Laboratorium Fisika Gelombang Departemen Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jl Bioteknologi No.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osiloskop merupakan salah satu alat ukur elektronika yang sering kita jumpai disamping alat ukur yang lain seperti halnya sinyal generator penghitung frekuensi, alat pengukur getaran (vibrasi) dan alat pengukur deru suara dan sebagainya. Alat alat ukur tersebut diatas merupakan perangkat alat ukur perbengkelan, laboratorium, dan industri elektronika, penggunaan osiloskop elektromagnetik ini dibatasi sampai frequensi ini dibatasi sampai 10 KHz, dan untuk gejala frequensi tinggi digunakanlah tabung sinar katoda yang biasa disebut CRT (cathoda ray tube) tabung ini berfungsi untuk mendefleksikan sinar cahaya elektron. Tiap osiloskop dilengkapi dengan satu knop bertuliskan fokus dan satu knop lagi bertuliskan intensitas. Dengan knop fokus dapat mengatur ketajaman kumpulan dan dengan knop intensitas, kejernihannya. Dianjurkan agar pada pemakaian osiloskop jangan mempertajam kejernihannya melampaui yang diperlukan. Pada kejernihan terlalu tajam lama-lama layarnya akan terbakar, artinya bahwa lapisan fosfor kehilangan kejernihan, sehingga osiloskopnya kurang berfungsi. Adapun tujuan kami melaksanakan praktikum ini selain sebagai salah satu judul praktikum yang harus dilaksanakan, kami ingin mengetahui fungsi dari osiloskop, bagian-bagian dari osiloskop serta bagaimana prinsip kerja dari alat ukur osiloskop itu sendiri. Sehingga kami juga dapat mengetahui aplikasi dari percobaan ini.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osiloskop merupakan salah satu alat ukur elektronika yang sering
kita jumpai disamping alat ukur yang lain seperti halnya sinyal
generator penghitung frekuensi, alat pengukur getaran (vibrasi)
dan alat pengukur deru suara dan sebagainya. Alat alat ukur
tersebut diatas merupakan perangkat alat ukur perbengkelan,
laboratorium, dan industri elektronika, penggunaan osiloskop
elektromagnetik ini dibatasi sampai frequensi ini dibatasi sampai
10 KHz, dan untuk gejala frequensi tinggi digunakanlah tabung
sinar katoda yang biasa disebut CRT (cathoda ray tube) tabung ini
berfungsi untuk mendefleksikan sinar cahaya elektron.
Tiap osiloskop dilengkapi dengan satu knop bertuliskan fokus
dan satu knop lagi bertuliskan intensitas. Dengan knop fokus dapat
mengatur ketajaman kumpulan dan dengan knop intensitas,
kejernihannya. Dianjurkan agar pada pemakaian osiloskop jangan
mempertajam kejernihannya melampaui yang diperlukan. Pada
kejernihan terlalu tajam lama-lama layarnya akan terbakar, artinya
bahwa lapisan fosfor kehilangan kejernihan, sehingga osiloskopnya
kurang berfungsi.
Adapun tujuan kami melaksanakan praktikum ini selain sebagai
salah satu judul praktikum yang harus dilaksanakan, kami ingin
mengetahui fungsi dari osiloskop, bagian-bagian dari osiloskop
serta bagaimana prinsip kerja dari alat ukur osiloskop itu
sendiri. Sehingga kami juga dapat mengetahui aplikasi dari
percobaan ini.
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1Osiloskop dibedakan menjadi dua, yaitu osiloskop analog dan
osiloskop digital. Osiloskop analog hanya berupa sinar yg
dihasilkan oleh tabung CRT sehingga tampil dilayar Osiloskop.
