Top Banner
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA TINGKAT NASIONAL 2013 TEMA : MEWUJUDKAN WORLD CLASS CIVIC UNIVERSITY BERBASIS KEARIFAN LOKAL PEDESAAN JUDUL : MUSEUM GETHUK - WAHANA EDUKULINER PELESTARIAN MAKANAN KHAS BANYUMAS PENULIS : 1. Asa Dayah Febriani (B1J011130) 2. Faisal Anggi Pradita (B1J010012) 3. Tyas Ayu Prihatiningrum (B1J012058) i
39

Museum Gethuk Word

Feb 15, 2016

Download

Documents

Bayu Ardiyanto

contoh karya tulis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Museum Gethuk Word

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA TINGKAT NASIONAL 2013

TEMA :

MEWUJUDKAN WORLD CLASS CIVIC UNIVERSITY BERBASIS KEARIFAN LOKAL PEDESAAN

JUDUL :

MUSEUM GETHUK - WAHANA EDUKULINER PELESTARIAN MAKANAN KHAS BANYUMAS

PENULIS :

1. Asa Dayah Febriani (B1J011130)2. Faisal Anggi Pradita (B1J010012)3. Tyas Ayu Prihatiningrum (B1J012058)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2013

i

Page 2: Museum Gethuk Word

ii

Page 3: Museum Gethuk Word

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Museum Getuk - Wahana

Edukuliner Pelestarian Makanan Khas Banyumas”. Karya tulis ini ditulis

dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Unsoed 2013

memperingati Dies Natalis Unsoed ke-50.

Kami menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Agus Nuryanto, S. Si., M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Biologi

Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan dukungan selama

penyusunan karya tulis

2. Dra Hexa Apriliana, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

saran, arahan, bimbingan dan motivasi selama penyusunan karya tulis ini.

3. Sri Sugiarti selaku ibunda dari ketua tim dan narasumber informasi primer.

4. Teman-teman di UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Islam), dan Struktur

Perkembangan Tumbuhan crew yang telah memberikan motivasi selama

penyusunan karya tulis ini.

Penulis menyadari karya tulis ini masih kurang dari kesempurnaan, untuk

itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan

demi kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang. Semoga karya tulis

ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Purwokerto, November 2013

Penulis

iii

Page 4: Museum Gethuk Word

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v

ABSTRAK.........................................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Perumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan.....................................................................................................2

BAB II. TELAAH PUSTAKA..........................................................................3

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................7

BAB IV. ISI

1. Analisis ..................................................................................................8

2. Kesimpulan ..........................................................................................13

3. Saran......................................................................................................13

DAFTAR REFERENSI....................................................................................14

iv

Page 5: Museum Gethuk Word

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Pengenalan Museum Gethuk.................................................10

v

Page 6: Museum Gethuk Word

Museum Getuk - Wahana Edukuliner Pelestarian Makanan Khas

Banyumas

Asa Dayah Febriani, Faisal Anggi Pradita, Tyas Ayu Prihatiningrum

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Abstrak : Gethuk merupakan salah satu makanan khas Sokaraja, Banyumas yang

termasuk dalam makanan khas. Makanan khas merupakan jenis makanan

tradisional yang memiliki nilai budaya khas Indonesia. Pelestarian terhadap

budaya pangan lokal perlu dilakukan, karena semakin banyaknya berbagai nilai

budaya pangan milik Indonesia yang diakui oleh negara lain. Kegiatan pelestarian

ini perlu ada kerjasama antara berbagai instansi ataupun lembaga, baik dari

pemerintahan hingga ke lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan dalam hal ini

yang memiliki potensi kuat dalam menjaga nilai budaya pangan lokal ialah

perguruan tinggi. Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) sebagai salah satu

instansi pendidikan tinggi, memiliki potensi dalam menjaga kelestarian budaya

pangan lokal di daerah sekitarnya, seperti gethuk goreng khas Sokaraja. Hal ini

sejalan dengan peranan keunggulan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

Seni) dalam memajukan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal. Solusi dari

kelompok kami ialah berupa adanya wahana edukuliner yakni, Museum Gethuk.

Museum Gethuk ini memiliki fungsi dalam mengenalkan salah satu makanan

tradisional gethuk goreng. Kegiatan pengenalan ini dapat dilakukan melalui

berbagai link atau relasi yang dimiliki oleh Unsoed, sehingga gethuk goreng dapat

dikenal sebagai kekayaan warisan budaya pangan bangsa. Keberadaan museum

gethuk diharapkan memiliki potensi sebagai icon dari Unsoed, sehingga prospek

jangka panjangnya Unsoed berpartisipasi aktif dalam ketahanan pangan Indonesia.

Keunggulan lainnya melalui proses kerjasama ini, membuka peluang makanan

tradisional untuk dikenal, bahkan dipasarkan secara Internasional.

