Top Banner

of 27

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

Oct 13, 2015

Download

Documents

rara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Neonatus Cukup Bulan - Sesuai Masa Kehamilan[NCB-SMK]

Pendahuluan Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masaini terjadi pematanganorgan hampir pada semua sistem. Neonatus mengalami masa perubahandarikehidupandi dalamrahimyangserba tergantung pada ibumenjadikehidupan di luarrahimyangserbamandiri. Masaperubahanyangpalingbesarterjadiselamajamke24-72pertama. Padamasa neonatus bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi.

Skenario Bayi 38 minggu gestasi lahir spontan pervaginam dengan berat 3200 gr, panjang badan 40cm, lingkar kepala 33cm, lingkar dada 30cm, lingkar perut 30cm dan cairan ketuban jernih. Bayi menangis spontan, aktif, denyut jantung 140x/menit, (+) reflex bersin dengan badan kemerahan dan ekstremitas sedikit biru. Setelah lahir dilakukan perawatan bayi baru lahir, keluarga pasien menanyakan bagaimanakah kondisi bayinya serta apakah dapat dirawat bersama ibunya.

Pembahasan Anamnesis Identitas pasien Nama Umur Tanggal lahir Suku bangsa Agama Pendidikan dan alamat tempat tinggal

Untuk pasien hamil kita tanyakan tentang haid:1 Kapan hari pertama haid terakhir (HPHT) Menarche umur berapa Berapa lama Nyeri haid

Kemudian kita tanyakan tentang kehamilan: Berapa kali hamil Adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu Apakah pernah keguguran, berapa kali, umur kehamilan

Selanjutnya kita tanyakan tentang persalinan: Berapa kali bersalin Bagaimana persalinan terdahulu Kalau persalinan dengan seksio sesarea apa alasannya Hasil kehamilan Hasil atau diagnosa persalinan (mengenai keterangan bayi, meliputi BB, TB,Panjang , lingkar ,dll )

Riwayat perkawinan: Berapa kali menikah Pernikahan sekarang sudah berapa lama

Riwayat penyakit pasien Adakah penyakit berat atau kronis yang pernah dialami

Riwayat penyakit keluarga Riwayat anak kembar dalam keluarga Adakah penyakit keturunan (misal : thalassemia) Adakah riwayat cacat dalam keluarga2

Pemeriksaan fisikSegera setelah bayi lahir, pemeriksaan yang singkat dan teliti pada wajah, mata, mulut, dada, abdomen, tulang belakang, dan ekstremitas harus dapat menyingkirkan kelainan mayor. Tangisan yang kuat serta warna kemerahan pada wajah dan tubuh menunjukkan penyesuain diri yang baik terhadap kehidupan yang independen. Cuci tangan wajib dikerjakan sebelum memulai pemeriksaan fisik. Pemeriksaan sebaiknya dimulai dari kepala hingga kaki untuk memastikan bahwapemeriksaan berjalan sistematis dan menyeluruh. Pemeriksa harus selalu mengukur kembali lingkar kepala dan suhu (aksila) sebelum melakukan pemeriksaan. Suhu aksila neonatus aterm adalah sebesar 36,5-37,2o C. Bila suhu ini berada dalam kisaran normal, pemeriksaan boleh dimulai. Pemeriksa harus menanggalkan semua pakaian bayi agar inspeksi dapat dikerjakan secara menyeluruh setiap saat dan memberi ruang gerak yang optimal, contohnya, pada pemeriksaan panggul.

Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir, antara lain:1. Mata: periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks merah dan bagian luar mata seperti kornea, sklera, dan konjungtiva, iris, bilik mata depan, dan pupil.2. Plethora atau pucat: jika dicurigai, periksa hematokrit.3. Telinga: liat letak meatus akustikus eksternus dengan senter untuk melihat patensinya.4. Tangan: periksa jari tambahan, garis tangan palmar.5. Mulut: bibir harus berwarna merah muda dan berbentuk melengkung, merasakan bagian dalam mulut anak dengan satu jari, mulut anak harus lembab dan hangat, serta meraba atap mulut untuk memeriksa palatum mole dan palatum durum, melihat warna membran mukosa yaitu merah muda.6. Leher: leher harus diangkat untuk melihat dan memalpasi daerah bawah dagu guna memeriksa adanya jala-jala serta menyingkirkan diagnosis tortikolis. Raba kelenjar dan nodus limfe di sekitar dan di dalam lipatan kulit untuk menentukan ada tidaknya kelainan. Raba denyut arteri karotis, pastikan tidak teraba getaran bising. Tulang bayi baru lahir terasa lunak, sebagian besar tersusun atas kartilago dan hanya sedikit mengandung kalsium. Otot bayi baru lahir harus terasa kuat, bentuknya mulus, tidak bengkak atau mengecil.7. Ekstremitas atas: raba klavikula untuk menyingkirkan dugaan fraktur, ekstremitas atas dimulai dari sendi bahu; humerus dan sendi siku; radius dan ulna; gerakan sendi putar di pergelangan tangan dengan lembut ke belakang dan ke depan. Periksa adanya akrosianosis. Jari biasanya fleksi menjadi kepalan dengan ibu jari berada di bawah jari-jari tersebut. Inspeksi dan palpasi daerah bawah lengan (aksila) untuk memeriksa ada tidaknya pembesaran kelenjar atau massa.8. Hidung: hidung harus terletak di tengah dan paten (tidak tersumbat).9. Ikterus: jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan lebih lanjut.10. Jantung: auskultasi. Denyut jantung normal 110-160 kali/menit namun dapat menurun sampai 80 kali/menit selama tidur. Murmur jantung.11. Punggung & Tulang belakang: periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakral di bawah garis celah natal umum dijumpai dan jinak. Jika terletak proksimal dari celah natal maka memerlukan ultrasonografi untuk mengidentifikasi jika terdapat jalur ke medula spinalis, walaupun jarang. Periksa punggung untuk pertumbuhan rambut, pembengkakan, nervus, atau lesi lain di atas tulang belakang yang dapat menunjukkan kelainan vertebra atau medula spinalis, misalnya spina bifida okulta atau penyatuan medula. Jika ditemukan maka rencanakan ultrasonografi, dan MRI mungkin diperlukan.12. Nadi femoralis: menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigai maka periksalah dengan mengukur tekanan darah di keempat ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg dianggap signifikan. Menguat pada duktus arteriosus paten.13. Tonus otot: amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakan ketika menggendong (jaga kepala ketika mengangkat bayi). Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup bulan) akan mengangkat kepalanya ke posisi horizontal. 14. Tampilan umum, postur, pergerakan: apakah normal ?15. Fontanel: terasa normal. Ukuran normal diameter fontanel anterior bervariasi antara 1,5 dan 5 cm. Ubun-ubun besar berbentuk berlian dan seharusnya tidak cekung atau cembung. Penutupan fonticulus terjadi sekitar 12-18 bulan. Palpasi hingga melewati suturan koronalis, kemudian susuri sutura sagitalis dari depan ke belakang menuju fontanel posterior. Ubun-ubun kecil sukar diraba karena ukurannya hanya sekitar 0,5 cm. Periksa ada tidaknya rambut serta rasakan teksturnya, rambut seharusnya lembut. 16. Wajah: setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21 (sindrom down).17. Langit-langit/palatum: inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi celah langit-langit.18. Sianosis Lidah: jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter nadi.19. Pernapasan dan pergerakan dinding dada: amati adanya gawat napas. Peningkatan laju pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas berbunyi), retraksi dada (sternal dan interkostal).20. Abdomen: hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujung limpa dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiap masa periksa lebih lanjut dengan ultrasonografi.21. Kulit : warna kulit, perfusi, tekstur, tonus dan turgor kulit dan kemunculan tanda lahir 22. Panggul: periksa displasia perkembangan panggul.23. Punggung: telungkupkan bayi untuk melihat dan meraba tonus. Lihat pergerakan kepala dan pastikan bahwa garis rambut sesuai, harus ada dua bahu yang simetris disertai tulang belakang yang lurus, tidak tampak kelengkungan yang berlebihan, tidak ada sumbing atau rambut. Perlahan, rabalah keseluruhan tulang belakang untuk memastikan tidak ada kelengkungan yang abnormal, tidak ada sumbing, lesung atau sinus. Dengarkan sistem pernapasan ketika bayi telentang.24. Genitalia: periksa testis di dalam skrotum dan penis normal pada bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayi perempuan.25. Anus: anus harus berada di garis tengah. Pastikan keluarnya mekonium untuk menyingkirkan dugaan diagnosis anomali anorektal. Pemeriksaan dengan jari tidak boleh dilakukan secara rutin pada bayi baru lahir.26. Kaki: pastikan terdapat dua tungkai yang bergerak bebas. Pada tiap tungkai, rasakan femur, lutut, dan sendi engsel; ekstremitas bawah dan tibia serta fibula ke bawah hingga mencapai sendi pergelangan kaki dan kaki. Periksa kelima jari kaki apakah bantalan kuku utuh. Pastikan sendi pergelangan kaki dan kaki dalam keadaan lemas. Akan terlihat lipatan plantar pada tiap kaki. Refleks babinski dapat dicetuskan dengan menggerakan jari di sepanjang sisi luar kaki, yang membuat jari kaki meregang ke luar. Inspeksi dan rasakan integritas kulit. 27. Refleks: uji refleks bertujuan memastikan bahwa perkembangan neurologi berjalan normal atau guna mengidentifikasi setiap masalah. Refleks moro biasanya diperiksa terakhir. Refleks ini dicetuskan dengan mengangkat bayi ke depan hingga dagunya menempel di dada. Dengan satu tangan menopang kepala bayi, biarkan kepala bayi jatuh ke belakang di atas tangan kedua. Ketika bayi jatuh ke belakang, reaksi yang normalnya mereka buat adalah melambai-lambaikan lengan ke arah luar lalu membawanya ke depan menuju garis tengah. Selain menilai tonus bayi dan kemampuannya menyokong kepala, refleks menggenggam dapat dinilai pula dari pemeriksaan ini.3

AntropometriRata-rata berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi baru lahir berturut-turut yaitu 3,5 kg, 50cm, dan 35cm.3 Dibawah ini adalah beberapa penjelasannya :1-3 Berat badan Berat badan bayi baru lahir berkisar 2.500-4.000gr.4 Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contohnya hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi baru lahir normalnya 31-36 cm. Lingkar DadaBiasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa lingkar dada normal pada bayi baru lahir adalah 30-33cm. Lingkar perutDiukur tepat diatas umbilikus pada saat umbilikus masih ada, sehingga pengukuran melalui umbilikus akan sangat bervariasi. Mengukur lingkar perut di bawah umbilikus tidaklah tepat karena status kandung kemih dapat mempengaruhi pembacaan.5 Panjang Badan Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan bayi/anak terlentang di atas papan ukur, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi kronik dan kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan standar normal adalah sangat penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan ini dilakukan hanya untuk menyingkirkan different diagnosis yang ada:1Pemeriksaan Laboratorium Bilirubin indirect dan direct, bayi baru lahir pada minggu pertama >2mg/dL dan mengalami penigkatan setelah mendapat ASI (7-14mg/dL),tetapi untuk bayi kurang bulan yang mendapat susu formula, akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi dan lebih lama Darah lengkap, terutama yang diperiksa leukosit, untuk mengetahui apakah anak terkena infeksi atau tidak (karena ketuban ibu berwarna keruh). Amnioskopi Pada kehamilan lanjut dapat dilakukan amnioskopi untuk dapat melihat kutub bawah janin. Selain itu dapat dilihat pula cairan amnion. Bila cairan amnion mengandung mekonium pada bayi dengan letak kepala, hal ini merupakan suatu tanda gawat janin dan bayi harus segera diselamatkan. AmniosentesisTindakan ini dilakukan dengan mengerjakan pungsi melalui abdomen ke dalam rongga amnion. Cairan yang diperoleh dapat dianalisis dan dari hasilnya dapat dinilai maturasi bayi. Pada inkompatibilitas rhesus, hasil pemeriksaan ini dapat menentukan apakah perlu dilakukan suatu transfusi intrauterin. Gluck melakukan pemeriksaan perbandingan kadar lesitin dan sfingomielin dalam cairan amnion (rasio L/S). Pemeriksaan ini disebut uji Gluck Bila rasio L/S antara 1 dan 2, berarti bayi akan menderita sindrom gangguan pernafasan idiopatik ringan. Elektrokardiografi janinHasil pemeriksaan EKG janin sangat dipengaruhi interferensi dari pihak ibu. UltrasonografiDengan pemeriksaan ini dapat dinilai pertumbuhan dan kelainan morfologik serta fungsional bayi. Pemeriksaan laboratoris ini mahal dan tidak selamanya hasil pemeriksaan tersebut memberi informasi yang diharapkan. Kombinasi pemeriksan klinis dan laboratoris dapat membantu dalam penilaian keadaan yang sebenarnya.

Fisiologis Normal pada NeonatusPada neonatus yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis, dimana neonatus harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi dimiliki oleh neonatus. Hipoksia, kadar gula darah yang rendah, perubahan pH darah yang drastis bagi orang dewasa mungkin sudah fatal, tetapi bagi neonatus belum berakibat buruk. Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.3.6 RespirasiSelama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerobik. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama :1. Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir, 2. Penurunan pa02 dan kenaikan paC02 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus, 3. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan,4. Refleks deflasi Hering Breur. Selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu 'inspiratory gasp'. Respirasi pada masa neonatus terutama diafrakmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan. Setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronkiolus relatif kecil, mudah terjadi 'air trapping'. 3.6 Jantung dan sirkulasi darahPada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui ductus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteri dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan pula karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 Iiter/menit/m2 (Gessner, 1965). Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. 3.6 Traktus digestivusTraktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pankreas. Aktifitas enzim proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir 4.000 gram besarnya 6 kali aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat badan lahir 1.000 gram. Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8 bulan (Anom, 1941). Pada bayi prematur, aktifitas lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan. 3.6 HatiSegera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, misalnya enzim dehidrogenase UDPG dan transferase glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. Daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgbb/hari dapat menimbulkan 'gray baby syndrome'. 3.6 MetabolismeLuas permukaan neonatus relatif lebih besar daripada orang dewasa, sehingga metabolisme basal per-kgbb lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat. 3.6 Produksi panasBila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu (1) aktifitas otot, (2) 'shivering' dan (3) 'non shivering thermogenesis' (NST). Pada neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran 'brown fat' yang memberikan lebih banyak energi per-gram daripada lemak biasa. 3.6 Keseimbangan asam-basapH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini. 3.6 Keseimbangan air dan fungsi ginjalTubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena (1) jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, (2) ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, (3) 'renal blood flow' pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa. 3.6 Kelenjar endokrinSelama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi baru lahir, kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi, misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki atau pun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat gejala 'withdrawal', misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan orang dewasa (0,2% dari berat badan dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada orang dewasa). Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir. 3.6 Susunan saraf pusatSewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikal. Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah. Mielinisasi terjadi setelah bayi benumur 2 bulan. Dari perubahan konsentrasi DNA dalam otak dapat diketahui bahwa pertambahan sel berlangsung terus sampai anak berumur kurang lebih 1 tahun (Mandel dan Bieth, 1992).3.6 ImunoglobolinPada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang dan lamina propria ileum dan apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gama G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta, seperti toksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gama A, gama G dan gama M.3

APGAR ScoreSistem skoring APGAR dikembangkan oleh Dr. Virginia Apgar, seorang ahli anestesi dari New jersey, untuk membantu mengevaluasi suksesnya janin menangani transisi segera ke kehidupan postnatal.7Skor Apgar merupakan pemeriksaan awal yang penting untuk bayi segera setelah kelahirannya. Pemeriksaan ini terdiri atas lima komponen untuk menggolongkan pemulihan status neurologi neonatus dari proses kelahirannya dan kemampuan adaptasinya yang segera terhadap kehidupan ekstrauteri.A= Appearance (warna kulit)P= Pulse (frekuensi jantung)G= Grimace (refleks iritabilitas)A= Activity (tonus otot)R= Respiratory (usaha bernapas)

Tabel 1. Sistem penentuan skor APGAR yamg diterapkan pada 1 menit dan 5 menit setelah lahir.8

Tabel 2. Skor terutama dalam 1 menit dan 5 menit7

Ballard scorePenilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian fisik eksternal dan neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula kriteria fisik eksternal. Jumlah skor fisik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik regresi tinier dicari masa gestasinya : 1,3Maturitas neuromuskulerSetiap kriteria itu terdiri dari angka 0 sampai 5,tapi new ballard score,terdapat score -1, yang memungkinkan jarak -10 sampai 50, rumus ini hanya bisa dipakai saat kehamilan di atas 20 minggu .Terdapat rumus langsung dari ballard score sendiri [ 2 x score+120) /5 ]

Tabel 3. Maturitas neuromuskuler 7

Postur: Observasi dengan bayi tenang dan posisi terlentang. Nilai 0: lengan dan tungkai ekstensi; Nilai 1: mulai fleksi pada sendi panggul dan lutut, lengan ekstensi; Nilai 2: fleksi tungkai yang lebih kuat, lengan terekstensi; Nilai 3: lengan fleksi ringan, tungkai fleksi dan abduksi; Nilai 4: fleksi penuh lengan dan tungkai.Square window/ jendela pergelangan tangan:Tangan difleksikan pada lengan bawah di antara ibu jari dan jari terlunjuk pemeriksa. Diberikan tekanan yang cukup untuk mendapatkan fleksi yang sepenuh mungkin, dan sudut antara eminensia hipotenar dan aspek ventral dari lengan bawah diukur dan ditentukan derajatnya menurut diagram. (harus berhati-hati untuk tidak memutar pergelangan tangan bayi sewaktu melakukan manuver ini).Dorso-fleksi pergelangan kaki:Kaki didorsofleksikan ke aspek anterior tungkai bawah, dengan ibu jari pemeriksa pada telapak kaki dan jari-jari lain di belakang tungkai bawah. Dikenakan tekanan yang cukup untuk mendapatkan fleksi yang sepenuh mungkin, dan sudut di antara dorsum pedis dan aspek anterior tungkai bawah.Rekoil lengan/ gerakan lengan membalik:Dengan bayi dalam posisi terlentang, mula-mula lengan bawah difleksikan selama 5 detik, dan kemudian diekstensikan secara penuh dengan menarik pada tangan, dan kemudian dilepaskan. Nilai 1: jika lengan bawah kembali pada fleksi tidak lengkap atau jika respons lambat; Nilai 2: Tanda ini sangat positif jika lengan bawah kembali dengan mulus pada fleksi penuh; Nilai 0: Jika tetap dalam keadaan ekstensi atau jika hanya diikuti dengan gerakan acak atau tanpa gerakan.Rekoil tungkai: Dengan bayi terlentang, sendi panggul dan lutut difleksikan secara penuh selama 5 detik, kemudian diektensikan dengan traksi pada kaki dan dilepaskan. Nilai 0: fleksi minimum atau tanpa gerakan; Nilai 1: fleksi partial; Nilai 2 : respons yang maksimum adalah berupa fleksi penuh dari sendi panggul dan lutut.Sudut poplitea:Dengan bayi terlentang dan panggul datar pada meja pemeriksaan, paha ditahan dalam posisi lutut-dada oleh jari telunjuk kiri dan ibu jari pemeriksa yang menopang lutut. Kemudian tungkai diekstensikan dengan tekanan lembut oleh jari telunjuk kanan pemeriksa di belakang pergelangan kaki, dan dilakukan pengukuran sudut poplitea.Manuver tumit ke telinga:Dengan bayi dalam posisi terlentang, tarik kaki bayi sedekat mungkin dengan kepala sedekat mungkin tanpa dipaksa. Amati jarak antara kaki dan kepala dan juga derajat ekstensi lutut. Tentukan tingkatnya menurut diagram. Perhatikan bahwa lutut dibiarkan bebas dan dapat terletak dibawah sepanjang perut.Tanda Scarf:Dengan bayi terlentang, pegang tangan bayi dan coba letakkan di dekat leher dan sejauh mungkin ke posterior di sekitar bahu yang berlawanan. Bantu manuver ini dengan mengangkat siku lengan menyilang tubuh. Lihat sejauh mana siku akan melintas dan berikan tingkatannya sesuai dengan ilustrasi. Nilai 0: siku mencapai garis aksila yang berlawanan; Nilai 1: siku antara garis tengah dan garis aksila berlawanan; Nilai 2: siku mencapai garis tengah; Nilai 3: siku tidak mencapai garis tengah.Head lag:Dengan bayi berbaring terlentang, genggam tangan (atau lengan jika bayi sangat kecil) dan tarik secara perlahan kearah posisi duduk. Perhatikan posisi kepala dalam hubungannya dengan tubuh dan berikan tingkatan yang sesuai dengan diagram.Suspensi ventral:Bayi ditempatkan dalam posisi tengkurap, dengan tangan pemeriksa dibawah dada bayi ( satu tangan pada bayi kecil, dua tangan pada bayi besar). Amati derajat ekstensi punggung dan jumlah fleksi dari lengan dan tungkai. Juga perhatikan hubungan antara kepala dan badan. Tentukan tingkatannya sesuai diagram.Jika kedua nilai berbeda pada kedua sisi, ambil nilai rata-rata.

Maturitas fisik

Tabel 4. Maturitas fisik 7

LubChenko curveUntuk mengetahui gangguan pertumbuhan janin dapat digunakan grafik LubChenco. Dimana pertumbuhan janin untuk suatu masa gestasi dikatakan baik kalau berat badannya sesuai dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Agar dapat dilihat apakah bayi itu mengalami retardasi pertumbuhan atau tidak, harus dimiliki baku berat badan untuk tiap masa gestasi. Oleh karena itu dirasakan pentingnya untuk mempunyai suatu kurva berat badan sesuai dengan masa gestasinya. LubChenco (1963) merupakan orang pertama yang mencoba mencari korelasi antara berat badan dan masa gestasi. Kurva ini kemudian terkenal dengan nama Intra Uterine Growth Curve (IUGC). Sesudah LubChenco menyusul lagi IUGC yang dibuat oleh para sarjana lain. LubChenco mengatakan bahwa pertumbuhan janin itu normal kalau berat badannya terletak antara persentil ke-10 dan persentil ke-90. Bila terletak di bawah persentil ke-10 disebut kecil untuk masa kehamilan (KMK), sedangkan bila terletak di atas persentil ke-90 disebut besar untuk masa kehamilan (BMK). Bila berat badan lahir bayi terletak di antara persentil ke-10 dan persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau bayi normal.

Gambar 1. LubChenco curve Diagnosis kerjaNeonatus cukup bulan Sesuai masa kehamilan (NCB-SMK)

Penatalaksanaan dan PerawatanAsuhan segera bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.3 Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikitbantuan/gangguan. Oleh karena itu penting diperhatikan dalam memberikan asuhan segera, yaitujaga bayi tetapkering & hangat, kotak antarakulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin.1. Membersihkan jalan nafas Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayidengan handuk diatas perut ibu. Bersihkan darah/lendirdariwajahbayidengan kainbersih dankering/kassa. Periksaulangpernafasan. Bayiakan segera menangis dalamwaktu 30 detik pertama setelah lahir.Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan: Letakkan bayipada posisiterlentang ditempat yangkeras danhangat. Gulung sepotong kaindan letakkan di bawah bahu sehingga leherbayi ekstensi. Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayidengan jari tangan yangdibungkus kassa steril. Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Penghisapan lendir Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yang steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung. Memantau mencatat usaha nafas yang pertama. Warna kulit, adanya cairan /mekonium dalam hidung / mulut harus diperhatikan.2. Perawatan tali pusatSetelahplasenta lahir & kondisiibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.Cara : Celupkan tangan yang masih meggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5% untukmembersihkan darah & sekresi tubuh lainnya. Bilas tangan dengan air matang /DTT. Keringkan tangan (bersarung tangan). Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat. Ikat ujung tali pusat sekitar 5 cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat &lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP pada sisi yang berlawanan. Lepaskan klem penjepit danletakkan di dalam larutan klorin 0,5%. Selimuti bayi dengan kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup.3. MempertahankansuhutubuhDengan cara : Keringkan bayi secara seksama. Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering dan hangat. Tutup bagian kepala bayi. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya. Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.4. Pencegahan infeksi Memberikan obat tetesmata/salep diberikan 1 jam pertama bayi lahiryaitu : eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%. Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayisegerasetelahbayi lahir.9

Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-haldalamperawatannya. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih. Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya akanbersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan).9

Asuhan Bayi 1-24 jam setelah LahirTujuan :Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

Pemantauan 2 jam pertama meliputi : Kemampuan menghisap (kuat/lemah) Bayi tampak aktif/lunglai Bayi kemerahan /biru

Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :1. Pemberian nutrisi Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadapinfeksi dan membantupengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.2. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi Suhu ruangan setidaknya 18 - 21C. Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botolberisi air panas.3. Mencegah infeksi Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untukBAK/BAB. Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah talipusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera kebidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah ataubau busuk. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiaphari. Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari. Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu.

Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua: Pernafasan sulit/ > 60x/menit Suhu > 38 C atau < 36,5 C Warna kulit biru/pucat Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang.5

Edukasi dan ProfilaksisProfilaksis MataUntuk mencegah oftalmia gonokokus, semua bayi baru lahir harus mendapat larutan perak nitrat 1% atau salep mata yang mengandung baik tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% yang dioleskan pada kedua mata dalam waktu 1 jam setelah lahir. Larutan atau salep tersebut jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat mengurangi efektivitas obat.Vitamin KSemua bayi baru lahir harus mendapat satu dosis tunggal vitamin K dalam beberapa jam setelah lahir untuk mencegah timbulnya penyakit perdarahan bayi baru lahir. Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau intrakranial serta suatu perdarahan menyeluruh. Peristiwa tersebut dapat terjadi sedini beberapa hari pertama setelah lahir, atau hingga selambat 2 bulan atau lebih. Bentuk lambat terutama terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Satu miligram vitamin K intramuskular mampu memberi perlindungan penuh. Dosis oral 2 mg mampu mempertahankan status koagulasi normal dalam beberapa hari pertama, tetapi mungkin harus diulang karena satu dosis tunggal mungkin tidak mempunyai efek perlindungan yang sama lamanya dengan vitamin K intramuskular.Pencegahan HepatitisDi Amerika Serikat saat ini telah menjadi suatu kebijaksanaan umum untuk mengimunisasi semua bayi terhadap hepatitis B. Dosis vaksin rekombinan pertama harus diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih baik jika dalam periode neonatal. Pada banyak keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus sebelum pemulangan dari rumah sakit.Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B positif atau ibu dengan status hepatitis tidak diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B positif, begitu suhu stabil, mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua bahan darah infeksius. Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah. Sebelum 12 jam pasca lahir, berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL IM) di satu tempat, dan vaksin hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang lain. Jika menggunakan vaksin Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5g), bukan formulasi pediatri (2,5g) yang digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu untuk pengujian segera dan berikan vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian, jika ibu ternyata terbukti hepatitis B positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun sesegera mungkin dan definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang lazim. Bayi dari ibu hepatitis B positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan dosis kedua pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan. Perawatan Tali PusatPerawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat dari menjadi media berbiaknya mikroorganisme patogen, seperti Staphylococcus aureus atau Clostridium. Perawatan tali pusat paling baik dilakukan dengan membiarkannya terpajan pada udara dan mengusapnya setiap hari dengan alkohol. Tindakan ini akan mengeringkan tali pusat, menjadikannya media pertumbuhan yang buruk; jangan sekali-sekali membungkus tali pusat dengan balutan basah atau balutan kedap udara. Pemberian obat antiseptik topikal pada tali pusat dapat mengurangi kolonisasi kuman, tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada infeksi stafilokokus di ruang perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.SirkumsisiSirkumsisi atau pengangkatan preputium penis hampir di dekat sulkus koronarius sering dilakukan untuk mencegah penyakit peradangan lambat pada penis (misal, balanopostitis) serta masalah stenosis atau konstriksi preputium (fimosis atau parafimosis). Di Amerika Serikat, sirkumsisi telah diperlihatkan menurunkan insidensi kanker penis, infeksi traktus urinarius, dan penyakit menular seksual.Sirkumsisi dilakukan dengan teknik jepitan bedah. Pada teknik ini, pelekatan popok ke tempat bedah pascaoperasi dicegah dengan menggunakan kasa Vaseline atau dengan mengoleskan Vaseline pada popok atau penis.Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus diajarkan kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Pada kelahiran cukup bulan, hanya 4% bayi memiliki preputium yang dapat ditarik ke belakang. Angka ini meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90% pada usia 3 tahun.9

Masalah Pemberian MakananPemberian makan bayi yang berhasil memerlukan kerja sama antara ibu dan bayinya, mulai dari pengalaman pemberian makanan awal dan berlanjut terus selama anak masih dalam masa ketergantungan. Dengan segera membina praktek-praktek pemberian makanan yang menyenangkan dan memuaskan sangat membantu kesehatan emosional bayi dan anak. Waktu makan harus dapat menyenangkan ibu maupun bayinya dan sebagian besar menentukan keadaan emosionalnya selama terjadi pemberian makanan. Ketegangan, kecemasan, iritabel, mudah kecewa atau ibu secara emosional labil, akan lebih mungkin mengalami kesukaran hubungan selama pemberian makan.Ketika bayi dapat dengan aman menerima nutrisi enteral setelah dilahirkan, pemberian makan harus dimulai untuk mempertahankan metabolisme dan pertumbuhan normal selama transisi dari kehidupan janin ke kehidupan ekstrauterin. Pemasukan cairan yang tidak cukup menyebabkan bayi mengalami demam dehidrasi. Kebanyakan bayi dapat mulai minum air susu ibu (ASI) segera setelah lahir. Bila timbul masalah mengenai toleransi pemberian makanan karena status fisik atau neurologis, pemberian makanan harus dihentikan dan cairan parental harus ditambahkan. Ibu yang ingin mulai menyusui di ruang bersalin dan terus ingin menyusui atas dasar kebutuhan selanjutnya, keluarga harus dukung.Pemberian makan bayi memerlukan interpretasi praktis kebutuhan nutrisi spesifik dan berbagai batas napsu makan bayi normal serta prilaku mengenai makan secara luas. Waktu yang diperlukan bayi untuk mengosongkan lambungnya dapat bervariasi yaitu dari 1 sampai 4 jam atau lebih. Skema pemberian makanan harus didasarkan pada pengaturan sendiri yang masuk akal. Waktu antara pemberian makan dan jumlah yang diambil bervariasi dan berharap dilakukan pada beberapa minggu pertama selama penyusunan rencana pengaturan dirinya. Pada akhir bulan pertama, lebih dari 90% bayi telah memperlihakan jadwal teratur yang cocok dan pantas. Pada bayi sehat yang diberi susu botol, akan menginginkan 6-9 kali minum per 24 jam pada akhir minggu pertama. Bayi-bayi tersebut akan puas sekitar 4 jam. Bayi yang lebih kecil atau bayi yang memiliki pengosongan lambung lebih cepat, menginginkan susu formula sekitar 2-3 jam. Kebanyakan bayi yang cukup bulan akan cepat menaikkan pemasukkan susu formula dari 30 mL sampai 80-90 mL, setiap 3-4 jam pada usia 4-5 hari. Beberapa bayi tidak akan bangun tengah malam untuk minum susu setelah usia 3-6 minggu. Setelah usia 4 dan 8 bulan, banyak bayi tidak ingin makan pada sore hari dan akan puas dengan 3 kali makan/hari pada usia 9-12 bulan. Tangisan bayi merupakan hal yang penting karena lapar. Akan tetapi, orangtua tidak perlu memberi makan setiap kali menangis. Beberapa bayi memiliki sifat tenang, ada yang hiperaktif, dan ada yang mudah terangsang. Ketika bayi sakit, mereka tidak ingin makan. Bayi yang bangun dan menangis terus menerus pada interval pendek disebabkan karena tidak cukup mendapat susu pada setiap kali pemberian susu. Selain itu juga disebabkan karena terlalu banyak pakaian basah, kotor, atau popok yang tidak enak dipakai, tertelan udara (gas), lingkungan yang terlalu panas atau dingin, dan sakit. Beberapa bayi menangis untuk mencari perhatian yang lebih. Adapula bayi yang bersifat acuh ketika perawatannya tidak terlalu cukup. Bayi yang hanya digendong baru bisa berhenti menangis biasanya tidak memerlukan makanan di tangannya. Pemberian makanan pada saat menggendong ketika menangis harus dihentikan.

Jenis-jenis makanan yang dapat diberikan yaitu:a. ASIASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm (cukup bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk beralih ke makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang bulan). Semua ibu harus didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus sudah dimulai pada awal kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun spesialis laktasi. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau melalui botol merupakan pilihan pribadi.Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu: Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak Memiliki komposisi nutrisi yang ideal Mengandung faktor imun (IgA sekretorik) Mengurangi gastroenteritis Intoleransi makanan lebih sedikit Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm Dapat menurunkan insiden dan keparahan eksim dan asma Kejadian obesitas dan diabetes melitus tergantung imsulin dan penyakit inflamasi usus yaitu penyakit Chron dan kolitis ulseratif relatif kecil. IQ meningkat 6-8 poinManfaat pemberian ASI untuk ibu yaitu: Memperkuat ikatan ibu dan bayi Penurunan berat badan postpartum lebih cepat Menurunkan risiko osteoporosis Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium Memperpanjang jarak antarkehamilan yang sangat penting di negara berkembang.Komplikasi pemberian ASI pada bayi yaitu: Dehidrasi dapat terjadi jika jumlah susu tidak cukup atau teknik menyusui yang salah dan udara panas Ikterus yang terkait dengan ASI umum dijumpai. Vitamin K yang mempunyai kadar rendah dalam ASI dapat menjadi predisposisi penyakit perdarahan pada bayi baru lahirKomplikasi pemberian ASI pada ibu yaitu: Perasaan yang marah ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI Pembengkakkan payudara, puting pecah-pecah MastitisKontradiksi pemberian ASI yaitu: Infeksi HIV maternal Infeksi Tuberculosis maternal Kelainan metabolisme bawaan seperti galaktosemia

b. Susu formulaFormula merupakan susu yang dihumanisasi yaitu dimanipulasi sehingga menyerupai ASI. Namun demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi yang dapat dilihat pada tabel 2.4.1. Susu formula tidak mengandung sifat anti-infeksi. Formula kedelai kadang digunakan untuk mencegah gangguan alergi seperti eksim dan asma. Sekitar 10-30% bayi dengan intoleransi protein susu sapi menjadi sensitif terhadap kedelai.ASISapiKerbauKambing

Protein1,43,26,34,3

Lemak3,73,512,32.3

Karbohidrat7,24,37,16,6

Vitamin A60 SI130 SI80 SI125 SI

Thiamin0,03 mg0,03 mg0,04 mg0,06 mg

Ca30 mg143 mg216 mg98 mg

Fe1,7 mg0,2 mg2,7 mg

Kalori686116064

Tabel 5. Komposisi Zat Gizi dalam ASI dan Air Susu Berbagai Jenis Hewan (g/100g)Apabila terjadi masalah dalam pemberian makanan maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu. Sistem kekebalan imun yang harusnya diperoleh dari ASI akan menjadi kurang sehingga si anak akan sering terkena sakit. Hubungan anatara ibu dan anak tidak kuat. Intoleransi terhadap berbagai makanan terutama laktosa akan semakin besar mengingat banyak bahan-bahan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan anak.9

Pendidikan Ibu dan PemulanganWaktu yang dihabiskan seorang bayi baru lahir di tempat perawatan bayi di rumah sakit adalah periode bagi observasi sekaligus pendidikan ibu. Saat pemulangan, ibu sudah harus mendapat cukup instruksi praktis untuk keterampilan serta kepercayaan diri ibu dalam memberi makan, memandikan, serta memberi perawatan umum kepada bayi. Jika memungkinkan, pemeriksaan bayi saat pemulangan harus dilakukan di depan ibu agar ibu memiliki kesempatan bertanya kepada dokter mengenai hal-hal yang dianggapnya abnormal. Harus ada suatu perjanjian pasti mengenai perawatan bayi sehat berikutnya. Bayi yang dipulangkan dalam 48 jam setelah lahir harus dilihat lagi dalam 2 hingga 3 hari. Ibu juga harus dinasihati bahwa jika bayi sakit selama periode neonatal dan berobat ke rumah sakit lain, rumah sakit tempat bayi pertama kali dirawat harus diberitahu. Infeksi menular seperti diare bakterial atau infeksi stafilokokus biasanya menjadi simptomatik setelah pemulangan. Jika rumah sakit asal tempat bayi dirawat tidak diberitahu, dapat terjadi keterlambatan serius sebelum masalah tersebut diketahui dan dilakukan tindakan perbaikan.9

Pembahasan Kasus Bayi 38 minggu gestasi lahir spontan pervaginam. KU: bagaimanakah kondisi bayinya serta apakah dapat dirawat bersama ibunya? Skor APGAR Abadan kemerahan dan ekstremitas sedikit biru = 1Pdenyut jantung 140x/menit = 2Greflex bersin (+)= 2 AAktif = 2RBayi menangis spontan = 2SCORE= 9Bayi tersebut adaptasinya baik (APGAR=9) Kurva LubChenko Berat badan lahir di antara persentil ke-10 dan persentil ke-90 jadi sesuai untuk masa kehamilan (SMK) dan berdasarkan usia kemahilan 39 minggu bayi tersebut lahir cukup bulan (NCB). Pemeriksaan antropometriBerat 3200gr (2.500-4.000)Panjang badan 40cm (44-53 cm)Lingkar kepala 33cm (31-36 cm)Lingkar dada 30cm(30-33cm)Lingkar perut 30cmDari hasil pemeriksaan antropometri rata-rata normal, hanya pada panjang badan mungkn sedikit kurang, dan pada lingkar perut biasanya didapatkan bervariasi. Disimpulkan bayi tersebut termasuk Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK).

KesimpulanPada neonatus cukup bulan-sesuai masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara langsung setelah lahir secara keseluruhan, jika memang diperlukan dapat dilakukan juga pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan yang menunjukkan kelainan pada neonatus. Perawatan neonatus dan ibu setelah melahirkan juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebutuhan nutrisi neonatus.

Daftar pustaka1. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.h.11-5.2. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksaan obstetrik. Jakarta: Erlangga; 2005.h.35.3. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Jakarta: Infomedika: 2007; h.1044-64.4. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri ed 3. Jakarta: EGC; 2008.h.53.5. Wong. Buku ajar pediatrik ed 6. Jakarta: EGC; 2008.h.233.6. Mcdonald S. Pemeriksaan praktis bayi baru lahir. Jakarta: EGC; 2013.h.616-28.7. Willms JL, Schneiserman H, Algranati PS. Diagnosis fisik. Jakarta: EGC; 2003.h.486-7, 502.8. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, dkk. Obstetri williams ed 21. Jakarta: EGC; 2009.h.284.9. Bani AP, Limanjaya D, Aggraini D, dkk. Buku ajar pediatri rudolph. Jakarta: EGC; 2006.h.262-5.

0