NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN PRAMUKA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi INDAH PURNAMASARI A 610090083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
16
Embed
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SIMULASI …eprints.ums.ac.id/25480/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdfLower Upper Pair 1 Sebelum - Setelah -11.556 16.295 1.718 -14.969 -8.143 -6.728 89 .000 Sumber:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN PRAMUKA
DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 3 MOJOLABAN
KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
INDAH PURNAMASARI
A 610090083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENGARUH SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
PRAMUKA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KECAMATAN MOJOLABAN
KABUPATEN SUKOHARJO
Oleh :
Indah Purnamasari, A610090083, Program Studi Pendidikan Geografi,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013
ABSTRAK
Siswa merupakan salah satu aset bangsa yang rentan terhadap bencana.
Oleh karena itu, siswa harus memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di
lingkungan tempat tinggal mereka termasuk Sekolah. Simulasi bisa dikatakan
sebagai bentuk kegiatan pembelajaran berbasis kebencanaan yang dapat
meningkatkan kesiapsiagaan siswa menghadapi bencana. Namun demikian,
berdasarkan pengalaman di SMP Negeri 3 Mojolaban, menunjukkan bahwa belum
ada bentuk pembelajaran berbasis kebencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan Sekolah terhadap
banjir dan tingkat kesiapsiagaan siswa melalui kegiatan pembelajaran simulasi
bencana banjir. Objek penelitian ini adalah simulasi bencana banjir. Data yang
diperoleh berupa hasil kuesioner yang memuat sepuluh indikator kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana. Kuesioner kesiapsiagaan diberikan sebelum dan
sesudah kegiatan simulasi. Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunakan
metode statistik deskriptif.Hasil penelitian ini menunjikkan bahwa: 1) Melalui
perhitungan parameter kerentana banjir dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan tingkat kerentanan sosial, ekonomi, dah lingkungan adalah rendah. 2)
Kegiatan simulasi dapat meningkatkan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
bencana banjir. Nilai indeks kesiapsiagaan sebelum simulasi adalah 68 dan nilai
indeks setelah simulasi adaah 80.
Kata Kunci: Simulasi, Kesiapsiagaan, Bencana Banjir
1
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bencana sebagai ciri khas yang
dimiliki di sebagian besar wilayah
Indonesia. Keadaan Iklim, Geologi,
Geomorfologi, Tanah, dan Hidrologi
menjadikan Indonesia sebagai Negara
Rawan Bencana. Kondisi Sosial,
Ekonomi, Budaya, serta kondisi fisik
Indonesia berpengaruh terhadap
tingkat risiko bencana.
Kesiapsiagaan merupakan
kegiatan yang menunjukkan respons
terhadap bencana. Faktor yang
berperan dalam kesiapsiagaan bencana
adalah Masyarakat dan pihak
pengambil keputusan. Masyarakat
memiliki Pengetahuan (Knowledge),
Sikap (Attitude), dan Perilaku
(Behaviour) untuk mengukur tingkat
kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan adalah
bagian yang integral dari
pembangunan berkelanjutan. Jika
pembangunan dilaksanakan dengan
baik, upaya kesiapsiagaan terhadap
bencana akan lebih ringan tugasnya
(Kharisma, 2009).
Partisipasi masyarakat dalam
upaya pengurangan risiko bencana
dapat diwujudkan dengan Pendidikan
Kebencanaan. Melalui pendidikan
kebencanaan, mayarakat yang tinggal
di daerah rawan ancaman bencana
mempunyai pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan tentang kesiapsiagaan
bencana dan tanggap darurat bencana
(Emi Dwi Suryanti et.al., 2009:145).
Rencana kesiapsiagaan disusun
berdasarkan tingkat kelembagaan.
Rencana kesiapsiagaan haruslah
praktis dan sesuai dengan konteks
setiap kelompok masyarakat atau
lembaga. Sekolah merupakan lembaga/
organisasi penyedia layanan
hendaknya mampu mengidentifikasi
kerentanan wilayah terhadap bencana.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan:
a. Mengkaji kerentanan sosial,
ekonomi, dan ligkunagan di
Kecamatan Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo.
b. Mengkaji kegiatan simulasi
bencana sebagai upaya
2
meningkatkan kesiapsiagaan
peserta didik dalam menghadapi
bencana banjir.
