8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
1/73
PETUNJUK PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI DASAR(UNTUK MAHASISWA)
Oleh:
Ari Wibowo, M.Sc., Apt.M. Hatta Prabowo, M.Si., Apt.
Laboratorium Kimia FarmasiProgram Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Islam Indonesia
Yogyakarta
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
2/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR
(UNTUK MAHASISWA)
Penulis : Ari Wibowo, M.Sc., Apt
Editor : M. Hatta Prabowo, M.Si., Apt
Cetakan Pertama September 2011Cetakan Kedua (revisi ke-1) Agustus 2012
Cetakan ketiga (revisi ke-2) September 2013
Cetakan keempat (revisi ke-2) September 2014
Cetakan kelima (revisi ke-3) September 2015
Diterbitkan oleh Laboratorium Kimia Farmasi, Program Studi Farmasi
Jl. Kaliurang Km. 14,5 Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta 55584
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
3/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
ii
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT semata yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyusun
HANDOUT PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR edisi perdana (revisi ke-3) yang telah
mengalami perbaikan penulisan cara kerja pada beberapa materi praktikum serta
penambahan pertanyaan untuk mengetahui capaian pembelajaran praktikum sekaligus
sebagai pelengkap laporan praktikum.
Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa di dalam melakukan percobaan-
percobaan yang berkaitan dengan teori dan pengetahuan tentang Kimia Dasar pada bidang
ilmu Farmasi. Praktikum ini menitikberatkan pada pengenalan terhadap teknik dasar
laboratorium, reaksi kimia dan stoikhiometri, asam-basa dan buffer, sifat koligatif larutan,
dan reaksi redoks.
Informasi yang termuat dalam handout praktkum ini masih sangat minim,
mahasiswa disarankan untuk membaca beberapa pustaka yang telah direkomendasikan
dalam daftar pustaka. Kami berharap adanya kritik dan saran guna perbaikan buku ini
sehingga lebih lengkap dan sempurna. Akhirnya kami sampaikan selamat bekerja, dan
berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada
pembaca umumnya dan mahasiswa peserta praktikum khususnya.
Yogyakarta, September 2015
Tim Penyusun
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
4/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
iii
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .................................................................................................... .. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... .. iiiTATA TERTIB PRAKTIKUM ...................................................................................... .. iv
Asistensi dan Kontrak Belajar ................................................................................ ...... 1
Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia .................................................................. .. 6
PERCOBAAN 1 Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium ....................................... .. 11
PERCOBAAN 2 Reaksi Kimia dan Stoikiometri ......................................................... .. 20
PERCOBAAN 3 Asam, Basa, Buffer dan pH ............................................................. .. 30
PERCOBAAN 4 Sifat Kolegatif Larutan ..................................................................... .. 40
PERCOBAAN 5 Reaksi Redoks ................................................................................ .. 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... .. 57
LAMPIRAN ........................................................................................................... ....... 58
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
5/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
iv
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM FARMASI
FMIPA UII
1. Praktikan harus mengikuti materi asistensi sesuai dengan jadual yang telah ditentukan
2. Praktikan yang terlambat > 0 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum3. Praktikan harus mengikuti pretest sebagai syarat mengikuti praktikum. Praktikan
mengikuti pretest sesuai dengan aturan masing-masing praktikum yang diikuti
4. Inhal Praktikum. Inhal diperlakukan bila:
a. praktikan yang bersangkutan sakit (dibuktikan dengan surat keterangan
sakit dari dokter)
b. urusan keluarga (keluarga inti meninggal, yang bersangkutan menikah, naik
haji, atau melahirkan) yang dibuktikan dengan surat keterangan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
c. Praktikan yang tidak lulus pretest. Mahasiswa yang inhal praktikum karena
tidak lulus pretest, diwajibkan membayar biaya inhal.5. Mahasiswa yang inhal praktikum wajib mengganti mata praktikum yang tidak diikuti
dan wajib melapor kepada koordinator praktikum.
6. Selama kegiatan praktikum, praktikan wajib:
a. menghormati koordinator praktikum, laboran, dan asisten yang bertugas
b. mematuhi tata tertib praktikum dan aturan tata tertib perkuliahan dengan
baik
c. bersikap sungguh-sungguh mengikuti praktikum, tidak bercanda dan
bersenda gurau selama praktikum
d. menjaga kebersihan alat-alat dan fasilitas laboratorium. Praktikan wajib
mengembalikan alat yang digunakan selama praktikum dalam keadaanlengkap, bersih, dan kering. Praktikan yang merusakkan alat wajib
mengganti dengan jenis dan kualitas yang sama.
7. Mahasiswa mengulang praktikum:
a. mahasiswa yang mengulang praktikum diharuskan mengambil mata
praktikum yang belum pernah diikuti. Kalau mata praktikum tersebut adalah
mata praktikum baru, maka mahasiswa tersebut wajib mengambil mata
praktikum baru tersebut.
b. apabila mahasiswa mengulang sudah mengikuti semua mata praktikum,
diperbolehkan hanya mengikuti responsi saja, dan wajib melapor ke
koordinator praktikum pada awal dimulainya praktikum
c. wajib menaati peraturan danata tertib praktikum seperti tetap mengikuti
asistensi dan mengikuti aturan inhal yang telah ditentukan
8. Praktikan wajib membuat laporan sementara dan laporan resmi sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan.
9. Praktikan wajib mengikuti responsi praktikum dan wajib memenuhi persyaratan untuk
mengikuti responsi praktikum yang telah ditetapkan
10. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum 2 kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas
dianggap mengundurkan diri.
11. Hal-hal yang belum ditetetapkan akan diatur lebih lanjut
Yogyakarta, 2010
Koordinator Laboratorium Farmasi
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
6/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 1 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Fakultas : MIPA Pertemuan Ke : 1
Prodi : Farmasi Handout Ke : 1
Nama MK : Prak. Kimia Farmasi Dasar Jumlah Halaman : 5
Kode MK : 61322104 Mulai Berlaku : September 2015
Asistensi dan Kontrak Belajar
Tujuan
Setelah mengikuti asisten dan kontrak belajar, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui deskripsi matakuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar.
2. Mengetahui peta konsep matakuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar.
3. Mengetahui kompetensi dan indikator pencapaian matakuliah Praktikum Kimia Farmasi
Dasar.
4. Mengetahui mekanisme dan aturan pelaksanaan matakuliah Praktikum Kimia Farmasi
Dasar.
5. Mengetahui topik bahasan yang akan dipraktikumkan.
6. Mengetahui referensi/ sumber acuan yang akan digunakan.
Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar adalah salah satu Mata Kuliah wajib yang
diberikan pada semester I dengan bobot 1 SKS, ditempuh bersamaan dengan mengambil matakuliah Kimia Farmasi Dasar. Adapun standar kompetensi mata kuliah ini adalah lulusan Farmasi UII
mengetahui standar keselamatan kerja di laboratorium kimia; mampu mengaplikasikan teori kimia
dasar dalam bentuk percobaan dan mengetahui kegunaannya dalam bidang sains dan farmasi. Oleh
karena itu, mata kuliah ini mengajarkan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia; percobaan
teknik dasar laboratorium; reaksi kimia dan stoikiometri; sifat asam-basa, pH dan buffer; reaksi
reduksi dan oksidasi; sifat kolegatif larutan; ikatan dan struktur molekul. Mata kuliah Praktikum Kimia
Farmasi Dasar memiliki kedudukan untuk mendukung misi Program Studi S1 Farmasi, yaitu mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam pelayanan kefarmasian, mampu berkompetisi di pasar
global, dan mampu mengimplementasikan Good Laboratory Practice (GLP) dalam dunia kerja.
Peta Konsep
Peta konsep dibuat agar memudahkan mahasiswa untuk memahami keterkaitan materi
yang akan dipraktikumkan. Peta konsep matakuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar disusun
sebagai berikut:
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
7/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 2 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi dan indikator pencapaian pada matakuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar
disusun sebagai berikut:
1. Mahasiswa melaksanakan aturan keselamatan kerja laboratorium kimia dengan baik.
2. Mahasiswa dapat mempraktikkan teknik dasar laboratorium (menimbang bahan, membuat
larutan, memipet, mengencerkan, dan membaca meniskus) dengan benar.
3. Mahasiswa dapat menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana dengan
benar.
4. Mahasiswa dapat menghitung persen hasil ( percent yield ) secara stoikiometri dengan benar.
5. Mahasiswa dapat menghitung dan memahami hubungan antara nilai pH dengan konsentrasi
asam dan basa dengan benar.
6. Mahasiswa dapat membuat dan memahami fungsi larutan buffer dengan benar.
7. Mahasiswa memahami dan menuliskan setengah reaksi redoks dengan benar.
8. Mahasiswa dapat menghitung Sifat Kolegatif Larutan dengan benar.
9. Mahasiswa dapat menggambar struktur kimia dengan program chemical drawing software
dengan baik.
10. Mahasiswa dapat mengolah data hasil analisis kimia dengan komputer dengan benar.
11. Mahasiswa menyebutkan manfaat/ hubungan percobaan yang dilakukan dengan bidang
farmasi/ sains dengan benar.
12. Mahasiswa menunjukkan implementasi nilai-nilai islami selama proses praktikum dengan baik.
13. Mahasiswa memiliki kemampuan organisasi dan mampu membangun hubungan interpersonal
dengan anggota kelompok praktikum dengan baik.
Reaksi kimia danstoikiometri
Praktikum basah Praktikum kering
Asam – basa, pH,buffer
Reaksi reduksi – oksidasi
Sifat KolegatifLarutan
Keselamatan kerja dilaboratorium
Teknik dasar laboratorium
Ikatan dan struktur molekul
Bidang sains dan farmasi
Prak. KFD
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
8/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 3 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Topik Bahasan
No. Pertemuan Topik Bahasan dan Sub Topik Bahasan
1 Pertama Asistensi/ Kontrak belajar: learning objective, pokok-pokok materi, referensi,strategi pembelajaran, sistem penilaian, aturan praktikum.
Pendahuluan: penjelasan peta konsep, keselamatan kerja di laboratoriumkimia, pengenalan alat lab dan fungsinya.
2 Kedua Teknik dasar laboratorium: Pemilihan timbangan, wadah timbang dan teknikmenimbang, Memipet larutan, Membuat larutan dengan berbagai satuankonsentrasi, Mengencerkan larutan, Membaca meniskus.
3 Ketiga Reaksi kimia dan stoikiometri: Mengamati dan menuliskan reaksi kimia,Menyetarakan persamaan kimia, Prinsip stoikiometri dan menghitung persenhasil ( percent yield ).
4 Keempat Asam-basa, pH, dan buffer: Hubungan nilai pH dengan konsentrasi asam danbasa, Perbedaan sifat asam-basa, penggunaan indikator dan pH meter,
Pembuatan larutan buffer dan fungsinya.
5 Kelima Reaksi reduksi dan oksidasi: Logam sebagai agen pereduksi, Halogen sebagaiagen pengoksidasi, menulis setengah reaksi dan menyetarakan reaksi redoks.
6 Keenam Sifat Koligatif Larutan: Penentuan titik beku larutan, Penentuan berat molekulberdasarkan titik bekunya.Pengolahan data analisis dengan komputer: mean, standar deviasi, koefisienvariansi, regresi linier.
7 Ketujuh Ikatan dan struktur molekul: Menggambar struktur dengan program chemicaldrawing software.
8 kedelapan Responsi praktik dan tulis
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Kimia Farmasi Dasar akan dilaksanakan dalam 8 (delapan) kali pertemuan, yang
terdiri dari pertemuan pertama berupa asistensi, kontrak belajar, dan workshop safety laboratory ;
pertemuan kedua s/d ketujuh berupa praktik di laboratorium; pertemuan kedelapan berupa responsi
praktik dan tertulis.
Asistensi, kontrak belajar dan workshop safety laboratory bersifat wajib diikuti seluruhpraktikan (yang baru mengambil maupun yang mengulang) dan menjadi prasyarat mengikuti
rangkaian praktikum ini.
Pelaksanaan praktik di laboratorium untuk beberapa topik bahasan akan dipecah menjadi 2
(dua) gelombang (1 kelas dipecah menjadi 2 gelombang). Jadwal pelaksanaan dan materi praktikum
selengkapnya akan disampaikan melalui klasiber dan ditempel di papan pengumuman Laboratorium
Kimia Farmasi.
Sebelum praktikum, praktikan diminta membuat laporan awal dan mengikuti pre-test
sebagai prasyarat mengikuti praktik di laboratorium, kecuali materi menggambar struktur (meteri
terakhir).
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
9/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 4 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Laporan awal memuat:
a. Judul praktikum,
b. Tujuan praktikum yang hendak dicapai,
c. Alat & bahan yang dibutuhkan, dan
d. Prosedur kerja.
Pre-test dilaksanakan pada hari praktikum dengan menyerahkan laporan awal sebagai syarat
mengikuti pre-test. Nilai minimal pre-test adalah 60 (enam puluh) dengan skala penilaian 0-100.
Berikut adalah materi pertanyaan yang akan ditanyakan saat pre-test:
Materi pre-test berupa:
a. Tujuan praktik yang akan dilakukan,
b. Teori (konsep) dasar meteri praktikum,
c. Teknik/ cara kerja yang akan dilakukan,
d. Informasi keamanan bahan yang digunakan (MSDS),
e. Perhitungan terkait materi yang akan dipraktikumkan.
Setelah selesai melaksanakan praktik (beserta diskusi) di laboratorium, masing-masing
praktikan diminta membuat laporan akhir.
Laporan akhir mencakup:
a. Isi laporan awal,
b. Data hasil percobaan,
c. Pengolahan data,
d. Jawaban pertanyaan,
e. Referensi
Laporan akhir dikumpulkan pada akhir praktikum. Laporan praktikum ditulis pada kertas HVS ukuran
A4 yang telah diberi kover. Laporan yang telah dikoreksi akan dibagikan sebelum responsi. Laporan
praktikum menjadi pra-syarat praktikum selanjutnya.
Ujian praktikum akan dilaksanakan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu berupa praktik dan tertulis.
Materi ujian praktik akan menitikberatkan pada kemampuan teknik dasar laboratorium masing-
masing praktikan, sedangkan materi ujian tertulis berupa seluruh materi yang telah dipraktikumkan.
Adapun syarat mengikuti ujian yaitu:
a. kehadiran praktikum 100%.
b. komponen nilai lengkap (pre-test, praktik, dan laporan).
c. tidak ada tanggungan administratif di laboratorium.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
10/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 5 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Sistem penilaian menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) yang telah ditetapkan oleh
FMIPA UII dengan komposisi sebagai berikut :
Bentuk Penilaian Komponen Penilaian ProporsiPenilaian
Pretest Kebenaran jawaban 15 %
Praktik Safety lab, Skill lab, kerja tim, keaktifan praktikan saat diskusi 25 %Laporan Sistematika dan isi laporan 15 %Responsi praktik Teknik lab, pemilihan dan penggunaan alat, safety lab dan
kebersihan.25 %
Responsi tulis Kebenaran jawaban 20 %TOTAL 100 %
Referensi/ sumber acuan yang digunakan
1. Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-konsep Kimia Inti , 3rd edition, Jilid 1 dan 2,
diterjemahkan oleh Muhammad A.M., et al., Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Langsjoen, A., Everett, G.W., Lieder, P., Lata, A.J., 1988, Experiments in General, Organic
and Biological Chemistry , Harcout Brace, Jovanovich Publisher, Orlando, Florida, 17-89
3. Timberlake, K.C., 2006, Chemistry, An Introduction to General, Organic, And Biological
Chemistry , 9th edition, Pearson Education Inc., USA.
4. Murov, S., Stedjee, B., 2004, Experiments and Exercises in Basic Chemistry , 6th Ed., Wiley,
New York.
5. Coyne, G.S., 2006, The Laboratory Companion: A Practical Guide to Materials, Equipment,
and Technique, Revised Ed., Wiley interscience, New Jersey.
6. Slowinski E. J., and Wolsey W.C., 2009, Chemical Principles in the Laboratory , Ninth Ed.,
Brooks/ Cole, USA.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
11/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 6 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Fakultas : MIPA Pertemuan Ke : 1
Prodi : Farmasi Handout Ke : 2
Nama MK : Prak. Kimia Farmasi Dasar Jumlah Halaman : 5
Kode MK : 61322104 Mulai Berlaku : September 2015
Keselamatan Kerja Di Laboratorium Kimia
Tujuan
Setelah mempelajari aturan keselamatan dan prosedur kerja di laboratorium kimia mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mengetahui dan memahami tentang konsep dasar lab safety .
2. Mendiskripsikan tujuan utama dari standar laboratorium
3. Mendemonstrasikan cara mengikuti aturan keselamatan dan peraturan dari laboratoriumkimia
4. Mendeskripsikan klasifikasi bahan-bahan berbahaya yang berbeda-beda
5. Mempelajari berbagai sumber kontaminasi kimia
6. Menjadi terbiasa dengan peralatan dan prosedur kimia
PERHATIAN:
Petunjuk keselamatan bekerja di laboratorium ini hanya sekedar petunjuk awal saja yang
disusun berdasarkan pengetahuan terbaik dari penyusun. Buku petunjuk keselamatan ini
merupakan standar minimal untuk bekerja di dalam laboratorium. Mengikuti petunjuk keselamatan
ini tidak memberikan garansi kepada setiap individu yang bekerja di laboratorium untuk tidak
terluka/mengalami kecelakaan selama melakukan percobaan, tetapi petunjuk keselamatan ini harus
dibaca dan ditaati oleh setiap individu yang bekerja di laboratorium untuk meminimalkan resiko
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama melakukan percobaan. Mahasiswa akan d iminta
untuk m eninggalkan laborator ium m eskipun percob aan/prakt ikum belum selesai di lakukan
apabila tidak menaati peraturan yang telah dit etapkan . Secara alami laboratorium kimia yang
kompleks memiliki berbagai potensial problem yang dapat terjadi yang tidak dapat diantisipasi
sebelumnya, sehingga buku petunjuk ini mungkin belum mencakup segala hal yang mungkin dapat
terjadi selama bekerja di laboratorium, dan pengarang tidak bertanggung jawab terhadap segala hal
yang mungkin dapat terjadi.
Bahan Diskusi
Penggunaan bahan-bahan kimia di laboratorium mempersyaratkan beberapa tingkatan
pengetahuan dan komitmen personal. Peraturan Pemerintah menghajatkan laboratorium
pendidikan, sebagaimana industri, untuk membangun dan mengelola kondisi keselamatan
laboratorium. Secara khusus, asisten laboratorium bertanggungjawab untuk menciptakan kondisi
yang aman, termasuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai keadaan-keadaan yang
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
12/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 7 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
membahayakan. Kemudian mahasiswa bertanggung jawab untuk mengikuti panduan dan peraturan
laboratorium yang telah ditetapkan.
Pengelolaan pendidikan keselamatan laboratorium memerlukan training asisten
laboratorium yang diperbaharui setiap setahun sekali. Pengelola institusi pendidikan harus
memenuhi kebutuhan akan training, biasanya melalui pengadaan petugas keamanan lingkungan. Asisten kimia bertanggung jawab untuk menyampaikan hukum dan panduan keselamatan kepada
para mahasiswa. Hirarki akuntabilitas tersusun sebagai bagian dari Standar Komunikasi Bahaya
yang mensyaratkan secara hukum: 1) training keselamatan karyawan, 2) evaluasi bahan kimia
berbahaya, 3) lembar data material yang aman untuk semua bahan-bahan kimia, dan 4) labelisasi
bahan-bahan kimia.
Kerjasama dan kerelaan penuh dari setiap mahasiswa yang bekerja di laboratorium penting
demi keselamatan lingkungan di laboratorium kimia. Ketika mahasiswa benar-benar memahami
akan bahaya, panduan dan peraturan dari laboratorium, mereka harus menyepakati, dalam bentuk
tertulis (hitam di atas putih), untuk mematuhinya. Berikut ini daftar peraturan dan panduan dasar.
Panduan Keselamatan
1. Mengetahui bahan kimia yang digunakan dalam percobaan di laboratorium dan bahaya
yang berkaitan dengannya.
2. Melaporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada asisten laboratorium.
3. Bacalah label dua kali sebelum menggunakan reagen kimia. Perhatikan konsentrasi dan
nama reagen dengan seksama.
4. Tutup kembali botol bahan kimia segera setelah digunakan untuk menghindari kontaminasi.
5. Jaga area kerja tetap bersih dan rapi.
6. Jaga kebersihan neraca/timbangan dan bebas dari kontaminasi, dan jangan pernah
menimbang bahan-bahan kimia secara langsung diatas panci timbangan.
7. Gunakan penjepit atau pelapis panas ketika memindahkan barang pecah belah dalam
keadaan panas.
8. Beritahu asisten mengenai tumpahan atau kerusakan apapun yang terjadi.
9. Hindari membawa botol-botol yang berisi bahan kimia ke bangku laboratorium-mu.
10. Lepaskan semua perhiasan/pakaian yang mudah lepas atau menjuntai. Ikat rambut yang
panjang.
11. Mengetahui letak seluruh perlengkapan penyelamat di dalam laboratorium:
pancuran/shower, handuk, pembasuh mata mata, alat pemadam kebakaran, P3K.
12. Cuci alat gelas setelah digunakan.
Peraturan Keselamatan
1. Dilarang bekerja di laboratorium tanpa pengawasan.
2. Dilarang makan, minum, merokok, atau bahkan mengunyah permen karet di dalam
laboratorium.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
13/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 8 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3. Kenakan selalu pelindung mata di dalam laboratorium, walaupun tidak sedang
melakukan percobaan.
4. Dilarang mengenakan sandal atau sepatu sandal dengan ujung yang terbuka, dan
high heels selama berada di dalam laboratorium. Larangan mengenakan sandal atau
sepatu sandal selama berada di laboratorium bertujuan untuk melindungi kaki daritumpahan ataupun pecahan alat-alat, sedangkan larangan mengenakan high heels adalah
untuk keseimbangan tubuh ketika melakukan percobaan di dalam laboratorium.
5. Dilarang memakai contact lens , karena contact lens dapat menyerap bahan-bahan kimia
dari udara (terutama lensa terbaru yang dapat ’bernafas’), akan mengental dan menyerang
mata, dan membutuhkan operasi untuk dapat melepaskannya.
6. Perhatian bagi yang memutuskan untuk mengenakan aksesoris seperti cincin, gelang,
jam tangan, kalung dan lain-lain, beberapa bahan kimia bersifat mudah menguap dan
terkadang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, dan mungkin akan berefek pada aksesoris
yang anda kenakan. Oleh sebab itu, pertimbangkan terlebih dahulu sebelum
mengenakannya.
7. Dilarang menggunakan ataupun memutar radio, CD player , handphone , MP3/MP4,
ataupun peralatan lain yang semisalnya selama berada di laboratorium. Musik akan
sangat mengganggu, dan penggunaan headphone dapat menghalangi anda dari penjelasan
dan peringatan-peringatan yang diberikan secara verbal selama berada di laboratorium.
8. Buang pecahan kaca ke dalam wadah khusus.
9. Buang sampah kimia ke dalam tempat yang ditunjuk atau sesuai dengan prosedur.
10. Jangan pernah meninggalkan penyalaan api tanpa pengawasan.
11. Jangan cemarkan bahan uji. Bahan uji yang sudah diambil tidak boleh dikembalikan lagi
ke dalam tempat asal.
12. Jangan menunjukkan ujung tabung reaksi yang terbuka kepada siapapun di dalam
laboratorium.
13. Jangan memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar/mudah menguap dari
tutup/kapnya.
14. Dilarang melakukan eksperimen di dalam laboratorium tanpa ijin.
Bahan-bahan kimia sering diklasifikasikan berdasarkan pada sifat dasar bahaya yang
mungkin timbul. Dalam beberapa kasus, tindakan pencegahan harus diambil sesuai dengan sifat
bahan. Contoh, bahan-bahan yang mudah tebakar harus dijauhkan dari api dan bahan-bahan
perusak (corrosive) jangan sampai mengenai kulit, mata atau pakaian.
Flammables (bahan-bahan yang mudah terbakar): zat yang membakar atau mudah terbakar dan
biasanya sangat dahsyat. Contoh: aseton, karbon monoksida, propana, metanol.
Corrosive (bahan-bahan perusak): zat yang bisa merusak jaringan tubuh makhluk hidup atau
bahan-bahan lain pada tempat kontaminasi. Contoh: asam dan basa, bahan reaksi brom.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
14/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 9 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Irritants: zat non-korosif yang menyebabkan radang pada kulit, mata atau sistem pernapasan.
Contoh: amonia, kloorin, ozon.
Poisons (Toxic-racun): zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia, tingkatan racun sangat
bervariasi. Contoh: karbon monooksida, sodium sianida, timah, benzena, pestisida.
Carcinogen: zat yang bisa menyebabkan kanker pada binatang, dan dalam beberapa kasus bisamnyebabkan kanker pada manusia. Contoh: benzena, dioksan, asbestos, polychlorinated biphenyl
compounds (PCB’s), radon.
Oxidizers (Oksidan): zat yang menyebabkan/mempercepat oksidasi, dan jika bersentuhan dengan
bahan yang mudah terbakar, bisa mnyebabkan kebakaran atau ledakan. Contoh: hidrogen
peroksida, potassium permanganat, asam kromat.
Explosives (bahan peledak): zat yang bila ditempatkan pada suhu yang tinggi atau tiba-tiba terkena
guncangan yang kasar akan menyebabkan tekanan yang besar atau pemanasan yang berpotensi
untuk merusak. Contoh: ammonium nitrate yang dibubuhi bensin, ammonium percklorat,
nitrogliserin, asam pikrat, TNT.
Reaktif terhadap air : zat yang sangat bereaksi terhadap air, menghasilkan api, gas atau ledakan.
Contoh: sodium metal, potassium metal, kalsium metal, boron tribromida.
Radioaktif : elemen-elemen yang mengalami kerusakan nuklir dan memancarkan ion radiasi.
Contoh: Plutonium-234, Radon-222, Uranium-238.
Terpaparnya seseorang dengan zat kimia dapat terjadi dengan bebrapa cara yang berbeda-
beda. Cara pertama adalah melalui menghirup uap dari zat-zat kimia. Zat yang mempunyai uap
berbahaya harus diletakkan ditempat yang tertutup di lemari asam. Jika zat ini keliru ditempatkan
di luar, bau yang spesifik biasanya merupakan tanda deteksi dari uap yang keluar. Sebaliknya,
beberapa zat yang mengandung uap beracun tidak bisa dideteksi baunya dengan segera. Sakit
kepala dan pusing/mabuk seringkali menjadi tandanya. Karbon monoksida adalah caotoh utama gas
beracun yang tidak bisa dideteksi melalui baunya.
Cara yang kedua adalah melalui kontak kulit. Tumpah adalah hal yang sering terjadi di
laboratorium kimia, seringkali disebabkan karena kecerobohan. Cara pertolongan pertama adalah
dengan membasuh dengan air pada bagian yang terkena selama beberapa menit, sebelum
kemudian memberitahu asisten. Beberapa zat kimia dapat menyebar dan menyebabkan kesehatan
memburuk ketika dibilas dengan air. Resiko dari beberapa zat kimia tersebut harus ditekankan
sebelum prosedur percobaan dilakukan.
Cara-cara lain meliputi ingest ion , tusukan pada kulit, kontak mata. Jika hal-hal tersebut
terjadi, asisten harus segera diberitahu. Lembar Data Material Keamanan – Material Safety Data
Sheet (MSDS) dapat digunakan sebagai panduan yang lebih dalam situasi emergensi/gawat.
MSDS, yang didalamnya terdapat informasi mengenai potensi paparan, kontaminasi dari bahan
kimia harus tersedia di setiap bahan kimia.
Teknik dan Prosedur Laboratorium
1. Pelajari aturan keselamatan, mengetahui lokasi dan fungsi dari tiap peralatan penyelamat
di laboratorium.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
15/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 10 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2. Pelajari nama dan kegunaan dari bermacam-macam peralatan laboratorium. Lihat
lampiran.
3. Pelajari beberapa teknik laboratorium yang umum digunakan di laboratorium kimia. Lihat
lampiran.
KONTRAK KESEPAKATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM KIMIA FARMASI
Nama :
NIM :
Saya, mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini, telah menerima pelatihan
keselamatan/pembekalan tentang keselamatan bekerja di laboratorium, saya memahami tentang
peraturan tersebut dan berjanji akan menaati seluruh peraturan yang terdapat di laboratorium baik
yang berkaitan dengan peraturan keselamatan kerja maupun peraturan lain yang berhubungan
dengan kewajiban saya selama bekerja di laboratorium kimia farmasi Universitas Islam Indonesia.
Saya memahami pentingnya untuk mematuhi peraturan keselamatan selama bekerja di laboratorium
dan saya telah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus dilakukan serta dihindari selama
bekerja di laboratorium oleh pihak Universitas Islam Indonesia, dan apabila terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan menimpa pada saya karena kecerobohan saya dan ketidakpatuhan saya terhadap
peraturan yang berlaku, serta karena hal-hal yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya, saya tidak
akan menuntut baik Dosen Pengampu Praktikum, Laboran, Kepala Laboratorium, atau pihak
Universitas Islam Indonesia secara umum.
Yogyakarta, 20....
(___________________________)
Nama terang
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
16/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 11 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Fakultas : MIPA Pertemuan Ke : 2
Prodi : Farmasi Handout Ke : 1
Nama MK : Prak. Kimia Farmasi Dasar Jumlah Halaman : 9
Kode MK : 61322104 Mulai Berlaku : September 2015
PERCOBAAN 1
Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium
Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menggunakan peralatan laboratorium sesuai dengan
fungsinya secara baik.
2. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar penggunaan dan penanganan alatdan bahan di laboratorium kimia dengan baik,
3. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik dasar laboratorium (menimbang bahan,
membuat larutan, memipet, mengencerkan, dan membaca meniskus) dengan benar.
Tugas dan Pertanyaan
1. Kenali nama-nama alat yang umum digunakan di laboratorium Kimia beserta fungsinya!
Sebagian gambar dan nama alat dilampirakan pada buku petunjuk Anda.
2. Mengapa pada praktikum ini Anda melakukan pengukuran massa larutan dengan 2 teknik
(alat gelas) yang berbeda?
3. Pelajari rumus dan perhitungan mol dan molaritas!
4. Pelajari rumus dan perhitungan pengenceran larutan!
Bahan Diskusi
Pada percobaan pertama ini Anda akan diminta untuk menentukan massa jenis suatu
larutan dan memperagakan pembutan larutan NaOH dan HCl. Perlu Anda pahami bahwa tujuan
percoban yang sederhana ini adalah Anda diharuskan belajar tentang penggunaan alat – alat (gelas)
dasar di laboratorium ini dan beberapa teknik dasar laboratorium yang sederhana. Meskipun alat
dan teknik yang akan Anda praktikkan termasuk aman dan sederhana, penting Anda pahami bahwa
teknik dan alat ini akan Anda temui dan digunakan pada praktikum selanjutnya. Anda diminta
mengamati dan mencatat hal yang penting untuk bekal praktikum selanjutnya.
A. Menimbang
Penimbangan merupakan hal yang sangat penting dipahami oleh mahasiswa dalam
melakukan percobaan di laboratorium, terutama apabila hendak melakukan analisis kuantitatif.
Selain memilih neraca yang tepat dan benar, mahasiswa diharuskan dapat memilih wadah jenis apa
yang digunakan untuk menimbang sampel/ senyawa.Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan neraca:
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
17/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 12 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1. Apakah Anda sudah memilih neraca yang tepat?
2. Apakah Anda sudah memilih wadah yang tepat?
3. Pastikan timbangan dalam keadaan setimbang. Setting ‘water pass’ biasanya berada di
posisi belakang neraca analitik.
4. Pastikan panci timbang pada neraca analitik dalam kondisi bersih dari kotoran/ debu/tumpahan senyawa. Gunakan kuas pembersih untuk membersihkannya.
5. Jangan memberi beban yang melebihi kapasitas maksimum neraca.
6. Sampel yang akan ditimbang harus dalam suhu ruangan, jika tidak dalam suhu ruang maka
harus didinginkan terlebih dahulu. Sampel yang hangat/ panas dapat menyebabkan
ketidakakurasian pembacaan timbangan. Begitu pula dengan sampel yang dingin (dari
penyimpanan lemari pendingin) perlu disesuaikan dengan suhu ruangan terlebih dahulu.
7. Lakukan ‘zeroing control’ dengan tidak ada satu benda pun di atas panci timbang.
8. Pastikan jendela di sekeliing neraca analitik dalam keadaan tertutup. Hal ini untuk
menghindari pengaruh udara sekitar saat pembacaan timbangan.
9. Jangan membuat getaran di sekitar meja timbang karena akan mempengaruhi pembacaan
timbangan.
10. Hindari sidik jari atau senyawa pengganggu lain pada permukaan benda/ obyek yang akan
ditimbang di atas panci neraca, dengan menggunakan sarung tangan atau alat penjepit.
11. Letakkan benda/ obyek/ wadah timbangan yang akan ditimbang di atas panci timbang
dengan halus dan hati-hati.
12. Setelah menimbang, tekan tombol zero, bersihkan jika ada tumpahan, tutup semua jendela
pada neraca.
Tabel 1. Jenis neraca analitik laboratorium
Jenis neraca analitik Kapasitas (g) Kepekaan (mg) Digit (dibelakang koma,g)
Macrobalance 100 – 200 0,1 4Semimicrobalance 30 – 100 0,01 5
Microbalance 3 – 50 0,001 6Ultramicrobalance 3 – 5 0,0001 7
Berapa mg terkecil bahan boleh ditimbang dengan ke-4 neraca tersebut, dapat dihitung dengan
rumus:
= ℎ
= 0,1 %
Keterangan: BMTS = Bobot Minimum (yang boleh di) Timbang Secara Seksama
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
18/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 13 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Pada prosedur penyiapan sampel untuk keperluan analisis kuantitatif ada 2 jenis
penimbangan yang harus diperhatikan yaitu penimbangan kurang lebih dan penimbangan seksama.
a. Penimbangan kurang lebih
Penimbangan kurang lebih mempunyai makna sampel yang akan ditimbang kurang lebih
10 % dari yang tertera dalam buku-buku standar. Sebagai contoh: ditimbang kurang lebih100 mg sampel, maka kita boleh menimbang antara 90 mg sampai 110 mg (berhubungan
dengan bobot yang boleh ditimbang).
b. Penimbangan seksama
Penimbangan harus dilakukan dengan menggunakan alat timbangan yang ketidakpastian
pengukurannya tidak lebih dari 0,1%. ketidakpastian pengukuran adalah kesalahan acak
ditambah kesalahan sistematik (berhubungan dengan pemilihan neraca yang akan
digunakan).
Contoh pada Buku Farmakope Indonesia tertulis prosedur “Timbang seksama lebih kurang
10 mg Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan ...... dst” . Yang
harus dilakukan adalah memilih neraca yang sesuai agar bisa memenuhi kedua permintaan cara
menimbang pada prosedur tersebut di atas, yaitu:
1. sampel yang ditimbang antara 9 - 11 mg
2. kesalahan tidak lebih dari 0,1 %
Neraca yang dapat dipilih yaitu:
1. berkepekaan 0,01 mg (neraca semimikro) & hasil penimbangan harus 10 mg sampai
11 mg, atau
2. berkepekaan 0,001 mg (neraca mikro) & hasil penimbangan harus
9 mg sampai 11 mg
Mengapa demikian?
Buktikan dengan menggunakan rumus kepekaan neraca di atas!
Teknik Menimbang:
1. Weighing by addition
Wadah = C g
Wadah + zat = D g
Berat zat = D - C g
Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik direct transfer (Weighing by addition):
a. Letakkan wadah timbang (kaca arloji) kosong pada pan neraca analitik dan dicatat
bobotnya.
b. Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sampel dari wadah sampel, letakkan
di atas kaca arloji, lalu dicatat bobotnya.
c. Bobot sampel yang ditimbang adalah sama dengan bobot total (wadah + zat) dikurangi
bobot wadah (kaca arloji).
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
19/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 14 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
d. Keuntungan teknik ini adalah sampel langsung diletakkan pada wadah timbang, pembacaan
bobot sampel sama/ sesuai dengan sejumlah sampel yang ditambah.
e. Kelemahan teknik ini adalah risiko kehilangan sampel karena tercecer di luar wadah timbang
apabila tidak hati-hati.
Perhatian:
Neraca analitik telah dilengkapi dengan menu “Zeroing Control”, sehingga bobot wadah
timbang tidak perlu dicatat.
Secara umum, teknik ini lebih sering digunakan.
2. Weighing by difference
Wadah + zat = A g
Wadah + sisa = B g
Berat zat = A - B g
Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik Weighing by Difference:
a. Nol-kan neraca sebelum digunakan.
b. Letakkan wadah sampel yang berisi sejumlah sampel, dicatat bobotnya.
c. Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sejumlah sampel dari wadah sampel,
lalu dicatat bobot wadah yang masih berisi (sisa) sampel. Sampel yang diambil langsung
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer tertutup.
d. Perbedaan atau selisih hasil penimbangan pertama dan kedua menunjukkan bobot sampel
yang diambil.e. Teknik ini cocok digunakan untuk penimbangan sampel yang higroskopis atau melindungi
sampel dari udara sekitar.
f. Kelemahan teknik ini adalah dibutuhkan beberapa kali pengambilan sampel untuk
memperoleh bobot yang diinginkan, risiko terlalu banyak sampel yang diambil.
Perhatian:
Penambahan dan pengurangan sampel dari wadah harus dilakukan di luar neraca analitik.
B. Membuat Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Pada
praktikum ini kita akan lebih banyak mengenal istilah larutan berair , yaitu zat terlarut awalnya
adalah zat cair atau zat padat dan pelarutnya adalah air.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam sejumlah tertentu
pelarut atau larutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yang umum
digunakan antara lain molaritas (M), persen kadar (% b/v; v/v; v/b; b/b), part per million (ppm, 1
bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian larutan), dan part per billion (ppb, 1 bagian zat terlarut
dalam 1.000.000.000 bagian larutan).
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
20/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 15 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Salah satu satuan konsentrasi yang paling umum dalam kimia adalah molaritas, yaitu jumlah
mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
= =
()
Larutan pekat sering disimpan di laboratorium dalam ruang penyimpanan stok bahan kimia.
Seringkali kita mengencerkan larutan stok ini sebelum bekerja dengan larutan tersebut. Prosedur
untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut pengenceran.
Pengenceran suatu larutan tidak mengubah jumlah total partikel zat terlarut, hanya mengubah nilai
molaritas larutan tersebut. Dengan demikian, dalam proses pengenceran tidak terjadi perubahan
jumlah mol zat terlarut dalam larutan.
= ℎ
=
=
atau
=
Pada praktik pengenceran, umumnya yang dihitung adalah volume yang diambil dari larutan pekat
(Vpekat atau Vawal) atau volume yang dibutuhkan untuk memperoleh larutan yang lebih encer.
Ingatlah:
1 L = 1.000 mL.
1 ppm = 1 g/ 1.000.000 mL = 1 mg/ 1.000 mL = 1 μg/ mL
1 ppb = 1 g/ 1.000.000.000 mL = 1 mg/ 1.000.000 mL = 1 μg/1.000 mL = 1 ng/ Mo
1% (b/v) = 1 g/100 mL
1% (b/b) = 1 g/100 g
Informasi pada handout ini masih minim, Anda diminta membaca buku referensi di akhir
handout ini agar lebih mengenal dan memahami teknik penggunaan alat laboratorium
kimia.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
21/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 16 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Bahan dan alat:
Larutan X
Neraca analitik
Gelas ukur
Labu ukur
Pipet volume
Pipet ukur
Gelas beaker
Prosedur Kerja
A. Mengukur volume dan massa larutan ‘X’ serta menentukan akurasi dan presisi
pengukuran.
Anda akan mengukur volume dan massa larutan ‘X’ dengan memperagakan 2 teknik yang berbeda,
yaitu menggunakan pipet volume dan gelas ukur.
1. Tuang 100 ml larutan ‘X’ ke dalam gelas beaker. Pastikan gelas beaker yang digunakan
dalam kondisi bersih dan kering.
2. Siapkan 3 gelas beaker yang lain (juga dalam kondisi bersih dan kering), beri label A, B,
dan C, timbang pada jenis neraca analitik yang tepat. Catat massanya.
3. Digunakan pipet volume:
a. Dipipet 10,0 ml larutan ‘X’, dimasukkan ke dalam gelas beaker kosong A yang telah
ditimbang. Timbang gelas beaker dan larutan ‘X’ di dalamnya.
b. Dipipet 10,0 ml larutan ‘X’ lagi, dimasukkan ke dalam gelas beker A yang
sebelumnya telah berisi larutan ‘X’. Timbang gelas beaker dan larutan ‘X’ di
dalamnya.
c. Dipipet 10,0 ml larutan ‘X’ lagi, dimasukkan ke dalam gelas beker A yang
sebelumnya telah berisi larutan ‘X’. Timbang gelas beaker dan larutan ‘X’ di
dalamnya.
4. Digunakan gelas ukur:
a. Diukur 10 ml larutan ‘X’, dimasukkan ke dalam gelas beaker kosong B yang telahditimbang. Timbang gelas beaker dan larutan ‘X’ di dalamnya.
b. Diukur 10 ml larutan ‘X’ lagi, dimasukkan ke dalam gelas beker B yang sebelumnya
telah berisi larutan ‘X’. Timbang gelas beaker dan larutan ‘X’ di dalamnya.
c. Diukur 10 ml larutan ‘X’ lagi, dimasukkan ke dalam gelas beker B yang sebelumnya
telah berisi larutan ‘X’. Timbang gelas beaker dan larutan ‘X’ di dalamnya.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
22/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 17 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
5. Lengkapi tabel berikut:
No Hasil Pengamatan Gelas ukur Pipet volume
a. Massa beaker kosong (g)
b. Massa beaker + larutan ‘X’ (penambahan pertama) (g)
c. Massa beaker + larutan ‘X’ (penambahan kedua) (g)
d. Massa beaker + larutan ‘X’ (penambahan ketiga) (g)
e. Massa larutan ‘X’ (penambahan pertama) (g)
f. Massa larutan ‘X’ (penambahan kedua) (g)
g. Massa larutan ‘X’ (penambahan ketiga) (g)
h. Rata-rata massa larutan ‘X’ (g)
i. Simpangan pengukuran pertama dari rata-rata (g)
j. Simpangan pengukuran kedua dari rata-rata (g)
k. Simpangan pengukuran ketiga dari rata-rata (g)
l. Rata-rata simpangan
6. Apabila diketahui densitas air adalah 1,0 g/ml, massa 10,0 mL larutan ‘X’ adalah . . .
=
=
7. Hitunglah simpangan relatif antara nilai teoritis (hasil perhitungan di nomor 6) dengan nilai
hasil percobaan massa larutan ‘X’ untuk masing-masing pengukuran menggunakan pipet
volume dan gelas ukur (hasil perhitungan di nomor 1-h)!
( ) =
ℎ 100
( ) =
ℎ 100
B. Mengencerkan larutan
Hitunglah berapa banyak larutan NaOH 1,0 M yang dibutuhkan untuk membuat 25 mL NaOH0,5 M. Gunakan rumus pengenceran di atas. Setelah menghitung jumlah NaOH yang dibutuhkan,
asisten Anda akan memperagakan teknik pengenceran. Anda diminta menirukannya!
C. Membuat larutan NaOH 0,1 M
a. Timbang lebih kurang 0,4 gram NaOH dengan wadah timbang yang sesuai (buktikan
dengan perhitungan molaritas bahwa untuk membuat larutan 0,1 M NaOH diperlukan 0,4 g
kristal NaOH yang dilarutkan ke dalam labu ukur 100 mL).
=
()
(
)
1000 ()
()
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
23/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 18 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan bilas gelas arloji dengan akuades yang telah
dididihkan dalam keadaan dingin.
c. Kocok hingga semua endapan larut.
d. Tambahkan akuades bebas CO2 ke dalam hingga labu ukur 100 mL hingga tanda batas dan
kocok hingga homogen.e. Simpan dalam tempat tertutup.
D. Membuat larutan HCl 1,0 M
Asam klorida yang sering digunakan adalah HCl dengan konsentrasi 1,0 M; 0,5 M; 0,1 M.
Sebelum membuat larutan tersebut, harus diperhatikan berapa persen konsentrasi HCl yang
tersedia karena akan berpengaruh pada perhitungan perubahan (konversi) dari persen HCl ke
molaritas HCl. Berikut contoh perhitungan konversi HCl 37 % (b/b) ke molaritas:
Diketahui dari label/ kemasan HCl (BJ HCl = 1,19 g/ml; BM = 36,5)
HCl 37 % = 37 g/100 g
Maka,
37
100
1,19
=
44,03
100=
440,3
1000=
440,3
() = ()
()
() = ()
()
Diperoleh M HCl = 12,06 M
Hitung berapa ml HCl 12,06 M yang dibutuhkan untuk membuat 25 ml HCl 1,0 M? Gunakan rumus
pengenceran. Peragakan teknik pengencerannya!
=
Pertanyaan1. Dibandingkan pengukuran menggunakan pipet ukur dan gelas ukur, manakah hasil
pengukuran yang lebih presisi? Jelaskan jawaban Anda!
2. Dibandingkan pengukuran menggunakan pipet ukur dan gelas ukur, manakah hasil
pengukuran yang lebih akurat? Jelaskan jawaban Anda!
3. Hitunglah molaritas larutan yang mengandung 21,0 g NaCl dalam 200 mL larutan!
4. Berapa mili liter larutan 0,420 M NaCl yang harus diambil sehingga mengandung 1,5 g
NaCl?
5. Bagaimana cara anda menyiapkan 250 mL larutan 0,500 M NaOH dari larutan 6,00 M
NaOH?
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
24/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 19 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Referensi:
Bleil, R.E., 2005, General Chemistry Laboratory Manual , Dakota State University.
Coyne G.S., 2006, The Laboratory Companion: A Practical Guide to Materials, Equipment, and
Technique, Revised Ed., A John Wiley & Sons Inc Publication, New Jersey.
Martono, S., 2010, Bahan Kuliah Analisis Farmasi: Menimbang , UGM, Yogyakarta.Murov, S., Stedjee, B., 2004, Experiments and Exercises in Basic Chemistry , 6th edition, Wiley, New
York.
Worksheet by Dr. Susan B. Piepho, Professor of Chemistry, Sweet Briar College, Sweet Briar, VA
24595. The text references are currently being updated to Chemistry, Eighth Edition, by
Raymond Chang (WCB/McGraw-Hill, Boston, MA 2005); until this process is complete,
some worksheets will have references to the Sixth Edition.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
25/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 20 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Fakultas : MIPA Pertemuan Ke : 3
Prodi : Farmasi Handout Ke : 1
Nama MK : Prak. Kimia Farmasi Dasar Jumlah Halaman : 10
Kode MK : 61322104 Mulai Berlaku : September 2015
PERCOBAAN
Reaksi Kimia dan Stoikiometri
Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengamati dan menuliskan reaksi di laboratorium dan menggambarkan
kesimpulan dari pengamatan reaksi tersebut dengan benar.
2. Mahasiswa mampu menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhanadengan benar.
3. Mahasiswa mampu menghitung persen hasil ( percent yield ) secara stoikiometri dengan
benar.
Pretest
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ”keseimbangan” persamaan kimia!
2. Ketika Anda mencampur dua bahan kimia, bagaimana Anda menentukan apakah suatu
reaksi kimia telah terjadi?
3. Apa yang dimaksud dengan lapisan endapan/ precipitate?
4. Apa yang dimaksud dengan indikator?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stoikiometri!
Bahan Diskusi
Konsep yang harus dipahami:
Hukum perbandingan tetap (law of definite proportion) oleh Joseph Proust (Hukum Proust)
Hukum perbandingan berganda (law of multiple proportion) oleh John Dalton
Hukum kekekalan massa (law of conservation of mass) oleh Lavoisier.
Koefisien pereaksi.
Pereaksi pembatas
Prinsip kelarutan senyawa
Reaksi Kimia
Kita hidup di dunia, tempat reaksi kimia secara terus-menerus terjadi di sekitar dan di antara
kita. Keberadaan hidup itu sendiri tergantung pada beragam reaksi kimia, seperti fotosintesis(produksi karbohidrat pada tumbuhan) dan respirasi (pembakaran karbohidrat oleh hewan untuk
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
26/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 21 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
menghasilkan energi). Kita menggunakan reaksi kimia untuk kepentingan konsumsi, seperti karet
sintesis, obat-obatan, kosmetik, plastik, makanan tertentu, bahan makanan tambahan, detergent,
pupuk, dan banyak lagi. Banyak dari reaksi kimia ini merupakan reaksi kimia kompleks. Beberapa
contoh reaksi kimia sederhana yang umum dikenal adalah pembakaran bahan bakar, pengkaratan
besi, dan penodaan perak.Reaksi kimia adalah suatu proses yang terjadi selama perubahan kimia. Salah satu contoh
perubahan kimia adalah perubahan susunan/komposisi zat. Selama berlangsungnya reaksi kimia,
bahan awal (reaktan) bergabung menghasilkan produk dengan komposisi yang berbeda dari
reaktan. Dan juga, sifat fisika dari hasil reaksi kimia (produk) biasanya cukup berbeda dari
reaktannya.
Reaksi kimia dapat digambarkan dengan persamaan kimia, yaitu reaktan ditulis di sebelah
kiri, dan hasilnya ditunjukkan di sebelah kanan. Sebuah panah mengindikasikan arah dari reaksi.
Sebagai contoh, reaksi antara unsur sodium (Na) dan klorin (Cl2). Unsur-unsur ini adalah reaktan,
dan hasil reaksi ini adalah sodium klorida (NaCl). Persamaannya dapat dituliskan:
→ ( )
Persamaan ini tidak seimbang karena terdapat dua atom klorin pada bagian kiri dan hanya
satu atom pada bagian kanan. Hukum perubahan zat menyatakan bahwa zat tidak dapat diciptakan
atau dihancurkan dalam reaksi kimia. Jadi reaksi kimia itu harus seimbang; itulah sebabnya, jumlah
atom setiap unsur pada bagian kiri dan bagian kanan panah harus sama.
Ketika menyeimbangkan persamaan, adalah penting untuk tidak mengubah formula/rumus
dari reaktan dan hasil. Sebaliknya, mengubah jumlah satuan formula diperlukan pada persamaan.Pada persamaan diatas, 2 satuan formula NaCl dapat menyediakan dua atom klorin yang
dibutuhkan dalam hasil:
→ ( )
Bagaimanapun, sekarang terdapat dua atom sodium disebelah kanan, jadi seharusnya juga
terdapat dua atom disebelah kiri. Persamaan yang seimbang adalah:
→
Persamaan kimia terkadang memasukkan penandaan semisal (s) untuk solid/padat, (l)
untuk liquid /cair, (g) untuk gas, dan (aq) untuk aqueous/larutan encer. Ini ditulis langsung setelah
simbol unsur atau senyawa untuk menunjukkan keadaan fisiknya. Sebagai contoh, persamaan di
bawah ini dapat ditulis:
() () → ()
Meski demikian, dalam percobaan ini, dimana perhatian utama adalah belajar untuk menulis dan
menyeimbangkan persamaan, maka simbol-simbol ini dapat diabaikan.
Perubahan kimia biasanya disertai perubahan fisik yang terlihat seperti perubahan warna,
terbentuknya endapan (zat kimia yang tidak larut), perubahan gas, atau perubahan suhu.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
27/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 22 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Reaksi di bawah ini merupakan contoh reaksi sintesis. Tipe umum reaksi yang lain adalah
exchange/pergantian, dimana cations dan anions saling bertukar sekutu.
2 NaBr + Pb(NO3)2 2 NaNO3 + PbBr 2
Catatan bahwa persamaan ini seimbang dengan mengambil 2 satuan formula setiap NaBr dan
NaNO3. Garis di bawah PbBr 2 menunjukkan bahwa ini adalah lapisan endapan. (Cara lain untuk
menunjukkan lapisan endapan adalah dengan tanda panah: PbBr 2 .).
Bagaimana kita mengetahui jika lapisan endapan yang kita amati terbentuk selama reaksi
di atas adalah PbBr 2, bukan NaNO3? Tes sederhana menggunakan contoh NaNO3 dapat
memperlihatkan kalau NaNO3 cukup dapat larut dalam air dan karena itu dapat dieliminasi sebagai
lapisan endapan. Kemungkinan lapisan endapan yang lain hanya PbBr 2. Karena diperlukan waktu
yang cukup bagi Anda untuk melakukan keseluruhan tes yang diperlukan untuk mengidentifikasi
lapisan endapan pada percobaan ini, dua hukum umum daya larut diberikan disini untuk
mengarahkan Anda:
1. Senyawa-senyawa yang terdiri dari kation Na+, K+, atau NH4+ merupakan senyawa yang
dapat larut dalam air, jadi tidak bisa membentuk endapan.
2. Senyawa-senyawa yang terdiri dari NO3- sebagai anion dapat larut dalam air dan tidak
dapat menjadi endapan.
Selama bagian A dan B dari percobaan ini, Anda akan mencampur pasangan senyawa
kimia (dalam larutan encer) bersama-sama dalam tabung uji. Pada beberapa kasus suatu reaksi
akan terlihat melalui perubahan penampilan campuran. Pada kasus lainnya tidak akan ada buktiapapun yang terlihat bahwa suatu reaksi tengah terjadi. Anda harus membuat pengamatan secara
hati-hati pada setiap kasus dan mencatat pengamatan Anda dalam lembar kerja.
Pada bagian C dan D Anda akan menguji zat kimia di dalam larutan dengan indikator methyl
orange dan phenolphthalein. Indikator adalah zat kimia yang berubah warna pada kondisi tertentu.
Indikator yang digunakan pada percobaan akan berubah warna dengan adanya asam (methyl
orange) atau basa (phenolphthalein). Hati-hati mencatat perubahan warna yang terjadi selama
percobaan ini dan coba untuk menyimpulkan karakteristik kimia apa yang ada pada asam dan basa.
Stoikiometri
Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani stoicheion yang berarti unsur. Stoikiometri
berarti mengukur unsur-unsur, meliputi berbagai macam pengukuran yang lebih luas dan meliputi
perhitungan zat dan campuran kimia. Pada percobaan kali ini, Anda akan melakukan teknik analisis
kuantitatif yang digunakan untuk menentukan jumlah copper (tembaga) dalam sampel. Dengan
menggunakan 2 langkah reaksi, di mana tembaga (II) oksida akan disintesis dari sejumlah tembaga
(II) sulfat pentahidrat. Karena starting material yang digunakan adalah bahan murni, yaitu
CuSO4.5H2O (s), maka validitas dari teknik yang digunakan akan dibandingkan dengan jumlah
tembaga (II) oksida teoritis dengan hasil eksperimen.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
28/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 23 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Tembaga (II) sulfat pentahidrat akan larut dalam air dan bereaksi menggunakan reaksi
penggantian ganda dengan natrium hidroksida. Penambahan ion hidroksida pada larutan yang
mengandung ion tembaga (II) akan menghasilkan endapan tembaga (II) hidroksida.
CuSO4 (aq) + 2 NaOH (aq) ↔ Cu (OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)
Pemanasan terhadap tembaga (II) hidroksida secara in situ akan menghasilkan dekomposisi
tembaga (II) oksida dan air.
Cu(OH)2 (s) -----∆------> CuO (s) + H2O (l)
CuO dapat disaring, dikeringkan, dan ditimbang secara kuantitatif. Reaksi keseluruhan untuk
persamaan di atas adalah:
CuSO4.5H2O (s) + 2 NaOH (aq) ↔ CuO (s) + Na2SO4 (aq) + 6 H2O (l)
Anda dapat menghasilkan persamaan seperti di atas jika jumlah berat yang ditimbang dari
CuSO4.5H2O(s) akurat. Dari jumlah tersebut, dapat dihitung jumlah tembaga (II) oksida yang
seharusnya didapat (secara teoritis). Dengan melakukan percobaan, maka didapatkan hasil
percobaan yang akan dibandingkan dengan hasil teoritis. Perbandingan antara hasil percobaan
dengan hasil teoritis (dikalikan dengan 100%) adalah percent yield . Percent yield yang mendekati
100% mengindikasikan bahwa teknik tersebut dapat digunakan untuk analisis kuantitatif penentuan
kadar tembaga dalam sampel.
Bahan dan Alat:
Tabung reaksi kecil
Beker Glass
Kaca Arloji
Kertas Whatman no 1
Oven
Timbangan
Ringstand
Larutan phenolphthalein
Larutan methyl orange
0,1 M Ba(NO3)2
0,1 M BaCl2
0,1 M AgNO3
0,1 M Na2SO4
Tembaga (II) sulfat pentahidrat
0,1 M HCL
0,1 M NaCl
Larutan jenuh Ba(OH)2
Aqua Bidestilata
6.0 M NaOH
0,1 M HNO3
0,1 M NaOH
0,1 M KOH
Akuades
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
29/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 24 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Prosedur Kerja
A. Reaksi dengan Perak Nitrat
PERHATIAN: Perak nitrat dapat menyebabkan noda hitam pada kulit Anda jika tersentuh. Namun,
noda ini bersifat sementara.
Dalam tabung uji kecil yang bersih, tambahkan beberapa tetes larutan perak nitrat (AgNO3) ke
dalam 5 tetes larutan yang disebutkan berikut ini. Catat pengamatan Anda di lembar kerja yang
tersedia.
Jika suatu reaksi terlihat akan terjadi (ditandai dengan terbentuknya endapan buram), tulis
kesetimbangan persamaan kimia untuk reaksi tersebut. Hal ini menunjukkan reaksi penukaran
(exchange), antara kation dan anion. Tunjukkan lapisan endapan dengan menggarisbawahi (gunakan
hukum kelarutan senyawa yang diberikan pada pembahasan). Jika tidak terjadi reaksi, tulislah ”N.R.”
(no reaction).
1. Hidrogen klorida, HCl (larutan encer)
HCl + AgNO3
2. Barium nitrat, Ba(NO3)2
Ba(NO3)2 + AgNO3
3. Sodium hidroksida, NaOH
NaOH + AgNO3
4. Sodium klorida, NaCl
NaCl + AgNO3
5. Hidrogen nitrat, HNO3 (larutan encer)
HNO3 + AgNO3
6. Barium hidroksida, Ba(OH)2
Ba(OH)2 + AgNO3
7. Barium klorida, BaCl2
BaCl2 + AgNO3
8. Potasium hidroksida, KOH
KOH + AgNO3
B. Reaksi dengan Sodium Sulfat
Dalam tabung uji kecil, tambahkan beberapa tetes larutan sodium sulfat (Na2SO4) kedalam 5
tetes larutan yang disebutkan berikut ini. Catat pengamatan Anda pada lembar kerja yang tersedia.
Jika suatu reaksi terlihat akan terjadi (ditandai dengan terbentuknya endapan buram), tulis
kesetimbangan persamaan kimia untuk reaksi tersebut. Hal ini menunjukkan reaksi penukaran
(exchange), antara kation dan anion. Tunjukkan lapisan endapan dengan menggarisbawahi (gunakan
hukum kelarutan senyawa yang diberikan pada pembahasan). Jika tidak terjadi reaksi, tulislah ”N.R.”
(no reaction).
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
30/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 25 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1. Hidrogen klorida, HCl (larutan encer)
HCL + Na2SO4
2. Barium nitrat, Ba(NO3)2
Ba(NO3)2 + Na2SO4
3. Sodium hidroksida, NaOH
NaOH + Na2SO4
4. Sodium klorida, NaCl
NaCl + Na2SO4
5. Hidrogen nitrat, HNO3 (larutan encer)
HNO3 + Na2SO4
6. Barium hidroksida, Ba(OH)2
Ba(OH)2 + Na2SO4
7. Barium klorida, BaCl2
BaCl2 + Na2SO4
8. Potasium hidroksida, KOH
KOH + Na2SO4
Data Percobaan (untuk bagian A dan B)
Larutan AgNO3 Na2SO4
HCl
..... ..... Ba(NO3)2 ..... .....
NaOH ..... .....
NaCl ..... .....
HNO3 ..... .....
Ba(OH)2 ..... .....
BaCl2 ..... .....
KOH ..... .....
Ket:
√ (terjadi reaksi)
- (tidak terjadi reaksi)
Pertanyaan (untuk bagian A dan B)
1. Penambahan dengan AgNO3 selalu menghasilkan lapisan endapan ketika ion tertentu ada di
dalam larutan. Ion-ion apakah yang dimaksud?
2. Ion-ion apakah yang umumnya ada pada larutan tersebut yang bereaksi dengan Na2SO4?
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
31/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 26 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3. Bandingkan hasil pengamatan anda (pada bagian A & B) dengan prinsip kelarutan senyawa
ionik dalam air. Apakah sudah sesuai?
4. Mengapa persamaan kimia harus disetarakan?
5. Hukum apakah yang menjadi pedoman untuk menyetarakan reaksi?
C. Reaksi dengan Indikator Phenolphthalein
Masukkan 5 tetes setiap larutan di bawah ini ke dalam tabung uji kecil yang terpisah yang terisi
akuades setengah isi tabung. Tambahkan 1 tetes phenolpththalein (pp) pada setiap tabung uji dan
campur larutan tersebut. Catat pengamatan Anda. Tidak ada persamaan yang diperlukan pada
percobaan ini.
1. Hidrogen klorida, HCl (larutan encer)
2. Barium nitrat, Ba(NO3)2
3. Sodium hidroksida, NaOH
4. Sodium klorida, NaCl
5. Hidrogen nitrat, HNO3 (larutan encer)
6. Barium hidroksida, Ba(OH)2
7. Barium klorida, BaCl2
8. Potasium hidroksida, KOH
Phenolphthalein merupakan indikator untuk basa. Basa yang kuat mengakibatkan phenolphthalein
berubah menjadi warna pink.
D. Reaksi dengan Indikator Methyl Orange
Masukkan 5 tetes setiap larutan di bawah ini ke dalam tabung uji kecil yang terpisah yang terisi
akuades setengah isi tabung. Tambahkan 1 tetes larutan indikator methyl orange pada setiap tabung
uji dan campur larutan tersebut. Catat pengamatan Anda. Tidak ada persamaan yang diperlukan pada
percobaan ini.
1. Hidrogen klorida, HCl (larutan encer)
2. Barium nitrat, Ba(NO3)2
3. Sodium hidroksida, NaOH
4. Sodium klorida, NaCl
5. Hidrogen nitrat, HNO3 (larutan encer)
6. Barium hidroksida, Ba(OH)2
7. Barium klorida, BaCl2
8. Potasium hidroksida, KOH
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
32/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 27 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Methyl orange merupakan indikator untuk asam. Asam yang kuat mengakibatkan methyl orange
berubah menjadi merah.
Data percobaan (untuk bagian A dan B)
Larutan
uji
Indikator
Phenolphthalein
Indikator Methyl
Orange
HCl (larutan encer) ..... ..... Ba(NO3)2 ..... .....NaOH ..... .....NaCl ..... .....HNO3 (larutan encer) ..... .....Ba(OH)2 ..... .....BaCl2 ..... .....KOH ..... .....Ket:
Tuliskan warna yang dihasilkan
Pertanyaan (untuk bagian C dan D)
1. Tuliskan larutan yang menghasilkan warna pink jika direaksikan dengan phenolphthalein. Ion-
ion umum apa yang Anda temukan dilarutan basa?
2. Tuliskan larutan yang menghasilkan warna merah jika direaksikan dengan methyl Orange. Ion-ion umum apa yang Anda temukan dilarutan asam?
3. Apakah perubahan warna yang Anda amati termasuk perubahan kimia? Jelaskanlah!
4. Diskusikan pula perubahan lain yang dapat diamati pada reaksi kimia! Berikan contohnya!
E. Prosedur Pembuatan Tembaga (II) Oksida
Timbang antara 1,8 dan 2,2 gram tembaga (II) sulfat pentahidrat dalam 250 ml beker glass
dengan ketelitian mendekati 0,01 gram. Tambahkan 10 ml aquabidestilata ke dalam beker glass, dan
larutkan garam tembaga hingga homogen. Tambahkan 10 ml NaOH 6,0 M pada larutan dengan diaduk.
Tempatkan kaca arloji di atas beker glass dan panaskan campuran sampai titik didih. Cobalah untuk
mencegah percikan, terutama pada kaca arloji. Jika terjadi percikan, gunakan botol pencuci untuk
mencuci semua padatan turun pada larutan. Panaskan hingga semua padatan biru terdekomposisi
menjadi tembaga (II) oksida dan air (dalam beberapa menit). Biarkan campuran menjadi agak dingin
sebelum disaring.
Lipat 12,5 cm diameter kertas saring Whatman no 1. Sebelum melakukan penyaringan,
timbang dan tulis massa dari kertas. Gunakan botol pencuci untuk membasahi kertas saring, sehingga
dapat menempel pada corong. Gunakan ringstand dan ring untuk memegang corong, letakkan di atas
beker glass penampung filtrat. Kemudian lakukan penyaringan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
33/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 28 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
overload pada kertas saring, paling tidak batas atas untuk penyaringan adalah 0,5 cm dari puncak
kertas. Setelah semua larutan dipindahkan melalui corong, gunakan botol pencuci untuk membersihkan
beker glass yang pertama, sehingga semua endapan dapat disaring dan ditampung pada beker glass
kedua.
Ketika larutan telah mengering, bilas dengan menggunakan air dari botol pencuci untukmenghilangkan natrium sulfat ataupun natrium hidroksida yang terlarut yang mungkin terjebak dalam
endapan tembaga (II) oksida. Ketika air pencuci telah kering, cuci endapan sekali lagi dengan
menggunakan air. Kemudian dengan hati-hati ambil kertas saring dan letakkan pada gelas arloji.
Telitilah sebelumnya bahwa kertas dan gelas arloji telah dilabeli terlebih dahulu dan tempatkan gelas
arloji dalam oven dengan suhu 105° C minimal selama 3 jam. Pindahkan dan timbang filtrat.
Data percobaan:
Jenis neraca analitik yang digunakan:
- Kapasitas
- Kepekaan
= . . . g
= . . . g
Massa tembaga (II) sulfat pentahidrat yang
ditimbang
= . . . g
Massa kertas saring whatman No.1
- Penimbangan 1
- Penimbangan 2
- Penimbangan 3- Rata-rata
= . . . g
= . . . g
= . . . g= . . . g
Massa kertas saring whatman No.1 + massa
endapan tembaga (II) oksida
= . . . g
Massa endapan tembaga (II) oksida = . . . g
Perhitungan teoritis massa tembaga (II) oksida:
Massa teoritis tembaga (II) oksida = . . . g
Persen hasil tembaga (II) oksida: = . . . g
ℎ =
100 %
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
34/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 29 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Pertanyaan (untuk bagian E)
1. Diskusikan teknik penimbangan yang anda lakukan, apakah termasuk penimbangan seksama
atau tidak? Jelaskanlah!
2. Diskusikan pula tentang teknik penimbangan hingga diperoleh bobot tetap!3. Apakah persen hasil yang anda peroleh sudah cukup baik?
4. Diskusikan berbagai alasan mengapa terjadi perbedaan antara hasil percobaan dan hasil
teoritis!
5. Tuliskan Hukum yang mendasari stoikiometri!
6. Mengapa pereaksi pembatas sangat penting untuk meramalkan jumlah produk yang diperoleh
dari reaksi kimia?
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
35/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 30 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Fakultas : MIPA Pertemuan Ke : 4
Prodi : Farmasi Handout Ke : 1
Nama MK : Prak. Kimia Farmasi Dasar Jumlah Halaman : 10
Kode MK : 61322104 Mulai Berlaku : September 2015
PERCOBAAN
Asam, Basa, Buffer, dan pH
Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengamati, menghitung dan memahami hubungan antara nilai pH dengan
konsentrasi asam dan basa dengan benar.
2. Mahasiswa dapat membuat dan memahami fungsi larutan buffer dengan benar.3. Mahasiswa dapat menjelaskan efek dari penambahan asam dan basa pada pH larutan buffer
dengan benar.
Pretest
1. Jelaskan perbedaan antara asam kuat dan asam lemah, berikan contohnya masing-masing!
2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran nilai pH? Berapa range ukuran nilai pH larutan asam
dan basa?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan buffer?
Bahan Diskusi
Konsep yang harus dipahami:
Prinsip kesetimbangan kimia, hukum aksi massa, asas Le Chatelier .
Konstanta kesetimbangan air (Kw); reaksi kesetimbangan asam/basa; tetapan kesetimbangan
asam/basa.
Teori asam/basa:
o Oleh Arrhenius dalam medium berair, asam/basa melepas H+ atau OH-
o Oleh Bronsted-Lowry donor – akseptor proton (ingat asam/basa konjugat)
o Oleh Lewis donor – akseptor elektron
Perbedaan asam/basa kuat dan lemah (ingat konstanta ionisasi asam/basa).
Definisi, jenis/cara pembuatan, & fungsi larutan buffer.
Kapasitas buffer.
Menghitung pH asam/basa kuat & lemah, serta pembuatan buffer Rumus Sorensen &
Persamaan Henderson Hasselbalch.
Rumus Sorensen:
= [+]
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
36/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 31 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Persamaan Henderson Hasselbalch:
= []
[]
Asam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang mampu memberikan proton, sedangkan basa
adalah senyawa yang mampu menerima proton. Dalam kegiatan sehari-hari kita bertemu dengan
banyak zat kimia asam atau basa, dan asam dan basa memainkan peranan yang penting dalam
metabolisme kita. Banyak makanan umum yang merupakan asam. Contohnya adalah buah jeruk, selai,
jelli, kopi, sari buah apel, minuman bersoda, kol, acar, cuka, dan susu. Beberapa makanan semisal
putih telur, merupakan basa. Cairan lambung sangat bersifat asam, dan kita terkadang menggunakan
antasida (basa) untuk menyembuhkan masalah pencernaan. Susu magnesia, suatu laxatif, adalah
basa, seperti kebanyakan agen pembersih yang lain, termasuk sabun, amonia, dan larutan alkali.
Karena konsentrasi tinggi dari asam dan basa berbahaya bagi organisme hidup, alam telah
membangun mekanisme kontrol yang seksama (buffering) dari konsentrasi asam dan basa dalam
cairan tubuh semisal darah.
Asam kuat adalah senyawa yang terdisosiasi sempurna menjadi ion ketika dilarutkan di air.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa ini beraksi dengan air untuk membentuk
ion hidronium (H3O+) dan anion asam. Untuk HCl:
HCl + H2O H3O+ + Cl
Reaksi ini mengarah ke sebelah kanan, yakni, mol HCl menghasilkan mol H3O+ dan mol Cl
.
Serupa dengan itu, basa kuat terdisosiasi sempurna di air untuk membentuk ion hidroksida
(OH) dan kation basa. NaOH dan KOH adalah basa yang kuat. Di air:
NaOH Na+ + OH
Mol NaOH menghasilkan mol ion Na+ dan mol ion OH.
pH larutan asam dan basa adalah ukuran konsentrasi ion hidronium yang ada. pH didefinisikan
sebagai berikut:
pH = log [H3O+] (1)
Karena ukuran diatas menggunakan nilai logaritma, perubahan pada satu unit pH disamakan
dengan perubahan sepuluh kali lipat pada [H3O+]. Asam mempunyai nilai pH antara 0 dan 7, sedangkan
basa mempunyai nilai pH antara 7 dan 14. Suatu larutan yang memiliki pH 7 dinyatakan sebagai larutan
netral.
Untuk asam yang kuat, nilai [H3O+] adalah sama dengan konsentrasi dari asam itu sendiri.
Sebagai contoh, suatu 0,01 M pelarut HCl memiliki [H3O+] = 0,01 atau 1,0 x 10-2, dan pH-nya adalah 2.
Serupa dengan, suatu 0,001 M pelarut HCl memiliki pH 3.
Untuk basa yang kuat, konsentrasi OH adalah sama dengan basa itu. Hasil dari [OH] dan
[H3O+] selalu tetap (kw):
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
37/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 32 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
[H3O+] [OH] = 1,0 x 10-14 (2)
Jadi, [H3O+] dapat ditentukan dengan mensubsitusi [OH] pada persamaan 2. Setelah [H3O+]
ditentukan, pH larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 1. Sebagai contoh,
suatu 0,01 M larutan NaOH mempunyai [OH] 1,0 x 10-2. Menggunakan persamaan 2, [H3O+] ditemukan
menjadi 1,0 x 10-12. Maka, pH larutan basa adalah 12. (dari persamaan 1).
Asam dan basa yang lemah terurai hanya sebagian kecil dalam air. Asam asetat (CH3COOH),
unsur larutan cuka, termasuk asam lemah. Di air:
CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO
Panah ganda pada persamaan ini menunjukkan bahwa reaksi terjadi pada kedua arah. Namun
reaksi lebih cepat terjadi ke arah kiri, sebagai hasilnya hanya terdapat relatif sedikit ion H 3O+ dan
CH3COO yang ada pada larutan, dan tidak seperti asam yang kuat, suatu 0,01 M larutan asetat asam
tidak memiliki pH 2.0. Sebaliknya, pHnya lebih tinggi, yang mengindikasikan bahwa terdapat sedikit ion
H3O+.
Rasio antara mol ion (H3O+ dan CH3COO) dengan mol asam netral (CH3COOH), diberikan
dengan tanda ketetapan kesetimbangan asam, untuk asam asetat:
Ka = [H3O+] [CH3COO] = 1,8 x 10-5 (3)
[CH3COOH]
Tanda/lambang ini dapat digunakan dalam menghitung pH larutan asam asetat. Meskipun sedikit sekali
[CH3COOH] yang terurai, setiap mol [CH3COOH] yang terurai menghasilkan mol H3O+ dan mol
CH3COO. Maka, [H3O+] = [CH3COO], dan persamaan diatas dapat disusun ulang:
[H3O+]2 = [CH3COOH] x (1,8 x 10-5) (4)
Jika [CH3COOH] diketahui, kita dapat mencari nilai [H3O+], lalu menggunakan persamaan 1
untuk menentukan pHnya.
Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH. Larutan buffer mengandung
asam lemah, seperti CH3COOH, dan garam dari asam lemah, seperti Na+CH3COO. Jika sejumlah kecil
basa ditambahkan pada larutan buffer ini, reaksinya dengan asam lemah menghasilkan:
NaOH + CH3COOH Na+CH3COO + H2O
Penambahan basa dapat menetralkan, namun pH dari larutan buffer tidak berubah secara
signifikan. Jika sejumlah kecil asam ditambahkan pada larutan buffer, asam akan bereaksi dengan
Na+CH3COO (sebagai basa):
Na+CH3COO + HCl CH3COOH + NaCl
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
38/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 33 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Reaksi tersebut menghasilkan CH3COOH, namun pHnya tidak berubah secara signifikan
sebab CH3COOH hanya terurai dalam ukuran kecil. Tentu saja, jika sejumlah basa atau asam yang
ditambahkan pada buffer dalam jumlah yang cukup untuk bereaksi dengan CH3COOH atau
Na+CH3COO yang ada, pH akan berubah. Dalam kasus ini kapasitas buffer telah terlampaui.
Selama percobaan ini, Anda akan mengukur pH beberapa bahan-bahan yang umum ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, dan Anda akan mengamati hubungan antara konsentrasi dan pH untuk
asam kuat, basa kuat, dan asam lemah. Juga, Anda akan menentukan efek dari penambahan asam
dan basa pada pH larutan buffer.
Bahan dan Alat
Tabung reaksi kecil
Labu ukur 10 ml
Labu ukur 100 ml
Beberapa jenis larutan indikator pH
Akuadest
0,1 M HCl
0,1 M NaOH
0,001 M NaOH
0,1 M asam asetat
0,2 M asam asetat
0,2 M natrium asetat
Prosedur Kerja
A. Perkiraan pH larutan menggunakan larutan indikator
1. Siapkan larutan uji berikut:
i. HCl 0,1 M
ii. NaOH 0,1 M
iii. NaCl 0,9%
iv. Soda kue (NaHCO3) 1%
v. Asam cuka (CH3COOH) 25%
2. Siapkan larutan indikator pH berikut:
i. Thymol biru (1,2 – 2,8)
ii. Methyl violet (0,1 – 2,7)
iii. Cresol merah (0,2 – 1,8) / (7,0 –
8,8)
iv. Methyl orange (3,1 – 4,4)
v. Bromophenol biru (3,0 – 4,6)
vi. Methyl merah (4,4 – 6,2)
vii. Phenolphthalein (8,2 – 9,8)
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
39/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 34 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3. Masukkan 4 mL masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi kecil, tambahkan satu
tetes larutan indikator dan campur rata.
4. Perkirakan pH larutan dengan membandingkan warna larutan dengan warna grafik indikator
yang telah disediakan.
5. Uji pH masing-masing larutan uji dengan kertas pH universal.
B. Nilai pH larutan asam, basa, dan buffer
1. HCl (asam kuat)
i. Disiapkan 0,1 M HCl.
ii. Masukkan 4 mL HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi kecil. Uji pH dengan kertas pH
universal.
iii. Dilakukan pengenceran HCl 0,1 M sebanyak 10x dengan cara, dipipet 1,0 mL HCl 0,1
M, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Tambahkan akuades hingga tanda batas,
homogenkan. Tuang larutan ke dalam gelas beaker. Uji pH dengan kertas pH universal.
iv. Dilakukan pengenceran HCl 0,1 M sebanyak 100x dengan cara, dipipet 0,1 mL HCl 0,1
M, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Tambahkan akuades hingga tanda batas,
homogenkan. Tuang larutan ke dalam gelas beaker. Uji pH dengan kertas pH universal.
2. NaOH (basa kuat)
i. Disiapkan 0,1 M dan 0,001 M NaOH.
ii. Masukkan 4 mL NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi kecil. Uji pH dengan kertas pH
universal.
iii. Masukkan 4 mL NaOH 0,001 M ke dalam tabung reaksi kecil. Uji pH dengan kertas pH
universal.
3. CH3COOH (asam lemah)
i. Disiapkan 0,1 M CH3COOH.
ii. Masukkan 4 mL CH3COOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi kecil. Uji pH dengan kertas pH
universal.
iii. Dilakukan pengenceran CH3COOH 0,1 M sebanyak 100x dengan cara, dipipet 0,5 mL
CH3COOH 0,1 M, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan akuades hingga
tanda batas, homogenkan. Tuang larutan ke dalam gelas beaker. Uji pH dengan kertas
pH universal.
4. CH3COOH dan Na+CH3COO- (larutan buffer)
i. Disiapkan CH3COOH 0,2 M dan CH3COONa 0,2 M.
ii. Dipipet 10,0 mL masing-masing CH3COOH 0,2 M dan CH3COONa 0,2 M, dimasukkan
ke dalam gelas beaker. Campuran ini menghasilkan 20 ml larutan buffer mengandung
0,1 M CH3COOH dan 0,1 M Na+CH3COO-. Uji pH dengan pH meter.
iii. Siapkan 3 buah Erlenmeyer kecil, masing-masing berisi 4,0 mL larutan buffer asetat.
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
40/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 35 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
a. Ke dalam Erlenmeyer pertama, tambahkan 1,0 mL HCl 0,1 M, aduk hingga
homogen, uji pH dengan pH meter.
b. Ke dalam Erlenmeyer kedua, tambahkan 1,0 mL NaOH 0,1 M, aduk hingga
homogen, uji pH dengan pH meter.
c. Ke dalam Erlenmeyer ketiga, tambahkan 1,0 mL akuades, aduk hingga homogen,uji pH dengan pH meter.
Data Percobaan
A. Perkiraan pH larutan menggunakan larutan indikator:
LarutanThymol
biru(1,2 – 2,8)
Methylviolet (0,1 –
2,7)
Cresolmerah (0,2
– 1,8) /(7,0 – 8,8)
Methylorange (3,1
– 4,4)
Bromophenolbiru (3,0 –
4,6)
Methylmerah (4,4 –
6,2)
Phenolphthalein (8,2 –
9,8)
PerkiraanpH
pHuniversal
Sifat
HCl0,1 M
....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....2) .... ....3)
NaOH0,1 M
....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....2) .... ....3)
NaCl0,9%
....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....2) .... ....3)
NaHCO3 1%
....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....2) .... ....3)
CH3COOH25%
....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....1) ....2) .... ....3)
Keterangan:1)ditulis warna yang terbentuk dan pH-nya2)berdasarkan penggunaan 7 (tujuh) larutan indikator pH3)asam, basa, atau netral
B. Nilai pH larutan asam, basa, dan buffer
1. Penentuan pH asam kuat (HCl)
Larutan [HCl] [H3O+] pH teoritis Perkiraan pH
(Menggunakan pH universal)
HCl 0,1 M ....... ....... ....... .......
HCl pengenceran 10x ....... ....... ....... .......
HCl pengenceran 100x ....... ....... ....... .......
2. Penentuan pH basa kuat (NaOH)
Larutan [NaOH] [OH-] [H3O+] pH teoritis Perkiraan pH
(Menggunakan pH universal)
NaOH 0,1 M ....... ....... ....... ....... .......
NaOH 0,001 M ....... ....... ....... ....... .......
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
41/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 36 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3. Penentuan pH asam lemah (CH3COOH)
Larutan [CH3COOH] [H3O+] pH teoritis
Perkiraan pH
(Menggunakan pH universal)
CH3COOH 0,1 M ....... ....... ....... .......
CH3COOH pengenceran 100x ....... ....... ....... .......
4. Penentuan larutan buffer (CH3COOH dan Na+CH3COO-)
Larutan pH teoritis pH meter
Buffer asetat ....... .......
Buffer asetat + HCl ....... .......
Buffer asetat + NaOH ....... .......
Buffer asetat + H2O ....... .......
Pengolahan Data dan Perhitungan:
1. Penentuan pH asam kuat (HCl)
a. HCl 0,1 M
HCl → H+ + Cl-
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
[H3O+
] = ...pH = ˗log [H+] = ...
b. HCl pengenceran 10x
M HCl = ... (rumus pengenceran)
-perhitungan seperti di atas-
c. HCl pengenceran 100x
M HCl = ... (rumus pengenceran)
-perhitungan seperti di atas-
2. Penentuan pH basa kuat (NaOH)
a. NaOH 0,1 M
NaOH → Na+ + OH-
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
[OH-] = ...
pOH = ˗log [OH-] = ...
pH = 14 – pOH = ...
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
42/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 37 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b. NaOH 0,001 M
-perhitungan seperti di atas-
3. Penentuan pH asam lemah (CH3COOH)
a. CH3COOH 0,1 M (Ka = 1,8 x 10-5
)CH3COOH + H2O → CH3COO- + H3O+
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
=[−][+]
[]
[H3O+] = ...
pH = ˗log [H+] = ...
b. CH3COOH pengenceran 100x (Ka = 1,8 x 10-5)
M CH3COOH = ... (rumus pengenceran)
-perhitungan seperti di atas-
4. Penentuan larutan buffer (CH3COOH dan Na+CH3COO-)
a. Buffer asetat (Ka = 1,8 x 10-5)
CH3COOH + H2O → CH3COO- + H3O+
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
=[−][+]
[]
[H3O+] = ...
pH = ˗log [H+
] = ...
b. Buffer asetat + HCl 0,1 M (Ka = 1,8 x 10-5)
HCl → H+ + Cl-
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
43/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 38 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
CH3COO- + H+ → CH3COOH
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
CH3COOH + H2O → CH3COO- + H3O+
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
=[−][+]
[]
[H3O+] = ...
pH = ˗log [H+] = ...
c. Buffer asetat + NaOH 0,1 M (Ka = 1,8 x 10-5; Kb = 5,6 x 10-10)
NaOH → Na+ + OH-
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
CH3COOH + OH- → CH3COO-
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
=[][−]
[−
]
[OH-] = ...
pOH = ˗log [OH-] = ...
pH = 14 – pOH = ...
d. Buffer asetat + H2O (Ka = 1,8 x 10-5; Kb = 5,6 x 10-10)
H2O → H+ + OH-
[H+] = 1,0 x 10-7
[OH-] = 1,0 x 10-7
8/19/2019 Modul Prak Kimia Farmasi Dasar 2015
44/73
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1 Revisi: 3 Hal 39 dari 68
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
CH3COO- + H+ → CH3COOH
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
CH3COOH + H2O → CH3COO- + H3O+
Awal : .... .... ....
Reaksi : .... .... ....
Setimbang : .... .... ....
=[−][+]
[]
[H3O+] = ...
pH = ˗log [H+] = ...
Pertanyaan
Bagian A
1. Seperti yang telah anda amati, bahwa larutan indikator hanya memberikan informasi
perubahan warna dan sifat (asam/basa) larutan tersebut. Lalu bagaimana cara penentuan
harga/ nilai pH larutan dengan menggunakan larutan indikator? Dapatkah dilakukan?
Jelaskanlah!
2. Tuliskan apa yang dimaksud dengan trayek perubahan warna indikator.
3. Tuliskan kelebihan dan kekurangan pemakaian larutan indikator untuk penentuan pH senyawa!
4. Diskusikan alat atau metode lain yang dapat dilakukan untuk penentuan nilai pH larutan!
Bagian B
1. Jelaskan apa yang terjadi dengan pH larutan HCl setelah mengalami pengenceran 10 dan
100x? Tuliskan pengaruh pengenceran terhadap pH larutan!
2. Jelaskan hubungan antara nilai pH dengan konsentrasi asam maupun basa?
3. Apakah ada perbedaan pH larutan yang telah anda uji menggunakan kertas pH universal
dengan pH hasil perhitungan (secara teoritis)? Mengapa demikian, jelaskanlah!
4. Larutan asam asetat dan asam klorida yang Anda uji memiliki konsentrasi yang sama (0,1 M),
namun memiliki pH yang berbeda. Mengapa demikian, jelaskanlah!
5. Jelaskan Cara kerja larutan buffer dan bagaimana