2012 1 Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id MODUL PERKULIAHAN Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya komunikasi di kalangan profesional Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fasilkom Sistem Informasi 01 MK18013 Tim Dosen Abstract Kompetensi Modul ini menjelaskan tentang Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya komunikasi di kalangan profesional Diharapkan mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya komunikasi di kalangan profesional
148
Embed
MODUL PERKULIAHAN Komunikasi dan Etika Profesifasilkom.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/MODUL... · Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses ... dimana seorang individu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2012 1
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Komunikasi dan Etika Profesi
Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya komunikasi di kalangan profesional
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fasilkom Sistem Informasi
01 MK18013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya komunikasi di kalangan profesional
Diharapkan mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan Pengertian & Perspektif komunikasi, Proses komunikasi, Hambatan komunikasi, Pentingnya komunikasi di kalangan profesional
2012 2
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Komunikasi
Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk dapat berhubungan satu
dengan yang lain secara langsung, maka dapat dikatakan bahwa ketrampilan untuk
berkomunikasi merupakan hasil dari pembelajaran manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Sehingga hidup bermasyarakat dan bersosialisasi dengan orang lain
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita
berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, termasuk juga dalam hal saling
memberikan informasi, pendapat maupun menceritakan suatu hal. Bentuk dasar komunikasi
terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat
dimengerti kedua belah pihak, memiliki struktur teratur dan terorganisir
dengan baik. Contoh : berdiskusi dengan teman, mempresentasikan
proposal bisnis kepada klien.
Bentuk komunikasi verbal dalam organisasi adalah :
- Berbicara dan menulis
- Mendengar dan membaca
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif
bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena
itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
2012 3
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat.
3. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara
yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan
dalam berkomunikasi.
4. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan
psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
5. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara
singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih
mudah dimengerti.
6. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,
artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa
yang disampaikan.
b. Komunikasi Non Verbal
Dilakukan secara bahasa isyarat atau menggunakan gerak-gerik badan
yang menunjukkan sikap tertentu, umumnya kurang terstruktur sehingga sulit
dipelajari, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, melipat tangan,
mengangkat bahu, dsb. Bentuk komunikasi non verbal adalah :
- Bahasa isyarat
- Ekspresi wajah
- Sandi
- Simbol-simbol
- Pakaian – seragam
- Warna
- Intonasi suara
2012 4
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi non verbal juga penting diketahui terutama dalam kaitannya
dengan penyampaian perasaan dan emosi seseorang.Tujuan komunikasi non
verbal adalah :
- Memberikan informasi
- Mengatur alur percakapan
- Mengekspresikan emosi
- Memberi sifat, melengkapi, menentang atau melambangkan pesan-
pesan verbal
- Mengendalikan atau mempengaruhi seseorang
- Mempermudah tugas-tugas khusus
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah, karena wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, maka ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan
untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata
juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti
perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya
sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
2012 5
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki
atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
Komunikasi tidak hanya terbatas pada hubungan antar pribadi, namun juga diterapkan dalam
organisasi untuk menyelaraskan kepentingan dan keputusan dalam organisasi supaya dapat
mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Dalam
dunia bisnis, komunikasi non verbal dapat membantu menentukan kredibilitas, kewibawaan, dan
potensi kepemimpinan seseorang. Komunikasi dalam dunia bisnis harus dibentuk baik secara
formal maupun non formal yang diarahkan untuk kepentingan internal dan eksternal perusahaan
dengan lingkungan bisnisnya.
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli, berdasarkan pada beberapa pendekatan yaitu :
a. Komunikasi dalam organisasi
Menurut Edward Depari, komunikasi adalah penyampaian ide/gagasan,
harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang
mengandung arti, dilakukan oleh pengirim pesan ditujukan kepada penerima
pesan.
b. Manajemen
- Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah dimana seseorang
berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
- Menurut William F. Glueck, komunikasi dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
1. Interpersonal Communication
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dan pemindahan
pengertian antara dua orang atau lebih dalam kelompok kecil
manusia.
2. Organization Communications
2012 6
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Suatu pembicaraan secara sistematis yang memberikan informasi dan
memindahkan pengertian kepada orang banyak didalam organisasi
dan pribadi maupun lembaga diluar yang ada hubungannya dengan
organisasi.
c. Managing Organizational Behavior
Menurut Jhon R. Schemerhorn, komunikasi adalah sebagai proses antar
pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi
kepentingan mereka.
d. Organization Communication
Dikutip dari Sunarja dan Djoenoesih Sunarja: komunikasi bersifat persuasive
dan retorika, terdapat beberapa gambaran definisi komunikasi, yaitu :
- Charles H. Cooley
Komunikasi adalah mekanisme yang mengadakan hubungan antara manusia
dan mengembangkan semua lambang dari pikiran-pikiran bersama dengan
arti yang menyertainya dan melalui keleluasaan – space – serta menyediakan
tepat pada waktunya.
- Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu system yang berusaha menyusun prinsip- prinsip
dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan
membentuk pendapat serta sikap-sikap. Dan komunikasi adalah proses
dimana seorang individu mengoperasikan perangsang untuk mengubah tingkah
laku individu lainnya.
- Wilbur Schramm
Komunikasi diartikan sebagai kita berusaha mengadakan persamaan
(pengertian) dengan orang lain.
- Sir Geral Barry
Berkomunikasi adalah berunding bahwa dengan berkomunikasi orang
memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman, karena itu maka orang
saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan dan control sangat
diperlukan.
2012 7
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain.
1. Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communications Today, 6e, proses komunikasi
terdiri dari 6 tahap, yaitu :
a. Pengirim memiliki suatu ide atau gagasan
b. Pengirim mengubah ide menjadi pesan
c. Pengirim menyampaikan pesan
d. Penerima menerima pesan
e. Penerima menafsirkan pesan
f. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik kepada pengirim pesan
Arti penting dari komunikasi adalah sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan
pengertian yang sama, serasi dan akan menimbulkan dasar bagi tindakan dan terbentuknya
suatu kerja sama. Maka peranan komunikasi adalah :
a. Sebagai alat untuk menciptakan kesamaan dalam pengertian
b. Sebagai alat untuk menggerakkan tindakan atau reaksi pesan - komunikator
Elemen-elemen dalam komunikasi adalah :
a. Pengirim, misalnya : penulis, pembicara, pembuat pesan
b. Isi pesan
c. Media yang digunakan, misalnya : surat, memo, laporan, peta, dsb
d. Penerima pesan, misalnya : pendengar, pengamat
Motivasi untuk melakukan komunikasi adalah :
a. Memecahkan masalah
2012 8
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
b. Mengurangi ketidakpastian (konfirmasi)
c. Meningkatkan keyakinan
d. Pengawasan situasi (controlling)
e. Umpan balik (feedback)
2. Hambatan Komunikasi
Beberapa faktor penghambat dalam komunikasi adalah :
a. Masalah dalam pengembangan pesan
Kadangkala dalam proses pengembangan pesan terdapat beberapa
masalah, misalnya : keraguan mengenai isi pesan, merasa asing dengan
situasi yang ada, terjadi pertentangan emosional, terdapat kesulitan dalam
mengekspresikan ide / gagasan.
b. Masalah dalam menyampaikan pesan
Umumnya terjadi karena ada kendala fisik dalam berkomunikasi, misalnya
aliran listrik padam, soundsystem tidak bekerja dengan baik, kurangnya
sarana presentasi, pesan terlalu panjang, dsb.
c. Masalah dalam menerima pesan
Masalah yang muncul secara umum adalah : tempat duduk kurang nyaman,
9. Baumer, David, Poindexter, J.C (2002), Cyberlaw and e-commerce, McGraw-Hill, ISBN 0-07-244120-8.
10. Edi Purwono, 2002, Apa Yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis, Penerbit Andi Yogyakarta, ISBN 979-533-812-9
11. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar, Penerbit Kanisius, ISBN 979-413-199-7.
12. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People
13. Charis Zubair Achmad, 1987. Kuliah Etika. Jakarta, PT Raja Gravinda Prasada
14. Solomon Robert dkk, 1987. Etika, Jakarta, Erlangga
15. K. Bertens, 1993. Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
2012 11
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 1
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Komunikasi dan Etika Profesi
Komunikasi Interpersonal
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fasilkom Sistem Informasi
03 MK18013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Karakteristik komunikasi interpersonal, Komunikasi verbal & non verbal, Memahami konsep diri, Kemampuan mendengar, Empati dan persuasi, The Johari Window Theory
Diharapkan mahasiswa mampu menjalin komunikasi interpersonal dengan baik dan efektif.
2012 2
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
6. Pengertian dan karakteristi komunikasi
Interpersonal
Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi) merupakan bentuk komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua
belah pihak dan cenderung lebih fleksibel dan informal, serta dapat menghasilkan suatu
hubungan produktif secara terus menerus. Jenis komunikasi ini banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ada tujuh karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu
merupakan komunikasi interpersonal. Tujuh karakteristik komunikasi antar pribadi itu adalah
(Hardjana, 2007: 86-90):
1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.
2. Melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.
3. Komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi
(pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).
5. Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik.
6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
7. Melibatkan di dalamnya bidang persuasif.
Awal dari proses komunikasi adalah persepsi. Persepsi bukan sekedar rekaman atas
objek yang yang telah terstimulasikan pada otak manusia dan otak manusia itu tidak seperti
komputer yang mengolah input sebagaimana data adanya. Persepsi sangat dipengaruhi
kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya, yang semuanya
menentukan interprestasi orang pada sensasi. Sering kali kita mempersepsikan sesuatu secara
subjektif padahal belum tentu benar. Contoh : orang berambut gondrong dianggap berandal
(padahal belum tentu).
Proses psikologis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Komunikasi
Interpersonal. Hal ini terjadi karena dalam Komunikasi Interpersonal kita mencoba
menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita, diri orang lain, dan hubungan yang terjadi.
2012 3
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Upaya kita untuk memahami diri pribadi ini disebut persepsi, dimana melalui indera yang dimiliki,
kita menangkap informasi atas objek tertentu. Melalui alat pikir dan logika, kita mempresentasikan
informasi yang telah kita peroleh melalui penginderaan. Proses ini memiliki subjektivitas tinggi
dan beberapa kelemahan didalamnya.
Sifat-sifat persepsi, yaitu :
1. Pengalaman
2. Selektif
3. Penyimpulan
4. Tidak akurat
5. Evaluatif.
Sedangkan elemen-elemen dari persepsi, yaitu :
1. Sensasi/penginderaan
2. Harapan
3. Bentuk dan latar belakang
4. Perbandingan
5. Konteks.
Selanjutnya dalam upaya untuk mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita telah
membuat kita menerapkan sejumlah strategi, yaitu :
1) Impression management, dalam hal ini mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk
mengarahkan persepsi orang lain terhadap dirinya.
2) Rethorical sensitivity, mengajarkan orang untuk peka terhadap diri sendiri, peka terhadap
situasi, dan terutama peka terhadap orang lain.
3) Attributional respons, adalah cara lain dari penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita
sebagai reaksi atas tindakan orang lain.
4) Konfirmasi antarpribadi, adalah tanggapan atau reaksi atas perilaku orang lain.
Kesalahan mempersepsi sering terjadi, misal kita berceloteh, bercanda akan
menyinggung orang tetapi kadang persepsi itu ada benarnya, misal persepsi tingkah laku yang
sombong dianggap meremehkan orang.
Persepsi dan konsep diri (yang positif) merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi interpersonal. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri. Kadar
2012 4
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
keberhasilan atau kegagalan seseorang ditentukan oleh bagaimana memandang
kemampuannya sendiri.
Menurut Myers : Penghargaan diri adalah suatu perasaan yang anda peroleh pada saat
tindakan anda sesuai dengan kesan pribadi anda dan pada saat kesan khusus mengira-ngira
suatu versi yang diidealkan mengenai bagaimana anda mengharapkan diri anda sendiri.
Menurut Goss an H’Hair : Bahwa konsep diri mengacu pada bagaimana anda menilai diri
anda sendiri, seberapa besar anda berpikir bahwa diri anda berharga sebagai seseorang. Dapat
dilihat dari pernyataan tersebut bahwa penghargaan diri merupakan suatu persepsi evaluasi
public, dan konsep diri merupakan persepsi evaluasi pribadi.
Menurut Mead dan Cooley : Konsep diri merupakan suatu cerminan cara yang disajikan
orang lain sebagai tanggapan kepada kita. Konsep diri sangat dipengaruhi oleh reaksi orang lain
selama masa kecil.
Jadi dapat dikatakan bahwa pesan internal mengenai diri anda – konsep diri dan
penghargaan diri – dalam lingkup yang lebih besar dapat mengarahkan anda bagaimana untuk
merasakan diri anda dalam berhubungan dengan orang lain.
7. Konsep Diri
Suatu konsep diri yang dapat diterapkan dalam organisasi yang mengarah pada konsep diri
positif yaitu : percaya diri, memiliki kemampuan menyenangkan orang, memiliki cara mendorong
setiap orang yang diawasinya untuk berbuat inovasi dan bersedia mengakui kesalahan yang
dibuatnya.
Menurut Cathcart dan Gumpert : Kesan diri dibentuk terutama melalui komunikasi
interpersonal dan seringkali diketahui melalui interaksi dengan orang lain, sebagai contoh anak-
anak mulai meniru tingkah laku orang dewasa tanpa banyak bertanya.
Para komunikator bisnis membawa konsep diri yang relative stabil ke dalam kegiatan
presentasi bisnis, wawancara, dan bentuk lain dari komunikasi dalam organisasi, setiap orang
2012 5
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
dan pada setiap situasi merupakan suatu kesempatan yang sekurang-kurangnya sedikit
memodifikasi konsep diri.
Untuk konsep diri bersifat negative sulit untuk dimodifikasi, dan pada umumnya seseorang
yang memiliki pengalaman negative dalam memproses kesan diri cenderung menemukan
isyarat-isyarat negative dalam lingkungannya.
Jadi, konsep diri merupakan penyaring dari semua informasi yang datang kepada seorang
individu, maka semakin positif dan realistic suatu konsep diri, maka semakin responsive pegawai
dalam mencari dan menghadirkan umpan balik yang efektif.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi,
yaitu:
a. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang
mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah
secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-
sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat
yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai
dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman
dan gagasan baru.
c. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication
apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa
percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi
perlu.
d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana
kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain
itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
8. Kecakapan Komunikasi
2012 6
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu melakukan
komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu kecakapan kognitif dan kecakapan
behavioral.
1. Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai
bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam berkomunikasi.
Kecakapan kognitif meliputi:
a. Empati (empathy): kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain
tanpa meninggalkan pandangannya sendiri.
b. Perspektif social (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan
perilaku yang berkomunikasi dengan dirinya.
c. Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam komunikasi
interpersonal.
d. Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan.
e. Memonitor diri (self-monitoring): kecakapan memonitor diri sendiri untuk menjaga
ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan pengungkapan pihak yang
berkomunikasi dengannya.
2. Kecakapan Behavioral
Kecakapan behavioral merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat tindakan,
yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai tujuan, baik
personal maupun relasional. Kecakapan behavioral terdiri dari:
a. Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif menentukan tingkat
keikutsertaan dalam proses komunikasi. Kecakapan ini meliputi : 1) sikap tanggap
(responsiveness), 2). Sikap perseptif (perceptiveness), dan 3) sikap penuh perhatian
(attentiveness).
b. Manajemen interaksi (interaction management): kecakapan yang berfungsi untuk
membantu dalam mengambil tindakan-tindakan yang berguna demi tercapainya
tujuan komunikasi.
c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility) : kecakapan yang berfungsi menentukan
tindakan yang diambil demi tercapainya tujuan komunikasi.
d. Mendengarkan (listening): kecakapan yang berfungsi untuk bisa mendengarkan dan
menyelami perasaan pihak lain. Dengan kecakapan mendengarkan seseorang dapat
menjadi teman berbicara yang baik.
2012 7
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
e. Gaya sosial (social style): kecakapan yang mengarahkan pelaku komunikasi pada
perilaku yang baik dan menarik sehingga menyenangkan pihak lain.
f. Kecemasan komunikasi (communication anxiety): kecakapan yang dapat dipakai untuk
mengatasi rasa takut, cemas, malu, gugup, dst. ketika berhadapan dengan lawan
bicara.
Terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik, yaitu:
a. Percaya
b. sikap suportif
c. sikap terbuka.
9. Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
Konsep diri positif dan rasa harga diri merupakan prasyarat bagi terciptanya suatu hubungan
bisnis yang baik dan berhasil. Hubungan ini akan membantu para individu untuk berkomunikasi
dan mempengaruhi perilaku individu lainnya dalam suatu organisasi atau lingkungannya, jadi
yang perlu dikaji dan dipertimbangkan bagi seorang komunikator bisnis adalah kepuasan
hubungan interpersonal.
Menurut William Schutz: Terdapat tiga kebutuhan dasar interpersonal, yaitu :
1. Inclusion (dilibatkan)
Menurut Schutz : suatu kebutuhan untuk dilibatkan merupakan hal mendasar bagi
semua orang. Kebutuhan inklusi yang tinggi, umumnya tipe orang yang mencari
pengakuan dalam suatu organisasi sedangkan kebutuhan inklusi yang rendah,
umumnya tipe orang yang mandiri dan mampu bekerjasama dengan orang lain.
Menurut Myers: orang dengan kebutuhan inklusi yang tinggi akan melawan ketakutan
dengan memaksa orang lain untuk memberikan perhatian kepadanya, orang dengan
kebutuhan inklusi yang rendah telah meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka
tidak akan mendapatkan perhatian, tetapi itulah yang mereka inginkan.
Kebutuhan akan inklusi dari setiap orang berbeda yang didasarkan pada tingkat
kebutuhan dan persepsi mengenai siapa yang akan menanggapi kebutuhan pada
2012 8
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
tingkat yang diinginkan. Jadi setiap orang akan mencari keseimbangan dalam hal
inklusi dan kemandirian, kebutuhan ini berhubungan dengan keadaan dan berubah
setiap saat.
2. Control (pengendalian)
Kebutuhan akan pengendalian (control) berhubungan dengan suatu harapan akan
kekuasaan, perasaan seorang pemimpin dan kewenangan untuk mengubah
lingkungan. Pada umumnya jika kebutuhan control yang tinggi maka berharap menjadi
pemimpin,
Kebutuhan inklusi yang rendah dan control tinggi ada kemungkinan belajar bagaimana
memanipulasi orang lain agar memperoleh peluangnya secara tidak langsung.
Kebutuhan inklusi dan control tinggi ada kemungkinan untuk berupaya mendominasi
situasi secara langsung, dan jika kebutuhan kontrolnya rendah dengan kebutuhan
penerimaan wewenang tinggi, umumnya orang tipe ini sebagai bawahan yang setia.
3. Afeksi (kasih sayang)
Kebutuhan –kebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku hubungan dalam
suatu organisasi dan dicerminkan dalam cara orang-orang mengharapkan orang lain
untuk melibatkan, mengendalikan dan menunjukkan kasih sayang.
Afeksi merupakan kebutuhan yang penting dalam pemilihan hubungan, afeksi
diekspresikan dengan memberikan “belaian” suatu indikasi verbal dan nonverbal
mengenai perilaku yang dinilai oleh orang lain dalam suatu kelompok kerja.
Kebutuhan afeksi yang tinggi, akan ditunjukkan dengan kehangatan dan kepedulian,
seperti melakukan jabatan tangan yang erat, tepukan yang pantas pada punggung,
senyum, kontak mata yang hangat, dll, atau dengan menggunakan kata-kata yang
positif.
Sedangkan kebutuhan afeksi yang rendah, umumnya orang tersebut bersifat dingin,
tidak mudah untuk bersahabat, dan cenderung selektif dalam mengembangkan
hubungan.
2012 9
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Jadi, seorang komunikator bisnis yang baik harus peka dan selektif terhadap
kebutuhan interpersonal dalam mengatur dan mengembangkan dinamika lingkungan
kerja. Hal ini dapat digunakan untuk memodifikasi tugas kerja bawahan sehingga
menciptakan iklim kerja dan dinamika organisasi yang lebih baik.
10. Mendengarkan dalam Komunikasi
Interpersonal
Dalam realita, anda tidak mengharapkan orang lain membaca pikiran anda dan anda juga
tidak dapat mengetahui apa yang orang lain inginkan. Maka dalam menciptakan komunikasi
interpersonal yang efektif, diharapkan adanya keterbukaan dan kemauan untuk
mendengarkan dengan baik hal apa saja yang dikomunikasikan. Keterbukaan merupakan
suatu cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan bagaimana cara informasi
dibagikan.
Dengan mendengarkan, kita dapat mengetahui dan menelusuri secara detail pokok
permasalahan yang dibicarakan. Sehingga memudahkan dalam mencari penyelesaian
masalah dan memberikan feedback. Selain itu juga menunjukkan sikap perhatian (bagian
dari afeksi) terhadap lawan bicara dan informasi yang disampaikan.
11. Empati dan Persuasi
Empati adalah kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa
meninggalkan pandangannya sendiri. Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan,
kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku
penerima.
2012 10
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Everett M. Rogers & Dilip K. Bhowmik mendefinisikan emphaty sebagai kemampuan
seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain.
Menurut Sigmund Freud bahwa : “Empathy dianggap sebagai memahami orang lain yang
tidak mempunyai arti emosional bagi kita”.
Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang
lain merasakannya.”
Komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung dapat
berkomunikasi lebih efektif. Hal ini alasannya menurut Herbert W. Simons karena empat
faktor, yaitu :
1. Kesamaan mempermudah proses penyandian (decoding), yakni menerjemahkan
lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.
