Page 1
NASKAH UJIAN PSIKIATRI
Disusun Oleh :
Syukran
109103000030
Penguji :
dr. Lukman Mustar, Sp. KJ
Pembimbing :
dr. Amienuddin Sa’ad, Sp. KJ
KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
Page 2
Status Psikiatri
I. Identitas Pasien
Nama : Nn.WR
No. Rekam Medis : 26-78-07
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Jakarta, 06 Agustus 1980
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa/warga Negara : Sunda/Indonesia
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : D1
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Gg. Pahlawan Tijan, RT 02 RW 02, Kel. Kedung
Waringin Kec. Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat
Tanggal Masuk RS.MM : 4 Desember 2013
II. Riwayat Medis
Pengambilan data dilakukan secara autoanamnesis di Rumah Sakit DR. H. Marzoeki
Mahdi, yaitu di Bangsal Utari pada tanggal 12 Desember 2013. Alloanamnesis
dengan ibu pasien saat kunjungan rumah tanggal 12 Desember 2013 serta melalui data
rekam medis di Bangsal Utari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi yang diambil pada
tanggal 12 Desember 2013.
a. Keluhan Utama
Pasien sering keluyuran jauh dari rumah sejak 1 bulan SMRS
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RS Marzoeki Mahdi karena sering keluyuran jauh dari
rumah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak betah di rumah, selalu keluar di pagi
hari hingga ke Parung dengan berjalan kaki. Menurut keterangan keluarga, pasien
tidak betah di rumah karena pasien merasa rumahnya yang sekarang bukan
miliknya dan terdapat bisikan seorang laki-laki yang menyuruhnya keluar rumah.
Saat pasien keluar rumah, pasien sering tidur dan bermalam di kebun milik orang
2
Page 3
lain. 3 hari sebelum masuk rumah sakit, saat pasien keluyuran, pasien hampir di
perkosa oleh seorang tukang ojek yang mengaku ingin mengantarkan pasien
pulang. Namun pasien berhasil kabur setelah melakukan perlawanan, dan ditolong
oleh warga dan diantarkan pulang. Selain mendengar bisikan untuk keluar rumah,
pasien juga mendengar bisikan yang mengejek saat pasien sholat dan zikir.
Pasien sering melamun, dan berbicara sendiri tidak jelas sejak 3 bulan yang
lalu. Gejala tersebut muncul setelah 1 minggu tidak mau minum obat lagi pasca
perawatan di Bangsal Arimbi RSMM. Selain itu pasien juga merasa hidupnya
tidak berguna, dan ingin mati saja. Namun niatnya diurungkan karena ibu pasien
selalu mengingatkannya bahwa orang yang bunuh diri tidak akan masuk surga.
Pasien tidak mau mandi dan mengurus diri. Pasien selalu terlihat murung, lemas,
tidak mau makan minum, sulit tidur dan menangis sendiri tiba-tiba.
Pasien pernah di rawat di RS Marzoeki Mahdi pada bulan Juli 2013 selama 2
minggu dan dipulangkan paksa oleh ibunya karena pasien ingin lebaran bersama
ibunya di rumah. Setelah keluar dari rumah sakit, pasien tidak mau minum obat.
Ibu pasien sudah mengingatkan dan menyuruh pasien untuk minum obat teratur,
tetapi pasien tetap tidak mau minum obat.
Keadaan pasien sekarang lebih tenang. Pasien tidak mendengarkan suara-
suara yang menyuruhnya untuk keluyuran. Pasien sudah nyambung untuk
berkomunikasi dan tidak ada gangguan tidur. Saat wawancara pasien dapat
membacakan ayat kursi dan menyanyikan lagu “Berkibarlah Benderaku”. Pasien
mengeluhkan bahwa jantungnya sering berdebar-debar, telinga kirinya sering
berdenging dan tangannya sering pegal-pegal. Saat makan tenggorokan sering
ngilu sehingga pasien menghentikan makannya walaupun makanan belum habis.
c. Riwayat Gangguan Dahulu
1) Riwayat Psikiatri Sebelumnya
a. Pada April 2013, menurut ibu pasien, pasien mengalami perubahan tingkah
laku berupa sering murung, melamun, tidak berinteraksi dengan tetangga,
dan malas keluar rumah. Ibu pasien tidak mengetahui bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa sehingga pasien tidak dibawa ke dokter tetapi
ke alternatif yaitu ke orang pintar.
