Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 M mempunyai sistim
kepercayaan bahwa segala sesuatu harus diterima sebagai suatu
kebenaran berdasarkan mitos. Namun seiring dengan berjalannya
waktu, kepercayaan tersebut mulai hilang dengan munculnya para ahli
pikir Yunani, yang pada akhirnya melahirkan peradaban Yunani yang
mengalami kemegahan dan puncak kejayaannya. Akan tetapi, beberapa
tahun kemudian mulai mengalami kemunduran dengan jatuhnya peradaban
Yunani ke tangan kekaisaran Romawi, dan kekaisaran Romawi
mengembangkannya sampai ke daratan Eropa yang ketika masih berada
dalam masa kegelapan. A. Filsafat Eropa pada Abad
PertengahanSetelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan
kejayaannya dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu melahirkan
peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat dikemukakan
bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di
dunia. Kemudian warisan peradaban Yunani jatuh ketangan kekaisaran
Romawi. Kekaisaran Romawi memperlihatkan kemegahan dan kekuasaannya
hingga daratan Eropa (Britania). Dan akhirnya filsafat Yunani
sampai ke daratan Eropa , dan di sanalah ia mendapatkan lahan baru
untuk pertumbuhannya, karena bersamaan dengan agama Kristen,
sehingga filsafat Yunani berintegrasi dengan agama Kristen, hingga
membentuk suatu formulasi baru, dan muncullah filsafat Eropa yang
sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah
berintegrasi dengan agama Kristen[footnoteRef:1][1]. [1: [1]Asmoro
Achmadi, Filsafat Umum. (Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada, 2005),
h. 64 ]
Filsafat Barat pada abad pertengahan juga dapat dikatakan
sebagai abad gelap, pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah
gereja, karena pada saat ini, gereja sangat membelenggu kehidupan
manusia, sehingga manusia tidak memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Di samping itu,
para ahli pikir ketika itu tidak memiliki kebesan untuk berpikir,
apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja,
orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman
berat[footnoteRef:2][2]. [2: [2] Ibid, h. 65]
Ciri-ciri filsafat pada abad pertengahan adalah:1. Cara
berfilsafatnya dipimpim oleh gereja2. Berfilsafat di dalam
lingkungan ajaran Aristotles3. Berfilsafat dengan pertolongan
AugustinusMasa abad pertengahan juga dikatakan sebagai masa yang
penuh menggiring manusia ke dalam kehidupan atau kepercayaan yang
picik dan fanatik dengan menerima ajaran gereja secara membabi
buta, karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.Masa yang
penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya membimbig ke arah hdup
yang shaleh, tapi di sisi lain dominasi gereja ini tanpa memikirkan
martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran,
keinginan dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.Masa
abad pertengahan ini terbagi menjadi dua, yaitu:a. Masa
PatristikIstilah Patristik berasal dari kata latin yaitu pater atau
bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja
dipilih dari golongan atas dan golongan ahli pikir. Dari golongan
ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya,
mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang
menerimanya.Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan
bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan
tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain,
seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai
alasannya beranggapan bahwa walaupun sudah ada sumber kebenaran
yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat
Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Jadi
anggapan mereka ini adalah bahwa menerima filsafat Yunani
diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu dan tidak bertentangan
dengan agama.Perbedaan pendapat ini terus berlanjut, sehingga orang
yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang
Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian orang
yang dituduh munafik tersebut menyangkal bahwa tuduhan tersebut
dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang yang menolak filsafat
Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan
dengan Tuhan. Akhirnya muncullah upaya untuk membela agama Kristen,
yaitu para Apologis (pembela iman Kristen) dari serangan filsafat
Yunani, seperti:1. Justinus MartirNama aslinya Justinus, kemudian
nama Martir iambil dari istilah orang-orang yang rela mati hanya
untuk kepercayaannya.Menurutnya, agama Kristen bukan agama baru,
karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa
dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal Musa hidupnya
sebelum Socrates dan Plato, Socrates dan Plato sendiri sebenarnya
telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya,
ia juga mengatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab
Yahudi.2. KlemensIa juga termasuk pembela, akan tetapi ia tidak
membenci filsafat Yunani, sedangkan pokok-pokok pikirannya
adalah:a. Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk
mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunanib. Memerangi
ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat
Yunanic. Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela
iman Kristen dan memikirkan secara mendalam.3. TertullianusIa
dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan
pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik dan
menolak kehadiran filsafat Yunani, karena filsafat dianggap sesuatu
yang tidak perlu. Baginya wahyu Tuhan sudahlah cukup dan tidak ada
hubungan antara teologi dan filsafat, antara Yerussalem (pusat
agama) dengan Yunani (pusat filsafat), dan tidak ada hubungan
antara gereja dengan akademi, antara Kristen dengan penemuan
baru.Akan tetapi lama kelamaan, ia akhirnya menerima juga filsafat
Yunani sebagai cara berpikir yang rasional, alasannya bagaimanapun
juga berpikir rasional diperlukan sekali, dan ia menerimanya
sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran Tuhan
beserta sifat-sifatnya.4. AugustinusSejak mudanya ia telah
mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, seperti platonisme dan
skeptisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat
Kristen yang berpengaruh besar pada filsafat abad pertengahan,
sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati, ia juga
ahli dalam bidang teologi dan filsafat.Menurutnys, daya pemikiran
manusia ada batasnya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai
kebenaran dan kepastian yang tiada batasnya, yang bersifat kekal
dan abadi. Sehingga pada akhirnya, ajaran Augustinus berhasil
menguasai sepuluh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa, karena
ajarannya bersifat sebagai metode daripada system, sehingga
ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik[footnoteRef:3][3].
[3: [3] Ibid]
b. Masa SkolastikIstilah skolastik adalah kata sifat yang
berasal dari kata school yang berarti sekolah. Jadi skolastik
adalah aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan
skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad
pertengahan. Terdapat beberapa pengertian dari corak khas
skolastik, yaitu: 1. Filsafat skolastik adalah filsafat yang
mempunyai corak semata-mata agama, karena skolastik ini sebagai
bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religious.2. Filsafat
skolastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi atau
filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai
berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari
rumusan tersebut muncul istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab,
dan lain-lain.3. Filsafat skolastik adalah suatu sisitim filsafat
yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke
dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan
akal.4. Filsafat skolastik adalah filsafat Nasrani, karena banyak
dipengaruhi oleh ajaran gereja[footnoteRef:4][4]. [4: [4] Ibid, h.
70]
Adapun tumbuh dan berkembangnya Fisafat skolastik ini
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor religiousYang
dimaksud faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berkehidupan religius. Mereka beranggapan bahwa kehidupan di dunia
ini adalah suatu perjalanan ke tanah suci Yerussalem. Dunia ini
bagaikan negeri asing dan sebagai tempat pembuangan limbah air mata
saja. Sebagai dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga, dan
manusia tidak akan sampai ke surga dengan kemampuannya sendiri,
sehingga ia harus ditolong. Karena itu, manusia menurut sifat
kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang diwariskan oleh Adam.
