.Uraninit, branerit, monasit, xenotim, turmalinmolibdenit, pirit, kalkopirit, ilmenit, dan ilmenorutil.
40 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-S
• Alterasi
• Suhu pembentukan
Silisifikasi, kaolinisasi pneumatolitik dan gresenisaSl
430-530 0c.
11. Mineralisasi Uranium Sektor Jeronang Hulu [1,2,3,61
Sektor Jeronang hulu merupakan daerah kontak seri bawah dan seri atas, terdapat 3
(tiga) zone anomali. Telah dilakukan pemboran inti sebanyak 25 lubang dengan spasi 125
150 m. Hasil pengarnatan singkapan dan diagrafi dari inti pemboran menunjukkan karakter
mineralisasi sebagai berikut:
• Batuan induk
• Kontrol mineralisasi
• Bentuk mineralisasi
• Tipe• Jumlah urat• Tebal Urat• Radioaktivitas
Kuarsit, mikro kuarsit biotit, mikro kuarsit muskovitdengan terobosan granit dan mikrodiorit. Kuarsit berbintik-bintik hitam = leopard
: Tektonik arah NW-SE, Vilon Farlet bentuk "S"arahN35EI 45 NE
Urat tipis berbentuk "S", banded dan lensa yangterkontrol tektonik, berasosiasi dengan turmalin dangrelsen.
• Cadangan uranium : 915 ton U308 tereka pada kadar 0,042 %, kadartertinggi bijih 2 %
• Kadar elemen asosiasi: Ba 1500 ppm, F 480 ppm, Co 1400 ppm
• Komposisi mineral : Uranin it, berasosiasi dengan pirit, pirhotit, arsenopirit,kalkorpirit, petlandit lollingit, magnetit, ilmenit, anatasmonasit, dan emas.
Greisenisasi, turmalinisasi, dan silisifikasi.300 - 600° cis
12. Mineralisasi Uranium Sektor Tanah Merah (1,2,3,7,12,131
Litologi terdiri dari kuarsit biotit, kuarsit berfasies leopard, diintrusi larnprofir dan
granit biotit. Mineralisasi uranium berupa anomali radioaktivitas pada bongkah Setelah
ditindak lanjuti dengan pengupasan dan pemboran inti sebanyak 12 lubang ditemukan
singkapan mineralisasi uranium tipe yang sarna dengan sektor Rirang (tipe monasit).
Secara lebih rinci karakter mineralisasi Tanah Merah dijelaskan sebagai berikut :
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN 41
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELlTlAN TABUN 2005 ISBN.978-979-9914 1-2-5
• Batuan induk
• Kontrol mineralisasi• Bentuk mineralisasi
• Jurnlah urat• Tebal Urat
• Cadangan uranium
• Tipe Mineralisasi
• Kadar elemen asosiasi
• Komposisi mineral
• Alterasi
• Suhu pembentukan
: Kuarsit biotit yang sering disebut metapelit-metalanau dengan lensa-Iensa kuarsit berfasies leopardarah N 120° E di bagian barat dan N500E dibagiantimur. Kuarsit diterobos granit.
Tektonik arah N120° E
a. Sebagai urat dengan tebal zone 4 m panjang22 m arah baratlaut-tenggara, sejajar dengantektonik, dan berbentuk spot spot pada granit.
b. Sebagai bongkah kolovial pada zone tebal1,0- 2,5 m dengan ukuran bijih 10-50 ern
7 (tujuh) vein2-4 ern
: a. Vein 248 ton U308 status terindikasi ;b. plaser (bongkah) 37 ton status spekulatifMonasit, sebagai singkapan rata-rata kadar417,125 ppm sedang bongkah dengan kadar4,1 % - 32 %
Mo 1 % ; Co. 2 % ; As 2.500 ppm ; Zr2000 ppmUraninit, monazit, xenotim, molibdenit, pirit,pirhotit, kobaltit, lollingit, ilmenit, rutil, danapatit.Kloritisasi pneumatolitik dan turrnalinisasi
keeoklatan berfasies amfibolit serta mengandung dravit, biotit dan stilpnomelan.
Di sektor Jurnbang I telah dilakukan pemboran dangkal sebanyak 3 titik.
• Batuan induk•
• Kontrol mineralisasi
• Bentuk mineralisasi
Kuarsit (metal anau) biotit berfasies leopard berbentuk lensa paralel dengan struktur banded timurbarat kemiringan 40-80° ke utara, diterobos granit.Tektonik, fraktur WNW-ESE berasosiasi denganfraktur N -S.
a. sebagai urat, b. stok work dan e.poket sertabongkah. Berdekatan dengan fraktur Nl13/85dan N120/85
42 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
• Jumlah vein/urat• Tebal urat
• Cadangan
• Kadar uranium maks .