3
Page 4
b. Pada Juli 2013, pasien mulai berbicara sendiri, marah-marah tanpa alasan
yang jelas dan sulit tidur di malam hari. Pasien suka masuk ke rumah
orang lain tanpa izin. Pasien juga memukul pundak ibunya berkali-kali
karena disuruh oleh bisikan seorang laki-laki dan sulit dihentikan karena
pasien sangat kuat, seperti kesurupan. Pasien kemudian di bawa ke IGD
RSMM dan dirawat selama 2 minggu.
Grafik Perjalanan Penyakit
April 2013 Juli 2013
Pasien mengalami perubahan tingkah laku
berupa sering murung, melamun, tidak
berinteraksi dengan tetangga, dan malas
keluar rumah. Ibu pasien tidak mengetahui
bahwa pasien mengalami gangguan jiwa
sehingga pasien tidak dibawa ke dokter
tetapi ke alternatif yaitu ke orang pintar.
pasien mulai berbicara sendiri, marah-marah
tanpa alasan yang jelas dan sulit tidur di
malam hari. Pasien suka masuk ke rumah
orang lain tanpa izin. Pasien juga memukul
pundak ibunya berkali-kali karena disuruh
oleh bisikan seorang laki-laki. Pasien
kemudian di bawa ke IGD RSMM dan
dirawat selama 2 minggu
Agustus 2013 November-Desember 2013
Pasien pulang dari ruang perawatan
Arimbi RSMM dan tidak mau minum
Pasien sering keluyuran jauh dari rumah,
sampai parung karena disuruh oleh bisikan
4
April Juli Agustus November Desember
Page 5
obat. Kembali berbicara sendiri tidak jelas,
merasa hidupnya tidak berguna, dan ingin
mati saja. Pasien tidak mau mandi dan
mengurus diri. Pasien selalu terlihat
murung, lemas, tidak mau makan minum,
sulit tidur dan menangis sendiri tiba-tiba.
seorang laki-laki, bermalam di kebun milik
orang lain. Dan pernah hampir diperkosa oleh
tukang ojek saat keluyuran.
2) Riwayat Penyakit Medis Lainnya
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala. Pasien tidak pernah
mengalami kejang. Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit karena
penyakit medis lainnya yang berhubungan dengan kondisi kejiwaannya saat
ini.
3) Riwayat Penggunaaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak merokok, minum alkohol dan tidak pernah mengkonsumsi zat
psikoaktif.
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1) Prenatal, Natal dan Postnatal
Keluarga mengatakan saat mengandung pasien, ibu dalam keadaan sehat, tidak
mengalami gangguan jiwa dan sakit lain. Selama mengandung, ibu pasien tidak
mengkonsumsi alkohol, zat psikoaktif ataupun obat-obatan. Ibu pasien juga
tidak pernah mengalami trauma fisik. Saat di dalam kandungan, janin dalam
keadaan sehat. Pasien merupakan anak yang diinginkan. Pasien lahir dengan
normal, cukup bulan dan ditolong oleh dokter. Pasien tidak memiliki trauma
lahir, tidak kejang dan tidak memiliki cacat bawaan.
2) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sehat sesuai dengan usianya seperti anak
lainnya.
3) Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mulai menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SD saat usia 6 tahun.
Pasien tidak pernah tinggal kelas selama duduk di bangku Sekolah Dasar, ia
termasuk anak yang cerdas, selalu mendapatkan peringkat 1 atau 2 di kelas.
5
Page 6
Pasien adalah murid yang pendiam dan tidak mempunyai banyak teman. Ia
sering menghabiskan waktu luangnya di rumah untuk belajar dan terkadang
membantu ibu merapihkan rumah.
4) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
1. Hubungan Sosial
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki banyak teman. Pasien
tidak punya masalah dengan teman-temannya.
2. Riwayat Pendidikan
Pasien melanjutkan sekolahnya ke SMP di Krakatau Steel, Cilegon dan
dibiayai oleh kakaknya yang ke-3. Selama SMP pasien sering dimarahi dan
dipukuli oleh kakaknya. Selama sekolah pasien selalu mendapat peringkat
5 besar. Pasien hanya bersekolah sampai D1, pasien tidak meneruskan
pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi karena masalah biaya.
3. Latar Belakang Agama
Pasien merupakan anak yang rajin beribadah.
