PENGADILAN TIN PENGADILAN TINGGI MEDAN AN TINGGI MEDAN Halaman 1 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN P U T U S A N NOMOR 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara tindak pidana korupsi pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama : HINO MANGIRING PASARIBU, SH. Tempat lahir : Pematangsiantar. Umur / tgl lahir : 34 Tahun / 23 Desember 1983. Jenis kelamin : Laki-laki. Kebangsaan : Indonesia. Tempat tinggal : Jalan Renville No. 168 Kelurahan Merdeka Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Agama : Kristen. Pekerjaan : PNS (Staf BNNK Pematang Siantar Kesatuan BNNP Sumatera Utara). Pendidikan : S-1. Terdakwa telah ditahan di Polres Pematangsiantar berdasarkan surat perintah penahanan oleh: 1. Penyidik sejak tanggal 26 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 3 September 2018; 2. Penangguhan penahanan tanggal 4 September 2018; 3. Penuntut Umum tidak dilakukan penahanan; 4. Hakim Pengadilan Negeri Medan tidak dilakukan penahanan; Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya bernama Dr. Sarbudin Panjaitan, S.H., M.H., Marolop Sinaga, S.H., dan Robert Paruhum Siahaan, S.H., para Advokat dari Kantor Advokat Dr. Sarbudin Panjaitan, S.H., M.H., & Rekan beralamat di Jalan Merdeka No. 112 Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 September 2018 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan Nomor 619/Penk.Pid/2018/PN Mdn tanggal 17 September 2018; Pengadilan Tinggi Tersebut; Setelah membaca: 1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 1/Pid.Sus- TPK/2019/PT MDN tanggal 30 Januari 2019 tentang Penunjukan Majelis Hakim;
33
Embed
P U T U S A N NOMOR 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN DEMI ... fileNasution dan Budi Atomi atas kepemilikan narkotika dan pada saat ditangkap Budi Antoni menggunakan sepedamotor Kawasaki Ninja
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
P U T U S A NNOMOR 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAPengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Medan
yang mengadili perkara tindak pidana korupsi pada tingkat banding telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Nama : HINO MANGIRING PASARIBU, SH.Tempat lahir : Pematangsiantar.
Umur / tgl lahir : 34 Tahun / 23 Desember 1983.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat tinggal : Jalan Renville No. 168 Kelurahan Merdeka Kecamatan
Siantar Timur Kota Pematang Siantar.
Agama : Kristen.
Pekerjaan : PNS (Staf BNNK Pematang Siantar Kesatuan BNNP
Sumatera Utara).
Pendidikan : S-1.
Terdakwa telah ditahan di Polres Pematangsiantar berdasarkan surat
perintah penahanan oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 26 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 3
September 2018;
2. Penangguhan penahanan tanggal 4 September 2018;
3. Penuntut Umum tidak dilakukan penahanan;
4. Hakim Pengadilan Negeri Medan tidak dilakukan penahanan;
Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya bernama Dr. Sarbudin
Panjaitan, S.H., M.H., Marolop Sinaga, S.H., dan Robert Paruhum Siahaan,
S.H., para Advokat dari Kantor Advokat Dr. Sarbudin Panjaitan, S.H., M.H., &
Rekan beralamat di Jalan Merdeka No. 112 Pematangsiantar, Provinsi
Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 September
2018 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan Nomor
619/Penk.Pid/2018/PN Mdn tanggal 17 September 2018;
Pengadilan Tinggi Tersebut;Setelah membaca:
1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 1/Pid.Sus-
TPK/2019/PT MDN tanggal 30 Januari 2019 tentang Penunjukan Majelis
Hakim;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
2. Surat Penunjukan Panitera Pengadilan Tinggi Medan Nomor 1/Pid.Sus-
TPK/2019/PT MDN, masing-masing tanggal 31 Januari 2019 dan tanggal
4 Maret 2019, tentang membantu Majelis Hakim mengadili perkara;
3. Berkas perkara dan salinan resmi putusan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan Nomor 77/Pid.Sus-TPK/2018/PN
Mdn serta surat-surat yang bersangkutan;
Membaca surat dakwaan Penuntut Umum Nomor Register Perkara
PDS- /N.2.12/Ft.1/08/2018 sebagai berikut:
DAKWAANPRIMAIR:Bahwa terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH pada hari Jumat
tanggal 25 Agustus 2017 sekira pukul 21.00 wib atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu di bulan Agustus tahun 2017 bertempat di Jalan W.R. Supratman
Kelurahan Proklamasi Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar atau
atau setidak-tidaknya pada tempat tertentu yang masih termasuk dalam
Daerah Hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Medan berdasarkan pasal 3 angka 1 Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
No.022/KMA/SK/II/2011 tanggal 07 Pebruari 2011, pegawai negeri ataupenyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan dirisendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau denganmenyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikansesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atauuntuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, yang dilakukan dengan
cara:
- Bahwa terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH adalah Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan Keputusan Walikota Pematangsiantar
Nomor: 821.12/ 1810.54/BKPP/2009 tanggal 28 Agustus 2009 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah, selanjutnya terdakwa
pindah tugas ke Badan Narkotika Nasional Kota Pematangsiantar dengan
jabatan sebagai Staf Seksi Pemberantasan BNN Kota Pematangsiantar,
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor:
KEP/98/VII/2011/BNN tanggal 13 Juli 2011 tentang Pengangkatan dalam
jabatan di lingkungan Badan Narkotika Nasional Kota Pematangsiantar,
dan saat ini terdakwa menjabat sebagai Pengolah Data Sie
Pemberantasan BNN Kota Pematangsiantar, berdasarkan Keputusan
Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor: KEP/196/V/SU/KP
02.00/2015/BNN tanggal 29 Mei 2015 tentang Pemberhentian dan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Pengangkatan Dalam Jabatan Di Lingkungan Badan Narkotika Nasional.
Sebagaimana Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor: 06
tahun 2015 tentang Perbahan Peraturan Kepala Nomor: 03 Tahun 2015
tentang Organisasi Dan Tata Kerja (OTK) Badan Narkotika Nasional
Kabupaten/Kota bahwa terdakwa mempertanggung jawabkan tugasnya
selaku Staf dan Seksi pemberantasan kepada Kepala Seksi
Pemberantasan BNNK Pematangsiantar.
- Bahwa awalnya pada hari Rabu tanggal 23 Agustus 2017 sekira pukul
15,00 wib di Rambung Merah Pematangsiantar, BNN Kota
Pematangsiantar melakukan penangkapan terhadap Muhammad Saleh
Nasution dan Budi Atomi atas kepemilikan narkotika dan pada saat
ditangkap Budi Antoni menggunakan sepedamotor Kawasaki Ninja yang
dibeli sekitar bulan April 2017 dari saksi Joko Susilo (terdakwa dalam
berkas terpisah), oleh karena sepedamotor tersebut ada hubungannya
dengan nama Joko Susilo, maka terdakwa mencurigai saksi Joko Susilo
turut terlibat dalam kepemilikan narkotika dan selanjutnya akan
diterbitkan Daftar pencairan Orang (DPO) terhadap saksi Joko Susilo,
sehingga saksi Joko Susilo ketakutan berniat dan meminta nomor
terdakwa dari saksi Sutardi Damanik alias Ucok Moyo.
- Bahwa keesokan harinya yaitu pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2017
sekira pukul 20.00 wib saksi Joko Susilo bertemu dengan Sutardi
Damanik alias Ucok Moyo, lalu Sutardi Damanik alias Ucok Moyo
menyarankan saksi Joko Susilo supaya berkomunikasi dengan terdakwa
agar nama saksi Joko Susilo tidak masuk dalam Daftar Pencairan Orang
pada BNNK Pematangsiantar.
- Bahwa selanjunya hari Jumat tanggal 25 Agustus 2017 sekira pukul
17.00 wib saat terdakwa berada di kantor, terdakwa dihubungi oleh
seseorang yang tidak dikenal melalui handphone milik terdakwa dan
mengaku bernama Joko Susilo, oleh karena terdakwa tidak mengenal
Joko Susilo tersebut, maka terdakwa langsung menutup panggilan di
handphone nya dan langsung pergi ke Tanah Jawa menjemput Residen.
- Bahwa kemudian sekira pukul 17.30 wib setelah pekerjaan terdakwa
selesai, terdakwa menghubungi orang yang mengaku bernama Joko
Susilo tersebut dengan menggunakan nomor handphone yang lain, lalu
menanyakan maksud Joko Susilo tersebut, dan dalam pembicaraan
dengan Joko Susilo disepakati untuk bertemu malam harinya.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
- Bahwa sekitar pukul 20.00 wib terdakwa menghubungi saksi Joko Susilo
untuk menanyakan keberadaan Joko Susilo dengan mengatakan:”kau
dimana?” lalu jawab Joko Susilo “aku masih dirumah Om” kemudian
jawab terdakwa “oh aku masih di kantor” lalu Joko Susilo mengatakan
“kita ketemu di Bank Mandiri jalan Sudirman aja ya Om”, setelah sepakat
ketemu di depan Bank Mandiri Jalan Sudirman Pematangsiantar, maka
terdakwa mendatangi Bank Mandiri Jalan Sudirman Pematangsiantar,
oleh karena terdakwa tidak melihat saksi Joko Susilo, terdakwa langsung
menunju kios rokok di Jl.W.R.Supratman Kel. Proklamasi Kec.Siantar
Barat Kota Pematangsiantar yang letaknya berhadapan dengan Bank
Mandiri Jalan Sudirman Pematangsiantar, lalu membeli aqua dan duduk
di belakang kios tersebut.
- Bahwa sekitar 15 kemudian Joko Susilo menghubungi terdakwa dan
mengatakan bahwa ianya telah berada di Bank Mandiri Jalan Sudirman
Pematangsiantar, lalu terdakwa mengatakan bahwa terdakwa berada di
Jl.W.R.Supratman Kel. Proklamasi Kec.Siantar Barat Kota
Pematangsiantar tepatnya di belakang kios rokok di depan Pujasera,
kemudian saksi Joko Susilo mendatangi terdakwa ke belakang kios rokok
di depan Pujasera tersebut.
- Bahwa saat sampai di belakang kios rokok di depan Pujasera tersebut,
saksi Joko Susilo mengatakan “orang itu dua masih di BNN Om?” dan
terdakwa menjawab: “maksudmu siapa?” dan saksi Joko Susilo berkata
“Si Soleh dan si Budi, si Soleh itu kawan lama ku Om, nggak nyangka
aku gitu dia selama ini, baik kali dia samaku, itulah Om bingung aku,
karena orangtuanya datang kerumahku minta supaya diurus”, lalu jawab
terdakwa “kau rupanya, anggotamu orang itu?” kemudian saksi Joko
Susilo memgatakan “bukan Om, aku udah lama nggak main OM, itu aja
Om, mamanya datang kerumahku minta tolong diuruskan kretanya, dibeli
dari aku itu, ninja hijau tahun 2011 nya Om, sudah dibeli si Budi dari aku
Om” lalu jawab terdakwa “kalau ninja kuning bagaimana? Punyamu itu
bukan?” lalu jawab saksi Joko Susilo “bukan Om, bukan punyaku itu,
punyaku dulu warna hijau om, warna kuning itu punya Budi, bodong itu
Om, terus kalau Honda Beat itu gimana Om, gak bisa diurus itu Om? Itu
kereta si Saleh Om” dan setelah itu saksi Joko Susilo berkata “Om kalau
menghapus DPO nya gimana itu Om? Karena kudengar ada namaku
Om, kalau ku kasih 5 ribu (5 juta) bisa itu Om, supaya bersihkan namaku”
kemudian terdakwa menjawab “nantilah kutanyakan dulu, bukan aku
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
yang memeriksa masalah itu, gak tau aku” kemudian saksi Joko Susilo
mengatakan “Om kalau ninja hijau 2 ribu (2 juta) gimana Om, bisa Om?”
- Bahwa saat saksi Joko Susilo dan terdakwa berbincang-bincang, saksi
Joko Susilo menyerahkan uang sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)
tersebut kepada terdakwa Hino Mangiring Pasaribu, SH yaitu pertama-
tama saksi mengeluarkan uang tersebut dari saku celana sebelah kanan
saksi dan kemudian menggenggam uang tersebut, lalu menyerahkan
sambil bersalaman dengan terdakwa, selanjutnya terdakwa menerima
uang tersebut dengan menggunakan tangan kanannya dan digenggam
dalam telapak tangannya dan langsung dipindahkan ke tangan kirinya
kemudian dimasukkan ke saku celana sebelah kiri.
- Bahwa setelah 10 menit berbicara dengan saksi Joko Susilo, terdakwa
berkata “ok lah, aku pulang duluan, besok kutanya” dan saat terdakwa
hendak membayar aqua, kemudian saksi Joko Susilo mengatakan
“udahlah Om, biar aku yang bayar” kemudian terdakwa berdiri melangkah
mendekati sepedamotor terdakwa, tiba-tiba datang seorang laki-laki
berpakaian sipil mengaku sebagai polisi dan memerintahkan terdakwa
supaya jangan bergerak bersamaan dengan mengambil kunci kontak
sepedamotor milik terdakwa, kemudian memerintahkan terdakwa
mengeluarkan isi kantong celana terdakwa, selanjutnya menginterogasi
saksi Joko Susilo di depan terdakwa, dan saksi Joko Susilo mengatakan
baru saja memberikan uang tunai sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta
rupiah) kepada terdakwa, namun terdakwa membantah dan mengatakan
“tidak ada, mana ada uang lima juta dalam amplop”, kemudian polisi
memerintahkan terdakwa untuk mengeluarkan semua isi kantong celana
terdakwa dan memasukkan ke dalam kantong plastik, lalu terdakwa
mengeluarkan dompet terdakwa dan uang tunai sejumlah
Rp.10.450.000,- (sepuluh juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) dari
kantong celana terdakwa dan kemudian barang-barang terdakwa
termasuk handphone dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian
terdakwa dibawa ke Polres Pematangsiantar.
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 12 huruf e
Undang-Undang Republik Indonesia Nomo 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Subsidair:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Bahwa terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH pada hari Jumat
tanggal 25 Agustus 2017 sekira pukul 21.00 wib atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu di bulan Agustus tahun 2017 bertempat di Jalan W.R. Supratman
Kelurahan Proklamasi Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar atau
atau setidak-tidaknya pada tempat tertentu yang masih termasuk dalam
Daerah Hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Medan berdasarkan pasal 3 angka 1 Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
No.022/KMA/SK/II/2011 tanggal 07 Pebruari 2011, Bagi pegawai negeriatau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji denganmaksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebutberbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yangbertentangan dengan kewajibannya, yang dilakukan dengan cara:
- Bahwa terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH adalah Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan Keputusan Walikota Pematangsiantar
Nomor: 821.12/ 1810.54/BKPP/2009 tanggal 28 Agustus 2009 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah, selanjutnya terdakwa
pindah tugas ke Badan Narkotika Nasional Kota Pematangsiantar dengan
jabatan sebagai Staf Seksi Pemberantasan BNN Kota Pematangsiantar,
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor:
KEP/98/VII/2011/BNN tanggal 13 Juli 2011 tentang Pengangkatan dalam
jabatan di lingkungan Badan Narkotika Nasional Kota Pematangsiantar,
dan saat ini terdakwa menjabat sebagai Pengolah Data Sie
Pemberantasan BNN Kota Pematangsiantar, berdasarkan Keputusan
Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor: KEP/196/V/SU/KP.
02.00/2015/BNN tanggal 29 Mei 2015 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dalam Jabatan Di Lingkungan Badan Narkotika Nasional.