Mereka juga berkeyakinan bahwa Isa adalah anak Tuhan yang berperan
sebagai pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan memberi pengampunan
sekaligus menolongnya. Maka, hanya dengan jalan pengampunan inilah
manusia tertolong agar dapat mencapai tanah airnya (surga).
Anggapan dan keyakinannya inilah yang menjadi dasar pemikiran
filsafat.2. Faktor ilmu pengetahuanPada saat itu telah banyak
didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara,
gereja ataupun dari keluarga istana, dan kepustakaannya diambilkan
dari penulis Latin, Arab (Islam) dan Yunani.Masa skolastik terbagi
menjadi tiga periode, yaitu:a. Skolastik Awal (800-1200)Sejak abad
ke-5 hingga ke 8 Masehi, pemikiran filsafat patristic mulai
merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 bisa dikatakan abad
kacau. Hal ini disebabkan karena saat itu terjadinya serangan
terhadap Romawi, sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut
runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad[footnoteRef:5][5].
[5: [5] Roma dirampok oleh kaum Visigot dibawah Atalarik I (tahun
410) sehingga kota tersebut kehilangan artinya dan menderita berat
dalam perang terhadap orang-orang Germania dan Byzantium
(kekaisaran Romawi lenyap).]
Baru pada abad ke-8 M, kekuasaan berada dibawah Karel Agung
(742-814)[footnoteRef:6][6] baru dapat memberikan suasana
ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan,
termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang kesemuanya
menampakkan mulai adanya kebangkitan. [6: [6] Ia menyerbu Italia
untuk membantu Paus (tahun 800)-Paus Leo III dinobatkan sebagai
kaisar di Roma]
Pada saat inilah zaman baru bagi bangsa Eropa yang ditandai
dengan skolastik yg di dalamnya banyak diupayakan ilmu pengetahuan
yang dikembangkan di sekolah-sekolah yang pertama kalinya timbul di
biara Italia Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan
Belanda. Kurikulum pengajarannya ketika itu meliputi studi duniawi
atau artes liberals meliputi: tata bahasa, retorika, dialetika,
ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu pengetahuan, perbintangan dan
musik.Pengajaran di sekolah-sekolah dibagi menjadi tiga tingkaan.
Tingkatan pertama adalah pengajaran dasar, yang merupakan
pengajaran wajib bagi calon-calon pejabat agama dan terbuka juga
bagi umum. Mata pelajaran yang diberikan ialah membaca dan menulis,
dasar-dasar bahasa Latin, ulasan singkat tentang kitab suci dan
buku-buku upacara agama. Tingkatan kedua, diajarkan tujuh ilmu
bebas (liberal) yang dibagi menjadi dua bagian. Tingkatan ketiga
adalah pengajaran uku-buku suci dengan
terperinci[footnoteRef:7][7]. [7: [7] A. Hanafl, Filsafat
Skolastik. ( Jakarta: Pustaka al Husna, 1983), h. 138-140]
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas, Johannes, Scotes
Eriugena, Peter Lembord, John Salisbury, Peter Abaelardus.
b. Skolastik Puncak (1200-1300)Masa ini merupakan masa kejayaan
skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300, dan masa ini juga
disebut masa berbunga, karena pada abad ke-12 ini filsafat di Eropa
mengalami kemajuan yang luar biasa, karena berdirinya
universitas-universitas dan perserikatan-perserikatan biarawan yang
ikut serta menyelenggarakan ilmu. Jadi, filsafat menerima perhatian
yang amat besar. Pada awal abad ke-13, di samping
universitas-universitas timbullah dalam lingkungan katolik yang
disebut ordo, yang merupakan kumpulan orang yang hendak mencapai
kesempurnaan hidup di bawah pimpinan seorang pembesar. Mereka
berkumpul dalam suatu biara, dan dalam biara itu diselenggarakan
ilmu dan filsafat oleh para biarawan[footnoteRef:8][8]. [8: [8]
Poedjawijatna, Pembimbing ke arah alam filsafat. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), h. 83]
Ada beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai puncaknya,
yaitu[footnoteRef:9][9]: [9: [9] Asmoro Achmadi, Op.Cit, h. 73]
1. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak
abad ke-12, sehingga abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu
pengetahuan yang luas.2. Tahun 1200 didirikan universitas almamater
di Prancis. Universitas ini merupakan gabungan beberapa sekolah,
almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya universitas di
Paris, Okford, Mont Pellier, Cambridge, dan lain-lain.3. Berdirinya
ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul, karena banyaknya perhatian
orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang
kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.
c. Skolastik akhir (1300-1450)Masa ini ditandai dengan adanya
rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi
kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Diantara
tokoh-tokohnya adalah William Ockham, Nicolas Cusasus.
Skolastik Arab (Islam)Dalam bukunya, Hasbullah Bakry menerangkan
bahwa istilah skolastik Arab jarang dipakai orang dalam kalangan
umat Islam, tetapi yang biasa dipakai adalah istilah ilmu kalam
atau filsafat Islam, sedangkan pembahasan ilmu kalam dengan
filsafat Islam biasanya dipisahkan.Yang dimaksud dengan para ahli
pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada masa skolastik), yaitu:
al Farabi, Ibnu Sina, al Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan ahli pikir
tersebut besar sekali, diantaranya:a. Sampai pertengahan abad ke-12
orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles,
sehingga yang dikenal hanya buku Logika Aristoteles saja.b. Apabila
orang-orang Barat mengenal Aristoteles itu adalah berkat tulisan
dari para ahli pikir Islam terutama dari Ibnu
Rusyd[footnoteRef:10][10], sehingga dikatakan Ibnu Rusyd sebagai
guru terbesar para ahli pikir Skolastik Latin. [10: [10] Ibnu Rusyd
(Muhammad Ibnu Rusyd) dalam filsafat Barat dikenal dengan nama
Avverroes. Lahir tahun 1126 di Cordova. Disamping sebagai ahli
pikir , ia juga ahli hukum dan kedokteran. Hanya karena Ibnu
Rusydlah universitas Cordova semakin terkenal. Ia meninggal di
pengasingan (Maroko) tahun 1198. Ia telah banyak sekali memberikan
tulisannya tentang ajaran Aristoteles. Dibandingkan dengan Ibnu
Sina, ia lebih besar pengaruhnya terhada Skolastk Latin.]
c. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan Skolastik
Latin.Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi para
ahli pikir Islam tersebut memberikan sumbangan yang tidak kecil
bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ahli pikir
Islam, Plato dan al Quran adalah benar, mereka mengadakan perpaduan
antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian
masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar. Dengan
demikian, dalam pembahasan Skolastik Islam terbagi menjadi dua
periode, yaitu: Periode Mutakallimin (700-900) dan periode Filsafat
Islam (850-1200)[footnoteRef:11][11]. [11: [11] Asmoro Achmadi,
Op.Cit, h. 79]
Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli
pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan
karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para
ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan kemoderenan Barat.
PenerjemahanSalah sati ciri fase pembentukan filsafat Skolastik
ialah adanya penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat
dari bahasa Arab atau Yunani ke dalam bahasa spanyol, kemudian ke
dalam bahasa Latin atau langsung ke dalam bahasa Latin.
