Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan Modul 1 Pengolahan Bahan Pustaka Sapto Siswoyo
Jul 05, 2015
Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Modul 1
Pengolahan
Bahan Pustaka
Sapto Siswoyo
PENGOLAHAN
BAHAN PUSTAKA
Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Modul 1
Sapto Siswoyo
Yayasan KupuBuku
PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA Hak cipta © Sapto Siswoyo Pemeriksa ejaan: El Adisuputra Radjatadoe Cetakan ke-1, 2013 Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002. Selama untuk tujuan non-komersial, penggandaan dan penyebarluasan materi ini sangat dianjurkan tanpa izin tertulis dari penerbit. Diterbitkan oleh: Yayasan KupuBuku Jl. Bratang Gede 6-E/11 Surabaya 60245
i
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................... v
Pendahuluan ......................................................................................... 1
1. Akuisisi ..................................................................................... 2
1.1. Cap Perpustakaan Sekolah ............................................... 2
1.2. Stempel Inventaris ............................................................. 3
1.3. Perolehan Bahan Pustaka ................................................. 4
1.4. Kegiatan Akuisisi ............................................................... 5
2. Klasifikasi ................................................................................. 6
2.1. Menentukan Subyek .......................................................... 7
2.2. Klasifikasi Persepuluhan Dewey ........................................ 8
2.3. Menentukan Nomer Klasifikasi ........................................ 11
2.4. Kegiatan Klasifikasi .......................................................... 14
3. Katalogisasi ............................................................................ 15
3.1. Lembar Katalog ............................................................... 16
3.2. Nomer Panggil ................................................................. 18
3.3. Katalog Dalam Terbitan (KDT) ......................................... 20
3.4. Kartu Katalog ................................................................... 20
3.5. Kegiatan Katalogisasi ...................................................... 27
4. Inventarisasi ........................................................................... 28
4.1. Nomer Inventaris.............................................................. 28
4.2. Inventarisasi Buku............................................................ 29
4.3. Inventarisasi Terbitan Berkala ......................................... 31
4.4. Inventarisasi Audio-Visual................................................ 33
4.5. Inventarisasi Alat Peraga ................................................. 34
4.6. Kegiatan Inventarisasi...................................................... 35
ii
5. Finalisasi ................................................................................ 36
5.1. Cap-Mengecap ................................................................ 37
5.2. Tempel-Menempel ........................................................... 37
5.3. Sampul-Menyampul ......................................................... 41
5.4. Pemajangan Koleksi ........................................................ 42
5.5. Kegiatan Finalisasi ........................................................... 44
Lampiran 1: Ringkasan DDC............................................................ 45
Ringkasan Kedua (100 Divisi) ...................................................... 45
Ringkasan Ketiga (1000 Seksi) .................................................... 48
Daftar Pustaka ................................................................................. 71
iii
Daftar Gambar
Gambar 1.1, Contoh buku yang sudah dan belum diakuisisi. ............. 2
Gambar 1.2, Contoh desain cap perpustakaan sekolah. .................... 3
Gambar 1.3, Contoh desain stempel inventaris. ................................. 3
Gambar 3.1, Contoh format lembar katalog. ..................................... 17
Gambar 3.2, Contoh deretan buku dengan nomer panggil. .............. 18
Gambar 3.3, Komponen nomer panggil. ........................................... 18
Gambar 3.4, Katalog Dalam Terbitan (KDT). .................................... 20
Gambar 3.5, Format kartu katalog. ................................................... 21
Gambar 3.6, Contoh kartu katalog pengarang pertama. ................... 22
Gambar 3.7, Contoh kartu katalog pengarang kedua. ...................... 22
Gambar 3.8, Contoh kartu katalog judul. .......................................... 23
Gambar 3.9, Contoh kartu katalog subyek. ....................................... 24
Gambar 3.10, Contoh urutan kartu katalog pengarang. .................... 25
Gambar 3.11, Contoh urutan kartu katalog judul. ............................. 26
Gambar 3.12, Contoh urutan kartu katalog subyek. ......................... 27
Gambar 5.1, Kegiatan finalisasi bersama murid-murid. .................... 37
Gambar 5.2, Penempelan nomer panggil. ........................................ 38
Gambar 5.3, Desain kartu buku. ....................................................... 39
Gambar 5.4, Contoh isian kartu buku. .............................................. 39
Gambar 5.5, Desain kantong kartu buku bentuk. .............................. 40
Gambar 5.6, Desain lembar tanggal pengembalian. ......................... 41
Gambar 5.7, Buku tanpa sampul plastik. .......................................... 42
Gambar 5.8, Contoh pemajangan koleksi pustaka. .......................... 43
Gambar 5.9, Pemajangan buku di rak. ............................................. 43
iv
Daftar Tabel
Tabel 2.1, Sepuluh kelas utama DDC. ............................................... 9
Tabel 2.2, Pembagian divisi dari kelas utama 300. ............................ 9
Tabel 2.3, Pembagian seksi dari divisi 370. ..................................... 10
Tabel 2.4, Tabel pembantu Subdivisi Standar. ................................ 11
Tabel 3.1, Contoh penulisan nomer panggil. ................................... 19
Tabel 4.1, Kolom inventarisasi buku; lembar kiri. ............................. 29
Tabel 4.2, Kolom inventarisasi buku; lembar kanan. ....................... 30
Tabel 4.3, Kolom inventarisasi terbitan berkala. .............................. 32
Tabel 4.4, Kolom inventarisasi audio-visual; lembar kiri. ................. 33
Tabel 4.5, Kolom inventarisasi audio-visual; lembar kanan. ............ 33
Tabel 4.6, Kolom inventarisasi alat peraga. ..................................... 34
Daftar Diagram
Diagram 1.1, Proses pengolahan bahan pustaka. ............................. 1
Diagram 2.1, Skema klasifikasi bahan pustaka. ................................ 6
Diagram 2.2, Nomer klasifikasi dengan Indeks Relatif. .................... 12
Diagram 2.3, Nomer klasifikasi menggunakan bagan DDC. ............ 13
Diagram 4.1, Skema nomer inventaris. ............................................ 29
Diagram 5.1, Alur kegiatan finalisasi. ............................................... 36
v
Kata Pengantar
Salam Cerdas!
Undang-Undang no. 43/2007 tentang Perpustakaan mewajibkan
sekolah untuk memiliki perpustakaan, lengkap dengan keberadaan
tenaga pustakawan/wati. Dalam kenyataannya, maksud baik ini masih
“jauh api dari panggang.” Menurut sumber yang dapat dipercaya, lebih
dari 76.000 sekolah di Indonesia belum punya perpustakaan sampai
dengan akhir tahun 2011. Peran aktif pemerintah dan masyarakat
sangat dibutuhkan guna mempercepat pengembangan perpustakaan
sekolah yang layak. Ini adalah tantangan bersama untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Menjawab tantangan ini, KupuBuku menerbitkan Tetralogi Pelatihan
Kepustakawanan. Materi pelatihan ini dirancang sebagai bahan belajar
mandiri bagi guru-guru yang mau mengembangkan perpustakaan
sekolahnya. Materi ini disusun sepraktis mungkin supaya dapat
digunakan oleh siapapun yang tidak punya latar belakang pendidikan
formal kepustakawanan. Materinya disusun ke dalam empat modul:
1. Pengolahan Bahan Pustaka;
2. Layanan Perpustakaan;
3. Operasional SLiMS; dan
4. Manajemen Perpustakaan Sekolah.
KupuBuku menyadari bila ada kekurangan dalam materi Tetralogi
Pelatihan Kepustakawanan. Itu sebabnya, KupuBuku sangat
menghargai masukan dari rekan-rekan pembaca supaya edisi
selanjutnya dapat lebih disempurnakan. Silakan kirim komentar Anda
ke [email protected]. Terima kasih atas kesediaannya memakai
materi pelatihan KupuBuku.
1
Pendahuluan
Bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan sekolah tidak secara
langsung menjadi koleksi perpustakaan. Bahan pustaka tersebut masih
harus melalui serangkaian proses pengolahan hingga dapat disebut
koleksi perpustakaan. Pengolahan bahan pustaka ini terdiri atas empat
kegiatan utama: akuisisi, klasifikasi, katalogisasi dan inventarisasi.
Proses pengolahan bahan pustaka digambarkan pada Diagram 1 di
bawah ini.
Sejak awal tahun 2000-an semakin banyak program komputer gratis
dibuat untuk membantu pengolahan bahan pustaka, misalnya:
OpenBiblio, KOHA, SLIMS. Program tersebut sangat membantu
kegiatan inventarisasi, katalogisasi dan sirkulasi. Pengetahuan dasar
pengolahan bahan pustaka, bagaimanapun juga, tetap harus dikuasai
supaya dapat menjalankan program komputer tersebut dengan baik
(dibahas lebih lanjut dalam Modul 3: SLIMS).
Modul Pengolahan Bahan Pustaka bertujuan melengkapi para
peserta dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah bahan
pustaka menjadi koleksi perpustakaan sekolah. Setelah menyelesaikan
modul ini, para peserta diharapkan mampu:
1. Menyiapkan perlengkapan dan alat-alat kerja untuk pengolahan
bahan pustaka.
2. Mengerjakan rangkaian kegiatan pengolahan bahan pustaka yang
mencakup: akuisisi, klasifikasi, katalogisasi, inventarisasi dan
finalisasi.
Diagram 1.1, Proses pengolahan bahan pustaka.
2
1. Akuisisi
Akuisisi adalah kegiatan paling awal dalam proses pengolahan bahan
pustaka. Kegiatan akuisisi bertujuan menandai sebuah bahan pustaka
sebagai milik perpustakaan sekolah. Tanda ini berupa:
1. Cap atau stempel perpustakaan sekolah.
2. Stempel inventaris.
Perhatikan gambar tumpukan buku di bawah ini. Siapa pemilik buku di
tumpukan paling atas dan paling bawah?
1.1. Cap Perpustakaan Sekolah
Stempel atau cap perpustakaan sekolah terdiri atas dua unsur:
1. Nama perpustakaan sekolah;
2. Lokasi perpustakaan (nama kota atau kabupaten).
Ukuran stempel perpustakaan sekolah disarankan tidak lebih dari 5 cm x 2
cm, supaya dapat dicap pada halaman dengan bidang kosong yang sangat
terbatas (lihat lagi Gambar 1.1). Desain cap perpustakaan sekolah dibuat
sederhana, seperti contoh di bawah ini.
Gambar 1.1, Contoh buku yang sudah dan belum diakuisisi.
Sumber foto: koleksi Sapto Siswoyo (2013).
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 3
Cap sekolah (biasanya bentuk bundar) juga dapat dipakai untuk menandai
kepemilikan bahan pustaka. Namun, perpustakaan sekolah sangat
disarankan punya stempel sendiri supaya dapat dipakai sewaktu-waktu
mengerjakan kegiatan akuisisi.
1.2. Stempel Inventaris
Stempel inventaris juga mencantumkan nama perpustakaan sekolah,
ditambah dengan beberapa baris kosong di bawahnya untuk mencantumkan
informasi dasar berikut:
nomer inventaris (dijelaskan pada bagian Inventarisasi);
nomer panggil (dijelaskan pada bagian Katalogisasi);
tanggal pencatatan;
harga perolehan.
Lebar stempel inventaris disarankan tidak lebih dari 5 cm. Tinggi baris
untuk nama perpustakaan sekolah disarankan tidak lebih dari 2 cm. Tinggi
tiap baris di bawahnya diatur sekitar 6 mm. Gambar 1.3 di bawah ini
menunjukkan contoh desain stempel inventaris dengan baris-baris kosong
(kiri) dan baris-baris yang sudah diisi data inventarisasi (kanan).
Gambar 1.2, Contoh desain cap perpustakaan sekolah.
Gambar 1.3, Contoh desain stempel inventaris.
4 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
1.3. Perolehan Bahan Pustaka
Perpustakaan sekolah dapat memperoleh bahan pustaka dengan tiga cara:
1. Beli;
2. Sumbangan atau hibah;
3. Tukar-menukar koleksi dengan perpustakaan lain.
Undang-Undang No. 43 Th. 2007 (pasal 23, ayat 6) mewajibkan sekolah
menyisihkan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional untuk
pengembangan perpustakaan. Alokasi dana ini dipakai untuk membeli bahan
pustaka dan keperluan perpustakaan lainnya, seperti honor pustakawan dan
beli perlengkapan kerja.
Bila sekolah masih belum dapat menyisihkan dana khusus untuk beli
bahan-bahan pustaka, maka sumbangan atau hibah menjadi alternatifnya.
Sumber-sumber buku hibah, antara lain:
Dinas Pendidikan (UPTD) atau Perpustakaan Daerah/Kota.
Kedua lembaga pemerintah ini biasanya punya program bagi-bagi buku
pelajaran. Silakan hubungi UPTD atau perpustakaan daerah setempat
untuk informasi lebih lanjut tentang program hibah buku.
Orangtua atau wali murid.
Sekolah dapat membuat kebijakan yang mewajibkan orangtua atau wali
murid menyumbang paling sedikit 3 judul buku bacaan, ketika anaknya
lulus. Kebijakan ini sebaiknya dibuat dengan melibatkan Komite Sekolah
dan memperhatikan kondisi ekonomi orangtua atau wali murid.
