Top Banner
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA REMAJA oleh CANDRAWATI PUSPITASARI H. FUAD NASHORI. S.Psi., M.Si., Psi FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
30

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Mar 06, 2019

Download

Documents

hatuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA

REMAJA

oleh

CANDRAWATI PUSPITASARI

H. FUAD NASHORI. S.Psi., M.Si., Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

JURUSAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN

RESOLUSI KONFLIK PADA REMAJA

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________

Dosen Pembimbing

(H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psi)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA

REMAJA

Candrawati Puspitasari

H. Fuad Nashori, S.Psi.,M.Si.,Psikolog

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan positif antara

keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja. Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja. Semakin tinggi keterampilan komunikasi interpersonal remaja, semakin tinggi pula resolusi konfliknya. Sebaliknya, semakin rendah keterampilan komunikasi interpersonal remaja, semakin rendah pula resolusi konfliknya.

Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Prembun, Kebumen. Subyek penelitian berjumlah 169 responden, terdiri dari 50 laki-laki dan 119 perempuan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dibuat secara mandiri oleh peneliti. Adapun skala yang digunakan adalah skala resolusi konflik dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Jamil (2007) dan skala keterampilan komunikasi interpersonal dengan mengacu pada aspek-aspek yang dituliskan oleh DeVito (1997).

Metode analis data yang digunakan menggunakan program SPSS (Statistical Programme for Social Science) 13.0 for Window. Hasil korelasi product moment dari pearson menunjukan angka korelasi sebesar r = 0.559 dan p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja. Jadi hipotesis penelitian diterima. Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel keterampilan komunikasi interpersonal terhadap variabel resolusi konflik sebesar 35.2% yang berarti masih ada 64.8% faktor lain yang mempengaruhi resolusi konflik. Kata Kunci : Resolusi Konflik, Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

PENGANTAR

Salah satu hal yang dapat memicu timbulnya masalah remaja dengan orang

tua, teman sebaya, dan guru adalah faktor komunikasi. Dengan komunikasi yang

baik berbagai masalah dapat diatasi dengan lebih baik. Dengan komunikasi orang

tua, teman sebaya, guru akan tahu apa yang diinginkan dan sebaiknya dilakukan oleh

seorang remaja agar hubungan di antara keduanya dapat terjalin dengan baik sehingga

tidak terjadi penyimpangan dan tindakan yang tidak diinginkan.

Menurut teori komunikasi, komunikasi adalah proses yang dilakukan satu

sistem untuk mempengaruhi sistem lain melalui pengaturan signal-signal yang

disampaikan. Tidak berbeda jauh dengan teori komunikasi, komunikasi menurut Kurt

Lewin adalah pengaruh satu wilayah pesona pada wilayah pesona lain sehingga

perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan berkaitan dengan wilayah

lain (Suharnan, 2005

Agar dapat sukses dalam mempengaruhi orang lain, individu harus bisa

berkomunikasi interpersonal dengan baik atau berkomunikasi dengan efektif.

Komunikasi efektif menurut Tubbs dan Moss (Suharnan, 2005) paling tidak

menimbulkan lima hal, yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan

yang makin baik dan tindakan. Pengertian dimaksudkan bahwa penerimaan yang

cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Kesenangan

bermaksud untuk menimbulkan kesenangan, menjadikan hubungan hangat, akrab dan

menyenangkan. Dalam hal ini pemahaman tentang komunikasi interpersonal sangat

diperlukan.

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Setiap konflik membutuhkan solusi dalam rangka untuk penyelesaian

masalah. Konflik menurut Jamil (2007) adalah hubungan antara dua pihak atau lebih

(individu atau kelompok) yang memiliki atau mereka menganggap memiliki tujuan

yang bertentangan. Konflik terjadi karena seseorang mengejar sesuatu yang

bertentangan. Konflik merupakan bagian dari keberadaan seseorang baik bersifat

mikro dan interpersonal hingga ke level kelompok, organisasi, komunitas dan bangsa.

Konflik muncul akibat ketidakseimbangan pada hubungan kemanusiaan, meliputi

hubungan sosial, hubungan ekonomi maupun hubungan kekuasaan. Oleh karena itu di

butuhkan solusi untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Menurut Suharnan (2005) komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk

memperoleh dan memberikan informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau

mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternative atas konflik dan

mengambil keputusan dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan. Dengan remaja

melakukan keterampilan komunikasi dengan kualitas yang baik diharapkan remaja

akan dapat matang secara logika dalam menghadapi konflik yang ada sehingga dapat

mendapat solusi yang tepat.

