Top Banner

of 12

Naskah Publikasi (Ali)

Feb 27, 2018

Download

Documents

rezzk
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    1/12

    PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN KOMPRES TEPID SPONGE

    DAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN

    SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM TIFOID DENGAN

    HIPERTERMI DI RSUD SUKOHARJO

    NASKAH PUBLIKASI

    Disusun oleh :

    Ali Ahmad Keliobas

    J210141031

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2015

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    2/12

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    3/12

    iii

    PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN KOMPRES TEPID SPONGEDAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN

    SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM TIFOID DENGANHIPERTERMI DI RSUD SUKOHARJO

    Ali Ahmad Keliobas, Supratman, Dian Nur W.

    ABSTRAK

    Demam tifoid adalah salah satu penyakit saluran pencernaan yang disebabkan olehbakteri salmonella typhi dan ditandai dengan demam atau kenaikan suhu tubuh. Kompresmerupakan salah satu tindakan untuk menurunkan produksi panas dan meningkatkanpengeluaran panas. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbandingan keefektifanantara kompres tepid sponge dan kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh. Jenispenelitian kuantitatif, rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental designdengan pretest - posttest two groupperlakuan. Sampel penelitian berjumlah 38 responden,kemudian dibagi dalam dua kelompok perlakuan kompres tepid sponge dan kompres airhangat sehingga tiap kelompok 19 responden, perlakuan diberikan selama 15 menit. Analisisstatistik menggunakan uji T-Test : Paired Sample T-Test untuk menganalisis pre-test danpost-test kedua kelompok perlakuan dan Independent Sample T-Test untuk menganalisisperbandingan keefektifan diantara kedua kelompok perlakuan. Hasil uji Paired Sample T-Test, nilai signifikansi atau p-value dari kompres tepid sponge sebesar 0.000, dengan meanpre-test 38.611

    0c danpost-test 36.889

    0c atau mengalami penurunan suhu tubuh1.72

    0c dan

    nilai signifikansi ataup-valuedari kompres air hangat sebesar 0.000, mean pre-test 38.5000c

    dan post-test 37.3790c atau mengalami penurunan suhu tubuh 1.12

    0c. Disimpulkan kedua

    teknik kompres tersebut efektif terhadap penurunan suhu tubuh, tetapi kompres tepid spongelebih efektif terhadap penurunan suhu tubuh. Hasil uji Independent Sample T-Test, nilaisignifikansi atau p-value sebesar 0.001. Hasil analisis statistik ini telah menunjukan adaperbandingan keefektifan yang signifikan antara kompres tepid sponge dan kompres airhangat terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam tifoid dengan hipertermi di RSUDSukoharjo.

    Kata Kunci : Kompres Tepid Sponge dan Kompres Air Hangat, Suhu Tubuh, Demam Tifoid.

    NASKAH PUBLIKASI

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    4/12

    iv

    COMPARISON THE EFFECTIVENESS OF TEPID SPONGECOMPRESS AND WARM WATER COMPRESS AGAINST A

    DECREASE IN BODY TEMPERATURE THE CHILDRENTYPHOID FEVER WITH HYPERTHERMIA AT

    RSUD SUKOHARJO

    Ali Ahmad Keliobas, Supratman, Dian Nur W.

    ABSTRACT

    Typhoid fever is one of the diseases of the digestive that is caused by the salmonellatyphi and characterized by a rise in body temperature or fever. Compress is one of themeasures to decrease the production of heat and heat increase spending. The purpose ofthis research is viewed comparison of effectiveness between tepid sponge compress andwarm water compress against a decrease in body temperature. Types of quantitativeresearch, research design used was a quasi experimental design with pretest-posttest twogroup treatment. Sample research amounted to 38 respondents, then divided in two groupsof treatment tepid sponge compress and warm water compress so that each group of 19respondents, treatment was given for 15 minutes. Statistical analysis using the T-Test test :Paired Sample T-Test to analyze the pre-test and post-test both treatment groups andIndependent Sample T-Testto analyze the effectiveness of the comparison between the twotreatment groups. Results Paired Sample T-Test, the significant value or p-value of tepidsponge compress for 0.000, the mean pre-test 38.611

