LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MELALUI INTEGRASI DATA KESEHATAN MENUJU DEPOK SMART HEALTHY CITY DISUSUN OLEH: NAMA : DR. SIDIK MULYONO, B. ENG., M. ENG. NDH : 52 INSTANSI : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA DEPOK PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN XXIV TAHUN2019
59
Embed
OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN ...pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/Digital...meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
MELALUI INTEGRASI DATA KESEHATAN MENUJU
DEPOK SMART HEALTHY CITY
DISUSUN OLEH:
NAMA : DR. SIDIK MULYONO, B. ENG., M. ENG.
NDH : 52
INSTANSI : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOTA DEPOK
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL
TINGKAT II ANGKATAN XXIV
TAHUN2019
I
FORM PERSETUJUAN SEMINAR
PKN TK II ANGKATAN XXIV TAHUN 2019
Nama Peserta : Dr. Ir. SIDIK MULYONO, M. Eng
NDH : 52
Instansi : PEMERINTAH KOTA DEPOK
Nama Mentor : drg. HARDIONO, SP. BM
Jabatan : SEKRETARIS DAERAH
Nama Coach : Dra. SINTA DAME SIMANJUNTAK, MA
Nama Narasumber : ERFI MUTHMAINAH, SS, MA
Gagasan Perubahan : OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
MELALUI INTEGRASI DATA DATA KESEHATAN
MENUJU DEPOK SMART HEALTHY CITY
Jakarta, Desember 2019
Disetujui Oleh,
Narasumber/Penguji,
ERFI MUTHMAINAH, SS. MA
Mengetahui
Mentor,
drg. HARDIONO, Sp. BM
Coach,
Dra. SINTA D. SIMANJUNTAK, MA
Peserta,
Dr. Ir. SIDIK MULYONO, M. Eng
II
SURAT PERNYATAAN
1. Peserta Diklat
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dr. Ir. Sidik Mulyono, M.Eng
Jabatan : Kepala Dinas
Instansi : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok
adalah peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional II Angkatan XXIV Tahun 2019 di
Lembaga Administrasi Negara, Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan dan
Manajerial Aparatur Sipil Negara.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian/ Pejabat yang Ditunjuk
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : drg. Hardiono, Sp. BM.
Jabatan : Sekretaris Daerah
Instansi : Pemerintah Kota Depok
3. Proyek Perubahan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (Tingkat II) merupakan
produk pembelajaran individual yang menjadi salah satu indikator pencapaian hasil
Pelatihan. Proyek perubahan ini akan diimplementasikan di instansi kami dalam
milestone jangka menengah yaitu dari 9 Desember 2019 s.d 9 Juni 2020 dan jangka
panjang s.d 9 Desember 2020.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala konsekuensinya
Depok, 3 Desember 2019
Yang bersangkutan
Dr. Ir. Sidik Mulyono, M. Eng.
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19670124 1986011001
Mengetahui,
Pejabat Pembina Kepegawaian
drg. Hardiono, Sp. BM
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19610127 1985031001
III
ABSTRAKSI
Depok Smart Healthy City merupakan salah satu dari 3 program unggulan Kota Depok,
yaitu penanganan pelayanan kesehatan di Kota Depok baik yang bersifat promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif, dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Dalam program Depok Smart Healthy City ini terdapat 4 isu strategis yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah kota Depok, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan 24
jam; cakupan jaminan kesehatan; regulasi dan kelembagaan kesehatan; serta pengembangan
sistem manajemen kesehatan berbasis teknologi informasi. Dalam implementasinya,
Pemerintah Kota Depok banyak menciptakan berbagaimacam aplikasi layanan kesehatan,
seperti SIMPUS, SIBIMA, SIPKELING, SIMRS, SIPO, dan lain sebagainya dalam rangka
mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Kota Depok.
Namun masalah utamanya adalah, semua aplikasi tersebut belum dapat saling
berhubungan satu dengan lainnya, sehingga untuk berhubungan satu dengan lainnya masih
perlu dilakukan koneksi secara manual dan terpisah dari sistem. Selain itu, seluruh data yang
terkumpul belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan informasi kesehatan bagi
masyarakat maupun pemerintah kota Depok.
Dalam Proyek perubahan yang berjudul Optimalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan
melalui integrasi data kesehatan menuju Depok Smart Healthy City ini, dibahas bagaimana
mengoptimalkan seluruh sistem layanan kesehatan tersebut dalam rangka meningkatkan
efisiensi waktu pelayanan kesehatan, membangun informasi kesehatan yang mudah dan cepat
diakses oleh masyarakat, serta meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi
semakin mudah.
Adapun outcome yang diharapkan melalui proyek perubahan tersebut adalah dapat:
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
Puskesmas & RSUD Kota Depok, meningkatkan kinerja para tenaga medis, serta
meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Depok.