2. Kesamaan membantu membangun premis yang sama untuk mempermudah proses
deduktif. Dalam hal ini berarti bila kesamaan disposisional relevan dengan topik
persuasi, maka komunikan akan terpengaruh oleh komunikator.
3. Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator. Kebanyakan orang
cenderung menyukai orang-orang yang memiliki kesamaan disposisional dengan
orang tersebut tadi, Sehingga hal ini kalau dalam proses Komunikasi Interpersonal
komunikan akan tertarik pada komunikator dan komunikan tersebut cenderung
menerima gagasan-gagasan komunikator.
4. Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator.
Persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio yang berarti membujuk, mengajak atau
merayu. Persuasi bisa dilakukan secara :
1. secara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek
yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep,
2. secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan
kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati
seseorang dapat digugah.
2012 11
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat
dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan,
memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi serta memilih strategi yang tepat. Ruang
lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan, saluran/media, penerima, efek,
umpan balik, dan konteks situasional.
Pendekatan yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Menurut
Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental, yakni orang yang berbicara,
materi pembicaraan, dan orang yang mendengarkannya. Aspek yang pertama disebut
komunikator atau persuader, yang merupakan sumber komunikasi, aspek yang kedua adalah
pesan, dan aspek yang ketiga disebut komunikan atau persuadee, yaitu orang yang merupakan
penerima komunikasi.
Seorang persuader yang memiliki ethos tinggi, dicirikan oleh kesiapan, kesungguhan, ketulusan,
kepercayaan, ketenangan, keramahan, dan kesederhanaan. Jika komunikasi persuasif ingin
berhasil seorang persuader harus memiliki sikap reseptif, selektif, digestif, asimilatif, dan transitif.
Persuadee adalah orang dan atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu disampaikan
dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal maupun nonverbal.
Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri persuader sebagai akibat dari
diterimanya pesan melalui proses komunikasi. Efek yang timbul berbentuk perubahan sikap
pendapat dan tingkah laku.
12. The Jouhari Window Theory
Merupakan sebuah model yang dikenal sebagai Johari Window menggambarkan proses
memberi dan menerima umpan balik. Teori ini dikembangkan oleh Psikolog Joseph Luft dan
Harry Ingham untuk program proses kelompok mereka. Model tersebut sebagai jendela
komunikasi melalui mana Anda memberi dan menerima informasi tentang diri Anda dan orang
lain.
2012 12
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Melalui proses umpan balik, kita melihat diri kita seperti orang lain melihat kita. Melalui umpan
balik, orang lain juga belajar bagaimana kita melihat mereka. Umpan balik memberikan informasi
kepada seseorang atau kelompok baik dengan komunikasi verbal atau nonverbal. Informasi yang
Anda berikan memberitahu orang lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi Anda,
bagaimana Anda rasakan, dan apa yang Anda anggap (umpan balik dan keterbukaan diri).
The Johari Window model, terdiri dari 4 kuadran, seperti digambarkan diagram di bawah ini :
Penjelasan keempat kuadran tersebut adalah :
Quadrant 1: Open Area
What is known by the person about him/herself and is also known by others.
Berisi hal-hal yang aku tahu tentang diriku dan juga diketahui oleh orang lain. Ditandai dengan
pertukaran informasi antara diri dan orang lain dengan bebas. Pada kuadran ini terdapat tingkat
kepercayaan antar individu yang tinggi, sehingga dengan mudahnya berbagi informasi tentang
hal-hal pribadi.
2012 13
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Quadrant 2: Blind Area, or "Blind Spot"
What is unknown by the person about him/herself but which others know.
Berisi informasi yang saya tidak tahu tentang diriku sendiri, tapi diketahui oleh orang lain. Orang
lain mendapatkannya melalui komunikasi non verbal yang saya lakukan, misalnya melalui
sikap, cara saya mengatakan sesuatu hal, atau gaya di mana saya berhubungan dengan orang
lain, saya mungkin tidak tahu bahwa saya selalu berpaling dari seseorang ketika saya berbicara
atau bahwa saya selalu berdehem sebelum mengatakan sesuatu.
Quadrant 3: Hidden or Avoided Area
What the person knows about him/herself that others do not.
Berisi informasi yang saya tahu tentang diriku sendiri, tetapi orang lain tidak tahu. Saya menjaga
hal-hal yang tersembunyi dari mereka. Saya mungkin takut bahwa jika kelompok itu tahu
perasaan saya, persepsi, dan pendapat mengenai kelompok atau individu dalam kelompok,
mereka mungkin menolak, menyerang, atau menyakiti saya. Akibatnya, saya menahan
informasi ini. Sebelum mengambil risiko mengatakan sesuatu kepada orang lain, saya
harus tahu ada unsur mendukung dalam kelompok kami. Saya ingin anggota kelompok
untuk menilai saya positif ketika saya mengungkapkan perasaan, pikiran, dan reaksi.
Saya harus mengungkapkan sesuatu tentang diri saya untuk mengetahui bagaimana anggota
akan bereaksi. Di sisi lain, saya dapat menyimpan informasi tertentu untuk diriku sendiri
sehingga saya bisa memanipulasi atau mengendalikan orang lain.
Quadrant 4: Unknown Area
What is unknown by the person about him/herself and is also unknown by others.
Berisi hal-hal yang baik saya sendiri maupun orang lain tidak tahu mengenai hal-hal tentang saya.
Aku mungkin tidak pernah menyadari bahwa hal tersebut terkubur jauh di bawah permukaan di
daerah bawah sadar saya. Daerah ini diketahui merupakan dinamika intrapersonal, kenangan
masa kanak-kanak, potensi laten, dan sumber daya (kemampuan atau potensi diri) yang belum
diakui. Batas-batas internal perubahan panel tergantung pada jumlah umpan balik dicari dan
diterima. Mengetahui semua tentang diri sendiri adalah sangat tidak mungkin, dan ekstensi
tidak dikenal dalam model merupakan bagian dari diriku yang selalu akan tetap tidak diketahui.
Proses pengembangan dari kuadran yang terbuka secara vertical disebut self-disclosure
(pengungkapan diri), dimana terjadi proses “take and give” (saling memberi dan menerima) antar
individu yang saling berinteraksi/berhubungan/berkomunikasi.
2012 14
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta, Univ. Terbuka
2. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publising
Company Inc. Belmont.
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
4. Joseph A. Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books.
5. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
6. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta
7. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 1
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Praktikum Total Quality Management
Teknik Pengawasan Kualitas Secara Statistik 2-Peta Kontrol Variabel
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fasilkom Sistem Informasi
09 31082 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang pembuatan peta kontrol variabel
Mahasiswa dapat memahami dan membuat peta kontrol variabel dengan baik dan benar
2012 2
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Peta Kontrol Variabel
Sebagaimana telah dijelaskan dalam modul sebelumnya, secara umum peta kontrol bisa dibagi menjadi beberapa
jenis:
– Peta kontrol atribut: Peta kontrol atribut memerlukan penentuan apakah sebuah part cacat atau tidak atau
berapakah banyaknya cacat yang terdapat di dalam sampel. Beberapa peta kendali jenis ini adalah peta kendali
p, peta kendali c, peta kendali u, peta kendali np, dan sebagainya.
