Top Banner
OBJEK PENDIDIKAN Makalah ini diajukan sebagai tugas tatap muka mata kuliah Mashodir Tarbawiya yang diampu oleh Bapak Drs. H. Wawan Arwani, MA. Disusun Oleh: 1. Cep Uriffudin 2. Iva Listianty 3. M. Rachmatul Aziz JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2014
12

Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

Feb 06, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

OBJEK PENDIDIKAN

Makalah ini diajukan sebagai tugas tatap muka mata kuliah “Mashodir

Tarbawiya” yang diampu oleh Bapak Drs. H. Wawan Arwani, MA.

Disusun Oleh:

1. Cep Uriffudin

2. Iva Listianty

3. M. Rachmatul Aziz

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2014

Page 2: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

xi

KATA PENGANTAR

احلمد هلل الذي أبدع نظام الوجود، واخرتع ماهيات األشياء مبقتضى اجلود،

الة العقلية، وأفاض برمحته حمركات األجرام الفلكية، والص وأنشأ بقدرته أنواع اجلواهر

على ذوات األنفس القدسية، املنزهة عن الكدورات اإلنسية، خصوص على سيدنا

له وأصحابه التابعني للجج والبينات. حممد صاحب اآليات واملعجزات، وعلى آ

وبعد:

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen pengampu

mata kuliah ‘Mashodir Tarbawiyah’ bapak Drs. H. Wawan Arwani, MA. Yang telah

memberi kami kesempatan menelaah dan mengkaji objek pendidikan menurut kitab

dan sunah dalam mata kuliah ini. Makalah ini diajukan sebagai prasyarat memenuhi

tugas tatap muka mata kuliah ‘Mashodir Tarbawiyah’ yang diampu bapak Drs. H.

Wawan Arwani, MA.

Sebagai manusia biasa, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya bilamana

terdapat kekurangan atau kesalahan dalam bentuk dan keadaan apa pun baik dalam

makalah atau pun presentasi kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi kami sebagai pemateri. Amin...

Penulis

Page 3: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... xi

Daftar Isi................................................................................................................ xii

Pendahuluan ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

Objek Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis ........................................ 2

Kesimpulan .............................................................................................................. 8

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 9

Page 4: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an dan Al-Hadis adalah pedoman utama umat muslim, pada kelompok

sebelumnya telah berbicara panjang lebar mengenai hal tersebut, dalam kesempatan ini

kami hendak membicarakan objek pendidikan menurut surat At-Tahrim ayat 6, Asy-

Syu’araa’ ayat 214, At-Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170.

Dalam hal pendidikan, banyak ayat dan hadis yang membicarakan pendidikan,

yang biasanya memuat pendidikan secara umum, sebagai mahasiswa pendidikan di

kampus bernuansa Islam, maka sudah menjadi keharusan bagi kita mengetahui seluk

beluk pendidikan yang berlandaskan pada pedoman kita yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis.

Kita mengenal ungkapan terkenal John Locke dalam Dr. Wina Sanjaya, M.Pd.

(2008: 54) bahwa:

Manusia itu merupakan organisme yang pasif. Dengan teori tabularasa-nya, Locke

menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak ditulis apa kertas itu

sangat tergantung pada yang menulisnya.

Dengan demikian kita kita mengetahui bagaimana kita harus berhati-hati

mendidik peserta didik kita, akan tetapi sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya kita

mengetahui apa saja objek pendidikan secara global, dalam kaitannya dengan mata

kuliah ini maka dapat disimpulkan rumusan masalah yang hendak dibicarakan yang

kami muat dalam subbab berikutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja objek pendidikan menurut surat At-Tahrim ayat 6?

