Top Banner

of 24

Osteo Art Ritis

Mar 29, 2016

Download

Documents

Isnaini Amaliah

nain
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangOsteoartritis yang termasuk kelompok penyakit reumatik degeneratif ini merupakan penyakit reumatik yang paling sering dijumpai, tidak mengenal perbedaan ras atau etnik serta lebih banyak menyerang wanita serta mereka dengan usia paruh baya atau usia lanjut. Rasio gender laki-laki terhadap wanita sebelum usia 45 tahun adalah sama, namun dengan meningkatnya usia dan terjadinya defisiensi hormonal pada wanita, maka penyakit ini lebih banyak dijumpai pada wanita. Prevalensi yang lebih tinggi pada gener wanita ini berlaku baik untuk OA lokalisata atau OA generalisata.Prevalensi kejadian OA pada mereka di bawah usia 45 tahun kurang dari 5%, namun akan meningkat tajam (terutama gambaran radiologik OA) setelah dekade keenam yang dapat mencapai 70 persen. Gambaran radiologik ini dapat dinilai melalui metoda grading atau indeks yang berbeda-beda baik untuk lutut atau tangan dan sendi lainnya. Mengingat tingginya prosentase kejadian OA radiologik, maka diperlukan satu pembakuan pembacaan radiologik terutama bila dilakukan suatu studi longitudinal jangka panjang. Sayangnya gambaran radiologik ini tidak berkesesuaian dengan manifestasi klinik, kecuali gambaran osteofit dan nyeri lutut pada pasien dengan OA lutut.Di dalam masyarakat, angka kejadian OA bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya, demikian juga antara daerah di dalam satu negara. Angka ini di Amerika berkisar 12.0%. Di Indonesia terdapat dua penelitian berbasis masyarakat yang dilakukan tahun 1992 di Bandungan (Darmawan J) dan 1994 di Malang (Kalim H). Osteoartritis di Malang dijumpai sekitar 10.0% (daerah perkotaan), dan 13.5% di pedesaan. Namun survey masyarakat di Bandungan untuk daerah pedesaan ternyata jauh lebih rendah yaitu sekitar 5.4%. Memang untuk beberapa daerah (Indonesia atau negara lain) terdapat prevalensi yang lebih rendah, se-perti pada popluasi Goergia atau Victoria di Inggris

1.2 Tujuan Penulisan1.2.1 UmumTujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa keperawatan mengetahui dan mengerti ruang lingkup dari system muskuluskeletal pada penyakit Osteoartritis dan mengetahui hal-hal apa saja yang berhubungan erat tentang Osteoartritis.

1.2.2 Khususa. Untuk mengetahui secara benar mengenai apa yang di maksud dengan system muskuluskeletal.b. Untuk mengetahui secara benar mengenai apa yang di maksud dengan Osteoartritis. c. Mengetahui tindakan dan Asuhan Keperawatan pada penyakit Osteoartritis.1.3 Manfaat1.3.1 Bagi Penulis a. Mengetahui lebih jauh lagi tentang penyakit Osteoartritis.b. Mengetahui Askep pada kasus Osteoartritis dengan baik dan benar.1.3.2 Bagi Pendidikan Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 AnatomiSendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago atau rawan sendi yang terbagi atas 2 bagian yaitu sel kondrosit dan matriks ekstraseluler. Matrriks ekstraseluler yang banyak mengandung kolagen tipe II, IX, dan XI serta proteoglikan (terutama agregat). Agregat adalah hubungan antara terminal sentral protein dengan asam hialuronat membentuk agregat yang dapat menghisap air. Sesudah kekuatan kompresi hilang maka air akan kembali pada matriks dan kartilago kembali seperti semula. Jaringan kolagen merupakan molekul protein yang kuat. Kolagen ini berfungsi sebagai kerangka dan mencegah pengembangan berlebihan dari agregat proteoglikan.Rawan sendi hanya mempunyai sedikit kemampuan untuk penyembuhan (reparasi). Agar tetap berfungsi baik, rawan sendi hanya dapat menanggung perubahan beban fisik sedikit yaitu sebesar 25 kg/cm3. Fungsi utama rawan sendi yaitu disamping memungkinkan gesekan pada gerakan, juga menyerap energi beban dengan mengubah bentuk dan dengan efektif menyebarkan beban tersebut pada suatu daerah yang luas.

2.2 Definisi Osteoartritis adalah gangguan yang terjadi pada satu atau lebih sendi, awalnya oleh adanya gangguan yang bersifat lokal pada kartilago dan bersifat progresif degeneratif dari kartilago, hipertrofi, remodelling pada tulang subkondral dan inflamasi sekunder membran sinovial. Gangguan ini bersifat lokal dengan efek non sistemik.Sinonim dari penyakit sendi degeneratif adalah Osteoarthritis, Osteoarthrosis, Degeneratif arthrosis, Senescent arthritis dan Hipertrofi arthritis. Sampai tahun 1980an, Osteoarthritis berhubungan dengan adanya gangguan degeneratif dan terjadinya secara natural tear and wear sendi sebagai hasil dari proses penuaan.

Perubahan Sendi Pada OA

2.3 EtiologiPenyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah : A. Osteoartritis Primer1. UmurDari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.2. Jenis KelaminWanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.3. Genetic Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis. 4. Suku Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan. 5. Kegemukan Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).B. Osteoartritis Sekunder 1. Ketidak seimbangan mekanis sendi akibat kelainan congenitalmisalnya displasia sendi panggul atau ada trauma sebelumnya. 2. Keradangan sendi seperti artritis reumatoid, artritis infektiosa 3. Kelainan tulang spt Penyakit Paget 4. Kelainan gangguan pembekuan darah spt hemofilia yang menyebabkan hemartrosis 2.4 Klasifikasi Osteoarthritis primer adalah degeneratif artikular sendi yang terjadi pada sendi tanpa adanya abnomalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang normal pada sendi dan kerusakan akibat proses penuaan. Paling sering terjadi pada sendi lutut dan sendi panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan, dan jari I pada kaki. Osteoarthritis sekunder adalah paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi kongenital dan adanya penyakit sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi pada umur yang lebih awal dari osteoarthritis primer.

2.5 PatofisiologiOsteoarthritis dapat dianggap sebagai hasil akhir banyak proses patologi yang menyatu menjadi suatu predisposisi penyakit yang menyeluruh. Osteoarthritis mengenai kartiloago artikuler, tulang subkondrium ( lempeng tulang yang menyangga kartilago artikuler) serta sinovium dan menyebabkan keadaan campuran dari proses degenerasi, inflamasi, serta perbaikan. Proses degeneratif dasar dalam sendi telah berkembang luas hingga sudah berada diluar pandangan bahwa penyakit tersebut hanya semata-mata proses aus akibat pemakaian yang berhubungan dengan penuaaan.Faktor resiko bagi osteoarthritis mencakup usia, jenis kelamin wanita, predisposisi genetic, obesitas, stress mekanik sendi, trauma sendi, kelainan sendi atau tulang yang dialami sebelumnya, dan riwayat penyakit inflamasi, endokrin serta metabolic. Unsur herediter osteoarthritis yang dikenal sebagai nodal generalized osteoarthritis (yang mengenal tiga atau lebih kelompoksendi) telah dikonfirmasikan. Tipe osteoarthritis ini meliputi proses inflamasi primer. Wanita pasca menopause dalam keluarga yang sama ternyata memiliki tipe osteoarthritis pada tangan yang ditandai dengan timbulnya nodus pada sendi interfalang distal dan proksimal tangan.Gangguan congenital dan perkembangan pada koksa sudah diketahui benar sebagai predisposisi dalam diri seseorang untuk mengalami osteartritis koksa. Gangguan ini mencakup sublokasi-dislokasi congenital sendi koksa, displasia, asetabulum, penyakit Legg-Calve-Perthes dan pergeseran epifise kaput femoris. Obesitas memiliki kaitan dengan osteoarthritis sendi lutut pada wanita. Meskipun keadaan ini mungkin terjadi akibat stress mekanik tambahan, dan ketidaksejajaran sendi lulut terhadap bagian tubuh lainnya karena diameter paha, namun obesitas dapat memberikan efek metabolic langsung pada kartilalago. Secara mekanis,obesitas dianggap meningkatkan gaya sendi dank arena itu menyebabkan generasi kartilago. Teori factor metabolic yang berkaitan dengan dan menyebabkan osteoarthritis. Obesitas akan disertai dengan peningkatan masa tulang subkondrium yang dapat menimbulkan kekakuan pada tulang sehingga menjadi kurang lentur terhadap dampak beban muatan yang akan mentrasmisikan lebih besar gaya pada kartilago artikuler yang melapisi atasnya dan dengan demikian memuat tulang tersebut lebih rentan terhadap cidera.Faktor-faktor mekanis seperti trauma sendi, aktivitas olahraga dan pekerjaan juga turut terlibat. Factor-faktor ini mencakup kerusakan pada ligamentum krusiatum dan robekan menikus, aktivitas fisik yang berat dan kebiasaan sering berlutut.