Sebagaimana Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor: 06
tahun 2015 tentang Perbahan Peraturan Kepala Nomor: 03 Tahun 2015
tentang Organisasi Dan Tata Kerja (OTK) Badan Narkotika Nasional
Kabupaten/Kota bahwa terdakwa mempertanggung jawabkan tugasnya
selaku Staf dan Seksi pemberantasan kepada Kepala Seksi
Pemberantasan BNNK Pematangsiantar.
- Bahwa awalnya pada hari Rabu tanggal 23 Agustus 2017 sekira pukul
15,00 wib di Rambung Merah Pematangsiantar, BNN Kota
Pematangsiantar melakukan penangkapan terhadap Muhammad Saleh
Nasution dan Budi Atomi atas kepemilikan narkotika dan pada saat
ditangkap Budi Antoni menggunakan sepedamotor Kawasaki Ninja yang
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
dibeli sekitar bulan April 2017 dari saksi Joko Susilo (terdakwa dalam
berkas terpisah), oleh karena sepedamotor tersebut ada hubungannya
dengan nama Joko Susilo, maka terdakwa mencurigai saksi Joko Susilo
turut terlibat dalam kepemilikan narkotika dan selanjutnya akan
diterbitkan Daftar pencairan Orang (DPO) terhadap saksi Joko Susilo,
sehingga saksi Joko Susilo ketakutan berniat dan meminta nomor
terdakwa dari saksi Sutardi Damanik alias Ucok Moyo.
- Bahwa keesokan harinya yaitu pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2017
sekira pukul 20.00 wib saksi Joko Susilo bertemu dengan Sutardi
Damanik alias Ucok Moyo, lalu Sutardi Damanik alias Ucok Moyo
menyarankan saksi Joko Susilo supaya berkomunikasi dengan terdakwa
agar nama saksi Joko Susilo tidak masuk dalam Daftar Pencairan Orang
pada BNNK Pematangsiantar.
- Bahwa selanjunya hari Jumat tanggal 25 Agustus 2017 sekira pukul
17.00 wib saat terdakwa berada di kantor, terdakwa dihubungi oleh
seseorang yang tidak dikenal melalui handphone milik terdakwa dan
mengaku bernama Joko Susilo, oleh karena terdakwa tidak mengenal
Joko Susilo tersebut, maka terdakwa langsung menutup panggilan di
handphone nya dan langsung pergi ke Tanah Jawa menjemput Residen.
- Bahwa kemudian sekira pukul 17.30 wib setelah pekerjaan terdakwa
selesai, terdakwa menghubungi orang yang mengaku bernama Joko
Susilo tersebut dengan menggunakan nomor handphone yang lain, lalu
menanyakan maksud Joko Susilo tersebut, dan dalam pembicaraan
dengan Joko Susilo disepakati untuk bertemu malam harinya.
- Bahwa sekitar pukul 20.00 wib terdakwa menghubungi saksi Joko Susilo
untuk menanyakan keberadaan Joko Susilo dengan mengatakan:”kau
dimana?” lalu jawab Joko Susilo “aku masih dirumah Om” kemudian
jawab terdakwa “oh aku masih di kantor” lalu Joko Susilo mengatakan
“kita ketemu di Bank Mandiri jalan Sudirman aja ya Om”, setelah sepakat
ketemu di depan Bank Mandiri Jalan Sudirman Pematangsiantar, maka
terdakwa mendatangi Bank Mandiri Jalan Sudirman Pematangsiantar,
oleh karena terdakwa tidak melihat saksi Joko Susilo, terdakwa langsung
menunju kios rokok di Jl.W.R.Supratman Kel. Proklamasi Kec.Siantar
Barat Kota Pematangsiantar yang letaknya berhadapan dengan Bank
Mandiri Jalan Sudirman Pematangsiantar, lalu membeli aqua dan duduk
di belakang kios tersebut.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
- Bahwa sekitar 15 kemudian Joko Susilo menghubungi terdakwa dan
mengatakan bahwa ianya telah berada di Bank Mandiri Jalan Sudirman
Pematangsiantar, lalu terdakwa mengatakan bahwa terdakwa berada di
Jl.W.R.Supratman Kel. Proklamasi Kec.Siantar Barat Kota
Pematangsiantar tepatnya di belakang kios rokok di depan Pujasera,
kemudian saksi Joko Susilo mendatangi terdakwa ke belakang kios rokok
di depan Pujasera tersebut.
- Bahwa saat sampai di belakang kios rokok di depan Pujasera tersebut,
saksi Joko Susilo mengatakan “orang itu dua masih di BNN Om?” dan
terdakwa menjawab: “maksudmu siapa?” dan saksi Joko Susilo berkata
“Si Soleh dan si Budi, si Soleh itu kawan lama ku Om, nggak nyangka
aku gitu dia selama ini, baik kali dia samaku, itulah Om bingung aku,
karena orangtuanya datang kerumahku minta supaya diurus”, lalu jawab
terdakwa “kau rupanya, anggotamu orang itu?” kemudian saksi Joko
Susilo memgatakan “bukan Om, aku udah lama nggak main OM, itu aja
Om, mamanya datang kerumahku minta tolong diuruskan kretanya, dibeli
dari aku itu, ninja hijau tahun 2011 nya Om, sudah dibeli si Budi dari aku
Om” lalu jawab terdakwa “kalau ninja kuning bagaimana? Punyamu itu
bukan?” lalu jawab saksi Joko Susilo “bukan Om, bukan punyaku itu,
punyaku dulu warna hijau om, warna kuning itu punya Budi, bodong itu
Om, terus kalau Honda Beat itu gimana Om, gak bisa diurus itu Om? Itu
kereta si Saleh Om” dan setelah itu saksi Joko Susilo berkata “Om kalau
menghapus DPO nya gimana itu Om? Karena kudengar ada namaku
Om, kalau ku kasih 5 ribu (5 juta) bisa itu Om, supaya bersihkan namaku”
kemudian terdakwa menjawab “nantilah kutanyakan dulu, bukan aku
yang memeriksa masalah itu, gak tau aku” kemudian saksi Joko Susilo
mengatakan “Om kalau ninja hijau 2 ribu (2 juta) gimana Om, bisa Om?”
- Bahwa saat saksi Joko Susilo dan terdakwa berbincang-bincang, saksi
Joko Susilo menyerahkan uang sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)
tersebut kepada terdakwa Hino Mangiring Pasaribu, SH yaitu pertama-
tama saksi mengeluarkan uang tersebut dari saku celana sebelah kanan
saksi dan kemudian menggenggam uang tersebut, lalu menyerahkan
sambil bersalaman dengan terdakwa, selanjutnya terdakwa menerima
uang tersebut dengan menggunakan tangan kanannya dan digenggam
dalam telapak tangannya dan langsung dipindahkan ke tangan kirinya
kemudian dimasukkan ke saku celana sebelah kiri.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
- Bahwa setelah 10 menit berbicara dengan saksi Joko Susilo, terdakwa
berkata “ok lah, aku pulang duluan, besok kutanya” dan saat terdakwa
hendak membayar aqua, kemudian saksi Joko Susilo mengatakan
“udahlah Om, biar aku yang bayar” kemudian terdakwa berdiri melangkah
mendekati sepedamotor terdakwa, tiba-tiba datang seorang laki-laki
berpakaian sipil mengaku sebagai polisi dan memerintahkan terdakwa
supaya jangan bergerak bersamaan dengan mengambil kunci kontak
sepedamotor milik terdakwa, kemudian memerintahkan terdakwa
mengeluarkan isi kantong celana terdakwa, selanjutnya menginterogasi
saksi Joko Susilo di depan terdakwa, dan saksi Joko Susilo mengatakan
baru saja memberikan uang tunai sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta
rupiah) kepada terdakwa, namun terdakwa membantah dan mengatakan
“tidak ada, mana ada uang lima juta dalam amplop”, kemudian polisi
memerintahkan terdakwa untuk mengeluarkan semua isi kantong celana
terdakwa dan memasukkan ke dalam kantong plastik, lalu terdakwa
mengeluarkan dompet terdakwa dan uang tunai sejumlah
Rp.10.450.000,- (sepuluh juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) dari
kantong celana terdakwa dan kemudian barang-barang terdakwa
termasuk handphone dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian
terdakwa dibawa ke Polres Pematangsiantar.
