Top Banner
Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012 ISI NOMOR INI 3 17 29 31 Kita di Tengah Diplomasi Dunia Lombok Sumbawa Pearl Festival 22 25 Mempersiapkan Even Internasional Wisata Sepur Klutuk Jaladara di Solo Bersolek untuk Sail Komodo 2013 Danau Toba Dewasa Ini www.newsletter-pariwisataindonesia.com Gairah Mencipta Event P engalaman belakangan ini semakin meyakin- kan kita, sekiranya setiap destinasi yang sudah mulai ‘layak jual’ menciptakan dan mengelola ‘event’ yang juga ‘marketable’, maka negeri Indonesia yang luas ini memang bisa menawarkan ‘a destination with all year round festivities’. Tak akan habis alasan bagi wisman untuk berkunjung ke Indonesia, di luar periode peak season yang sudah tradisional, summer atau winter vacation.
36

Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

Mar 10, 2016

Download

Documents

Muhammad Muslih

Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

PercepatanPariwisataNasional

Vol. 3 lNo. 30 l Juni 2012

ISI NOMOR INI

317

2931

Kita di Tengah Diplomasi Dunia

Lombok SumbawaPearl Festival

2225

Mempersiapkan Even Internasional

Wisata Sepur Klutuk Jaladara di Solo

Bersolek untuk Sail Komodo 2013

Danau Toba Dewasa Ini

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

GairahMencipta Event

Pengalaman belakangan ini semakin meyakin­kan kita, sekiranya setiap destinasi yang sudah mulai ‘layak jual’ menciptakan dan mengelola ‘event’ yang juga ‘marketable’,

maka negeri Indonesia yang luas ini memang bisa menawarkan ‘a destination with all year round festivities’. Tak akan habis alasan bagi wisman untuk berkunjung ke Indonesia, di luar periode peak season yang sudah tradisional, summer atau winter vacation.

Page 2: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

2 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Utama

Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.

Ajang perhelatan olahraga (sport) dan seni budaya ter­masuk musik telah terbukti efektif diproduktifkan seba­

gai media mempromosikan pariwisata. Kemenparekraf pun kini menempat­kan sport dan culture sebagai entry point untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif ke mancanegara.

“Sport dan culture ini sangat efektif se­bagai entry point untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif, di pema­saran pariwista, selain melakukan kegiat­an pameran serta sales mission,” begitulah Wamenparekraf Sapta Nirwandar selalu menjelaskan kepada publik dengan meng­utarakannya pada setiap kesempatan ber­bincang dengan para watawan.

Sapta mengatakan, olahraga otomotif, tenis, golf, maupun sepakbola, menjadi magnet yang kuat menarik masyarakat dunia, sehingga ajang­ajang tersebut di­minati banyak negara untuk menjadi tuan rumah penyelenggara lantaran sekaligus juga mempromosikan negerinya.

Sebagai contoh, World Cup yang pernah diadakan di Portugal berhasil menaikkan angka kunjungan turis sebesar 5–10%. Begitu pula di Cape Town Afrika Selatan, Beijing China, dan London yang jadi tuan rumah Olimpiade 2012. Perhatian masyarakat dunia tertuju ke sana.

Strategi menjadikan kegiatan olahraga sebagai entry point ini telah diterapkan di sejumlah destinasi seperti Sumatera Barat (Sumbar), dengan lomba balap sepeda in­

ternasional Tour de Singkarak, yang tahun 2012 ini memasuki tahun keempat.

Hasilnya sudah dirasakan, kunjungan wisatawan ke Sumbar telah meningkat. Sport tourism telah dikembangkan di se­jumlah destinasi seperti Bintan dengan Bin­tan Triathlon. Kini Kemenparekraf sedang mempersiapkan satu ajang baru, lomba perahu internasional di Sungai Musi.

Sementara itu entry point di bidang culture antara lain telah dikemas dalam festival musik jazz yang memiliki nilai universal.

Selain festival Java Jazz di Jakarta yang kini telah mendunia, dikembang­kan kegiatan festival jazz di enam kota di antara nya Ambon, Makassar, Bangka­Belitung, dan Batam.

Di Batam dengan judul ASEAN Jazz Festival menciptakan dampak ganda, yakni selain wisnus dan wisman nyata berkun­jung ke festival itu, sesudahnya destinasi Batam juga mendapat promosi melalui siaran­siaran tentang para pemusik dan tentang Batam sendiri sebagai tempat wisata untuk dikunjungi.

Ajang yang mendapat tempat publikasi,

baik di main stream media maupun sam­pai ke social media membawa arti bahwa tempat berlangsungnya ajang tersebut tentulah ‘layak dikunjungi sebagai tempat berwisata’.

Di negara tujuan wisata yang sudah ‘mapan’, Belanda misalnya, ketika meng­gelar pameran lukisan tunggal karya Van Gough, selama dua bulan berduyun­duyun wisman datang berkunjung. Me­reka datang dari berbagai negeri, dan, rela berbaris antri panjang untuk masuk ke da­lam gedung area pameran di kota Amster­dam. Sebagian membawa kursi lipat agar bisa duduk mengurangi lelah sambil men­jalani antri yang panjangnya meliuk­liuk.

Wisatawan pada dasarnya terdiri dari dua macam, menurut motif mapun mak­sud tujuan. Sebagai wisatawan bepergian liburan — holiday makers ­, dan wisatawan bepergian dengan minat khusus — special interest tours –.

Yang sangat menarik pada perbedaan antara keduanya ialah, kalau holiday makers pada umumnya melakukan perjalanan dengan memanfaatkan masa libur massal seperti summer vacation atau winter vaca­

Menparekraf Mari Elka Pangestu (kedua kiri baris kedua) saat setelah memberikan hadiah pemenang pada etape pertama TDS 2012, bersama Wamenparekraf serta Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar.

Page 3: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

3Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Utama

tion di negara­negara belahan bumi utara dan selatan; maka bagi special interest tour­ist, jadwal waktu mereka bepergian tidak selalu dibatasi pada usual peak season terse­but. Wisatawan minat khusus cende rung menentukan jadwal perjalanan sesuai me­nurut ‘jadwal ajang atau peristiwa yang ada dalam memenuhi minat khususnya’.

Di pasar wisatawan di Barat belakang an ini dimasukkan pada kategori wisata minat khusus adalah yang mereka sebut: Regional Tourism, Cultural Tourism, Heritage Tourism, Rural Tourism, Educational Tourism, Cycle Tourism, Cultures and Indigenous Tourism, Travelling for Health, Environmental Tourism, Wine and Food Tourism, The Cruise Experience, Festivals and Events, dan Seniors Tourism.

Jadi menciptakan lalu mengelola event olahraga dan ajang festival seni budaya, bisa sedikitnya berfungsi tiga, yaitu: men­datangkan wisatawan untuk menyaksikan on the spot atau mengalami secara lang­sung, dan menjadi hard facts bagi pemberi­taan, penulisan dan siaran­siaran di media, serta kemudian dua fungsi itu cenderung mendorong inspirasi bagi pengembangan kualitas dan kuantitas produk­produk wisata di tempat dilaksanakannya special interest event tersebut.

Untuk Daerah-daerah Semakin banyak even pariwisata yang

diciptakan dan digelar oleh Kemenparekraf, demikian pula dengan mendukung event yang dilaksanakan oleh para pemda.

“Kami akan konsisten mendorong even yang berpotensi untuk menjadi even inter­nasional,” ujar Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar. “Kami akan mendukung antara lain Festival Danau Toba, Bangka Jazz Festival, Jogja Jazz Festival, Festival Mutiara, dan seterusnya,” jelasnya lagi.

Jadi, bersamaan dengan kegiatan pro­mosi pariwisata di luar negeri, Kemen­parekraf juga giat mendorong pengembang­an wisata minat khusus seperti spa, golf, menyelam, hingga wisata kapal pesiar.

Program promosi pariwisata daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan didukung oleh Kemenparekraf biasa nya merupakan kegiatan rutin ahunan di daerah.

Tapi menurut Wamenparekraf, untuk menghindari kejenuhan pengunjung, di­anjurkan dan dilakukan beberapa tero­bos an yang disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

“Tak dipungkiri, sejumlah kendala yang terdapat di daerah masih mengham­

bat promosi pariwisata, namun kami akan terus mengupayakan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengatasi kendala­kendala atau masalah tersebut,” kata Wamen.

Mengundang Investor Wisata Sungai dan Danau

Wisata minat khusus tergantung dan cenderung ‘memproduktifkan’ sumber daya alam bersamaan dengan sumber bu daya manusianya dan fasilitas­ fasilitas yang tersedia. Dan misalnya, betapa di Indonesia tersedia demikian banyak sungai­sugai alami yang panjang, lebar, menyejukkan, ada yang ‘menantang’, dan disana berdiam penduduk yang hidup da­lam originalitas budaya masing­masing. Kemenparekraf pun sudah melirik pada potensi yang ‘banyak’ itu.

“Sungai di Indonesia layak dijadikan sebagai salah satu daya tarik kegiatan wisata. Banyak negara yang sukses mem­promosikan wisata sungai, misalnya, Be­landa, Italia, Thailand, dan China,” kata Wamenparekraf Sapta Nirwandar.

Menjelang akhir tahun 2012, akan di selenggarakan ajang lomba perahu dinamakan Triboatton, satu ciptaan baru.

Kita di Tengah Diplomasi Dunia

Menparekraf Mari Elka Pangestu mengadakan pertemuan menjajaki kerja sama di sektor ekonomi kreatif dengan negara Meksiko.

Pada tingkat hubungan antar negara dan diplomasi dunia, kepariwisataan kita

pun mengambil posisi aktif. Men-parekraf Mari Elka Pangestu terbang ke Meksiko menghadiri pertemuan para menteri yang ber-tanggung jawab terhadap pari-wisata, yang tergabung dalam G20. Pertemuan itu berlangsung pada 16 Mei 2012, di Merida, Meksiko.

Ini adalah pertemuan yang ke-4 sejak 2009. Di antara acara pertemuan G20 itu, Menparekraf melakukan penjajak an untuk menjalin kerjasama di sektor ekonomi kreatif de ngan negara Meksiko, agar kerjasama nantinya tidak terbatas pada sektor pariwisata, tetapi juga di sektor ekonomi kreatif. Indonesia maupun Meksiko termasuk negara eksportir produk kreatif penting dengan nilai ekspor mencapai sekitar $10 miliar bagi Indonesia dan $5,167 miliar bagi Meksiko.

Menteri berdiskusi intensif dengan ‘Dewan Nasional Kebudayaan dan Seni’ tingkat nasional Mexico. Dewan itu bertugas mengkoordinasikan kebijakan yang terkait seni budaya dan organisasi kesenian, termasuk membina pengembangan industri kreatif.

Sebelumnya, di Bangkok, Thailand pada 30 Mei hing-ga 1 Juni 2012, World Economic Summit on East Asia mem-bahas prospek pariwisata dunia dalam sesi Travel, Trade

and Tourism. Menparekraf Mari Pangestu berbicara sebagai panelis pada sesi tersebut.

“Pariwisata telah menjadi sektor yang sangat penting bukan hanya dilihat dari kontribusinya terhadap PDB dan penyediaan lapangan kerja namun juga untuk memaju-kan ekspor suatu negara dan pembangunan berkelanjut-an melalui sustainable tourism,” kata Menparekraf.

Dari pertemuan anggota G20, hasil utamanya ter-cermin dalam deklarasi 4th T20 Meeting. Dua poin utama muncul. Pertama, pentingnya sektor pariwisata sebagai solusi dari pemulihan perekonomian dunia dan pencip-taan lapangan kerja. Pariwisata menyumbang 9% ter-hadap PDB Dunia secara langsung dan tidak langsung (angka untuk Indonesia adalah sumbangan langsung terhadap PDB 4,1% dan secara tidak langsung 9%).

Sektor pariwisata tahan terhadap perlambatan per tum buhan ekonomi dunia dengan pertumbuhan pari wisata global sebesar 4,6% di 2011 dengan jumlah 982 juta wisman dan 5,8% di kuartal pertama 2012 (UN WTO).

Di 2012 jumlah wisman diperkirakan akan menjadi lebih dari 1 miliar atau sepertujuh dari penduduk dunia. (angka pertumbuhan Indonesia 9,5% di 2011 dan 11% di kuartal pertama 2012).

Tiga puluh persen dari ekspor jasa-jasa dunia terdiri dari pariwisata dan untuk Amerika Serikat adalah ekspor jasa-jasa kedua terbesar, dan menyumbang terhadap penghasilan devisa (untuk Indonesia pariwisata penyum-bang kelima terbesar terhadap devisa sebesar $8,6 miliar di 2011 se telah migas, batubara, CPO dan karet olahan).

Menparekraf Mari Pangestu.

Page 4: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

4 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Utama

Pro-aktif dari Danau Toba

Su ngai lain yang juga memiliki potensi untuk dijadikan daerah wisata sungai antara lain Sungai Batanghari di Jambi, sungai Barito, sungai Kapuas dan sungai Mahakam di Kalimantan.

“Di Sungai Batanghari itu airnya beriak bagaikan ombak yang bagus dan unik. Di dunia, hanya ada dua sungai yang memi­liki ombak, salah satunya sungai Batang­hari. Potensi ini selayaknya dimaksimal­kan,” ujar Wamen.

Pengembangan wisata sungai ini

nantinya dapat menjadi stimulan untuk mendorong peningkatan kualitas mana­jemen sungai. Dengan demikian, maka pengelola sungai dan masyarakat luas akan memiliki kesadaran untuk menjaga daya tarik sungai, seperti menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah atau limbah sembarangan ke aliran sungai.

Sementara itu, event yang tadinya ber­sifat lokal di danau­danau telah mulai bertahap go regional, go national, dan go in­ternational. Kita bisa sebut festival Danau

Poso, Danau Sentani, Danau Toba, Danau Singkarak dan seterusnya. Event yang ‘ melibatkan’ laut, festival teluk Jailolo, festival Ternate dan Tidore, Sail Indonesia, Sabang International Regatta, akan ada Sail Morotai dan Sail Komodo, dan seterusnya.

Jangan lupa, terlaksananya event de ngan pengelolaan profesional, mem buka pintu dan hati para investor untuk menghidup­kan, misalnya wisata sungai—river cruise—dan wisata danau—lake cruise—. Dan demikianlah seterusnya. n

Menurut ILO, pada tahun 2011, pariwisata mencipta-kan 244 juta pekerjaan atau 8,7% dari penyerapan tenaga kerja di dunia (1 dari 12 pekerjaaan di dunia), dan setiap 1 pekerjaan di sektor pariwisata menciptakan 2 pekerjaan di sektor terkait.

Penyerapan tenaga kerja di pariwisata penting untuk kelompok muda dibawah 30 tahun dan untuk wanita 60% (untuk Indonesia penyerapan tenaga kerja dari sektor pari-wisata secara langsung dan tidak langsung adalah 7%).

Negara-negara G20 mencakup sekitar 70 persen dari sumber wisatawan dan pengeluaran di sektor pari-wisata. Pariwisata menyumbang terhadap penyebaran pertumbuhan karena negara-negara yang terkena eurozone crisis pun seperti Spanyol dan Yunani tetap mengalami pertumbuhan 8–9 persen dari pariwisata. Sedangkan emerging economies seperti RRC, Brazil, Russia dan India meningkatkan konsumsi jasa pariwisata dengan pertumbuhan 20–30 persen wisatawan dari negara-negara tersebut. Itu merupakan bagian dari pertumbuhan kelas menengah mereka.

Posisi Indonesia adalah menggarisbawahi pentingnya pariwisata bagi pemulihan perekonomian dunia.

Adapun poin kedua, untuk realisasi potensi sektor pariwisata dan sumbangannya bagi penciptaan lapangan kerja, perlu program aksi dan komitmen bersama untuk mengatasi dan mengelola berbagai isu terkait antara lain dengan fasilitasi perjalanan dan visa.

Suatu riset telah dilakukan oleh T20 menunjukkan bahwa fasilitasi dari prosedur visa, termasuk mengarah kepada electronic visa dan berbagai kemudahan prosedur, akan mempunyai dampak positif terhadap penambahan jumlah wisatawan.

Bahkan dapat menambah 112 juta tambahan wisa-

tawan mancanegara, penghasilan dari sektor pariwisata sebesar $206 miliar, dan 5,1 juta penyerapan tenaga kerja dalam tiga tahun ke depan. Maka ada usul khusus me ngenai kerja sama untuk memperbaiki regim dan pro-sedur visa dalam kerangka komitmen nasional, dan tanpa mengabaikan kedaulatan masing-masing negara terkait keamanan.

Posisi Indonesia adalah mendukung tanpa meng-abai kan aspek keamanan, dan mengingatkan bahwa kerja sama regional seperti ASEAN dan APEC yang sudah melakukan kerja sama dalam fasilitasi visa seperti bebas visa antara negara ASEAN, usul untuk Common ASEAN Visa tahun lalu pada saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN, dan APEC Business Travel Card yang sudah mencakup 18 ekonomi.

Indonesia juga menegaskan pentingnya kerja sama untuk meningkatkan kapasitas penerapan sistem visa elektronik bagi negara-negara berkembang.

Indonesia juga mengusulkan agar tindak lanjut kemudian adalah membuat program aksi yang lebih luas perihal mendorong pariwisata sebagai bagian dari solusi perlambatan perekonomian dunia dan penciptaan lapangan pekerjaaan.

Perlu diprioritaskan kerja sama yang berada di bawah kerangka G20 seperti konektivitas terkait kerja sama infrastruktur maupun membuat regim jasa-jasa transportasi yang lebih kondusif dan efisien, dan pemba-ngunan ter utama terkait financial inclusion dan pengem-bangan UKM.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyam-paikan bahwa, “Kesepakatan dan implementasi program aksi tersebut dapat menjadi program lanjutan bagi T20 dan hal tersebut akan sangat menguntungkan Indonesia

meng ingat pentingnya sektor pariwisata bagi Indonesia, dan juga akan sejalan dengan program prioritas di ASEAN, East Asia dan APEC.”

Pada sesi di Bangkok, ia menyatakan kawasan Asia dan khususnya ASEAN akan memainkan peran penting dalam perkembangan pariwisata dunia. Kawasan ini akan menjadi lokomotif penggerak perekonomian dunia.

Namun, Mari Pangestu mengatakan, untuk meng-optimalkan pengembangannya ada sejumlah hal yang harus diperbaiki.

“Fasilitasi visa di ASEAN harus menjadi agenda utama dan yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan konektivitas, “ jelas Mari Pangestu.

Pada sesi Travel, Trade, and Tourism di WEF on East Asia kali ini dikemukakan pula pentingnya peranan maskapai penerbangan terhadap bisnis pariwisata.

Tumbuhnya maskapai penerbangan berkorelasi lang sung terhadap pariwisata. Meski negara-negara di Asia tengah memperbaiki infrastruktur untuk memper-baiki konektivitas melalui transportasi darat, tidak dapat dipungkiri bahwa penerbangan masih menjadi pilihan utama bagi wisatawan untuk berpergian.

Disampaikan pula pentingnya ada kemudahan untuk memperluas metode pembayaran secara elektronik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Harus dioptimalkan penggunaan teknologi semacam ini karena kecenderungan wisatawan untuk tidak membawa uang cash dalam jumlah yang besar saat berpergian.

Lagipula, dengan pembayaran secara elektronik akan lebih mudah untuk melakukan analisa mengenai peri laku wisatawan, terkait dengan misalnya destinasi yang didatangi, suvenir yang dibeli, dan restoran yang dikunjungi. n

Manparekraf pada pertemuan Menteri-Menteri Pariwisata anggota G-20.

Page 5: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

5Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Utama

Endorsement dari TV Eropa

Kru televisi EuroSport tampak sibuk meli­put sejak menjelang Menparekraf Mari Elka Pangestu mengibarkan bendera start pertama TDS 2012 di kota Sawah Lunto pada

4 Juni 2012. Setelah itu hingga hari selesainya ajang sport tourism tersebut, tiada henti mereka melakukan shooting.

Itu memang salah satu target dari ajang berkelas in­ternasional seperti TDS. Di situ ada news value sehingga stasiun berkelas EuroSport akan menyiarkannya. Dan di situ pula masuk pesan­pesan yang dengan sendirin­ya mempromosikan destinasi di mana ajang tersebut mengambil tempat.

Dan, publisitas itu pun membawa pesan ‘endorse­ment’ pihak ketiga mengenai destinasi ini recommended untuk dikunjungi, selain sebagai venue bagi peristiwa olahraga.

Ketika mewawancarai Wamenpare kraf Sapta Nirwandar, beberapa saat sebelum TDS 2012 selesai, pewawancara EuroSport meminta closing statement Wamenparekraf dalam tiga bahasa: Inggris, Perancis, dan Indonesia. n

Untuk Publik di Jepang

Tanoko-san adalah salah satu di antara pewarta dan penulis dari luar negeri yang datang menyaksikan jalannya TDS 2012. Dia menghabiskan 10 hari

tinggal di Sumatera Barat. “Berapa banyak media yang saya kirimi

tulisan saya,” dia mulai bercerita singkat ketika dijumpai di tengah ajang TDS di Bukittinggi. Berikut penuturannya:

Aku mengirim artikel mengenai lomba ini ke 3 media. Cycling news, Cycling Reviews dan Japanese Cycling Wire. Itu sebagai awal. Saya akan kirimkan juga ke majalah atau koran, yang akan meminta.

Sebenarnya saya seorang fotografer dan free lancer khusus untuk lomba bersepeda. Sudah sekitar 3 sampai 4 tahun. Ini adalah ketiga kalinya saya datang ke sini. Pertama kali saya datang ke sini pada tahun 2010. Saya belum pernah meliput balapan sepeda lainnya di Indonesia.

Tim Jepang mengundang saya pada awal­nya, sejak 2010. Kali ini, ada 2 tim Jepang. Satu tim di antaranya hanya 5 pebalap. Jadi seka­rang ada 11 pebalap.

Saya akan mengikuti balapan ini dari awal sampai akhir. Lalu aku akan kembali ke Jepang. Kantor pusat saya ada di Tokyo. Sebelumnya saya ini editor majalah sepeda. Tadinya ada 3 majalah spesialis sepeda tapi sekarang menjadi 4 majalah di seluruh Jepang.

Setelah saya kembali ke Jepang, maka

saya akan pergi ke Tour de France (TDF). TDF biasanya diadakan pada bulan Juli tapi tahun ini dimulai pada tanggal 28 Juni. Saya telah me­liput TDF 5–6 kali.

Bagi saya keramahtamahan di TDS sungguh mengesankan, saya merasa lomba ini berkem­bang dari tahun ke tahun. Dulu hanya 4 hari tapi sekarang 7 hari, saya merasakan kesan yang baik pada balapan ini.

Tim dari Jepang tahun ini adalah tim yang sama yang datang tahun lalu. Mungkin tahun depan akan ada lebih banyak tim Jepang. Kami punya ajang lomba sepeda di Jepang sekarang.

Saya menulis tentang balapan sepeda itu sendiri dan tentang daerah tempat diadakan­nya, jadi setengah dan setengah. Orang Jepang tertarik pada balapan sepeda yang terkenal, misalnya TDF. Jadi orang Jepang belum banyak tahu siapa pebalap yang kuat dalam balapan ini. Tapi aku akan meng ikuti para pembalap Jepang. Aku akan menulis tentang balapan ini dan negara ini dan budayanya. Jadi orang Jepang akan memahami orang­orang di sini.

Mungkin aku akan menulis mengenai kota per kota dengan hal­hal menarik. Tadinya tidak terpikir saya akan punya kesempatan untuk menulis mengenai daerah seperti ini dalam beberapa bulan mendatang. Tapi kini jadi kenyataan saya meliput TDS, dan cukup lama menyaksi­kan dan mengalami berada di daerah ini.

Begitulah cerita ringkas dari dia. n

EuroSport TV mewawancarai Wamenparekraf di TDS 2012.

Page 6: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

6 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Promosi Luar Negeri

Sembilan puluh empat industri pariwisata Indonesia yang terdiri dari travel agent, tour operator, hoteliers, spa, pengeloa wisata diving dan 1 (satu) airline perwakilan Garuda Indo­

nesia di Malaysia bergabung dalam pavilion Indonesia pada MATTA Fair yang digelar 16–18 Maret 2012 di Putera World Trade Center.

Mereka berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, Jawa Barat, Banten, Jakarta, Jawa Te ngah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Indonesia pun menempati lahan se­luas 180 m2 (20 booth).

MATTA Fair ke­33, tahun ini menempati 3 halls dengan lahan seluas 23.200 m2 (1.016 booth) diikuti lebih kurang 218 exhibitors yang terdiri dari 15 National Tourism Organisation; 9 Local State Government Tourist Office; 40 Hoteliers & Resorts; 102 Tour & Travel Agents; 6 Airlines; 3 Cruises; 43 Travel Related Services.

Holiday & Travel Show Melbourne 2012 merupakan kegiat an promosi langsung ke konsumer yaitu masyarakat Aus­tralia. Kegiatan ini cocok bagi para pengunjung yang

sedang merencanakan liburan atau mereka yang sudah terbiasa berwisata.

Event tersebut diselenggarakan untuk yang kedua kali, ber­langsung di Royal Exhibition Building, Carlton Garden pada tanggal 17–18 Maret 2012. Penyelenggaraan kegiatan ini menjadi bagian dari agenda utama travel show di Australia yang dilak­sanakan di tiga kota besar yaitu Sydney, Melbourne, dan Bris­bane.

Kegiatan Holiday & Travel Show Melbourne 2012 juga diikuti oleh tour operator/tour agent dari beberapa negara lain di luar Australia seperti: Jepang, China, Korea Selatan, Bhutan, Taiwan, Fiji, Singapore, New Zealand, Afrika,

Yang Diminati di Matta Fair 2012

Rangkaian Travel Show di Australia

Pada kesempatan tersebut ditampilkan counter coffee corner yang menyajikan kopi dari beberapa daerah penghasil kopi di Indonesia. Coffee corner, Solo Batik Carnival dan petugas informasi dari putra­putri Solo dan Putri Pariwisata Indonesia merupakan daya tarik yang banyak mengundang animo pengunjung un­tuk datang ke booth Indonesia. Uniknya pada pameran kali ini banyakpengunjung yang menanyakan paket wisata ke Raja Am­pat. Popularitas destinasi tersebut seakan telah menyamai Bali.

Telah terjadi transaksi sebanyak ±17.260 pax dengan nilai tran­saksi sekitar Rp 22,1 miliar. Itu berarti terjadi peningkat an tran­saksi sebanyak 10% bila dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp 19,9 miliar. n

Amerika Selatan dan Utara, serta Eropa. Juga diikuti oleh indus­tri pariwisata seperti perhotelan, jasa transportasi, majalah, dan duty free shop.

Indonesia dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Eko nomi Kreatif menempati lahan seluas 18m2 bersama­sama de ngan KJRI Melbourne, VITO Australia, serta industri pariwisata dari Cocotinos Sekotong, Novotel NTB, Puri Mas Boutique Resort & Spa, Santosa Villas & resort, dan Yogyakarta Tourism Board berpromosi efektif di ajang ini. n

Page 7: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

7Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Promosi Luar Negeri

Masih di Australia, dalam rangka rangkaian kegiatan travel show tersebut, Sydney Holiday & Travel Expo 2012 adalah pameran pariwisata internasional yang ke­3 kali

diikuti oleh Indonesia. Waktu pelaksanaannya berdekatan den­gan Melbourne Holiday & Travel Expo 2012 (17–18 Maret 2012).

Selain itu terdapat pula even Perth Holiday and Travel Expo (18–19 Februari 2012) serta Brisbane Holiday and Travel Expo (13–14 April 2012).Pameran ini berlangsung pada tanggal 24–25 Maret 2012, bertempat di Royal Hall of Industries, Moore Park, Sydney, Australia.

Diikuti oleh 105 exhibitors dari Brunei, India, Jepang, Mesir, Australia, New Zealand, Korea, Taiwan, China, South America, Bhutan, Israel, Turki, Yunani, Argentina dan lain­lain. Selama dua hari, pameran ini dikunjungi sekitar 1.000 orang.

Booth Kemparekraf diisi oleh VITO dan 6 industri pariwisata. Selain itu ada peserta dari Indonesia yang memiliki booth sendiri dengan lokasi yang berdekatan dengan stan Kemparekraf, yaitu Garuda Indonesia dengan Garuda Orient Holidays, Bali Hotel Association (BHA) terdiri dari 13 hotel di antaranya Tanjung Benoa, Bali Safari & Marine Park, Global Village Travel, Seminyak, Samaya, The Kayana, Ramada, Conrad, Sanur Beach Hotel, dan lain­lain, serta BIMC Hospital yang menawarkan paket wisata kesehatan di Bali.

Hasilnya? Total devisa dalam kontrak­kontrak yang di­sepakati ditaksir ekivalen sekitar Rp 3,7 miliar. n

Destinations 2012, kegiatan bursa pariwisata internasional bersifat consumer show, dengan konsep penjualan paket wisata melalui agen perjalanan Bin Moosa Travel sebagai

penyelenggara. Pelaksana annya di Khale diyah Mall, salah satu mal terbesar yang terletak di pusat kota Abu Dhabi, pada 29–31 Maret 2012, dengan total pengunjung sekitar 3.000 orang.

Indonesia pun ikut serta. Kegiatan yang dilaksanakan yakni berupa pelayanan informasi dan pendistribusian bahan­bahan promosi, serta pertunjukan kesenian dari KBRI Abu Dhabi, berupa dua tarian daerah Sumatera Barat (tari Dinding Badin ding dan tari Payung), satu tarian daerah Maluku (tari Poco­poco). Per­

Sukses di Sidney Holiday

Ke Pasar Wisman Abudhabitunjukan empat buah lagu dari alat musik bambu Angklung dan Kolintang juga ikut meramaikankan booth Indonesia.

Kehadiran industri pariwisata pada Destinations 2012 sa ngat membantu pengunjung untuk mengetahui lebih dalam menge­nai paket wisata termasuk harga tiket penerbangan, akomodasi, serta tujuan wisatanya, namun untuk booking/keberangkatan tetap harus melalui penyelenggara kegiatan yaitu Bin Moosa Travel.

Sebagian besar pengunjung adalah ekspatriat yang berasal dari Inggris, Belgia, India, Filipina, Jepang, Pakistan, Kenya, Banglades, Thailand, Libanon, Palestina, dan Arab Saudi. n

Page 8: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

8 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Promosi Luar Negeri

Bursa pariwisata tahunan terbesar di Ukraina bersifat trade and consumer yang tahun ini digelar di Kiev, Ukraina 28–30 Maret 2012, nama event­nya UITT (Ukraine International

Travel & Tourism). Menempati luas lahan

pameran 11.000 m2, event ini di ikuti 700 perusahaan dari lebih 50 negara termasuk Indonesia.

Menurut data yang di­keluarkan penyelenggara, jumlah pengunjung pa meran kurang lebih 20.000 pe­ngunjung.

Keikutsertaan Kementeri­an Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan yang ke­4 kali. Sementara bagi Ukraina UITT 2012 sendiri ini meru­pakan kesempatan dan sa­rana penting mempromosi­kan tempat penyelenggaraan

Penyelenggaraan PMI (Pasar Malam Indonesia) 2012 adalah untuk meningkatkan hubungan baik antara masyarakat Indonesia dan Belanda melalui kebudayaan, perdagangan

serta kuliner. Jadi merupakan promosi terpadu dalam bidang pariwisata, perdagangan dan investasi (Tourism, Trade and Invest­ment­TTI).

Tujuan lainnya adalah meningkatkan devisa melalui pe ning­katan kunjungan wisatawan Belanda ke Indonesia serta mening­katkan volume ekspor perdagangan dari Indonesia ke Belanda.

Dari hasil terakhir kali penghitungan tiket yang dilakukan oleh Panitia, Pasar Malam Indonesia 2012 yang diselenggarakan di Malieveld, Den Haag, pada tanggal 29 Maret–1 April 2012, telah dikunjungi kurang lebih sebanyak 27.500 orang.

Jumlah pengunjung tersebut mengalami kenaikan rata­rata perhari sebesar 33% dibandingkan dengan penyelenggaraan

Peluang di Pasar Ukrainapertandingan sepakbola EURO 2012 yang berlangsung pada bulan Juni–Juli 2012.

Stand Indonesia seluas 32m2, untuk melakukan beberapa ke giatan antara lain travex dilaksanakan setiap hari di stand Indonesia. Dua peru­sahaan yang ikut serta ada­lah: Hotel Mulia Bali dan Natourin Wisata.

Pelayanan informasi ten­tang pariwisata Indonesia selain didistribusikannya bahan­bahan promosi pari­wisata Indonesia baik yang berbahasa Inggris, maupun bahasa Rusia.

Cukup sukses, Hotel Mulia Bali mendapat transaksi, se­nilai Rp 500 juta, sedangkan PT Natourin Wisata menda­patkan nilai kontrak sekitar Rp 3,5 miliar. n

Puluhan Ribu ke Pasar Malam Indonesia 2012PMI 2011 yang berlangsung hingga tujuh hari.

Selain sukses menarik perhatian masyarakat dengan page­laran seni budaya, kehadiran 25 restoran yang menyajikan ber­bagai makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia, juga ber­hasil menarik minat ribuan pengunjung.

Demo masak oleh pakar kuliner William Wongso dan chef dari sejumlah daerah telah menjadi atraksi yang sangat unik di arena Food Court.

Penyelenggaraan PMI 2012 berlangsung lebih singkat na­mun tidak menyurutkan jumlah transaksi perdagangan yang dihasilkan. Transaksi perdagangan yang kiranya perlu menjadi catatan dalam penyelenggaraan PMI 2012 adalah adanya tran­saksi pemesanan minyak sawit (CPO) yang mencapai nilai €19,8 juta, transaksi retail dari penjualan produk Indonesia mencapai €556.000, dan transaksi trial order yang mencapai €512.000. n

Pengunjung mencoba menggunakan gamelan yang disediakan.Suasana Demo masak oleh Wiliam Wongso.

Page 9: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

9Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

UTAMABali dan Jepang

Hotel bintang 3 dan di bawahnya di destinasi Bali, merasa kehila­ngan banyak pelanggan dari Jepang. Karena pelanggan uta­

ma mereka berasal dari anak muda atau wisatawan dengan anggaran rendah. Tapi sementara itu dari wisatawan dengan ang­garan yang lebih tinggi mengalami pe­ningkatan. Maka di sisi lain, resort bintang 5 mencatat pertumbuhan jumlah tamu wisatawan Jepang.

Sebelumnya, para wisa­tawan higher budget memiliki banyak pilihan hotel di Kuta dan Seminyak, tapi seka­rang mereka ha nya memi­lih tempat­tempat mewah seperti Jimbaran atau Nusa Dua. Jadi, menurut Michi Sonoda, direktur penjualan Ayana Resort, di wilayahnya wisatawan Jepang benar­ benar meningkat. Mungkin di Kuta juga, tetapi juga pada resor bintang 5. Tahun ini sekitar 40% dari tamunya datang dari Jepang.

Sebenarnya tahun 2010 bukan tahun yang baik, khususnya karena berhenti­nya penerbangan langsung ke Bali oleh JAL.

Namun pada 2009 sam­pai 2010, ada peningkatan tapi tidak banyak. Kemu­dian, pada tahun 2011 me­ningkat lebih baik meskipun me ningkatnya sangat kecil. Hal ini terjadi karena Garuda mulai terbang ke bandara Haneda di ten­gah kota Tokyo.

“Lama tinggal rata­rata tamu kami du­rasinya tiga malam,” katanya. Ada juga para orang tua atau pensiunan, tinggal selama lima malam. Sebelumnya, lama tinggal wisatawan Jepang tidak lebih dari empat malam. Nama pelanggan yang suka tinggal lebih dari empat malam dibuatkan daftar khusus dan selalu dikontak kemba­li. Sekarang kian banyak tamu tipe terse­but, maklumlah, para pensiunan memiliki waktu banyak untuk dihabiskan.

Sekarang ini, club room atau villa me­wah/pondok sangat populer di kalangan wisatawan Jepang. Di Bali ada dua tipe

turis yang besar. Pertama adalah orang­orang yang ingin menikmati olahraga laut scuba diving dan surfing, dan mereka tidak menuntut banyak dalam hal akomodasi. Tapi bagi pelanggan high­end, mereka ber­harap tidak hanya ruangan yang bagus, tetapi juga fasilitas, variasi restoran, spa, dan lain­lain.

Secara umum, banyak tamu Jepang melakukan tur sejak pagi hari, dan kem­bali ke hotel di malam hari.” Tapi pelang­

gan kami berbeda,” ujarnya. Sejak tiba sampai waktunya pulang, mereka cende­rung tidak keluar dari area resor. Mereka datang hanya untuk bersantai. Jadi itulah perbedaannya dan di sini Anda dapat me­nyebutnya sebagai one stop destination.

Mereka mau datang kembali. Tapi yang penting sekarang sebenarnya bagai mana membawa orang­orang Jepang yang be­lum pernah berkunjung. Repeater lebih mudah menggarapnya.

Sebagian besar pelanggan Jepang masih berpikir bahwa maskapai penerbangan Jepang adalah yang terbaik. Namun kini harus terbang dengan Garuda, kalau meng­inginkan penerbangan langsung. Maka

masih saja di antaranya memilih terbang dengan JAL atau ANA melalui Jakarta ka rena me reka ingin mengumpulkan millage juga.

Selain itu mereka terbang melalui Singa pura menggunakan SQ. Maka akan baik pula jika Peach, yang LCC dari ANA, bisa terbang ke Indonesia. Jika LCC seperti Jetstar atau AirAsia melayani langsung dari Jepang ke Bali, dipastikan akan me­ningkatkan jumlah wisatawan Jepang, ter­utama kalangan muda seperti dulu lagi.

Harga tiket pesawat akhir­akhir ini relatif tinggi dibandingkan sebelumnya. Itu kembali membuat wisatawan Jepang membandingkan Bali dengan Hawaii. Membandingkan antar destinasi resor. Sebelumnya, ke Bali bisa lebih murah seki­tar $100 daripada ke Hawaii, tapi sekarang, di Bali bisa sama atau bahkan lebih tinggi harganya dibadingkan di Hawaii. Jadi

mereka akan pergi ke sana bukan Bali, jika me reka ingin berlibur ke pantai. Bilamana harga yang ditawarkan sama, me reka cenderung akan memilih Hawaii.

Tadinya dipermasalahkan mengenai biaya visa, tapi sekarang lebih banyak me­ngeluh tentang tiket pe sa­wat dan fuel surcharge yang tinggi. Anda lihat, jika biaya tambahan bahan bakar me­ningkat, wisatawan keluarga tidak mampu membelinya. Karena total untuk sebuah ke luarga berjumlah empat orang akan harus membayar biaya tambahan sebesar $400–500. Itu sudah melebihi anggaran, demikian menu­rut Michi Sonoda.

Bagaimana peran inter­net? Barulah 5% yang booking dari Jepang melalui website, itu pengalaman Ayana Resort sebagai salah satu contoh, dan sisanya, 95% dari agen

perjalanan. Meskipun jumlah pemesanan via internet kecil, tetapi dari tahun ke ta­hun tetap meningkat. Tapi begitulah, per­an agen perjalanan rupanya tetap dominan dalam melayani para wisatawan.

HIS, salah satu operator tur Jepang yang besar menyatakan wisatawan Jepang meningkat 10% untuk kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Jumlah ini termasuk wisatawan yang langsung ke Bali dan melalui Jakarta.

Ya, di beberapa hotel meningkat dan beberapa hotel lainnya adalah nol. Me nurun jumlah budget traveler, mening­kat ke hotel mewah. n

Profil Wisatawan Jepang dari Pendekatan Bisnis

9

Page 10: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

10 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Yosuke Kimura

Bali dan Jepang

Jumlah kunjungan wisman dari Je pang pernah bertahun­tahun menem pati posisi terbanyak pertama dan kedua, berganti­ganti dengan posisi jumlah

wisman dari Australia. Tapi beberapa tahun terakhir menempati urutan kelima setelah Singapura, Malaysia, Cina, dan Australia. Apa yang terjadi pada pasar wisatawan Jepang?

Dilihat dari pendekatan bisnis—business approach—Makiko Radom Iskandar, Presiden dari Rama Tour yang juga menerbitkan buletin Bali Rasa Sayang mengatakan bahwa orang­orang Jepang yang ingin ke Bali masih banyak. Hasil survey oleh Bali Rasa Sayang menunjukkan angka 73% orang Jepang yang datang ke Bali adalah untuk per­tama kali nya. Menurutnya ini merupakan harapan bagi Indonesia bah­wa masih banyak orang Jepang yang belum pernah datang ke Bali.

Sedangkan Michi Sonoda-Potter, Direc­tor of Business Development Ja­pan dari Ayana Resort and Spa mengatakan, “But the most important is Japanese who never coming to Bali that we have to bring them here. This is the most difficult. The repeater is easy. Because once they came here, they know about the culture, they know about the people, so it’s easy for them. But the first ones to come here, is the most difficult.”

Yosuke Kimura, President Director dari JTB (Japan Travel Bereau) Bali Head Office, salah satu biro per­jalanan Jepang yang memiliki kantor per­wakilan di Bali, melihat ada tiga penyebab umum yang membuat angka­angka dalam data kunjungan wisman dari Jepang ke Indonesia menurun, khususnya ke Bali. Yang pertama adalah penutup­an penerbangan langsung dari Jepang oleh JAL pada November 2010, kedua adalah gempa bumi dan tsunami pada Maret 2011, dan ketiga adalah pengaruh kri­sis ekonomi.

Dia menjelaskan lebih lanjut, ada penerbangan langsung oleh JAL sam­pai dengan bulan Oktober 2010. Sejak No­vember 2010 penerbangan langsung dari Tokyo dan Osaka oleh JAL itu ditiadakan dan tidak beroperasi lagi sampai sekarang.

Maka antara November 2010 sampai Februari 2011 wisatawan dari Jepang jum­

lahnya agak menurun. Kemudian, dari Maret 2011 sampai akhir tahun 2011, kare­

na gempa bumi dan tsuna­mi, JTB menerima banyak pembatalan perjalanan dari Jepang. Itu tidak ha­nya untuk FIT (wisatawan individual atau kelompok kecil) tetapi juga pesan­an tur grup maupun tur insentif.

Makiko Iskandar me­ng uraikan situasi seperti ini: Dari Tokyo, Osaka dan Nagoya ke Bali dan Jakarta, tadinya dilayani direct flight oleh JAL dan

Garuda. Ini berlangsung sampai dengan September 2010.

Hingga saat itu total beroperasi 14 direct flight oleh JAL dari Tokyo, Osaka dan

Nagoya ke Bali. Ini ditam­bah dengan 15 direct flight oleh Garuda dengan fre­kuensi seminggu 3 kali dari Tokyo, Osaka dan Nagoya. Total mencapai 29 direct flight ke Bali dari tiga kota besar utama di Jepang.

Setelah JAL mengumum­kan penghentian direct flight ke Bali pada Oktober 2010, berarti Bali kehilangan 14 direct flight dari Jepang dan jumlah kunjungan wisatawan Jepang pun menyusut.

Makiko memberikan perbandingan be­gini: Sampai dengan September 2010, direct flight JAL ke Jakarta beroperasi 7 flight per

minggu. Sejak September 2010 Garu­

da menambah direct flight dari Narita, Tokyo– Soekarno Hatta, Jakarta 7 flight per minggu.

Tiga bulan kemudian, sejak 13 Januari 2011, salah satu maska­pai penerbangan swasta Jepang, ANA, kembali turut melayani dengan direct flight setiap hari ke Jakarta. Jadi total 21 flight yang masuk ke Jakarta dari Jepang.

Praktis terjadi kenaikan 300% kapasitas pada penerbangan rute langsung ke Jakarta namun pengurang an 50% rute langsung ke Bali. Orang­orang Jepang yang tadinya bisa langsung terbang ke Bali, ha rus melalui Jakarta dulu, kalau mau pergi ke Bali. Pada kenyataannya, masih banyak biro perjalan­

an di Jepang yang tetap mau menjual Bali meskipun tidak bisa membawa kliennya langsung ke Bali. Jadi dia melihat, masalah utamanya adalah transportasi langsung yang bisa membawa orang­orang Jepang yang ingin berwisata ke pulau destinasi utama itu.

Mengenai penurunan ini Mr Yosuke Kimura mengingatkan karakteristik khu­sus turis Jepang. Dia mengatakan perusa­haan Jepang sangat sensitif terhadap ketiga dampak negatif tersebut. Mereka berpikir bahwa saat ini bukanlah kondisi yang baik. Mereka tidak ingin pergi ke luar negeri. Jadi mereka menghentikan semua tur in­sentif bahkan MICE dan pertemuan apa pun yang dilakukan di luar negeri. Bisa dikatakan me reka menahan diri untuk se­mentara.

Kimura-san percaya perekonomian Jepang sendiri masih baik. Tapi orang Jepang, terutama di kalangan pengusaha, berpikir jika lingkungan di sekitarnya tidak baik, seperti di Amerika dan Eropa yang kondisi nya galau, maka tidak baik pula bagi orang Jepang untuk menikmati ‘jalan­jalan’ sekarang ini. Tak sedikit manajemen puncak perusahaan Jepang berpikir saat ini bukan waktunya menikmati perjalan­an, sehingga mereka menahan diri untuk melakukan pertemuan di luar negeri, atau wisata MICE dan perjalanan insentif mau­pun perjalanan perusahaan. Ini memang karakter masyarakat Jepang.

Diakuinya ketiga penyebab umum ini menjadi alasan utama pada tahun 2011 se hingga mempengaruhi penyusutan ke­

Selain Masalah Tsunami

Makiko Radom Iskandar

Michi Sonoda-Potter

Page 11: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

11Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Bali dan Jepang

datang an wisatawan Jepang dibanding­kan dengan tahun 2010 dan 2009. Tapi di sisi lain, dimulai akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012, dampak tsunami mulai berkurang. Sebenar nya, November dan Desember 2011 situasi nya hampir sama seperti tahun sebelumnya. Sudah barang tentu, Jepang masih memiliki beberapa problem karena bencana alam tersebut, tapi sebagian besar orang Jepang tidak lagi ‘mikirin’ tsunami.

Tentu saja masih ada masalah berkaitan itu, namun perekonomian atau pikiran orang Jepang tidak kembali ke masa lalu, mereka kembali normal.

Michi-san dari Ayana Resort and Spa di Bali pun mengakui halangan bagi wisatawan Jepang dimulai ketika JAL menutup rute ke Denpasar. Setelah tahun 2010, boleh dikatakan hanya Garuda yang

memiliki penerbang an langsung ke Bali. Bagi sebagian orang Jepang harga tiket menjadi terasa tinggi dibandingkan de­ngan sebelumnya. Harga tiket sebelumnya 40% lebih murah dibanding kan dengan harga tiket sekarang. Jadi, bagi wisatawan seperti kaum wanita muda Jepang yang sebelumnya banyak datang ke Bali untuk melakukan aktivitas olahraga di laut dan surfing, berkurang kemampuannya. Me­reka mengambil alternatif kembali pergi ke Hawaii atau tempat lain.

Namun bersamaan itu, tampak gejala bertambahnya wisatawan dari kalangan orang tua Jepang yang datang, rata­rata adalah para pensiunan. Mereka memilih tempat seperti Ayana, dan hal­hal yang me­wah dan high­end. Mereka juga ingin ke re­

sor mewah lainnya seperti Grand Hyatt dan sekelasnya. Hotel bintang 3 dan di bawah­nya, merasakan pelanggannya berkurang. Itu lantaran pelanggan utama mereka be­rasal dari kalangan anak muda dengan anggaran rendah. Boleh jadi, wisatawan dengan anggaran yang lebih besar yang meningkat, menggunakan resor bintang 5 dan sekelasnya.

Sebelumnya, bisnis akomodasi di Bali mengalami kendala, dimana warga Jepang menghadapi banyak pilihan hotel di Kuta dan Seminyak, tapi sekarang mereka ha­nya memilih tempat­tempat mewah seperti yang beroperasi di kawasan Jimbaran atau kawasan Nusa Dua. Jadi, di wilayah terse­but wisatawan Jepang meningkat, juga di kawasan Kuta untuk pasar produk resor bintang 5.

Di akhir Mei 2012, wisman dari Austra­lia dan Cina tampak lebih mendominasi kawasan tersebut dibandingkan dengan bebe rapa tahun sebelumnya. Tapi di ka­wasan lain seperti di Sanur dan Jimbaran, kita banyak berpapasan dengan wisatawan Jepang.

Baik JTB maupun Rama Tour menerang­kan mayoritas klien yang ditangani oleh kedua biro perjalanan tersebut datang ke Bali untuk bersantai dan menikmati ka­wasan resor beserta fasilitasnya seperti spa dan aestetic.

Jadi untuk melayani wilayah resor se­perti Bali, pesawat atau jenis angkutan yang dibutuhkan tentulah berbeda. Menu­rut Makiko akan lebih baik pesawat yang terbang ke Bali berkonfigurasi all economy

class. Transportasi bertujuan ke kawasan bisnis seperti Jakarta, memang harus ada kelas bisnisnya. Karena harga tiket kelas bisnis bisa tiga kali lebih mahal daripada tiket ekonomi, niscaya tidak menarik bagi wisatawan yang ingin bersantai di kawasan resor, terutama bagi mereka yang akan ber­libur bersama keluarga.

Michi juga mengakui banyak tamu­nya terbang dengan Garuda, karena penerbangan nya langsung. Tapi sebagian memilih JAL atau ANA melalui Jakarta ka­rena mereka ingin mengumpulkan bonus dari akumulasi milleage. Yang tidak memilih di antara ketiga maskapai penerbangan terse­but, akan memilih terbang melalui Sin­gapura dengan Singapore Airlines.

Akan lebih baik lagi jika Peach Aviation, LCC dari ANA, bisa terbang ke Bali. Atau jika Jetstar atau AirAsia bisa terbang lang­sung dari Tokyo ke Bali, itu pasti akan meningkatkan jumlah wisatawan Jepang, ter utama dari kalangan muda seperti dulu.

Dia melihat sudah mulai banyak orang Jepang tertarik dengan AirAsia karena harga tiket murah yang mereka tawarkan meskipun tidak banyak yang mengguna­kannya hingga saat ini.

Di Bali budget traveler datang untuk mela kukan aktivitas olahraga maritime, menyelam dan berselancar, seperti di masa lalu. Jadi secara umum, untuk meningkat­kan jumlah turis Jepang, tentu saja maska­pai penerbang an murah juga penting. Dan penting pula melihat psikologi orang Jepang yang ‘fanatik’ pada maskapai pe­nerbangan nasionalnya. n

Selain Masalah Tsunami

Page 12: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

12 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Bali dan Jepang

Kenaikan meskipun KecilYani Suwanda, Assistant Director of

Sales Padma Resort Bali di kawasan Legian menginformasikan bahwa setelah tsunami bulan Maret 2011

terasa kenaikan jumlah kedatangan wisatawan Jepang di propertinya walaupun kecil. Pada periode Januari–April 2011 dan Januari–April 2012 tercatat kenaikan sekitar 100 room nights per bulan. Bila dihitung dari room night saja memang angka yang ditunjukkan kecil sekali, belum berarti banyak. Secara persentase ha­nya naik 1%.

Turis Jepang yang menginap di Padma re­sort didominasi oleh FIT, mencapai 70% dari seluruh tamu Jepang yang menginap. Dikate­gorikan tamu grup ialah sedikitnya 10 orang yang menempati lima kamar twin bed. Yang menginap di Bali Padma lebih banyak melalui biro perjalanan.

“Jepang sendiri masih dalam tahap reco­very process, dalam artian setelah tsunami, turis yang datang, khususnya yang menginap di tempat kami, itu sudah naik, meskipun ke­cil sekali. Tapi bagi kami ya harus menerima keadaan itu. Pastinya lambat laun akan naik lagi. Walaupun belum pulih seperti tahun 2008, kami tetap menjaga hubungan baik de­ngan pihak­pihak di Jepang terutama dengan perusahaan biro perjalanan di negeri itu,” kata dia.

Budiarsa, Director of Sales Ramada Bintang Bali Resort yang berada di kawasan Tuban, atau dikenal dengan South Kuta, memprediksi kenaikan jumlah tamu dari Jepang di proper­tinya antara 2–3% saja tahun ini. Pasar Jepang bagi properti mereka kurang dari 5% dan be­lum menjadi pasar utamanya.

Apa yang disukai oleh wisman Jepang di Bali belum ada perubahan: akomodasi yang menyediakan twin bed dan bathtub. Produk akomodasi di Bali sudah sesuai dengan kebu­tuhan.

Sekarang sudah tersedia tambahan pener­bangan langsung dari bandara Haneda, Tokyo ke Bali tapi belum menunjukkan kenaik an jumlah yang signifikan sehingga belum bisa mengembalikan volume wisman dari Jepang

seperti tahun­tahun sebelum tahun 2010. Namun demikian, masih banyak wisman

dari Jepang ke Bali yang menggunakan tran­sit flight misalnya melalui Jakarta atau Singa­pura. Cukup banyak biro perjalanan di Bali yang mendapat order dari biro perjalanan di Jakarta.

The X FactorMakiko merasa gembira sekaligus sedih

dengan adanya penerbangan langsung Garuda dari Haneda ke Bali. Dia senang ka rena ada penerbangan tambahan langsung dua kali dari Jepang saat ini, tapi dia menyesalkan pe­nutupan penerbangan langsung dari Nagoya ke Bali dengan frekuensi seminggu tiga kali. Saat ini total direct flight dari Jepang ke Bali ada 17 flight tapi itu belum bisa menutupi kekurangan yang ditinggalkan oleh JAL sejak akhir tahun 2010.

Diakuinya bisnis di penerbangan itu berat maka untuk mendukung capaian load factor dari sebuah rute diperlukan dukungan dari semua pihak termasuk biro perjalanan, hotel dan pemerintah. Terutama mengusahakan ca­paian load factor saat low season.

JTB melihat sebagian besar orang Jepang masih belum tahu rute baru Garuda dari Haneda ke Bali. Mr Kimura merasa rute tersebut sangat baik. Untuk waktu keberang­katan dari Haneda, Tokyo sudah baik karena

orang Jepang dapat pergi setelah selesai be­kerja kantor. Meskipun mereka tiba pagi hari di Bali, tidak menjadi masalah karena “kami bisa membawa para tamu untuk sight seeing di Denpasar atau Sanur, sambil menunggu waktu check­in pada pukul 2–3 siang,” kata dia. Tapi, masalahnya adalah waktu ketibaan kembali di Haneda pada pukul 11.30 malam, dimana transportasi umum seperti kereta api atau bis sudah tidak beroperasi.

Demikian pula penerbangan lanjutan rute domestik seperti ke tujuan Sapporo, Fu­kuoka, Hiroshima, Sendai dan lain­lain yang memungkinkan koneksi penerbangan di hari yang sama. Setelah tengah malam hanya tersedia taksi yang mahal sekali bahkan bagi orang Jepang sendiri. Memang bagi Garuda tidak memiliki pilihan lain karena pemerintah Jepang saat ini bisanya memberikan slot time keberangkatan dan kedatangan di malam hari tersebut. Mr Kimura optimis diperkirakan pada tahun 2013 atau 2014, bandara Haneda akan memiliki ruang lebih luas untuk pener­bangan internasional atau asing, sehingga memudahkan bagi kedatangan dan keberang­katan pesawat­pesawat dari maskapai pener­bangan asing.

Lanjutnya, “Kami akan mem pro mosikan­nya lebih giat. Pada saat ini, kebanyakan wisatawan masih berangkat dari Narita. Ka­rena waktu keberangkatan dan kedatanganya masih OK.”

Baik JTB maupun Rama Tour melihat satu faktor kunci untuk meningkatkan wisatawan Jepang, yaitu, jika memungkinkan, ditiadakan keharusan visa. Di Hawaii, Thailand, Singa­pura, bahkan di Cina sudah tidak dikenakan lagi visa bagi wisatawan Jepang. Hanya ber­laku di Indonesia biaya visa USD 25. Jadi jika satu keluarga Jepang dengan jumlah lima orang akan berwisata ke Indonesia harus me­nyiapkan tambahan dana USD 125. Jumlah itu cukup berpengaruh.

Kendati, keistimewaan dalam perjalanan ke Indonesia dari Jepang, immigration clearance dilaksanakan di atas pesawat terbang sebelum mendarat di Indonesia. Itu berkat kerja sama

Yani Suwanda

Page 13: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

13Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Bali dan Jepang

dengan instansi imigrasi yang menempatkan petugas pada setiap penerbangan Garuda Indo nesia dari Jepang ke Indonesia. Tapi, di bandara pun para penumpang itu tetap harus berbaris lagi untuk membayar VOA (visa on ar­rival) selain tetap harus mengantri lagi di loket pengecekan Imigrasi.

Ihwal InternetMenarik juga melihat data dari Bali Rasa

Sayang yang menunjukan sampai saat ini 97% orang Jepang mencari dan menggunakan in­formasi dari internet. Dibandingkan dengan 10 tahun lalu dimana hanya 7%. Jadi strategi promosi perlu berubah. Memang sampai saat ini yang baru dimanfaatkan oleh mereka ada­lah untuk mencari informasi, sedangkan un­tuk booking secara online relatif masih sedikit.

Masyarakat Jepang mencari informasi bu­kan hanya melalui internet tapi juga meng­gunakan smartphone, seperti i­phone atau Blackberry. Rata­rata mereka mencari tur mu­rah. Sebagian besar biro perjalanan Jepang memiliki website sendiri. Sangat mudah calon wisatawan mencari paket tur murah yang di­tawarkan melalui internet.

Hal ini diakui oleh Ayana resort dan Padma resort. Website hotel mereka banyak dikun­jungi oleh orang Jepang, tapi untuk booking langsung melalui website itu masih kecil jum­lahnya. Rata­rata mereka melihat website un­tuk mengetahui dan mengecek fasilitas ako­modasi yang dimiliki oleh hotel. Meskipun relatif kecil, tamu Jepang yang booking mela­lui website akan berkomunikasi melalui su­rat elektronik atau menelepon kepada pihak hotel untuk mengkonfirmasikan pemesanan online mereka.

Michi dari Ayana resort mengatakan hanya 5% yang booking langsung dari Jepang melalui website dan 95% melalui biro perjalanan.

Tapi untuk memesan fasilitas spa dan tur, kebanyakan tamu akan memesannya ketika mereka sudah menginap. Jumlahnya kecil, tetapi dari tahun ke tahun terus meningkat.

Sedangkan di Padma resort, tamu Jepang yang memesan langsung melalui website biasa­nya repeater dan kemungkinan mereka sudah mengenal baik personil sales atau GRO di resor ini.

Untuk menghindari keluhan dari tamu, misalnya karena ke­nyataannya tidak seperti apa yang mereka lihat dari foto da­lam website, maka website Padma versi bahasa Jepang se ring di­matihidupkan. Ini dilakukan saat versi bahasa Jepang sedang dimutakhirkan, ketika sedang dialihbahasakan dan diperiksa ulang oleh Sales Manager hotel yang adalah orang Jepang. Sehingga, saat website bahasa Jepang dihidup­kan kembali sudah memuat informasi ter­baru. Namun selama dimatikan, pe ngunjung Jepang tetap bisa melihatnya dalam versi ba­hasa Inggris yang setiap hari selalu dimuta­khirkan.

PenerbanganSekarang sudah beroperasi low cost carrier

(LCC) di Jepang. Ada Jetstar Jepang, AirAsia Jepang, dan Aviation Peach, low cost carrier dari kelompok maskapai penerbangan ANA. LCC Peach baru melayani rute domestik di negeri­nya sendiri, dan penerbangan internasional berjarak pendek seperti ke Seoul, Korea; Tai­wan, Cina, dan Filipina. Sampai saat ini belum ada rencana terbang ke Bali. Jadi ini merupa­kan potensi peluang bagi wisatawan Jepang dan penting.

Dengan LCC berarti bisa langsung mem­beli tiket dari perusahaan penerbangan. Har­ganya sangat murah bahkan kadang lebih murah daripada harga tiket agen perjalanan yang didiskon. Itu berarti warga Jepang akan mengubah cara bepergian mereka. Tidak akan hanya menggunakan agen perjalanan atau agen diskon online untuk mengetahui tiket dis­kon, namun juga diperlukan untuk mencari dan membandingkan harga langsung melalui penerbangan atau LCC di situs maskapai pe­nerbangan.

Sebelumnya, orang Jepang itu kehidup­an kesehariannya sangat sibuk karena per­ekonomian sedang tumbuh. Semua orang be kerja sangat keras sehingga tidak ada waktu untuk mencari atau memeriksa pilihan­pilihan perjalanan. Itulah mengapa agen perjalanan berpengaruh kuat dan membuat paket wisata yang mungkin cocok untuk klien me­reka. Para agen akan menawarkan paket perjalanan ke Bali, menggu­nakan operator penerbangan JAL, maskapai penerbangan nasional untuk menarik kliennya.

Tapi belakangan ini perekono­mian menurun. Mereka tidak pu­nya banyak uang tetapi me reka punya cukup waktu untuk men­cari, chatting dan cross checking,

dapat memeriksa sendiri di internet atau langsung ke perusahaan penerbangan, atau ke hotel.

Melihat banyak pilihan yang tersedia. Misalnya mau pergi ke Seoul, Korea Selatan, dapat meme riksa tiket murah dari Peach Avia­tion, kemudian membuat reservasi hotel mela­lui Experia, Agoda dan lain­lain, lalu meng­

gabungkannya. Kombinasi seperti ini bisa lebih murah daripada paket tur yang disedia­kan oleh biro perjalanan.

Namun demikian, mereka masih akan tetap mempertimbangkan untuk mengguna­kan paket tur yang ditawarkan oleh biro perjalanan. Karena kadang­kadang harga dari agen perjalanan wisata masih lebih ren­dah daripada harga paket meskipun mereka mengkombinasikan pemesanan melalui tiket murah LCC, diskon hotel di website dan paket tur online.

Mengapa? Membeli paket tur dari biro per­jalanan sangat jelas, harganya pasti dan bebas biaya pembatalan. Berbeda jika dengan meng­gunakan paket tur dari LCC atau kombinasi­nya karena anda harus bertanggung jawab sendiri, dan kadang­kadang harus membayar beberapa biaya tambahan. Jadi, masyarakat Jepang masih 50–50 menggunakan informasi dari internet dan menggunakan jasa agen per­jalanan.

Sebuah angket yang dilakukan oleh Bali Rasa Sayang terhadap 43.540 responden dari Jepang menunjukan 37% wisman dari Jepang ingin menikmati kehidupan resor di Bali, 29%

ingin spa dan aestetik, 11% ingin shopping, 10% ingin melakukan olahraga maritim, 6% ingin me­ngunjungi tempat­tempat terkenal di Bali, 4% dari mereka ingin honey­moon, 2% dan 1% yang ingin wisata kuliner dan lainnya. De ngan lama tinggal paling ba nyak 4–6 hari, 66% orang Jepang yang telah ke Bali menyatakan ingin kembali lagi dan hanya 1% yang berpikir untuk tidak kembali. Ini sangat baik dan indikasi good impression. (Hasil Sur­vey Bali Rasa Sayang).

Memang, perekonomian Jepang sedikit menurun dan mempenga­ruhi daya beli. Tapi sebenarnya wisatawan Jepang tidak terlalu

memilih­milih hotel, bahkan hotel high end class seperti Bulgari, Four Season tetap mereka beli. Tidak semua orang Jepang daya belinya menurun.

Sejak lama wisatawan Jepang membanding kan Bali dengan Hawaii. Kedua tempat ini adalah destinasi resor. Sebelumnya,

Page 14: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

14 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Hery Sudiarto

PeMAsArAn DesTinAsiBali dan Jepang

ke Bali bisa lebih murah sekitar USD 100 daripada ke Hawaii, tapi sekarang, di Bali bisa sama atau bahkan lebih tinggi harga­nya dibandingkan di Hawaii. Jadi mereka akan pergi ke Ha­waii, bukan ke Bali, jika mereka ingin pergi ke pantai. Bahkan, mereka kadang juga harus me­ngeluarkan uang lebih banyak di Bali daripada jika mereka per­gi ke Hawaii. Jadi mereka pun akan melihat harga, jika harga yang ditawarkan sama, mereka akan memilih Hawaii.

Ini bisa mengesankan ‘penghargaan’ tapi sekaligus tantangan bagi Bali dan Indonesia. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan?

Pertama adalah menambah penerbangan langsung dari Jepang ke Bali. Dengan mem­perhatikan penerbangan langsung dari Tokyo ke Jakarta selama 7 jam dan ke Bali selama 6,5 jam, jika seorang wisatawan Jepang ke Bali melalui Jakarta, dengan lama transit selama 3 jam dan diteruskan terbang ke Bali selama 1,5 jam, berarti dia harus menempuh perjalanan selama 10 jam lebih.

Menurut Makiko dari Rama Tour, “Masih ada 50 ribuan orang Jepang datang mela­lui pintu Jakarta. Kita harus menghargai itu. Sekaranglah harusnya kita buat direct flight. Dan mereka ini pasti bisa diarahkan ke Bali.”

Kemudian dia melanjutkan, “Memang ada pendapat kenapa harus diarahkan ke Bali saja. Tapi kalau terkenalnya Bali, kenapa tidak untuk diajak ke Bali? Kalau mereka tidak pu­nya akses ke Bali, ya mereka akan terbang ke Hawaii dan bukan ke Jakarta. Pesawat yang tersedia ke Hawaii itu 10 kali lebih banyak daripada pesawat yang terbang ke Bali. Setiap hari ada sekitar 10 pesawat siap melayani pe­nerbangan langsung dari Jepang ke Hawaii.”

Menurutnya, jika semua pihak, mulai dari maskapai penerbangan, biro perjalanan dan hotel mau menurunkan sedikit­sedikit har­ga, akan bisa membuat paket wisata murah sekaligus bisa membantu Garuda menangkap ke sempatan sebagai satu­satunya maskapai yang memiliki penerbangan langsung.

Kedua adalah pembenahan infrastruktur di bandara. Pelayanannya harus jelas, lebih ce­pat dan lebih mudah. Pelayanan yang diberi­kan harus bebas stres. Mr Kimura memban­dingkan di Singapura memerlukan waktu 10 detik untuk memindai, mengecek dan mem­bubuhkan cap di paspor. Di Jakarta, masih memerlukan waktu 5 menit per orang. Di Bali

sendiri, pelayanan keimigrasian sudah bisa beradaptasi dengan kebutuhan penumpang asing yang mendarat di bandara.

Mr Kimura berpendapat, “Tapi saat ini oke. Hanya perlu mengalokasikan lebih banyak dana, lebih banyak waktu dan lebih berkonsentrasi memba­ngun dan memperbaiki infra­struktur, termasuk sistem visa, infrastruktur imigrasi dan ban­dara.”

Hery Sudiarto dari Pro Bali Tour melihat untuk menarik wisatawan Jepang kembali harus membuat promosi terutama mempromosikan maskapai penerbangan ka­rena inilah pintu masuknya.

Harus diingat untuk membuka sebuah destinasi harus ada sarana transportasinya. Sebagai satu­satunya maskapai penerbangan Indonesia yang mempunyai rute langsung ke Jepang, ada baiknya Garuda, sebagai maskapai penerbangan milik negara, bisa bekerja sama dengan Kementrian Pariwisata. Jadi harus ada koordinasi dan saling bekerja sama untuk mempromosikan, misalnya Bali.

Dia melihat industri akan berpartisipasi jika pemerintah mengadakan acara sales mis­sion, expo dan lain­lain. Tapi industri tidak bisa

hanya berpromosi dengan cara seperti itu, harus menggunakan berbagai macam cara dan produk agar langsung menuju sasaran.

Jadi menurutnya, “Misalnya maskapai penerbangan membuat promosi, Kementrian Pariwisata juga membuat promosi dengan membuat even untuk menarik turis datang, ditambah dengan industri yang membuatnya menjadi sebuah paket perjalanan menarik, ini akan membuat wisman mau datang ke sini.”

Yani dari Padma resort mengatakan mereka tidak melakukan sesuatu yang khusus. Men­jaga hubungan baik dengan mengunjungi

biro­biro perjalanan di Jepang tetap dilaku­kan. Itu merupakan salah satu cara memper­tahankan hubungan hotel dengan pasar di Jepang. Jadi kami tetap melakukan hal yang sama sebelum ada peristiwa bencana alam tsunami maupun sesudahnya.

Ada beberapa taktik yang dilakukan di Bali Padma seperti memberikan special rate yakni anak­anak yang menginap gratis sela­ma bulan­bulan liburan sekolah sehingga biro perjalanan dapat membuat flyer promosinya. Karena yang lebih sensitif mengenai hal itu sebenarnya adalah dari biro perjalanan.

Bagi sektor swasta di Bali, mereka harus meningkatkan eksistensi produk mereka. Seperti yang dilakukan di Ayana, yang tetap menjaga dan membangun hubungan komu­nikasi yang baik dengan tamu sehingga kami mengetahui apa yang mereka inginkan. Kita tidak dapat hanya berbicara mengenai perho­telan di sektor swasta. Menetapkan produk kita sendiri dan mempertahankan apa yang kita miliki. Itulah yang kami lakukan. Seperti kami merenovasi fasilitas spa, dan menjaga hubungan baik dengan sektor pemerintah adalah penting juga .

Menurut Michi, kebanyakan agen perja­lanan memang mencatat wisatawan Jepang ke Bali meningkat 10% selama kuartal per­tama tahun ini dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.

Jumlah ini termasuk wisatawan yang lang­sung ke Bali dan melalui Jakarta. Tamu dari Jepang di Ayana sendiri pada tahun 2010 ada 28%, tahun 2011 lebih dari 30%, dan tahun ini ditaksir sekitar 34–35% atau bisa jadi lebih. Jadi dia mendapat bisnis tambah di tengah jumlah wisatawan Jepang yang secara keselu­ruhan masih mengalami sedikit penurunan seperti diindikasikan oleh data statistik BPS.

Jadi bagi daerah lain yang ingin berpro­mosi ke Jepang, harus menjaga kelestarian keindah an pantai, mengedepankan pula in­dahnya la ngit biru di malam hari menyaksi­kan keindahan bintang gemintang, gunung­gunung dan danau yang cantik, memelihara habitat flora dan fauna langka atau endemik yang hanya ada di daerah mereka, menjaga peninggalan sejarah dan mempertahankan budaya yang sangat berlainan dengan apa yang mereka miliki di Jepang.

Di Bali ada kebudayaan Hindu yang ken­tal, ada kebudayaan Islam di Jawa, itu semua bisa dipromosikan dan akan menarik pasar di Jepang. Tentu saja tidak boleh melupakan ke­tersediaan sarana transportasi dan akomodasi hotel serta fasilitas penunjang lainnya. n

Page 15: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

15Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pengembangan Pasar

Konsistensi Meningkatkan Fam Trips

Pasar wisatawan di Thailand pun perlu dipenetrasi lebih luas. Maka Famtrip

bagi jurnalis Thailand diikuti oleh enam orang, dari tanggal 1–5 Mei 2012.

Daerah yang dikunjungi adalah Medan dan Sumatera Utara. Famtrip ini bekerja sama dengan AirAsia.

Selama famtrip, para jurnalis ini meng­eksplor wilayah Sumatera, khususnya di Medan selama empat hari.

Destinasi yang dikunjungi tentu saja kawasan Danau Toba dengan Pulau Samosir­nya.

Kemenparekraf telah melaksa na­kan kegiat an Familiarization Trip, atau populer disebut Famtrip se­lama tahun 2011, dengan jumlah

total 492 peserta. Itu berarti pelaksa na an program Famtrip tercapai dengan melam­paui target sebanyak 19%. Target yang di­tentukan semula adalah 414 orang.

Capaian tersebut dihasilkan antara lain de ngan jalan menerap kan kerja sama (co­Famtrip) dengan berbagai pihak, ter utama de ngan maskapai penerbangan baik na sional maupun internasional. Kegiat an ini memang ha rus konsisten dilaksanakan

tiada henti. Dari sudut strategi pemasaran pari­

wisata yang dijalankan oleh Kemenpa­rekraf, praktik Famtrip telah menerapkan beberapa fungsi: horizontal marketing, low budget high impact, penetrasi pasar, dan me ngandung target pencapaian hasil di samping berjangka menengah dan pan­jang, sampai batas tertentu juga hasil­hasil kongkrit dalam jangka pendek.

Menurut Direktur Pe ngembangan Pasar dan Informasi Pasar Pariwisata, Sadar Pakarti Budi, ke giat an Famtrip 2011 dianggarkan sebagai ke giatan yang

Peserta dari Jepang bersama Pakarti Budi (kedua dari kanan, tengah).

memfasilitasi untuk pe ser ta nya tiket inter nasional, tiket domestik, transportasi lokal, akomodasi, makan, dan tur serta biaya­biaya mendukung aktivitas first hand observation.

Namun dengan penerapan kerjasama sinergis dengan beberapa pihak lain di luar instansi Kemenparekraf, untuk be­berapa Famtrip, biaya tiketnya ditanggung oleh maskapai penerbangan terkait, dan ada juga oleh kantor perwakilan RI di luar negeri. Pola itu dikembangkan terus ta­hun 2012 ini dalam rangka upaya­upaya pengembangan pasar pariwisata.

Famtrip dari JATA (Japan Association of

Travel Agent) Jepang, diikuti oleh 14 orang. Dilak­sanakan dari 24 sampai 29 Mei 2012, dengan tujuan Jakarta–Yogyakarta.

Wisatawan Jepang umumnya menyukai pergi ke Bali untuk liburan, dan Yogyakarta merupakan destinasi kedua di Indonesia yang dikunjungi oleh wisatawan Jepang. Mereka bisa masuk melalui Jakarta, atau dari Bali.

Di antara acara kunjungan mereka ke lapangan, juga diadakan pertemuan antara peserta, VITO Jepang dan Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, Sadar Pakarti Budi, di kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dari JATA Jepang

Jurnalis Thailand

Page 16: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

16 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pengembangan Pasar

Dari Italia ke SulawesiFamtrip yang diikuti oleh dua orang jurnalis dari Italia pada

8–15 Mei 2012 dibawa ke Tana Toraja, Sulawesi untuk me­liput salah satu upacara kematian terunik di dunia. Ini dilak­sanakan bertepatan dengan adanya upacara adat Rambu Tuka. yang diselenggarakan oleh satu keluarga almarhum Adolfina Tangnga. Mereka meliput sejak dari persiapan awal sampai pelaksanaan upacara.

Operator Tur Belgia ke Bali BaratDua operator tur dari Belgia, Mater Tour dan Jet Air, me­

ngirimkan masing­masing seorang wakil untuk meng­ikuti Famtrip mengunjungi Bali Barat, Selatan dan Utara. Kun­jungan di Pulau Bali dilaksanakan tanggal 1–8 April 2012.

Promosi destinasi wisata di Bali Barat dipandang belum maksimal dilakukan, maka di samping beberapa aktivitas wisata lainnya dilakukan di daerah ini, termasuklah pelaksa­naan Famtrip oleh Kemenbudpar.

Media Elektronik ItaliaFamtrip untuk media elektronik Italia diberikan kepada para

jurnalis dan media televisi dari TV RAI Italia. Sebanyak empat orang selama 1–8 April 2012 datang mengikuti Famtrip di Bali untuk meliput destinasi ini dan menyaksikan atraksi­atraksi wisata yang ditampilkan demi mempromosikan pari­wisata Indonesia di Italia. Mereka memilih Bali karena sangat tertarik akan budaya juga kondisi alam yang masih alami.

Jurnalis dan Operator Tur dari SwissDari Swiss pelaksanaan Famtrip dikombinasikan untuk

dua orang dari media dan seorang sales agent dari TUI Flex Travel. Dari media adalah seorang jurnalis Tages­Anzeiger.

Ke Tour de SingakarakDalam rangka mempersiapkan dan melaksana­

kan ajang besar Tour de Singkarak (TDS) awal Juni 2012, dilaksanakan kunjungan yang juga bersi­fat Famtrip bagi tim dari ASO (Amaury Sport Organi­zation) pada 2–10 Juni 2012 ke Sumatera Barat. Peserta tim ini empat orang. Mereka sekaligus meliput dan mengawasi dari segi kualitas kegiatan TDS, selaku konsultan penilai untuk pelaksanaan TDS.

Kunjungan mereka ke Bali selama 1–8 April 2012.Kemenparekraf mendukung seluruh kegiatan famtrip bagi

jurnalis dan operator tur ini. Mereka menyukai aktivitas budaya yang erat kaitannya dengan budaya serta alam yang masih alami.

Pendukungan Famtrip BelgiaKunjungan Famtrip dari Belgia dilakukan oleh tiga orang

selama 11–16 April 2012. Mereka bertujuan hendak membuat program Place Royale, dalam rangka memperingati Hari Malaria oleh Putri Astrid. Kemenparekraf mendukung dan menguruskan izin­izin peliputan dari NBSF dan yang berkaitan.

Wisata Alam dan Budaya Enam orang jurnalis dari media terkemuka di Guangzhou,

China, diundang ke Indonesia. Media­media ini mempu­nyai pembaca setia dalam jumlah besar. Mereka dibawa me­ngunjungi Jakarta, Bali dan Lombok pada 15–20 April 2012. Famtrip ini dilaksanakan bekerja sama dengan Garuda Indonesia di Guangzhou.

Di Bali para peserta menyaksikan berbagai atraksi budaya dan meninjau berbagai pura yang masing­masing menampil­kan keunikan tersendiri.

Di Lombok, peserta lebih banyak mengunjungi obyek wisata alam dan budaya masyarakat suku Sasak. Famtrip ini difokuskan pada wisata alam dan wisata budaya.

Famtrip Dalam NegeriFamtrip juga diadakan untuk kalangan di dalam negeri. Pe­

sertanya terdiri dari para blogger Indonesia yang tampak sangat aktif di dunia maya, yang juga mempunyai followers di Twitter cukup banyak sehingga dirasa dapat mempromosi­kan pariwisata Indonesia lewat internet. Selain itu, famtrip ini juga diikuti oleh dua orang jurnalis dari Metro TV. Kegiatan famtripnya diikuti oleh 10 orang pada 14­18 Mei 2012 di Ta­man Nasional Tanjung Puting, Kalimantan. n

Page 17: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

17Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Event

Lombok Sumbawa Pearl Festival 2012 dilaksa nakan lagi sejalan dengan kesuksesan acara di tahun sebe­lumnya. Ukurannya adalah in­

dustri krea tif sudah semakin berkembang dan ini harus menghailkan value­nya.

Dengan adanya festival ini diharap po­sisi Lombok semakin kuat. Ini juga sebagai strategi promosi pariwisata dengan me­nunjukkan produk. Dan untuk menggerak­kan perekonomian rakyat. Pelaksanaannya akan diadakan pada 29 Juni–31 Juli 2012.

Dasar pemilihan lokasi festival adalah karena NTB sebagai salah satu daerah penghasil mutiara terbesar di In­donesia, khususnya mutiara air laut. Mutiara merupakan produk yang berperan penting bagi Lom­bok dan Sumbawa yang memberi­kan devisa cukup besar.

Tujuan even adalah lebih mem­perkenalkan Lombok dan Sum­bawa sebagai penghasil mutiara utama di Indonesia, meningkat­kan kualitas dan design produk NTB terutama untuk memenang­kan pasar internasional, turut me­nyukseskan VLS 2012, menum­buhkan rasa cinta dan bangga ma syarakat pada mutiara Indone­sia, turut menggerakkan pereko­nomian rakyat.

Diawali dengan acara lelang mutiara, lalu panen mutiara, kemudian pameran, pemilihan Putri Mutiara. Pada 1 Juli selain pameran juga akan diadakan beberapa perlombaan, fotografi, mewarnai, juhi atau menghias kerang mutiara dan lain­lain.

Yang utama adalah lelang mutiara dima­na akan hadir 20 buyers. Akan dikedepan­kan UKM yang sudah recommended, bukan hanya perusahaan mutiara tapi juga tenun gerabah. Disediakan 15 booth. Selain itu akan ada demo juga. Untuk vendor lelang mutiara terdaftar 6 perusahaan. Mereka dari Lombok, Maluku, NTT dan Papua. To­tal semua 30 booth dan 3 booth tambahan.

Riwayat even ini, bermula tahun 2009 ketika masih mencari konsep. Waktu itu pembicaraan mengenai Visit Lombok Sum­bawa. Festival Mutiara mulai dilaksana­kan tahun 2010. Dari situ diperoleh last

credit dari buyer, secara kuantitatif jum­lahnya tidak banyak tapi mereka tersebar di Tahiti, Jepang, Jerman, New Zealand, sampai ke Singapura. Setiap tahun ada saja perminta an dating dari mereka.

Tahun 2012 ini bertambah banyak, KADIN Perancis sudah mengkonfirmasi akan mengirimkan buyer, juga dari Jepang ada lima perusahaan. Umumnya mereka adalah para pelaku pasar mutiara.

Di Indonesia sudah ada Asosiasi Budi­daya Mutiara, beranggotakan semua pe­laku usaha mutiara. Tahun lalu mulai mengkaryakan para pengrajin kerang mu­

tiara sampai mengelola limbah menjadi kerang mutiara.

Biasanya dari luar negeri datang untuk melihat budidayanya, yang tadinya datang untuk leisure, tapi sekarang untuk berbis­nis. Adapun dari Cina, baru pertama kali dating tahun ini.

Dari domestik sendiri kekuatan pasar­nya ada di Jakarta dan Surabaya. Memang 70% pedagang mutiara adalah orang Mataram, tapi buyer berada di Jakarta dan Surabaya.

Yang perlu diantisipasi sekarang ada­lah pengetahuan masyarakat Lombok sendiri untuk membedakan mana mutiara yang baik dan mana yang kurang baik. Mereka juga harus tahu mutiara­mutiara yang dikirim dari Cina yang sebenarnya bukan tergolong permata. Itu sebenarnya termasuk manik­manik. Ini akan menjadi

PR bagi Pemda NTB ke depan. Keluhan dari pembeli luar negeri

adalah susah untuk datang ke Lombok. Bagusnya, dulu yang terbang ke Lombok hanya Garuda, sekarang dari penerbangan dari Singapura juga sudah mendarat. Mereka berharap direct flight yang nyaman untuk sampai ke Lombok.

Sekarang potensi mutiara terdapat pula di Raja Ampat. Karena perairannya paling bersih. Jadi dimohon sekali kepada Pemda Papua untuk menjaga ekosistem terumbu karang, karena itu merupakan treasure.

Asosiasi Budidaya Mutiara sudah na­sional, bukan hanya di Mataram, Lombok. Awalnya adalah asosiasi perusahaan, jadi kesannya ekslu­sif sekali. Tapi mulai tahun lalu dibuka keanggotaan pada mitra yang terdiri dari perajin. Mereka ini sudah berkembang lama tapi tidak tahu kemana memasarkan produknya.

Asosiasi ini ada dimana saja, di Mata ram dan Ambon, Maluku. Papua juga ter masuk. Yang sedang dilakukan di sana adalah mem­bina kemampuan masyarakat se­tempat karena bahan baku yang tersedia di sana banyak sekali. Masalahnya adalah bagaimana mereka mengelolanya, maka perlu

pembinaan. Yang di Ambon sudah dilatih di Surabaya.

Yang ingin dijual adalah produk yang berkualitas. Mutiara itu pada dasarnya tidak ada standarnya. Orang kita enggan belajar, maka, setelah membeli dan ternya­ta palsu barulah memberitahukannya ke­pada Asosiasi.

Kemenparekraf menyusun banyak agenda dalam rangka memasarkan destinasi­destinasi di Indonesia. Banyak even yang diadakan dengan berbagai ragam tema se perti olahraga, musik, dan industri kreatif.

Lombok Pearl Festival dicetuskan per­tama kali pada tahun 2009. Formalnya mulai tahun 2010 hingga sekarang. Seba­gai even promosi, tujuannya adalah meng­angkat tema mutiara untuk mempromosi­kan destinasi di NTB. n

L mb k SumbawaPearl Festival

Wakil Gubernur Provinsi NTB, Badrul Munir, memberi penjelasan kepada pers di Kemenparekraf, Jakarta,

pada hari Senin (25/6).

Page 18: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

18 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Event

Di kawasan perbatasaan lainnya, di pulau Timor, dipersiapkan pula kembali penyeleng­garaan festival berta­

juk Festival Wisata Perbatasan ‘Timoresia’. Setelah di tahun sebelumnya berhasil dilaksana­kan lebih maju dibandingkan yang pertama tahun 2010, tahun 2011 berhasil dijalin kerja sama dengan Pemerintah Timor Leste.

Pemerintah Negara tetangga itu me­nyambut ajakan Indonesia untuk memeriah­kan ajang yang mempertemukan penduduk dan seni budaya antara dua Negara ini.

Dengan demikian juga mendorong arus kunjungan wisatawan dan mende katkan hubungan antarmasyarakat. Maka pihak Indonesia menamai even itu sebagai Festival Wisata Perbatasan Timoresia. Direncana­kan akan diselenggarakan minggu kedua November 2012 di Atambua, kabupaten

Belu, propinsi Nusa Teng­gara Timur. Ketika rapat

persiapan awal bu lan Mei yang lalu di Kemen­parekraf, atase

pe rekonomian yang mewakili Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia, datang hadir dan aktif

berbicara dalam mendukung ren­cana Kemenparekraf melaksana­

kan Festival Timoresia.Pada festival itu akan terjadi kun jungan

khusus penduduk Timor Leste yang tentu saja sebagai wisatawan, baik dalam rangka tujuan ikut serta pada aktivitas festival, maupun sebagai murni wisatawan pe­ngunjung.

Festival wisata perbatasan yang digelar sekali setahun ini bahkan mengandung bebera­pa dimensi kedekatan dan hubung­an baik dua Negara, di samping dipro­

mosikannya kegiatan pariwisata dan arus wisatawan.

Komponen kegiatan selama Festival akan terdiri dari Festival Sasando, Konser Musik, Pagelaran Seni & Budaya, Pemu­taran Film, Pasar Malam, Pameran, Kuliner dan pertand­ingan Olahraga Persahabatan. Indonesia dan Timor Leste akan memper­temukan tim dari kedua belah pihak, yang mengambil bagian pada se tiap kegiatan tersebut.

Indonesia yang luas ini memiliki bebe­rapa kawasan potensial untuk wisata per­batasan, di Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, Papua dan di pulau Timor. n

Bukalah di internet aseanjazzfestival.com. Tampilannya sangat meng­goda, menggairahkan orang un­tuk datang berkunjung. Tahun

2012 ini merupakan yang ke lima. Tahun lalu sekitar 7.500 orang menonton.

Inilah music tourism event yang digelor­akan terus dan membuahkan hasil. Seiring lokasi event­nya di pulau Batam, maka sekaligus juga masuk dalam kategori pe­ngembangan wisata perbatasan.

Dari sudut permusikan acara tahunan ini telah menggabungkan kolaborasi banyak seniman musik dalam semangat perdamai­an tidak hanya dari negara­negara ASEAN tetapi juga dari bagian lain dunia ini.

Tahun ini sekali lagi festival disajikan oleh Kemenparekraf, Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam dan Dwiki Dharmawan sebagai direktur festival.

Tempatnya juga kembali di teluk pelabuhan, Batam Harbor Bay, tanggal 22–23 Juni 2012. Selain Indonesia sebagai tuan rumah, festival asean jazz kelima ini telah mengundang seniman dari Thailand, Ma­laysia, Filipina, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Perancis. Mereka memang menggoda, orang pun tampaknya semakin menerima dan­me­nikmati aneka jazz termasuk kombinasi dengan etnis seperti angklung, musik Me­layu dan juga Minang (Sumatera Barat). n

ASEANJazz

Festival

Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar

memberikan ucapan selamat

kepada musisi Dwiki Darmawan

saat acara konferensi pers

di D’Consulate Cafe,Jumat (15/6).

Festival Timoresia

Atase Perekonomian pada Kedubes Timor Leste (kanan) menghadiri rapat persiapan di Kemenparekraf, Jakarta.

Page 19: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

19Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Danau Maninjau

Ngarai Sianok

Istana Pagaruyung

Jam Gadang

Pantai Carocok

Pemasaran Destinasi

Peluang Paket Wisata 3–6 hari

di Destinasi Sumbar“Industri pariwisata yang harus bergerak untuk itu,” kata Wamen Parekraf Sapta Nirwandar.

Dan inilah antara lain hasil lan­jut yang mestinya diefektifkan setelah usai dilaksanakan even sport tourism berkelas interna­

sional seperti Tour de Singkarak 2012. Penyelenggara ajang lomba sepeda

internasional ini menyatakan pujian dan penghargaan pada masyarakat Sumbar. Dari semua lapisan telah memperlihatkan sambutan yang mengesankan bagi semua peserta balap dan para pelaksana di lapang an. Tentu saja juga bagi pe ngunjung dari luar daerah.

Sepanjang rute yang telah ditempuh total 854 kilometer, masyarakat di kam­pung dan kota di sisi jalan lintasan seakan tiada putus­putusnya menonton dan meng eluk­elukan para pebalap yang melintas.

“Memang, yang paling mengesankan bagi pebalap dan rombongan dari man­canegara ialah mereka mendapatkan pe­mandangan dan suasana yang ‘komplit’, variasi dari medan persawahan, bukit dan gunung, perkebunan, sungai dan danau­danau indah, dan masyarakat yang disip­lin, tertib serta bergelora dalam menyam­but di sepajang jalan­jalan lintas rute.

Hari Sabtu 9 Juni 2012 dengan etape ke­6 pada rute menyusuri pantai barat Sumatera, semakin menyempurnakan kom binasi lanskap Sumbar yang disaksi­kan dan dinikmati oleh para pebalap dan pe warta dan penulis, yakni lintasan rute dengan pemandangan laut dan masyarakat pesisirnya, dari Pariaman ke Painan.

Faktanya di lapangan, kerja sama organi sator even, pemda, kepolisian dan satuan pengamanan bersama masyarakat telah menunjukkan pengertian yang pro­porsional bagaimana popularitas sukses­nya pelaksanaan TDS 2012 ke mancanegara akan membawa hasil bagi pengem­bangan pariwisata Sumbar.

Setiap hari lintasan balap panjangnya lebih 100 kilometer jalan raya telah harus dibuat ‘steril’, ditutup untuk semua lalu lintas, sejak satu jam sebelum start sampai satu jam setelah semua pebalap melintas. Puluhan sampai ratusan kendaraan ber­motor tampak sabar antri menunggu di setiap persimpangan jalan, hingga jam dibukanya kembali penutupan arus lalu lintas, sementara di saat itulah masyarakat berhimpun di sisi­sisi jalan memberikan

sorak sorai gembira pada barisan pebalap yang sedang melaju.

“Itu menunjukkan pemda, media, to­koh­tokoh masyarakat di Sumbar telah ber­peran aktif dan berhasil menyosiali sasikan even yang memang konsepnya sport and tourism,” kata M Faried, Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemenparekraf.

Untuk MasyarakatPariwisata Sumbar

Para pewarta dan penulis mancanegara yang mengikuti ajang ini pun menyatakan kepuasan dan kekaguman mereka. Dari sudut teknis lomba sepeda kelas interna­sional, jalan­jalan pada lintasan rute telah memenuhi harapan semua pihak, kuali­tas jalan raya sampai ke pelosok­pelosok daerah mereka nyatakan ‘comfortable’ dan

Page 20: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

20 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pemasaran Destinasi

‘menantang’. Dari sudut ‘tourism’ mereka menikmati kombinasi lanskap alam yang amat bervariasi, hawa bersih sejuk, dan ‘masyarakat yang kaya tradisi budaya’.

Menurut M Faried, beberapa pengamat pariwisata yang mengikuti TDS 2012 me­nyatakan percaya bahwa Sumbar sebagai satu destinasi pariwisata, kini semakin kondusif untuk menciptakan paket­paket wisata yang akan berdurasi tiga sampai enam hari bagi wisatawan untuk menik­mati Sumbar sebagai satu kesatuan des­tinasi wisata. Paket wisata dimaksud bisa memasukkan itinerary perjalanan wisata mencakup semua rute lintasan TDS 2012.

Prospek tersebut kini semakin realistis, “Diharapkan industri pariwisata mulai dari bidang usaha aksesibilitas udara dan darat, usaha akomodasi, atraksi, dan para operator tur akan mengembangkan, me­ngelola dan memasarkan,” lanjut Faried.

Dengan begitu wisman, juga wisnus, akan sungguh mengalir lebih banyak lagi ke Sumbar secara berkesinambungan. Sedikitnya 10 media di mancanegara me­nyiarkan TDS 2012 dengan citra Sumbar sebagai destinasi wisata, dan itu berpo­tensi digandakan lagi oleh media­media lain di pasar wisata mancanegara.

“Kami yakin masyarakat sudah semakin siap,” kata Faried lagi. Pemasaran Pari­wisata memerlukan kerjasama 3A, yakni Aksesibilitas, Akomodasi, Atraksi, dan dukungan ATB atau aman, tertib, bersih.

Itu sudah diperlihatkan selama TDS 2012, kata dia. Kami berterima kasih kepada media lokal yang telah memberikan peran aktif dalam memberitakan teknis lomba, dan mensosialisasikan gagasan­ gagasan pengembangan pariwisata di Sumbar. Dimulai di kota Sawahlunto pada 4 Juni 2012, diselesaikan di hari Minggu 10 Juni 2012 setelah etape ke­7 mengambil rute di dalam kota Padang.

Kalau total tujuh etape TDS 2012 sepan­jang 854 kilometer di 14 wilayah kabu­paten kota itu, telah ‘recommended’ bagi suatu ajang internasional, maka tentulah infrastruktur yang digunakan juga layak jual untuk ditempuh oleh perjalanan wisatawan.

Di beberapa daerah destinasi pariwisa­ta masalah kondisi infrastruktur khusus­nya jalan­jalan raya merupakan keluhan umum. Kualitas jalan yang kurang me­madai berdampak pada kurang nyaman­nya para wisatawan menjalani tur.

Dampak ekonomi juga dialami oleh para operator tur lantaran waktu tempuh untuk perjalanan jarak yang relatif pendek pun menjadi lebih lama.

Khususnya bagi destinasi di Sumatera Barat, dari sudut aksesibilitas darat terse­but, kini tersedia peluang untuk mem­buat kembali paket­paket tur setempat yang ‘layak jual’. Itu didukung kenyataan antara satu lokasi obyek daya tarik wisata dengan obyek lainnya, dapat ditempuh dalam waktu yang tidak akan membo­sankan dalam suasana perjalanan darat.

Wisatawan yang menginap di hotel Bukittinggi, atau di Padang, misalnya, set­iap hari dapat menikmati tur dengan men­gunjungi tiap tourist spot yang bisa dicapai berkendara mobil sekitar dua jam saja. Bandara Minangkabau International Air­port (MIA) berjarak setengah jam ke Pa­dang, dan sekitar 70 menit ke Bukittinggi.

Jadi, seperti selalu ditekankan oleh Wamenparekraf Sapta Nirwandar, ketika menciptakan dan mengelola event untuk pariwisata, yang terpenting bukan terba­tas pada terlaksananya peristiwa itu den­gan baik, tetapi justru seusainya event pro­mosi besar lalu memanfaatkan popularitas

M. Faried

Jumlah Wisman Berdasarkan Pintu MasukPertumbuhan dan Perbandingan 2011–2010

PINTU MASUK 2010 2011 +/- %

NGURAHRAI 2,546,023 2,788,706 9.53 SOEKARNO-HATTA 1,823,636 1,933,022 6.00 BATAM 1,007,446 1,161,581 15.30 TANJUNG UBAN 313,945 337,353 7.46 POLONIA 162,410 192,650 18.62 JUANDA 168,888 185,815 10.02 HUSEIN S 90,278 115,285 27.70 BALAI KARI-MUN 100,908 104,397 3.46 TANJUNG PINANG 97,954 106,180 8.40 TANJUNG PRIOK 63,859 65,171 2.05 ADI SUCIPTO 46,987 48,160 2.50 MINANGKABAU 27,482 30,585 11.29 ENTIKONG 23,436 25,254 7.76 ADI SUMARMO 22,350 23,830 6.62 ST. SYARIF Q-II 15,278 21,982 43.88 SAM RATULANGI 20,220 20,074 -0.72 SEPINGGAN 10,824 15,607 44.19 LOMBOK 17,288 17,938 3.76 MAKASSAR 16,211 14,295 -11.82 LAINNYA 427,521 441,846 3.35

JUMLAH 7,002,944 7,649,731 9.24 Sumber : BPS

Kapasitas Penerbangan Langsung dari Luar Negeri ke Bandara dan Jumlah Kedatangan Wisman, Posisi Tahun 2011

Sumber : BPS, Kemenhub

Page 21: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

21Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pemasaran Destinasi

nama dan citra destinasi untuk dijadikan produk wisata berupa paket­paket kun­jungan bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

“Industri pariwisata yang harus ber­gerak untuk itu,” kata Wamen Parekraf.

Terbuka Di manakah posisi pasar destinasi Sum­

bar dewasa ini di antara berbagai destinasi pariwisata kita ke dunia internasional? Memperhatikan statistik mutakhir, pasar wisman untuk Sumbar agaknya sedang terbuka untuk tumbuh lebih pesat.

Tahun 2011 jumlah wisman yang men­darat langsung dari luar negeri di bandara Padang, MIA, tercatat 30.585 orang, me­ningkat dua dijit 11,29% dari jumlah ta­hun 2010 yang 27.482 orang.

Kapasitas penerbangan langsung dari luar negeri ke bandara Padang pada po­sisi tahun 2011 berjumlah 93.600 tempat duduk. Jumlah wisman yang mendarat tahun 2011 itu tercatat 30.585. Ini meng­indikasikan bahwa rupanya barulah seki­tar sepertiga jumlah tempat duduk yang disediakan oleh operator penerbangan yang dibeli oleh wisman.

Bukankah itu membuka peluang untuk peningkatan penjualan?

Tentu dimaklumi, wisman yang ber­kunjung ke suatu daerah destinasi, seperti Sumbar ini, tidak hanya masuk dengan naik penerbangan langsung dari luar ne­geri. Sebagian akan masuk melalui pintu gerbang lain, bisa melalui Jakarta, Medan, atau lainnya. Kemudian dengan pener­bangan domestik melanjutkan tujuan kun­jungan ke Sumbar. Mereka akan tercatat memasuki Indonesia di statistik imigrasi Jakarta atau Medan tadi.

Adapun di sektor pergerakan wisa tawan nusantara, setiap daerah akan me nemu kenali posisi masing­masing di pasar wisnus, dan karakter potensi daerah sebagai pasar atau sebagai destinasi, dari

waktu ke waktu. Statistik yang dikutip disini selalu

disosialisasikan oleh Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri pada setiap ke­sempatan pertemuan dengan kalangan instansi pariwisata di daerah.

Sumbar misalnya, ternyata berada pada peringkat 10 di antara 10 daerah destinasi yang terbanyak dikunjungi oleh wisnus. Tapi sebagai pasar wisnus atau daerah asal wisnus, Sumbar bahkan tidak ter­masuk 10 besar.

Pola pergerakan wisnus yang membe­dakan adanya daerah sebagai pasar dan lainnya sebagai tujuan, pada beberapa daerah ‘terbesar’ itu ada juga yang posis­inya dirangkap sebagai pasar maupun se­bagai destinasi.

Gambaran objektif sedemikian meng­isyaratkan betapa peran setiap pemda pun sangat menentukan dalam membangun, menggerakkan, dan akhirnya memasarkan

destinasi yang bersangkutan. Ketika hen­dak memasarkan, salah satu kesiapan ialah memelihara infrastruktur jalan­jalan raya.

Contoh lainnya, ketika infrastruktur bandara internasional sudah berkondisi fisik yang memadai, dan kesiapan aspek tekhnis aviasi mendukung bagi pertam­bahan frekuensi penerbangan, maka me­melihara fasilitas dalam kualitas memadai pun perlu diperhatikan.

Salah satu bandara yang baru diba ngun dan dioperasikan, dikeluhkan oleh para pengguna bandara, karena toilet saja tak dapat dirawat dengan baik.

“Kita sendiri apalagi wisatawan meng­kritiknya dengan tajam,” kata salah satu pengusaha operator tur yang biasa men­datangkan grup turis dari mancanegara.

Mengelola pariwisata di daerah me­mang perlu ditangani oleh para pemimpin di daerah, bersama dengan segenap stake­holders setempat. n

Kenyamanan dalam kabin penumpang penerbangan perlu didukung dengan kenyamanan saat di bandara dan perjalanan darat.

Page 22: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

22 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pemasaran Destinasi

Mempersiapkan Even Internasional

Sebanyak 15 orang dari PODSI, dua orang dari pemda Provinsi Sumsel, dua orang dari Kemenparekraf, di dampingi oleh tiga orang dari Pemda Kabupaten di pemda kabupaten di

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), sebagai satu tim menyusuri Sungai Musi selama seminggu.

Mereka singgahi satu­satu desa di tepi sungai. Itu merupakan survei lapangan yang dilaksanakan pada April 2012 untuk melanjutkan penyiapan rencana pelaksa naan even internasional yang baru diciptakan, yaitu Triboatton 2012.

Sebelumnya pernah dilakukan survei pertama, menyusuri sungai untuk pendataan awal. Bulan April 2012 merupakan survei yang kedua, mencakup sumber­sumber daya apa saja yang tersedia, kese nian­nya, tempatnya, penyerahan hadiah dimana, rencana penyiapan dermaga, kesiapan pihak keamanan dan koordinasi nya. Akan perlu 3–4 kali survei. Kemudian pelaksanaannya akan dikelola dengan koordinasi ber­bagai organisasi dan komponen industri pariwisata.

Ide ini dimulai dengan persiapan awal tahun 2011, “Tapi tahun 2010 sudah dicetuskan oleh pak Sapta (Dirjen Pemasaran Pariwisata waktu itu)”, ujar Arya Raseno, Kasubdit Promosi Wilayah Sumatera di Direktorat Promosi Dalam Negeri Kemen parekraf, yang memimpin tim survei la pang an tersebut.

Wamenparekraf Sapta Nirwandar mem bicara kan­nya dengan Wakil Gubernur Sumsel, tadinya ingin menggelar Musi Triboatton 2010. Kemudian diputus­kanlah Hari­H untuk even besar ini akan diadakan pada November 2012. Sungai Musi yang akan diman­faatkan bagi jalur lomba ini panjangnya 500 kilometer melewati empat kabupaten/kota.

Secara strategis pula diproyeksikan, peserta akan didatangkan dari 15 negara, yang ikut dari ASEAN ditambah tiga ne gara lain termasuk China. Kini, 10 negara ASEAN sudah mengkonfirmasikan keikutser­taannya.

Demikianlah, kalau ajang Tour de Singkarak kegiatan­nya di darat, even yang satu ini beraksi di atas air

22

Page 23: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

23Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pemasaran Destinasi

sungai. Ditentukan akan ada tiga kategori lomba. Empat kabupaten/kota tadi semua menyatakan mendukung. Satu kemajuan positif bahwa salah satu pertimbangan utama para bupati dan para pendukung itu berkat pengertian akan peluang yang akan mempromosikan daerah.

Kegiatan riil masyarakat akan berlang­sung di sepanjang etape itu. Acara­acara kesenian, bermacam kuliner, pasar malam, dan semua bupati dan walikota berketetap­an untuk mendukung dan melaksanakan­nya. Anggaran pun kemudian disiapkan.

“Sudah kita telusuri sungai­sungai itu,” Raseno menerangkan. Kerja sama dengan pihak keamanan dari Kepolisian termasuk dari Dinas Perhubungan sudah dikoordinasikan. Setelah itu akan diada­kan rapat koordinasi lagi untuk peman­tapan ke giatan. Launching even ini akan diumumkan se dini mungkin supaya se­dini mungkin pula menyosialisasikan dan menarik pengertian masyarakat Sumsel bahwa November akan ada even besar.

Ketika informasi even diuraikan da ­lam proses sosialisasi atau publikasi, masyarakat akan dibawa membayangkan bagaimana ramainya aktivitas yang akan dihidupkan oleh even ini. Ada kegiatan lomba dayung dan perahu sepanjang su­ngai, kano, dragon ball alias perahu naga.

Ada tiga kategori lomba pada setiap etape dari satu kabupaten ke kabupaten lain. Kegiatan di pinggir sungai? Akan ada kegiatan transfer dengan mobil, dari satu etape ke etape berikutnya. Itu karena su­ngai terlalu panjang. Berdasarkan per aturan lomba perahu dayung batasan waktu men­dayung tidak bisa sampai dua jam.

Acara­acara makan malam, malam kesenian masyarakat, penampilan jet ski di sungai. Semua itu terbuka untuk masyarakat bersama peserta. Peserta di­perkirakan 250 orang asing untuk tiga katagori lomba tadi.

Lantaran terbatasnya jumlah kamar hotel, maka penginapan pun diatur, se­hingga yang menggunakan hotel hanya di Kota Sekayu menginap semalam. Sedang­kan malam­malam lain akan tidur di kota Palembang.

Semakin menarik even ini ketika dike­tahui bahwa rencananya memang akan menggunakan tenda untuk penginapan sebagian peserta, pendukung atau petu­gas. Ada pula yang menginap di kapal. Yang jelas tenda disediakan buat para tek­nisi dan sebagian peserta asing.

Jadi, jika warga Sumsel di luar Sumsel mengetahuinya, tentu akan pulang me­nyaksikan dan menikmati Festival Musi Triboatton.

Adapun peserta dari luar negeri terdiri dari 15 orang per tim. Dalam kata­kata

Raseno, mereka nanti tidak hanya mem­promosikan Sumsel ke negara masing­masing, mereka juga pulang membawa cerita ada makanan pempek, masakan­masakan khas, juga kain tenun songket dan lain sebagainya. Jadi nanti digelar pasar cinderamata, kuliner ditonjolkan. Di setiap etape ada pesta rakyat.

Dari sudut teknis lomba, tiga kategori lomba diperlombakan sekaligus adalah yang pertama di dunia. Ujung­ujungnya, terjadilah suatu rentetan even, yang mem­promosikan pariwisata daerah, sebutlah ASEAN Jazz Festival, Tour de Singkarak, Sa­bang International Regatta di Sabang, Aceh, Musi Triboatton, ada lagi beberapa kegiatan pendukung lainnnya yang diselenggara­kan di Sumatera. Semua perlu dilakukan dengan koordinasi yang baik dan efektif.

Peserta lomba dari luar negeri beserta pendampingnya diperkirakan mencapai 300 orang. Peserta lomba dari dalam ne­

geri sekitar 100 orang, ini belum ditambah pelatih, official pendamping dan pendu­kung yang diperkirakan bisa mencapai 200 orang. Keluarga pun bisa ikut.

“Semua itu menjadi andalan pemasaran kita untuk Sumatera,” kata Raseno.

Masing­masing daerah jelas memiliki ke­unikan sendiri­sendiri. Alamnya juga beda, maka sumber daya alam itu pula yang bisa ditonjolkan oleh masing­masing daerah. Di samping even olahraga itu, di Jambi nanti ada even budaya bertajuk Kemilau Suma­tera pada bulan September 2012.

Kembali pada even Musi Triboatton.Wah, pada lajur 500 km di pinggir sungai akan hidup dengan ramainya kegiatan masyarakat. Andalan pariwisata daerah akan ditampilkan termasuk makanan. Ma­kanan lokal yang pantas disajikan dengan ‘penyesuaian’ makanan ‘Barat’ misalnya bumbu cabe dikurangi. Kesenian tradisio­nal sudah pasti ditampilkan.

Memang terdapat ‘tantangan yang unik’. Bagaimana memenuhi kebutuhan akomodasi? Tapi ini pun melahirkan ke­unikan lain. Jelas tempat tidur hotel tidak akan mencukupi, maka ‘kita siapkan’, kata Raseno. Dari satu etape ke etape lainnya, perpindahan petugas, peserta, nanti tidak semua harus melalui sungai.

Maka, uniknya, untuk penginapan akan disediakan tenda­tenda tambahan, dan untuk transfer dari satu lokasi keg­iatan ke lokasi berikutnya, dilaksanakan melalui jalan darat.

Tapi, uniknya lagi, yang mengikuti transfer dengan kapal sungai, di atas ka­palnya disajikan pula atraksi hiburan.

Raseno

Wisman berwisata ke Sungai Musi, sekaligus menyaksikan Jembatan Ampera yang terkenal itu.

Page 24: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

24 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pemasaran Destinasi

24

Pertandingan ResmiApa sajakah potensi keunggulan

Sumsel? Sungai yang panjang itu diman­faatkan dengan menciptakan even sport tourism ini.

Salah satu yang utama dalam mencipta­kan dan mempersiapkan tourism promotion event ialah memilih waktu yang tepat, maka ditentukan bulan November, ketika aliran air sungai sedang bagus­bagusnya. Seperti even Tour de Singkarak, Triboatton pun meru­pakan sport tourism, namun pertandingan­nya berstatus resmi. Selain juri nasional, juri internasional pun akan datang dan se­bagian wasit akan datang antara lain dari Cina dan Malaysia.

Panitia resmi menggandeng PODSI, (Persatuan Olah Raga Dayung Seluruh Indoneisa), salah satu induk organisasi dayung. Kemenparekraf ‘mengurusi’ as­pek pariwisata, dan pariwisata merupakan ‘leading section’ di antara seluruh aspek ke­giatan. Dari segi teknis lombanya ditangani oleh PODSI. Ke dunia internasional even ini dipromosikan pada organisasi interna­sional termasuk organisasi Dragon Ball.

Potensi untuk jumlah peserta sebe­narnya lebih besar, namun perlu dibatasi untuk pelaksanaan tahun pertama ini. Menurut Raseno, itu seraya melihat bagai­mana selanjutnya hasil dan respon serta minat dari dalam dan luar negeri.

Di Sumsel sendiri ada 23 kabupaten/kota, kali pertama ini yang ikut berparti­sipasi baru empat kabupaten/kota. Sungai Musi memang tidak melewati seluruh 23 kabupaten/kota itu.

Namun terbuka kemungkinan jalur lomba bertambah memasuki anak­anak sungai yang melewati beberapa kabupaten lain. Maka pada waktunya mereka akan ikut bergabung. Menurut Raseno, dia men dapat kesan bahwa tahun depan boleh jadi akan bertambah sehingga menjadi 6–7 kabupaten/kota akan mengambil bagian.

Tim survei menemukan betapa desa­desa di sisi sungai itu ada yang belum tersentuh oleh masyarakat dari luar, ada daerah yang dilalui sungai merupakan habitat ratusan ribu, kalau mau mudah menyebutkan, jutaan kelelawar, dan kera. Banyak desa yang sangat sepi, tentu saja amat tradisional. Tampak pula tebing­tebing yang bisa dijadikan obyek wisata.

Yah, kegiatan lomba semacam ini, tentu akan membangkitkan desa. Setiap garis finish etape akan berada di sungai di mana salah satu desa berada di tepinya. Jadi masyarakat desa akan ikut serta dalam kegiatan dan keramaian itu.

Tujuh etape lomba akan melewati desa­desa, dan tiap pemberhentian, dihidupkan dengan pesta rakyat. Itu dijadikan sebagai obyek wisata. Acara di situ justru termasuk

upacara pemberian hadiah, awarding ceremony, dan tentu saja malam kesenian. Setiap etape ada upacara pemenang.

Para pemda sudah menyatakan ke siap an. Mereka mempuyai beberapa tradisi lokal yang sudah lama tidak muncul, akan ditam­pilkan kembali. Setiap peserta kabupaten/kota akan memberikan kenang­kenangan. Alhasil, hampir semua elemen lokal ter­gerakkan. Pada momen aca ra puncak finish yang paling akhir, semua akan ditampilkan lagi, disemarakkan lagi.

Industri PariwisataEven ini bagus, bukan? Bagus pula bagi

inspirasi untuk daerah­daerah desti nasi wisata lain. Sesungguhnyalah dari pen­ciptaan even semacam ini, industri pari­wisata mesti terbawa ke arah menciptakan kegiatan wisata river cruise. Itu salah satu cara mengefektifkan sumber daya alam yang berpotensi sebagai obyek daya tarik wisata. Sementara ini telah dibicarakan agar dinas pariwisata mencoba membuat model paket wisata dan dengan asosiasi usaha perjalanan agar menjadwalkan pen­jualan paket wisata ke even ini. Paket tur itu bisa mengikuti jalur lomba di sepan­jang Sungai Musi itu.

Untuk kebutuhan even sendiri tersedia 30 perahu. Jadi, untuk tur perlu menyiap­kan ketersediaan perahu sendiri. Karena untuk lomba Dragon Ball perahunya ber­ukuran khusus besar, maka panitia me­nyewa untuk keperluan ini. Dragon Ball alias perahu naga diperlukan lima atau enam, kapasitas per perahu lima atau em­pat orang.

Ada babak penyisihan sebelum ke final. Sebanyak lima tim berpacu dalam setiap kali lomba dragon ball.

Bagaimana dengan media dari luar negeri? Menurut Raseno, akan diadakan kerja sama dengan TV Malaysia, direktorat promosi Kemenparekraf akan membantu

mengundang media dari Jepang dan Ko­rea. Juga akan dijajaki lainnya seperti Star TV Hongkong atau ESPN. Adapun media­media dalam negeri sudah selalu men­dukung dan menyebarluaskan informasi even­even pariwisata.

Dia sependapat bahwa yang terbaik memilih jadwal pelaksanaan even promo­si pariwisata yang sekaligus menghasilkan arus masuk wisatawan, dijatuhkan pada periode off season seperti Januari–Maret se­lain September–November. Yang penting itu dipromosikan dan ada yang menjual paket wisatanya.

Lagi pula even pariwisata apakah sport tourism maupun cultural tourism atau musi­cal tourism event, haruslah diorientasikan bukan semata­mata milik daerah yang ber­sangkutan saja. Event creation and manage­ment sedari awal berorientasi untuk men­jadikannya diminati oleh masyarakat yang lebih luas dan komunitas­komunitas di da­lam negeri dan mancanegara, baik sebagai peserta, pendukung dan pengunjung atau penonton.

Dari sudut bisnis pariwisata, di low sea­son wisatawan bisa mendapatkan harga­harga ‘paling baik’, di mana unsur­unsur industri pariwisata seperti aksesibilitas (terutama transportasi udara), akomodasi, sampai jasa operator tur, lazim memberi­kan harga­harga dengan diskon khusus. Kondisi itu tidak didapat pada periode peak season. Maka agen­agen akan lebih mudah dan terdorong untuk menjualnya, agar low season tersebut tidak terlalu ‘sepi bisnis’.

Event semacam itulah menjadi metode mendatangkan wisman. Memasarkan pa­ri wisata pun tidak hanya dengan menjual acara yang monoton.

Wisata minat khusus, seperti terhadap suatu olahraga atau atraksi tertentu, tidak terlalu terikat dengan musim liburan peak season. Mereka akan pergi berwisata sesuai dengan jadwal minat khususnya. n

Page 25: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

25Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Pemasaran Destinasi

WisataSepur Klutuk Jaladaradi Solo

Naik kereta api, tut..tut..tut..siapa hendak turut?” Masih ingatkah bait lagu tersebut? Tentunya anda pun sering melihat di televisi rangkaian lokomotif tua yang masih dioperasikan di Ambarawa.

Namun jika belum sempat ke sana, cobalah tinggal lebih lama di Solo sampai hari Minggu, dan turut dalam paket wisata sepur kluthuk Jaladara. Bagi operator tur, ini mestinya dijadikan salah satu mata acara tur atau itinerary di kota ini.

Berawal dari Walikota Solo, Joko Widodo, saat melihat rel kereta api tua yang melintas di tengah kotanya, lalu ber inisiatif menghidupkan kembali rel tersebut dan mengambil salah satu kereta antik di Museum Kereta Api di Ambarawa.

Maka sejak 27 September 2009, ber operasilah rel kereta api berusia satu abad, dan satu­satunya rel kereta api di tengah kota yang tersisa di Indonesia, serta kereta uap yang dijalankan loko­motif Seri C1218 buatan Jerman tahun 1896, dan dua gerbong buatan tahun 1906.

Stasiun Purwosari yang ditentukan menjadi tempat awal dan akhir perjalanan sepur kluthuk Jaladara pun punya cerita sama me­nariknya. Stasiun ini dibangun pada ta­hun 1875 dan me­rupakan satu dari 10 stasiun tertua di Indonesia.

Gerbong tua sepur kluthuk Jaladara.

Lokomotif tua C1218 sepur kluthuk Jaladara di Stasiun Purwosari.

25

Page 26: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

26 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Kereta api tua yang dijadikan se­bagai keretapi wisata itu dioperasi­kan pada hari Minggu atau hari libur. Jarak yang ditempuh Sepur Kluthuk Jaladara sekitar 11,2 km pergi pulang dari Stasiun Purwosari ke Stasiun Kota Solo (Sangkrah).

Durasi wisata transportasi Sepur Kluthuk Jaladara rata­rata selama tiga jam. Jadwal trip­nya tergantung dari jumlah peminat wisata sepur, tapi rata­rata ada dua trip pada pukul 08.00 dan pukul 10.00.

Kapasitasnya 72–80 orang pen­umpang dalam dua gerbong, sepur ini hampir selalu terisi penuh. Selama perjalanan melewati Jalan Slamet Riyadi, jalan bulevarnya kota Solo, sepur berhenti di beberapa titik: di Loji Gandrung rumah tua yang menjadi rumah dinas walikota Solo, Taman Sriwedari, Museum Batik Danarhadi, Kampung Batik Kauman dan yang paling lama berhenti di Gladak. Biasanya jika ada rom­bongan wisata dan atas permintaan, di sini bisa melihat pertunjukan kesenian tradisio nal, reog Ponorogo atau barong­sai.

Paket wisata sepur kluthuk Jaladara mulai dari Rp 150.000 per orang untuk paket 80 orang penumpang, Rp 290.000 per orang untuk paket 35 orang, dan Rp 360.000 per orang untuk paket 25 orang.

Paketnya berisi jamu tradisional sebagai welcome drink, suve­nir berupa syal atau pin, pramuwisata, atraksi kesenian tradi­sional, tiket masuk museum batik dan coffee break.

Tapi isi paket ini fleksibel tergantung dari permintaan pemi­nat wisata sepur kluthuk Jaladara. Mengapa demikian mahal? Dikarenakan biaya operasional kereta uap yang tinggi yak­ni Rp3,25 juta untuk membiayai 5 m3 kayu jati sebagai bahan bakarnya dan tiga masinis serta tiga asistennya. Meskipun de­mikian peminatnya tidak pernah sepi.

Saat sepur kluthuk Jaladara beroperasi di hari Minggu pagi, dia menjadi ‘bintang’ selama perjalanannya. Bukan hanya orang asing atau wisnus yang naik kereta, juga dari masyarakat Solo yang sedang berada di Car Free Day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi yang diadakan setiap hari Minggu mulai pukul 05.00–09.00. Mereka akan berhenti untuk mengambil foto dan berfoto di depan kereta uap kuno tersebut.

Sayangnya, daerah di sekitar Stasiun Purwosari menjadi seperti tempat pembuangan sampah, sehingga tidak sedap di­pandang. Bagi penumpang kereta yang duduk di sisi yang bisa melihat pedestrian, cukup terganggu dan berbahaya dengan adanya daun dan ranting yang terlalu rendah di sepanjang Jalan Slamet Riyadi.

Dan penjelasan yang diberikan oleh pramuwisata yang me­mandu tur tidak bisa didengar oleh semua penumpang, karena memang tidak ada sistem suara di dalam kereta tua ini.

Menurut Patrick Orlando, salah seorang personel di TIC Disbudpar Solo dan contact person untuk pemesanan paket sepur kluthuk Jaladara, ke depannya semakin banyak peminat wisata sepur kuno ini. Jadi berapa pun peminatnya, wisata sepur ini tetap berjalan.

Selain keraton dan mobil Esemka, kini Solo mempunyai ikon baru yang membuat penasaran banyak orang, yakni sepur klu­thuk Jaladara, yang berarti kereta kencana pusaka.

Rencana lain untuk keretapi tua ini belum ada, jadi, tetap akan menjual paket dan program­program yang sudah dijalan­kan. Pengelolaannya tetap dijalankan oleh Dishub Kota Solo.

Disbudpar Kota Solo hanya membantu promosinya. n

Pemasaran Destinasi

Patrick Orlando

5 Anak-anak mengerubuti sepur kluthuk Jaladara di stasiun Solo.

5 Lokomotif sedang mengisi air di stasiun Solo.

5 Interior gerbong.

5 Kesenian reog ponorogo di Gladak.

5 Suasana car free day Solo.

Page 27: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

27Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Bisnis

CSR dan Co Marketing di TDS 2012Ajang TDS pula yang kian mem­

perkuat kepercayaan bahwa tourism event dapat dengan pro duktif bekerjasama dengan

korporasi yang menunaikan CSR (Corpo­rate Social Resposibility) seraya menerapkan pola Co Marketing.

Praktik tersebut memenuhi idealisme memajukan pariwisata di satu sisi, me­menuhi target­target bisnis di sisi lainnya.

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) me nyerahkan 28 unit mobil baru Daihatsu yang terdiri dari 25 unit Gran Max Mini Bus dan 3 unit Luxio kepada Kemen­parekraf, dua hari menjelang dimulainya TDS 2012 di Padang. Itu berkait terpilih­nya kembali Daihatsu sebagai official car lomba balap sepeda berskala internasional Tour de Singkarak tanggal 4–10 Juni 2012 di Sumatera Barat.

Asjoni, Kepala CSR PT ADM menerang­kan, sponsorship perusahaannya pada TDS 2012 dan juga TDS 2011 yang lalu, tidak berbentuk uang tunai tapi berupa barang. Pada TDS kita berikan berupa mobil, sopir dan BBM­nya. Termasuk penginapan un­tuk para sopir kita semua tanggung, kata Asjoni.

Mobil tersebut cocok untuk medan be­rat dan perniagaan karena didesain un­tuk itu. Sengaja kita pakai manual karena karakter orang Sumbar tidak suka dengan mobil otomatis, kata Asjoni.

Kalau sudah dipakai seperti di lomba itu, mobilnya tidak boleh dijual, kami akan menyewakannya. Kalau sudah disewakan selama 1 tahun, kami jual sebagai mobil bekas, lanjutnya.

Mobil Daihatsu dengan CSR­nya aktif

mendukung kegiatan di bidang olahraga, kendati sebenarnya lebih menitikberatkan ke pendidikan.

Untuk bidang pendidikan PT ADM memiliki sekolah binaan di Jateng. Jum­lahnya sekitar 20­an sekolah.

Di TDS mobil Daihatsu sudah dua kali mensponsori, selain itu juga sponsor ke SEA Games, Dragon Boat di Padang, dan lain­lain. Panitia Penyelenggara TDS jelas berterima sekali atas kerja sama dan spon­sorship tersebut. Jelas perannya antara lain meningkatkan efisiensi kerja Panitia, dan memperbesar kemampuan event ini dalam memberikan kenyamanan para pebalap.

Apa hasilnya bagi Daihatsu? Menurut Asjoni, setelah Daihatsu mensponsori TDS tahun 2011, dirasakan terjadinya pe­ningkatan penjualannya di Sumbar, me­ningkat 20–30%.

Perusahaan produsen mobil Hino pun

mendukung TDS 2012. Sebanyak delapan minibus HINO yang bisa memuat 30 orang digunakan dalam kegiatan TDS 2012. Selain itu juga mobiltruk untuk mengang­kut sepeda­sepeda milik para pebalap.

Dengan ikut mendukung keberhasilan event seperti TDS 2012, menurut J Rahlan, Direktur PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, “Kami juga ingin mempromosi­kan produk kami di Sumatera dan mem­berikan yang perlu perusahaan kembali­kan kepada masyarakat. Saya lihat para pebalap sangat antusias. Juga datang dari beberapa negara. Dan beberapa impresi lainnya yang bagus juga”, kata dia.

Bagaimana dengan kesannya mengikuti TDS 2012? Alamnya?

Kalau tur di sini sebaiknya dimulai­nya pagi hari, tapi kalau mulai tur jam 2 siang, aduh panas sekali. Bus Hino yang dikaryakan dalam rangka sponsorship pelaksanaan TDS 2012, sangat tepat digu­nakan di Sumatera Barat.

Nyonya Rahlan menceritakan, Ibu Men­teri Parekraf juga menerangkan bahwa remote area seperti di Flores dan lainnya masih susah kondisi transportasinya. Jadi untuk menarik turis susah karena fasilitas­nya kurang bagus. Tapi kita juga tidak bisa be kerja sendirian. Operator­operator di sana yang harus mengambil unitunit kendaraan yang bagus serta membuat atraksi untuk tourist yang bagus, Rahlan mengatakan.

Berkait sponsorship perusahaannya pada TDS 2012, dia mengatakan bahwa, “Dimana kita bisa mensponsori, terutama jika sponsor itu bisa langsung sampai ke masyarakat, program­program seperti itu yang kami sukai.”

Ini pun sebagai kegiatan mewujudkan CSR perusahaannya. n

Mobil Daihatsu Gran Max dan Luxio mendukung suksesnya pelaksanaan TDS 2012.

Bus Hino pun mendukung TDS 2012.

Page 28: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

28 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Jansen Manim

Sukur Sakka

Bisnis

Event

Gaya Pro-Aktif Mengelola PameranPameran Gebyar Wisata Budaya Nusan­

tara (GWBN) tahun 2012 ini diseleng­garakan di Jakarta awal Juni 2012. Ada yang menarik dari perjalanan penye­

lenggaraan pameran yang konsisten memasar­kan produk­produk wisata dalam negeri ini. Tahun 2002 diinisiasi oleh Kementerian Pari­wisata.

Tapi rupanya dipelajari betul oleh pelaksan­anya, Sukur Sakka, sehingga ber kembang dan kini 100% dibiayai oleh swasta. Dan nampaknya event­event lain yang awalnya di inisiasi oleh pe­merintah akan menuju ke sana juga.

Sukur Sakka, Dirut PT WP Citra, penyeleng­garanya, menceritakan, Gebyar Wisata Budaya Nusantara telah tumbuh tahun ini masuk ke edisi 10 tahun dan peseta me ningkat dari jumlah ta­hun lalu 250 an.

Pelaksanaan pameran ini disandingkan den­gan pameran yang senafas yakni Sport Ekspo mencakup sepeda, golf dan di sebelahnya pa­meran bisnis konsumer pertanian dan makanan olahan.

Pameran yang sinergis ini akan menarik total sekitar 30.000 pengunjung. Tahun lalu dari daer­ah ada yang on the spot melakukan transaksi.

“Kita tidak menjual paket wisata untuk ke luar negeri, ini khusus untuk wisata dalam neg­eri,” kata Sukur Sakka.

Di Indonesia dinyatakan terdapat 250 obyek wisata. Kami mengundang bukan hanya ibu­ibu, bahkan sekolah kami jemput di samping menyebarkan undangan. Sekitar 250 yang akan dipasarkan tempat berlibur di GWN jadi obyek

wisata bukan destinasi. Indonesia Timur sebe­narnya cukup favorit tapi tiket harganya relatif mahal. Misalnya ke Raja Ampat.

Menurut dia, tujuan penyelenggaraan pam­eran­pamerannya telah tercapai, maka kini ada keinginan dan inisiatif pelaksana annya men­gadakan pula di daerah.

Tercapai atau tidak tujuan pameran dapat dibuktikan antara lain dari jumlah peserta yang ikut 80% terdiri dari peserta yang ikut pada event sebelumnya. Yang ke dua, pengunjung jumlah­nya tumbuh positif, dan yang ke tiga ialah para peserta tidak rugi.

Suatu pameran yang diselenggrakan berka­likali, kalau misalnya jumlah peserta repeater kurang dari 50%, maka keberhasilan pameran tersebut menjadi tanda tanya.

Dia konsisten pula sesuai dengan nama pa­meran, lebih banyak wisata budaya di tampilkan dalam pamerannya, secara serentak, ada Tarian,

Festival, Pakaian Adat Pe ngantin sampai acara lomba anak­anak.

Sementara itu Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, M Faried menambahkan, bahwa para stakeholder kini mulai proaktif, misalnya Walikota Singkawang mengundang pak Wamen Parekraf baru­baru ini untuk membuka acara mereka yang menggelar pameran pariwisata di Kelapa Gading, Jakarta. Ini menampakkan proaktif memasarkan wisatanya di kantong­kantong pasar seperti Kelapa Gading.

Jakarta memang menampilkan potensi ter­baik untuk kegiatan direct promotion bagi des­tinasi daerah.

Sukur pun mengatakan pameran dilaksana­kan selain untuk kegiatan bisnis juga untuk pen­citraan daerah destinasi. Mana saja obyek wisata yang diminati pengunjung pameran?

“Kami berupaya mempromosikan luar Jawa dan luar Bali, agar lebih banyak di eksplor,” kata Sukur Sakka. Intinya, kata Sukur, kepada selu­ruh peserta diminta supaya yang dijual bukan hanya informasi daerah tapi juga paket perjalan­an termasuk untuk libur sekolah dan lebaran.

Bisa diperkirakan berapa banyak nilai tran­saksi? Menurut dia, sulit diprediksi lantaran tipe pameran ini bukan pameran B to B atau Business to Business. Namun jumlah pengunjung sebagai indikator, tahun lalu 27 ribu tahun ini 30 ribu.

Melihat angka BPS, tahun 2009 rata­rata per wisnus membelanjakan Rp. 640 ribu per per­jalanan, naik dari angka tahun 2010 yang Rp 662 ribu. Melalui pameran maka berbagai destinasi dan pasar menjadi tergelitik. n

FestivalDanau Sentani

Festival Danau Sentani, di Papua, juga kembali digelar pada 19–23 Juni 2012. Lokasinya di Pantai Kalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Tahun ini merupakan yang kelima kali di­laksanakan. Menampilkan beragam kegiatan dan atraksi budaya, kali ini diberi tema One for All atau Satu untuk Semua.

Pj. Bupati Kabupaten Jayapura, Jansen Manim, datang ke Kemenparekraf, Jakarta, me­nerangkan kepada pers akan diselenggarakan­nya kembali festival itu. Diharapkannya dengan penyiaran di media nasional, pengunjung akan

semakin bayak yang datang menyaksikan.Setiap tahun festival itu dikunjungi oleh wis­

man dari beberapa Negara, kendati di Kabupa­ten sendiri masih kekurangan jumlah kamar ho­tel. Namun di kota Jayapura fasilitas akomodasi

hotel dewasa ini sudah sungguh memedai.Tiga acara utamanya, yakni menari di atas

perahu yang diikuti sekitar 1.000 orang dari 26 kampung adat, penampilan berperang di atas perahu diikuti oleh 600 peserta dari 20 kampung adat, dan, parade di atas perahu dan di darat serta upacara sakral masyarakat Sentani.

Kemenparekraf memberikan program pendukungan kegiatan festival budaya di provinsi Papua dan Papua Barat, di antaranya Festival Budaya Lembah Baliem, Festival Seni dan Budaya Fakfak, Festival Budaya Raja Ampat.

Kabupaten Jayapura merupakan satu di antara 19 kabupaten tertua di Papua, memiliki beraneka ragam potensi wisata alam, budaya dan peninggalan sejarah. Kawasan wisata Danau Sentani menjadi salah satu prioritas pengembangan kawasan wisata unggulan Kabupaten Jayapura. n

Page 29: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

29Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

N T T

Bersolek untuk Sail Komodo 2013Untuk menyambut Sail Komodo,

tak tampak spanduk, sticker atau baliho di Labuan Bajo, NTT. Baliho­baliho besar yang

muncul di jalanan umumnya memuat satu wajah, tersenyum, optimis, yang tampak­nya lebih ditujukan untuk menyukseskan pemilu presiden dan pilkada yang akan berlangsung dua tahun lagi, 2014.

Sail Komodo adalah sebuah ajang pari­wisata, melibatkan para penggemar olah­raga pelayaran, yang akan diadakan tahun depan, tepatnya September 2013.

“Memang mungkin tidak tampak, tapi sebagai profesional kami selalu siap, dan mempersiapkan diri,”ujar Lois Beda, ke­tua HPI, himpunan pramuwisata Mang­garai Barat. “Ini kesempatan yang luar biasa. Karena biasanya nama event yang datang kesini adalah Sail Indonesia. Tapi kali ini, Sail Komodo, nama daerah kami se­cara khusus digunakan dalam event ini.”

Sail Komodo akan menghubungkan Aus­tralia dan Indonesia. Beranjak dari pela­buhan Darwin, Australia, sejumlah kapal layar akan menyinggahi 13 titik, yang tersebar di 13 kabupaten di wilayah NTT. Di samping Labuan Bajo, tempat­tempat persinggahan yang akan dilalui peserta Sail Komodo terletak di Kupang, TTU, Belu, Alor, Lembata, Maumere, Ende, Ngada, Waikelo, Sabu Raijua, dan Rote.

Sail Komodo 2013 diharapkan akan me­nyedot ratusan kapal layar yacht, baik dari Australia, Filipina maupun Singa pura. Diperkirakan, para wisatawan dari 87

negara akan menghadiri acara ini. Puncak Sail Komodo akan berlangsung 6 hingga 9 September 2013, berpusat di Pantai Pede, Kampung Ujung dan gua Batu Cermin di Manggarai Barat.

Pembenahan infrastruktur tampaknya dianggap sangat penting oleh Pemda NTT. Hal ini memang terkait dengan perkem­bangan pariwisata secara umum.

“Infrastruktur yang diperlukan antara lain pembangunan air minum, revitalisasi atau penataan kawasan potensial atau kawasan pariwisata, pembangunan drai­nase perkotaan, pengadaan sarana tempat pembuangan sampah, penataan ruang ter­buka hijau sebagai usaha untuk peningka­tan kualitas lingkungan permukiman,” kata Frans Lebu Raya, Gubernur NTT di Kupang, beberapa waktu lalu.

“Infrastruktur yang baik membuat wisatawan mudah berkunjung ke berbagai wilayah di Flores,” ujar Juven Tongkang, seorang penggerak masyarakat dan pe­laku pariwisata di Manggarai Barat. “Salah satu tugas utama pemerintah yang kerap terhambat adalah pembenahan infrastruktur.”

Pulau Flores, khususnya Kabupaten Manggarai Barat, rumah dari kepulauan Komodo, juga terlihat melakukan pe­nataan yang intensif. Penyelenggaraan Sail Komodo memang beruntung, karena saat ini, satu tahun lebih menjelang pe­nyelenggaraan ajang tersebut, jalan raya trans–Flores, yakni jalan negara yang menghubungkan kabupaten­kabupaten

di pulau ini, menjalani proses perbaikan dan pelebaran. Kesibukan ini terlihat hampir di semua sudut sepanjang Trans–Flores: alat­alat berat menggaruk tebing, melebarkan jalan.

Kepala dinas Pekerjaan Umum Mang­garai Barat, Oban Adu, juga sempat me­nyatakan bahwa dukungan infrastruktur pariwisata telah dilakukan. Jalan rusak sepanjang 4 km, di jalur menuju Danau Sano Nggoang, telah diperbaiki dengan dana APBD sebesar 1 miliar. Sano arti­nya danau, Nggoang artinya api, danau ini mendapatkan nama dan reputasi di dunia pariwisata karena berbagai aktivi­tas vulkanis yang ada di tempat tersebut. Di musim tertentu, air danau menjadi pa­nas dan gumpalan hitam lekat mirip aspal mengambang di permukaannya.

Di jalur menuju Sano Nggoang terda­pat sejumlah air terjun antara lain Cunca Rami, Cunca Wulang dan Cunca Lolos. Hutan lindung yang ada di wilayah terse­but menyimpan berbagai kekayaan, antara lain sejumlah burung endemik yang hanya terdapat di tempat ini.

Para pemerhati dan pelaku pariwisata di Manggarai Barat, ketika menyoroti per­siapan yang dilakukan untuk menyambut ajang Sail Komodo yang akan datang, menyatakan bahwa sejumlah persiapan infrastruktur yang sedang dilakukan me­mang baik, namun perlu dilengkapi de­ngan berbagai persiapan yang melibatkan masyarakat.

“Belum terlihat persiapan Sail Komodo yang melibatkan warga masyarakat,”ujar Lois Beda. “Padahal masyarakat akan ber­gaul dan terlibat dengan para peserta yang berjumlah banyak.” Para pelaku pariwisa­ta umumnya berharap bahwa masyrakat akan bergairah mempromosikan berba­gai produk mereka, baik produk kerajinan ataupun wisata dalam momen tersebut.

Sejatinya, semangat untuk terlibat aktif

Boat di pelabuhan untuk ke pulau Komodo.Pantai Labuan Bajo dari salah satu hotel bintang 4.

29

Page 30: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

30 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

N T T

dalam pariwisata sudah terlihat di kalang­an warga masyarakat Manggarai Barat. Di wilayah Kecamatan Mbeliling, misalnya, warga secara swadaya membangun fasili­tas akomodasi berupa bungalow untuk para turis. Fasilitas yang dibangun secara gotong royong tersebut terdiri dari 3 ka­mar dengan kamar mandi terpisah.

“Semangat warga sebaiknya dibantu dengan berbagai pelatihan yang membuat mereka mampu mengelola kegiatan pari­wisata dan menjaga alam serta budayan­ya,” kata Bernardus Baradaya.

Saat ini Bernardus sedang menghubu­ngi beberapa pihak dari kalangan swasta maupun LSM untuk menyelenggarakan pelatihan bagi warga yang akan terlibat dalam pelayanan pariwisata di Desa Mbeliling. Bernardus merasa bahwa pen­dampingan untuk pengelolaan fasilitas semacam ini, baik dalam standar keber­sihan maupun penyajian makanan lokal, sangat diperlukan.

Para profesional pariwisata mengakui

bahwa pembenahan sumber daya manusia di dunia pariwisata sangat penting. “Kami beberapa kali mengadakan pelatihan bagi pramuwisata muda di beberapa lokasi di NTT,”kata Lois Beda.

Bulan lalu, Himpunan Pramuwisata Indonesia Manggarai Barat membantu pelatihan di Kabupaten Lembata. “Adalah penting membangun sinergi antar kabu­paten di NTT, itu sebabnya kami saling mendukung.”

Bagi kalangan pemandu wisata di Manggarai Barat, Sail Komodo adalah saat meningkatkan daya tarik wisata di wilayah Komodo dan dataran Flores. “Ini adalah momen untuk meningkatkan perhatian publik terhadap pariwisata olahraga air di wilayah ini,”ujar Don Bosco Mansen, seorang pramuwisata.

Bosco mengambil contoh festival surfing (selancar) yang sempat dilangsungkan di beberapa tempat, seperti di Bali, atau di Hu’u Sumbawa. Festival tersebut men­ingkatkan keterlibatan masyarakat akan

olahraga air, khususnya berselancar, dan hal ini ternyata mencetak para peselancar profesional di kalangan masyarakat.

“Memang perlu dilihat, olahraga air apa yang menarik untuk kalangan muda di sini,” kata Bosco. “Windsurfing atau selancar angin, yang menggunakan layar mungkin bisa menarik.”

Bagi Juven Tongkang, pemanfaatan momen Sail Komodo untuk pengembangan olahraga perairan memang baik. ”Sejauh tidak merusak terumbu karang di wilayah ini,” katanya tegas.

Mengenai siapa yang seharusnya mem­promosikan acara Sail Komodo secara luas, semua yang dihubungi cend­erung mengatakan: ini tanggung jawab semua pihak.

“Yang jelas, kami pun akan mengerahkan daya untuk ber­partisipasi mendukung dan mempromosikan acara ini,” kata Lois Beda. n

Pelabuhan Labuan Bajo.

Peta Bali, NTB, dan NTT

NTB

NTT

BALI

30 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Page 31: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

31Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Perjalanan darat dari Medan ke Brastagi ditempuh sekitar dua jam, dan Brastagi ke Parapat, kota di pantai Danau Toba memerlu­

kan sekitar tiga jam. Keadaan kota Brastagi tampak kurang

menarik untuk wisatawan to stay over­night, pasar tradisional lokal yang men­jadi pusat menjual buah­buahan segar dan sayur, dulu merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk dikunjungi.

Wisatawan dari Barat dan dari Asia, pernah menggemari tur di Brastagi, hing­ga bisa menghabiskan setengah hari bagi wisa tawan. Karena itu pula dahulu (sebe­lum tahun 2000), perjalanan panjang se­kitar 5 jam, antara Medan–Parapat Danau Toba, biasa berhenti menginap satu malam di Brastagi.

Esoknya dilanjutkan perjalanan Bras­tagi–Parapat Danau Toba, dan di perjalan­an itu pun masih ada lagi sedikitnya dua tourist spot yang disinggahi, yakni Rumah Bolon atau rumah tradisional dari salah satu Raja Batak/Simelungun, dan meli­hat air terjun Sipiso­piso dengan peman­dangan danau yang menakjubkan. Maka, perjalanan wisata Medan–Parapat Danau Toba yang kini harus ditempuh sekitar 4 sampai 5 jam dengan mobil non­stop, men­jadi kurang menarik alias membosankan.

Di Parapat–Danau Toba, bisnis pari­wisata umumnya tampak ‘lesu’. Kedatang­an wisnus pada setiap akhir pekan dan hari­hari libur “menghidupkan” suasana bisnis di sini. Kunjungan wisnus umumnya dalam rombongan sekolah dari daerah­dae­rah lain, kelompok­kelompok anak muda dalam jumlah kecil, dan wisnus keluarga.

Tampak sepi dari wisman. Beberapa ho­

tel, baik yang layak bagi wisman maupun yang utamanya menerima tamu wisnus, secara keseluruhan mengalami rata­rata tingkat hunian per tahun di bawah 40%. Tingkat rata­rata itu tertolong oleh penuh­nya kamar di akhir pekan dan hari libur panjang atau libur sekolah. Maka toko atau warung penjual souvenir pun tampak sepi, antara hidup dan mati.

Adapun bandara Silangit, terletak di pinggir kota Balige, jaraknya dari Parapat Danau Toba ditempuh sekitar 1,5 jam de­ngan mobil one­way.

Lokasi dan posisi itu tentu saja men­jadi ideal bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Terasa semakin ideal dengan kemungkinan itinerary sebagai berikut:

Tiba mendarat di bandara Silangit; langsung tur di Balige, kunjungan ke

Pemasaran Destinasi

Pemandangan Danau Toba yang luas dan indah, di tengah penduduk yang akan bergairah jika pariwisatanya maju, seperti pernah dialami pada dasawarsa-dasawarsa sebelumnya.

Museum Batak–TBS Center, ini cukup representative dan menarik bagi, wisnus maupun wisman; makan siang di Balige dengan pemandangan hamparan Danau Toba yang luas dan indah; lanjut ke Para­pat Danau Toba untuk check­in hotel. Se­lanjutnya tinggal dan tur di seputar Danau Toba, Pulau Samosir, dan seterusnya.

Sungguh terpulang pada para penge­lola hotel, tur operator, serta pengelola destinasi pariwisata di danau ini, bagai­mana menyajikan daya tarik dan membuat wisatawan betah serta puas menikmati tur di danau besar nan elok, dengan pen­duduk yang selalu cenderung memperli­hatkan semangat pertemanan.

Untuk pulang kembali setelah usai tur di Parapat Danau Toba, terbuka dua jalan. Pertama, kembali dengan perjalanan

Danau Toba Dewasa Ini Bandara Silangit, Balige.

Page 32: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

32 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

darat 1,5 jam ke bandara Silangit, lalu dari Silangit terbang ke tujuan Medan, atau ke Batam, dengan jarak terbang sekitar 45 menit, menggunakan pesawat Caravan Susi Air, berkapasistas 12 penumpang.

Saat ini Susi Air baru melayani pe­nerbangan Medan–Silangit setiap hari (pagi) satu kali penerbangan. Silangit dihubungkan juga ke Gunung Sitoli di Pulau Nias, empat kali penerbangan se­tiap minggu oleh maskapai NBA, dengan menggunakan pesawat berkapasitas 20 tempat duduk.

Seperti diharapkan oleh tokoh masya­rakat TB Silalahi, pihak penerbangan baiknya segera mengkaji bagaimana menghidupkan penerbangan berjadwal antara Silangit dan Medan atau Batam atau bahkan Jakartra.

Jalan kedua, menempuh jalan darat dengan mobil pada rute Parapat— Bras­tagi—Medan, atau Parapat—Siantar— Medan.

Di tengah perjalanan yang seluruhnya memerlukan sekitar 5 jam, akan dapat ber­henti istirahat makan di Brastagi, atau di Siantar.

Tetapi, kondisi jalan raya pada rute melalui Siantar, tampak jauh lebih baik. Demikian pula pemandangan kiri kanan jalan. Bahkan terbuka pula kemungkinan jika wisatawan dibawa mampir berkun­jung di satu atau dua spot perke bunan, baik perkebunan karet, kelapa sawit, atau lain sebagainya. Sehingga memberikan variasi daya tarik yang mengesankan bila dikelola dengan baik.

Bandara Silangit dan Pesta Danau Toba

Kembali pada topik Bandara Silangit, kondisinya tampak cukup memadai dan sudah siap. Landasan pacunya berukur­an panjang 2.250 meter, tipe pesawat B737­500, dengan kapasitas sekitar 100 penumpang, bisa dilayani.

Kondisi fisik lingkungan dan gedung terminal penumpang, tampak representa­tive di kelasnya dan terawat. Sehingga cu­kup beralasan jika ada ide menggelorakan penerbangan misalnya dari Medan, dari Batam, atau mungkin dari Jakarta.

Mulai akhir Juni atau awal Juli 2012 ini, bahkan gedung terminal baru yang lebih besar baru dibangun, akan dioperasi kan. Tinggal pihak airlines bersama unsur­ unsur industri pariwisata lainnya, berem­buk bersama menghitung feasibility dari sudut komersial penerbangan khususnya, bisnis pariwisata umumnya.

Tadinya, sudah direncanakan Pesta Danau Toba akan kembali digelar akhir Juni 2012. Tapi kemudian dibatalkan, lantaran kurang cukup waktu untuk

persiapannya. Namun ada gagasan, dimana event

Pesta Danau Toba jika dilaksanakan, hen­dak dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan semacam ‘uji coba’ bagi maskapai penerbangan komersial. Yaitu maskapai yang bersedia mencoba membuka rute dan jadwal khusus, selama Pesta Danau Toba itu berlangsung, untuk bisa meng angkut masyarakat pergi dan pulang ke pesta Danau Toba.

Semacam uji coba dimaksud, misal­nya, untuk Pulau Batam diasumsikan tersedia captive market, yakni masyarakat yang ber asal dari daerah Tapanuli yang me netap di Pulau Batam, niscaya memer­lukan penerbangan langsung ketimbang harus melalui Medan. Melalui Medan se­lain lebih mahal, sudah pasti perjalanan

Pemasaran Destinasi

Kompleks pasar tradisional di kota Balige.

Kompleks Musium Batak dan TB Silalahi Center di sisi Danau Toba.

pun lebih lama.Belakangan menarik pula topik yang

diwacanakan, bahwa suatu event bersifat umum dengan nama yang juga ‘umum’, dipandang sudah tidak begitu tepat bagi upaya memasarkan Danau Toba.

Seperti halnya TDS dengan item ke­giat an yang kongkrit dan fokus, yakni balap sepeda. Atau Sabang Regatta Inter­national dengan fokus lomba perahu dan kapal layar. Sungai Musi dengan fokus Troboatton­nya yang ‘mengundang wisa­tawan dan berdampak promosi luas’. Dan seterusnya dengan contoh lain, maka Pesta Danau Toba diusulkan memilih beberapa kegiat an olahraga danau yang ‘menarik bagi wisnus dan wisman’.

Jadi nama event­pun bukan sekedar Festival Danau Toba. n

Page 33: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

33Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Thailand; kemudian sekarang ke Bali, selan­jutnya mungkin mereka akan ke Eropa dan seterusnya. Untuk kembali lagi, misalnya ke Bali, mereka harus keliling dunia dulu.

Market outbound Cina itu besar sekali dan banyak negara yang mau meraih pasar Cina. Tapi syukurlah, di antara tamu­tamu menyatakan merasa terkesan sekali dengan Bali, maka bermaksud akan berkunjung kembali. Diakui cukup banyak paket­paket tur istimewa, tempat­tempat yang layak dikunjungi bersama keluarga. Memaklumi Cina sebagai satu pasar yang baru, maka hingga sekarang kebanyakan yang datang adalah untuk pertama kali.

“Perusahaan kami bekerja sama tidak hanya dengan Phillipine Airlines saja. Kami juga membawa tamu dengan tran­sit di Malaysia dan Singapura. Jadi banyak penerbang an yang kami pakai untuk sam­pai ke Bali.”

Agar lebih banyak orang dari Cina da­tang ke Bali, ya... harus mempertahankan kondisi alam dan budaya di sini. Kondisi lingkungan sebagai hardware­nya harus di­lestarikan dan dipertahankan.

Orang Cina yang datang sangat tertarik dengan kondisi alam yang masih natural, dan budaya, serta kepolosan orang­orang Indonesia. Tradisi yang masih diperta­hankan sangat menarik bagi mereka. Tradisi lokal harus tetap dipertahankan.

Pembangunan infrastruktur di Bali juga harus diperhatikan. Misalnya transportasi yang lebih baik, jalanan yang lebih besar yang bisa membuat mereka merasa lebih nyaman, termasuk kendala bahasa.

Karena ini juga menjadi unsur utama jika ingin meraih pasar Cina. Kalau bisa dise­diakan media dalam tulisan Cina dan ter­jemahannya, peta dalam bahasa Mandarin dan itu semua akan mempermudah mereka selama di sini. Masalahnya di tempat­tem­pat umum belum tersedia media informasi dalam tulisan dan bahasa Mandarin. Yang ditemukan hanya dalam bahasa Inggris, Jepang, Italia dan bahasa lainnya.

“Selain ke Bali, saya sering membawa tamu ke Korea, Thailand, Jepang, Malaysia, Brunei, Kamboja dan lain­lain. Dulu saya pernah mencoba membawa tamu ke daerah selain Bali seperti ke Yogya tapi penjualan­nya masih belum begitu bagus.” n

Chi Yu Ding

Mr. Kamoda KazuoEntah bagaimana caranya membawa

anjingnya ke Bali, tapi dia tampak sedang menggiring sang teman itu berjalan­jalan sore di sekitar pantai di Sanur. Kamoda Kazuo, itulah namanya, seorang pensiunan penduduk kota Tokyo, Jepang. Tiba di Bali sejak bulan Februari 2012 dan selama di Bali, dia tinggal di Alit Beach Hotel di kawasan Sanur. Dia suka de ngan Bali terutama alam dan budayanya yang mengesankannya.

Kapan akan kembali lagi ke Jepang, Kamoda-san hanya menjawab sambil terse­nyum, “Yoi tokoro desukara, mada kimete ima­sen. (Saya belum memutuskannya).” Wah, ingin lebih lama tampaknya.

Memang, dari sudut pemasaran, Indo­nesia sedang melirik untuk meluaskan me­ningkatkan penggarapan pasar pensiunan alias silver hair market. Potensi mereka pun lumayan besar, beberapa negara destinasi bahkan menawarkan tempat untuk para pensiunan menikmati hingga menghabiskan masa tua bagi para senior citizens Jepang.

Mr. Benoit KostovSetiap hari dia bekerja sebagai seorang

marine biologist di Manila, Filipina. Dia warga negara Perancis yang bertugas di negara te tangga itu. Dia datang ke Bali ingin berlibur dari pekerjaannya. Dia tam­pak sedang duduk santai di halaman pura adat di sekitar pantai Sanur, Benoit Kostov namanya.

Sudah dua minggu di Bali, awalnya dia menginap di rumah penduduk yang menyediakan homestay di daerah Lovina. Sederhana, tapi dia sangat menyukai ke­luarga pemilik homestay tersebut. Setelah itu baru dia pindah ke Sanur. Dua hari lagi dia akan kembali lagi ke Manila, Filipina. Dia menggunakan direct flight untuk pergi dan pulang.

Ms. Sachie YamaneDitemui saat sedang makan malam di

wa rung nasi campur di Pasar Sindu, Sanur,

Kamoda Kazuo

What Do They Say?

Sachie Yamane, seorang graphic designer dari Tokyo, Jepang, baru tiba di Bali siang hari itu. Mengapa memilih Sanur dan dari mana dia tahu tempat makan di sini? Sachie-san menjawab semuanya dia lakukan berdasar­kan buku panduan wisata yang dibawanya. Ka rena dia tidak mengkonsumsi daging, maka dia pilih menu sayur­sayuran saja. Dia ingin makan tempe tapi tidak tahu yang mana. Dia menyukai masakan yang dia makan.

Yang paling menarik baginya dari Bali adalah alam dan budayanya. Dia akan ting­gal selama enam hari dan akan jalan­jalan saja. Dia merasa terkejut di Bali semua orang bisa berbahasa Inggris. Sachie-san sendiri bahasa Inggrisnya lancar karena pernah belajar dan tinggal di Kanada sela­ma beberapa tahun.

Apakah dia langsung terbang dari Tokyo ke Bali? Dia menjawab, dia transit dulu di Singapura, baru ke Bali.

Mr. Chi Yu DingPhillipine Airlines terbang langsung ke Bali

seminggu 2 kali, Rabu dan Sabtu. Maskapai ini punya jadwal terbang dari Shanghai, Cina–Manila, Filipina. Jadwal kedatangan­nya di Bali tengah malam pukul 01.00. Pesa­wat itu berhenti satu jam kemudian terbang kembali pukul 02.00 menuju Manila.

Phillipine Airlines menggunakan pesawat berkapasitas 120 tempat duduk dan 60 seat­nya sudah diambil oleh Happy Holiday Shang­hai, sementara 60 seat lainnya campuran dari penumpang umum. Dari 60 seat yang diam­bil oleh Happy Holiday Shanghai semuanya di tangani oleh Pro Bali Tour di Bali.

“Saya suka Bali, kalau ditugaskan ke Bali selalu merasa senang. Saya suka dengan matahari di sini,” ujar Chi Yu Ding, Tour Leader Happy Holiday Shanghai, dari Cina.

Ketika ditemui, saat dia membawa turis di Bali: “Kami tinggal di sini lebih sering 4 malam. Jadi malam kelima sudah berada di pesawat. Dan yang lebih banyak saya bawa ke sini adalah wisatawan Cina yang baru pertama kali ke Bali dan ke Indonesia.”

Untuk market Cina sendiri, destinasi wisata yang ditawarkan di sana terlalu banyak pilihannya. Mereka jarang untuk kembali lagi mengunjungi sebuah destinasi wisata. Jika mereka sudah pergi ke Phuket,

Sachie Yamane

Page 34: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

34 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

Indikator

Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata Indonesia di tahun 2010 terlihat melalui Neraca Satelit Pariwisata Nasional

ini. Dibandingkan tahun 2006, telah ter­jadi peningkatan di hampir semua lini dan peningkatan relatif besar justru tampak pada dampak pariwisata menciptakan kesempatan kerja.

PINTU MASUK UDARA WISMANPARIWISATA INDONESIA

FIGUR 2011

Page 35: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

35Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

inDiKATOrUTAMAIndikator

(+/-) %

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Fokus PasarJanuari–April, 2012 vs 2011 (urutan menurut peringkat jumlah)

SINGAPURA 379,023 368,971 10,052 2.72% MALAYSIA 351,509 322,531 28,978 8.98% AUSTRALIA 270,526 252,214 18,312 7.26% CINA 225,405 158,104 67,301 42.57% JEPANG 136,041 133,237 2,804 2.10% KORSEL 106,998 97,039 9,959 10.26% TAIWAN 63,101 62,802 299 0.48% AMERIKA SERIKAT 62,595 58,186 4,409 7.58% INGGRIS 60,230 59,320 910 1.53% INDIA 55,698 50,939 4,759 9.34% PERANCIS 46,737 45,164 1,573 3.48% FILIPINA 43,880 39,772 4,108 10.33% BELANDA 42,035 43,817 -1,782 -4.07% JERMAN 41,910 39,032 2,878 7.37% RUSIA 39,163 36,980 2,183 5.90% TIM-TENG 29,098 24,157 4,941 20.45% LAINNYA 575,908 530,774 45,134 8.50% GRAND TOTAL 2,529,857 2,323,039 206,818 8.90%

FOKUSPASAR

JANUARI – APRIL2012 2011

SELISIH

*) Kebangsaan lain dan pintu lain.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca NegaraMenurut Pintu Masuk Periode Januari–April, 2012 vs 2011

Soekarno-Hatta 638,284 595,925 7.11% Ngurah Rai 904,495 836,756 8.09% Polonia 65,838 57,040 15.42% Batam, Kep. Riau 383,212 344,074 11.36% Sam Ratulangi 6,246 5,856 6.66% Juanda 60,808 56,162 8.27% Entikong 7,735 7,819 -1.07% Adi Sumarmo 7,317 7,490 -2.31% Minangkabau 10,875 10,151 7.13% Tanjung Priok 21,381 21,863 -2.20% Tanjung Pinang 34,968 32,256 8.41% BIL, Lombok 4,931 4,953 -0.44% Makassar 4,581 4,074 12.44% Sepinggan, Balikpapan 6,265 5,738 9.18% St. Sarif Q-II,Pekanbaru 6,928 6,714 3.19% Adi Sucipto, Yogyakarta 16,000 16,172 -1.06% Husein Sastranegara Bandung 46,007 36,919 24.62% Tanjung Uban, Kep. Riau 108,241 103,054 5.03% Balai Karimun, Kep. Riau 36,230 35,313 2.60% Jumlah 19 Pintu 2,370,288 2,188,329 8.31% Pintu Lainnya 159,608 134,710 18.48% Total Wisman 2,529,896 2,323,039 8.90%

Pintu MasukJanuari–April

2012 2011Perubahan thd Jan–April 2011

Sumber : BPS

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES TOTAL 2012 652,692 592,502 658,602 626,100 2,529,896 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944

Jumlah Kunjungan Keseluruhan Wisatawan Mancanegara - Bulanan 2010 - 2012

800.000

700.000

600.000

500.000

400.000JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

201220112010

Jumlah Kunjungan Wisatawan MancanegaraJanuari–April, 2012 vs 2011

BULAN 2012 2011 (+/-) % JANUARI 652,692 548,821 18.93 FEBRUARI 592,502 568,057 4.30 MARET 658,602 598,068 10.12 APRIL 626,100 608,093 2.96 JAN-APRIL’12 2,529,857 2,323,039 8.9 M E I 600,191 J U N I 674,402 J U L I 745,451 AGUSTUS 621,084 SEPTEMBER 650,071 OKTOBER 656,006 NOVEMBER 654,948 DESEMBER 724,539 GRAND TOTAL 7,649,731

Page 36: Newsletter Pariwisata Indonesia Juin 2012

36 Vol. 3 l No. 30 l Juni 2012

ahun 2012, sekitar 92 even di seluruh Indonesia akan di­laksanakan. Sebelas diantaranya disponsori Kemenparekraf. Enam puluh even di daerah akan didukung. Akan ada 20 event berskala internasional. Ini ditujukan untuk men­

dukung even­even yang dibuat oleh daerah. Obyek paling banyak diminati di liburan adalah yang berada di

pulau Jawa. Uniknya pulau ini sebagai pasar dan sekaligus sebagai destinasi. Maka pertukaran akan dinamis, penduduk Jawa berwisata ke pulau­pulau lain dan sebaliknya. Alangkah indahnya.

www.indonesia.travel

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifDirektorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

www.parekraf.go.id

29 Juni-1 Juli 2012

22–23 Juni 2012 Nopember 2012

19-21 Oktober 2012

18–21 Oktober 2012

4–10 Juni 2012

8–11 Oktober 2012

7–12 November 2012

Kemenparekraf menciptakan dan mendukung Tourism Event untuk pemasaran pariwisata di dalam negeri dan di luar negeri.

TIndahnya pakaian dan tari tradisional di Lampung.