    0c and post-test 36.889

    0c or decreased

    body temperature 1.720c and the significant value or p-value of warm water compress for

    0.000, the mean pre-test 38.5000c and post-test 37.379

    0c or decreased body temperature

    1.120c. Concluded both techniques are effective compress against a decrease in body

    temperature, but tepid sponge compress is more effective to decrease body temperature.The result of Independent Sample T-Test,the significant value or p-value of 0.001. Statisticalanalysis has shown no significant effectiveness comparison between tepid sponge compressand warm water compress against the drop in body temperature the children withhyperthermia typhoid fever at RSUD Sukoharjo.

    Key Word : Tepid Sponge Compress And Warm Water Compress, Body Temperature,

    Typhoid Fever.

    NASKAH PUBLIKASI

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    5/12

    1

    PENDAHULUAN

    Demam tifoid adalah salah satupenyakit saluran pencernaan yangdisebabkan oleh bakteri salmonellatyphi dan ditandai dengan demamatau kenaikan suhu tubuh, penyakitini sebagian besar menyerang padaanak-anak. Demam tifoid saat inimenjadi kasus yang termasuk tinggidi dunia.

    Insiden penyakit demam tifoid diAmerika dilaporkan per tahun

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    6/12

    2

    dengan demam. Hasil penelitianHamid (2011), mengemukakan

    bahwa kompres tepid sponge efektifuntuk menurunkan suhu tubuh padaanak dengan demam. Berdasarkanhasil penelitian yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa semuajenis kompres yang diberikan kepadaanak dengan kenaikan suhu tubuhefektif untuk menurunkan suhu tubuh.

    Untuk mengembangkan tindakanmandiri perawat, perlu adanyapenelitian-penelitian yang harus

    dilakukan oleh profesi perawat terkaitdengan tindakan mandiri perawat,sehingga menjadi dasar yang ilmiahdan pedoman bagi perawat dalammelakukan asuhan keperawatanserta perawat selalu mengandalkantindakan mandiri keperawatan sesuaiprofesi yang dimilikinya. Salah satutindakan mandiri perawat yang perludikembangkan adalah melakukantindakan kompres pada pasien yangmengalami kenaikan suhu tubuh,

    terutama pada anak-anak.

    Berdasarkan hasil observasi yangdilakukan peneliti pada perawat dankeluarga atau orang tua pasien diruang inap anak RSUD Sukoharjo,peneliti tidak menemukan perawatdan keluarga atau orang tua pasienmemberikan tindakan kompressecara langsung kepada pasienuntuk menurunkan suhu tubuh.

    TINJAUANPUSTAKA

    Demam TifoidDemam tifoid adalah salah satupenyakit sistemik yang ditandaidengan gejala seperti demam dannyeri abdomen serta penyakit inidisebabkan oleh penyebaran bakteriSalmonella typhi atau Salmonellaparatyphi. (Longo & Fauci, 2014).

    Manifestasi klinis mirip dengan setiap

    kasus, namun demam tifoid

    cenderung lebih ringan dengan tandadan gejala seperti demam, malaise,

    sakit kepala, dan takipnea. Tandalain pada penyakit ini yang seringterjadi yaitu diare. (Kapoor & Barnes,2013).

    Suhu TubuhSuhu tubuh adalah suatu perbedaanantara volume panas yang diproduksioleh tubuh dengan volume panasyang keluar atau hilang kelingkungan luar. (Potter & Perry,2010). Normalnya suhu tubuh

    berkisar antara 36-370

    c. Suhu tubuhjuga dapat diartikan sebagaikeseimbangan antara panas yangdiproduksi dengan panas yang hilangdari tubuh. (Asmadi, 2012).

