Top Banner
1 Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi 14711251037 Abstrak Obesitas adalah kondisi dimana seseorang kehilangan kontrol terhadap berat badan yang menyebabkan pemebesaran bentuk tubuh yang dikarenakan terjadinya penumpukkan lemak pada bagian-bagian tertetntu seperti perut, lengan, paha, dan dada. Obesitas menjadi permasalahan serius yang telah menjadi wabah dalam perkebangan zaman. Ada empat teori obesitas yang menyimpulkan proses terjadinya obesitas yaitu Fat Cell Theory, Set Point Theory, Diet Tinggi Lemak, dan Teori Kekurangan Pengeluaran Energi. Obesitas menjadi pintu gerbang masuknya berbagai macam penyakit seperti kanker dengan peningkatan 1-2x lipat dibandingkan orang yang normal. Resiko yang lain adalah serangan jantung yang menyebabkan kematian mendadak, hypertensi, diabetas dan juga menyerang kesehatan mental/ psikologis. Ada banyak kekeliruan di masyarakat mengenai bagaimana terjadinya obesitas, bagaimana penanganan yang tepat obesitas dan apa dampak obesitas. Sehingga menimbulkan pemahaman bahwa obesitas adalah hal yang wajar khususnya pada anak-anak karena dinilai tubuh yang besar menandakan ketercukupan nutrisi yang berarti sehat. Ada banyak cara penanganan obesitas, dimulai dari merancang program latihan dan olahraga, pendekatan dengan aspek psikologis untuk mengubah perilaku, diet makanan, berpuasa atau dengan tingkatan yang lebih parah melalui operasi. Obesitas dapat disembuhkan dengan cara konsisten untuk terlibat pada proses penyembuhan. Akan lebih baik lagi mencegah obesoitas dengan mengubah gaya hidup dan meningkatkan aktivitas fisik melalui olahraga. Kata Kunci: Obesitas, Kanker dan Latihan
38

Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

May 12, 2023

Download

Documents

Pipit Utami
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

1

Obesitas dan Olahraga

Oleh

Rahmat Sanusi

14711251037

Abstrak

Obesitas adalah kondisi dimana seseorang kehilangan kontrol terhadap berat

badan yang menyebabkan pemebesaran bentuk tubuh yang dikarenakan

terjadinya penumpukkan lemak pada bagian-bagian tertetntu seperti perut, lengan,

paha, dan dada. Obesitas menjadi permasalahan serius yang telah menjadi wabah

dalam perkebangan zaman.

Ada empat teori obesitas yang menyimpulkan proses terjadinya obesitas

yaitu Fat Cell Theory, Set Point Theory, Diet Tinggi Lemak, dan Teori

Kekurangan Pengeluaran Energi. Obesitas menjadi pintu gerbang masuknya

berbagai macam penyakit seperti kanker dengan peningkatan 1-2x lipat

dibandingkan orang yang normal. Resiko yang lain adalah serangan jantung yang

menyebabkan kematian mendadak, hypertensi, diabetas dan juga menyerang

kesehatan mental/ psikologis. Ada banyak kekeliruan di masyarakat mengenai

bagaimana terjadinya obesitas, bagaimana penanganan yang tepat obesitas dan

apa dampak obesitas. Sehingga menimbulkan pemahaman bahwa obesitas adalah

hal yang wajar khususnya pada anak-anak karena dinilai tubuh yang besar

menandakan ketercukupan nutrisi yang berarti sehat.

Ada banyak cara penanganan obesitas, dimulai dari merancang program

latihan dan olahraga, pendekatan dengan aspek psikologis untuk mengubah

perilaku, diet makanan, berpuasa atau dengan tingkatan yang lebih parah melalui

operasi. Obesitas dapat disembuhkan dengan cara konsisten untuk terlibat pada

proses penyembuhan. Akan lebih baik lagi mencegah obesoitas dengan mengubah

gaya hidup dan meningkatkan aktivitas fisik melalui olahraga.

Kata Kunci: Obesitas, Kanker dan Latihan

Page 2: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

2

OLAHRAGA DAN OBESITAS

Statistik Dari Obesitas

Pada tahun 1986 perkiraan jumlah penderita obesitas di Amerika dari 34

juta, dengan 12.4 jutanya mengalami overweight. Survey yang dilakukan oleh

Lembaga Kesehatan dan Nutrisi Nasional Amerika pada penduduk Amerika

melaporkan bahwa 26% wanita Amerika dan 23% pria di usia 20-74 mengalami

obesitas. Kemudian survey lain mengemukakan bahwa satu dari tiga orang yang

berumur (55-64 tahun) mengalami obesitas dan 10-15% remaja mengalami

obesitas

Overweight/ obesitas menjadi masalah penting dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir. Taylor (2012) obesitas sejalan dengan serangan kematian dini menyusul

kebiasaan merokok sebagai masalah kesehatan dengan dampak yang sangat besar

dalam kualitas hidup, kematian dan keadaan tidak sehat. Selain itu obesitas

memberikan banyak dampak sosial, psikologis, mental yang tidak sehat, dampak

terhadap perilaku. Holt (2008) 1 dari 10 anak-anak Canada adalah obesitas dan 1

dari 3 anak mengalami overweight. Taylor (2012) 1 dari 10 anak-anak Canada dan

1 dari 3 remaja Canada mengalami obesitas. WHO (Taylor, 2012) menyebarnya

wabah obesitas secara global. Perkiraan lebih dari 1 milyar remaja/ dewasa

mengalami kelebihan berat badan dan sedikitnya 300 juta mengalami obesitas.

(Overweight/ obesitas adalah kondisi dimana seseorang kehilangan

pengaturan berat badan. Ukuran berat badan atau Body Mass Indeks (BMI) dapat

diketahui dengan menghitung secara manual. Pecaroro & Reilly (John Ritamarie,

Page 3: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

3

2009) BMI mudah diketahui, mudah dihitung dan dapat mengukur obesitas.

Canoy & Buchan (John Ritamarie, 2009) indikator yang lebih baik adalah

keseimbangan antara tinggi badan dan berat badan. American Acedemi of

Pediatrics (John Ritamarie, 2009) mendefinisikan BMI dari 85% atau lebih tetapi

tidak lebih dari 95% yang diketegori overweight. Jika melebihi 95% maka

dikategorikan obesitas. Dengan menggunakan rumusWHO: (Tinggi Badan – 100)

x 90%. Jika berat badan melebihi 10% - 20% dari dari berat badan ideal maka

dikategorikan sebagai overweight (kelebihan berat badan). Obesitas juga dapat

diketahui dengan mengukur lemak tubuh dan menghitung keseimbangan berat

badan dan tinggi badan. Dan kategori obesitas jika berat badan berada diatas

overweight (melebihi 20% dari berat badan ideal. Pada gambar di bawah dapat

dilihat kaetgori berat badan ideal dan obesitas. No. 4 dan 5 adalah bentuk tubuh

ideal. No. 6 untuk bentuk tubuh overweight dan no. 7 untuk bentuk tubuh dengan

obesitas.

Gambar 1. Kategori Bentuk Tubuh

Sumber: Edmund Laurel, 2008

Page 4: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

4

Dampak Merugikan Dari Obesitas

Hasil rapat yang dilakukan oleh konferensi kesehatan nasional yang

membahas dampak obesitas terhadap kesehatan menyimpulkan beberapa point

utama, yaitu:

Beban psikologi

Obesitas menciptakan dampak psikologi yang besar bagi penderita obesitas.

Dalam terminologi yang menderita beban ini anak menyebabkan efek kerugian

yang paling besar terhadap penderita obesitas. Overweight dan obesitas banyak

memberikan efek negatif. Selain dampak yang berhubungan dengan fisik, obesitas

juga memberikan dampak bagi kesehatan mental khususnya bagi remaja.

Sawyer & Lewis (2006) obesitas pada anak, remaja dan dewasa telah

diidentifikasi sebagai permasalahan yang serius di Australia dan belahan negeri

lainnya yang menjadi mempunyai dampak kesehatan yang serius. Adanya bukti

yang kuat hubungan antara obesitas dan psikologis usia dewasa dan remaja.

Permasalahan psikologis yang dialami penderita overweight/ obesitas dapat

diketegorikan sebagai bentuk penyerangan terhadap kesehatan mental. Kesehatan

mental menurut WHO (Skott, 2008) secara penuh digambarkan untuk

menafsirkan kekacauan dan pengobatan. Kesehatan mental meliputi kekacauan

dan kegelisahan, keadaan panik dan ketakutan pada ruang terbuka, keadaan stress,

ketakutan sosial, perasaan yang tertekan, dan penggunaan alkohol.

