Top Banner

of 35

Nutrisi Fix

Jul 15, 2015

Download

Documents

rizka rahmanita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PEMICU Sally berumur 18 bulan. Saat lahir, dia tidak bisa mentolerir formula susu sapi. Setiap minum susu menyebabkan diare dan muntah. Dokter anak merekomendasikan ibunya untuk beralih ke formula hidrosilat kasein yang ditoleri oleh Sally dengan baik. Dalam waktu 2 bulan dia menderita eczema yang telah diobati dengan krim steroid. Susu sapi diperkenalkan ketika Sally berumur 12 bulan. Gejala pada kulit sangat meningkat. Ketika telur dan selai kacang diperkenalkan, dia bersin, edema pada mata, urtikaria, gatal-gatal pada kulit dan diare. Orang tua Sally tidak menyadari bagaimana mencari sumber telur dan kacang, sehingga Sally dilarikan ke unit gawat darurat. Reaksi terakhir jauh lebih intens. Dokter keluarganya mendiagnosis bahwa dia alergi terhadap telur dan kacang, dan telah mengirimnya ke ahli alergi yang tersertifikasi dan seorang ahli gizi.

I.

Klarifikasia.

Intoleransi susu: Intoleransi susu adalah gangguan penyerapan laktosa yang disebabkan oleh karena defisiensi laktose dalam usus halus.

b. Casein hyrosilate: Protein yang terdiri dari molekul-molekul peptide rantai pendek

mulai dari peptide sampai dengan oktapeptida dan asam amino yang dapat dicerna dan di serap usus halus. c. d.e.

Eczema: inflamasi pada kulit yang biasanya diakibatkan oleh alergi Urtikaria: suatu kelainan yang terbatas pada superficial kulit berupa bintilan (wheal) yang berbatas jelas dikelilingi daerah eritematosus. Alergi: Sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah "benda asing"

I.

Keyword a. b. c. d. e. Intoleransi susu Diare Eczema Urtikaria Alergi telur dan kacang

I.

Rumusan masalah Apa pengaruh intoleransi dan alergi makanan terhadap sistem imun Sally?

II. Analisis Masalah1

Ditoleri Diagnosis: : Riwayatdengan bulan: : PemeriksaanUtama: Sally,Saat 12bulan: Penatalaksanaan Keluhan Dalam 2 Umur lahir: Diagnosa: 18 Pengganti Etiologi: terdahulu Penukarterhadaphidrosilat baikIntoleransisusu sapisusu Bersin-bersin ekzema dan Diperkenalkan dengan Alergi formula telur Telur dan selai kacang Susu makanan bulan diberiTimbul laktosa formula Edukasi dalam muntah Edema gejala pada kulit selai mata kasein sapi pada kacang diare dan melihat label makanan Urtikaria meningkat Gatal-gatal pada kulit Diare

2

I.

Hipotesis Intoleransi dan alergi makanan dapat menyebabkan malnutrisi yang dapat mensupresi sistem imunnya.

VI. Learning Issue VI.1Jenis-jenis Susu, Kandungan dan Manfaatnya VI.1.1 Air Susu Ibu A. Definisi Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan. WHO menganjurkan pemberian ASI eksklusif, yakni bayi diberi ASI selama 6 bulan pertama tanpa mendapat tambahan apapun. Selama ASI eksklusif pemantauan tumbu kembang bayi harus dilakukan rutin tiap bulan baik posyandu atau di rumah sakit. ASI adalah standar utama banyak susu formula bayi. Makanan utama dan pertama bagi bayi adalah ASI, khususnya ASI eksklusif tidak dapat digantikan oleh susu manapun mengingat komposisi ASI yang sangat ideal dan sesuai kebutuhan bayi disetiap saat serta mengandung zat kekebalan yang penting mencegah timbulnya penyakit. Air susu ibu unik, spesifik, dan merupakan cairan nutrisi yang kompleks yang terdiri dari kandungan imunologis dan faktor pertumbuhan. Keunikan kandungan ASI sesuai perubahan kebutuhan bayi selama pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mama yang mengandung jaringan debris dan sisa - sisa material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mamaria sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Kolostrum3

disekresi oleh kelenjar mamaria dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah dan merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur. Kolostrum juga merupakan suatu laxatif yang ideal untuk membersihkan mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Kandungan protein kolostrum lebih tinggi dibandingkan ASI matur, tetapi berbeda dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah kasein, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Kolostrum juga lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI matur yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Kadar karbohidrat dan lemaknya jika dibandingkan lebih rendah dibandingkan dengan ASI matur. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI matur yaitu 58 kalori/100 ml kolostrum. Dan mengandung vitamin larut lemak lebih tinggi, namun vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada ASI matur . 2) Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) ASI ini merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Disekresi dari hari ke-4 hingga hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi pada minggu ke-3 hingga ke-5. ASI transisi ini memiliki kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi, dan volumenya semakin meningkat. 3) ASI matur adalah ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang memiliki komposisi relatif konstan, tetapi sebagian peneliti berpendapat bahwa baru pada minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya baru konstan. ASI matur merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

4

A. Kandungan

B. Manfaat 1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. 2) Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. 3) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. 4) Lisosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel

per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,

menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.(1) VI.1.1 Susu Sapi A. Definisi

5

Air susu sapi adalah suatu hasil sekresi mamalia sebagai nutrisi anaknya. Air susu merupakan produk alam yang memiliki gizi yang lengkap. Air susu mengandung protein, lemak, karbohidrat, air, garam anorganik dan vitamin. Secara fisik, air susu sapi terdiri dari tiga fase yang berlainan: pertama larutan berair yang berkesinambungan (serum susu) dan terdispersi di dalamnya, kedua bola-bola lemak yang amat kecil dan ketiga adalah partikel-partikel padat yang mempunyai ukuran lebih keci1 (misel) disebut kasein. Kasein merupakan golongan yang penting dari protein-protein susu, hampir lebih dari tiga perempat nitrogen dalam susu. B. Kandungan

C. Manfaat1) Protein susu sapi terdiri dari kasein sebanyak 78%. Kasein

merupakan protein utama dalam susu yang terpengaruh oleh perubahan pH. Jika pH susu menjadi sekitar 4,6 atau lebih rendah maka kasein akan menjadi tidak stabil atau terdenaturasi sehingga akan terkoagulasi (menggumpal) dan membentuk gel. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh.6