5) Masa Dewasa
1. Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2004 pasien pernah bekerja di kantor sebagai akuntan selama 4
bulan dan berhenti karena rekan-rekan kerjanya iri sebab pasien adalah
pegawai kesayangan bosnya. Pasien juga pernah bekerja pramusaji salah
satu restoran di Baranang Siang selama 3 bulan dan berhenti karena sering
dibicarakan negatif oleh pegawai lainnya.
2. Aktivitas Sosial
Pasien tinggal di rumah bersama ibu dan kedua. Hubungan dengan
tetangga juga kurang baik semenjak sakit. Tetangga pasien selalu acuh dan
takut pada pasien.
3. Riwayat Psikoseksual
Pasien belum menikah. Pada tahun 2004, pasien pernah didekati oleh
teman kantornya dan diajak menikah, namun pasien menolak karena
mengaku belum siap untuk menikah saat itu.
e. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara. Pasien sekarang tidak
bekerja. Kebutuhan keluarga saat ini ditanggung oleh kakak-kakaknya. Ayah
6
Page 7
pasien sudah meninggal sejak 13 tahun yang lalu. Sejak pasien pasien sakit, ada
salah satu orang pintar yang mengatakan bahwa pasien harus pindah rumah karena
rumah pasien yang sebelumnya sudah diguna-guna. Sehingga keluarga
memutuskan untuk pindah ke rumah yang sekarang. Namun setelah pasien pulang
dari perawatan Arimbi, pasien selalu protes bahwa rumah yang sekarang bukan
milik mereka dan ingin kembali ke rumah yang sebelumnya.
f. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Kehidupan
1. Impian
Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki impian atau cita-cita sekolah
D3 namun tidak tercapai karena masalah biaya.
Pasien juga ingin menikah karena usianya yang sudah 35 tahun.
2. Sistem nilai
Pasien menganggap dirinya tidak mengalami gangguan jiwa, hanya
keluhan jantung dan telinga
3. Dorongan kehendak
Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit untuk tinggal bersama ibunya.
4. Persepsi lingkungan terhadap dirinya
Keluarga pasien merasa ada yang berubah dengan pasien sejak April 2013.
Pasien sudah 2x dibawa ke RSMM.
7
Page 8
Genogram Keluarga Pasien
Keterangan :
: Laki-laki : mengalami gangguan
jiwa
: Tinggal serumah : wanita
: Pasien : Meninggal
III. Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan status mental dilakukan pada tanggal 12 Desember 2013 di Bangsal
Utari RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
A. Deskripsi Umum
a. Kesadaran :
Kompos mentis, perhatian, pemusatan dan pengalihan perhatian adekuat..
b. Penampilan Umum :
Seorang perempuan 35 tahun berpenampilan fisik sesuai usianya. Kulit
sawo matang, menggunakan kerudung. Pasien memakai pakaian yang
tidak serasi dari RS Marzoeki Mahdi berwarna merah dan rok pendek
berwarna hijau. Kebersihan dan kerapian diri kurang.
c. Perilaku dan aktivitas motorik :
Sebelum wawancara pasien sedang duduk di kursi. Selama wawancara,
pasien kooperatif, tampak tenang dan kurang bersahabat. Tidak ada kontak
8
Page 9
mata dengan pemeriksa. Pasien cenderung diam dan tidak bergairah. Tidak
ada gerakan involunter dan dapat menjawab dengan baik. Setelah wawancara
pasien kembali duduk bersama pasien yang lain.
d. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan lambat, volume kecil,
artikulasi jelas. Pasien sedikit bicara, menyangkal (defensif, denial, represi)
dan lebih banyak diam. Tidak ada hendaya dalam berbicara.
e. Sikap terhadap pemeriksa :
Kooperatif.
B. Alam Perasaan
a. Mood : Mood hipotim
b. Afek : Afek depresi
c. Ekspresi Afektif :
a) Kestabilan : Stabil
b) Keserasian : Serasi
c) Pengendalian : Cukup
d) Empati : Dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual
a. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan :
a) Taraf Pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan
b) Pengetahuan Umum : Baik
c) Kecerdasan : Baik
b. Daya Konsentrasi :
Baik. Pasien dapat menghitung mundur 100-7.
c. Orientasi
a) Orientasi waktu : Baik. Pasien mengetahui siang atau malam,
akan tetapi untuk hari dan tanggal, pasien tidak mengetahuinya.
b) Orientasi tempat : Baik. Pasien mengetahui saat ini sedang berada
di Rumah sakit.
c) Orientasi personal : Baik. Pasien mengetahui peran dan nama orang
yang berkontak dengannya.