IV
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proyek perubahan yang
berjudul Optimalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan melalui integrasi data kesehatan
menuju Depok Smart Healthy City, sebagai kewajiban untuk memenuhi kelengkapan
dokumen di dalam pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II Angkatan XXIV,
yang berlokasi di Kampus Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan Jakarta.
Selama mengikuti PKN II ini dan selama melakukan penyusunan laporan ini, penulis banyak
mendapat bimbingan, saran-saran, motivasi, serta pembelajaran lainnya yang membuat penulis
mendapat pengalaman baru yang sangat berharga serta pengetahuan yang sangat bermanfaat
di dalam melaksanakan tugas dan fungsi selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Depok.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati,
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak KH. DR. Mohammad Idris, MA., selaku Walikota Depok yang telah
memberikan dukungan dan motivasi penuh dalam proyek perubahan ini.
2. Drg. Hardiono, Sp. BM., selaku Sekretaris Daerah sekaligus Mentor, yang telah
memberikan arahan gagasan dan persetujuan atas proyek perubahan ini, serta
memberikan bimbingan, dukungan penuh, dan pemantauan dalam pelaksanaan
proyek perubahan.
3. Dra. Sinta Dame Simanjuntak, MA., selaku Coach yang selalu memberikan
bimbingan, motivasi, dan arahan teknis selama mengikuti PKN II Angkatan XXIV.
4. Erfi Muthmainah, SS. MA., selaku Nara Sumber yang telah memberikan masukan,
saran, dan arahan dalam penyempurnaan proyek perubahan.
5. Tim Efektif yang telah membantu teknis pembangunan aplikasi dan integrase data
kesehatan, dokumentasi foto dan video, dan teknis penyusunan pelaporan
6. Para Stakeholder yang telah bersedia memberikan dukungan dan bantuan moril
dalam implementasi proyek perubahan.
7. Rekan-rekan peserta PKN II Angkatan XXIV yang telah memberikan bantuan moril,
dukungan, dan motivasi selama mengikuti Pelatihan di Kampus.
V
8. Panitia Penyelenggara yang telah berupaya memberikan yang terbaik bagi seluruh
peserta, serta memfasilitasi para peserta pelatihan.
Dalam menyusun laporan ini, penulis telah berupaya melakukannya dengan secermat
mungkin. Namun penulis menyadari kemungkinan masih ada kekurangan maupun kesalahan
dalam laporan ini, untuk itu mohon dimaafkan atas kekurangan tersebut, dan selalu terbuka
untuk menerima segala kritik, saran, serta masukan yang bersifat membangun dalam rangka
lebih menyempurnakan laporan ini.
Demikian laporan proyek perubahan ini dibuat, semoga bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi referensi terbaik bagi peserta PKN II lainnya.
Jakarta, 3 Desember 2019
Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional II
Angkatan XXIV
Dr. Ir. Sidik Mulyono, M. Eng
VI
DAFTAR ISI
FORM PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................................... ii
ABSTRAKSI ............................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
BAB I LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN .......................................................... 1
1.1. PERMASALAHAN YANG ADA ....................................................................................... 1
1.2. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS........................................................................ 4
BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ....................................................................... 7
2.2. STATE OF THE ART ......................................................................................................... 9
2.3. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF .................................. 13 2.3.1. Tujuan Perubahan ...................................................................................................................... 13 2.3.2. Manfaat untuk Organisasi Adaptif ........................................................................................... 14
BAB III TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS ........................................... 15
3.1. PENTAHAPAN ................................................................................................................. 15 3.1.1. Sasaran Jangka Pendek (27 September sd 6 Desember 2019) ................................................ 15 3.1.2. Sasaran Jangka Menengah ........................................................................................................ 16 3.1.3. Sasaran Jangka Panjang ............................................................................................................ 16
3.2. MILESTONE ..................................................................................................................... 17 3.2.1. Jangka Pendek ............................................................................................................................ 17 3.2.2. Jangka Menengah ....................................................................................................................... 17 3.2.3. Jangka Panjang ........................................................................................................................... 18
4.3. OUTPUT PROYEK PERUBAHAN ................................................................................ 30 4.3.1. Integrasi data kesehatan ke dalam data warehouse ................................................................. 30 4.3.2. Dashboard informasi kesehatan ................................................................................................ 34 4.3.3. Sistem layanan kesehatan baru ................................................................................................. 38 4.3.4. Draft Perwal Tentang Pengelolaan Kota Sehat ........................................................................ 44
Gambar 2.1 Integrasi data kesehatan ......................................................................................... 7 Gambar 2.2 Sistem rujukan ........................................................................................................ 8