Sedangkan Osiloskop Digital umumnya tidak lagi menggunakan Tabung
CRT, melainkan diukur oleh microprocessor didalamnya lalu hasil
outputnya ditampilkan ke layar LCD, dipermanis tampilannya,
menggunakan warna segala gelombangnya jika LCD Osilloscope
tersebut berwarna. Setelah data2 pengukuran didapat dari tester
probe diolah oleh microprocessor dlm Oscilloscope tsb (ibarat IC
OMAP kalo di BB5), baru ditampilkan dilayar LCD, sehingga
tampilannya sangat menarik sekali utk dilihat.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui perbedaan osiloskop analog dan osiloskop
digital
2. Untuk mengetahui prinsip kerja osiloskop
3. Untuk mengukur tegangan DC dan AC
4. Untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran multimeter dengan
osiloskop
BAB II
DASAR TEORI
Osiloskop sinar elektron. Alat ukur ini bukan hanya mampu
menentukan besarnya tegangan-tegangan, tetapi mampu pula
menentukan bentuk tegangannya. Osiloskop ini merupakan alat
penting untuk pengukuran alat-alat elektronis, termasuk meneliti
pengukur getaran dan lain-lain. Bagian terpenting adalah tabung
pancar elektron.
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Untuk osilator Hartley maka Z1 = jωL1, Z2 = jωL2, dan Z3 = - j/ωC.
Dengan mensubtitusikan nilai-nilai ini ke dalam persamaan (2.6)
dan dengan membuat bagian riel dan bagian imajiner dari ∆(jω)
kedua-duanya sama dengan nol maka akan menghasilkan kondisi-
kondisi yang perlu untuk mempertahankan osilasi yang diberikan
dalam persamaan (2.7).
ω0=1
√(L1+L2)CAi=
L1
L2....................................
............................................(2.7)
Analisis untuk osilator Colpitts adalah identik dengan
analisis osilator Hartley dan menghasilkan
ω0=1
√C1C2L /(C1+C2 )
Ai=C2
C1....................................
............................................(2.8)
Seringkali diinginkan untuk menghasilkan bentuk gelombang
sinusoida yang frekuensinya konstan pada perioda waktu yang
diperluas. (Persyaratan stabilitas dalam orde beberapa bagian per
sejuta adalah lazim). Osilator kristal (crystal oscillator), yang mempunyai
rangkaian yang khas. Kristal yang mempertunjukkan efek piezoelektrik
(piezoelectriceffect), yakni sebuah fenomena dalam mana sebuah sinyal
listrik yang dikesan menghasilkan sebuah getaran mekanis dalam
bahan digunakan untuk mengontrol frekuensi osilasi. Kristal
tersebut mempunyai rangkaian resonan alaminya sendiri yang
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1bentuknya diperlihatkan di bawah ini. Jika kristal digantikan oleh
rangkaian ekivalen, maka osilator kristal kelihatan serupa dengan
osilator Colipitts.
Gbr. Rangkaian ekivalen dari kristal
Dalam banyak pemakaian kontrol dan pemakaian instrumentasi,
maka osilator diperlukan dalam mana frekuensi osilasi dapat
dikontrol secara otomatis. Sebuah pemakaian seperti itu adalah
kontrol frekuensi otomatik (AFC = automatic frequency control) yang diperlukan
dalam bagian penyetelan sebuah penerima FM. Osilator yang dikontrol
tegangan(VCO = voltage controlled oscillator) umumnya digunakan untuk maksud
ini. Dalam mana rangkaian MOSFET digunakan untuk menggantikan
kapasitor dalam jaringan pergeseran fasa dari osilator Hartley.
MOSFET Q2 berperan sebagai resistansi beban aktif RL dari tahap
yang mengandung Q1. Kapasistans yang dilihat di terminal A dan B
adalah nilai kapasitans loloh balik C yang dipertinggi oleh efek
Miller. Jadi, CAB = C(1 + gmRL). Dengan membias Q2 dalam daerah
resistansi yang dikontrol tegangan maka kontrol bias digunakan
untuk mengubah nilai efektif dari RL. Sebagai konsekuensinya, maka
kotrol bias mengubah nilai CAB dalam jaringan pergeseran fasa, yang
demikian akan menghasilkan perubahan frekuensi osilasi.