Kata Kunci : Gethuk, Makanan khas, Edukuliner, Museum, dan Icon

vi

Page 7: Museum Gethuk Word

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Getuk goreng menurut narasumber Ibu Sri Sugiarti adalah salah satu

makanan khas Sokaraja, Banyumas yang terbuat dari singkong dan gula jawa

yang dicairkan. Tahun 1912, getuk Sokaraja yang pertama kali dibuat bukan

getuk goreng, tetapi getuk kamal atau yang kini dikenal dengan nama getuk

basah. Nama kamal diambil dari bahasa Jawa yang artinya buah asem. Hal

tersebut dikarenakan warung getuk berada di bawah pohon asem. Getuk

kamal pertama kali dibuat oleh Bapak Kartadikrama. Beliau adalah pemilik

warung nasi dan makanan khas dari Banyumas, termasuk getuk kamal.

Gethuk goreng sudah dikenal oleh para wisatawan kuliner sebagai

makanan tradisional sokaraja, dan banyumas. Menurut Winarno (1993)

makanan tradisional adalah makanan yang pekat dengan budaya dan tradisi

setempat. Nilai budaya yang terkandung dalam gethuk berasal dari bahan

yang digunakan dan dari proses pembuatannya. Kentalnya nilai budaya

gethuk goreng berpengaruh terhadap meningkatnya nilai produksi dan

konsumsi, serta nilai ekonomi gethuk. Peningkatan nilai tambah gethuk

memicu semakin beragamnya selera konsumen dan juga variasi rasa gethuk.

Menurut Sabana (2007) keberadaan nilai tradisional dalam suatu

makanan perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian nilai tradisional

meliputi dari menjadikan makanan tersebut sebagai ciri khas dari suatu

daerah ataupun dengan adanya sebuah pusat kajian. Pusat kajian terhadap

makanan tradisional pernah dibuat oleh Depdikbud, dan beberapa provinsi

seperti Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses pelestarian suatu makanan khas

terutama gethuk goreng Sokaraja harus melibatkan beberapa instansi terkait.

Instansi berupa pemerintahan seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,

Dinas pariwisata, ataupun instansi pendidikan seperti sekolah dan perguruan

tinggi di suatu wilayah.

Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) sebagai suatu instansi

perguruan tinggi berbasis pengembangan IPTEKS diharapkan terlibat dalam

pelestarian gethuk goreng. Hal ini tak lepas dari peran perguruan tinggi dalam

1

Page 8: Museum Gethuk Word

tridharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Selain itu,

berdasarkan Arahan Pengembangan Unsoed - Visi Unsoed 2020 ialah sebagai

world class civic university yang artinya memiliki keunggulan IPTEKS

dengan berbasis sumberdaya dan kearifan lokal pedesaan (Yuwono, 2011).

Berdasarkan visi Unsoed, dan pentingnya pelestarian gethuk goreng Sokaraja

yang saling berkaitan, maka kami menwarkan solusi berupa Museum Gethuk.

Museum gethuk merupakan wahana edukuliner dalam bingkai world class

civic university. Artinya wahana ini selain sebagai program pembelajaran

(education) juga berkaitan dengan pengembangan kebudayaan kuliner.

Program jangka panjang dari museum gethuk ini tak lain ialah menjadi

sebuah icon bagi Unsoed, sama seperti pusat kajian makanan tradisional di

UGM dan Universitas Udayana, Bali.

B. Perumusan Masalah

Budaya kuliner merupakan warisan nilai-nilai tradisional di kalangan

masyarakat. Nilai budaya yang muncul bukan saja berasal dari rasa, namun

juga dari proses pembuatannya. Gethuk goreng Sokaraja sebagai makanan

khas daerah Banyumas, bahkan Jawa Tengah memiliki potensi untuk dijaga

dan dikembangkan sehingga suatu saat nanti akan memiliki nilai lebih

mampu bersaing secara global. Berdasarkan, latar belakang tersebut, maka

dapat dirumuskan permasalahan terkait pembuatan Museum Gethuk dan

hubungannya dengan visi Unsoed 2020:

1. Apakah manfaat dari keberadaan Museum Gethuk Unsoed dalam

pengembangan world class civic university?

2. Bagaimanakah prospek Museum Gethuk Unsoed dalam

mengembangkan nilai budaya kearifan lokal dan sumberdaya daerah

sekitarnya?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah mahasiswa ini bertujuan memberikan

informasi tentang pentingnya pelestarian budaya kuliner terutama Gethuk

Goreng Sokaraja, dan mengenalkan konsep wahana edukuliner berupa

Museum Gethuk Unsoed yang bekerjasama dengan elemen masyarakat.