Gambar 4.1 Model inovasi integrase data beserta sistemnya .................................................. 21 Gambar 4.2 Satu Data Kesehatan Kota.................................................................................... 21 Gambar 4.3 Alur proses aplikasi elektronik rekam medis ....................................................... 24 Gambar 4. 4 Diagram Alur E-Rapor Kesehatan ...................................................................... 27 Gambar 4.5 Promosi dan penghargaan .................................................................................... 30 Gambar 4.6 Proses penarikan data dalam warehouse .............................................................. 31 Gambar 4.7 Dashboard integrasi data kesehatan ..................................................................... 32 Gambar 4.8 Dashboard integrasi data kesehatan (berikutnya) ................................................ 32 Gambar 4.9 Contoh kecenderungan data kesehatan (Hepatitis A) .......................................... 33 Gambar 4.10 Keterangan rinci pasien hepatitis A ................................................................... 33 Gambar 4.11 Menu kesehatan di dalam Depok Single Window .............................................. 35 Gambar 4.12 Info dokter di dalam menu kesehatan ................................................................ 36 Gambar 4.13 Info antrean Puskesmas dan ketersediaan ruang rawat inap RS ........................ 37 Gambar 4.14 HaloDoc dan feedback di dalam menu kesehatan .............................................. 38 Gambar 4.15 Info TOP 5 Penyakit di Bulan Nopember 2019 di dalam menu kesehatan ....... 38 Gambar 4.16 Menu login ERM ............................................................................................... 40 Gambar 4.17 Menu utama ERM .............................................................................................. 40 Gambar 4.18 Cek pasien yang telah registrasi ......................................................................... 41 Gambar 4.19 Halaman tindakan oleh dokter ........................................................................... 41 Gambar 4.20 Riwayat Pasien ................................................................................................... 42 Gambar 4.21 Pemeriksaan oleh perawat .................................................................................. 42 Gambar 4.22 Formulir SOAP .................................................................................................. 43 Gambar 4.23 Formulir Diagnosis ............................................................................................ 43 Gambar 4.24 Formulir Laboratorium ...................................................................................... 44 Gambar 4.25 Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat.................................................................. 44
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Aplikasi Untuk Kesehatan di Kota Depok....................................................... 2 Tabel 1.2 Tabel SWOT .............................................................................................................. 5
Tabel 4.1 Strategi marketing terhadap para stakeholder .......................................................... 28 Tabel 4.2 Disain konten marketing .......................................................................................... 29
1
BAB I
LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN
1.1. PERMASALAHAN YANG ADA
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah
dan ditindaklanjuti dengan Perwal Kota Depok nomor 84 tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Diskominfo. Berdasarkan peraturan baru
ini, bahwa Diskominfo kota depok merupakan unsur pelaksana pemerintah kota yang dipimpin
oleh kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada walikota melalui
Sekretaris daerah, yang mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam penyelenggaraan
pemerintahan di bidang komunikasi, infomasi, statistik, dan persandian. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut, Diskominfo didukung oleh seorang Sekretaris dan 3 Bidang, serta 2
subbag dan 5 kepala seksi dan seksi organisasi, dan kelompok jabatan fungsional.
Misi utama yang harus dilaksanakan oleh Diskominfo adalah meningkatkan kualitas
pelayanan publik yang profesional dan transparan dalam rangka mencapai Visi Kota Depok,
yaitu menuju Kota Depok yang Unggul, Nyaman, dan Religius.
Ada 3 program unggulan Kota Depok yang telah dicanangkan oleh Walikota dalam janji
kampanyenya, yaitu:
a. Zero waste city: yaitu program Kota Bersih yang semua masyarakat di Kota Depok
peduli dengan sampah serta bergerak membersihkan lingkungannya
b. Smart healthy city: yaitu program Kota Sehat yang penanganan kesehatan di Kota
Depok baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif akan
memanfaatkan IT secara optimal.
c. Family friendly city: yaitu program Kota Ramah Keluarga, dimana pembentukan dan
pembinaan keluarga, peningkatan perlindungan sosial, dan kapasitas ekonomi keluarga
serta pembangunan kota layak anak.
2
Dalam perkembangannya, untuk menjalankan tugas dan fungsi Diskominfo terkait
dengan pengelolaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), maka pemerintah kota
mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) nomor: 46 thn 2017 tentang Pedoman Electronic
Government Dalam Penyelengaraan Pemerintah Kota Depok, yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pelayanan publik dan non publik. Di dalam Perwal tersebut sedikitnya
terdapat 14 kewenangan yang dimiliki oleh Diskominfo, dan di antaranya terdapat kewenangan
Diskominfo yang terkait dengan aplikasi TIK, yaitu:
a. Mengelola dan mengembangkan aplikasi, infrastruktur website, dan e-mail. (Pasal 15
ayat 1)
b. Memberikan rekomendasi teknis dan non teknis. (Pasal 6 ayat 5 dan Pasal 23 ayat 3)
Kaitannya dengan kewenangan Diskominfo tersebut, maka di dalam program unggulan
Smart Healthy City, Diskominfo sangat berperan penting dalam pengembangan sistem
manajemen kesehatan daerah berbasis TIK.