1. Resolusi Konflik

Resolusi konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam usaha yang

dilakukan untuk melokasikan suatu solusi bagi kontroversi yang terjadi, yang dapat

diterima oleh semua pihak. Sedangkan menurut Evans (2002), resolusi konflik adalah

suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari solusi atas masalah antara satu

orang dengan orang lain. Berbeda dengan pendapat di atas, menurut Woodhouse, dkk

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

(2002), penyelesaian konflik adalah sebuah usaha yang lebih ambisius di mana pihak-

pihak yang bertikai diundang untuk mengkonseptualisasikan ulang konflik dengan

sebuah pandangan untuk menemukan hasil yang kreatif, hasil menang-menang.

Melalui sikap yang kooperatif seseorang melepaskan perbedaan-perbedaan yang tidak

prinsipil dan lebih banyak menemukan titik-titik persamaannya, serta tidak mencoba

untuk mempertahankan kemenangan pihak sendiri dan tidak mengharuskan pihak lain

mengalah (Kartono, 1994). Menurut Jamil (2007) tipe-tipe konflik antara lain :

a. Kondisi tanpa konflik (no conflict). Tipe ini adalah jenis kondisi yang di

inginkan, jika ingin bertahan lama, maka harus hidup dan dinamis,

menyatukan konflik tingkah laku dan tujuan serta menyelesaikannya secara

kreatif.

b. Konflik laten (latent conflict). Konflik ini berada di bawah permukaan dan

konflik ini perlu di bawa ke permukaan sebelum dapat di selesaikan secara

efektif.

c. Konflik terbuka (open conflict). Konflik ini mengakar secara dalam serta

tampak jelas serta membutuhkan tindakan untuk mengatasi penyebab yang

mengakar serta efek yang tampak.

d. Konflik permukaan (surface conflict). Konflik ini mempunyai akar yang tidak

dalam atau tidak mengakar. Konflik permukaan ini muncul karena kesalahan

pemahaman mengenai sasaran dan dapat diatasi dengan perbaikan

komunikasi.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik menurut Klem (Jamil, 2007)

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

adalah:

• Pemicu (triggers), yaitu peristiwa yang memicu sebuah konflik namun tidak

di perlukan dan tidak cukup memadai untuk menjelaskan konflik itu sendiri.

• Faktor inti atau penyebab dasar (pivotal factors or root causes), yaitu terletak

pada akar konflik yang perlu ditangani supaya pada akhirnya dapat mengatasi

konflik.

• Faktor yang memobilitasi (mobilizing factors), yaitu masalah-masalah yang

emobilitasi kelompok untuk melakukan tindak kekerasan.

• Faktor yang memperburuk (aggravating factors), yaitu faktor yang

memberikan tambahan pada faktor inti dan faktor yang memobilitasi, namun

tidak cukup untuk dapat menimbulkan konflik itu sendiri.

Ada beberapa macam aspek resolusi konflik menurut Jamil (2007), yaitu :

a. Hubungan struktural. Hubungan ini dibentuk untuk mencapai kepentingan

masing-masing yang berkonflik sehingga dapat mencegah perluasan perilaku

konflik.

b. Kepentingan. Mempunyai kepentingan yang tidak berbenturan. Dengan

kepentingan yang berbeda maka resolusi konflik tidak dapat di capai,

sebaliknya dengan menyatukan kepentingan yang sama membuat resolusi

konflik dapat terlaksana secara optimal.

c. Perilaku yang mengungkapkan pandangan instrumental sumber-sumber

konflik. Seperti emosi (takut, marah, benci), perasaan , kepercayaan dan

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

keinginan. Perilaku ini lebih bersifat kerjasama atau pemaksaan, bahasa tubuh

yang mengandung persatuan (conciliation), atau permusuhan (hostility).

Sedangkan aspek pemecahan masalah menurut Heppner et al (2004), yaitu :

• Kepercayaan dalam penyelesaian masalah (Problem Solving Confidence).

Penyelesaian masalah ini mengacu pada kepercayaan atau keyakinan yang

efektif dalam mengatasi suatu permasalahan. Seperti contoh ketika

dihadapkan dalam suatu permasalahan seorang individu akan mempunyai

kepercayaan akan mampu mengatasi permasalahannya itu ataukah tidak. Jika

seorang individu yakin akan dapat mengatasi masalahnya dengan baik maka

permasalahan yang dihadapi akan tertangani dengan baik. Akan tetapi kalau

seorang individu tidak yakin untuk dapat menyelesaikan permasalahannya

dengan baik maka permasalahan tidak dapat terselesaikan dengan baik.

