Top Banner
Zat beracun Sirkulasi sistemik disposisi distribusi eliminasi Tempat aksi/reseptor metabolisme ekskresi metabolit toksik Tak toksik Efek toksik Nasib Zat Beracun dalam Tubuh
33

Nasib Zat Beracun

Apr 08, 2016

Download

Documents

adme zat toksik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Nasib Zat Beracun

Zat beracun

Sirkulasi sistemik

disposisi

distribusi eliminasi

Tempat aksi/reseptor metabolisme ekskresi

metabolit

toksik Tak toksik

Efek toksik

Nasib Zat Beracun dalam Tubuh

Page 2: Nasib Zat Beracun

Penentu ketoksikan

• Keberadaan di tempat kerjanya (jumlah

dan lama tinggal = afinitas)

• Proses antaraksi (aktivitas)

Page 3: Nasib Zat Beracun

Keberadaan zat toksiktergantung:

• Absorbsi

• Distribusi menentukan jumlah

• Eliminasi menentukan lama tinggal (t½)

Page 4: Nasib Zat Beracun

Kondisi efek toksik• Definisi : berbagai keadaan atau faktor yang

dapat mempengaruhi keefektifan absorbsi, distribusi & eliminasi zat beracun dalam tubuh, sehingga akan menentukan keberadaan zat kimia utuh atau metabolitnya dalam sel sasaran serta toksisitasnya ataupun keefektifan antaraksinya dengan sel sasaran.

Page 5: Nasib Zat Beracun

Kondisi efek toksik

1. Kondisi pemejanan :

– Jenis pemejanan (akut/kronis)

– Cara (jalur pemejanan: iv or ev)

– Lama & kekerapan pemejanan

– Saat pemejanan (pagi, siang, hamil, menyusui)

– Takaran atau dosis pemejanan

Page 6: Nasib Zat Beracun

Kondisi efek toksik

22. Kondisi subyek atau makhluk hidup:

• Keadaan fisiologi: BB, umur, suhu tubuh, kecepatan pengosongan lambung, kecepatan aliran darah, status gizi, kehamilan, genetika, jenis kelamin, ritme sirkadian, ritme diurnal.

• Keadaan patologi: penyakit saluran cerna, kardiovaskular, hati & ginjal.

Page 7: Nasib Zat Beracun

Pola pikir toksikologi

Penentu ketoksikan

Keberadaan Keefektifan antaraksi

Keefektifan ADME Keefektifan molekul

Faktor kondisi

Penerapan /uji toksikologi

Page 8: Nasib Zat Beracun

Jika ditanya ketoksikan obat yg

sama sekali belum tahu sifatnya

(obat baru)

kembalikan kepada faktor penentu!

Page 9: Nasib Zat Beracun

Contoh :

• Propanolol p.o = LD 50 100 mg/kg BB

diberikan secara p.o dan i.p kenapa

berbeda?

Mengapa lebih toksik i.p?

Page 10: Nasib Zat Beracun

Contoh :

• Penerapan uji toksikologi:D1n=4 D10D2n=4 D22D3n=4 D34D4n=4 D44

D: CCl4 hepatotoksikD + alkohol kronis ??

K1

K2 >

K3 >>

K4 >>>

Page 11: Nasib Zat Beracun

MEKANISME EFEK TOKSIK

Page 12: Nasib Zat Beracun

Bagaimana racun memberi efek toksik ?

Mekanisme aksi Toksik :

1. Berdasar sifat dan tempat awal kejadian (Glaister,1986)

2. Berdasar sifat antaraksi racun dan tempat aksinya (Ariens & Simonis,1982)

3. Berdasar risiko penumpukan racun dalam gudang penyimpanan tubuh.

Page 13: Nasib Zat Beracun

Manfaat

Untuk mengetahui penyebab timbulnya keracunan berkaitan dengan wujud dan sifat efek toksik yang terjadi.

racun → perubahan / kekacauan biokimia, fungsional & atau struktural dengan sifat tertentu yang melekat → respon toksik

Page 14: Nasib Zat Beracun

Mekanisme aksi berdasar sifat dan tempat kejadian awal

• Mekanisme luka intrasel : luka sel yg diawali oleh aksi racun pada

tempat aksinya di dalam sel.(mekanisme langsung/primer)