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 5 ayat (2) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Membaca tuntutan pidana (requisitor) Penuntut Umum Nomor PDS-
03/Ft.1/PSIAN/02/2018, tanggal 12 November 2018 pada pokoknya sebagai
berikut:
1. Menyatakan Terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “menerima suap
sebagai pegawai negeri”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 5 ayat (2) UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo
Pasal Pasal 53 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dalam surat
dakwaan subsidair;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU,
SH berupa pidana penjara selama : 2 (dua) tahun dan denda sebesar:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Subsidair : 3 (tiga) bulanpenjara;
3. Menyatakan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah Lencana Kewenangan Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia;
- 1 (satu) buah Kartu Tanda Anggota BNN an. HINO MANGIRING
PASARIBU, SH;
Dikembalikan kepada Terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH;
- Uang tunai sebanyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang terdiri
dari : 50 (lima puluh) lembar uang tukaran Rp.100.000,00 (seratus
ribu rupiah);
- 1 (satu) unit sepeda motor merk HONDA Beat warna putih lis warna
biru dengan nomor polisi BK 4453.WAF berikut 1 (satu) buah kunci
kontak; dan
Dirampas untuk Negara;
- 1 (satu) unit handphone SAMSUNG warna putih dengan nomor IMEI:
256085/07/677538/8 dengan nomor panggilan 082274118977;
- 1 (satu) unit handphone merk SONY type X PERIA warna hitam
kombinasi warna terong;
- 1 (satu) buah dompet kulit warna coklat merk DISCHARR;
Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,00 (lima ribu
rupiah);
Membaca putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Medan Nomor 77/Pid.Sus TPK/2018/PN Mdn, tanggal 10 Desember
2018, yang amarnya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, S.H., tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
korupsi sebagaimana dalam dakwaan Primair;
2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair;
3. Menyatakan Terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, S.H., tersebut
diatas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “Menerima suap sebagai pegawai negeri”, sebagaimana
dalam dakwaan Subsidair;
4. Menjatuhkan pidana penjara kepada Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 3 (tiga) bulan dan denda
sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan jika
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 3(tiga) bulan;
5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
6. Memerintahkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah Lencana Kewenangan Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia;
- 1 (satu) buah Kartu Tanda Anggota BNN an. HINO MANGIRING
PASARIBU, SH;
Dikembalikan kepada Terdakwa HINO MANGIRING PASARIBU, SH;
- Uang tunai sebanyak Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang terdiri
dari : 50 (lima puluh) lembar uang tukaran Rp.100.000,00 (seratus
ribu rupiah);
- 1 (satu) unit sepeda motor merk HONDA Beat warna putih lis warna
biru dengan nomor polisi BK 4453.WAF berikut 1 (satu) buah kunci
kontak;
Dirampas untuk Negara;
- 1 (satu) unit handphone SAMSUNG warna putih dengan nomor IMEI:
256085/07/677538/8 dengan nomor panggilan 082274118977;
- 1 (satu) unit handphone merk SONY type X PERIA warna hitam
kombinasi warna terong;
- 1 (satu) buah dompet kulit warna coklat merk DISCHARR;
Dirampas untuk dimusnahkan;
7. Membebani Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,00
(lima ribu rupiah);
Membaca Akta Pernyataan Banding yang diajukan oleh Penasihat
Hukum Terdakwa sebagaimana dalam Akta Pernyataan Banding Nomor
38/Akta.Pid.Sus-TPK/2018/PN Mdn tanggal 12 Desember 2018. Yang telah
diberitahukan dengan sah dan patut kepada Penuntut Umum pada tanggal
22 Desember 2018;
Membaca Akta Pernyataan Banding yang diajukan oleh Penuntut Umum
sebagaimana dalam Akta Permintaan Banding Nomor 39/Akta.Pid.Sus-
TPK/2018/PN Mdn tanggal 13 Desember 2018. yang telah diberitahukan
kepada Penasihat Hukum Terdakwa pada tanggal 26 Desember 2018;
Membaca, memori banding yang diajukan oleh Penasihat Hukum
Terdakwa tanggal 26 Desember 2018 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Desember 2018 dan salinan memori
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
banding tersebut telah diserahkan dengan sah dan patut kepada Penuntut
Umum pada tanggal 22 Januari 2019;
Membaca, Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Penuntut Umum
yang dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan sesuai dengan surat pengantar
tanggal Januari 2019 Nomor : TAR-248/N.2.12/Fuh.1/1/2019 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Medan pada tanggal 29 Januari 2019;
Membaca surat Panitera Muda PHI Pengadilan Negeri Medan Nomor 2-
U1/28.319/KK.07.Sus-TPK/XII/2018 tanggal 26 Desember 208, bahwa
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan telah
memberitahukan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Pematang
Siantar dan Penasihat Hukum Terdakwa di Pematang Siantar, untuk
mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan selama 7 (tujuh) hari kerja dihitung
sejak tanggal 28 Desember 2018 sampai dengan tanggal 3 Januari 2019;
Menimbang, bahwa permintaan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh
Penasihat Hukum Terdakwa dan Penuntut Umum diajukan masing-masing
pada tanggal 12 Desember 2018 dan taqnggal 13 Desember 2018
sedangkan putusan dibacakan dalam persidangan pada hari Senin tanggal
10 Desember 2018 dihadiri Oleh Penuntut Umum dan Terdakwa bersama
Penasihat Hukumnya, dengan demikian pernyataan permintaan banding
yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa dan Penuntut Umum tersebut,
masih dalam tenggang waktu dan telah pula memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan oleh Undang-undang, sehingga permintaan banding tersebut
secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa menolak putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan Nomor
77/Pid.Sus-TPK/2018/PN Mdn tanggal 10 Desember 2018, dengan
mengajukan alasan-alasan keberatan yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa di persidangan, Majelis Hakim, Penuntut Umum, Penasihat
Hukum dan para pengunjung termasuk para jurnalis telah sama-sama
mendengarkan keterangan saksi Joko Susilo dengan tegas mengakui
bahwa pada hari Jumat tanggal 25 Agustus 2017 sekira pukul 13.00 WIB,
ketika saksi makan buah di Jalan Gereja Pematangsiantar, datang
anggota Polisi bernama Diarmin saragih dan Ivan Rony Purba
menghampiri saksi dan sambil makan buah. Saat itu kedua orang
anggota Polisi Polres Pematangsiantar tersebut mengatakan kepada
saksi “ BISA TANGKAPKAN HINO PASARIBU ANGGOTA BNN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
PEMATANGSIANTAR, SOK KALI DIA KULIHAT, SEPERTI DIA SAJAYANG BERSIH “ lalu dijawab oleh saksi “ BISA “. Kemudian saksi
menghubungi anggota BNN Pematangsiantar bersama Sutardi Damanik
alias Ucok Moyo via Handphone meminta nomor Handphone Hino
Pasaribu, namun belum diberikan, kemudian saksi menghubungi kembali
barulah diberikan nomor Handphone Hino Pasaribu.
Di persidangan keterangan saksi Joko Susilo kami kutip sebagai
berikut :
- Saksi menerangkan, setelah nomor Handphone Hino Pasaribu diberikan
oleh Sutardi Damanik alias ucok Moyo, lalu pada hari Jumat tanggal 25
Agustus 2017 sekira pukul 17.00 WIB. Saksi menghubungi Hino
Pasaribu via Handphone saksi dari rumah saksi, dan saat itu anggota
Polisi bernama Diarmin Saragih dan Ivan Rony Purba ada di dalam
rumah saksi, kemudian melalui Handphone saksi mengajak bertemu,
dan Hino Pasaribu menjawab, “ saya sedang berada di Tanah Jawa,
kalau bertemu malam hari saja”. Pada hari itu juga sekira pukul 19.30
WIB. saksi dihubungi Hino Pasaribu melalui Handphone mengajak
bertemu, lalu saksi mengatakan “ bertemu di Bank Mandiri Jalan
Sudirman Pematangsiantar “. Pada hari itu juga sekira pukul 20.00 WIB.
saksi berangkat mengendarai Sepedamotor bersama Prisman Hadinata.
Setibanya di parkiran Bank Mandiri, saksi tidak melihat Hino Pasaribu,
lalu saksi menghubungi Hino Pasaribu melalui Handphone untuk
menanyakan di mana posisinya, dan Hino Pasaribu menjawab, “ Di
pinggir jalan W.R. Supratman “, selanjutnya saksi bertemu di Kios rokok
dan duduk berdua sambil minum air mineral, kemudian saksi
mengatakan mau urus sepedamotor milik saksi yang disita di BNN
Pematangsiantar, lalu Hino Pasaribu menjawab,” bukan
kewenangannya mengeluarkan barang bukti “, dan mengatakan, “ saya
tanyakan dululah kepada penyidiknya “. Setelah berlangsung lebih
kurang 15 menit lalu Hino Pasaribu pamit pulang, dan saat menaiki
sepedamotornya tiba-tiba datang polisi bernama Diarmin Saragih, Ivan
Rony Purba dan Hollan Sitinjak menangkap Hino Pasaribu, dan
menyuruh dikeluarkannya isi kantungnya, namun saksi tidak melihat lagi
penggeledahannya. Selanjutnya Hino Pasaribu dan saksi di bawa ke
Polres Pematangsiantar.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
- Saksi tidak ada memberikan uang sebanyak Rp 5.000.000.(lima juta
rupiah) kepada Hino Pasaribu;
- Saksi diperiksa oleh polisi mulai pukul 02.00 WIB sampai pukul 05.00
WIB.
- Saksi menerangkan, setelah saksi selesai diperiksa langsung disuruh
tandatangani Berita Acara Pemeriksaannya, dan tidak dibaca oleh saksi
Saksi menerangkan, bahwa keterangannya di dalam Berita Acara
Pemeriksaan saksi ada tercantum ada memberikan uang sebanyak Rp
5.000.000. (lima juta rupiah) kepada Hino Pasaribu adalah tidak benar
- Saksi maupun isteri saksi tidak punya rekening dan ATM di Bank
Mandiri
- Saksi tidak ada mengambil uang dari ATM mandiri
- Saksi pernah menghubungi Hino Pasaribu hanya pada hari Jumat
tanggal 25 Agustus 2017, sebelumnya tidak pernah berbicara atau
menghubungi Hino Pasaribu
- Saksi menjelaskan, bahwa Hino Pasaribu tidak pernah memeras atau
memaksa saksi untuk memberikan uang kepada Hino Pasaribu
Saksi menghubungi Hino Pasaribu pada hari Jumat tanggal 25 Agustus
2017 karena polisi minta kepada saksi untuk menjebak Hino Pasaribu
pemerasan
- Saksi menegaskan, bahwa keterangannya yang benar adalah yang
diterangkan di persidangan, bukan yang di dalam Berita Acara
Pemeriksaannya sebagai saksi.
- Bahwa keterangan saksi-saksi dikutip oleh Pembanding dalam Nota
Pembelaan (pleidooi), dan keterangan saksi Joko Susilo yang
menerangkan bahwa saksi disuruh oleh kedua saksi oknum Polisi untuk
menjebak menangkap Terdakwa ada dikutip oleh Majelis Hakim dalam
putusan halaman 22.
- Bahwa keterangan saksi Joko Susilo inilah yang tidak dipertimbangkan
oleh Majelis Hakim tingkat pertama, di mana Majelis Hakim tingkat
pertama hanya menerima seutuhnya keterangan saksi anggota Polisi
yang menjebak atau mengkriminalisasi Terdakwa, seharusnya Majelis
Hakim mengesampingkan keterangan saksi-saksi anggota Polisi yang
merekayasa kasus ini, karena kedua orang anggota Polisi tersebut
dengan sedemikian rupa merancang merekayasa untuk menangkap
Terdakwa, apakah karena ketegasan Terdakwa membasmi dan
memberantas peredaran Narkoba di wilayah Kota Pematangsiantar ?.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Seharusnya kedua orang oknum Polres Pematangtsiantar tersebut ikut
memberi dukungan bahkan bantuan kepada pihak Badan Narkotika
Nasional Kota Pematangsiantar untuk membasmi dan memberantas
para pelaku peredaran Narkoba di Kota Pematangsiantar, namun yang
terjadi sebaliknya, kedua oknum anggota Polisi yang merekayasa untuk
menangkap Terdakwa yang tidak ingin pelaku peredaran Narkoba
diberantas, buktinya, kedua oknum anggota Polisi tersebut telah
mempersiapkan dengan matang bagaimana cara untuk menangkap
Terdakwa, dengan memperalat saksi Joko Susilo untuk berpura-pura
ada memberikan uang kepada Terdakwa, sehingga kedua saksi oknum
Polisi tersebut melakukan penangkapan hingga perkara ini sampai ke
sidang pengadilan, namun nyatanya saksi Joko Susilo tidak ada
memberikan uang kepada Terdakwa.
- Bahwa ketika Majelis Hakim melakukan konfrontir terhadap saksi-saksi
anggota Polisi yang menjebak dan menangkap Terdakwa dengan saksi
Joko Susilo, begitu beraninya saksi Joko Susilo menjunjuk nunjuk kedua
oknum Polisi dan mengatakan kedua anggota Polisi itulah yang
menyuruh saksi Joko Susilo untuk menjebak Terdakwa, namun Majelis
Hakim mengabaikan fakta persidangan ini. Padahal uang yang disita
kedua saksi oknum Polisi tersebut jumlahnya Rp 10.450.000.- satu
lipatan/tidak terpisah uang dikantung Terdakwa, kemudian penyidik
pemeriksa Terdakwa menyisihkan sebanyak Rp 5.000.000.-, dan
semingu kemudian sisanya Rp 5.450.000. dikembalikan kepada
Terdakwa. Padahal uang sebanyak Rp 10.450.000,- akan digunakan
Terdakwa untuk membayar pajak mobil Terdakwa yang sudah 3(tiga)
tahun belum bayar, sebagaimana keterangan Terdakwa di persidangan;
2. Bahwa Majelis Hakim tidak mempertimbangkan dengan benar keterangan
saksi-saksi dan Terdakwa. Semua saksi anggota Polisi yang menangkap
Terdakwa tidak seorang pun yang melihat apakah ada uang diberikan oleh
saksi Joko Susilo kepada Terdakwa. Barulah setelah Terdakwa hendak
pergi sudah duduk di atas sepedamotornya ditangkap oleh oknum Polisi
yang menjabak Terdakwa tersebut, dan kedua oknum Polisi itu menyuruh
Terdakwa mengeluarkan seluruh isi kantungnya, sedangkan Terdakwa
tidak ada mengakui menerima uang dari saksi Joko susilo, demikian juga
saksi Joko Susilo tidak ada memberikan uang kepada Terdakwa. Di
bawah ini kami uraikan keterangan seluruh saksi-saksi dan Terdakwa ;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Bahwa keterangan saksi Diarman Saragih dan saksi Hollan V.B.Sitinjak, S.H. anggota Polisi Polres Pematangsiantar tidak melihat apakah
ada uang diserahkan oleh saksi Joko Susilo kepada Terdakwa.