• Gaya dalam penyelesaian masalah (Approach-Avoidance Style). Gaya

mengacu pada suatu kecenderungan umum untuk mendekati atau menghindari

aktivitas penyelesaian masalah. Individu yang baik cenderung untuk

melakukan usaha untuk menyelesaikan masalah, bukan menghindari masalah.

• Kendali pribadi (Personal control). Kendali pribadi digambarkan sebagai

suatu kepercayaan atau keyakinan individu untuk dapat bertanggung jawab

dan mengontrol emosi dan perilaku dalam penyelesaian masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri resolusi konflik

mempunyai tiga macam, yaitu hubungan struktural, kepentingan, perilaku yang

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

mengungkapkan pandangan instrumental sumber-sumber konflik.

Menurut Jamil (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi resolusi konflik

adalah sebagai berikut :

• Komunikasi. Dengan komunikasi pengungkapan atau penyampaian pikiran dan

perasaan dari satu pihak ke pihak lain dapat di lakukan dengan baik.

Keterampilan komunikasi yang buruk di antara para pihak dapat mendorong dan

meningkatkan intensitas konflik meskipun diantara kedua belah pihak tidak ada

perbenturan kebutuhan dan kepentingan. Beberapa hal yang dapt

mempengaruhi komunikasi para pihak adalah salah persepsi terhadap pihak lain,

adanya pandangan-pandangan stereotipe di antara berbagai kelompok

masyarakat. Manoppo (2005) menambahkan faktor yang mempengaruhi

resolusi konflik adalah keterampilan komunikasi. Hubungan antara para pihak

adalah setara (equal). Pendekatan ini memberikan tekanan utama pada proses

interaksi (interactional) di antara para pihak. Para pihak melakukan

identifikasi, interpretasi dan pemaknaan bersama terhadap masalah yang

dihadapi. Secara kooperatif, integratif dan interaktif mengambil keputusan

bersama (joint decision) untuk mencari solusi atas masalah.

• Emosi. Emosi merupakan tenaga penggerak dari setiap konflik. Jika seseorang

mampu berfikir dan berperilaku tenang, rasional dan objektif, maka akan dapat

memfokuskan diri pada bagaimana menyelesaikan perbedaan-perbedaan di

antara kedua belah pihak sehingga konflik tidak akan berkembang ke arah

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

kekerasan

• Struktur. Merupakan faktor di luar diri para pihak, antara lain keseimbangan

maupun ketidakseimbangan kekuatan hukum, sosial, politik dan ekonomi,

situasi atau lingkungan fisik, aturan-aturan yang berlaku, keterbatasan sumber

daya

• Tata nilai. Faktor ini merupakan faktor yang berhubungan dengan keyakinan

atau pandangan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang tentang apa

yang dianggap baik atau buruk maupun juga prinsip-prinsip apa yang

seharusnya menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup.

2. keterampilan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin ”communicatio”.

Istilah ini bersumber dari perkataan ”communis” yang berarti sama (sama makna dan

arti). Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu

pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi,

2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian dari hubungan atau hal

yang membentuk hubungan antar pribadi. Berbeda dengan Sarwono, komunikasi

menurut Bungin (2006) adalah sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh

seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk

pengetahuan, pembicaraan, gerak gerik atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan

sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku

tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dialami

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Menurut Kumar (Wiryanto, 2004) dan DeVito (1997) efektivitas komunikasi

interpersonal mempunyai lima ciri, yaitu :

a. Keterbukaan (openess), yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi

yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Keterbukaan disini

mencakup tiga aspek, yaitu : terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi,

kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang

dan menyangkut ”kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka dalam hal ini

adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah memang

”milik” komunikator dan komunikator bertanggung jawab atas itu (DeVito,

1997).

b. Empati (empathy), yaitu kemampuan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan

orang lain. Empati yang akurat melibatkasn baik kepekaan perasaan yang ada

maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini. Menurut

DeVito (1997) langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai empati

adalah pertama, menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan dan

mengkritik. Kedua, semakin banyak untuk mengenal seseorang terhadap

keinginannya, pengalamannya, kemampuannya, ketakutannya sehingga akan

semakin mampu untuk melihat sebab dan akibat mengapa seseorang bersikap

tertentu. Ketiga, mencoba untuk belajar merasakan apa yang dirasakan oleh orang

lain dari sudut pandang nya.

c. Dukungan (supportiveness). Situasi terbuka untuk mendukung komunikasi

berlangsung efektif. Untuk memperlihatkan dukungan dengan bersikap (1)

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

deskriptif, bukan evaluatif (2) spontan, bukan strategik (3) profesional dan bukan

sangat yakin (DeVito, 1997).

d. Rasa positif (positiveness), yaitu memiliki perasaan positif terhadap diri,

mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi dan menciptakan situasi

komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. Menurut DeVito (1997),

seseorang mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan menggunakan dua cara, yaitu menyatakan sikap positif dan secara positif

mendorong seseorang berinteraksi. Sikap positif memiliki dua aspek dalam

komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi interpersonal akan terbina jika

seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri dan perasaan positif

untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk berinteraksi yang

efektif dalam hal ini menikmati komunikasi yang sedang dilakukan. Selain sikap,

hal yang juga penting dalam sikap positif ini adalah dorongan. Dorongan dalam

hal ini berupa pujian atau penghargaan.

e. Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak

menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk di

sumbangkan.

Ditambahkan oleh DeVito (1997), ciri-ciri komunikasi interpersonal adalah

sebagai berikut :

a. Percaya diri. Komunikator yang efektif mempunyai kepercayaan diri sosial yang

tinggi, merasa nyaman bersama orang lain dan merasa nyaman dalam situasi

komunikasi. Kepercayaan diri dalam hal ini, seperti bersikap santai, tidak kaku,

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

fleksibel dalam suara dan gerak tubuh, tidak terpaku pada nada suara tertentu dan

gerak tubuh tertentu, terkendali, tidak gugup, atau canggung.

b. Kebersatuan (immediacy). Kebersatuan dalam hal ini adalah mengacu pada

penggabungan antara pembicara dan pendengar, terciptanya kebersamaan dan

kesatuan.

c. Manajemen interaksi. Dalam manajemen interaksi antara komunikator maupun

komunikan tidak ada yang merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting.

Masing-masing mempunyai kontribusi dalam komunikasi.

d. Pemantauan diri (self monitoring). Pemantauan diri adalah manipulsi citra yang

kita tampilkan kepada pihak lain. Pemantauan diri yang cermat selalu

menyesuaikan perilaku menurut umpan balik dari pihak lain, dengan tujuan untuk

mendapatkan kesan yang paling menyenangkan. Seseorang melakukan

manipulasi interaksi antar pribadi yang positif adalah untuk menciptakan kesan

antar pribadi yang terbaik dan paling efektif. Sedangkan seseorang yang

melakukan manipulasi interaksi antar pribadi yang kurang baik tidak terlalu

memancarkan citra yang dipancarkan kepada pihak lain.

e. Daya ekspresi (expressiveness). Daya ekspresi dalam hal ini adalah keterampilan

mengkomunikasikan keterlibatan tulus dalam interaksi.

f. Berorientasi kepada pihak lain. Orientasi kepada pihak lain adalah dapat

menyesuaikan diri dengan lawan bicara selama melakukan komunikasi dengan

orang lain yang mencakup pengkomunikasian perhatian dan minat terhadap apa

yang dikatakan lawan bicara.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu remaja dengan karakteristik

masih duduk di Sekolah Menengah Atas, berusia 14 -18 tahun, laki-laki maupun

perempuan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan lebih

mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampel

penelitian ( Bungin, 2004)

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

yaitu skala psikologis untuk mengungkap atribut psikologis yang di jadikan variabel

dalam penelitian ini. Skala ini terdiri dari skala resolusi konflik dan keterampilan

komunikasi interpersonl.

1. Skala Resolusi Konflik

Skala ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa tinggi resolusi konflik pada

subjek. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri pemecahan

masalah yang dikemukakan oleh Heppner, et al. (2004) yaitu: problem solving

confidence (PSC), approach-avoidance style (AAS), dan personal control (PC) dan

skala resolusi konflik yang dikemukakan oleh Jamil (2007) yaitu hubungan

struktural, kepentingan, perilaku yang mengungkapkan pandangan instrumental

sumber-sumber konflik.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Skala resolusi konflik terdiri dari 60 aitem. Skala ini disusun dengan

menggunakan skala Likert, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur sikap

(Jannah & Prasetyo, 2005). Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu:

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Aitem-aitem yang terdapat pada skala terdiri dari aitem yang bersifat favourable dan

unfavourable terhadap atribut yang di ukur. Sifat dari aitem tersebut yang

menentukan skor yang akan diberikan.