2) Vitamin B1 atau yang sering disebut tianin sangat berperan dalam

reaksi-reaksi dalam tubuh yang menghasilkan energi.3) Vitamin B2, merupakan pigmen yang banyak terdapat pada susu,

baik pada susu sapi susu manusia, maupun susu kedelai. Fungsinya untuk mencegah beri-beri dan glosittis.4) Vitamin A membantu kelancaran fungsi organ penglihatan dan

pertumbuhan tulang.5) Besi, berfungsi membawa oksigen dan karbonmonoksida di tubuh.(2)

VI.1.1 Susu Kedelai A. Definisi Kedelai adalah minuman berkrim seperti susu yang dibuat dengan cara merendam dan menghaluskan kedelai dengan air. Susu kedelai ini juga dibuat dengan cara menambah air pada tepung kedelai. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena kandungan proteinnya. Selaitu susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air. B. Kandungan

7

C. Manfaat1) Protein, berguna untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan yang rusak,

penambah imunitas tubuh. Protein pada susu kedelai tersusun oleh sejumlah asam amino (lesitin / HDL, arginin, lisin, glisin, niasin, leusin, isoleusin, treonin, triptofan, fenilalanin). Protein yang terkandung dalam kedelai diketahui kaya akan asam amino arginin dan glisin yang merupakan komponen penyusun hormon insulin dan glukogen yang disekresi oleh kelenjar pankreas dalam tubuh kita.2) Lemak Nabati, Sangat baik untuk tubuh manusia. 3) Karbohidrat, sebagai sumber energi atau tenaga didalam tubuh 4) Mineral, berfungsi dalam menambah kekuatan struktur tulang, gigi,

dan kuku, serta dapat menambah daya tahan tubuh terhadap gangguan penyakit. Selain itu, mineral juga berfungsi dalam proses reproduksi pertumbuhan tulang mereka yang menuju dewasa.5) Isoflavon, Ikatan sejumlah asam amino dengan vitamin dan

beberapa zat gizi lainnya dalam biji kedelai ada yang membentuk flavonoid. Flavonoid adalah sejenis pigmen, seperti halnya zat hijau daun yang terdapat pada tanaman yang berwarna hijau. Senyawa ini biasanya memiliki ciri khas, yaitu mengeluarkan bau tertentu. Bau langu yang terdapat pada biji kedelai adalah salah satu tanda bahwa dalam biji tersebut terdapat flavonoid.(3)VI.1.1 Susu Kambing A. Definisi

Susu kambing adalah susu yang berasal dari kambing. Dapat berupa cair maupun bubuk. Susu Kambing dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi.(4)B. Kandungan

8

C. Manfaat

1) Protein berfungsi sebagai sumber energi 2.25 kali lebih besar dari pada karbohidrat. 2) Kalsium berfungsi pembentukan tulang dan gigi, serta penting untuk pertumbuhan, pembekuan darah dan sebagai kalalis reaksi biolgis dalam tubuh. 3) Fosfor berfungsi sebagai regulasi pelepasan energi, penyerapan dan transportasi zat-zat gizi, serta kalsifikasi tulang dan gigi. 4) Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehatan mata.5) Vitamin B-12 berfungsi untuk pertumbuhan badan yang normal,

memelihara kesehatan jaringan syaraf, dan untuk pembentukan selsel darah merah yang normal.(1) VI.1.1 Susu Protein HidrosilatA. Definisi

Protein Hidrosilat adalah protein yang terdiri dari molekul-molekul peptide rantai pendek mulai dari peptide sampai dengan oktapeptida dan asam amino yang dapat dicerna dan di serap usus halus. Terdapat 2 susu protein hidrosilat ektensif, yaitu ptotein hidrosilat yang seluruh proteinnya di hidrolisis, dan juga susu protein hidrosilat parsial yang sebagian proteinnya di hidrolisis.(5)B. Kandungan

Mengandung protein, vitamin, mineral, karbohidrat, lemak, dan asam lemak.9

C. Manfaat

Formula ekstensif hidrolisa akan memenuhi criteria klinis bila secara klinis dapat diterima 90% oleh penderita proven IgE-mediated alergi susu sapi (95% confidence interval) seperti yang direkomendasikan American Academy of Paediatrics Nutritional Committee. Susu formula parsial hidrolisa masih mengandung peptida cukup besar sehingga masih berpotensi untuk menyebabkan reaksi alergi susu sapi. Susu ini direkomendasikan untuk penderita yang beresiko tinggi alergi sebelum menunjukkan adanya gejala alergi.(6) VI.1Intoleransi Susu VI.1.1 Definisi Intoleransi susu adalah gangguan penyerapan laktosa yang disebabkan oleh karena defisiensi laktose dalam usus halus. Munculnya gejala pada intoleransi susu sapi tidak terjadi dengan segera. Hal ini membuat intoleransi sulit untuk dideteksi. Berbeda dengan alergi yang gejalanya bisa muncul dengan cepat dan seringkali langsung terjadi di satu tahun pertama kehidupan. Penyebab umumnya adalah ketidakmampuan dalam mencerna laktosa karena terjadinya defisiensi enzim laktase. Defisiensi lactase menyebabkan laktosa, yang merupakan komponen utama susu sapi, tidak dapat dipecah di saluran pencernaan, yaitu: 1) Ketidakmampuan dalam mencerna laktosa karena terjadinya defisiensi enzim laktase. 2) Kekurangan (atau bahkan tidak ada sama sekali) enzim-enzim pencernaan tertentu. VI.1.1 Patofisiologi Pada penderita penyakit intoleransi laktosa terdapat defisiensi enzim laktase, karena sintesisnya berkurang atau tidak disintesis sama sekali. Kelainan di sini terletak pada mekanisme untuk mensintesis enzim tersebut, yang berpangkal pada kelainan codon di dalam gen. Perubahan kodon ini menyebabkan enzim laktase tidak disintesis atau disintesis dalam jumlah10

yang tidak mencukupi. Akibatnya laktosa tidak dapat dicerna dan kadar laktosa yang cukup tinggi di dalam saluran pencernaan bekerja sebagai laxan, menyebabkan diarrhoea. Gejela yang terjadi ialah bahwa penderita penyakit ini akan menderita diarrhoea bila mendapat air susu atau produk susu, baik ASI maupun asi susu sapi atau hewan lainnya. Kita ketahui bahwa ASI mengandung disakarida laktosa dalam kadar lebih tinggi dibandingkan dengan air susu sapi. Karena kesalahan terletak di dalam gen, jelas bahwa penyakit ini diturunkan (herediter), dan terdapat sejak anak dilahirkan. Penyakit ini juga terutama terdaat di antara orang dewasa yang tidak biasa mempergunakan susu. Pada orang-orang ini mungkin ketika kecil tidak menderita penyakit tersebut, tetapi terbentuk setelah menjadi dewasa. Dalam hal ini penyakit tidak terdapat secara bawaan sejal lahir, tetapi terjadi setelah berangsur menjadi dewasa. Orang dewasa yang sejal kecil terus mempergunaan air susu dalam makanannya, pada umumnya tidak menderita penyakit tersebut. Disumpulkan bahwa penyakit yang didapat pada orang dewasa ini merupakan adaptasi tubuh, karena tidak ada substrat yang harus diolah (laktosa), maka enzim tidak diperlukan lagi, sehingga tubuh lambat laun menghapus kapasitas membuat enzim laktase tersebut.(7) VI.1.2 Gejala Gejala klinik intoleransi sekunder ini berhubungan dengan adanya laktosa yang tidak terhidrolisis dan dapat terjadi akut maupun kronik. Pada yang akut dapat timbul mual, nyeri perut, distensi, flatulen, dan diare. Bila kerusakan mikrovili ini terjadi terus dapat terjadi diare kronik yang berlanjut pada keadaan malnutrisi. Selain itu peningkatan karbohidrat intra lumen ini dapat meningkatkan kolonisasi kuman patogen yang mengganggu keseimbangan flora normal usus. Hal ini akan memperberat keadaan intoleransi laktosa dan mempermudah terjadinya infeksi lebih lanjut.

VI.1.3 Diagnosis Diagnosa intoleransi laktosa ditegakkan dengan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Riwayat timbulnya diare yang berair dan dihubungkan dengan formula susu tertentu disertai eritema natum,11

merupakan gejala-gejala penting untuk menduga adanya intoleransi laktosa. Pemeriksaan penunjang pada intoleransi laktosa sekunder antara lain: pemeriksaan feses, tes toleransi oral, pengukuran aktivitas disakaridase mukosa, dan tes hidrogen pernapasan. Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan yang cukup mudah dan sederhana. Feses biasanya cair dan pH dibawah 5,5 karena adanya asam organik. Substansi reduksi dapat dengan mudah diperiksa dengan melarutkan 1 bagian feses dengan 1 bagian air dan ditambahkan 1 tablet clinitest. Terjadinya perubahan warna menunjukan adanya substansi reduksi. Sedangkan pemeriksaan tes hidrogen pernapasan merupakan tes yang cukup sensitif dan spesifik serta tidak invasif. Selain itu pada pemeriksaan elektrolit feses akan didapatkan elektrolit < 70 mEq /l dan osmolaritas > (Na ++ K+) x . (8) VI.1.4 Penatalaksanaan Terapi dan pencegahannya ialah dengan pemberian air susu rendah laktosa (LLM-low lactose milk) atau dengan menggantikan susu dengan susu kedele yang tidak mengandung laktosa. Pengobatan ini harus dilakukan seumur hidupnya, karena tidak mengubah kondisi enzimnya yang defisiensi tersebut. (7)VI.1.5 Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa

Alergi susu Penyebab

Intoreransi laktosa

Reaksi abnormal dari sistem Tidak cukupnya enzim laktase imun pada protein susu yang dibutuhkan oleh sistem pencernaan untuk memecah laktosa Dimulai saat bayi, biasanya Dua tahun pertama kehidupan sampai 12 bulan Pencernaan: Hanya terdapat gejala pada Mual,muntah, diare, pencernaan: keram perut Diare Kulit: Eksema, Muntah urtika, bengkak Kram perut Daluran nafas: Gas mukosa mengeluarkan sekret, suara nafas yang12

Umur Gejala

susah batuk

(weezing),

VI.1Alergi Makanan VI.1.1 Prinsip Dasar Alergi Istilah alergi dikemukakan oleh van Pirquet pada tahun 1960 untuk menyatakan semua keadaan perubahan reaktivitas didapat untuk mempermudah supersensitivitas. Akhir-akhir ini alergi sering muncul, jelas pada respon klinis hipersensitivitas cepat atau lambat. Reaksi-reaksi klinis hipersensitivitas cepat (diperantarai-antibodi) atau lambat (diperantarai-aktivitas limfosit) terjadi bila sebelumnya satu individu pernah kontak dengan agen khusus yang mempunyai karakteristik kimia tertentu, yang menyebabkan individu tersebut sensitif terhadap partikel tertentu. Terpajan kembali dengan antigen tertentu dapat menyebabkan sel yang sudah tersensitisasi, seperti halnya beberapa tipe imunoglobulin (antibodi), menghasilkan respon pertahanan yang khusus. Setelah pajanan dengan antigen tunggal, respon imun humoral (bergantung pada antibodi) atau respon imun yang diperantarai sel dapat timbul secara bersamaan atatu terpisah. Selain ukuran, bentuk antigen dan ajanan, usia, lesehatan responden dan pengalaman sebelumnya dengan bahan yan membuat sensitif, juga akan mempengaruhi respon imunologik (Ig). Pajanan ulang hanya menimbulkan produksi IgG yang berkadar tinggi. Kadar antigen yang sangat rendah seringkali menimbulkan respon IgA, yang seringkali terlokalisir pada organ yang terkena. Spesifisitas pengikat diatur oleh situs pengkombinasi berpasangan pada fragmen (antibodi) Fab molekul imunoglobulin. Peristiwa-peristiwa sesudah terjadinya ikatan diarahkan oleh bagian fragmen yang dapat dikristalkan (fragmen Fc) pada antibodi, yang dibagi oleh imunoglobulin dalam bentuk kelas (isotipe), yaitu molekul IgG. Reseptor pada sel fagositik dapat mengenali daerah ini, memudahkan perlekatan dan pemindahan kompleks antigen-antibodi dan partikel-partikel yang mempunyai imunoglobulin yang terikat pada permukaan. Pengaktifkan jalur komplemen klasik juga melibatkan daerah Fc. Sebagai akibatnya terjadi lisis sel target, leukosit tertarik, danpelepasan faktor-faktor yang meningkatkan permeabilitas. Selain13

