NILAI TRADISI BATIPUH DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WICJK KARYA HAMKA SKRIPSI Oleh ARLIS TRINANDI EL KARIMI NPM. 215. 01. 07. 1. 135 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Agustus 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NILAI TRADISI BATIPUH DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL
VAN DER WICJK KARYA HAMKA
SKRIPSI
Oleh
ARLIS TRINANDI EL KARIMI
NPM. 215. 01. 07. 1. 135
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Agustus 2020
ABSTRAK
Karimi, Arlis Trinandi El. 2020. Nilai Tradisi Batipuh dalam Novel Tenggelamnya Kapal
Van Der Wicjk Karya Hamka. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang.
Pembimbing I: Dr. Moh. Badrih M. Pd. Pembimbing II: Elva Riezky Maharany, S.
Pd. , M. Pd
Kata-Kata Kunci: Novel, Nilai Tradisi Batipuh, Kepercayaan, Pendidikan, Kekerabatan.
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan novel yang di dalamnya
mengisahkan persoalan adat yang sudah berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar
belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan
kematian.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengemukakan
nilai-nilai tradisi batipuh yang ada dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk karya
Hamka. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
mendeskripsikan nilai tradisi kepercayaan dalam novel tenggelamnya kapal van der wick
karya hamka (2) mendeskripsikan nilai tradisi pendidikan dalam novel tenggelamnya kapal
van der wick karya hamka (3) mendeskripsikan nilai tradisi kekerabatan dalam novel
tenggelamnya kapal van der wick karya hamka.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini
berupa kalimat kata, kalimat, dan dialog pengarang yang menggambarkan bentuk nilai tradisi
yang ada di Batipuh dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk karya Hamka. Teknik
pengumpulan data penelitian ini adalah membaca dengan seksama novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wicjk karya Hamka. Kemudian data tersebut dipadukan dengan kajian
pustaka berupa teori-teori yang sesuai dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah, yakni sebagai berikut: (1)
Membaca novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka, (2) Menyiapkan lembar
pengumpulan data, (3) Mencari dan mengelompokkan bagian-bagian dari cerita novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka sesuai dengan indikator, (4) Memberikan
kode pada setiap kelompok data sesuai dengan rumusan, dan (5) Menyeleksi kembali setiap
data yang sudah sesuai dengan data penelitian. Pengecekan data penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik ketekunan dan kecukupan referensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai tradisi di Batipuh yang ada dalam novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka terdiri dari, (1) nilai tradisi kepercayaan
yang terdiri dari kepercayaan organik, kepercayaan kontrak, menunjukkan bahwa masyarakat
Madura adalah masyarakat yang keras, tegas, berpendirian teguh, bertanggung jawab, dan
pekerja keras. Nilai budaya yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain
yakni: (1) saling dan kepercayaan relasional, (2) nilai tradisi pendidikan yang terdiri dari nilai
religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai budaya, dan (3) nilai tradisi kekerabatan yang
terdiri dari matrilineal dan patrilineal. Dengan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam
novel tenggelamnya kapal van der wijck, penulis ingin menyampaikan agar pembaca dapat
melakukan penelitian serupa dengan objek yang berbeda, agar penelitian mengenai nilai
tradisi di Batipuh yang ada dalam novel dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi para
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan penelitian ini berisi(1) latar belakang, (2) fokus
penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) penegasan istilah
1.1 Latar Belakang
Menurut Sugihastuti (2007:23) “karya sastra merupakan media yang
digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan
pengalamannya. ”Sebagai media, peran karya sastra sebagai media untuk
menghubungkan pikiran-pikiran pengarang untuk disampaikan kepada
pembaca. Selain itu, karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan
pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Realitas
sosial yang dihadirkan melalui teks kepada pembaca merupakan gambaran
tentang berbagai fenomena sosial yang pernah terjadi di masyarakat dan
dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang berbeda.
Selain itu, karya sastra dapat menghibur, menambah, pengetahuan dan
memperkaya wawasan pembacanya dengan cara yang unik, yaitu
menuliskannya dalam bentuk naratif. Sehingga pesan yang disampaikan
kepada pembaca tanpa berkesan menggurui.
Suatu karya sastra dibangun oleh unsur-unsur yang membentuknya.