Page 5: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

5

Meningkatkan Hypertensi, Hyperkolestrol dan Resiko Diabetes

Survey yang dilakukan Lembaga Kesehatan Dan Nutrisi Nasional Amerika

mengungkapkan pria dan wanita yang memilki Bodi Mass Indeks (BMI) 27.8 dan

27.3 berturut-turut memilki 2.9 kali rata-rata dari hypertensi 160/95 dari pada

orang normal. Orang yang berumur 20-44 dengan BMI yang sama di atas

memiliki rata-rata 5.6 kali lebih besar. Data Lembaga Kesehatan Dan Nutrisi

Nasional Amerika menunjukkan rata-rata kenaikkan hyperkolestrolemina (

kolestrol dalam darah 250mg/ dL) pada orang dengan obesitas dengan usia 22- 44

tahun. Menggunakan data Lembaga Kesehatan Dan Nutrisi Nasional Amerika

rata-rata penderita obesitas memiliki peningkatan 2.9 kali dibandingkan non-

obesitas.

Hirani Vasant (2007) meratanya penderita obesitas telah meningkatkan

diseluruh dunia khususnya di Inggris. Dari data nasional yang diterima hampir

setengah orang dewasa digolongkan sebagai kelebihan berat badan. Obesitas

dapat menurunkan semua aktivitas, kualitas hidup dan memicu kematian

mendadak. Dua hal yang menjadi permasalahan serius dan saling berkaitan adalah

diabetes dan hypertensi yang benar-benar dapat meningkatkan resiko ganguan

cardiovascular. BMI sendiri belum kuat untuk dijadikan presdiksi dalam melihat

resiko ganguan kardiovascular. Sejak itu konsekuensi dari keruguian kesehatan

dihubungkan dengan meningkatnya jaringa lemak/ adiposa dari pada

meningkatnya berat badan itu sendiri. Salah satu kunci yang dapat dijadikan

Page 6: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

6

pokok pada obesitas disekitar perut adalah syndrom metabolisme (semacam

gangguan pada metabolisme) menjadi prediksi yang kuat untuk melihat ganguan

cardiovascular, hypertensi dan diabetes. The International Obesity Task Force/

IOTF (Hirani Vasant, 2007) beban kesehatan penderita obesitas dapat dengan

mudah diprediksi dengan menebak keseluruhan lemak disekitr abdominal (perut)

melalui monitor penambahan BMI dengan langkah sederhana yaitu mengkur

lingkat pinggang. Banyak spekulasi yang bermunculan bahwa peningkatan

diabetes dan hypertensi beriringan dengan peningkatan penderita obesitas, namun

hal central adalah peningkatan obesitas dikarenakan ganguan metabolisme (yang

berefek pada peningkatan hypertensi dan diabetes).

Meningkatkan Resiko Kanker

Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kanker Amerika yang melibatkan 1

juta pria dan wanita meunjukkan pria dengan obesitas memiliki angka kematian

yang lebih besar dari kanker usus, kanker saluran pembuangan, dan kanker

prostat. Wanita dengan obesitas memiliki angka kematian yang lebih besar

dikarenakan kanker kantung empedu, payudara, rahim, dan ovarium. 40% Pria

atau lebih yang overweight memiliki angka kematian yang disebabkan oleh

kanker 1.33 dan wanit 1.55.

Pischon Tobias (2008) beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas

memiliki resiko kanker pada kanker payudara pasca monopause, kanker usus

besar dan serangan ginjal. Penderita obesitas memiliki peningkatan resiko lebih

besar sekita5 1.5 – 3.5 kali lipat dibandingkan dengan orang dengan berat badan

normal. Jika ada dua subjek. A penderita kanker dengan Obesitas dan B juga

Page 7: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

7

Penderita kanker dengan berat badan normal, dengan tingkat stadium kanker yang

sama dan jenis kanker yang sama, peningkatan sel kanker pada penderita obesitas

lebih cepat 1.5 hingga 3.5 lipat dibandingkan penderita kanker dengan berat badan

normal. Pischon Tobias (2008) menambahkan bahwa telah diperkirakan bahwa

15% - 45 % kanker berkaitan dengan kelebihan berat badan (BMI 25.0 – 29.9 kg/

m2). Dilporkan pada tahun 2006 217400 pria dan 195400 didiagnosa kanker

saluran pencernaan. Dihitung dengan ada peningkatan 12.8 – 13.1 % secara

beruntu dan 107600 pria dan 999000 wanita meninggal dari kanker saluran

pencernaan. Dan dihitung untuk keseluruhan kematian yang disebabkan karena

kanker terjadi secara berturut-turut. Kemungkinan yang diambil adalah ada

hubungan antara obesitas dan kanker saluran pencernaan yang telah diperiksa oleh

beberapa penelitian. Persatuan Internasional WHO bidang kesehatan yang

menangani penelitian terhadap kanker menyimpulan hasil penelitian pada tahun

2002-2003 bahwa ada cukup bukti antara kelebihan berat badan dan obesitas

terhadap peningkatan resiko kanker pencernaan.

Tobias (2008) meskipun sebagian besar studi menemukan hubungan antara

BMI dan kanker pencernaan (kanker usus besar) lebih lemah atau tidak hasil ini

ditujukan pada wanita, penelitian lebih lanjut memeriksa kanker saluran

pembuangan (kanker pada anus) sebagian besar tidak ditemukan hubungan

dengan kelebihan berat badan/ obesitas. Alasan dari ketidak sesuaian yang terlihat

ini pada hubungan berat badan dan kanker usus besar terhadap resiko kanker

antara pria dan wanita telah lama dinilai belum jelas. Satu-satunya saran yang bisa

diterima adalah bahwa wanita dan pria memiliki perbedaan komposisi tubuh.

Page 8: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

8

Pada pria persentase lemak lebih rendah kira-kira 20% dari pada wanita kira-kira

30%. Hubungan antara berat badan dan distribusi lemak juga berbeda antara pria

dan wanita. Berat badan yang lebih tinggi lebih lekat hubungannya obesitas

disekitar perut dari pada obesitas pada glueteofemoral (bagian bokong) pada pria

dan obesitas pada glueteofemoral lebih dekat pada wanita dari pada obesitas

disekitar perut. Lebih lanjut obesitas disekitar perut menunjukkan metabolisme

yang tidak normal dari pada metabolisme yang berada pada glueteofemoral

dimana lemak pada glueteofemoral berfungsi sebagai penyangga pada pinggul.

Sejak saat itu asumsi bahwa jaringan lemak (adiphosa) dan jaringan non-adiposa

terlibat dalam proses tumor, berat badan dan MBI mungkin tidak mungkin tidak

mewakili resiko kanker pencernaan (usus besar) yang dihubungkan dengan

penimbunan lemak pada pada perut, sangat sedikit kemungkinanya pada wanita.

Kanker pencernaan usus besar sama halnya dengan serangan jantung

koroner, buta warna yang hanya menyerang laki-laki tidak berarti wanita bebas

dari resiko kanker lainnya seperti kanker payudara yang rata-rata dialami oleh

wanita mesikpun pria juga mengalami namun hanya sebagian kecil, kanker

serviks, kenker kelenjar getah bening dan masih banyak lainnya. Beberapa studi

yang meneliti kanker memberikan petunjuk bahwa faktor utama dari kanker

adalah faktor heriditas (gen/ keturunan) dan yang kedua adalah faktor adalah

overweight dan obesitas. Meskipun obesitas kerap kali dihubungankan dengan

gen, pola hidup (makan tidak teratur, kurangnya aktivitas fisik dan olahraga)

mempengaruhi terjadinya perubahan pada struktur sel terutama pada sel lemak.

Perubahan tersebut dalam bentuk hyperthropic yakni bentuk menjadi membesar

Page 9: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

9

dan hyperplastic/ hyperplasia yang merujuk pada muncul/ bertambahnya sel-sel

baru. Celakanya perubahan ini berpotensi menjadi permanen bahkan

berkemungkinan besar diturunkan melalui gen.

Meningkatnya angka kematian

Studi yang dilakukan oleh lembaga asuransi jiwa, lembaga kanker Amerika

dan studi yang lebih kecil lainnya menunjukkkan bahwa obesitas memiliki

dampak yang merugikan diusia lanjut. Studi pembangunan yang dilakukan pada

tahun 1979 menunjukkan orang denagn relatif berat 125-135 masuk kedalam

korban kematian 134% (34% nya adalah parah). Pada obesitas ekstrim angka

kematian 1.200%. tidak ada bukti bahwa pertambahan berat pada selama usia

pertengahan dapat meningkatkan umur seperti yang disarankan. Studi oleh

Lembaga kanker Amerika menunjukkan bahwa angka kematian paling rendah

terlihat pada kesehatan pria yang memiliki berat badan 5-10% dibawah rata-rata

dan wanita 10-20% di bawh rata-rata. Keduanya dalam studi lembaga kanker

amerika, angka kematian realtif sejalan dengan meningkatnya overweight dari

131% untuk 20% yang mengalami overweight, 154% untuk 40% kasus

overweight dan 185% kasus overweight 50%.

Meningkatnya resiko penyakit arteri koronis Ada hubungan konsisten antara

obesitas terhadap faktor peneyebab resiko arteri koronis. Studi framingham yang

diikuti selama 26 tahun, menunjukkan bahwa obesitas telah berhubungan bebas

terhadap peningkatan penyakit arteri koronis.