• Mekanisme luka ekstrasel:racun bereaksi di lingkungan luar sel (mekanisme tak langsung / sekunder)

Page 15: Nasib Zat Beracun

Mekanisme luka intrasel :Racun

Zat kimia induk Metabolit reaktif

Sasaran molekular khas / tak khas

Antaraksi Kimia

Pendesakan, ikatan kovalen, substitusi,peroksidasi

Respon Toksik

WUJUD (Kekacauan)

Biokimia Fungsional Struktural

Terbalikkan Tak Terbalikkan

SIFAT

Ion karboniumEpoksida

Radikal bebas

Perbaikan Adaptasi

Page 16: Nasib Zat Beracun

Contoh aksi tak khas

• Detergen → mengganggu ikatan ionik

membran lipoprotein → perubahan

konformasi & permeabilitas membran

(terbalikkan & tak terbalikkan).

Page 17: Nasib Zat Beracun

Contoh aksi khas

• CCL4 → radikal bebas (metabolit reaktif) → ikatan kovalen dg protein, lipid tak jenuh → nekrosis atau perlemakan hati.

• Toksin botulinus → ikatan dg ujung akson prasinaptik kolinergik perifer → penyekatan pelepasan asetilkolin → paralisis muskular.

• Neurotoksin kobra → reseptor pascasinaptik hubungan neuromuskuler → reseptor tak peka asetilkolin.

Page 18: Nasib Zat Beracun

Contoh aksi khas

• Aktinomisin D → ikatan hidrogen dg gugus 2 amino dari guanin → menyekat transkripsi DNA → teratogenik.

• Aflatoksin B1 → metabolit epoksida → ikatan kovalen dengan DNA → hepatokarsinogenik.

• Sianida → ikatan dg atom besi (protein heme)→ menyekat proses oksidasi reduksi transpor elektron →produksi energi terganggu → pernafasan sel kacau.

Page 19: Nasib Zat Beracun

Mekanisme Luka Ekstrasel

Hidup sel → pemenuhan kebutuhan metabolik dasar & pengaturan aktivitas sel → terganggu

→ → perubahan struktur atau fungsi sel.

• Pasok oksigen : untuk produksi energi.

Tergantung : fungsi alat pernafasan, difusi oksigen

(alveoli-darah), eritrosit, sistem kardiovaskuler.

Toluena diisosianat (iritan kuat) → obstruksi jalur

udara pernafasan.

Page 20: Nasib Zat Beracun

• Parakuat (insektisida) → merusak sel-sel batas alveolar.

• Eritrosit : produksi di sumsum tulang & kapasitas ertrosit sbg pembawa.

Nitrit : hemoglobin methemoglobin (tidak sanggup membawa oksigen).

Nitrit : hipotensi → aliran darah ke sel ↓

→ hipoksia → anoksia → produksi energi terganggu → degenerasi atau kematian sel.

Page 21: Nasib Zat Beracun

Pasok zat hara→ produksi energi sel, proses pertumbuhan &

fungsi sel.Tergantung :• Keefektifan ingesti, digesti, absorpsi,

transpor dari darah ke sel.Contoh : makanan tercampur zat kimia→ rasa ?→ nafsu makan turun.→ mengantuk, lumpuh (gangguan saraf) →

nafsu makan turun.→ muntah, diare.

Page 22: Nasib Zat Beracun

Cairan & keseimbangan elektrolit serta eliminasi produk buangan.

Retensi cairan / udem → perubahan struktur sekunder ginjal karena penekanan Na, K dan air tubuh.

Page 23: Nasib Zat Beracun

Mekanisme pengaturan• Sistem saraf → pengaruh ke semua sel, efek

lebih tak kentara. Efek utama terlihat pada organ yg dipersarafi.Atropin → saraf otonom → sekresi kelenjar ludah terhambat → mulut kering.Antikolinergik → sekresi mata ↓ →mata kering →mata rusak.rangsang kolinergik → sekresi asam lambung ↑ →merusak batas sel lambung.

Page 24: Nasib Zat Beracun

• Endokrin : umumnya mengatur aktivitas

pertumbuhan & keseimbangan cairan

serta elektrolit.

