Top Banner
PENDAHULUAN Latar Belakang Penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen) sampai saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius baik dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun. Walaupun hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa umur simpan produk hortikultura relatif tidak tahan lama.Usaha yang dilakukan untuk mencegah kerusakan pasca panen sekaligus mempertahankan umur simpan akibat laju respirasi dan transpirasi antara lain dengan pelapisan lilin, penggunaan suhu rendah (pendinginan), modifikasi atmosfer ruang simpan, pemberian bahan kimia secara eksogen, dan edible coating (Rahmat, 2002). Jadi, Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur- sayuran yang banyak bermanfaat bagi
34

Mutu Hasil

Feb 17, 2016

Download

Documents

AlexRisandi

semoga bermanfaat ya sobat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mutu Hasil

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen) sampai saat

ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius baik

dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun. Walaupun

hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila

penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera

akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa umur

simpan produk hortikultura relatif tidak tahan lama.Usaha yang dilakukan untuk

mencegah kerusakan pasca panen sekaligus mempertahankan umur simpan akibat

laju respirasi dan transpirasi antara lain dengan pelapisan lilin, penggunaan suhu

rendah (pendinginan), modifikasi atmosfer ruang simpan, pemberian bahan kimia

secara eksogen, dan edible coating (Rahmat, 2002).

Jadi, Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur- sayuran

yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia.

Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk

dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang

Sampai saat ini, aspek mutu dan keamanan pangan masih menjadi salah satu

masalah utama dalam produksi dan pemasaran sayuran. Mutu sayuran yang tidak

konsisten dengan tingkat kontaminan yang cukup tinggi ditengarai dapat

merugikan perdagangan komoditas tersebut di pasar regional maupun

internasional. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sebagian pengekspor dan

produsen makanan adalah terjadinya kasus penahanan otomatis (automatic

detention) terhadap produk pangan asal Indonesia. Kasus penolakan produk

Page 2: Mutu Hasil

2

pangan dari Indonesia terutama (80%) karena kotor, dan persentase tersebut relatif

tetap dari tahun ke tahun. Kasus penolakan terhadap sayuran dari Indonesia oleh

beberapa negara menunjukkan bahwa penanganan keamanan pangan di Indonesia

masih belum optimal (Rachmawan, 2001).

Pelapisan lilin (Waxing) merupakan teknik penundaan kematangan yang

sudah dikenal sejak abad XII. Lilin yang digunakan dapat berasal dari berbagai

sumber seperti dari tanaman, hewan, mineral, maupun lilin sintetis. Perlakuan

dengan menggunakan lilin atau emulsi lilin buatan pada produk hortikultura yang

mudah busuk telah banyak dilakukan. Tujuan pelilinan pada produk yang

disimpan ini terutama adalah untuk mengambat sirkulasi udara dan menghambat

kelayuan sehingga produk yang disimpan tidak cepat kehilangan berat karena

adanya proses transpirasi.Produk Hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-

buahan yang telah dipanen masih merupakan benda hidup. Benda  hidup disini

dalam pengertian masih mengalami proses-proses yang menunjukkan

kehidupanya yaitu proses metablisme (Amiarsi, 2012).

Karena masih terjadi proses metabolisme tersebut maka produk buah-

buahan dan sayur-sayuran yang telah dipanen akan mengalami perubahan-

perubahan yang akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimiawinya

serta mutu dari produk tersebut. Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal

seperti terjadinya respirasi yang berhubungan dengan pengambilan unsur oksigen

dan pengeluaran karbon dioksida (respirasi). Kehilangan air dari produk

hortikultura saat berada pohon tidak masalah karena masih dapat digantikan atau

diimbangi oleh laju pengambilan air oleh tanaman. Berbeda dengan produk yang

Page 3: Mutu Hasil

3

telah dipanen kehilangan air tersebut tidak dapat digantikan, karena produk tidak

dapat mengambil air dari lingkungnnya (Kuswanto, 2003).

Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan sehinga

menyebabkan perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal

sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan

tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut. Kemunduran kualitas dari

suatu produk hortikultura yang telah dipanen biasanya diikuti dengan

meningkatnya kepekaan produk tersebut terhadap infeksi mikroorganisme

sehingga akan semakin mempercepat kerusakan atau menjadi busuk, sehingga

mutu serta nilai jualnya menjadi rendah bahkan tidak bernilai sama sekali

(Mulyadi, 2010).

Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi,

vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap

hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-toko,

buah jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya serta dari sisi harga

umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama

(Haryanto, 2006).

Tidak semua jenis buah aman disimpan dalam lemari pendingin, karena

bisa rusak. Ada beberapa jenis buah yang tidak dapat disimpan dalam lemari

pendingin, contoh : mangga, alpukat, pisang. Sebaiknya hindari pemakaian

aluminium foil untuk menyimpan buah/sayur yang mengandung acidic/asam,

contoh irisan tomat, lemon, atau kol, karena dapat mempengaruhi cita rasa

(Dwiari, 2008).

Page 4: Mutu Hasil

4

Buah dan sayur mentah sesungguhnya dapat menjadi sumber bakteri

patogen yang berbahaya bagi manusia. Berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa sejumlah bakteri patogen berhasil diisolasi dari sayur dan buah mentah,

seperti bakteri Campylobacter jejuni, Clostridium botulinum dan Listeria

monocytogenes dapat ditemukan di mushrooms, Escherichia coli O157:H7,

Salmonella dan Vibrio cholerae didapatkan di kol, sementara di selada ditemukan

bakteri Listeria monocytogenes, Salmonella, Staphylococcus, Yersinia

enterocolitica dan Vibrio cholerae, sedangkan di sayuran salad diketahui dapat

terkontaminasi oleh Staphylococcus, Listeria monocytogenes dan Yersinia

enterocolitica. Sedangkan Salmonella dan Yersinia enterocolitica dapat

mengkontaminasi buah-buahan seperti jeruk, semangka, strawberry dan tomat.

Selain itu sejumlah virus (Hepatitis A, Calicivirus, serta Norwalk) dan protozoa

(Cyclospora, Cryptosporodium dan Giardia) juga ditemukan di beberapa jenis

buah dan sayur. (Dwiari, 2008).

Masuknya mikroba patogen pada buah dan sayur dapat terjadi karena

kontaminasi dari manusia, hewan, dan air yang terjadi selama pemanenan,

penanganan pasca panen, proses pengolahan sampai dengan persiapan terakhir

sebelum dikonsumsi. Penanganan yang tidak higienis akan menyebabkan

terjadinya kontaminasi silang selama proses pengolahan dan penyimpanan

(Rukmana, 1994).

Sampai saat ini, aspek mutu dan keamanan pangan masih menjadi salah

satu masalah utama dalam produksi dan pemasaran sayuran. Mutu sayuran yang

tidak konsisten dengan tingkat kontaminan yang cukup tinggi ditengarai dapat

merugikan perdagangan komoditas tersebut di pasar regional maupun

Page 5: Mutu Hasil

5

internasional. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sebagian pengekspor dan

produsen makanan adalah terjadinya kasus penahanan otomatis (automatic

detention) terhadap produk pangan asal Indonesia. Kasus penolakan produk

pangan dari Indonesia terutama (80%) karena kotor, dan persentase tersebut relatif

tetap dari tahun ke tahun. Kasus penolakan terhadap sayuran dari Indonesia oleh

beberapa negara menunjukkan bahwa penanganan keamanan pangan di Indonesia

masih belum optimal (Mulyadi, 2010).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh perbedaan

perlakuan terhadap daya tahan sayuran dalam penyimpanan, melihat sumber

kontaminan pada sayuran, serta mempelajari pengaruh perbedaan jenis sayuran

terhadap kecepatan proses kerusakan oleh mikroba.

Page 6: Mutu Hasil

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seperti tomat, sawi,

cabe, buncis, kol, wortel, daun bawang, jeruk import, jeruk local, apel import, apel

lokal, dan anggur sebagai sampel yang diamati, garam, gula pasir, klorox, dan air

gula.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol air mineral 1500 ml

untuk merendam sayuran serta cutter.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 25 November 2015

pukul 15.00 WITA-selesai. Di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat Baanjarbaru.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan bahan dan alat.

2. Memberikan beberapa perlakuan pada sayuran yaitu : merendaam selama 24

jam dalam larutan garam 1 %, larutan gula 1 %, larutan klorox 1 %, dan air

ledeng, serta mendiamkan bahan tanpa diberikan perendaman sebagai

kontrol.

3. Setelah 24 jam, meniriskan sayuran serta menempatkannya pada suhu kamar.

Page 7: Mutu Hasil

7

4. Melakukan pengamatan terhadap waktu mulai terjadinya kerusakan pada

bahan.

Page 8: Mutu Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yang beragam,

sebagai berikut :

Tabel 1. Menggunakan Air dengan Campuran Garam

NO PengamatanTanaman Yang

DiamatiI II III IV V VI VII

1. Tomat Oganik Warna T T T T - - -Aroma T T - - + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * * *

2. Tomat Non-Organik

Warna T T T T T T -

Aroma T - T - - - -Tekstur T - T - - - -Struktur T T T T - - -Inkubasi

3. Sawi Warna T - - - - - -Aroma T - - - - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * *

4. Cabe Warna T - T T T T -Aroma T - + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * *

5. Buncis 1 Warna T - T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T -Struktur T - T T T T -Inkubasi

6. Buncis 2 Warna T - T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T -Struktur T - T T T T -Inkubasi

7. Kol Warna T T - - - - -Aroma T T - - - - -

Page 9: Mutu Hasil

9

Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi

8. Wortel Warna T - - - - - -Aroma T + - - - + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * *

9. Daun Bawang Warna T - - - - - -Aroma T - - - - - -Tekstur T - - - - -- --Struktur T - - - - - -Inkubasi

10. Jeruk Import Warna T T T T T - -Aroma TT T T T T - -Tekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi * * *

11. Jeruk Lokal Warna T - - - - - -Aroma T T - - - - -Tekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi

12. Apel Import Warna T - T T T - -Aroma T - T T T - -Tekstur T - T T T - -Struktur T - - - - - -Inkubasi

13. Apel Lokal Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

14. Anggur dengan Lilin

Warna T T T - - - -

Aroma T T T - - - -Tekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi *

15. Anggur tanpa Lilin

Warna T - - - - - -

Aroma T T - - - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * *

Page 10: Mutu Hasil

10

Tabel 2. Menggunakan Air dengan Campuran Gula

NO PengamatanTanaman Yang

DiamatiI II III IV V VI VII

1. Tomat Oganik Warna T T T T - - -Aroma T T T T + - +Tekstur T T - T - - -Struktur T T T T - T -Inkubasi

2. Tomat Non-Organik

Warna T T T T - - -

Aroma T T T + + - +Tekstur T - T T - - -Struktur T T T T - - -Inkubasi * * * * * *

3. Sawi Warna T T T - - - -Aroma T T T T - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T T - - - - -Inkubasi

4. Cabe Warna T T T - - - -Aroma T T T - + + +Tekstur T T T - -- - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * * *

5. Buncis 1 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

6. Buncis 2 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

7. Kol Warna T T T T - - -Aroma - T T T - - -Tekstur - T T - - - -Struktur - T T - - - -Inkubasi

8. Wortel Warna T T T T - - -Aroma T T + + + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T T - - - - -

Page 11: Mutu Hasil

11

Inkubasi * * * * *9. Daun Bawang Warna T T T - - - -

Aroma T T T T T - -Tekstur T T T -- - -Struktur T T T T T T TInkubasi

10. Jeruk Import Warna T T T - - - -Aroma T T T + + + +Tekstur T T T T - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

11. Jeruk Lokal Warna T T T - - -Aroma T T T T T - -Tekstur T T T T T - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

12. Apel Import Warna T T T T - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

13. Apel Lokal Warna T T T - - - -Aroma T T T + + + +Tekstur T T T + - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi

14. Anggur dengan Lilin

Warna T - - - - - -

Aroma - - - + + + +Tekstur - - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * * *

15. Anggur tanpa Lilin

Warna T T T - - - -

Aroma T T T - + + +Tekstur T - - T - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * * *

Page 12: Mutu Hasil

12

Tabel 3. Menggunakan Klorox 1 mL

NO PengamatanTanaman Yang

DiamatiI II III IV V VI VII

1. Tomat Oganik Warna T T T T T T -Aroma T T T T T * +Tekstur T T T - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi * *

2. Tomat Non-Organik

Warna T T T T T T T

Aroma T T T T T T TTekstur T T T T - - -Struktur T T T T T T TInkubasi

3. Sawi Warna T T - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T - -- -- -- -- --Struktur T - - - - - -Inkubasi

4. Cabe Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T - -- -- -- --Struktur T T - - - - -Inkubasi

5. Buncis 1 Warna T T T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - --Struktur T T T - - - -Inkubasi

6. Buncis 2 Warna T T T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - --Struktur T T T - - - -Inkubasi

7. Kol Warna T T T T T - -Aroma T T T T T T TTekstur T - - -- -- -- --Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * * *

8. Wortel Warna T - - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T - -- -- -- --Struktur T T - - - - -

Page 13: Mutu Hasil

13

Inkubasi9. Daun Bawang Warna T T - - - - -

Aroma T T T T T T TTekstur T T T -- -- -- --Struktur T T T T - -- --Inkubasi

10. Jeruk Import Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur - - - - - - -Struktur T T - - - - -Inkubasi

11. Jeruk Lokal Warna T - - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi

12. Apel Import Warna T T T - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - -Struktur T T T T T T TInkubasi

13. Apel Lokal Warna T T - - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T - - - -Struktur T T T T T T TInkubasi * * * * * * *

14. Anggur dengan Lilin

Warna T T - - - - -

Aroma T - - - - - -Tekstur - - - - - - -Struktur - T - - - - -Inkubasi * * * * * * *

15. Anggur tanpa Lilin

Warna T T - - - - -

Aroma T - - - - - -Tekstur - - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * * *

Tabel 4. Menggunakan Air Ledeng

Page 14: Mutu Hasil

14

NO PengamatanTanaman Yang

DiamatiI II III IV V VI VII

1. Tomat Oganik Warna T T T + + + +Aroma T T + + + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * *

2. Tomat Non-Organik

Warna T - T + + + +

Aroma T T + + + + +Tekstur T T T - - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi * * * * *

3. Sawi Warna T T T - - - -Aroma T T T - - - -Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - -- --Inkubasi * * * * * *

4. Cabe Warna T T - + + + +Aroma T T + + + + +Tekstur T T - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * * *

5. Buncis 1 Warna T T T T T - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T -- --Inkubasi * *

6. Buncis 2 Warna T T T T T - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T -- --Inkubasi * *

7. Kol Warna T T T - - - -Aroma T T T + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - -- --Inkubasi * * * * * *

8. Wortel Warna T - - - - - -Aroma T + + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T - - - - - -Inkubasi * * * * * *

9. Daun Bawang Warna T T - - - - -

Page 15: Mutu Hasil

15

Aroma T T - + + + +Tekstur T T T - - - -Struktur T T - - - -- --Inkubasi

10. Jeruk Import Warna T T T T T - -Aroma T T + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

11. Jeruk Lokal Warna T T - + + + +Aroma T T - - - - -Tekstur T T - - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

12. Apel Import Warna T T T - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

13. Apel Lokal Warna T T T T - - -Aroma T T T T T - -Tekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

14. Anggur dengan Lilin

Warna T T T T T T -

Aroma T T T T T T -Tekstur T - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * *

15. Anggur tanpa Lilin

Warna T T T T T T -

Aroma T - + + + + +Tekstur T - - - - - -Struktur - - - - - - -Inkubasi * * * * * *

Tabel 5. Tanpa Perlakuan (Kontrol)

