OBAT ANALGESIK
OBAT ANALGESIK
A MEKANISME KERJA Nyeri adalah respon langsung terhadap- Kerusakan jaringan- Inflamasi- Cancer- nyeri hebat karena sebab lain (trigeminal neuralgia)- Nyeri yang timbul lama setelah luka sembuh (phantom)- Injury pada otak atau saraf (strokeherpes)
Perlu menentukan 2 komponen dalam keadaan nyeri Patologis yaitu - Saraf nociceptive afferent perifer diaktifkan oleh
rangsang berbahaya- Mekanisme sentral dimana input afferent menimbulkan
sensasi nyeri
Saraf nociceptive afferent
bull Serat saraf ini merupakan serat C non myelin kecepatan konduksi rendah lt 1 m s ) disebut C polymodal nociceptors (PMNs)
bull Serat halus myelin ( Aδ ) konduksi lebih cepat
bull Serat afferent dari otot dan viscera melanjutkan informasi nociceptive
bull Serat (Aδ) myelin dihubungkan dengan mechanoreseptor dengan ambang batas tinggi sedang serat C non myelin dihubungkan dengan PMNs seperti di kulit
bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam
terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang
tumpul
bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root
ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di
grey matter)
bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn
serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies
dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam
sampai ke laminae V
bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide
terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)
dilepaskan sebagai mediator
bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY
bull Nyeri akut disebut nociception
bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg
meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg
rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-
bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)
bull SUBSTANTIA GELATINOSA
bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn
merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I
dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive
pathway yi diantara serat afferent pertama dan
spinothalamic tractus dari trasmisi neuron
bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid
merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
A MEKANISME KERJA Nyeri adalah respon langsung terhadap- Kerusakan jaringan- Inflamasi- Cancer- nyeri hebat karena sebab lain (trigeminal neuralgia)- Nyeri yang timbul lama setelah luka sembuh (phantom)- Injury pada otak atau saraf (strokeherpes)
Perlu menentukan 2 komponen dalam keadaan nyeri Patologis yaitu - Saraf nociceptive afferent perifer diaktifkan oleh
rangsang berbahaya- Mekanisme sentral dimana input afferent menimbulkan
sensasi nyeri
Saraf nociceptive afferent
bull Serat saraf ini merupakan serat C non myelin kecepatan konduksi rendah lt 1 m s ) disebut C polymodal nociceptors (PMNs)
bull Serat halus myelin ( Aδ ) konduksi lebih cepat
bull Serat afferent dari otot dan viscera melanjutkan informasi nociceptive
bull Serat (Aδ) myelin dihubungkan dengan mechanoreseptor dengan ambang batas tinggi sedang serat C non myelin dihubungkan dengan PMNs seperti di kulit
bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam
terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang
tumpul
bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root
ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di
grey matter)
bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn
serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies
dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam
sampai ke laminae V
bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide
terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)
dilepaskan sebagai mediator
bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY
bull Nyeri akut disebut nociception
bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg
meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg
rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-
bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)
bull SUBSTANTIA GELATINOSA
bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn
merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I
dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive
pathway yi diantara serat afferent pertama dan
spinothalamic tractus dari trasmisi neuron
bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid
merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
Saraf nociceptive afferent
bull Serat saraf ini merupakan serat C non myelin kecepatan konduksi rendah lt 1 m s ) disebut C polymodal nociceptors (PMNs)
bull Serat halus myelin ( Aδ ) konduksi lebih cepat
bull Serat afferent dari otot dan viscera melanjutkan informasi nociceptive
bull Serat (Aδ) myelin dihubungkan dengan mechanoreseptor dengan ambang batas tinggi sedang serat C non myelin dihubungkan dengan PMNs seperti di kulit
bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam
terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang
tumpul
bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root
ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di
grey matter)
bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn
serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies
dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam
sampai ke laminae V
bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide
terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)
dilepaskan sebagai mediator
bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY
bull Nyeri akut disebut nociception
bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg
meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg
rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-
bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)
bull SUBSTANTIA GELATINOSA
bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn
merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I
dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive
pathway yi diantara serat afferent pertama dan
spinothalamic tractus dari trasmisi neuron
bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid
merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam
terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang
tumpul
bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root
ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di
grey matter)
bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn
serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies
dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam
sampai ke laminae V
bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide
terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)
dilepaskan sebagai mediator
bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY
bull Nyeri akut disebut nociception
bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg
meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg
rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-
bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)
bull SUBSTANTIA GELATINOSA
bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn
merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I
dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive
pathway yi diantara serat afferent pertama dan
spinothalamic tractus dari trasmisi neuron
bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid
merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide
terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)
dilepaskan sebagai mediator
bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY
bull Nyeri akut disebut nociception
bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg
meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg
rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-
bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)
bull SUBSTANTIA GELATINOSA
bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn
merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I
dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive
pathway yi diantara serat afferent pertama dan
spinothalamic tractus dari trasmisi neuron
bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid
merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull SUBSTANTIA GELATINOSA
bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn
merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I
dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive
pathway yi diantara serat afferent pertama dan
spinothalamic tractus dari trasmisi neuron
bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid
merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial
thalamus
bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer
bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL
bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi
bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central
bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga
input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn
bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid
bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)
bull NYERI NEUROPATI
bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun
bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)
bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY
bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid
bull Receptors 1)
bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila
diinjeksikan dlm kulit
bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive
afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated
cation channels----dikenal sbg TRPV 1
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan
kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial
TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55
KININ
Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin
Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk
rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-
glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull hellipbradykinin pd terminal saraf
bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2
subtype B1 dan B2
bull Prostaglandin
bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek
pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin
bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd
zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg
saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-
triens HETE
bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
TRANSMITTER DAN MODULATOR
( dalam nociceptive pathway )
Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm
descending inhibitory con-trol
Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide
Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor
AMPA
GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter
yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn
bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn
bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia
bull
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION
bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg
berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg
tak selalu dihub dg nociception
bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer
type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar
merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon
rangsangan panas kimia dan mekanis
bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi
bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs
disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip
aspirin terutama bila ada inflamasi
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid
receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis
capsai-cin
bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn
membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke
thalamus
bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan
berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai
transmitter lambat
bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway
daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri
kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten
bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Prinsip penatalaksanaan nyeri
bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
bull Tahapannya
bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS
bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )
bull Aspek kimia
bull - Analog morfin
ndash Agonis morfin heroin codein
ndash Partial agonis nalorphin levallorphan
ndash Antagonis naloxone
- Sintetis morfin
bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)
bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)
bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine
bull Semisintetis thebain buprenorphine
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd
dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10
bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin
bull Phenantren morfin codein thebain
bull Benzilisokinolin papaverin noscapin
bull ADME
bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka
bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta
bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Mekanisme kerja opiates
bull Aksi selular
merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype
reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP
intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan
memperlambat fungsi sel
mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling
Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya
saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Efek pd nociceptive pathway
reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg
nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar
opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui
intrathecal dlm dosis kecil
injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia
pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan
nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive
spinal
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm
neuron dorsal horn
bull RESEPTOR OPIOID
bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan
( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar
analgesik opioid adalah agonis reseptorμ
bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia
bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi
dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan
bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat
psychotomimetic tertentu
bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase
membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull EFEK MORFIN
analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk
nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)
pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)
EFEK SAMPING
konstipasi dan depresi pernapasan
overdosis coma dan depresi pernapasan
Cara pemakaian
inj (ivim) oral ---tablet (slow release)
Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull EFEK TOKSIK
bull Akut over dosis addiksi suicide
bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin
point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada
kematian----krn depresi pernapasan
bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001
mgkg BB
bull Kronis addiksi morfinismus
Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence
addiksi
bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi
bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah
kolik diare
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Penggunaan terapi
bull Analgesik
bull Sedasi
bull Anti tussif menekan reflex batuk
bull Diarrhea efek konstipasi
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull OPIOID ANTAGONIS
Antagonis murni naloxone (short acting )
naltrexone (long acting)
obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis
Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila
ada nyeri
Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin
dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan
overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg
ibunya diberi opioid
Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang
efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3
bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic
( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati
bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis
ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Pemakaian klinis dari obat analgesik
bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns
bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)
bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure
bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin
fentanyl) melalui injeksi
bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg
paracetamol ditambah opioid lemah (codein)
bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)
intrathecal epidural atau sc
bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg
antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant
(carbamazepin gaba-pentin)
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri
muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk
dysmenorrhoea
bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol
digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup
bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan
amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+
(carbamazepin atau gaba-pentin)
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Pain is detected by two different types of peripheral
nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly
conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with
thinly myelinated axons
bull During inflammation nociceptors become sensitized
discharge spontaneously and produce ongoing pain
Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of
glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)
receptors in the spinal cord
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia
bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to
become more responsive to all of its inputs resulting in central
sensitization NMDA-receptor antagonists such as
dextromethorphan can suppress central sensitization in
experimental animals
bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to
pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid
receptor agonists In addition to preventing central sensitization
co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid
may prevent tolerance to opioid analgesia