BAB I
PENGANTAR FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Arti Etimologi
Kata Filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal
dari berasal dari kata kerja filofien yang berarti mencintai
kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari Yunani Philosophis
yang berasal dari kata kerja Philein yang berarti mencintai, atau
Philia yang berarti cinta dan shofia yang berarti kearifan. Dari
kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya
diterjemahkan sebagai "cinta kearifan".
Konsep Plato
Plato memberikan istilah dialektika yang berarti seni
berdiskusi.
Filsafat Sebagai Ilmu
Dikatakan filsafat sebagai ilmu karena di dalam pengertian
filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah,
mengapakah, ke manakah, dan apakah.
Filsafat Sebagai Cara Berpikir
Berpjkir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang
sangat mendalam sampai hakikat, atau berfikir secara global/
menyeluruh, atau berfikir dilihat dari berbagai sudut pandang
pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berpikir yang
demikian ini sebagai upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan
benar serta dapat di pertanggungjawabkan.
a. Harus sistematis
Sistematis adalah masing-masing unsur salin berkaitan sate
dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
b. Harus konsepsional
Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan (gambar) atau
gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam
intelektual
c. Harus koheren
Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian-uraian yang bertentangan sutu sama lain. Koheren atau runtut
di dalamnya memuat suatu kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu
uraian yang di dalamnya tidak memuat kebenaran logis, urarain
tersebut dikatakan sebagai uraian yang tidak koheren/runtut.
d. Harus rasional
Maksud rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis.
Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang
logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah
logika.
e. Harus sinoptik
Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara
menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.
B. Objek Materi dan Objek Forma Filsafat
Semua ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek materi dan objek
forma. Yang disebut objek materi adalah hal atau bahan yang
diselediki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan. Sedangkan
objek farma adalah sudut pandang (point of view), dari mana hal
atau bahan tersebut dipandang.
Objek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada. "Ada" di
sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran,
dan kemungkinan, sedangkan objek forma filsafat adalah menyeluruh
secara umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam
memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam).
C. Ciri-ciri Pemikiran Filsafat
Menurut Clarence I. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa
filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya
akal.
Sangat umum atau universal.
Pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus,
akan Tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum,
misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan
lainnya.
D. Cabang-Cabang Filsafat
1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian
dari persoalan filsafat yang, memberikan persoalan-persoalan
seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian
tentang kemerdekaan, wujud tuhan, kehidupan setelah mati dan
lainnya.
2. Epistemologi
Epistemologi lazimnya disebut teori pengetahuan yang secara umum
membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik, dan kebenaran
pengetahuan.
3. Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas,
aturan, dan tatacara penalaran yang betul (correct reasoning).
4. Etik
Etika atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafat yang.
membicarakan "tindakan" manusia, dengan penekanan yang baik dan
yang buruk.
Etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional, sementara dari
kalangan non filsafat, etika sering digunakan sebagai pola
bertindak praktis (etika professional), misalnya bagaimana
menjalankan bisnis yang bermoral (dalam etika bisnis).
E. Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama
Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan
reflektif dengan manusia.
Dikatakan reflektif, karena ilmu, filsafat, dan agama baru dapat
dirasakan (diketahui faedahnya/manfaatnya dalam kehidupan manusia,
apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri) dalam diri
manusia) bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah pula
cakrawala pemikiran, cakrawala pandangan yang semakin luas.
F. Metode-metode Filsafat
Bagaimana Seorang Filosof Bekerja?
Analisis
Pengertian analisis dalam kegiatan filsafat adalah rincian
istilah-istilah atau pertanyaan-pertanyaan dalam bagian-bagiannya
sehingga kita dapat melakukan pemeriksaan atas makna yang
terkandung. Contoh : perkataan
Apakah sebuah meja itu sesuatu yang nyata?
Maksud analisis adalah melakukan pemeriksaan secara konsepsional
terhadap makna dan istilah yang kita pergunakan dalam pernyataan
yang kita buat.
Sintesis
Sistesis sebagai upaya mencari kesatuan di dalam keragaman.
Maksudnya mengumpulkan suatu pengetahuan yang dapat diperoleh.
Logika adalah ilmu pengetahuan tentang penyimpulan yang lurus serta
menguraikan tentang aturan-aturan/ cara-cara untuk mencapai
kesimpulan dari premis-premis.
G. Sejarah Kelahiran Filsafat
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal,
kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu)
pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban Kuno (masa
Yunani).
Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai
Nil (Mesir dan Sungai Efrat, telah menginal alas pengukur berat,
tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian dengan menggunakan
sepuluh jari.