– Peta kontrol variabel. Digunakan untuk karakteristik kualitas berjenis variabel, yaitu karakteristik kualitas yang
diukur pada skala numerik. Contoh karakteristik jenis ini mencakup dimensi seperti panjang atau lebar suhu, dan
volume. Peta kontrol variabel terbagi atas dua bagian yaitu : peta kontrol rata-rata dan peta kontrol rentangan
atau range. Peta kontrol rata-rata adalah peta yang digunakan untuk mengukur gejala memusat dari suatu
proses, sedangkan peta kontrol rentangan digunakan untuk mengukur penyebarannya atau menunjukkan setiap
pengubahan dispersi proses. Untuk rata-rata variabel disebut juga peta X (X – Chart atau average chart) dan
penmyebaran atau rentangan variabel disebut juga peta R (R –Chart atau range chart). Keduanya biasanya
dianalisa secara bersamaan untuk memeriksa ketidaknormalan dalam proses.
Menurut Zulian (1996) peta kontrol variabel digunakan untuk memonitor karakteristik kualitas selama proses
transformasi berlangsung dan mendeteksi apakah proses itu sendiri mengalami perubahan sehingga mempengaruhi
kualitas. Jika pemeriksaan sampel ditemukan berada diluar batas kontrol atas atau dan batas kontrol bawah,
maka proses transformasi harus diperiksa untuk dicari penyebabnya. Alasan digunakan batas kontrol atas dan
batas kontrol bawah adalah diasumsikan tidak ada produk yang dapat diproduksi persis sama, oleh karena itu variasi
dalam suatu proses mungkin akan terjadi. Masalah yang harus diselesaikan dengan peta kontrol adalah apakah
variasi yang diamati berada pada kondisi normal atau tidak normal.
CARA MEMBUAT PETA KONTROL VARIABEL
Beberapa notasi penting untuk pembuatan peta kontrol variabel dapat diuraikan sebagai berikut:
– n :Ukuran sampel (subgrup)
– m :Jumlah sampel yang diambil
– :Rata-rata sampel ke-i sample (i = 1, 2, ..., m)
2012 3
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
– : Rata-rata total (digunakan sebagai garis tengah– center line)
– Ri : Nilai range pada sampel ke-i (Ri = xmax-xmin)
– : Rata-rata range keseluruhan
– : Rata-rata populasi
– :Standar deviasi populasi
Langkah-langkah pembuatan peta kontrol X an R adalah sebagai berikut:
1. Menentukan karakteristik proses yang akan diukur.
2. Melakukan dan mencatat hasil pengukuran.
3. Menghitung nilai X rata-rata dan R (range).
4. Menentukan batas pengendali.
a. Persamaan untuk grafik-R
Garis tengah :
b. Batas Kontrol Atas (BKA) =
c. Bataas Kontrol Bawah (BKB)=
5. Persamaan untuk grafik-X
a. Garis tengah =
b. Batas Kontrol Atas (BKA) =
c. Batas Kontrol Bawah (BKB) =
6. Pembuatan grafik.
a. Buat garis untuk nilai R dan X.
b. Buat garis untuk nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah.
c. Plot nilai R dan X pada peta-R dan peta-X dan hubungkan titik tersebut dengan garis lurus
Adapun nilai A2, D3, dan D4 diperoleh dari tabel berikut.
2012 4
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
n A2 D3 D4
2 1,88 0 3,27
3 1,02 0 2,57
4 0,73 0 2,28
5 0,58 0 2,11
6 0,48 0 2,00
7 0,42 0,08 1,92
8 0,37 0,14 1,86
9 0,34 0,18 1,82
10 0,31 0,22 1,78
11 0,29 0,26 1,74
Perhatikan contoh berikut ini.
2012 5
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
PETA KONTROL SHEWHART UNTUK PENGUKURAN INDIVIDUAL
Ada beberapa situasi yang menyebabkan ukuran sampel yang digunakan adalah n= 1 (sampel adalah unit
individual). Beberapa situasi tersebut antara lain:
1. inspeksi otomatis di mana setiap unit dimonitor
2. tingkat produksi sangat lambat
3. hasil berbeda semata-mata error pengukuran
4. pengukuran berulang terjadi pada unit yang sama
5. pada industri proses, perbedaan hasil pengukuran sangat kecil sehingga deviasi standarnya juga sangat kecil
2012 6
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
INTERPRETASI POLA PADA PETA KONTROL
Berikut adalah pola yang menunjukkan bahwa proses yang sedang ditelaah dengan menggunakan peta kendali
berada dalam kondisi tidak terkendali:
1. Satu titik jatuh di luar batas kendali 3σ;
2. Sembilan titik secara berurutan jatuh di sisi yang sama dari garis tengah (mean);
3. Enam titik secara berurutan terus menunjukkan trendnaik (atau turun);
4. Empat belas titik secara bergantian menunjukkan pola naik-turun;
5. Dua dari tiga titik jatuh di luar batas kendali 2 σ;
6. Empat dari lima titik jatuh di luar batas kendali 1σ;
7. Lima belas titik berada dalam batas kendali 1 σ; dan
8. Delapan titik secara berurutan jatuh di luar batas kendali 1σ.
LATIHAN SOAL
2012 7
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah perusahaan melakukan pengamatan terhadap daya tahan hasil produksi yang berupa bola lampu dalam
satuan jam. Untuk keperluan ini diambil 20 kelompok sampel di mana setiap sampel terdiri atas 4 buah bola lampu.
Hasil pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut.
No. Sampel Daya Tahan (x)
1 21 31 39 25
2 17 44 54 13
3 36 48 19 41
4 25 31 38 30
5 35 21 20 34
6 21 22 44 19
7 39 22 24 29
8 40 44 24 18
9 23 25 46 29
10 23 37 44 34
11 36 52 30 28
12 35 23 11 5
13 33 15 40 29
14 18 30 22 25
15 23 30 20 19
16 7 32 36 38
17 29 30 39 31
18 36 12 34 25
19 36 37 39 32
20 38 9 25 39
Tugas : Dari data tersebut diatas, tentukanlah :
1) Rata-rata dan rentang daya tahan bola lampu
2) Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk peta kontrol X dan R
3) Buatlah peta kontrol X dan peta kontrol R
Championship Card Company (CCC) memproduksi kartu yang bergambar tokoh-tokoh olahragawan. Bagian depan
kartu akan bergambar atlit tersebut dan diberi bingkai warna emas. Kondisi yang saat ini terjadi adalah dari atlit yang
gambar dari atlit tersebut tidak seringkali tidak berada ditengah dari bingkai emasya. Secara random lima buah kartu
di ambil dari 1.000 kartu yang diproduksi dan kemudian diukur untuk menentukan tingkat ketidak-“central’-an dari
gambar atlit tersebut. Pengukuran ketidak-“central’-an dari gambar atlit tersebut. menggunakan persentase dan hasil
pengukuran dari 30 kali pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut.
2012 8
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Tugas : Dari data tersebut diatas, tentukanlah :
1) Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk peta kontrol X dan R
2) Buatlah peta kontrol X dan peta kontrol R
2012 9
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson
2012 1
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Praktikum Total Quality Management
Acceptance Sampling
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fasilkom Sistem Informasi
10 31082 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau beberapa tingkat, untuk data atribut dan data variabel dengan menggunakan beberapa metode guna menentukan keputusan dalam menerima atau menolak produk yang datang, produk yang dalam proses atau produk jadi, dengan berdasarkan pada sampel yang diambil.