2. LANDASAN TEORI
1) Perkembangan yang pesat dalam
ilmu pengetahuan, budaya, politik,
ekonomi, komunikasi, dan
sebagainya akan berdampak
dalam pendidikan dan
pembelajaran. Dalam dunia
pembelajran, untuk untuk
menghadapi tantangan global,
UNESCO memberikan resep
berupa apa yang disebut empat
pilar belajar (four pillars of
education/learning), yaitu: belajar
untuk mengetahui (learning to
know) , belajar untuk bekerja
(learning to do), belajar untuk
hidup berdampingan dan
berkembang bersama (learning to
live together), dan belajar untuk
menjadi manusia seutuhnya
(Suyono,2011).
2) Bencana
Menurut UU No.24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan
penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
3) Banjir
Menurut BNPB dalam Indeks
Rawan Bencana Indonesia Tahun
20011, banjir merupakan limpasan
air yang melebihi tinggi muka air
normal, sehingga melimpas dari
palung sungai menyebabkan adanya
3
genangan pada lahan rendah di sisi
sungai.
4) Kesipsiagaan
Kesiapsiagaan merupakan
kegiatan yang menunjukkan tingkat
efektivitas respon terhadap bencana
secara keseluruhan. Kesiapsiagaan
bertujuan membangun ketahanan
masyarakat untuk menghadapi
bencana. Fokus pengukuran
kesiapsiagaan warga terhadap
bencana adalah elemen-elemen dari
ketahanan warga itu sendiri.
5) Kerentanan
Kerentanan adalah kondisi atau
karakteristik biologis, geografis,
sosial, ekonomi, politik, budaya dan
teknologi suatu masyarakat di suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang mengurangi kemampuan
masyarakat tersebut untuk mencegah,
meredam, mencapai kesiapan dan
menanggapi dampak bahaya tertenu.
3. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dibutuhkan
tempat penelitian. Tempat penelitian
yang digunakan peneliti adalah
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 3 Mojolaban. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei sampai Juni
2013.
B. Populasi, Sampel, dan Sampling
Populasi penelitian ini adalah
semua siswa SMP Negeri 3 Mojolaban
Total populasi 801 terdiri dari, 280
Siswa Kelas VII, 260 Siswa Kelas
VIII, dan 261 Siswa Kelas IX. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 89
Orang. Pengambilan sampel penelitian
menggunakan teknik Purposive
sampling
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini
menggunakan variabel kontrol karena
peneliti akan membandingkan tingkat
kesiapsiagaan sebelum simulasi dan
sesudah simulasi. Variabel Kontrol
4
dalam penelitian ini adalah
kesiapsiagan.
D. Teknik Pengumpulan Data
a) Wawancara (Interview)
Wawancara tersrtuktur
digunakan peneliti setelah mengetahui
dengan pasti tentang semua informasi
yang akan diperoleh. Wawancara yang
dilakukan dalam perolehan data
penelitian ini ditujukan kepada siswa,
guru, dan masyarakat di sekitar
Sekolah. Pertanyaan berhubungan
dengan dampak atau risko yang
dihadapi masyakat saat terjad banjir.
b) Observasi
Observasi adalah teknik
pengumpulan data dengan
pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengamatan kondisi geografis Desa
Laban, keadaan geografis sekolah, dan
kegiatan Simulsi
c) Metode dokumentasi
Dalam penelitian ini metode
dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan sumber data yang
berupa gambar/ foto saat kegiatan
penelitian berlangsung di SMP Negeri
3 Mojolabn Sukoharjo.
d) Kuesioner (Angket)
Teknik kuesioner dianggap
teknik yang cocok digunakan apabila
jumlah respondennya cukup besar dan
mencakup wilayah yang sangat luas.
Angket penelitian ini berisi 20 soal
pilihan ganda terdiri dari 10 standar
kesiapsiagaan yang digunakan sebagai
indikator pembuatan kuesioner.