Metalibur (non steroid) → menekan

sekresi gonadotropin → penghambatan

spermatogenesis & atropi kelenjar

kelamin.

Page 25: Nasib Zat Beracun

• Sistem imun.

Molekul asing (antigen) : bakteri, virus, protein, zat kimia asing.

• Normal : antigen dinetralkan → eliminasi.

• Kondisi tertentu : respon kebal berlebihan → merusak / bahaya → efek lokal / ringan ( ruam, gatal) sampai berat / fatal (hipersensitivitas).

Page 26: Nasib Zat Beracun

Berdasar sifat antaraksiTempat sasaran molekuler dalam induksi efek toksik:

1. Gugus kimia (SH,NH2) dari protein dll.2. Tempat aksi selektif (enzim, reseptor)3. Kompartemen tertentu yang

memungkinkan penumpukan zat kimia (lemak, tulang)

Mekanisme aksi digolongkan :1. Antaraksi yang terbalikkan2. Antaraksi yang tak terbalikkan

Page 27: Nasib Zat Beracun

Antaraksi yang Terbalikkan

• Berdasar stereospesifisitas racun dan

reseptor

• Ciri khas antaraksi : terbalikkan

• Ketoksikan racun bergantung pada takaran

• Contoh : toksin botulinus, alkaloid ergot,

pestisida organofosfat, karbamat

Page 28: Nasib Zat Beracun

Antaraksi yang Tak Terbalikkan

• Pembentukan ikatan kovalen (alkilasi atau asilasi

biologis) antara senyawa pengalkil atau metabolit

elektrofil & biopolimer yang punya gugus SH atau

NH2 luka kimia.

• Sebab lain : radiasi pengion ( radiasi nuklear dan

sinar X), sintesis letal, penyekatan enzim.

• Memungkinkan penumpukan efek toksik.

Page 29: Nasib Zat Beracun

• Dosis sekecil apapun bila diberikan jangka panjang → potensi toksik (sulit menentukan dosis subtoksik yg aman).

• Ikatan kovalen tak terbalikkan → sekuestrasi kimia ( zat toksik tidak dieliminasi tapi diasingkan).

Protein fungsional → degenerasi sel, nekrosis, fibrosis.

DNA → karsinogenik, mutagenik, teratogenik.

Page 30: Nasib Zat Beracun

• Sintesis letal. Racun berikatan dg metabolit alami & digunakan dalam jalur metabolisme → produk tidak berfungsi → gangguan fungsi sel normal.

Contoh:

Asam fluoroasetat (daun gifblaar, Dichapetallum

cymosum) digunakan sbg asam asetat (daur asam

sitrat) → asam fluorositrat (penghambat enzim

akonitase yg mengubah asam sitrat → isositrat)

→ kasus penyakit lembu (Afrika Selatan) akibat

makan daun tsb.

Page 31: Nasib Zat Beracun

Penyekatan aksi enzim yg tak terbalikkan atau tak terbalikkan semu (pseudoirreversible)

Contoh : pelepasan rangkaian proses oksidatif pembangkit energi & pembentukan fosfat kaya energi (ATP), energi yg terbentuk dilepas sbg panas > disimpan.Dinitrokresol (pembunuh rumput liar), sianogen (singkong, buah amandel, buncis var besar) → mengikat Enzim (besi) sistem reaksi oksidasi reduksi sitokrom → substrat tak teroksidasi, ATP tdk diproduksi → O2 tdk dapat diambil jaringan dari darah.

Page 32: Nasib Zat Beracun

Penyekatan tak terbalikkan enzim

asetilkolinesterase oleh insektisida

organofosfat.

Bahan makanan kaya nitrat → dilaporkan

methemoglobonemia pada bayi karena

kapasitas pembentukan kembali hemoglobin

dari methemoglobin masih rendah.

Page 33: Nasib Zat Beracun

Berdasar risiko penumpukan racun dalam gudang penyimpanan tubuh

Sangat Lipofil & sulit dimetabolisme →sekuestrasi fisik (relatif tdk bahaya) → bebas → sirkulasi → melebihi KTM → toksik.

Contoh :

DDT

Dietilheksilftalat (DEHP) senyawa pelunak (Plasticizer) : dari wadah plastik → makanan terkontaminasi → ketoksikan spt DDT.