Penerbit buku.
Beberapa penerbit buku punya program tanggung jawab sosial melalui
bagi-bagi buku gratis. Sekolah biasanya diminta membuat proposal
permintaan buku. Silakan hubungi penerbit yang bersangkutan untuk
informasi lebih lanjut. Selain penerbit buku, beberapa perusahaan besar
juga punya program sejenis.
Kupubuku.NET.
Website ini menghubungkan guru pustakawan dan donatur yang mau
mendukung pengembangan perpustakaan sekolah. Guru pustakawan
dapat mempromosikan kebutuhan buku-buku untuk perpustakaan
sekolahnya melalui www.kupubuku.NET supaya menarik minat
masyarakat luas atau calon donatur.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 5
Tukar-menukar koleksi dengan perpustakaan sekolah lain, misalnya
dalam satu gugus, juga dapat meremajakan koleksi pustaka. Sekolah tidak
perlu keluar banyak biaya untuk beli bahan pustaka baru. Warga sekolah
(murid, guru maupun orangtua murid) juga masih dapat menikmati koleksi
baru dari perpustakaan lain. Perpustakaan sekolah dalam satu gugus sangat
disarankan saling membangun kerjasama yang erat supaya memudahkan
tukar-menukar koleksinya.
1.4. Kegiatan Akuisisi
1. Buat desain stempel perpustakaan sekolah dan stempel
inventaris.
2. Pesan stempel perpustakaan sekolah dan inventaris ke
tempat pembuatan stempel terdekat.
3. Usahakan kedua stempel ini dapat digunakan saat materi
Inventarisasi mulai dibahas.
6 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
2. Klasifikasi
Klasifikasi ialah kegiatan mengelompokkan koleksi pustaka secara teratur,
sesuai dengan kesamaannya. Pengelompokan ini bertujuan memudahkan
pencarian atau temu kembali koleksi pustaka yang bersangkutan.
Pengelompokan atau klasifikasi paling dasar dilakukan menurut material
(bahan baku) dan subyek/topik bahan pustaka. Pengelompokan berdasarkan
material dibedakan lagi menurut jenis kertas dan non-kertas. Pengelompokan
menurut subyek dibedakan ke fiksi dan non-fiksi; demikian seterusnya seperti
yang ditampilkan pada diagram di bawah ini.
Pengelompokan subyek koleksi pustaka dikerjakan dengan memakai
sistem klasifikasi, antara lain: Dewey Decimal Classification (DDC), Universal
Decimal Classfication (UDC) atau Library of Congress Classification (LCC).
Dari ketiga sistem klasifikasi tersebut, DDC adalah sistem yang paling
banyak digunakan oleh perpustakaan di seluruh dunia. Menurut Chowdury
dkk. (2008), lebih dari 200.000 perpustakaan di 135 negara menggunakan
sistem DDC yang sudah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa. DDC akan
dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikutnya.
Diagram 2.1, Skema klasifikasi bahan pustaka.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 7
Klasifikasi bahan pustaka terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu:
1. Menentukan subyek.
2. Menentukan nomer klasifikasi.
2.1. Menentukan Subyek
Tidak ada cara lain untuk menentukan subyek sebuah koleksi pustaka, selain
membaca, mendengarkan atau menonton koleksi yang bersangkutan. Untuk
koleksi berupa buku non-fiksi, bacalah bagian-bagian berikut supaya dapat
menentukan subyeknya dengan cepat (lihat juga Hamakonda & Tairas, 1997,
hal. 15-18):
1. Judul Buku.
Umumnya, judul buku langsung mencerminkan subyeknya. Apa kira-kira
subyek buku-buku dengan judul berikut? Melatih Anak agar Mandiri;
Sehat dengan Sayur; 30 Menu Masakan Vegan.
2. Katalog dalam terbitan (KDT).
Sebagian buku mencantumkan KDT di balik halaman judul. Subyek dan
nomer klasifikasi buku yang bersangkutan disebutkan juga dalam KDT.
3. Daftar Isi.
4. Kata Pengantar atau Pendahuluan.
5. Bibliografi (daftar pustaka).
6. Sumber-sumber lain, misal: tanya ke sesama rekan pustakawan.
Bila sebuah koleksi pustaka (khususnya buku) mencakup dua subyek atau
lebih, Hamakonda & Tairas (1997) menyarankan:
a. Kelompokkan koleksi tersebut pada subyek yang lebih banyak diuraikan;
b. Bila uraiannya sama banyak, kelompokkan pada subyek yang lebih dulu
diuraikan dalam buku, atau;
c. Pada subyek yang lebih dulu disebutkan dalam bagan DDC. Misalnya,
sebuah buku terdiri atas dua subyek: metode mengajar dan psikologi
pendidikan; kelompokkan buku tersebut pada psikologi pendidikan.
8 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
2.2. Klasifikasi Persepuluhan Dewey
Klasifikasi Persepuluhan Dewey adalah terjemahan dari Dewey Decimal
Classification (DDC). Sistem klasifikasi ini dikembangkan oleh Melvil Dewey
(1851-1931) dan diterbitkan pertama kali pada 1876. Sejak saat itu, DDC
terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Saat
ini sudah tersedia DDC versi web (WebDewey) dan dapat diakses secara
berlangganan (www.oclc.org/dewey).
DDC mengelompokkan beragam topik ilmu pengetahuan ke dalam 10
kelas utama. Kesepuluh kelas utama ini dikembangkan lagi ke dalam 10
divisi. Kesepuluh divisi ini masih dikembangkan ke 10 seksi. Kesepuluh seksi
ini masih dapat diuraikan lagi ke dalam 10 subseksi. Itu sebabnya, sistem
klasifikasi ini disebut persepuluhan atau desimal.
DDC terdiri atas tiga komponen berikut (lihat Hamakonda & Tairas, 1997:
hal. 10-12):
1. Bagan (schedule);
Mencakup notasi atau angka yang disusun ke dalam kelas utama, divisi
dan seksi. Rangkaian angka ini disebut juga nomer klasifikasi dan
mewakili subyek/topik dari semua ilmu pengetahuan manusia.
2. Indeks relatif;
Adalah daftar subyek yang diurutkan sesuai abjad dan disertai petunjuk
nomer klasifikasinya. Indeks relatif sangat membantu pencarian nomer
klasifikasi dengan cepat.
3. Tabel pembantu.
Berisi angka-angka tambahan untuk memperjelas nomer klasifikasi.
Angka dalam tabel pembantu tidak pernah digunakan secara mandiri,
tetapi selalu digabungkan dengan sebuah nomer klasifikasi.
2.2.1. Kelas Utama DDC
Sepuluh kelas utama adalah kunci dasar dari DDC dan ini harus selalu
diingat. Semakin sering menggunakan DDC, semakin cepat dan mudah pula
menghafalnya. Kelas utama DDC selalu ditulis dalam 3 angka. Notasi kelas
utama menempati posisi paling depan atau angka ratusan, seperti yang
ditampilkan pada Tabel 2.1.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 9
KELAS UTAMA DDC
SUBYEK
000 Karya umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu-ilmu sosial
400 Bahasa
500 Ilmu-ilmu murni
600 Ilmu-ilmu terapan (teknologi)
700 Kesenian dan olahraga
800 Kesusastraan
900 Sejarah, geografi dan biografi
Tabel 2.1, Sepuluh kelas utama DDC.
2.2.2. Divisi DDC
Bilangan divisi DDC menempati angka kedua atau puluhan. Contoh
pembagian divisi dari kelas utama Ilmu Sosial (300) disajikan pada Tabel 2.2
di bawah ini.
300 Ilmu-ilmu sosial
310 Statistik umum
320 Ilmu politik
330 Ilmu ekonomi
340 Ilmu hukum
350 Administrasi negara
360 Layanan sosial, asosiasi
370 Pendidikan
380 Perdagangan, komunikasi, transportasi
390 Adat istiadat dan kebiasaan
Tabel 2.2, Pembagian divisi dari kelas utama 300.
10 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
2.2.3. Seksi DDC
Bilangan seksi menempati angka ketiga atau satuan. Contoh pembagian
seksi dari divisi Pendidikan (370) ditampilkan pada Tabel 2.3 di bawah ini.
370 Pendidikan
371 Hal-hal umum tentang pendidikan
372 Pendidikan dasar
373 Pendidikan tingkat sekolah lanjutan
374 Pendidikan orang dewasa
375 Kurikulum
376 Pendidikan kaum perempuan
377 Sekolah dan agama
378 Pendidikan (perguruan) tinggi
379 Pendidikan dan agama
Tabel 2.3, Pembagian seksi dari divisi 370.
Daftar lebih lengkap pembagian divisi dan seksi DDC dapat dibaca di
Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Hamakonda & Tairas, 1997).
Sebagai pegangan dasar, modul ini hanya menyampaikan ringkasan kelas
utama dan divisi DDC (Lampiran 1) yang disadur dari karya Hamakonda &
Tairas (1997).
2.2.4. Tabel Pembantu DDC
DDC dilengkapi tabel-tabel pembantu, antara lain: Subdivisi Standar (SS);
Wilayah; Subdivisi Kesusastraan; Subdivisi Bahasa; Ras, Bangsa atau Suku
Bangsa; Bahasa Dokumen (Hamakonda & Tairas, 1997).
Klasifikasi koleksi perpustakaan sekolah pada umumnya sangat jarang
menggunakan notasi dari tabel pembantu secara rinci, selain dari tabel SS.
Notasi SS ditunjukkan pada Tabel 2.4. Tanda hubung sebelum notasi
menunjukkan bahwa angka ini tidak dapat digunakan secara mandiri, tetapi
harus dihubungkan dengan sebuah nomer klasifikasi.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 11
NOTASI SUBYEK
—01 Filsafat dan teori
—02 Aneka ragam
—03 Kamus, ensiklopedi
—04 Topik-topik khusus
—05 Terbitan berkala (serial)
—06 Organisasi dan manajemen
—07 Pendidikan, penelitian, pelatihan
—08 Sejarah
—09 Geografi, biografi
Tabel 2.4, Tabel pembantu Subdivisi Standar.
Pemakaian notasi SS dijelaskan dengan menggunakan contoh majalah
Cerdas yang diterbitkan PT. Je Pe Press Media:
1. Tentukan nomer klasifikasi bahan pustaka yang bersangkutan.
Subyek majalah Cerdas: pendidikan. Nomer klasifikasi: 370.
Majalah sama dengan terbitan berkala. Notasinya dalam tabel SS: —05.
2. Tambahkan notasi dari tabel SS ke nomer klasifikasi, dengan dipisahkan
tanda titik.
Nomer klasifikasi majalah Cerdas menjadi 370.05.
3. Lihat bagan DDC untuk memastikan nomer klasifikasi tersebut tidak
dipakai oleh subyek lainnya.
2.3. Menentukan Nomer Klasifikasi
Setelah menentukan subyek bahan pustaka, langkah selanjutnya ialah
memilih nomer klasifikasi sesuai dengan notasi DDC. Ada dua cara
menentukan nomer klasifikasi, yaitu melalui Indeks Relatif atau langsung
melihat Bagan DDC.
12 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
2.3.1. Melalui Indeks Relatif
Langkah-langkah menentukan nomer klasifikasi dengan memakai Indeks
Relatif berikut disadur dari Hamakonda & Tairas (1997:18-19):
1. Tentukan dulu subyek bahan pustaka yang bersangkutan.
2. Cari tajuk subyek tersebut dalam Indeks Relatif (lihat Hamakonda &
Tairas, 1997, hal. 202-258).
Misalnya, subyek sebuah buku adalah Pendidikan. Dalam Indeks Relatif,
subyek Pendidikan memiliki tajuk berikut:
Tajuk No. Klasifikasi
Pendidikan 370
Administrasi 371.2
Aspek sosial 370.19
Etika 370.1
Filsafat 370.1
Hukum 344.07
Institut 370.7
Moral 370.1
3. Teliti lagi rincian tajuk itu supaya tahu
aspek yang paling tepat dibahas
dalam buku yang bersangkutan.
Dalam contoh di atas, tajuk
Pendidikan memiliki 7 aspek. Salah
satunya berada dalam kelompok yang
agak beda (340).
4. Setelah menemukan aspek yang
dianggap paling tepat, periksa juga
bagan DDC untuk menguji apakah
nomor klasifikasi yang ditentukan
sudah tepat atau belum.
5. Perhatikan catatan yang diberikan
pada bagan DDC tentang tajuk yang
bersangkutan. Kalau nomernya sudah
tepat, pakailah nomer tersebut. Kalau
masih belum tepat, ulangi lagi ke
langkah nomer 2.
Diagram 2.2, Menentukan nomer
klasifikasi dengan Indeks Relatif.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 13
2.3.2. Langsung ke Bagan DDC
Buku Menjadi Ortu Cerdas, Tips Mendampingi Anak Belajar (Rosalia Emmy,
Kanisius, 2008) dipakai sebagai contoh menentukan nomer klasifikasi
dengan langsung merujuk ke bagan DDC (lihat Hamakonda & Tairas, 1997:
hal. 19-20).
1. Tentukan dulu subyeknya.
Subyek buku tersebut ada dua: keluarga dan pengasuhan anak.
2. Tentukan sementara kelas utama yang paling sesuai dengan subyek.
Subyek keluarga dan pengasuhan anak dapat dikelompokkan ke ilmu
sosial (300) dan ilmu terapan (600).
3. Tentukan divisi yang paling sesuai
dengan subyek.
Setelah kedua kelas utama tadi
dibandingkan, ternyata divisi yang
paling sesuai adalah kesejahteraan
rumah tangga dan kehidupan
keluarga (640).
4. Lihat lebih lanjut seksi yang paling
sesuai dari divisi tersebut.
Setelah melihat seluruh seksi dari
divisi 640, ada satu seksi yang paling
sesuai, yaitu mengasuh anak dan
merawat yang sakit dan yang lemah
(649). Seksi tersebut masih diuraikan
lagi ke dalam delapan subseksi dan
yang paling sesuai ialah mengasuh
anak (649.1). Gunakan notasi ini
sebagai nomer klasifikasinya.
5. Periksa juga setiap petunjuk dan
catatan yang dijumpai dalam bagan
DDC supaya dapat menentukan
nomer klasifikasi yang paling tepat.
Diagram 2.3, Menentukan nomer
klasifikasi menggunakan bagan DDC.
14 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
2.4. Kegiatan Klasifikasi
1. Pilih 10 judul buku yang berbeda.
2. Tentukan subyek tiap buku tersebut.
3. Untuk 5 buku pertama, tentukan nomer klasifikasinya
dengan melihat Indeks Relatif.
4. Untuk 5 buku berikutnya, tentukan nomer klasifikasinya
dengan melihat bagan DDC.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 15
3. Katalogisasi
Katalogisasi ialah proses pembuatan katalog atau daftar koleksi yang dimiliki
perpustakaan. Daftar ini ditata secara berurutan supaya memudahkan temu
kembali koleksi yang bersangkutan, sekaligus menggambarkan jenis koleksi
yang dimiliki oleh perpustakaan.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) sudah mengeluarkan Pedoman
Katalogisasi Indonesia yang selaras dengan AACR2 (Anglo-American
Cataloguing Rules) dan MARC 21 (Machine Readable Catalog). Aturan
katalogisasi ini memudahkan proses tukar-menukar koleksi dengan
perpustakaan lain, selama masih memakai katalogisasi yang sama. Chirgwin
(1993) membagi aturan katalogisasi ke dalam lima komponen berikut:
1. Pengarang;
Informasi nama pengarang atau editor, baik perorangan maupun
lembaga.
2. Judul;
Informasi judul buku seperti yang tertulis di halaman judul; termasuk judul
seri dan edisi buku bila memang disebutkan.
3. Impresum (penerbitan);
Informasi kota penerbit, nama penerbit dan tahun terbit.
4. Kolasi.
Informasi fisik buku, meliputi: jumlah halaman (romawi maupun arabik),
ilustrasi, daftar pustaka (bibliografi), indeks, lampiran, ukuran (tinggi buku
dalam centimeter).
5. Catatan lain-lain.
Informasi lain meliputi, misal: ISBN/ISSN, subyek, nomer panggil,
sinopsis (ringkasan isi buku).
Seiring perkembangan teknologi, saat ini semakin banyak perpustakaan
menggunakan katalog elektronik. Pengunjung memasukkan kata kunci di
komputer dan, dalam hitungan detik, program komputer menampilkan semua
koleksi perpustakaan yang sesuai. Sebelum katalog elektronik menjamur,
perpustakaan umumnya memakai kartu katalog yang dibuat dari kertas
karton (manila) ukuran 7,5 x 12,5 cm. Kartu ini dilubangi di bagian tengah,
sekitar 1 cm dari tepi bawah. Informasi koleksi perpustakaan diketik atau
ditulis tangan pada kartu katalog. Kemudian, kartu-kartu tadi disimpan di laci
katalog yang dapat diakses pengunjung. Meskipun bentuk katalog sudah
berubah, informasi yang ditampilkan tetap sama.
16 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Katalog dibuat dalam tiga kategori: pengarang, judul dan subyek. Modul
pelatihan ini menjelaskan katalogisasi dengan teknik manual. Bila teknik ini
sudah dikuasai, maka pemindahan informasi katalog manual ke program
komputer akan lebih mudah. Katalogisasi manual menggunakan alat bantu
Lembar Katalog (LK).
3.1. Lembar Katalog
Seperti namanya, Lembar Katalog berupa selembar kertas atau formulir
untuk mencatat data-data yang akan ditulis ke katalog. LK menggunakan
selembar kertas ukuran A4 yang dibagi menjadi dua halaman. Simpan LK
dengan baik supaya dapat difotokopi sewaktu-waktu dibutuhkan lagi.
LK diisi secara manual. LK yang sudah terisi selanjutnya diarsip dengan
baik supaya mudah ditemukan lagi ketika dibutuhkan lain waktu. Kalau
perpustakaan memakai program komputer, maka data-data dari LK tinggal
diketikkan ke komputer. Bila sewaktu-waktu data di komputer korup atau
rusak, arsip LK dapat digunakan untuk memperbaiki katalog elektronik.
Format LK ditunjukkan pada Gambar 3.1 di halaman berikutnya. Tepi kiri
LK dibuat lebih lebar supaya dapat dilubangi untuk tempat penyimpanan.
Kolasi menjelaskan fisik sebuah koleksi pustaka. Kotak „ilustrasi‟ dicentang
(tanda cawang), bila koleksi yang bersangkutan (khususnya buku) dilengkapi
dengan gambar atau grafis. Kotak „bibliografi‟ dicentang, bila buku yang
bersangkutan dilengkapi dengan daftar pustaka. Kotak „indeks‟ dicentang,
bila buku tersebut dilengkapi dengan indeks untuk memudahkan pencarian
topik tertentu. Kotak „lampiran‟ dicentang, bila buku yang bersangkutan
dilengkapi dengan appendiks atau lampiran. Tinggi buku dapat diganti
dengan durasi, bila koleksi yang bersangkutan berupa film atau musik.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 17
Gambar 3.1, Contoh format lembar katalog.
18 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
3.2. Nomer Panggil
Nomer Panggil (NP) digunakan untuk menandai penempatan sebuah koleksi
pustaka. NP dicetak di kertas stiker dan ditempelkan di punggung buku.
Jarak tempelnya sekitar 1-2 cm dari tepi bawah buku. Gambar 3.2 di bawah
ini menunjukkan deretan buku yang sudah dilengkapi nomer panggil (kiri)
dan tanpa nomer panggil (kanan).
NP terdiri atas tiga komponen, seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.3
di bawah ini.
Penjelasan cara penulisan nomer panggil:
1. Tambahkan FA (Fiksi Anak) di depan nomer klasifikasi karya pustaka
fiksi anak-anak.
2. Tambahkan FD (Fiksi Dewasa) di depan nomer klasifikasi karya pustaka
fiksi dewasa, seperti roman dan novel.
Gambar 3.2, Contoh deretan buku dengan dan tanpa nomer panggil.
Gambar 3.3, Komponen nomer panggil.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 19
3. Tambahkan R (Referensi) di depan nomer klasifikasi karya pustaka
referensi yang hanya untuk digunakan dalam ruang perpustakaan, antara
lain: kamus, ensiklopedi dan koleksi terbatas lainnya.
4. Bila sebuah buku ditulis oleh lebih dari satu pengarang, maka gunakan
nama pengarang yang disebut pertama kali atau editornya. Gunakan
nama penerbit untuk koleksi berupa majalah, buletin atau surat kabar.
Gunakan nama sutradara, grup musik atau penyanyi untuk koleksi
berupa film atau musik.
5. Bila karya pustaka disusun oleh sebuah lembaga atau departemen,
maka gunakan nama lembaga tersebut pada nama pengarang.
6. Untuk karya pustaka dengan judul berawalan angka, gunakan huruf
depan yang dipakai untuk membaca angka tersebut. Misalnya: 100
(dibaca seratus), maka huruf “s” ditulis pada baris ketiga nomer panggil.
Tabel 3.1 di bawah ini menunjukkan contoh penulisan nomer panggil dari
lima buku:
BUKU NOMER PANGGIL
Geoff Kewley & Pauline Latham. 100 Ide Membimbing Anak ADHD. Jakarta: Erlangga, 2011.
649 Kew
s
Teguh Santoso. Metode Membaca Secepat Kilat. Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2011.
028 San m
Tessia & Lala. Adventure in Story Land. Bandung: Noura Books, 2012.
FA 813 Tes
a
Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara, 2005.
FD 813 Toe
b
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
R 413 Pus
k
Tabel 3.1, Contoh penulisan nomer panggil.
20 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
3.3. Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Sebagian buku dilengkapi dengan Katalog Dalam Terbitan (KDT) yang
dicetak di balik halaman judul. Informasi KDT dapat dipakai untuk pembuatan
katalog koleksi yang bersangkutan. Gambar 3.4 di bawah ini menunjukkan
KDT (dalam kotak putih) yang dicetak di balik halaman judul.
3.4. Kartu Katalog
Bentuk katalog bermacam-macam, antara lain: buku, kartu dan elektronik.
Katalog buku menggunakan buku besar (seperti buku induk inventaris) untuk
mencatat semua koleksi perpustakaan. Katalog buku sangat jarang dipakai
karena tidak praktis. Seiring perkembangan teknologi perpustakaan, katalog
elektronik semakin banyak dipakai. Pencarian koleksi perpustakaan jadi lebih
mudah dan cepat. Pembuatan katalog elektronik dijelaskan lebih lanjut dalam
Modul 3: SLIMS. Bagian ini akan menjelaskan pembuatan kartu katalog.
Salah satu kelebihan kartu katalog ialah tinggal diselipkan di antara kartu-
kartu lainnya ketika ada penambahan koleksi baru. Prinsip-prinsip dalam
pembuatan kartu katalog tetap dipakai untuk membuat katalog elektronik.
Kartu untuk katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm; menggunakan kertas
karton (manila) warna putih atau terang. Jenis katalog ini butuh tempat
penyimpanan berupa lemari kecil dengan laci-laci yang muat ukuran kartu.
Informasi kartu katalog boleh diketik atau ditulis tangan. Format isian kartu
katalog ditampilkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.4, Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 21
Tajuk katalog menandai jenis katalog yang bersangkutan: pengarang,
judul atau subyek. Impresum adalah informasi penerbitan, termasuk: kota,
nama penerbit dan tahun terbit.
Contoh pembuatan kartu katalog akan menggunakan Pengantar Klasifikasi
Persepuluhan Dewey karya Hamakonda & Tairas (1997).
3.4.1. Katalog Pengarang
Katalog Pengarang mengelompokkan koleksi pustaka menurut nama
pengarang. Tajuk katalog ini diisi dengan nama pengarang. Sebuah buku
yang disusun oleh lebih dari satu pengarang harus dibuatkan kartu katalog
sesuai dengan jumlah pengarangnya. Apabila sebuah buku memiliki seorang
editor dan banyak pengarang, maka nama si editor dapat digunakan sebagai
tajuk katalog. Aturan penulisan nama pengarang pada umumnya
mendahulukan nama keluarga atau nama akhir, dipisahkan tanda koma, baru
dilanjut dengan nama depan (baca juga Lasa Hs, 2007, hal. 136-142).
Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey memiliki dua kartu katalog
pengarang. Gambar 3.6 menampilkan kartu katalog pengarang pertama.
Gambar 3.5, Format kartu katalog.
22 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Gambar 3.7 menampilkan kartu katalog pengarang kedua.
Catatan tambahan:
1. Nama pengarang setelah judul buku tidak perlu ditulis terbalik seperti
pada tajuk katalog.
Gambar 3.6, Contoh kartu katalog pengarang pertama.
Gambar 3.7, Contoh kartu katalog pengarang kedua.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 23
2. Catatan lain-lain pada bagian paling bawah menjelaskan subyek koleksi
yang bersangkutan dan nama pengarang. Ini sekaligus menunjukkan
jumlah kartu katalog yang dibuat untuk koleksi yang bersangkutan.
3.4.2. Katalog Judul
Katalog Judul mengelompokkan koleksi pustaka menurut judulnya. Bila
perpustakaan sekolah punya lebih dari satu eksemplar koleksi dengan judul
yang sama, maka cukup dibuatkan satu kartu katalog judul.
Tajuk kartu katalog judul ditulis dengan judul koleksi yang bersangkutan.
Tajuk judul ini ditulis agak ke tengah. Bagian lainnya pada kartu katalog judul
sama seperti katalog pengarang. Nama pengarang hanya diisi dengan nama
pengarang pertama atau editor. Contoh kartu katalog judul untuk Pengantar
Klasifikasi Persepuluhan Dewey ditampilkan pada Gambar 3.8.
3.4.3. Katalog Subyek
Katalog Subyek mengelompokkan koleksi pustaka menurut subyek atau
topiknya. Bila sebuah koleksi pustaka memiliki lebih dari satu subyek, maka
harus buatkan kartu katalog sesuai dengan jumlah subyeknya.
Gambar 3.8, Contoh kartu katalog judul.
24 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Tajuk kartu katalog ini diisi dengan subyek koleksi yang bersangkutan.
Bagian lainnya sama seperti kartu katalog pengarang. Gambar 3.9
menampilkan contoh kartu katalog subyek untuk Pengantar Klasifikasi
Persepuluhan Dewey .