BAB II
FILSAFAT YUNANI
OrangYunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai system
kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu
kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya,
suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang
berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng-
dongeng).
Tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir:
a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), di mana mitos
dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau
mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis
yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos
seleksi dan rasional, seperti syair karya Homerus, OrPheus, dan
lain-lain.
b. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong
kelahiran filsafat Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang
sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang Yunani yang di
dalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia
(Mesir) di Lembah Sungai Nil. Kemudian, berkat kemampuan dan
kecakapannya, ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka
mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktisnya saja, tetapi
juga aspek teoretis kreatif.
A. Yunani Kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam.
Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan
munculnya para ahli pikir alam, di mana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat
pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafat
(berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka
mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba
berubah.
Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos,
sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil.
Mereka kagum terhadap alam yang penuh nuansa dan ritue dan berusaha
mencari jawaban atas apa yang ada di belakang semua misteri
itu.
1. Anaximandros (640-546 SM)
Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam
kesusasteraan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi.
Jadi, ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Ia
berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di
Apollonia, Yunani.
Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas
pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang
dapat diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada
sesuatu yang tidak dapat diamati indra, yaitu to apeiron, sebagai
sesuatu yang tidak terbatas, abad sifatnya, tidak berubah-ubah, ada
pada segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya,
apabila tentang arche tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur,
maka unsur tersebut akan mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai
dengan, sifatnya sehingga tidak ada tempat bagi unsur yang
berlawanan.
Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali
lebih besar dari tingginya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada
sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada
pusat jagad raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik
ajaran yang mengherankan bagi orang-orang modern.
2. Pythagoras ( 572 - 497 SM)
Mengenai riwayat hidupnya. ia dilahirkan di Pulau Samos, Lonia.
Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak
meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang
Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurnt Aristoxenos
seorang murid Aristcteles Pythagoras pindah ke kota Kroton, Italia
Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang
bersifat tirani. Di kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20
tahun ia di Kroton, kemudian pindah ke Metapontion dan meninggal di
kota ini.
Pemikirannya, substansi dan semua benda adalah bilangan, dan
segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan
perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan merupakan inti sari
dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe =
bilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik. yang termasuk teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya
susanan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
BAB III
FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan basil
yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani.
Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa di sana
mendapatkan lahan baru dalam pertumbuhannya. Karena bersamaan
dengan agama Kristen, filsafat Yunani berintegrasi dengan agama
Kristen, sehingga membentuk suatu formulasi baru. Maka, muncullah
filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani
setelah berintegrasi dengan agama Kristen.
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 - 1492) juga dapat
dikatakan sebagai "abad gelap". Pendapat ini didsarkan pada
pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja
sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi
memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya. Para ahli pikir pada saat itu pun tidak memiliki kebebasan
berpikir. Apabila terdapat pemikiran-peniikiran yang bertentangan
dengan ajaran gereja, orang yang mengemukakannya akan mendapatkan
hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya
penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena
itu, kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan ketentuan
gereja akan mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan
penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Walaupun
demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka
dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi).
Pengejaran terhadap orang-orang murtad ini mencapai puncaknya pada
saat Paus Innocentius III di akhir abad XII, dan yang paling
berhasil dalam pengejaran Orang-orang murtad ini di Spanyol.
Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad Pertengahan adalah:
cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja;
berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles;
berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.'
Masa Abad Pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu
masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia ke dalam
kehidupan/sistem kepercayaan yang picik dan fanatik, dengan
menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan
ilmu pengetahuan terhambat.
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang
artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari
golongan atas atau golongan ahli pikir. Dan golongan ahli pikir
inilah menimbulkan sikap yang beregam pemikirannya. Mereka ada yang
menolak filsafatYunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa
sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak
dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari
filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya
beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman
Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya
diambil metodenya saja (tata cara berpikir). juga, walaupun
filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga
sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai/menerima filsafat Yunani
diperbolehkan selama tertentu tidak bertentangan dengan agama.
1. Justinus Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martin diambil dari istilah
"orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya".
Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena
Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap
sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum
Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah
menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya
dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi.
Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos. Dalam
mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani (Socrates,
Plato dan lain-lain) kurang mernahami apa yang terkandung dan
memancar dari logosnya, pencerahan sehingga orang-orang Yunani
dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Mengapa mereka
menyimpang? Karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon atau
setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang
benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu
dibanding dengan filsafat Yunani. Demikian pembelaan Justinus
Martin.
