i KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.J SKIZOFRENIA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DIRUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA OLEH : MUH. SULFIKAR P00320014078 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2018
98
Embed
OLEH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/663/1/MUH.SULFIKAR01.pdf · gejala positif dari skizofrenia yang sering muncul adalah Perilaku kekerasan. Perilaku
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.JSKIZOFRENIA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMANDIRUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
OLEH :
MUH. SULFIKARP00320014078
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN2018
i
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. JSKIZOFRENIA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMANDIRUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan ke program studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan KendariSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli
Madya Keperawatan
MUH. SULFIKARP00320014078
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MUH. SULFIKAR
NIM : P00320014078
Jurusan/Prodi : D III Keperawatan
Judul : Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn.J Skizofrenia Dengan Resiko Perilaku KekerasanDalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa AmanDirumah Sakit Jiwa Provinsisulawesi Tenggara
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya tulis ilmiah yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 14 Agustus 2018Yang Membuat Pernyataan
Muh . Sulfikar
iv
BIODATA
A. Identitas Penulis
1. Nama : Muh. Sulfikar
2. Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 29 Agustus 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/ Indonesia
6. Alamat : Desa Lamutau Kec. Kolono
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Mondoe Jaya, Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 5 Konsel, Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 2 Unaaha, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan DIII Keperawatan Tahun 2014 Sampai Sekarang
iv
BIODATA
A. Identitas Penulis
1. Nama : Muh. Sulfikar
2. Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 29 Agustus 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/ Indonesia
6. Alamat : Desa Lamutau Kec. Kolono
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Mondoe Jaya, Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 5 Konsel, Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 2 Unaaha, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan DIII Keperawatan Tahun 2014 Sampai Sekarang
iv
BIODATA
A. Identitas Penulis
1. Nama : Muh. Sulfikar
2. Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 29 Agustus 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/ Indonesia
6. Alamat : Desa Lamutau Kec. Kolono
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Mondoe Jaya, Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 5 Konsel, Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 2 Unaaha, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan DIII Keperawatan Tahun 2014 Sampai Sekarang
v
MOTTO
Kesalahan dan kegagalan itu berbeda. Berbuat salah itu bagian dari pembelajaran.
Anda disebut gagal jika tidak belajar dari kesalahan Anda.
Sama seperti kegagalan dalam bisnis, ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap
kegagalan dalam hal percintaan juga.
Orang-orang yangg memiliki kebiasaan2 jelek, sulit utk meraih kesuksesan.
Sebaliknya org2 yg punya kebiasaan2 baik, akan sulit mengalami kegagalan!
Kegagalan merupakan batu loncatan untuk mencapai tingkatan yg lebih tinggi
Kesalahan bukan kegagalan tapi bukti bahwa seseorang telah melakukan sesuatu :)
Sukses adalah kemampuan untuk pergi dari suatu kegagalan tanpa kehilangan
semangat
vi
ABSTRAK
Muh. Sulfikar (P00320014078), “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Tn. J Skizofrenia Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman Dirumah Sakit Jiwa Provinsisulawesi Tenggara 2018”
dengan pembimbing I bapak abdul syukur bau, S.Kep,. Ns,. M.Kep dan
pembimbing II ibu Fitri Wijayati , S.Kep,. Ns,. M.Kep, (x + 71 Halaman +14
Lampiran).
Latar belakang : Menurut UU No. 18 Tahun 2014 Kesehatan Jiwa adalah kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi
untuk komunitasnya. Sehat jiwa merupakan suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia
(Badan PPSDM, 2013).
Tujuan : Tujuan umum dari penulisan Studi Kasus ini adalah memberikan
Gambar Asuhan Keperawatan pada klien Skizofrenia dengan Resiko Perilaku
Kekerasan dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Rumah Sakit Jiwa Kendari
Metode : Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan bentuk studi kasus. Pada
pasien Skizofrenia Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman.
Hasil Studi Kasus : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 sampai 4 hari
latihan pasien dapat mengontrol resiko perilaku kekerasan.
Kata kunci : Asuhan keperawatan skizofrenia, Resiko perilaku kekerasan,
kebutuhan rasa Aman.
Daftar Bacaan : 18 (2006 – 2016), 150 -250 kata
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunianya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya tulis ilmiah ini dengan tepat pada waktunya yang merupakan salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di poltekkes kemenkes
kendari jurusan keperawatan, dengan judul “Gambaran Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Tn. J Skizofrenia Dengan Resiko Perilaku
Kekerasan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dirumah Sakit Jiwa
Provinsisulawesi Tenggara 2018”
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini terkhusus
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak ABD. Syukur,
S.Kep,.Ns., MM selaku pembimbing I dan ibu Fitri Wijayati, S.Kep,.
Ns,.M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini
tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
D. Konsep Dasar kebutuhan Aman
1. Defenisi kebutuhan Aman
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologi
(Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengacam
keamanan klien dan lingkungan, dan selanjut nya melakukan intervensi
yang diperlukan. Dengan melakukan hal ini, maka perawat adalah orang
yang perperan aktif dalam usaha pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, dan peningkatan kesehatan. Ketika kebutuhan fisiologis
seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai
muncul. Keaadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi
kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi ,maka akan timbul rasa
33
cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutahan
lainnya.
Menurut Potter dan Perry (2006), mengatakan keyamanan atau rasa
aman adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan keteraman (suatu kepuasaan yang menngkatkan
penanmpilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden keadaan tentang sesuatu melebihi masalah). Kenyaman di
pandang secara holistik, yaitu :
a. Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh. Sosial berhubungan dengan
hubungan interpersonal keluarga dan sosial. Psikospritual berhungan
dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga
diri, seksualitas, dan makna kehidupan. Lingkungan berhungan
dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya,
buyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainya. Meningkatkan
kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum
dalam aplikasinya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aman dan Nyaman
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan , antara lain:
(Yusuf, 2015). Emosi kecemasan, depresi, dan marah yang tidak
terkendali akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyaman, Kecemasan adalah emosi perasaan yang timbul sebagai
34
respon awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai
yang berarti bagi individu (Imam Zainuri, 2016).
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan bentuk studi kasus.
Metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang memiliki tujuan
utama dengan memberikan gambaran situasi atau fenomena secara jelas dan
rinci tentang apa yang terjadi ( Afiyanti, yati : 2014).
Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah melihat asuhan
keperawatan pada pasien dengan kasus skizofrenia :Resiko Perilaku
Kekerasan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman di Rumah Sakit Jiwa
Kendari.
B. Subyek studi kasus
Subjek dari penelitian studi kasus ini adalah pasien Skizofrenia :
Resiko Perilaku Kekerasan di ruangan Teratai RS Jiwa Kendari yang
berjumlah satu orang.
1. Dengan kriteria inklusi :
a. Pasien yang bersedia menjadi responden
b. Pasien dengan diagnosa Resiko perilaku kekerasan
c. Pasien dengan resiko perilaku kekerasan yang dapat terkontrol
2. Dengan kriteria eksklusi :
a. Pasien pindah ruang rawat atau dirujuk ke Rumah Sakit lain
b. Pasien tidak bersedia jadi responden
36
C. Fokus Studi Kasus
1. Pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan dalam Pemenuhan kebutuhan
rasa aman
D. Definisi Operasional fokus studi
Definisi operasional studi kasus asuhan keperawatan :
1. Pasien Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan
gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang
terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak salaing berhubungan
secara logis.
2. Perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, Perilaku adalah beresiko
memalukan perilaku yang individu menunjukan bahwa ia dapat
membahayakan dirinya sendiri secara fisik, emosional, dan/atau
seksual.
3. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik, lingkungan sekitar
dan psikologi secara keseluruhan.
4. Kemampuan mengontrol diri adalah menahan diri dari perilaku
konfusif atau impulsif.dengan mengunkan alat ukur menejemen control
impuls dengan Kriteria objektif sebagai berikut :
a. Mampu mengontrol diri jika score = 4 – 10
b. Tidak mampu mengontrol diri jika score = 11 -16
37
Gambar.3.1.intrumen alat ukur
N
o
Indikator
Tid
a
k
Kad
a
n
g
Ser
i
n
g
Selal
u
1 2 3 4
1 Mengidentifikasi
perilaku Impuls
yang berbahaya
1
2 Mengidentifikasi
perasaan yang
mengarah pada
tindakan Impuls
2
3 Mengidentifikasi
konsekuensi dari
tindakan Impuls
3
4 Mengantrol imflus 4
Score
5. Latihan control Implus adalah upaya pasien Skizofrenia untuk
mengontrol perilaku kekerasan yang terdiri dari :
a. pilih strategi pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan tingkat
perkembangan pasien dan fungsi kognitif
b. gunakan rencana modifikasi prilaku sesuai kebutuhan untuk
mendukung srtategi pemecahan masalah yang diajarkan
c. bantu pasien untuk memilih tindakan yang paling menguntungkan
d. bantu pasien untuk mengevaluasi bagaimana hasil yang tidak
sesuai bisa dihindari dengan menggunakan pilihan perilaku yang
berbedah.
