Top Banner
160

Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Jan 13, 2015

Download

Education

Serenity 101

Skripsi sebelum direvisi.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Page 2: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,

pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas

bidang komunikasi.1

Pada saat seseorang berkomunikasi, orang tersebut menghasilkan,

mengalihkan, dan menerima pesan-pesan. Setiap interaksi komunikasi

menyediakan data bagi pemberi informasi ataupun penerima informasi.

Potensi produktivitas dalam organisasi maupun dalam suatu komunitas di

masyarakat akan meningkat apabila mereka memiliki informasi yang

diperlukan.2

Masyarakat akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka

sendiri jika mereka diberi informasi dengan baik dan diberi jalan masuk

menuju informasi tersebut.3 Jalan masuk untuk mendapatkan informasi adalah

bagian dari rasa keadaan percaya dan rasa aman. Komunikasi bertujuan untuk

mempengaruhi orang lain, dan para komunikator dalam organisasi melakukan

upaya komunikasi dengan tujuan untuk menolong orang lain. Komunikasi

1 Littlejohn, Stephen W, 1992, Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. P. 2-10

2 Curtis, Dan B., Floyd, James J., and Jerry L. Winsor. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Rosdakarya. Bandung.

1996. Hal 5

3 Ibid.

1

Page 3: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

menjadi berguna untuk merangsang minat, mengurangi permusuhan, dan

menggerakkan masyarakat untuk melakukan suatu tugas atau mendidik

perilaku.4

Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai jurusan akademis pada

awalnya merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip dasar dalam

berkomunikasi.5 Seiring dengan perkembangan teknik, ilmu pengetahuan, dan

lingkungan, humas pun berevolusi. Jumlah literatur tentang kehumasan

berkembang dari beberapa helai brosur menjadi suatu kepustakaan luas yang

mencakup bidang-bidang yang begitu beragam dan terspesialisasi seperti:

pendapat umum dan persuasi; teori, metode, teknologi, dan evaluasi

komunikasi; riset, media; analisis isi, studi khalayak; manajemen; peraturan

pemerintah dan hukum, serta pertanggung jawaban sosial. Revolusi

komunikasi yang berlangsung saat ini memperlihatkan perkembangan penting

dalam menjawab tantangan-tantangan yang sedang dihadapi oleh masyarakat

dan arah-arah yang mungkin ditempuh di masa depan.

Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,

mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur oleh

individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan

suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.6 Prinsip

komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk menciptakan

dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan kebijaksanaan,

4 Ibid.

5 Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal iii

6 Ibid..Hal 6

2

Page 4: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau mempromosikannya

kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik.7

Dalam organisasi, upaya mengkomunikasikan itikad baik banyak

dilakukan oleh pemerintah, organisasi untuk laba maupun nirlaba. Organisasi

untuk laba melakukannya melalui upaya divisi tanggung jawab sosisal

perusahaan (Coorporate Social Responsibility) maupun iklan layanan

masyarakat, sementara organisasi nirlaba melakukannya dengan cara yang

lebih alamiah, itikad baik adalah dasar mengapa organisasi nirlaba tersebut

didirikan. Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk

dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual produk

ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol seperti

yang dilakukan pemerintah. Menurut Peter F. Drucker, pakar manajemen

untuk organisasi nirlaba, produk organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu

atau peraturan yang efektif. Produk organisasi nirlaba adalah "perubahan

menjadi manusia yang lebih baik". Institusi nirlaba adalah agen perubahan

pada manusia. Pada insititusi nirlaba "produk" nya adalah pasien yang

sembuh, seorang anak yang berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda

yang tumbuh menjadi pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri;

dan apabila dilihat dalam bentuk keseluruhannya; perubahan pada kehidupan

manusia.8 Drucker berpendapat bahwa organisasi nirlaba memiliki tantangan

yang berbeda dari organisasi untuk laba, organisasi ini memerlukan upaya

7 Ibid. Hal 7 8 Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachusetts,

1990. P. 3

3

Page 5: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

jelas dalam berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah

kepemimpinan, dan melakukan manajemen sumber daya. 9

Sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan

hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan target khalayak

yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi, humas berperan

untuk menjaga citra organisasi. Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang

berdasarkan tingkat pengetahuan dan pengertiannya akan fakta-fakta yang ia

miliki tentang sesuatu (baik itu orang, produk atau situasi). Informasi yang

salah tentang seseorang akan mengakibatkan pencitraan yang salah tentang

orang tersebut. Humas memiliki peranan kunci untuk membantu memberi

informasi baik pada publik internal maupun eksternal untuk menyediakan

informasi yang faktual, dalam format yang mudah dimengerti, sehingga

ketidak pedulian akan organisasi, produk, atau perseorangan dapat diluruskan.

Citra dan pengertian yang salah dan tidak diluruskan tentang sesuatu dapat

memiliki kekuatan perusak karena menjadi institusi/ orang yang dikenal

membingungkan publik.

Humas juga memiliki peran dalam menciptakan ketertarikan publik

pada situasi tertentu atau pada rangkaian acara yang dapat memiliki pengaruh

besar pada organisasi atau sekelompok orang. Menggunakan metode-metode

dan teknik humas pada acara-acara seperti ini bisa jadi akan sangat efektif.

Khalayak pada umumnya skeptis atau tidak peduli pada suatu situasi karena

mereka tidak mengerti apa yang tengah terjadi, atau mengapa. Saat hal ini

terjadi Humas berperan dalam memainkan kartu, dimana kartu ini berfungsi

9 Ibid.

4

Page 6: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

menjelaskan situasi tertentu atau suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya

sehingga ketidak pedulian, bahkan permusuhan dalam suatu lingkungan dapat

menjadi pengertian dan penerimaan. Pekerjaan humas yang berhasil adalah

saat organisasi/ orang/ atau situasi yang didukungnya mendapatkan simpati

dan satu-satunya jalan agar hal ini tecapai adalah dengan menyediakan

informasi yang jelas dan tidak bias.

Wikimedia Indonesia adalah organisasi nirlaba berbentuk perkumpulan

dengan misi mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran

pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di

Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif

Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya

pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar.

Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi

identitas para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan

membangun proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan pengetahuan

dilakukan secara teroganisir, terencana, dengan target yang jelas. Saat

didirikan dan diakui sebagai afiliasi Wikimedia Foundation (WMF) di bulan

Desember 2008, Wikimedia Indonesia menjadi salah satu afiliasi dari ke-27

mitra lokal WMF di dunia. Misi membebaskan pengetahuan adalah usaha

global yang memberikan alternatif cara untuk menjembatani kesenjangan

pengetahuan karena ketiadaan akses ataupun tidak-tersedianya informasi itu

sendiri.

5

Page 7: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Salah satu masalah organisasi adalah fakta dimana situs pengetahuan

yang mereka dukung, sebuah situs pengetahuan terbesar berbahasa

Indonesia yang dikunjungi oleh 1,5 juta pembaca setiap harinya, hanya

memiliki rata-rata 28 kontributor yang menyumbang lebih dari tiga kali

suntingan per hari. Menurut alexa, sebuah perusahaan informasi untuk

kunjungan situs web, situs Wikipedia pada bulan Mei 2010 merupakan situs

dengan peringkat ke-11 yang paling banyak dikunjungi di Indonesia,

separuh kecil (40 persen) dari arus pengunjung Indonesia mengunjungi situs

Wikipedia bahasa Inggris dan separuh besarnya (50 persen) mengunjungi

Wikipedia bahasa Indonesia.10 Aktifitas suntingan lebih dari tiga kali per

hari dinamakan pengguna “sangat aktif” untuk statistik, sementara pengguna

“aktif” adalah pengguna yang melakukan aktifitas tiga kali sunting dalam

sebulan, pengguna “pasif” adalah pembaca yang tidak melakukan suntingan

sama sekali. Sehingga bisa dikatakan pengguna sangat aktif stagnan di

angka rata-rata 28 orang per bulan selama tiga tahun (2007-2009). 11 Salah

satu aktifitas yang diharapkan dapat berkontribusi langsung untuk

penambahan pengguna sangat aktif; yaitu seminar dan pelatihan setelah

dilakukan sekitar sembilan kali di berbagai kota, termasuk Jakarta, namun

hasilnya tidak terlihat dalam penambahan pengguna baru.

Pengamatan pada organisasi ini menunjukkan bahwa organisasi

membutuhkan dana untuk melaksanakan aktifitasnya namun terbentur dengan

idealisme ke-sukarela-an. Walaupun organisasi memiliki model organisasi dan

10 Siaran Pers Wikimedia Indonesia Peluncuran Kompetisi: http://wikimedia.or.id/wiki/Siaran_pers/_Peluncuran_Kompetisi_Menulis_Bebaskan_Pengetahuan_201011 Situs statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm

6

Page 8: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

struktur yang baik, tidak adanya manajemen yang diterapkan dalam organisasi

mengakibatkan struktur tersebut tidak berfungsi. Organisasi tidak memiliki

sumber daya untuk mendapatkan dana dan luasnya cakupan hal-hal yang ingin

dilakukan membuat organisasi tidak fokus. Berafiliasi dengan organisasi-

organisasi Wikimedia lain di dunia yang notabene hampir seluruhnya berada

di negara maju dan sudah lebih dulu berdiri, organisasi afiliasi tersebut tidak

memiliki masalah dana, menjadikan masalah Wikimedia Indonesia geografi-

spesifik. Hal ini membuat posisi Wikimedia Indonesia terjepit oleh ide-ide

yang berhasil di belahan dunia barat yang tidak cocok diterapkan di Indonesia

karena tantangan dan kesempatan yang ada, secara geografis, berbeda.

Pertanyaan besar lain adalah mengapa organisasi nirlaba seperti Wikimedia

Indonesia, walaupun sudah mendapatkan banyak publikasi, sulit mendapatkan

sumbangan, dan tidak mendapatkan tawaran hibah? Padahal di luar organisasi

serupa hidup melalui sumbangan dan dibantu dana hibah oleh pemerintah

masing-masing.

Walaupun begitu organisasi ini potensial untuk mendapatkan dana dan

mengembangkan diri karena upayanya yang baik menarik banyak liputan

media. Hasil pengamatan lain dalam organisasi adalah minimnya sumber daya

manusia. Organisasi didirikan oleh 19 orang dan kini memiliki 24 anggota.

Seluruh anggota ini merupakan relawan dengan kesibukannya masing-masing,

baik sebagai professional maupun kesibukan keluarga. Mereka tidak memiliki

banyak waktu, bahkan untuk bertemu.

7

Page 9: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Kemampuan penggalangan dana untuk Wikimedia Indonesia menjadi

menarik untuk diteliti karena setelah reformasi banyak bermunculan kekuatan

masyarakat sipil dalam bentuk kelompok-kelompok kepentingan ataupun

kelompok berdasarkan kesamaan ketertarikan. Membangun masyarakat sipil

dan menyediakan layanan-layanan yang dampaknya dapat dirasakan langsung

oleh rakyat membantu memperkuat negara dalam upayanya mengamankan,

memakmurkan, mendamaikan dan memajukan rakyat. Tiga pilar utama negara

demokrasi adalah pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat sipil. Tiga pilar

ini menyokong berdirinya negara yang kuat, apabila salah satu dari pilar ini

goyah, makah, seluruh sistem juga menjadi labil. Masyarakat sipil berada

diantara pemerintah dan sektor bisnis, dan seringkali menyuarakan perubahan

antara keduanya dan memberikan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat

diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri. Pendidikan

dan kesehatan, keagamaan dan keluarga, hal hal ini lah yang berada dalam

ranah masyarakat sipil. Masyarakat dimana individu-individu saling

bekerjasama dan dengan otoritas, dan masalah individu ataupun sosial dapat

diatasi. Masyarakat sipil juga suatu bentuk asuransi dimana kelompok-

kelompok kepentingan yang tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan

kekuatan ekonomi dapat menyuarakan kekhawatirannya.

Kemampuan menggalang dana menjadi kemampuan penting pada

kelompok-kelompok ini untuk dapat melaksanakan kegiatannya. Peneliti

tertarik untuk mengetahui apakah program humas dalam organisasi-organisasi

8

Page 10: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

seperti Wikimedia Indonesia berperan bagi kemampuan penggalangan dana

dan membantu lembaga donatur memutuskan pemberian hibah.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya maka perumusan

masalah penelitian ini adalah: Bagaimana mengidentifikasi peran dan fungsi

humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan

penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi

humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan

penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia.

1.4. Kegunaan penelitian

1.4.1 Kegunaan akademis

Penelitian ini akan menjadi sumbangan dan bahan masukan bagi

pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang humas.

Khususnya ditilik dari bagaimana upaya organisasi nirlaba dalam

mendapatkan simpati dari pemangku kepentingan berdasarkan penerapan-

penerapan teori tentang pelaksanaan komunikasi untuk humas.

1.4.2. Kegunaan praktis

9

Page 11: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Penelitian program humas yang diterapkan secara strategis dan

terintegrasi akan sangat berguna untuk:

Organisasi serupa: banyak organisasi nirlaba berbasiskan komunitas

mulai bermunculan di Indonesia, sebagian besar mengalami masalah

dana, krisis kepemimpinan, dan terjadinya distorsi misi organisasi saat

menerjemahkan visi dan misi organisasi menggunakan acara langsung

sebagai implementasi misi dilapangan. Penelitian ini dapat membantu

memahami praktek yang berhasil dan memetik pelajaran berharga

untuk menghindari pengulangan uji coba hal yang sama di lapangan

sebagai kajian reaksi publik internal dan eksternal.

Bagi pemerintah: mendukung program-program berbasis akar rumput

yang muncul dari masyarakat. Sehingga pemerinta dapat mengevaluasi

kebijakan-kebijakan dan program untuk publik sehingga selaras dan

sinergis dengan harapan masyarakat sipil yang mendukung upaya yang

sama melalui organisasi nirlaba mereka

Bagi lembaga donor: agar memahami tantangan organisasi nirlaba

dalam masyarakat sipil Indonesia dan mengevaluasi bagaimana

program – program yang diperkenalkan oleh organisasi nirlaba dapat

diterima oleh para target khalayaknya.

Bagi masyarakat umum: sebagai penikmat hasil upaya-upaya

kelompok dapat menentukan dukungan mereka berdasarkan prioritas

yang mereka rasakan sendiri.

10

Page 12: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,

pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas

bidang komunikasi.12

Komunikasi secara etimologi terkait pada kata “communion” yang

berasal dari Bahasa Perancis Kuno yang berarti berbagi (perasaan) dan

“community” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti sekelompok orang

yang tertarik akan hal yang sama – keduanya merupakan kata yang berasal

dari Bahasa Latin “Communicare” yang berarti “untuk dibuat menjadi

sama”.13

Banyak pakar bergulat akan definisi komunikasi dan mencoba

menjawab bagaimana dan mengapa komunikasi terjadi. Secara akademis

definisi komunikasi dibedah untuk menentukan variabel apa yang membantu

manusia memahami mengapa sebagian orang dapat berkomunikasi lebih

efektif dari sebagian lainnya. Definisi komunikasi juga menjadi dasar untuk

menjelaskan apakah komunikasi merupakan sebuah proses atau tindakan,

ataukah merupakan rangkaian dari tindakan-tindakan yang kemudian dilihat

sebagai proses? Beberapa definisi komunikasi lainnya mencoba menjelaskan

apakah komunikasi merupakan fungsi, dan apakah manusia dapat tidak

12 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. 1992. P. 2-1013 Weekly, E. An Etimological Dictionary of Modern English (Vol.1). Dover Publication, New York. 1967

11

Page 13: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

berkomunikasi? Sejalan dengan waktu, penggunaan simbol-simbol untuk

mentransmisikan ide-ide dan informasi dari orang yang satu ke orang yang

lain menjadi satu variabel komunikasi antar pribadi. Kemudian muncul

pemaknaan, dimana komunikasi merupakan terciptanya makna saat penerima

berhasil menerjemahkan apa yang orang lain (pengirim) lakukan atau

ucapkan.14

Kemampuan menerjemahkan pesan oleh penerima ini dipertimbangkan

sebagai dasar dari komunikasi. Sejalan dengan penemuan-penemuan di bidang

teknologi komunikasi “interaksi” masuk dalam definisi-definisi komunikasi.

Komunikasi sebagai bentuk interaksi yang muncul antara satu orang dan

lainnya sebagai cermin keinginan untuk berbagi dan membuat kemajuan

dalam membina hubungan. Manusia juga diperkirakan membentuk identitas

mereka dan membangun hubungan antar pribadi melalui komunikasi. 15

Para pakar kemudian mempelajari lebih lanjut apakah sebagian

hubungan antar pribadi lebih baik dari sebagian lainnya karena orang-orang

didalamnya dapat berkomunikasi dengan baik? Karena itu dipertimbangkan

juga apabila komunikasi dapat memberbaiki hubungan apakah yang

sebaliknya dapat terjadi. Di saat lain kajian tentang komunikasi massa

(melalui media radio, TV, atau koran) mulai mengevaluasi apakah siaran/

publikasi yang mereka siarkan, mengendalikan apa yang pemirsa/ pembacanya

pikirkan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembaca/ pemirsa justru

membentuk wacana media massa melalui pilihan media yang mereka lakukan

14 Heath R. L and Bryant J. Human Communication Theory and Research: Concepts, Context, and Challenges. Lawrence Erlbaum Associates, Inc,. Publishers. New Jersey 2000. P 46-48

15 Ibid.

12

Page 14: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

saat mereka membeli koran/ majalah tertentu atau menentukan pertunjukkan

apa yang akan mereka tonton. Berbagai macam definisi komunikasi ini secara

ringkas mencakup empat hal: definisi komunikasi yang mencakup komunikasi

antar pribadi, kelompok, organisasi, dan media massa. Berikut adalah

penjabarannya.16

Gebner (1967) mendefinisikan komunikasi sebagai “interaksi melalui

rangkaian pesan-pesan. Pesan-pesan ini secara formal berupa kode-kode

simbolik atau kejadian-kejadian yang mewakili arti tertentu yang dimengerti

secara umum dalam sebuah kebudayaan yang diproduksi untuk

membangunkan pengertia tersebut.”17 Untuk mengindikasikan bagaimana

komunikasi muncul, Gebner menggunakan istilah “membangunkan”. Seperti

banyak pakar lainnya yang berpikir bahwa pesan merangsang atau

“membangunkan” makna. Komunikasi seperti ini bersandar pada paradigma

“rangsangan – umpan balik” atau dikenal sebagai “stimulus-respon”. Apa

yang seseorang katakana (rangsangan) memiliki makna sesuai dengan hasi

pemaknaan (umpan balik) orang lain akan pernyataan tersebut. Gebner juga

mengmukakan pesan secara resmi (formal) dikemas dalam “kode”. Dalam

definisi komunikasinya Gebner tidak mengikut-sertakan komunikasi informal

atau perilaku tidak sengaja, termasuk diantaranya petunjuk-petunjuk

nonverbal seperti anggukan persetujuan atau melirik orang lain. Apakah

seseorang berkomunikasi dengan orang lain walaupun ia tidak bermaksud

begitu? Teori akomodasi tuturan kata memberikan penjelasan bagaimana 16 Ibid.17 Mass Media and Human Communication Theory. In Frank E.X. Dance (Ed.) Human Communication Theory:

Original Essays. New York: Holt, Rinehart & Winston, 1967. Reprinted in Denis McQuail (Ed.) Sociology of Mass Communications. New York: Penguin Books, 1972.. P. 430.

13

Page 15: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

umpan balik nonverbal, cocok dengan perilaku yang muncul; apabila satu

orang senang dengan orang lain, ia cenderung untuk berperilaku sama dengan

orang tersebut.

E.M Rogers dan Kincaid (1981) mengemukakan teori konvergensi

dimana mereka memberikan argumentasi bahwa melalui komunikasi “pihak-

pihak yang berkomunikasi menciptakan dan bertukar informasi antar satu dan

lainnya dengan tujuan menemukan pemahaman bersama melalui

percakapan”18 Disini ditekankan bahwa insentif dari komunikasi adalah

pemahaman, dan “komunikasi merupakan awal dari pengertian”. Cronan,

Pearce, dan Haris (1982) melihat komunikasi sebagai “Proses dimana

seseorang menciptakan memelihara, dan mengubah aturan sosial, hubungan

antar manusia, dan identitas.”19 Definisi ini menantang para peneliti

komunikasi untuk melihat bagaimana “manusia berkoordinasi menggunakan

keterampilan mereka mengelola pesan untuk menyampaikan makna.”

Sebelumnya W.B. Pearce dan Cronan (1980) yakin bahwa melalui komunikasi

“ banyak orang secara kolektif menciptakan dan mengelola realitas sosial”.20

Seperti juga E.M Rogers dan Kincaid (1981), Pearce dan Cronen beralasan

bahwa orang-orang berinteraksi karena mereka harus berkoordinasi – datang

untuk berbagi – dimana ini berarti beradaptasi dengan cukup baik untuk dapat

hidup bersama pada derajat keteraturan sosial tertentu.

18 Rogers, E. M., & Kincaid, D. L. Communication networks: Toward a new paradigm for research. New York: Free Press. 1981. P 63.

19 Vernon E. Cronen, W. Barnett Pearce, and Linda M. Harris. "The Coordinated Management of Meaning: a Theory of Communication," P 85-86.in Frank E. X. Dance, ed., Human Communication Theory. New York: Harper and Row. 1982.

20 W. Barnett Pearce and Vernon E. Cronen. Communication, Action and Meaning: The Creation of Social Realities. Praeger, 1980. P. 7

14

Page 16: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Pandangan dimana komunikasi dilihat sebagai interaksi menekankan

upaya-upaya dinamis yang dilakukan oleh banyak orang saat mereka

berkomunikasi antara satu dan lainnya. Analisis ini menunjukkan bagaimana

interaksi membentuk pola-pola yang pada akhirnya penting dalam

pembelajaran komunikasi antar pribadi. Mc Laughin (1984) beralasan bahwa

percakapan tidak tumbuh secara acak, mereka mengikuti pola-pola spesifik,

dan belokan-belokan tertentu yang patuh terhadap aturan. Bagaimana

seseorang memahami situasi dimana mereka berinteraksi mempengaruhi

bagaimana mereka berkomunikasi.21 Manusia menggunakan aturan untuk

mencapai tujuan, mereka menggunakan pemahaman mereka dalam menangani

situasi (Cody dan Mc Laughin 1985).22

Pada tahun 1986 DeVito mengembangkan pengertian komunikasi

melalui bukunya “The Communication Handbook: A Dictionary”. Menurut

DeVito komunikasi adalah sebuah proses atau tindakan dimana pesan

disampaikan pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu (transmisi)

yang terjadi dengan adanya gangguan.23 Beberapa ahli kemudian

menambahkan bahwa transmisi ini disengaja dengan tujuan menimbulkan

perubahan. DeVito menjelaskan konsep “proses” dalam definisi diatas sebagi

sesuatu yang berkelanjutan, tidak diam (statis). “Komunikasi digambarkan

sebagai proses untuk menekankan bahwa selalu ada yang berubah, selalu

21 McLaughlin, Margaret L. Conversation: How talk is organized. Sage Series in Interpersonal Communication 3. Beverly Hills. 1984.

22 Cody, M.J., & McLaughlin, M.L. The situation as a construct in interpersonal communication research.  In M. L. Knapp & G. R. Miller (eds.), Handbook of interpersonal communication.  (pp. 263-312). Sage. Beverly Hills. 1985

23 DeVito, J.A. The Communication Handbook:A Dictionary. Harper & Row. New York. 1986. P. 61

15

Page 17: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

bergerak”.24 Karena itu dalam konsep proses, komunikasi digambarkan

sebagai rangkaian aktifitas yang berkelanjutan dan tidak terputus. Proses

komunikasi melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu, sebab-

sebab, dan akibat-akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa jadi merubah

subyek komunikasi dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut

dilakukan. Karena itu elemen kunci dalam proses komunikasi ini adalah

terjadinya “perubahan”.25

Sementara “pesan” merupakan “sinyal atau kombinasi dari sinyal yang

berfungsi sebagai rangsangan untuk penerima”.26 Pesan bisa jadi berupa tanda

atau lambang. Tanda, disatu sisi merupakan sesuatu yang alamiah, suatu

fenomena yang dimengerti secara universal, contohnya: kilat, yang kemudian

diikuti dengan gemuruh petir, atau asap, yang menyadarkan orang akan

adanya api (sebagai penyebabnya). Disisi lain simbol atau lambang,

merupakan ciptaan/ kreasi manusia. Lambang lalu lintas “berhenti” misalnya,

merupakan ciptaan manusia untuk menyampaikan pesan, dan karena lambang

tersebut tidak alamiah ataupun tidak dimengerti secara universal karena itu

dinamakan sebagai simbol.

Saluran dalam pernyataan ini merupakan “kendaraan” atau medium

yang digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal komunikasi. 27 Saluran yang

digunakan bisa jadi dapat dirasakan secara visual ataupun tidak, contohnya;

24 Ibid. P. 23825 Anderson, J.A. Communication research: Issues and methods. McGraw-Hill Book Company. New York. 1987. P. 4626 DeVito, op.cit., P. 20127 DeVito, op.cit., P. 52

16

Page 18: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

jarak antara dua orang yang sedang berbicara, suatu tempat diskusi dalam

jaringan (online), pesawat televisi, dan lain sebagainya.

Sementara gangguan adalah seluruh faktor-faktor yang bertanggung

jawab yang mengubah bentuk pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, dan

seluruh faktor yang menggangganggu penerima menerima pesan sebagaimana

pesan tersebut dikemas oleh si pengirim untuk diterima.28 DeVito

mengidentifikasikan tiga macam gangguan dalam komunikasi: gangguan fisik,

gangguan psikologis, dan gangguan semantic. Tipe pertama, gangguan fisik,

mempengaruh transmisi sinyal atau pesan secara fisik: seperti suara kendaraan

yang berisik, bunyi musik yang terlalu kencang, pembicara yang canggung,

ataupun kacamata hitam. Gangguan psikologis diantaranya termasuk pendapat

buruk tentang seseorang atau sesuatu yang sudah terbentuk sebelum pesan

disampaikan, bias dikarenakan pengalaman/ kesukaan penerima yang tidak

berhubungan dengan pesan dan dapat mengubah bentuk penerimaan ataupun

pemrosesan pesan. Gangguan psikologis ini dapat terjadi pada pengirim

ataupun penerima. Dalam gangguan semantic, Devito mengetengahkan bahwa

hal ini dikarenakan ketidakmampuan penerima memahami pesan yang

dikirimkan oleh komunikator. Hal ini, diantaranya, dikarenakan: jargon, istilah

teknis, atau istilah-istilah rumit lainnya.

Banyak definisi-definisi memperlihatkan proses pengaruh-

mempengaruhi (pengaruh sosial). Dengan caranya yang mirip, Hewes &

28 DeVito, op.cit,. P. 209

17

Page 19: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Planalp (1987) memberikan argumentasi bahwa komunikasi timbul saat

perilaku seseorang berdampak pada orang lain.29

Kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi adalah yang membedakan

manusia dengan hewan. Kehidupan kita sehari-hari berpengaruh besar pada

cara kita berkomunikasi dengan orang lain.30 Penelitian mengenai komunikasi

ini difokuskan pada komunikasi sebagai proses dari perilaku yang sengaja

dikirimkan dan diterima.

2.2 Hubungan Masyarakat

Pada tahun 1978 bertempat di World Assembly of Public Relations di

Meksiko Hubungan Masyarakat (Humas) dideskripsikan sebagai pengetahuan

sosial dan seni dalam menganalisis kecenderungan, meramalkan akibat-

akibatnya, mengkonsultasikannya pada pimpinan-pimpinan organisasi, serta

melaksanakan program-program yang telah terencana dengan tujuan melayani

kepentingan organisasi dan kepentingan publik pada saat yang sama.

Sementara Webster New World Dictionary mendeskripsikan Humas

sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas,

khususnya menggunakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan, organisasi,

29 Hewes, D. E. and Planalp, S. The individual's place in communication science. In C. R. Berger & S. H. Chaffee (Eds.), Handbook of communication science (pp. 146-183). Newbury Park, CA: Sage. 1987

30 Gonick, Larry. Kartun (non) Komunikasi: Guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer

Gramedia, Jakarta. 2007.

18

Page 20: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini

publik dan citra yang menyenangkan bagi dirinya sendiri.”31

Menurut British Institute of Public Opinion Humas adalah upaya yang

disengaja, direncanakan, dan berkesinambungan untuk memelihara

pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya.

Sementara Public Relations Institute of South Africa mendeskripsikan

Humas sebagai fungsi manajemen, melalui komunikasi, melalui persepsi-

persepsi dan hubungan yang strategis antara organisasi dan pemangku-

pemangku kepentingannya baik secara internal maupun eksternal. Definisi

spesifik yang menekankan akan tanggung jawab Humas pada khususnya

diberikan oleh Public Relation News dimana Humas dijabarkan sebagai fungsi

manajemen yang mengevaluasi sifat publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-

kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi

berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk

mendapatkan pengeritan dan penerimaan publik.32

Cutlip, Center, dan Broom (1986) mendefinisikan Humas sebagai

fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang

baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi

kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.33 Definisi ini mengidentifikasi

pembentukan dan peliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan

antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi

31 Webster’s New World Dictionary of the American Language, 2nd college ed., William Collins & World Publishing Co., Inc. Cleveland. 1978

32 Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal. 6

33 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 6.

19

Page 21: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

humas. Pada saat yang sama definisi ini juga mengemukakan kriteria untuk

menentukan apa humas itu dan apa yang bukan humas.

2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas

Identifikasi adalah (1) upaya untuk menyamakan atau (2) memisahkan

satu hal dengan hal lain, secara lebih spesifik.34

2.3.1. Peran Humas

Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk

menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan

kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau

mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian

dan itikad baik.35 Bagi organisasi, pentingnya penyediaan informasi melalui

komunikasi tidak terbatas hanya untuk kalangan eksternal saja, kalangan

internal juga selain perlu pasokan informasi, perlu juga didengarkan. Menurut

Argenti (2003) jajaran manajemen perlu tahu bahwa apabila mereka

menyediakan informasi, mereka harus pula mendengarkan. Anggota

organisasi yang didengarkan akan menjadi lebih termotivasi dengan apa yang

sedang mereka kerjakan, merasa memiliki hubungan dengan misi organisasi

dan mengambil posisi untuk mendukung tujuan-tujuan organisasi.36 Untuk

dapat berfungsi sebagai kelompok, maka individu-individu yang

mengelompok bersama harus dapat menentukan sistem komunikasi dan

34 Merriam-Webster Dictionary: Identify 35 Moore, op.cit., Hal. 13

36 Argenti, Paul A. Corporate Communication. McGraw-Hill. New York, 2003. P 127.

20

Page 22: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

bahasa yang memungkinkan penerjemahan atas apa yang sedang terjadi.

Manusia sebagai organisme tidak bisa mentoleransi terlalu banyak ketidak

pastian ataupun kelebihan rangsangan stimulus pada otak mereka, disinilah

Humas berperan untuk memelihara pemahaman bersama antara organisasi dan

publiknya. Sebagai fungsi manajemen, Humas berperan dalam mengevaluasi

sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-

prosedur oleh individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan

menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan

publik.37

Sim-Kraus (2010) mengidentifikasi lima peran Humas dalam

organisasi:38

1) Membangun citra. Humas melalui keterampilan dan metodologinya harus

dapat membangun citra organisasinya melalui reputasi hari demi hari

hingga tahun demi tahun.

2) Mengemas pesan. Humas memainkan peran penting dalam membentuk

pesan untuk target khalayak yang tepat, dan membantu organisasi

memoles pesan agar dapat berbunyi selaras dengan orang-orang tertentu

dalam jajaran pimpinan yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi.

3) Menciptakan kesempatan. Program-program Humas yang dilaksanakan

secara tepat dapat menempatkan organisasi dan produk/ jasanya pada

media-media yang ingin dilihat oleh target khalayak yang diinginkan

organisasi.

37 Moore, loc.cit.,

38 Sim-Krause, Sharon. (2010, March 11) Five Roles of Public Relation. Article for The Daily MBA.

21

Page 23: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

4) Pusat Komunikasi dan Informasi Organisasi. Pada saat-saat dimana

peristiwa penting terjadi, baik itu merger perusahaan, pesawat jatuh,

skandal publik, dimana tuntutan publik untuk tahu tinggi, maka Humas

harus mampu menjadi pusat komunikasi yang melaksanakan rencana-

rencana Humas yang sudah dipersiapkan sebelumnya apabila kejadian/

peristiwa penting terjadi.

5) Mampu meningkatkan nilai organisasi. Humas harus dapat bekerjasama

dengan media massa. Investor/ donatur tidak melulu menggunakan brosur/

presentasi/ ataupun perkataan petinggi organisasi sebagai pertimbangan,

seringkali mereka membaca analisis independen dan laporan media untuk

membantu mereka membuat keputusan.

Butir terakhir ini ditekankan lagi oleh Wasesa (2006) yang

mengungkapkan bahwa sebenarnya media informasi merupakan “tujuan

antara” Humas. Ini karena tujuan akhir atau sasaran Humas adalah pemangku

kepentingan yang bisa berarti: konsumen, karyawan, mitra organisasi,

donatur, ataupun masyarakat yang menjadi target khalayak organisasi.39

2.3.2. Fungsi Humas

Menurut pernyataan resmi tentang Humas dari Asosiasi Humas

Amerika (Official Statement of Public Relation from Public Relations Society

of Amerika) Humas membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik

untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif

39 Wasesa, Silih Agung. Strategi Public Relations. Gramedia. Jakarta. 2006. Hal. 70

22

Page 24: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

dengan memberikan kontribusi pemahaman bersama diantara kelompok dan

institusi.40

Humas adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu

membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, saling

menerima, dan kerjasama antara organisasi dan publiknya; sehingga humas

menjalankan fungsinya melalui elemen-elemen konseptual dan operasional

berikut ini41:

1) Mengelola masalah atau manajemen isu pada organisasi;

2) Menjaga manajemen tetap responsif dan mendapat informasi terkini

tentang opini publik;

3) Mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk

melayani kepentingan publik;

4) Membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan

perubahan secara efektif, dan Humas dalam hal ini berfungsi sebagai

sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends) serta

menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat

utamanya.

Singkatnya Humas berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik dan

organisasi.

2.4. Program Humas

40 Ibid. Hal. 7.41 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 5.

23

Page 25: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Salah satu definisi untuk humas dari Institute of Public Relations

didalamnya termasuk ‘upaya yang disengaja, terencana, dan

berkesinambungan untuk selalu menciptakan dan memelihara pengertian

bersama antara organisasi dan publiknya’. Henslow (1999) menyatakakan

bahwa program humas adalah upaya perencanaan strategis dalam menangani

publik untuk mencapai tujuan organisasi.42 Dalam program humas kata-kata

berikut ini menjadi konsepnya:43

‘disengaja, terencana, dan upaya yang berkesinambungan’

‘menciptakan dan memelihara’

‘pengertian bersama’

Program humas harus direncanakan menggunakan konsep diatas sedeskriptif

mungkin agar dapat mencapai hasil yang terbaik dan rinci (tajam).

Keberhasilan humas ditentukan dari programnya, program humas yang tidak

direncanakan akan menjadi tercampur aduk, terlepas dari rangkaian rencana,

dan hanya akan sedikit sekali memberi kepuasan. Singkatnya kegiatan yang

tidak terencana sulit dievaluasi dan dikatakan sukses.44 Program humas

idealnya dirancang untuk berlangsung selama waktu tertentu, paling tidak 12

bulan, atau lebih. Program humas dalam keseluruhannya merupakan kegiatan

yang kompleks dan harus dapat mengakomodasi aktifitas humas dari hari ke

hari dalam kerangka strategis. Karena itulah wujud strategi humas merupakan

42 Henslowe, Phillip. Public Relations: A Practical Guide to the Basic. Institute of Public Relations. 1999. P. 92

43 Ibid.44 Ibid

24

Page 26: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

program humas dan didalamnya setiap aktifitas ataupun acara menjadi

‘taktik’.45

Humas merupakan proses manajemen yang mengarahkan organisasi

ke dalam tahap implementasi apa yang menjadi misi organisasi tersebut.

Menurut Harold Burson (1990), humas memegang peran membantu

organisasi menemukan (tidak saja) ‘apa yang akan dikatakan’, tetapi juga

‘apa yang akan dilakukan’. Burson mengubungkan peran baru ini dengan

pengawasan publik yang makin mendetail dan tak terhindarkan terhadap apa

yang dikatakan dan dilakukan organisasi.46

Hadirnya teknologi komunikasi yang memungkinkan publik untuk

merespon dengan cepat, akan suatu peristiwa, secara global. Teknologi

komunikasi modern menutup jarak antara pesan dan perilaku sampai pada

titik di mana keduanya hampir dianggap satu dan sama. 47

Ada peribahasa yang mengatakan “Aksi berbicara lebih lantang

ketimbang ucapan.” Menurut Cutlip, sebagai humas, rangkaian kata-kata saja

tidak cukup, komunikasi saja tidak cukup untuk memecahkan semua masalah

humas, karena umumnya masalah Humas berasal dari sesuatu yang telah

dilakukan, bukan sesuatu yang telah dikatakan (kecuali pada kasus-kasus

tertentu dimana melibatkan tokoh publik). Program humas berupa tindakan,

merupakan langkah korektif untuk melayani kepentingan bersama dari

organisasi dan publiknya.48 45 Ibid. P. 93.46 Harold Burson, 1990, October 2. “Beyond PR: Redefining the Role of Public Relations,” 29th Annual Distinguished

Lecture of the Institute of Public Relations Research and Education, Inc., New York.47 Ibid.48 Cutlip, Scott M., Center, Allen H. and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal

386.

25

Page 27: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Pandangan organisasi tentang isu

Estimasi organisasi tentang pandangan publik tentang isu

Kesesuaian

Pandangan publik tentang isu

Estimasi publik terhadap pandangan organisasi tentang isu

Kesesuaian

Akurasi Organisasi

Akurasi Publik

Kesepakatan

Pemahaman

Isu

OrganisasiPublik

Setelah praktisi humas menentukan masalah atau peluang melalui riset

dan analisis, praktisi harus menyusun sebuah strategi untuk mengatasi

problem atau memperbesar peluang tersebut. Disinilah perencanaan dan

pemograman terjadi.49

Dalam model ko-akulturasi penilaian koorientasional terhadap

hubungan dapat menghasilkan solusi yang tidak lazim tapi efisien.50 Pertama,

pengukuran koorientasional menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk

mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah dalam hubungan organisasi

dan publiknya. Pendekatan ini lebih menekankan pada perlunya penilaian

pandangan dari semua pihak untuk memahami hubungan.

Gambar 1. Teori ko-akulturasi51

49 Ibid. Hal 351.50 Ibid. Hal. 10051 Edgar H. Schein. Organizational Culture and Leadership. Jossey-Bass Publisher. San Francisco 1992. Hal 70.

26

Page 28: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Gambar 1 mengilustrasikan pendekatan ko-orientasional yang akan membantu tiga tujuan utama perencanaan aktifitas humas.

Kedua, pengukuran koorientasional memberikan pedoman dalam

merencanakan pesan dan respon yang tepat guna mengoreksi problem hubungan

organisasi dan publik internal. Model koorentasional digunakan untuk

menghindari respon humas dan perencanaan strategis berdasarkan pengertian

yang salah akan “pendapat publik terhadap organisasi – menurut organisasi” vs

“pendapat publik tentang organisasi – menurut publik, model ini juga disebut

sebagai analisis perbedaan (“gap analysis”), dimana perbedaan persepsi dilihat

sebagai ukuran “persetujuan” antara organisasi-organisasi dan publik-publiknya.

Ukuran “persetujuan” ini kemudian dilihat seberapa jauh kesenjangan yang terjadi

atau kesamaan antara apa yang organisasi inginkan dilihat untuk publiknya

dengan pandangan apa yang dipercayai oleh publiknya. Strategi humas umumnya

terdiri dari kegiatan-kegiatan dan aktifitas komunikasi (biasanya didominasi

dengan komunikasi persuasif), dimana didalamnya terdapat asumsi apabila

kesenjangan antara opini publik dan sikapnya dibandingkan dengan opini

organisasi dan sikapnya ditentukan oleh tingkat persetujuan, atau ketidak setujuan.

Apabila kesenjangannya kecil, maka dipercaya bahwa opini publik dan sikap akan

konsisten dengan kebutuhan organisasi dan pandangan publik dimana publik puas

akan organisasi (diterima). Sementara masalah akan timbul apabila kesenjangan

persetujuan antara publik dan organisasi besar.52 Melalui hal ini dapat dilakukan

52 Heath, Robert Lawrence. Encyclopedia of Public Relations, Volume 1. Sage Publication. 2005. P. 197-198.

27

Page 29: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

keputusan strategis mendasar tentang apa yang akan dilakukan, dan dengan

langkah apa, dalam rangka mengantisipasi problem dan peluang.53

2.5. Organisasi Nirlaba

Menurut Tor Hernes (2004) organisasi adalah kesatuan yang terikat dalam

waktu dan wilayah tertentu yang dibentuk untuk melakukan kegiatan dan sebagai

wadah berinteraksi.54 Dalam organisasi terdapat sekumpulan sumberdaya yang

dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Dibedakan oleh tujuannya, organisasi

ada yang bertujuan untuk laba dan nirlaba. Kata nirlaba disini berarti sumber dana

ataupun keuntungan yang diterima organisasi tersebut telah diatur untuk tidak

dibagikan kepada pemiliknya. “Keuntungan” disini merupakan istilah teknis

akunting yang bermakna kelebihan antara pemasukan atas pengeluaran.

Pada tahun 1950an istilah organisasi nirlaba tidak banyak digunakan.

Organisasi-organisasi nirlaba dengan tujuan sosial seperti Rumah Sakit , melihat

diri mereka sebagai Rumah Sakit dan bukan organisasi nirlaba, organisasi Remaja

Mesjid, melihat diri mereka sebagai organisasi Remaja Mesjid dan tidak melihat

korelasi persamaan keberadaan mereka dengan Rumah Sakit, demikian juga

dengan panti asuhan. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang oleh peraturan

diatur untuk tidak membagikan keuntungan.

Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk dalam

lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual produk ataupun jasa,

ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol seperti yang dilakukan oleh

organisasi pemerintahan. Menurut Drucker (1990), seorang pakar manajemen

53 Cutlip, loc.cit.,54 Hernes, Tor. The Spatial Construction of Organization (Advances in Organization Studies). John Benjamin B.V

Publishing. 2004. P 11.

28

Page 30: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

untuk organisasi nirlaba, produk organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu atau

peraturan yang efektif. Produk organisasi nirlaba adalah “perubahan menjadi

manusia yang lebih baik”. Institusi nirlaba adalah agen perubahan pada manusia.

Pada institusi nirlaba “produk” nya adalah pasien yang sembuh, seorang anak

yang berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda yang tumbuh menjadi pribadi

dewasa yang menghargai diri mereka sendiri; dan apabila dilihat dalam bentuk

keseluruhannya: perubahan pada kehidupan manusia. 55

Dalam upaya-upayanya menjadikan manusia-manusia yang berubah

menjadi lebih baik, organisasi-organisasi nirlaba banyak yang ‘alergi’ dengan

istilah “manajemen” karena orang-orang yang berada dibalik operasional

organisasi nirlaba beranggapan bahwa manajemen itu hanya diberlakukan

dalam institusi bisnis untuk mencari laba, sementara mereka tidak bertujuan

untuk laba. Secara umum kata "manajemen" masih berarti manajemen bisnis.

Penanganan secara profesional manajemen dalam organisasi nirlaba dianggap

sebagai penanganan "penggalangan dana”, padahal organisasi nirlaba

memerlukan upaya jelas dalam berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi,

mengasah kepemimpinan, dan melakukan manajemen sumber daya.56

Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk memenuhi kebutuhan

seseorang atau banyak orang dalam suatu komunitas. Setiap organisasi

nirlaba menjabarkan tujuannya dalam pernyataan misi. Beberapa tipe jasa

nirlaba yang paling umum adalah asosiasi seni, kepentingan sipil,

kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan jasa-jasa kemanusiaan. Jasa nirlaba

55 Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachuset. 1990. P x (preface).

56 Ibid.

29

Page 31: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

besarnya sangat bervariasi mulai dari yang sangat besar seperti Palang Merah

Internasional, hingga yang sangat kecil seperti organisasi yang dibuat oleh

sekelompok sukarelawan yang bekerja paruh waktu.

30

Page 32: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

2.5.1. Target khalayak

Ada beberapa target khalayak dalam organisasi nirlaba57:

1. Khalayak pengguna (klien) – seluruh upaya nirlaba pada akhirnya

berujung pada melayani kebutuhan kliennya atau pengguna jasa

nirlaba. Dengan catatan bahwa jasa ini dapat berarti hal yang

kongkrit (terlihat) atau abstak (tidak langsung terlihat hasilnya).

2. Dewan-dewan terdiri dari kumpulan individu yang berasal dari

komunitas. Hukum dan teori yang berlaku menjabarkan bahwa

dewan berkuasa dan bertanggung jawab langsung atas keputusan

dan kebijakan mereka dalam mengarahkan kemana dan bagaimana

khalayak pengguna (klien) dari organisasi akan menikmati jasa

yang diupayakan. Kewenangan yang dimiliki oleh dewan diberikan

oleh Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga organisasi.

Dewan kemudian dapat menentukan stuktur terbaik bagaiamana

organisasi pengemban status nirlaba menjalankan sumber dayanya

melalui peraturan tertulis yang secara spesifik tertuang dalam ART

atau peraturan lainnya. Anggota dewan dari organisasi nirlaba

biasanya termotivasi dari kepuasan melayani komunitas dan

kepuasan batin tersendiri karena telah menjadi sukarelawan.

57 McNamara, Carter. Field Guide to Consulting and Organizational Development With Nonprofits. Authenticity Consulting, LLC.

2005.

31

Page 33: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Anggota dewan dari organisasi nirlaba bisa jadi tidak menerima

kompensasi dalam bentuk uang saat menjabat sebagai dewan.

3. Ketua Dewan – peran ketua dewan pengawas merupakan pusat

penting dari pengkoordinasian pekerjaand dewan-dewan lain,

direktur pelaksana, dan komite-komite dibawahnya. Peran Ketua

Dewan bisa jadi memiliki kekuatan untuk menentukan komite,

tergantung dari apa yang dinyatakan dalam peraturan. Kekuatan

dari ketua dewan biasanya lahir melalui bujukan dan

kepemimpinan umum.

4. Komite – secara umum dewan memilih untuk menjalankan fungsi-

fungsi operasionalnya melalui berbagai macam komite dewan-

dewan.

5. Direktur pelaksana – dewan pada umumnya memilih untuk

meminta satu orang yang menjabat sebagai direktur pelaksana

untuk menjalankan keinginan dewan. Direktur Pelaksana

bertanggung jawab langsung atas hasil kerja staf dan mendukung

kerja komite-komite dibawahnya.

6. Sukarelawan – sukarelawan adalah pekerja-pekerja yang tidak

dibayar yang membantu staf bekerja dalam komite-komite dan

umumnya bekerja dibawah pengarahan direktur pelaksana.

32

Page 34: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba

Organisasi nirlaba umumnya terbagi menjadi beberapa fungsi

utama. Fungsi-fungsi ini umumnya meliputi administrasi terpusat dan

program-program58.

1. Pengaturan (governance) – Fungsi pengaturan pada organisasi

nirlaba bertanggung jawab untuk menyediakan pengarahan

strategis, bimbingan, dan pengendalian. Seringkali istilah

“pengaturan” terkait dengan hal-hal yang dibicarakan.di tingkat

dewan. Namun banyak orang yang mulai memperimbangkan

pengaturan sebagai fungsi yang dijalankan oleh dewan dan

manajemen tingkat atas. Keefektifan pengaturan bayak bergantung

dari hbgunang pekerjaan antara dewan dan manajemen tingkat atas.

2. Program – pada umumnya organisasi nirlaba bekerja dari misi

umum mereka atau tujuan, untuk mengidentifikasi beberapa dasar-

dasar tujuan yang harus dipenuhi agar berahasil mencapai misi

mereka. Sumber daya diatur menjadi program-program agar dapat

mencapai tujuan-tujuan spesifik yang keseluruhannya

mencerminkan misi organisasi. Program dipertimbangkan mulai

dari input, proses, output dan hasil. Masukan (input) adalah

berbagai macam sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan

program; contoh: dana, fasilitas, klien-klien, staf untuk program,

dan seterusnya. Proses adalah bagaimana program dijaankan;

58 Ibid.

33

Page 35: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

contoh: klien diberi keahlian tertentu, anak-anak berhasil dirawat

dan diasuh, seni diciptakan, anggota perkumpulan mendapat

dukungan. Sementara keluaran (output) adalah dampak yang

terjadi bagi para penerima keuntungan (klien); contoh kesehatan

mental meningkat, peningkatan rasa apresiasi terhadap seni dan

tumbuhnya sudut pandang lain dalam melihat kehidupan,

peningkatan efektifitas antar anggota, dan seterusnya.

3. Administrasi Pusat adalah staf dan fasilitas-fasilitas yang umum

digunakan untuk menjalankan program-program. Biasanya hal ini

termasuk direktur pelaksana dan karyawannya. Nirlaba umumnya

berjuang untuk menekan biaya-biaya administrasi pusat serendah

mungkin dibandingkan biaya menjalankan program.

Berbeda dengan organisasi yang bertujuan untuk keuntungan,

organisasi nirlaba biasanya memiliki karakteristik khusus akan

kemampuan manajemen peran-peran penting yang diperlukan di

dalamnya. Kemampuan unik yang diperlukan dalam manajemen

nirlaba adalah: 1) Pengetahuan dan kemampuan yang umumnya

diperlukan dalam manajemen; 2) Pengetahuan dan kemampuan dalam

melaksanakan aktifitas-aktifitas manajemen; 3) Kemampuan

menggalang dana dan kemampuan menulis permintaan untuk dana

hibah; 4) Pengaturan (Sukarelawan Dewan Dewan Direktur); 5)

Anggaran dan Akunting untuk Nirlaba; 6) Pengembangan Program dan

34

Page 36: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Evaluasi; 7) Peraturan dan Kebijaksanaan yang menyangkut Publik; 8)

Program Sukarelawan. 59

2.5.3. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan penggalangan dana

Iuran bisa jadi didapatkan dari jasa dan harga yang ditetapkan

untuk individual yang menerima jasa yang mereka terima (contohnya

orang tua yang menitipkan anaknya di sarana penitipan anak) atau

pihak ketiga seperti pemerintah yang mendukung jasa-jasa seperti

yang disediakan oleh organisasi. Tidak seperti sektor swasta dimana

harga produk dan jasa harus dapat menutupi seluruh biaya, institusi

nirlaba harus dapat menggalang dana dan mencari sumber dana

tambahan. Penting untuk diingat bahwa walaupun banyak organisasi

nirlaba berguna untuk masyarakat, sulit untuk mengukur hasil pasti

layanan yang mereka sediakan. Perubahan sikap pada seseorang atau

pada komunitas bisa jadi memakan waktu tahunan untuk dapat

disadari dampaknya. Walaupun begitu organisasi nirlaba terus

menerus ditantang untuk dapat menunjukkan hasi karena lembaga

donor makin lama makin pintar dan sumber pendanaan makin

terbatas.60

Untuk penggalangan dana, manajer nirlaba (dan dewan-dewan

direktur) harus dapat bersinergi untuk menggalang dana dengan tujuan

mendapatkan kebutuhan dana untuk organisasi. Umumnya

59 Ibid60 Ibid.

35

Page 37: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

penggalangan dana bukan menjadi tugas yang menyenangkan untuk

direktur pelaksana. Penggalangan dana bisa jadi aktifitas yang

memakan tenaga, menyedot kemampuan kreatif dan energi sosial.

Direktur pelaksana terus menerus diuji untuk menyeimbangkan waktu

yang mereka habiskan untuk menggalang dana dan manajemen

program. Terlalu sedikit waktu yang dihabiskan dalam satu area dapat

menjadikan organisasi kekurangan dana atau kualitas pelayanannya.

Ada beberapa sumber-sumber mendasar dalam pendanaan di

sektor nirlaba. Yang pertama adalah hibah. Hibah dapat diberikan oleh

departemen-departemen di dalam pemerintahan, yayasan, atau

perusahaan, yang biasanya diberikan untuk mengoperasionalkan suatu

program spesifik. Seperti yang pernah dijabarkan sebelumnya, badan-

badan yang menerima hibah pemerintah untuk menjalankan program

jasa kemanusiaan biasanya melakukan jasanya berdasarkan biaya dari

jasa tersebut. Hibah dari yayasan-yayasan atau perusahaan biasanya

diberikan di muka dan menuntut laporan akan aktiftas-aktifitas

program yang dilakukan dan biaya yang dikeluarkan pada akhir

program hibah.61

Organisasi nirlaba bisa juga memberikan dana pada individual.

Sumbangan individual juga dapat datang dari dana keanggotaan atau

penerima keuntungan (contohnya pemirsa penikmat siaran televisi

publik atau penghuni rumah komunitas pengaman lingkungan).

Sumbangan – sumbangan ini biasanya merupakan sumbangan dalam

61 Ibid.

36

Page 38: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

bentuk kecil, dan idealnya sumbangan dalam bentuk kecil ini datang

dari orang yang banyak. Pemberian yang besar bisa juga datang dari

individu atau perseorangan yang seringkali disebut sebagai donor

besar. Memupuk hubungan dengan donor-donor besar membutuhkan

banyak energi (ketelatenan) dan kecerdikan dari dewan dan direktur.

Banyak organisasi nirlaba melangsungkan acara-acara khusus untuk

meraih dana, dan caranya bervariasi mulai dari berjualan kue hingga

melangsungkan acara besar.62

Penggalangan dana bisa jadi pekerjaan penuh waktu (atau

menjadi obsesi penuh waktu) dari direktur pelaksana untuk organisasi

nirlaba. Tantangan direktur pelaksana adalah untuk mengimbangkan

waktunya dalam menggalang dan melakukan manajemen program.

Apabila terlalu banyak waktu difokuskan untuk menggalang dana, staf

dan program-program yang berjalan bisa jadi tidak mendapatkan

arahan, penerangan, dan pelatihan yang mereka butuhkan. Di lain

pihak apabila penggalangan dana mendapatkan tempat setelah

manajemen program, aliran dana organisasi bisa terhambat.

Ada dua faktor yang dapat meningkatkan upaya penggalangan

dana. Salah satunya adalah program yang baik. Program-program

yang memenuhi kebutuhan penting komunitas dan menunjukkan hasil

akan mampu menjual diri tanpa banyak campur tangan. Dewan yang

berkomitmen dalam tanggung jawab penggalangan dananya juga bisa

menjadi aset untuk organisasi. Anggota – anggota dewan yang

62 Ibid

37

Page 39: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

menanggap serius peran mereka sebagai individu yang harus

membantu menggalang dana dapat mempromosikan organisasi dan

membantu membawa berbagai macam sumberdaya masuk.

2.5.4. Jantung kehidupan organisasi: kepemimpinan dan manajemen

Dalam riwayatnya, seluruh organisasi nirlaba yang sukses

terdapat kepala pelaksana dan jajaran dewan pelaksana yang efektif.

Pemimpin-pemimpin ini harus dapat bekerja dengan visi kedepan,

memiliki keahlian, dan mendapatkan sumber daya yang cukup untuk

dapat memenuhi misi organisasi. Saat daya kendali untuk memimpin

terbagi-bagi, kemampuan manajemen untuk hal-hal yang kritis tetap

harus terletak pada kepala pelaksana (head of executive). Walaupun

begitu, dewan harus memiliki kemampuan yang cukup dalam

manajemen untuk membantu tugas direktur dalam menyediakan yang

perlu dalam keputusan-keputusan strategis.63

2.5.5. Nilai utama

Nilai-nilai yang diperjuangkan adalah yang menjadi motor

penggerak dalam organisasi nirlaba. Hal ini jugalah yang menjadi

masalah utama untuk jajaran pelaksana. Bagaimana program disetujui,

perkembangannya ditinjau, dan suksesnya diukur? Bagaimana

prioritas diambil dan bagaimana mencapai konsensus? Bagaimana

menghargai para staf dan sistem kontrol apa yang tersedia? Konsultan

63 Ibid.

38

Page 40: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

yang telah berpengalaman mungkin diperlukan dari waktu ke waktu

untuk membantu tim menjawab pertanyaan tentang kualitas,

pertanyaan-pertanyaan provokatif, berat sebelah dan emosional, serta

dapat terfokus akan sistem manajemen yang cocok.64

Keberagaman dalam organisasi sebaiknya dicerminkan tidak

hanya pada ras dan etnik yang berbeda-beda, namun juga pada nilai

dan sudut pandang yang berbeda. Keberagaman yang kuat merupakan

keuntungan yang besar untuk organisasi nirlaba karena masukan dari

berbagai macam sudut pandang biasanya menjadi jaminan bahwa pada

situasi tertentu telah mendapatkan pertimbangan yang matang dan

masukan ide-ide baru. Walaupun begitu, pegawai nirlaba harus yakin

bahwa mereka mengembangkan diri dan tetap membuka diri pada

nilai-nilai dan perspektif yang baru.65

2.5.6. Kesulitan ganda organisasi nirlaba skala kecil

Sebagian besar organisasi nirlaba memiliki karyawan dalam

jumlah kecil dan anggaran yang juga kecil, contohnya: kurang dari

USD 500,000,-; dan hal ini menggandakan kesulitan yang mereka

hadapi, apalagi bila mereka terikat untuk melakukan hal-hal yang

dibutuhkan oleh komunitas dalam skala besar yang akan mereka

layani. Untuk mereka yang baru dalam organisasi nirlaba, seringkali

berpikiran bahwa karena organisasi nirlabanya kecil, maka masalah

64 Ibid.65 Ibid.

39

Page 41: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

yang dihadapi organisasi kecil ini seharusnya secara alami menjadi

sederhana. Pada kenyataannya sebaliknya, sebagian besar organisasi-

organisasi (diluar seberapa besar organisasi tersebut) mengalami

masalah yang sama; contohnya: tantangan dalam merencanakan,

mengorganisasi, memotivasi, dan membimbing. Apabila masalah-

masalah ini terjadi pada organisasi yang kecil, sifatnya menjadi sangat

tidak stabil (dinamis) dan kompleks.66

2.5.6.1. Kurangnya dana untuk membayar pemimpin yang tepat.

Dengan ketiadaan uang, kemampuan menarik dan menahan

manajemen yang berbayar juga menjadi masalah serius. Kerja

keras dengan kesempatan perkembangan karir yang kecil

mendorong seringnya pergantian direktur pelaksana dan staf yang

dibutuhkan untuk menjalankan operasional organisasi. Hal ini

dapat menghambat kerja organisasi nirlaba. Keahlian yang dibawa

oleh para pemimpin ini untuk memberi saran-saran manajemen,

ikut pergi saat pemimpinnya pergi.67

2.5.6.2. Kurangnya pelatihan manajemen organisasi nirlaba.

Banyak manajer organisasi nirlaba dipromosikan tanpa

mempertimbangkan latar belakangnya yang bukan dari manajemen

dan tidak memiliki kemampuan manajemen yang memadai untuk

66 Ibid.67 Ibid.

40

Page 42: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

menjalankan organisasi nirlaba. Pelatihan dan konsultasi akan

banyak membantu pemimpin-pemimpin baru dan manajer-manajer

baru yang bermunculan untuk mendapatkan keahlian yang mereka

cari dan membantu mereka menghadapi lekukan-lekukan kesulitan

berwarna-warni yang harus mereka lewati.68

2.5.6.3. Pimpinan pelaksana merangkap terlalu banyak jabatan

Pimpinan pelaksana dari organisasi nirlaba harus menjadi

ahli masa kini dalam perencanaan, marketing, manajemen

informasi, telekomunikasi, manajemen properti, sumber daya

manusia, keuangan, rancang sistem, penggalangan dana, dan

evaluasi program. Tentu saja hal ini mustahil, diluar besar-kecilnya

organisasi nirlaba tersebut. Organisasi besar mungkin dapat

membayar ahli-ahli untuk bekerja secara internal, namun untuk

organisasi kecil, hal ini menjadi mustahil. Ditambah lagi teknologi

maju dalam bidang manajemen berkembang sangat cepat untuk

orang yang bukan ahli dapat mengikuti bagaimana cara pikir baru

dan keahlian-keahlian baru, diluar besar-kecilnya organisasi. Ahli

yang didatangkan dari luar seringkali menjadi keharusan untuk

organisasi besar dan kecil.69

2.5.6.4. Saran ahli terlalu mahal.

68 Ibid.69 Ibid.

41

Page 43: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Kebanyakan organisasi nirlaba, bahkan yang besar

sekalipun, seringkali ragu untuk menghabiskan uang untuk “biaya”

administrasi seperti pembayaran konsultan, atau ahli dari luar

karena terasa seperti membuang-buang uang yang berharga untuk

jasa yang mahal. Tentu saja seringkali hal ini bukan pilihan, bisa

jadi organisasi nirlaba tidak memiliki uang yang cukup, bahkan

untuk mempertimbangkan konsultan yang mematok harga sama

bagi organisasi yang bergerak demi laba. Bantuan yang murah,

berdasarkan kesuka-relaan, seringkali menjadi solusi yang lebih

tepat.70

70 Ibid.

42

Page 44: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

2.5.6.5. Tidak cukup satu kali konsultasi

Sementara banyak organisasi konsultan ingin memberi

pelajaran untuk para manajer “bagaimana cara memancing”

dibandingkan dengan “memberi ikan”, “memancing” (disini berarti

kemampuan pengelolaan dan pengambilan keputusan) bukanlah

sesuatu yang dapat dipelajari melalui satu kali pertemuan. Apalagi

pada area-area teknis seperti komputer, pembelajaran datang dari

penanganan masalah atau mengelola masalah dari waktu ke waktu.

Membangun kapasitas manajemen internal memerlukan banyak

waktu dan tidak bisa dilakukan melalui satu kali pertemuan.

Permintaan bantuan yang berulangkali bukan tanda-tanda

kegagalan, namun tanda tanda pertumbuhan – kebutuhan untuk

ingin tahu telah muncul ke permukaan.71

2.5.6.6. Kurangnya jaringan

Banyak khalayak diluar sektor nirlaba bertanya-tanya,

“Mengapa direktur-direktur organisasi nirlaba tersebut tidak

berkumpul bersama lebih sering lagi, berbagi saran, dan bekerja

sama dalam bidang tersebut?” Banyak alasannya. Pertama,

menjalankan organisasi yang sukses (memberikan pelayanan yang

berkualitas yang dapat memenuhi misi organisasi) tidaklah cukup.

Kebanyakan direktur pelaksana dari organisasi nirlaba

71 Ibid.

43

Page 45: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

menjalankan bisnis kedua – untuk menopang upaya yang pertama.

Kedua, upaya ini sama kompleksnya dan aktifitas untuk melakukan

hal ini memakan waktu, apalagi apabila direktur pelaksananya

merangkap berbagai macam jabatan. Kedua, mengembangkan

jaringan atau mencari-cari peluang untuk usaha bersama memakan

waktu, mahal, dan penuh resiko.72

2.5.6.7. Ketiadaan dana dan ketiadaan waktu

Pemilik dana seringkali berpikir bahwa aktifitas riset dan

percobaan bukanlah hal yang tepat untuk dibiayai, menimbang

kemungkinannya untuk berhasil atau menghasilkan sesuatu yang

kongkrit, kecil. Sementara organisasi nirlaba bersifat lebih berani

untuk mencoba dibandingkan pemilik dana, untuk mereka hanya

sedikit yang dipertaruhkan. Perencanaan bersama bisa ditingkatkan

menggunakan sarana komputer dan telekomunikasi, namun

investasi ini pun sulit dan mahal untuk didanai. Pada beberapa

cara, kebutuhan untuk melakukan riset dan percobaan diganti

dengan membayar konsultan, paling tidak pada tingkat feasibility.

Pada banyak kasus, konsultan dapat menjalankan organisasi

melalui perencanaan yang dibutuhkan agar mampu

mengembangkan sistem baru yang memasukkan kerjasama, merjer,

atau mekanisme otomatis yang menjamin hal ini dilakukan.73

72 Ibid.73 Ibid.

44

Page 46: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

2.5.6.8. Kebutuhan manajemen dan bantuan teknis rendah biaya

Organisasi nirlaba adalah aset berharga komunitas yang

harus dikelola dengan efektif. Kebutuhan untuk menyediakan

bantuan manajemen yang murah, dapat diakses, dan bantuan teknis

sangat jelas untuk seluruh alasan yang telah disebutkan diatas:

kerumitan tugas organisasi nirlaba, kurangnya keahlian dari dewan

dan anggota internal, kurangnya waktu dan uang, kebutuhan yang

berubah-ubah, lekukan-lekukan pembelajaran yang hanya bisa

dilakukan dengan menjalankannya, dan sebagai penutupnya adalah

betapa pentingnya hasil-hasil untuk komunitas. Karena apa yang

telah dicapai dengan baik adalah sesuatu yang dijalankan dengan

baik.

2.5.6.9. Karakteristik umum perencanaan dalam organisasi nirlaba

Untuk kebanyakan organisasi nirlaba, mereka tidak

memiliki banyak waktu, uang, atau sumber daya untuk merancang

perencanaan yang strategis, menyeluruh, dan canggih. Fokus dari

organisasi ini biasanya pada masalah-masalah besar yang mereka

hadapi dan secepatnya ditangani. Kebanyakan tantangan besar

yang dihadapi oleh fasilitator adalah pelatihan dasar untuk para

penggiat tentang konsep perencanaan, membantu organisasi nirlaba

untuk tetap fokus, dan mempertahankan sumberdayanya yang

terbatas dalam perencanaan, dan menjamin strategi-strategi yang

45

Page 47: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

muncul benar-benar strategis dan bukan hanya berjalan dengan

ukuran operasional/ efisien, serta membantu merencanakan

pertemuan-pertemuan kecil dan terfokus yang akan menelurkan

rencana-rencana realistis yang dapat dilakukan.74

2.6. Perencanaan Program

Perencanaan strategis adalah kemampuan untuk memprediksi atau

menentukan tujuan masa depan yang diharapkan, serta menentukan sumber

daa apa yang akan membantu atau menghalagi upaya mencapai tujuan dan

merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diharapkan tersebut.75

Perencanaan komunikasi strategis untuk organisasi adalah bagian dari

pekerjaan Humas dengan hasil akhir berbentuk program Humas. Saat

merencanakan sebuah program , organisasi berarti membuat keputusan untuk

esok hari pada hari ini. Kurangnya perhatian pada langkah-langkah

perencanaan strategis dalam proses kehumasan mungkin menghasilkan

program yang malah menimbulkan kontroversi ketimbang memecahkan

masalah, membuang-buang uang, atau justru menimbulkan kesalahpahaman

dan kebingungan ketimbang kejelasan dan pemahaman.76

Proses P adalah bingkai kerja yang dirancang untuk membimbing

pekerja professional di bidang komunikasi dalam mengembangkan program-

program komunikasi strategis. Paduan langkah demi langkah dapat membantu

pekerja komunikasi dari penjabaran abstrak dan konsep tentang perubahan

74 Ibid. 75 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006 Hal. 35276 Ibid.

46

Page 48: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

perilaku menuju program strategis dan partisipatif dengan dampak terukur dari

target khalayaknya. Proses-P pada awalnya digunakan untuk menyusun

program komunikasi dalam menangani topik-topik kesehatan yang luas seperti

penganjuran perilaku seks yang lebih aman untuk mencegah penyebaran

transmisi HIV, mendukung daya juang anak-anak untuk hidup yang lebih

baik, mengurangi jumlah kematian ibu melahirkan, meningkatkan prevalensi

penggunaan kontrasepsi, pencegahan penyakit-penyakit infeksi, atau

mempromosikan kesehatan lingkungan. Program yang disusun menggunakan

Proses-P dirancang untuk dapat memulai perubahan positif melalui tiga hal

besar: dalam lingkungan sosial politik, dalam sistem yang berlaku saat itu, dan

antar komunitas serta perseorangan. Langkah-langkah Proses-P adalah; 1)

Analisis; 2) Desain Strategis; 3) Pengembangan dan Percobaan; 4)

Implementasi dan Monitoring; 5) Evaluasi dan Perencanaan Ulang. 77

2.6.1. Analisis

Analisis adalah langkah pertama dalam mengembangkan

komunikasi efektif dalam program komunikasi, analisis tidak perlu

panjang dan terperinci apabila program dibangun diatas pengalaman

sebelumnya yang telah terdokumentasi dengan baik. Staf yang bekerja

pada program perlu mengerti masalah dengan baik, para penggiatnya,

77 John Hopkins Bloomberg School of Public Health, Center for Communication Program, December 2003, The New P-Process: Steps in Strategic Communication. The Health Communication Partnership booklet.

47

Page 49: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

budaya mereka, kebijakan dan program yang telah ada, organisasi yang

aktif, dan tata cara komunikasi yang telah tersedia.78

Dalam melakukan analisis situasi perancang program dapat

mencari tahu apa yang menyebabkan masalah dan faktor-faktor yang

merupakan penghambat dan factor-faktor yang dapat memfasilitasi

percepatan perubahan yang diinginkan. Analisis situasi juga

memungkinkan perancang program memberi pernyataan yang

merupakan ringkasan masalah yang harus dihadapi. Perancang program

juga sebaiknya melakukan riset dimana terjadi tanya jawab dengan

target khalayak untuk menentukan apa yang mereka butuhkan dan apa

yang menjadi prioritas. Riset dasar kuantitatif dan kualitatif juga dapat

dilakukan untuk dapat menilai status terkini dan secara akurat dapat

mengukur kemajuan program dan dampak akhirnya.79

Sementara analisis komunikasi/ target khalayak terperinci dapat

dilakukan melalui analisis partisipasi pada tingkat nasional dan

internasional, melakukan identifikasi mitra yang dapat membantu

perubahan dan memperkuat intervensi komunikasi. Pada tingkat

komunitas lakukan segmentasi khalayak mulai dari khalayak utama,

sekunder, dan tertier. Identifikasi pekerja lapangan dan agen-agen

perubahan. Perancang program kemudian dapat melakukan analsis

sosial dan perilaku. Identifikasi pengetahuan, sikap, keahlian, dan

perilaku dari pelaku yang berpartisipasi pada tingkat perseorangan

78 Ibid. P 4-5.79 Ibid.

48

Page 50: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

menggunakan data dari riset formatif dan studi-studi lain yang lebih

mendalam, apabila diperlukan. Identifikasi jaring sosialnya, norma-

norma sosial dan budaya, kemampuan bersama yang efektif, dan

dinamika komunitas (termasuk pola-pola kepemimpinan) pada tingkat

komunitas. Ukur kebutuhan komunikasi dan pelatihannya, analisis

media yang dipilih oleh target khalayak dan penggunaannya dan

kebutuhan penguatan kapasitas media lokal, media tradisional, lembaga

masyarakat, lembaga sejenis, dan lembaga mitra; serta sumberdaya-

sumberdaya lain yang dibutuhkan. Tentukan ketersediaan materi-materi

komunikasi dan peningkatan keahlian yang dibutuhkan untuk

komunikasi antar pribadi dan konsultasi-konsultasi yang mungkin

dilakukan. Pada kasus umumnya banyak program dibangun diatas

program sebelumnya dan proses analisis tidak perlu panjang dan sulit

apabila seluruh staf mendapatkan sumberdaya yang tersedia dan

mendengarkan peserta yang berpartisipasi.80

2.6.2. Desain Strategis

Semua program komunikasi atau proyek membutuhkan desain

strategis. Dalam Proses P langkah-langkah desain strategis adalah

sebagai berikut:81

1. Menentukan tujuan komunikasi. Tujuan komunikasi ditentukan

dengan rumus SMART (Spesific, Measurable, Appropriate,

80 Ibid. 81 Ibid. P 6.

49

Page 51: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Realistic, and Time-bound) yaitu spesifik, terukur, tepat, realistis,

dan menggunakan tenggat waktu. Perancang program dapat

menentukan target khalayak kunci yang dituju dan menentukan

jumlah perubahan yang diinginkan dalam tingkat pengetahuan,

sikap, keahlian, perilaku, kebijakan, atau proses perubahan yang

diperkirakan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu.

2. Menciptakan pendekatan melalui program dan analisis opini untuk

menentukan posisi. Tentukan model perubahan perilaku yang akan

dicapai oleh program dan nyatakan secara eksplisit asumsi-asumsi

yang mendasari strategi dan pendekatan-pendekatan yang

dilakukan. Perancang juga dapat menjelaskan mengapa dan

bagaimana program diperkirakan dapat merubah perilaku. Disini

perancang dapat memposisikan program sebagai sesuatu yang

memberi manfaat kepada khalayak target.

3. Menentukan saluran/ media yang digunakan. Perancang dapat

mempertimbangkan pendekatan multimedia untuk mendapatkan

dampak yang sinergis. Apabila memungkinkan, tingkatkan skala

jangkauan dengan melibatkan media masa sehingga dapat

mengikat mobilisasi komunitas dan komunikasi antar pribadi

antara keluarga, teman, komunitas, jaringan sosial, dan penyedia

jasa.

4. Gambarkan rencana implementasi. Perancang dapat

menggambarkan rencana implementasi dengan melakukan

50

Page 52: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

penjadwalan kerja teratur dengan standar spesifik sehingga

kemajuan dapat termonitor. Perancang juga diharapkan mampu

untuk menyiapkan anggaran terperinci. Setelah rencana manajemen

selesai, termasuk menentukan peran mitra dan tanggung jawabnya

– perancang program harus memastika bahwa semua pihak yang

terlibat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.

5. Mengembangkan rencana pemantauan (monitoring) dan evaluasi.

Perancang mampu mengidentifkasi indikator-indikator dan

sumber-sumber data untuk dapat memonitor implementasi program

dan juga reaksi target khalayak terhadap program tersebut. Pilih

desain studi yang sesuai untuk menentukan keberhasilan/

kegagalan/ hasil dari proses dan mengukur dampaknya.

51

Page 53: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

2.6.3. Pengembangan konsep dan tahap uji

Pada langkah ini perancang diharapkan untuk dapat

mengembangkan konsep, materi, pesan-pesan, cerita, dan proses

partisipasi dengan mengkombinasikannya menggunakan ilmu

pengetahuan dan seni. Pada tahap ini proses tidak harus dipimpin oleh

perancang yang melakukan analisis dan desain di tahap 1 dan 2, namun

harus dilakukan secara kreatif untuk dapat membangunkan emosi dan

memotivasi khalayak target.82

Pada tahap pengembangan perancang sebaiknya menyiapkan

paduan, peralatan, dan paket-paket berisi alat bantu, yang bisa jadi

berisi tentang tata cara berinteraksi atau paduan pelatihan untuk

melakukan analisis masalah bersama, tata cara mencari bantuan apabila

ada proyek yang akan dikerjakan atau basis data akan orang yang

bersedia membantu, perkenalan akan proses interaktif yang mungkin

dilakukan melalui internet, tata cara membuat skenario TV dan radio,

buku komik yang mengandung fungsi pendidikan, atau intervensi-

intervensi lainnya. Libatkan para pemangku kepentingan – manajer,

pekerja lapangan, dan anggota-anggota dari target khalayak dalam

merancang acara-acara lokakarya untuk memastikan bahwa produk

akhir dari acara-acara tersebut menghasilkan apa yang mereka (target

khalayak) butuhkan/ inginkan.

82 Ibid. 7.

52

Page 54: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Pada tahap uji coba, konsep di uji coba dengan para pemangku

kepentingan dan wakil dari target khalayak yang hendak dituju. Ikuti uji

coba konsep dengan uji coba material, pesan, dan proses-proses dengan

lebih mendalam lagi menggunakan wakil-wakil dari target khalayak

utama, kedua, dan ketiga. Berikan umpan balik yang diterima kepada

mitra dan lembaga sejenis untuk memastikan bahwa keluaran dari uji-

coba ini adalah milik bersama.

Saat uji coba selesai dilakukan, lakukan perubahan-perubahan

sesuai hasil tes awal untuk pesan, cerita-cerita, atau proses-proses

partisipasi yang tidak di berhasil dimengerti dengan benar, tidak

diingat, atau tidak dapat diterima ditimbang dari sisi sosial dan budaya.

Lakukan uji coba ulang untuk memastikan bahwa perubahan

yang dilakukan telah berhasil dengan baik dan lakukan perbaikan akhir

sebelum materi digandakan, dicetak, ataupun masuk pada tahap

produksi akhir.

2.6.4. Implementasi dan peninjauan

Proses implementasi dilakukan untuk mendapatkan angka

partisipasi maksimum, menyediakan ruang untuk perbaikan (fleksibel),

dan pelatihan. Sementara peninjauan terkait langsung dengan

menelusuri hasil-hasil yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa

semua kegiatan yang telah direncanakan berhasil dilakukan dan

masalah-masalah potensial yang muncul dapat ditangani dengan tepat.83

83 Ibid 8.

53

Page 55: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Pada proses ini dilakukan produksi dan penyebar-luasan akan

materi-materi dan pesan sebagai hasil dari tahap uji-coba dengan

melibatkan pemerintahan lokal, lembaga masyarakat, sektor swasta –

secara layak, dan media massa agar mendapat liputan maksimum.

Ditahap ini jawara-jawara lokal dan pekerja lapangan yang potensial

dilatih. Sediakan kesempatan kesempatan lain yang berkelanjutan untuk

mereka mendapatkan pelatihan di kemudian hari. Konsentrasikan

sumber daya untuk membangun kapasitas institusi dan kerjasama tim

dan disaat yang sama membangun keahlian perseorangan.84

Peserta-peserta kunci harus dapat dimobilisasi dengan berbagi

informasi, hasil, dan penghargaan dengan institusi mitra, pedukung, dan

komunitas-komunitas. Secara terus-menerus (berkesinambungan)

libatkan orang-orang yang terkait agar mereka terus termotivasi untuk

mendukung tujuan strategis. Saat hal ini berlangsung program tetap

harus dikelola dan ditinjau, hasi-hasil diperiksa agar kualitas dan

konsistensinya terjaga, dan pada saat yang sama partisipasi tetap dijaga

secara maksimum. Layanan yang telah tersedia tetap diperiksa hasil

statistiknya dan lakukan pembelajaran-pembelajaran melalui studi dan

survey, kelompok terbatas (focus group), pengamatan, dan teknik-

teknik lain untuk mengukur hasil dan reaksi target khalayak.

Selanjutnya untuk memastikan program berlanjut sesuai dengan tujuan

strategis, programnya sendiri harus membuat ruang agar dapat

dilakukan perubahan-perubahan (fleksibel) saat data hasil tinjauan dan

84 Ibid.

54

Page 56: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

koreksi dilakukan. Perubahan atau penyesuaian dapat dilakukan dalam

bentuk kegiatan, materi-materi, dan prosedur sebagai cara untuk

mempertajam komponen program.85

2.6.5. Evaluasi dan perencanaan ulang

Evaluasi yang dilakukan dengan tepat mampu mengukur

keberhasilan program dalam mencapai tujuannya. Evaluasi dapat

menjelaskan mengapa sebuah program efektif (atau tidak), termasuk

dampak dari kegiatan yang berbeda pada target khalayak yang berbeda.

Penilaian program yang adil dapat merangsang perbaikan-perbaikan

pada program lanjutan dan rancang-ulang, hasil ini dapat memandu

penggunaan dana dimasa depan yang lebih murah dan tepat, serta

memungkinkan untuk mendapatkan dukungan yang lebih banyak lagi

serta kemudahan dalam penggalangan dana.86

Dalam evaluasi perlu diukur hasil dan peninjauan akan

dampaknya. Banyak evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah

perubahan yang diinginkan memberi dampak pada pengetahuan,

perilaku, atau kebiasaan diantara target khalayak, atau pada kebijakan

yang dibuat baru yang mendukung program. Apabila program

dilandaskan pada penelitian yang menyeluruh, mungkin dampaknya

dapat lebih terukur, yang kemudian dapat terkait dengan perubahan

pada salah satu atau seluruh kegiatan intervensi. Hasil dari program

85 Ibid. 86 Ibid. P 9.

55

Page 57: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

yang telah dirancang biasanya menunjukkan dimana tindak lanjut

dibutuhkan dan kapan kegiatan program dapat diperpanjang. Evaluasi

yang baik akan menunjukkan program yang lemah dan dimana revisi

seharusnya dilakukan, baik itu dalam proses, materi-materi, atau

strategi keseluruhan ataukah kegiatannya. Melalui evaluasi program,

akan terlihat alternatif lain atau kejadian lain yang terjadi secara

simultan dengan program apa yang berhasil dalam program tersebut dan

bagaimana mereplikasi dampak positifnya. Perancang program dan staf

mungkin harus kembali ke tingkat analisis apabila situasi berubah

secara drastis atau apabila akibat-akibat baru ditemukan saat masalah

sedang dicoba untuk diatasi.87

Pada tiap tiap tingkatan proses, tahap dua dan tahap tiga

menentukan besarnya partisipasi pada tingkat nasional, daerah, dan

komunitas. Sementara pada tahap empat, perencanaan yang baik akan

mengarahkan upaya untuk membangun kapasitas pada tingkat institusi

dan komunitas.

Beberapa hal yang patut diingat oleh setiap perancang program

adalah program komunikasi yang dikelola dengan baik dan terfasilitasi

akan memiliki dampak yang terukur, memiliki hasil yang jelas dalam

durasi tertentu, efektif dan berkesinambungan, serta membangun

kapasitas seluruh mitra yang terlibat.88

87 Ibid.88 Ibid.

56

Page 58: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tipe penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif lahir

karena kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian

adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan

melukiskan gejala yang ada dan memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar dan

tidak menekankan pada angka. Sehingga analisis data dilakukan secara

induktif. Penelitian deskriptif digunakan karena penelitian ini tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau

membuat prediksi. Penelitian dilakukan karena ketertarikan peneliti akan

subyek, namun belum ada kerangka teoritis yang mampu menjelaskannya.

Penelitian deskriptif ini dalam aplikasinya tidak saja akan menjabarkan

(analitis), tetapi juga memadukan (sintesis); dan tidak hanya akan

melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi sehingga dihasilkan

kesimpulan dengan kekuatan integratif, karena sifat penelitiannya yang

mencari, dan bukan menguji.

3.2. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus.

Metode ini digunakan karena penelitian dilakukan untuk memahami

57

Page 59: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

makna dibalik data yang tampak, dimana interaksi sosial dipelajari dan

diurai. Mengurai interaksi sosial yang kompleks hanya dapat dilakukan

dengan metode penelitian kualitatif dimana peneliti ikut berperan pada

proses, turut serta dan bertanya secara mendalam bagaimana interaksi

sosial tersebut dilakukan sehingga ditemukan pola-pola hubungan yang

terjadi dalam interaksi. Metode ini juga digunakan dengan harapan orang-

orang yang diwawancara dapat mengungkapkan perasaannya, sehingga

peneliti dapat memahami dan penggambaran ini dapat dicerminkan dalam

analisis terhadap masalah.

Metode studi kasus adalah metode riset yang menggunakan

berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk

meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai

aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara

sistematis. Penelaahan berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai

macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset akan

menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-

dokumentasi, dan kuesioner.

Menggunakan riset deskriptif, maka deskripsi akan dibuat secara

sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan kerangka

konseptual. Melalui kerangka konseptual, periset melalakukan

operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel dan

58

Page 60: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

indikatornya. Riset ini menggambarkan realitas yang terjadi tanpa

menjelaskan hubungan antar variabel.

3.3. Definisi konsep

3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas

Sebagai organisasi nirlaba kegagalan atau kesuksesan

Wikimedia Indonesia ditentukan dari kemampuan meraih simpati

dan memobilisasi partisipasi publiknya untuk mencapai misi

organisasi; yaitu “membebaskan pengetahuan”. Karena dalam

organisasi ini tidak ada divisi khusus humas maka perlu dilakukan

identifikasi peran dan fungsi humas berdasarkan divisi-divisi mana

dalam organisasi yang melakukan peran dan fungsi humas. Karena

peran humas adalah upaya mendapatkan simpati publik, maka

diperlukan keselarasan perasaan, opini atau dukungan yang

diberikan antara satu orang (atau sebagian orang) dengan orang

lain (atau sebagian orang lainnya). Simpati juga diperoleh antara

lain dengan memperbesar pengertian dan pengetahuan akan fakta-

fakta dan rentetan kejadian atau situasi dengan sedemikian rupa

sehingga tercipta simpati. Salah satu cara memperolehnya adalah

dengan menunjukkan dengan jelas informasi yang tidak bias. Citra

yang buruk seringkali didapatkan dari ketidaktahuan, prasangka,

dan pandangan yang salah. Humas disini berfungsi menciptakan

upaya-upaya yang mampu membalikkan hal ini menjadi

59

Page 61: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

pengetahuan dan pengertian, penerimaan serta ketertarikan., salah

satunya adalah dengan memperbesar partisipasi dimana para

pemangku kepentingan menggunakan sumber daya mereka pribadi,

baik fisik maupun materi.

Karena itu identifikasi posisi dalam organisasi yang

melakukan peran dan fungsi humas ditentukan dari orang-orang

yang melakukan fungsi manajemen dan melakukan aktifitas-

aktifitas yang 1) memperkirakan, menganalisis, dan

menginterpretasikan opini dan sikap publik, serta isu-isu yang

mungkin mempengaruhi operasi dan rencana organisasi, baik itu

pengaruh buruk maupun baik; 2) posisi yang bertanggung jawab

memberi saran kepada manajemen di semua level di dalam

organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan, jalannya

tindakan, dan komunikasi, serta mempertimbangkan publik dan

tanggung jawab sosial/ kewarganegaraan organisasi; 3) posisi yang

melakukan riset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin

program-program aksi dan komunikasi untuk mendapatkan

pemahaman publik yang dibutuhkan untuk kesuksesan tujuan

organisasi. Hal ini bisa berarti mencakup program marketing,

finansial, pengumpulan dana, karyawan, komunitas, atau hubungan

pemerintah dan program-program lainnya; 4) Orang-orang yang

berperan dalam merencanakan dan mengimplementasikan usaha

organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah kebijakan publik;

60

Page 62: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

5) posisi yang menentukan tujuan, rencana, anggaran – ringkasnya,

mengelola sumberdaya yang dibutuhkan untuk melakukan semua

hal tersebut diatas.

3.3.2 Program Humas Bebaskan Pengetahuan 2010

Program Humas Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah salah

satu upaya organisasi untuk mempengaruhi dan mendorong

terjadinya proses komunikasi antara organisasi dan target khalayak

organisasi untuk meraih simpati dan menggalang partisipasi.

Upaya ini mengambil bentuk kompetisi menulis untuk situs

ensiklopedia berbahasa Indonesia yang bebas disunting oleh siapa

saja. Kompetisi menulis ini dilangsungkan selama 72 hari dan

selama kompetisi ini berlangsung panitia merekam aktifitas dan

perilaku para peserta untuk mengetahui ukuran partisipasi mereka.

Peneliti kemudian menelusuri melalui data-data yang berhasil

dikumpulkan apakah keberadaan program ini memberi dampak

terhadap kemampuan penggalangan dana organisasi.

3.3.3 Penggalangan dana organisasi nirlaba

Ada beberapa sumber pendapatan organisasi nirlaba, yaitu

iuran dan penggalangan dana. Berbeda dengan organisasi yang

bertujuan untuk keuntungan, organisasi nirlaba biasanya memiliki

61

Page 63: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

karakteristik khusus akan kemampuan manajemen peran-peran

penting yang diperlukan didalamnya. Penggalangan dana

merupakan salah satu kemampuan unik yang diperlukan dalam

manajemen organisasi nirlaba. Kemampuan untuk menggalang

dana biasanya harus diikuti dengan kemampuan menulis

permintaan untuk dana hibah. Tidak seperti sektor swasta dimana

harga produk dan jasa harus dapat menutupi seluruh biaya,

organisasi nirlaba harus dapat menggalang dana dan mencari

sumber dana tambahan. Sumber dana biasanya berasal dari iuran

dari jasa dan harga yang ditetapkan untuk pihak yang langsung

mendapatkan manfaat dari upaya organisasi nirlaba, atau dari pihak

ketiga seperti pemerintah yang mendukung jasa-jasa yang

disediakan oleh organisasi.

Walaupun banyak organisasi nirlaba berguna untuk

masyarakat, sulit untuk mengukur hasil pasti layanan yang mereka

sediakan. Perubahan sikap pada seseorang atau pada komunitas

bisa jadi memakan waktu tahunan untuk dapat disadari

dampaknya, dan organisasi nirlaba terus tertantang untuk

memperbaiki kinerja mereka. Untuk dapat melakukan

penggalangan dana yang efektif manajer dan dewan-dewan

direktur pada organissi nirlaba harus dapat bersinergi dengan

tujuan mendapatkan kebutuhan dana untuk organisasi.

62

Page 64: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Penelitian studi kasus kualitatif ini diarahkan kepada

dinamika situasi sosial terkait dengan tempat, aktor, dan aktifitas,

yaitu: pengenalan program organisasi pada lembaga donor terkait

dengan simpati mereka pada upaya organisasi melakukan

intervensi melalui informasi publik dengan mengucurkan dana

sehingga organisasi dapat menjalankan program.

3.4. Fokus penelitian

Penelitian studi kasus kualitatif ini difokuskan pada identifikasi peran

dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi

kemampuan penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia.

Dimana akan diindentifikasi dan dijabarkan hasil penelitian dari:

Peran Humas:

1. Pada kegiatan organisasi membangun citra melalui program Bebaskan

Pengetahuan 2010.

2. Bagaimana organisasi mengemas pesannya pada program Bebaskan

Pengetahuan 2010.

3. Bagaimana organisasi menciptakan kesempatan untuk target khalayak

berpartisipasi melalui program Bebaskan Pengetahuan 2010.

4. Pusat Komunikasi dan Informasi Organisasi pada saat berlangsungnya

Program Bebaskan Pengetahuan 2010.

5. Upaya-upaya organisasi dalam meningkatkan nilai organisasi melalui

Program Bebaskan Pengetahuan 2010.

63

Page 65: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Fungsi Humas:

1. Bagaimana organisasi mengelola masalah atau manajemen isu pada saat

berjalannya program “Bebaskan Pengetahuan 2010”;

2. Bagaimana manajemen dalam organisasi tetap responsif dan mendapat

informasi terkini tentang opini publik tentang program “Bebaskan

Pengetahuan 2010”;

3. Bagaimana manajemen organisasi mendefinisikan dan menekankan

tanggung jawab melayani kepentingan publik;

4. Bagaimana manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan

perubahan secara efektif, dan bagaimana mereka mengantisipasi arah

perubahan (trends) serta menggunakan riset dan komunikasi yang sehat

dan etis sebagai alat utamanya.

3.5. Nara sumber (key informant)

Nara sumber (key informant) dicari dan ditetapkan dengan dasar

bahwa nara sumber ini terkait langsung dalam keputusan organisasi untuk

mencari dana dan pemberian dana untuk upaya modifikasi lingkungan dalam

meraih simpati dan memobilisasi partisipasi melalui aktifitas komunikasi

program. Karena itu nara sumber kunci dari penelitian ini adalah:

Leo Cahyadi – Ketua Dewan Pengawas Wikimedia Indonesia.

Nara sumber lainnya yang terkait dengan dana yang membiayai program:

Heidi Arbuckle – Ford Foundation

Erik Moeller – Wikimedia Foundation

64

Page 66: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

3.6. Analisis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang

terdapat dari:

1. Situs web Wikimedia Indonesia.

2. Situs web Wikimedia Foundation.

3. Situs web statistik proyek-proyek Wikimedia.

4. Pendapat-pendapat dan laporan tertulis tentang Wikipedia dan proyek-

proyek Wikipedia yang didapatkan secara daring (online).

5. Materi-materi komunikasi tentang program; termasuk presentasi pada

saat pelatihan lomba untuk peserta, presentasi pada saat pelatihan juri,

presentasi pada saat pengenalan program pada promosi keliling di 10

(sepuluh) Perguruan Tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok.

6. Poster program.

7. Proposal program dalam mencari dana.

8. Wawancara formal dengan nara sumber kunci

9. Wawancara informal dengan peserta, pemenang, dan juri sebelum dan

setelah dijalankannya proyek.

10. Seluruh lalulintas surat elektronik Direktur Proyek saat menjalankan

program.

11. Publikasi media massa tentang Kompetisi Menulis Bebaskan

Pengetahuan 2010 oleh Wikimedia Indonesia.

12. Laporan naratif dan keuangan Wikimedia Indonesia kepada Ford

Foundation.

65

Page 67: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

13. Laporan naratif dan keuangan Wikimedia Indonesia kepada Wikimedia

Foundation.

3.7. Keabsahan data

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan triangulasi dimana validasi

data diuji silang dengan menggunakan data dari berbagai sumber, dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu.

3.7.1. Triangulasi

Kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan

mengecek hasil wawancara, observasi, dan melalui penelitian

dokumentasi. Dimana data di verifikasi kebenarannya, atau

mungkin seluruh data benar, namun dilihat menggunakan sudut

pandang yang berbeda.

66

Page 68: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Wikimedia Indonesia

Wikimedia Indonesia didirikan pada 5 September 2008 sebagai

perkumpulan yang mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran

pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di

Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif

Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya

pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar.

Asas dan tujuan Wikimedia adalah; Asas: Perkumpulan berasaskan

kesukarelaan, kekeluargaan, dan kejujuran. Tujuan: 1) Perkumpulan

bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pengadaan dan penyebarluasan

materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa Indonesia dan

bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia. 2) Perkumpulan bertujuan untuk

mendukung upaya-upaya pemberdayaan dan rangsangan agar masyarakat

tergerak untuk ikut berkontribusi dalam upaya pengumpulan, pengembangan,

dan penyebaran materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa

Indonesia dan dalam bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia.

Wikimedia Indonesia didirikan oleh 19 orang pendirinya dari berbagai

latar belakang dan memutuskan untuk bersinergi mendukung pertumbuhan

67

Page 69: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

pengetahuan bebas di Indonesia. Keseluruh pendirinya adalah sukarelawan

dan setelah berdiri, keanggotaan organisasi terbuka untuk umum.

Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi

identitas para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan

membangun proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan

pengetahuan dilakukan secara teroganisir, terencana, dengan target yang jelas.

4.1.2. Struktur organisasi

Keanggotaan Wikimedia Indonesia terbagi dua jenis. Anggota

Biasa dan Anggota Pengurus (atau dikenal juga sebagai Anggota Dewan),

dimana hasil Rapat Umum Anggota merupakan kekuatan tertinggi dan

mengikat. Anggota Dewan terbagi lagi menjadi dua, Dewan Pengawas dan

Dewan Eksekutif (Pelaksana).

Dewan Eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan

dana dan manajemen professional dalam operasional harian.Dewan

Pengawas terdiri dari Ketua Dewan, Sekertaris, dan Anggota Dewan

Pengawas.

Semenjak organisasi berdiri pada tahun 2008, Dewan Pengawas

bertugas mengawasi dan memberi saran pada jajaran Dewan Pengurus.

68

Page 70: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Gambar 2. Struktur Organisasi Wikimedia Indonesia 89

Gambar 2. Rapat Umum Anggota Tahunan/ Luar Biasa (kekuatan tertinggi) diatas Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus.

Gambar 3. Struktur Dewan Pengawas

Gambar 3. Struktur Dewan Pengurus

89 Situs Web Wikimedia Indonesia: www.wikimedia.or.id/organisasi

69

Page 71: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

Jajaran Dewan Pengurus berdasarkan Rapat Umum Anggota 2009

mengakomodasi komite-komite eksekutif dibawah Direktur Eksekutif dengan

tujuan meningkatkan kinerja organisasi menjadi berbasiskan proyek dan

membagi beban Direktur Eksekutif kepada komite-komite eksekutif.

4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal Wikimedia di Dunia

Saat didirikan dan diakui sebagai afiliasi Wikimedia Foundation

(WMF) di bulan Desember 2008, Wikimedia Indonesia menjadi salah satu

afiliasi dari ke-27 mitra lokal WMF di dunia. Misi membebaskan

pengetahuan adalah usaha global yang memberikan alternatif cara untuk

menjembatani kesenjangan pengetahuan karena ketiadaan akses ataupun

tidak-tersedianya informasi itu sendiri.

Gambar 4. Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia

70

Page 72: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

(warna biru gelap)90

4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia

Wikipedia bahasa Indonesia adalah situs ensiklopedia bebas terbesar

berbahasa Indonesia. Situs ini berisi tentang artikel-artikel pengetahuan

tentang banyak hal, mulai dari ilmu pengetahuan alam, sosial, geografi,

hingga artikel-artikel hiburan dan diisi oleh kontributor yang tidak dibayar.

Pada awal diluncurkannya pada tahun 1 Mei 2003 situs ini hanya memiliki

artikel-artikel terjemahan oleh robot sebagai artikel awal, tanpa ada pengguna

aktif.91 Lalu pada tahun January 2004 satu demi satu pengguna bertambah

sehingga meningkat secara stabil hingga tahun 2006.

Pengguna sangat aktif ini lalu berkumpul dan memutuskan untuk

membuat organisasi yang sah secara hukum sehingga dapat berafiliasi dengan

90 Sumber:Meta Wikimedia: Chapters 91 Halaman statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm

71

Page 73: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

organisasi yang menjalankan Wikipedia, yaitu Wikimedia Foundation yang

berada di San Fransisco, dan secara resmi dapat mempublikasikan serta

mempromosikan kinerja sukarelawan-sukarelawan Wikipedia di Indonesia.

Walaupun proyek bebas Wikimedia tidak hanya Wikipedia (ada Wikisource

dan Wikibooks), situs yang paling popular masih Wikipedia bahasa

Indonesia. Karena banyak sumberdaya dipusatkan Wikipedia bahasa

Indonesia, situs ini menjadi penting untuk organisasi yang didirikan untuk

melindungi upaya pengetahuan bebas agar tetap berjalan dan mendorong agar

upaya ini terus bergerak maju dan mengalami peningkatan baik dari segi

kuantitas (pendukungnya bertambah banyak) ataupun kualitas (isinya

semakin bermutu).

4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010

Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah kompetisi menulis selama 72 hari

untuk 10 perguruan tinggi yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan

Depok. Upaya ini dilakukan oleh Wikimedia Indonesia dengan mengambil

bentuk kompetisi menulis untuk situs ensiklopedia berbahasa Indonesia yang

bebas disunting oleh siapa saja. Selama kompetisi berlangsung panitia

merekam aktifitas dan perilaku para peserta untuk mengetahui ukuran

partisipasi mereka.

72

Page 74: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

4.2. Hasil penelitian

Hasil penelitian berdasarkan fokus penelitian identifikasi peran dan

fungsi humas pada organisasi dan dalam program adalah sebagai berikut.

4.2.1.Peran humas membangun citra melalui program

Menurut pengamatan peneliti peran humas teridentifikasi saat

organisasi melakukan upaya-upaya peningkatan nilai organisasi tersebut

melalui program dengan melakukan promosi keliling (roadshow) ke

sepuluh perguruan tinggi. Berdasarkan penelusuran dokumen, kegiatan ini

dilakukan dengan tujuan mengkomunikasikan isu-isu dan masalah

organisasi, dan disaat yang sama menciptakan kesempatan untuk target

khalayak berpartisipasi melalui program Bebaskan Pengetahuan 2010

(BP2010). Penelusuran dokumentasi aktifitas organisasi menunjukkan

bahwa pertemuan dilakukan melalui temu muka antara manajemen

organisasi dan tingkat pembuat keputusan di perguruan tinggi. Peneliti

mengklasifikasikan upaya ini sebagai peran humas dalam membangun

citra melalui program.

4.2.2.Peran humas mengemas pesan pada program

Berdasarkan penelusuran dokumen peneliti menemukan pada laporan

proyek Wikimedia Indonesia pada Wikimedia Foundation pada bahwa

organisasi mengemas pesannya menggunakan konsep 7 C, yaitu : (1) Clarify

message (pesan yang jelas); (2) Command attention (menarik); (3) Call to

73

Page 75: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

action (panggilan untuk melakukan sesuatu); (4) Communicate a benefit

(panggilan untuk melakukan sesuatu); (5) Create trust (panggilan untuk

melakukan sesuatu); (6) Cater to the heart and mind (dekat di hati dan muda

diingat); (7) Consistent (konsisten). Pesan disampaikan pada target khalayak

secara konsisten, berulang, dan dirancang khusus sesuai target khalayak.

Peneliti menemukan dan mengklasifikasi publik yang berbeda-beda

dimana pesan dikemas khusus berdasarkan triangulasi data antara

dokumentasi aktifitas, lalulintas surat elektronik, proposal proyek, pemuatan

berita di media masa, halaman pembicaraan pengguna dan laporan proyek:

Pemerintah: pendekatan dilakukan melalui surel dan lobi temu muka,

tindak lanjut secara berkala baik melalui surel, SMS, dan surat

pemberitahuan resmi melalui pos. Pesan dikemas dalam bentuk

pemberitahuan konsep siaran pers, dan pembuatan konsep pidato untuk

Departemen Komunkasi dan Informatika. Berdasarkan arsip berita

media masa (Republika Online, 20 Mei 2010) pesan selaras antara

organisasi dan pemerintah yang disampaikan oleh Dirjen Aplikasi

Telematika Ashwin Sasongko adalah:

“… kompetisi mendukung konten positif di internet.”

Mitra media: pendekatan dilakukan secara pro-aktif melalui pesan

yang dikemas dan disampaikan melalui media proposal, temu muka

dan kesepakatan antar organisasi dalam penempatan berita dan

wawancara langsung diudara (radio).

74

Page 76: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Perguruan tinggi: pesan dikemas untuk tingkat pengambil keputusan

Perguruan Tinggi melalui lobi dan diikat dengan persetujuan

kerjasama resmi antar organisasi. Untuk tingkat mahasiswa sebagai

target utama partisipan kompetisi, digunakan media poster dan ajakan

persuasif dari dosen.

Gambar 5. Gambar Konsep 7 C desain pesan untuk poster 92

Pesan pada poster dibuat menarik menggunakan konsep 7 C.

Penelusuran dokumentasi pembicaraan halaman pengguna di

Wikipedia bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa target khalayak

mahasiswa mendapatkan pesan tentang program dan organisasi

melalui poster dan bujukan persuasif dosen di universitas masing-

masing untuk berpartisipasi. Pesan yang dikemas untuk mahasiswa

92 Free Your Knowledge Narration Report (2010, Agustus). Meta Wikimedia [online]. Diakses pada tanggal 27 September 2010 dari: http://meta.wikimedia.org/wiki/Grants:WM_ID/Free_Your_Knowledge_Project_2010/Report#Program_planning

75

Page 77: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

adalah mahasiswa yang pintar dan rajin yang akan dapat

menyelesaikan kompetisi.

“Pinter-pinteran, Tahan-tahanan, Banyak-banyakan”

Peneliti mengidentifikasi penemuan-penemuan ini sebagai peran

humas mengemas pesan pada program berdasarkan target khalayaknya.

4.2.3.Peran humas menciptakan kesempatan berpartisipasi

Berdasarkan triangulasi data antara dokumentasi aktifitas, lalulintas

surat elektronik, proposal proyek, halaman pembicaraan pengguna dan

laporan proyek, peneliti menemukan dan mengklasifikasi kesempatan yang

berbeda-beda yang diciptakan melalui program untuk target khalayak yang

berbeda:

Pemerintah: kesempatan berpartisipasi diciptakan saat kerjasama untuk

melakukan konferensi pers antara pemerintah dan organisasi dibuka.

Mitra media: kesempatan berpartisipasi diciptakan saat pemenang

melakukan wawancara radio untuk pendengar mereka dengan segmen

yang sama, serta pemenang bercerita tentang hasil perlombaan.

Perguruan tinggi: untuk tingkat mahasiswa sebagai target utama,

program menciptakan kompetisi sebagai sarana partisipasi. Untuk

mahasiswa lainnya yang sedang menempuh program magang,

organisasi menciptakan kesempatan untuk mereka menangani proyek.

Berdasarkan dokumentasi surat elektronik empat mahasiswa

Universtas Mercu Buana terlibat dalam kepanitiaan sesuai kapasitas

76

Page 78: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

mereka sebagai mahasiswa di bidang humas dan mahasiswa teknik

komputer, satu mahasiswa Universitas Paramadina melakukan magang

sesuai kapasitasnya sebagai mahasiswa bidang hubungan internasional.

Peneliti mengidentifikasi penemuan-penemuan ini sebagai peran

humas menciptakan kesempatan melalui program untuk berpartisipasi.

4.2.4.Peran humas sebagai pusat komunikasi dan informasi

Berdasarkan trianggulasi data menggunakan dokumentasi lalu-

lintas surat elektronik panitia, pusat komunikasi dan informasi

didelegasikan pada panitia proyek berdasarkan target khalayak. Untuk

komunikasi dengan pemerintah, ditangani langsung oleh Direktur Proyek,

untuk mitra media ditangani oleh Ketua Panitia dan Direktur Proyek untuk

masalah. Sementara perguruan tinggi untuk tingkat pengambil keputusan

ditangani oleh Direktur Proyek, sementara untuk tingkat Juri ditangani

oleh Ketua Panitia, dan pada tingkat mahasiswa sebagai peserta kompetisi

di babak pertama dan kedua ditangani oleh semua panitia berdasarkan

bagiannya masing-masing, kecuali Direktur Proyek, sementara babak

ketiga ditangani langsung oleh Direktur Proyek, dan panitia lain

membantu seperlunya. Untuk publik, pusat komunikasi di arahkan ke situs

web organisasi, pesan dipancarkan ulang melalui facebook resmi

organisasi dimana seluruh peserta diminta untuk menjadi penggemarnya

pada saat pelatihan kompetisi. Sementara pertanyaan dan media diarahkan

ke surel organisasi: [email protected] yang dibuat sedemikian rupa

77

Page 79: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

sehingga surat yang masuk akan masuk otomatis pada seluruh panitia dan

anggota dewan organisasi. Dari keseluruhan data ini peneliti

mengidentifikasi Direktur Proyek sebagai posisi yang bertanggung jawab

sebagai pusat komunikasi dan informasi organisasi terlebih pada khalayak-

khalayak tertentu yang rawan krisis seperti mitra media, pemerintah, dan

pihak akademis pengambil keputusan.

4.2.5.Peran humas dalam meningkatkan nilai organisasi

Berdasarkan publikasi melalui blog resmi Wikimedia Foundation

(WMF) pada 21 September 2010, program BP2010 menjadi contoh hibah

terbaik dari 15 hibah yang diberikan pada asosiasi lokal di dunia. Barry

Newstead sebagai Chief Global Development Officer dalam tulisan yang

dipublikasikan di blog resmi organisasi menyatakan:

“While it is hard to directly attribute the impact of the project to the overall project growth, it is worth noting that the Bahasa Indonesia Wikipedia article count grew by over 20% to 130,000 articles between August 2009 and July 2010. In addition, page views on Indonesian Wikipedia grew by 100% in that time period – the fastest growing Wikipedia in the world.”

Peneliti mengidentifikasi hal ini sebagai peningkatan nilai organisasi

melalui program. Pernyataan diatas mengemukakan bahwa bahkan tanpa

program Wikipedia bahasa Indonesia mungkin terus tumbuh, namun tanpa

adanya program, pertumbuhan yang fantastis ini tidak akan menjadi

sorotan dan dipublikasikan.

78

Page 80: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Beberapa pernyataan nara sumber juga menguatkan hal ini. Erik

Moeller, Deputy Director Wikimedia Foundation, yang merupakan

donatur terbesar program BP2010 menyatakan kepuasannya:

“ Amazing project. The Project Demonstrate a scale of project that we never thought of before (done) in Indonesia. The way it was carried; the process has been very professional.”

Hal yang serupa dinyatakan oleh Heidi Arbuckle, salah satu Program

Officer Ford Foundation untuk Indonesia, yang juga merupakan salah satu

donatur program. Saat peneliti bertanya pendapatnya tentang program,

Heidi menyatakan:

“It is very well documented, well manage, excellent design.”

Saat peneliti bertanya lebih lanjut bagian mana yang paling ia sukai dari

program BP2010, Heidi menuturkan:

“ What I like the most about the project is because it generates big impact from what might be considered a small award.”

Berdasarkan pernyataan pernyataan tersebut diatas peneliti

menyimpulkan bahwa para donatur senang saat program yang

dilaksanakan memiliki dampak yang besar terhadap publik. Baik berupa

angka pertumbuhan yang baik, ataupun dokumentasi yang baik akan

jalannya suatu program. Hal ini diidentifikasi sebagai peningkatan nilai

organisasi melalui program.

Namun identifikasi peran humas dalam peningkatan nilai

organisasi melalui program tidak hanya terjadi pada organisasi pemberi

hibah, naumn juga pada anggota Wikimedia Indonesia sendiri. Leo

79

Page 81: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Cahyadi, nara sumber kunci yang menjabat sebagai Ketua Dewan

Pengawas, mengungkapkan bahwa Wikimedia Indonesia sebagai

organisasi merupakan tempat berkumpul yang baik, namun belum berjalan

dengan baik.

“… entah mengapa saat manusia-manusia ini bertemu secara online, orangnya agak banyak (jumlahnya). Namun setelah menjadi organisasi dan berada di luar jaringan (off line), berkumpul mnjadi kurang menarik, harus ada sesuatu yang dikembangkan.”

Namun saat pertanyaan beralih pada program, peneliti mengamati bahwa

intonasi suara menjadi lebih bersemangat, terlebih saat nara sumber

menyatakan puas atas program dan menyebutkan pencapaian organisasi

yang dirujuk sebagai “terbaik di dunia.”

Hal penelaahan pada halaman pembicaraan situs usulan warung

kopi Wikipedia bahasa Indonesia pada 27 September 2010 juga

menunjukkan antusiasme yang meningkat dari anggota lain organisasi

untuk mereplikasi program. Ichsan Mochtar, salah satu pendiri organisasi

menyatakan:

“ Penting sekali ada bentuk kegiatan seperti BP2010 untuk para pengguna bahasa-bahasa daerah.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa program dianggap penting, diakui

keberhasilannya, dan timbulnya keinginan baru untuk mereplikasi program

dilain tempat. Berdasarkan penemuan-penemuan ini peneliti

mengidentifikasi hal ini sebagai peran humas meningkatkan nilai

organisasi melalui Program Bebaskan Pengetahuan 2010.

80

Page 82: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

4.2.6.Fungsi humas dalam manajemen isu pada saat program

Berdasarkan penelaahan dokumen proposal Program Bebaskan

Pengetahuan 2010 (BP2010) isyu utama organisasi adalah peningkatan/

stagnansi/ penurunan jumlah dan kualitas artikel di Wikipedia bahasa

Indonesia. Hal ini diperkuat dengan pernyataan nara sumber kunci, Leo

Cahyadi, salah satu pendiri Wikimedia Indonesia dan Ketua Dewan

Pengawas pada saat wawancara yang menyatakan secara eksplisit

bahwa isu organisasi terpenting dan menjadi prioritas adalah menangani

masalah yang ada di Wikipedia bahasa Indonesia:

“ Organisasi ini penting untuk saya, penting karena bisa mengembangkan Wikipedia bahasa Indonesia dan bahasa lainnya yang dipertuturkan di Indonesia. Organisasi menjadi penting agar perkembangannya terus ada. ”

Saat organisasi menentukan isu utama dan prioritasnya serta

memperkenalkan solusinya melalui program, peneliti

mengidentifikasikan hal sebagai salah satu fungsi humas dimana

organisasi melakukan manajemen isu dengan menjalankan program.

Berdasarkan laporan aktifitas proyek, pada saat kompetisi,

banyak isu internal yang harus dihadapi seperti pelatihan untuk pekerja

magang, informasi-informasi pendistribusian dana, dan hal ini

dilakukan dengan banyak pertemuan temu muka.

Gambar 6. Pelatihan situs web untuk panitia 93

93 Free Your Knowledge Activity Report (2010, Agustus). Meta Wikimedia [online]. Diakses pada tanggal 27 September 2010 dari: http://meta.wikimedia.org/wiki/Grants:WM_ID/Free_Your_Knowledge_Project_2010/Report/Activities

81

Page 83: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

Berdasarkan dokumentasi lalu lintas surat elektronik pada saat

kompetisi, isu-isu yang rentan menjadi krisis seperti bagaimana

kompetisi berjalan dengan adil dan semua peserta dan juri mendapatkan

informasi terbaru, dipusatkan pada Direktur Proyek. Panitia juga

membuka sebanyak mungkin informasi secara publik, hal ini dapat

dilihat dari tingkat transparansi dokumentasi penyelenggaraan proyek

yang tinggi. Mengacu pada penelaahan penemuan-penemuan ini

peneliti mengidentifikasi hal ini sebagai fungsi humas dalam

manajemen isu mengenai program pada organisasi.

4.2.7.Fungsi humas menjadikan organisasi responsif dan waspada

Hasil trianggulasi data berdasarkan dokumentasi surat elektronik dan

laporan aktifitas program menunjukkan bahwa organisasi mendapatkan

informasi terkini tentang program melalui evaluasi upaya-upaya proaktif

82

Page 84: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

jangkauan keluar seperti melakukan monitoring media setelah konferensi pers

dan memonitor lalulintas situs web.

Gambar 7. Media monitoring dan wawancara radio 94

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

Mengacu pada dokumentasi laporan organisasi pada Pertamina dan

publikasi media massa tentang program sebagai salah satu sponsor, situs web

organisasi di lihat sebanyak 39,000 kali pada 72 hari waktu kompetisi, nama

Pertamina muncul dua kali sebagai sponsor dalam dua pemberitaan di media

massa. Arsip surat elektronik pada tanggal 25 Juni 2010 dengan Erik Zachte,

94 Free Your Knowledge Activity Report (2010, Agustus). Meta Wikimedia [online]. Diakses pada tanggal 27 September 2010 dari: http://meta.wikimedia.org/wiki/Grants:WM_ID/Free_Your_Knowledge_Project_2010/Report/Activities

83

Page 85: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

analis statistik Wikimedia Foundation, menunjukkan bahwa organisasi

melakukan pemantauan secara berkala pada statistik, berikut cuplikan surat

elektronik tersebut:

Siska, my congratulations on reaching your target of 60+ very active editors during the contest, effectively doubling participation. In April Indonesian Wikipedia jumped from 32 th to 20th place in number of very active editors out of 272 Wikipedias. 

Berdasarkan penemuan-penemuan ini peneliti mengidentifikasi hal ini

sebagai fungsi humas agar tetap responsif dan mendapatkan informasi terkini

tentang program.

4.2.8.Fungsi humas mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab pelayanan publik

Hasil penelaahan pada halaman pembicaraan dan situs usulan

“warung kopi” di Wikipedia Bahasa Indonesia (WBI) menunjukkan bahwa

jenis tanggung jawab pelayanan publik yang dilakukan Wikimedia Indonesia

melalui situs WBI adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pada tanggal 27 September 2010 salah satu pengguna menulis:

Saya setuju bahwa wikipedia bahasa Indonesia juga sedang SOS. Kenapa? Jawabannya satu: tren sekolah internasional. Bahkan sudah sampai masuk artikel New York Times. Bahasa daerah? Apalagi.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Leo Cahyadi, Ketua Dewan

Pengawas Wikimedia Indonesia yang menjadi narasumber kunci saat

ditanya tentang tanggung jawab sosial organisasi, berikut pernyataannya:

84

Page 86: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Karena ini Wikimedia Indonesia, sebetulnya jangkauannya Indonesia ya. Saya pikir mempromosikan penggunaan bahasanya.

Berdasarkan temuan ini peneliti mengidentifikasi hal ini sebagai

fungsi humas dalam manajemen organisasi saat mendefinisikan tanggung

jawab sosial pelayanan publik, yaitu penggunaan bahasa Indonesia.

4.2.9.Fungsi humas menggunakan riset dan komunikasi dalam mengantisipasi arah perubahan

Hasil penelaahan pada halaman pembicaraan dan situs “warung

kopi” di Wikipedia Bahasa Indonesia (WBI) menunjukkan bahwa pada

saat program diperkenalkan tidak banyak anggota komunitas WBI sadar

bahwa jumlah dan kualitas artikel sangat bergantung pada peningkatan

jumlah pengguna sangat aktif. Statistik halaman utama WBI menunjukkan

pada Juni 2010 menunjukkan jumlah 177.139 pengguna terdaftar,

sementara jumlah artikel 125.152 (jumlah pengguna terdaftar lebih besar

dari jumlah artikel), sehingga komunitas merasa aman, walaupun merasa

sedikit aneh dan mereka bertanya-tanya antar mereka mengapa jumlah

pengguna teraftar bertambah banyak, namun peringkat WBI tidak

‘membaik’ malah cenderung menurun.

Komunitas WBI berasumsi bahwa pengguna terdaftar tidak

menyunting, mereka berdiskusi dan berandai-andai dalam halaman

pembicaraan mereka bagaimana memperbaiki hal ini. Pengamatan peneliti

menggunakan percakapan-percakapan dalam komunitas menunjukkan

85

Page 87: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

bahwa upaya-upaya individual oleh pengguna terbatas pada meminta

teman/ kerabat untuk menulis dimana upaya ini tidak memperlihatkan

hasil yang memuaskan karena walaupun umumnya upaya ini

menimbulkan simpati, namun tidak merubah perilaku (untuk menyunting

Wikipedia). Isu ini juga pernah dituangkan dalam bentuk komik oleh

Hariadhi, salah satu pengguna aktif WBI yang kebetulan merupakan

mahasiswa Institut Kesenian Jakarta. Komik yang memuat isu ini pernah

dimuat dalam halaman web Wikimedia Indonesia pada bulan April 2009.

Gambar 8. Komik tentang isu sukarelawan 95

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

Berdasarkan penelusuran dokumentasi laporan program Bebaskan

Pengetahuan 2010 (BP 2010), berbeda dengan komunitas WBI, peneliti

menemukan organisasi menggunakan riset untuk menemukan masalah dan

mengkomunikasikan masalah tersebut beserta usulan solusinya dalam bentuk

program berupa Kompetisi Menulis BP 2010. Berdasarkan temuan ini peneliti

mengidentifikasikan bahwa organisasi melakukan fungsi humas dalam

mengikuti perubahan dan mengantisipasi arah perubahan (trend) saat Direktur

95 Free Your Knowledge Activity Report (2010, Agustus). Meta Wikimedia [online]. Diakses pada tanggal 27 September 2010 dari: http://meta.wikimedia.org/wiki/Grants:WM_ID/Free_Your_Knowledge_Project_2010/Report

86

Page 88: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Proyek BP 2010 menggunakan riset dan komunikasi yang etis dalam

merespon perubahan.

Gambar 5. Statistik pengguna sangat aktif Wikipedia bahasa Indonesia 2006 - 2010 96

Sebelum program

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

Setelah program

QuickTime™ and aTIFF (Uncompressed) decompressor

are needed to see this picture.

Statistik diatas menunjukkan bahwa WBI sebagai situs ensiklopedia

terbesar berbahasa Indonesia pada awal diluncurkannya pada 1 Mei 2003

hanya memiliki artikel-artikel terjemahan oleh robot sebagai artikel awal,

tanpa ada pengguna aktif.97 Lalu pada tahun January 2004 satu demi satu

pengguna mulai bertambah dan pada awal 2006 secara stabil jumlah

penggunanya mulai bertambah secara stabil. Namun jumlah pengguna

baru ini berhenti sejak awal 2007 hingga Februari 2010 dengan rata-rata

28 pengguna sangat aktif.98 Angka ini stagnan dimungkinkan karena

jumlah pengguna sangat aktif yang baru bertambah, namun disaat yang

96 Wikipedia Chart Indonesian (berubah secara berkala). Situs statistik Wikipedia untuk bahasa Indonesia [daring]. Diakses pada 20 September 2010 dari http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm 97 Ibid.98 Ibid.

87

Page 89: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

sama jumlah pengguna sangat aktif yang lama juga keluar dengan

komposisi penambahan yang sama dengan jumlah orang yang berkurang.

Kutipan dari laporan program menyatakan bahwa program

mendayagunakan pengalaman Direktur Proyek sebagai bagian dari

komunitas selama empat tahun sebelum melakukan perencanaan strategis

program dan melakukan penggalangan dana selama sembilan bulan

sebelum diakumulasikan dalam 72 hari implementasi program:

“The Free Your Knowledge 2010 project utilized its Project Director's four years experience as a community member to identify problems and then it took nine months of strategic design and fund raising before the program was finally implemented into practice (one month road show and 72 days competition).”99

Peneliti mengidentifikasikan hal ini sebagai kemampuan organisasi

melakukan fungsi humas dalam mengantisipasi perubahan menggunakan

riset.

4.3. Pembahasan

Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan

mausia. Melalui komunikasi manusia berkoordinasi menggunakan

keterampilan mereka mengelola pesan untuk menyampaikan makna. Salah

satu elemen kunci dalam proses komunikasi adalah terjadinya “perubahan”,

sementara “pesan” berfungsi sebagai rangsangan, dan pemahaman

merupakan “insentif” dari komunikasi.

99 Report (September, 2010). Wikimedia Foundation Meta [daring]. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2010 dari: http://meta.wikimedia.org/wiki/Grants:WM_ID/Free_Your_Knowledge_Project_2010/Report

88

Page 90: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Sebagai fungsi manajemen, humas berfungsi untuk

mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara organisasi dan

publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.

Sehingga humas menjadi salah satu dari proses manajemen yang berperan

untuk membantu organisasi menemukan (tidak saja) “apa yang dikatakan”

tetapi juga “apa yang akan dilakukan”. Praktisi humas harus mampu

menyusun strategi mengatasi problem atau memperbesar peluang tersebut

melalui perencanaan dan pemograman.

Penelusuran laporan proyek mengemukakan bahwa Wikimedia

Indonesia menggunakan proses-P sebagai model perubahan perilaku yang

menjadi tujuannya, yaitu dari tidak tahu hingga ikut berpartisipasi.

“The project communication objectie was very spesific and aimed at increasing knowledge, influencing attitude, and changing practices of its intended benefeciaries with regard to particular action.”

Penelitian ini menggunakan model pendekatan teori ko-

orientasional dimana pengukuran keseseuaian antara pandangan organisasi

tentang isu diseesuakian dengan estimasi organisasi tentang pandangan

publik terhadap isu. Pengukuran ko-orientasional disebut juga analisis

perbedaan dimana organisasi mengukur “persetujuan” antara organisasi dan

target-target khalayaknya.

Saat organisasi melakukan upaya promosi keliling peneliti

mengidentifikasi upaya ini sebagai pemanfaatan isu dalam mencapai

kesesuaian persepsi dan “persetujuan” publiknya. Pengaruh dari promosi

keliling ini tidak hanya terhadap publik eksternal yang didatangi, namun

89

Page 91: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

juga berpengaruh terhadap publik internal, sehingga bekerja dua arah. Leo

Cahyadi, narasumber kunci yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas

Wikimedia Indonesia menyatakan:

“…jangkauan keluar itu termasuk upaya yang harus dilakukan (organisasi) dan tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga”.

Berdasarkan berbagai publikasi tentang upaya ini, peneliti

mengidentifikasi promosi keliling merupakan:

1. Peran humas membangun citra melalui program

2. Fungsi humas dalam manajemen isu melalui program

3. Peran humas mengemas pesannya sesuai target khalayak yang dituju

menggunakan program

4. Fungsi humas dalam merespon dan mendapatkan informasi terkini

mengenai opini publik eksternalnya saat terjadi dialog mengenai

program

5. Fungsi humas mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab

melayani kepentingan publik

6. Peran humas dalam menciptakan kesempatan untuk target khalayak

berpartisipasi melalui program

7. Fungsi humas dalam mengikuti perubahan dan menggunakan informasi

tentang perubahan tersebut secara efektif

Saat organisasi merencanakan dan melaksanakan program dengan

melakukan komunikasi persuasif dengan cara: membuat proposal,

melakukan pertemuan tatap muka, menempelkan poster, melakukan

90

Page 92: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

konferensi pers, memasang spanduk; serta memperkuat pesan dengan

melakukan pengumuman melalui facebook, situs web, dan penempatan

berita; maka organisasi teridentifikasi melakukan peran humas mengemas

pesan dan memolesnya hingga dapat membentuk opini target khalayak agar

selaras dengan pandangan organisasi.