Karangan-karangan filosof Islam merupakan sumber terpenting bagi
kegiatan penterjemah buku-buku pada masa itu, salah satu faktor
tersebut ialah adanya pusat-pusat kebudayaan Arab atau yunani di
kota Toledo.Para penterjemah yang terkenal antara lain:1. Adelard
of Bath, ia menterjemah buku tentang perbintangan karangan al
Khawarizmi2. Costantine Afrika, ia banyak menterjemahkan buku-buku
ketabiban karangan orang Islam, Yahudi dan Yunani.3. Gundissalinus,
ia bekerjasama dengan yuhanna bin Dawud untuk menterjemahkan
beberapa buku-buku Islam atau pun Yunani.4. Gerardof Cremona, ia
juga banyak menterjemahkan buku-buku Arab dan Yunani, ia juga
menterjemahkan buku Aristo yang sudah di Arabkan.Pada masa
berikutnya yakni pada masa kejayaan filsafat skolastik, kegiatan
penterjemahan lebih maju lagi, yakni dengan dibaginya penerjemahan
ke dalam dua fase. Fase pertama penerjemahan dari buku-buku Arab
lebih banyak daripada penerjemahan dari buku-buku Yunani. Fase
kedua penerjemahan seluruhnya dari buku-buku
Yunani[footnoteRef:12][12]. Pada masa ini juga banyak di jumpai
tokoh-tokoh penterjemah dari kalangan Barat, seperti Michael Scoot,
Herman, Gulliano Morbake, dan lain-lain. [12: [12] Hanafl, Op. Cit,
h. 157]
Pusat-pusat penerjemah ketika itu adalah1. Spanyol, terutama
kota Toledo yang merupakan pusat penerjemahan buku-buku Arab2.
Inggeris, yaitu universitas Okspord yang merupakan pusat
penerjemahan buku-buku Yunani.3. Italia, yaitu di istana Federik II
yang merupakan tempat penerjemahan buku-buku Arab dan yunani.4.
Vatican, yaitu istana paus5. Constatinovel
B. Perkembangan ilmu pada masa kejayaan Islamsejak awal
kelahirannya, Islam memberikan penghargaan sangat besar kepada
ilmu. kedatangan Nabi Muhammad SAW, yang kedatangannya bersama
Islam memberikan cahaya kepada masyarakat yang hidup di zaman
Jahiliyah yang penuh dengan keterbelakangan memasuki masyarakat
yang berilmu dan beradab. Apabila ditelusuri, maka ilmu berkembang
dengan munculnya Islam itu sendiri. Hal ini berdasarkan wahyu Allah
pertama yang disampaikan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW, yang memerintahkan beliau untuk membaca. Wahyu pertama ini
menghendaki agar umat Islam senantiasa membaca yang dilandasi
dengan bismi Rabbik, dalam arti hasil bacaan dapat bermanfaat bagi
kemanusiaan[footnoteRef:13][13]. [13: [13] Aceng Rahmat dkk,
Filsafat Ilmu Lanjutan. (Jakarta:Kencana, 2011), h. 119]
Pada masa kejayaan Islam, khusunya pada masa Dinasti Umaiyyah di
Spanyol dan Dinasti Abbasiyah di bagdad, ilmu berkembang dengan
pesat. Kemajuan ilmu membawa Islam pada masa keemasan, yang dalam
masa yang sama di wilayah-wilayah yang jauh seperti di dunia Barat
masih berada dalam abad kegelapan peradaban (dark
age)[footnoteRef:14][14]. [14: [14] Ibid]
Dalam sejarah Islam, dikenal nama-nama seperti al Mansur, al
Mamun dan Harun ar Rasyid yang memberikan perhatian besar pada
perkembangan ilmu di dunia Islam.Pada masa pemerintahan al Mansur,
proses penerjemahan karya-karya filsuf Yunani ke dalam bahasa Arab
berkembang dengan pesat. Pada zaman Harun ar Rasyid proses
penerjemahan karya filsuf Yunani masih berlangsung, dan ia
memerintahkan Yuhanna Ibn Mazawayh yang merupakan seorang dokter
istana untuk menerjemahkan buku-buku kuno tentang
kedokteran[footnoteRef:15][15]. Penerjemahan ilmu-ilmu lain seperti
astronomi, antara lain Siddhanta, sebuah risalah India yang
diterjemahkan oleh Muhammad Ibnu Ibrahim al Fazari pada tahun 806
M,, selanjutnya Siddhanta oleh al Khawarizmi dibuat dalam versi
baru dan disertai dengan berbagai komentar[footnoteRef:16][16].
[15: [15] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu. (Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada, 2004), h. 40] [16: [16] Ibid]
Pada tahap selanjutnya, pemerintahan al Mamun yang berjasa
mengembangkan ilmu di dunia islam, membangun baitul hikmah yang
terdiri dari perpustakaan, sebuah observatorium dan sebuah
depertemen penerjemahan. Orang penting dalam baitul hikmah adalah
Hunain yang berjasa menerjemahkan buku-buku karya Plato,
Aristoteles, Galenus, Appolonius, dan
Archimedes[footnoteRef:17][17]. [17: [17] Ibid]
Pada zaman keemasan Islam muncul ahli-ahli dalam berbagai bidang
ilmu yang menaruh perhatian besar terhadap filsafat Yunani terutama
Aristoteles, yang diikuti dengan munculnya filsafat Islam periode
pertama yang ditandai dengan munculnya para filsuf muslim, yaitu:
al Kindi, ar Razi, al Farabi, Ibnu Sina. Pada periode kedua
filsafat Islam, muncul aliran Mutazilah. Selanjutnya, al Ghazali
yang sangat berpengaruh dalam dunia Islam, yang diberi gelar
Hujjatul Islam (benteng Islam), merasa ketidakpuasan terhadap
aliran filsafat Islam Rasionalisme dan beralih ke lapangan Tasawuf,
ia mengarang buku yang berjudul Tahafut al falasifah (kerancuan
para filsuf)[footnoteRef:18][18]. [18: [18] Aceng Rahmat dkk, Op.