Page 16: Mutu Hasil

16

NO PengamatanTanaman Yang

DiamatiI II III IV V VI VII

Page 17: Mutu Hasil

17

1. Tomat Oganik Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T - - -Struktur T T T T T T TInkubasi

2. Tomat Non-Organik

Warna T T T T T T T

Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

3. Sawi Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T - -Inkubasi

4. Cabe Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi

5. Buncis 1 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

6. Buncis 2 Warna T T T T T T TAroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

7. Kol Warna T T T - - - -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

8. Wortel Warna T T - - - - -Aroma T T T - - - -Tekstur T T T T - - -Struktur T T T - - - -Inkubasi

9. Daun Bawang Warna T T T - - - -Aroma T T - - - - -Tekstur T T T - - - -Struktur T T T - - - -

Page 18: Mutu Hasil

18

Inkubasi10. Jeruk Import Warna T T T T T T -

Aroma T T T - - - -Tekstur T T T - - - -Struktur T T T T T - -Inkubasi

11. Jeruk Lokal Warna T T T T T T TAroma T T T - - - -Tekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

12. Apel Import Warna T T T T T T -Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T T -Struktur T T T T T T TInkubasi

13. Apel Lokal Warna T T T T T T TAroma T T T T T - -Tekstur T T T T T T TStruktur T T T T T T TInkubasi

14. Anggur dengan Lilin

Warna T T T T T T T

Aroma T T T T T T TTekstur T T T T T - -Struktur T T T T T T TInkubasi

15. Anggur tanpa Lilin

Warna T T T T T T T

Aroma T T T - - - -Tekstur T T - - - - -Struktur T T - - - - -Inkubasi T T T T * * *

KETERANGAN :

1. T = Tetap2. - = Ada perubahan pada warna, aroma, tekstur dan struktur objek

pengamatan3. + = Tekstur pada sayuran dan buah semakin mengering4. * = Terjadi nya proses inkubasi

Pembahasan

Page 19: Mutu Hasil

19

Penaganan pasca panen pada sayuran atau buah-buahan itu harus sesuai

dengan jenis buah dan sayuran itu tersendiri. Penanganan pasca panen harus tetap

menjaga kualitas dan kuantitas dari hasil produk baik itu buah-buahan atau sayur-

sayuran.

Pada praktikum yang kami laksanakan pada pengelolaan pasca panen pada

buah dan sayur kami mengunakan pengawetan dengan perbandingan pemberian

cara pengawetan yang berbeda-beda. Kami mengunakan cara pengawetan dengan

mengunakan Klorox, Garam, Gula, Air ledeng dan kami juga mengunakan

Kontrol sebagai bahan perbandingan. Kami juga melakukan perbandingan antara

buah lokal dan buah yang di impor.

Pada praktikum ini kami akan lebih membahas tentang pengawetan

dengan mengunakan air gula karena sesuai dengan apa yang kami lakukan pada

saat praktikum. Pengawetan mengunakan air gula tidak jauh beda dengan

perendaman menggunakan air garam. Namun pada air ledeng bisa mengadung

zat-zat kimia yang bisa membuat buah atau sayuran bisa tahan lama ataupun bisa

lebih cepat layu atau busuk.

Dalam peraktikum ini kami mengunakan buah dan sayuran seperti tomat,

sawi, cabe, buncis, kol, wortel, daun bawang, jeruk import, jeruk local, apel

import, apel lokal, dan anggur. Hal yang kami amati pada praktikum ini adalah

Tekstur, Struktur, Warna dan Aroma dari buah dan sayur tersebut.

Perlakuan buah dan sayuran pengamatan pada Tekstur rata-rata buah dan

sayur layu atau lembek itu mulai pada hari ke 4 itu terjadi pada semua bahan

pengamatan praktikum kami kecuali pada buncis, apel import.

Page 20: Mutu Hasil

20

Sedangkan pada pengamatan Struktur buah dan sayur mulai terjadi pada

hari ke 3 dan ke 4 itu pada semua bahan yang kami amati pada praktikum kecuali

apel import.

Pada pengamatan Warna buah dan sayur. Perubahan warna terjadi mulai

pengamatan hari ke 3 itu terjadi pada sebagian saja ada buah dan sayur yang masi

bagus warnanya hingga hari ke 7 pengamatan.

Pengamatan yang kami lakukan pada buah dan sayur kami amati juga

aroma dari bahan yang kita gunakan. Aroma ada mulai pada pengamatan hari ke 4

namun tidak semua buah dan sayur yang kami amati tersebut mengeluarkan aroma

ada juga yang tidak mengeluarkan aroma.