Identifikasi kemampuan organisasi mengemas pesan sebagai salah

satu peran humas dapat dikatakan terkait dengan kemampuan penggalangan

dana organisasi tergantung dari pilihan media dan segmen target khalayak

yang digunakan pada saat promosi dan penguatan pesan. Berdasarkan

penelaahan arsip halaman pembicaran 17 peserta yang berhasil

menyelesaikan pertandingan, sebagian besar mendapatkan informasi tentang

program melalui poster, sementara sebagian kecil lainnya mengikuti karena

tawaran persuasive dosen mereka. Poster yang sama dijadikan medium

pencarian dana dan insentif untuk berpartisipasi bagi para sponsor, pemberi

hibah, dan mitra media. Arsip laporan proyek juga menunjukkan bahwa

spanduk, situs web, halaman facebook resmi organisasi, dan pemberitaan

media dimanfaatkan sebagai media pemberitahuan “merk” pendukung

program.

Leo Cahyadi, narasumber kunci yang menjabat sebagai Ketua

Dewan Pengawas Wikimedia Indonesia berpendapat bahwa perusahaan

mungkin tertarik mensponsori apabila segmen pasar tujuan mereka sama

dengan target khalayak program organisasi, berikut pernyataannya:

91

Page 93: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

“Begini, setiap sponsor memiliki tujuan atau segmen pasar mereka sendiri. Menurut saya apabila segmennya SMA mungkin perusahaan seperti Fanta, akan tertarik.”

Berdasarkan hal ini peneliti mengidentifikasi bahwa peran humas

dalam menciptakan kesempatan bagi para target khalayaknya juga memiliki

hubungan bagi besarnya nilai penggalangan dana yang mungkin

dikumpulkan oleh organisasi.

Berdasarkan trianggulasi data peneliti mengidentifikasi peran humas

sebagai pusat komunikasi dan informasi organisasi pada saat

berlangsungnya program jatuh pada posisi Direktur Proyek. Walaupun hal

ini tidak terkait langsung bagi kemampuan organisasi menggalang dana,

namun hal ini diidentifikasi mempermudah upaya penggalangan dana. Hal

ini dikarenakan hasil penelurusuran saluran komunikasi yang semuanya,

pada akhirnya, berpusat pada Direktur Proyek.

Identifikasi peran humas dalam kemampuannya meningkatkan nilai

organisasi melalui keberhasilan program menurut peneliti memiliki

sumbangsih tidak langsung bagi kemampuan organisasi menggalang dana,

namun berhubungan dengan besarnya dana yang mungkin didapatkan.

Berikut cuplikan pernyataan Erik Moeller, Wikimedia Foundation, salah

satu penyandang dana terbesar program:

“…whether they have program or didn’t have program, even if they have no experience, or trying to be established, or trying to do effort that support the mission, they (will) still have a fair chance. However it is unlikely that we will give grant with the amount of USD 20,000,- to a chapter or anyone without a track record. The goal of the grant is mostly for development and support (the mission).”

92

Page 94: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Pernyataan ini menunjukkan bahwa organisasi pemberi hibah akan

memberikan hibah pada organisasi dengan aktifitas, bahkan tanpa program

terencana, selama mereka meminta, sehingga dengan atau tanpa keberadaan

program, kesempatan organisasi satu atau organisasi lainnya yang berafiliasi

dengan Wikimedia untuk mendapatkan hibah tetap sama. Namun pernyatan

ini juga mengisyaratkan bahwa sebuah program terencana yang berhasil

baik akan menghasilkan rekam jejak yang baik, dan organisasi dengan

rekam jejak yang baik memiliki kesempatan untuk mendapatkan dana yang

lebih besar dibandingkan organisasi tanpa rekam jejak.

Data wawancara nara sumber pemberi hibah menunjukkan bahwa

bahwa fungsi humas memanajemen isu pada organisasi khusus untuk tipe

dana hibah berdampak langsung pada organisasi. Hal ini merupakan hasil

analisa dimana nara sumber terlihat senang justru karena mengetahui

bagaimana organisasi tersebut mengatasi masalah dan berhasil. Erik

Moeller, Deputy Director Wikimedia Foundation, menyatakan bahwa

bagian yang paling ia sukai dari seluruh proses hibah adalah membaca

laporannya.

“Like for example in WMCZ they gradually improving from ‘just taking pictures and uploads them’ to actually using it inside the articles.”

Menurutnya bercermin dari laporan tersebut ia dapat

menggambarkan masalah yang penerima hibah hadapi dan tahap-tahap yang

93

Page 95: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

harus mereka lalui untuk mengatasinya, singkatnya terjadi peningkatan

kemampuan organisasi. Hal yang persis sama dikatakan oleh Heidi

Arbuckle, Program Officer Ford Foundation:

“…LOVE seeing our grantee grow or come up with new ideas, and I like it when they tell failures. Not many people would confess that they failed, so it is precious, it enables us to to measure, to picture what they are dealing with, their problem, as part of learning process.”

Pernyataan-pernyataan ini menunjukkan bahwa isu dan masalah

harus dikelola dan bukan disembunyikan. Untuk pemberi hibah terlalu

banyak masalah sama problematiknya dengan tidak ada masalah. Karena itu

peran humas melakukan manajemen isu teridentifikasi memiliki hubungan

bagi kemampuan organisasi dalam melakukan penggalangan dana dalam

jangka panjang, bagaimana pesan dikemas dan data disajikan sehingga

menunjukkan peningkatan kinerja dan lain sebagainya.

Berdasarkan arsip surel dan data-data laporan proyek, fungsi humas

dalam menjadikan manajemen organisasi responsif dan mendapatkan

informasi terkini tentang opini publik tentang program membantu secara

tidak langsung pada kemampuan organisasi dalam menggalang dana. Hal ini

dikarenakan organisasi yang responsif terhadap masalah dan trend lebih

mudah diajak bekerja sama dengan organisasi pemberi hibah ataupun

sponsor yang memiliki ukuran-ukuran keberhasilan program yang

dijalankan. Berikut cuplikan wawancara dengan Erik Moeller, Deputy

Director Wikimedia Foundation:

94

Page 96: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

“ For program I would still like to develop rating measurement, so it’s not whether the chapter do this program or not do this program, it’s the progress of their effort that we’re interested more.”

Instrumen pengukuran keberhasilan menjadi umpan balik organisasi,

apabila organisasi menindaknya dengan bijaksana, hal ini akan memiliki

dampak bagi kemampuan penggalangan dana organisasi secara langsung.

Untuk fungsi manajemen dalam mendefinisikan dan menekankan

tanggung jawab melayani kepentingan publik, Wikimedia Indonesia

mendefinisikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada

artikel sebagai penekanan pelayanan publiknya. Hal ini bisa dimanfaatkan

sebagai kesempatan bagi organisasi dalam menggalang dana dilihat dari

organisasi-organisasi ataupun individual yang mendukung hal ini, mungkin

organisasi yang nasionalis, seperti Pertamina, atau individual yang

mendukung pendaya-gunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Menurut pengamatan peneliti berdasarkan lalulintas surel (email)

antara panitia dan publiknya (juri dan peserta) program cukup antisipatif

terhadap perubahan, saat terjadi kejadian-kejadian tidak disangka seperti

perubahan panitia, keterlambatan, pemberitahuan hasil kompetisi, tanggapan

atas peraturan, dan lainsebagainya, kejadian-kejadian ini dikomunikasikan

menggunakan dua rangkap jalur komunikasi, yaitu SMS dan surel, dimana

penanggung jawab mengkomunikasikan semua kemungkinan dan jalan

penyelesaian. Dalam identifikasi fungsi humas memanfaatkan perubahan

menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat

utamanya, peneliti mengkaji hal ini sebagai kemampuan yang sama dengan

95

Page 97: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

kemampuan penggalangan dana. Dalam menggalang dana sebuah

organisasi/ seseorang harus mampu meyakinkan orang lain/ organisasi lain

bahwa kerjasama yang mereka tawarkan saling menguntungkan atau saling

mendukung misi satu sama lain. Kemampuan mencari dan menyajikan data

dalam bentuk yang mudah dipahami untuk meyakinkan orang lain dapat

pula digunakan sebagai aset dalam kemampuan menggalang dana

organisasi.

96

Page 98: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Peneliti menyimpulkan bahwa peran humas dalam membangun citra

melalui program teridentifikasi saat organisasi tersebut merencanakan

program, mengimplementasikan program, melakukan promosi keliling,

mempublikasikan upaya-upaya organisasi mencapai misi, dan membuka

saluran komunikasi dan partisipasi. Promosi keliling juga membuka

peluang-peluang baru dan menguatkan kemampuan penggalangan dana

organisasi untuk program selanjutnya.

2. Peneliti menyimpulkan bahwa peran humas dalam mengemas pesan

teridentifikasi saat organisasi melakukan komunikasi persuasif

menggunakan pertemuan tatap muka atau melalui media untuk mencapai

target khalayaknya. Hal ini juga dapat dimanfaatkan sebagai kemampuan

penggalangan dana organisasi mempertimbangkan besar/ kecilnya jumlah

segmen khalayak yang dituju.

3. Peneliti menyimpulkan peran humas sebagai pusat komunikasi dan

informasi organisasi yang teridentifikasi mempermudah birokrasi apabila

organisasi sedang melakukan penggalangan dana. Sehingga walaupun

tidak terkait secara langsung dengan kemampuan organisasi menggalang

97

Page 99: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

dana, namun hal ini diidentifikasi mempermudah upaya penggalangan

dana.

4. Peneliti mengidentifikasi peran humas dalam kemampuannya

meningkatkan nilai organisasi melalui keberhasilan program. Nilai

organisasi yang meningkat berkontribusi tidak langsung bagi kemampuan

organisasi menggalang dana, dilihat dari besarnya dana yang mungkin

didapatkan.

5. Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi humas mengelola masalah atau

manajemen isu pada saat berjalannya program teridentifikasi. Pada saat

yang sama fungsi ini dianggap akan memiliki dampak bagi kemampuan

organisasi menggalang dana dalam jangka panjang terkait dari bagaimana

pesan dikemas, masalah diidentifikasi dan data disajikan sehingga

menunjukkan peningkatan kinerja organisasi.

6. Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi humas dalam menjadikan

manajemen organisasi responsif dan mendapatkan informasi terkini

tentang opini publik tentang program teriidentifikasi. Kemampuan

organisasi menjadikan manajemen responsive terhadap trend membantu

secara tidak langsung pada kemampuan organisasi dalam menggalang

dana karena organisasi yang responsif lebih mudah diajak bekerja sama

dalam menyesuaikan ukuran-ukuran keberhasilan program yang

dijalankan sesuai yang diharapkan donatur.

7. Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi humas mendorong manajemen

dalam mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab melayani

98

Page 100: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

kepentingan publik teridentifikasi saat organisasi mendefinisikan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada artikel Wikipedia

bahasa Indonesia sebagai penekanan pelayanan publiknya. Persamaan misi

dan tanggung jawab sosial ini menurut peneliti dapat dimanfaatkan

sebagai kesempatan bagi organisasi dalam menggalang dana.

8. Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi humas dalam manajemen untuk tetap

awas terhadap perubahan dan memanfaatkannya secara efektif dalam

mengantisipasi arah perubahan dengan menggunakan riset dan komunikasi

yang sehat dan etis sebagai alat utamanya teridentifikasi. Hal ini

disimpulkan saat kekuatan riset tercermin dalam proposal dan laporan

program. Peneliti menyimpulkan bahwa apabila dalam program organisasi

dilakukan fungsi humas dimana riset dan komunikasi yang etis digunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan, keduanya dapat mendatangkan

bantuan dalam berbagai bentuk, termasuk dana.

Secara keseluruhan peneliti menyimpulkan bahwa identifikasi

dilakukannya peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan

2010” secara langsung atau tidak langsung memiliki kontribusi bagi

kemampuan penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia.

5.1. Saran

5.1.1. Saran akademis

Penelitian ini menggunakan teori pendekatan ko-orientasional

dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasikan

99

Page 101: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

masalah dalam hubungan organisasi dan publiknya. Sistem dan budaya

wiki yang terbuka membuat identifikasi peran dan fungsi humas mudah

dilakukan serta menunjukkan bahwa saat isu diluruskan dengan target

khalayaknya, estimasi organisasi tentang isu bisa jadi meleset. Penelitian

ini menunjukkan bahwa pendekatan ko-orientasional baik untuk digunakan

dalam mengukur isu dan kesesuaian pandangan antara organisasi dan

publik hanya apabila pihak organisasi terbuka untuk dikoreksi.

5.1.2. Saran praktis

Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam program organisasi

nirlaba yang tergolong kecil, peran dan fungsi humas yang sebenarnya

terbalut dalam posisi manajerial Direktur Proyek. Sedangkan jabatan

humas dan administratif resmi yang berada dalam program dipegang oleh

pekerja magang. Berdasarkan deskripsi pekerjaannya, jabatan ini

cenderung administratif dan teknis dan tidak sepenuhnya mempraktekkan

peran dan fungsi humas dalam program. Sehingga saran peneliti

berdasarkan hasil penelitian untuk:

1. Organisasi serupa dengan deskripsi organisasi nirlaba berbasiskan

komunitas yang mungkin mengalami masalah dana, krisis

kepemimpinan, dan distorsi misi organisasi saat menerjemahkan visi

dan misi organisasinya dilapangan. Peneliti menyarankan organisasi

agar merencanakan aktifitasnya dengan baik, pelajari misi dari

organisasi donatur maupun organisasi yang dipilih untuk mensponsori,

100

Page 102: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

semakin serasi misi yang diusung semakin besar kemungkinan mereka

mendapatkan dana. Apabila organisasi ini kecil dan tidak memiliki

divisi humas khusus, jajaran manajemen pengambil keputusan

sebaiknya terbuka untuk melatih diri dengan mengadakan konsultasi/

pelatihan kehumasan dan mempelajari teknik teknik humas. Hasil

penelitian menunjukkan apabila diaplikasikan dengan benar

identifikasi peran dan fungsi humas dapat mendukung kemampuan

organisasi dalam menggalang dana.

2. Bagi pemerintah: mendukung program-program berbasis akar rumput

yang muncul dari masyarakat. Apabila program-program yang diusung

organisasi ini mampu mendefinisikan dan menekankan tanggung

jawab melayani kepentingan publik maka nama pemerintah akan

terangkat di mata publiknya.

3. Bagi lembaga donor: penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan

organisasi nirlaba dalam masyarakat sipil Indonesia saat

memperjuangkan misi yang selaras merupakan keberhasilan lembaga

donor tersebut yang mendanai.

4. Bagi masyarakat umum: sebagai penikmat hasil upaya-upaya

organisasi ini diharapkan menunjukkan dukungannya dengan

apreasiasi secara tulisan, karena organisasi ini akan terbantu dengan

dukungan masyarakat.

101

Page 103: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

DAFTAR PUSTAKA

Argenti, Paul A., 2003, Corporate Communication. McGraw-Hill, New York.

Burson, Harold., 1990, October 2. “Beyond PR: Redefining the Role of Public Relations”, 29th Annual Distinguished Lecture of the Institute of Public Relations Research and Education, Inc., New York.

Curtis, Dan B., Floyd, James J., and Winsor, Jerry L. 1996. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Rosdakarya. Bandung.

Cutlip, Scott M., Center, Allen H., and Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations. Prenada Media Grup. Jakarta

DeVito, J.A. The Communication Handbook: A Dictionary. Harper & Row. New York. 1986.

Drucker, Peter Ferdinand, 1990, Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachusetts . 

Heath R. L and Bryant J, 2000, Human Communication Theory and Research: Concepts, Context, and Challenges. Lawrence Erlbaum Associates, Inc,. Publishers. New Jersey.

Hernes, Tor. The Spatial Construction of Organization (Advances in Organization Studies). John Benjamin B.V Publishing, Philadelphia, 2004.

John Hopkins Bloomberg School of Public Health, Center for Communication Program, December 2003, The New P-Process: Steps in Strategic Communication. The Health Communication Partnership booklet.

Kriyantoro, Rachmat, 2006, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta

Littlejohn, Stephen W, 1992, Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico

McNamara, Carter. Field Guide to Consulting and Organizational Development With Nonprofits. Authenticity Consulting, LLC. 2005.

Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung

OECD-DAC Working Party on Development Assistance and Environment. Environmental Communication for Sustainable Development. A Practical Orientation. 1999.

Rakhmat, Jalaluddin, 2007, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya Bandung.

102

Page 104: Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya

Schein, Edgar H., 1992, Organizational Culture and Leadership. Jossey-Bass Publisher. San Francisco.

Siaran Pers Wikimedia Indonesia Peluncuran Kompetisi (2010, 30 Maret). Situs Wikimedia Indonesia [daring]. Diakses pada 20 September 2010 dari http://wikimedia.or.id/wiki/Siaran_pers/_Peluncuran_Kompetisi_Menulis_Bebaskan_Pengetahuan_2010

Sim-Krause, Sharon. (2010, March 11) Five Roles of Public Relation. Situs The Daily MBA [daring]. Diakses pada 1 Agustus 2010 dari http://www.thedailymba.com/2010/03/11/five-roles-of-public-relations/

Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Wasesa, Silih Agung, 2006, Strategi Public Relations, Gramedia, Jakarta 2006.

Weekly, E, 1967, An Etimological Dictionary of Modern English (Vol.1). Dover Publication, New York.

Wikipedia Chart Indonesian (berubah secara berkala). Situs statistik Wikipedia untuk bahasa Indonesia [daring]. Diakses pada 20 September 2010 dari http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm

103