Cit, h. 121]
Dalam tahap kedua filsafat Islam, muncul ilmuwan muslim yang
hidup di Eropa (Spanyol) yaitu pada zaman dinasti Umaiyyah, pada
waktu itu Eropa berada dalam zaman kegelapan. Dengan tampilnya
filsuf muslim di Eropa, maka ilmu dan peradaban mulai berkembang di
Eropa dan terus meningkat. Pada waktu itu ilmuwan muslim yang
dikenal adalah Ibnu Bajjah (1100-1138M) dan di Eropa dikenal dengan
nama Avempace, Ibnu Thufail (1185M) yang dikenal di barat dengan
nama Abubacer dan Ibnu Rusyd (1126-1198M) yang di barat dikenal
dengan Avverocce. Ibnu Rusyd menunjukkan sikap pembelaan terhadap
aliran rasionalisme dalam filsafat Islam dan ia menulis buku yag
berkaitan dengan hal tersebut dengan judul Tahafut at Tahafut
(kerancuan kitab). Nama-nama yang dituliskan di atas baru sebagian
kecil saja dari para saintis dan juga filosof muslim yang
memberikan sumbangan tak ternilai bagi kemajuan ilmu, selain mereka
banyak lagi tokoh-tokoh filosof muslim.Selain adanya perkembangan
ilmu yang dapat dikategorikan ke dalam bidang eksakta, matematika,
fisika, kimia, geometrid dan lain sebagainya, sejarah juga mencatat
kemajuan ilmu-ilmu keislaman, baik dalam bidang tafsir, hadis,
fiqih, ushul fiqih dan disiplin ilmu keislaman lainnya.Perkembangan
ilmu tafsir dan ulum al Quran belum menemukan bentuknya yang
konkrit sampai dengan abad ke-3 H, khusus dalam bidang ulum al
Quran pembahasannya memperlihatkan dua bentuk, yaitu aspek juzi dan
syamil. Dalam bidang hadis , perkembangan ilmu hadis dimulai sejak
imam SyafiI menyusun kitabnya yang bernama ar Risalah., yang memuat
problematika sanad dan matan, walaupun tidak demikian terperinci
seperti yang dikemukakan oleh ulama sesudahnya. Pada perkembangan
selanjutnya, ilmu hadis semakin diperluas dengan terbagi kedalam
dua bentuk yaitu ilmu hadis Riwayah dan Dirayah. Selain dalam
bidang al Quran dan Hadis, ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih juga
mengalami perjalanan panjang hingga terbentuk seperti sekarang ini,
seperti ilmu Fiqih menjadi sebuah disiplin ilmu dengan mengalami
perjalanan beberapa tahun, mulai dari zaman Rasulullah sampai pada
tahun kemunduran dengan jatuhnya Bagdad ke bangsa
Tartar[footnoteRef:19][19]. [19: [19] Amsal bakhtiar, Op. Cit, h.
44]
C. Masa peralihanSetelah abad pertengahan berakhir sampailah
pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang
bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio zaman
modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance,
humanism dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga
ke-16. KesimpulanAbad pertengahan di eropa juga disebut dengan abad
kegelapan, karena pada waktu itu Eropa belum terlalu mengenal
pengetahuan tentang filsafat, yang mana ketika itu Islam sudah
mulai mengalami masa kemajuan seperti pada zaman dinasti Umaiyyah
dan Abbasiyah. Yang pada akhirnya orang Eropa mulai mengenal
filsafat atau keilmuan setelah mereka berinteraksi banyak dengan
orang Islam. Karena orang Islam sudah terlebih dahulu memulai
kegiatan penterjemahan dibanding dengan Barat. Sehingga boleh
dikatakan orang Islam telah memberikan sumbangsih yang banyak
terhadap kemajuan bangsa Eropa dalam bidang pengetahuan, tapi
sayang mereka tidak mau mengakui hal tersebut dan sengaja
menyembunyikannya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum. Jakarta: PT. RajaGrapindo
Persada. 2005Bakhtiar, Amsal. Filsafat Umum. Jakarta: PT.
RajaGrapindo Persada. 2004Hanafl. Filsafat Skolastik. Jakarta:
Pustaka al Husna. 1983Poedjawijatna. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 1991------------------. Pembimbing ke Arah Alam
Filsafat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005Rahmat, Aceng dkk.
Filsafat Ilmu lanjutan. Jakarta: kencana. 2011Salam, Burhanudin.
Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2000
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang
benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan matahari.
Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Dalam perkembangannya
ilmu pengetahuan telah melalui berbagai era yang berbeda, pada
kesempatan ini kami akan mengulas mengenai perkembangan ilmu pada
abad petengahan. Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi
di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan memengaruhi hampir
seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai
konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik
dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan
perhatian manusia dari ketuhanan. Pada masa ini ilmu pengetahuan
dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi. Adanya larangan
pengeksposan tubuh manusia dan hewan membuat kesenian menemukan
teknik abstraksi yang memungkinkan sensasi tercipta tanpa adanya
kehadiran bentuk realis.PENGERTIAN ABAD PERTENGAHANAbad Pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama
berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia,
termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih
sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari
ketuhanan. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan
untuk kepentingan religi. Adanya larangan pengeksposan tubuh
manusia dan hewan membuat kesenian menemukan teknik abstraksi yang
memungkinkan sensasi tercipta tanpa adanya kehadiran bentuk realis.
Pada masa ini pula dibangun sistem Perang Salib untuk
mempertahankan pemerintahan Eropa dari desakan pengaruh
pemerintahan Islam dari timur tengah. Seorang ksatria (crusade)
harus selalu bersedia membela keyakinannya setiap kali terjadi
pertempuran dalam perang suci. Karena itulah pemerintahan kemudian
menjadi di bawah pengaruh keagamaan.SEJARAH ABAD PERTENGAHANZaman
pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan
sejarah bangsa-bangsa di benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman
pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah
suatu periode panjang yang dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi
Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.Zaman
Pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar
dari agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan
pada saat itu. Pada umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah
keagamaan tanpa memperhatikan masalah duniawi dan ilmu pengetahuan.
Pada masa itu yang tampil dalam lapangan ilmu pengetahuan adalah
para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para
teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas
keagamaan.. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk
mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada
masa ini adalah ancilla theologiae, abdi agama. Oleh karena itu
sejak jatuhnya kekaisaran Romawi Barat hingga kira-kira abad ke-10,
di Eropa tidak ada kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan yang
spektakuler yang dapat dikemukakan. Periode ini dikenal pula dengan
sebutan abad kegelapan.Menjelang berakhirnya abad tengah, ada
beberapa kemajuan yang tampak dalam masyarakat yang berupa
penemuan-penemuan. Penemuan-penemuan tersebut antara lain
pembaharuan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan
energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk menggiling jagung.
Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaharuan dalam bidang
perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh
kemajuan sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif. Alatalat
navigasinya pun mendapat kemajuan pula. Kompas mulai digunakan
orang di Eropa. Keterampilan dalam membuat tekstil dan pengolahan
kulit memperoleh kemajuan setelah orang mengenal alat pemintal
kapas. Kemajuan lain yang penting pada masa akhir abad tengah
adalah keterampilan dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini
berasal dari Cina dan dibawa oleh orang Islam ke Spanyol. Di
samping itu orang juga telah mengenal percetakan dan pembuatan
bahan peledak. Berbeda dengan keadaan di Eropa yang mengalami abad
kegelapan, di dunia Islam pada masa yang sama justru mengalami masa
keemasan ilmu pengetahuan dan teknologi.terutama pada zaman Bani
Umayah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7
M, delapan abad sebelum GalileoGalilei dan Copernicus melakukannya.