    Tindakan KompresPemeberian kompres hangat padadaerah tubuh dapat memberikanrangsangan atau sinyal kehipotalamus melalui sumsum tulangbelakang. Ketika reseptor yang peka

    terhadap panas di hipotalamusdirangsang, sistem efektormengeluarkan sinyal yang melaluiberkeringat dan vasodilatasi perifer.Perubahan pembuluh darah diaturoleh pusat vasometer pada medullaoblongata dari tangkai otak, dibawahpengaruh hipotalamik bagian anteriorsehingga terjadi vasodilatasi. Denganterjadinya vasodilatasi inimenyebabkan pembuangan ataukehilangan energi panas melalui kulitmeningkat (yang ditandai dengantubuh mengeluarkan keringat),kemudian suhu tubuh dapat menurunatau normal. (Potter & Perry, 2005).

    Tepid sponge adalah salah satuteknik kompres hangat yangmenggabungkan teknik blok padapembuluh darah besar superfisialdengan teknik seka pada seluruhtubuh. (Wilson 1995, dalam Hamid,2011).

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    7/12

    3

    Kompres air hangat adalah tindakanyang diberikan dengan tujuan untuk

    menurunkan suhu tubuh. Letakkompres air hangat diberikan padadahi, aksila, dan lipatan paha untukmemberi efek vasodilatasi padapembuluh darah sehinggamempercepat penguapan tubuh.(Ardiansyah, 2012).

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah kuantitatif.Rancangan penelitian yangdigunakan adalah quasi experimentaldesign (eksperimen semu), denganrancangan pretest - posttest twogroup (menggunakan dua kelompokperlakuan).

    Waktu dan tempat pada penelitian inidilakukan di ruang inap anak RSUDSukoharjo, pada tanggal 02 - 30Oktober 2015.

    Populasi dalam penelitian ini, yaituanak dengan demam tifoid yangmengalami kenaikan suhu tubuh(hipertermi) yang dirawat di ruanginap RSUD Sukoharjo. Berdasarkandata rekam medik RSUD Sukoharjopada bulan Maret terdapat 42 pasienyang mengalami demam tifoid.

    Pengambilan sampel dalampenelitian ini dengan menggunakanteknik purposive sampling, adalah

    suatu teknik penetapan sampeldengan cara memilih sampel diantarapopulasi sesuai dengan yangdikehendaki peneliti (tujuan ataumasalah dalam penelitian). Sampelberjumlah 38 responden dibagi dalamdua kelompok perlakuan sehinggatiap kelompok berjumlah 19responden. Waktu pemberiantindakan pada tiap kelompok adalahselama 15 menit.

    Variabel bebas dalam penelitian iniadalah kompres tepid sponge dan

    kompres air hangat, sedangkanvariabel terikatnya suhu tubuh.

    Analisis data menggunakan uji T-Test(Paired Sample T-Test digunakanuntuk menganalisispre-test danpost-test kedua kelompok perlakuan, danIndependent T-Test digunakan untukmenganalisis perbandingankeefektifan diantara kedua kelompokperlakuan) dengan program IBMSPSS 20.

    HASIL PENELITIAN

    Hasil dari penelitian yang telahdilakukan oleh peneliti adalahsebagai berikut :