Selama ini, dalam upaya mewujudkan Kota Sehat serta dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan publik, pemerintah kota Depok telah menggulirkan beberapa
aplikasi kesehatan, antara seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Tabel Aplikasi Untuk Kesehatan di Kota Depok
No Nama Aplikasi Keterangan
1. SIMPUS Sistem Informasi Manajemen Puskesmas:
Untuk mengelola segala keadaan kesehatan masyarakat di
tingkat Puskesmas mulai dari rekam medis hingga data program
Puskesmas
2. SIPO Sistem Informasi Pengelolaan Obat:
Untuk mengelola informasi perbekalan farmasi untuk
mengetahui persediaan obat yang telah didistribusikan ke
Puskesmas dan sebaliknya
3. SIBUGAR Sistem Informasi Kebugaran:
Digunakan untuk mencatat kebugaran dan indeks massa tubuh
(IMT) ASN di lingkungan Kota Depok
4. SINDU Sistem Informasi Posyandu:
Digunakan untuk mencatat kegiatan Posyandu, data tumbuh
kembang anak, dan kesehatan ibu
5. SIBIMA Sistem Informasi Bidan Praktek Mandiri:
3
Digunakan untuk mencatat kondisi kesehatan ibu hamil hingga
melahirkan
6. SIMPOKSEHAT Sistem Informasi Manajemen Kota Depok Sehat:
Digunakan untuk mengelola tatanan Depok Kota Sehat,
termasuk Forum Komunikasi Kecamatan Sehat dan Kelurahan
Sehat
7. SIPKAP Sistem Informasi Pelaporan Keamanan Pangan:
Digunakan untuk melaporkan kondisi keamanan pangan dan
memberi informasi keamanan pangan kepada masyarakat
8. SIMAWAS Sistem Informasi Mandiri Berbasis Masyarakat:
Digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melaporkan kondisi
kesehatan lingkungan
9. SIPKELING Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan:
Sistem berbasis Android Map digunakan untuk mencatat
kondidsi kesehatan lingkungan secara cepat, tepat, dan mudah
diakses
10. SIMRS Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit:
Sistem informasi open source yang dikembangkan untuk
pengelolaan RSUD Kota Depok
11. DSW Depok Single Window:
Depok dalam satu tampilan layar yang menyajikan layanan-
layanan publik, termasuk layanan kesehatan kota.
Sebagian besar aplikasi tersebut masih dalam tahapan pengembangan, dan belum
terintegrasi satu dengan lainnya. Selain itu, belum ada standar baku untuk proses pendaftaran
daring (online) di seluruh puskesmas. Sistem rujukan puskesmas ke rumah sakit masih belum
terintegrasi, dan masih menggunakan surat rujukan yang harus dibawa oleh pasien ke rumah
sakit yang dirujuk berdasarkan aplikasi HAFIZ dari BPJS. Sedangkan Depok Single Window
(DSW) merupakan aplikasi berbasis android yang mengintegrasikan berbagaimacam layanan
publik serta layanan informasi bagi masyarakat, termasuk layanan kesehatan. Hingga sekarang
sudah ada beberapa aplikasi yang telah diintegrasikan ke dalam DSW, setelah seluruh data
terkait terlebih dahulu diintegrasikan ke dalam data warehouse.
Adapun isu strategis di dalam smart healthy city antara lain:
a. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang akuntabel
b. Penyediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu
c. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui inovasi pelayanan kesehatan
d. Pembangunan sistem informasi kesehatan secara optimal
4
Secara umum kondisi saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Belum terselenggaranya pengelolaan Dinas Kesehatan secara akuntabel.
b. Masih terdapat kesenjangan dalam pemenuhan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
c. Belum tercapainya Universal Health Coverage (UHC)
d. Masih terdapatnya Kematian Ibu dan Bayi
e. Meningkatnya kasus penyakit menular dan tidak menular serta munculnya penyakit
menular lain (new emerging & re-emerging)
f. Masih terdapatnya masyarakat yang belum menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan Tatanan Kota Sehat
g. Masih terdapat Balita dengan tubuh kerdil (stunting) dan gizi buruk
1.2. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
Perencanaan strategis adalah kegiatan manajemen organisasi yang digunakan untuk
menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya, memperkuat kinerja operasional
dalam proyek perubahan. Perencanaan strategis juga memastikan bahwa karyawan dan
pemangku kepentingan lainnya bekerja menuju tujuan bersama dan menetapkan kesepakatan
tentang hasil yang diinginkan, serta menyesuaikan arah organisasi saat terjadi perubahan. Ini
adalah suatu upaya kedisiplinan yang menghasilkan keputusan dan tindakan mendasar untuk
membentuk organisasi tersebut mengetahui tentang siapa yang dilayani organisasi tersebut, apa
yang dilakukan organisasi tersebut, dan mengapa harus melakukan hal tersebut. Perencanaan
strategis yang efektif tidak hanya mengartikulasikan ke mana suatu organisasi berjalan dan
tindakan yang diperlukan untuk membuat kemajuan, tetapi juga bagaimana ia akan tahu jika
ini akan terus menerus berhasil. Oleh karena itu dalam proyek perubahan ini perlu melakukan
identifikasi masalah dengan menggunakan analisis SWOT dan Business Model Canvas (BMC)
yang ditunjukan pada gambar berikut ini.
5
Tabel 1.2 Tabel SWOT
SWOT
STRENGTHS:
• Banyak aplikasi yang telah
diimplementasikan
• Banyak yang bisa
dikembangkan
• Tersedia big data
• Tersedia banyak SDM TIK
WEAKNESSES:
• Aplikasi tidak saling terintegrasi
• Data belum seluruhnya
terintegrasi
• Kualitas pelayanan masih rendah
• Tidak berbagipakai
• Citra negatif pemkot
OPPORTUNITIES:
• Integrasi data kesehatan
• Big data analysis
• Dashboard informasi &
pelayanan kesehatan
S-O:
Bagaimana kekuatan mampu
mengambil keuntungan dari
sebuah peluang yang ada
W-O:
Bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah
peluang keuntungan
THREATS:
• SILO & Status quo
• Infrastruktur penyimpanan data
• Kemajuan TIK yang sangat pesat
S-T:
bagaimana kekuatan mampu
menghadapi ancaman yang ada
W-T:
Bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mampu
membuat ancaman menjadi nyata
atau menciptakan sebuah
ancaman baru
Gambar 1.1 Analisis SWOT
•SILO & Status quo
•Infrastruktur penyimpanandata
•Kemajuan TIK yang sangat cepat
• Integrasi data kesehatan
• Big data analysis
• Dashboard informasi & pelayanan kesehatan
•Aplikasi tidak salingterintegrasi
•Data belum seluruhnyaterintegrasi
•Kualitas pelayananmasih rendah
•Tidak berbagipakai•Citra negatif pemkot
•Banyak aplikasi yang telahdiimplementasikan
•Banyak yang bisadikembangkan
•Tersedia big data
•Tersedia banyak SDM TIK Strengths Weaknesses
ThreatsOpportunities
6
8.Key Partners: DINKES DISDUKCAPIL DISDIK BPJS RS Swasta FKDS FKKS
7.Key Activities: Integrasi data Pengembangan aplikasi Integrasi aplikasi Satu data kesehatan
2.Value Proposition: Integrasi data kesehatan Dashboard informasi kesehatan Integrasi layanan kesehatan
4.Customer relationship: Umpan balik keluhan dan pengaduan masyarakat Perbaikan layanan
1.Customer Segments: Masyarakat Puskesmas RSUD Klinik Umum Klinik Bersalin Walikota Masalah yang harus dipecahkan: Layanan kesehatan yang lambat Kurang update informasi kesehatan Layanan tidak terintegrasi
6.Key Resources: Tim Smart City Tim efektif (Tenaga ahli Pranata computer)
3.Channel: Media cetak Media online Focus Group Discussion Audiensi dan angket
9.Cost Structures: Biaya pembangunan data warehouse Biaya pengadaan server Biaya pembangunan dashboard informasi kesehatan
5.Revenue Stream: Opini masyarakat Indeks kepuasan masyarakat
Gambar 1.2 Business Model Canvas Selanjutnya hasil analisis ini disampaikan kepada pihak Mentor, dan didiskusikan
dengan 2 pemangku kepentingan yaitu Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD Kota
Depok, maka pihak Mentor telah menyetujui Rancangan Proyek Perubahan yang difokuskan
pada pengembangan Depok Smart Healthy City, yaitu: Optimalisasi Sistem Pelayanan
Kesehatan melalui Integrasi Data Kesehatan menuju Depok Smart Healthy City.
7
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
2.1. DESKRIPSI PELAKSANAAN PROYEK
Program Depok Smart Healthy City atau Depok Kota Sehat diluncurkan dengan tujuan
menempatkan kesehatan pada agenda sosial dan politik kota dengan mempromosikan
kesehatan, kesetaraan, dan pembangunan berkelanjutan melalui inovasi dan perubahan.