B. Masa Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata
school, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau
yang horkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak
khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai
berikut:
a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak
semata -mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan
abad pertengahan yang religius.
b. Filsafat Skulastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi
atau filsafat yang rasional mcrnecahkan persoalan-persoalan
mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
Dari rumusan tersebut kemudian muncul istilah skolastik Yahudi,
skolastik Arab dan lain-lainnya.
c. Filsafat Skolastik adalah suatu sisrem filsafat yang termasuk
jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk
sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak
dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Masa Skolastik berbagi menjadi tiga periode, yaitu:
1) Skolastik Awal, berlangsung dari tahun 800-1200;
2) Skolastik Puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;
3) Skolastik Akhir, berlangsung dati tahun 1300-1450.
1. Skolastik
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik
mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad
kacau. Hal, ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap
Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh
yang telah dibangun selama berabad-abad?.
2. Skolastik Puncak
Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang beilangsung dari
tahun 1200 -1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu
ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo,
yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu
pengetahuan, di samping juga peranan universitas sebagai sumber
pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
3. Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan
stagnasi (kemandegan). Di antara tokoh-tokohnya adalah William
Ockham (1285 - 1349), Nicolas Cusasus (1401-1464).
C. Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan
yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan.
rnerupakan embrio masa modern. Masa ini ditandai dengan munculnya
renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad
ke-14 hingga ke-16.
BAB IV
PEMIKIRAN FILSAFAT DI TIMUR
A. Filsafat India
India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunggunaan yang
terjal. Tidak ada jalan lain kecuali melalui lintasan Kaibar. Pada
zaman kuno, daerah India sulit dimasuki oleh musuh sehingga
penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang dan banyak
peluang untuk niemikirkan hal-hal yang berkaitan dengan
kerohanian.
Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama hingga
pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah
mencari keselamatan akhirat.
Filsafat India terbagi menjadi lima zaman berikut ini:
a. Zaman weda (1500-600 SM). Zaman ini diisi oleh peradaban
bangsa Arya. Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat
yang berupa mantera-mantera, pujian keagamaan yang terdapat dalam
sastra Brahmana dan Upanishad.
b. Zaman Wiracarita (600-200 SM). Zaman ini diisi oleh
perkembangan sistem pemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Ide
pemikiran filsafat tersebut muncul berupa tulisan-tulisan tentang
kepahlawanan dan tentang hubungan antara manusia dengan dewa.
c. Zaman Sastra Sutra (200 SM - 1400 M). Zaman ini diisi oleh
semakin banyaknya bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra), ditandai
dengan liahirnya tokoh-tokoh seperti Sankara, Ramanuja, Madhwa, dan
lainnya.
d. Zaman kemunduran (1400 - 1800 M). Zaman ini diisi oleh
pemikiran filsafat yang mandul karena para ahli pikir hanya
menirukan pemikiran filsafat yang lampau. Timbulnya keadaan ini
disebabkan oleh pertemuan antara kebudayaan Barat dengan pemikiran
India sehingga menimbulkan reaksi hebat dari para pemikir
India.
e. Zaman Pembaharuan (1800 - 1950 M). Zaman ini diisi oleh
kebangkitan pemikiran filsafat India. Pelopornya adalah Ram Mohan
Ray, seorang pembaru yang mendapatkan pendidihn di Barat.
B. Filsafat Tiongkok
Filsafat Tiongkok dapat dikatakan hidup di dalam kebudayaan
Tiongkok. Hal ini disebabkan, karena pemikiran filsafat selalu
diberikan dalam setiap jenjang pendidikan dari sejak pendidikan
dasar (anak) sampai pendidikan tinggi.
Terdapat empat buah buku yang dianggap sebagai kitab suci rakyat
Tiongkok, yaitu:
a. Ancdecta Confucius;
b. Karangan-karangan Mencius;
c. Ilmu Tinggi (The Great Learning);
d. Ajaran Tentang Jalan Tengah (Doctrine of the Mean).
C. Filsafat Islam
Islam dengan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad. Dalam
perjalanan yang demikian panjang terdapat 5 abad perjalanan yang
menakjubkan dalam kegiatan pemikiran filsafat, yaitu antar abad
ke-7 hingga abad ke-12. Dalam kurun waktu lima abad itu para ahli
pikir Islam merenungkan kedudukan manusia di dalam hubungannya
dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan, dengan menggunakan
akal pikirnya. Mereka berpikir secara sistematis dan analitis serta
kritis sehingga lahirlah para filsafat Islam yang mempunyai
kemampuan tinggi karena kebijaksanaannya.
Dalam kegiatan pemikiran filsafat tersebut, terdapat dua macam.
(kekuatan) pemikiran berikut.
a. Para ahli pikir Islam berusaha menyusun sebuah sistem yang
disesuaikan dengan ajaran Islam.
b. Para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan
soal-soal ketauhidan.
1. Beberapa Perbedaan yang Mendorong Aliran Pemikiran Filsafat
Timbul
Timbulnya aliran pemikiran filsafat didorong oleh beberapa
perbedaan:
a. Persoalan tentang Zat Tuhan yang tidak dapat diraba, diraba,
dan dipikirkan;
b. perbedaan cara berpikir;
c. perbedaan orientasi dan tujuan hidup
d. perasaan asabiyah, keyakinan yang buta atas dasar pendirian
walaupun diyakini tidak benar lagi.
D. Filsafat Indonesia
Pandangan hidup dan sistem pemikiran bangsa Indonesia tidak sama
dengan pandangan hidup dan sistem pemikiran bangsa di negara
lainnya.
Pemikiran Filsafat Indonesia
Maksud pemikiran filsafat Indonesia adalah suatu pemikiran
filsafat yang diperuntukkan dalam atau sebagat andasan hidup bangsa
Indonesia.
Untuk itu, perlu sekali adanya suatu sistem pandangan hidup yang
di dalamnya terdapat keselarasan atau keharmonisan antara hakikat
pribadi manusia Indonesia dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk
mencapai kesejahteraan kebahagiaan, dan ketenteraman.
Bentuk Filsafat Indonesia
Bentuk-filsafat Indonesia terdiri dari lima sila berikut.
Sila I: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila H: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila III: Persatuan Indonesia.
Sila IV: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
Sila V: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB V
FILSAFAT MODERN
Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai.
SECARA historiS, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman /
pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai
dengan munculnya gerakan Renaissance.' Renaissance berarti
kelahiran kembali, yang rnengacu kepada gerakan keagamaan dan
kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14).
Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaa pandangan hidup
Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama
Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali
gereja yang terpecah-pecah.
Dalam era filsafat yang kemudian dilanjutkan dengan era filsa at
abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme,
Empirisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme,
Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup,
Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
A. Rasionalisme
Setelah pemikiran Renaissance sampai pada penyempurnaannya,
yaitu telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat
keseragaraan mengenai sumber pengetahuan yang secara alamiah dapat
dipakai manusia ,yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empiri).
B. Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas John Lacked an David Hume. Karena
adanya kemajuan ilmu perjrahuan dapat dirasakan man aatnia,
pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi
karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan.
C. Kritistsme
Aliran ini muncul abad ke-18. Suatu zaman baru di mana seorang
ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara
rasionalisme dengan empirisme. Zaman baru ini disebut zaman
Pencerahan (Aufklarung).
D. Idealisme
Setelah Kant mengetengahkan tentang kemampuan akal manusia, maka
para murid kant tidak puas terhadap batas kemampuan alasannya
karena akal murni tidak akan akan dapat mengenal hal yang berada di
luar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, yaitu suatu
sistem inetafisika yang ditemukan lewat dasar tindakan: aku sebagai
sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai
sebagai dasar untuk membuat suatu kesimpulan tentang keseluruhan
yang ada.
E. Positivisme
Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak
pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang
positif, sehingga metafisika ditolaknya.
F. Evolusionisme
Aliran ini dipelupori oleh seorang Zoologi yang mempunyai
pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert-Darwin -(1809-1882)
. Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19.
G. Materialisme
Munculnya Positivisme dan Evolusionisme menaimbah terbukanya
pintu pengingkaran terhadap aspek kerohanian. Julien de Laznettrie-
(1709-1751) mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia
tidak ada bedanya, karena sernuanya dianggap sebagai mesin.
H. Neo-Kantianisme
Setelah Materialisme pengaruhnya merajalela, para murid Kant
mengadakan gerakan lagi. Banyak filosof Jerman yang tidak puas
terhadap Materialisme, Positivisrne, dan Idealisme. Mereka ingin
kembali ke filsafat kritis, yang bebas dari spelculasi Idealisme
dan bebas dari dogmatis Positivis medan Materialisme. Gerakan ini
disebut Neo-kantianisme.
I. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma
berasal dari kata Yunani. Maka Pragmatisme adalah suatu Aliran yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan
dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat
secara praktis.
J. Filsafat Hidup
Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya
kemajuan pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisasi
semakin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia. Peranan
akal pikir hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu
sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap sebagai
mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja sesuai
dengan hukum-hukumnya.
K. Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya yaitu suatu
hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikannya kenyataan juga dapat
diartikan sebagai umpan kejadian yang dapat diamati lewat indra.
Misalnya, penyakit flu gejalanya batuk, pilek. Dalam Firsafat
fenomenologi, arti di atas berbeda dengan yang dimaksud, yaitu
suatu gejala tidak pertu harus diamati oleh indra, karena gejala
juga dapat dilihat secara batiniah, dan tidak harus berupa
kejadian-kejadian. Jadi, apa yang kelihatan dalam dirinya sendiri
seperti apa adanya.
L. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dan kata eks = ke luar, dan
sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berarti,
manusia dalarn keberadaannya to sadar bahwa dinnya ada dan segala
sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Karena manusia
terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya.
M. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, di tengah-tengah gereja Katolik
banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti Paham
Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan gereja terdapat semacam
keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudian, akhirnya
menjadi suatu paham Thomisme, yaitu pertama, paham yang menganggap
bahwa ajaran Thomas sudah sempurna. Tugas kita adalah memberikan
tafsir sesuai dengan keadaan zaman. Kedua, paham yang menganggap
bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat
hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas.
BAB VI
FILSAFAT DEWASA INI
Sekarang ini terdapat dua aliran pemikiran filsafat yang
mempunyai pengaruh besar, tetapi aliran-aliran ini belum dapat
dikatakan sebagai aliran yang membuat sejarah. Hal ini terjadi
karena aliran-aliran ini masih dianggap baru. Kedua aliran tersebut
adalah Filsafat Analitis dan Strukturalis.
A. Fiisafat Analitis
Tokoh aliran ini adalah Luciwig Josef Johan Wittgenstein
(18891951), yang lahir di Wina, Austria. Ilmu yang ditekuninya
adalah ilmu penerbangan yang mernerlukan studi dasar matematika
yang rmendalam. la belajar kepada Schoperihauer dan Gottlieb Frege,
setelah menjadi ahli matemika filsafat matematika dan logika.
Sumbangannya yang terbesar dalam filsafat adalah pemikirannya
tentang pentingnya bahasa. Ia mencita-citakan suatu bahasa ideal
yang lengkap, formal dan dapat memberikan kemungkinan bagi
periyelesaian masalah-masalah kefilsafatan.
B. Strukturalisme
Tokoh strukturalisme adalah J.lacan yang lahir di paris pada
yahun 1901. Menurut pemikirannya, bahasa terdiri dari sejumlah
termin yang ditentukan oleh posisi-posisinya satu terhadap yang
lain. Termin tersebut digabungkan dengan aturan gramatika dan
sintaksis.
BAB VII
AKTUALISASI FILASAFAT
Zaman sekarang merupakan zamannya pemikiran praktis-realistik,
sehingga belajar filsafat dianggap hal yang tidak berguna dan
membuang-buang waktu. Sekarang, belajar filsafat telah sampai pada
paradigm baru. Belajar filsafat/filsaf, akan tetapi belajar
filsafat dimaksudkan untuk membangun kesadaran, semangat, dan
kepedulian agar hidup kita lebih bermakna. Yang penting dalam
belajar filsafat adalah aktualisasinya.
A. Aktualisasi Filsafat Sebelum Ilmu
Dalam masyarakat hingga saat ini masih menganggap ilmu filsafat
adalah ilmu 'ngawang-ngawang' yaitu ilmu yang sulit untuk
dimengetti atau ilmu yang membingungkan orang.
B. Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berpikir
Dalam Bab I dikemukakan bahwa berpikir secara filsafat salah
satunya: sinoptif, yaitu berpikir secara menyeluruh dan
bersama-sama. Artinya, berpikir menyeluruh sama dengan berpikir
secara komprehensif.
C. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup
Perlu diketahui bahwa filsafat (dalam artian) pandangan hidup
banyak sekali ragamnya. Berawal dari pembagian filsafat secara
garibesar terdapat dua kutup filsafat besar, filsafat barat dan
filsafat timur.
D. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran yang Reflektif
Berpikir reflektif berarti bcrpikir yang dipantulkan kepada
dirinya sendiri. Berfilsafat berarti refleksi terhadap dirinya
sendiri. Berfilsafat pada hakikatnya adalah menonton dirinya
sendiri ketika dirinya sedang berada diatas panggung. Semua ragam
pemikiran filsafat tentunya dapat direfleksikan dalam kehidupan
sehari-hari.
24