    Tabel 1. Analisis UnivariatNo Analisis Univariat

    Kel. Kom.Tepid

    Sponge

    Kel. Kom.Air

    Hangat

    1 Jenis kelamin Fre. % Fre. %

    Laki-laki 15 79 6 32Perempuan 4 21 13 68

    Jumlah 19 100 19 100

    2 Umur

    1-3 tahun 9 47 6 31

    4-6 tahun 9 47 3 16

    7-10 tahun 1 6 10 53

    Jumlah 19 100 19 1003 Waktu Lama

    Rawat Inap

    Hari pertama 8 42 5 26

    Hari kedua 7 37 11 58

    Hari ketiga 4 21 3 16

    Tiga hari 0 0 0 0

    Jumlah4 Derajat Suhu

    Tubuh Pre-Test

    37.6-38.0 c 5 26 6 32

    38.1-39.0 c 10 53 9 47

    39.0 c 4 21 4 21

    Jumlah 19 100 19 100

    5 Derajat SuhuTubuh Post-Test

    36.0-37.0 c 12 63 6 32

    37.1-37.5 c 6 32 6 32 37.50c 1 5 7 36

    Jumlah 19 100 19 100

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    8/12

    4

    Berdasarkan distribusi data padatabel diatas, responden berdsarkan

    jenis kelamin diketahui bahwa padakelompok perlakuan kompres tepidsponge yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 responden (79%)dan berjenis kelamin perempuansebanyak 4 responden (21%).Kemudian pada kelompok perlakuankompres air hangat yang berjeniskelamin perempuan sebanyak 13responden (68%) dan berjeniskelamin laki-laki sebanyak 6responden (32%). Jenis kelamin

    merupakan salah satu faktor yangdapat mempengaruhi suhu tubuh,pada laki-laki suhu tubuh lebih tinggidaripada perempuan hal inidiakibatkan karena kegiatanmetabolisme tubuh. (Mubarak, et al.,2015).

    Responden berdasarkan umurdiketahui bahwa pada kelompokperlakuan kompres tepid spongeyang berumur 1-3 tahun sebanyak 9

    responden (47%), selanjutnya 4-6tahun sebanyak 9 responden (47%),dan 7-10 tahun sebanyak 1responden (6%). Kemudian padakelompok kompres air hangat yangberumur 7-10 tahun sebanyak 10responden (53%), selanjutnya 1-3tahun sebanyak 6 responden (31%),dan 4-6 tahun sebanyak 3 responden(16%). Usia merupakan salah satufaktor yang dapat berpengaruhterhadap perubahan suhu tubuh.

    Pada anak-anak dibawah lima tahunmasih memiliki mekanisme kontrolsuhu tubuh yang imatur dan dapatnaik dengan cepat. (Potter & Perry,2005).

    Responden berdasarkan waktu lamarawat inap diketahui bahwa padakelompok perlakuan kompres tepidsponge hari pertama sebanyak 8responden (42%), hari keduasebanyak 7 responden (37%), hari

    ketiga sebanyak 4 responden (21%),

    dan tiga hari tidak ada responden.Kemudian pada kelompok perlakuan

    kompres air hangat hari keduasebanyak 11 responden (58%), haripertama sebanyak 5 responden(26%), hari ketiga sebanyak 3responden (16%), dan tiga haritidak ada responden. Pada anakyang mengalami demam tifoid gejalademam biasanya berkemnbangselama 2-3 hari disertai dengangejala yang lain seperti anoreksia,mialgia, malaise, dan nyeri kepala.(Nelson, 2012).

    Responden sebelum diberikankompres atau perlakuan, pada keduakelompok diketahui bahwa sebagianbesar responden mengalami derajatsuhu tubuh berkisar antara 38.1-39.00c. Pada kelompok perlakuankompres tepid sponge respondendengan derajat suhu tubuh 38.1-39.00c sebanyak 10 responden(53%), selanjutnya 37.6-38.00csebanyak 5 responden (26%), dan

    39.00

    c sebanyak 4 responden (21%).Kemudian pada kelompok perlakuankompres air hangat respondendengan derajat suhu tubuh 38.1-39.00c sebanyak 9 responden (47%),selanjutnya 37.6-38.00c sebanyak 6responden (32%), dan 39.00csebanyak 4 responden (21%). Suhutubuh merupakan suatu perbedaanantara volume panas yang diproduksioleh tubuh dengan volume panasyang keluar atau hilang ke

    lingkungan luar. (Potter & Perry,2010).

    Responden setelah diberikankompres atau perlakuan, pada keduakelompok diketahui bahwa sebagianbesar responden mengalami derajatsuhu tubuh berkisar antara 36.0-37.50c. Pada kelompok perlakuankompres tepid sponge respondendengan derajat suhu tubuh 36.0-37.00c sebanyak 12 responden

    (63%), selanjutnya 37.1-37.50c

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    9/12

    5

    sebanyak 6 responden (32%), dan 37.50c sebanyak 1 responden (5%).

    Sedangkan pada kelompokperlakuan kompres air hangatresponden dengan derajat suhutubuh 37.50c sebanyak 7responden (36%), selanjutnya 36.0-37.00c sebanyak 6 responden (32%),dan 37.1-37.50c sebanyak 6responden (32%). Suhu tubuhmerupakan suatu yang relatifkonstan. Hal ini sangat diperlukanagar sel-sel tubuh dapat berfungsisecara efektif. Normalnya suhu tubuh

    berkisar antara 36-370

    c. Suhu tubuhjuga dapat diartikan sebagaikeseimbangan antara panas yangdiproduksi dengan panas yang hilangdari tubuh. (Asmadi, 2012).

    Tabel 2. Analisis BivariatNo Analisis Bivariat

    1 PairedSampleT-Test

    Pre-Test

    Post-Test

    thitung p-valu

    e

    Kes.

    Kel.Kom.

    tepidsponge

    38.6

    110

    c

    36.8

    890

    c

    34.9

    02

    0.00

    0

    H0

    ditolak

    Kel.Kom.airhangat

    38.500

    0c

    37.379

    0c

    25.298

    0.000

    H0ditolak

    2 IndependentSampleT-Test

    kel.Kom.tepidsponge

    dankom. airhangat

    Pre-Test0.59

    90.55

    3

    H0diterim

    a

    Post-Test3.59

    2

    0.00

    1

    H0

    ditolak

    Hasil uji Paired Sample T-Testkelompok perlakuan kompres tepidsponge diperoleh nilai thitung 34.902dan nilai signifikansi atau p-valuesebesar 0.000, dan kelompokperlakuan kompres air hangatdiperoleh nilai thitung 25.298 dan nilaisignifikansi atau p-value sebesar0.000.

    Hasil uji Independent Sample T-Testdari kedua kelompok perlakuan

    (kompres tepid sponge dan kompresair hangat) diperoleh derajat suhutubuh sebelum diberikan perlakuanadalah nilai thitung 0.599 dan nilaisignifikansi atau p-value sebesar0.553 dan setelah diberikanperlakuan nilai thitung 3.593 dan nilaisignifikansi atau p-value sebesar0.001.

    Anailis statistik uji Paired Sample T-Test, nilai signifikansi atau p-value

    dari kompres tepid sponge sebesar0.000, dengan mean pre-test38.6110c dan post-test 36.8890c(mengalami penurunan suhu tubuh1.720c) dan nilai signifikansi atau p-value dari kompres air hangatsebesar 0.000, mean pre-test38.5000c dan post-test 37.3790c(mengalami penurunan suhu tubuh1.120c). Disimpulkan kedua teknikkompres tersebut efektif terhadappenurunan suhu tubuh. Tetapi

    kompres tepid sponge lebih efektifterhadap penurunan suhu tubuh,dengan hasil analisis statistik ujiIndependent Sample T-Test nilaisignifikansi atau p-value sebesar0.001. Hal ini dikarenakan adanyaseka tubuh pada teknik komprestepid sponge yang dapatmempercepat vasodilatasi pembuluhdarah perifer diseluruh tubuhsehingga pengeluaran panas daritubuh melalui kulit lebih cepat

    dibandingkan teknik kompres airhangat yang hanya pada daerahtertentu seperti aksila dan dahi.Teknik kompres tepid sponge lebihcepat memberikan rangsangan atausinyal ke hipotalamus melaluisumsum tulang belakang. Ketikareseptor yang peka terhadap panasdi hipotalamus dirangsang, sistemefektor mengeluarkan sinyal yangmelalui berkeringat dan vasodilatasiperifer. Perubahan pembuluh darahdiatur oleh pusat vasometer pada

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    10/12

    6

    medulla oblongata dari tangkai otak,dibawah pengaruh hipotalamik

    bagian anterior sehingga terjadivasodilatasi. Dengan terjadinyavasodilatasi ini menyebabkanpembuangan atau kehilangan energipanas melalui kulit meningkat (yangditandai dengan tubuh mengeluarkankeringat), kemudian suhu tubuhdapat menurun atau normal. (Potter& Perry, 2005).

    Hasil analisis statistik ini telahmenunjukan ada perbandingan

    kefektifan yang signifikan antarakompres tepid sponge dan kompresair hangat terhadap penurunan suhutubuh pada anak demam tifoiddengan hipertermi, yang berartihipotesa penelitian H0 ditolak dan Haditerima.

    Keterbatas dalam penelitian iniadalah sebagai berikut :1. Peneliti tidak mengobservasi suhu

    lingkungan sekitar respondenyang kemungkinan dapatberpengaruh terhadap perubahansuhu tubuh responden.

    2. Karakteristik responden yangmenjadi kriteria inklusi penelitianbersifat secara umum tidakbersifat khusus seperti jeniskelamin dan usia.

    3. Peneliti hanya satu kalimengevaluasi suhu tubuhresponden setelah diberikanperlakuan.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitianPerbandingan Keefektifan KompresTepid Sponge Dan Kompres AirHangat Terhadap Penurunan SuhuTubuh Pada Anak Demam TifoidDengan Hipertermi Di RSUDSukoharjo, maka dapat disimpulkansebagai berikut :1. Derajat suhu tubuh sebelum

    diberikan perlakuan kompres tepid

    sponge, rata-rata derajat suhutubuh adalah 38.6110c.

    2. Derajat suhu tubuh setelahdiberikan perlakuan kompres tepidsponge, rata-rata derajat suhutubuh adalah 36.8890c.

    3. Derajat suhu tubuh sebelumdiberikan perlakuan kompres airhangat, rata-rata derajat suhutubuh adalah 38.5000c.

    4. Derajat suhu tubuh setelahdiberikan perlakuan kompres airhangat, rata-rata derajat suhutubuh adalah 37.3790c.

    5. Pada uji Independent Sample T-Test nilai signifikansi atau p-valuesebesar 0.001, karena nilaisignifikansi atau p-value 0.05(0.001 0.05) makakesimpulannya adalah adaperbandingan keefektifan yangsignifikan antara kompres tepidsponge dan kompres air hangatterhadap penurunan suhu tubuhpada anak demam tifoid denganhipertermi di RSUD Sukoharjo.

    Hasil uji analisis statistik ini telahmenjawab hipotesa penelitianyaitu H0ditolak dan Haditerima.

    Saran yang dapat peneliti sampaikanadalah sebagai berikut :1. Bagi Rumah Sakit

    Hasil penelitian ini dapatdijadikan sebagai acuan pihakrumah sakit, dan menjadikanteknik ini sebagai salah satutindakan untuk menurunkan suhu

    tubuh pasien.2. Bagi Institusi Pendidikan

    Hasil penelitian ini dijadikansebagai rujukan untukmemperbaharui kurikulumdisesuaikan denganperkembangan ilmu, mengingatilmu kesehatan yang selalumengalami perkembangan yangcepat.

    3. Bagi PerawatSeiring dengan perkembangan

    ilmu pengetahuan yang semakin

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    11/12

    7

    pesat, sebagai seorang perawatseharusnya memperebarui ilmu-

    ilmu yang baru. Oleh karena ituhasil penelitian ini dapat dijadikanpanduan dan atau bahkandijadikan sebagai tindakan yangutama dalam melakukan asuhankeperawatan untuk menurunkansuhu tubuh pasien, sehinggatindakan mandiri keperawatandapat terus dilaksanakan dalamsetiap praktik keperawatan dirumah sakit.

