-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
1/22
KORTIKOSTEROID
PENDAHULUAN
Keberhasilan penyembuhan berbagai kelainan kulit dengan
menggunakan
kortikosterid serta meningkatnya berbagai jenis sediaan di
pasaran telah semakin
meningkatkan penggunaannya. Keadaan ini selain memberikan dampak
positif,
berupa tersedianya alternatif sediaan kotikosteroid yang
digunakan, juga
berdampak negatif, yaitu meningkatkan resiko terjadinya efek
samping obat,
terutama akibat misusedan abusesediaan kortikosteroid.
Untuk meningkatkan keberhasilan terapi dan meminimalkan efek
samping
obat akibat penggunaan kortikosteroid, perlu pola pikir yang
rasional dalam
memilih sedian kortikosteriod dengan senantiasa mempertimbangkan
antara lain
jenis, fase, lokalisasi dan distribusi kelainan kulit, usia
penderita serta potensi,
keamanan dan formulasi obat.
Kortikosteroid dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu
glukokortikoid dan mineralokortikoid. Efek utama glukokortikoid
adalah
penyimpanan glikogen hepar dan efek antiinflamasinya, sedangkan
pengaruhnya
pada keseimbangan air dan elektrolit kecil. Efek utama
golongan
mineralokortikoid adalah terhadap keseimbangan air dan
elektrolit, sedangkan
pengaruhnya pada penyimpanan glikogen hepar kecil. Golongan
mineralokortikoid tidak mempunyai efek antiinflamasi.
Sediaan kortikosteriod dapat dibedakan menjadi 3 golongan
berdasarkan
masa kerjanya, yaitu kerja singkat, sedang dan lama. Sediaan
kerja singkat
mempunyai masa paruh biologis kurang dari 1 jam. Sediaan kerja
sedang
mempunyai masa paruh biologis 1!3" jam. Sediaan kerja lama
mempunyai masa
paruh biologis lebih dari 3" jam.
Kortikosteroid alami yang paling banyak dihasilkan oleh tubuh
adalah
kortisol. Kortisol disintesis dari kolesterol oleh korte#
adrenal. Sekresi kortisol per
hari berkisar antara 1$ sampai $ mg dengan puncak diurnal
sekitar pukul % pagi.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
2/22
Sediaan kortikosteroid dapat diberikan secara oral, parenteral
&'(, '),
intrasino*ial, dan intralesi+, topikal pada kulit dan mata
&dalam bentuk salep,krim, losio+, serta aerosol melalui jalan
napas.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
3/22
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
Glukokortikoid
ormon yang dihasilkan korteks adrenal disebut hormon
adrenokortikal.
-da dua jenis hormon adrenokortikal yang utama, yakni
mineralokortikoid dan
glukokortikoid.
Efek dan Mekanisme Kera
Sebagian besar efek glukokortikoid dimediasi oleh reseptor
glukokortikoid
pada sitoplasma dan dapat masuk ke inti sel. Kortikosteroid akan
berinteraksi
dengan reseptor spesifik pada jaringan target untuk mengatur
ekspresi gen yang
responsif terhadap kortikosteroid, sehingga akan mengubah proses
sintesis protein
pada jaringan yang bersangkutan. Ekspresi gen dan sintesis
protein akan
membutuhkan cukup banyak aktu, sehingga sebagian besar efek
kortikosteroid
baru akan muncul beberapa jam kemudian.
/eseptor glukokortikoid terdiri atas sekitar %$$ asam amino dan
dapat
dibagi dalam 3 domain fungsional, yaitu 0
1. Glukokortikoid!binding domain yang berada pada ujung
karboksil molekul,
merupakan tempat berikatan dengan glukokortikoid bebas.
. 2-!binding domain yang terletak pada pertengahan, mengandung
residu
sistein. 4agian ini terlipat sehingga membentuk struktur 5two
finger6 yang
distabilisasi oleh ion seng.
3. -mino!terminal domain, bagian ini bersifat sangat antigenik
dan
meningkatkan spesifisitas reseptor.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
4/22
Gambar ". )ekanisme kerja glukokortikoid.
i dalam darah, steroid
berada dalam bentuk terikat
dengan kortikosteroid
binding!globulin &74G+, namun
berada dalam keadaan bebas
ketika memasuki sel target.
/eseptor steroid intraseluler berikatan dengan beberapa protein
stabilisator,
termasuk dua buah molekul heat shock protein &sp$+, dan
beberapa molekul
lain, yang degambarkan dengan 8595. Ketika kompleks reseptor
tersebut
berikatan dengan kortisol, terbentuklah kompleks yang tidak
stabil dan molekul
sp$ dan 595 dilepaskan. Kompleks steroid!reseptor mampu memasuki
nucleus,
berikatan dengan gen melalui glucocorticoid response element
&G/E+, dan
mengatur transkripsi dengan bantuan faktor!faktor transkripsi
lain. m/2- yang
terbentuk akan memasuki sitoplasma untuk membentuk protein yang
merupakan
respon akhir hormon.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
5/22
Gambar :. )odel interaksi steroid, S, &contoh 0 cortisol+,
reseptor steroid, /,
dan proses yang terjadi pada sel target.
Ketika berikatan dengan G/E, kompleks steroid!reseptor juga
membentuk
kompleks dan mempengaruhi fungsi faktor transkripsi lain,
seperti -;1 dan 2
=b, sehingga akan mempengaruhi pengaturan transkripsi gen yang
bersangkutan.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
6/22
Glukokortikoid menyebabkan penurunan eosinofil, basofil,
monosit, dan
limfosit dengan jalan meredistribusinya ke jaringan limfoid dari
sirkulasi.Sebaliknya, glukokortikoid meningkatkan kadar hemoglobin,
trombosit, eritrosit,
dan neutrofil yang terjadi karena meningkatnya influks dari
sumsum tulang ke
dalam darah dan berkurangnya migrasi dari pembuluh darah
&sehingga akan
mengurangi jumlah sel pada lokasi inflamasi+.
Glukokortikoid akan meningkatkan ekspresi '@4 sehingga
mengakti*asi
2 kortisol dalam plasma terikat pada protein.
anya fraksi kortikosteroid yang tidak terikat yang dapat
memasuki sel dan
menimbulkan efek.3 ?ika kortisol plasma melebihi $!3$ FgdA, 74G
akan
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
7/22
tersaturasi dan konsentrasi kortisol bebas akan meningkat dengan
cepat. ;rotein
plasma yang mengikat sebagian besar hormon steroid adalah 01.
Corticosteroid binding globulin&74G, disebut juga
transkortin+
74G adalah suatu H!globulin yang disintesa oleh hepar. 74G
memiliki
afinitas tinggi terhadap steroid, namun kapasitas pengikatan
total &total
binding capacity+ nya rendah.
74G memiliki afinitas yang relatif tinggi terhadap kortisol, dan
memiliki
afinitas rendah terhadap aldosteron dan metabolit steroid
terkonjugasi
glukoronid.
74G akan meningkat pada kehamilan, pemberian estrogen, dan
hipertiroid,
dan menurun pada hipotiroid, defek genetik pada sintesis, dan
defisiensi
protein.
. -lbumin
-lbumin juga disintesa oleh hepar, namun memiliki sifat yang
berbeda dengan
74G, di mana memiliki afinitas yang rendah terhadap steroid dan
kapasitas
pengikatan yang tinggi.
Kortikosteroid sintetik, seperti de#ametason, sebagian besar
terikat pada
albumin.
Iaktu paruh kortisol pada sirkulasi adalah sekitar "$!$ menitB
aktu
paruh dapat meningkat pada pemberian hidrokortison dalam dosis
besar, pada
keadaan stres, hipotiroid, atau pada gangguan hepar.
'# Meta$olisme
Sebagian besar kortisol diinakti*asi oleh hepar dengan reduksi
ikatan
ganda J, pada cincin - dan akan diubah menjadi
tetrahidrokortisol dan
tetrahidrokortison oleh 3!hidroksisteroid dehidrogenase.
4eberapa diubah menjadi
kortol dan kortolon dengan reduksi keton 7$.
Sebagian besar metabolit kortisol mengalami konjugasi dengan
asam
glukoronat atau sulfat pada hidroksil 73 dan 71, yang kemudian
akan kembali
memasuki sirkulasi.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
8/22
Steroid sintetik dengan komponen 11!keto, seperti kortison dan
prednison,
secara enDimatik harus direduksi menjadi deri*at 11!L hidroksi
supaya menjadiaktif. /eaksi ini dikatalisis di hepar isoDim tipe 1
11!L hidroksisteroid
dehidrogenase, sehingga untuk pasien dengan gagal hati ataupun
gangguan enDim
tersebut, lebih baik diberi steroid yang tidak perlu akti*asi
enDimatik &seperti
hidrokortison dan prednisolon+.
(# Ekskresi
Steroid yang sudah terkonjugasi akan menjadi larut air &ater
soluble+ dan
dapat diekskresikan melalui urin. Sekresi steroid juga dapat
terjadi melalui bilier
dan fecal, namun dalam jumlah yang kurang bermakna.
Indikasi
Glukokortikoid diindikasikan sebagai agen imunosupresif pada
pencegahan dan pengobatan reaksi penolakan transplantasi organ,
artritis
reumatoid, sistemik lupus eritematosus, dermatomiositis
sistemik, psoriasis, asma,
eksaserbasi akut sklerosis multipel, reaksi alergi, dan gangguan
otoimun lain.
Efek Sam%in)
Efek samping penggunaan steroid antara lain retardasi
pertumbuhan,
nekrosis a*askular tulang, osteopenia, meningkatkan resiko
infeksi, menghambat
penyembuhan luka, katarak, hiperglikemia, dan hipertensi.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
9/22
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
A# Pemili*an Kortikosteroid To%ikal +KST, Pada Oran) De-asa
Prinsi% Dermatotera%i
alam mengobati seorang penderita penyakit kulit, dianut
prinsip!prinsip
umum, dan bila diberikan obat topikal, selain berlaku prinsip
umum dianut pula
prinsip khusus.
;rinsip umum0
1. ;erhatikan penderita secara keseluruhan, somatik dan
psikis
. 4erikan kesempatan pada alam untuk menyembuhkan penyakit
tersebut, obat
yang diberikan bertujuan membantu penyembuhan oleh alam.
3. Segi fisiologi, patologi, biokimia dan anatomi kulit perlu
diperhatikan.
J. Kuasai materi medika.
. ;erhatikan farmasi dan farmakologi obat!obatan, misalnya
sinergisme, efek
samping dan toksisitas obat.
". Cerapi yang baik adalah terapi kausal.
:. 4erikan obat sesederhana mungkin, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan.
7ampuran obat yang pelik akan mempersulit atopik.
%. 'ndi*idualisasi.
. ;erhatikan segi ekonomi penderita.
;rinsip khusus
1. ;emilihan *ehikulum tergantung pada
a. Stadiumgambaran klinis penyakit
! obat topikal yang diberikan diubah sesuai dengan perjalanan
penyakitnya.
! pada stadium akut &eritemedembasah+ kompres beri krim,
bedak
kocok, bedak pasta.
! stadium kronikkeringberi salep.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
10/22
b. istribusi dan lokalisasi penyakit
! misalnya salep tidak untuk kelainan kulit yang generalisata
&kecuali salep!J untuk skabies+, dan tidak boleh digunakan
untuk kepala berambut.
c. Efek yang diinginkan
! misalnya digunakan kompres untuk membersihkan.
. )akin akutproduktif penyakit kulitnya, makin rendah
konsentrasi bahan aktif
yang digunakan.
3. 4eri penjelasan kepada penderita mengenai cara pemakaian obat
dan cara
membersihkannya.
J. indarkan pemberian obat topikal yang bersifat sensitiDer0
misalnya
mengandung penisilin, sulfa dan antihistamin.
. 4atasi jumlah obat yang tidak stabiltidak dapat disimpan lama
misalnya larutan
permanganas kalikus.
Klasifikasi Kortikosteroid Menurut Potensin.a
Aemah0
ydrocortisone acetate $,1 M 1 >
esonide $,$ >
-lclomatasone dipropionate $,$ >
)ethylprednisolone $, M 1 >
Sedang0
4eclomethasone dipropionate $,$ >
ydrocortisone butyrate $,1 >
)ometasone furoate $,1 >
Criamcinolon acetonide $,$ M $,1 >
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
11/22
Kuat0
4etamethasone dipropionate $,$ >eso#imetasone $,$ M $,
>
alcinonide $,$ M $,1 >
Sangat kuat0
7lobetasol propionate $,$ >
iflorasone diacetate $,$ >
Pemakaian Kortikosteroid %ada /e$era%a Dermatosa
a. Sensitif terhadap kortikosteroid
! Sunburn,sebaiknya dipakai KSC lemah sampai medium
! 'ntertrigo, sebaiknya dipakai KSC lemah sampai medium.
! ;ruritus *ul*a, skrotum dan anus sebaiknya dipakai KSC lemah
sampai
! medium.
! Pytiriasis rosea,sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.
! ;soriasis, sebaiknya dipakai KSC lemah sampai kuat.
! 4erbagai dermatitis sebaiknya dipakai KSC lemah sampai
medium.
b. /esisten0
! Lichen planus, sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.
! Granuloma anulare, sebaiknya dipakai KSC medium sampai
kuat.
! Necrobiosis lipoidica diabeticum,sebaiknya dipakai KSC medium
sampai
kuat.
c. )oderat0
! ermatitis kontak iritan, sebaiknya dipakai KSC medium sampai
kuat.
! 'nsect bite, sebaiknya dipakai KSC medium sampai kuat.
! Discoid lupus erythematosus, sebaiknya dipakai KSC medium
sampai
kuat.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
12/22
Efek Kortikosteroid To%ikal
1. (asokonstriksiKSC akan mengakibatkan kapiler!kapiler mengecil
di lapisan dermis
superfisial sehingga eritem berkurang.
. -nti proliferasi
KSC akan mengurangi mitosis dan proliferasi seluler.
3. -nti peradangan
Efek anti peradangan pada lekosit, ;)2 dan monosit sangat
berperan
dalam pengobatan dermatosa, karena seperti diketahui kebanyakan
dermatosa
ditandai oleh proses peradangan.
7ontoh efektifitas KSC terhadap berbagai dermatosa
Sunburn 0 efek yang diharapkan dari KSC0 *asokonstriksi dan
anti
peradangan
Eczema 0 efek yang diharapkan dari KSC0 anti peradangan
Psoriasis 0 efek yang diharapkan dari KSC0 antiproliferasi
Efek Sam%in) KST dan Kontraindikasi
1. Aokal0
! -trofi dermal
! /osacea
! ;erioral dermatitis
! ;urpura
! Cinea inkognito
! Steroid akne
! Celeangiektasis
! ipertrikosis
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
13/22
. Sistemik
! 7ushingoid0 melalui supresi a#is pituitary!adrenal
Kontraindikasi
4ila ada tanda!tanda seperti tersebut diatas maka sebaiknya
pemberian
KSC dihentikan.
0ara Pemili*an Kortikosteroid To%ikal
1. )uka, aksilla, inguinal atau daerah intertriginosa, sebaiknya
dipakai KSC
dengan kekuatan lemah sampai medium &intermediet+.
. Celapak kaki, telapak tangan sebaiknya memakai yang kuat
&potent+.
3. Skrotum, kulit pada kelopak mata, sebaiknya dipakai yang
lemah.
;erlu diingat baha pemakaian harus diperhatikan bentuk
sediaannya,
apakah salep, krim, gel, losion atau secara oklusif, sebagai
contoh pada daerah
yang berambut sebaiknya dipakai jenis losion.
;ada pemakaian kortikosteroid topikal bila kasusnya tidak ada
perbaikan,
maka potensi KSC dapat dinaikkan atau dengan menambahkan Dat!Dat
tertentu
sebagai misal )omethason furoat &Elocon+ dalam bentuk
ointmentyang termasuk
golongan kuat akan tetapi bila dalam bentuk krim dimasukkan
dalam golongan
intermediet. ;ada momethason furoat yang lipofilik bila
dilarutkan dalam propilen
glikol bisa menembus kulit dan ditimbun, sehingga pelepasannya
lebih lama dan
akibatnya momethason furoat dapat diberikan hanya sekali sehari.
al ini akan
mempermudah pemakaian dan mempertinggi ketaatan penderita.
1. 7ara aplikasi
;ada umumnya dianjurkan pemakaian salep !3Nhari sampai
penyakit
tersebut sembuh. Gejala takifilaksis perlu dipertimbangkan yaitu
menurunnya
respon kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang
berulang!ulang,
berupa toleransi akut yang berarti efek *asokonstriksinya akan
menghilang,
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
14/22
setelah beberapa hari efek *asokonstriksi akan timbul kembali
dan akan
menghilang lagi bila pengolesan obat tetap dilanjutkan.
. ?umlah obat yang dipakai
?umlah obat topikal yang diperlukan untuk sekali aplikasi
merupakan faktor
yang penting. ?umlah obat yang dibutuhkan untuk suatu daerah
tertentu dapat
dihitung yaitu 1 gram krim dapat menutup 1$N1$ cmkulit kepala,
ajah atau
tangan memerlukan kira!kira gram, satu lengan 3 gram, satu
tungkai J gram dan
seluruh tubuh 1 sampai " gram atau lebih.
3. Aamanya pemakaian KSC
Aamanya pemakaian KSC sebaiknya tidak lebih dari J!" minggu
untuk steroid
potensi lemah dan tidak lebih dari minggu untuk potensi
kuat.
/# Pemili*an Kortikosteroid To%ikal Pada Anak
Penda*uluan
Kulit merupakan organ tubuh paling luas.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
15/22
pemilihan *ehikulum, timbulnya efek samping dan cara penggunaan
yang benar
sehingga obat tersebut digunakan secara tepat dan aman.
I# Prinsi% Pen))unaan Kortikosteroid To%ikal %ada Anak
I#"# Indikasi
;engaruh kortikosteroid terhadap epidermis dan dermis adalah
*asokonstriksi, anti proliferasi dan anti inflamasi, sehingga
indikasi terutama
ditujukan pada dermatosis dengan dasar peradangan dan
proliferasi sel!sel
epidermis.
Kortikosteroid tidak boleh diberikan pada infeksi primer oleh
bakteri,
*irus dan jamur serta pada daerah yang mengalami ulserasi.
I# Memili* %otensi
Gunakan kortikosteroid yang lemah untuk pengobatan terhadap bayi
dan
anak!anak. Konsentrasi $, > pada bayi cukup efektif dan pada
anak!anak dapat
digunakan 1!, > sesuai dengan kebutuhannya.
-pabila dipandang perlu menggunakan kortikosteroid yang
kuat,
sebaiknya dipakai dalam aktu relatif singkat dengan dosis
minimal atau
digunakan kortikosteroid berselang!seling dengan krim yang
netral. Setelah lesi
ada perbaikan, hendaknya pengobatan diganti dengan kotikosteroid
yang lemah
diikuti dengan pemakaian emolien. al ini bertujuan untuk
menghindarkan
terjadinya rebound phenomendan efek samping baik lokal maupun
sistemik.
;enggunaan kortikosteroid golongan lemah tidak dianjurkan lebih
dari J!"
minggu, sedangkan golongan kuat tidak lebih dari minggu.
I#'Lokasi anatomi dan luas lesi
Cerdapat *ariasi pada lokasi regional tubuh dalam kemampuan
absorbsi
melalui kulit untuk setiap obat yang dioleskan. (ariasi ini
ditentukan oleh
sejumlah faktyor seperti ketebalan stratum korneum, kepadatan
folikel rambut dan
kualitas *askularisasi daerah tersebut pada masing!masing regio
tubuh.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
16/22
4erturut!turut lokasi penetrasi obat tertinggi sampai terrendah
yaituB
selaput lendir, skrotum, kelopak mata, muka, dada, punggung,
lengan, tungkaiatas, tungkai baah, telapak tangan, telapak kaki,
kuku. Selain faktor tersebut,
potensi dari kortikosteroid itu sendiri harus
dipertimbangkan.
POTENSI KORTIKOSTEROID TOPIKAL
;otensi 2ama agang 2ama Generik
Sangat kuat
Kuat
-gak kuat
Sedang
Aemah
Aebih lemah
;aling lemah
iprolene ointment
Cemo*ate ointment
Elocon ointment
7uti*ate ointment
Elocon 7reamlotion
Kenalog ointment
ermatop cream
Kenalog creamlotion
Synalar cream
idrokortison,
e#amethason,
;rednisolon,
)etilprednisolon
$,$ > 4ethametasone dipropionat
$,$ > Klobetasone propionat
$,1 > )ometasone furoate
$,$ > )ometasone furoate
$,1 > Criamsinolon asetonide
$,1 > prednicarbate
$,$> Criamsinolon asetonid
$,1 >
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
17/22
?enis *ehikulum dan bahan tambahan sangat mempengaruhi hasil
dari
pengobatan kortikosteroid. Seperti contoh, bahan salep akan
lebih besar dayapenetrasinya dibanding krim. 4ahan tambahan seperti
urea, asam salisilat atau
propilen glikol akan menanmbah daya penetrasi kortikosteroid.
Obat!obnat
kortikosteroid yang mengandung *ehikulum salep biasanya akan
digolongkan
sebagai potensi tinggi.
;erlu dingat juga jenis lesi dan letak lesi dalam memilih
*ehikulum.
Sediaan minyak dalam air &OI+ atau krim, baik digunakan pada
lesi akut dan
basah. Sediaan krim atau gel, baik digunakan pada daerah lipatan
atau banyak
rambutnya. Sedangkan salep atau air dalam minyak &IO+
digunakan pada lesi
yang kering atau kronis.
;etunjuk ringkas dalam menentukan jenis sediaan kortikosteroid
sebagai
berikutB
a. Aesi pada muka lipatan 0 Krim kortikosteroid lemah
b. Aesi luas dengan gejala minimal 0 Krim kortikosteroid
lemah
c. Aesi basah 0 krim kortikosteroid sedang
d. Aesi di daerah berambut &tertutup+ 0 gel kortikosteroid
dengan pelarut alkohol
e. Aesi di daerah berambut &terbuka+ 0 gel kortikosteroid
bebas alkohol
f. Aesi dengan infeksi sekunder 0 4erikan kompres antibiotik
selama hari
sebelum pemakaian kortikosteroid
g. Aesi tebal dan kering 0 Salep kortikosteroid potensi
sedang!kuat
dikombinasikan dengan Dat keratolitik
h. Gigitan serangga 0 Salep kortikosteroid lalu ditutup
dengan
pembalut tekan
&memperkuat efek *asokonstriksi+
i. Aesi intraoral 0 Kortikosteroid sediaan !orabase
II#Pemakaian Kortikosteroid To%ikal %ada Dermatosis#
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
18/22
Cidak semua penyakit kulit bisa diobatibereaksi pada
kortikosteroid
topikal. ata dari Subbagian ermatologi anak, S)< '.;
Kulit!Kelamin /SSantara tahun 1!1 didapat data jenis dermatosis
yang dapat diobati dengan
kortikosteroid topikal antara lainB ermatitis seborhoik,
dermatitis numularis,
pitiriasis alba, gigitan serangga dan dermatitis karena popok
&5diapers
dermatitis6+.
II#" Dermatitis Se$oroik
ermatitis seboroik merupakan penyakit yang dapat menyerang
bayi,
anak, deasa dengan etiologi yang belum jelas. ;ada neonatus
diduga dipengaruhi
oleh hormon ibu. Cimbul erupsi kulit biasanya pada umur J!"
minggu.
Kelainan kulit yang timbul biasanya berupa bercak eritem dengan
skuama
yang menebal pada daerah rambut kepala, muka serta lipatan
kulit. ;ada kulit
rambut kepala, lesi difus dengan penebalan skuama, berminyaj
kekuningan
dikenal sebagai !craddle cap"
;engobatan untuk penyakit ringan dipakai emolien yang
diurutditekan!
tekan di kulit kepala atau muka. 4ila penyakit tampak berat,
gunakan sampo bayi
untuk keramas dilanjutkan dengan pengolesan larutan
hidrokortison 1>. ;ada
anak yang lebih besar, dapat diberikan juga sampo yang
mengandung asam
salisilat. Untuk lesi pada kulit, dapat dipakai krim
kortikosteroid lemah seperti
Criamsinolon, dioleskan 3# sehari selama 1! minggu.
II#& Dermatitis Numularis
Kelainan ini ditandai dengan lesi!lesi berbentuk bulat dengan
diameter lesi
1 cm atau lebih. ;enyebab pastinya belum diketahui.
;ada anak terdapat dua bentuk lesi, yaitu bentuk basah berkrusta
dan
bentuk kering dengan eritem berskuama. Kelainan ini dapat
menetap selama
beberapa bulan atau terjadi berulang jika tidak diobati.
;redileksi terutama pada
tungkai baah dan dapat juga terjadi pada tungkai atas, lengan
atau dada dengan
disertai rasa gatal hebat.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
19/22
;engobatan tergantung berat ringan penyakit. ?ika ringan, cukup
berikan
kortikosteroid topikal lemah saja. Sementara jika berat
diberikan kortikosteroidtopikal potensi kuat disertai
kortikosteroid sistemik.
II#' Pitiriasis Al$a
;itiriasis alba adalah kelainan kulit yang ditandai dengan
bercak!bercak
hipopigmentasi, diskret, terutama di muka, leher, dada bagian
atas dengan ukuran
ber*ariasi dari satu sampai beberapa sentimeter.
Etiologinya belum diketahui, diduga disebabkan oleh karena
pajanan sinar
matahari berlebih atau merupakan bentuk ringan dari atopik
dermatitis.
;enyakit ini kadang dapat sembuh sendiri alaupun kelainan
hipopigmentasi dapat berjalan berbulan!bulan.
;engobatan pada pitiriasis alba adalah pemberian kortikosteropid
salep
topikal potensi lemah, biasanya hdrokortison 1> disertai
aplikasi tabir surya saat
keluar rumah.
II#( Gi)itan seran))a
Kelainan kulit ini biasanya disebabkan oleh serangga!serangga
yang
menggigit manusia, biasanya dari filum arthropoda seperti nyamuk
kebun, kutu
busuk, semut dan lain!lain. Gambaran lesi dapat berupa eritem,
papula, *esikel
atau nodul yang terasa sakit pada daerah gigitan. Aesi dapat
menetap beberapa
hari menimbulkan bula yang hemorhagik dilanjutkan dengan
ekskoriasi dan
eksema atau infeksi sekunder.
;engobatan pada kasus ini adalah pemberian krim kortikosteroid
potensi
tinggi ditambah antihistamin. kortikosteroid sistemik dapat
diberikan pada
keadaan berat.
II#2 Dermatitis diapers
)erupakan dermatitis yang terjadi pada bayi yang pakai popok.
;enyakit
ini diperkirakan terjadi akibat multifaktorial seperti oklusi
dan stasis *ena akibat
popok yang sempit, maserasi dan gesekan akibat popok.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
20/22
;enyakit ini biasanya terjadi pada usia 3!1% bulan, ditandai
dengan eritem
pada paha bagioan atas dan bokong, pemukaanya mengkilat dan
berkerut.Sering terjadi infeksi sekunder oleh Candida albicansatau
Staphylo#o#us
yang menambah buruk keadaan.
;rinsip pengobatan penyakit ini yaitu dengan membersihkan kulit
paha
dan bokong sebaik mungkin serta kausatif sesuai gejala penyakit.
Kulit
dibersihkan, dikeringkan lalu diolesi krim kortikosteroid
idrokortison 1>, 3 kali
sehari. 4ila diduga ada infeksi bakteri, diberikan antibiotik
topikal &gentamycin+.
?ika disangka ada infeksi jamur diberikan nistatin topikal.
III# Efek Sam%in) Kortikosteroid To%ikal %ada Anak
;emakaian kortikosteroid pada anak dapat menimbulkan efek
samping
baik lokal maupun sistemik. Efek samping sering timbul pada
pemakaian
kortikosteroid kuat dalam jangka aktu lama.
III#" Efek sam%in) lokal
Celeangiektasis, striae, atrofi merupakan efek samping lokal
yang sering
dilaporkan setelah pemberian kortikosteroid topikal kuat lebih
dari J minggu,
biasanya pada pemakaian daerah muka. Selain itu, penyembuhan
luka dapat
m,enjadi terhambat, timbul perioral dermatitis, akne,
hipertrikosis dapat terjadi.
;emakaian di daerah mata juga dapat menyebabkan efek samping
berupa katarak
sekunder akibat kortikosteroid.
;ada kondisi infeksi kulit, kortikosteroid dapat menimbulkan
penyamaran
gejala serta memperluas infeksi yang timbul. Kondisi ini sering
memberikan
gambaran yang tidak khas lagi, terutama pada infeksi scabies dan
jamur. Keadaan
ini dikenal sebagai scabies atau tinea !incognito"
Kandungan *ehikulum pada kortikosteroid topikal juga dapat
menyebakan
alergi pada pasien tertentu &ermatitis kontak alergika+. Pat
*ehikulum yang
paling sering menimbulkan alergi adalah propilen glikol,
setosteril alkohol serta
metil paraben.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
21/22
III#& Efek sam%in) sistemik
;enggunaan preparat potensi tinggi dalam jangka aktu pendek atau
dosisrendah dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping
sistemik pada
anak. ;enggunaan kortikosteroid topikal secara kronis dapat
menyebabkan
terjadinya supresi kelenjar pituitari adrenal dan gangguan
pertumbuhan. Setiap
anak yang memasuki tahap tumbuh kembang harus dimonitor ketat
parameter
pertumbuhan jika mendapat kortikosteroid dalam jangka aktu
lama.
-
5/26/2018 Obat Kortikosteroid
22/22
DA!TAR PUSTAKA
1. Aake