3.4.4. Penyimpanan Kartu Katalog
Kartu-kartu katalog disimpan berdasarkan jenisnya: pengarang, judul dan
subyek. Kartu-kartu ini disusun sesuai urutan abjad, bukan urutan angka
pada nomer panggilnya. Abjad paling awal diletakkan paling depan.
Penyimpanan kartu katalog pengarang ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Nama pengarang yang dimulai dengan abjad paling awal diletakkan di depan
dan diikuti dengan nama pengarang lainnya sesuai urutan abjad.
Gambar 3.9, Contoh kartu katalog subyek.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 25
Penyimpanan kartu katalog judul ditampilkan pada Gambar 3.11. Kartu-
kartu ini diurutkan berdasarkan huruf depan judul, bukan nomer panggil
maupun nama pengarang. Judul koleksi yang berawalan angka diletakkan
paling depan, lalu diikuti dengan judul berawalan abjad paling awal dan
seterusnya.
Gambar 3.10, Contoh urutan penyimpanan kartu katalog pengarang
26 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Gambar 3.11, Contoh urutan penyimpanan kartu katalog judul.
Gambar 3.12 menampilkan urutan penyimpanan kartu katalog subyek. Kartu-kartu ini disusun sesuai dengan urutan abjad subyeknya, bukan nama pengarang, nomer panggil maupun judulnya. Perhatikan bahwa satu judul koleksi bisa jadi terdiri lebih dari satu subyek. Penyimpanannya tetap diurutkan sesuai dengan abjad depan subyek.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 27
Gambar 3.12, Contoh urutan pernyimpanan kartu katalog subyek.
3.5. Kegiatan Katalogisasi
1. Buatlah nomer panggil untuk 10 buku dari kegiatan
Klasifikasi.
2. Isilah Lembar Katalog untuk 10 buku tersebut.
3. Buatlah kartu katalog judul, pengarang dan subyek
untuk setiap buku tersebut.
28 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
4. Inventarisasi
Inventarisasi ialah pencatatan seluruh koleksi milik perpustakaan ke dalam
buku induk. Daftar inventaris yang rapi dapat menunjukkan dengan cepat
jumlah koleksi perpustakaan berdasarkan eksemplar, material atau judul.
Pencatatan koleksi perpustakaan dibedakan menurut kategorinya: buku,
terbitan berkala (majalah, buletin, surat kabar), audio-visual (kaset, VCD,
DVD), alat peraga. Program komputer pengolahan perpustakaan pada
umumnya dilengkapi juga dengan program inventarisasi. Sebelum memakai
program komputer, prinsip-prinsip inventarisasi manual dengan memakai
buku besar ukuran folio sebaiknya dikuasai lebih dulu. Inventarisasi manual
sangat bermanfaat bila sewaktu-waktu program komputer perpustakaan
bermasalah. Buku induk inventaris juga dapat digunakan sebagai pegangan
pengecekan berkala koleksi perpustakaan (stock opname).
Setiap kategori koleksi pustaka dibuatkan satu buku induk tersendiri. Bila
tidak memungkinkan, inventarisasi koleksi buku dapat digabung dengan
koleksi terbitan berkala. Inventarisasi audio-visual digabung dengan alat
peraga.
4.1. Nomer Inventaris
Pada prinsipnya, satu koleksi pustaka diberi satu nomer inventaris. Nomer
ini beda dari nomer inventaris koleksi lainnya, meskipun judulnya sama.
Sebenarnya tidak ada aturan baku dalam pemberian nomer inventaris. Tips
berikut ini merupakan panduan umum dalam membuat nomer inventaris:
1. Terdiri atas deretan angka.
Ini memudahkan pembuatan barcode bila perpustakaan sekolah
sewaktu-waktu menerapkan komputerisasi layanan.
2. Menunjukkan kategori bahan pustaka.
Kategori ini ditampilkan dalam bentuk angka, misalnya: 1 (buku), 2
(terbitan berkala), 3 (audio-visual), 4 (alat peraga).
3. Memiliki nomer urut inventaris.
Untuk mengantisipasi penambahan koleksi perpustakaan, nomer urut
inventaris sebaiknya langsung menggunakan 5 deret angka. Setiap
kategori bahan pustaka dibuatkan nomer urut inventaris sendiri.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 29
4. Menunjukkan sumber perolehan koleksi.
Sumber perolehan koleksi juga ditampilkan dalam bentuk angka,
misalnya: 1 (beli), 2 (sumbangan), 3 (tukar koleksi).
Susunan nomer inventaris koleksi pustaka digambarkan pada Diagram 4.1
di bawah ini.
Cara menginventaris koleksi perpustakaan menurut jenisnya dijelaskan
lebih lanjut di bawah ini.
4.2. Inventarisasi Buku
Buatlah 17 kolom ke dalam buku induk (lihat Tabel 4.1). Kolom-kolom ini dibuat
pada 2 lembar kertas (kiri dan kanan), yang menampilkan 1 halaman sekaligus.
Lembar sebelah kiri terdiri atas 7 kolom berikut:
No. Urut
Tanggal No. Inventaris
Judul Pengarang Impresum No. Panggil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tabel 4.1, Kolom inventarisasi buku; lembar kiri.
Keterangan kolom tabel:
1. Nomer urut (kolom 1) diisi dengan urutan ketika mencatatkan sebuah
buku, misalnya: 1, 2, 3 dan seterusnya. Kolom ini juga menunjukkan
jumlah eksemplar buku yang dimiliki perpustakaan.
Diagram 4.1, Skema nomer inventaris.
30 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
2. Tanggal (kolom 2) diisi dengan tanggal ketika buku yang bersangkutan
dicatat dalam buku induk. Tanggal ini ditulis pada cap inventaris, seperti
yang akan dijelaskan kemudian pada bagian Finalisasi.
3. Nomer inventaris (kolom 3) diisi seperti penjelasan bagian sebelumnya.
Satu eksemplar buku diberi satu nomer inventaris, meskipun judulnya
sama.
4. Untuk buku yang baru pertama kali diinventarisasi, judulnya ditulis
lengkap pada kolom 4. Subjudul boleh diabaikan. Bila ada buku baru
dengan judul sama, maka penulisan judulnya boleh disingkat dengan
menambah tanda titik-titik. Contoh, Pengantar Klasifikasi Persepuluhan
Dewey dapat disingkat “Pengantar Klasifikasi ...” Cantumkan juga edisi
buku yang bersangkutan, bila ada.
5. Nama pengarang (kolom 5) ditulis sesuai dengan aturan katalogisasi.
Untuk pengarang individu, nama akhirnya ditulis lebih dulu, dipisahkan
tanda koma, lalu dilanjutkan nama depan; misal: Siswoyo, Sapto. Untuk
pengarang lembaga atau departemen, tulislah namanya tanpa harus
dibalik.
6. Impresum (kolom 6) berisi informasi penerbitan, antara lain: kota terbit,
nama penerbit dan tahun terbitan; misal: Surabaya: KupuBuku, 2013.
7. Nomer panggil (kolom 7) sekaligus berfungsi menunjukkan lokasi buku
yang bersangkutan. Penjelasan tentang nomer panggil silakan dilihat
lagi pada bagian Katalogisasi.
Lembar sebelah kanan terdiri atas 10 kolom (lihat Tabel 4.2). Sebagian
besar isinya berupa data-data untuk statistik perpustakaan. Di bagian baris
paling bawah, jumlahkan angka-angka pada kolom judul baru, sumber dan
bahasa supaya mengetahui dengan cepat jumlah koleksi perpustakaan
berdasarkan kategori tersebut. Pindahkan hasil penjumlahan ini pada baris
paling atas di halaman inventarisasi berikutnya.
Jdl. Baru
Sumber Bahasa Harga Keterangan
B H T Ket. Ind. Ing. Lain2
(8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
Tabel 4.2, Kolom inventarisasi buku; lembar kanan.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 31
Keterangan kolom tabel:
1. Judul Baru (kolom 8) diisi dengan angka 1 atau 0. Angka 1
menandakan judul buku yang bersangkutan baru dicatat dalam daftar
inventaris. Angka 0 (atau kosongkan kolom ini) menandakan judul buku
yang bersangkutan pernah dicatat.
2. Sumber (kolom 9-11) menjelaskan asal atau perolehan buku yang
bersangkutan; B = beli, H = hibah (sumbangan), T = tukar koleksi.
Kolom 9-11 juga diisi dengan angka 1 atau 0 (kosong), sesuai dengan
sumber buku tersebut. Kolom Ket. (12) diisi dengan nama toko buku,
penyumbang atau perpustakaan sekolah lainnya.
3. Bahasa (kolom 13-15) masih diisi dengan angka 1 atau 0 (kosong); Ind
= bahasa Indonesia, Ing = bahasa Inggris, Lain2 = bahasa selain
Indonesia dan Inggris. Untuk buku yang ditulis dalam dua bahasa
(Indonesia dan Inggris), isilah kolom “Ind” dan “Ing” dengan angka 1.
4. Harga (kolom 16) diisi dengan harga pembelian buku. Bila buku yang
bersangkutan berasal dari sumbangan atau tukar koleksi dan tidak ada
label harganya, kosongkan saja kolom ini.
5. Keterangan (Kolom 17) dibuat agak lebar. Kolom ini menjelaskan
kondisi terbaru koleksi yang bersangkutan, misalnya: ditukarkan ke
perpustakaan sekolah lainnya atau tidak ditemukan saat stock opname
berlangsung.
4.3. Inventarisasi Terbitan Berkala
Gunakan 1 lembar halaman buku besar folio untuk inventarisasi 1 judul
majalah, surat kabar, bulletin atau terbitan berkala lainnya. Inventarisasi
terbitan berkala juga dapat menggunakan selembar kertas karton (manila),
ukuran A4. Kolom-kolom inventarisasi terbitan berkala ditampilkan pada
Tabel 4.3. Bila halaman vertikal (tegak) tidak cukup untuk kolom-kolom
berikut, maka aturlah halaman buku besar menjadi horisontal (mendatar).
32 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Judul: ...............................................................................................
Periode terbit: ...............................................................................................
Impresum: ...............................................................................................
Bahasa: ...............................................................................................
ISSN: ...............................................................................................
No. Panggil: ...............................................................................................
Tanggal No.
Inventaris Edisi Sumber Harga Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tabel 4.3, Kolom inventarisasi terbitan berkala.
Keterangan tabel:
1. Informasi dasar terbitan berkala ditulis pada baris paling atas. Bagian ini
tidak akan berubah, sekalipun ada penambahan koleksi terbitan yang
baru.
ISSN (International Standard Serial Number) mirip dengan ISBN untuk
buku. Bila sebuah terbitan berkala tidak punya ISSN, maka kosongkan
bagian ini.
2. Tanggal (kolom 1), No. Inventaris (kolom 2), Harga (kolom 5) dan
Keterangan (kolom 6) diisi seperti pada kolom inventarisasi buku. Satu
eksemplar majalah diberi satu nomer inventaris, meskipun edisinya
sama.
3. Edisi (kolom 3) diisi dengan tahun dan volume penerbitan koleksi yang
bersangkutan, misalnya: th. XXVI, vol. 10. Tahun di bagian ini mengacu
pada sudah berapa lama terbitan yang bersangkutan beredar. Untuk
surat kabar harian, kolom edisi diisi dengan tanggal terbitnya.
4. Sumber (kolom 4) dapat langsung diisi dengan singkatan perolehan
koleksi yang bersangkutan dan sumbernya, misal “B: TB KupuBuku”.
Artinya, koleksi tersebut dibeli dari toko buku KupuBuku.
5. Bila beberapa terbitan berkala dijilid jadi sebuah bundel, maka coretlah
baris koleksi yang bersangkutan. Kemudian, isilah kolom Keterangan
dengan nomer inventaris dan nomer panggil yang baru serta tanggal
perubahannya.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 33
4.4. Inventarisasi Audio-Visual
Kolom-kolom untuk inventarisasi audio-visual dibuat pada 2 lembar yang
saling berhadapan, mirip dengan tabel inventarisasi buku.
Lembar kiri halaman inventarisasi audio-visual terdiri atas 7 kolom, seperti
yang ditampilkan pada Tabel 4.4 di bawah ini.
No. Urut
Tanggal No.
Inventaris Judul
Penanggung Jawab
No. Panggil Judul Baru
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TOTAL
Tabel 4.4, Kolom inventarisasi audio-visual; lembar kiri.
Penanggung Jawab (kolom 5) diisi dengan nama sutradara (untuk koleksi
film), nama penyanyi (untuk koleksi lagu/musik) atau nama pembuat (untuk
koleksi program komputer). Kolom-kolom lainnya diisi seperti pada kolom
inventarisasi buku.
Lembar kanan halaman inventarisasi audio-visual terdiri atas 11 kolom,
seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.5 di bawah ini. Sebagian besar isinya
berupa data-data statistik perpustakaan. Di bagian baris paling bawah,
jumlahkan angka-angka pada kolom Material (8-10), Sumber (11-13) dan
Bahasa (15-17) supaya mengetahui dengan cepat jumlah koleksi
perpustakaan berdasarkan kategori tersebut. Pindahkan hasil penjumlahan
ini pada baris paling atas di halaman inventarisasi berikutnya.
Material Sumber Bahasa Harga
Ketera
ngan Kas. CD-
ROM VCD / DVD
B H T Ket. Ind. Ing. Lain2
(8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
Tabel 4.5, Kolom inventarisasi audio-visual; lembar kanan.
Material (kolom 8-10) menjelaskan jenis bahan koleksi yang
bersangkutan. Masukkan angka 1 atau 0 (kosong) pada kolom yang sesuai.
34 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Kas. (kolom 8) dipakai untuk koleksi yang terbuat dari pita kaset, baik berupa
kaset lagu (audio) maupun kaset film (audio-video). CD-ROM (kolom 9)
dipakai untuk koleksi berupa program komputer atau lagu-lagu (CD audio).
VCD/DVD (kolom 10) digunakan untuk koleksi film. Isian untuk kolom-kolom
lainnya sama dengan penjelasan pada kolom inventarisasi buku.
4.5. Inventarisasi Alat Peraga
Tabel inventarisasi alat peraga dibuat pada 1 lembar halaman buku besar
folio, yang terdiri atas 11 kolom. Bila halaman vertikal tidak dapat
menampung semua kolom, maka buatlah kolom-kolom tersebut menjadi
horisontal.
No. Urut
Tanggal No.
Inventaris
Nama Alat
Peraga Bahan
Sumber Harga Keterangan B H T Ket.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tabel 4.6, Kolom inventarisasi alat peraga.
Penjelasan kolom tabel inventarisasi alat peraga:
1. Nama Alat Peraga (kolom 4) diisi sesuai nama yang tercantum pada
alat peraga yang bersangkutan atau tujuan alat peraga tersebut.
Contoh, alat peraga berupa poster peta dunia. Namanya ditulis “Peta
Dunia.”
2. Bahan (kolom 5) diisi dengan jenis alat peraga yang bersangkutan,
misalnya: poster, miniatur, patung dan sebagainya. Kalau mau, kolom
ini dapat diuraikan lagi seperti pada kolom Material inventarisasi audio-
visual.
3. Kolom-kolom lainnya diisi sesuai dengan penjelasan pada inventarisasi
buku.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 35
4.6. Kegiatan Inventarisasi
Meskipun inventarisasi mencakup semua bahan pustaka, kegiatan kali ini
akan fokus pada inventarisasi buku. Stempel perpustakaan sekolah dan
inventaris diharapkan sudah dapat dipakai untuk kegiatan inventarisasi.
1. Buat tabel inventarisasi koleksi buku, terbitan berkala,
audio-visual dan alat peraga pada buku induk.
2. Catat 10 buku dari kegiatan Klasifikasi dan Katalogisasi
ke dalam buku induk inventaris.
3. Cap 10 buku tersebut dengan stempel perpustakaan
sekolah dan inventaris. Stempel ini boleh dicap pada
halaman judul atau di balik halaman judul.
4. Tulis nomer inventaris, nomer panggil, tanggal inventaris
dan harga perolehan buku yang bersangkutan dalam
cap stempel inventaris.
36 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
5. Finalisasi
Setelah melalui tahap finalisasi, sebuah koleksi pustaka dapat ditempatkan di
rak dan digunakan oleh anggota perpustakaan. Finalisasi terdiri atas tiga
kegiatan utama: mengecap, menempel dan memajang. Alur kegiatan
finalisasi ditampilkan pada Diagram 5.1 di bawah ini.
Kegiatan finalisasi dapat melibatkan murid-murid karena kegiatan ini tidak
terlalu menuntut pengetahuan dan keterampilan kepustakawanan. Endang
Bernadetta, guru pustakawati SMAN 2 Wonogiri, melibatkan murid-muridnya
di perpustakaan melalui kegiatan ekstrakurikuler (lihat Gambar 5.1). Para
murid dibimbing untuk mengecap, menempel dan memajang koleksi
perpustakaan dengan benar.
Diagram 5.1, Alur kegiatan finalisasi.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 37
5.1. Cap-Mengecap
Pastikan bahwa koleksi perpustakaan sudah dicap stempel perpustakaan
dan inventaris. Ini menandakan kepemilikan perpustakaan sekolah. Stempel
inventaris dapat dicap pada halaman judul atau di baliknya. Lalu, tuliskan
data-data inventarisasi dalam cap inventaris.
Stempel perpustakaan sekolah ini dicapkan di tempat-tempat yang mudah
terlihat, antara lain: samping buku (khususnya buku-buku tebal), halaman di
nomer-nomer tertentu (misalnya: nomer 7, 15 dan seterusnya).
5.2. Tempel-Menempel
Tiga komponen yang perlu ditempelkan pada buku:
1. Nomer panggil.
2. Kartu buku dan kantong kartu.
3. Lembar tanggal pengembalian.
Gambar 5.1, Kegiatan finalisasi bersama murid-murid.
Sumber foto: koleksi Endang Bernadetta (2011).
38 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Tidak ada aturan baku untuk ukuran label nomer panggil. Prinsipnya,
nomer panggil ini terlihat jelas. Supaya memudahkan penempelan, gunakan
kertas HVS stiker untuk pencetakan label nomer panggil. Jarak tempel label
sekitar 1-2 cm dari tepi bawah punggung buku supaya terlihat rapi, seperti
yang terlihat pada Gambar 5.2 di bawah ini.
5.2.1. Kartu Buku dan Kantong Kartu
Kartu buku dibuat dari kertas karton (manila). Ukurannya sama seperti kartu
katalog: 7,5 cm x 12,5 cm. Cetakannya dibuat bolak-balik pada satu lembar
kartu (lihat Gambar 5.3).
Gambar 5.2, Penempelan nomer panggil.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 39
Titik-titik kosong, di pojok kiri atas
sisi depan, diisi dengan nomer panggil.
Titik-titik kosong di sebelah kanannya
diisi dengan judul buku, nama
pengarang dan nomer inventaris.
Contoh penulisan kartu buku untuk
Pengantar Persepuluhan Klasifikasi
Dewey ditunjukkan pada Gambar 5.4
di samping.
Setiap koleksi pustaka yang mau
dipinjamkan ke anggota perpustakaan
harus dibuatkan sebuah kartu buku.
Koleksi pustaka yang hanya untuk
dibaca dalam ruangan (misalnya buku
referensi, majalah, surat kabar) tidak
perlu dibuatkan kartu buku.
Gambar 5.3, Desain kartu buku.
Gambar 5.4, Contoh isian kartu buku.
40 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Kantong kartu adalah pasangan kartu buku. Fungsinya untuk menyelipkan
kartu buku. Kantong kartu dapat dibuat dari kertas kalender bekas, HVS atau
kertas sejenis (Lasa Hs, 2007). Bentuknya bisa segitiga atau segiempat;
asalkan dapat dipakai untuk menyimpan kartu buku. Desain kantong kartu
bentuk segiempat ditampilkan pada gambar di bawah ini.
Kantong kartu boleh ditempel pada halaman paling depan atau paling
belakang. Prinsipnya, kantong kartu ditempel pada bidang kosong dan
sebisa mungkin tidak menghalangi tulisan atau gambar dalam buku.
Kartu buku yang sudah diisi dengan nomer panggil, judul buku, nama
pengarang dan nomer inventaris, selanjutnya diselipkan ke kantong kartu.
Cara penggunaan kartu buku dijelaskan lebih lanjut pada bagian Sirkulasi
(Modul 2: Layanan Perpustakaan).
5.2.2. Lembar Tanggal Pengembalian
Lembar tanggal pengembalian dipasang untuk mengingatkan batas akhir
peminjaman koleksi pustaka. Lembar ini ditempel pada halaman yang sama
dengan kantong kartu atau di halaman sebelahnya. Lembar tanggal
pengembalian hanya ditempel pada koleksi pustaka yang akan dipinjamkan
ke anggota. Koleksi referensi tidak perlu ditempeli lembar ini. Contoh desain
lembar tanggal pengembalian ditampilkan pada Gambar 5.6.
Gambar 5.5, Desain kantong kartu buku bentuk segiempat.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 41
5.3. Sampul-Menyampul
Apa buku-buku koleksi perpustakaan harus disampul plastik?
Sampul plastik dapat mempertahankan sampul buku tetap bersih.
Kerapiannya pun tetap terjaga. Namun, sampul plastik butuh biaya. Bila
sampulnya sudah tidak bisa dipakai lagi, sampul plastik akan menjadi
sampah yang mengganggu lingkungan. Sampah plastik baru dapat terurai
dalam tanah lebih dari 50 tahun.
Berdasarkan pertimbangan ekonomi dan lingkungan, buku koleksi
perpustakaan tidak harus disampul plastik. Konsekuensinya, semua anggota
perpustakaan diberi tahu supaya menjaga kebersihan dan kerapian buku-
buku yang dipinjamnya. Bila buku-buku perpustakaan tidak disampul plastik,
maka label nomer panggilnya dilapisi selotip bening, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 5.7.
Gambar 5.6, Desain lembar tanggal pengembalian.
42 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
5.4. Pemajangan Koleksi
Koleksi yang dipajang di rak-rak menandakan sudah dapat digunakan oleh
anggota, baik untuk dibaca dalam ruang perpustakaan maupun dipinjam
bawa pulang. Pemajangan atau penempatan koleksi di rak sama seperti
penataan kartu-kartu katalog: teratur dan berurutan.
Koleksi perpustakaan dikelompokkan dan dipajang berdasarkan jenis
kategorinya: buku referensi, buku non-fiksi, buku fiksi, terbitan berkala, audio-
visual. Koleksi-koleksi ini disusun seperti berikut:
1. Mulai dengan kolom rak paling atas sampai ke kolom paling bawah, dari
kiri ke kanan.
2. Bila sebuah kolom rak sudah terisi secukupnya, lanjutkan ke kolom di
bawahnya, mulai lagi dari kiri ke kanan.
3. Koleksi dengan nomer klasifikasi yang paling kecil, abjad nama
pengarang dan satu huruf judul buku yang paling awal, dipajang lebih
dulu di sebelah paling kiri dan terus berurutan dengan nomer klasifikasi
yang lebih besar di sebelah kanannya.
Gambar 5.7, Buku tanpa sampul plastik.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 43
Gambar 5.8 di bawah ini menampilkan contoh susunan pemajangan
koleksi perpustakaan, mulai dari sebelah kiri dengan nomer panggil terkecil
dan abjad nama pengarang paling awal.
Lasa Hs (2007: 156) menambahkan (lihat juga Gambar 5.9):
1. Buku disusun berjajar, tidak
ditumpuk.
2. Kolom rak buku tidak diisi
penuh supaya mudah ditata
ulang saat ada tambahan
koleksi baru.
3. Gunakan standar untuk
menopang buku di sebelah
paling kanan.
4. Desain rak buku menyediakan
sirkulasi udara yang baik.
Gambar 5.8, Contoh susunan pemajangan koleksi pustaka.
Gambar 5.9, Pemajangan buku di rak.
44 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
5.5. Kegiatan Finalisasi
1. Cap 10 buku yang sudah dikatalogisasi dengan stempel
perpustakaan sekolah dan stempel inventaris.
2. Lengkapi isian kartu buku untuk 10 buku tersebut.
3. Tempel kartu buku, kantong buku dan lembar tanggal
pengembalian pada 10 buku tersebut.
4. Susun 10 buku tersebut di rak buku.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 45
Lampiran 1: Ringkasan DDC
Ringkasan Kedua (seratus divisi) dan Ketiga (seribu seksi) DDC ini disadur
dari Hamakonda & Tairas (1997: 58-81). Perlu diingat bahwa tidak semua
notasi atau bilangan digunakan dalam Ringkasan DDC. Bilangan yang tidak
terpakai diberi penjelasan “tidak digunakan”.
Divisi Agama (200) dari DDC ditujukan untuk karya-karya kekristenan. Hal
ini dapat dimaklumi karena latar belakang sosial-keagamaan Dewey. Pada
tahun 1987, Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mengeluarkan Surat Keputusan Bersama tentang Adaptasi dan Perluasan
DDC Seksi Agama Islam (Lasa Hs, 2007). Klasifikasi karya-karya Islam diberi
notasi 2X0 (lihat juga Lasa Hs, 2007:108-125 dan Hamakonda & Tairas,
1997:98-100).