    4. Bagi Peneliti Lain

    a. Melakukan penelitian lanjutantentang penurunan suhu tubuhdengan teknik yang berbeda,sehingga menambah ilmu-ilmuyang baru.

    b. Melakukan penelitian tentangkompres tepid sponge dankompres air hangat namunmenetapkan kriteria sampelyang sama, seperti usia danjenis kelamin yang sama,misalnya semua responden

    berusia 1 tahun dan semuaresponden berjenis kelaminlaki-laki atau perempuan saja.

    c. Hasil penelitian ini secara teoridapat menambahperkembangan ilmupengetahuan khususnyatentang kompres tepid spongedan kompres air hangatterhadap penurunan suhutubuh, sehingga dapatdigunakan sebagai referensibagi peneliti berikutnya dengantujuan menyempurnakanpenelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asmadi, (2012). Teknik ProseduralKeperawatan : Konsep Anakdan Aplikasi Kebutuhan DasarKlien. Salemba Medika :Jakarta.

    Ardiansyah, M., (2012). MedikalBedah Untuk Mahasiswa. DIVAPress : Jogjakarta.

    Djuwariyah, (2013). EfektivitasPenurunan Suhu TubuhMenggunakan Kompres AirHangat dan Kompres Plester

    Pada Anak Dengan Demam DiRuang Kanthil RSUD Banyumas.Jurnal UniversitasMuhammadiyah Purwokerto.

    Hamid A.M., (2011). KeefektifanKompres Tepid Sponge YangDilakukan Ibu DalamMenurunkan Demam Pada AnakDi Puskesmas MubulsariKabupaten Jember. TesisProgram Studi MagisterKedokteran. UNS.

    Kapoor, R., & Barnes K., (2013).Paediatrics (4 edition).ELSEVER : London.

    Maling, B., (2012). PengaruhKompres Tepid Sponge HangatTerhadap Penurunan SuhuTubuh Pada Anak Umur 1-10Tahun Dengan Hipertermia DiRSUD Tugurejo Semarang.Jurnal Program Studi IlmuKeperawatan STIKES TelogorejoSemarang.

    Mubarak, I.W., et al., (2015). BukuAjar Ilmu Keperawatan Dasar(Buku 1). Salemba Medika :Jakarta.

    Nelson, E.W., (2012). IlmuKesehatan Anak (Volume 2.Edisi 15). Editor, Berhman, E.R.,at all. Editor edisi bahasaindonesia, Wahab, S.A. EGC :Jakarta.

    Permatasari, I.K., (2012). PerbedaanAfektivitas Kompres Air Hangatdan Kompres Air Biasa Terhadap

  • 7/25/2019 Naskah Publikasi (Ali)

    12/12

    8

    Penurunan Suhu Tubuh PadaAnak Dengan Demam Di RSUD

    Tugurejo Semarang. JurnalProgram Studi Ilmu KeperawatanSTIKES Telogorejo Semarang.

    Potter, A.P., & Perry, G.A., (2005).Fundamental of Nursing :Concepsts, Process, andPractice (Volume 1. Edisi 4).Alih bahasa, Asih Yasmin, etall. Editor edisibahasaIndonesia, Devi Yulianti &Monica Ester. EGC : Jakarta.

    Potter, A.P., & Perry, G.A., (2010).

    Fundamental of Nursing (Buku 2.Edisi 7). Penerjemah, Nggie, F.A& Albar Marina. Editor HartantiYayuk. Salemba Medika :Jakarta.

    Rahmawati, (2013). PerbedaanPenurunan Suhu Tubuh AnakBronchopneumonia YangDiberikan Kompres Hangat DiAxilla dan Frontal. FakultasKeperawatan UniversitasPadjadjaran.

    Widijanto, G., et al., (2011). Nursing :Manafsirkan Tanda-TandadanGejala Penyakit. PT IndeksPermata Puri Media : JakartaBarat.

    * Ali Ahmad Keliobas : Mahasiswa S1Keperawatan FIK UMS. Jl. A. YaniTromol Pos 1 Kartasura, Hp.082310949516 email.

    [email protected]

    ** Supratman : Doses Keperawatan FIKUMS. Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura,[email protected]

    ** Dian Nur W : Doses Keperawatan FIKUMS. Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura,[email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]