2

Page 9: Museum Gethuk Word

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Kajian World Class Civic University

Universitas Jenderal Soedirman yang terletak di Purwokerto, Banyumas,

Jawa Tengah juga memiliki visi dan misi untuk menuju World Class

University. Akan tetapi visi yang dimiliki Universitas Jenderal Soedirman

ini lebih spesifik yaitu menjadi World Class Civic University yang memiliki

keunggulan ipteks yang relevan untuk pengembangan sumberdaya pedesaan

dan kearifan lokal yang berkelanjutan. Menurut Yuwono (2011) lagi yaitu

dalam Visi Unsoed 2020 adalah “Unsoed menjadi World Class Civic

University yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi

dan/atau seni yang relevan dengan pengembangan sumber daya perdesaan

berkelanjutan dan penggalian serta pemanfaatan kearifan lokal”.

Jalan menuju World Class University bukanlah sesuatu yang mudah,

sebab untuk menjadi world class haruslah sempurna dalam infrastructure,

performance, services, dan juga expertise ditambah lagi mengenai Quality

Culture, Autonomy, dan indikator-indikator yang lain. Selain itu, sarana dan

prasarana yang mendukung, sumber daya manusia yang berkualitas dan

profesional, pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang

berkelanjutan, juga diperlukan prestasi-prestasi yang membanggakan guna

meningkatkan citra universitas dalam mewujudkan visi tersebut

(Adjisoedarmo, 2010).

Makna dari World Class University itu sendiri yaitu "World class" atau

kelas dunia menurut maknanya adalah "ranking among the foremost in the

world, of an international standard of excellence" (menduduki ranking di

antara yang terdepan di dunia, mempunyai standart keunggulan

internasional). “Civic University” artinya universitas yang berbasis

pedesaan, dalam artian mampu memecahkan permasalahan yang ada dan

pengembangan sumberdaya pedesaan serta mampu mempertahankan

kearifan lokal secara berkelanjutan. Menurut Albach (2005) dalam The

Costs and Benefits of World Class Universities, ‘World Class University‘

3

Page 10: Museum Gethuk Word

adalah universitas yang memiliki ranking utama di dunia dan memiliki

standar internasional dalam keunggulan (exellence) yang mencakup:

1. Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional

melalui publikasi internasional.

2. Keunggulan dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualitas tinggi

dan terbaik dalam bidangnya.

3. Keunggulan dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual.

4. Keunggulan manajemen dan governance.

5. Fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis (perpustakaan yang

lengkap, laboratorium yang mutakhir).

6. Pendanaan yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar

dan riset. Keunggulan dalam kerjasama internasional dalam program

akademis dan riset.

B. Telaah Gethuk

Menurut narasumber bu Sri Sugiarti Gethuk goreng adalah salah satu

makanan khas Sokaraja, Banyumas yang terbuat dari singkong dan gula jawa

yang dicairkan. Tahun 1912, gethuk Sokaraja yang pertama kali dibuat bukan

getuk goreng, tetapi gethuk kamal atau yang kini dikenal dengan nama gethuk

basah. Nama kamal diambil dari bahasa Jawa yang artinya buah asem.

Penduduk setempat biasanya mengonsumsi gethuk kamal dengan taburan

parutan kelapa yang diberi sedikit garam.

Gethuk goreng diawali oleh penemuan Bapak Kartadikrama yang

menamai warungnya Murni Ngandap Asem pada tahun 1912, Bapak

Sampringad (kakak dari Pak Kartadikrama) yang membuka toko gethuk

goreng Asli pada tahun 1916, kemudian Ibu Sarinah (putri dari Pak

Kartadikrama) yang membuka toko gethuk goreng Sari. Setelah itu, banyak

saudara, anak, sampai cucu dari para pendiri toko gethuk tersebut membuka

toko gethuk goreng. Hal itu secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai

ekonomi dan wisata untuk daerah Sokaraja, Banyumas dan sekitarnya.

Gethuk terbuat dari singkong yang dipotong-potong dan dikukus dalam

tungku kurang lebih selama 15 menit. Kemudian setelah matang singkong

diletakkan di dalam lumpang lalu ditumbuk hingga halus dan dituangkan

4

Page 11: Museum Gethuk Word

sedikit demi sedikit gula jawa yang sudah dicairkan ke dalam adonan sembari

ditumbuk pelan-pelan hingga halus dan tercampur merata. Adonan gethuk

yang sudah jadi diambil dan diletakkan pada tampah untuk dijadikan getuk

basah. Gethuk basah siap disajikan atau dijual dengan parutan buah kelapa.

Sedangkan untuk pembuatan gethuk goreng, adonan gethuk ditekan-tekan

dengan menggunakan potongan bambu kecil. Setelah dingin, dipotong-

potong berbentuk kubus dengan dan disisihkan ke dalam baskom. Tepung

beras diletakkan dalam baskom lalu diberi air sampai terbentuk tekstur sedikit

kental. Potongan gethuk kemudian dicelupkan dalam adonan tepung beras,

lalu digoreng hingga warna kuning keemasan.