Page 10: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

10

Untuk obesitas dewasa dibawah usia 45 tahun, resiko relatif terhadap

hypertensi, diabetes, dan hyperkolestrolemia pada hakekatnya lebih besar

dibandingkan pada usia 45-75 tahun. Hal ini telah dsetujui dengan angka kematian

mmenunjukan bahwa obesitas mendukung selama awal kehidupan dewasa lebih

berbahaya dari pada obesitas debfab tingkat yang serupa pada orang tua.

Data melaporkan bahwa dimana kelebihan lemak adalah menyimpan lebih

banyak implikasi kesehatan dari obesitas. Subjek obesitas sebagian besar mudah

diserang pada penyakit cardivascular, hyperensi, diabetes, dan cendrung kematian

tiba-tiba secara khas laki-laki pada penyaluran jaringan lemak (lemak disimpan

lebih dalam area abdominal (bagian perut) dari pada di bagian pangkal paha).

Area ini bisa diukur dengan melihat rasio keliling pinggang. Rasio yang tinggi

memprediksi meningkatnya komplikasi dari obesitas. Pada pria, resiko penyakit

jantung dan diabetes dengan susah payah ketika pinggang atau paha dengan angka

kenaikan 1.0 dan pada wanita 0.8.

Schulte (2007) bukti peningkatan penderita oebsitas dan overweight

dihubungkan mungkin dapat dihubungkan dengan kondisi kerja yang merugikan.

Dalam faktanya resiko oebsitas meningkatkan tingginya tuntutan, menurunnya

kontrol di lingkungan kerja, khususnya pada jam kerja yang lama. Dalam

tambahannya obesitas dengan pasti meningkatkan gangguan dan cidera pada

musculoskeletal (otot rangka) yang memicu cidera. Schulte (2007) juga

menambahkan bahwa gangguan musculoskeletal diartikan sebagai kerusakaan

struktur, peradangan atau sakit yang dihasilkan dari tendon, otott, pembuluh darah

atau jaringan pendukung lainnya yang

Page 11: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

11

Teori Obesitas

Ada 4 teori utama obesitas yaitu:

Fat Cell Theory

Teori ini dimulai oleh Hirsch dan Knittle. Teori ini menjelaskan bahwa

orang yang diserang obesitas pada usia dewasa memiliki sel lemak (hypetrophy)

yang lebih banyak dari pada dari pada mereka yang memiliki berat badan

terkontrol dan serangan obesitas pada anak-anak yang meningkatkan jumlah sel

lemak (Hyperplasia). Anak-anak yang diserang obesitas harus menjaga

hypertrophically (meningkatkan ukuran sel lemak) dan hyperplastically

(meningkatkan jumlah sel lemak) pada obesitas dengan kenaikan 4x sel lemak

yang normal.

Hasil dari hipotesis bahwa nutrisi (kelebihan makanan) dan genetik

mempengaruhi di awal-awal kehidupan ketika sel lemak mulai membagi

(terutama selama trismester ke-3 dan tahun-tahun pertama memasuki kehidupan)

untuk membentuk hyperplasia. Jumlah sel lemak, akan stabil setelah masa

pubertas, kemudian setelah penambahan berat badan kehilangan berat badan di

usia dewasa hanya dapat mengubah ukuran sel lemak dan tidak mengubah jumlah

sel lemak.

Diketahui sekarang, bagaimanapun selama masa kedewasaan, jumlah sel

lemak bisa meningkat ketika obesitas cukup drastis.pada tikus dan manusia

terlihat bahwa ketika diusia dewasa makan terlalu banyak, sel lemak yang pertama

kali tumbuh lebih besar. Lalu beberapa poin, sell terlihat memperbesar untuk

beregenerasi adalah tanda bahwa mulai membentuk sel lemak yang baru,

Page 12: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

12

memerintahkan memerlukan ruang penyimpanan yang lebih besar penyimpanan

yang lemak secara memaksa dan tubuh diprogramkan untuk meningkatkan

kapasitas penyimpanan.

Kejadian sel lemak adalah membentuk, mereka menjadi bagian permanen

dari kelompok sel lemak pada tubuh kecuali membagi secara tepat terhadap

pengurangan berat badan menjadi pemeliharaan memperluas waktu periode.

Teori Fat Cell berpegang bahwa hyperplastically obesitas pada orang adalah:

1. Kemungkinan besar hanya menjadi tebal karena massa sel lemak ekstra, sama

ketika sel lemak hanya mengandung jumlah normal dari lemak.

2. Bergerak untuk mengurangkan berat badan sangat sulit karena tekanan biologi

untuk tetap memenuhi sel denagn lemak. Hanya dengan cara yang sungguh-

sunggu orang dapat mencapai perkumpulan berat badba ideal yang bisa

menurunkan setiap ukuran sel lemak menjadi lih kecil, lalu normal yang mana

dapat melibatkan sensasi kulit untuk merasakan rasa lapar.

Fauts menunjukan pada hewan. Tikus pertama diberi makan dengan diet

tinggi lemak lalu diet normal di waktu makan. Perkembangan peningkatan

permanen dalam jumlah sel lemak sejajar meskipun sel lemak kembali normal.

Bagaimanapun, hypercellular tikus ditemukan untuk merespon dalam kelebihan

makanan untuk diet yang enak pada jarak yang lebih baik dari pada normal. Fauts

menyimpulkan bahwa sel lemak berpengaruh pada makanan yang diterima dan

pada individu dengan massa sel lemak ekstra terjadi pertempuran tekanan biologi

yang kuat ketika mencoba untuk tetap menjaga ukuran sel lemak agar tetap

rendah.

Page 13: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

13

Van Itali (Nieman, 1984) (Nieman, 1984) telah melakukan studi pada

manusia. Sebelumnya pria dengan obesitas kehilangan rata-rata 87 pons dengan

berlari 60 mil setiap minggu memiliki diameter sel lemak 1-3 lebh kecil dari pada

orang yang menetap dengan jumlah lemak yang sama (14.5%). Sebelumnya pria

dengan obesitas tidak sanggup untuk kehilangan lebih banyak lagi berat badan

walaupun dengan jumlah latihan yang tinggi. Sel lemak tampak bersifat melawan

(resitant) terhadap pengurangan lebih lanjut pada ukur sel lemak.

Van Itali menyimpulkan bahwa gambaran dari kesulitan untuk menurunkan

hyperplactic obesitas pada pengalaman individu yang kehilangan berat badan dan

menghidarkan untuk jatuh lagi, ini membuat pandangan untuk memberikan

perhatian yang lebih agar mencegah obesitas dan untuk mengivsetasikan sumber

penghasilan dalam melihat perlakuan yang baru. Bukti persiapan menunjukkan

bahwa ukuran sel lemak, lebih dari jumlah dan berat, yang mana berhubungan

dengan resiko masalah kesehatan. Orang dengan sel lemak yang banyak mungkin

membuat normal resiko dengan menurunkan ukuran sel lemak, sama pada pria

dan wanita tetap menjadikan kebihan berat badan adalah hal yang biasa dalam

lingkungan sosial. Diketahui dan diterima bahwa konsep hyperlpasia mungkin

banyak mengur angi ketegangan psikologis pada obesitas.

Hasil penelitian asosiasi obesitas anak – anak dan dewasa menyimpulkan

bahwa tidak cukup data saat ini untuk mengukur perkumpulan. Dewasa dengan

obesitas lebih memnungkin menjalani masa anak-anak yang berat dari pada yang

tidak. Tetapi sebagian besar anak-anak yang oeverweight menjadi normal ketika

dewasa.

Page 14: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

14

Set poin Theory

Beberapa penelitian mengusulkan berat badan “set Point” yang

mengusulkan bahwa berat badan berhubungan dengan kuat terhadap “set point”

dimana menentukan tingakatan setiap peraturan. Dalam garis depan orang yang

terdahulu menggambarkan ini adalah Keesey. Point Keesey mengahsilkan bahwa

ketika hewan atau manusia kekurangan makanan atau kelebihan makanan sangat

kuat penyesuaian dalam mengeluarkan energi untuk membuat “mempertahankan

berat badan”.

Dalam studi yang diselenggarakan selama perang dunia ke-II, subjek

menyampaikan semistravation melakukan diet untuk periode 24 minggu. Setelah

berakhir semistarvation, nilai metabolisme basal dari sukarelawan adalah 28.9%

dibawah ukuran sebelumnya untuk sebuah studi (kurang 16% jika kehilangan dari

metabolisme aktif dari jaringan otot adalah biasa). Kehilangan berat badan adalah

ramalan hingga 85 pon per subjek, tetapi kurang dari pada ½ ini adalah ini hilang

rata-rata pada laki-laki yang hanya 40 pond. Tubuh mempertahankan berat badan

dari adaptasi berbagai jenis jalan pengeluaran energi (penurunan nilai denyut nadi,

berkurangnya aktivitas umum, penurunan nilai metabolisme basal).

Bray menunjukkan bahwa selama pembatasan kalori pada subjek obesitas

menunjukkan kemunduran konsumsi oksigen selama istirahat agar jauh melebihi

kehilangan berat badan. 6 subjek obesitas dalam diet membatasi 450 kalori untuk

3 ½ minggu mengalami kehilangan 17% dalam pengeluaran energi normal tubuh,

tetapi hanya kehilangan 3% pada berat badan. Hasil studi yang dilakukan oleh

Ravussin di Swiss menunjukkan bahwa kehilangan berat badan 28 pons dalam

Page 15: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

15

10-16 minggu pada 7 moderate pasien obesitas dalam 24 jam penuruanan

pengeluaran energi 16%. Satu setengah dari penurunan ini untuk mengeluarkan

energi harian yang terjadi karena menurunnya nilai metabolisme istirahat. Sisa

dari penurunan ini adalah seterusnya untuk thermis lebih kecil dari efek makanan

(kurang makanan saat makan mudah untuk mengurangi pengeluaran energi

mengikuti makanan) dan menurunkan harga aktivitas fisik, sebagian besar

menurunkan berat badan.

Sim dan rekannya mencoba untuk mendorong kenaikan berat badan pada 4

mahasiswa dengan berat badan normal yang mencerna kalori 2-3 kali pada hari-

hari normal selama 3-5 bulan.zKenaikan rata-rata yang dharapkan adalah

seharusnya dari pada 75 pon tetapi subjek meningkat hanya 16-20 pon. Tampak

bahwa upaya untuk meningkatkan berat badan diatas level normal pemangfaatan

kalori kurang efesien dan peningkatan dalam pengeluaran energi.

Bukti selanjutnya dari pertahanan kuat untuk mendapatkan berat badan dari

percobaan yang mana menunjukkan bahwa ketika berat telah menurun 25%

melalui pembatasan diet, cepat kembali ke berat badann normal adalah

pengelaman ketika subjek mengizinkan kembali untuk makan secara normal.

Ketika seorang pria telah dibujuk untuk makan mengandung hingga 8000 kalori

perharinya, dan meningkatkan berat badan hingga 15-25% . kembalinya dengan

cepat ke berat badan normal ketika mengizinka untuk makan secara normal. Ada

beberapa bukti bahwa perubahan pada banyaknya enzim usus dan efesien adalah

ikut bertanggung jawab atas adapatasi yang cepat ini.

Page 16: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

16

Untuk kesimpulan observasi ini dan usulan lainnya bahwa organisme akan

melawan perpindahan dari titik yang ditetapkan pada berat badan dengan

menyesuaikan nilai pengeluaran energi. Ketika berat badan jatuh dibawah

pemeliharaan berat normal, ada tanda penurunan pada penurunan pengeluaran

energi. (dan sebaliknya).

Laki-laki adalah mampu memelihara berat badan dalam batas yang sempit

dengan waktu yang diperpanjang. Stabilitas dari pemeliharaan gambaran berat

badan ini dibawah perbedaan lingkungan yang luas dan dukungan kondisi

pskikologis, seperti proses tubuh lainnya ( seperti temperatur tubuh atau total

kandungan air dalamm tubuh) adalah pengaturan beberapa referensi dari set poin.

Pertanyaan kemudian muncul, mengapa jika penyesuaian metabolisme begitu

efektif dalam mengendalikan perubahan berat badan, obesitas tetap terjadi?

Terlihat bahwa set point dapat menaikkan dan menurunkan dengan berbagai

jenis faktor. Keesay (Nieman, 1984) telah menunjukan pada tikus, setelah diet

tinggi lemak menunjukkan semua tanda dari metabolisme menaikkan set points.

Tikus memilki kenaikkan berat badan dan menjadi hypermetabolic ketika berat

tikus menurun. Latihan disisi lain, tampak untuk menuruntkan pada manusia

tetapi penelitian lebih lanjut perlu menjelaskan ini. Set Poin Theory menekankan

bahwa tubuh memilki kemampuan untuk mengatur (bersifat homeostatis). Ketika

tubuh dalam kondisi kelebihan atau kekurangan, tubuh memilki kemampuan

untuk menyesuaikan pengeluaran energi yang membuat tubuh bertahan. Set Point

theory menjelaskan bahwa latihan dapat mengakibatkan tubuh meningkatkan diet

tingi dan rendah lemak.

Page 17: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

17

Teori Diet Lemak

Alasan yang dapat diterima meratanya obesitas di masyarakat modern

adalah tersedianya berlimpah makanan yang enak, makanan dengan kalori tinggi,

khususnya tinggi lemak. Sebuah penelitian yang memberikan makanan pada tikus

dengan tinggi lemak yang manan standar lemak biasanya 2-6% tapi ditingkatkan

hingga 30-60% dan berat badan tikus bertambah dan tumpukkan lemak tubuh

menjadi cepat. Makanan yang diberikan pada tikus sama halnya dengan yang

dimakan oleh manusia coklat chip, snack, keju, marsmalow, susu coklat, mentega

kacang, dan susu manis.

Pada manusia sebuah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa subjek

dengan kurus alami memiliki kesulitan penambahan berat badan ketika

mencampurkan diet tinggi lemak dan berat badan akan mudah meningkat ketika

melibatkan diet rendah lemak. Penelitian menunjukkan bahwa biaya pada tubuh

yang kehillangan energi untuk menyimpan diet lemak makanan sebagai lemak

tubuh adalah 3 % (mencernakan kalori) dari pada diet karbohidrat sebagai lemak

tubuh (23% mencernakan kalori). Pada perkataan orang lain kelebihan lemak

makanan lebih menggemukkan dari kelebihan karbohidrat. Apakah obesitas

memakan lebih banyak kalori? Sulit untuk dijawab. Belum ada penelitian lebih

lanjut. Beberapa penulis menyimpulkan bahwa studi forma kebutuhan makanan

menunjukan bahwa obesitas tidak makan lebih banyak dari orang yang langsing.

Orang dengan obesitas yang hidup di daerah industri yang tinggi telah melaporkan

memiliki kebutuhan kalori yang lebih rendah dari pada individu yang kurus.

Page 18: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

18

Pada laporan lainnya orang dengan obestitas cendrung makan lebih banyak,

memilih porsi yang lebih besar dan konsumsi makanan yang lebih tinggi per

menitnya. Sebuah studi dengan 432 wanita yang obesitas (47% overeweight)

menunjukkan bahwa 46% memiliki masalah yang serius pada pesta makanan

dibandingkan dengan 10-15 wanita dengan berat badan normal. Pesta makanan

didefinisikan sebagai konsumsi jumlah yang lebih besar terhadap makanan yang

enak dalam jangka waktu yang pendek. Pentingnya tinggi serat makanan untuk

obesitas tidak cukup menegaskan. Sebuah studi menemukan bahwa dimurnikan

karbohidrat kompek yang rendah energi pada waktu makan yang berkepanjangan

(+33%) dan menstimulasi kepuasan yang berlebih pada kebutuhan energi yang

lebih rendah. Obesitas dan non obesitas menunjukkan untuk menjadi sebanding

dalam menilai kepuasan yang berlebih, konsumsi energi, waktu makan, dan

penerimaan makanan ketika mengkonsusmi rendah energi, karbohidrat komplek

yng tinggi (buah, sayur, biji-bijian, dan kacang kering). Pada teori ini

menyimpulkan bahwa obesitas dipengaruhi apa yang dimakan. Ketika makan-

makanan yang enak, gula dan pemanis akan meningkatkan kalori dan obesitas

berpeluang. Sebaliknya jika mengurangi apa yang dimakan, maka tubuh akan

mengurangi pengeluaran kalori.