Mahasiswa dapat memahami rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau beberapa tingkat, untuk data atribut dan data variabel dengan menggunakan beberapa metode guna menentukan keputusan dalam menerima atau menolak produk yang datang, produk yang dalam proses atau produk jadi, dengan berdasarkan pada sampel yang diambil.
2012 2
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Rencana Penerimaan Sampel
(ACCEPTANCE SAMPLING)
Rencana Penerimaan Sampel merupakan suatu prosedur yang digunakan dalam mengambil keputusan terhadap
produk-produk yang datang atau yang sudah dihasilkan perusahaan. Rencana Penerimaan Sampel mempunyai
sejumlah keuntungan psikologis dibandingkan dengan pemeriksaan 100%. Kelelahan pemeriksaan pada pekerjaan
yang berulang-ulang dapat merupakan penghalang untuk pemeriksaan 100% yang baik. Terdapat 3 prosedur dasar
pemeriksaan dalam rencana penerimaan sampel, yaitu:
1. Mengambil sampel secara acak dan mengujinya atau mengukur dengan karakteristik kualitas tertentu.
2. Jika sampel lulus dalam tes pertama, maka seluruh barang tersebut dapat diterima
3. Jika sampel tidak lulus dalam tes pertama, maka :
Seluruh barang diperiksa secara keseluruhan, kemudian barang yang rusak akan dikembalikan atau diganti,
atau
Seluruh barang dikembalikan kepada pemasok
Rencana penerimaan sampel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rencana penerimaan sampel untuk data atribut
dan rencana penerimaan sampel untuk data variabel
Rencana penerimaan sampel untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi mengklasifikasikan produk sebagai
produk yang baik dan produk yang cacat tanpa ada pengklasifikasian tingkat kesalahan atau cacat produk tersebut
Rencana penerimaan sampel untuk data variabel, karakteristik kualitas ditunjukkan dalam setiap sampel. Oleh
karenanya, dalam rencana penerimaan sampel untuk data variabel dilakukan pula penghitungan rata-rata sampel
dan penyimpangan atau deviasi standar sampel tersebut. Apabila rata-rata sampel berada di luar jangkauan
penerimaan, maka produk tersebut akan ditolak.
MENGAPA PERLU DILAKUKAN RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)
Rencana penerimaan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alasan berikut.
Adanya pengujian yang dapat merusakkan produk
Biaya inspeksi yang sangat tinggi
100% inspeksi yang dilakukan memerlukan waktu yang lama
Pemasok memiliki kinerja yang baik tetapi beberapa tindakan pengecekan tetap harus dilaksanakan,
Adanya isu-isu mengenai tanggungjawab perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.
2012 3
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Namun demikian, rencana penerimaan sampel perlu mempertimbangkan beberapa resiko berikut ini.
Adanya risiko penerimaan produk cacat atau penolakan produk baik
Sedikitnya informasi mengenai produk
Membutuhkan perencanaan dan pendokumentasian prosedur pengambilan sampel, dan
Tidak adanya jaminan mengenaisejumlah produk tertentu yang akan memenuhi spesifikasi.
KEPUTUSAN RENCANA PENERIMAAN
Penerimaan pengambilan sampel melibatkan produsen atau pemasok suatu barang dan konsumen (pembeli).
Konsumen memerlukan penerimaan pengambilan sampel untuk membatasi resiko ditolaknya barang dengan kualitas
baik atau menerima barang dengan kualitas buruk. Sebagai akibatnya, terkadang konsumen bersama dengan
produsen melalui kontrak perjanjian menspesifikasikan parameter rencana tersebut.
Terdapat dua keputusan dalam rencana penerimaan, yaitu:
1. Keputusan kualitas dan resiko
Rencana penerimaan pengambilan sampel terdiri dari 2 tingkatan kualitas yang didasarkan pada desainnya,
yaitu sebagai beriikut :
Acceptable Quality Level (AQL) adalah tingkat kualitas yang diinginkan konsumen. AQL digunakan untuk
mencari resiko produsen (∝). Resiko produsen merupakan resiko dari pengambilan sampel yang akan gagal
untuk diperiksa kemampuan penerimaan kualitas. Resiko produusen yang biasa dipakai sebesar 5%
(peluang suatu lot yang “baik” akan ditolak oleh sampling plan).
Lot Tolerance Defective (LTPD) adalah tingkat kualitas terburuk yang dapat ditoleransi oleh konsumen. LTPD
merupakan resiko konsumen (β). Resiko konsumen yang biasa dipakai sebesar 10% (peluang suatu lot yang
“buruk” akan diterima oleh sampling plan)
Resiko produsen () dan resiko konsumen () serta AQL dan LTPD yang berkaitan digambarkan dalam grafik
yang disebut dengan Kurva Karakteristik Operasi (Operating Characteristic Curve)
Ingat:
AQL = Acceptable Quality Level; batas atas untuk penerimaan cacat dalam sebuah lot.
LQL = Limiting Quality Level = LTPD; batas bawah untuk penolakan cacat dalam sebuah lot.
= resiko produsen; persentase bahwa lot dengan cacat AQL akan ditolak.
= resiko konsumen; persentase bahwa lot dengan cacat LQL akan diterima
Kondisi yang ideal
2012 4
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Menerima semua lot 3% cacat Pa = 1.00; Menolak semua lot 3% cacat Pa = 0.00
= 0 & = 0 tidak mungkin !
Kondisi aktual
Berbagai bentuk Kurva KO: Bentuk kurva akan sangat tergatung dari persentase cacat yang sebenarnya (p),
jumlah samel yang diambil (n), jumlah cacat maksimum yang ditemukan pada saat pengambilan sampel
sebelum suatu lot ditolak (c)
Pengaruh n pada Kurva KO Pengaruh c pada Kurva KO
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
0 1 2 3 4 5 6
2012 5
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Kurva KO diperoleh dengan perhitungan berikut
9397,0
)99.0()01.0(!87!2
!89)99.0()01.0(
!88!1
!89)99.0()01.0(
!89!0
!89
)99.0()01.0()!89(!
!892
2,89,01,0
)1()!(!
!
Pr
)1()!(!
!)(
872881890
2
0
89
0
a
a
d
dd
a
c
d
dnd
a
dnd
p
p
dddpp
cnp
ppdnd
ncdpp
cdari kecil lebih akan d cacatbahwa menerima akan obabilitas
ppdnd
ndfcacat dp
Sehingga diperoleh
Bagian cacat, p Probabilitas penerimaan,
pa
0.005 0.9897
0.01 0.9397
0.02 0.7366
0.03 0.4985
0.04 0.3042
0.05 0.1721
0.06 0.0919
0.07 0.0468
2012 6
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
0.08 0.023
0.09 0.0109
Average outgoing quality control
AOQ adalah tingkat kualitas rata-rata dari suatu departemen inspeksi. Dalam hal ini, sampel yang diambil
harus dikembalikan untuk mendapatkan perbaikan bila produk tersebut rusak atau cacat. AOQ mengukur
rata-rata kualitas output dari suatu hasil produksi yang banya dengan proporsi kerusakan sebesar p. Apabila
N adalah banyaknya unit yang dihasilkan dan n sebagai unit sampel yang diinspeksi dan p adalah bagian
kesalahan atau ketidaksesuaian dan Pa merupakan probabilitas menerima produk tersebut, maka rumus
yang digunakan adalah
𝐴𝑂𝑄 = p (Pa)(N − n)
𝑁
Kurva ini mempunyai titik puncak yang disebut AOQL (Average Outgoing Quality Limit). AOQL tersebut
menunjukkan kualitas rata-rata terburuk yang akan meninggalkan bagian pengujian atau inspeksi dengan
asumsi dilakukan pengambilan untuk perbaikan tanpa memperdulikan kualitas produk yang datang. Pada titik
itulah mulai dilakukan perbaikan.
2. Rencana Pengambilan Sampel
Semua rencana pengambilan sampel dibuat untuk menetapkan resiko produsen (∝) dan resiko konsumen (β).
Keuntungan terbaik konsumen adalah menjaga jumlah rata-rata barang yang diperiksa yang disebut juga ANI
2012 7
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
(average number of item inspected) seminimum mungkin untuk menjaga biaya pemeriksaan rendah.
Perlengkapan yang sering digunakan dalam rencana pengambilan sampel ada 3 yaitu :
Rencana pengambilan sampel tunggal (single sampling plan)
Zypercom, sebuah perusahaan manufaktur membeli printer dari Procard. Procard telah menetapkan
acceptable quality level of 1% dan bersedia menerima resiko sebesar 5% untuk menolak lot yang tingkat
kecacatannya kurang dari 1%. Disatu sisi, Zypercom mempertimbangkan kualitas terburuk yang dapat
ditoleransi olehnya adalah lot dengan tingkat kecacatan 3% (tidak mau menerima lot dengan tingkat
kecacatan lebih dari 3%) dan Zypercom mengasumsikan bahwa dia memiliki resiko sebesar 10% untuk
menerima lot yang cacatnya lebih dari 3%. Tentutkan rencana pengambilan sampel untuk Zypercom.
Tentukan nilai AQL, α, LTPD, dan β. Selanjutnya bagilah LTPD dengan AQL. Tentukan c dengan memiliki
nilai dalam tabel n(AQL) yang lebih besar atau sama dengan LTPD/AQL.
Setelah mendapatkan nilai nAQL maka bagilah nilai tersebut dengan nilai AQL sehingga didapatkan angka
tertentu. Angka ini akan menjadi jumlah sampel yang harus ditarik dari suatu lot dan lot tersebut akan ditolak
jika ditemukan lebih dari c produk yang cacat
o Bagi LTPD by AQL = 0.03/0.01 = 3
o Cari dalam tabel diatas nilai LTPD/AQL yang lebih besar atau sama dengan 3 dan diperoleh nilai c
sama dengan 6
2012 8
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
o Selanjutnya, kita peroleh nAQL= 3,286 dan bagilah 3,286 dengan AQL (3,286/0,01) sehingga
diperoleh 328,6 atau dibulatkan menjadi 329
o Artinya, ambil sampel sebesar 329 unit dari suatu lot dan tolak lot tersebut jika ditemukan cacat
sebesar lebih dari 6.
Rencana pengambilan sampel ganda (double sampling plan)
Rencana pengambilan sampel bertahap ( sequential sampling plan)
LATIHAN SOAL
1. Diketahui nilai kurva OC dengan n = 60 dan c = 1
Proportion Defective (p)
n.p Probability of c or less defect (Pa)
Comments
0.01 0,6 0,878 ∝ =0,05
0.02 1,2 0,663
0.03 1,8 0,463
0.04 2,4 0,308
2012 9
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
0.05 3,0 0,199 𝛽 =0,01
0.06 3,6 0,126
0.07 4,2 0,078
0.08 4,8 0,048
0.09 5,4 0,029
0.10 6,0 0,017
Nilai AQL =
Nilai LTPD =
2. Buatlah Kurva OC untuk single sampling plan dengan n = 60, 80, 100, dan 120 dengan c = 1. Apa yang dapat
anda simpulkan.
3. Bualtlah kurva OC untuk single sampling plan dengan n = 60 dan c = 1, 2, 3 dan 4. Apa yang dapat anda
simpulkan.
4. PT. ABC akan memperbaiki inspeksi untuk rencana sampel yang tunggal. Perhitungan rata-rata batas kualitas
outgoing pada suatu rencana dengan n = 110, c = 3 dan N = 1000. Dengan menggunakan tabel dan
perhitungan manual, perkirakan probabilitas penerimaan pada nilai-nilai proporsi kerusakan dari 0,01 sampai
dengan 0,08; Perhitungan nilai AOQL pada setiap nilai p; dan plot nilai-nilai AOQ pada gambar.
5. Rancang rencana sampling yang diinginkan, jika AQL = 5 % pada alpha = 5 % dan LTPD = 5 % pada beta=10
%. Tentukan rencana sampling yang tepat !
6. Tentukan rencana sampling tunggal yg dapat memberikan jaminan bahwa resiko pembuat adalah 1 % bila lot
mengandung 5 % produk yg tdk memenuhi syarat, sedangkan resiko pembeli tidak lebih dari 10 % pada keadaan
lot 4 % yang tidak memenuhi syarat.
7. Tentukan rencana sampling tunggal yang akan memuaskan risiko produsen dari 5% dan risiko konsumen 10%
untuk batch yang tidak sesuai 1,8% dan risiko konsumen sebesar 10% untuk batch yang tidak sesuai 9%.
2012 10
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Besterfield, D. (2013). Quality Improvement. Eds 9. USA: Pearson
2012 1
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Praktikum Total Quality Management
Quality Function Deployment
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fasilkom Sistem Informasi
11 31082 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang cara membuat dan menganalisa Quality Function Deployment
Mahasiswa dapat memahami cara membuat dan menganalisa Quality Function Deployment
2012 2
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Quality Function deployment
Secara umum, Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu alat/metode yang digunakan utnuk memusatkan
perthaitan pada hal-hal yagn menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam penyusunan standar layanan.
Menurut Cohen (1995), QFD adalah sebuah metode yang dipakai untuk mengembangkan dan merencakan produk
agar tim pengembang dapat menspesifikasikan secara rinci kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Ermer (1995), QFD adalah sebuah metode perbaikan kualitas yang didasarkan pada pencarian input secara
langsung dari konsumen untuk selanjutnya dipikirkan bagaimana cara memenuhi input tersebut.; sedangkan menurutn
Daetz (1995), QFD adalah proses perencanaan sistematis yang diciptakan untuk membantu perusahaan mengatur
semua elemen yang diperlukan untuk mendefinisikan, merancang, dan membuat produk atau menyajikan service yang
dapat memenuhi konsumen. QFD digunakan untuk menangkap suara dan keinginan konsumen, kemudian
mengkonversikannya ke dalam strategi yang tepat serta produk dan proses yang dibutuhkan. Harapan-harapan dari
konsumen diterjemahkan ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang spesifik menjadi arah perencanaan strategi dan
tindakan teknik.
Dalam QFD terdapat sebuah istilah yang disebut House of Quality (Rumah Kualitas) yang merupakan bagian
dari proses QFD dengan menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk menghubungkan keinginan
pelanggan dengan bagaimana perusahaan melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Berikut ini
adalah gambar dari House of Quality.
2012 3
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. House of Quality
MANFAAT QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
Menurut Daetz (1995), QFD mempunyai beberapa manfaat berikut:
1. Rancangan produk dapat diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menjadi
lebih mudah untuk dipahami
2. Dapat menganalisa kinerja layanan perusahaan terhadap para pesaingnya dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen
3. Dapat mengurangi frekuensi perubahan suatu desain setelah diluncurkan sehingga akan mengurangi biaya untuk
memperkenalkan desain yang baru
4. Dapat mendorong adanya suatu tim kerjasama antar departemen
5. Sebagai suatu cara /dasar yang cukup baik dalam pengambilan keputusan
Menurut Besterfield (1994), manfaat penerapan QFD dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Fokus kepada konsumen
Melalui penerapan QFD, perusahaan dapat mengarahkan fokusnya kepada konsumen. Perusahaan akan
merancang suatu produk atau jasa dengan memperhitungkan keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Dalam
hal ini, kebutuhan dan keinginan konsumen diselidik oleh perusahaan. Hasil dari penyelidikan tersebut berupa
informasi-informai yang penting. Kemudian informasi-informasi tersebut akan dipilah-pilah dan akan diambil
2012 4
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
informasi-informasi yang penting dan berhubungan dengan usaha-usaha peningkatan konsumen yang dapat
dilaukan oleh perusahaan. Namun demikian, dalam proses penelitian informasi tersebut, perusahaan harus
memperhitungkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi suatu kondisi dimana permintaan konsumen terlalu berlebih, sedangkan kapasitas serta
kemampuan perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhinya.
2. Mengurangi waktu implementasi
QFD membuat proses-proses yang penting teridentifikasi dan termonitor dengan baik dari awal hingga akhir.
Hasilnya adalah pengurangan waktu proses dalam proses-proses yang terjadi, misalnya proses desain ulang
peralatan, training untuk operator serta perubahan metoda pengontrolan kualitas secara tradisional ke metode
yang baru. Dengan adanya pengurangan waktu untuk setiap proses yang terjadi, maka secara otomatis, waktu
proses secara keseluruhan akan berkurang pula
3. Meningkatkan teamwork
QFD membuat suatu perusahaan membangun saluran komunikasinya tidak hanya secara horizontal seperti yang
banyak diterapkan. Input dari QFD berasal dari seluruh elemen organisasi, mulai dari bagian marketing sampai
dengan bagian produksi. Setiap elemen melakukan komunikasi yang baik satu dengan yang lain, sehingga suatu
departemen juga dapat mengerti apa yagn dilakukan oleh depertemen lain. Hal ini akan mencegah terjadinya
salah paham terhadap interpretasi, informasi, dan opini. Kesuksesan yang dicapai adalah tanggung jawab dari
semua departemen yang ada, sehingga diperlukan adanya teamwork yang baik untuk mencapainya.
4. Menyediakan dokumentasi secara tepat
QFD menciptakan suatu database dari desain-desain dan perbaikan proses yang dilakukan. Database ini sangat
berguna dan banyak memberikan kemudahan-kemudahan yang diberikan untuk perubahan. Selain itu, database
juga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan training bagi pekerja baru. QFD juga sangat fleksibel ketia
ada informasi-inforamsi baru atau perubahan-perubahan yang diperlukan dalam matriks QFD.
HOUSE OF QUALITY
House of quality adalah proses pemahaman dari apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi konsumen
yang dirangkum ke dalam matrik perencanaan produk. Matrik ini terdapat dalam beberapa beberapa bagian yang
masing-masing bagian mengadung informasi yang saling berhubungan satu sama lain. Tiap bagian adalah hasil
pemahaman perusahaan terhadap suatu aspek proses perencanaan prosuk, jasa, atau suatu proses. Gambar house
of quality dapat dilihat di bawah ini.
2012 5
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2. House of quality (rumah kualitas).
Bagian A : Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar tentang kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Bagian B : Berisi empat jenis data, yaitu :
a. Importance to Customer (kepentingan konsumen) yang berisi tentang tingkat kepentingan tiap
kebutuhan dan manfaat bagi konsumen
b. Customer Satisfaction Performance (kinerja kepuasan konsumen) adalah bagaiaman kinerja
produk yang dikembangkan dapat memenuhi kepuasan konsumen
c. Competitive Satisfaction Performance (kinerja dari produk pesaing) adalah bagaimana kinerja
produk pesaing dalam memuaskan kepentingan pelanggan
d. Goal (Quality Plan) adalah tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan produk
Improvement ratio (pengembangan rasio), diperoleh dari rumus:
2012 6
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐺𝑜𝑎𝑙
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
Bagian C: Technical Response berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru yang akan
dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai kebutuhan dan
keinginan konsumen (matriks A)
Bagian D : Relationship berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara elemen-elemen yang
ada pada bagian persyaratan teknis (matrik C) terhadap kebutuhan konsumen (matrik A) yang
dipengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan menggunakan simbol tertentu.
Simbol yang digunakan untuk kolom relationship antara lain
= untuk hubungan dengan nilai 1
= untuk hubungan dengan nilai 3
= untuk hubungan dengan nilai 9
Bagian E : Menunjukkan korelasi antara persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan-persyaratan teknis
yang lain yang terdapat dalam matrik C. Korelasi antara kedua persyaratan teknis tersebut
ditunjukkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
√√ = positif kuat
√ = posifit
Kosong = tidak ada hubungan
X = negatif
XX = negatif kuat
Bagian F : Berisi tiga jenis data, yaitu :
a. Urutan tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis. Tingkat kepentingan persayaratan
teknis diperoleh dari jumlah perkalian antara importance to customer dengan nilai relationshio
kolom technical response
b. Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk yang dihasilkan oleh
perusahaan terhadap kinerja produk pesaing
c. Target kinerja persyaratan teknis produk baru yang dikembangkan
CONTOH QFD UNTUK PERBAIKAN PRODUK SETRIKA
2012 7
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 8
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 9
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
CONTOH QFD UNTUK BAHAN CELANA PANJANG
2012 10
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
LATIHAN SOAL
BORDERS BOOKS DAN RADIO SMOOTH FM
Anda menginginkan buku yang ternyata sulit didapatkan, dan bermutu tinggi dalam waktu 15 menit?
Borders dapat melayani Anda, bahkan jika Anda menginginkan sebuah buku yang tidak didapatkan pada
toko mana pun. Pertama-tama, seorang karyawan Borders meneliti kumpulan data digitalnya berdasarkan
2012 11
Komunikasi dan Etika Profesi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
judul yang telah diberikan izin oleh penerbit. Jika judul yang dicari tersedia, sebuah file digital mengenai
buku tersebut di-download pada dua printer dari suatu pusat server. Satu printer mencetak sampul buku
dan printer lainnya mencetak halaman-halaman. Kemudian karyawan menyatukan keduanya dalam satu
mesin penjilid buku. Kemudian mesin yang lain memotong buku sesuai dengan ukuran yang diinginkan, dan
siaplah buku Anda. Anda mendapatkan buku yang Anda inginkan sekarang, dan Borders mendapatkan
penjualan. Buku-buku yang terjual dengan cara ini juga menghindarkan biaya persediaan dan pengiriman,
juga biaya buku yang dikembalikan karena tidak terjual.
Untuk memenuhi seluruh permintaan pelanggan, Borders harus selalu memprediksi dengan tempat jumlah
permintaan bukunya setiap tahun. Data penjualan buku Borders selama 10 tahun terakhir adalah sebagai