OBSTRUKSI SALURAN NAPAS MAKALAH SISTEM RESPIRASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OBSTRUKSI SALURAN NAPAS DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 Martini Aprilia (1026010016) ( pacar saya ) hehehe promosi Noviyanti (1026010051) Nita wulandari (1026010022) Okta Dwi P. (1026010004) Okky A. (10260100 ) Neksiy (1026010045) Pesi Nomelisa (1026010039) Yaumul Hafish (1026010048) DOSEN PEMBIMBING: Ns.Agus Supriyadi,S.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2012
Obstruksi saluran nafas dapat disebabkan berbagai hal yang terkait dengan patofisiologinya masing-masing.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
OBSTRUKSI SALURAN NAPAS
MAKALAH SISTEM RESPIRASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
OBSTRUKSI SALURAN NAPAS
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
Martini Aprilia (1026010016) ( pacar saya ) hehehe promosi
Noviyanti (1026010051)
Nita wulandari (1026010022)
Okta Dwi P. (1026010004)
Okky A. (10260100 )
Neksiy (1026010045)
Pesi Nomelisa (1026010039)
Yaumul Hafish (1026010048)
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Agus Supriyadi,S.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan keperawatan pada klien
denga Obstruksi Saluran Napas.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan dukungan serta
bantuan, terkhusus dari dosen pembimbing yaitu bapak Ns.Agus Supriyadi,S.Kep. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih yang tiada hingganya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan dapat
menunjang kita lebih kreatif dalam sistem belajar mengajar. Dan penulis pun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis berharap khususnya kepada
pendidik dan umumnya kepada pembaca untuk memberi saran dan kritik yang konstruktif dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Bengkulu, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULKATA PENGANTAR.................................................................................. iDAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang................................................................................ 11.2. Tujuan............................................................................................. 21.3. Manfaat........................................................................................... 2
2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan2.2.1. Pengkajian Teoritis Lengkap...................................................... 17 2.2.2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul........................ 202.2.3. NCP (Nursing Care Planning).................................................... 21
BAB III TINJAUAN KASUS (Kasus Fiktif)3.1... Pengkajian Lengkap..................................................................... 28
3.2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul........................................ 313.3. NCP (Nursing Care Planning)....................................................... 323.4. Implementasi Dan Evaluasi SOAP................................................ 37
BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan..................................................................................... 444.2 Saran............................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pembangunan Nasional Indonesia yang berpedoman pada Garis Besar
Haluan Negara yang bertujuan mewujudkan suatu kehidupan bermasyarakat yang makmur, adil
dan merata yang berdasarkan pancasila, dimana pada hakikatnya yaitu pembangunan manusia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam kaitan ini, pembangunan itu tidak hanya memperbaiki kemajuan lahiriah saja
tetapi juga memperbaiki kemajuan batiniah. Adapun yang memperbaiki kemajuan lahiriah
seperti sandang pangan, perumahan dan sebagainya, sedangkan hal yang memperbaiki kemajuan
batiniah seperti adanya rasa kesehatan, kepuasan, kependidikan dan rasa keadilan.
Maka dari itu, untuk menunjang masalah kesehatan bagi masyarakat, pemerintah
mengeluarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No: 938/Menkes/x/1992, yang
berisikan tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
Sehubungan dengan pentingnya kesehatan bagi setiap makhluk hidup, baik manusia,
hewan maupun tumbuhan, maka yang sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan bagi
masyarakat yaitu masyarakat itu sendiri dan instansi-instansi kesehatan yang ada. Untuk
menunjang dalam meningkatkan kuialitas kesehatan, maka rumah sakit (tenaga kesehatan)
dituntut untuk melaksakan upaya kesehatan yang bermutu terutama dalam proses pemberian
Asuhan Keperawatan yang profesional terhadap pasien dengan berbagai penyakit yang bertujuan
untuk kesehatan terhadap pasien.
Dengan demikian, kita dapat melihat dan merasakan bahwa akan pentingnya kesehatan
itu dan sehat itu merupakan suatu keadaan yang paling baik dan paling mendukung dalam
aktivitas apapun.
Untuk mewujudkan suatu pelayanan serta tindakan dalam pemberian asuhan keperawatan
yang profesional, mutu pendidikan dan pengetahuan perlu juga ditingkatkan agar tujuan yang
diinginkan dapat terlaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dari uraian di atas maka penulis mencoba mengangkat masalah tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Obstruksi saluran Napas”.
Obstruksi saluran napas bagian atas dapat terjadi oleh beberapa sebab. Obstruksi jalan
napas akut biasanya disebabkan oleh partikel makanan, muntahan, bekuan darah, atau partikel
lain yang masuk dan mengobstruksi laring atau trakea. Obstruksi saluran napas juga dapat terjadi
akibat dari adanya sekresi kental atau pembesaran jaringan pada dinding jalan napas, seperti:
epiglotitis, edema laring, karsinoma laring, atau peritonsilar abses.
Pasien yang karena beberapa sebab mengalami penurunan kesadaran , sangat beresiko
mengalami obstruksi jalan napas. Hal tersebut disebabkan karena hilangnya reflek proteksi tubuh
(batuk dan menelan) dan hilangnya tonus otot faringeal yang menyebabkan lidah jatuh
kebelakang sehingga menghambat jalan napas.
Benda asing yang teraspirasi dan tersangkut di laring dapat menyebabkan sumbatan total
atau persial pada saluran pernapasan. Jenis hambatan ini tergantung dari ukuran, bentuk dan
posisi benda asing pada rimaglotis. Kadang-kadang sentuhan benda asing pada pita suara
menyebabkan spasme laring, sehingga benda asing tersebut terjepit diantara pita suara.
Berdasarkan latar belakang diatas kelompok tertarik untuk membahas tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan obstruksi jalan napas.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Obstruksi Saluran Napas.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep dasar teoritis penyakit Obstruksi Saluran Napas.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan Obstruksi Saluran
Napas, yang meliputi pengkajian, diagnosa keprawatan, dan intervensi.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Obstruksi Saluran Napas, yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1.3. Manfaat
1. Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca pada
umumnya dan Mahasiswa STIKES TMS Bengkulu.
2. Makalah ini di harapkan dapat menjadi panduan oleh mahasiswa dalam proses belajar.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Dasar Teori
2.1.1. Definisi
Obstruksi saluran napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada
saluran pernapasan bagian atas. (Irman Sumantri, Salemba Medika)
Obstruksi saluran napas atas adalah kegagalan sistem pernapasan dalam memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh akibat sumbatan saluran napas bagian atas (dari hidung sampai
percabangan trakea).(www.klikdokter.com)
Obstruksi saluran napas atas adalah adanya sumbatan pada struktur saluran napas atas,
sehingga ruang untuk mengalirnya udara inspirasi mengecil yang menyebabkan penderita
Hasil foto rontgen : menunjukkan pembesaran jarinan pada laring.
Pemeriksaan sputum : ditemukan kuman streptococcus beta hemolyticus.
Pemeriksaan darah rutin didapatkan:
1. Leukosit: 16000/mm3
2. Hb : 11 gr/dl
3. Trombosit: 265.000/mm3
4. protein total : 5,85 gr/dl
Naso endoskopi : untuk menemukan tumor dini
Rontgen polos (CT Scan) → mendeteksi adanya simetrif
Biopsi → penampakan makroskopis menyerupai keganasan / bila pada foto rontgen ada
gambaran erosi tulang.
13. Prioritas keperawatan
Mempertahankan kepatenan jalan napas, ventilasi adekuat
Membantu pasien dalam mengembangkan metode komunikasi alternative.
Membuat/mempertahankan nutrisi adekuat.
Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan gambaran diri yang terganggu.
Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan pengobatan.
2.2.2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Ansietas berhubungan dengan adanya ancaman kematian.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya benda asing dalam saluran
pernapasan yang nenyebabkan sumbatan .
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan pengangkatan laring dan terhadap edema.
4. Berisiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan (serebral, cardial, dan pulmoner) yang
berhubungan dengan menurunnya suplai oksigen sekunder terhadap obstruksi saluran napas.
2.2.3. NCP (Nursing Care Planning)
No. Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ansietas berhubungan
dengan adanya ancaman
kematian.
Setelah dilakukan
intervensi selama 3x24 jam
diharapkan tidak ada lagi
KH:
Melaporkan takut atau
ansietas hilang atau
Mandiri:
Catat derajat ansietas dan takut
Imformasikan pasien/orang terdekat
perasaan cemas menurun sampai tingkat
yang dapat ditangani.
Penampilan rileks dan
istirahat atau tidur
dengan tepat.
bahwa perasaannya normal dan
dorong mengekspresikan perasaan.
Jelaskan proses penyakit dan
prosedur dalam tingkat kemampuan
pasien untuk memahami dan
menangani informasi. Kaji situasi
saat ini dan tindakan yang diambil
untuk mengatasi masalah.
Tinggal dengan pasien atau
membuat perjanjian dengan
seseorang untuk menunggu selama
serangan akut.
Berikan tindakan kenyamanan mis.
Pijatan punggung, perubahan posisi
Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perilaku membantu, mis. Posisi
yang nyaman, focus bernapas,
teknik relaksasi.
Dukung pasien atau orang terdekat
dalam menerima realita, situasi,
khususnya rencana untuk periode
penyembuhan yang lama. Libatkan
pasien dalam perencana dan
partisipasi dalam perawatan.
Kembangkan program aktivitas
dalam batas kemampuan fisik
Waspadai untuk perilaku diluar
control atau peningkatan disfungsi
kardiopulmonal, mis memburuknya
dispnea dan takikardia.
2. Bersihan jalan napas
tidkefektif berhubungan
dengan terdapatnya benda
asing dalam saluran
pernapasan yang
nenyebabkan sumbatan
Setelah dilakukan
intervensi selama 3x 24 jam
diharapka bersihan jalan
napas kembali
efektif,Mempunyai jalan
napas paten,Dapat
mengeluarkan sekret secara
efektif,Irama dan frekuensi
napas dalam rentang
normal,Mempunyai fungsi
paru dalam batas
normal,Mampu
mendiskripsikan rencana
untuk perawatan di rumah
KH:
Mempertahankan jalan
napas paten
kepatenan jalan napas
dengan bunyi napas
bersih atau jelas
Mengeluarkan atau
membersihkan sumbatan
dan bebas aspirasi
Menujukkan perilaku
untuk memperbaiki/
atau mempertahankan
jalan napas bersih dalam
tingkat kemampuan/
situasi.
-tidak ada bunyi napas
tambahan
-tidak ada Perubahan
irama dan frekuensi
pernpasan.
-tidak ada Sianosis
Mandiri : Kaji dan document asikan
keefektifan pemberian oksigen, pengobatan yang diresepkan dan kaji kecenderungan pada gas darah arteri
Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
Tentukan kebutuhan pengisapan oral dan atau trakea
Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik (tingkat Mean Arterial Pressure dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah pengisapan
Catat tipe dan jumlah sekret yang dikumpulkan.
Jelaskan kepada keluarga pengunaan peralatan pendukung dengan benar (misalnya oksigen,
-Tidak Sulit bersuara
- bunyi napas normal
-tidak gelisah lagi
-Tidak ada sputum
- TTV dalam batas normal :TD: 120/80 mmHgND: 60-100 x/iRR: 16 -24 x/iS :37 oC
pengisapan, spirometer, inhaler). Informasikan kepada pasien dan
keluarga bahwa merokok merupakan kegiatan yang dilarang di dalam ruang perawatan.
Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam rencana perawatan di rumah (misal pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan, drainase postural, tanda dan gejala komplikasi)
Instruksikan kepada pasien tentang batuk efektif dan teknik napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi
Ajarkan untuk mencatat dan mencermati perubahan pada sputum seperti: warna, karakter, jumlah dan bau
Ajarkan pada pasien atau keluarga bagaimana cara melakukan pengisapan sesuai denan kebutuhan. KOLABORASI
Konsultasikan dengan dokter atau ahli pernapasan tentang kebutuhan untuk perkusi dan atau alat pendukung
Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai protap
Bantu dengan memberikan aerosol, nebulizer dan perawatan paru lain sesuai kebijakan institusi
Beritahu dokter ketika analisa gas darah arteri abnormal
Keluarga Terdekat Yang Dapat Dihubungi : Nama/ Umur : Ny. B Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Lingkar Barat Sumber Informasi : Pasien, keluarga terdekat, status pasien
No.Telepon : (0736)20871
2. Riwayat kesehatan/keperawatan
1).Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit:
Tn. R (36) dating ke RS dr. M Yunus Bengkulu pada tanggal 4 mei 2012 jam 16.00 wib dengan
keluhan batuk, dan rasa nyeri pada tenggorokan, batuk, sesak napas, kesulitan berbicara dan
menelan.
2). Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
Faktor pencetus: klien mengatakan rasa sakit pada leher serta batuk 2 hari sebelum masuk ke
rumah sakit.
Munculnya keluhan (eksaserbasi): klien mengatakan batuk dan sakit pada leher.
Sifat keluhan: klien mengatakan rasa sakit pada leher timbul perlahan-lahan, batuk terus-
menerus, serta kesulitan menelan setiap kali makan.
Berat ringannya keluhan: klien mengatakan: rasa sakit dan sesak pada leher cendrung bertmbah
sejak 2 Hari yang lalu.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi: klien mengatakan karena seringnya rasa sakit pada
bagian leher maka klien banyak minum, akibat adanya batuk klien minum obat (komix).
2. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengataan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, debu, dll.
Klien mengatakan sebelumya tidak pernah menderita sesak napas .
3. Riwayat kesehatan keluarga(RKK)
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang seperti dialaminya
dan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular lainnya.
3.Pola fungsi kesehatan (Gordon): 1). Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Persepsi terhadap penyakit : memiliki kecemasan yang berlebihan.
Penggunaan : sehari-harinya pasien merokok 1 bungkus perhari sejak usia 23 tahunAlkohol: sering meminum minuman kaleng kurang lebih 3 botol perminggu.Alergi : pasien tidak memiliki allergi terhadap obat-obatan dan jenis makanan laut.
2). Pola nutrisi dan metabolismeDiet / suplemen khusus : -Instruksi diet sebelumnya : -Nafsu makan : menurun karena sering batuk-batuk dan mual.Fluktuasi BB 6 bulan terakhir : menurunKesulitan menelan : mengalami kesulitan karena adanya lesi pada tenggorokanGigi : tidak lengkapJumlah minum/24 jam : normal Frekuensi makan : menghabiskan porsi makan kecil.Jenis makanan : nasi dan lauk seadanya
3.Pola eliminasiBuang air besar (BAB) : Frekuensi : sedikit Warna : kuning terang Buang air kecil (BAK) : Frekuensi : normal Warna : kuning kecoklatan
4.Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri :
0= mandiri 3= dibantu orang lain & peralatan1=dengan alat bantu 4=ketergantungan/tidak mampu2=dibantu orang lain
Kegiatan/aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Berpakaian
Toileting
Mobilisasi dtmpat tidur
Berpindah
Berjalan
Menaiki tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Alat bantu : tongkatKeluhan saat beraktivitas: sering sesak nafas saat beraktivitas
5.Pola istirahat dan tidurLama tidur : 5 jam / malamWaktu : dari jam 8 – 1 malamMasalah tidur : sering terbangun karena sulit bernafas
6.Pola kognitif dan persepsiStatus mental : sering emosiBicara : normal( ), tak jelas ( ), gagap ( ), aphasia ekspresif ( )Kemampuan berkomunikasi : ya ( ), tidak ( )Kemampuan memahami : ya ( ), tidak ( )Tingkat ansietas : ringan ( ), sedang ( ), berat ( ), panik ( )Pendengaran : DBN ( ), tuli ( ) kanan/kiri, tinitus ( ), alat bantu dengar ( 0Penglihatan : normal
7.Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : sangat mengganggu dalam beraktivitas sehari-hari
8.Pola peran hubungan :
Pekerjaan : petaniSistem pendukung : pasangan ( ), tetangga/teman ( ), tidak ada ( ), keluarga serumah ( ),
keluarga tinggal berjauhan ( )Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan diRS : kelurga memiliki masalah dengan biaya
perawatan diRS dan keluarga yang akan bergantian menjaga pasien selama dirumah sakit.
9.Pola seksual dan reproduksiMasalah seksual b.d penyakit : pola seksual menurun
10.Pola koping dan toleransi stressPenggunaan obat untuk menghilangkan stress; tidak menggunakan obat.Keadaan emosi dalam sehari-hari : memiliki emosi yang tidak stabil11.Keyakinan dan kepercayaan
Agama : islamPengaruh agama dalam kehidupan : sering meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslim.
4.Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : klien tampak lemah, klien tampak kesulitan bernapas dan klien
tampak gelisah
TTV :
o TD : 130/90 mmHg
o ND : 120x/i
o S : 37,5
BB : 57 (turun 3 kg dari 60 menjadi 57)
TB : 170
Sistem integumen(kulit) : turgor kulit buruk
Kuku : pucat
Hidung : pernapasan cuping hidung
Mulut : mukosa bibir kering dan pucat
Laring
: takipnea, pernapasan dangkal adanya pembesaran jaringan , edema laring
Pemeriksaan penunjang
Hasil foto rontgen : menunjukkan pembesaran jarinan pada laring
Pemeriksaan sputum : ditemukan kuman streptococcus beta hemolyticus
Pemeriksaan darah rutin didapatkan:
o Leukosit: 16000/mm3
o Hb : 11 gr/dl
o Trombosit: 265.000/mm3protein total : 5,85 gr/dll.
Analisa data
Nama kilen : Tn. R
Ruang Rawat : Ruang RSUD M. Yunus Bengkulu
Diagnose medic :
NO
.
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS:
Klien mengatakan batuk
berdahak dan sesak napas
Klien mengatakan nyeri pada
daerah tenggorokan
DO:
klien tampak lemah, klien
tampak kesulitan bernapas
dan klien tampak gelisah
TTV:
TD : 130/90 mmHg
ND : 120x/i
S : 37,5
Penapasan cuping
Terdapatnya penumpukan
sekret pada saluran napas.
Bersihan jalan napas
tidak efektif
2.
3.
hidung
Takipnea
pernapasan dangkal
DS:
klien mengatakan rasa nyeri
pada tenggorok
klien mengatakan adanya
kesulitan menelan
klien mengatakan kesulitan
berbicara
DO:
adanya bakteri streptococcus
beta hemolyticus
adanya edema pada laring
adanya pembesaran jaringan
pada daerah laring
DS:
pasien mengatakan lemah
pasien mengatakan
menghabiskan makan ¼ porsi
setiap kali makan (pagi, siang.
Sore)
kesulitan menelan
rasa tidak nyaman
DO:
Berat badan pasien turun 3 kg
Adanya lesi pada
tenggorokan.
Kesulitan menelan, rasa
tidak nyaman
Kerusakan komunikasi
verbal
Pola nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
dari 60 kg menjadi 57 kg
Pasien tampak lemah
Pembekakan pada laring
3.2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada saluran pernapasan.
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan lesi pada tenggorokan akibat bakteri streptococus.3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan.
3.3. NCP (Nursing Care Planning)
: Tn. R : RSUD M. Yunus Bengkulu
Diagnosa Medik : Obtruksi Saluran NapasNo. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Bersihan jalan napas tidak
efektif berhubungan dengan
terdapatnya benda asing dalam
saluran pernapasan yang
menyebabkan sumbatan
Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam diharapka bersihan jalan napas kembali efektif,Mempunyai jalan napas paten,Dapat mengeluarkan sekret secara efektif,Irama dan frekuensi napas dalam rentang normal,Mempunyai fungsi paru dalam batas normal,Mampu mendiskripsikan
KH:
Mempertahankan jalan
napas paten.
Kepatenan jalan napas
dengan bunyi napas
bersih atau jelas.
Mengeluarkan atau
membersihkan
sumbatan dan bebas
aspirasi.
Menujukkan perilaku
Kaji dan document asikan keefektifan pemberian oksigen, pengobatan yang diresepkan dan kaji kecenderungan pada gas darah arteri
Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
Tentukan kebutuhan pengisapan oral dan atau trakea.
Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik (tingkat Mean Arterial Pressure dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah pengisapan
Catat tipe dan jumlah sekret yang dikumpulkan.
Jelaskan kepada keluarga pengunaan peralatan pendukung dengan benar (misalnya oksigen, pengisapan, spirometer, inhaler).
Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa merokok merupakan kegiatan yang dilarang di dalam ruang perawatan.
Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam rencana perawatan di rumah (misal pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan, drainase postural, tanda dan gejala komplikasi)
Instruksikan kepada pasien tentang batuk efektif dan teknik napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi
Ajarkan untuk mencatat dan mencermati perubahan pada sputum seperti: warna, karakter, jumlah dan bau
Ajarkan pada pasien atau keluarga bagaimana cara melakukan pengisapan sesuai denan kebutuhan. KOLABORASI
Konsultasikan dengan dokter atau ahli pernapasan tentang kebutuhan untuk perkusi dan atau alat pendukung
Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai protap
Bantu dengan memberikan aerosol, nebulizer dan perawatan paru lain sesuai kebijakan institusi
Beritahu dokter ketika analisa gas darah arteri abnormal
rutin,dan lamanya harus
dibatasi untuk menurunkan
bahaya hipoksia
penghisapan oksigen
berbau purulen
menunjukkan infeksi;
sputum kental,lengket
diduga dehidrasi
Menyatakan kebutuhan
dalam cara yang efektif
Mengidentufikasi atau merencanakan pilihan metode berbiara yang tepat setelah sembuh
Mandiri:
Kaji instruksi/ atau diskusikan
praoperasi mengapa bicara
dan bernapas terganggu,
gunakan gambaran anatomic
atau model untuk membantu
penjelasan
Tentukan apakah pasien
mempunyai gangguan
komunikasi lain
Berikan cara-cara yang cepat
dan kntinu untuk memanggil
perawat
Menguatkan pendidikan
pada waktu takut terhadap
pembedahan sudah berlalu
2.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan
pengangkatan laring dan
terhadap edema.
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam diharapkan gangguan komunikasi verbal teratasi
Atur sebelumnya tanda-tanda
untuk mendapatkan bantuan
cepat
Berikan pilihan cara
komunikasi yang tepat bagi
kebutuhan pasien
Berikan waktu yang cukup
untuk komunikasi
Mandiri
Auskultasi bunyi usus
Pertahankan selang makan
Awasi masukkan berat badan
sesuai indikasi
Ajarkan pasien makan sendiri
Adanya masalah lain akan
mempengaruhi rencana
untuk pian komunikasi
keyakinan bahwa perawat
waspada dan akan
berespons terhadap
panggilan. Kepercayaan
dan harga diri diberikan
bila perawat yang cukup
perhatian untuk hadir pada
waktu daripada bila di
panggil pasien
ansietas pasien tentang
ketidak mampuan untuk
berbicara
Kemungkinan pasien untuk
menyatakan kebutuhan/
masalah
Kehilangan bicara dan
stress mengganggu
komunikasi dan
mnyebabkan frustasi dan
hambatan ekspresi,
khususnya bila perawat
terlihat terlalu sibuk atau
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan
.
Setelah dilakukan intervensi selama 3x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi dapat dipnuhi
Menunjukkan pemahaman pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan dan keeshatan umum Menunjukkan peningkatan berat badan proggresif mencapai tujuan dengan nilai laboraturium normal dan penyembuhan jaringan seuai waktunya
belajar Mulai dengan makan
kecil dan ditingkatkan sesuai
toleransi
Dorong pasien bila belajar
menelan
Kembangkan dan dorong
lingkungan yang nyaman
untuk makan
Bantu pasien atau orang
terdekat mengembangkan
keseimbangan nutrisi pada
rencana makan dirumah
Kolaborasi
Konsul dengan ahli gizi atau
dukungan tim nutrisi sesuai
indikasi
Berikan diet nutrisi seimbang
Awasi pemeriksaan
laboraturium
Makan dimulai hanya
setelah bunyi usus
membaik pembed
Selang di masukan pada
pembedahan dan biasanya
di jahit
sehubumgan dengan
kebutuhan nutrisi dn
kefektifan terapi
Membantu meningkatkan
keberhasilan nutrisi
Kandungan makanan dapat
mengakibatkan ketidak
toleransiian
mengatasi frustasi dan keamanan dalam masalah menelan
Meningkatkan sosialisasi dan memaksimalkan kenyamanan pasien bila kesakitan makan menyebabkan malu
Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu dan pentingnya nutrisi pada penyembuhan dan proses penyembuhan
3
Berguna dalam identifikasi kebutuhan nutri individu untuk meningkatkan penyembuhan dan regenerasi jaringan
Macam-macam jenis dapat dibuat untuk tambahan atau batasan factor tertentu seperti lemak dan gulaan.
nutrisi sesuai fungsi org
3. 4 implementasi dan evaluasi SOAP
No Hari/tgl Dx kep Implementasi Evaluasi1. jumat, 6 mei
2012Bersihan jalan napas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
pada saluran
Pukul 08. 00 wibMandiri:
Mencatat hasil pengkajian dan kefektifan pemberian oksigen, dan gas darah arteri.Hasil : gas darah dan oksigen efektif.
Mencatat adanya bunyi nafas , misalnya mengi, krekels dan ronki.Hasil : Bunyi napas mengi.
Pukul 10. 00 wibS =
Klien mengatakan batuk berdahak berkurang dan tidak lagi sesak
napas
Klien mengatakan tidak nyeri lagi pada daerah tenggorokan
O :
pernapasan
Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien melalui oral.Hasil : Pasien mau diberikanoksigen melalui oral.
Membantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.Hasil : Pasien dapat batuk efektif.
Mempertahankan polusi lingkungan dari debu dan asap rokok.Hasil : Lingkungan kondusif.
Mengajarkan pasien untuk latihan pernapasan abdomen atau bibir.Hasil : Pasien mau latihan pernapasan abdomen.
Mengajarkanpasien untuk melakukan teknik napas dalam.Hasil : Pasien dapat melakukan tehnik napas dalam.