Rasa gethuk yang sangat popular adalah gethuk rasa gula jawa. Rasa

tersebut merupakan rasa orisinal sedangkan rasa cokelat, durian, stroberi,

pandan, nanas dan wijen merupakan inovasi rasa dari penjual yang ingin

menyajikan getuk dengan rasa berbeda. Selain itu, penyajian gethuk sekarang

juga berbeda pada zaman dulu. Sekarang, gethuk dikemas dengan besek,

plastik atau kertas minyak dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan

berat gethuk yang dibeli.

Harga gethuk dari tahun ke tahun terus naik. Tahun 1912, harga gethuk

mulai dari satu sampai seratus perak; tahun 1970-an, satu kilogram getuk

seharga Rp 3000,00 hingga tahun 1990-an harga getuk mencapai Rp

12.000,00 per kilogram. Menginjak tahun 2000-an harga getuk terus

meningkat dari Rp 16.000,00 ; Rp 18.000,00 ; Rp 20.000,00 ; Rp 22.000,00

sampai pada tahun 2013 harga gethuk mencapai Rp 24.000,00 per kilogram.

Harga tersebut selalu disesuaikan dengan kondisi harga bahan untuk

membuat gethuk.

C. Telaah Museum Edukuliner Gethuk

Museum menurut International Council of Museums (2013) adalah

sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani

masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh,

merawat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri

manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan

rekreasi. Museum diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana edukatif bagi

5

Page 12: Museum Gethuk Word

pengunjung, baik dengan cara melakukan sesuatu dengan self teaching

maupun pengunjung dapat melakukan sesuatu yang akan memberi nilai

pengalaman. Museum juga memiliki fungsi sosio-kultural, yaitu museum

merupakan media “pengingat” peristiwa yang mengandaikan bahwa

masyarakat memang butuh hal-hal untuk diingat seperti asal-usul budaya,

sejarah perjuangan bangsa, dan lain sebagainya, yang bisa digunakan untuk

merefleksikan diri. Museum dituntut tidak hanya sebagai sarana pembelajaran

publik, namun juga harus mampu menyokong perkembangan ilmu

pengetahuan dan kebudayaan selayaknya pusat studi atau pusat kajian di

universitas.

Museum edukuliner gethuk, mengkhususkan aktivitasnya pada usaha

pengkajian, pengembangan dan menyediakan informasi tentang makanan

khas Indonesia (makanan tradisional dan makanan lokal). Makanan

tradisional berarti makanan yang sudah turun tumurun dihasilkan atau

dikonsumsi, menggunakan bahan yang dihasilkan lokal, diolah secara khas

disuatu daerah dan makanan lokal adalah makanan yang secara khas

berkembang disuatu daerah dan diproduksi berbasis bahan lokal, khususnya

di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Usaha tersebut sesuai dengan PKMT

perguruan tinggi di Indonesia. Semua PKMT di Indonesia mempunyai Visi

dan Misi yang sama (Hasil Workshop Nasional PKMT tahun 2003 di

Yogyakarta) yaitu Visi PKMT adalah menjadi pusat penelitian,

pengembangan dan informasi makanan khas Indonesia dan misinya adalah

meningkatkan citra makanan khas Indonesia.

6

Page 13: Museum Gethuk Word

III. METODE PENULISAN

A. Dasar Penulisan Objek

Penulisan karya tulis mahasiswa ini didasarkan pada:

1. Nilai Budaya dari makanan tradisional berupa gethuk goreng Sokaraja.

2. Nilai ekonomi dari gethuk goreng Sokaraja.

3. Kajian World Class Civic University Unsoed dalam prespektif

pengembangan nilai budaya kearifan lokal dan sumberdaya khasnya.

4. Museum Gethuk Unsoed sebagai wahana edukuliner yang memiliki

potensi menjadi icon Unsoed.

B. Metode Pengumpulan Data

Data karya tulis mahasiswa dikumpulkan melalui penelusuran dari hasil

wawancara, jurnal ilmiah, buku teks dan informasi pendukung lain yang

berkaitan. Diskusi dilakukan dengan pembimbing untuk mengkaji

permasalahan secara lebih mendalam.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis mahasiswa ini

adalah metode deskriptif analitis yaitu:

1. mengidentifikasi permasalahan berdasarkan data dan fakta yang ada

2. menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung

3. mencari solusi alternatif pemecahan masalah, yaitu membuat sebuah

model sederhana Museum Gethuk Unsoed dalam pengembangan

edukuliner untuk mendukung Unsoed sebagai World Class Civic

University.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis

mahasiswa ini mengacu pada Pedoman penulisan Lomba Karya Tulis Ilmiah

Nasional (LKTIN) Unsoed dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-50.

7

Page 14: Museum Gethuk Word

IV. PEMBAHASAN

A. Analisis Sudut Pandang World Class Civic University Unsoed

Pemilihan sebuah jargon dalam dunia pendidikan oleh suatu instansi

pendidikan tinggi merupakan sebuah daya tarik bagi para calon mahasiswa dan

dunia luar. Penjelasan mengenai jargon tertera dalam Rencana Induk

Pengembangan Universitas Negeri Semarang 2010 – 2034. Menurut

RENIPUnnes (2010) peran jargon sangat penting dalam membentuk brand

image bagi suatu instansi. Pendekatan jargon setidaknya disesuaikan dengan

relevansi sosial kemasyarakatan dan konsep tri dharma. Jargon dapat pula

menggeser paradigma berfikir mahasiswa dengan menumbuhkan semangat

inovatif dalam pengembangan budaya, sehingga dapat membantu dalam

melestarikan budaya lokal beriringan dengan perkembangan teknologi.