- Bahwa keterangan saksi Ivan Rony Purba, S.H., anggota Polisi Polres
Pematangsiantar ada melihat saksi Joko Susilo menyerahkan kertas
putih atau amplop kepada Terdakwa, dari jarak sekira 1,5 meter, namun
setelah saksi dan temannya Diarman Saragih dan Hollan V.B. Sitinjak,
S.H. menyuruh Terdakwa mengeluarkan isi saku celananya tidak ada
kertas putih atau amplop, yang ada hanya uang sebanyak 10.450.000,-
satu lipatan/uang tidak terpisah, namun kertas warna putih atau amplop
tidak ada ditemukan di kantung saku Terdakwa. Bahwa keterangan
saksi Ivan Rony Purba, S.H. sangat diragukan kebenarannya dan
merupakan keterangan bohong, karena mengatakan ada melihat saksi
Joko Susilo menyerahkan kertas putih atau amplop, tetapi kertas putih
tidak ada di saku celana Terdakwa, melainkan hanya uang sebanyak
Rp 10.450.000,. Bahwa keterangan 3(tiga) orang saksi anggota Polisi
tersebut tidak punya nilai sebagai alat bukti saksi, karena tidak melihat
sama sekali apakah ada uang diserahkan oleh saksi Joko Susilo
kepada Terdakwa. Oleh karena itu keterangan saksi-saksi tersebut
harus dikesampingkan.
- Bahwa keterangan saksi Joko Susilo di bawah sumpah di persidangan
mengatakan tidak ada menyerahkan uang sebanyak Rp 5.000.000.-
(lima juta rupiah) di dalam kertas putih atau amplop kepada Terdakwa
dengan maksud untuk menghilangkan status saksi Joko Susilo sebagai
Tersangka. Di persidangan saksi Joko Susilo dengan tegas mengatakan
bahwa keterangannya yang benar adalah keterangannya di
persidangan, bukan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi
di penyidikan. Ketika saksi diperiksa di kantor Polisi mulai pukul 02.00
WIB sampai pukul 05.00 WIB dalam keadaan mengantuk dan tidak ada
dibaca oleh saksi, kemudian disuruh penyidik untuk menandatangani
Berita Acara Pemeriksaan. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 185ayat (1) KUHAP dinyatakan “ Keterangan saksi sebagai alat buktiialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan “. Mengacu
pada ketentuan ini, maka keterangan yang sah adalah keterangan saksi
Joko Susilo di persidangan bukan dalam Berita Acara Pemeriksaan
saksi di penyidikan Polres Pematangsiantar, sebagaimana dalam
ketentuan Pasal 163 KUHAP, dinyatakan “ Jika keterangan saksi di
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
sidang berbeda dengan keterangannya yang terdapat dalam beritaacara, hakim ketua sidang mengingatkan saksi tentang hal itu sertaminta keterangan mengenai perbedaan yang ada dan dicatat dalamberita acara pemeriksaan sidang “. Kemudian dalam penjelasan
pasal tersebut, ahli hukum pidana dan juga salah satu perancang
KUHAP yaitu P.A.F. Lamintang berpendapat “ Sesuai dengan asas
kebebasan untuk memberikan keterangan dari para saksi di sidang
pengadilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 153 ayat (2)
huruf b KUHAP, keterangan saksi di sidang pengadilan yang berbeda
dengan keterangan saksi dalam berita acara atau yang telah diberikan
kepada penyidik, haruslah diterima oleh hakim ketua sidang secara
wajar, dan saksi tidak boleh diarahkan untuk memberikan keterangan
seperti yang terdapat dalam berita acara, baik keterangan itu sifatnya
meringankan bagi terdakwa “ Bahkan dalam pemeriksaan perkara-
perkara pidana di sidang pengadilan itu, orang berusaha untuk
mendapatkan kebenaran materil “. Oleh karena itu keterangan saksi
Joko Susilo yang diterima adalah keterangan yang diberikan di sidang
pengadilan di bawah sumpah yaitu saksi Joko Susilo tidak ada
menyerahkan atau memberikan uang kepada Terdakwa sebanyak Rp
5.000.000.-(lima juta rupiah), bukan keterangannya dalam berita acara
di penyidikan.
- Bahwa keterangan saksi Pierson Ketaren, Parningotan Purba danSutardi Damanik alias Ucok Moyo tidak melihat peristiwa yang terjadi,
karena saksi-saksi tidak berada di tempat kejadian. Saksi-saksi
menerangkan bahwa sebelum atau pada waktu Terdakwa ditangkap
oknum Polres Pematangsiantar, pihak BNN Kota Pematangsiantar tidak
ada menetapkan status Joko Susilo sebagai Tersangka, sedangkan
Terdakwa anggota BNN Kota Pematangsiantar tidak punya wewenang
mengeluarkan Barang Bukti maupun untuk menetapkan atau
menghilangkan status seseorang Tersangka, karena tugas Terdakwa
hanya menangkap pelaku penyalahgunaan Narkotika, yang berwenang
untuk itu adalah Kepala BNN Kota Pematangsiantar. Keterangan saksi-
saksi memiliki nilai alat bukti dan dapat digunakan untuk membuktikan
bahwa Terdakwa selaku anggota BNN Kota Pematangsiantar tidak
memiliki kewenangan untuk mengeluarkan Barang Bukti maupun untuk
menetapkan atau menghilangkan status seseorang Tersangka. Dalam
menjalankan tugas di BNN Kota Pematangsiantar Terdakwa merupakan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
petugas yang yang baik dan disiplin menjalankan tugas, dan selama ini
Terdakwa tidak pernah menyalahgunakan tugas dan kewajibannya.
- Bahwa keterangan saksi Muhammad Saleh Nasution, Budi Antonidan Prisman Hadinata alias Boy (tidak hadir di persidangan) dalam
berita acara pemeriksaan yang dibacakan oleh Penuntut Umum di
persidangan, pada pokoknya menerangkan saksi-saksi tidak melihat
apakah saksi Joko Susilo ada menyerahkan atau memberikan uang
sebanyak Rp 5.000.000. (lima juta rupiah) kepada Terdakwa. Menurut
ketentuan Pasal 1 angka 27 KUHAP, dinyatakan, “ Keterangan Saksiadalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupaketerangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang iadengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri denganmenyebut alasan dari pengetahuannya “. Berdasarkan ketentuan
tersebut, maka keterangan saksi-saksi tidak memiliki nilai alat bukti
saksi, karena tidak melihat, mengetahui atau mengalami peristiwa
pidana yang terjadi. Oleh karena itu, keterangan saksi-saksi tersebut
harus dikesampingkan.
- Bahwa keterangan Terdakwa di persidangan tidak ada menerima uang
dari saksi Joko Susilo sebanyak Rp 5.000.000.(lima juta rupiah) untuk
menghilangkan status saksi Joko Susilo sebagai Tersangka.
- Bahwa uang sebanyak Rp 10.450.000. (sepuluh juta empat ratus lima
puluh ribu rupiah) yang disita Polisi dari Terdakwa adalah uang pribadi
Terdakwa yang akan digunakan untuk membayar pajak
kendaraan/mobil milik Terdakwa, bukan uang dari hasil kejahatan.
- Bahwa setelah uang sebanyak Rp 10.450.000.- disita Polisi Polres
Pematangsiantar, lalu beberapa hari kemudian polisi mengembalikan
sebanyak Rp 5.450.000. (lima juta empat ratus lima puluh ribu rupiah)
dari jumlah uang Rp 10.450.000,- tersebut, dan sisanya sebanyak Rp
5.000.000.- dijadikan barang bukti dalam perkara Terdakwa.