Kesiapsiagaan penilitian ini
diukur melalui sepuluh standar
kesiapsiagaan:
1. Pembentukan dan Pembangunan
Kapasitas Organisasi untuk
Mengawasi dan Menjalankan
Sistem Peringatan
2. Evakuasi
3. Penyelamatan dan Bantuan
4. Pembuatan Rencana Pelaksanaan
Menangani Bencana Mobilisasi
Langsung
5. Pengaturan stok persediaan
6. Komunikasi Bahaya
7. Pelatihan Relawan
8. Latihan dan Simulasi Masyarakat
10 Pendidikan dan kesadaran
masyarakat
E. Teknik Analisis Data
5
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis data
statistik inferensial. Peneliti akan
membuat kesimpulan dari data sampel
yang berlaku untuk populasi, yaitu
kesiapsiagaan seluruh siswa SMP
Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan
teknik analisis statistik inferensial
parametris dan non parametris.
Statistic parametris digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio.
Statistic parametris ini digunakan
untuk pengujian hipotesis dengan
teknik uji t atau t-test dan uji
normalitas dengan Kolmogorov-
Smirnov.
4. HASIL PENELITIAN
a) Kerentanan Sosial, Ekonomi,
dan Lingkngan di Kecamatan
Mojolaban
Kerentanan sosial, ekonomi,
dan lingkungan digunakan untuk
mengetahui kondisi wilayah yang
rentan terhadap banjir. Kerentanan
tinggi maka dampak risiko bencana
banjir juga tinggi apabila kapasitas
masyarakat dalam menghadapi
bencana rendah. Secara keseluruhan
tingkat kerentana sosial, ekonomi, dan
lingkungan adalah rendah (lampiran 1
tabel 1,2,3).
b) Tingkat Kesiapsiagaan Sebelum
Simulasi dan Setelah Simulasi
Siswa SMP Negeri 3 Mojolaban
Penelitian ini akan
mengetahui pengaruh Simulasi Banjir
terhadap kesiapsiagaan siswa SMP
Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo.
Pengaruh tersebut dapat dilihat dari
pengesian angket sebelum simulasi
dan setelah simulasi.
Tabel 1. Kesiapsiagaan Siswa Sebelum
Simulasi dan Setelah Simulasi
indeks
nilai kategori
jumlah responden
sebelum Setelah
80-
100
Sangat
siap 18 57
65-79 Siap 36 23
55-64 Hampir
siap 26 1
40-54 Kurang
siap 9 0
0-39 Belum
siap 1 0
total 90 90
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
6
Tabel. Tingkat Kesiapsagaan Setelah
dan Sebelum Simulasi
Perhitungan uji paired
sample t test, diketahui bahwa nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 dan
menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,728 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
1,671, artinya H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga hipotesis yang
berbunyi “Ada peningkatan rata-rata
indeks kesiapsiagaan sebelum simulasi
dan setelah simulasi” dapat diterima.
Hasil penelitian ini, siswa yang
mendapatkan simulasi memiliki
kesiapsiagaan yang lebih tinggi
dibanding dengan sebelum siswa
mendapatkan simulasi. Rata-rata
sebelum simulasi 68 dan setelah
simulasi 80. Berdasarkan hal ini
kegiatan simulasi dapat meningkatkan
kesiapsiagaan siswa menghadapi
bencana banjir. Hasil pengolahan data
hipotesis dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Analisis data hipotesis
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Sebelum
- Setelah -11.556 16.295 1.718 -14.969 -8.143 -6.728 89 .000
Sumber: hasil olah data peneliti
Hasil penelitian tersebut
menunjukkan kegiatan simulasi dapat
menambah pengetahuan dan
ketrampilan siswa dalam menghadapi
bencana banjir. Siswa lebih
mengatahui tindakan-tindakan yang
harus mereka lakukan sebelum, saat,
dan setelah menghadapi bencana.
Siswa lebih peka dan sadar bahwa
mereka tinggal di daerah yang rawan
bencana banjir.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
1. Kerentanan sosial Kecamatan
Mojolaban masuk kategori sedang,
kerentana ekonomi kategori
0204060
Jum
lah
Kategori
Tingkat Kesiapsiagaan Setelah dan Sesudah Simulasi