Program ini dibuat berdasarkan pada pengakuan akan pentingnya pelayanan kesehatan
masyarakat sebagai peran kunci pemerintah Kota. Selain untuk memenuhi janji kampanye
kepala daerah, Program Depok Kota Sehat lebih difokuskan pada penanganan kesehatan kota
baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan memanfaatkan TIK
secara optimal.
Saat ini data kesehatan dikelola oleh masing-masing unit pelayanan kesehatan, dan tidak
dapat berbagipakai, sehingga sulit untuk memadukan pelayanan satu dengan lainnya, dan
mengakibatkan pelayanan menjadi tidak optimal. Satu data kesehatan merupakan integrasi dari
seluruh data kesehatan kota yang ada di setiap unit pelayanan kesehatan, mulai dari data ibu
hamil, anak lahir, tumbuh kembang anak, data posyandu, data Usaha Kesehatan Sekolah, data
Puskesmas dan Poliklinik, data Rumah Sakit, dan data layanan lansia.
Gambar 2.1 Integrasi data kesehatan
8
Dari hasil integrasi data tersebut, maka dapat dibuat informasi kesehatan kota yang
terpadu dalam satu tampilan layar (dashboard) yang dapat dimanfaatkan secara terbuka untuk
publik, seperti: agenda harian kesehatan terkini, info layanan Puskesmas dan RSUD, informasi
antrean Puskesmas dan RSUD, TOP 10 penyakit terkini, informasi fasilitas kesehatan lainnya.
Selain itu juga dimanfaatkan untuk keperluan operasional Organisasi Perangkat Daerah terkait,
seperti: Pemantauan seluruh layanan yang ada di Puskesmas dan RSUD, feedback layanan
kesehatan, gawat darurat kesehatan, dll. Sedangkan untuk keperluan Eksekutif (Kepala
Daerah), dashboard ini dapat dimanfaatkan untuk memantau seluruh kinerja unit pelayanan
kesehatan kota, analisis big data untuk mendukung pengambilan keputusan.
Gambar 2.2 Sistem rujukan
Hasil dari integrasi data tersebut dapat juga diimplementasikan untuk sistem rujukan
terpadu bagi Puskesmas, Poliklinik, maupun praktek bidan yang akan merujuk pasien ke rumah
sakit. Sehingga dengan demikian masyarakat dapat lebih nyaman dan memperoleh kepastian
dalam menikmati layanan kesehatan.
Selain itu, hasil integrasi data dapat juga diimplementasikan untuk mengkolaborasikan
beberapa aplikasi layanan kesehatan menjadi lebih terpadu, seperti rekam medis yang langsung
dapat terhubung dengan layanan farmasi.
9
2.2. STATE OF THE ART
Program kota sehat cerdas (smart healthy city) adalah merupakan bagian implementasi
dari salah satu elemen kota cerdas (smart city) yaitu hidup cerdas (smart living). Dari seluruh
pemerintah kota yang mengikuti program Nasional Gerakan Menuju 100 Smart City
Indonesia, berupaya untuk mengembangkan implementasi smart healthy city ini dengan
berbagai inovasinya. Salah satu contoh kota yang telah menerapkan smart healthy city adalah
Kota Surabaya yang dapat dikatakan cukup responsif dan paling inovatif dalam mewujudkan
tatakelola yang baik (good governance) melalui e-Government yang dikembangkannya. Hal
ini terbukti dengan adanya berbagai produk pemerintahan khususnya berupa produk pelayanan
publik berbasis daring yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan baik secara nasional
maupun internasional.
Salah satu yang cukup mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan di antara banyaknya
inovasi pelayanan pemerintahan yang dilakukan di Surabaya adalah inovasi pelayan kesehatan
melalui e-Health. Aplikasi e-Health Kota Surabaya merupakan inovasi unggulan yang masuk
dalam Top 25 inovasi pelayanan publik tingkat nasional tahun 2015 (http://nasional.news.
viva.co.id/news/read/620180-top-25-terpilih-dalam-kompetisi-sinovik). Peluncuran dan
peresmian e-Health dilakukan bersama-sama dengan peresmian Surabaya Single Window
(SSW), e-lampid dan pengembangan Broadband Learning Centre (BLC) oleh Walikota
Surabaya pada 10 November 2014. Kehadiran e-Health bukan hanya menjadi solusi terhadap
masalah pelayanan kesehatan di Surabaya yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan, namun juga menjadi model percontohan bagi banyak kabupaten atau kota lainnya
yang ingin menerapkan e-Health di daerahnya masing-masing. E-Health membuat pelayanan
kesehatan pada masyarakat menjadi lebih efisien. E-Health menghilangkan sistem antrian
pendaftaran secara fisik, pasien dapat mendaftarkan diri secara online untuk mendapatkan
kepastian waktu pelayanan dari manapun sepanjang terdapat akses internet.