Cara ini dapat digunakan dengan konfigurasi osilator yang
lain dengan hasil-hasil yang serupa. Tambahan lagi, metoda untuk
mendapatkan sebuah kapasitor variabel tegangan seringkali
digunakan dalam pengubah tegangan ke frekuensi (voltage to frequency converter).
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1Keluaran pengubah tegangan ke frekuensi adalah sebuah bentuk
modulasi frekuensi (FM) dan sangat banyak digunakan dalam
pemersatu musik elektronik. Seringkali, sebuah sinyal yang akan
diolah berubah secara lambat dengan waktu seperti halnya kasus
dimana sinyal menyajikan variasi aliran massa atau variasi
temperatur dalam sebuah proses pembuatan dalam pabrik. Sinyal
seperti itu mengandung komponen frekuensi yang sangat rendah dan
pengubahan tegangan ke frekuensi akan menterjemahkan informasi
tersebut ke jangkauan frekuensi yang lebih tinggi. Sinyal ini
diolah secara lebih mudah pada frekuensi tinggi. Sebagai
konsekuensinya, maka pengontrolan oerasi pembuatan dalam pabrik
lebih mudah dicapai.
(A.E. Fitzgerald, 1985)
Alat ukur multimeter. Untuk mengetahui baik tidaknya
hubungan-hubungan atau sambungan penghantar dalam suatu instalasi
diperlukan suatu alat ukur yang dinamakan multimeter. Dengan
menggunakan multimeter kita dapat mengetahui hasil pemasangan
instalasi yang meliputi: pemasangan kabel, penyambungan kabel dan
pekerjaan-pekerjaan lain dalam instalasi. Selain untuk mengetahui
hasil pemasangan instalasi, multimeter juga dapat dipakai untuk
mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir di dalam suatu
penghantar misalnya tegangan fasa dengan nol atau antara fasa
dengan fasa.
Fungsi dan bagian-bagian multimeter:
1. Daftar Skala Meter yang berguna untuk membaca hasil
pengukuran. Daftar skala meliputi skala pengukuran tegangan
listrik, arus listrik dan tahanan listrik
2. Jarum Penunjuk Skala yang berguna untuk menunjukkan hasil
pengukuran
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.13. Pengatur Jarum Penunjuk Skala yang berguna untuk menyetel
jarum penunjuk agar selalu pada posisi nol (posisi awal) saat
akan digunakan
4. Cermin yang berguna untuk membantu ketetapan dalam pembacaan
skala antara jarum penunjuk dan cermin
5. Kaca Penutup berguna untuk melindungi daftar skala dan jarum
penunjuk agar tidak terganggu/rusak
6. Sakelar Pemilih berguna untuk memilih batas pengukuran (volt,
ampere dan tahanan ohm)
7. Pengatur nol (zero ajuster) berguna untuk menyetel jarum
penunjuk ke arah nol ohm pada waktu akan mengukur tahanan
listrik.
8. Sakelar Pembalik Polaritas berguna untuk membalikkan fungsi
probe pada pengukuran tertentu
9. Terminal 12A
10. Terminal 12A bersama-sama dengan – com untuk mengukur
kuat arus listrik
11. Terminal +
12. Terminal – com. Kedua terminal (+) dan (-) untuk
meletakkan kedua kabel probe
13. Bagian belakang kotak multimeter
14. Probe berwarna merah (+) dan warna hitam (-)
Cara menggunakan multimeter. Dalam pekerjaan instalasi kita
harus dapat menggunakan multimeter. Untuk dapat menggunakan
multimeter dapat ditunjukkan dengan contoh-contoh di bawah ini:
Misalnnya: - Mengukur kondisi suatu penghantar
- Mengukur tegangan listrik pada pengantar
Cara mengukur kondisi suatu penghantar. Yang dimaksud dengan
dengan mengukur kondisi suatu penghantar adalah langkah pengukuran
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1yang bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya hasil
pemasangan penghantar dalam pekerjaan instalasi listrik.
Dalam pemasangan instalasi mungkin saja terjadi kesalahan
dalam pemasangan penghantar, misalnya salah sambung, adanya kabel
yang tergores pada waktu memasukkan kabel dalam pipa pelindung dan
lain-lain yang kesemuanya ini akan berakibat hubungan singkat pada
penghantar tersebut.
Untuk mengetahui adanya hubungan singkat tersebut perlu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur multimeter. Cara
melakukan pengukuran adalah sebagai berikut: mengukur suatu
penghantar pada prinsipnya adalah mengukur tahanan yang ada pada
penghantar tersebut dalam keadaan tidak ada arus listriknya.
Cara mengukur tahanan:
1. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengukur
tahanan terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi meter
dengan menggunakan cara zero setting dengan cara menempelkan
kedua probe (+) dan (-). Kemudian pengatur nol (zero ajuster)
diputar agar jarum penunjuk skala menunjuk angka nol pada
skala ohm
2. Setelah jarum tepat menunjuk angka nol, barulah dilakukan
pengukuran yaitu dengan menghubungkan kedua probe (+) dan
(-), probe yang bertanda (+) dihubungkan dengan penghantar
fasa dan probe yang bertanda (-) dihubungkan dengan
penghantar nol. Sakelar pemilih diletakkan pada posisi
pengukuran ohm dengan batas x 10
3. Sekarang perhatikan daftar skala meter, apabila jarum
penunjuk bergerak ke kanan dan menunjuk pada angka nol
berarti pada kedua penghantar tersebut terjadi hubungan
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1singkat dan jika jarum diam atau bergerak sedikit berarti
kedua penghantar tersebut baik dan aman
4. Demikian pula pengukuran antara penghantar dengan pipa
pelindung. Apabila jarum penunjuk menunjuk angka nol berarti
antara penghantar dan pipa tersebut terjadi hubungan singkat
dan bila jarum diam berarti hubungan antara penghantar dan
pipa pelindung baik.
Hubungan singkat bisa terjadi akibat adanya penghantar yang
luka akibat tergores dengan bagian tajam dari pipa sehingga kawat
penghantar menyentuh bagian pipa
Cara mengukur tegangan pada penghantar. Yang dimaksud dengan
mengukur tegangan pada penghantar adalah mengukur besarnya
tegangan listrik pada instalasi penerangan yang telah dihubungkan
dengan jala-jala listrik PLN. Mengukur tegangan listrik pada
instalasi dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan listrik
yang ada pada stop-kontak.
Langkah pengukuran:
- Semua sudah tahu bahwa tegangan listrik yang ada pada jala-
jala PLN pada umumnya 110/127 V atau 220/227 V. Dengan
demikian sakelar pemilih diputar dan diletakkan pada posisi
batas pengukuran ACV pada skala pengukuran 500 VAC (skala
pengukuran harus lebih besar dari yang akan diukur, sebab bila
lebih kecil dari yang akan diukur besar kemungkinan meter akan
rusak atau terbakar). Besar batas pengukuran yang tercantum
biasanya 100 - 500 - 1000 V.
- Kemudian probe warna merah (+) dimasukkan ke dalam salah satu
lubang pada stop-kontak dan probe warna hitam (-) ke lubang
satunya lagi (bila terbalik diperbolehkan)
(Dedy Rusmadi, 2001)
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1Sebuah multimeter dapat mengukur beberapa besaran listrik
yang berbeda, yanng biasanya adalah tegangan dan arus. Terdapat
dua jenis multimeter yaitu analog dan digital. Kedua multimeter
memiliki soket ( lubang tancap ) untuk probe ( batang uji) :
- Positif, ditandai dengan simbol ‘ +’ dan biasanya berwarna
merah.
- Common ( negatif) ditandai dengan COM atau simbol ‘ – ‘ dan
biasanya bewarna hitam.
