Top Banner
BAB I DASAR TEORI Oklusi merupakan hubungan statis antara gigi atas dan gigi bawahselama interkuspasi dimana pertemuan tonjol gigi atas dan bawah terjadi secara maksimal.Oklusi gigi memiliki 2 aspek .Aspek yang pertama dalam statis yang mengarah kepada bentuk,susunan dan artikulasi gigi geligi pada dan diantara lengkung gigi, dan hubungan antara gigi geligi dengan jaringan penyangga..Aspek yang kedua adalah dinamis yang mengarah kepada fungsi sitem stomatognatik yang terdiri dari gigi geligi,jaringan peyangga,sendi temporomandibula,sistem neuromuskulardan nutrisi. Konsep Dasar Oklusi a. Oklusi seimbang Oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik. b. Oklusi morfologis Oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui 1
25

oklusi

Dec 14, 2015

Download

Documents

fisio
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: oklusi

BAB I

DASAR TEORI

Oklusi merupakan hubungan statis antara gigi atas dan gigi bawahselama

interkuspasi dimana pertemuan tonjol gigi atas dan bawah terjadi secara

maksimal.Oklusi gigi memiliki 2 aspek .Aspek yang pertama dalam statis yang

mengarah kepada bentuk,susunan dan artikulasi gigi geligi pada dan diantara

lengkung gigi, dan hubungan antara gigi geligi dengan jaringan penyangga..Aspek

yang kedua adalah dinamis yang mengarah kepada fungsi sitem stomatognatik

yang terdiri dari gigi geligi,jaringan peyangga,sendi temporomandibula,sistem

neuromuskulardan nutrisi.

Konsep Dasar Oklusi

a. Oklusi seimbang

Oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau

normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan

tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik

maupun eksentrik.

b. Oklusi morfologis

Oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-

buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya

dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.

c. Oklusi dinamis

Oklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional

occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian

antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak

antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan

ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan

sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur

tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya

1

Page 2: oklusi

dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A;

dkk).

 Jenis-jenis Oklusi

a. Oklusi Ideal merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan

hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang

harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi,

oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus

central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung

antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami

keausan.

b. Oklusi Normal, menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi normal

sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan

proses metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan

rahang berada dalam keadaan sehat.   

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi

dengan antagonisnya

2.Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi

pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih

mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3.Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat

RB digerakkan ke anterior

4.Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat

RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2. Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak

2

Page 3: oklusi

3. Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi

anterior, sedang pada gigi posterior

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi diatas.

(Hamzah, Zahreni,dkk)

Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

a) Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari

oklusi sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau

kondil terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan

adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-geligi

dalam keadaanIntercuspal Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan

bahwa ICP berada pada posisi RCP.

b) Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaitu jarak antara oklusal

premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak

lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal

ini menunjukkan otot-otot kelompok elevator dan depressor tonus adan

kontraksinya dalam keadaan seimbang, dam kondil dalam keadaan netral

atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk setiap individu.

3

Page 4: oklusi

BAB II

HASIL PENGAMATAN

Alat dan Bahan :

1. Kaca Mulut (2 buah)

2. Pinset

3. Sonde

4. Nierbekken

5. Dappen Glass

6. Sarung Tangan

7. Masker Mulut

8. Jangka dan Penggaris

9. Cotton Pellet

10. Tampon

11. Alkohol

12. Articulating Paper

Percobaan

1. Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Prosedur percobaan :

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut

sampai gigi kedua rahang saling menyentuh

3. Instrusikan orang coba untuk mempertahankan posisi tersebut

4. Perhatikan posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik.

5. Catat hubungan gigi-gigi posterior rahang atas terhadap gigi lawannya

Hasil percobaan :

4

Page 5: oklusi

RELASI GIGI NOMOR GIGI

Rahang Atas 27 26 25 24 14 15 16 17

Rahang Bawah 37 36 35 35 44 45 46 47

2. Pemeriksaan Relasi Sentrik

Prosedur percobaan :

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang.

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang menyentuh berulang 3 kali.

3. Perhatikan dan catat jarak horizontal insisal insisif rahang atas terhadap

bidang labial insisif rahang bawah dengan menggunakan ujung jangka

yang selanjutnya diukur pada penggaris.

4. Orang coba diinstruksikan menggerakkan mandibula ke belakang dengan

cara operator mendorong secara perlahan mandibula ke belakanh untuk

mendapatkan relasi sentrik.

5. Instruksikan orang coba untuk mempertahankan posisi tersebut.

6. Perhatikan dan catat jarak horizontal insisal insisif rahang atas terhadap

bidang labial insisif rahang bawah dengan menggunakan ujung jangka

yang selanjutnya diukur pada penggaris.

Hasil percobaan :

RELASI MANDIBULA TERHADAP

MAKSILAOverjet (mm)

OKLUSI SENTRIK 3

RELASI SENTRIK 4

3. Pemeriksaan Physiological Rest Position

Prosedur Percobaan

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai gigi

geligi kedua rahang menyentuh.

5

Page 6: oklusi

3. Cobalah menentukan posisi non oklusal mandibula yaitu Physiological Rest

Position, yaitu orang coba diinstruksikan melakukan posisi instirahat dari

mandibula. Perhatikan otot-otot dalam keadaan istirahat. Posisi ini dianggap

konstan untuk setiap individu.

4. Usahakan untuk membuka kedua bibir ornag coba tanpa menimbulkan

gerakan pada rahangnya.

5. Ukur jarak antar oklusal sebagai free way space.

Hasil percobaan :

RELASI MANDIBULA TERHADAP

MAKSILAFree way space (cm)

Physiological Rest Position 2

4. Pemeriksaan Oklusi Statik

Prosedur Percobaan :

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut

sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh.

3. Perhatikan hubungan gigi anterior untuk menentukan overbite dan

overjet

4. Ukur jarak overjet dan jarak overbite

5. Selanjutnya orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut

kembali

6. Letakkan articulating paper di atas pemukaan oklusal gigi dan

instruksikan orang coba untuk menutup mulut

7. Lakukan gerakan berulang-ulang

8. Perhatikan hubungan gigi posterior untuk menentukan relasi cusp to

fossa

9. Catat pda gigi manakah dijumpai cusp atau maerginal ridge

10. Catat pada gigi manakah dijumpai cusp to fossa

Hasil percobaan :

RELASI GIGI ANTERIOR Jarak (mm)

6

Page 7: oklusi

OVERJET 3

OVER BITE 4

Cups to marginal ridge 14 24

44 34

Cups to fossa 17

47

5. Pemeriksaan Oklusi Dinamik

Prosedur Percobaan :

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut sampai

gigi geligi kedua rahang menyentuh.

3. Orang coba diminta menggerakkan rahang bawah ke lateral sampai

didapatkan posisi cusp bukal rahang atas dan rahang bawah bersentuhan

4. Tentukan tipe oklusi dinamik orang coba berdasarkan keadaan.

Hasil percobaan :

Tipe Oklusi Dinamik pada orang coba:

Bilateral Balanced Occlusion

V Unilateral Balanced Occlusion

Muttually Protected Occlusion

Tidak dapat didefinisikan

6. Pemeriksaan Oklusi Ideal

Prosedur percobaan :

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Instruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup mulut

sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh.

3. Perhatikan dan catat ketika orang coba melakukan oklusi sentries

apakah kedua rahang stabil

7

Page 8: oklusi

4. Perhatikan dan catat ketika orang coba melakukan oklusi sentrik,

pergerakan relasi sentries ke oklusi sentries, pergerakan mandibula ke

anterior, apakah mengalami hambatan.

5. Perhatikan dan catat, ketika orang coba melakukan pergerakan

mandibula ke segala arah, apakah mengalami hambatan

6. Perhatikan dan catat, ketika orang coba melakukan ICP, RCP, dan

PCP terdapat kontak prematur

Hasil percobaan :

NO INDIKATOR Ya Tidak

1Saat melakukan oklusi sentris, apakah

hubungan kedua rahang stabilV

2Saat melakukan oklusi sentrik, apakah

mengalami hambatanV

3Saat melakukan pergerakan relasi sentris ke

oklusi sentris, apakah mengalami hambatanV

4Saat melakukan pergerakan mandibula ke

anterior, apakah mengalami hambatanV

5Apakah ada kontak prematur pada saat

Intercuspal Contact Position (ICP) V

6Apakah ada kontak prematus pada saat

Retruded Contact Position (RCP)V

7Apakah ada kontak prematur pada saat

Protrusif Contact Position (PCP)V

Jika ada kontak prematur, catat pada tabel berikut:

8

Page 9: oklusi

NO Relasi Gigi Gigi yang mengalami kontak prematur

1 ICP

2 RCP 24

34

3 PCP 17

47

Kesimpulan: Oklusi Gigi normal

7. PEMERIKSAAN GERAKAN MANDIBULA

Prosedur percobaan :

Pemeriksaan Gerakan Mandibula Membuka-Menutup Mulut

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan operator pada kedua

kondili orang coba atau sekitar 1 cm didepan meatus akustikus

eksternus.

3. Instruksikan orang coba untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup

mulut sampai kedua rahang menyentuh

4. Perhatikan dan catat perubahan gerakan kedua kondili

Pemeriksaan Gerakan Mandibula Ke Arah Antero-Posterior

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan operator pada kedua

kondili orang coba atau sekitar 1 cm didepan meatus akustikus eksternus.

3. Instruksikan orang coba untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup

mulut sampai kedua rahang menyentuh, dilanjutkan menggerakkan

mandible kearah kearah antero-posterior

4. Perhatikan dan catat perubahan gerakan kedua kondili

Pemeriksaan Gerakan Mandibula Ke Arah Lateral

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan operator pada kedua

kondili orang coba atau sekitar 1 cm didepan meatus akustikus eksternus.

9

Page 10: oklusi

3. Instruksikan orang coba untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup

mulut sampai kedua rahang menyentuh, dilanjutkan menggerakkan

mandibula kearah samping

4. Perhatikan dan catat perubahan gerakan kedua kondili

Koordinasi Gerakan Mandibula

1. Siapkan orang coba untuk duduk dengan tenang

2. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan operator pada kedua

kondili orang coba atau sekitar 1 cm didepan meatus akustikus eksternus.

3. Instruksikan orang coba untuk membuka mulut, dilanjutkan menutup

mulut sampai kedua rahang menyentuh

4. Perhatikan dan catat perubahan gerakan kondili, apakah terasa simetris?

Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Gerakan Mandibula

1. Siapkan orang coba untuk berdiri

2. Instrusikan orang coba untuk menunduk dan menengadah

3. Perhatikan dan catat perubahan gerakan mandibula yang dirasakan

4. Instrusikan orang coba untuk tidur pada tempat yang disediakan, lakukan

tidur terlentang dan miring ke samping

5. Perhatikan dan catat perubahan gerakan mandibula yang dirasakan

6. Instrusikan orang coba untuk duduk dengan tenang

7. Perhatikan dan catat perubahan gerakan mandibula yang dirasakan

Hasil percobaan :

NO KEGIATAN HASIL PENGAMATAN

1 Gerakan Mandibula

Membuka-Menutup mulut

Yang kanan lebih terasa, normal

2 Gerakan Mandibula Ke Arah

Antero-Posterior

Yang kanan lebih terasa, normal

3 Pemeriksaan Gerakan

Mandibula Ke Arah Lateral

Yang kanan lebih terasa, normal

10

Page 11: oklusi

4 Koordinasi Gerakan

Mandibula

Simetris

5 Gerakan Mandibula:

a. Saat menunduk Tidak sakit

b. Saat menengadah Tidak sakit

c. Saat tidur terlentang Tidak sakit

d. Saat tidur miring ke

samping

Tidak sakit

e. Saat duduk istirahat Tidak sakit

BAB III

PEMBAHASAN

11

Page 12: oklusi

PEMERIKSAAN OKLUSI STATIK

Merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah

(RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligidalam

keadaan tidak berfungsi (statik).

Arah erupsi gigi geligi permanen orang coba dapat menyebabkan cusp

to marginal dan cusp to fossa antara rahang atas dan rahang bawah

berbeda.Pada gigi posterior yang mengalami erupsi yang tidak sempurna

misalnya rotasi ataupun mengalami angulasi,hal ini mempengaruhi oklusi

statik pada orang tersebut dan dapat dikatakan terjadi maloklusi,dalam

penangananya kelainan erupsi gigi yang mempengaruhi oklusi gigi geligi ini

segera ditindak lanjuti dalam perawatan ortodontik agar orang tersebut mampu

melakukan oklusi sempurna dan melakukan fungsional sendi temporo

mandibula dengan sempurna.

PEMERIKSAAN OKLUSI SENTRIK

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada

waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam

posisi bilateral simetris di dalam fossanya.Pada pemeriksaan didapatkan

semua gigi berkontak tepat dengan antagonisnya.

PEMERIKSAAN OVERBITE DAN OVERJETT

Pada pemeriksaan overbite dan overjet pada orang coba membuktikan

bahwa pertumbuhan lengkung gigi seseorang sangatlah berbeda.Sesuai pada

teori bahwa pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi(tulang

mandibula)selalu melakukan remodeling sampai akhir usia, dan lengkung gigi

ini juga yang mempengaruhi erupsi gigi geligi seseorang. Pada orang coba

pertama ditemukan jarak oklusi diukur secara horisontal (overjet)yang cukup

kecil dan ditemukan overbite yang juga tidak terlalu besar, dalam pengukuran

12

Page 13: oklusi

ini kita juga dapat menentukan ukran overbite dan overjet yang seberapa jauh

untuk dilakukan perawatan gigi agar tidak terjadi maloklusi.

Pada dasarnya oklusi yang baik adalah Insisiv medial rahang atas

menutupi insisiv medial rahang bawah namun pada batas yang telah

ditentukan.Seseorang yang tidak memiliki ukuran overbite dan overjet dia

akan kesulitan dalam mengucapkan beberapa huruf ataupun kalimat karena

suara akan terpantul oleh gigi geligi yang menutup rapat saat oklusi.

PEMERIKSAAN OKLUSI IDEAL

Hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal

yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi.Atau keadaan beroklusinya setiap

gigi,kecuali insisivus sentral bawah dan molar tiga atas,beroklusi dengan dua

gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak

mengalami keausan. Pada orang coba dilakukan pengamatan yang

mendapatkan hasil bahwa kontak gigi geligi dengan antagonisnya sangat

normal bahkan pertuman antar gigi geligi posterior sanagt sempurna dimana

cusp to fossa yang mampu menutup sempurna sehingga memungkinkan

makanan terkunyah secara lembut ,dan pada gigi geligi orang coba tidak

didapatkan atrisi,abrasi ataupun erosi sehingga tidak ada gigi geligi yang tidak

berkontak dengan gigi geligi antagonisnya secara abnormal.

PEMERIKSAAN RELASI SENTRIK

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila.Yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi

sentris dimana mandibula terletak paling posterior dari maksila atau kondil

terletak paling distal dari fossa glenoid,tetapi masih adanya gerakan ke arah

lateral.

Pada hasil pengamatan yang didapatkan yaitu jarak gigit pada relasi

sentrik didaptak jarak gigi yang sangat kecil sekali karena orang coba susah

untuk menggerakan mandibulanya kearah posterior,namun pada saat

13

Page 14: oklusi

digerakkan kearah posterior mandibula masih bisa digerakkan ke arah lateral

namun sangat sedikit sekali dan susah untuk menggerakkannya.

PEMERIKSAAN PSHYOLOGICAL REST POSITION

Physiological rest position merupakan kondisi dimana rahang atas dan

rahang bawah relaksasi sehingga tidak adanya kontak antara gigi geligi rahang

atas dan rahang bawah.Pada pemeriksaan ini bertujuan untuk menunjukkan

bahwa ketika otot-otot pengunyahan berelaksasi maka gigi geligi rahang atas

dan rahang bawah tidak berkontak sama sekali dan posisi kondilus pada

temporo mandibular joint juga pada posisi netral dan terletak tepaat pada fossa

glenoidanya.

PEMERIKSAAN OKLUSI DINAMIK

Pada hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yang berbeda

pada orangcoba pertama didapatkan oklusi dinamik berupa Bilateral Balanced

Occlusion yang mana pada gigi geligi posteriornya pada sisi kerja dan sisi

keseimbangannya,keduanya dalam keadaan kontak.

Kemudian pada orang coba kedua didapatkan mutually balanced

occlusion yang mana dijumpai kontak ringan pada gigi geligi

anteriornya ,sedangkan pada gigi posterior tidak berkontak.

Perbedaan ini juga disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan

lengkung gigi yang berbeda serta erupsi gigi yang berbeda pula.Pada

pemeriksaan ini kita mampu mengetahui perbedaan tumbuh kembang

lengkung gigi serta erupsi gigi pada seseorang yang dapat menyebabkan

perbedaan profil wajah dan bahkan cara menguyah serta berbicara.

14

Page 15: oklusi

BAB IV

KESIMPULAN

Oklusi adalah hubungan timbal balik dari permukaan gigi bawah dan gigi

atas lawannya yang terjadi selama ada gerakan mandibula sehingga ada kontak

yang penuh antara lengkung gigi atas dan lengkung bawah. Dikenal 2 macam

istilah oklusi yaitu oklusi ideal dan oklusi normal. Oklusi yang baik atau normal

harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan

dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara

lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan

penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi

temporo mandibula. Oklusi normal dikelompokan Faktor-faktor yang

mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain variasi genetik, perkembangan

gigi-geligi secara acak, adanya gigi-gigi supernumerary, otot-otot dan jaringan

sekitar rongga mulut, dan trauma.

15

Page 16: oklusi

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Rostiana T.Penuntun Kuliah Ortodonsi I:Oklusi,Maloklusi, dan Etiologi

Maloklusi.Medan;Bagian ortodonsia FKG USU,1997

Novarida Z.Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(Skripsi).Medan;Universitas Sumatera Utara:2007

Mokhtar M.Dasar pertumbuhan dan perkembangan.In:Mokhtar M.Dasar-dasar

ortodonti:Pertumbuhan dan perkembangan Kraniodentofasial.Edisi

Kedua.Medan : Bina Insani Pustaka.2002

Lazarus, 1999. Stress and Emotions, a new synthesis. Springer Publishing Company, Inc.

Parnaadji, R. Rahardyan, drg., M.Kes., Sp.Pros. dkk. 2015. Petunjuk Praktikum

Fisiologi Blok Sistem Stomatognasi I. Jember: Laboratorium Fisiologi FKG

UNEJ.

Gunadi, Haryanto dkk.1991. Buku Ajar Geligi Tiruan Sebagai Lepasan. Jakarta :

Hipokrates

16