Top Banner
PSAK 45 PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA untuk memenuh i tugas kelima mata kuliah Seminar Akuntansi Oleh: Kelompok 2 1. Intan Permata D. 110810301116 2. Rizki Sekarsari S .P. 120810301120 3. Labitsta Untsa A. 140810301242 4. Surya Sukmawan S. 140810301245 5. Elok Dwi S. 140810301248 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2015
19

PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

Jul 05, 2018

Download

Documents

WendyR.Raditya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 1/19

PSAK 45

PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA

untuk memenuhi tugas kelima

mata kuliah Seminar Akuntansi

Oleh:

Kelompok 2

1. Intan Permata D. 110810301116

2. Rizki Sekarsari S.P. 120810301120

3. Labitsta Untsa A. 140810301242

4. Surya Sukmawan S. 140810301245

5. Elok Dwi S. 140810301248

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 2/19

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami ucapkan kehadirat Allah SWT.,karena berkat

rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “PSAK 45: Pelaporan

Keuangan Entitas Nirlaba”. Makalah ini dibuat sebagai bahan perkuliahan Seminar

Akuntansi pertemuan kelima.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan,

arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami ucapkan kepadaDr. Muhammad Miqdad, SE,MM,CA,Ak.. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar

Akuntansi. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman- teman dan penulis literatur

sumber yang telah kami gunakan untuk membantu kesempurnaan penulisan makalah ini.

Kami berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi

kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Dalam penulisan makalah ini,

kami telah berusaha dengan segenap kemampuan. Tetapi kami menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan kami,

kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Jember, 19 Oktober 2015

Penulis

Page 3: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 3/19

1

1. LATAR BELAKANG

Organisasi nirlaba memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan

organisasi yang berorientasi pada laba. Dalam menjalankan kegiatannya,

organisasi nirlaba tidak semata-mata digerakkan oleh tujuan untuk mencari laba.

Oleh karena itu, organisasi nirlaba selaknya pun tidak mengalami defisit.

Adapun bila organisasi nirlaba memperoleh surplus, maka surplus tersebut akan

dikontribusikan kembali untuk pemenuhan kepentingan publik, dan bukan untuk 

memperkaya pemilik organisasi tersebut.

Seiring dengan perkembangan waktu, adanya aturan yang berkaitan

dengan laporan keuangan suatu entitas atau badan yang berorientasi non profit

atau nirlaba. Laporan keuangan nirlaba adalah suatu laporan yang menyediakan

suatu informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber

daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan

pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

Maka dari dibuatlah aturan-aturan untuk laporan keuangan nirlaba oleh

Dewan Standar Akuntansi Keuangan yaitu PSAK 45 tentang Pelaporan

Keuangan Entitas Nirlaba yang diharapkan agar laporan keuangan suatu entitas

nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya

banding yang tinggi.

2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

PSAK 45 ini mengatur tentang pelaporan keuangan entitas laba.

Dengan pedoman pelaporan, diharapkan laporan keaungan entitas nirlaba

dapat lebih mudah dipahami, memliki relevansi dan daya banding yang

tinggi.

Kepemilikan dalam organisasi laba tidak dapat dialihkan, dijual

maupun ditebus kembali sebagaimana pada organisasi bisnis. Selain itu,

kedua jenis organisasi tersebut berada dalam hal cara organiassi

memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

aktivitas organisasinya. Entitas nirlaba umunya memperoleh sumber daya

dari sumbangan para anggota dan donatur lain, yang idealnya.

Lebih lanjut, walaupun tidak meminta adanya pengembalian, namun

para donatur sebagai salah satu   stakeholder  utama organisasi nirlaba

tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas sumbangan yang

mereka berikan. Para donatur ini, baik mempersyaratkan atau tidak, tentu

tetap menginginkan pelaporan serta pertanggungjawaban yang transparan

atas dana yang mereka berikan. Para donatur ingin mengetahui bagaimana

dana yang mereka berikan dikelola dengan baik dan dipergunakan untuk 

memberi manfaat bagi kepentingan publik.

Untuk itu, organisasi nirlaba perlu menyusun laporan keuangan. Hal

ini bagi sebagian organisasi nirlaba yang   scope-nya masih kecil serta

Page 4: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 4/19

2

sumber daya-nya masih belum memadai, mungkin akan menjadi hal yang

menantang untuk dilakukan. Terlebih karena organisasi nirlaba jenis ini

umumnya lebih fokus pada pelaksanaan program ketimbang mengurusi

administrasi. Namun, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan karena

organisasi nirlaba tidak boleh hanya mengandalkan pada kepercayaan yangdiberikan para donaturnya. Akuntabilitas sangat diperlukan agar dapat dapat

memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan kepada donatur,

regulator, penerima manfaat dan publik secara umum.

Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya

yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan

secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian

atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari

sumber daya tersebut.

Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumberdaya

oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber dayatersebut

dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai denganterpenuhinya keadaan tertentu.

Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya

dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak 

mengharapkan pembayaran kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat

permanen atau temporer.

Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya

tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak 

mengharapkan pembayaran kembali.

Meski PSAK 45 didedikasikan bagi entitas nirlaba, namun standar

ini juga dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis

lainnya. Namun perlu dicatat bahwa penerapan pada organisasi selain

nirlaba tersebut hanya dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2 Tujuan Utama Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak 

mengharapkan pembayaran kembali anggota, kreditur, pihak lain yang

menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama

dalam rangka menilai jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dankemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut dan ara manajer

melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya.

Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan

keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:

a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

b. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan

sifat asset neto.

c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam

satu periode dan hubungan antar keduanya.