Teori Kekurangan Pengeluaran Energi

Persamaan baku energi untuk penambahan berat badan (3500 ekstra Kcal

pengeluaran konsumsi energi = 1 pound dari lemak tubuh) tidak dijelas oleh

pengamatan secara klinik. Pada saat dulu, ketika pasien mengtakan mereka tidak

dapat mengurangkan berat badan dalam 1200 kcal per hari, ini merupakan

Page 19: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

19

kepuraan-puraan mereka bohong atau mereaka tidak dapat menghitung kcal. Ini

akan diketahui bahwa sebagian orang dapat mengkonsumsi 1200 kcal per hari,

belum bersudah payah secara konstan untuk tetap menjaga berat, ketika

merasakan gejala dari rasa lapar yang kronis. Wooley dan pertanyaan lain apakah

atau tidak seperti itu manfaat sesungguhnya dri perlakuan. Ada pertumbuhan

umum bahwa serangan obesity pada anak-anak menjadi perencanaaan secara

parsial dari kekurangan pengeluaran energi yang mana orang dengan obesitas

tidak sadar. Pengeluaran energi dapat disediakan kedalam 4 bagian terpisah yaitu:

RMR/ Resting Metabolic Rate

RMR ukurannya biasanya diukur melalui kalorimetris secara tidak langsung

pada saat beberapa jam setelah makan atau latihan, atau sedang duduk. RMR

merupakan takarn untuk dari energi yang dikeluarkan untuk memelihara fungsi

tubuh normal dan homestatis dan aktivitas sistem simpathic nervous. Setiap

individu bisa merubah 30% RMR pada orang dengan rata-rata berat badan 70 kg

pada pria. Jumlah RMR sekitar 1500 kcal/ hari dengan total energi yang

dikeluarkan setiap hari. RMR dapat meningkatkan obesitas kerena pada umumnya

memiliki kecendrungan masa tubuh yang lebih besar (jaringan otot pada

metabolisme aktif, dihitung pada banyaknya jumlah RMR). Jadi dapat dikatakann

bahwa RMR sebenarnya bekerja pada individu yang obesitas, tidak berlawanan

pada gagasan sebelumnya. Tingkatan metabolisme istirahat dapat ditentukan

menggunakan Rumus Harris Benedict (kesamaan kurang lebih 14% sebagai

perbandingan dari ukuran kebutuhan Vo2 Max)

Page 20: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

20

Laki-laki : 88.362 + (4.799 x tinggi badan) + (13.397 x berat badan) – (5.677 x

usia)

Perempuan : 447.593 + (3.098 x Tinggi Badan) + (9.274 x berat badan) – (4.330 x

usia)

TEF/ Termic Effect Of Food

Merupakan peningkatan pengeluaran energi atas RMR yang bisa diukur

beberapa jam setelah makan . TEF bisa menjadi penghitungan untuk sebagian

besar dari keperluan energi yang digunaan untuk pencernaan, penyerapan energi,

peredaran dalam darah, metabolisme, penyimpanan makanan dan pergerakan

sistem sympatic nervous sistem. Nilai yang tinggi dari proses merubah makanan

dengan metabolisme ini, menjadi paling rendah untuk lemak dan paling tinggi

untuk protein. Pada keadaan sebelumnya, TEF ini menjadi tinggi setelah

memakan karbohidrat. Schwartz menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran

energi mengikuti 85% karbohidrat adalah 50% lebih besar dari pada 85%

makanan berlemak. Besarnya TEF bergantung pada beberapa faktor lain seperti

obesitas, ukuran makan, dan status kebugaran.

Obesitas terutama yang menyerang anak-anak adalah balasan dari diberinya

sejumlah kaori dengan TEF yang lebih kecil, yang mana berati bahwa semakin

banyak energi yang dimungkinkan untuk disimpan. Hasil penelitian ini yang

dilakukan oleh Jequier dan Schutz di Swiss menunjukkan bahwa anak-anak yang

terserang obesitas memiliki TEF 40% lebih rendah dari pada anak-anak yang lain.

Hasil penelitian ini menjawab pertanyaan pada wanita denaga obesitas mengapa

berat badannya tetap bertambah dari pada orang lain dengan memakan jumlah

Page 21: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

21

kalori yang sama. Kemudian Segal telah mengkonfirmasi hasil penilitian yang

saama pada pria dengan usia 25 tahun yang memiliki lemak tubuh 30%. TEF

secara signifikan menampakkan perbandingan kecendrungan yang lebih rendah

dari pada pria dengan berat badan yang sama tetapi dengan lemak tubuh 10%.

TEE/ Thermic Effect Of Exercise

Merupakan keperluan energi untuk aktivitas otot. Pada laki-laki, efesiensi

metabolisme untuk penampilan kerja fisik kira-kira 30% dan nilai pengeluaran

energi sangat berubah, bergantung pada setiap individu dan intensitas kerja.

Bouchard (Nieman, 1984) telah mengembangkan metode untuk mengukur

pengeluaran energi. Pembentukan itu salah satu yang berat adalah pengeluaran

energi yang lebih besar, yang berarti pada orang obesitas sebenarnya memiliki

keuntungan ketika melakukan latihan. Pertnyaan pentingnya adalah apakah latihan

orang obesitas lebih banyak atau lebih kurang dari pada orang normal? Sebagian

besar studi menunjukkan bahwa dua obesitas pada anak-anak dan dewasa

memiliki aktivitas yang kurang dari pada orang dengan berat badan normal.

Walaupun sebagian besar penelitian perlu, mempersiapkan data untuk

diikuti: obestitas pada wanita dewasa ketika menghabiskan waktu dengan

berenang dan lebih banyak mengapung dari pada anak normal, ketika bermain

tenis, wanita dewasa dengan obesitas memakan waktu 77% lebih lamban

dibandingkan wanita dewasa dengan berat badan normal yang lebih 56% lebih

cepat, pria dewasa dengan obesitas rata-rata berjalan 4 mil/ hari dibandingkan

dengan pria dengan berat badan normal yang menghabiskan 6 mil/hari, dan wanita

Page 22: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

22

dengan obesitas berjalan 2 mil/ hari dibandingkan dengan wanita berat badan

normal 5mil/ hari.

Sebuah studi yang dilakukan pada tikus yang mengindikasikan pentingnya

latihan menunjukkan bahwa ketika tikus telah melakukan latihan, perkembang

biakan sel lemak menurun, mengikuti meratanya obesitas yang menyerang usia

anak-anak. Studi tersebut menggambarkan dengan pasti dengan banyak bahwa

kemalasan merupakan kontribusi utama dalam kasus obesitas.

AT

Adaptive Thermogenesis merupakan perubahan pada RMR yang bisa diukur

pada respon tubuh untuk beradaptasi pada situasi tertekan seperti dingin, terlalu

panas dan emosi. Pada hewan ketika mengarah pada dingin, ada peningkatan

jaringan adipose coklat yang akan memproduksi panas untuk menghadapi situasi

tertekan pada dingin. Adiposa sendiri merupakan jaringan yang tersusun atas

lemak yang dapat juga disebut dengan tumpukkan lemak.

Selama kelebihan nutrisi dan kekurangan nutrisi, RMR akan berubah. Ada

bukti yang bagus bahwa perubahan terjadi dalam sistem saraf simpatik, hormon

tyroid, dan insulin memainkan perannya dalam adaptasi RMR. Parahnya adalah

perawatan obesitas memiliki peningkatan RMR sedikit lebih kecil ketika

kelebihan makanan (kekurangan adaptasi thermogenesis, yang mana artinya

kelebihan kalori akan menuju pada penyimpanan lemak). Itulah mengapa menjadi

sangat penting menjaga pola makan ketika terjadi kekosogan kelebihan panas

pada obesitas. Obesitas tampak memiiki kerusakan pada pengeluaran energi

menstimulasi thermogenesis (DIT/ TEF) dan pada AT. Kerusakan ini pada TEF

Page 23: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

23

tidak tampak akan dihapus dengan kehilangan berat badan. Karena mengurangi

thermogensis mengikuti makanan, pada obesitas diharuskan “menciptakan panas

yang berlebih” melalui satu variabel dimana mereka sungguh-sungguh bisa lebih

mengontrol yaitu TEE atau latihan. Obesitas cendrung kekurangan latihan,

bagaimanapun dan nasehat yang tepat untuk latihan mengikuti aturan-aturan

tertentu untuk motivasi dan keselamatan. Pada akhirnya karena kerusakkan pada

AT, obesitas akan bekerja untuk tidak kelebihan panas, karena tubuhnya cendrung

menyimpan ekstra kalori secara efektif bahkan melawan mereka untuk

meningkatnya thermogenesis. Toeri ini menyimpulkan bahwa pengehamatan/

kekurangan pengeluaran energi yang menyebabbkan jumlah kalori yang terbakar

sedikit dan yang disimpan banyak dan terjadi penumpukkan yang memicu

pertumbuhan lemak sehingga terjadi obesitas.

Peran Genetik Terhadap Obesitas

Bermacam studi dengan usulan yang sama bahwa kecendrungan obesitas

dikuatkan dengan komponen genetik. Usulan yang berdasarkan studi yang telah

dilakukan pada 540 orang dewasa rata-rata usia 45 orang dan ditemukan

hubungan yang kuat antara body mass indeks dengan body mass indeks orang tua

biologi tetapi mereka tidak mengadopsi dari orang tua. Studi ini menyimpulkan

bahwa genetic berpengaruh kuat pada obesitas, dan lingkungan berdampak kecil.

Stunkard (Nieman, 1984) juga memperkuat bahwa genetik dalam mengontrol

obesitas dan menegaskan bahwa genetik tidak berakibat mengurangi usaha untuk

mengontrol obesitas dengan penekanan diet atau terapi perilaku. Dalam kenyataan

Page 24: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

24

bukti menunjukkan efek kerugian yang serius pada kesehatan dan umur panjang.

Van Italic mendorong tekanan yang lebih besar dalam mengontrol lingkungan.

Karena hidup dengan menetap dan masyarakat makanan kemasan, obesitas mudah

menyerang individu dimestikan belajar untuk menjaga aktivitas fisik dan untuk

makan sedang dan penuh perjuangan. Meskipun ini perubahan gaya hidup adalah

sulit dan karena kebutuhan, umur panjang, maka tidak ada pilihan lain. Pada

akhirnya bagaimanapun obesitas mudah menyerang individu dengan pengalaman

akan meningkatkan kualitas hidup, menurunkan resiko dan kematian yang cepat

dan tingkatan tertinggi kebugaran jasmani.

Perlakuan Terhadap Obesitas

Pada masa lalu dalam perlakuan terhadap obesitas memiliki peluang yang

kecil untuk berhasil. Pada tahun 1959, Stunkard (Nieman, 1984) (Nieman, 1984)

melaporkan bahwa melibatkan subjek dalam perlakuan untuk menurunkan

obesitas, lebih dari 95% kembali untuk memulai menurunkan berat badan dalam 2

tahun. Pada keadaannya bukti dihubungkan dengan berbagai teori obesitas (set

point theory, diet makanan, sel lemak, dan pengehematan pengeluaran energi)

obesitas tampak sebagai sebuah hasil yang diatur, prosess homeostatis yang

bertindak untuk menjaga berat badan dan lemak badan dalam tingkatan yang

konstan dan yang mencoba untuk menurunkan pertentangan dari proses bioogis

yang sangat kuat.

Teori tentang lemak tubuh mengatur ketersediaan fungsi yang nerupakan

filosofy baru untuk perlakuan terhadap obesitas dab lebih baik mengerti

keterlibatan kesulitan yang lebih ekstrim dalam menghadapi obesitas. Garrow &

Page 25: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

25

Stunkard (Nieman, 1984) (Nieman, 1984) memiliki usulan klasifikasi baru

memperlakukan obesitas terhadap kerasnya obesitas. Obesitas dapat diperlakukan

dengan menyenangkan ketika obesitas dalam keadaan ringan, khususnya ketika

jaringan adipos sebagian besar ditemukan disekitar perut. Ada banayk bukti

bahwa perlakuan terhadap obesitas mengurangi tanda – tanda dari komplikasi.

Perlakuan Terhadap Obesitas

Type Klasifikasi

Ringan Sedang Berat

Overweight 20 – 40 % 41 – 100% Diatas 100%

Kelaziman/ rata –

rata

90.5 % 9.0% 0.5

Komplikasi Samar – samar Bergantung/

dengan syarat

Keras sekali /

buruk

Perlakuan

Terapi perilaku

(diet makanan,

latihan dan terapi

mod)

Terapi perilaku Pembedahan

perut

Sumber: Stunkard (Nieman, 1984) (Nieman, 1984) AJ. Eating and Ist Disorders,

1984

Perlakuan Pada Obesitas Ringan, Sedang dan Berat

Obesitas Berat didefinisikan sebagai 100% kelebihan berat badan ditambah

obesitas hanya mewakili 0,5% dari populasi obesitas. Obesitas ringan sejalan

dengan komplikasi kesehatan. Perlakuan secara ekstensif untuk obesitas berat ini

adalah pembedahan jejunoileal bypass yang berada dibagian lambung. Laporan

beberapa studi menunjukkan perubahan yang positif terhadap perilaku dan emosi

mengikuti penurunan pembedahan gastritis. Sebagian besar penurunan diet sejalan

dengan tingginya respon negatif kondisi emosi, tetapi penurunan gastritis dari

pembedahan sering diubah menjadi respon emosi, meskipun mengubah pola

makan. Stunkard (Nieman, 1984) (Nieman, 1984) percaya bahwa perlakuan pada

Page 26: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

26

obesitas ringan dengan cara pembedahan gastristis mengubah perilaku terutama

perubahan pola makan.

Obesitas Sedang didefinisikan sebagai 41-100% dari kelebihan berat badan

yang sekarang ini mencapai 9% dari populasi obesitas. Jaringan adipose pada

umumnya dari jenis hypertropic dan dan memungkinkan menjadi hyperplastic.

Komplikasi dipercayai menghadirkan beberapa kondisi yang mana menjadi

lapisan endapan atau membuat lebih buruk pada obesitas. Perlakuan untuk

obesitas sedang adalah dengan konsisten pada diet dan modifikasi perilaku

dibawah pengawasan kesehatan. Obesitas sedang pada individu karena jumlah

akses jaringan lemak yang lebih besar, yang membutuhkan penghematan kalori

paling besar yang dihadapi dengan aman dan menyenangkan. Berpuasa membuat

kekurangan kalori lebih besar, tetapi memunculkan masalah keamanan, nyaman,

kefektifan. Secara konvensional diet meredamkan 1200-1500 produksi kalori

secara lamban untuk menurunkan berat badan secara paraktis. Diet dengan kalori

yang sangat rendah sangat efektif dan aman. Disebut juga dengan modifikasi

penghematan protein, diet rendah kalori menyediakan 400-700 kalori, sebagian

besar adalah protein dalam bentuk dari setiap formula atau makanan alami seperti

ikan dan daging. Wadden (Nieman, 1984, 312) melaporkan bahwa protein dalam

bentuk cairan tidak tahan (memberikan efek) pada obesitas dari pada protein yang

diperoleh dari makanan alami. Sejalan dengan diet protein dalam bentuk cairan

yang mana sejalan dengan jumlah korban obesitas, diet rendah kalori tampak

menjadi aman ketika diatur dibawah ahli kesehatan dalam periode 3 bulan lebih.

Page 27: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

27

Beberapa studi menunjukkan Very Low Calories Diet (VLCD) dah

menurunkan berat badan 1.5 hingga 2.3 kg/ minggu. Salah satu studi memberikan

hasil bahwa selama 2 tahun mengikuti program VLCD 56% subjek mendapatkan

kembali lebih dari setengah berat badan. Yang menjadi masalah adalah tetap

menjaga berat badan. VLCD telah menunjukkan penurunan kehilangan protein

tubuh dibandingkan dengan puasa.

Obesitas ringan, merupakan dari 20-40% kelebihan berat badan, ini lebih

baik dari sebagian besar bentuk obesitas pada biasanya yang menimpa 90.5% dari

populasi obesitas. Jaringan adipose pada jenis ini pada umumnya hyperthropic.

Ada 4 cara utama dalam memperlakukan obesitas jenis ini yaitu diet, latihan,

modifikasi perilaku dan dukungan sosial.

Diet

VLCD tidak direkomendasikan pada orang yang mengalami obesitas jenis

ini. Makanan dan nutrisi boleh diberikan yang diet dibawah 1200 kalori yang

dibutuhkan. Pada obesitas jenis ini tidak terlalu menekankan pengurangan

kebutuhan kalori secara konsisten, melainkan yang ditekankan adalah

meningkatkan kesadaran kesehatan dan mengubah gaya hidup. Stunkard (Nieman,

1984) (Nieman, 1984) (Nieman, 1984: 312) satu hal anjuran yang sebagian besar

efektif pada diet adalah tidak diet secara keseluruhan tetapi cukup berubah sedikit

demi sedikit pada pola makan dan waktu makan dan penderita jenis obesitas ini

bisa makan dengan tidak terbatas. Artinya penderita obesitas jenis ini

meningkatkan kebutuhan karbohidrat kompleks, terutama sekali buah-buahan,

sayur-sayuran, sereal gandum, menurunkan kebutuhan lemak dan karbohodrat.

Page 28: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

28

Dalam penelitian lain diet yang sama direkomendasikan untuk para penderita

gangguan jantung, cancer dan diabetes. Dan pola hidup seperti ini dapat mencegah

dan mengatasi obesitas khususnya 58% karbohidrat terutama karbohidrat

kompleks.

Latihan

Meredam kalori dapat dengan pasti menurunkan metabolisme istirahat,

sering merusakkan usaha pengurangan berat badan membawa frustasi. Ketika

manausia pergi melewati periode pembatasan kalori “aktivitas spontan”

diturunkan artinya subjek cendrung untuk mengurangi berdiri dan berjalan, duduk

lebih lama dibandingkan ketika pola sebelum diet. Hal yang biasa diet memicu

mengurangi massa otot, yang mana diubah energi pembakaran jaringan. Proses

diet juga memicu beban psikologi yang berat. Solusi menghadapi penurunan

kalori adalah dengan pengeluaran energi. Dua hal yang paling penting adalah diet

dan latihan.

Latihan memiliki manfaat penting untuk obesitas, yaitu tingginya angka

metabolisme istirahat, mengontrol nafsu makan, menurunkan resiko berbagai

macam jenis gangguan dan memperbaiki psikologis dan fungsi sosial. Latihan

berkontribusi membantu untuk kekurangan kalori pada individu dengan

meningkatkan pengeluaran kalori dalam 3 cara, yaitu nilai kalori yang sebenarnya

dari latihan, menaikkan metabolisme istirahat (yang mengetahui kemampuan

tubuh dalam latihan adalah diri sendiri dan secara berkesinambungan dari

peningkatan jaringan non-lemak tubuh, dan yang terkahir adalah menambah efek

Page 29: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

29

thermis pada makanan (latihan sebelum dan sesudah makan akan meningkatkan

efek thermis pada makanan diatas normal).

Hermansen (Nieman, 1984: 316) menunjukkan hasil penelitian bahwa

kebutuhan total oksigen selama istirahat bisa meningkat sebanyak 19% selama 8

jam mengikuti latihan 80 menit latihan dengan kebutuhan VO2 Max 75%.

Brelinski (Nieman, 1984: 316) menunjukkan hasil penelitian bahwa ada efek

latihan dalam BMR.

Mengontrol Nafsu Makan

Orang yang melakukan latihan rutin dan konsisten memiliki tingkat nafsu

makan yang tinggi dari pada orang yang tidak. Dalam pengeluaran energi, orang

yang latihan dengan nafsu makan yang besar dikeluarkan secara teratur sehingga

tidak terjadi penumpukkan lemak berbanding dengan orang yang nafsu makan

rendah tetapi mengalami penumpukkan lemak dikarenakan kekurangan

pengeluaran energi. Ada beberapa istilah penting yang berkaitan dengan kalori

dan makanan dan berdmpak pada obesitas, yaitu penghematan atau penurunan

pengeluaran kalori (deficit calories expenditure) dan pengeluran energi (calories

expenditure). Obesitas terjadi dikarenakan gangguan pada nafsu makan (eating

disorders) yang meningkatnya nafsu makan namun mengalami deficit calories

expenditure yang berakibat terjadi penumpukkan lemak karena lemak tidak

mengalami thermogenesis yang kemudian sel lemak mengalami perubahan

ukuran. Obesitas terjadi bukan dikarenakan jumlah sel lemak tetapi ukuran sel

lemak yang semakin besar terutama disekitar perut.

Page 30: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

30

Sangat penting bagi penderita obesitas untuk medapatkan pendidikan

nutrisi. Kekeliruan yang terjadi pada penderita obesitas adalah ketidaktahuannya

akan nutrisi. Misalnya belum bisa melakukan diet rendah gula, padahal gula salah

satu makan yang dapat meningkatkan kalori. Popkin & Nielsen (Ko Gt, 2010)

kelebihan nutrisi dan kemalasan aktivitas fisik merupakan pelaku utama dari

wabah obesitas. Salah salah satu dari resiko penting dari diet adalah meningkatnya

konsumsi gula atau minuman manis. Di US konsumsi gula telah terjadi

peningkatan dari tahun 1977 ke 1996. Selama periode yang sama kebutuhan

energi tersebut dihitung dengan peningkatan bahan pemanis meningkat 13.1%

hingga 16%. Bleich ((Ko Gt, 2010) Menurut hasil survey lembaga kesehatan dan

nutrisi dari tahun 1988-1994 peningkatan konsumsi mansis per kapita

meningkatkat 46 kcal/ hari dan diantara tersebut peningkatan peminum soft drink

menjadi 47%. Malik & Olsen (Ko Gt, 2010) meskipun hasil studi telah

menunjukkan bahwa ada hubungan obesitas dengan konsumsi makanan manis/

mengandung pemanis buatan, konsumsi akan makanan tersebut tetap saja

meningkat, Misra & Kurana ((Ko Gt, 2010) sebagian besar data menunjukkan

berasal dari anak – anak dan remaja. Sangat penting untuk memodifikasi akibat

dari gaya hidup untuk menghidari resiko dan mengartikan latihan.

Memperbaiki Psikologi dan Hubungan Sosial

Niecman (1984: 318) aspek psikologi memberikan manfaat, latihan juga

sejalan dengan perasaan dalam penurunan kegelisahan, depresi dan perilaku Type

A dengan peningkatan self-concept dan meningkatkan keadaan mod. Perasaan

eforia daan kegembiraan dalam melakukan latihan menyertai dalam penurunan

Page 31: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

31

kalori. Ada 3 prinsip pola latihan khusus untuk obesitas yang dalam

meningkatkan dan mengubah pola hidup . Pertama, menekankan pada latihan

dengan intensitas yang rendah, seperti berjalan, latihan-latihan yang tidak

menekankan pada beban seperti berenang, bersepeda atau terlibat dalam aktivitas

rekreasi. Kedua, menekankan pada latihan yang tidak terlalu baku. Maksudnya

adalah tidak harus terfokus membuat rancangan program latihan yang menggebu-

gebu untuk menurunkan berat badan. Mulailah menyelingi kegiatan rendah seperti

memilih tangga untuk naik dari pada lift, berjalan kaki atau menggunakan sepeda

ketika berbelanja menghindari menggunakan kendaraan bermotor, menyempatkan

sit-up, push-up, pull up sedikitnya 2 menit setiap hari. Latihan dengan intensitas

yang rendah, dilakukan setiap hari jauh lebih baik dari pada latihan yang

dilakukan dengan intensitas yang tinggi namun pada waktu-waktu tertentu. Dan

yang terakhir adalah menekankaan untuk latihan setiap pagi. Membiasakan latihan

setiap pagi adalah hal yang sulit, terutama jika memiliki sebuah program latihan

untuk menurunkan berat badan. Aspek psikologis mempengaruhi keadaan mod

seseorang untuk melakukan latihan. Yang terjadi adalah memutuskan untuk tidak

melanjutkan program latihan. Biasakan untuk lari setiap pagi di halaman rumah

minimal 2 menit setiap hari atau aktivitas fisik apapun yang merangsang

keluarnya keringat.

Pemerintah USA melaui kementrian olahraga telah membuat undang-

undang yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Amerika terutama anak-anak

usia sekolah dan para pekerja kantoran yang mayoritas aktivitas dibelakang meja

untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi setiap hari minimal satu

Page 32: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

32

jam dan didalam aktivitas fisik tersebut harus ada kondisi dimana nafas terengah-

engah. Aktivitas fisik yang dimaksud adalah berjalan santai, berlari menujuk

kantor, jogging, bersepeda, menaikki tangga sambil berlari atau bahkan berlari

mengejar bis yang menyebabkan mengalami kondisi terengah-engah.

Pullock (Neiman, 1984: 318) berjalan dan bersepeda sama dengan berlari

dalam pengeluaran enegri untuk menurunkan berat badan. Beberapa penelitian

menyimpulkan bahwa berlari dan bersepeda untuk lebih aman bagi penderita

obesitas untuk menghindari cidera. Pullock (Neiman, 1984: 318) juga

menekankan bahwa setiap sesi latihan dengan waktu 30-45 menit/ minggu yang

digunakan untuk menghilangkan lemak. Sesi latihan paling sedikit dengan lama

30-45 menit kira-kira 60-70% kapasitas maksimal. Karena obesitas terlihat

memiliki kerusakan dalam pengeluaran energi (TEF) dan sangat penting

menghadapi hal ini dengan latihan.

Penguatan sosial dan meningkatkan partisipasi melalui kelompok aktivitas

rekreasi yang menyenangkan, berselang-seling dan menawarkan perasaan setiap

partispan untuk sukses bersama menurunkan berat badan sangat membantu

memperbaiki aspek psikologis bagi penderita obesitas. Mengatur gerak badan dan

latihan aerobik tidak dinasehatkan bagi penderita obesitas. Menyediakan musik

relaksasi, permainan dan interaksi dapat memperbaiki terutama aspek psikologis.

Overweight dan obesitas banyak memberikan efek negatif. Selain dampak

yang berhubungan dengan fisik, obesitas juga memberikan dampak bagi

kesehatan mental khususnya bagi remaja. Sawyer & Lewis ( 2006) obesitas pada

anak, remaja dan dewasa telah diidentifikasi sebagai permasalahan yang serius di

Page 33: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

33

Australia dan belahan negeri lainnya yang menjadi mempunyai dampak kesehatan

yang serius. Adanya bukti yang kuat hubungan antara obesitas dan psikologis usia

dewasa dan remaja. Permasalahan psikologis yang dialami penderita overweight/

obesitas dapat diketegorikan sebagai bentuk penyerangan terhadap kesehatan

mental. Kesehatan mental menurut WHO (Skott, 2008) secara penuh digambarkan

untuk menafsirkan kekacauan dan pengobatan. Kesehatan mental meliputi

kekacauan dan kegelisahan, keadaan panik dan ketakutan pada ruang terbuka,

keadaan stress, ketakutan sosial, perasaan yang tertekan, dan penggunaan alkohol.