Unsur tersebut saling mengisi dan berkaitan sehingga membentuk satu
kesatuan yang utuh dalam sebuah karya sastra. Secara garis besar unsur-unsur
karya sastra dibagi menjadi dua bagian, yaitu unsur-unsur
luar (ekstrinsik) dan unsur-unsur dalam(intrinsik). Unsur unsur ekstrinsik
adalah segala macam unsur yang berada diluar suatu karya sastra yang ikut
memengaruhi kehadiran karya sastra tersebut, misalnya faktor sosial ekonomi,
faktor kebudayaan, faktor sosio-politik, keagamaan dan tata nilai yang dianut
masyarakat. Unsur-unsur dalam intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk
karya sastra tersebut seperti tema, alur, tokoh, dan sudut pandang.
Nilai intrinsik dalam sastra meliputi tema, amanat, karakter/ perwatakan,
konflik, setting/ latar,plot/ alur, simbol dan sudut pandang. Tema atau ide
pokok merupakan sesuatu yang menjadi pokok masalah atau pokok pikiran
dari pengarang yang ditampilkan dalam karya sastranya, amanat adalah pesan
dan kesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karya sastra. Amanat
dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan atau sesuatu yang
bermakna dalam hidup dimana dapat memberikan kepuasan, dan kekayaan
batin terhadap kehidupan, tokoh dalam cerita, karakter dapat berupa manusia,
tumbuhan maupun benda, konflik adalah pergumulan yang dialami oleh
karakter dalam cerita dan. Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra
yang pada akhirnya membentuk plot, setting atau keterangan tempat, waktu
dan suasana cerita, jalan cerita dari awal sampai selesai. Alur adalah rangkaian
cerita yang disusun secara runtut, alur cerita biasanya dibangun oleh
perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, dan akhir cerita. Alur cerita bisa
maju maupun mundur maju artinya cerita dimulai dari cerita waktu dulu ke
cerita waktu sekarang, sedangkan alur mundur adalah kebalikannya. Simbol
digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak dan sudut pandang yang
dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
Sastra yang dapat difahami dengan mudah oleh orang lain adalah sastra
yang terdapat dalam berbagai bentuk karya sastra. Nilai sastra yang terdapat
dalam karya salah satunya adalah nilai sastra yang terdapat dalam novel.
Novel merupakan salah satu karya sastra pada umumnya didalam novel
terkandung nilai karya sastra yang dapat dijadikan contoh positif, yaitu nilai
moral, sosial, religius, budaya, pendidikan, etika, estetika, politik, patriotik,
psikologi, ekonomi dan historia. Dapat disimpulakan bahwa nilai sastra dalam
novel memiliki nilai yang sangat erat dengan kehidupan nyata karena dengan
membaca novel maka secara tidak langsung telah memahami bagaimana nilai
sastra yang terkandung didalamnya.
Nilai tradisi dalam novel merupakan nilai-nilai budaya yang terkandung
didalam alur cerita novel. Nilai budaya adalah lapisan pertama dari
kebudayaan yang ideal dan adat. Nilai budaya berupa ide-ide yang
mengonsepsikan hal-hal yang paling bernilai dalam tantanan kehidupan
masyarakat. Suatu sistem nilai budaya terdiri atas konsepsi-konsepsi yang
hidup dan tumbuh dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat dan
berkaitan erat dengan hal-hal yang mereka anggap amat bernilai dan hidup.
Oleh karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanyaberfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia yang tingkatnya lebih konkrit, seperti aturan-
aturan khusus, hukum, dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada
sistem nilai budaya itu. (Sitanggang, 1996:3)
4
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk menggunakan tradisi
kekerabatan matrilineal. Sistem kekerabatan masyarakat Minangkabau dalam
novel digambarkan dengan jelas mulai awal penceritaan yang diceritakan
dengan latar belakang ayah Zainuddin yang tidak mempunyai saudara
perempuan dan mengakibatkan tidak dapat menguasi hak waris dari garis
ibunya. Dalam adat tersebut, ia disebut sebagai “anak pisang” yang
merupakan hasil dari pernikahan yang berlainan suku.
Nilai kepercayaan dalam novel yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van
Der Wicjk yaitu memiliki kepercayaan adat. Kepercayaan adat tersebut
dilakukan secara turun temurun yang hampir tidak sejalan dengan kepercayaan
pada tuhan. Perkawinan satu suku dan pembagian warisan yang terdapat
dalam penggalan cerita menunjukan kepercayaan adat Minangkabau jauh dari
nilai kepercayaan agama yang diceritakan tokoh utama.