2. Apa saja objek pendidikan menurut surat Asy-Syu’araa’ ayat 214?

3. Apa saja objek pendidikan menurut surat At-Taubah ayat 122?

4. Apa saja objek pendidikan menurut surat An-Nisa ayat 170?

Page 5: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

2

OBJEK PENDIDIKAN BERDASARKAN AL-QUR’AN DAN AL-HADIS

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. 66:6)”

Jelas ayat di atas Allah memerintahkan seluruh mukmin menjaga keluarganya

dari api neraka, dengan demikian, yang dimaksud dari ayat di atas adalah mendidik

keluarga, yang dimaksudkan adalah pendidikan akhlak (etika/moral) di dalam

keluarga, seperti yang dikatakan Ayn Rand (2003: 5) dalam etika harus mulai dengan

bertanya: apakah itu nilai-nilai? Mengapa manusia membutuhkan nilai?. Nilai adalah

apa yang orang bertindak dan/atau mempertahankan. Meminjam bahasa Socrates

hakikat moralitas adalah bagaimana seharusnya kita hidup. Menurut Al-Ghazali (1995:

14-15);

Akal adalah sumber ilmu. Kemuliaan akal ditunjukkan oleh sabda Rasulullah SAW.,

“yang pertama kali diciptakan Allah adalah akal.” Kemudian Allah berfirman

kepadanya, “datanglah kemari” maka akal itu pun datang. Kemudian Allah berfirman

kepadanya. “pergilah” maka akal pun pergi. Allah berfirman, “Demi kemuliaan dan

keagungan-Ku, tidaklah Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia bagi-Ku daripada

kamu. Dengan engkau Aku mengambil dan dengan engkau Aku memberi. Dengan

engkau Aaku memberi pahala dan dengan engkau Aku menghukum.” Nabi SAW

bersabdah, “Aku bertanya kepada Jibril apakah kepemimpinan itu?” Jibril menjawab

“Akal”.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh mukmin diperintahkan Allah

untuk menyempurnakan akalnya dengan ilmu agar keseimbangan manusia sebagai

ciptaan yang sempurna dapat dijaga seperti yang difirmankan Allah dalam surat At-Tin

Page 6: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

3

ayat 4 bahwa manusia disiptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Dikatakan juga

Umar Ibn Khatab saat ayat turun bertanya kepada Rasulullah dalam Ashabul Muslimin

(t.thn.);

Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami? Jawab Rasulallah :

Kau larang mereka apa yang Allah telah larang dari-Nya, kamu perintah mereka

dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan

menyelamatkan mereka dari neraka.

Semakin jelas bahwa keluarga adalah objek pendidikan pertama, di mana orang

tua mengajarkan apa yang baik dan apa yang buruk serta bagaimana memilih keduanya.

Dalam era global ini, banyak hal yang terkesan sulit ditemukan dalam Kitab dan Sunah,

akan tetapi kita jangan melupakan peran akal sebagai pembeda yang baik dan juga yang

buruk, akan tetapi bukan akal yang dikuasai oleh nafsu, banyaknya stimulus eksternal

yang belum ada pada zaman Nabi SAW, menuntut kita mempelajari banyak bidang.

Dalam hal ini, teringat tulisan Plato dalam James Rachels (2004: 101) yang

biasanya berbentuk dialog antara Socrates dengan seseorang atau beberapa pembicara,

Socrates yang skeptis bertanya “Apakah perilaku seseorang itu benar karena Dewa-

Dewa memerintahkannya, atau Dewa-Dewa memerintahkan hal itu karena hal itu

benar?”.

Dapat kita terjemahkan dalam konteks Islam, apakah perilaku seseorang itu

benar karena Allah memerintahkannya, atau Allah memerintahkan hal itu karena hal

itu benar?, dua pertanyaan ini memiliki implikasi yang sangat serius, bila yang memilih

yang pertama, ambil contoh kita harus jujur karena diperintahkan Allah untuk jujur, ini

membawa kesan Allah semena-mena, karena berarti Allah dapat dengan mudah

memberi perintah yang sebaliknya, sedang Allah menciptakan makhluknya tidak tanpa

manfaat bagi manusia.

Jika kita memilih yang kedua, maka mau tidak mau harus menerima kebenaran

selain dari Kitab dan Sunah bilamana hal tersebut belum ada pada masa Nabi SAW,

dengan contoh yang sama, dapat disimpulkan Allah Maha Bijaksana dengan segala

Page 7: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

4

kemuliaan-Nya. Maka sebagai mahasiswa pendidikan islam meski bukan PAI, tentu

kita harus mengetahui apa yang benar dan salah, dari seluruh uraian di atas memberikan

konklusi bahwa dalam keluarga wajib ditanamkan pendidikan karakter, yang mana

seluruh kerabat terdekat adalah objeknya terutama anak dan istri atau suami.