d. Daya Ingat
9
Page 10
a) Daya ingat jangka panjang : Baik. Pasien masih mengingat masa
kecilnya.
b) Daya ingat jangka pendek : Pasien dapat menceritakan yang
dilakukan pasien tadi pagi.
c) Daya ingat sesaat : Pasien dapat mengingat kembali apa
yang dibicarakan sebelumnya setelah dilakukan interupsi oleh pemeriksa.
e. Pikiran Abstrak :
Tidak baik. Pasien tidak mengerti arti peribahasa yang ditanyakan oleh
pemeriksa
f. Kemampuan Menolong Diri :
Baik. Pasien mampu mandi, makan, dan ke toilet secara mandiri.
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi :
a) Riwayat halusinasi auditorik (+)
b) Halusinasi Visual (-)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
a. Arus Pikir
a) Produktivitas : miskin ide, pikiran lambat
b) Kontinuitas : Jawaban pasien terkadang kurang sesuai dengan
pertanyaan, kurang mengarah ke tujuan dan relevan.
c) Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa.
b. Isi Pikir
a) Preokupasi : Tidak ada
b) Waham : tidak ada
F. Pengendalian Impuls :
Pengendalian impuls selama wawancara cukup baik, dikarenakan pasien dapat
mengendalikan dirinya selama wawancara berlangsung.
G. Daya Nilai
a. Daya nilai sosial :
10
Page 11
Baik. Ketika ditanya apakah memukul ibu perbuatan yang baik, pasien
menjawab bahwa hal itu tidak baik.
b. Uji daya nilai :
Baik. Pasien mengatakan jika menemukan dompet di jalan, maka akan
mengembalikan kepada alamat identitas yang ada di dompet tersebut.
c. Penilaian realita :
Tidak didapatkan gangguan.
H. Tilikan
Tilikan derajat 1 : Pasien menyangkal dia mengalami gangguan jiwa
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
IV. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 12 Desember 2013 di Bangsal Utari RS.
Dr. H. Marzoeki Mahdi
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi napas : 18x/menit
Frekuensi nadi : 84x/menit
Suhu : Afebris
Status gizi : Kesan gizi lebih
TB =160 cm BB = 43 kg, BMI = 16.7 kg/m2
Kulit : sawo matang
Kepala : Normocephali, Tidak ada deformitas
Rambut : memakai kerudung
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : Dalam batas normal
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-), Deviasi trakea (-)
Thoraks
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, rh-/-, wh-/-
11
Page 12
Abdomen : Datar, supel, BU normal, hepar limfa tidak membesar
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor,refleks cahaya langsung & tdk
langsung (+/+)
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik,rigiditas (-), spasme
(-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
V. Ikhtisar Penemuan Bermakna :
Pasien perempuan berumur 35 tahun dibawa ke RS Marzoeki Mahdi pada
tanggal 4 Desember 2013 karena keluyuran jauh dari rumah sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Terdapat halusinasi auditorik berupa mendengar suara-suara yang
menyuruhnya untuk keluar rumah, mengejek saat ibadah, dan memukul ibu.
Pasien sering melamun, berbicara sendiri, marah-marah, menangis, tidak
makan minum, merasa hidup tidak berguna, ingin bunuh diri, sulit tidur, dan selalu
terlihat murung. Pasien pernah di rawat 2 minggu di RS Marzoeki Mahdi pada Juli
2013 di Bangsal Utari, dan setelah keluar dari rumah sakit, pasien tidak mau minum
obat.
Keadaan pasien sekarang lebih tenang. Tidak mendengarkan suara-suara yang
menyuruhnya untuk keluyuran. Pasien sudah nyambung untuk berkomunikasi dan
tidak ada gangguan tidur.
12
Page 13
Pada pemeriksaan mentalis, kesadaran pasien compos mentis, berpenampilan
fisik sesuai usianya. Pasien cenderung diam dan tidak bergairah. Pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan lambat, volume kecil, artikulasi jelas. Pasien
sedikit bicara, menyangkal (defensif denial, represi) dan lebih banyak diam. Afek
depresi, mood hipotim, miskin ide, pikiran lambat. Terdapat riwayat halusinasi
auditorium. Tidak didapatkan adanya waham. Daya nilai realita didapatkan gangguan
karena adanya riwayat halusinasi. Tilikan derajat 1 dan secara keseluruhan dapat
dipercaya. Berdasarkan pemeriksaan fisik, tidak terdapat kelainan kondisi medis lain.