Nilai Pendidikan yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van
Der Wicjk adalah nilai Pendidikan Agama. Hal ini ditunjukan dengan tokoh
tidak taat terhadap kedisiplinan saja melainkan dengan agama yang ditunjukan
dengan cerita ibadah tokoh yang dimaksud. Unsur utama nilai Pendidikan
Agama (religius) dalam karakter tokoh tersebut yaitu, aqidah dan akhlaq.
Nilai tradisi dan budaya yang terdapat dalam Novel Tenggelamnya Kapal
Van Der Wicjk Karya Hamka megikuti tradisi dan budaya masyarakat Minang
Sumatra Barat. Minangkabau merupakan nama suku bangsa yang bisa
dikatakan mendiami hampir seluruh provinsi Sumatra barat. Dialog budaya
dalam cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, ada kisah pertautan budaya
5
Bugis Makasar dan budaya Minangkabau, meskipun dalam cerita lebih kental
mengangkat budaya Minangkabau. Perbedaan budaya kadang kala
menimbulkan konflik cinta, kisah cinta yang sebelumnya sangat terjalin kuat
bisa saja hancur karena perbedaan budaya. Kisah cinta tersebut terjadi
tepatnya di Kecamatan Batipuh.
Dalam novel ini, Hamka menyatakan ketidaksetujuan terhadap beberapa
tradisi dalam adat Minang, terutama mengenai diskriminasi terhadap orang
keturunan campuran yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu.
Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang
penelitian dan analisis sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain
itu juga untuk mengetahui keaslian suatu penelitian. Tinjauan pustaka dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Peneliti menggunakan referensi dari penelitian terdahulu yang terkait
dengan tradisi yang ada dalam adat masyarakat Minangkabau seperti salah
satunya yaitu sistem kekeluargaan dalam Islam yang memfokuskan
membahas tentang aspek bentuk tradisi yang ada di lingkungan masyarakat
Minangkabau. Oleh karena itu yang menjadi rumusan permasalahan pada
penelitian ini adalah bagaimana nilai tradisi kepercayaan, pendidikan, dan
kekerabatan yang ada di Minangkabau dan penulis memilih menanalisis dari
novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk karena berlatar tempat di Batipuh
Minangkabau.
Dari hasil pencarian, memang tidak ditemukan topik yang sama dengan
topik yang diangkat penulis saat ini. Namun ada beberapa judul skripsi yang
6
memiliki tema yang tidak jauh berbeda yaitu sistem kekerabatan dan bentuk
budaya dalam suatu masyarakat.
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang sudah diungkapkan di atas, maka
dapat dikemukakan fokus penelitian umum yakni,
1. Bagaimanakah nilai tradisi kepercayaan dalam novel Tenggelamnya Kapal
Van Der Wick Karya Hamka?
2. Bagaimanakah nilai tradisi pendidikan dalam novel Tenggelamnya Kapal
Van Der Wick Karya Hamka?
3. Bagaimanakah nilai tradisi kekerabatan dalam novel Tenggelamnya Kapal
Van Der Wick Karya Hamka?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan nilai tradisi kepercayaan dalam novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wick Karya Hamka
2. Mendeskripsikan nilai tradisi pendidikan dalam novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wick Karya Hamka
3. Mendeskripsikan nilai tradisi kekerabatan dalam novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wick Karya Hamka
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu (1) manfaat teoritis, dan (2)
manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat penelitian bagi kontribusi ilmu
7
pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia.
Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat penelitian bagi beberapa pihak
agar dapat dimanfaatkan secara praktis. Adapun manfaat yang didapatkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, manfaat teoritis dan hasil penelitian
ini adalah sebagai sumbangan pengetahuan bagi pembaca tentang cara
mengkaji naskah novel dengan menggunakan pendekatan objektif.
Terutama dalam memberikan gambaran bagaimana etnis dan budaya
pada daerah-daerah yang masih sangat kuat dan kental dalam suku
budayanya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam
menanamkan nilai tradisi pada peserta didiknya.
2. Siswa, siswa dapat mengambil inti cerita pada novel, mencari
kekurangan dan kelebihannya pada resensi novel. Kemudian dalam
implikasi pembelajarannya siswa dapat berlatih membuat karya-
karya dan mampu mengapresiasikannya.
3. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mengenai apresiasi karya sastra dan memahami nilai
tradisi yang terdapat dalam naskah novel.
8
4. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi
perbandingan, khususnya penelitian mengenai nilai tradisi yang
terdapat dalam naskah novel.
1.5 Penegasan Istilah
Pada bagian ini ditegaskan beberapa istilah yang perlu ditegaskan
pengertian atau definisinya. Penegasan istilah sama dengan definisi
operasional. Berikut ini istilah-istilah yang perlu ditegaskan kembali adalah:
1. Nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu(sistem kepercayaan)
yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti(manusia yang
meyakini).
2. Tradisi adalah sebuah kebiasaan di masyarakat yang terjadi secara turun
temurun dan berangsur dengan waktu yang cukup lama.
3. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan cara berfikir atau tingkah laku
dengan cara pengajaran, penyuluhan dan latihan (Nata, 1997: 4).
4. Kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
lain.
9
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa hal, diantaranya: (1) simpulan dari
hasil penelitian, dan (2) saran dari hasil penelitian ini.
5.1 Simpulan
Setelah melakukan penelitian tentang nilai tradisi Batipuh dalam novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk karya Hamka, terdapat 68 data yang
ditemukan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjkyang memuat
tentang masalah nilai tradisi. Masalah nilai tradisi yang muncul diantaranya ,
(1) nilai tradisi kepercayaan, (2) nilai tradisi pendidikan, dan (3) nilai tradisi
kekerabatan.
5.1.1 Nilai Tradisi Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu timbal balik sebuah keyakinan niat dan
perilaku orang lain. Hubungan timbal balik ini digambarkan bahwa ketika
seseorang melihat orang lain berperilaku dengan cara yang menyiratkan
adanya suatu kepercayaan maka seseorang akan lebih memanivestasikan
untuk membalas dengan percaya pada mereka lebih.
Nilai pendidikan tradisi, dibagi menjadi tiga jenis yaitu, kepercayaan
organik (organic trust), kepercayaan kontrak (contractual trust), dan
kepercayaan relasional (relational trust).
5.1.2 Nilai Tradisi Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya, merupakan sebuah upaya untuk membantu
para peserta didik untuk menyadari nilai-nilai yang dimilikinya, dan berupaya
memfasilitasi mereka agar bisa terbuka wawasan dan perasaannya, untuk
memiliki dan meyakinisebuah nilai yang lebih hakiki, lebih tahan lama, dan
merupakan suatu kebenaran yang dihormati sertaa diyakini secara sahih
sebagai manusia yang beradab (Setiadi, 2006: 114). Nilai-nilai pendidikan
dalam novel dibagi menjadi 4, yaitu nilai pendidikan religius nilai pendidikan
moralnilai pendidikan sosial nilai pendidikan budaya
5.1.3 Nilai Tradisi Kekerabatan
Hubungan sebuah kekerabatan merupakan salah satu prinsip yang
mendasar untuk mengelompokkan setiap orang ke dalam kelompok sosial,
peran, kategori, dan sebuah silsilah. Hubungan keluarga bisa dihadirkan
secara nyata (ibu, saudara, kakek) atau secara abstrak menurut tingkatan
kekerabatan. Sebuah hubungan dapat memiliki syarat relatif, seperti halnya
ayah adalah seseorang yang memiliki anak, atau mewakili secara absolut
seperti perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita tanpa seorang
anak. Tingkatan sebuah kekerabatan tidak selalu identik dengan pewarisan
maupun seleksi legal. Banyak kode etik yang menganggap jika ikatan dalam
kekerabatan menciptakan sebuah kewajiban di antara orang-orang terkait
yang lebih kuat daripada dengan orang asing, seperti halnya bakti anak.
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian ini, yang dituangkan ke dalam bentuk skripsi,
maka pada akhir penulisan ini kami sebagai penulis ingin memaparkan
beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih
baik kedepannya. Saran-saran sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
Masalah nilai-nilai tradisi yang terjadi dalam novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wicjk bisa dijadikan sebagai bahan suatu pengajaran bagi
siswa dan menambah pengetahuan serta wawasan yang baru bagi para
siswa mengenai masalah-masalah adat serta kebudayaan yang terjadi di
masyarakat Minangkabau. Dengan adanya masalah adat yang terdapat
dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk karya Hamka, maka
siswa lebih mawas diri dan peka dengan lingkungan disekitarnya.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi para peneliti selanjutnya, disarankan agar melakukan
penelitian terhadap objek yang berbeda, namun bisa dengan sudut pandang
yang sama. Peneliti ini menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar bisa
mengkaji ulang metode maupun landasan teori dalam penelitian ini, di
karenakan tidak menutup kemungkinan, masih terdapat kekurangan yang
perlu dibenahi dan dikembangkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka