MOTTO “We are spiritual beings having a human experience” – Pierre Teilhard de Chardin “ Gunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia, kesempatan mana sungguh sulit diperoleh” Sarasamuscaya, 6 “ Release, release all the worry, the pain and fear. Just do our best and don’t forget that God always help” - Penulis iii
13
Embed
MOTTO - sinta.unud.ac.id · pribadi terkait apa yang diharapkan terhadap pasangan pada perannya masing-masing untuk ... Penggunaan kalimat yang sederhana dengan bahasa yang digunakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MOTTO
“We are spiritual beings having a human experience” – PierreTeilhard de Chardin
“ Gunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelmamenjadi manusia, kesempatan mana sungguh sulit diperoleh”
Sarasamuscaya, 6
“ Release, release all the worry, the pain and fear. Just do our bestand don’t forget that God always help” - Penulis
iii
Karya ini dipersembahkan kepada: Orangtua tercinta Dewa Agung Ketut Sudarsana dan Putu Susy Natha Astini
iv
v
KEPUASAN PERKAWINAN PASANGAN PADA GELAHANG
Anak Agung Sri Sanjiwani Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Abstrak
Perkawinan pada gelahang merupakan suatu fenomena yang relatif baru bagi orang Bali yangberagama Hindu. Perkawinan pada gelahang dikatakan berbeda dengan dua bentukperkawinan lainnya yaitu perkawinan biasa dan nyentana. Perbedaan tersebut adalah statuspasangan yang setara yaitu sebagai purusa dan pasangan yang memilih perkawinan padagelahang akan memiliki kewajiban dan tanggung jawab ganda yang tidak dialami olehpasangan pada perkawinan biasa atau nyentana. Situasi tersebut kemudian menjadi tantangantersendiri bagi pasangan perkawinan pada gelahang. Mayoritas pasangan menginginkanhubungan perkawinan yang setara dan pasangan harus selalu menyesuaikan pemahamanpribadi terkait apa yang diharapkan terhadap pasangan pada perannya masing-masing untukmendapatkan kepuasan perkawinan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untukmengetahui dan menggali kepuasan perkawinan pasangan pada gelahang.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilandata menggunakan teknik wawancara dan observasi dengan melibatkan tiga pasangan yangmenjalani perkawinan pada gelahang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan terkaitberatnya pelaksanaan perkawinan pada gelahang tidak memengaruhi pasangan dalammengevaluasi kepuasan perkawinan. Hal ini dapat terjadi karena perkawinan pada gelahangmerupakan satu-satunya solusi bagi kedua belah pihak pasangan. Pasangan perkawinan padagelahang menunjukkan kepuasan menyangkut 1) perilaku pasangan yang sesuai denganharapan; 2) keberadaan anak yang sangat berharga; 3) hubungan yang terjalin baik denganorangtua serta mertua; dan 4) dukungan orang sekitar terkait pelaksanaan perkawinan padagelahang. Perasaan kurang puas juga dirasakan pasangan perkawinan terkait kondisi ekonomidan sifat pasangan. Penggunaan kalimat yang sederhana dengan bahasa yang digunakan dalamkeseharian menjadi saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat memudahkan pengambilandata pada responden penelitian.
Kata Kunci: Kepuasan perkawinan, perkawinan pada gelahang, kewajiban ganda
vi
MARITAL SATISFACTION IN COUPLES OF PADA GELAHANG MARRIAGE
Anak Agung Sri Sanjiwani Departement of Psychology, Faculty of Medicine, Udayana University
Abstract
Pada gelahang marriage is a phenomenon that is relatively new to the Balinese and to thosewho are Hindu. Pada gelahang marriage are told to be different than the two forms ofmarriage, including ordinary marriage and nyentana marriage. The couples that are involvedin pada gelahang marriage have equal status to those that are in purusa and couples whochose pada gelahang marriage will be having double their obligations and responsibilitiesunlike ordinary marriage nor nyentana. Those situations then lead to challenges for thecouples of pada gelahang marriage. Many couples want to have an egalitarian marriage andcouples have to harmonize their understanding in terms of their expectation from their partnerson the individual roles to achieve the satisfaction in marriage life. From that statement thisstudy aims to understand and dig in further into marital satisfaction in couples of padagelahang marriage. This study used a qualitative method with phenomenological approach. The methods that usedin collecting the data are based on interview and observation that involved three padagelahang marriage couples. The study found that their view of their performance in themarriage do not affect the couples in evaluating their marital satisfaction. This can happenbecause pada gelahang is the only solution for the couples. The couples showed that thesatisfaction of their marriage included 1) the behaviors of the couples are within theexpectation; 2) the presence of the children are valuable; 3) well established relationship withone’s parents and their parent in-law; 4) support from the society related to implementation oftheir marriage. The couples also felt dissatisfaction that related to economical situation and thecharacteristic of their partners. The use of simple sentences in daily language become asuggestion for the next researcher which simplify data’s collection on respondent.
Key words: marital satisfaction, pada gelahang marriage, double obligations.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya skripsi ini yang berjudul “Kepuasan Perkawinan pasangan Pada Gelahang” dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah berjasa dalam proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih
saya ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika SpPD KEMD selaku Rektor Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K)., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
3. Dra. Adijanti Marheni, S.Psi., M.Si, sebagai Ketua Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
4. Tience Debora Valentina, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai dosen pembimbing
akademik dan pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak arahan, ilmu
dan didikan sehingga proses pengerjaan skripsi ini berjalan dengan baik. Saya
secara pribadi juga mengucapkan terima kasih atas kesabaran ibu dalam
membimbing saya selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi.
5. Ayah dan Ibu tercinta, Dewa Agung Ketut Sudarsana dan Putu Susy Natha Astini
yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan motivasi selama pengerjaan
skripsi ini, terima kasih atas doa yang tidak terputus sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan.
6. Responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu dalam penelitian ini
dan bersedia bekerja sama hingga akhirnya skripsi dapat terselesaikan.
viii
7. Kakak dan kakak ipar Ayu Prithadewi dan Eka Antara Putra serta Ngurah Tian
Marlionsa yang telah memberikan begitu banyak bantuan selama proses
pengambilan data.
8. Kepada teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung satu sama lain dan