Sistem e-Health terintegrasi dengan system informasi kependudukan dan data pasien di
puskesmas dan rumah sakit di kota Surabaya. Hal ini tentu saja sangat memudahkan dalam
setiap pelayanan terkait dengan pasien dan pengurusan administrasi kependudukan lainnya. Ini
10
merupakan kreasi sendiri hasil dari keprihatinan terhadap layanan kesehatan, dan mungkin
menjadi yang pertama di Indonesia. Menarik untuk ditelisik lebih jauh terkait keberhasilan
inovasi e-Health oleh pemerintah Kota Surabaya. Betapapun adopsi inovasi kemudian
mendifusikannya sehingga diadopsi kembali oleh individu atau masyarakat yang menjadi
sasarannya merupakan suatu proses yang tidak mudah. Meski inovasi merupakan suatu yang
bersifat teknis, akan tetapi keberhasilan penerapannya akan sangat tergantung pada proses
komunikasi yang dilakukan. Oleh karenanya penyebaran dan penerapan e-Health di Surabaya
menjadi sangat penting untuk diamati.
Dalam mewujudkan e-Government, selain mendasarkan pada kebijakan dan arahan
pimpinan daerah yang dalam hal ini adalah Walikota Surabaya, secara teknis operasional
melibatkan seluruh satuan perangkat kerja daerah (SKPD) yang ada di bawah koordinasi Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Tujuan dari pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemeritahan dimaksudkan antara lain
untuk: a) meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan; b) meningkatkan pemerintahan yang
bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif; c) sebagai sarana
perbaikan organisasi, sistem manajemen dan proses kerja pemerintahan. Sementara dalam
kerangka pembangunan, pengelolaan dan atau monitoring dan evaluasi teknologi informasi dan
komunikasi dalam peraturan walikota tersebut dinyatakan harus berkoordinasi dengan Dinas
Komunikasi dan Informatika.
Inovasi e-Health Kota Surabaya ini terinspirasi dari kunjungan Walikota Surabaya Tri
Rismaharini ke rumah sakit pemerintah dan puskesmas yang melihat antrean calon pasien yang
begitu panjang. Keadaan ini membuat prihatin walikota dan meminta kepada pihak terkait
khususnya Dinas Kesehatan Kota Surabaya agar mencari solusi untuk mengatasi permasalahan
terkait pelayanan kesehatan masyarakat. Solusi yang diharapkan bukan hanya menyangkut
masalah antrean pendaftaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, akan tetapi juga pada
11
masalah rujukan yang langsung dapat dikunjungi pasien sesuai dengan keluhan penyakit yang
diderita tanpa harus antre berkali-kali.
Tim informasi dan teknologi (IT) Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan
penjelajahan (browsing) terhadap bentuk-bentuk sistem pelayanan kesehatan di negara-negara
maju yang menggunakan sisterm pelayanan daring (online) dalam layanan kesehatannya. Di
antara banyak pelayanan kesehatan berbasis daring di negara maju, Kanada dan Norwegia
menjadi model pelayanan kesehatan yang dipandang cukup ideal untuk diterapkan di Kota
Surabaya, sehingga diadopsi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan dijadikan sebagai
sebuah inovasi yang akan diterapkan di Kota Surabaya.
Meski model pelayanan kesehatan melalui sistem e-Health diadopsi dan dijadikan
inovasi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, namun aplikasi program e-Health Kanada dan
Norwegia tidak serta merta dapat diadopsi dan diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Selain tidak ada tim yang secara fisik melakukan studi banding dan mempelajari sistem e-
Health di kedua negara tersebut, tingkat keperluan penggunaannyapun juga tidak sama
mengingat tingkat perbedaan yang tinggi terkait dengan kompleksitas dan kemajuan
masyarakatnya. Oleh karenanya tim IT Dinas Kesehatan Kota Surabaya berupaya untuk
mengembangkan dan membuat sistem aplikasi kesehatan sendiri sesuai dengan situasi,
kemampuan dan kebutuhan yang ada. Sistem aplikasi dikembangkan dalam prinsip
mempermudah pasien dalam pendaftaran dan mendapatkan pelayanan. Oleh karenanya sistem
program aplikasi pertama yang dikembangkan adalah pada sistem menghilangkan antrean
dalam pendaftaran. Pada sistem pendaftaran, calon pasien dapat melakukan pendaftaran
secara daring baik dari rumah apabila memiliki fasilitas internet, maupun di tempat-tempat
yang disediakan fasilitasnya oleh pemerintah Kota Surabaya seperti di kantor kelurahan, kantor
kecamatan, rumah sakit, puskesmas atau fasilitas umum lainnya. Melalui sistem pendaftaran
online calon pasien tidak perlu datang mengantre dan mendaftar di loket pendaftaran pasien di
puskesmas ataupun di rumah sakit, cukup mendaftarkan diri melalui perangkat daring dari
manapun pendaftaran dilakukan. Melalui sistem ini calon pasien akan mendapatkan nomor
antrean secara daring sehingga dapat memperkirakan waktu kedatangan sesuai dengan nomor
pelayanan yang ada tanpa harus menunggu terlalu lama. Selain itu pasien dapat langsung
12
merujuk pada poli yang dituju apabila berobat ke rumah sakit tanpa harus terlebih dahulu ke
puskesmas untuk mendapatkan rujukan. Program aplikasi ini dimaksudkan agar calon pasien
tidak perlu melakukan antrean ganda di puskesmas lalu di rumah sakit sebagaimana berlaku
selama ini.