Pada zaman keemasan kebudayaan Islam juga dilakukan penerjemahan
berbagai karya Yunani, dan bahkan khalifah Al Makmun telah
mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) pada abad 9 M.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada dunia
Islam tersebut dimungkinkan oleh adanya pengamatan yang
terusmenerus dan pencatatam yang teratur serta adanya dorongan dan
bantuan dari pihak para raja yang memerintah. Dengan demikian untuk
pertama kalinya dalam sejarah, tiga faktor penting, yaitu politik,
agama dan ilmu pengetahuan, berada pada satu tangan, raja atau
sultan. Keadaan ini sangat menguntungkan perkembangan ilmu
pengetahuan lebih lanjut. Selama 600 700 tahun lamanya kemajuan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan tetap ada pada bangsa-bangsa yang
beragama Islam.Menurut Slamet Iman Santoso (1997: 64) sumbangan
sarjana Islam dapat diklasifikasikan dalam tiga hal, yaitu : (1)
menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya
sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar
perkembangan dan kemajuan di dunia Barat sampai sekarang, (2)
memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan,
astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan, dan (3)
menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar. Beberapa orang
yang memberi sumbangan besardalam perkembangan pengetahuan dan
teknologi di dunia Islam antara lain Al Khawarizmi, Omar Khayam,
Jabir Ibnu Hayan, Al-Razi, Ali Ibnu Sina, Al-Idrisi dan Ibn
Khaldun. Muhammad Ahmad Al-Khawarizmi menyusun buku Aljabar
padatahun 825 M, yang menjadi buku standar beberapa abad lamanya di
Eropa. Ia juga menulis buku tentang perhitungan biasa
(arithmetics). Buku tersebut menjadi pembuka jalan di Eropa untuk
mempergunakan cara desimal, yang menggantikan penulisan dengan
angka Romawi. Khawarizmi juga telah memperkenalkan persamaan
pangkat dua dalam aljabar. Omar Khayam (1043-1132) seorang penyair,
sekaligus ahli perbintangan dan ahli matematik telah menemukan
pemecahanpersamaan pangkat tiga. Pemecahannya itu berdasarkan
planimetri dan potongan-potongan kerucut. Jadi barangkali dengan
cara grafik dan belum dapat menemukan semua akar dari persamaan
pangkat tiga. Khayam juga menemukan suatu soal matematik yang belum
terpecahkan sampai sekarang, yaitu bilangan A3 ditambah bilangan B3
tidak mungkin sama dengan bilangan C3. Penemuan ini pada abad ke-17
digeneralisasikan oleh Fermet (1601-1665) menjadi semua pangkat: Xn
+ Yn = Zn, dengan ketentuan n lebih besar dari 2 (Santoso, 1977:
62).Jabir Ibnu Hayan (720 800 M) banyak mengadakan eksperimen,
antara lain tentang kristalisasi, melarutkan, sublimasi, dan
reduksi. Di samping mengadakan eksperimen, ia juga banyak menulis
antara lain tentang proses pembuatan baja, pemurnian logam, memberi
warna pada kain dan kulit, cara membuat kain tahan air, dan
pembuatan zat warna untuk rambut. Ia juga menulis tentang pembuatan
tinta, pembuatan gelas, cara memekatkan asam cuka dengan cara
destilasi. Mengenai unsure-unsur ia berpendapat bahwa logam atau
mineral itu terdiri atas dua unsure penting yakni raksa dan
belerang dengan berbagai macam susunan. Logam atau mineral berbeda
karena susunan unsur-unsurnya berbeda. Dalam bidang kedokteran
muncul nama-nama terkenal seperti : Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria
Al-Razi atau di negara Barat dikenal dengan sebutan Razes (850-923
M) dan Ibn Sina atau Avicenna (980-1037 M). Razes sangat banyak
menulis buku, diantaranya 100 buah buku tentang kedokteran, 33 buah
buku tentang ilmu pengetahuan alam termasuk alkimia, 11 buah buku
tentang matematika dan astronomi, dan lebih dari 45 buah buku
tentang filsafat dan teologia. Salah satu hasilkaryanya tersebut
adalah sebuah ensiklopedia kedokteran berjudul Continens. Sementara
itu Ibn Sina juga menulis buku-buku tentang kedokteran yang diberi
nama Al-Qanun. Buku ini menjadi buku standar dalam ilmu kedokteran
di Eropa sampai tahun 1650. Buku tersebut ditulis dengan sangat
sistematis dan teliti. Mungkin itulah sebabnya, buku tersebut dapat
bertahan sekian lamanya (Santoso, 1997: 63). Selain itu Abul Qasim
atau Abul Casis menulis sebuah ensiklopedi kedokteran, yang antara
lain menelaah ilmu bedah serta menunjukkan peralatan yang dipakai
masa itu ( tahun 1013). Ibn Rushd atau Averoes (1126-1198 M)
seorang ahli kedokteran yang menerjemahkan dan mengomentari
karya-karya Aristoteles. Dari tulisannya terbukti bahwa Ibn Rushd
mengikuti aliran evolusionisme, yaitu aliran yang berkeyakinan
bahwa semua yang ada di dunia tidak tercipta tiba-tiba dan dalam
keadaan yang selesai, melainkan semuanya terjadimelalui
perkembangan, untuk akhirnya menjelma dalam keadaan yang
selesai.Tokoh lain yang juga turut berjasa dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di dunia Islam, terutama dalam bidang geografi adalah
Al- Idrisi (1100-1166 M). Ia telah membuat 70 peta dari daerah yang
dikenal pada masa itu untuk disampaikan kepada Raja Roger II dari
kerajaan Sicillia.Dalam khasanah pengetahuan sosial, di Dunia Islam
terdapat nama Ibn Khaldun (1332 1406 M), yang memiliki nama lengkap
Abu Zaid Abdal-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami. Ia
merupakan seorang ahli sejarah, politik, sosiologi, dan ekonomi. Ia
sering dianggap sebagi perintis ilmu sosial dan peletak dasar
sosiologi. Hasil karyanya yang termasyhur adalah sebuah buku
berjudul Al-Muqaddimah. Dalam bukunya tersebut, ia membahas tentang
perkembangan masyarakat dan perubahan dalam masyarakat. Sebagai
penemu ilmu masyarakat yang baru, Ibn Khaldun berusaha keras agar
objektif dalam memaparkan masyarakat ketimbang menemukan obat untuk
menyembuhkan penyakit masyarakat (Baali, 1989 : 191). Dalam
pandangan Ibn Khaldun, gejala sosial mengikuti pola dan hukum
tertentu, dan dengan sendirinya akan menghasilkan akibat-akibat
tertentu pula. Dikatakan bahwa hukum-hukum sosial tidak
hanyamengena pada perseorangan, tetapi pada semua orang.
Hukum-hukum sosial akan berlaku sama bagi masyarakat, meskipun
terpisah ruang dan waktu Oleh karena itu hukum-hukum ini tidak
dipengaruhi oleh seseorang. Seorang pemimpin tidak dapat
memperbaiki keadaan sosial, kalau tidak mendapat dukungan dari
masyarakat. Sebagai peletak dasar sosiologi, Ibn Khaldun
mempergunakan banyak metode dan teori untuk menjelaskan faktor yang
ada dalam masyarakat.PERKEMBANGAN ILMU PADA ABAD PERTENGAHANAkal
pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan
dengan jelas pada filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada
Aquinas penghargaan terhadap akal muncul kembali dan karena itu
filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan abad Pertengahan ini
merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus
persen pada zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman
Sofis.Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran
Plotinus. Ia mengatakan bahwa Tuhan (ia mewakili metafisika) bukan
untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan
filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah beratu dengan Tuhan.
Jadi, dalam hidup ini, rasa itulah satu-satunya yang dituntut oleh
kitab suci, pedoman hidup semua manusia. Filsafat rasional dan
sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha yang
sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah
menutup sama sekali ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak.
Karena iman harus mutlak, orang-orang yang masih hidup juga
menghidupkan filsafat (akal) harus dimusuhi.Agustinus mengganti
akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani
diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu
mutlak yaitu ajaran agama.Ciri khas dari pada filsafat Abad
Pertengahan terletak pada suatu rumusan yang terkenal yang
dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitucredo ut intelligam. Rumusan
itu berarti iman lebih dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih
dahulu. Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah
argument untuk memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan
itu.Sifat ini berlawanan dengan sifat filsafat raional. Dalam
filsafat rasional, pengertian itulah yang didahulukan; setelah
dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani. Mengikuti
jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat
Abad Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan
penalaran itu pula maka menurut hemat saya, tokoh utama peletak
kekuatan filsafat Abad Pertengahan adalah St. Anselmus.Abad
Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas
Aquinas. Dia adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha
membuat filsafat Aristoteles sesuai dengan agama Kristen[1]Kita
anggap ia menciptakan perpaduan hebat antara iman dan ilmu
pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional pada waktu ia
hidup telah banyak berkurang. Oleh karena itu ia berhasil
mengumumkan filsafar rasionalnya. Yang terkenal adalah beberapa
pembuktian tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai
sekarang.Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di
lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuannya hampir semua adalah para
teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas
keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah
ancilla theologia atau abdi agama.Peradaban dunia Islam, terutama
pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan
astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah
mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan
kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani,
serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai
konsep hitung lainnya. Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu
pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana
Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang : Menerjemahkan
peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat
dikenal dunia Barat seperti sekarang ini. Memperluas pengamatan
dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia,
ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Menegaskan sistem desimal dan
dasar-dasar aljabar.Perhubungan antara Timur dan Barat selama
Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa
karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih
kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat
kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan
Eropa.TOKOH-TOKOH IMUWAN PADA ABAD PERTENGAHAN1. PLOTINUS ( 204-270
)Plotinus adalah filosof pertama yang mengajukan teori penciptaan
alam semesta. Ia mengajukan teori emanasi yang terkenal itu. Teori
ini diikuti oleh banyak filosof Islam. Teori itu merupakan jawaban
terhadap pertanyaan Thales kira-kira delapan bad sebelumnya: apa
bahan alam semesta ini. Plotinus menjawab: bahannya Tuhan. Filsafat
Plotinus kebanyakan bernapas mistik, bahkan tujuan filsafat menurut
pendapatnya adalah mencapai pemahaman mistik. Permulaan abad
pertengahan barangkali dapat dikatakan dimulai sejak Plotinus.
Karena pengaruh agama Kristen kelihatannya sangat besar;
filsafatnya berwatak spiritual. Secara umum ajaran plotinus di
sebut Plotinisme atau neoplatonisme. Jadi, ajaran plotinus tentulah
berkaitan erat dengan ajaran PLATO. Pengaruhya jelas sangat besar,
pengaruh itu ada pada teologi kristen, juga pada renaissance.
Kosmologi Plotinus cukup tinggi, terutama dalam kedalaman
spekulasinya dan daya imajinasinya.2. AUGUSTINUS ( 354 430 )a.
Riwayat Hidup AugustinusAugustinus lahir pada tanggal 13 november
354 di Tagaska, Numidia (sekarang Algeria). Ayahnya Patricius
adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir
sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya Monica (Monnica), adalah
penganut Kristen yang amat taat.Pendidikan yang mula-mula
diterimanya ialah dalam bidang Gramatika dan Aritmatika. Tatkala
berumur sebelas tahun, ia dikirim kesekolah Madaurus, suatu tempat
orang kafir (lingkungan kafir). Lingkungan itu telah mempengaruhi
perkembangan moral dan agamanya sementara ibunya selalu mendoakan
agar anaknya menerima ajaran Kristen.Pada tahun 370, karena bantuan
kawannya ( Romanius ), ia pergi ke Kartago. Disana ia tinggal
bersama guru wanita yang melahirkan anak untuknya yang bernama
Adeodatus pada tahun 371. Disana ia menjadi seorang manichean,
yaitu suatu ajaran agama yang mengajarkan bahwa Mani adalah Nabi
yang terakhir. Benar-banar yang di jadikan juru selamat yang di
janjikan oleh yesus Kristus.Pada tahun 373-374 ia mengajar di
Tagaska, dan sembilan tahun berikutnya ia mengajar di Kartago.
Kemudian ia pindah ke Roma, dan ia mendirikan sekolah retorika, dan
ia meninggalkan ajaran Mani lalu menjadi skeptis. Lalu setahun
kemudian ia mendirikan sekolah di Milan.Ada beberapa pengaruh yang
di terimanya, diantaranya ialah dari Saint Ambrose, temannya
Simplicianus, dan Neo-Platonisme. Dan semuanya itu mengiringnya
untuk menerima gereja kristen. Tobatlah ia pada hari Paskah ( 25
april 378 ) beserta anaknya ( adeodatus ) dibaptiskan. Segera
setelah itu ia dan keluarganya kembali ke Afrika. Dan di Ostia,
pelabuhan Roma ibunya meninggal dunia setalah terjadi pembicaraan
indah dengannya.Setelah Augustinus mengalami konversi, ia
mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan melayani
pengikut-pengikutnya. Setelah kembali ke Tagasta pada tahun 388, ia
menjual seluruh harta warisannya dan hasil penjualan itu di berikan
semuanya kepada fakir miskin. Yang tertinggal hanyalah sebuah rumah
yang di ubahnya menjadi suatu tempat masyarakat biarawan. Ia
sebenarnya tidak berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 ia
di tahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hampir semua orang
di tempat tinggalnya didekat kota Hippo ( sekarang masuk wilayah
Aljazair ).Pada tahun 395-396 ia ditahbiskan lagi menjadi uskup di
Hippo. Dan di tahun terakhir kehidupannya adalah tahun peperangan
bagi Imperium Romawi. Di tengah penyerbuan Vandal yang mengepung
Hippo pada tanggal 28 agustus 430, Augustinus meninggal dalam
kesucian dan kemiskinan yang sudah lama dijalaninya. Setelah
penaklukan itu orang Vandal menghancurkan semua yang di jumpai
mereka kecuali Gereja dan perpustakaan Augustinus yang di biarkan
tanpa di ganggu.3. BOETHIUSBoethius adalah philosof yang semasa
dengan Augustinus dan memiliki gaya yang hampir serupa. Bukunya
yang berjudul The Consolation of Philosophy, merupakan buku
filsafat yang klasik. Selain buku itu ia juga menulis karya-karya
yang berpengaruh pada abad pertengahan. Ia dikatakan sebagai penemu
quadrium yang merupakan bidang studi poko pada abad pertangahan. Ia
dianggap sebagai filosof skolastik yang pertama, karena ia
berpandapat bahwa filsafat merupakan pendahulu kepada agama.Abad
KegelapanSesudah boethius, eropa mulai mengalami depresi
besar-besaran. Menurunnya kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme
agama, munculnya feodalisme, invasi besar-besaran, munculnya
supranaturalisme baru, semuanya merupakan faktor yang dapat
menghasilkan kekosongan intelektual. Semua para ilmuwan pada waktu
itu lebih tertarik pada teologi daripada filsafat, dan mereka
mempertahankan dogma-dogma kristen.Asal istilah abad kegelapan
adalah penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran pada tahun
1000-an, yaitu antara masa jatuhnya imperium Romawi dan Renaissance
abad ke-15. Seorang tokoh yang terkenal abad ini adalah St.
Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataan credo ut intelligam
yang dapat dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan. Sekalipun
pada umumnya filosof abad pertengahan berpendapat seperti itu
(mengenai hubungan akal dan iman), Anselmulah yang diketahui
mengeluarkan pernyataan itu.4. ANSELMUS ( 1033-1109 )Anselmus,
Uskup Agung Canterbury, lahir di Alpen, Italia, sekitar tahun 1033.
Ia menolak keinginan ayahnya agar ia meniti karier di bidang
politik dan mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya.
Seperti anak-anak muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia
bergabung ke biara. Di biara Bec, Normandia, di bawah asuhan
seorang guru yang hebat, Lanfranc.Anselmus berpegang pada motto
yang juga dipegang Agustinus, Saya percaya agar dapat mengerti.
Yang ia maksudkan dengan pernyataan itu adalah bahwa tanpa wahyu,
tidak ada kebenaran karena itu mereka yang mencari kebenaran harus
beriman dahulu pada wahyu tersebut. Ia mengemukakan argumentasi
ontologi (informasi yang dapat mengarah ke penemuan sesuatu yang
penting) untuk percaya kepada Allah. Singkatnya, ia menyatakan
bahwa rasio manusia membutuhkan ide mengenai suatu Pribadi yang
sempurna (Allah), oleh sebab itu Pribadi tersebut harus ada. Ide
ini telah menawan hati banyak filsuf dan teolog sepanjang masa.5.
THOMAS AQUINAS (1225-1274)Hanya ada dua kekuatan yang menggerakkan
gemuruhnya dunia: agama dan filsafat. Aquinas membicarakan
kedua-duanya, hakikat masing-masing, serta hubungan kedua-duanya.
Ketertarikan pemikirannya dengan Agustinus yang hidup hampir seribu
tahun sebelumnya cukup jelas: Agustinus juga membicarakan agama dan
filsafat, hakikat serta hubungan kedua-duanya.Bagi Aqinas, semua
objek yang tidak dapat diindera tidak akan dapat diketahui secara
pasti oleh akal. Oleh karena itu, kebenaran ajaran Tuhan tidak
mungkin dapat diketahui dan diukur dengan akal. Kebenaran ajaran
Tuhan diterima dengan iman. Sesuatu yang tidak dapat diteliti
dengan akal adalah objek iman. Pengetahuan yang diterima atas
landasan iman tidaklah lebih rendah daripada pengetahuan yang
diperoleh dengan akal. Paling tidak, kebenaran yang diperoleh
dengan akal tidak akan bertentangan dengan ajaran wahyu (Randal:
236-276).Berdasarkan uraian itu dapat diketahui dua jalur
pengetahuan dalam filsafat Aquinas. Jalur itu ialah jalur akal yang
dimulai dari manusia dan berakhir pada Tuhan, dan yang kedua ialah
jalur iman yang dimulai dari Tuhan (wahyu), didukung oleh
akal.DAFTAR PUSTAKATafsir, Ahmad Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak
Thales sampai Capr), Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1990.http://id.wikipedia.org/wiki/Anselmushttp://irwan-cahyadi.blogspot.com/2012/06/tokoh-tokoh-filsafat-abad-pertengahan.html________Oleh:
Budi Pranoto(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.)Manusia mempunyai rasa ingin
tahu tentang benda-benda yang ada di sekitarnya. Rasa ingin tahu
ini mendorong munculnya ilmu pengetahuan. Ilmu dan filsafat adalah
dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Dimana filsafat memegang
peranan penting dalam suatu keilmuan. Filsafat adalah The mother of
science, filsafat adalah induk dari banyak pengetahuan. Di Yunani
filsafat mampu mengubah pola pemikiran manusia dari mitosentris
menjadi logosentris. Alam yang semula ditakuti mulai didekati.
Perubahan pola pemikiran tersebut juga menyebabkan ditemukannya
hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan
yang terjadi, baik di dalam jagad raya (makro kosmos) maupun alam
manusia (mikro kosmos).Ilmu pengetahuan selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini tidak muncul
dengan sendirinya dan terjadi secara bertahap. Adapun perkembangan
ilmu tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu zaman kuno, zaman
abad pertengahan, zaman modern, dan post modern (kontemporer).Pada
abad pertengahan filsafat barat mengalami kegelapan. Namun Islam
justru mengalami kebangkitan. Dengan berkembanganya pengaruh Islam,
maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan
dalam perkembangan ilmu.Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa
terdapat empat periodesasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di
dunia barat, yaitu zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman
modern, dan kontemporer. Dalam makalah ini hanya akan dibahas
mengenai perkembangan ilmu pada masa abad pertengahan.Perkembangan
Ilmu pada Zaman Abad PertengahanZaman abad pertengahan sering kita
kenal dengan nama Middle Age. Zaman ini terjadi pada abad 6 Masehi
sampai sekitar abad 14 Masehi. Zaman abad pertengahan ditandai
dengan tampilnya para teolog di bidang ilmu pengetahuan. Hal ini
menyebabkan aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas
keagamaan.Ketika bangsa Eropa mengalami kegelapan, Islam justru
mengalami kebangkitan yang dimulai dari lahirnya Nabi Besar
Muhammad SAW pada abad ke 6 Masehi. Pada zaman Bani Umayyah, Islam
telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi,
dan pada abad 8 Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan
astronomi serta Islam telah memperluas pengamatan terhadap ilmu
kimia, obat-obatan, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Islam juga
telah mendirikan penerjemahan berbagai karya Yunani dan
menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat pada masa
keemasannya serta menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar
aljabar.Perkembangan ilmu pengetahuan di beberapa wilayah kekuasaan
Islam juga sudah maju. Di India telah dibangun sekolah-sekolah yang
mempelajari ilmu pengetahuan umum seperti ilmu logika, geometris,
geografi, politik, dan matematika.Tokoh-Tokoh Ilmuwan yang Berperan
dalam Perkembangan IlmuDengan berkembanganya pengaruh Islam, maka
semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan yang berperan dalam
perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut:1. Al Farabi (870
M-950 M).Beliau adalah seorang komentator filsafat Yunani yang
berkontribusi dalam bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan
musik. Beliau telah membuat berbagai buku tentang sosiologi dan
sebuah buku penting dalam bidang musik yaitu kitab Al-musiqa.
Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah
Al-fadhilah (kota atau Negara utama) yang membahas tentang
pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara
razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum ilahian
Islam.2. Al-Khawarizmi (780 M 850 M),Hasil pemikirannya berdampak
besar dalam bidang matematika yang terangkum dalam buku
pertamanyanya yaitu Al-jabar. Selain itu karyanya adalah Al-kitab
Al-mukhtasar fi hisab Al-jabr waal-muqalaba (buku rangkuman untuk
kulturasi dengan melengkapkan dan menyeimbangkan), kitab surat
Al-ard (Pemandanganan Bumi).3. Al-Kindi (801 M 873 M)Al-Kindi bisa
dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam.
Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidang goemetri , astronomi,
aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip
aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik.4.
Al-Ghazali (1058 M 111 M)Beliau adalah seorang filsuf dan teolog
muslim dari Persia. Karya beliau berupa kitab-kitab, antara lain
kitab Al-munqidih min adh-dalal, Al-risalah al-quadsiyyah, dan
mizan al-Amal.5. Ibnu Sina ( 980 M 1037 M ).Beliau adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang beliau adalah
bapak pengobatan. Karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran
selama berabad-abad.6. Ibnu Rusyd (1226 M 1198 M)Beliau adalah
filsuf dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi
bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan,
ulasan, essai, dan resume.7. Ibnu Khaldun (1332 M 1406 M)Beliau
adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut
sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.
Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah ( pendahuluan ).8. Jabir
Ibnu Hayyan atau Gebert ( 721 M 815 M )Beliau adalah seorang tokoh
Islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.9. Al-Razi (
856 M 925 M )Beliau lebih dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter
klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan suatu
penelitian Al-kimi atau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kimia.
Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul
Contenens.1. Ibnu HaitamBeliau dikenal dalam kalangan cerdik pandai
di barat, dengan nama Alhazen. Beliau adalah seorang ilmuwan Islam
yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Beliau banyak pula melakukan penyelidikan
mengenai cahaya dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat
dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.1. AlBattani (850 M 929
M)Beliau memberikan kontribusi dalam bidang astronomi dan
matematika. Dalam astronomi, Al-Battani juga meningkatkan ketepatan
pengukuran presesi sumbu bumi.2. Imam Hanafi ( 699 M 767 M ), Imam
Malik ( 712 M 798 M ), Imam SyafiI (767 M 820 M ) dan Imam Hanbali
( 780 M 855 M ) adalah orang-orang yang besar dengan kitab
masing-masing dalam bidang fikih.3. Yaqut bin Abdullah al Hamawi (
1179 M 1229 ), yang mengarang kitab Mujam al-buldan (kamus Negara)
adalah nama-nama ilmuwan yang berperan terhadap perkembangan di
bidang sosial.4. Ibnu Yunis, Umar Al- khayyam , Will Durant,
Feilding H. Gorrison, dan Abu Rayhan al-Biruni merupakan para
ilmuwan di bidang sains dan antropologi.5. Shen Kou ( 1031 M 1095 M
)Beliau adalah seorang ilmuwan Cina yang pertama kali menggambarkan
magnet jarum-kompas yang digunakan untuk navigasi.6. Su Song (1020
M 1101 M)Beliau adalah seorang astronom yang menciptakan langit
bintang pada Atlas.7. Jamal Al-dinBeliau adalah tokoh yang
mendirikan observatorium ikhtiar Al-din yang merancang pembangunan
istana raja di laut utara.Periode-Periode Abad Zaman
PertengahanPada filsafat zaman Abad Pertengahan dibagi menjadi dua
periode sebagai berikut:1. Periode PatristikPetristik berasal dari
kata latin yaitu patres yang berarti bapa-bapa Gereja. Mereka
adalah ahli-ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen.2.
Periode SkolastikPada periode ini dibagi menjadi dua periode yaitu
periode skolastik Kristen dan periode skolastik Islam.1. Periode
Skolastik KristenPeriode ini dalam sejarah perkembangannya dapat
dibagi menjadi tiga tahap:1) Periode skolastik AwalMasa ini terjadi
pada abad ke-9 sampai abad ke-12 Masehi. Masa ini merupakan
kebangkitan pemikiran dari kungkungan gerejawan yang telah
membatasi berfilsafat, karena berfilsafat sangat membahayakan bagi
agama Kristen. Dalam periode ini yang ditonjolkan adalah hubungan
antar agama dan filsafat karena keduanya tidak dapat dipisahkan.
Akan tetapi dalam masa ini filsafat masih bertumpu pada alam
fikiran dankarya-karya Kristiani.2) Periode Skolastik KeemasanPada
masa ini Skolastik mengalami kejayaan yang berlangsung pada tahun
1200 1300 Masehi. Ada beberapa faktor yang membuat masa-masa ini
mengalami keemasan, diantaranya adalah pengaruh Aristoteles dan
ahli fikir Islam sejak abad ke-12 sehingga pada abad ke-13 telah
tumbuh ilmu pengetahuan yang luas. Kemudian pada masa ini telah
berdiri beberapa universitas dengan fakultas-fakultas seperti
Fakultas Teologia, Fakultas Kedokteran serta Fakultas Sastra.
Munculnya ordo-ordo yang membawa dorongan kuat untuk memberikan
suasana yang semarak pada abad ke-13 juga merupakan faktor yang
membuat masa ini mengalami keemasan.3) Periode Skolastik
TerakhirMasa ini berlangsung pada tahun 1300 1450 Masehi. Masa ini
ditandai dengan masa kemalasan berfilsafat. Nicolous Cusanus adalah
tokoh yang terkenal pada masa ini dan sebagai tokoh pemikir yang
terakhir pada masa Skolastik. Menurut pendapatnya terdapat tiga
cara untuk mengenal, yaitu melewati indera, akal, dan lewat
intusi.KESIMPULANPada pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada zaman abad pertengahan, pengaruh Islam sangat menonjol
dalam perkembangan pengetahuan. Terbukti dengan banyaknya
ilmuwan-ilmuwan Islam yang ikut andil dalam perklembangan tersebut.
Selanjutnya, pada masa abad pertengahan terdapat dua periode, yaitu
Periode Patristik dan Periode Skolastik yang terdiri dari Periode
Skolastik Awal, Periode Skolastik Keemasan,dan Periode Skolastik
Terakhir.DAFTAR PUSTAKAJamaludin Cool. 2011. Makalah Sejarah
Perkembangan Ilmu, http://jamaludinassalam.wordpress.com, diakses
pada 29 Maret 2014.Anonim. 2013. Filsafat Periode Pertengahan
(sosiologi online), http: //asyarisajadakwah.blogspot.com, diakses
pada 14 April 2014.___________Tri Yulianingsih, penulis adalah
mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris kelas B. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas
individu pada mata kuliah Filsafat Ilmu tahun akademik 2013/2014
dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.