BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangA. Latar BelakangHemoroid adalah bagian vena
yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi.
Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada
wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena
pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon
menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita,
hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer
yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal
yaitu hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang
muncul di luar stingfer anal disebut hemorod eksternal. (brunner
& suddarth, 1996)Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi
dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai
siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan
meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65
tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat
menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini
kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.
LBM ISKENARIO 1
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik 24 jam
dengan keluhan terdapat benjolan pada anus. Keluhan tersebut
dirasakan kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan
awalnya buang air besar sakit dan kadang keluar darah berwarna
merah segar, menetes di akhir buang air besar.
Keluhan sudah dirasakan kurang lebih 1 tahun yang lalu. Lama
kelamaan keluar benjolan kecil dari anus yang kemudian bertambah
besar dan masih bisa keluar masuk sendiri. Namun sejak kurang lebih
1 minggu, benjolan tidak dapat masuk dengan sendirinya.
Pasien kurang makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Pasien kadang
mengalami kesulitan buang air besar sehingga harus mengedan. Pada
pemeriskaan fisik inspeksi di regio anal tampak massa kurang lebih
1 cm, berwarna kemerahan dan dari palpasi teraba massa, dengan
konsistensi kenyal. Benjolan dapat dimasukkan kembali.B. Tujuan
Menjelaskan defenisi ,gejala kliniks, klasifikasi,diagnosa,dan
penatalaksanaan hemoroidBAB II
PEMBAHASANA. Keyword Region anal adalah daerah disekitar anusB.
Permasalahan1. Bagaimana anatomi dan fisiologi pencernaan ?2.
Mengapa terjadi benjolan ?3. mengapa darah keluar menetes hanya
pada akhir BAB ?
4. bagaimana pengaruh makanan dengan penyakit pasien ?Pembahasan
permasalahan :A. Bagaimana anatomi dan fisiologi pencernaan ?
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi
untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Sistem
PencernaanA. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan
oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih
rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian
kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi
dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.B. Tenggorokan ( Faring)Merupakan
penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring,
dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi
dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut
dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media
disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah
bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan
orofaring dengan laringC. Kerongkongan (Esofagus)Kerongkongan
adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i,
oeso membawa, dan , phagus memakan).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi.Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1. bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2. bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3. serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
D. LambungMerupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
1. Kardia.
2. Fundus.
3. Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Usus halus (usus kecil)Usus halus atau usus kecil adalah
bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan
otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M
Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar). Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).1. Usus dua belas
jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek
dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas
jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua
belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum
digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan
plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus
penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar
dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa
Laton, jejunus, yang berarti kosong.
Diagram usus halus (terlabel small intestine)3. Usus Penyerapan
(illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.F. Usus Besar (Kolon)Usus besar atau kolon dalam
anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal
dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.G. Usus Buntu (sekum)Usus buntu atau sekum (Bahasa
Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung
yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang
besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil,
yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.H. Umbai
Cacing (Appendix)Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan
pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau
radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai
cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya
appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan
caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam
orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa
bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu
tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda bisa di retrocaecal
atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ
vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks
mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai
cacing dikenal sebagai appendektomi.I. Rektum dan anusRektum
(Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi
tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus
besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan
fungsi utama anus.J. PankreasPankreas adalah organ pada sistem
pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim
pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari).Pankraes terdiri dari 2 jaringan
dasar yaitu :
1) Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2) Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim
proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan
oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya
akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.K.
HatiHati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis
protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile,
yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan
dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata
Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke
dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke
dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi
pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah
darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam
sirkulasi umum. Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan
manusia.L. Kandung empeduKandung empedu (Bahasa Inggris:
gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan
sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak2) Berperan dalam
pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan
kolesterol.B. Mengapa terjadi benjolan ?
Benjolan dapat terjadi akibat banyak hal : Adanya masa akibat
tumor atau kanker, Tumor ( akibat dari Sel neoplasma mengalami
transformasi , oleh karena mereka terus- menerus membelah. Pada
neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi
neoplastik, yang mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan
kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic, Proliferasi neoplastik
menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan
pada jaringan tubuh membentuk tumor atau pembengkakan )
.
Polip, polip merupakan massa dengan permukaan licin, berbentuk
bulat atau lonjong, berwarna pucat keabu-abuan, lobular, dapat
tunggal atau multipel dan tidak sensitif (bila ditekan/ditusuk
tidak terasa sakit).