VI. Formulasi Diagnostik
a. Diagnosis Aksis I : Depresi Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat kondisi medik lain yang
dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang
dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang
bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental
organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak ditemukan riwayat penggunaan obat/zat psikoaktif. Sehingga
diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
(F10-19) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak didapatkan adanya waham ada kekuatan lain yang mengontrol
dirinya atau lainnya, asosiasi longgar, gangguan pikiran (thought) seperti merasa
seperti pikirannya disiarkan, ada fikiran orang lain dan sebagainya. Namun pada
pasien terdapat adanya halusinasi auditorik dan gangguan afektif, sehingga masih
dapat menjadi diagnosa banding Gangguan Skizoafektif tipe Depresif (F25.1)
Pada anamnesis didapatkan bahwa sering melamun, berbicara sendiri, menangis,
tidak makan minum, merasa hidup tidak berguna, ingin bunuh diri, sulit tidur, dan
selalu terlihat murung yang sudah lebih dari 2 minggu (dari bulan April 2013).
Pada status mental didapatkan afek depresi, mood hipotim, miskin ide, pikiran
lambat dan cenderung tidak bergairah. Pada pasien juga ditemukan riwayat
halusinasi auditorium sehingga dari gejala dan tanda di atas, diagnosis pasien ini
yaitu F.32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
b. Diagnosis Aksis II : ciri kepribadian cemas (menghindar)
13
Page 14
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terdapat ciri kepribadian cemas karena
pasien sering enggan untuk terlibat dengan orang, menghindari aktifitas sosial
(isolasi sosial).
c. Diagnosis Aksis III :
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan.
d. Diagnosis Aksis IV :
Masalah ekonomi : Pasien termasuk masyarakat dengan ekonomi kurang.
Masalah lingkungan sosial: Tetangga acuh dan takut kepada pasien
Masalah pendidikan : Pasien sangat ingin melanjutkan sekolahnya ke D3
namun tidak bisa karena masalah biaya.
e. Diagnosis Aksis V :
Skala GAF :
GAF HLPY : 68 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik)
GAF Current : 71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain)
VII. Evaluasi Multiaksial
a. Aksis I : F.32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
DD/ Gangguan skizo afektif tipe depresif (F25.1)
b. Aksis II : Ciri kepribadian cemas menghindar
c. Aksis III : -
d. Aksis IV : Masalah ekonomi, lingkungan sosial, dan pendidikan
e. Aksis V :
1) GAF HLPY : 68
2) GAF Current : 71
VIII. Daftar Problem
a. Organobiologis : Tidak ada riwayat hereditar
b. Psikologis : Terdapat depresi berat.
c. Sosial budaya : Hendaya dalam fungsi sosial
IX. Penatalaksanaan
14
Page 15
a. Psikofarmaka :
- Haloperidol 3x5 mg
- Amytriptilyn 2x25 mg
- Triheksifenidil 3x2 mg
b. Psikososial :
1. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus
minum obat teratur, kontrol teratur dan memberikan dukungan terhadap
hal positif yang dilakukan pasien.
2. Memberikan psikoterapi reedukatif yaitu memberikan edukasi dan
informasi tentang penyakit yang dideritanya, yaitu gejala, dampak, faktor
penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan. Selain itu, harus
dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek
samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter.
Keluarga:
Memberi edukasi kepada keluarga pasien agar selalu memberi dukungan
kepada pasien
Mengingatkan keluarga untuk membawa pasien kontrol ke RS dan mengontrol
pasien untuk minum obat secara teratur
Memberikan edukasi pentingnya aktivitas daily living dalam kehidupannya
sehari-hari karena untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
X. Prognosis
a. Ad Vitam : Bonam
b. Ad Fungsionam : Bonam
c. Ad Sanasionam : Dubia ad malam
15
Page 16
Faktor yang memperberat :
1. Pasien tidak mau minum obat saat keluar dari ruang perawatan dan tidak
menyadari dirinya butuh bantuan.
2. Pasien memiliki masalah ekonomi, keuangan keluarga hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Yang merawat pasien di rumah hanya ibunya yang sudah tua
4. Pasien tidak memiliki pekerjaan.
5. Pasien belum menikah.
6. Lingkungan sekitar yang acuh dan takut akan keberadaan pasien yang
memiliki gangguan jiwa.
Faktor yang memperingan :
1. Tidak ditemukan adanya faktor herediter
2. Keluarga sangat mendukung kesembuhan pasien
16