E. Tempat Dan Waktu studi kasus
38
1. Ruangan : Teratai RSJ Provensi Sulawesi Tenggara
2. Hari/Tanggal : Senin, 09 Juli – 12 Juli 2018
F. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Peneliti mengunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang yaitu dengan menggunakn teknik observasi pertisipatif,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak (sugioyono, 2014).
G. Instrumen pengumpulan data
Peneliti melakukan pemilihan sampel penelitian berdasakan pasien
yang dirawat pada waktu jadwal penelitian dengan karakteristik responden
yaitu, dikhususkan pada pasien dewasa yang terdiagnosa Skizofrenia :
Halusinasi pendengaran dengan tidak mempersyaratkan jenis kelamin,
pekerjaan dan sosial ekonomi. Dan peneliti menggunaka instrumen observasi
sebagai instrumen penelitian ini.
H. Penyajian data
Data yang akan disajikan pada penelitian ini yakni secara tekstural
atau narasi, disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dan respon dari subyek
studi kasus yang merupakan data pendukung dari penelitian
I. Etika Studi Kasus
39
Penelitian ini telah diajukan kepada tim program karya tulis ilmiah
Poltekkes Kemenkes Kendari jurusan Keperawatan, adapun etika yang harus
di taati oleh peneliti dalam melaksanakan studi kasus yakni :
1. Melakukan pengkajian hingga evaluasi dengan sebenar-benarya yang
berlandaskan teori yang telah dijabarkan pada tinjauan teori
2. Peneliti harus menggunakan komunikasi terapeutik dalam
melaksanakan setiap tindakan keperawatan.
3. Peniliti tetap menjaga privasi subyek peneliti (peneliti)
4. Peneliti haru tetap memperhatikan dan mempertimb angkan hal-hal
yang 26-dapat membahayakan subyek peneliti.
40
BAB VI
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitiaan
Rumah sakit jiwa Sulawesi tenggara adalah rumah sakit jiwa khusus
tipe B, memiliki pemerintah daerah provensi Sulawesi tenggara,terletak diatas
tanah seluas 14.000 m2 dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk
operasional pelayanan sampai saat ini seluas 5.992 m2, berada dijalan
Dr.Sutomo No. 29 kendari dengan kapasitas 205 tempat tidur. Wilayah
jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi 12 kabupaten/kota se-provensi
Sulawesi tenggara.
Dalam sejarah perkembangannya rumah sakit jiwa provensi Sulawesi
tenggara pada awalnya berdirinya merupakan rumah sakit khusus tipe B Non
pendidikan milik pemerintah pusat, dengan semangat otonomi daerah tahun
2001 rumah sakit jiwa Sulawesi tenggara menjadi milik pemerintah daerah
Sulawesi tenggra dipimpin oleh kepala rumah sakit eselon IIIa.
Seiring dengan tuntutan kebutuhan kelembagaan dan semangat
peningkatan pelayanan kepada masyarakat khusus masyarakat Sulawesi
tenggara, pada tahun 2012 rumah sakit jiwa Sulawesi tenggara dianiki
eselonnya menjadi eselon IIIb, sesuai dengan peraturan Gubernur No. 22 tahun
2012. Meskipun tipe rumah Sebelumnya berubah namum dengan kerja keraas
dalam pemerintah lima tahun kedepan akan menjadi rumah sakit khusu tipe B
Pendidikan.
41
1. Visi Rumah sakit
Visi rumah sakit jiwa Sulawesi tenggara ditetapkan dengan
memperhatikan visi kepada daerah dan wakil kepala daerah yang
ditetapkan sebagai visi pembangunan provensi Sulawesi tenggara
sebagaimana terdapat dalam rencana pembangunan jangka menengah
Dearah Sulawesi tenggara (RPJMD) Provensi Sulawesi Tenggara dan
Pendidikan dengan Pelayanan Paripurna Tahun 2018.
2. Misi rumah sakit
Misi Rumah Sakit Jiwa Provensi Sulawesi Tenggara adalah :
a. meningkatkan kualitas sumber daya rumaah sakit jiwa yang mendukung
upaya peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan
paripurna kepada masyarakat.
b. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada lapisan masyarakat
secara ceapt, tepat, nyaman dan terjangkau dengan dilandasi etika
prifesi.
c. mewujudkan pelayanan yang pro aktif dan perluasan jangkauan
pelayanan kepada masyarakat.
3. Saran
Berkembangnya pelayanan kesehatan dirumah sakit jiwa provensi
Sulawesi tenggara sebagaiman rumah sakit pendidikan yang berkualitas
dan pelayanan paripurna. Sasaran pelayanan Rumah Sakit Jiwa sampai
dengan akhir tahun 2018, sebagai berikut :
42
a. terlaksanannya kerjasa aantara instansi pendidikan kedokteran dan
kesehatan lainnya.
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM (sesuai dengan standar
rumah sakit kelas B pendidikan).
c. meningkatkan pemamfaatan rumah sakit oleh masyarakat potensial :
1) Pelayanan kesehatan kolaborasi, spikiater, spikologi, dan
nutrisionis.
2) terlaksanannya penangan pasien rawat jalan oleh dokter spesialis
lainnya.
d. meningkatkan jumlah kunjungan penguna jasa rumah sakit.
e. bertambanya jenis pelayanan.
f. meningkatkan resiko efiktifitas pendapatan.
g. terwujudnya efesiensi belanja.
h. tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) rumah sakit.
4. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan intramural
1) IGD spikiater
2) Rawat inap
3) pelayanan geriatric
4) pelayanan anak dan
remaja
5) pelayanan konsultasi
spikologi
6) pelayanan poliklinik umum
7) farmasi klinik
8) radiologi
9) gizi
10) laboratorium
11) rehap
12) medic/fisioterapi
43
b. pelayanan ekstramural
1) integrasi kesehatan jiwa
2) Home visite/ job visite
3) droping
B. Hasil Studi Kasus
Penelitian ini telah dilaksanankan dari tanggal 9 juli 2018 sampai selesai
diruangan teratai rumah sakit jiwa Sulawesi tanggara.
1. Pengkajian
a. identitas klien
inisial : Tn.J
umur : 25 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : belum nikah
alamat : Jalan pasar baruga
Agama : islam
pendi dikan : SMA
Suku : Buton
No. Rek : 04 63 22
Tgl, pengkajian: 09 Juli 2018
b. Identitas penanggung jawab
Inisial : Tn. LI
umur : 65 thn
agama : Islam
44
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Tumbu - Tumbu jaya kab.konawe
Hub. klien : orang tau
c. Alasan masuk
1) data pada saat masuk rumah sakit
Klien masuk diruangan teratai rumah sakit jiwa Sulawesi
tenggara 11 Januari 2018 melalui ruang akut karena klien bingung,
agresif, labil, gelisah dan tidak dapat mengontrol diri, mengamuk, marah-
marah tanpa alasan, berteriak – teriak, ingin memukul orang-orang
disekitar, dan ingin melukai dirinya, serta kurang tidur dan merusak
barang yang ada di rumah.
2) data pada saat dikaji
klien mengatakan mendengar suara bisikan agar memukul orang,
klien mengatakan habis mengamuk dan menggangkat ranjang didalam
ruangan dan hampir memukul temannya dan sering memukul tembok apa
bila mulai gelisah dan marah, dan tangan klien tampak luka akibat
memukul tembok
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
d. Faktor predisposisi
1) Pernah Mengalami Gangguan Jiwa Di Masa Lalu ?
Ya [] Tidak [ ]
Alasan : Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu :
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 2012 dengan
45
alasan berbicara dan tertawa sendiri serta menghancurkan barang-
barang dirumahnya. pasien mengkonsumsi alkohol di beri oleh teman-
teman nya, sejak mulai mengkonsumsi alkohol pasien mengatakan dia
sudah tidak tau dengan dirinya lagi. Pasien pernah di rawat di RSJ.
Sulawesi Tenggara.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
e. Pemeriksaan fisik
1) Tanda – Tanda Vital
a) Tekanan Darah : 100/70 mmhg
b) Nadi : 80 x/m
c) Suhu Badan : 36,5 0c
d) Respirasi : 19 x/m
e) Tinggi Badan : 165 cm
f) Berat Badan : 52 kg
g) Kondisi Fisik : kondisi fisik klien tidak ada cacat atau
kekurangan
f. Genogram
1) tiga generasi
B
Gambar 4.1 Genogram 3 generasi
46
Penjelasan Gambar Genogram:
1) Tiga generasi
2) : laki-laki
3) : perempuan
4) X : Meninggal
5) : Pasien
6) - - - - : tinggal satu rumah
g. Psikososial
1) Konsep Diri
a) Citra Tubuh : Klien memandang terhadap dirinya, ada bagian
tubuh yang kurang dan mengatakan dirinya kurang percya terhadap
tubuhnya.
b) Identitas Diri : klien dapat menyebutkan identitasnya (nama,
alamat dll).
c) Peran : klien berperan sebagai anak dalam keluarganya.
d) Ideal Diri : klien mengatakan ingin cepat pulang.
e) Harga Diri : klien mengatakan malu dengan dirinya
Masalah keperawatan: harga diri rendah
2) Hubungan Sosial
a) Orang Yang Terdekat : klien mengatakan orang yang berarti adalah
keluarganya.
b) Peran Serta Dalam Kegiatan Kelompok Atau Masyarakat :klien
mengatakan tidak perna mengikuti kegiatan dalam dalam masyarakat.
47
c) Hambatan Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain : klien
mengatakan malu berhubungan dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
h. Status mental
1) Penampilan
Jelaskan : pada saat dilakukan pengkajian kalian berpenampilan cukup rapi
menggunakan baju bersih dan pakaian yang sesui
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
2) Aktifitas Motorik
Alasan : Pada kondisi sekarang klien terlihat tampak tenang, diam, untuk
saat Ini klien belum mampu mengendalikan emosinya yang labil.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3) Alam Perasaan
Alasan : Alam perasaan klien sesuai dengan keadaan, saat gembira klien
tampak gembira, saat sedih klien tampak sedih.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4) Interaksi Selama Wawancara
Alasan : Saat pengkajian klien aktif dan selalu menjawab saat ditanya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5) Persepsi
Alasan : saat klien biasa mendengar suara-suara yang menyuruhnya
melakukan hal-hal yang tidak wajar
Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran
48
6) Proses Pikir
Alasan : Pembicaraan klien normal, tidak berbelit-belit, tidak meloncat-
loncat dan sampai tujuan karena dapat kooperatif.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7) Isi Pikir
Alasan : Tidak ada waham, obsesi, phobia, hipokondria, depersonalsasi,
dll.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
8) Tingkat Kesadaran
Alasan :
a) Orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar
dan jelas yang ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari,
tanggal, tahun yang benar pada saat wawancara.
b) Klien dapat mengenali orang-orang yang ada disekitarnya
ditunjukkan dengan klien bisa menyebutkan beberapa nama
temannya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
9)Memori
Alasan : Klien dapat mengingat kejadian saat dibawah ke rumah sakit
dengan diantar oleh ayahnya. Dan klien dapat mengingat nama
mahasiswa saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
10) Tingkat Konsentrasi Berhitung
49
Alasan : Klien dapat berhitung dangan baik ketika diajarkan atau
tampa arahan.
Masalah Keperawatan :
11) Kemampuan Penilaian
Alasan : Klien mampu menilai suatu masalah dan dapat mengambil
keputusan sesuai tingkat atau mana yang lebih baik untuk dikerjakan
pertama kali
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
12) Daya Tilik Diri
Alasan : Klien mampu mengenali penyakitnya dan tidak
mengingkari terhadap penyakitnya karena klien mampu menjelaskan
mengapa klien bisa seperti ini dan penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa
seperti ini.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
i. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kegiatan Hidup Sehari-Hari
a) Perawatan Diri
Alasan : klien mampu melakukan kegiatan makan, mandi,
berpakaina, BAB sendiri tampa bantuan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
b) Nutrisi
Frukuensi Makan Sehari : klien makan 3x sehari.
50
Nafsu Makan : nafsu makan klien sangat baik klien selalu
menghabiskan makanannya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
c) istirahat dan Tidur
Jelaskan : Biasanya pasien tidur siang lebih kurang 1 sampai
2 jam, tidur malam lebih kurang 8 sampai 9 jam.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
d) Aktivitas di Dalam Rumah
Jelaskan : Klien bisa membantu pekerjaan rumah seperti
mencuci, menyapu, dll.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
j. Mekanisme koping
klien mampu berkomunikasi dengan orang lain.
1) Masalah psikososial dan lingkungan
a) Masalah dengan dukungan kelompok (-)
b) Masalah berhubungan dengan lingkungan : di dalam ruangan
klien kadang emosi dan suka ingin memukul temannya dan
mengangkat ranjang ruangan jika klien merasa tidak senang.
c) Masalah dengan kesehatan (-)
d) Masalah dengan perumahan, klien tinggal bersama dengan
kedua orang tuanya.
51
e) Masalah dengan ekonomi : kebutuhan klien di penuhi oleh
orang tuanya.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasaan
k. Aspek medic
1) Diagnosa Medis : Skizofrenia
2) Terapi Medik :
a) Diazepam 1 x sehari
b) CPZ 2 – 15 mg/ 1 hari
c) Haloperidol 3 x ½ mg sehari
d) Trihexiperidine (THP) 2 x 1 mg
l. Masalah keperawatan
1) Resiko perilaku kekerasan
2) Konfusi akut
3) harga diri rendah
52
2. Analisa Data
Tabel 4.1 Analisa Data
NO Data Masalah
1) DS : 1. klien mengatakan habis mengamuk dan
menggangkat ranjang didalam ruangan
2.Klien mengatakan hampir memukul temannya
dan sering memukul tembok
1) DO : 1. Klien Nampak gelisah
2) 2. klien Nampak marah
Resiko Perilaku
kekerasan
2)DS :
1) klien mengatakan biasa mendengar suara-suara
yang menyuruhnya melakukan hal-hal yang tidak
wajar
2) Klien mengatakan suara itu tidak selalu didengar
DO :
1) klien Nampak Nampak bicara sendiri
2) klien Nampak selalu memegang-megang
tangannya
Konfusi akut
3)DS :
1) Klien memandang terhadap dirinya, ada
bagian tubuh yang kurang dan mengatakan
dirinya kurang percya terhadap tubuhnya
2) klien mengatakan malu dengan dirinya
3) klien mengatakan malu berhubungan dengan
orang lain.
DO : 1. Klien Nampak memegangi tangannya
2. klien Nampak malu
Harga Diri Rendah
3. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko perilaku Kekerasan
b) Konfusi Akut
c) Harga Diri Rendah
53
4. Intervensi keperawatan
Tabel.4.2 intervensi keperawatan
N
O
DIAGN
OSA
TUJUAN KRITERIA
HASIL
INTERVENSI
1. Resiko
perila
ku
keker
asan
Pasien
mampu
:
Mengon
trol
perilaku
kekerasan
sesuai
dengan
strategi
pelaksanaan
tindakan
keperawatan
Setelah dilakukan
pertemuan 2 –
4 hari,
diharapkan
klien mampu
mengontrol
perilaku
kekerasan
terhadap diri
dan orang
lain, dan,
untuk
Mengukur dan
menilai
Kejadian aktual :
1) Menahan diri dari
Perilaku kekerasan
2) Menahan diri dari
Agresifitas
3) Menahan diri dari
Kemaraha.
a. Pilih strategi
pemecahan
masalah yang
tepat sesuai
dengan tingkat
perkembangan
pasien
b. gunakan
rencana
modifikasi
prilaku sesuai
kebutuhan
untuk
mendukung
srtategi
pemecahan
masalah yang
diajarkan
c. Bantu pasien
untuk memilih
tindakan yang
54
paling
menguntungkun
g
d. bantu pasien
untuk
mengevaluasi
bagaimana
hasil yang tidak
sesuai bisa
dihindari
dengan
menggunakan
pilihan perilaku
yang berbedah
55
5. Implementasi Keperawatan Dan Evaluasi
Tabel : 4.3 Implementasi dan evaluasi
Hari/Tanggal
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Senin, 09Juli2018
ResikoPrilakuKekerasan
1) Memilih strategipemecahan masalahyang tepat sesuaidengan tingkatperkembangan pasien
Hasil : perawat membinahubungan salingpercaya dan perawatmemilih pemecahanmasalah denganlatihan memukulbantal, menarik napasdalam danmengungkapkanperasan secara verbal.
2) Membantu pasienuntuk memilihtindakan yang palingmenguntungkun
3) Membantu pasienuntuk mengevaluasibagaimana hasil yangtidak sesuai bisadihindari denganmenggunakan pilihanperilaku yangberbedah
Hasilnya : pasien masihmalu untukmengungkapakanperasaannya secara
S :1. Klien mengatakan
kurang pandai dalammengungkapkan apayang dirasakan nya.Klien lebih memilihdiam dan tidakmengungkapkan apayang ada dalamfikiran nya. Olehsebab itu klien seringmengamuk jikamasalah nyamenumpuk.