Pemberian skor pada aitem favourable, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS)

diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak

Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavourable pemberian skornya

adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2,

Tidak sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4. Semakin

tinggi total skor yang diperoleh subjek pada skala resolusi konflik, maka akan

semakin tinggi resolusi konfliknya. Sebaliknya semakin rendah total skor yang

diperoleh subjek pada skala resolusi konflik, maka semakin rendah pula resolusi

konfliknya. Distribusi penyebaran aitem dari tiap-tiap dimensi pada skala resolusi

konflik sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1 Distribusi Aitem Skala pemecahan masalah Sebelum Uji Coba (mengacu pada aspek Heppner)

Dimensi Aitem Favourable Aitem Unfavourable Nomor aitem Jml Nomor aitem Jml

PSC 1,7,13,19,25,31,37,43,49,55 10 4,10,16,22,28,34,40,46,

52,58 10

AAS 2,8,14,20,26,32,38,44,50,5 10 5,11,17,23,29,35,41,47, 10

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

6 53,59 PC 3,9,15,21,27,33,39,45,51,5

7 10 6,12,18,24,30,36,42,48, 54,60 10

30 30

2. Skala Keterampilan Komunikasi interpersonal

Skala ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa tinggi tingkat keterampilan

komunikasi interpersonal subjek. Skala ini di susun sendiri oleh peneliti berdasarkan

aspek-aspek komunikasi interpersonal yang dikemukakan DeVito (1997) yaitu:

keterbukaan, empati,dukungan, rasa positif dan kesetaraan.

Skala komunikasi interpersonal terdiri dari 60 aitem. Skala ini disusun dengan

menggunakan skala Likert, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur sikap

(Jannah & Prasetyo, 2005). Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu:

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Aitem-aitem yang terdapat pada skala terdiri dari aitem yang bersifat favourable dan

unfavourable terhadap atribut yang diukur. Sifat dari aitem tersebut yang menentukan

skor yang akan diberikan.

Pemberian skor pada aitem favourable, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS)

diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak

Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavourable pemberian skornya

adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2,

Tidak sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4. Semakin

tinggi total skor yang diperoleh subjek pada skala keterampilan komunikasi

interpersonal, maka akan semakin tinggi tingkat keterampilan komunikasi

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

interpersonalnya. Sebaliknya semakin rendah total skor yang diperoleh subjek pada

skala keterampilan komunikasi interpersonal, maka semakin rendah pula tingkat

keterampilan komunikasi interpersonalnya. Distribusi penyebaran aitem dari tiap-tiap

aspek pada skala keterampilan komunikasi interpersonal sebelum uji coba dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 2 Distribusi Butir Skala Keterampilan Komunikasi interpersonal Sebelum Uji Coba

Aspek Butir favorable Butir Unfavorable

Nomor aitem Jml Nomor aitem jml Keterbukaan 1, 11, 21, 31, 41, 51 6 6, 16, 26, 36, 46, 56 6 Empati 2, 12, 22, 32, 42, 52 6 7, 17, 27, 37, 47, 57 6 Dukungan 3, 13, 23, 33, 43, 53 6 8, 18, 28, 38, 48, 58 6 Rasa positif 4, 14, 24, 34, 44, 54 6 9, 19, 29, 39, 49, 59 6 Kesetaraan 5, 15, 25, 35, 45, 55 6 10, 20, 30, 40, 50, 60 6 30 30

C. Metode Analisis Data

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan

antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja.

Untuk metode analisis data, peneliti menggunakan analisis statistik. Penelitian ini

menggunakan uji korelasi product moment dari Pearson. Teknik korelasi ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keterampilan komunikasi

interpersonal dengan pemecahan masalah (resolusi konflik) pada remaja. Untuk

pengolahan data, peneliti menggunakan program komputer SPSS 13.00 for Windows.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian

Berdasarkan data-data dari kuesioner, maka di dapatkan gambaran mengenai keadaan

subjek, sebagai berikut :

Tabel 8 Distribusi kelas subjek penelitian

Kelas Jumlah Kelas X 58 (34,3%) Kelas XII 111 (65,7%) 169 (100%) Tabel 9 Distribusi Umur subjek penelitian

Umur Jumlah 14 tahun 8 (4,7 %) 15 tahun 44 (26,0%) 16 tahun 24 (14,2%) 17 tahun 83 (49,1%) 18 tahun 9 (5,3%) Missing 1 (0,6%) Jumlah 169 (100%)

Tabel 10 Distribusi Jenis kelamin subjek penelitian

Jenia kelamin Jumlah Laki-laki 50 (29,6%) Perempuan 119 (70,4%) Jumlah 169 (100%)

2. Deskripsi Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product

Moment.Akan tetapi di lakukan uji asumsi terlebih dahulu sebelum melakukan

analisis.Namun sebelum dilakukan analisis dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

asumsi tersebut meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi dan uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 13.0 for windows.