2.6 Patway

Faktor penyebab Perubahan biomekanikal dan biokimia tulang rawan Fraktur Proliferasi sel Respon khondrosit sintesa matrik Tulang khondrosiPeningkatan subkhondral Perubahan kolagen Perubahan kolagen Imunologis Pengeluaran Keradangan degradative enzyme Reaksi

Perubahan matrik pembentukan osteofit Kerusakan struktur

OSTEOARTRITI

2.7 Manifestasi klinis Manifestasi klinis osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku, dan gangguan fungsional. Nyeri pada osteoarthritis disebabkan oeh inflamasi sinova,peregangan kapsula dan ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikrofraktur, trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendonitis, dan spasme otot. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat perubahan structural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi penyokong berat badan ( panggul, lutut, servikal, dan tulag belakang), sendi tengah dan ujung jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus tulanh yang khas, pada inspeksi dan palpasi ini biasanya tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi.2.8 Pemeriksaan Penunjang1. Gambaran Radiologia. Foto konvensional lutut posisi APPada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostik. Gambaran radiologi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah: Penyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral. Kista tulang Osteofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal. Perubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawan. Kemudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu: Meningkatnya gambaran taji (spur). Adanya tanda destruksi kartilago. Meningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal sendi. Kecenderungan untuk mengadakan subluksasi. Perubahan bentuk osteofit dari taji menjadi lingkaran atau hilangnya bagian penting dari tulang.b. Foto sendi interfalangeal proksimal dan distalTampak gambaran Nodus Heberden pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan wanita dengan osteoarthriis primer. Nodus Heberden kadang-kandang tanpa rasa nyeri dan kekakuan sendi jari-jari tangan. Pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral.c. Foto Vertebra Servikal dan Torakal-LumbalTampak adanya penyempitan ruangan intervertebralis serta adanya osteofit.

2. Pemeriksaan Laboratoriuma. Laju endap darah normalb. Serum kolesterol sedikit meninggic. Pemeriksaan faktor reumatoid negative

2.9 Komplikasi a. Deep vein thrombosisb. Infeksic. Looseningd. Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic component, fraktur, catching soft tissue.e. Tibial tray wearf. Peroneal palsyg. Fraktur supracondyl femur

2.10 Penatalaksanaan1. Obat obatanSampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.2. Perlindungan sendi Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).

3. Diet Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan. 4. Dukungan psikososial Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis. 5. Persoalan Seksual Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.6. Fisioterapi Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting. 7. OperasiOperasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

2.11 Terapi 1. Terapi Non Farmakologia. OlahragaOlahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan tidak menyebabkan bertambahnya kompresi atau tekanan atau terauma pada sendi, yaitu misalnya berenang dan menggunakan sepeda statis. Olahraga selain berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan kaku juga bermanfaat untuk mengontrol berat badanb. Proteksi / melindungi sendiSendi dijaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan pekerjaan yang dapat menambah stress / tekanan pada sendic. Terapi Panas atau dingin Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit, membuat otot-otot sekitar sendi menjadi rileks dan melancarkan peredaran darah. Terapi panas dapat diperoleh dari kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra merah) dan alat-alat terapi lain seperti SWD / MWD Terapi dingin digunakan untuk mengurangi bengkak pada sendi dan mengurangi ras sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat kondisi masih akut. Dapat diperoleh dengan kompres dengan air dingind. ViscosupplementatiorMerupakan perawatan dari Canada untuk kasus OAe. PembedahanApabila keadaan sendi sudah sangat parah, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan yang disebut TKR (Total Kne Replacement)f. AkupunturDapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendig. Massage / PijatSebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya. Tujuan massage tersebut adalah untuk membuat rileks otot-otot yang spasme dan membantu melancarkan sirkulasi darahh. Vitamin C, D, E dan Beta karotenVitamin-vitamin tersebut bermanfaat untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritisi. Teh Hijau Teh ini mengandung zat anti peradanganSebenarnya osteoarthritis belum bisa disembuhkan secara sempurna, akan tetapi kita bisa berupaya untuk mencegahnya. Jika sudah telanjur terkena OA, tujuan terapi adalah memperlambat laju perkembangan osteoarthritis tersebut dan memberikan latihan-latihan penguatan otot-otot di sekitar sendi yang berfungsi sebagai stabilisasi sendi. Selain itu, terapi juga bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami2. Terapi Farmakologia. AcetaminophenMerupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.

b. NSAIDs (nonsteroid anti inflammatory drugs)Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Efek samping, yaitu menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal.c. Topical painDalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit.d. TramadolTidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.e. Mild narcotic painkillersMengandung analgesik seperti codein atau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis.f. CorticosteroidsEfektif mengurangi rasa sakit.g. Hyaluronic acidMerupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid dan N-acetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation. Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.h. Glucosamine dan chondroitin sulfateMengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut. Pencegahana. Menghindari olahraga berat yang bisa menyebabkan sendi terlukab. Mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringanc. Minum obat untuk mencegah OAd. Mengkonsumsi makanan yang bergizie. Beberapa suplemen makanan yang dapat digunakan untuk mencegah OA antara lain makanan yang mengandung glucosamin, dan chondroitin. Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel cendawan. Chondroitin merupakan senyawa rantai gula bercabang yang menyusun tulang rawan. Chondroitin biasanya terdapat pada cakar ayam. Tidak ada cara mutlak untuk mencegah osteoarthritis. Akan tetapi merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat mengurangi gejalanya.

2.12 PrognosisPrognosis osteoartritis pada umumnya baik. Untuk kontrol dan mengurangi gejala pada Osteoarthritis lebih baik. Dengan obat-obat konservatif, sebagian besar pasien dapat teratasi. Hanya kasus-kasus yang berat yang memerlukan operasi. Pada ekstremitas bawah, penyakit sendi degeneratif ini relatif prognosis lebih buruk karena sendi ini sering digunakan untuk berjalan.

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN1. Aktivitas/Istirahat Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari dan keletihan Tanda: MalaiseKeterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot2. Kardiovaskuler Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun3. Integritas Ego Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan, Keputusasaan dan ketidak berdayaan, Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain4. Makanan Atau Cairan Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah. Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa5. Higiene Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.6. Neurosensori Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan Tanda: Pembengkakan sendi7. Nyeri / Kenyamanan Gejala: fase akut dari nyeri, terasa nyeri kronis dan kekakuan8. Keamanan Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, kekeringan pada mata dan membran mukosa9. Interaksi Sosial Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulangKriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrolINTERVENSIRASIONAL

Mandiri kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi berikan masase yang lembutkolaborasi Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat. Membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program. Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri Pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.

Diagnosa 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.INTERVENSIRASIONAL

Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin. Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan. Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu. Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid. Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan. Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas. Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh. Untuk menekan inflamasi sistemik akut.

Diagnosa 3 : Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang.Kriteria Hasil : Klien dapat me mpertahankan keselamatan fisik.INTERVENSIRASIONAL

Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam siapkan lampu panggil Memantau regimen medikasi Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya. Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan. Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi, mengegetkan pasien akan meningkatkan ansietas.

Diagnosa 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeriKriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur. INTERVENSIRASIONAL

Madiri Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan biasanya dan perubahan yang terjadi. Berikan tempat tidur yang nyaman Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru Instruksikan tindakan relaksasi Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkan tempat tidur bila mungkin. Hindari mengganggui bila mungkin, misalnya membangunkan untuk obat atau terapiKolaborasi Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat. Meningkatkan kenyamaan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang Membantu menginduksi tidur Meningkatkan efek relaksasi Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, pagar tempat untuk membantu mengubah posisi Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar dan pasien mungkin mungkin tidak mampu kembali tidur bila terbangun. Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat.

Diagnosa 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeriKriteri Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas per awatan sendiri secara mandiri. INTERVENSIRASIONAL

Kaji tingkat fungsi fisik Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihan Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan Identifikasikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya; lift, peninggian dudukan toilet, kursi roda Mengidentifikasi tingkat bantuan/dukungan yang diperlukan Mendukung kemandirian fisik/emosional Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri Memberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri

Diagnosa 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya kemampuanUntuk menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.INTERVENSIRASIONAl

Mandiri Dorong pengungkapan mengenai masalah mengenai proses penyakit, harapan masa depan. Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi psien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaiman orang terdekat menerima keterbatasan. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan Perhatikan perilaku menarik diri, penguanan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Susun batasan pada prilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.Kolaborasi Rujuk pada konseling psikiatri Berikan obat-obat sesuai petunjuk Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesal menghadapinya secara langsung. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut. Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. Nyeri melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi. Dapat menunjukkan emosional atau metode maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan psikologis. Membantu pasien mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dan terapi. Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang

3.5 EVALUASITindakan untuk menentukan siapa yang menderita osteoarthritis diperumit oleh kenyataan bahwa hanya 30% 50% pasien dengan perubahan yang terlihat pada foto roentgen yang melaporkan gejala. Pemeriksaan fisik terhadap system musculoskeletal akan memperlihatkan sendi yang nyeri tekan dan membesar, inflamasi kalau terjadi, bukan tipe destruktif sebagaimana terlihat padapenyakit jaringan ikat seperti arthritis rematoid. Penyakit osteoarthritis ditandai oleh penurunan progresif massa kartilago sendi yang akan terlihat pada foto roentgen sebagai penyempitan rongga sendi. Disamping itu perubahan reaktif akan terjadi pada pada tepi sendi dan paha tulang subkondrium dalam bentuk osteofit ketika kartilago berupaya untuk mengadakan regenerasi keberadaan osteofit maupun penyempitan rongga sendi saja bukanlah petunjuk yang spesifik bagi osteoarthritis namun demikian bila terdapat secara bersama-sama, kedua gambaran ini merupakan hasil pemeriksaan yang sensitive dan spesifik. Pada osteoartitis yang dini/ringan, korelasi antara nyeri sendi dan sinovitas sangat lemah. Pemeriksaan serum tidak bermanfaat untuk penegakkan diagnosis kelainan ini.

BAB VIPENUTUP4.1 KesimpulanOsteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.4.2 SaranSaran kelompok kami dengan adanya makalah ini, sebagai mahasiswa calon perawat. Dihatapkan agar dapat mengerti Asuhan Keperawatan pada anak dengan diagnose campak. Dan melakukan tindakan keperawatan dengan baik dan benar. Sehingga meminimalkan terjadinnya mal pratek dan kesalah dalam Asuhan Keperawatan yang di lakukan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Waston, Roger. 2002. Anatomi dan Fisisologi untuk Perawat. Diterjemahkan oleh, sitti syabariah. Jakarta: EGCMansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran.ed. 3. Media Aesculapius: JakartaBrunner & Suddarth.buku ajar keperawatan medical bedah.ed. 8.EGC: Jakarta1