Perbandingan pada setiap perlakuan yang dilakukan pada praktikum ini

adalah perbandingan antara kontrol dengan Klorox, garam, gula dan air ledeng

pada buah dan sayur. Pada perendaman mengunakan klorox pada hari pertama

buah dan sayur sudah terjadi inkubasi itu menandakan bahwa klorox mengandung

bahan kimia yang dapat merusak tekstur, struktur, warna dan juga aroma dari

buah dan sayuran.

Sedangkan pada perendaman garam buah dan sayur mengalami masa

inkubasi pada pengamatan hari ke 6 itu terjadi pada sebagian buah dan sayur ada

buah dan sayur hingga hari ke 7 masih bagus baik itu tekstur, struktur, warna dan

aroma. Pada perlakuan mengunakan gula masa ikubasi yang paling cepat itu pada

buncis terjadi mulai pada hari ke 2 sedangkan aroma terjadi pada wortel dan

tomat.

Perlakuan yang kami gunakan pada praktikum ini adalah perlakuan

mengunakan klorox, garam, gula dan air ledeng. Pada perlakuan yang paling

Page 21: Mutu Hasil

21

bagus adalah perlakuan mengunakan air ledeng ini sesuai dengan hasil yang kami

dapat pada saat pengamatan, karena kandungan didalam air ledeng itu ada

kandungan yang bisa membuat buah dan sayur bisa tahan lama. Sedangkan pada

perlakuan yang tidak baik adalah pada perlakuan mengunakan klorox karena pada

klorox mengandung bahan kimia yang bisa membuat buah dan sayur cepat rusak

baik itu tekstur, struktur, warna dan aroma.

Pada praktikum ini kami juga mengamati tomat lokal dan tomal inpor.

Pada saat pengamatan tomat yang tahan lama adalah tomat lokal dan yang tidak

tahan lama adalah tomat lokal. Kami melihat dari tekstur, struktur, warna dan

aroma tomat lokan lebih tahan lama. Kami berpendapat bahwa tomat lokal yang

mengunakan bahan tanam atau pengunaan pupuk organik bisa membatu hasil

produksi bisa lebih tahan lama dibandingkan tomat lokal yang dipupuk

mengunakan pupuk anorganik atau pupuk kimia.

Page 22: Mutu Hasil

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1. Pegawetan Buah dan sayur dapat mengunakan bahan Seperti Klorox, Garam

dan Gula.

2. Tolak ukur dalam mengetahui ketahan pengawetan adalah kita mengetahui

Tekstur, Struktur, Warna dan Aroma buah dan sayuran.

3. Pengunaan bahan pengawet harus sesui dengan apa yang sudah ditetapkan

agar mutu dari produk tersebut tetap terjaga baik itu kualitas maupun

kuantitas dari hasil pertanian.

4. Penanganan Pasca panen dengan pengawetan haru bisa menjaga kesegaran

dan kandungan pada buah dan sayur tersebut.

Page 23: Mutu Hasil

DAFTAR PUSTAKA

Amiarsi, D. 2012. Pengaruh Konsentrasi Oksigen Dan Karbon Dioksida Dalam Kemasan Terhadap Daya Simpan Buah Mangga Gendong. Hort 22(2) : 197-204.

Dwiari, dkk. 2008. Teknologi Pangan Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Haryanto, dkk. 2006. Budidaya tanaman selada. Kanisius:Yogyakarta

Kuswanto. 2003. Teknologi Pemroses, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius.

Makmur. 1988. Budidaya Tanaman selada Dan Manfaat Tanaman selada. Bumu Akasada. Jakarta

Mulyadi, A. 2010. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Rachmawan, O. 2001. Sumber Kontaminasi Dan Teknik Sanitasi. Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem Dan Standar Pengelolaan Smk Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan:Jakarta.

Rahmat, L. 2002. Bertanam Selada dan andewi. Kanisius:Yogyakarta.

Rukmana. 1994. Klasifikasi tanaman Selada, Kanisius:Yogyakarta.

Page 24: Mutu Hasil

LAMPIRAN