Selain iklim riset, pelestarian budaya juga merupakan kajian World Class

Civic University. Menurut Albach (2005) adanya kerja sama dalam program

akademis dan pengembangan sumberdaya setempat juga masuk dalam kajian

World Class University. Pernyataan diatas sesuai dengan visi Unsoed yaitu

kerja sama internasional yang memasyarakat dan memiliki keunggulan ilmu

pengetahuan, teknologi dan atau seni yang relevan dengan pengembangan

sumber daya perdesaan dan kearifan lokal secara berkelanjutan”. Artinya

perlu ada pengenalan budaya lokal terutama makananan lokal berupa gethuk ke

ranah global.

Budaya merupakan cipta karya, karsa, dan rasa yang dimiliki oleh suatu

masyarakat dan diturunkan secara turun menurun (Adjisoedarmo, 2010). Hal

ini seharusnya dilestarikan oleh Unsoed dimana pilar pendukung World Class

Civic University ialah nilai sosial (societal), pembelajaran (teaching), dan

pendidikan (academic). Konteks penyatuan ini memungkinkan terjadinya nilai

komunikatif antara pihak Unsoed, dengan masyarakat. Artinya diperluakan

penghubung ke semua elemen tersebut. Salah satu solusi untuk mengenalkan

dan menerapkan keempat nilai tersebut dapat melalui museum gethuk.

Menurut Albach (2005) sebuah perguruan tinggi disebut excellent dalam

taraf World Class University memiliki infrastruktur yang memadai.

8

Page 15: Museum Gethuk Word

Infrastrukur dalam mengenalkan budaya makanan lokal sehingga menjadi icon

bagi instansi pendidikan tersebut. Analisis ini mengarah pada sebuah gagasan

adanya Museum Gethuk sebagai wahana edukuliner. Potensi ini dilihat dari

segi budaya makanan lokal masyarakat daerah Jawa khusunya Banyumas,

Jawa Tengah. Keberadaan suatu Museum Gethuk diharapkan memiliki potensi

dalam mengembangkan sumberdaya lokal berupa makanan dan bekerja sama

dengan berbagai pihak. Pihak yang dimaksud ialah instansi pemerintah (Dinas

pariwisata), pemerintah, pengusaha gethuk goreng sukaraja, budayawan, dan

masyarakat.

B. Museum Gethuk dalam Pengembangan Budaya Makanan Lokal

Makanan tradisional adalah makanan yang telah membudaya di kalangan

masyarakat Indonesia, serta telah ada sejak nenek moyang suku nusantara

(Karyadi dan Muhilal, 1995). Daerah Jawa Tengah khususnya daerah

Banyumas memiliki suatu makananan lokal berupa gethuk goreng.

Berdasarkan nilai sejarahnya, gethuk goreng sudah ada sejak satu abad yang

lalu. Hingga saat ini penyebaran gethuk goreng khas Sokaraja, penyebarannya

hanya sebatas di daerah Banyumas saja. Hal ini mengakibatkan rendahnya

informasi dan eksplorasi keberadaan gethuk goreng Sokaraja. Gagasan untuk

mengenalkan gethuk goreng Sokaraja ke ranah global dapat melalui wahana

pariwisata.

Menurut Sultan (2013), pariwisata merupakan salah satu sektor yang

menjadi bahasan utama bagi daerah Jawa Tengah. Visit Jateng 2013 mencakup

beberapa program pariwisata yang salah satunya ialah pariwisata kebudayaan,

baik budaya seperti tarian, lagu daerah, kebiasaan, dan makananan. Salah satu

makanan khas berupa gethuk goreng Sokaraja merupakan bagian dari

pariwisata visit Jateng 2013. Oleh karena itu, perlu adanya proses konservasi

gethuk goreng meliputi sejarah, komposisi pembuatan, kajian etnobotani, dan

pengembangan variasinya. Proses konservasi dapat dilakukan dengan adanya

sebuah museum edukuliner. Sebagi solusi yang kami tawarkan berupa museum

gethuk ini akan mengeksplorasi lebih jauh mengenai gethuk goreng khas

Sokaraja.