itu, sifat-sifat imunoglobulin spesifik kelas yang menentukan lokalisasi jaringan dan spesifitasnya sebagai antigen (terhadap antibodi antiimunoglobulin) diekspresiakn pada daerah Fc. Walaupun kadar normal IgE paling rendah dari lima kelas antibodi, tetapi molekul-molekulnya memainkan peranan yang besar pada respon alergi. Molekul IgE mudah berikatan dengan reseptor-reseptor permukaan jaringan sel mast dan basofil darah. Sebagai akibatnya, IgE ynag terikat itu terkumpul pada sistem pernapasan dan saluran cerna serta sirkulasi darah dan kulit. Jika molekul IgE yang teriakt reseptor dan berdekatan bergabung dengan sekelompok antigen reaktif yang berbiak, dapat terjadi serangkaian peristiwa dengan sel yang melepaskan substansi mediator reaktif jaringan seperti histamin, leukotrin dan kemoatraktan untuk eosinofil dan neutrofil, prekursor kinin dan interleukin. Hasil-hasil tambahan dapat berupa antikoagulansia (heparin), enzim-enzim proteolitik (triptase dan kimase) dan suatu radikal oksigen yang sangat reaktif (superoksida) serta prostaglandin dan hasil-hasil yang berikatan dengan asam arakhidonat. Pengaruh gabungan hasil-hasil tersebit mencetuskan dilatasi dan hipermeabilitas pembuluh darah kecil (terutama venula), spasme dinding visera yang berongga, dan peningkatan sekresi oleh selaput lendir. Peningkatan permeabilitas venula yang meningkat seharusnya menurunkan volume darah yang beredar dan tekanan arteri dan menimbulkan pengumpulan cairan di luar pembuluh darah. Pengaktifan sel bergantung pada IgE terjadi dalam beberapa detik, melepaskan mediatir histamin, yang dapat digunakan dan di simpan. Beberapa saat kemudian, mundul agen yang baru disintesis seperti leukotren. Secara klinis, hasil reaksi segera mecapai puncak intensitasnya dalam 10 sampai 20 menit dan setealh itu menurun. Di samping itu reaksi-reaksi yang bergantung IgE baru terjadi dalam waktu 4 sampai 8 jam setelah antigen dipernalkan ke jaringan. Munculnya kembali mediator-mediator menjadi ciri respon lambat, yang mungkin merefleksikan sekresi sel yang baru tertarik ke daerah reaksi. (9)

14

Tipe I: Anafilaktik

Patogenesis

Contoh

Antigen bereaksi dengan antibodi IgE Uji gores yang positif yang terikat pada sel Mast menyebabkan pelepasan mediator dan efek mediator Anafilaksis Alergi Saluran Napas Bisa serangga

II: Sitotoksik

Antibodi berikatan dengan antigen yang Anemia hemolitik imun merupakan bagian dari sel atau jarinag tubuh; terjadi pengaktifan komplemen, atau fagositosis sel sasaran dan mungkin sitotoksisitas yang diperantarai oleh sel yang dependen-antibodi Sindrom Goodpasture

III: Kompleks Imun

Penyatuan membentuk

antugen suatu

dan kompleks

antibodi Serum sickness yang Glomerulonefritis15

mengaktifkan

komplemen,

menarik Lesi pada SLE

leukosit dan menyebabkan kerusakan jarinagn oleh produk-produk leukosit IV: Diperantarai Sel Reaksi limfosit T dengan antigen Dermatitis kontak alergi limfokin, Penolakan alograf Lesi/uji kulit Tuberkulosis

menyebabkan sel-sel reaktif(9)

pelepasan

sititoksisitas langsung, dan pengerahan

VI.1.2 Alergi Makanan Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Batasan lebih jelas dibuat oleh American Academy of Allergy and immunology dan The National Institute of Allergy and infections disease seperti bagan di samping. Reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi tersebut dapat diperantarai oleh mekanisme yang bersifat imunologi, farmakologi, toksin, infeksi, idiosinkrasi, metabolisme serta neuropsikologis terhadap makanan. Dari semua reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan dan zat aditif makanan sekitar 20% disebabkan karena alergi makanan.

16

Reaksi alergi adalah respon sistem imun tidak biasa dan menyajikan perubahan reaktivitas terhadap antigen. Antigen yang terlibat dalam reaksi alergi disebut alergen Reaksi imunologis diklasifikasikan menjadi 4 tipe yaitu I,II,III, dan IV. Hipersensitivitas tipe cepat (tipe I), melibatkan IgE, merupakan reaksi alergi yang paling sering . Kombinasi allergen dengan igE spesifik allergen yang terikat dengan sel mast atau basofil menyebabkan pelepasan mediaor seperti histamine, sitokin, lipid-derived prostaglandin, interleukin dan lainnya. Peneliti sekarang focus pada intoleransi oral dan bagaimana hubungannya dengan kelompok allergen makanan. Baru-baru ini alergen tumbuhan telah diidentifikasi mempunyai jumlah kelompok protein terbatas. Ianya menunjukkan reaktivitas silang yang signifikan dari sebagian besar alergen makanan dengan protein spesifik yang dapat menjadi penyebab reaksi alergi yang utama. Mengejutkan, alergen yang berasal dari makanan hewani mempunyai karakteristik (biokimia dan fisikokimia) dengan makanan nabati. Klan yang teridentifikasi adalah cupin superfamily, prolamin superfamily protein dan profilins.(10) Struktur limfoepiteal usus yang dikenal dengan istilah GALT (GutAssociated Lymphoid Tissues) terdiri dari tonsil, patch payer, apendiks, patch sekal dan patch koloni. Pada keadaan khusus GALT mempunyai kemampuan untuk mengembangkan respon lokal bersamaan dengan kemampuan untuk menekan induksi respon sistemik terhadap antigen yang sama. Pada keadaan normal penyerapan makanan,merupakan peristiwa alami sehari-hari dalam sistem pencernaan manusia. Faktor-faktor dalam lumen intestinal (usus), permukaan epitel(dinding usus) dan dalam lamina propia bekerja bersama untuk membatasi masuknya benda asing ke dalam tubuh melalui saluran cerna. Sel epitel intestinal memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan dan pola pengambilan antigen yang tertelan. Selama terjadinya reaksi yang dihantarkan IgE pada saluran cerna, kecepatan dan jumlah benda asing yang terserap meningkat. Antigen yang tidak larut, bakteri usus, virus dan parasit utuh diambil oleh sel M (sel epitel khusus yang melapisi patch peyeri) dengan hasil terjadi imunitas aktif dan pembentukan IgA. IgA berperan terhadap proteksi lokal pada membran mukosa. Untuk mencegah respons imun terhadap semua makanan yang dicerna, diperlukan respon yang ditekan secara selektif yang disebut toleransi atau hiposensitisasi.. Kegagalan untuk melakukan toleransi oral ini memicu17