Sama seperti e-Health Kota Surabaya, di dalam proyek perubahan ini juga melakukan
hal yang sama yaitu meningkatkan layanan kesehatan melalui optimalisasi sistem layanan
kesehatan dengan cara menghilangkan antrean pasien dalam proses pendaftaran baik di
puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tahap Pertama (FKTP) maupun rumah sakit umum
daerah sebagai fasilitas rujukan. Akan tetapi yang menjadi terobosan dalam proyek perubahan
ini adalah integrasi data kesehatan se Kota Depok, yaitu meliputi seluruh rumah sakit umum
daerah, rumah sakit swasta, puskesmas dan poliklinik FKTP, mulai dari layanan ibu hamil,
bayi melahirkan, hinggan layanan lansia. Dengan integrasi data kesehatan se Kota Depok ini,
diharapkan Kota Depok memiliki data besar (big data) mengenai profil kesehatan yang akurat
dan waktu nyata (real time), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai acuan perencanaan kota
sehat dalam mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB), serta perencanaan pengembangan
layanan kesehatan di FKTP maupun rumah sakit di masa mendatang, serta mendukung Kepala
Daerah dalam mengambil keputusan (decision support system).
13
2.3. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF
2.3.1. Tujuan Perubahan
a. Tujuan jangka pendek (2 bulan)
Meningkatkan efisiensi waktu pelayanan kesehatan (SIROL)
Membangun informasi kesehatan yang mudah dan cepat diakses oleh
masyarakat (Integrasi dgn DSW)
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi lebih mudah (One
data di DSW)
Uji coba sistem pelayanan kesehatan baru: Sistem rujukan online (SIROL)
dan elektronik rekam medis (ERM)
b. Tujuan jangka menengah (6 bulan)
Memastikan sistem berjalan secara konsisten dan berkelanjutan
(Disahkannya Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat)
Meningkatkan kinerja para tenaga medis (Sosialisasi dan pelatihan)
Meningkatkan kepuasan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan (Tools
utk survey kepuasan)
c. Tujuan jangka Panjang (1 tahun)
Monitoring dan evaluasi implementasi Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat
Meningkatkan kesehatan masyarakat
Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah
Kota Depok
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di seluruh layanan kesehatan
(RSUD dan seluruh Puskesmas) melalui produk Sistem Informasi Rujukan
OnLine (SIROL) dan Elektronik Rekam Medis (ERM).
14
2.3.2. Manfaat untuk Organisasi Adaptif
a. Manajemen perubahan yang mendukung percepatan reformasi birokrasi
Perubahan adalah suatu keharusan dalam era dijital sekarang, mengingat
perkembangan TIK sangat pesat sekali. Manajemen perubahan bertujuan untuk secara
sistematis dan konsistensi dari sistem dan mekanisme kerja organisasi, pola pikir serta
budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik. Target dari
proyek perubahan ini adalah terciptanya komitmen dari seluruh elemen pemerintahan
untuk melaksanakan reformasi birokrasi, terjadinya perubahan pola pikir dan budaya
kerja, serta menurunkan resiko resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
b. Terbentuk Dialog Strategis cepat dan lincah dalam respon
Komunikasi yang berhasil dibangun selama pelaksanaan proyek perubahan ini bersama
para stakeholder, menambah kemampuan koordinasi dengan pihak internal maupun
eksternal lebih efektif dan efisien, yang diharapkan menghilangkan budaya ego sektoral
(SILO).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Kualitas pelayanan merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan kepuasan bagi
para pengguna pelayanan, jika pengguna pelayanan merasa puas dengan pelayanan
yang telah diterima dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah memberikan pelayanan
yang sesuai degan tugas pemerintah.
d. System Layanan dan SDM yang agile…..
15
BAB III
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
3.1. PENTAHAPAN
Langkah kegiatan yang harus dilaksanakan tahap demi tahap dan dituangkan dalam tabel
tahapan proyek perubahan dengan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek perubahan dibedakan
menjadi 3 sasaran, yaitu:
3.1.1. Sasaran Jangka Pendek (27 September sd 6 Desember 2019)