9

Page 16: Museum Gethuk Word

Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) merupakan instansi pendidikan

yang mencetuskan keunggulan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

(IPTEKS). Salah satu keunggulannya berbasis sumberdaya pedesaan lokal,

maka gagasan museum gethuk dapat masuk ke dalam sasaran pengembangan

universitas. Hal ini dikarenakan, gagasan museum gethuk yang kami tawarkan

mengedepankan sarana edukasi dan kebudayaan lokal. Selain itu, museum ini

diharapkan memiliki potensi dalam mengenalkan gethuk goreng khas Sokaraja

ke berbagai link Unsoed. Skema pengenalan museum gethuk dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 1. Skema Pengenalan Museum Gethuk

Museum gethuk sebagai wahan edukuliner memiliki peranan yang sama

seperti pusat makanan tradisional di Universitas Udayana, Bali. Peranan

Museum gethuk yaitu sebagai Pusat Kajian Makanan Tradisional. PKMT

adalah lembaga yang mengkhususkan aktivitasnya pada usaha pengkajian,

pengembangan dan menyediakan informasi tentang makanan khas Indonesia

(makanan tradisional dan makanan lokal). Makanan tradisional adalah

makanan yang sudah turun tumurun dihasilkan atau dikonsumsi,

menggunakan bahan yang dihasilkan lokal, diolah secara khas disuatu daerah

di wilayah Indonesia dan makanan lokal adalah makanan yang secara khas

berkembang disuatu daerah dan diproduksi berbasis bahan lokal. Semua

PKMT di Indonesia mempunyai Visi dan Misi yang sama (Hasil Workshop

10

Unsoed Museum Gethuk

Sejarah

Budaya

Wisata Edukuliner

Swasta

Pemerintah

internasionalLIP

I

nasional

SMP/ SMA

Page 17: Museum Gethuk Word

Nasional PKMT tahun 2003 di Yogyakarta) yaitu Visi PKMT adalah menjadi

pusat penelitian, pengembangan dan informasi makanan khas Indonesia dan

Misinya adalah meningkatkan citra makanan khas Indonesia.

Kerjasama antara pusat makanan tradisional dengan Unsoed mampu

membuka pintu pengenalan budaya gethuk goreng ke berbagai link yang ada

di skema. Hal ini tentunya akan mempermudah proses pemasaran dan

distribusi kebudayaan. Selain itu, museum gethuk ini akan membuka

cakrawala riset etnobotani dari berbagai lembaga pemerintahan seperti LIPI.

C. Prospek Museum Gethuk

Hasil survey program magister kajian pariwisata oleh tim Universitas

Udayana (2003) menunjukkan bahwa makanan tradisional lokal sebagai salah

satu daya tarik wisata, akan tetapi pada kenyataannya pemanfaatan makanan

tradisional lokal sebagai daya tarik wisata sangatlah rendah. Untuk itu

perlunya upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan makanan tradisional local

yang berkelanjutan. Salah satu upaya yang kami tawarkan yaitu dengan

dibuatnya Museum gethuk.

Prospek jangka pendek dari Museum gethuk ini, diharapkan dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas gethuk sebagai makanan tradisional,

sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi dan pemasaran. Selain itu gethuk

merupakan salah satu ragam kekayaan budaya di Indonesia, tentunya bahan

makanan yang digunakan untuk pembuatannya juga bersumber dari daerah

setempat, di mana akan terwujud nilai keunikan bagi wisatawan yang belum

pernah menikmati makanan tradisional. Oleh karena itu, mengingat ada

banyak negara yang secara sengaja memperkenalkan pariwisatanya melalui

daya tarik wisata berupa makanan yang menjadi kekhasan dari negara yang

bersangkutan, Misalnya Pizza dan Spaghetti dikenal sebagai salah satu

identitas bangsa Italia. Hamburger dan Hot Dog sebagai salah satu identitas

bangsa Amerika, dan Kari sebagai identitas bangsa India, prospek jangka

panjang dari Museum Gethuk ini yaitu gethuk dikenal sebagai salah satu

identitas dan daya tarik bangsa Indonesia yang memiliki nilai budaya

tersendiri.

11

Page 18: Museum Gethuk Word

Efek dari museum gethuk, lambat laun gethuk dapat diekspor ke luar

negeri dalam upaya pengenalan wisata edukuliner dan budaya bangsa

Indonesia. Sehingga gethuk dengan tegas merupakan identitas makanan

nasional yang secara aktif diperkenalkan kepada dunia dalam rangka

memperkuat indentitas bangsa Indonesia. Dewasa ini, semakin

berkembangnya wisata edukuliner, Indonesia sangat dimungkinkan untuk

menjadi tuan rumah sebagai daerah tujuan wisata internasional baik dilihat

dari gastronominya maupun komposisi menu makanan tradisional.

Prospek yang menguntungkan bagi Universitas Jenderal Soedirman

(Unsoed) ialah menjadikan Museum Gethuk icon pelestarian budaya kuliner.

Selain mendukung partisipasi aktif masyarakat untuk go public dalam

mengenalkan makanan tradisional. Menurut Budiyanto (2010) peran aktif

masyarakat dan lembaga/instansi (dalam hal ini Unsoed) mampu mengangkat

nilai makanan lokal menuju ketahanan makanan Indonesia. Ketahanan

makanan lokal sendiri telah dijelaskan dalam UU No. 7/1996 tentang

Makanan. Kehadiran museum gethuk ini akan mengembangkan lebih jauh

potensi World Class Civic University sehingga keunggulan dalam hal

IPTEKS mampu terimplementasikan dan mendukung gerakan ketahanan

makanan lokal.

12

Page 19: Museum Gethuk Word

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pembahasan dan mampu

menjawab rumusan masalah, yakni:

1. Museum gethuk merupakan implementasi nyata dalam penerapan

IPTEKS di Unsoed khususnya dalam pelestarian nilai budaya

makanan lokal.

2. Museum gethuk memiliki prospek dalam mengenalkan budaya

makanan lokal berupa gethuk khas Sokaraja melalui berbagai link atau

relasi yang dimiliki Universitas Jenderal Soedirman.

B. Saran

Saran yang kelompok kami ajukan ialah berupa adanya tindak lanjut

terhadap pelestarian budaya makanan lokal. Hal ini bertujuan agar tidak ada

lagi kejadian pengakuan beberapa jenis makananan lokal khas Indonesia oleh

negara lain. Selain itu, adanaya peran aktif instansi pendidikan tinggi yakni

Unsoed akan mempertegas upaya instansi pendidikan dalam pelestarian

budaya makanan lokal.

13

Page 20: Museum Gethuk Word

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo, S. 2010. Buku Ajar Mata Kuliah Jatidiri Unsoed. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Albach, P.A. 2005. The Costs and Benefits of World Class Universities. Academe. (1 de 5).

Budiyanto, M.A.K. 2010. Model Pengembangan Ketahanan Makanan Berbasis Pisang Melalui Revitalisasi Nilai Kearifan Lokal. Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 170–177.

International Council of Museums. 2013. Code of Ethics for Museums. ICOM, France.

Karyadi, D dan Muhilal. 1995. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: Gramedia.

Pusat penelitian. 2009. http://traditionalcuisine.unud.ac.id/ind/. Diakses tanggal 15 November 2013.

RENIPUnnes. 2010. Rencana Induk Pengembangan UNNES 2010 – 2034. Universitas Negeri Semarang. 90 hal.

Sabana, S. 2007. Nilai Estetis Pada Kemasan Makanan Tradisional Yogyakarta. ITB J. Vis. Art. Vol. 1 D, No. 1, 2007, 10-25.

Sultan, M. 2013. Pariwisata Banyumas Menyambut Visit Jateng 2013. Dinas Pariwisata Banyumas. 14 hal.

Pusat Kajian Makanan Tradisional. 2003. Strategi pengembangan makanan tradisional. Udayana Press, Universitas Udayana.

Winarno, F.G. 1993. Kumpulan Makanan Tradisional I. Pusat Kajian Makanan Tradisional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Yogaswara, W. 2000. Kepala Seksi Dokumentasi dan Publikasi Subdirektorat Registrasi dan Dokumentasi Direktorat Museum. Bagaimana Mendirikan Sebuah Museum.

Yuwono, E. 2011. Arah Pengembangan Unsoed. Disampaikan dalam Workshop pengembangan Unsoed (tidak diterbitkan).

14

Page 21: Museum Gethuk Word

LAMPIRAN

1. Ketua Kelompoka. Nama Lengkap : Asa Dayah Febrianib. Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas, 25 Februari 1993c. No. Telp : 085725591491d. Email : [email protected] e. Alamat Lengkap : Jl. Sidodadi RT 002/VII Sokaraja Tengah,

Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.

f. Prestasi : -g. Karya Ilmiah :

1. Museum Gethuk – Wahana Edukuliner Pelestarian Makanan Khas Banyumas (LKTI Unsoed 2013).

Ketua Pelaksana

(Asa Dayah Febriani)

15

Page 22: Museum Gethuk Word

2. Anggota Pelaksana Ia. Nama Lengkap : Faisal Anggi Praditab. Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 5 April 1993c. No. Telp : 085747377114d. Email : [email protected] e. Alamat Lengkap : Jl. Cendrawasih No.38 RT 04/RW 08

   Grendeng Purwokerto Utaraf. Prestasi :

1. Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas - Fakultas Biologi UNSOED (2013).

2. Juara 3 Pemateri Terbaik dalam MUN KIMI bidang Konservasi Energi di FMIPA UI, Depok (2013).

g. Karya Ilmiah :1. Revitalisasi Karang Taruna Melalui Posdaya  (Pos Pemberdayaan

Keluarga) di Desa Lambur, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga (Karya Tulis Call for Paper Youth Power 2011 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).

2. Layanan Metode Pembelajaran Taksonomi (UNYSEF, UNY 2012).3. Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai Komponen Larutan

Pulsing dalam Meningkatkan Kualitas Bunga Potong Krisan (Chrysanthemum sp.).

4. Agroforesty Polikultur Mawit (Mahoni-Cabai Rawit) Hutan Rakyat sebagai Solusi Konservasi Air, Tanah, dan Carbon Trade di Indonesia (MUN KIMI FMIPA UI 2013).

5. Rultur (Rumah Kultur) Kentang Sebagai Solusi Anti Impor dan Peningkatan Produksi Kentang di Indonesia (PENA 2013 UNDIP).

6. Museum Gethuk – Wahana Edukuliner Pelestarian Makanan Khas Banyumas (LKTI Unsoed 2013).

Anggota Pelaksana I

(Faisal Anggi Pradita)

16

Page 23: Museum Gethuk Word

3. Anggota Pelaksana IIa. Nama Lengkap : Tyas Ayu Prihatiningrumb. Tempat/Tanggal Lahir : Panutan, 12 November 1994c. No. Telp : 085768917371d. Email : tyas.ayu38 @yahoo.com e. Alamat Lengkap : Jl. Gunung Srandil Rt 04 Rw 03 Kel.

Karangwangkal Kec. Purwokerto Utara Kab. Banyumas

f. Prestasi : 1. Juara 3 Pemateri Terbaik Bidang Konservasi Energi dalam MIPA

Untuk Negeri Konfrensi Ilmuwan Muda Indonesia, FMIPA UI (2013)g. Karya Ilmiah :

1. Formulasi Sediaan Permen Pelangsing dengan Bahan Aktif Ekstrak Daun Jati Belanda (2012).

2. Agroforesty Polikultur Mawit (Mahoni-Cabai Rawit) Hutan Rakyat sebagai Solusi Konservasi Air, Tanah, dan Carbon Trade di Indonesia (MUN KIMI FMIPA UI 2013).

3. Museum Gethuk – Wahana Edukuliner Pelestarian Makanan Khas Banyumas (LKTI Unsoed 2013).

Anggota Pelaksana II

(Tyas Ayu Prihatiningrum)

17

Page 24: Museum Gethuk Word

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING

a. Nama : Dra. Hexa Apriliana, M.Si

b. NIP : 19580406 198601 2 001

c. No. Telp : 08122714244

d. E-mail : [email protected]

e. Daftar Pulikasi 2007 Peningkatan Kesejahteraan Wanita Pramuwisma di Kotatip Purwokerto Melalui Pengembangan Potensi dalam Keluarga

2008 Diversitas Tumbuhan Paku Hias Dalam Upaya Melestarikan Sumberdaya Hayati Kebun Raya Baturraden.

2009 Pengembangan Mikroalga Spirulina platensis Skala Semi Massal Sebagai Pakan Alami Larva Ikan Gurami di Desa Beji Kabupaten Banyumas

2010 Studi Kasus Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat-Obatan Tradisional Oleh Masyarakat Adat Kampung Naga Di Kabupaten Tasikmalaya

2010 Pengaruh Pengelolaan Lahan terhadap Struktur dan Fungsi Food Web Tanah : Komunitas Nematoda-Collembola

2010 Keanekaragaman Tumbuhan Lereng Selatan Gunung Slamet Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Desa Hutan Di Kecamatan Sumbang

2010 Keanekaragaman dan Pemanfaatan

18

Page 25: Museum Gethuk Word

Tanaman Buah di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas

2010. Keanekaragaman dan Pemanfaatan Cocos nucifera L. (Kelapa) yang Tumbuh di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

2010 Keanekaragaman dan Kekerabatan Fenetik Tanaman Manihot esculenta Crantz. ( Ubi Kayu) Di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas 

2010 Keanekaragaman dan Kekerabatan Fenetik Genus Solanum L. yang Tumbuh di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya

2010 Keanekaragaman Dan Etnobotani Tumbuhan Bambu Di Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari, Purbalingga.

2010 Analisis Fenetik dan Etnobotani Plumeria L. (Kamboja) di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Propinsi Bali

2011 Diversitas Species Tumbuhan Paku Hias dalam Upaya Melestarikan Sumberdaya Hayati Kebun Raya Baturraden

2011 Keanekaragaman dan Etnobotani Simplisia Nabati yang Diperdagangkan Di Kecamatan Purwanegara Banjarnegara

2011 Keanekaragaman dan Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat Adat Kampung Pulo Kabupaten Garut. 

2012 Keanekaragaman Serangga Polinator Ordo Hymenoptera Di Hutan Alam Cipendok BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur. 

19

Page 26: Museum Gethuk Word

2012 Keanekaragaman Serangga Polinator pada Tanaman Glycine soja ( L. ) Sieb. & Zucc. ( kedelai hitam ) di Kabupaten Purbalingga

2012 P Keanekaragaman Serangga Polinator pada Tanaman Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)

2013 Analisis Taksimetri Pisang (Musa Spp.)

2013 Pemanfaatan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart.) Solms. Sebagai Bahan Kerajinan Oleh Masyarakat Di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

Purwokerto, 20 November 2013

Yang menyatakan,

(Dra. Hexa Apriliana, M.Si)

20