produksi berlebihan IgE yang spesifik. Sejumlah mekanisme non imunologis dan imunologis bekerja untuk mencegah penetrasi benda asing seperti bakteri, virus, parasit dan protein penyebab alergi makanan ke dinding batas usus (sawar usus). Pada paparan awal, alergen makanan akan dikenali oleh sel penyaji antigen untuk selanjutnya mengekspresikan pada sel-T secara langsung atau melalui sitokin. Sel T tersensitisasi dan akan merangsang sel-B menghasilkan antibodi dari berbagai subtype yang sebagian besar adalah IgE yang selanjutnya mengadakan sensitisasi sel mast pada saluran cerna, saluran napas, kulit dan banyak organ tubuh lainnya. Kemudian sel mast akan melepaskan berbagai mediator (histamin, prostaglandin, dan leukotrien) yang akan menyebabkan vasodilatasi, sekresi mucus, kontraksi otot polos, dan influks sel inflamasi lain sebagai bagian dari reaksi hipersensitivitas cepat. Sel mast yang teraktivasi tersebut juga mengeluarkan berbagai sitokin yang dapat menginduksi reaksi tipe lambat. Selama 4-8 jam pertama, neutrofil dan eosinofil akan dikeluarkan ke tempat reaksi alergi. Neutrofil dan eosinofil yang teraktivasi akan mengeluarkan berbagai mediator seperti platelet activating factor, peroksidase, eosinofil major basic protein dan eosinofil cationic protein. Sedangkan pada 24-48 jam berikutnya, limfosit dan monosit menginfiltrasi lokasi tersebut dan memicu reaksi inflamasi kronik. (IPD) Alergen yang intak akan diserap oleh usus dalam jumlah cukup banyak dan mencapai sel-sel pembentuk antibodi di dalam mukosa usus dan organ limfoid usus. Faktor-faktor yang menyebabkan absorbsi antigen patologis adalah digesti intraluminal menurun, sawar mukosa terganggu dan penurunan produksi IgA oleh sel plasma pada lamina propia. Faktor-faktor yang mempengaruhi alergi makanan, yaitu: a. Faktor Genetik Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek pada penderita . Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 20 40%, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi 40 - 80%. Sedangkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara18

dekat orang tuanya mengalami alergi. Bisa saja gejala alergi pada saat anak timbul, setelah menginjak usia dewasa akan banyak berkurang. b. Imaturasi Usus Alergi makanan sering terjadi pada usia anak dibandingkan pada usia dewasa. Fenomena lain adalah bahwa sewaktu bayi atau usia anak mengalami alergi makanan tetapi dalam pertambahan usia membaik. Hal itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna pada anak. Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Secara imunologik sIgA pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur (tidak matang) sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh. Pada bayi baru lahir sel yang mengandung IgA, Imunoglobulin utama di sekresi eksternal, jarana ditemui di saluran cerna. Dalam pertambahan usia akan meningkat sesuai dengan maturasi (kematangan) sistem kekebalan tubuh. Dilaporkan persentasi sampel serum yang mengandung antibodi terhadap makanan lebih besar pada bayi berumur kurang 3 bulan dibandingkan dengan bayi yang terpapar antigen setelah usia 3 bulan. Penelitian lain terhadap 480 anak yang diikuti secara prospektif dari lahirsampai usia 3 tahun. Sebagian besar reaksi makanan terjadi selama tahun pertama kehidupan. c. Pajanan Alergi Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. Diketahui adanya IgE spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif mengurangi jumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan. Beberapa jenis makanan yang dikonsumsi ibu akan sangat berpengaruh pada anak yang mempunyai bakat alergi. Pemberian PASI meningkatkan angka kejadian alergi.19

Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara 14.000 sampai 40.000 dalton. Molekulmolekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanisme hapten-carrier. Perlakuan fisik misalnya pemberian panas dan tekanan dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat tertentu. Pada pemurnian ditemukan allergen yang disebut sebagai Peanut-1 suatu glikoprotein dengan berat molekul 180.000 dalton. Pemurnian pada udang didapatkan allergen-1 dan allergen-2 masing-masing dengan berat molekul 21.000 dalton dan 200.000 dalton. Pada pemurnian alergen pada ikan diketahui allergen- M sebagai determinan walau jumlahnya tidak banyak. Ovomukoid ditemukan sebagai alergen utama pada telur. Pada susu sapi yang merupakan alergen utama adalah Betalaktoglobulin (BLG),Alflalaktalbumin (ALA), Bovin FERUM Albumin (BSA) dan Bovin Gama Globulin (BGG). Albumin, pseudoglobulin dan euglobulin adalah alergen utama pada gandul. Diantaranya BLG adalah alergen yang paling kuat sebagai penyabab alergi makanan. Protein kacang tanah alergen yang paling utama adalah arachin dan conarachi. Beberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergi yang berbeda pula, misalnya pada alergi ikan laut menimbulkan gangguan kulit berupa urtikaria, kacang tanah menimbulkan gangguan kulit berupa papula (bintik kecil seperti digigit serangga) atau furunkel (bisul). Sedangkan buah-buahan menimbulkan gangguan batuk atau pencernaan. Hal ini juga tergantung dengan organ yang sensitif pada tiap individu. Meskipun demikian ada beberapa pakar alergi makanan yang berpendapat bahwa jenis makanan tidak spesifik menimbulkan gejala tertentu. Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus. Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti tubuh sedang terinfeksi virus atau bakteri, minuman dingin, udara dingin, panas atau hujan, kelelahan,aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari, olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan. Hal ini ditunjukkan pada seorang penderita autisme yang mengalami infeksi saluran napas, biasanya gejala alergi akan meningkat.20

Selanjutnya akan berakibat meningkatkan gangguan perilaku pada penderita.(11)

Gejala klinis alergi makanan antara lain adalah urtikaria adalah suatu kelainan yang terbatas pada bagian superfisial kulit berupa bintul (wheal) yang berbatas jelas dengan dikelilingi daerah yang eritematous. Pada bagian tengah bintul tampak kepucatan. biasanya kelainan ini bersifat sementara (transient), gatal, dan dapat terjadi di manapun diseluruh permukaan kulit. Faktor pencetus terjadinya urtikaria yaitu bahan- bahan inhalan, bahan makanan (seperti susu, kedelai, buah- buahan, ikan, ikan, udang dan obatobatan), dan rangsangan fisik (seperti dingin, panas, sinar matahari, latihan fisik/olah raga, dan iritasi mekanik). (12)

21

(10)

VI.1.1 Bahan Makanan Penyebab Alergi A. Telur Nilai gizi telur sangat lengkap, telur merupakan sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%, sehingga dari tiap butir telur akan diperoleh sekitar 8 gram protein. Kandungan asam amino esensialnya sangat lengkap, sehingga protein telur (campuran putih dan kuning telur) seringkali dijadikan sebagai protein referensi yang dianjurkan FAO. Kadar protein telur terdapat pada bagian putih (ovalbumin), dan lebih banyak pada bagian kuning telurnya (ovavitelin). Selain protein, telur pun mengandung lemak dalam kadar yang ideal. Kandungan butirbutir lemaknya banyak terdapat dalam kuning telurnya, dan sudah dalam keadaan emulsi sehingga lebih mudah dicerna. Kadar lipidanya terdiri dari trigliserida (lemak) dan fosfolipid (termasuk kolesterol). Kadar airnya menyamai kadar air daging, yaitu sekitar 73%. Tetapi telur tidak mengandung karbohidrat sama sekali Telur pun mengandung beberapa jenis zat mineral, di antaranya: kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, potasium (kalium), sodium (natrium), zinc, dan aneka vitamin, khususnya vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, biotin, dan vitamin D. Telur sama sekali tidak mengandung vitaminC. Satu butir telur berukuran sedangakan memberikan energi sekitar 80 kilokalori.22

Karena mengandung zat gizi yang kaya, telur mampu memenuhi kebutuhan protein dengan nilai biologis tinggi dalam proses pertumbuhan sel tubuh dan otak. Setiap harinya, seorang anak balita memerlukan sekitar 15 gram protein hewani. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh dua telur ayam perhari. Adapun ibu hamil dan menyusui memerlukan protein hewani sebanyak 30 gram per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi sekitar empat telur ayam per hari. Hal lain yang tidak kalah mencengangkan, menurut para ahli gizi, telur pun termasuk satu dari dua sumber protein dengan kualitas prima selain air susu ibu (ASI). Kualitas protein bahan makanan ditentukan oleh komposisi asam amino dan kemudahannya dicerna. (13) Dalam kasus ini, Sally mengalami alergi telur sehingga bahan makanan yang harus dihindarinya antara lain:

*hindari makanan yang mengandung bahan-bahan di atas. (10) B. Kacang Kacang-kacangan telah lama dikenal sebagai sumber protein yang saling melengkapi dengan biji-bijian, seperti beras dan gandum. kompleks dan serat Komoditi ini juga ternyata potensial sebagai sumber zat gizi lain selain protein, yaitu mineral, vitamin B, karbohidrat gizi lain bagi masyarakat di negara makanan. Kacang- kacangan dapat menyumbang banyak protein dan zat maju dan negara berkembang. Karena kandungan seratnya tinggi, maka kacang-kacangan juga dapat dijadikan sumber serat. Penelitian mengenai efek kesehatan serat dari kacang-kacangan sebagian besar masih terbatas pada kacang kedelai. kacang-kacangan mempunyai keistimewaan lain, yaitu berharga murah, berprotein tinggi, kandungan lemaknya pada umumnya baik untuk

23

kesehatan dan mengandung berbagai mineral dalam jumlah yang cukup banyak. Kacang-kacangan memberikan sekitar 135 kkal per 100 gram bagian yang dapat dimakan. Jika kita mengkonsumsi kacang-kacangan sebanyak 100 gram (1 ons), maka jumlah itu akan mencukupi sekitar 20 % kebutuhan protein dan 20 persen kebutuhan serat per hari. Menurut ketentuan pelabelan internasional, jika suatu bahan/produk pangan dapat menyumbangkan lebih dari 20 % dari kebutuhan suatu zat gizi per hari, maka dapat dinyatakan sebagai bahan atau produk pangan yang tinggi (high) akan zat gizi tersebut.(14) Pada kasus, Sally juga mengalami alergi kacang, sehingga bahan makanan yang harus dihindari antara lain:

*hilangkan semua sumber kacang dari makanan. Jangan makan makanan yang mengandung kacang atau menggunakan peralatan yang digunakan dalam persiapan hidangan yang mengandung kacang. (10)VI.1.1 Pemeriksaan Alergi

A. Tes Kulit Tujuan tes kulit adalah untuk menentukan antibodi IgE spesifik dalam kulit pasien, yang secara tidak langsung menggambarkan adanya antibodi yang serupa pada organ yang sakit. Cara-cara tes kulit yang ddapatdilakukanyaitu Prick test, scratch test, friction test, patch test, dan intradermal. diantara berbagai tes ini yang paling disukai adalah Prick test, karena mudah dilakukan, murah, spesifik, aman, dan hampir tidak

24

pernah menimbulkan efek samping. Sedangkan patch test dilakukan pada pasien Dermatitis Kontak. B. Tes Provokasi Tes Provokasi adalah tes alergi dengan cara memberikan alerrgen secara langsung pada pasien sehingga timbul gejala. Tes ini hanya dilakukan jika terdapat kesuitan diagnosis dan ketidakcocokan antara gambaran klinis dengan tes lainnya. Tes Provokasi yang dapat dilakukan adalah tes provokasi nasal, tes provokasi bronkial, tes provokasi konjungtival, tes eliminasi, dan provookasi terhadap makanan. C. Tes Laboratorium 1) Hitung Jumlah Leukosit dan hitung jenis sel Pada penyakit alergi jumlah leukosit normal, kecuali jika dsertai infeksi. Eosinofilia sering dijumpai tapitidak spesifik. eosinofilia merupakan petanda hipersensitivitas dan beratnya hipersensitivitas tersebut. 2) Serum IgE Serum IgE total meningkat pada penyakit alergi. 3) IgE Spesifik Dilakukan untuk mengukur IgE terhadap alergen tertentu secara In vitro dengan cara RAST (Radio Allergo sorbent test) atau ELISA (Enzym Linked Immuno sorbent Assay). Keuntungan pemeriksaan IgE spesifik di bandingkan tes kulit adalah resiko pada pasien tidak ada, hasilnya kuantitatif, tidak dipengaruhi obat atau keadaan kulit, alergen lebih stabil. Sedangkan kerugiannya adalah mahal, hasil tidak segera dapat di baca, dan kurang sensiti di banding tes kulit.(12) VI.1.1 Edukasi Pasien Salah satu cara untuk mencegah alergi adalah menghindari alergen. Untuk mengidentifikasi dan menghindari makanan yang mengandung alergen, dibutuhkan daftar alergen spesifik yang menjabarkan makanan yang harus dihindari, kata kunci untuk identifikasi bahan makanan dan makanan25

pengganti yang dapat ditoleransi. Orang yang merawat anak yang menderita alergi harus diingatkan untuk membaca label makanan (mengandung alergen atau tidak) sebelum membeli atau menyajikan makanan tersebut. Selain itu, kita juga harus waspada karena makanan yang harus dihindari mungkin tersembunyi dalam makanan dengan bentuk yang tidak dikenali. Misalnya, akibat penggunaan alat-alat ataupun media yang sama pada saat memproses makanan, seperti di restoran dan bar. Hal ini akan mengakibatkan alergen tertinggal di peralatan tersebut dan dapat mengkontaminasi makanan yang seharusnya aman dimakan. Selain itu, hal yang dapat menyebabkan makanan yang mengandung alergen tanpa sengaja termakan adalah ketika bahan makanan alergen tersebut diolah menjadi bentuk makanan lain, dan dalam label makanan, hanya dicantumkan makanan produk olahan tanpa mencantumkan bahan dasarnya (alergen). Contohnya adalah pada dressing salad, hanya dicantumkan bahan mayonnaise, tanpa menyebutkan bahan dasar mayonnaise tersebut yaitu telur. Karena itulah, label makanan harus benar-benar dibaca untuk memastikan bahwa bahanbahan yang dicantumkan bukanlah produk olahan dari alergen. 1. Telur a. Contoh bahan makanan yang harus dihindari pada alergi telur:

Albumin Apovitellin Avidin Bernaise sauce Dried eggs Eggrog Egg solids Egg substitutes Egg white Egg yolk b.

Flavoprotein Frozen eggs Globulin Hollandaise sauce Imitation egg product Livetin Lysozyrne Mayonnaise Meringue Ovalbumin

Ovoglobulin Ovoglycoprotein Ovomucin Ovomucoid Ovomuxoid Powdered egg Simplesse Vitellin

Makanan Pengganti Telur (Setara dengan 1 butir telur) 1,5 sdt Ener G Egg Replacer (ENERG-G Foods, Inc.)+ 1 sdm air

26

1 paket plain gelatin + 1 literair mendidih3 sdt campuran ini = 1 butir telur 0,5 sdtbaking powder + 1 sdm liquid + 1 sdm vinegar 3 sdm pureed apple 0,25 cangkir pureed prunes 1 sdm ground flaxseed dicampur dengan 3 sdm air 1 sdt ragi yang dilarutkan dalam 250 mililiter air hangat I medium banana 1 sdm fruit puree 1,5 sdm air + 1,5 sdm minyak + 1 sdt baking powder 2 sdm jus buah, susu, pengganti susu, atau air 0,25 tofu halus yang dilumatkan

1.

Susu Sapi a. Contoh bahan makanan yang harus dihindari pada alergi susu sapi:

Acidophilus milk Ammonium caseinate Artificial butter flavor Burter Butter fat Butter oil Calcium caseinate Caramel candy Chocolate milk Creamed candies Cultured buttermilk Curds Custard Delactosedw hey Dry milk (whole, low-fat, nonfat) Eggrog

Lactalbumin phosphate Lactoglobulin Lactose Lactulose Low-fat ice cream Magnesium caseinate Malted milk Milk chocolate Milk (skim, nonfat condensed milk) Milk protein Milk protein hydrolysates Nougat Potassium caseinate Protein hydrolysate Pudding Rennet casein27

Semisweet chocolate Sherbet Carob candies Evaporated milk Casein Goat's milkt Casein hydrolysate Half & half cream Cheese (e.g., cheddar, Colby, cream, Edam, Ice cream Gouda, MontereyJack,mozzarella, Lactalbumin Muenster, Neufchitel, parmesan, provolone, ricotta, Romano, Swiss,

cottage) Sodium caseinate Sour cream Sour cream dressings Sour cream solids Sour milk solids Sweet whey Sweetened condensed milk Whey Whey protein concentrate WheyProtein hydrolysate Whipping cream Yogurt, frozen

b.

Makanan Pengganti Susu Sapi 1 c jus buah dengan warna terang (e.g., apel, jeruk, anggur putih) 1 c soy-based infant formula 1 c soy milk (e.g., Edensoy, Westsoy, Vitasoy, Silk) 1 c water Milk-free infant formulas Neocate (Scientific Hospital Supplies Internarional, Ltd.) Neocate One * (Scientific Hospital Supplies International, Ltd.) Protein Hydrolysates Alimentum (Ross Laboratories) EleCare (Ross Laboratories) Nutramigen (Mead Johnson) Ultracare for Kids (Metagenics)

1.

Kacang a. Makanan yang harus dihindari pada alergi kacang:

Arachis oil

Artificial tree nurs28

Beer nuts Chopped peanuts Cold-pressed peanutoil Defattened peanurs Expelled or expressed peanut oil Fresh peanuts Granulated peanuts Ground nuts High-protein food Hydrolyzed vegetable protein Marzipan Mixed nuts Nougat Peanuts,whole, roasted in-shell Peanut butter Peanut flakes Peanut flour Peanut meal

Peanut oil Peanut soup Peanuts, roasted Egg rolls Hydrolyzed plant protein Peanuts, shelled Baked goods Candy Cashew butter Cheesecakec rusts Chili Chocolate candy Frozen desserts Hamster feed Ice cream Livestock feed Pie crusts Salad dressing Sauces Sunflower seeds

Ketika suatu makanan tidak boleh dikonsumsi, sumber nutrisi pengganti harus tersedia. AKG harus dimonitordengan mengevaluasi pertumbuhan pasien, gizi dan catatan makanan. Malnutrisi dan pertumbuhan yang buruk dapat terjadi pada anak dengan eleminasi makanan yang tidak adekuat. Suplemen vitamin dan mineral dibutuhkan ketika banyak makanan dieleminasi dari diet sehari-hari. Malnutrisi dapat mempengaruhi sistem imun. Defisiensi gizi dapat mensupresi sistem imun, mengurangi jaringan yang memproduksi antigen, penurunan produksi sel imun, penurunan jumlah dan efektivitas antibodi, serta merusak barier terhadap antigen. (10) VI. Kesimpulan Intoleransi dan alergi makanan dapat menyebabkan defisiensi nutrisi yang dapat mensupresi sistem imunnya karena itu dibutuhkan makanan pengganti yang memenuhi nutrisi.29

30

LAMPIRAN I. Pertanyaan 1) Berapa banyak makanan yang membuat Sally alergi? Apa saja? Dan kenapa? 2) Apa ukuran yang ibu sally butuhkan untuk mengetahui bahwa sally sudah tidak sensitif alergi terhada makanan tersebut? 3) Seberapa sering pemeriksaan terhadap perubahan sensitifitas dilakukan? 4) Apa yang kita anjurkan untuk ibu sally dalam melihat label makanan? 5) Apa bahan nutrisi yang harus di pertimbangkan? I. Jawaban1) Ada 4 bahan makanan utama yang diduga menimbulkan alergi pada Sally, yaitu:

susu soya (kasein hidrosilat), susu sapi, kacang dan telur, sehingga makananmakanan yang mengandung bahan tersebut harus dihindari. Kami menduga bahan makanan tersebut bertindak sebagai alergen karena setelah mengkonsumsi makananmakanan tersebut, timbul manifestasi klinis seperti diare, mual, muntah, keram perut dan ekzema yang biasanya timbul pada alergi. 2) Kadar IgE dalam darah Sally setelah mengkonsumsi bahan makanan yang diduga alergen merupakan indikator penting untuk melihat apakah Sally masih sensitif pada makanan tersebut.3) Untuk melihat perubahan sensitivitasnya, setiap minggu Sally diberikan satu jenis

bahan makanan yang diduga alergen dan diukur IgE darahnya. Dan kemudian satu minggu berikutnya Sally tidak diberikan alergen apapun. Pada minggu berikutnya, Sally diberikan bahan makanan lain yang diduga sebagai alergen.4) Pada label makanan orang tua Sally harus menghindari bahan makaan:

a) Telur Contoh bahan makanan yang harus dihindari pada alergi telur: Albumin Apovitellin Avidin Bernaise sauce Dried eggs Eggrog Egg solids Egg substitutes Egg white Egg yolk Flavoprotein Frozen eggs Globulin Hollandaise sauce Imitation egg product Livetin Lysozyrne Mayonnaise Meringue Ovalbumin Ovoglobulin31

Ovoglycoprotein Ovomucin Ovomucoid (2) Susu Sapi

Ovomuxoid Powdered egg Simplesse

Vitellin

Contoh bahan makanan yang harus dihindari pada alergi susu sapi:

Acidophilus milk Ammonium caseinate Artificial butter flavor Burter Butter fat Butter oil Calcium caseinate Caramel candy Chocolate milk Creamed candies Cultured buttermilk Curds Custard Delactosedw hey Dry milk (whole, low-fat, nonfat) Eggrog Lactalbumin phosphate Lactoglobulin Lactose Lactulose Low-fat ice cream Magnesium caseinate Malted milk Milk chocolate Milk (skim, nonfat condensed milk)

Milk protein Milk protein hydrolysates Nougat Potassium caseinate Protein hydrolysate Pudding Rennet casein Semisweet chocolate Sherbet Carob candies Evaporated milk Casein Goat's milkt Casein hydrolysate Half & half cream Cheese (e.g., cheddar, Colby, cream, Edam, Ice cream Gouda, MontereyJack,mozzarella, Lactalbumin Muenster, Neufchitel, parmesan, provolone, ricotta, Romano, Swiss, cottage) Sodium caseinate Sour cream Sour cream dressings Sour cream solids Sour milk solids Sweet whey32

Sweetened condensed milk Whey Whey protein concentrate

WheyProtein hydrolysate Whipping cream Yogurt, frozen

(3) Kacang Makanan yang harus dihindari pada alergi kacang:

Arachis oil Artificial tree nurs Beer nuts Chopped peanuts Cold-pressed peanutoil Defattened peanurs Expelled or expressed peanut oil Fresh peanuts Granulated peanuts Ground nuts High-protein food Hydrolyzed vegetable protein Marzipan Mixed nuts Nougat Peanuts,whole, roasted in-shell Peanut butter Peanut flakes Peanut flour 1) Makanan pengganti

Peanut meal Peanut oil Peanut soup Peanuts, roasted Egg rolls Hydrolyzed plant protein Peanuts,s helled Baked goods Candy Cashew butter Cheesecakec rusts Chili Chocolate candy Frozen desserts Hamster feed Ice cream Livestock feed Pie crusts Salad dressing Sauces Sunflower seeds

a) Makanan Pengganti Telur (Setara dengan 1 butir telur) 1,5 sdt Ener G Egg Replacer (ENERG-G Foods, Inc.)+ 1 sdm air 1 paket plain gelatin + 1 literair mendidih3 sdt campuran ini = 1 butir telur33

0,5 sdtbaking powder + 1 sdm liquid + 1 sdm vinegar 3 sdm pureed apple 0,25 cangkir pureed prunes 1 sdm ground flaxseed dicampur dengan 3 sdm air 1 sdt ragi yang dilarutkan dalam 250 mililiter air hangat I medium banana 1 sdm fruit puree 1,5 sdm air + 1,5 sdm minyak + 1 sdt baking powder 2 sdm jus buah, susu, pengganti susu, atau air 0,25 tofu halus yang dilumatkan b) Makanan Pengganti Susu Sapi 1 c jus buah dengan warna terang (e.g., apel, jeruk, anggur putih) 1 c soy-based infant formula 1 c soy milk (e.g., Edensoy, Westsoy, Vitasoy, Silk) 1 c water Milk-free infant formulas Neocate (Scientific Hospital Supplies Internarional, Ltd.) Neocate One * (Scientific Hospital Supplies International, Ltd.) Protein Hydrolysates Alimentum (Ross Laboratories) EleCare (Ross Laboratories) Nutramigen (Mead Johnson) Ultracare for Kids (Metagenics)

34

DAFTAR PUSTAKA1. Muchtadi. 2009. Pengantar ilmu Gizi. Bogor: Apfabeth 2. Kanisius. 1994. Beternak Sapi Perah. Jakarta: Aksi Agraris Kanisius 3. Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi. 2000. Susu Kedelai. Jakarta 4. Susanto D. 2005. Susu Kambing. Jakarta: Penebar Swadaya Allergy. Arch Dis Child6. Suharyono, Boediarso. 2003. Gastroenterologi Anak Praktis. Ed.4. Jakarta FK UI. 7. Sediaoetama, Achmad D. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1. Jakarta: 5. Host A dkk. 1999. Dietery Product used in Infant for Treatment and Prevention of Food

Dian Rakyat8. Buller

HA. 1990. Lactase-phlorizin Hydrolase: An Intestinal Disaccharidase,

Biosynthesis, Structure, and Processing (dissertation). Amsterdam: Uneversiteit Van Amsterdam9. Price, S.A, Lorraiene M.W. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Vol. I. Ed. 6. Jakarta: EGC10. Mahan, L.K, Sylvia E.S. 2008. Krauses Food and Nitrition Therapy. Canada: Elsevier 11. Judarwanto, widodo. 2005. Alergi Makanan, Diet dan Autisme. Pdf 12. FKUI. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed.IV. Jakarta : Pusat Penerbitan departemen

Ilmu Penyakit Dalam FKUI13. http://pustaka.unpad.ac.id . 2009. Daging dan Telur Ayam Sumber Protein Murah Oleh:

Nugraha Setiawan14. www.Ebookpangan.com. Kacang-Kacangan Sumber Serat Yang Kaya Gizi Oleh :

Sutrisno Koswara

35