Beberapa meteran memiliki soket positif kedua yanng harus
digunakan untuk megukur tegangan-tegangan tinggi. Kedua jenis
meteran memiliki kenop putar untuk memilih kuantitas mana yang
hendak diukur. Kenop putar ini seringkali juga digunakan untuk
memilih kisaran pengukuran. Kenop ditetapkan untuk memilih kisaran
pengukura 0-10V. Pada sebuah meteran analog, anda harus
menghubungkan probe common (negatif) ke titik pengukuran yang
lebih negatif dan probe merah ke titik pengukuran yang lebih
positif. Apabila anda menghubungkannya secara terbalik, jarum
penunjuk akan berayun ke bawah angka nol. Lepaskan segera kedua
probe tersebut karena hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada
meteran. Meteran-meteran digital seringkali memiliki fitur
otopolaritas. Dengan fitur ini, meteran akan memperlihatkan tanda
minus di sebelah kiri angka pembacaan apabila kedua probe
dihubungkan dengan titik -titik pengukuran secara terbalik.
Dengan meteran analog, terdapat masalah kesalahan pembacaan
apabila anda tidak membaca skala pengukuran secara lurus dari arah
atas. Kesalahan semacam ini disebut sebagai kesalahan paralaks.
Untuk membantu anda menghindari hal ini, meteran dilengkapi dengan
sebuah cermin melengkung pada skala pembacaan. Anda dapat melihat
refleksi (atau bayangan) jarum pengukur pada cermin ini. Ketika
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1melakukan pembacaan, gerakkan kepala anda kekiri dan ke kanan
hingga anda mendapatkan bayangan jarum berhimpit dengan jarum
pengukur. Hal ini memastikan bahwa anda memandang skala secara
lurus ke bawah dan pembacaan akan benar. Meteran-meteran digital
juga dapat memiliki fitur autoranging. Fitur ini memungkinkan
meteran memilih kisaran yang tepat secara otomatis ketika
pengukuran dilakukan.
Sebuah baterai dapat dibentuk dari sel-sel listrik yang
berdiri sendiri yang diletakkan di dalam sebuah kotak baterai.
Kotak baterai plastik memiliki kontak-kontak dan kawat-kawat yang
saling menghubungkan sel-sel listrik di dalam baterai. Kotak yang
diperlihatkan pada foto di halaman 5 memiliki empat sel alkalin.
Tiap-tiap sel alkalin menghasilkan 1,5 V sehingga tegangan
keselurahan baterai adalah 6 V. Baterai berukuran praktis pada
foto di belah kanan ini memiliki 8 sel alkalin dan ukuran panjang
yang hanya 28 mm. Baterai ini memberikan pasokan 12V. Baterai-
baterai kecil semacam ini digunakan dalam aplikasi-aplikasi dimana
kita membutuhkan tegangan yang relatif tinggi namun kita hanya
memiliki ruang yang kecil. Contoh-contohnya antara lain adalah
peralatan fotografi dan pengontrol jarak jauh key-fob.
Besaran satuan untuk arus listrik adalah ampere. Simbol
besaran ini adalah A. Hanya sedikit orang yang digunakan adalah
amp. Sebuah lampu listrik yang dipasok dari sumber listrik (mains)
membutuhkan kurang lebih sepertiga amp untuk menjadikannya
bersinar terang. Sebuah pemanas ruangan dua batangan membutuhkan
kurang lebih 8 amp.
Arus listrik dengan jumlah (atau magnitudo) yang lebih kecil
di ukur dengan suatu miliamp. Satu miliamp, yang simbolnya mA,
adalah seperseribu dari satu amp. Sebuah bohlam lampu senter
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1membutuhkan 60 mA atau kurang. Satuan arus listrik yang lebih
kecil lagi adalah mikroamp yang simbolnya adalah µA. Satu mikroamp
adalah seperseribu dari satu miliamp, atau sepersejuta dari satu
amp. Jam-jam dinding listrik dan jam-jam tangan listrik hanya
membutuhkan beberapa mokroamp. Itu sebabnya sebuah baterai AAA
tunggal mampu menghidupkan sebuah jam dinding selama berbulan-
bulan. Arus mengalir di sepanjang jalur rangkaian listrik. Arus
mengalir dari terminal positif baterai melewati lampu dan kembali
memalui termnal negatif. Besarnya arus yang mengalir dari terminal
positif baterai, melewati lampu dan kembali ke baterai melalui
terminal negatif. Besarnya arus yang mengalir di semua bagian
rangkaina listrik sama. Tegangan listrik adalah gaya listrik yang
menggerakan arus untuk mengalir di sepanjang sebuah rangkaian
llistrik. Besaran satuan untuk tegangan listrik adlah volt, dengan
simbol V. Kebanyakan sel listrik menghasilkan tagangan sebesar
kurang lebih 1,5 V. Tegangan sumber listrik PLN adalah 230 V.
Di sebuah stasiun pembangkit listrik, tegangan yang
dibangkitkannya lebih besar dan diukur dalam satuan kilovolt, yang
simbolnya adalah kV. Satu kilovolt setara dengan seribu volt. Pada
saluran-saluran transmisi tegangan-tinggi, tegangan yang ada dapat
mencapai 400 kV.
Tegangan-tegangan yang lebih rendah diukur dalam satuan
milivolt adalah seperseribu dari satu volt. Tegangan-tegangan yang
lebih rendah lagi diekspresikan dalam satuan mikrovolt, dengan
simbol µV. Satu mikrovolt adalah seperseribu dari satu milivolt
atau sepersejuta dari satu volt. Sinyal- sinyal listrik yang
datang dari sebuah mikrofon atau perangkat-perangkat sensor lain
pada umumnya terukur dlam bagian milivolt atau mikrovolt. Arus
digerakkan untuk mengalir di sepanjang rangkaian oleh gaya gerak
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1listrik (tegangan) yang timbul antara terminal positif dan
terminal negatif baterai. Daya listrik mempresentasikan laju
perubahan energi yang dihasilkan oleh sebuah perangkat listrik,
dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya.Semakin besar arus dan
semakin besar gaya gerak listriknya, semakin besar daya
dihasilkan.
Untuk pasokan daya listrik yang kontinu, atau sebaliknya
pasokan- pasokan sekejap (burst) dengan ukuran yang besar, kita
menggunakan sel- sel yang dapat diisi ulang. Ketika sel semacam
ini kehabisan dayanya, kita menyambungkannya ke sebuah charger
(pengisi-ulang) yang megambil dayanya dari sumber listrik (listrik
PLN). Arus yang diberikan sumber listrik akan memulihkan senyawa-
senyawa kimiawi di dalam sel kembali ke keadaan aslinya. Sel-sel
listrik isi ulang di antaranya adalah sebuah baterai dibentuk oleh
sejumlah sel listrik yang disambungkan satu sama lainnya. Sel-sel
ini umumnya disambungkan sedemikian rupa sehingga baterai dapat
menghasilkan tegangan output yang lebih besar. Sebagai contoh,
baterai PP3 yang populer digunakan dapat menghasilkan 9V. Baterai
ini terdiri dari enam buah sel yang masing-masingnya mampu
menghasilkan 1,5 V. Baterai ini digunakan pada jam dinding, alat-
alat pengukuran dan pada perangkat- perangkat arus rendah lainnya.
(Owen Bishop, 2002)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
3.1.1 Peralatan
1. Osiloskop digital
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1Berfungsi alat untuk mengukur frekuensi, periode,
tegangan dan menampilkannya dalam bentuk gelombang
2. PSA
Berfungsi sebagai sumber tegangan AC
3. Kabel penghubung
Berfungsi untuk menghubungkan alat yang satu dengan alat
yang lain
4. Multimeter (1 buah)
Berfungsi untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan
listrik
5. Baterai (4 buah)
Berfungsi sebagai sumber tegangan DC
3.1.2 Bahan-
3.2 Prosedur Percobaan
a. Mengukur tegangan DC
- Dengan Mulitimeter
1. Disediakan peralatan yang digunakan
2. Dihidupkan multimeter
3. Distel multimeter ke volt adjustment (voltmeter)
4. Dihubungkan kabel merah multimeter ke kutub positif
baterai 1,5 V dan kabel hitam dihubungkan ke kutub
negatif baterai
5. Dicatat hasil tegangan yang ditampilkan multimeter
6. Diulangi percobaan diatas dengan menggabbungkan baterai
menjadi 3V, 4V, 5V dan 6 V
- Dengan menggunakan Osiloskop
1. Disediakan peralatan yang digunakan
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.12. Dihidupkan osiloskop
3. Dihubungkan kabel ke CH1
4. Dikalibrasi osiloskop terlebih dahulu sebelum digunakan
5. Dihubungkan kabel probe negatif osiloskop ke negatif
baterai
6. Dihubungkan kabel probe positif osiloskop ke positif
baterai
7. Ditekan tombol auto untuk mengetahui tegangan yang
diukur
8. Diulangi percobaan diatas dengan menggabungkan baterai
menjadi 3V, 4V, 5V dan 6 V
b. Untuk tegangan AC
- Dengan menggunakan multimeter
1. Disediakan peralatan yang digunakan
2. Dihidupkan multimeter
3. Disetel multimeter ke volt adjustment (voltmeter)
4. Dihidupkan PSA
5. Dihubungkan kabel positif multimeter ke positif PSA dan
kabel negatif menggunakan kabel penghubung dan penjepit
buaya
6. Diatur tegangan 2V pada PSA
7. Dicatat hasil tegangan yang ditampilkan multimeter
8. Diulangi percobaan di atas dengan tegangan 2V-12V dengan
interval 2V
- Dengan menggunakan Osiloskop
1. Disediakan peralatan yang digunakan
2. Dihidupkan osiloskop
3. Dihubungkan kabel ke CH1
4. Dikalibrasi osiloskop terlebih dahulu sebelum digunakan
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.15. Dihidupkan PSA
6. Dihubungkan kabel probe negatif ke negatif PSA
7. Dihubungkan kabel probe positif ke positif PSA
8. Diatur tegangan senilai 2V pada PSA
9. Ditekan auto untuk mengetahui tegangan yang diukur
10. Diulangi percobaann diatas untuk tegangan 4V-14V
dengan interval 2V
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan
Tegangan DC
BATERAI MULTIMETER OSILOSKOP1,5 V 1,57 V 1,48 V3 V 3,12 V 3,60 V4,5 V 4,68 V 4,48 V6 V 6,25 V 5,92 V
Tegangan AC
PSA MULTIMETER OSILOSKOP2 V 1,42 V 1,58 V4 V 3,46 V 3,36 V
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.16 V 5,28 V 5,12 V8 V 7,41 V 6,96 V10 V 9,44 V 9 V12 V 11,22 V 11,4 V14 V 12,31 V 13,0 V
Medan, 27 September
2013
Asisten, Praktikan,
(Togar Josua Manik) (Marta
Masniary Nainggolan)
4.2 Gambar Percobaan
4.2.1 Untuk Tegangan DC
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
4.2.2 Untuk Tegangan AC
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.14.3 Analisa Data
1. Menghitung % ralat pada percobaan tegangan PSA
a. Dengan menggunakan Osiloskop
%ralat=|Vt−VpVt |x100%
Untuk tegangan PSA = 2 Volt
%ralat=|2−1,582 |x100%=21%
Untuk tegangan PSA = 4 Volt
%ralat=|4−3,364 |x100%=16%
Untuk tegangan PSA = 6 Volt
%ralat=|6−5,126 |x100%=14,66%
Untuk tegangan PSA = 8 Volt
%ralat=|8−6,968 |x100%=13%
Untuk tegangan PSA = 10 Volt
%ralat=|10−910 |x100%=10 %
Untuk tegangan PSA = 12 Volt
%ralat=|12−11,412 |x100%=5%
Untuk tegangan PSA = 14 Volt
%ralat=|14−13,014 |x100%=7,143%
b. Dengan menggunakan multimeter
%ralat=|Vt−VpVt |x100%
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1Untuk tegangan PSA = 2 Volt
%ralat=|2−1,422 |x100%=29%
Untuk tegangan PSA = 4 Volt
%ralat=|4−3,464 |x100%=13,5%
Untuk tegangan PSA = 6 Volt
%ralat=|6−5,286 |x100%=12%
Untuk tegangan PSA = 8 Volt
%ralat=|8−7,418 |x100%=7,375%
Untuk tegangan PSA = 10 Volt
%ralat=|10−9,4410 |x100%=5,6%
Untuk tegangan PSA = 12 Volt
%ralat=|12−11,2212 |x100%=6,5%
Untuk tegangan PSA = 14 Volt
%ralat=|14−13,3114 |x100%=12,071%
2. Menghitung % ralat pada percobaan tegangan baterai
a. Dengan menggunakan osiloskop
Untuk baterai 1,5 volt (1 buah)
%ralat=|1,5−1,481,5 |x100%=1,33%
Untuk baterai 3 volt (2 buah)
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
%ralat=|3−3,603 |x100%=20%
Untuk baterai 4,5 volt (3 buah)
%ralat=|4,5−4,484,5 |x100%=0,444%
Untuk baterai 6 volt (4 buah)
%ralat=|6−5,926 |x100%=1,33%
b. Dengan menggunakan multimeter
Untuk baterai 1,5 volt (1 buah)
%ralat=|1,5−1,571,5 |x100%=4,67%
Untuk baterai 3 volt (2 buah)
%ralat=|3−3,123 |x100%=4%
Untuk baterai 4,5 volt (3 buah)
%ralat=|4−4,684,5 |x100%=4%
Untuk baterai 6 volt (4 buah)
%ralat=|6−6,256 |x100%=4,167%
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.Dari percobaan diketahui perbedaan osiloskop analog dan
digital yaitu osiloskop analog menggunakan tegangan yang
diukur untuk menggerakkan berkas elektron dalam tabung gambar
ke atas atau ke bawah sesuai dengan bentuk gelombang yang
diukur. Pada layar osiloskop dapat langsung ditampilkan bentuk
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1gelombang tersebut. Sedangkan osiloskop digital mencuplik
bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC
(Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan
yang dicuplik menjadi besaran digital. Isyarat digital ini
kemudian direka-ulang menjadi bentuk gelombang seperti aslinya
yang hasilnya dapat ditampilkan pada layar
2.Dari percobaan diketahui prinsip kerja osiloskop yaitu
mempercepat berkas elektron dengan tegangan tinggi V yang
ditembakkan oleh plat katoda yang disebut elektron gun. Ketika
berkas elektron ini mencapai dan menumbuk lapisan fosfor, akan
terjadi peristiwa fluoresensi dimana elektron akan memencar
tetap namun dapat kembali pada keadaan semula sehingga pada
layar osiloskop akan nampak sebagai bintik cahaya
3.Dari percobaan diperoleh hasil tegangan DC dan AC, sebagai
berikut:
Tegangan DC:BATERAI MULTIMETER OSILOSKOP1,5 V 1,57 V 1,48 V3 V 3,12 V 3,60 V4,5 V 4,68 V 4,48 V6 V 6,25 V 5,92 V
Tegangan AC:PSA MULTIMETER OSILOSKOP2 V 1,42 V 1,58 V4 V 3,46 V 3,36 V6 V 5,28 V 5,12 V8 V 7,41 V 6,96 V10 V 9,44 V 9 V12 V 11,22 V 11,4 V14 V 12,31 V 13,0 V
4. Dari percobaan diketahui perbedaan hasil pengukuran osiloskop
dengan multimeter yaitu berselisih dari yang terkecil 0,09V
sampai yang terbesar 0,69V
Laboratorium Fisika GelombangDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan melengkapi kelengkapan praktikum sebelum
praktikum dimulai
2. Sebaiknya praktikan memahami teori yang bersangkutan dengan