Radang, Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki
tanda-tanda sebagai berikut:
tumor atau membengkakan calor atau menghangat dolor atau nyeri
rubor atau memerah functio laesa atau daya pergerakan menurun
Ada organ yang mengalami prolaps,seperti pada kasus hemoroid
akibat Pelebaran, pemanjangan dan berkelok-keloknya vena-vena
hemorhoidalis C. mengapa darah keluar menetes hanya pada akhir BAB
?Hal ini di sebabkan karena feses yang keluar menggesek mukosa dan
melukai pembuluh darah. Darah sementara tidak bisa keluar selama
masih ada feses yang menutupi, tetapi setelah feses keluar semua,
darah bisa keluar.D. bagaimana pengaruh makanan dengan penyakit
pasien ?Di skenario dikatakan bahwa pasien kurang memakan sayur dan
buah buahan. Yang dimana bahan makanan ini banyak mengandung serat
yang diperlukan untuk pencernaan. Serat bukan merupakan energi.
Walaupun demikian serat mempengaruhi pencernaan komponen lain dalam
makanan. Hal ini dapat terjadi , karena diet tinggi serat dalam
makanan dapat meningkatkan pengelauaran lemak dan nitrogen dari
dalam tubuh.Serat dimetabolisme oleh bakteri usus. Bahan ini diduga
berpengaruh terhadap volume tinja, waktu singgah tinja produksi gas
yang keluar dari proses usus, metabolisme bakteri, pengeluaran
garam empedu , dan asam lemak tertentu.Didalam usus, terdapat
bakteri yang dapat memecah serat menjadi asam lemak rantai pendek,
air, dan karbondioksida . pada binatang memamah biak, asam lemak i
ni diserap sebagai sumber energi.Manusia mengeluarkan asam lemak
dari dalam tubuhnya dalam konsentrasi tinggi . melalui kototran
(fsese)nya, tetapi seberapa banyak asam lemak yang diserap belum
diketahui.Didalam serat terdapat zat yang disebut lignin. Zat ini
merupakan bagian yang paling sukar dicerna. Sifat zat ini adalah
menghambat pencernaan komponen serat lain.Serat berfungsi untuk
melunakkan feses dan meingkatkan volume feses. Berarti serat
mempermudah buang air besar. Dan meningkatkan produksi gas usus.
Pengeluaran feses seseorang dengan diet ( makan ) serat tinggi
adadalah sekitar 80 160 gram perhari. Sedang pada vegetarian
kotoran yang dikeluarkan bisa mencapai 225 gram perhari.Seseorang
yang semula hanya sedikit makan serat, akan mengalmi peningkatan
berat feses kalau ia diberi diet serat dalam jumlah tinggi.serat
juga mempengaruhi waktu singgah makanan yang masuk kedalam
pencernaan . waktu singgah yang pendek tersebut terjadi akibat
banyaknya air yang tertahan dalam rongga usus oleh bahan bahan yang
yang sulit dicerna. Kalau dalam makanan yang dikonsumsi seseorang
berkurang jumlah seratnya, maka feses yang yang terbentuk daapat
keras. Akibatnya untuk mengeluarkan feses yang keras tadi
dibutuhkan tenaga. Karena adanya penekanan didaerah anus atau
mengejan , bisa mengakibatkan melebarnya pembuluh balik disekitar
anus ( lubang pelepasan ) pelebaran pembuluh balik ini juga
disertai benjolan benjolan yang disebut dengan hemoroid..C.
Pembahasan Skenario
AnamnesisNama
: ms. X
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Pekerjaan : -
K. U
: BAB sulit/susah dan kadang keluar darah
K. P
: -
Pemeriksaan fisik Inspeksi: di regio anal tampak massa kurang
lebih 1 cm dan berwarna kemerahan
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi kenyalDiagnosis
BandingDari data diatas kami dapatmemyimpulkan Diagnosis Banding
sebagaiberikut :GejalahemoroidpolipCancer anusFissura ani
Benjolan pada anus 1 minggu++--
BAB sakit++++
Darah menetes
Segar di akhir BAB++++
Ada massa kemerahan+++-
Benjolan bisa keluar masuk+---
Konsistensikenyalkenyalkeras-
Pembahasan HemoroidA. DefinisiHemoroid adalah kumpulan dari
pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah
anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis,
tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur
berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal
(kanalis anus). Secara keseluruhan berdasarkan statistic, jumlah
tindakan hemoroidektomi menurun. Puncaknya terjadi tahun 1974
dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000 orang.
Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000
orang (Felix, 2006). Hemoroid merupakan dilatasi varises pleksus
vena submukosa anus dan perianus. Dilatasi ini sering terjadi
setelah usia 50 tahun yang berkaitan dengan peningkatan tekanan
vena di dalam pleksus hemoroidalis (Robbins, 2007). B. Faktor
Resiko Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara
lain kurangnya mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang
tidak benar, kurang minum, kurang.
Memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika,
kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor
abdomen, tumor usus), dan sirosis hati (Simadibrata, 2006).
Konstipasi merupakan etiologi hemoroid yang paling sering.
Konstipasi terjadi apabila feses menjadi terlalu kering, yang
timbul karena defekasi yang tertunda terlalu lama. Jika isi kolon
tertahan dalam waktu lebih lama dari normal, jumlah H2O yang
diserap akan melebihi normal, sehingga feses menjadi kering dan
keras (Sherwood, 2001). Kejadian hemoroid umumnya sebanding pada
laki-laki maupun perempuan. Sekitar setengah orang yang berumur 50
tahun pernah mengalami hemoroid. Hemoroid juga terjadi pada wanita
hamil. Pada wanita hamil, janin pada uterus, serta perubahan
hormonal, menyebabkan pembuluh darah hemoroidalis meregang. Semua
vena dapat diperparah saat terjadinya tekanan selama persalinan.
Hemoroid pada wanita hamil hanya merupakan komplikasi yang bersifat
sementara (Pearl, 2004). C. Gejala Klinis Hemoroid merupakan salah
satu keluhan kolorektal yang paling umum didengar oleh dokter.
Setiap tahun sekitar 10,5 juta Amerika mengalami gejala hemoroid;
seperempat pasien harus berkonsultasi. Gejala yang paling umum dari
hemoroid yaitu darah merah yang cerah menutupi toilet duduk dan
muncul di atas kertas toilet. Gejala lain termasuk iritasi kulit di
sekitar anus, rasa sakit, bengkak, atau benjolan keras di sekitar
anus, dan didapati lendir pada sekitar anus. Terlalu banyak
menggosok atau membersihkan sekitar anus dapat memperburuk gejala
dan bahkan menyebabkan iritasi yang semakin parah, berdarah, dan
gatal-gatal yang disebut pruritus ani (Parker, 2004).Hemorhoid
sering menimbulkan gejala-gejala secara tidak beraturan. Menurut
Churchill (1990) gejala-gejala hemoroid adalah : 1. Iritasi dan
benjolan perianal, serta gatal-gatal ( pruritus ani), 2. Rasa tidak
nyaman di daerah anus dan nyeri yang semakin diperberat oleh buang
air besar (BAB), 3. Prolapse hemorrhoidalis, 4. Pendarahan rektal.
D. Klasifikasi dan Derajat HemoroidBerdasarkan letaknya, hemoroid
dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan campuran.
Dikatakan eksterna karena benjolan terletak dibawah linea pectinea.
Hemoroid eksterna mempunyai 3 bentuk yaitu bentuk hemoroid biasa
yang letaknya distal linea pectinea, bentuk trombosis, dan bentuk
skin tags. Biasanya benjolan pada hemoroid eksterna akan keluar
dari anus bila mengedan, tapi dapat dimasukkan kembali dengan jari.
Rasa nyeri pada perabaan menandakan adanya trombosis, yang biasanya
disertai penyulit seperti infeksi atau abses perianal (Felix,
2006). Berlawanan dengan hemoroid eksterna, benjolan pada hemoroid
interna terletak diatas linea pectinea. Hemoroid interna merupakan
benjolan dari vena hemoroidalis internus yang dilapisi epitel dari
mukosa anus. Pada posisi litotomi, benjolan paling sering terdapat
pada jam 3, 7, dan 11. Ketiga letak itu dikenal dengan three
primary haemorrhoidal areas (Felix, 2006). Hemoroid interna dapat
prolaps saat mengedan dan kemudian terperangkap akibat tekanan
sfingter anus sehingga terjadi pembesaran mendadak yang edematosa,
hemoragik, dan sangat nyeri. Kedua klasifikasi hemoroid tersebut
memiliki pembuluh darah yang melebar, berdinding tipis, dan mudah
berdarah, kadang-kadang menutupi perdarahan dari lesi proksimal
yang lebih serius (Robbins, 2007). Derajat hemoroid interna dibagi
berdasarkan gamabaran klinis, yaitu: 1. Derajat 1 : Bila terjadi
pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya
dapat dilihat dengan anorektoskop.2. Derajat 2 : Pembesaran
hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam
anus secara spontan.3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolaps
dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.4.
Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung
untuk mengalami trombosis dan infark. Untuk melihat resiko
perdarahan hemoroid, dapat dideteksi oleh adanya stigma perdarahan
berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi, kemerahan di atas
hemoroid (Simadibrata, 2006). E. Patofisiologi HemoroidHemoroid
dikatakan sebagai penyakit keturunan. Namun sampai saat ini belum
terbukti kebenarannya. Akhir-akhir ini, keterlibatan bantalan anus
(anal cushion) makin dipahami sebagai dasar terjadinya penyakit
ini. Bantalan anus merupakan jaringan lunak yang kaya akan pembuluh
darah. Agar stabil, kedudukannya disokong oleh ligamentum Treitz
dan lapisan muskularis submukosa. Bendungan dan hipertrofi pada
bantalan anus menjadi mekanisme dasar terjadinya hemoroid. Pertama,
kegagalan pengosongan vena bantalan anus secara cepat saat
defekasi. Kedua, bantalan anus terlalu mobile, dan ketiga, bantalan
anus terperangkap oleh sfingter anus yang ketat. Akibatnya, vena
intramuskular kanalis anus akan terjepit (obstruksi). Proses
pembendungan diatas diperparah lagi apabila seseorang mengedan atau
adanya feses yang keras melalui dinding rektum (Felix, 2006).
Selain itu, gangguan rotasi bantalan anus juga menjadi dasar
terjadinya keluhan hemoroid. Dalam keadaan normal, bantalan anus
menempel secara longgar pada lapisan otot sirkuler. Ketika
defekasi, sfingter interna akan relaksasi. Kemudian, bantalan anus
berotasi ke arah luar (eversi) membentuk bibir anorektum. Faktor e
ndokrin, usia, konstipasi dan mengedan yang lama menyebabkan
gangguan eversi pada bantalan tersebut. Mitos di masyarakat yang
mengatakan, hemoroid mudah terjadi pada ibu hamil ternyata benar.
Tak pelak, kehamilan menjadi faktor pencetus hemoroid. Mengapa
demikian? Pertama, hormon kehamilan mengurangi fungsi penyokong
dari otot dan ligamentum di sekitar bantalan. Kedua, terjadi
peningkatan vaskuler di daerah pelvis. Ketiga, seringnya terjadi
konstipasi pada masa kehamilan. Dan terakhir adalah kerusakan
kanalis anus saat melahirkan pervaginam (Felix, 2006). F.
DiagnosaDiagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan
klinis dari hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat 1
sampai dengan derajat 4), dan pemeriksaan anoskopi/kolonoskopi.
Karena hemoroid disebabkan adanya tumor didalam abdomen atau usus
proksimal, agar lebih teliti selain memastikan diagnosis hemoroid,
dipastikan juga apakah di usus halus atau di kolon ada kelainan
misal, tumor atau colitis. Untuk memastikan kelainan di usus halus
diperlukan pemeriksaan rontgen usus halus atau enteroskopi.
Sedangkan untuk memastikan kelainan di kolon diperlukan pemeriksaan
rontgen Barium enema atau kolonoskopi total (Simadibrata, 2006). G.
Diagnosa BandingBanyak masalah anorektal, antara lain, fistula,
abses, atau iritasi dan gatal- gatal, yang memiliki gejala mirip
dengan hemoroid dan harus dipahami sebelum direkomendasikan untuk
melakukan pengobatan. Selain itu, hubungan pendarahan anus dengan
kanker kolorektal menjadi kuat jika dikaitkan dengan usia. Oleh
karena itu, evaluasi lebih lanjut dengan kolonoskopi harus
dilakukan pada pasien yang lebih tua dari 50 tahun serta keluarga
yang memiliki riwayat kanker usus besar (Parker, 2004) H.
Penatalaksanaan HemoroidMenangani hemoroid tak perlu terus
melakukan tindakan invasif. Dengan obat juga dapat dilakukan.
Namun, pemilihan jenis terapi (obat atau invasif) sangat bergantung
dari keluhan penderita serta derajat hemoroidnya. Tidak ada
indikasi mutlak dalam terapi invasif dan diusahakan menjadi pilihan
terakhir. Salah satu obat hemoroid adalah diosmin dan hesperidin
yang dimikronisasi. Layaknya noreadrenalin, obat ini mengakibatkan
kontraksi vena, menurunkan ekstravasasi dari kapiler dan menghambat
reaksi inflamasi terhadap prostaglandin (PGE2, PGF2). Kehadiran
obat ini tentu memberi angin segar bagi penderita hemoroid yang
takut atau enggan dioperasi. Sebuah studi acak bahkan membuktikan
obat ini sama efektif dengan rubber band ligation. Malah dengan
efek samping lebih kecil. Bila obat sudah tak adekuat atau terjadi
perdarahan dan prolaps, tindakan invasif menjadi pilihan terakhir.
Prinsip dari tindakan invasif ada 2 yaitu fiksasi dan eksisi.
Fiksasi dilakukan pada derajat I dan II. Dan selebihnya adalah
eksisi (Felix, 2006). Fiksasi terdiri dari:1. Skleroterapi.
Dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Metode ini menggunakan zat
sklerosan yang disuntikan para vasal. Setelah itu, sklerosan
merangsang pembentukan jaringan parut sehingga menghambat aliran
darah ke vena-vena hemoroidalis. Akibatnya, perdarahan berhenti.
Sklerosan yang dipakai adalah 5% phenol in almond oil dan 1%
polidocanol. Metode ini mudah dilaksanakan, aman dan memberikan
hasil baik. 2. Rubber band ligation.Kerja dari metode ini adalah
akan mengabliterasi lokal vena hemoroidalis sampai terjadi ulserasi
(7-10 hari) yang diikuti terjadinya jaringan parut (3-4 minggu).
Prosedur ini dilakukan pada hemoroid derajat 1-3.3. Infrared
thermocoagulation.Prinsipnya adalah mendenaturasi protein melalui
efek panas dari infrared, yang selanjutnya mengakibatkan jaringan
terkoagulasi. Untuk mencegah efek samping dari infrared berupa
kerusakan jaringan sekitar y ang sehat, maka jangka waktu paparan
dan kedalamannya perlu diukur akurat. Metode ini diperuntukkan pada
derajat 1-2. 4. Laser haemorrhoidectomy. Metode ini mirip dengan
infrared. Hanya saja mempunyai kelebihan dalam kemampuan memotong.
Namun, biayanya mahal.5. Doppler ultrasound guided haemorrhoid
artery ligation. Metode ini menjadi pilihan utama saat terjadi
perdarahan karena dapat mengetahui secara tepat lokasi arteri
hemoroidalis yang hendak dijahit.6. Cryotherapy. Metode ini kurang
direkomendasikan karena seringkali kurang akurat dalam menentukan
area freezing. Sedangkan eksisi dapat dilakukan dengan beberapa
teknik yaitu St. Marks Milligan Morgan Technique, Submucosal
Haemorrhoidectomy (Parks method), dan yang terbaru adalah Circular
Stapler Anopexy (teknik Longo). Teknik Circular Stapler Anopexy
atau dikenal dengan Procedure for Prolapse and Haemorrhoids (PPH)
baru dikembangkan sekitar tahun 1993. Teknik ini bekerja dengan
mendorong jaringan hemoroid yang merosot ke arah atas dan
dijahitkan ke selaput lendir dinding anus. Kemudian sebuah gelang
dari bahan titanium diselipkan di jahitan dan ditanamkan di bagian
atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid
tersebut. PPH memiliki beberapa keuntungan dibandingkan operasi
konvensional diantaranya, nyeri minimal karena tindakan dilakukan
di luar bagian sensitif, tindakan cepat karena hanya menghabiskan
12-45 menit, dan pasien dapat pulih lebih cepat pasca operasi.
Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus
masih dapat terjadi. Kontraindikasi PPH adalah fistula anus,
bengkak, gangren, penyempitan anus, prolaps jaringan hemoroid yang
tebal, serta pada pasien dengan gangguan koagulasi (pembekuan
darah) (Felix, 2006). Komplikasi yang dapat timbul pasca tindakan
invasif adalah perdarahan sekunder, selulitis, abses, fistula,
fissura, dan inkontinensia. Hemoroid bukan penyakit yang tak
mungkin dicegah. Dengan mengkonsumsi tinggi serat seperti banyak
sayur dan buah akan membuat feses lembek sehingga tidak perlu
mengedan saat buang air besar (Felix, 2006). Menurut Haryoga
(2009), ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah
berulangnya kekambuhan keluhan hemoroid, di antaranya : 1. Hindari
mengedan terlalu kuat saat buang air besar. 2. Cegah konstipasi
dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan buah serta
kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan gelas
sehari untuk melancarkan defekasi. 3. Jangan menunda-nunda jika
ingin buang air besar sebelum feses menjadi keras. 4. Tidur cukup.
5. Jangan duduk terlalu lama. 6. Senam/olahraga rutin. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari scenario diatas wanita yang berusia 45 tahun memiliki
keluhan benjolan pada anus, berasa sakit dan berwarna merah segar,
menetes di akhir buang air besar dll, bahwa pasien tersebut
dicurigai / didiagnosis Hemoroid. Maksud hemoroid adalah pelebaran
vena di dalam pleksus hemoroidalis yang merupakan kelainan
patologik hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit.
Hemoroid ini dibagi menjadi menjadi Hemoroid internal, eksternal,
dan campuran.
Gastro hepatobillierPage 20