• Kadar elemen asosiasi
• Komposisi mineral
• Alterasi
• Suhu pembentukan
23 veinlbreksi tektonik dalam 50 zone anomali
bervariasi dari 0,4 m-4 m.385 ton U30S pada kadar 0,1-0,15 % tingkatspekulatif31.000 ppm (Tr 17), 712 ,96 ppm (TrE)763,89 ppm TrD. 25-120 (granit)Co = 831,5 ppm; Ni = 507,6 ppm, Mo=10.738 ppmPb 559,9 ppm, Ag = 4,6 ppm ; Au = 0,697 ppm
Uraninit, branerit[ll] pirit, kalkopirit, pirhotit,magnetit, ilmenit, rutil dan molibdenit, ramselbergitsaflorit, apatit dan monazit.Silisifikasi, hematisasi, serisitisasi, dan kloritisasi200-600° C
14. Mineralisasi Uranium Sektor Jumbang II 11,2,3,6,151
Mineralisasi di sektor Jumbang II ditemukan berupa anomali radiometri berarah
timur-barat. Litologi berupa kuarsit biotit, kuarsit leopard dan granit. Pada kontak
granit dan kuarsit biotit atau kuarsit leopard dijumpai batutanduk. Oi sektor Jumbang
II telah dilakukan pemboran dangkal sebanyak ... titik dengan total kedalaman
meter. Mineralisasi Jumbang II dapat diuraikan sebagai berikut :
• Batuan lnduk
• Kontrol mineralisasi
• Bentuk mineralisasi• Jumlah vein/urat• Tebal urat
• Cadangan
• Kadar uranium maks:
• Komposisi mineral
• Alterasi
• Suhu pembentukan
Kuarsit biotit, kuarsit mikro biotit, dan kuarsit berfasies leopard, berbentuk lensa parallel denganstruktur banded, timur-barat kemiringan 40-80° keutara dan diterobos granit.Tektonik, fraktur W-E / WNW - EES/ NNE- WWS(ESE- WNW).Sebagai urat berarah NI00-NI20° E dan c.poket9 urat breksi tektonik
Bervariasi dari 0,3-1,6 m.3.106,8935 ton U tingkat cadangan geologi( spekulatif)18.500 ppm terendah 28,96 ppm, chanel1.396,7 ppm UUraninit, branerit[7] pirit, kalkopirit, pirhotit, spaleritgalena, molibdenit, ilmenit, dan arsenopirit, saflorit,.Silisifikasi, hematisasi, serisitisasi, dan kloritisasi
Di sektor Dendang Arai terdapat ada 2 zone mineralisasi uranium yaitu zone A
dan zone B. Kedua zona berlokasi di sebelah utara S. Jeronang, atau sebelah timur
laut sektor Tanah Merah, ditemukan pada batuan kuarsit biotit dan kuarsit leopard
yang diintrusi oleh granit. Berdasarkan data permukaan, mineralisasi di sektor
Dendang Arai sebagai berikut :
• Batuan induk
•Kontrol mineralisasi
•
Bentuk mineralisasi
•
Jumlah urat
•Tebal Drat
•Radioakti vitas
•Kadar uranium maks
•Kadar asosiasinya
•Komposisi mineral
•
Alterasi
•Suhu pembentukan Kuarsit fasies leopard
Tektonik arah N70 E terkait dengan sesar naikyang memotong sekistositas.Drat pada sekitositas yang berdekatan denganurat kuarsa
2 (dua)0,8 - 1 meter
1.500 - 15.000 eps ( SPP2NF)3 % uranium
Ba 1500 ppm, F 480 ppm,Co 1400 ppma. uraninit, molibdenit, piritb. magnetit, pirit, molibdenitSilisifikasi, hematisasi, serisitisasi, dan kloritisasi200-600 ° C
b. Termo Stratigrafi Mineralisasi U
Seeara umum termostratigrafi suatu eebakan dipengaruhi oleh beberapa aspek antara
lain: litologi, tipe plutonik yang mengintrusi, tektonik, dan jauh dekatnya dari sumber larutan
mineralisasi. lndikator termostratigrafi mineralisasi di Kalan adalah : asosiasi mineral dalam
bijih, alterasi batuan, granit. Kehadiran andalusit dan silimanit sebagai indikator suhu.
Suhu mineralisasi di sektor Jumbang I,ll, III, Jeronang, dan Tanah Merah, yang
diidentifikasi seeara tidak langsung menunjukkan bahwa suhu pembentukan yang relatif
tinggi yaitu lebih tinggi dari 400°C (dengan kisaran 200-600°C). Hal ini sangat relevan
mengingat kedapatan mineralisasi berasosiasi dengan vein-vein granit pada batuan dengan
tingkat metamorfosa yang relatiftinggi (fasies amfibolit), serta kedapatan mineral bijih
44 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELlTIAN TABUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
maupun non bijih suhu tinggi misalnya : andalusit, kordierit, silimanit. Studi di sektor Rabau
Hulu, dan Jeronang Hulu dengan metoda yang sarna mendapatkan suhu pembentukan bijih
sekitar 300-600°C, sedang di sektor Rirang diperoleh suhu sekitar 430-530°C.
Suhu pembentukan mineralisasi di Lembah Hitam, Eko-Remaja, dan Lemajung Kalan
menurut Karyono Hs. 1989 [71 berdasarkan pengukuran langsung sekitar 260-270°C. Studi
suhu mengglmakan data mineralogi temyata menghasilkan suhu yang lebih tinggi, di TRK-7
diperoleh data suhu sekitar 400-700° C, sedang di Sarana diperoleh suhu sekitar 300-325°C.
Perbedaan perolehan suhu dimungkinkan karena kekurang-akuratan data atau metoda
(Gambar 5).
Berdasarkan data suhu pembentukan bijih, mineralisasi uranium Kalan di bagi
menjadi 4 zona suhu (termostratigrafi) yaitu :
a. Zona suhu diatas 400°C
Meliputi sektor Jumbang I, Jumbang II, Jumbang III, Dendang Arai" Rirang, danTanah Merah;
b. Zona suhu antara 300-400°C
Meliputi sektor Rabau Hulu, Jeronang Hulu dan Sarana ;c. Zona suhu antara 260-300 °c
Meliputi sektor Eko-Remaja, Lembah hitam, Lemajung, Kalan Ketungau, danSemut ;
d. Zona suhu dibawah 260°C
Meliputi sektor Amir Engkala dan Tiga Dara .
d. Termostratigrafi Dalam Pengembangan Eksplorasi di Kalan
Pembagian zona atau vein zoning pada mineralisasi tungsten di China dapat memberi
gambaran tentang potensi ekonomi mineralisasi seperti yang digambarkan oleh Hutchison
1983 [16] adalah sebagai berikut :
Zona I: Mineralisasi paling atas, bersuhu paling rendah, mineral berbutir halus terdiri darimineral utama muskovit dan kuarsa. Mineral tersebut ditemukan sebagai urat yangberstruktur sisir dan urat tipis yang berbentuk bidang planar. Sebagai penutupmineralisasi dibagian bawahnya.
Zona II. Bagian teratas mineralisasi terdiri dari oksida dan silikat antara lain sfalerit,muskovit, feldspar, turmalin, dan topas serta beryl, kasiterit, wolframit, dan kuarsa.Mineral sulfita terdiri dari arsenopirit, molibdenit, bismuthinit, dan pirhotit.Biasanya bijih berstruktur banded. Cebakannya berbentuk urat-urat kecil dan urattipis atau zone yang kaya dengan urat tipis.
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN 45
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TABUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-S
Zona III.Bagian tengah, terutama mengandung wolframit, kasiterit dan oksida lainnya,Sulfida meningkat dalam jumlah dan jenisnya. Bentuk cebakannya biasanya berupabreksiasi dan miarolitic cavities. Zona ini merupakan bagian paling kaya danberpotensi ekonomi baik.
Zona IV. Bagian bawah, kadar mineral ekonomis berkurang.
Zona V. Bagian paling bawah , mineral berharga dalam hal ini tungsten telah tidak muncullagi., tetapi muncul fluorit, ankerit, siderit, rhodokrosit, kalsit dan karbonat lainnya.Urat mineralisasi juga menghilang.
Hutchison 1983 [16] menyatakan bahwa uranium, timah dan tungsten pembentukannya
berasosiasi dengan gran it tipe S. Oleh karena itu diasumsikan, bahwa Kalan mempunyai
zonasi urat atau vein zoning seperti yang terdapat pada cebakan tungsten di China tersebut
diatas. Zona suhu 260-300°C dan 300-400°C pada mineralisasi Kalan merupakan zona yang
sebanding dengan zona II dan III dari cebakan tungsten China.
Dengan asumsi tersebut diatas, maka, zona suhu 260-3000C dan 300-4000C
merupakan zona yang kaya dan pantas untuk diteliti lebih laf\iut. Sehingga oleh karenanya
program eksplorasi lanjutan disarankan untuk diprioritaskan pada zona suhu 260-300°C
(sektor Eko-Remaja, Lembah hitam, Lemajung, Kalan Ketungau), dan Semut) dan zona suhu
300-400°C (sektor Rabau Hulu, Jeronang Hulu dan Sarana) dengan tetap mempertimbangkan
beberapa aspek geologi lainnya antara lain: intensitas dan pola tektonik, litologi, dU.
KESIMPULAN
Berdasarkan evaluasi data dan pembahasan tentang beberapa kondisi geologi dan
mineralisasi sektor-sektor potensial di Kalan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Mineralisasi uranium Kalan mempunyai suhu pembentukan mineralisasi yang
berbeda-beda di setiap sektor berkisar dari terendah dibawah 260° C sampai
tertinggi lebih dari 400° C.
2. Mineralisasi Uranium Kalan dapat dibagi menjadi 4 zona termostratigrafi yaitu:
a. Zone suhu diatas 400° C meliputi sektor Jumbang I, Jumbang II, Jumbang III,
Dendang Arai, Rirang, dan Tanah Merah;
b. Zona antara 300-400° C meliputi sektor Rabau Hulu dan Jeronang Hulu.
46 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5
c. Zona 260-300° C meliputi sector Eko-Remaja, Lembah hitarn, Lemajung, Kalan
Ketungau, dan Semut;
d. Zone dibawah 2600 C meliputi sektor Amir Engkala dan Tiga Dara.
3. Pembagian zona termostratigrafi tersebut sinkron (berimpit) dengan zona
metarnorfosa BATAN-CEA, yaitu Silimanite Grade (a), Cordierite Grade (b) , dan
AndalusiteGrade (c dan d).
4. Pengembangan eksplorasi uranium di Kalan disarankan untuk ke sektor- sektor
Rabau Hulu, Rirang, Jeronang Hulu, Sarana, dan sektor Eko-Remaja, Lembah
Hitarn, Lemajung, Kalan Ketungau, dan Semut;
UCAP AN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sarnpaikan kepada Bp. Dr. Ir. A. Sarwiyana Kepala PPGN
yang telah memberikan dorongan dalarn penelitian ini. Ucapan yang sarna juga kami
sarnpaikan kepada semua rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu di Bidang
Eksplorasi dan Geologi, Bidang Geologi dan Pertarnbangan Bahan Galian Nuklir dan Bidang
KKL yang telah membantu pembuatan makalah ini.
DAFT AR PUST AKA
1. BATAN-CEA, Prospect to Develop Uranium Deposits in Kalimantan Volume I dan II,
Introduction General Reconnaissance, September (1977).( Laporan kerjasarna).
2. SOEPRAPTO T, dkk. Studi Geologi Regional dan Mineralisasi Uranium di Pegunungan
Schwaner Kalimantan Barat dan Tengah, Prosiding Seminar Geologi Nuklir dan
Sumberdaya Tarnbang tahun 2004.
3. NGADENIN dkk. Sintesis Geologi dan Mineralisasi Uranium Daerah Kalan ,
Kalimantan Barat dalarn Kapita selekta Sintesis Geologi dan Mineralisasi Uranium
Kalan dan Sekitamya serta Perspektif Perkembangan Permintaan, Pasokan dan harga
uranium Dunia, ed. Soeprapto dkk. Tahun 2005.
PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 47
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELlTlAN TABUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-S
4. KHURSHID ALAM BUTT. Mineralogy and Petrography of Uranium Mineralization in
Kalan Basin, West Kalimantan, Indonesia. Internal report December 11, 1983 to Avril
8,1984.
5. SOEPRAPTO, T. TAMPUBOLON, RETNO WITJAHYATI, WIDIYANTA, R.T.
TAMBUNAN, Penentuan Bidang Mineralisasi 179 level 460 Terowongan Remaja Kalan.
Laporan Hasil Penelitian 1995/1996. PPBGN-BA TAN (1997).
6 SOEPRAPTO TJOKROKARDONO, Prospek Pengembangan Cebakan Uranium di
Kalan, Kalimantan, Jurnal NuklirIndonesia, Vol. 1 No.1 April 1998.
7 KARYONO HS, Typology des structures mineralisees du Bassin de la Kalan, Kalimantan
de la Quest, Indonesia, Aspect Tectonique et controle structural des mineralisations d'
uranium. These doc. Univ. Luis Pasteur de Strasbrourg, France (1988).
8 BAMBANG SUTOPO, FX SUDJIMAN, BOMAN, PRIYO SULARTO, Inventarisasi
Potensi U Sektor Sarana Kalimantan Barat. Tahapan Prospeksi Sistematik. Kumpulan
Hasil Penelitian P2BGGN 2000.
9 NGADENIN dkk. Evaluasi model struktur geologi dan Pola mineralisasi U sektor
Lemajung Barat, Kalan, Kalimantan Barat Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V,