Page 5: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 5/19

3

d. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas,

memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan factor lain

yang berpengaruh terhadap likuiditanya.

e. Usaha jasa entitas nirlaba.

f. Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda,dan informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi

informasi dalam laporan keuangan yang lain.

2.3 Jenis Laporan Keuangan Nirlaba

Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun tiga jenis

laporan keuangan sebagai berikut:

a. Laporan posisi keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan

informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi

mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktutertentu. Informasi dalam laporan yang digunakan bersama

pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lain dapat

membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk 

menilai kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara

berkelanjutan dan likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan

untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan

eksternal.

Laporan keuangan ini mencakup entitas nirlaba secara

keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas dan aset neto.

Komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:

- Aset

a. Kas atau setara kas

b. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerimaan jasa yang

lain

c. Persediaan

d. Sewa, asuransi, dan jasa lain yang di bayar di muka

e. Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang

f. Tanah, gedung, peralatan, serta set tetap lain yang

digunakan untuk menghasilkan barang atau jasah. Kas atau aset ain yang dibatasi penggunaannya oelh

pembeli sumber daya yang tidak mengharapkan

pembeyaran kembali disajikan terpisah dari kas lain atau

ast lain yang tidak terikat penggunaannya.

Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian

aset pada laporan posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan

berdasarkan likuiditasnya  –  kemampuan suatu aset untuk dengan mudah

dikonversi menjadi kas.

- Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat

Page 6: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 6/19

4

a. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing

kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya

pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak 

mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terikat secara

permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.b. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan

permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan

 jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan

atas laporan keuangan.

c. Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya

seni, dapat disajikan sebagai aset terpisah dalam kelompok 

aset neto yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau

disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

d. pembatasan aset temporer terhadap sumber daya aset neto yang

penggunaannya dibatasi secara temporer oleh pemberi sumber

daya berupa aktivitas operasi tertentu investasipenggunaannya selama periode tertentu di masa depan atau

pemerolehan aset tetap dapat disajikan sebagai unsur terpisah

dalam kelompok neto yang penggunaannya dibatasi secara

temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Pembayaran temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak 

mengharapkan pembayaran kembali dapat berbentuk 

pembatasan waktu atas pembatasan penggunaan keduanya.

e. aset neto tak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa,

penjualan barang, sumbangan, dan deviden atau hasil

investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan

tersebut. Batasan terhadap penggunaan neto tidak terikat dapat

berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan

tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan

keuangan.

b. Laporan aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi

mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah

dan sifat aset neto hubungan transaksi dan peristiwa lain dan bagaimana

penggunaan sumber daya dalam pelaksaan berbagai program atau jasa.

Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama denganpengungkapan informasi dalam laporan laporan keuangan lainnya,

dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali anggota, kreditur dan pihak lainuntuk 

mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan

kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa, dan menilai

pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan

dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode.

Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin padaaset neto

atau ekuitas dalam posisi keuangan

Page 7: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 7/19

5

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahanaset neto terikat

permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian

- Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagaipenambah aset neto tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang

tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan

beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

- Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak 

terikat, terikat permanen atau terikat temporer, bergantung

ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat

yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang

sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat

sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan

sebagai kebijakan akuntansi.- Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian

yang diakui dari investasi dan aset (atau liabilitas) sebagai

penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali

 jika penggunaannya dibatas.

- Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian

dalam kelompok aset serta tidak menutup peluang adanya

klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya,

suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam

aset neto entitas nirlaba dapat menghasilkan unsure-

unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat

dibelanjakan atau tidak dibelanjakan, telah direalisasikan

atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau

dengan cara lain.

- Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan

beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK atau

SAK ETAP

- laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan

kerugian yang berasal dari transaksi incidental atau

peristiwa lain yang berada diluar entitas nirlaba dan

menajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan

tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

Informasi penyajian jasa

- Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi

fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama

dan aktivitas pendukung.

- Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali, anggota, kreditu, dan pihak lain

dalam menilai pemberian jasa dan pengguanaan sumber

daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara

Page 8: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 8/19

6

fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan

informasi tambahan menggenai beban mengenai sifatnya.

Misalnya, gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.

c. Laporan arus kasTujuan utama laporan arus kas adalah menyaikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

Klasifikasi penerimaan dan pengeluarran kas

Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2. Laporan Arus Kas atau SAK

ETAP Bab 7 dengan tambahan berikt ini:

- Aktivas pendanaan

1. Penerimaan kas dari sumber daya yang tidak mengharapkan

pembeyaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam

 jangka panjang2. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan

investasi yang penggunaannya dibatasi pemerolehan,

pembangunan dan pemerliharaan aset tetap, atau peningkatan

dana abadi.

3. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka

panjang

- Pengungkapan informasi mengenai aktifitas investasi dan

pendanaan non kas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau

aset investasi.

3. CONTOH LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA

Page 9: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 9/19

7

Page 10: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 10/19

8

Page 11: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 11/19

9

Page 12: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 12/19

10

Page 13: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 13/19

11

Page 14: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 14/19

12

Page 15: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 15/19

13

Page 16: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 16/19

14

Page 17: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 17/19

15

Page 18: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 18/19

Page 19: PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

8/16/2019 PSAK 47 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

http://slidepdf.com/reader/full/psak-47-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba 19/19

17

4. KESIMPULAN

Entitas nirlaba atau entitas non profit adalah suatu entitas yang

bersasaran pokok untuk mendukung suatu perihal di dalam menarik perhatian

publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-

hal yang bersifat mencari laba (moneter). Enntitas nirlaba meliputi gereja,

sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis,

bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa

sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan

beberapa para petugas pemerintah. Banyak hal yang membedakan antara

organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan,

tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota,klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari

hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba

membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba

yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan

usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah

 jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang

Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah

dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.