Maka sejalan dengan hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim:

ما من ال:قصلى اهلل عليه وسلم النيبحديث ايب هريرة رضى اهلل عنه، قال

مولود اال يولد على الفطرة. فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو ميجسانه. كما تنتج البهيمة

فطرة نه:عهل حتسون فيها من جدعاء. مث يقول أبو هريرة رضى اهلل هبيمة مجعاء.

(لمومس خللق اهلل، ذلك الدين القيم. )رواه خبار ال تبديلفطر الناس عليها اليتاهلل

Artinya:

“Abu Hurairah berkata:Nabi Saw. bersabda:Tiada bayi yang dilahirkan melainkan

lahir di atas fitrah,maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi Yahudi,Nasrani

atau Majusi,sebagai lahirnya binatang yang lahirnya lengkap sempurna. Apakah ada

binatang yang lahir terputus telinganya? Kemudian Abu Hurairah r.a. membaca:

Fitratallahi allati fatharan naasa alaiha, laa tabdila likhalqillahi (Fitrah yang diciptakan

Allah pada semua manusia, tiada perubahan terhadap apa yang diciptakan oleh Allah.

Itulah agama yang lurus”. (Bukhari Muslim)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa pendidikan usia dini dalam keluarga

sangatlah penting, seperti yang dikatakan John Locke,

Menurut John Locke, manusia itu merupakan organisme yang pasif. Dengan teori

tabularasa-nya, Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak

ditulis apa kertas itu sangat tergantung pada yang menulisnya (Sanjaya 2008: 54).

Seperti yang digambarkan Locke, maka lingkungan keluarga, rabat dekat serta

teman sejawat ikut andil menentukan prilaku dan pola pikirnya, Allah berfirman dalam

surat Asy-Syu’araa’ ayat 214:

Page 8: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

5

Artinya:

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (Q.S. 26:214)”

Dalam hal ini, ayat di atas menegaskan surat At-Tahrim ayat 6, bahwa tidak

hanya dalam lingkup keluarga kecil dalam pengertian anak dan istri atau suami,

melainkan kerabat terdekat, dalam sebuah hadis dikatakan (Warsono 2009):

هممن ل ي هتم بأمور المسلمني ف لبيس (احلديث) من

Artinya:

"Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah

bagian dari mereka."

Juga disebutkan sebuah hadis (Warsono 2009):

ارجعوا إل أهليكم، فأقيموا فيهم وعلموهم ومروهم

Artinya:

"Kembalilah kepada keluargamu. Dirikanlah sholat bersama mereka. Ajari dan

perintahlah mereka untuk mendirikannya" (HR Bukhari).

Maka dapat di tarik kesimpulan dari kedua hadis tersebut, tidak hanya kerabat

terdekat, akan tetapi juga umat muslim yang mana sesama muslim adalah saudara, akan

tetapi lebih diprioritaskan keluarga terlebih dahulu, hal ini mensyaratkan adanya

komitmen antar muslim sebagai saudara, yang mana saling menegakkan apa yang

diketahui dari agamanya. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 122:

Page 9: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

6

Artinya:

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa

tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk

memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan

kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat

menjaga dirinya. (Q.S. 9:122)”

Ayat ini menghimbau kepada umat muslim untuk berbagi tugas sesuai

kapasitasnya, dalam ayat ini Allah menghimbau agar beberapa dari kaum muslim

memperdalam keilmuan dan mengajarkannya yang biasa di sebut sebagai ‘ulama

(Saints/Ilmuan/Ahli Ilmu). Maka ayat tersebut menjadi dalih untuk membentuk sarana

pendidikan yang dilembagakan seperti majelis taklim, pesantren, sekolah formal, dll.

Demikian pula Rasulullah SAW memberi anjuran kepada utusan Abdul Qais,

yaitu Malik bin Huwairits dkk, untuk menjaga imannya dan ilmu pengetahuan agar

bermanfaat bagi orang lain. Beliau bersabda (Warsono 2009) :

ارجعوا إل أهليكم ف علموا هم

Artinya:

"Kembalilah kepada kaum kalian dan ajarilah mereka".

Dalam surat An-Nisa ayat 170 Allah berfirman:

Page 10: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

7

Artinya:

“Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu

dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang

lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah

sedikit pun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan

Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. 4:170)”

Dalam kaitannya dengan objek pendidikan, ayat di atas memberikan gambaran

bahwa nabi SAW diutus untuk umat manusia, meski asbabun nuzulnya mengenai

Nasrani dan Yahudi akan tetapi lafaz yang di gunakan bersifat umum, maka objek

pendidikan tidak hanya keluarga, kerabat ataupun umat muslim belaka, akan tetapi juga

manusia secara keseluruhan. Menurut Quraish Shihab dalam (Muthohar 2013):

kehadiran Rasul SAW. yang dinyatakan dengan kata-kata, “datang kepada kamu” dan

juga pernyataan bahwa yang beliau bawa adalah tuntunan dari “Tuhan (Pembimbing

dan Pemelihara) kamu”, itu dimaksudkan sebagai rangsangan kepada mitra bicara

(kamu) agar menerima siapa yang datang dan menerima apa yang dibawanya.

Karenanya, wajib bagi yang didatangi untuk menyambutnya dengan gembira.

Dengan demikian maksud dari ayat di atas dalam kaitannya dengan objek

pendidikan, adalah secara universal yaitu umat manusia seperti yang dikatakan

sebelumnya.

Page 11: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

8

KESIMPULAN

Objek pendidikan menurut surat At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-

Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170, terlihat seperti hierarki dari objek dalam

lingkup kecil hingga lingkup yang lebih luas.

Objek pendidikan menurut At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-

Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170 dalam urutannya di makalah ini, dapat

dikatakan hierarki dari yang paling urgen yaitu keluarga dan rabat dekat, hingga misi

global sebagai objeknya adalah umat muslim dan manusia secara keseluruhan.

Objek pendidikan dalam At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-Taubah

ayat 122 serta An-Nisa ayat 170 tidak hanya terbatas pada siswa yang terdaftar dalam

lembaga pendidikan.

Dengan demikian maka sebagai mahasiswa pendidikan, hendaknya kita

mempertimbangkan objek-objek ini, yang mana pendidikan adalah jantung peradaban

manusia, yang tentunya kita semua mengemban tugas bersama menegakkan peradaban

serta karena kita calon penegak sekaligus penjaga peradaban, yaitu calon guru.

Page 12: Objek Pendidikan Menurut Tafsir al-Qur'an dan al-Hadist

9

DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thusi, Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali. 1995. Ringkasan

Ihya' Ulumuddin. Dialihbahasakan oleh Zaid Husein Al-Hamid. Jakarta:

Pustaka Amani.

Muslimin, Ashabul. t.thn. Tafsir QS. At Tahrim 66:6 ‘Peliharalah Dirimu dan

Keluargamu dari Api Neraka’. Diakses September 09, 2014.

http://dulrohman.blogspot.com/2011/11/tafsir-at-tahrim-ayat-6-

peliharalah.html.

Muthohar, Ahmad Mifdlol. 2013. OBJEK PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN.

26 January. Diakses September 27, 2014.

http://mifdlol.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/01/26/objek-pendidikan-

perspektif-al-quran/.

Rachels, James. 2004. Filsafat Moral. Dialihbahasakan oleh A Sudiarja. Yogyakarta:

Kanisius.

Rand, Ayn. 2003. Kebijakan Sang Diri, Konsep Baru Ego. Dialihbahasakan oleh A

Asnawi. Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Sanjaya, Wina. 2008. KURIKULUM dan PEMBELAJARAN: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Prenada Media Grup.

Warsono, Nono. 2009. OBJEK PENDIDIKAN: Suatu Kajian Metode Tafsir Maudu'i.

08 Desember . Diakses September 27, 2014.

http://nonowarsonostain.blogspot.com/2009/12/objek-pendidikan.html.