Ringkasan Kedua (100 Divisi)
000 KARYA UMUM
010 Bibliografi
020 Ilmu perpustakaan dan
informasi
030 Ensiklopedi umum
040 tidak digunakan
050 Terbitan berseri umum
060 Organisasi umum dan
museum
070 Jurnalisme, penerbitan
dan surat kabar
080 Kumpulan karya-karya
umum (antologi)
090 Naskah-naskah dan buku-
buku langka
100 ILMU FILSAFAT
110 Metafisika
120 Epistemologi
130 Fenomena paranormal
140 Pandangan-pandangan
filsafat khusus
150 Psikologi
160 Logika
170 Etika
180 Filsafat kuno, abad
pertengahan, filsafat Timur
190 Filsafat Barat modern
200 AGAMA
210 Agama alamiah
220 Alkitab (kitab suci Kristen)
230 Teologi Kristen
240 Moral kekristenan
250 Gereja lokal
260 Teologi sosial Kristen
270 Sejarah gereja
280 Denominasi dan sekte-
sekte Kristen
290 Agama-agama lain dan
perbandingan agama
46 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
300 ILMU SOSIAL
310 Statistik umum
320 Ilmu politik
330 Ilmu ekonomi
340 Ilmu hukum
350 Administrasi negara
360 Layanan sosial, asosiasi
370 Pendidikan
380 Perdagangan, komunikasi,
transportasi
390 Adat istiadat dan
kebiasaan
400 BAHASA
410 Bahasa Indonesia
420 Bahasa Inggris
430 Bahasa Jerman
440 Bahasa Perancis
450 Bahasa Italia
460 Bahasa Spanyol dan
Portugis
470 Bahasa Latin
480 Bahasa Yunani
490 Bahasa-bahasa lain
500 ILMU MURNI (SAINS)
510 Matematika
520 Astronomi (benda langit)
530 Fisika
540 Kimia
550 Bumi dan dunia lain
560 Paleontologi
570 Ilmu-ilmu tentang
kehidupan
580 Ilmu-ilmu tentang
tumbuhan (botani)
590 Ilmu-ilmu tentang hewan
600 ILMU TERAPAN
(TEKNOLOGI)
610 Ilmu kedokteran
620 Ilmu teknik
630 Pertanian, perkebunan
640 Kesejahteraan rumah
tangga
650 Manajemen
660 Teknologi kimia
670 Pabrik, industri
680 Pembuatan produk untuk
penggunaan khusus
690 Bangunan
700 KESENIAN
710 Seni perkotaan dan
pertamanan
720 Arsitektur
730 Seni plastik dan seni pahat
patung
740 Menggambar dan seni
dekorasi
750 Seni lukis dan lukisan
760 Seni grafika (percetakan)
770 Fotografi
780 Musik
790 Seni rekreasi dan
pertunjukan
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 47
800 KESUSASTRAAN
810 Sastra Indonesia
820 Sastra Inggris
830 Sastra Jerman
840 Sastra Perancis
850 Sastra Italia
860 Sastra Spanyol dan
Portugis
870 Sastra Latin
880 Sastra Yunani
890 Sastra lain-lain
900 GEOGRAFI & SEJARAH
910 Geografi dan kisah
perjalanan
920 Biografi
930 Sejarah dunia purba
940 Sejarah umum Eropa
950 Sejarah umum Asia
960 Sejarah umum Afrika
970 Sejarah umum Amerika
Utara
980 Sejarah umum Amerika
Selatan
990 Sejarah umum benua lain
48 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
Ringkasan Ketiga (1000 Seksi)
000 KARYA UMUM
000 KARYA UMUM
001 Ilmu pengetahuan umum
002 Buku
003 Sistem-sistem
004 Pengolahan data,
komputer
005 Program komputer
006 Metode komputer khusus
007 tidak digunakan
008 tidak digunakan
009 tidak digunakan
010 BIBLIOGRAFI
011 Bibliografi umum
012 Bibliografi karya
perorangan
013 Bibliografi kelompok
pengarang khusus
014 Bibliografi karya anonim
dan pseudonim
015 Bibliografi karya-karya
wilayah
016 Bibliografi subyek
017 Katalog subyek umum
018 Katalog pengarang
019 Katalog bentuk kamus
020 ILMU PERPUSTAKAAN DAN
INFORMASI
021 Hubungan-hubungan
perpustakaan
022 Gedung perpustakaan
023 Personalia perpustakaan
024 tidak digunakan
025 Pelayanan dan
pengelolaan perpustakaan
026 Perpustakaan khusus
027 Perpustakaan umum
028 Membaca
029 tidak digunakan
030 ENSIKLOPEDI UMUM
031 Ensiklopedi dalam bahasa
Indonesia
032 Ensiklopedi dalam bahasa
Inggris
033 Ensiklopedi dalam bahasa
Jerman
034 Ensiklopedi dalam bahasa
Perancis
035 Ensiklopedi dalam bahasa
Italia
036 Ensklopedi dalam bahasa
Spanyol dan Portugis
037 Ensiklopedi dalam bahasa
Slavia
038 Ensiklopedi dalam bahasa
Skandinavia
039 Ensiklopedi dalam bahasa
lain-lain
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 49
040 tidak digunakan
050 TERBITAN BERSERI UMUM
051 Dalam bahasa Indonesia
052 Dalam bahasa Inggris
053 Dalam bahasa Jerman
054 Dalam bahasa Perancis
055 Dalam bahasa Italia
056 Dalam bahasa Spanyol
dan Portugis
057 Dalam bahasa Slavia
058 Dalam bahasa
Skandinavia
059 Dalam bahasa lain-lain
060 ORGANISASI UMUM &
MUSEUM
061 Di Indonesia
062 Di Inggris
063 Di Jerman
064 Di Perancis
065 Di Italia
066 Di Spanyol dan Portugis
067 Di Rusia dan Eropa Timur
lainnya
068 Di tempat lain-lain
069 Museologi (ilmu museum)
070 JURNALISME,
SURAT KABAR
071 Di Indonesia
072 Di Inggris
073 Di Jerman
074 Di Perancis
075 Di Italia
076 Di Spanyol dan Portugis
077 Di Rusia dan Eropa Timur
lainnya
078 Di Skandinavia
079 Di wilayah lain
080 KUMPULAN KARYA UMUM
081 Dalam bahasa Indonesia
082 Dalam bahasa Inggris
083 Dalam bahasa Jerman
084 Dalam bahasa Perancis
085 Dalam bahasa Italia
086 Dalam bahasa Spanyol
dan Portugis
087 Dalam bahasa Slavia
088 Dalam bahasa
Skandinavia
089 Dalam bahasa-bahasa lain
090 NASKAH-NASKAH DAN
BUKU LANGKA
091 Naskah (manuskrip)
092 Buku-buku blok
093 Inkunabula
094 Buku-buku tercetak
095 Buku-buku jilidan khusus
096 Buku-buku ilustrasi khusus
097 Buku-buku pemilik khusus
atau asal mula
098 Buku-buku terlarang,
pemalsuan, penipuan
099 Buku-buku format khusus
50 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
100 FILSAFAT DAN PSIKOLOGI
100 FILSAFAT
101 Aneka filsafat
102 Aneka ragam filsafat
103 Kamus, ensiklopedi dan
konkordansi
104 tidak digunakan
105 Terbitan berseri (majalah)
106 Organisasi di bidang
filsafat
107 Pendidikan dan penelitian
dalam filsafat
108 Pengolahan filsafat di
antara kelompok-kelompok
orang
109 Sejarah filsafat
110 METAFISIKA
111 Ontologi
112 tidak digunakan
113 Kosmologi
114 Ruang
115 Waktu
116 Perubahan
117 Struktur
118 Gaya dan energi
119 Bilangan dan kuantitas
120 EPISTEMOLOGI
121 Teori ilmu pengetahuan
122 Sebab-akibat
123 Deteminisme dan
indeterminisme yang
berkaitan
124 Teleologi
125 tidak digunakan
126 Diri dan kepribadian
127 Alam bawah sadar
128 Manusia
129 Asal mula dan nasib jiwa
manusia
130 FENOMENA PARANORMAL
131 Metode perdukunan untuk
mencapai sukses
132 tidak digunakan
133 Para-psikologi dan
okultisme
134 tidak digunakan
135 Mimpi dan misteri
136 tidak digunakan
137 Grafologi kedewaan
138 Fisiognomi
139 Frenologi
140 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
KHUSUS
141 Idealisme
142 Filsafat kritis
143 Intuisionisme dan
Bergsonisme
144 Humanisme dan yang
berkaitan
145 Sensasionalisme
146 Naturalisme dan yang
berkaitan
147 Panteisme dan sistem-
sistemnya
148 Liberalisme, ekletisisme,
tradisionalisme
149 Lain-lain sistem filsafat
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 51
150 PSIKOLOGI
151 tidak digunakan
152 Persepsi, gerakan, emosi
153 Proses mental dan
intelegensi
154 Alam bawah sadar dan
keadaan yang berubah
155 Psikologi diferensial dan
perkembangan
156 Psikologi perbandingan
157 tidak digunakan
158 Psikologi terapan
159 tidak digunakan
160 LOGIKA
161 Induksi
162 Deduksi
163 tidak digunakan
164 tidak digunakan
165 Keliru pikir dan sumber
kesalahan
166 Silogisme
167 Hipotesa
168 Argumen dan persuasi
169 Analogi
170 ETIKA (FILSAFAT MORAL)
171 Sistem dan doktrin
172 Etika politik
173 Etika hubungan keluarga
174 Etika ekonomi dan
profesional
175 Etika di bidang rekreasi,
hiburan
176 Etika seksual
177 Etika hubungan sosial
178 Etika konsumsi
179 Lain-lain norma etik
180 FILSAFAT KUNO, ABAD
PERTENGAHAN, FILSAFAT
TIMUR
181 Filsafat Timur
182 Filsafat Yunani sebelum
Sokrates
183 Sofisme dan Sokrates
184 Plato
185 Aristoteles
186 Skeptis dan
Neoplatonisme
187 Epikuria
188 Stoik
189 Filsafat Barat abad
pertengahan
190 FILSAFAT BARAT MODERN
191 Filsafat Amerika Serikat
dan Kanada
192 Filsafat Inggris
193 Filsafat Jerman dan
Austria
194 Filsafat Perancis
195 Filsafat Italia
196 Filsafat Spanyol dan
Portugis
197 Filsafat Rusia
198 Filsafat Skandinavia
199 Filsafat dari wilayah
lainnya
52
200 AGAMA
200 AGAMA
201 Filsafat kekristenan
202 Aneka ragam kekristenan
203 Kamus kekristenan
204 Topik-topik khusus
205 Terbitan berseri
kekristenan
206 Organisasi kekristenan
207 Pendidikan, penelitian
dalam kekristenan
208 Pengolahan di antara
kelompok-kelompok orang
209 Sejarah kekristenan
210 AGAMA ALAMIAH
211 Konsep tentang Tuhan
212 Eksistensi dan sifat Tuhan
213 Ciptaan
214 Teodisi
215 Sains dan agama
216 Kebaikan dan kejahatan
217 tidak digunakan
218 Manusia
219 tidak digunakan
220 ALKITAB
221 Perjanjian Lama (PL)
222 Kitab-kitab sejarah PL
223 Kitab-kitab puisi PL
224 Kitab-kitab nabi PL
225 Perjanjian Baru
226 Kisah para rasul
227 Surat-surat rasul
228 Kitab Wahyu
229 Kitab-kitab apokrifa
230 TEOLOGI KRISTEN
231 Allah (ketuhanan)
232 Yesus Kristus (kristologi)
233 Manusia
234 Keselamatan (soteriologi)
235 Makhluk spiritual
(malaikat, setan dan
sejenisnya)
236 Akhir zaman (eskatologi)
237 tidak digunakan
238 Pengakuan iman dan
katekismus
239 Apologetika dan polemik
240 AJARAN MORAL
KEKRISTENAN & IBADAH
241 Teologi moral
242 Bacaan-bacaan untuk
ibadah
243 Pekabaran Injil untuk
pribadi dan keluarga
244 tidak digunakan
245 Himne
246 Kesenian dalam
kekristenan
247 Perabotan gereja
248 Pengalaman, praktik dan
hidup kekristenan
249 Kehidupan keluarga
Kristen
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 53
250 GEREJA DAN JEMAAT
LOKAL
251 Kotbah (homilitika)
252 Naskah-naskah kotbah
253 Teologi penggembalaan
(pastoral)
254 Pengurusan dan
administrasi gereja
255 Kongregasi dan ordo
keagamaan lokal
256 tidak digunakan
257 tidak digunakan
258 tidak digunakan
259 Kegiatan-kegiatan parokial
260 TEOLOGI SOSIAL KRISTEN
261 Teologi sosial
262 Eklesiologi (teologi tentang
gereja)
263 Waktu dan tempat untuk
menjalankan ibadah
264 Ibadah umum
265 Sakramen, lain-lain tata
ibadah
266 Misiologi
267 Perkumpulan-perkumpulan
268 Latihan, disiplin dan
pengajaran keagamaan
269 Penyegaran rohani
270 SEJARAH GEREJA
271 Kongregasi dan ordo
keagamaan
272 Penganiayaan terhadap
umat Kristen
273 Bidat
274 Sejarah gereja di Eropa
275 Sejarah gereja di Asia
276 Sejarah gereja di Afrika
277 Sejarah gereja di Amerika
Utara
278 Sejarah gereja di Amerika
Selatan
279 Sejarah gereja di wilayah
lainnya
280 DENOMINASI DAN SEKTE-
SEKTE
281 Gereja purba dan Timur
282 Gereja Roma Katolik
283 Gereja Anglikan
284 Gereja Protestan dari
kontinental (Eropa)
285 Gereja Presbiterian
286 Gereja Baptis
287 Gereja Metodis
288 tidak digunakan
289 Denominasi dan sekte
lain-lain
54 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
290 AGAMA-AGAMA LAIN DAN
PERBANDINGAN AGAMA
291 Perbandingan agama
292 Agama Yunani dan
Romawi Kuno
293 Agama Jermania
294 Agama-agama asal India
295 Zoroastrianisme
296 Agama Yahudi
297 tidak digunakan
298 tidak digunakan
299 Agama lain-lain
2X0 AGAMA ISLAM
2X1 Al-Quran dan ilmu yang
berkaitan
2X2 Hadis dan yang berkaitan
2X3 Aqaid dan ilmu kalam
2X4 Fiqih (hukum Islam)
2X5 Akhlak dan tasawuf
2X6 Sosial dan budaya Islam
2X7 Filsafat dan
perkembangan
2X8 Aliran dan sekte
2X9 Sejarah Islam dan biografi
55
300 ILMU SOSIAL
300 ILMU-ILMU SOSIAL
301 Sosiologi dan antropologi
302 Interaksi sosial
303 Proses-proses sosial
304 Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah
laku sosial
305 Kelompok-kelompok sosial
306 Kebudayaan dan lembaga-
lembaga
307 Masyarakat, persekutuan
hidup
308 tidak digunakan
309 tidak digunakan
310 STATISTIK
311 tidak digunakan
312 tidak digunakan
313 tidak digunakan
314 Statistik umum Eropa
315 Statistik umum Asia
316 Statistik umum Afrika
317 Statistik umum Amerika
Utara
318 Statistik umum Amerika
Selatan
319 Statistik umum lain-lain
wilayah
320 ILMU POLITIK
321 Sistem-sistem pemerintah
dan negara
322 Hubungan negara dengan
kelompok-kelompok
terorganisasi
323 Hak-hak sipil dan politik
324 Proses-proses politik
325 Migrasi internasional
326 Perbudakan dan
emansipasi perbudakan
327 Hubungan internasional
328 Proses-proses legislatif
329 tidak digunakan
330 ILMU EKONOMI
331 Ekonomi perburuhan
332 Ekonomi keuangan
333 Ekonomi tanah
334 Koperasi
335 Sosialisme
336 Keuangan negara
337 Ekonomi internasional
338 Produksi dan industri
339 Makroekonomi
56 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
340 ILMU HUKUM
341 Hukum internasional
342 Hukum tata negara
343 Aneka ragam hukum
publik
344 Hukum sosial
345 Hukum pidana
346 Hukum perdata
347 Hukum acara perdata dan
pengadilan
348 Undang-undang,
peraturan, perkara-perkara
349 Hukum negara bangsa
tertentu
350 ADMINISTRASI NEGARA
351 Pemerintah pusat
352 Pemerintah lokal
353 Pemerintah pusat
Indonesia
354 Organisasi internasional
355 Ilmu kemiliteran
356 Infanteri
357 Kavaleri
358 Pasukan berlapis baja,
zeni angkatan darat,
pasukan udara
359 Angkatan laut
360 LAYANAN SOSIAL,
ASOSIASI
361 Kesejahteraan sosial
362 Masalah dan pelayanan
sosial
363 Lain-lain masalah sosial
364 Kriminologi
365 Penjara (lembaga
pemasyarakatan)
366 Asosiasi (perkumpulan)
367 Klub-klub umum
368 Asuransi
369 Aneka ragam asosiasi
370 PENDIDIKAN
371 Manajemen sekolah;
pendidikan khusus
372 Pendiidkan dasar
373 Pendidikan lanjutan
374 Pendidikan orang dewasa
375 Kurikulum
376 Pendidikan kaum wanita
377 Sekolah dan agama
378 Pendidikan tinggi
379 Pendidikan dan negara
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 57
380 PERDAGANGAN,
KOMUNIKASI,
TRANSPORTASI
381 Perdagangan dalam
negeri
382 Perdagangan luar negeri
383 Komunikasi pos
384 Lain-lain sistem
komunikasi,
telekomunikasi
385 Pengangkutan dengan
kereta api
386 Pelayaran pedalaman dan
kapal feri
387 Pengangkutan laut, udara,
ruang angkasa
388 Pengangkutan jalan raya
389 Metrologi dan standarisasi
390 ADAT ISTIADAT DAN
KEBIASAAN
391 Pakaian (kostum),
perhiasan diri
392 Kebiasaan yang
berhubungan dengan
kehidupan dan rumah
tangga
393 Kebiasaan yang
berhubungan dengan
kematian
394 Kebiasaan-kebiasaan
umum
395 Etiket (sopan santun)
396 tidak digunakan
397 tidak digunakan
398 Folklor (cerita rakyat)
399 Kebiasaan dalam perang
dan diplomasi
58 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
400 BAHASA
400 BAHASA DAN LINGUISTIK
401 Sistem-sistem tulisan
402 Etimologi
403 Kamus
404 Fonologi
405 Tata bahasa
406 tidak digunakan
407 Dialektologi
408 Penggunaan bahasa
409 Bahasa verbal
410 BAHASA INDONESIA
411 Sistem tulisan dan fonologi
412 Etimologi bahasa
Indonesia
413 Kamus bahasa Indonesia
414 tidak digunakan
415 Tata bahasa Indonesia
416 tidak digunakan
417 Bahasa Indonesia bukan
standar (tidak baku)
418 Pemakaian bahasa
Indonesia baku
419 Bahasa-bahasa daerah
420 BAHASA INGGRIS
421 Sistem tulisan dan fonologi
422 Etimologi bahasa Inggris
423 Kamus bahasa Inggris
424 tidak digunakan
425 Tata bahasa Inggris
426 tidak digunakan
427 Bahasa Inggris bukan
standar
428 Pemakaian bahasa Inggris
baku
429 Bahasa Inggris kuno
(Anglo-Saxon)
430 BAHASA JERMAN
431 Sistem tulisan dan fonologi
432 Etimologi bahasa Jerman
433 Kamus bahasa Jerman
434 tidak digunakan
435 Tata bahasa Jerman
436 tidak digunakan
437 Bahasa Jerman bukan
standar
438 Pemakaian bahasa
Jerman baku
439 Lain-lain bahasa Teutonik
440 BAHASA PERANCIS
441 Sistem tulisan dan fonologi
442 Etimologi bahasa Perancis
443 Kamus bahasa Perancis
444 tidak digunakan
445 Tata bahasa Perancis
446 tidak digunakan
447 Bahasa Perancis bukan
standar
448 Pemakaian bahasa
Perancis baku
449 Bahasa Provencal dan
Catalan
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 59
450 BAHASA ITALIA
451 Sistem tulisan dan fonologi
452 Etimologi bahasa Italia
453 Kamus bahasa Italia
454 tidak digunakan
455 Tata bahasa Italia
456 tidak digunakan
457 Bahasa Italia bukan
standar
458 Pemakaian bahasa Italia
baku
459 Bahasa Romawi
460 BAHASA SPANYOL DAN
PORTUGIS
461 Sistem tulisan dan fonologi
462 Etimologi bahasa Spanyol
463 Kamus bahasa Spanyol
464 tidak digunakan
465 Tata bahasa Spanyol
466 tidak digunakan
467 Bahasa Spanyol bukan
standar
468 Pemakaian bahasa
Spanyol baku
469 Bahasa Portugis
470 BAHASA LATIN
471 Sistem tulisan dan fonologi
472 Etimologi bahasa Latin
klasik
473 Kamus bahasa Latin klasik
474 tidak digunakan
475 Tata bahasa Latin klasik
476 tidak digunakan
477 Bahasa Latin lama
478 Pemakaian bahasa Latin
479 Lain-lain bahasa Latin
480 BAHASA YUNANI KLASIK
481 Sistem tulisan dan fonologi
482 Etimologi bahasa Yunani
483 Kamus bahasa Yunani
klasik
484 tidak digunakan
485 Tata bahasa Yunani klasik
486 tidak digunakan
487 Bahasa Yunani sebelum
dan sesudah klasik
488 Pemakaian bahasa Yunani
klasik
489 Lain-lain bahasa Helenik
490 BAHASA-BAHASA LAIN
491 Bahasa-bahasa Indo
Eropa Timur
492 Bahasa-bahasa Afro Asia
493 Bahasa Hamitis dan Chad
494 Bahasa-bahasa Ural Altaik
495 Bahasa-bahasa Asia
Timur dan Asia Tenggara
496 Bahasa-bahasa Afrika
497 Bahasa-bahasa pribumi
Amerika Utara
498 Bahasa-bahasa pribumi
Amerika Selatan
499 Bahasa-bahasa lain
60
500 SAINS (ILMU MURNI)
500 ILMU-ILMU MURNI
501 Filsafat dan teori
502 Aneka ragam
503 Kamus dan ensiklopedi
504 tidak digunakan
505 Terbitan berseri
506 Organisasi dan
manajemen
507 Pendidikan, penelitian
508 Sejarah alamiah
509 Pengolahan historis,
wilayah, perorangan
510 MATEMATIKA
511 Prinsip-prinsip umum
512 Aljabar
513 Ilmu hitung
514 Topologi
515 Analisis
516 Ilmu ukur
517 tidak digunakan
518 tidak digunakan
519 Probabilita dan
matematika terapan
520 ASTRONOMI
521 Mekanika angkasa
522 Teknik, perlengkapan,
bahan-bahan
523 Benda-benda angkasa
khusus dan fenomena
524 tidak digunakan
525 Bumi (geografi astronomi)
526 Geografi matematis
527 Navigasi angkasa
528 Almanak autika
(efemerida)
529 Kronologi (waktu)
530 FISIKA
531 Mekanika
532 Mekanika zat cair
533 Mekanika gas
534 Bunyi
535 Optika (cahaya)
536 Panas (kalor)
537 Listrik dan elektronika
538 Magnetisme
539 Fisika modern
540 KIMIA
541 Kimia fisik dan teoretis
542 Teknik, perlengkapan,
bahan-bahan
543 Kimia analitis
544 Analisis kualitatif
545 Analisis kuantitatif
546 Kimia anorganik
547 Kimia organik
548 Kristalografi
549 Mineralogi
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 61
550 ILMU PENGETAHUAN
TENTANG BUMI
551 Geologi, meteorologi,
hidrologi
552 Petrologi (perminyakan)
553 Geologi ekonomis
554 Geologi Eropa
555 Geologi Asia
556 Geologi Afrika
557 Geologi Amerika Utara
558 Geologi Amerika Selatan
559 Geologi wilayah-wilayah
lain
560 PALEONTOLOGI
561 Paleobotani
562 Fosil invertebrata
563 Fosil protozoa
564 Fosil moluska
565 Lain-lain fosil invertebrata
566 Fosil vertebrata
567 Fosil invertebrata berdarah
dingin
568 Fosil burung
569 Fosil mamalia
570 ILMU TENTANG
KEHIDUPAN (BIOLOGI)
571 tidak digunakan
572 Ras manusia
573 Antropologi fisik
574 Biologi
575 Evolusi dan genetika
576 Mikrobiologi
577 Sifat umum dari kehidupan
578 Mikroskopi dalam biologi
579 Pengumpulan dan
pengawetan contoh-
contoh biologi
580 ILMU TUMBUHAN (BOTANI)
581 Botani
582 Spermatofita
583 Dikotiledon
584 Monokotiledon
585 Tanaman berbiji terbuka
586 Tanaman tidak berbiji
587 Pteridofita
588 Briofita
589 Tallofita
590 ILMU TENTANG HEWAN
591 Zoologi
592 Invertebrata
593 Protozoa
594 Moluska
595 Lain-lain invertebrata
596 Vertebrata
597 Vertebrata berdarah dingin
598 Burung
599 Mamalia
62
600 TEKNOLOGI (ILMU TERAPAN)
600 ILMU TERAPAN
601 Filsafat dan teori
602 Aneka ragam
603 Kamus, ensiklopedi
604 Topik-topik khusus
605 Terbitan berseri
606 Organisasi dan
manajemen
607 Pendidikan, penelitian
608 Penemuan dan paten
609 Pengolahan historis dan
geografis
610 ILMU KEDOKTERAN
611 Anatomi
612 Fisiologi
613 Kesehatan umum dan
perorangan
614 Kesehatan masyarakat
615 Farmakologi dan ilmu
terapi
616 Penyakit-penyakit
617 Pembedahan
618 Ginakologi dan lain-lain
kedokteran khusus
619 Kedokteran eksperimental
620 ILMU TEKNIK
621 Fisika terapan
622 Teknik pertambangan
623 Teknik militer dan nautika
624 Teknik sipil
625 Teknik jalan kereta api,
jalan raya
626 tidak digunakan
627 Teknik hidraulis
628 Teknik kesehatan
629 Lain-lain cabang teknik
630 PERTANIAN DAN
TEKNOLOGI YANG
BERKAITAN
631 Teknik, prosedur, alat-alat
632 Kerusakan, penyakit dan
hama pertanian
633 Tanaman ladang
634 Tanaman buah-buahan,
kehutanan
635 Hortikultura, sayuran
636 Peternakan
637 Industri pengolahan susu
638 Pemeliharaan serangga
639 Perburuan, perikanan,
konservasi
640 KESEJAHTERAAN RUMAH
TANGGA
641 Makanan dan minuman
642 Penyajian makanan
643 Rumah dan
perlengkapannya
644 Keperluan rumah tangga
645 Perabotan dan perhiasan
646 Jahitan, pakaian
647 Manajemen rumah tangga
umum
648 Pengaturan rumah
649 Pengasuhan anak dan
merawat orang sakit
650 MANAJEMEN
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 63
651 Pelayanan, pekerjaan
kantor
652 Proses-proses komunikasi
tertulis
653 Stenografi
654 tidak digunakan
655 tidak digunakan
656 tidak digunakan
657 Akuntansi
658 Manajemen umum
659 Periklanan dan hubungan
masyarakat
660 TEKNOLOGI KIMIA
661 Teknologi bahan-bahan
kimia industri
662 Teknologi bahan peledak,
bahan bakar
663 Teknologi minuman
664 Teknologi makanan
665 Teknologi minyak, lemak,
dan sebagainya
666 Keramik dan teknologi
yang berkaitan
667 Teknologi pembersihan,
pemberian warna
668 Teknologi produk-produk
organis lain
669 Metalurgi
670 PABRIK, INDUSTRI
671 Pabrik-pabrik logam
672 Pabrik logam besi
673 Pabrik logam bukan besi
674 Kayu, gabus dan teknologi
675 Teknologi kulit
676 Teknologi bubur kayu dan
kertas
677 Tekstil
678 Elastomer dan produk
elastomer
679 Lain-lain produk bahan
khusus
680 PEMBUATAN PRODUK
UNTUK PENGGUNAAN
KHUSUS
681 Instrumen yang teliti
682 Barang-barang pandai
besi
683 Alat-alat logam/besi dan
alat-alat rumah tangga
684 Perabotan rumah
685 Barang-barang dari kulit
dan kulit berbulu
686 Percetakan
687 Pembuatan pakaian
688 Barang-barang jadi lainnya
dan teknologi pengepakan
689 tidak digunakan
690 BANGUNAN
691 Bahan-bahan bangunan
692 Pekerjaan tambahan pada
konstruksi
693 Konstruksi dengan bahan
dan tujuan khusus
694 Konstruksi kayu,
pertukangan kayu
695 Konstruksi atap
696 Kegunaan umum dengan
bahan kayu
697 Pemanasan, ventilasi,
teknik pengaturan udara
698 Penyelesaian detail
699 tidak digunakan
64 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
700 KESENIAN, HIBURAN, OLAH RAGA
700 KESENIAN DAN SENI
DEKORASI
701 Filsafat dan teori
702 Aneka ragam kesenian
703 Kamus, ensiklopedi
704 Topik-topik khusus
705 Terbitan berseri
706 Organisasi dan
manajemen dalam
kesenian
707 Pendidikan, penelitian
kesenian
708 Gedung kesenian,
museum, koleksi privat
709 Pengolahan historis dan
geografis
710 SENI PERKOTAAN DAN
PERTAMANAN
711 Perencanaan wilayah
712 Arsitektur pertamanan
713 Rencana pertamanan
untuk jalan lalu lintas
714 Ciri-ciri air dalam rencana
pertamanan
715 Tanaman berkayu dalam
rencana pertamanan
716 Tanaman berdaun hijau
dalam rencana
pertamanan
717 Bangunan dalam rencana
pertamanan
718 Rencana pertamanan
untuk makam
719 Pertamanan alam
720 ARSITEKTUR
721 Konstruksi arsitektur
722 Arsitektur kuno dan Timur
723 Arsitektur abad
pertengahan
724 Arsitektur modern
725 Struktur umum
726 Bangunan keagamaan
727 Gedung sekolah dan lain-
lain gedung untuk
pendidikan dan penelitian
728 Bangunan tempat tinggal
729 Pola dan dekorasi
bangunan
730 SENI PLASTIK, SENI PAHAT
PATUNG
731 Proses penyajian seni
pahat
732 Seni pahat primitif, kuno
dan Timur
733 Seni pahat Yunani,
Etruskan, Romawi
734 Seni pahat abad
pertengahan
735 Seni pahat modern
736 Mengukir dan ukiran
737 Numismatik dan sigilografi
738 Seni keramik
739 Karya seni logam
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 65
740 MENGGAMBAR DAN SENI
DEKORASI
741 Gambar dan menggambar
742 Perspektif
743 Gambar dan menggambar
menurut subyek
744 tidak digunakan
745 Seni dekoratif dan seni
sederhana
746 Seni dan kerajinan tangan
tekstil
747 Dekorasi ruangan
748 Kaca
749 Perabotan
750 SENI LUKIS DAN LUKISAN
751 Proses dan bentuk
752 Warna
753 Abstraksi, simbolisme,
dongeng
754 Subyek dari kehidupan
sehari-hari
755 Agama dan simbolisme
keagamaan
756 tidak digunakan
757 Tubuh manusa dan
bagian-bagiannya
758 Melukis dan lukisan lain
subyek
759 Pengolahan historis dan
geografis
760 SENI GRAFIKA,
PERCETAKAN
761 Cetak balok
762 tidak digunakan
763 Proses litografis
764 Kromolitografi
765 Seni ukir logam
766 Mezzotinting dan
aquatinting
767 Mengetsa
768 tidak digunakan
769 Cetakan
770 FOTOGRAFI DAN FOTO
771 Alat-alat dan perlengkapan
772 Proses dengan garam
logam
773 Proses pigmen dari
pencetakan
774 Holografi
775 tidak digunakan
776 tidak digunakan
777 tidak digunakan
778 Bidang dan jenis khusus
fotografi
779 Hasil-hasil fotografi
66 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
780 MUSIK
781 Prinsip-prinsip umum
782 Musik vokal
783 Musik suara tunggal
784 Instrumen dan ensambel
instrumental
785 Musik ruangan
786 Instrumen papan tuts
787 Instrumen gesek
788 Instrumen angin
789 tidak digunakan
790 SENI REKREASI DAN
PERTUNJUKAN
791 Pertunjukan umum
792 Teater
793 Permainan dan hiburan
dalam ruangan
794 Permainan ketangkasan
795 Permainan taruhan (judi)
796 Atletik dan olahraga luar
ruangan
797 Olahraga air dan udara
798 Olahraga berkuda dan
balapan hewan
799 Memancing, berburu,
menembak
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 67
800 KESUSASTRAAN
800 KESUSASTRAAN
801 Filsafat dan teori
802 Aneka ragam
803 Kamus, ensiklopedi
804 tidak digunakan
805 Terbitan berseri
806 Organisasi
807 Pendidikan, penelitian
808 Retorika dan kumpulan
809 Sejarah dan kritik sastra
810 KESUSASTRAAN
INDONESIA
811 Puisi Indonesia
812 Drama Indonesia
813 Fiksi Indonesia
814 Esai Indonesia
815 Pidato Indonesia
816 Surat-surat Indonesia
817 Satir dan humor Indonesia
818 Aneka ragam penulisan
Indonesia
819 Kesusastraan bahasa
daerah
820 KESUSASTRAAN INGGRIS
DAN ANGLO-SAXON
821 Puisi Inggris
822 Drama Inggris
823 Fiksi Inggris
824 Esai Inggris
825 Pidato Inggris
826 Surat-surat Inggris
827 Satir dan humor Inggris
828 Aneka ragam penulisan
Inggris
829 Kesusastraan Anglo-
Saxon
830 KESUSASTRAAN JERMAN
831 Puisi Jerman
832 Drama Jerman
833 Fiksi Jerman
834 Esai Jerman
835 Pidato Jerman
836 Surat-surat Jerman
837 Satir dan humor Jerman
838 Aneka ragam penulisan
Jerman
839 Kesusastraan bahasa-
bahasa Jerman lain
840 KESUSASTRAAN
PERANCIS
841 Puisi Perancis
842 Drama Perancis
843 Fiksi Perancis
844 Esai Perancis
845 Pidato Perancis
846 Surat-surat Perancis
847 Satir dan humor Perancis
848 Aneka ragam penulisan
Perancis
849 tidak digunakan
68 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
850 KESUSASTRAAN ITALIA
851 Puisi Italia
852 Drama Italia
853 Fiksi Italia
854 Esai Italia
855 Pidato Italia
856 Surat-surat Italia
857 Satir dan humor Italia
858 Aneka ragam penulisan
Italia
859 tidak digunakan
860 KESUSASTRAAN SPANYOL
DAN PORTUGIS
861 Puisi Spanyol
862 Drama Spanyol
863 Fiksi Spanyol
864 Esai Spanyol
865 Pidato Spanyol
866 Surat-surat Spanyol
867 Satir dan humor Spanyol
868 Aneka ragam penulisan
Spanyol
869 Kesusastraan Portugis
870 KESUSASTRAAN LATIN
871 Puisi Latin
872 Puisi dramatis dan drama
Latin
873 Puisi epis dan fiksi Latin
874 Puisi liris Latin
875 Pidato Latin
876 Surat-surat Latin
877 Satir dan humor Latin
878 Aneka ragam penulisan
Latin
879 tidak digunakan
880 KESUSASTRAAN YUNANI
881 Puisi Yunani klasik
882 Puisi dramatis dan drama
883 Puisi epis dan fiksi Yunani
884 Puisi liris Yunani klasik
885 Pidato Yunani klasik
886 Surat-surat Yunani klasik
887 Satir dan humor Yunani
klasik
888 Aneka ragam penulisan
Yunani klasik
889 Kesusastraan Yunani
modern
890 SASTRA BAHASA-BAHASA
LAIN
891 Sastra Indo Eropa Timur
892 Sastra Afro-Asiatik
893 Sastra Hamit dan Chad
894 Sastra Ural Altaik dan
sebagainya
895 Sastra Sino-Tibetan
896 Sastra Afrika
897 Sastra pribumi Amerika
Utara
898 Sastra pribumi Amerika
Selatan
899 Lain-lain kesusastraan
Modul Pengolahan Bahan Pustaka | 69
900 GEOGRAFI DAN SEJARAH
900 GEOGRAFI DAN SEJARAH
UMUM
901 Filsafat dan teori
902 Aneka ragam
903 Kamus, ensiklopedi
904 Kumpulan peristiwa-
peristiwa tertentu
905 Publikasi berseri
906 Organisasi dan
manajemen
907 Pendidikan, penelitian
908 Berkenaan dengan
perorangan
909 Sejarah dunia
910 GEOGRAFI UMUM,
PERJALANAN
911 Geografi historis
912 Penyajian grafis
permukaan bumi
913 Geografi dunia kuno
914 Geografi Eropa
915 Geografi Asia
916 Geografi Afrika
917 Geografi Amerika Utara
918 Geografi Amerika Selatan
919 Geografi wilayah lain
920 BIOGRAFI UMUM, SILSILAH
921 Biografi ahli filsafat
922 Biografi alim ulama
923 Biografi ahli ilmu sosial
924 Biografi ahli bahasa
925 Biografi ahli sains
926 Biografi ahli teknologi
927 Biografi seniman
928 Biografi sastrawan,
sejarawan
929 Silsilah, nama-nama
lencana
930 SEJARAH DUNIA PURBA
931 Cina
932 Mesir
933 Palestina
934 India
935 Mesopotamia dan Iran
936 Eropa Utara dan Barat
937 Jazirah Italia dan yang
berbatasan
938 Yunani
939 Lain-lain bagian dunia
940 SEJARAH UMUM EROPA
941 Inggris (Britania Raya)
942 Inggris dan Wales
943 Eropa Tengah, Jerman
944 Perancis dan Monaco
945 Italia
946 Jazirah Iberia, Spanyol
947 Eropa Timur, Rusia
948 Eropa Utara, Skandinavia
949 Lain-lain bagian Eropa
70 | Tetralogi Pelatihan Kepustakawanan
950 SEJARAH UMUM ASIA
951 Cina
952 Jepang
953 Jazirah Arab
954 Asia Selatan, India
955 Iran
956 Timur Tengah (Timur
Dekat)
957 Siberia
958 Asia Tengah
959 Asia Tenggara
960 SEJARAH UMUM AFRIKA
961 Afrika Utara
962 Mesir dan Sudan
963 Etiopia
964 Maroko
965 Aljazair
966 Afrika Barat
967 Afrika Tengah
968 Afrika Selatan
969 Kepulauan Samudra
Hindia Selatan
970 SEJARAH UMUM AMERIKA
UTARA
971 Kanada
972 Amerika Tengah, Meksiko
973 Amerika Serikat
974 Amerika Serikat Timur
Laut
975 Amerika Serikat Tenggara
976 Amerika Serikat Selatan
Tengah
977 Amerika Serikat Utara
Tengah
978 Amerika Serikat Barat
979 Negara-negara bagian di
Pantai Pasifik
980 SEJARAH UMUM AMERIKA
SELATAN
981 Brazilia
982 Argentina
983 Cili
984 Bolivia
985 Peru
986 Kolumbia, Ekuador
987 Venezuela
988 Guiana
989 Paraguay, Uruguay
990 SEJARAH UMUM BAGIAN
LAIN DARI BUMI
991 tidak digunakan
992 tidak digunakan
993 Selandia Baru
994 Australia
995 Melanesia New Guinea
996 Polinesia
997 Kepulauan Samudra
Atlantik
998 Artika dan Antartika
999 Lain-lain dunia
71
Daftar Pustaka
Chirgwin, F. (1993). The Library Assistant's Manual, fourth edition. London:
Library Association Publishing.
Chowdury, G., Burton, P. F., McMenemy, D., & Poulter, A. (2008).
Librarianship, an introduction. London: Facet Publishing.
Hamakonda, T. P., & Tairas, J. (1997). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan
Dewey. Jakarta: Gunung Mulia.
Lasa Hs. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus.