Modul Praktikum Anatomi dan Fisiologi ManusiaPraktikum minggu
ke-2, 3 dan 4 OtotJaringan otot terspesialisasi untuk kontraksi.
Ketika sel otot berkontraksi, otot memendek dan melakukan beberapa
jenis pergerakan. Ada 3 tipe jaringan otot: rangka, polos dan
jantung (kardiak). Setiap pergerakan dapat menghasilkan tujuan yang
berbeda. Otot RangkaOtot rangka dapat disebut juga otot lurik atau
otot volunter. Sel otot rangka silindrikal, setiap otot rangka
memiliki inti, dan Nampak bergaris-garis/lurik. Lurik ini merupakan
pengaturan yang presisi dari protein yang berkontraksi di dalam
sel. Jaringan otot rangka membentuk otot yang menempel pada tulang.
Otot-otot ini disupplay oleh saraf motorik. Otot-otot ini juga
menghasilkan sejumlah panas, yang penting untuk menjaga suhu tubuh
yang konstan. Setiap sel otot memiliki akhir saraf motoriknya
sendiri. Impuls saraf kemudian dapat berjalan ke otot yang penting
untuk menyebabkan kontraksi. Walaupun kita tidak secara sadar
merencanakan semua pergerakan kita, impuls saraf untuk hal-hal ini
berasal dari cerebrum, bagian berpikir dari otak. Nama jaringan
otot ini adalah otot rangka yang menggambarkan daerahnya, lurik
menggambarkan penampakannya, dan volunter menggambarkan bagaimana
otot ini berfungsi. OTOT POLOSOtot polos juga dapat disebut sebagai
otot involunter atau otot viseral. Sel dari otot polos memiliki
ujung yang tapered, inti tunggal, dan tidak ada lurik-lurik.
Walaupun impuls saraf membawa konraksi, hal ini bukanlah sesuatu
yang dapat dikontrol, oleh karena itu namanya adalah involunter .
Istilah volunteer mengacu pada organ dalam (internal), yang
kebanyakan mengandung otot polos. Fungsi otot polos adalah
sebenarnya fungsi organ di mana otot ditemukan. Dalam lambung dan
usus, otot polos berkontraksi dalam bentuk gelombang yang disebut
peristaltik untuk membawa makanan maju dalam saluran pencernaan.
Dalam dinding arteri dan vena, otot polos mengkonstriksi atau
mendilatasikan pembuluh darah untuk menjaga tekanan darah normal.
Iris mata memiliki 2 set serat otot polos untuk berkonstriksi atau
mendilatasikan pupil. Yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke
retina. OTOT JANTUNG/KARDIAKSel jantung, otot jantung/kardiak
merupakan sel yang bercabang, memiliki 1 inti setiap sel, dan
memiliki lurik-lurik yang tipis. Membran sel pada setiap ujung sel
ini terlipat dan cocok pada setiap lipatan membran sel berikutnya
(gambarannya seperti jari-jari kedua tangan yang saling bertemu).
Lipatan yang saling mengunci ini disebut intercalated discs, dan
mengijinjan impuls elektrik dari kontraksi otot untuk berpindah
dengan cepat dari sel ke sel. Ini memungkinkan jantung untuk
berdetak dengan gelombang kontraksi yang presisi dari ruangan atas
ke ruangan bawah. Otot kardiak secara keseluruhan disebut
myocardium, dan membentuk dinding dari keempat ruangan jantung.
Fungsinya, oleh karena itu, adalah fungsi jantung, untuk memompa
darah. Kontraksi myocardium menciptakan tekanan darah dan menjaga
darah tetap bersirkulasi di seluruh tubuh, sehingga tubuh dapat
melaksanakan fungsinya. Sel otot jantung/kardiak memiliki kemampuan
untuk berkontraksi sendiri, yang membuat jantung mampu menjaga
detaknya sendiri. FUngsi impuls saraf adalah untuk meningkatkan
atau menurunkan detak jantung, tergantung pada apa yang diperlukan
tubuh dalam setiap keadaannya. Tabel 1. Jenis Jaringan
OtotJenisStrukturLokasi dan FungsiPengaruh Impuls Saraf
Otot RangkaSel silindris besar dengan lurik dan beberapa inti
masing-masingMenempel pada tulangMenggerakkan rangka dan
menghasilkan panasPenting untuk menyebabkan konraksi (volunter)
Otot polosSel tapered kecil tidak memiliki lurik dan 1 inti
masing-masingDinding arteri:Menjaga tekanan darahDinding lambung
dan usus: PeristaltikMelakukan kontraksi atau mengatur laju
kontraksi (involunter)
Otot jantungSel bercabang dengan lurik tipis dan 1 inti
masing-masingDinding ruangan jantung : Memompa darahHanya mengatur
laju detak kontraksi
Gambar 1. Jaringan Otot A. Otot rangka, B. Otot polos C. Otot
jantung/Kardiak Jaringan sarafJaringan saraf terdiri dari sel saraf
yang disebut neuron dan beberapa sel terspesialisasi ditemukan
hanya pada sistem saraf. Sistem saraf memiliki 2 pembagian : Sistem
saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). Otak dan batang otak
(spinal cord) adalah organ dari SSP, yang tersusu dari neuron dan
sel terspesialisasi disebut neuroglia. SST terdiri dari seluruh
saraf yang keluar dari SSP dan mensupplai seluruh tubuh.
Saraf-saraf ini terbuat dari neuron dan sel terspesialisasi yang
dinamakan sel Schwann. Sel Schwann membentuk selubung myelin untuk
menginsulasi neuron secara elektris. Neuron mampu menggenerasikan
dan mentransmisikan impuls elektrokimia. Ada banyak jenis neuron,
tetapi memiliki struktur yang sama (Gambar 2). Badan sel mengandung
inti dan penting untuk melanjutkan kehidupan dari neuron. Sebuah
akson adalah prosesus (istilah prosesus di sini berarti sesuatu
yang menonjol keluar, sebuah perpanjangan selular) yang membawa
impuls keluar dari tubuh sel; sebuah neuron hanya memiliki sebuah
akson. Dendrit adalah prosesus yang memabawa impuls menuju badan
sel; sebuah neuron mungkin memiliki beberapa dendrit. Sebuah impuls
saraf berjalan sepanjang membrane sel dari sebuah neuron, dan
elektris, tetapi di mana neuron-neuron bertemu, ada sebuah ruang
kecil yang disebut dengan sinaps, di antara akson sebuah neuron dan
dendrit atau badan sel dari neuron berikutnya, transmisi impuls
bergantung pada senyawa kimia yang disebut neurotransmitter.
Jaringan saraf membentuk otak, batang otak (spinal cord), dan
saraf-saraf perifer. Beberapa fungsi saraf meliputi rasa dan
menginterpretasikan sensasi, pengawalan pergerakan, dan pengaturan
cepat fungsi tubuh seperti detak jantung dan pernafasan, dan
pengaruran informasi untuk belajar dan ingatan.
Gambar 2. Struktur dasar saraf pada sistem saraf pusat
Praktikum Minggu ke - Mata dan Telinga
Gambar Aparatus Lakrimal
Gambar Otot Ekstrinsik Mata
Gambar Anatomi Internal Bola Mata
Gambar struktur mikroskopik retinaKeberadaan cairan aqueous
humor pada kavitas anterior mata menciptakan tekanan yang disebut
tekanan intraocular. Peningkatan tekanan ini merupakan faktor
risiko penting untuk glaukoma, yang sekarang didefinisikan sebagai
sekelompok kelainan yang merusak saraf optic dan menyebabkan
kehilangan penglihatan. Faktor risiko lain meliputi tekanan darah
tinggi dan diabetes. Dalam kebanyakan bentuk glaucoma, aqueous
humor tidak direabsorbsi dengan baik ke dalam kanal
Schlemm.Peningkatan tekanan dalam kavitas anterior cavity
ditransmisikan ke dalam lensa, vitreous humor, dan retina dan saraf
optik. Sebagaimana tekanan pada retina meningkat, halo dapat
terlihat di sekitar sinar cahaya yang terang, dan pandangan perifer
hilang. Namun, kerap kali, tidak ada gejala. Seseorang dengan
glaukoma mungkin tidak menyadari penyempitan lapang pandang
penglihatan pada 1 mata sebelum kehilangan pandangan berkembang
jauh/lanjut. Hal ini terjadi karena otak akan menekan gambaran yang
salah dari 1 mata sehingga tidak secara mudah teintegrasi dengan
gambaran normal dari mata yang satunya. When both eyes are
affected, the person may not become aware of the gradual loss of
peripheral vision, because close work such as reading does not
require the edges of the visual elds.Glaucoma may often be
controlled with medications that constrict the pupil and atten the
iris, thus opening up access to the canal of Schlemm. If these or
other medications are not effective, laser surgery may be used to
create a larger drainage canal.Anyone over the age of 40 should
have a test for glaucoma; anyone with a family history of glaucoma
should have this test annually, as should those with diabetes or
high blood pressure. If diagnosed early, glaucoma is treatable, and
blindness can usually be preventedKelainan RefraksiNormal visual
acuity is referred to as 20/20; that is, the eye should and does
clearly see an object 20 feet away. Nearsightedness (myopia) means
that the eye sees near objects well but not distant ones. If an eye
has 20/80 vision, this means that what the normal eye can see at 80
feet, the near-sighted eye can see only if the object is brought to
20 feet away. The nearsighted eye focuses images from distant
objects in front of the retina, because the eyeball is too long or
the lens too thick. These structural characteristics of the eye are
hereditary.Correction requires a concave lens to spread out light
rays before they strike the eye.Farsightedness (hyperopia) means
that the eye sees distant objects well. Such an eye may have an
acuity of 20/10, that is, it sees at 20 feet what the normal eye
can see only at 10 feet. The farsighted eye focuses light from near
objects behind the retina, because the eyeball is too short or the
lens too thin. Correction requires a convex lens to converge light
rays before they strike the eye.As we get older, most of us will
become more far sighted (presbyopia). As the aging lens loses it
elasticity, it is not as able to recoil and thicken for near
vision, and glasses for reading are often necessary.Astigmatism is
another error of refraction, caused by an irregular curvature of
the cornea or lens that scatters light rays and blurs the image on
the retina. Correction requires a lens ground specifically for the
curvature of the individual eye.
Gambar kelainan refraksi mata dan koreksinya Night blindness,
the inability to see well in dim light or at night, is usually
caused by a deciency of vitamin A, although some night blindness
may occur with aging. Vitamin A is necessary for the synthesis of
rhodopsin in the rods. Without sufficient vitamin A, there is not
enough rhodopsin present to respond to low levels of light.Color
blindness is a genetic disorder in which one of the three sets of
cones is lacking or non-functional. Total color blindness, the
inability to see any colors at all, is very rare. The most common
form is red-green color blindness, which is the inability to
distinguish between these colors. If either the red cones or green
cones are nonfunctional, the person will still see most colors, but
will not have the contrast that the non-working set of cones would
provide. So red and green shades will look somewhat similar,
without the denite difference most of us see. This is a sex-linked
trait; the recessive gene is on the X chromosome. A woman with one
gene for color blindness and a gene for normal color vision on her
other X chromosome will not be color blind but may pass the gene
for color blindness to her children. A man with a gene for color
blindness on his X chromosome has no gene at all for color vision
on his Y chromosome and will be color blind.
Gambar contoh isi buku IshiharaTelinga
Motion sickness is characterized by cold sweats,
hyperventilation, nausea, and vomiting when theperson is exposed to
repetitive motion that is unexpected or unfamiliar, or that cannot
be con-trolled. Seasickness is a type of motion sickness, as is
carsickness (why children are carsick moreoften than adults is not
known).Some people are simply not affected by the rolling of a ship
or train; for others, the constantstimulation of the receptors for
position rst becomes uncomfortable, then nauseating. Forthose who
know they are susceptible to motion sickness, medications are
available for use beforetraveling by plane, train, boat, or
car.AGING AND THE SENSESAll of the senses may be diminished in old
age. In the eye, cataracts may make the lens opaque. The lensalso
loses its elasticity and the eye becomes more farsighted, a
condition called presbyopia. The riskof glaucoma increases, and
elderly people should be tested for it because treatment is
available that canprevent blindness. Macular degeneration, in which
central vision becomes impaired rst, is a major cause of vision
loss for people over 65. Reading and close work of any kind become
difficult.In the ear, cumulative damage to the hair cells in the
organ of Corti usually becomes apparent some time after the age of
60. Hair cells that have been damaged in a lifetime of noise cannot
be replaced (regrowth of cochlear hair cells has been stimulated in
guinea pigs, but not yet in people). The deafness of old age ranges
from slight to profound; very often high-pitched sounds are lost
rst, while hearing may still be adequate for low-pitched sounds.
The sense of equilibrium may be diminished; the body is slower to
react to tilting, and falls may become more frequent.Both taste and
smell become less acute with age, which may contribute to poor
nutrition pada orang-orang tuaModul Minggu ke-12. KulitAda 2
lapisan kulit yang merupakan epidermis luar dan dermis yang lebih
dalam. Setiap lapisan ini terdiri dari jaringan yang berbeda dan
memiliki fungsi yang berbeda. EPIDERMISEpidermis terbuat dari
jaringan epitel skuamosa berstratum dan merupakan bagian tertebal
dari telapak tangan dan kaki. Sel yang paling banyak adalah
keratinosit, dan tidak ada kapiler yang tampak diantaranya.
Walaupun epidermis mungkin dibagi lagi menjadi 4 atau 5 sublapis, 2
dari lapisan ini adalah yang paling penting: lapisan yang paling
dalam : stratum germinativum, dan lapisan yang paling luar :
stratum corneum (Gambar ).
Gambar Kulit (Struktur lapisan kulit dan jaringan
subkutan)Stratum GerminativumStratum germinativum dapat juga
disebut stratum basale. Untuk mengerminasi berarti untuk sprout
atau untuk tumbuh. Basal artinya dasar atau bagian terbawah.
Stratum germinativum adalah dasar epidermis, lapisan paling dalam
di mana mitosis terjadi. Sel-sel baru secara terus menerus
diproduksi, mendesak sel-sel yang lebih tua menuju permukaan kulit.
Sel-sel ini memroduksi protein keratin, dan sebagaimana mereka
menjauh dari kapiler dalam dermis, mereka mati. Ketika sel mati
terkelupas dari permukaan kulit, mereka digantikan sel-sel dari
lapisan yang lebih bawah. Tersebar diantara keratinosit dari
stratum germinativum adalah sel yang sangat berbeda yang disebut
dengan sel sel Merkel (atau Merkel discs); yang merupakan reseptor
untuk indra raba (sense of touch (Gambar). Keratinosit yang hidup
mampu mensitesis peptida antimikrobia yang disebut defensins;
defensin dan sanyawa kimia lain diproduksi mengikuti injuri apapun
pada kulit, sebagai bagian dari proses inflamasi. Defensins
meruptur/merobek membran patogen seperti bakteri yang mungkin masuk
melalui jalur luka / robekan pada kulit. Bagian hidup dari
epidermis juga menghasilkan vitamin, sel yang mempunyai bentuk
kolesterol yang pada paparan sinar ultraviolet, berubah menjadi
vitamin D (kemudian dimodifikasi oleh hati dan ginjal menjadi
bentuk yang paling aktif, yang disebut 1,25-D, atau kalsitriol,
yang dipertimbangkan sebagai hormon). Hal ini menjelaskan mengapa
vitamin D kadang-kadang disebut sebagai vitamin sinar matahari.
Orang-orang yang tidak mendapatkan banyak sinar cahaya matahari
mungkin bergantung pada sumber nutrisi vitamin D, seperti susu yang
difortifikasi. Tetapi sinar matahari mungkin tetap yang terbaik
untuk mendapatkan vitamin D, dan 15 menit sehari beberapa kali
seminggu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Vitamin D
penting untuk absorpsi Kalsium dan Fosfor dari makanan dalam usus
kecil; fungsi ini sudah diketahui untuk bertahun-tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa vitamin D juga terlibat dalam mempertahankan
kekuatan otot, terutama pada orang-orang yang lebih tua, dalam
memfungsikan insulin dan beberapa dalam respons imun, di mana
mungkin melindungi tubuh dari beberapa jenis kanker.Stratum
CorneumSstratum corneum, lapisan epidermal yang paling luar,
terdiri dari banyak lapisan sel mati; yang tersisa adalah
keratinnya. Protein keratin relatif tahan air (waterproof), dan
walaupun stratum corneum jangan dibayangkan seperti tas plastik
yang membungkus tubuh, karena stratum korneum mencegah kebanyakan
penguapan air tubuh. Yang juga penting, keratin mencegah pemasukan
air. Tanpa stratum corneum yang tahan air, tidak mungkin berenang
dalam kolam air ataupun mandi tanpa merusak sel-sel tubuh kita.
Stratum corneum juga merupakan barrier terhadap pathogen dan
senyawa-senyawa kimia. Kebanyakan bakteri dan mikroorganisme lain
tidak dapat berpenetrasi kulit yang utuh. Sel mati yang mengelupas
dari permukaan kulit membantu menghilangkan bakteri dan
mikroorganisme lain dan asam lemak dalam sebum menolong mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Kebanyakan senyawa kimia, kecuali
mereka korosif, tidak akan dapat melalui kulit yang utuh untuk
sampai ke dalam jaringan yang hidup di dalamnya. Salah satu
perkecualian adalah getah dari poison ivy. Resin ini berpenetrasi
ke kulit dan menginisiasi reaksi alergi pada orang-orang yang
rentan. Respons inflamasi yang mengkarakterisasi alergi menyebabkan
lepuh (blisters) dan gatal-gatal yang parah. Pentingnya stratum
corneum menjadi tampak ketika stratum korneum hilang, misalnya pada
kasus luka bakar.Luka bakar kulit mungkin disebabkan oleh api, air
panas, ataupun uap, sinar matahari, listrik atau bahan-bahan kimia
yang korosif. Keparahan luka bakar bervariasi dari minor sampai
fatal, dan klasifikasi luka bakar adalah berdsarkan luasnya
kerusakan. Luka bakar tingkat pertamahanya epidermis permukaan yang
terbakar, menyakitkan tetapi tidak lepuh. Kulit yang warnanya lebih
pudar akan Nampak merah karena vasodiltasi terlokalisasi pada
daerah yang rusak. Vasodilatasi adalah bagian dari respons
inflamasi yang membawa lebih banyak darah ke daerah yang terluka.
Luka bakar tingkat kedualapisan epidermis lebih dalam yang terkena.
Aspek lain dari inflamasi adalah sel yang rusak melepaskan
histamin, yang membuat kapiler lebih permeable. Lebih banyak plasma
meninggalkan kapiler dan menjadi jaringan yang berair, yang
berkumpul pada daerah yang terbakar, menciptakan lepuh (blisters).
Kulit yang terbakar seringkali sangat sakit. Luka bakar tingkat
tigaseluruh epidermis mengarang atau terbakar, dan luka bakar
mungkin meluas ke dermis atau jaringan subkutan. Seringkali luka
bakar demikian tidak sakit pada awalnya, jika reseptor di dermis
telah hancur. Luka bakar tingkat tifa yang luas umumnya mengancam
nyawa karena kehilangan stratum corneum. Tanpa penghalang (barrier)
alamiah ini, jaringan hidup terpapar lingkungan dan rentan terhadap
infeksi dan dehidrasi.Infeksi Bakteri merupakan masalah serius
untuk pasien luka bakar; pathogen mungkin masuk ke dalam darah
(septikemia) dan menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh. Dehidrasi
juga mungkin fatal jika intervensi medis tidak diberikan dan
mengoreksi sekuens berikut: Cairan jaringan menguap dari permukaan
yang terbakar, dan lebih banyak plasma teratrik dari kapiler ke
dalam ruang jaringan. Karena lebih banyak plasma yang hilang,
volume darah dan tekanan darah menurun. Ini yang disebut
circulatory shock; pada akhirnya jantung tidak memiliki cukup darah
untuk dipompa dan gagal jantung merupakan penyebab kematian. Untuk
mencegah konsekuensi serius ini, luka bakar tingkat tiga dibungkus
dengan kulit buatan sampai cangkok kulit dari kulit pasien sendiri
dapat ditempatkan pada tempat tersebut untuk gantinya.
Gambar Tingkatan Luka BakarPerubahan minor tertentu dalam
epidermis sudah tidak asing lagi. Ketika pertama kali memakai
sepatu baru, misalnya, kulit kaki bergesekan. Hal ini akan
menyebabkan pemisahan lapisan epidermis, atau memisahkan epidermis
dari dermis, dan cairan jaringan mungkin terkumpul menyebabkan
lepuh (blister). Jika kulit terkena tekanan, laju mitosis pada
stratum germinativum akan meningkat dan menciptkan epidermis yang
lebih tebal; yang disebut dengan callus. Walaupun callus lebih umum
terjadi pada telapak tangan dan telapak kaki, kalus dapat terjadi
pada bagian lain pada kulit.
Gambar Kulit, jaringan subkutan dan otot yang merupakan tempat
rute pemberian obatFarmasis tentu pernah melihat sediaan patch,
seperti yang mensupplai nikotin, untuk menolong perokok yang ingin
berhenti merokok. Metode ini meliputi supplai medikasi yang disebut
pemberian transdermal. Istilah ini sebenarnya agak menyesatkan
karena bagian yang paling sulit dari rute pemberian dari absorpsi
kutaneus adalah absorpsi melalui stratum corneum dari
epidermis.Karena absorpsi ini lambat, patch kulit berguna untuk
pengobatan yang diperlukan dalam jumlah kecil, namun terus menerus,
dan sejumlah waktu panjang. Biasanya patch dipakai di tempat yang
epidermisnya tipis. Tempat-tempat seperti ini adalah lengan bagian
atas dan dada. Tempat yang direkomendasikan untuk mencegah mabuk
karena pergerakan adalah kulit di belakang telinga. Juga tersedia
bentuk patch yang merupakan medikasi untuk pengontrolan kehamilan,
kandung kemih yang terlalu aktif, tekanan darah tinggi, dan pereda
nyeri baik local maupun sistemik. Pengobatan juga dapat disuntikkan
melalui kulit. Beberapa suntikan diberikan secara subkutan, yaitu
di jaringan subkutan (Gambar). Jaringan adipose subkutan memiliki
supplai darah yang sedang, sehingga laju absorpsi obat juga sedang,
tetapi dapat diperkirakan. Insulin diberikan secara subkutan.
Suntikan lain secara intramuskular, dan absorpsi ke dalam darah
cepat karena jaringan otot memiliki supllai darah yang sangat baik.
Kebanyakan vaksin diberikan secara intramuskular, untuk
meningkatkan absorpsi dengan cepat untuk menstimulasi produksi
antibodi.