Gambaran umum data penelitian dapat dilihat pada tabel deskripsi data penelitian

yang meliputi variabel resolusi konflik dengan keterampilan komunikasi

interpersonal. Adapun gambaran umum data tersebut diperlihatkan pada tabel

Tabel 12 Deskripsi Statistik Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

X min X max Mean SD X

min X max Mean SD

Resolusi konflik 35 140 87, 5 17, 5 76 132 103 10

Keterampilan Komunikasi interpersonal

49 196 122, 5 24, 5 132 180 154 11

Penelitian selanjutnya mengelompokkan skor skala resolusi konflik pada remaja

menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Ketegori jenjang bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur (Azwar, 1999).

Skala resolusi konflik terdiri dari 35 aitem, setiap aitem diberi skor dari 1

sampai 4. Skor terendah yang mungkin diperoleh subjek pada skala ini didapat dari

jumlah aitem dikalikan dengan skor minimal (35 x 1). Sedangkan skor tertinggi yang

mungkin diperoleh subjek adalah perkalian jumlah aitem dengan skor maksimal (35 x

4). Sehingga rentang skor sebesar 140 – 35 = 105. Rentangan skor tersebut kemudian

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

dibagi dalam satuan deviasi standar sehingga diperoleh σ = 105/6 = 17,5. Distribusi

normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar, tiga bagian berada

di sebelah kiri mean bertanda negatif dan tiga bagian di sebelah kanan mean bertanda

positif (Azwar, 2002). Dibawah ini adalah tabel deskripsi kategori resolusi konflik

pada subjek penelitian berdasarkan mean hipotetik dan juga mean empirik

Tabel 14 Deskripsi Kategorisasi Resolusi Konflik Pada Subyek Penelitian

Hasil perhitungan kategorisasi skala keterampilan komunikasi interpersonal

adalah sbb :

Tabel 15 Deskripsi Kategorisasi Keterampilan Komunikasi Interpersonal Pada Subyek Penelitian

Mean Hipotetik Mean Empirik Skor Kategori Frek (%) Skor Kategori Frek (%)

X < 56 56 < X < 77 77 < X < 98 98 < X <119 X > 119

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

0 2

48 111

8

0 1,2

28,4 65,7 4,7

X < 85 85 < X < 97 97< X < 109 109<X< 121 X > 121

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

7 40 71 48 3

4,1 23,7 42,0 28,4 1,8

Total 169 100 Total 169 100

Mean Hipotetik Mean Empirik Skor Kategori Frek (%) Skor Kategori Frek (%)

X < 78,4 78,4 <X<107,8 107,8<X<137,2 137,2<X<166,6 X > 166,6

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

0 0 7

136 26

0 0

4,1 80,5 15,4

X < 135 135<X<148 148<X<161 161<X<174 X > 174

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

4 50 63 47 5

2,4 29,6 37,3 27,8 3,0

Total 169 100 Total 169 100

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

3. Hasil Uji Asumsi

Uji asumsi di lakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi meliputi

dua macam, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas di gunakan untuk melihat apakah sebaran skor (jawaban yang

diberikan subjek) normal ataukah tidak. Sebaran yang normal menunjukkan bahwa

data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Sebaliknya, sebaran tidak

normal di tunjukkan dari hasil data yang di peroleh tidak mewakili keseluruhan data.

Uji normalitas sebaran pada penelitian ini menggunakan teknik analisis One Sample

Kolmogorov Smirnov Test, yang digunakan untuk membandingkan frekuensi harapan

dan frekuensi amatan, apabila ada perbedaan antara frekuensi harapan dan frekuensi

amatan dengan taraf signifikansi 5% (p<0,05) maka distribusi sebaran dinyatakan

tidak normal, sebaliknya apabila (p>0,05) maka distribusi sebaran dinyatakan normal.

Hasil uji normalitas terhadap kedua skala menunjukkan sebaran yang normal

dengan koefisien K-SZ 0.821 dengan p = 0.510 (> 0.05) untuk skala resolusi konflik.

Sedangkan skala keterampilan komunikasi interpersonal mempunyai koefisien K-SZ

0.957 dengan p = 0,319 (> 0.05). Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa kedua

skala tersebut memiliki sebaran normal.

b. Uji Linearitas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel

yaitu variabel dependent dan variabel independent merupakan merupakan linier atau

tidak.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Tabel 16 Hasil Uji Linieritas

Variabel F p Keterangan

Keterampilan Komunikasi interpersonal – Resolusi Konflik

76,202 0.000 Linier

Hasil uji asumsi linearitas menunjukkan koefisien F sebesar 76,202 dengan p

= 0.000 (< 0.01). Hal ini berarti hubungan antara variabel resolusi konflik dan

keterampilan komunikasi interpersonal memenuhi asumsi linieritas. menunjukkan

bahwa hubungan kedua variabel dalam penelitian ini merupakan garis lurus atau

linier, sehingga asumsi linieritas terpenuhi.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif

antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja.

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu

analisis korelasi product moment dari Pearson..

Tabel 17 Hasil Analisis Pearson Corelation

Variabel Rxy p Sig

Keterampilan Komunikasi interpersonal – Resolusi Konflik

0,559 0.000 Sangat signifikan

Hasil analisis data dari Pearson diperoleh Rxy = 0,559 dengan taraf signifikansi

p= 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara

keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja. Dengan

demikian hipotesis penelitian ini di terima.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Tabel 18 Hasil Analisis Regresi

Variabel Bebas Sumbangan

Efektif Variabel

tergantung R

Keterbukaan 16,3009 % Resolusi Konflik

0, 352 Empati 0,1098 % Dukungan 1,2772 % Rasa Positif 9,0531 % Kesetaraan 8,4078 %

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis mengenai adanya hubungan

positif antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada

remaja. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi

konflik pada remaja. Dengan demikian maka hipotesis diterima dan ditunjukkan

dengan nilai r = 0.559 dan p = 0.000 ( p < 0.01 ), yaitu adanya hubungan positif

antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja.

Salah satu pernyataan yang berbunyi “Setiap masalah yang saya hadapi, saya

bicarakan dengan orang tua” yang mewakili aspek keterbukaan memberikan

sumbangan efektif sebesar 16,3009%. Aspek empati yang diwakili dengan

pernyataan “Ketika teman saya sedang membicarakan masalahnya, saya dapat

mendengarkan keluh kesah mereka dengan baik” memberikan sumbangan efektif

sebesar 0,1098%. Sumbangan efektif sebesar 1,2772% diberikan oleh aspek

dukungan dengan salah satu pernyataannya adalah “ Ketika orang tua saya sedang

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

mempunyai masalah, saya dapat memotivasi dengan baik”. Salah satu pernyataan

dari aspek rasa positif yaitu “Saya merasa kalau kritikan dari orang tua adalah untuk

kebaikan saya” memberikan sumbangan efektif sebesar 9,0531%. “Saya tidak suka

berbicara dengan guru yang mempunyai jenis kelamin berbeda dengan saya”

merupakan pernyataan yang mewakili aspek kesetaraan dengan memberikan

sumbangan efektif sebesar 8,4078%.

Pada SMA NI Prembun, banyak sekali orang dengan berbagai golongan

ekonomi serta latar belakang yang berbeda. Daerah tempat asal juga sangat

mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang

individu. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa nara sumber, bahwa pada

SMA ini banyak terdapat murid atau siswa yang berasal dari daerah-daerah yang

rawan akan tindakan yang negatif. Winong, Wirogaten, Pekutan, Ambal, Mirit

adalah beberapa contoh daerah yang mempunyai tindakan kriminalitas yang tinggi

seperti pemalakan di jalan-jalan. Latar belakang seperti itu membuat tingkah laku

siswa di sekolah menjadi negatif. Hal ini dikarenakan pada siswa-siswa remaja

sedang mengalami masa-masa krisis, baik emosi, kepribadian, agama, fisik maupun

kognitif (Yusuf, 2004)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, Penulis menyimpulkan bahwa

berbicara dengan orang lain untuk meluapkan perasaan dan pikiran mempunyai

kontribusi dalam rangka untuk membantu seseorang dalam menghadapi realita yang

ada, sehingga diharapkan seseorang dapat berfikir objektif. Dengan demikian

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

masalah yang ada dapat dicarikan pemecahan yang tepat. Berdasarkan uji hipotesis

di dapatkan hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara

keterampilan komunikasi interpersonal dengan resolusi konflik pada remaja, yang

berarti semakin tinggi keterampilan komunikasi interpersonal dalam hal ini antara

remaja-orang tua, remaja-guru, remaja-teman sebaya maka akan semakin tinggi pula

kemampuan resolusi konflik pada remaja. Kategori skor keterampilan komunikasi

interpersonal berada dalam kategori sedang, begitu pula kategori skor resolusi konflik

pada remaja juga berada dalam kategori sedang.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dikemukakan oleh

peneliti. Beberapa saran tersebut antara lain:

1. Bagi subjek penelitian

Remaja di harapkan mampu melakukan komunikasi secara baik dan intensif

kepada orang tua, guru dan teman sebaya sehingga apapun yang tengah di alami oleh

seorang remaja dapat di ketahui oleh orang lain sehingga permasalahan atau pun

konflik yang sedang di hadapi oleh remaja dapat teratasi dengan bantuan orang lain.

Dengan demikian penyelesaian masalah atas diri remaja dapat tertangani dengan baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema yang sama di saran

kan untuk lebih meratakan subjek penelitian sehingga semua karakteristik subjek

yang ditentukan sebelumnya dapat terwakili. Selain itu, akan lebih baik kalau lebih

menfokuskan lagi sehingga hasil yang di dapat akan lebih optimal.

Page 26: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Daftar Pustaka

Azwar, S. 1999. Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta : Pustaka pelajar ________. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, B. 2006. Sosiologi komunikasi. Jakarta : Kencana

________. 2004. Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta : Prenada media

Cangara, H. H. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Darmawan, A. 2002. Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan keterlibatan kerja pada tenaga perawat. Jurnal Psikodinamik. Vol 4. No 2. 103 – 112.

DeBono, E. 1990. Berpikir lateral. Jakarta : Binarupa Aksara DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia edisi kelima. Jakarta : Professional

Book Effendi, O. U. 2003. Ilmu, teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya Ellis, H.C., & Hunt, R.H. 1993. Fundamental of cognitive Psikology. 5th ed.

Cambridge. University Press Evans, B. 2002. You can’t come to my birthday party : conflict resolution with young

children. Michigan : High/Scope

Fathurohman, P. 2007. Strategi belajar mengajar. Bandung : PT Refika Aditama

Gunarsa, Y.S.D., & Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Hardjana, A. M. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta :

Kanisius

Hayes, R.B. 1978. Cognitive Psychology : Thinking & creating. United States of America : The Dorsey Press

Page 27: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Heppner, P. P., Witty, T. E., & Dixon, W. A. 2004. Problem solving appraisal & human adjustment : A review of 20 years of research using the problem solving inventory. Journal of American Psychological Association : The counseling Psychologist, 32, 344

Jamil, M.K. 2007. Mengelola konflik membangun damai : teori, strategi dan

implementasi resolusi konflik. Semarang : Walisongo mediation center

Kartono, K. 2005. Patologi Sosial 2 : Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

________. 1994. Psikologi sosioal untuk manajemen, perusahaan dan industri.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Liliweri, A. 2007. Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Manoppo, P. G. 2005. Resolusi konflik interaktif berbasis komunitas korban.

Surabaya : Srikandi Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional Muhammad, A. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara

Nay, R. W. 2007. Mengelola Kemarahan. Jakarta : Serambi Patton, P. 2002. EQ : Pengembangan sukses lebih bermakna. Jakarta : Mitra media Peale, N. V. 2006. Berpikir positif untuk remaja. Jakarta : Baca

Poerwanti, E., & Widodo, N. 2002. Perkembangan peserta didik. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang

Prasetyo, B. & Jannah, L.M. 2005. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : PT

Grafindo Persada Pruitt, D. G., & Rubin, J. Z. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Prasetyo, E., Nurtjahjanti, H., & Indrawati, E.S. 2005. Komitmen organisasi ditinjau

dari komunikasi interpersonal yang efektif ditempat kerja. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol 2 No 1. 33 – 39.

Page 28: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Rakhmat, J. 1988. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

_________. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Santoso, S. 2003. SPSS versi 10 : mengolah data statistik secara profesional. Jakarta : PT Elex media komputindo

Santrock, J. W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup jilid dua.

Jakarta : Erlangga Sarwono, S. W. 2002. Psikologi sosial individu dan teori-teori psikologi sosial.

Jakarta: Balai Pustaka Sasmitawati, T.A.2005. kemampuan problem solving anak ditinjau dari adversity

quotion dan intelligence quotion. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia

Setianingsih, E., Uyun, Z. l ., & Yuwono, S. 2006. Hubungan penyesuaian sosial dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol 3. No 1. 29 - 35

Soekanto, S. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta

Stein, S. J., & Book. H. E. 2004. Ledakan EQ : 15 prinsip dasar kecerdasan emosional meraih sukses. Bandung : Kaifa

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Sundari, S. & Rumini, S. 2004. Perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Rineka

cipta Suryabrata, S. 2000. Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta : Andi offset Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi pengantar studi. Jakarta : Rineka Cipta

Willis, S. S. 2005. Remaja dan permasalahannya. Bandung : Alfabeta Wiryanto. 2004. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : Grasindo

Page 29: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

Woodhouse, O.R.T., & Miall, H. 2002. Resolusi damai konflik kontemporer. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Yusuf, S. 2004. Psikologi perkembangan anak dan remaja Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

 

 

Page 30: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETERAMPILAN … · pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2003). Menurut Sarwono (2002), komunikasi adalah sebagian

IDENTITIAS

NAMA : CANDRAWATI PUSPITASARI

ALAMAT : WIRONATAN RT 01 / 03, BUTUH, PURWOREJO, JAWA TENGAH

NO. TELP : (0275) 3140643 / 081389040080