7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
1/49
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit
gangguan pernapasan yang sering diakibatkan oleh kebiasaan merokok dan pencemaran
udara (Depkes RI, 2!)" #aat ini sudah direkomendasikan pemakaian anti oksidan yaitu
$%asetilsistein ($&') pada pasien PPOK yang berfungsi untuk mengurangi eksaserbasi
dan memperbaiki kualitas hidup (#uarti dkk, 22)"$%asetilsistein memiliki efek antioksidan yang berinteraksi terhadap radikal
bebas" Pemberian $&' *uga berefek dalam mengurangi air trapping dan hiperinflasi
pada PPOK yang berdampak menurunkan angka ke*adian eksaserbasi akut PPOK
(Prairo + &ntariksa, 2)"
Kema*uan teknologi memberikan pengaruh yang besar bagi kesehatan manusia
dan Islam memperbolehkan segala bentuk perkembangan dari ilmu pengetahuan yang
memberikan kemashlahatan bagi umatnya" Pemberian $&' memiliki efek yang amat
besar terhadap kesehatan pasien PPOK sehingga peranan $&' dalam PPOK
mengandung makna usaha seorang manusia untuk terus mencari penyembuhan melalui
medis disamping berusaha dalam berdoa (&-miradhiya, 2)"
.erdasarkan permasalahan tersebut penulis membahas Peranan $%asetilsistein
pada pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronik /ksaserbasi &kut ditin*au dari
Kedokteran dan &gama Islam"
1.2 Permasalahan
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
2/49
" .agaimana /fekti0itas $%asetilsistein sebagai terapi PPOK /ksaserbasi &kut 1
2" .agaimana $&' mempengaruhi kualitas hidup pasien PPOK1
" .agaimana pandangan Islam mengenai $%asetilsistein sebagai pengobatan
penyakit paru obstruktif kronik eksaserbasi akut1
1.3 Tujuan
"" u*uan 3mum 4
5emberikan informasi tentang Peranan $%asetilsistein pada pengobatan penyakit
PPOK eksaserbasi akut ditin*au dari kedokteran dan Islam"
""2 u*uan Khusus 4
" 5endapatkan informasi dan mampu men*elaskan tentang Pengobatan
penyakit paru obstruktif kronik eksaserbasi akut"
2" 5endapatkan informasi dan mampu men*elaskan Peranan $%asetilsistein
pada pengobatan penyakit paru obstruktif kronik eksaserbasi akut"
" 5endapatkan informasi dan mampu men*elaskan tentang pandangan Islam
terhadap penggunaan $%asetilsistein sebagai pengobatan penyakit paru
obstruktif kronik eksaserbasi akut"
1.4 Manaat
2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
3/49
" 5anfaat bagi 3ni0ersitas 6&R#I adalah bermanfaat sebagai bahan masukan
bagi ci0itas akademika 3ni0ersitas 6&R#I, sehingga dapat menambah aasan
dan pengetahuan mengenai Peranan $%asetilsistein pada pengobatan penyakit
paru obstruktif kronik eksaserbasi akut"
2" 5anfaat bagi masyarakat adalah diharapkan skripsi ini dapat memberikan
pemahaman mengenai Peranan $%asetilsistein pada pengobatan penyakit paru
obstruktif kronik eksaserbasi akut"
" 5anfaat bagi penulis adalah diharapkan skripsi ini dapat memperluas aasan
dan pemahaman penulis dari segi Kedokteran dan Islam mengenai Peranan $%
asetilsistein pada pengobatan penyakit paru obstruktif kronik eksaserbasi akut"
BAB II
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
4/49
PE!ANAN N"A#ETIL#I#TEIN PADA PEN$%BATAN PEN&A'IT PA!U
%B#T!U'TI( '!%NI' E'#A#E!BA#I A'UT DITIN)AU DA!I
'ED%'TE!AN
2.1 Pen*ak+t Paru %,strukt+ 'r-n+k
Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK" Pada #ur0ei
Kesehatan Rumah angga (#KR) 789 asma, bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke % : sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari penyebab
kesakitan utama" #KR Depkes RI 772 menun*ukkan angka kematian karena asma,
bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke % 9 dari penyebab tersering
kematian di Indonesia (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2)"
Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di seluruh dunia" PPOK diramalkan men*adi penyebab kematian kelima di
seluruh dunia" 5erokok dan polusi udara memiliki hubungan sangat erat terhadap
penyebab PPOK (Rahman, 2)"
2.1.1 De+n+s+
Karakteristik penyakit PPOK adalah adanya hambatan kronis aliran udara dan
perubahan patologis paru yang menyebabkan efek signifikan terhadap fungsi
ekstrapulmoner sehingga meningkatkan morbiditas pasien" ;ambatan kronis aliran udara
disebabkan oleh penyakit saluran nafas kecil (obstruktif bronkiolitis) dan kerusakan
parenkim paru (emfisema) (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
5/49
tahun yang ter*adi dalam 2 tahun berturut%turut dan tidak disebabkan oleh penyakit
lainnya" /mfisema merupakan suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh
pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal disertai kerusakan dinding al0eoli"
Penderita bronkitis kronik yang memperlihatkan tanda%tanda emfisema, termasuk
penderita asma persisten berat dengan obstruksi *alan napas yang tidak re0ersibel penuh
memenuhi kriteria PPOK (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
6/49
biologis, debu mineral, gas ataupun polutan kimia udara lainnya (Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia, 2)"
?aktor risiko seperti genetik, epigenetik dan karakteristik indi0idual dari pasien
seperti riayat hiperreaktifitas bronkus dan asma *uga berperan penting dalam
perkembangan PPOK" Defisiensi A%antitripsin yang merupakan penyakit genetic
autosomal resesif memiliki predisposisi tinggi terhadap PPOK alaupun hanya pada @
kasus PPOK (#uarti dkk, 22)"
2.1.3 Pat-genes+s an Pat-+s+-l-g+ PP%'
5erokok dan berbagai partikel berbahaya seperti inhalasi dari biomass fuels
menyebabkan inflamasi pada paru, respons normal ini kelihatannya berubah pada pasien
yang berkembang men*adi PPOK" Respons inflamasi kronik dapat mencetuskan
destruksi *aringan parenkim (menyebabkan emfisema), mengganggu perbaikan normal
dan mekanisme pertahanan (menyebabkan fibrosis *alan nafas kecil)" Perubahan
patologis ini menyebabkan air trapping dan terbatasnya aliran udara progresif,
mengakibatkan sesak nafas dan ge*ala khas PPOK lainnya (#enior, 28)"
Inflamasi pada saluran nafas pasien PPOK muncul sebagai modifikasi dari
respons inflamasi saluran nafas terhadap iritan kronik seperti merokok" 5ekanisme
untuk men*elaskan inflamasi ini tidak sepenuhnya dimengerti tetapi mungkin terdapat
keterlibatan genetik" Pasien bisa mendapatkan PPOK tanpa adanya riayat merokok,
dasar dari respons inflamasi pasien ini tidak diketahui" #tres oksidatif dan penumpukan
proteinase pada paru selan*utnya akan mengubah inflamasi paru" #ecara bersamaan,
mekanisme tersebut menyebabkan karakteristik perubahan patologis pada PPOK"
Inflamasi paru menetap setelah memberhentikan merokok melalui mekanisme yang
9
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
7/49
tidak diketahui, alaupun autoantigen dan mikroorganisme persisten *uga berperan
(
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
8/49
*aringan paru irre0ersible alaupun telah melalui mekanisme perlindungan tubuh
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2)"
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
9/49
Pemeriksaan fisik *arang dapat mendiagnosis PPOK" PPOK dini umumnya tidak
ada kelainan" $amun secara pemeriksaan fisik pada PPOK dapat kita temukan (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
10/49
3*i bronkodilator biasa dilakukan pada PPOK stabil" #elain spirometri dan u*i
bronkodilator, rontgen thora P& dan lateral untuk menyingkirkan penyakit paru lain
(#enior, 28)"
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
11/49
es lain yang dianggap dapat menilai keparahan dari eksaserbasi (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
12/49
Asma PP%' #%PT
imbul pada 3sia
5uda
FF % F
#akit mendadak FF G G
Ri" merokok FH% FFF %Ri" atopi FF F %
#esak + mengi
berulang
FFF F F
.atuk kronik berdahak F FF F
;ipereakti0itas
bronkus
FFF F FH%
Re0ersibilitas
Obstruksi
FF % %
Bariabilitas harian FF F %
/osinofil pada sputum F % 1
$eutrofil pada sputum % F 1
5akrofag pada sputum F % 1
#umber 4 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2)
2.1./ 'las++kas+ PP%'.erdasarkan health-care utilization, eksaserbasi dapat diklasifikasikan sebagai 4
(i) ringan, apabila pasien membutuhkan penambahan *umlah obat, namun masih dapat
melakukan peker*aan untuk diri sendiri secara normal (ii) sedang, apabila membutuhkan
penambahan *umlah obat, dan merasa membutuhkan bantuan asisten medis (iii) berat,
apabila kondisi pasien memburuk dengan cepat dan membutuhkan peraatan rumah
sakit (Russi, 2)"PPOK eksaserbasi akut memiliki ge*ala adanya peningkatan sputum purulen,
peningkatan 0olume sputum dan memburuknya dispnu" 5enurut klasifikasi &nthonisen
dkk, ipe I (berat) apabila memiliki ketiga ge*ala tersebut, tipe II (sedang) apabila
memiliki dua ge*ala, dan tipe III (ringan) apabila memiliki satu ge*ala ditambah
2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
13/49
sedikitnya satu dari ge*ala berikut4 infeksi saluran nafas atas pada : hari terakhir, demam
tanpa penyebab *elas lainnya, bertambahnya wheezing, batuk yang meningkat,
meingkatnya pernafasan atau nadi 2@ dari baseline (#adoska, 29)"
abel 2" Penilaian ingkat Keparahan PPOK /ksaserbasi &kut
!+0a*at 'l+n+s Leel I Leel 2 Leel 3
Komorbiditas 'enderung
tidak ada
5ungkin ada &da
/ksaserbasi sering 'enderung
tidak ada
5ungkin ada &da
Keparahan PPOK Ringan%
sedang
#edang%berat berat
/0aluasi hemodinamik stabil stabil idak stabil
akipne dan retraksi otot napas idak ada ada &da
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
14/49
Penyakit
Ringan
#edang
% idak ada ge*ala aktu istirahat atau
bila eksaserbasi% idak ada ge*ala aktu istirahat tetapi
ge*ala ringan pada latihan sedang ( mis4
ber*alan cepat, naik tangga)
% idak ada ge*ala aktu istirahat tetapi
mula terasa saat ker*a ringan
%
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
15/49
u*uan edukasi pada pasien PPOK adalah agar pasien mengenal per*alanan
penyakit dan pengobatannya, melaksanakan pengobatan yang maksimal, mencapai
akti0itas pasien yang optimal serta meningkatkan kualitas hidup" .ahan edukasi yang
diberikan paling utama adalah untuk berhenti merokok, cara penggunaan obat%obatan,
aktu kebutuhan oksigen dan tanda%tanda dini eksaserbasi akut PPOK (Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2)"
Obat%obatan pada PPOK berupa bronkodilator, anti inflamasi, antibiotik,
antioksidan, mukolitik dan antitusif" .ronkodilator dapat diberikan secara tunggal atau
kombinasi dari ketiga *enis bronkodilator dan disesuaikan dengan klasifikasi dera*at
berat penyakit" Pada dera*at berat diutamakan pemberian obat lepas lambat (slow
release) atau obat berefek pan*ang (long acting)" 5acam%macam bronkodilator yaitu
golongan antikolinergik untuk PPOK dera*at ringan sampai dengan berat, golongan
agonis beta%2 dalam bentuk inhaler untuk mengatasi sesak dan sebagai monitor
peningkatan eksaserbasi, kombinasi keduanya utnuk memperkuat efek bronkodilatasi
dan golongan antin dalam bentuk lepas pan*ang sebagai pengobatan pemeliharaan
*angka pan*ang terutama pada PPOK dera*at sedang dan berat (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
16/49
" &lgoritma Penanganan PPOK
sumber 4 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ( 2)
9
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
17/49
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
18/49
Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah (untuk eksaserbasi
yang ringan) atau di rumah sakit (untuk eksaserbasi sedang dan berat)" Penatalaksanaan
eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita yang telah diedukasi dengan
cara menambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk bronkodilator
yang digunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk nebuli-er, menggunakan
oksigen bila akti0itas dan selama tidur, menambahkan mukolitik atau menambahkan
ekspektoran" .ila dalam 2 hari tidak ada perbaikan pasien harus segera ke dokter"
Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secara raat *alan atau
raat inap dan dilakukan di (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
19/49
respirasi" #etelah pemberian oksigen masih ditemukan hipoksemia atau
perburukan yang membutuhkan 0entilasi mekanik"
2.2 Peranan N"aset+ls+ste+n alam Peng-,atan PP%' Eksaser,as+ Akut
Inflamasi dan stres oksidatif memegang peranan penting dalam patogenesis dan
progresifitas beberapa penyakit paru kronis seperti penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), asma, bronkiektasis dan fibrosis kistik" Paru merupakan organ dengan suplai
darah yang tinggi dan secara menetap memiliki kandungan oksigen yang tinggi" #el
epitel paru secara menetap terpa*an oksidan yang berasal dari endogen melalui transpor
elektron dalam proses respirasi di mitokondria, akti0asi sel inflamasi yang masuk ke
dalam paru dan eksogen yang berasal dari asap rokok, polusi udara seperti o-on,
nitrogen dioksida dan debu dari pembakaran yang ke lingkungan" &sap rokok
merupakan etiologi utama dalam patogenesis PPOK karena mengandung lebih dari
molekul oksidan (radikal bebas) dan >"! bahan kimia atau isapan (Rahman + 5acnee,
22)"
#tres oksidatif berkaitan erat dengan inflamasi"Reactie o!ygen species (RO#)
merupakan stres oksidatif yang paling menon*ol dan beker*asama dengan reactie
nitrogen species (R$#) berkaitan dengan remodeling matriks ekstraseluler dan
pembuluh darah, peningkatan sekresi mukus, inakti0asi antiproteinase, apoptosis,
autofagia dan regulasi proliferasi sel" Ketidakimbangan protease dan antiprotease,
oksidan dan antioksidan merupakan patogenesis utama ter*adinya PPOK (Dekhui*-en,
29)"
Komponen penting pertahanan antioksidan paru terletak pada epitelial lining
fluid (/=?)" Kadar 0itamin ' dan / pada /=? menurun pada perokok" /fek ini
tergantung berapa lama terpa*an asap rokok dan dalam keadaan akut ditandai penurunan
7
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
20/49
antioksidan dalam plasma, glutathion (" Perubahan Paru &kibat #tres oksidatif
2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
21/49
#umber 4 Prairo + &ntariksa (2)
$%asetilsistein ($&') sebuah molekul yang terdiri dari gugus tiol (sulfhidril) dan
precursor =%sistein atau nama lainnya $%asetil%=%sistein" Pemberian obat diserap cepat
melalui pemberian oral" $%asetilsistein diperkenalkan tahun 79 digunakan pertama
kali sebagai mukolitik pada penyakit paru akut" $%asetilsistein *uga efektif menurunkan
stress oksidatif dan inflamasi pada *alan napas ataupun polusi dari asap rokok dan udara"
/fek lain yang ditemukan yaitu terhadap stimulasi sistem imun, terhadap penurunan
pertumbuhan bakteri bronkial, menurunkan air trapping dan mencegah ke*adian
eksaserbasi (Prairo + &ntariksa, 2)" Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2
sudah menyarankan pemberian $&' sebagai antioksidan dapat menurunkan eksaserbasi,
memperbaiki kualitas hidup pada pasien PPOK eksaserbasi sering"
Pengobatan PPOK dengan $&' bergantung kepada efek obat seperti dibaah ini
(Prairo + &ntariksa, 2) 4
" $&' sebagai mukolitik
2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
22/49
$&' memiliki gugus tiol yang menurunkan 0iskositas mukus trakeobronkial
dan 0iskositas dari kanin mukus trakeal" Pemberian $&' oral dapat
menginduksi hyperplasia sel goblet akibat asap rokok sehingga mempercepat
pemulihan"
2" $&' sebagai antioksidan
$&' memiliki efek antioksidan langsung dan tidak langsung dimana gugus
tiol dapat berinteraksi dengan bagian elektrofilik dari RO#" /fek antioksidan
tidak langsung melalui sifat $&' sebagai precursor
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
23/49
akibat efek $&' yang menghambat menempelnya bakteri pada sel epitel (Prairo +
&ntariksa, 2)"
2.3 Eekt++tas N"aset+ls+ste+n alam Peng-,atan PP%' Eksaser,as+ Akut
Perbandingan B/P terhadap KBP merupakan suatu parameter tersering yang
digunakan untuk menentukan adanya obstruksi" Penyakit paru obstruktif kronik
merupakan penyakit yang berlan*ut secara perlahan serta dalam per*alanannya terdapat
fase%fase eksaserbasi" Pada orang normal dengan bertambahnya umur maka akan ter*adi
penurunan nilai%nilai 0olume paru sedangkan pada penderita PPOK penurunan nilai ini
lebih besar dari normal yaitu 9%8 mlHtahun" Pemeriksaan fungsi paru berkala perlu
dilakukan pada penderita PPOK untuk melihat progresi0itas penyakit dan *uga berguna
untuk menilai keberhasilan pengobatan" Dengan pemberian $&' pada penderita PPOK
diharapkan dapat menurunkan air trapping" Dari beberapa penelitian dengan pemberian
$&' dapat menurunkan air trapping dan dapat meningkatkan B/P($amse, 2)"
Penelitian oleh ;oi $am se di iongkok (2) menemukan perubahan B/P
yang meningkat pada pasien yang diberikan $&' dalam rentang satu tahun dapat
terlihat meningkat sekitar @ dalam rentang 9 minggu sa*a dengan rerata peningkatan
dari nilai dasar yang begitu besar dibandingkan placebo" ;al ini sesuai dengan
penemuan di Indonesia dimana pada kelompok $&' didapatkan rata%rata B/P aal
adalah 7,79 >,>!! @ prediksi dan setelah 2 bulan diberikan $&' meningkat
men*adi ::,:2 :,>!! @ prediksi, sedangkan pada kelompok tanpa $&' didapatkan
ratarata B/P aal adalah >,8,7> @ prediksi dan setelah 2 bulan mengalami
hanya sedikit peningkatan men*adi >,72 2,7 @ prediksi" Penelitian tersebut
menun*ukkan ada peningkatan B/P yang bermakna setelah pemberian $&'" B/P
2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
24/49
yang meningkat menun*ukkan dera*at air trappingyang menurun sehingga ge*ala sesak
yang dirasa pasien akan lebih ringan (#uarti dkk, 22)"
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
25/49
mata menghilangkan PPOK namun mengurangi tingkat keparahan melalui perbaikan
0olume ekspirasi paksa (B/P)"
Penelitian lain oleh ;oi $am se di iongkok (2) menun*ukkan peranan
$&' dalam PPOK adalah mengurangi eksaserbasi akut hingga 2@ di akhir tahun
penggunaan $&' yang dibandingkan dengan pemberian placebo" ;asil tersebut diteliti
bermakna secara statistik, yang memiliki kesimpulan baha penurunan frekuensi
eksaserbasi memiliki efek sinergi terhadap masa raat inap pasien" /ksaserbasi PPOK
dirasa menyulitkan pasien karena sesak nafas berat yang dirasakan pasien dapat
menghalangi akti0itas dimana pemberian $&' dapat menghindarkan ataupun
mengurangi kemungkinan akan kekambuhan tersebut"
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
26/49
:,8 8,:8 setelah 2 bulan mengalami sedikit peningkatan rata%
rata men*adi :,8 9,7" Penelitian tersebut menun*ukkan terdapat perubahan
berarti terhadap kemampuan untuk berakti0itas pasien PPOK setelah diberikan $&'
yang diukur melalui *arak *alan (#uarti dkk, 22)"
Penelitian tersebut membuktikan $&' digunakan sebagai terapi ad*u0ant yang
utamanya sebagai antioksidan yang tugasnya meningkatkan efekti0itas obat%obatan
utama seperti antibiotik, kortikosteroid dan mukolitik sehingga dapat mengurangi
frekuensi eksaserbasi akut yang secara sinergi meningkatkan kualitas hidup pasien"
29
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
27/49
Pemberian $&' sebagai terapi tunggal pada PPOK tidak dian*urkan karena obat%obatan
yang lain seperti bronkodilator dan kortikosteroid memiliki efek yang sangat baik dan
memiliki efekti0itas lebih tinggi dibandingkan $&' (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2)"
Pemberian $&' hingga 8 mg tidak menyebabkan efek samping yang berarti"
/fek samping dosis besar lebih ringan dengan pemberian oral dibandingkan pemberian
IB" Pemberian $&' secara oral memiliki efek samping tersering berupa gangguan
gastroin%testinal" /fek samping yang bisa timbul dengan pemberian $&' diantaranya
mual, muntah, flushing, rash, pruritus, nyeri dada, spasme bronkus, sakit kepala,
dizziness, ke*ang dan hipotensi atau reaksi anafilaktik" $&' dalam dosis 2mgHhari
terbukti memilikik efek terhadap perkembangan B/P pasien yang menun*ukkan
berkurangnya udara ter*ebak di dalam paru pada pasien PPOK (Prairo + &ntariksa,
2)"
.erdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan baha $%asetilsistein
merupakan obat yang memiliki peranan dalam pengurangan frekuensi eksaserbasi akut
PPOK dengan cara mengurangi air trapping yang meningkatkan 0olume ekspirasi
paksa" PPOK merupakan penyakit paru obstruktif yang irre0ersible dimana hal ini tidak
dapat diubah oleh obat%obatan apapun" $&' yang memiliki peran sebagai antioksidan,
mukolitik dan imunomodulator *ika diberikan sebagai terapi ad*u0ant PPOK memiliki
peranan yang sinergi dalam mengurangi frekueksi eksaserbasi dan frekuensi raat inap
pasien sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK"
2!
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
28/49
BAB III
PE!ANAN N"A#ETIL#I#TEIN PADA PEN$%BATAN PEN&A'IT PA!U
%B#T!U'TI( '!%NI# E'#A#E!BA#I A'UT DITIN)AU
DA!I A$AMA I#LAM
3.1 Panangan Islam mengena+ Pen*ak+t Paru %,strukt+ 'r-n+s
PPOK eksaserbasi akut adalah suatu kondisi yang ditandai dengan ter*adinya
peningkatan dari ge*ala%ge*ala PPOK" #elama eksaserbasi akut ter*adi peningkatan
penyempitan saluran nafas yang disebabkan oleh bronkospasme, edema dan produksi
mukus yang berlebihan (PDPI, 2)"
Dalam men*alani hidup, manusia tidak lepas dari u*ian yang diberikan oleh &llah
#M, seperti u*ian ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan *ia" elah di*elaskan
oleh &llah #M dalam firman%$ya4
&rtinya4
"#an sungguh akan $ami berikan cobaan kepadamu% dengan sedikit ketakutan%
kelaparan% kekurangan harta% &iwa dan buah-buahan. #an berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar". (J"#" &l .aNarah (2)4 ::)
;ingga saat ini penyebab ter*adi PPOK masih dalam bentuk hipotesa yang
utamanya akibat dari radikal bebas dari pa*anan -at toksik" #ubstansi toksik yang
28
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
29/49
terhirup seperti tembakau dalam rokok dan produk hasil pembakaran bahan bakar bensin
yang dapat menyebabkan inflmasi pada paru yang men*adi faktor risiko utama PPOK"
?aktor risiko lainnya adalah pa*anan di tempat ker*a baik, perokok pasif, dan polusi
udara" $amun, 8 sampai 7@ penderita PPOK memiliki riayat merokok (
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
30/49
Pada kenyataannya, banyak orang yang mengabaikan kesehatan *asmani dan
rohaninya sebagaimana Rasulullah #&M bersabda4
&rtinya4
+#ua nikmat. Banyak diantara orang tidak menghargainya% yaitu nikmatkesehatan dan
waktu luang."(;R &l%.ukhari dari Ibn &bbas)
#ehingga sudah men*adi kesepakatan, baha men*aga badan agar tetap sehat dan
tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu se*ak dini
diupayakan agar setiap orang tetap sehat" 5en*aga kesehatan seaktu sebelum
ter*adinya sakit adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit (Qainuddin,779)"
5anusia yang senantiasa men*aga kesehatannya akan terhindar dari penyakit
seperti mencegah kebiasaan buruk merupakan salah satu bentuk usaha mencegah PPOK"
&llah #M telah ber*an*i dalam firman%$ya baha apa%apa yang ditakdirkannya adalah
telah ditetapkan dan diakibatkan oleh diri manusia sendiri, sesuai dengan firman%$ya4
&rtinya4
",ekali-sekali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh
*llah bagi kami. #ialah pelindung kami% dan hanyalah kepada *llah orang-orang yang
beriman harus bertawakal".( J"#" &t aubah (7)4 :)
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
31/49
Pengobatan merupakan bentuk usaha manusia dalam mencari kesembuhan
alaupun PPOK merupakan penyakit ire0ersible" Pengurangan frekuensi kekambuhan
merupakan tu*uan dalam pengobatan PPOK () 4
)
.erdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan baha PPOK merupakan
penyakit irre0ersibel yang merupakan suatu u*ian yang diberikan oleh &llah #M pada
hamba%$ya, akibat kebiasaan buruk dari manusia itu sendiri" #etiap musibah bagi
manusia seperti penyakit PPOK adalah atas sei-in &llah #M dan bertu*uan untuk
meningkatkan iman dan taakal manusia sehingga tak pernah melebihi kemampuan
hamba%$ya"
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
32/49
3.2 'e,+asaan Buruk se,aga+ Pen*e,a, Utama Pen*ak+t Paru %,strukt+
'r-n+s menurut Islam
#ekitar 8 hingga 7@ penderita penyakit paru obstruktif kronis disebabkan oleh
merokok baik pasif maupun aktif" Pengaruh merokok ini amat besar terhadap fungsi
paru sehingga mengakibatkan peningkatan mukus paru dan perusakan parenkim paru
()" 5entalitas muslim yang sehat menimbulkan akhlak
mulia, seperti ke*u*uran, senang menolong orang yang sedang dalam kesulitan, peduli
2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
33/49
kepada sesama makhuk, baik manusia, tumbuh%tumbuhan maupun binatang" Orang yang
memiliki mental seperti ini alaupun mendapat kesempatan berbuat sesuatu yang buruk
seperti berbuat curang dan tamak, dia tidak akan tergoda untuk melakukannya" Oleh
sebab itu muslim yang dikatakan sehat apabila fisik, mental, sosial dan spiritual dapat
ber*alan sesuai dengan tu*uan hidup manusia yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat (Quhroni dkk, 2)"
Oleh karena itu, alangkah baiknya bila setiap muslim berkeyakinan baha
memelihara kesehatan merupakan ibadah kepada &llah dan Rasul%$ya (Qainuddin,
779) seperti yang disebutkan dalam kaidah ushuliyyat4
&rtinya4
+Pencegahan lebih baik daripada pengobatan+
Kebiasaan merokok *elas%*elas menimbulkan kerugian yang amat besar bagi
tubuh manusia yang hal ini telah dibuktikan dalam dunia kedokteran dan hukum
penggunaan rokok tersebut menurut sebagian ulama harus dihindari seperti dalam
firman%$ya4
&rtinya4+)enghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang khabaits yang buruk" (J"# &l%&raaf(!) 4 :!)
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
34/49
#ubtansi toksik sisa bahan bakar pembakaran kendaraan dan limbah asap pabrik
*uga merupakan salah satu penyebab ter*adinya PPOK" Radikal bebas yang diakibatkan
oleh polusi udara menyebabkan inflamasi paru yang melemahkan pertahanan imunitas
pada epitel saluran nafas sehingga mengurangi kapasitas paru" ()"
Dalam agama Islam telah disebutkan baha &lam yang diberikan oleh &llah
#M rusak akibat manusia dan manusia yang akan menerima akibatnya" Penyakit PPOK
merupakan salah satu bentuk teguran dari &llah #M untuk selalu men*aga lingkungan
karena terbukti dalam dunia kedokteran diakibatkan polusi udara (&-miradhiya, 2)"
&llah #M berfirman4
&rtinya4
>
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
35/49
+elah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia% supaya *llah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan
mereka% agar mereka kembali ke &alan yang benar" 3., *r-Rum 45( 61
#ecara *elas ayat ini men*elaskan baha kerusakan yang ter*adi di daratan dan di
lautan serta polusi udara semua itu disebabkan ulah manusia" Dan &llah akan
menimpakan akibat buruknya seperti penyakit PPOK kepada manusia sebagai teguran
agar manusia kembali ke *alan yang benar (#hihab, 777)"
Rasulullah #&M bersabda4
&rtinya4
+,ayangilah makhluk yang ada di bumi% niscaya makhluk yang ada di langit akan
menyayangi kalian" (;"R armid-i)
;adist tersebut mengandung a*aran untuk selalu men*aga lingkungan untuk
mendapatkan rahmat dari &llah #M" &llah #M selalu menga*arkan untuk
memperhatikan kelangsungan hidup manusia terhadap ketergantungannya pada
lingkungan alam" 5en*aga lingkungan merupakan suatu sikap dasar yang harus
dilakukan oleh manusia untuk senantiasa mendapatkan nikmat sehat dari &llah #M
(#hihab, 777)" ;al ini di*elaskan dalam hadist dibaah ini4
&rtinya4
:
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
36/49
+idaklah seorang muslim menanam suatu pohon atau bercocok tanam% lalu dimakan
oleh burung atau manusia atau hewan kecuali baginya pahala sedekah karena itu"
(;"R .ukhari)
&llah #M telah memberikan sumber penghidupan namun seringkali tidak
di*aga oleh manusia" Penyakit PPOK merupakan suatu teguran dari &llah #M untuk
men*aga apa yang telah diberikan oleh%$ya dan senantiasa untuk selalu bersyukur dan
men*aganya (6unus, 77>)" ;al ini diuraikan dalam ayat dibaah ini 4
&rtinya 4
+,esungguhnya $ami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan $ami
adakan bagimu di muka bumi sumber penghidupan. *mat sedikitlah kamu
bersyukur."(J# &l%&raf (!) 4 )
.erdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan baha kebiasaan buruk
seperti merokok dan tidak men*aga lingkungan dapat mengakibatkan kemudharatanbagi
diri sendiri" &llah #M telah memberikan nikmat tiada tara melalui sumber daya alam
namun men*aga alam%$ya adalah hal yang harus dilakukan oleh manusia untuk
terhindari dari keadaan yang tidak diinginkan seperti penyakit PPOK"
3.3 T+njauan Islam mengena+ Peranan N"aset+ls+ste+n alam Peng-,atan
Pen*ak+t Paru %,strukt+ 'r-n+s
Peranan $%asetilsistein ($&') dalam penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
adalah melalui akti0itas mukolitik dan antioksidannya yang ber*alan seiringan sehingga
9
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
37/49
memiliki efek menurunkan 0olume eksiprasi paksa detik pertama pada pasien PPOK"
Pemberian $&' *uga berefek dalam mengurangi air trapping dan hiperinflasi pada
PPOK yang berdampak menurunkan angka ke*adian eksaserbasi akut PPOK (Prairo +
&ntariksa, 2)"
Pada prinsipnya syariat Islam mengan*urkan bela*ar ilmu kedokteran dan
mempraktikkannya karena tu*uannya untuk kemaslahatan manusia, bermanfaat bagi
mereka dan kesehatan tubuh mereka" #alah satu cara yang mesti dilakukan oleh
kalangan medis adalah dengan pengobatan dengan obat%obatan yang memiliki efek
antioksidan, mukolitik dan imunomodulator (Quhroni, 28)"
5enurut para 3lama, memperbaiki dan memulihkan kembali fungsi organ yang
rusak, baik baaan se*ak lahir maupun karena kecelakaan dan hal%hal se*enis itu
dibenarkan dalam Islam, karena niat dan moti0asi utamanya adalah penyempurnaan
fungsi sebagai pengobatan" Di antara ayat yang dapat di*adikan sebagai dalil
pembolehan terhadap bentuk pengobatan menggunakan $&', dianggap sebagai upaya
men*aga kehidupan dan menghindari dari yang dapat membinasakannya (Qainuddin,
779)" &llah #M berfirman4
&rtinya4
+7leh karena itu $ami tetapkan suatu hukum bagi Bani 8srail% bahwa ( Barangsiapa
yang membunuh seorang manusia% bukan kerena orang itu membunuh orang lain% atau
bikan karena orang itu membunuh orang lain% atau bukan karena membuat kerusakan
!
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
38/49
di muka bumi ini% maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. #an
barangsiapa yang memlihara kehidupan seorang manusia% maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya.#an sesungguhnya telah datang kepada
mereka rasul-rasul $ami dengan membawa keterangan-keterangan yang &elas%
kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan di muka bumi" (J# &l%5aidah (:)4 2)"
.erdasarkan ayat ini, &llah #M menghargai setiap upaya mempertahankan
kehidupan manusia, men*auhkan diri dari hal yang dapat membinasakannya"
Pembolehan penggunaan obat%obatan tercakup dalam perintah $abi untuk
berobat yang secara teknis pelaksanaannya diserahkan kepada ahlinya untuk
menggunakan cara pengobatan yang tepat, kecuali dengan barang yang diharamkan
&llah #M (#hihab, 777)" #emua pemilihan pengobatan PPOK dilakukan oleh dokter"
Dalam hal ini dokter hanya sekedar perantara sarana kesembuhan, sedangkan yang
benar%benar menyembuhkan hanyalah &llah #M, sesuai dengan firman &llah #M 4
&rtinya4
#an yang memberi makan dan minum kepadaku dan apabila aku sakit% #ialah yang
menyembuhkan aku." (J#" &l L #yuara (29)4 !7 % 8)"
Kebolehan berobat dianggap sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mengurangi
atau menghilangkan sakit, sehingga dapat menunaikan kea*iban dan tugas agama dan
tugas kehidupannya, karena tidak ada dalil yang melarangnya" ;ukum asal berobat
adalah ibahah, bahkan dalam kondisi tertentu sangat dituntut sehingga hukumnya dapat
8
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
39/49
men*adi sunah atau a*ib" Uika terbukti baha berobat sangat bermanfaat maka
hukumnya boleh" (Quhroni, 28)" $amun pengobatan yang di*alani dan ditempuh
mempunyai batasan tertentu terutama dalam hal halal dan haramnya bahan obat yang
digunakan (Quhroni dkk, 2)" Rasulullah #&M bersabda 4
&rtinya4
+*bu #arda berkata( Rasulullah ,*0 bersabda( +,esungguhnya *llah menurunkan
penyakit dan obat% dan diadakan-'ya bagi tiap penyakit obatnya% maka berobatlah
kamu% tapi &anganlah berobat dengan yang haram"./.R *bud #aud
#ementara itu, dalam Islam penggunaan $&' sebagai antioksidan tidak pernah
disebutkan secara langsung, baik dalam &l%Juran maupun &l%;adits" Pada dasarnya
*enis obat apa pun boleh dipergunakan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya, atau
termasuk kelompok yang diharamkan" #emua bahan obat, baik yang cair maupun padat,
dari bahan yang berasal dari nabati ataupun heani, sintetik dan lain%lain setelah
dilakukan penelitian merupakan bahan obat
yang bermanfaat, maka hukumnya boleh digunakan" $amun, a*ib men*auhinya *ika
mendatangkan masya99at (sesuatu yang menyulitkan) yang diharamkan, seperti
penggunaan khamr, babi dan se*enisnya (Quhroni, 28)"
$%asietilsistein tidak mengandung bahan yang haram karena proses
pembuatannya tidak menggunakan barang yang haram dimana senyaa obat ini terdiri
dari senyaa tiol (sulfhidril) dan =%sistein (protein), dengan bahan baku yang berasal
7
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
40/49
dari tumbuh%tumbuhan yang memiliki efek antioksidan (Prairo + &ntariksa, 2)"
Penggunaannya sebagai terapi PPOK hukumnya halal, sesuai dengan yang di*elaskan
dalam ayat di baah ini4
&rtinya4+,esungguhnya *llah hanya mengharamkan bagimu bangkai% darah% daging babi dan
binatang yang ketika disembelih disebut nama selain *llah. etapi barang siapa
dalam keadaan terpaksa memakannya sedang ia tidak menginginkannya dan tidak
pula melampaui batas% maka tidak ada dosa baginya. ,esungguhnya *llah )aha
Pengasih lagi )aha Penyayang." (J"# &l%.aNarah (2)4!)"
#edangkan yang halal di*elaskan dalam ayat dibaah ini 4
&rtinya4
+)engapa kamu tidak mau memakan binatang-binatang yang halal yang disebut
nama *llah ketika menyembelihnya% padahal sesungguhnya *llah telah men&elaskan
kepada kamu apa yang diharamkan-'ya atasmu% kecuali apa yang terpaksa kamu
memakannya. #an sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar benar hendak
menyesatkan orang lain dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
>
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
41/49
,esungguhnya uhanmu% #ialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui
batas" (J# &l%&nam (9)47)
Dan pada ayat 4
&rtinya 4
"#ialah *llah% yang men&adikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan #ia
berkehendak menciptakan langit% lalu di&adikan-'ya tu&uh langit. #an #ia )aha
)engetahui segala sesuatu"(J#" &l%.aNarah (2)4 27).
&yat tersebut men*elaskan baha segala sesuatu yang ada di bumi dapat
dimanfaatkan dan sifatnya ;alal kecuali yang tertera didalam surat &l%.aNarah (2) ayat
!" #ehingga dapat disimpulkan obat $&' yang berasal dari tumbuhan sifatnya halal
karena tidak terdiri dari suatu yang di*elaskan haram dalam firman &llah #M (Quhroni,
28)"
Dosis penggunaan $&' dalam PPOK adalah 2 mgHhari tidak menyebabkan
efek samping yang berarti" Pemberian peroral cenderung lebih aman namun efek yang
>
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
42/49
tersering adalah gangguan gastrointestinal" 5ual, muntah, dan pruritus merupakan efek
samping yang bisa timbul, maka pengaasan secara teratur sangat penting untuk
menge0aluasi efek samping dan komplikasi yang dapat berakibat fatal pada pasien
(Prairo + &ntariksa, 2)" #ebagaimana sabda Rasulullah #&M 4
&rtinya4
+,esungguhnya *llah a:ala menyukai bila seseorang menger&akan suatu peker&aan
supaya dilakukannya dengan teliti" (;R" .aihaNi, &bu 6ala dan Ibn V&sakir)"
5aksud ayat ini adalah setiap muslim memelihara hak &llah #M yang ada pada
dirinya" Dengan berupaya semaksimal mungkin meraat kesehatan dan kekuatan
fisiknya, dan menggunakannya di *alan &llah #M (#udan, 77!)"
&pabila dalam pengobatan suatu penyakit dapat menimbulkan efek samping
yang lebih besar daripada manfaatnya maka sebaiknya kita pertimbangkan antara
kebaikan dan keburukannya" Uika dengan pemakaian obat tersebut dapat mengatasi
penyakitnya dan tidak menyebabkan efek samping atau hanya akan memberikan efek
samping yang minimal maka hal ini masih dapat dipertimbangkan (Quhroni dkk, 2)"
$&' memiliki peranan dalam mengurangi frekuensi eksaserbasi akut pasien
PPOK dimana berkurangnya frekuensi kekambuhan akan men*aga kualitas hidup"
#ehingga tu*uan pengobatan dengan menggunakan $&' secara syariat adalah dalam
men*aga nyaa agar selalu dalam keadaan sehat dan men*aga akal agar senantiasa
selama sehat dapat melakukan semua ibadah alaupun dalam keadaan sakit
(&-miradhiya, 2)" ;al ini secara tersirat telah di*elaskan dalam &l%Juran 4
>2
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
43/49
&rtinya4
+#an &anganlah kamu men&atuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." (J#" &l%
.aNarah (2)4 7:)"
Pengobatan PPOK menggunakan $&' memiliki efek yang amat baik karena
dapat menurunkan frekuensi eksaserbasi akut penyakit PPOK" ;al ini men*adi dasar
penggunaan $&' pada PPOK karena lebih banyak memberikan manfaat dan lebih
sedikit mudharat(efek samping) dibandingkan terapi lainnya (Quhroni dkk, 2)" ;al
ini sesuai dengan kaidah hukum Islam4
&rtinya4
+*pabila ada dua bahaya resiko yang berlawanan% maka harus dipelihara yang lebih
berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daruratnya"
Ketentuan penggunaan obat secara umum diperbolehkan apabila memenuhi
syarat L syarat sebagai penggunaan obat secara umum berikut (Quhroni, 28) 4
" idak untuk tu*uan melakukan ke-aliman, berbuat dosa atau meringan L
ringankan sesuatu yang sudah diringankan, seperti dimaksudkan dalam ayat
tentang darurat di atas"
2" Pengunaannya dilakukan dibaah pengaasan ahlinya dalam hal ini dokter"
" 3ntuk sekedar menghilangkan kesulitan dan menghendaki keringanan hingga
menemukan kelapangan sesudahnya"
>
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
44/49
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan baha agama Islam memperbolehkan
pengobatan PPOK eksaserbasi akut menggunakan $&' karena $&' yang terdiri dari
bahan yang halal hanya sedikit memiliki mudharat dalam penggunaanya karena efek
sampingnya sangat minimal" $&' yang terbukti memiliki efek penurunan eksaserbasi
akut dirasa sangat berguna untuk peningkatkan kualitas hidup pasien yang bertu*uan
secara syariat untuk men*aga nyaa dan akal, menghilangkan kesulitan dan tidak
bertu*uan untuk melakukan ke-aliman"
BAB I
'AITAN PANDAN$AN 'ED%'TE!AN DAN I#LAM TENTAN$ PE!ANAN N"
A#ETIL#I#TEIN PADA PEN$%BATAN
PEN&A'IT PA!U %B#T!U'TI( '!%NI#
E'#A#E!BA#I A'UT
Rekomendasi pemakaian $%asetilsistein ($&') pada pasien PPOK telah banyak
dicanangkan karena efek antioksidan serta mukolitiknya yang amat baik dalam
mengurangi morbiditasi pasien PPOK"
5enurut ilmu kedokteran, $%asetilsistein merupakan obat yang memiliki peranan
dalam pengurangan frekuensi eksaserbasi akut PPOK dengan cara mengurangi air
trappingyang meningkatkan 0olume ekspirasi paksa" $&' yang memiliki peran sebagai
antioksidan, mukolitik dan imunomodulator *ika diberikan sebagai terapi ad*u0ant
PPOK memiliki peranan dalam mengurangi frekueksi eksaserbasi sehingga
meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK"
5enurut pandangan Islam, pengobatan PPOK eksaserbasi akut diperbolehkan
menggunakan $&' karena terapi tersebut merupakan suatu bentuk perkembangan ilmu
yang bermanfaat bagi manusia yang diperbolehkan dalam Islam karena memberikan
>>
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
45/49
kemashlahatan bagi umatnya" $&' yang terdiri dari bahan yang halal hanya sedikit
memiliki mudharat dalam penggunaannya karena efek sampingnya sangat minimal"
Kedokteran dan Islam tidak bertentangan mengenai penggunaan $&' dalam
terapi PPOK eksaserbasi akut karena memiliki kegunaan yang besar dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien yang secarasyariat Islam bertu*uan untuk men*aga
nyaa dan akal"
BAB
'E#IMPULAN DAN #A!AN
/.1 'es+mulan
) Pemberian $&' hingga 2mgHhari efektif menurunkan eksaserbasi
akut dibanding placebo, karena berkaitan dengan efek antioksidan, anti
inflamasi dan mukolitik dari obat tersebut" $&' memperbaiki *alan nafas
yang mengecil pada PPOK yang secara sinergi mengurangi udara yang
ter*ebak dalam paru" /feknya sebagai mukolitik berperan terhadap
pembersihan mukus dan epitel yang rusak sehingga menghambat
tumbuhnya bakteri"
2) Kualitas hidup seorang pasien PPOK dilihat dari kemampuan melakukan
akti0itas sehari%hari tanpa terganggu oleh ge*ala PPOK dan serangan
eksaserbasi akut" $%asetilsistein merupakan obat yang memiliki peranan
dalam pengurangan frekuensi eksaserbasi akut dengan cara mengurangi
air trapping" ?ungsinya sebagai antioksidan, mukolitik dan
imunomodulator yang *ika diberikan sebagai terapi ad*u0ant PPOK dapat
beker*a dengan baik dalam mengurangi frekueksi eksaserbasi, frekuensi
>:
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
46/49
raat inap serta meningkatkan kemampuan melakukan aktifitas ruitn
sehingga pasien dengan PPOK memilki kualitas hidup yang lebih baik"
) 5enurut pandangan Islam, agama Islam memperbolehkan pengobatan
PPOK eksaserbasi akut menggunakan $&' karena $&' yang terdiri dari
bahan yang halal hanya sedikit memiliki mudharat dalam penggunaanya
karena efek sampingnya sangat minimal" $&' yang terbukti memiliki
efek penurunan eksaserbasi akut dirasa sangat berguna untuk
peningkatkan kualitas hidup pasien yang bertu*uan secara syariat untuk
men*aga nyaa dan akal, menghilangkan kesulitan dan tidak bertu*uan
untuk melakukan ke-aliman"
/.2 #aran
) Kepada Pasien PPOK diharapkan agar mencari informasi sebanyak%
banyaknya pada dokter yang meraat untuk pendapatkan terapi yang
efektif dan berkesinambungan untuk tu*uan pengurangan frekuensi
eksaserbasi akut"
2) Kepada Dokter 5uslim agar dapat terus membekali diri dengan ilmu
kedokteran terbaru disertai ilmu agama yang seimbang sehingga dapat
memberikan informasi mengenai penggunaan $&' sebagai terapi pilihan
pasien PPOK eksaserbasi akut"
) Kepada Dokter #pesialis Penyakit Dalam untuk memberikan informasi
yang *elas mengenai cara pemberian, efektifitas serta kegunaan utama
obat $&' agar pasien patuh berobat karena kesadaran akan kesehatan"
>) Kepada para 3lama diharapkan untuk membantu konsultasi seorang
pasien yang akan men*alani pengobatan PPOK dengan memberikan
>9
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
47/49
nasihat mengenai kegunaan berobat, -at%-at yang terkandung dalam obat
yang berkaitan dengan halal%haram dan perilaku berobat yang disukai
&llah #M"
DA(TA! PU#TA'A
&l % Juran dan er*emahnya 2>" Departemen &gama Republik Indonesia, Uakarta
&kbari-an ; " ?ata merokok" 27" Diambil dari 4 http4HH5ui"or"id" Diakses pada
tanggal : Oktober 2>"
&-miradhiya 2" ;idup sehat menurut islam" Diambil dari
http4HHa-miradhiya"blogspot"com" Diakses pada tanggal ! &gustus 2"
.ustan 5" 2" /pidemiologi Penyakit tidak 5enular" Uakarta4 Rineka 'ipta
Dekhu*i-en P" 29" &ntioidant Properties of $%acetylcystein4 their rele0ance in
relation to 'hronic Obstructi0e Pulmonary Disease" /ur U Respir 29424 927%9
Departemen Kesehatan RI" 2!" Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruksi
Kronik (PPOK)" Uakarta4 Depkes RI
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
48/49
Rahman I + 5acnee M" 22" &ntioidant Pharmacological herapies for 'OPD" 'urr
Opin in Phar 242:9%9:
Rahman I" 2" Oidati0e #tress and Regulation of th eds" $eyork4
5c8
7/25/2019 n asetil sistein terhadap ppok
49/49
Quhroni"28" Pandangan Islam erhadap 5asalah Kedokteran dan Kesehatan"
3ni0ersitas 6&R#I, Uakarta"
Qulkifli" 77>" ;idup #ehat di Dunia dalam Kesehatan 5enurut Islam" ;al 9%"
.andung 4 Penerbit Pustaka"