Pikiran Rakyat o Senin C) Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu • Minggu 2 3 (!) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 OPeb o Mar OApr OMei OJun eJul OAgs OSep OOkt ONov ODes Cedera Akibat OlahRaga O lAH RAGA adalah kegiatan fisik guna mendapatkan kebu- garanjasmani, untuk mening- katkan kemampuan fisik pada stamina dan prestasi. Akhir-akhir ini kesadaran akanpentingnya olah raga me- ningkat pesat. Fenomena ini, dapat dilihat dengan bermun- culannya pusat kebugaran di berbagai tempat str'ategis, seperti mal dan perkantoran. Cukup menggembirakan me- mang, mengingat betapa pen- tingnya olah raga untuk- rneningkatkan kesehatan. Namun sayang, dengan meningkatnya minat olah ra- ga tersebut tidak disertai pengetahuan mengenai pencegahan cedera, yang sane gat mungkin terjadi ketika berolah raga.Pada saat melakukan kegiatan fisik, mungkin didapat cedera apa- bila tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan cara yang lazim disebut dalam dunia kedok- teran, yaitu promosi, pence- gahan,pengobatan, dan reha- bilitasi. Cedera sering dialami oleh seorang atlet, seperti sprain (teregangnya atau robeknya Iigamen), strain (kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsungj im- pact atau tidak langsungj overloading), sobekan liga- men, atau patah tulang. Tak ada yang menyangkal, jika olah raga baik untuk k€)- bugaran tubuh dan melindu- ngi kita dari herbagai penyak- it. Narnun, berolah raga se- cara berlebihan dan meng- abaikan aturan berolah raga yang benar.jnalah men- \ datangkan cedera memba- hayakan diri sang pelaku. Bahkan banyak pelaku olah raga tidak menyadari bahwa dirinya teIah mengalami ce- dera. Beberapa penderita mengalami nyeri otot berkepanjangan, yang menye- babkan terganggunya fungsi tubuh. Paling sering Sendi bahu merupakan bagian tubuh ketiga yang terseringmengalami cedera, setelah sendi lutut dan perge- langan kaki. Cedera olah raga pada sendi baliu, paling sering disebabkan oleh trauma lang- sung atau over use yang beru- lang-ulang. Pergerakan sendi bahu yang berlebih, terutama padajenis olah raga yang me- merlukan gerakan di atas ke- ' pala (overhead activity) se- perti pada olah raga lempar Iembing, badminton, tenis lapangan, basket, bola voli, olah raga kontak maupun pa- da penari balet, kegiatan tersebut akan menyebabkan stres pada jaringan lunak di sekitar sendi. Secara anatomis, sendi bahu merupakan bagian yang sangat tidak stabil, karena mempunyai kepala sendi (humeral head) yang beruku- ran tiga kali Iebih besar dibandingkan dengan mangkok sendi (jossaglenoid). Hal ini akan, menyebabkan kontak kedu- anya sangat minimal, yaitu sekitar lima puluh persen. Faktor lain yang berkon- tribusi terhadap stabilitas sendi bahu adalah tekanan negatif di dalam sendi melalui Kliping Humas Unpad 2010 mekanisme kohesi dan adesi, peran kapsul sendi, dan kese- imbangan otot-otot sendi bahu. Adapun tendon yang sangat berperan adalah rota- tor cuff dan biceps. Terdapat beberapa cedera pada sendi bahu yang paling sering ditemukan pada seo- rang atlit cabang oIah raga di atas kepala (overhead athlete), seperti subacromial bursitis, supraspinatus ten- dinitis, long head biceps ten- dinitis, maupun penyakit yang cukup sulit ditangani berupa sobekan rotator cuff (rotator cuff tear). Secara ke- seluruhan gejala klinis bersi- fat ringan sampai berat, di mana penderita tidak mampu untuk mengangkat lengannya dibuktikan dengan positip drop arm test, akan tampak jelas bahwa cedera tersebut dapat menyebabkan nyeri seridi yang cukup hebat pada saat bergerak atau istirahat, Klasifikasi Cedera olah raga dapat dik- lasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan waktu terjadi: - Akut : terjadi secara tiba- tiba dan dalam beberapa jam yang lalu. Tanda dan Gejala: sakit, nyeri tekan, kemerahan kulit hangat, bertgkak, dan inflamasi. - Kronis: berkembang se- cara Iambat. GejaIa hi- lang, timbul, dan menye- babkan nyeri tumpul dan sakit. Biasanya karena over use atau cedera akut, yang tidak sembuh sem- puma. 2. Berdasarkan berat ringan