Lebih menguatkan dampak dari overweight/ obesitas Wabitsch & Loke

(Chen & Fox, 2006) selama akhir-akhir tahun obesitas dihubungkan dengan faktor

resiko kesehatan yang merugikan fisik dan berakibat pada psikologis. Untuk

contoh anak dan remaja dengan obesitas memiliki tekanana darah yang lebih

tinggi dan menurunnya riwayat kesehatan dan meningkatnya stress dalam

pertambahan bobot badan. Obesitas pada anak memungkinkan untuk menderita

dalam permasalahan yang menyangkut psikologis seperti kerendahan

menggambarkan diri sendiri (Poor Self-Image) dan kerendahan menghargai diri

sendiri (Poor Self Esteem). Dietz & Chu (Chen & Fox, 2006). Efek jangka

panjang obesitas pada anak-anak adalah menjadi obesitas juga diusia dewasa dan

meningkatnya resiko sindrom metabolisme dan kekacauan lain yang berkenaan

dengan obesitas. Vanhala dan Must (Chen & Fox, 2006). Sejak itu sangat penting

untuk mengerti dan memonitor obesitas secara merata dan ini dapat menggubah

sekaligus menghentikan obesitas di usia anak-anak dan remaja. Jelalian

(Edmunds, 2008) menjelaskan bahwa anak dengan obesitas sering kali merasakan

Page 34: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

34

tidak produktif dalam mengabiskan waktu sehari-hari. Dietz (Edmunds, 2008)

efek paling buruk dari obesitas adalah psikologi.

Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku merupakan salah satu cara dalam menangani obesitas.

Modifikasi perilaku berkaitan dengan aspek psikologis dan kognitif penderita

obesitas. Salah satu metode yang sering digunakan para psikolog untuk

memodifikasi perilaku penderita obesitas adalah Metode Cognitif Behavior

Theraphy. Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari modifikasi perilaku adalah

mengatur pola makan karena penderita obesitas rentan dengan gangguan pola

makan. Ada beberapa prinsip modifiaksi perilaku dalam mengatru barat badan

sebagai berikut:

Berbelanja Berbelanja untuk makanan dilakukan setelah makan

Membuat daftar belanja

Perencanaan Rencanakan batas kebutuhan makanan

Cadangan latihan ketika mengkonumsi makanan kecil

Makan dengan jadwal waktu tertentu

Jangan menerima tawaran makanan dari orang lain

aktivitas Jauhkan makanan dari penglihatan

Pindahkan makanan dari tempat yang tidak tepat

Tetap makan dengan satu porsi kecil

Liburan Biasakan makan sebelum pesta

Makan snack rendah kalori sebelum pesta

Perilaku

makanan

Jangan melakukan aktivitas lain ketika makan (membaca,

menonton)

Penghargaan Dapatkan bantuan dari teman dan keluarga

Tentukan

Monitoring diri sendiri untuk menjadi dasar penghargaan

terhadap diri sendiri

Monitor diri Tetap menjaga diet makanan termasuk waktu, tempat, jenis,

siapa yang memberi dan bagaimana perasaan anda.

Pendidikan

nutrisi

Gunakan diet makanan untuk mengidentifikasi masalah tertentu

Buata perubahan kecil yang bisa dilakukan secara

berkesinambungan

Turunkan kebutuhan lemak, tingkatkan karbihidrat komplek

Page 35: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

35

Pelajari nilai nutris pada setiap makanan

Aktivitas

fisik

Tingkatkan kebiasaan sehari-hari, aktivitas informal

Tetap catat hasil latihan (jarak berjalan setiap hari)

Tingkatkan latihan berangsur-angsur

Mulailah latihan-latihan berat

Rekontruksi

Cognitif

Hindari mengatur tujuan yang menyulitkan

Pikirkan tentang tujuan, bukan kelemahan

Hindari bentuk perintah “selalu” dan “tidak pernah”

Hindari pikiran negatif

Atur tujuan pencapaian berat badan yang masuk akal

Pikirkan kekuatan ketika apa yang akan diputuskan

Monitor diri sendiri sangat penting dalam modifikasi perilaku untuk

mengatur perilaku makan yang disejalankan dengan pendidikan nutrisi, program

latihan, dan menekankan konstruksi kognitif yang mana jumlah latihan dirancang

untuk merancang tingkatan makan menjadi lebih pelan dan teratur dalam

pengeluaran energi mengikuti mekanisme fisiologi.

Kesimpulan

Overweight dan obesitas telah menjadi wabah yang berkembang dengan

pesat. Baru-baru ini fokus WHO adalah obesitas khususnya pada anak-anak.

Meskipun telah banyak diketahui bahwa obesitas merupakan pintu gerbang dari

setiap penyakit, bahkan obesitas telah merujuk pada jenis kanker yang spesifik

dan jenis penyakit tertentu pada gender, namun diketahui peningkatan obesitas

makin hari semakin meningkat. Bahkan muculnya klub olahraga yang semakin

menjamur ternyata tidak mampu menghentikan peningkatan obesitas

dilingkungan.

Penanganan dari oebsitas dimulai dari aspek psikologis dengan

menanamkan pentingnya beraktivitas fisik. Jangan terlalu menggebu-gebu untuk

terlibat langsung dengan exercise, mulailah dengan kesadaran meningkatkan

Page 36: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

36

aktivitas fisik, pola makan yang sehat dan gaya hidup yang aktif. Mulailah

mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dalam keseharian, mengurangi

kebutuhan karbohidrat dan mengganti dengan karbohidrat komplek (umbi-

umbian, sagu dan beras merah. Aspek psikologis berperan sangat penting, dengan

menamkan kesadaran hidup sehat.

Saat ini telah banyak pengembangan metode-metode baru untuk menangani

permasalah obesitas, baik melalui olahraga yang melibatkan fisik seperti latihan

beban, High Intensity Interval Training yang berkaitan dengan fisik dan latihan.

Atau dengan pendekatan psikogis yakni Cognitif Behavioral Therapy yang

bertujuan memodifikasi perilaku khusunya pola makan, Hipnotis, atau bahkan

COD yang dikembangkan oleh Dedy Corbuzier yang memfokuskan penurunan

obesitas melalui puasa. Ada banyak macam metode yang digunakan bergantung

tingkat pada kemampuan individu dalam melakukannya.

Pahami terlebih dahulu latihan yang akan dilakukan. Sering kali ditemui

untuk menurunkan berat badan secara menggebu-gebu dimulai dengan berlari.

Mengapa harus berlari atau joging dengan nafas terengah-engah dan keringat yang

bercucuran dengan asumsi semakin banyak keringat semakin banyak lemak

terbakar jika bisa dimulai dengan berjalan. Mulailah latihan dengan intesitas yang

rendah seperti bersepeda, berenang dan berjalan dan dikombinasikan dengan

pengaturan pola makan. Berlari hanya akan memaksa kerja jantung untuk kerja

ekstra, sementara diketahui pendeerita obesitas rentan dengan resiko serangan

jantung. Meskpun ada banyak cara menurunkan obesitas dengan tidak melibatkan

fisik seperti diet, mengatur pola makan, berpuasa dan lain sebagainya. Namun

Page 37: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

37

cara yang terbaik menurunkan overweight/ obesitas adalah olahraga teratur,

istirahat yang cukup, mengatur pola makan dan kesehatan psikologis.

Page 38: Obesitas dan Olahraga Oleh Rahmat Sanusi

38

DAFTAR PUSTAKA

Chen, LJ. (2006). Obesity, fitness and health in Taiwanese children and

adolescents. European Journal of Clinical Nutrition (2006) 60, 1367–1375. Edmunds, Laurel D, PhD. (2009). Social Implications of Overweight and Obesity

in Children. Journal for Specialists in Pediatric Nursing; Jul 2008; 13, 3. John, Ritamarie. (2009). Effects Of Parent-Focused Media Interventions On Body

Mass Index, Waist Size, Self-Perception, Family Eating Habits, And Family

Activity Habits In. Disertasi. Submitted in partial fulfillment of the

requirements for the Degree of Doctor of Education in Teachers College,

Columbia University Ko, GT. (2010). Risk Associations Of Obesity With Sugar-Sweetened Beverages

And Lifestyle Factors In Chinese: The Better Health For Better Hong Kong’

Health Promotion Campaign. European Journal of Clinical Nutrition (2010)

64, 1386–1392. Nichols, SD. (2009). Bmi-Based Obesity Cutoffs And Excess Adiposity In A

Caribbean Adolescent Population Of African Origin. European Journal of

Clinical Nutrition (2009) 63, 253–258 Nieman, David C. (1984). The Sports Medicine Fitness Course. Bull Publishing:

USA Pischon Tobias. (2008). Symposium on ‘Diet and cancer’ and cancer. Department

of Epidemiology, German Institute of Human Nutrition Potsdam-

Rehbruecke Proceedings of the Nutrition Society (2008), 67, 128–145 Schulte, Paul A. (2007). Work, Obesity, and Occupational Safety and Health.

American Journal of Public Health; Mar 2007; 97. Sawyer, Michael G & Miller-Lewis. (2006). Is There a Relationship Between

Overweight and Obesity and Mental Mental Health in 4 to 5 Old A Vasant Hirani. (2007). Generalised And Abdominal Obesity And Risk Of

Diabetes, Hypertension And Hypertension–Diabetes Co-Morbidity In

England. University College London Medical School, University College

London. Public Health Nutrition: 11(5), 521–527.