- Bahwa untuk mengeluarkan Barang Bukti dan untuk menetapkan atau
menghilangkan status seseorang Tersangka dalam kasus Narkotika
bukan kewenangan dari Terdakwa, melainkan kewenangan Kepala
BNN Kota Pematangsiantar. Bahwa dalam Pasal 189 ayat (1) KUHAP
dinyatakan, “ Keterangan Terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan
di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri
atau alami sendiri “. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka keterangan
Terdakwa yang sah adalah yang dinyatakan di sidang pengadilan. Oleh
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
karena itu, keterangan Terdakwa yang mengatakan tidak ada menerima
uang sebanyak Rp 5.000.000.- relevan dengan keterangan saksi Joko
Susilo yang mengatakan tidak ada menyerahkan uang kepada
Terdakwa
3. Tentang Barang bukti ;Bahwa berdasarkan keterangan saksi Joko Susilo tidak ada
menyerahkan uang sebanyak Rp 5.000.000.- kepada Terdakwa, maka
uang tersebut bukan merupakan barang bukti dalam perkara a quo, karena
tidak ada terjadi tindak pidana “ Menerima Suap “. Oleh karena barang-
barang yang disita tidak ada hubungannya dengan tindak pidana yang
didakwakan, maka semua barang bukti dalam perkara a quo harus
dikembalikan kepada Terdakwa atau yang berhak.
Bahwa oleh karena Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa
melakukan tindak pidana suap, maka Pembanding akan menganalisis
perkara kriminaslisasi ini apakah dinyatakan terbukti atau tidak melakukan,
akan dibahas di bawah ini ;
ANALISIS JURIDISBahwa setelah kami analisis fakta kejadian dari hasil pemeriksaan
sidang berdasarkan keterangan Saksi–saksi, dan Terdakwa serta Barang
bukti, maka sampailah kami pada analisis juridisnya, apakah dakwaan
penuntut umum terbukti atau tidak akan kami bahas di bawah ini :
DAKWAAN PRIMAIR
Pasal 12 huruf e UU.RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
UU.RI. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Bahwa Pembanding sependapat dengan Majelis Hakim tingkat pertama,
yang berpendapat Terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana dalam
dakwaan Primer, namun Pembanding tidak sependapat dengan Majelis
Hakim tingkat pertama yang menyatakan Terdakwa telah terbukti
melakukan tindak pidana “ Menerima Suap Sebagai Pegawai Negeri ”
dalam Dakwaan Subsidair, sebagaimana dalam pembahasan Pembanding
di bawah ini;
DAKWAAN SUBSIDAIR
Pasal 5 ayat (2) UU.RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
UU.RI. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Unsur-unsurnya :- Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
- Yang menerima pemberian atau janji dengan maksud supayaberbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yangbertentangan dengan kewajibannya
PEMBAHASANNYA
Unsur Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara.
Bahwa Terdakwa adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
berdasarkan Keputusan Walikota Pematangsiantar Nomor
821.12/1810.54/BKPP/2009 tanggal 28 Agustus 2009 dan ditugaskan di
Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pematangsiantar.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 UU.RI. No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, telah dirubah dengan
UU.RI. No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan Pasal 92 KUH.Pidana, maka Terdakwa adalah Pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara
Oleh karena itu, unsur ini terbukti menurut hukum
Unsur Yang menerima pemberian atau janji dengan maksud supayaberbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yangbertentangan dengan kewajibannya
Bahwa berdasarkan keterangan saksi Joko Susilo, menerangkan tidak
ada menyerahkan atau memberikan uang sebanyak Rp 5.000.000. (lima
juta rupiah) kepada Terdakwa untuk maksud menghilangkan status saksi
Joko Susilo sebagai Tersangka, dan Terdakwa juga menerangkan tidak
ada menerima uang sebanyak Rp 5.000.000.(lima juta rupiah) dari saksi
Joko Susilo untuk maksud agar menghilangkan status Joko Susilo sebagai
Tersangka.
Bahwa semua saksi-saksi dalam perkara ini tidak satu pun yang melihat
langsung saksi Joko Susilo ada atau tidak memberikan atau menyerahkan
uang sebanyak Rp 5.000.000.- kepada Terdakwa.
Bahwa ketika saksi anggota Polisi menggeledah Terdakwa dan menyita
uang sebanyak Rp 10.450.000. (sepuluh juta empat ratus lima puluh ribu
rupiah) dari saku kantung celana Terdakwa, uang tersebut dalam keadaan
satu lipatan/tidak terpisah. Lalu beberapa hari kemudian penyidik
mengembalikan sebanyak 5.450.000 (lima juta empat ratus lima puluh ribu
rupiah), dan sisanya sebanyak Rp 5.000.000. (lima Terdakwa.juta rupiah)
lagi dijadikan barang bukti dalam perkara
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Bahwa uang sebanyak Rp 10.450.000.- yang disita Polisi dari Terdakwa
adalah uang yang akan digunakan Terdakwa untuk mengurus pajak
kendaraan/mobil milik Terdakwa yang sudah 3(tiga) tahun tidak bayar
pajak kendaraannya, bukan merupakan uang suap, karena saksi Joko
Susilo tidak ada memberikan uang Rp 5.000.000.- kepada Terdakwa,
demikian juga keterangan Terdakwa tidak ada menerima uang dari Joko
Susilo.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi anggota Badan Narkotika Nasional
(BNN) Kota Pematangsiantar yaitu saksi Pierson Ketaren, ParningotanPurba dan Sutardi Damanik alias Ucok Moyo, menerangkan bahwa
sebelum atau pada waktu Terdakwa ditangkap Polisi Polres
Pematangsiantar, pihak BNN Kota Pematangsiantar tidak ada
menetapkan status Joko Susilo sebagai Tersangka, dan Terdakwa
anggota BNN Kota Pematangsiantar tidak punya wewenang mengeluarkan
Barang Bukti maupun untuk menetapkan atau menghilangkan status
seseorang Tersangka, karena tugas Terdakwa hanya menangkap pelaku
penyalahgunaan Narkotika. Yang berwenang untuk itu adalah Kepala BNN
Kota Pematangsiantar.
Bahwa dengan demikian Terdakwa tidak ada menerima pemberian atau
janji berupa uang dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajiban
Terdakwa.
Oleh karena itu, unsur ini tidak terbukti menurut hukum
Bahwa berdasarkan teori negatief wettelijke stelsel, dalam Pasal 183
KUHAP dinyatakan “ Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seorang kecuali apabila sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan
bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya “.Dari kalimat tersebut
nyata bahwa pembuktian harus didasarkan kepada Undang-undang
(KUHAP), yaitu alat bukti yang sah tersebut dalam Pasal 184 KUHAP,
disertai keyakinan hakim yang diperoleh dari alat bukti tersebut.
Bahwa dari pembahasan di atas, Dakwaan Primair maupun Dakwaan
Subsidair tidak terbukti secara sah menurut hukum.
Majelis Hakim Yang Mulia !
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
Bahwa dari pendapat yang Pembanding kemukakan di atas yang
didasarkan pada fakta juridis tidaklah mengurangi kebebasan Majelis Hakim
dalam usahanya menegakkan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan.
Pembanding yakin dan percaya kepada Majelis Hakim tingkat banding akan
objektif mempertimbangkan dan mengambil putusan dalam perkara
Terdakwa dengan mempertimbangkan memori banding Pembanding dan
menerimanya, dengan memberi putusan sebagai berikut ;
1. Menyatakan Terdakwa Hino Mangiring Pasaribu, S.H. tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana dalam Dakwaan Primair maupun Dakwaan Subsidair ;
2. Membebaskan Terdakwa Hino Mangiring Pasaribu, S.H. dari segala
dakwaan dan tuntutan hukum ;
3. Menyatakan Barang bukti berupa :
- 1(satu) buah Lencana Kewenangan Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia ;
- 1(satu) buah Kartu Tanda Anggota BNN. An. Hino Mangiring Pasaribu,
S.H. ;
- Uang tunai sebanyak Rp 5.000.000. (lima juta rupiah) yang terdiri dari
; 50 (lima puluh) lembar uang tukaran Rp 100.000.-;
- 1(satu) unit Sepedamotor merek Honda Beat warna Putih Lis warna
Biru, dengan Nomor Polisi BK 4453 WAF, berikut 1(satu) buah Kunci
kontak.
- 1(satu) unit Handphone Samsung warna Putih, dengan nomor IMEI ;
256085/07/677538/8, dengan nomor panggilan ; 082274118977 ;
- 1(satu) unit Handphone merek Sony Type Peria, warna Hitam
kombinasi warna Terong ;
- 1(satu) buah Dompet Kulit warna Coklat merek Discharr.
Dikembalikan kepada Terdakwa Hino Mangiring Pasaribu, S.H. atau
yang berhak ;
4. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya ;
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
Menimbang, bahwa Penuntut Umum menolak putusan Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan Nomor 77/Pid.Sus-
TPK/2018/PN Mdn tanggal 10 Desember 2018, dengan mengajukan alasan-
alasan keberatan yang pada pokoknya sebagai berikut:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
1. Memori Banding halaman 3-8 yang pada intinya menguraikan
sebagaimana tersurat pada nomor 1 s/d 4 diatas.
1. Bahwa hal-hal yang diuraikan Penasehat Hukum Terdakwa dalam
memori bandingnya tersebut sudah dipertimbangkan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan sebagaimana tertuang dalam Putusan
(pemidanaan) ; jika membaca memori banding Penasehat Hukum
Terdakwa tersebut, kami tidak menemukan adanya alasan baru/fakta
baru yang diuraikan dalam memori banding yang dapat memberikan
argument kuat jika Dakwaan/Tuntutan maupun Putusan Majelis Hakim
keliru mengenai tidak terbuktinya tindak pidana yang dilakukan
terdakwa menurut Pasehat Hukum ; alasan-alasan (pertimbangan-
pertimbangan) yang diuraikan oleh Penasehat Hukum Terdakwa
dalam memori banding ini sudah sepenuhnya diuraikan Penasehat
Hukum Terdakwa dalam nota pembelaan terhadap Tuntutan Penuntut
Umum dan tanggapan terhadap Jawaban Penuntut Umum dan hal-hal
tersebut sudah dijawab oleh Penuntut Umum dan sudah
dipertimbangan oleh Majelis Hakim A Quo dalam putusannya dan
dengan jelas telah menyebutkan alasan-alasan dalam putusan a quo,
namun alasan-alasan yang sama kembali diuraikan oleh Penasehat
Hukum Terdakwa dalam Memori Bandingnya tanpa adanya alasan
baru guna memberi argument kuat, oleh karena itu seharusnya
memori banding ini ditolak ;
Bahwa Pencabutan BAP sewaktu saksi Joko Susilo memberikan
keterangan di Persidangan tidaklah bisa dilakukan dengan sesuka hati
saja, namun haruslah dibarengi dengan alasan yang sah dan
didukung dengan pembuktian yang sah pula.
Pasal 187 huruf a KUHAP menyatakan bahwa berita acara,
(termasuk berita acara pemeriksaan saksi) (“BAP Saksi”) merupakan
alat bukti surat.
Mengenai BAP Saksi sebagai alat bukti surat dikuatkan dengan
adanya Surat Edaran Mahkamah Agung No. 1 Tahun 1985 tentangKekuatan Pembuktian Berita Acara Pemeriksaan Saksi dan Visumet Repertum yang dibuat di Luar Negeri oleh Pejabat Asing.
Ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung ini memberi penegasan
bahwa berita acara, termasuk berita acara pemeriksaan saksi, bukan
hanya sekedar pedoman hakim untuk memeriksa suatu perkara
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
pidana, melainkan sebuah alat bukti yang memiliki kekuatan
pembuktian. Dalam hal ini merujuk pada Pasal 187 huruf a KUHAP
BAP merupakan alat bukti surat, termasuk juga berita acara
pemeriksaan saksi yang dibuat di luar negeri oleh pejabat asing.
R. Soesilo dalam berbagai buku yang ia tulis, menyatakan bahwa
BAP Saksi merupakan alat bukti keterangan saksi. R. Soesilo
mengatakan pendapatnya, sebagai berikut :
Sesungguhnya berita acara itu dapat disamakan dengan suatu
keterangan saksi yang tertulis, bahkan nilainya sebagai alat bukti lebih
besar daripada kesaksian untuk membuktikan kesalahan terdakwa,
oleh karena berita acara itu dibuat oleh pegawai penyidik yang oleh
undang-undang diwajibkan untuk itu. Pada hakekatnya berita acara itu
adalah suatu keterangan saksi yang oleh undang-undang diberi nilai
sebagai bukti yang sah.
2. Bahwa pernyataan Penasehat Hukum menyatakan (keterangan saksi
Joko Susilo tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat
Pertama, dimana Majelis Hakim Tingkat Pertama hanya menerima
seutuhnya keterangan saksi anggota Polisi yang menjebak atau
mengkriminalisasi terdakwa) menurut kami alasan pernyataan tersebut
tidak dapat dibenarkan, karena alasan Mejelis Hakim Tingkat Pertama
untuk tidak mempertimbangkan keterangan saksi Joko Susilo yang
diberikan di Persidangan sudah jelas dinyatakan dalam Putusan
Majelis Hakim halaman 38 Alinea 4 yang menyatakan “menimbang,
bahwa di persidangan Saksi Joko Susilo menerangkan tidak ada
memberikan uang sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta) rupiah kepada
terdakwa dan saksi Joko Susilo juga menarik keterangannya di Berita
Acara Penyidikan, menurut hemat Majelis Hakim saksi Joko Susilo
menarik keterangannya tersebut tanpa alasan hukum yang jelas
karena terbukti tidak ada Penyiksaan dan Paksaan kepada saksi Joko
Susilo sewaktu memberikan keterangan di Penyidikan dan adanya
kesempatan bagi saksi Joko Susilo untuk membaca sebelum
menandatangani Berita Acara, namun di persidangan saksi Joko Susilo
mengakui benar sewaktu penangkapan saksi Joko Susilo ada
mengatakan kepada saksi Diarmin Saragih, saksi Ivan Rony Purba dan
saksi Hollan V B Sitinjak bahwa saksi Joko Susilo ada memberikan
uang Rp. 5.000.000 (lima juta) rupiah kepada terdakwa dan saksi Joko
Susilo mengatakan bahwa dari uang sebesar Rp. 10.450.000 (sepuluh
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 33 halaman Putusan Nomor 1/Pid.Sus-TPK/2019/PT MDN
juta empat ratus lima puluh ribu) rupiah tersebut Rp. 5.000.000 (lima
juta) rupiah merupakan uang milik saksi Joko Susilo yang diberikan
kepada terdakwa dan saksi Joko Susilo juga mengatakan memberikan
uang sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta) rupiah kepada terdakwa agar
DPO (daftar pencarian orang) terhadap saksi Joko Susilo tidak
dikeluakan terdakwa ;
Jadi Putusan Pengadilan Tingkat Pertama sudah jelas menguraikan
mengapa keterangan saksi Joko Susilo dipersidangan tidak
dipertimbangkan lebih lanjut karena saksi Joko Susilo tidak mampu
menyakinkan hakim alasan yang dapat diterima hukum untuk
mencabut BAP di Penyidikan ;
3. Bahwa pernyataan Penasehat Hukum terdakwa yang menyatakan
Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan dengan
benar keterangan saksi-saksi dan terdakwa. Semua saksi anggota
Polisi yang menangkap terdakwa tidak seorang pun yang melihat
apakah ada uang diberikan oleh saksi Joko Susilo kepada terdakwa
menurut kami tidak berdasar sama sekali, karena pertimbangan
Hakim Tingkat Pertama dalam Putusan halaman 37-38 dengan jelas
telah menguraikan alasan pertimbangan Majelis Hakim yang
berdasarkan fakta-fakta di Persidangan baik dari keterangan saksi-